• Tidak ada hasil yang ditemukan

Model Pembelajaran Mandiri Beton Prop

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Model Pembelajaran Mandiri Beton Prop"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Model Pembelajaran Mandiri Struktur Beton

dengan Merancang Software Baru

Perhitungan Struktur Beton Bertulang (PSBB)

Berbasis Visual Basic 6.

1. PENDAHULUAN

Keahlian dalam bidang struktur beton mensyaratkan empat mata kuliah dasar keahlian yaitu analisis struktur/mekanika rekayasa, mekanika bahan, teknologi beton, dan bahan bangunan khususnya permasalahan karakteristik baja sebagai tulangan. Sehingga untuk menguasai keahlaian bidang struktur beton peserta didik membutuhkan upaya yang lebih besar. Upaya tersebut bermuara pada peserta didik dituntut waktu belajar yang lebih panjang dan intensif atau banyak membuat/mengerjakan latihan soal dengan variasi yang banyak dan lebih komplek. Dengan demikian kemajuan penguasaan materi struktur beton sangat ditentukan oleh peserta didik dan metode

pembelajarannya.

Fakta membuktikan bahwa peserta didik sering memiliki variasi kemapuan menyerap materi yang sangat jauh berbeda. Hal tersebut menyulitkan pemberi materi (dosen) untuk menyampaikan materi sub pokok bahasan berikutnya karena penguasaan materi sebelumnya belum sepenuhnya diserap oleh peserta didik. Kalau tidak dilanjutkan pada bahasan berikutnya akan menyulitkan bagi sebagian besar peserta didik sedangkan kalau diulang materi topic bahasan tidak akan sesuai target materi perkulihan untuk satu semester. Oleh karena itu model pembelajaran mandiri yaitu peserta didik melakukan pembelajaran dengan alat bantu komputer yang dilengkapi software.

Pembelajaran mandiri dilakukan dengan dua cara yaitu belajar secara online dan belajar dengan menggunakan software baru PSBB. Pada

pembelajaran secara online peserta didik akan diberikan akses software baru PSBB melalui jaringan internet. Sedangkan pembelajaran dengan alat bantu komputer, peserta didik yang tidak memiliki akses internet akan diberi software baru PSBB untuk diinstal dalam komputer yang akan dipakai untuk belajar mandiri.

(2)

berdasarkan SNI 03 2847 2002 tentang Tata Cara Perhitungan Struktur Beton Bertulang untuk Gedung, yang kemudian akan disebut sebagai PSBB versi edukasi yaitu versi untuk kependidikan. PSBB versi edukasi ini merupakan pengembangan dari PSBB versi profesional yang sebagian besar telah diselesaikan dirancang oleh tim peneliti.

Langkah berikutnya pada tahun kedua tim peneliti akan membuat modul pembelajaran mandiri dan uji sampling penggunaan software baru PSBB versi edukasi untuk pembelajaran. Sampling akan diambil untuk mahasiswa dengan secara online maupun secara langsung.

Tahap terakhir pada tahun ketiga adalah penyempurnaan software untuk dikembangkan dengan versi berbahasa asing (inggris). Software berbahasa inggris akan didasarkan pada American Concrete Institute sebagai peraturan berton bertulang yang banyak diacu oleh negara lain termasuk Indonesia. Pada tahun ketiga ini untuk memudahkan publikasi dan paten tingkat internasional tim peneliti akan menggandeng bekerjasama dengan University of Tenneesse at Chattanooga Departement Electrical Engineering, Indiana University at

Pensylvania, Departement of Bussinness and Information System, dan Lembaga Nirlaba Komputer Teknologi.

Diharapkan dengan terselesaikan sampai tahun ketiga penelitian ini yang bertujuan 1) memudahkan dan mempercepat mahasiswa memahami dan mempraktekan struktur beton, 2) Meningkatkan kompetensi di bidang struktur beton bagi pengguna modul pembelajaran ini.

Sedangkan manfaat penelitian ini adalah bisa mempersiapkan sistem perkuliahan jarak jauh melalui rumah maya. Selain itu modul dan software ini bisa dimanfaatkan untuk pembelajaran informal bagi yang berminat untuk berprofesi sebagai perencana bidang struktur beton bertulang.

(3)

Pembuatan software PSBB versi 1 (PSBB v.1) dibatasi pada perancangan dan analisis kolom, balok, dan fondasi telapak (foot plate). Perhitungan

program tersebut berdasarkan pada SNI 03-2874-2002.

Tujuan pembuatan software ini antara lain, membantu pengguna

mempermudah dan mempercepat proses analisis atau perancangan struktur beton bertulang, mengetahui tingkat ketelitian perhitungan, memperkaya software untuk perhitungan struktur beton bertulang yang telah ada dipasaran. Dengan tujuan tersebut diharapkan software dapat memberikan alternatif program bantu baru yang lebih mudah penggunaannya serta memiliki

cangkupan yang lengkap, dapat membantu penyusun dalam perancangan serta analisis struktur beton bertulang di lapangan, dapat digunakan sebagai tolok ukur daya serap mahasiswa dalam memahami perhitungan struktur beton bertulang, dapat digunakan oleh masyarakat/pengguna untuk membantu perhitungan struktur beton bertulang dengan mudah dan cepat, mengenalkan program bantu baru yang dapat menjadi alteratif pilihan untuk hitungan struktur beton bertulang.

2. KAJIAN TEORI

Balok adalah elemen struktur yang menopang gaya lentur. Balok beton bertulang biasanya berkarakter sebagai balok bertulangan tunggal dan rangkap. Blok regangan dan tegangan beton pada teori lentur yang pada balok hamper sama dengan pada kolom yang tidak ada beban aksial. Pada kolom dengan beban aksial yang lebih besar dari 0,10 fc’Ag memiliki karakter yang berbeda dengan balok karena beban aksial harus diperhitungkan.

Kolom adalah batang vertikal dari elemen struktur yang memikul beban dari balok (E.G Nawy.,1998). Kolom berfungsi meneruskan beban dari elevasi atas ke elevasi dibawahnya hingga sampai tanah melalui fondasi. Berdasarkan bentuk dan susunan tulangan, kolom dibedakan menjadi : kolom segi empat dengan tulangan memanjang dan sengkang, kolom bulat dengan tulangan memanjang dan tulangan lateral berbentuk spiral, kolom komposit yang terdiri dari beton dan baja profil didalamnya.

Berdasarkan posisi beban, kolom dibedakan menjadi 2 yaitu kolom dengan beban sentris dan kolom dengan beban eksentris.

Kolom Pendek dengan Beban Sentris

Kapasitas beban sentris maksimum yaitu : Pn=

(

AgAst

)

0,85f 'c+Astfy Batas eksentrisitas minimal untuk kolom sengkang dalam arah tegak lurus sumbu lentur adalah 10% dari tebal kolom dan 5% untuk kolom bulat (E.G Nawy., 1998)
(4)

sengkang (pasal 12.3.(5(1)), ∅Pn=0,80

(

AgAst

)

0,85f 'c+Astfy , Kolom bulat (pasal 12.3.(5(1), ∅Pn=0,85

(

AgAst

)

0,85f 'c+Astfy

Kolom dengan Beban Eksentris

Kondisi awal keruntuhan kolom eksentris digolongkan menjadi dua yaitu : a. Keruntuhan tarik yang diawali dengan luluhnya tulangan tarik dimana Pn<Pnb , b. Keruntuhan tekan yang diawali dengan kehancuran beton dimana Pn>Pnb

Kondisi balance terjadi saat baja tulangan mengalami luluh bersamaan dengan regangan beton. Perancangan kolom eksentris diselesaikan dengan dua cara antara lain :

1. Metode Pendekatan Diagram PnMn

Diagram PnMn yaitu suatu grafik daerah batas yang menunjukkan ragam kombinasi beban aksial dan momen yang dapat ditahan oleh kolom secara aman. Analisis kolom dengan diagram PnMn diperhitungkan pada tiga kondisi yaitu :

a. Pada Kondisi Eksentrisitas Kecil

Kuat tekan rencana memiliki nilai sebesar kuat rencana maksimum.

∅Pn=∅Pn max=0,80

(

AgAst

)

0,85f 'c+Astf y

Sehingga kuat tekan kolom maksimum yaitu Pn=∅Pn max b. Pada Kondisi Momen Murni

Momen murni tercapai apabila tulangan tarik belum luluh sedangkan tulangan tekan telah luluh. Dimana ( Pn=Pu=0¿ . Keseimbangan pada kondisi momen murni yaitu :

ND1+ND2=NT ...(1) Dimana :

ND1=0,85f 'cb a , ND2=f 'sA 's, NT=fyAs

f 's=Esε's=Es0,003(cd ')

c ...(2)

Dengan mensubstitusikan persamaan (1) dan (2) akan dihasilkan persamaan pangkat dua dengan peubah tinggi sumbu netral c. Momen rencana dapat dihitung sebagai:

Mr=∅Mn

Mn=Mn1+Mn2=ND1Z1+ND2Z2 c. Pada Kondisi Balance

Persamaan yang diperoleh dari segitiga yang sebangun dengan persamaan sumbu netral pada kondisi balance ( cb ) yaitu :

cb d=

0,003 0,003+fy/Es

(5)

Pb=ND1+ND2NT

Sehingga eksentrisitas balance (eb) dapat ditulis sebagai : Pb

(

eb+d/2

)

=Mnb

Mrb=∅Pbeb

2. Metode Pendekatan Whitney

Persamaan-persamaan yang disarankan Whitney digunakan sebagai solusi alternatif dengan cara coba-coba walaupun tidak selalu konservatif khususnya apabila beban rencana terlalu dekat dengan beban balance. a. Kolom Segi Empat

Persamaan-persamaan Whitney pada kondisi keruntuhan tekan yang disarankan berdasarkan asumsi-asumsi : 1) Tulangan dipasang simetris pada satu lapis sejajar terhadap sumbu lentur penampang segi empat, 2) Tulangan tekan telah leleh, 3) Luas beton yang ditempati tulangan diabaikan, 4) Tinggi blok tegangan ekivalen dianggap sebesar 0,54d setara dengan harga a rata-rata pada kondisi balance pada penampang segi empat, 5) Keruntuhan tekan menentukan. Dalam banyak hal, metode Whitney konservatif apabila eksentrisitas sangat kecil.

Persamaan Whitney untuk hancur tekan menentukan :

Pn= A 'sfy

[

e/(dd ')

]

+0,5+

bh f 'c

(

3he/d2

)

+1,18

Persamaan Whitney untuk hancur tarik menentukan :

Pn=0,85f 'cbd

[

h−2e

2d +

(h−2e/2d)

2+2

(1−d '/d)

]

b. Kolom Bulat

Persamaan-persamaan Whitney pada kondisi keruntuhan tekan yang disarankan berdasarkan asumsi-asumsi : 1) Tranformasi kolom bulat menjadi kolom segi empat ekivalen, 2) Tebal penampang segi empat ekivalen diambil sebesar 0,8h dimana h adalah diameter kolom bulat, 3) Lebar kolom segi empat ekivalen diambil sebesar Ag/0,8h , 4) Luas total tulangan segi empat ekivalen pada dua lapis yang sejajar berjarak 2Ds/3 dalam arah lentur dimana Ds diameter tulangan terluar dari as ke as. Persamaan Whitney untuk keruntuhan tekan :

Pn=

Astfy

(

3e/Ds

)

+1,0

+ Agf 'c

[

9,6he/

(

0,8h+0,67Ds

)

2

]

+1,18

Persamaan Whitney untuk keruntuhan tarik :

Pn=0,85f 'ch2

[

(

0,85e

h −0,38

)

2

+ρgm Ds 2,5h

(

0,85e

(6)

Dimana : h = diameter penampang, Ds = diameter tulangan terluar dari as

ke as, e = eksentrisitas terhadap pusat plastis, ρg=Ast Ag

, m= fy 0,85f 'c

Kolom Langsing

Kolom langsing adalah kolom yang hancur karena tekuk sebelum mencapai batas limit kegagalan material. Besarnya k dapat dihitung dengan persamaan-persamaan dari peraturan ACI (E.G Nawy., 1998) antara lain:

1) Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan berpengaku diambil dari nilai terkecil antara persamaan berikut:

k=0,7+0,05(❑A+❑B)1,0

k=0,85+0,05min1,0

¿

(

EI/lu

)

kolom

(

EI/ln

)

balok

dimana lu adalah panjang tak

tertumpu kolom dan ln adalah bentang bersih balok.

2) Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang tertahan pada kedua ujungnya diambil sebesar :

Untuk ❑m<2 k=20−❑m

20

1+❑m Untuk ❑m2 k=0,9

1+❑m

Dimana ❑m adalah harga rata-rata dari kedua ujung batang tertekan tersebut.

3) Batas atas faktor panjang efektif untuk batang tekan tanpa pengaku yang kedua ujungnya sendi diambil sebesar :

k=2,0+0,3

a. Kelangsingan 1) Portal bergoyang

klu/r ≤22

2) Portal tidak bergoyang

klu/r ≤34−12

(

M1 M2

)

dengan34−12

(

M1

M2

)

40dan M1<M2

Dengan: r=0,03h(kolom segi empat), r=0,25D(kolombulat) b. Metode pembesaran momen

1) Portal tidak bergoyang

(7)

δns= Cm 1− Pu

1−0,75Pc 1,0

Cm=0,6+0,4M1

M2

0,4

Dengan nilai M1/M2 bernilai positif bila kolom melentur dengan kelengkungan tunggal dan bernilai negatif bila mengalami kelengkungan ganda. Untuk komponen struktur dengan beban tranversal diantara tumpuannya, Cm harus diambil sebesar 1. 2) Portal bergoyang

Komponen struktur tekan harus direncanakan menggunakan beban aksial terfaktor dan momen terfaktor yang diperbesar.

δsMs= Ms 1−

Pu

0,75

Pc

Dengan: Pc= π2EI

(

klu

)

2 , EI=

0,4EcIg 1+βd

Ec=

(

wc

)

1,50,043

f 'c,d=momen beban mati rencana momen total rencana 1

Dimana

Pu adalah beban vertikal terfaktor pada suatu tingkat dan

Pc adalah kapasitas tekan total kolom-kolom pada suatu tingkat.

Perencanaan kolom harus mempertimbangkan gaya geser yang bekerja antara lain:

a. Komponen struktur yang menerima beban aksial tekan :

Vc=

(

1+ Nu 14Ag

)

(

f 'c 6

)

bwd

b. Kuat geser boleh dihitung dengan perhitungan yang lebih rinci yaitu:

Vc=

[

f 'c+120ρwVud Mu

]

bwd 7

Dengan nilai Mm menggantikan nilai Mu dan Nilai Vud

Mu boleh diambil lebih daripada 1,0 dengan :

Mm=MuNu(4hd) 8

(8)

Vc=0,3

f 'cbwd

1+0,3Nu Ag

Visual Basic

Visual Basic adalah program komputer untuk membuat aplikasi berbasis microsoft windows secara cepat dan mudah.

Kemampuan Visual Basic

Kemampuan Visual Basic 6.0 antara lain : mampu untuk digunakan membuat aplikasi data base, teknologi Active X berfungsi untuk membuat aplikasi seperti microsoft word prosessor, microsoft excel spread sheet, dan aplikasi windows lainnya, mampu digunakan untuk membuat aplikasi berbasis internet yang mampu mengintregasi dokumen, mampu digunakan untuk membuat kompilasi aplikasi menjadi file .exe, Visual basic berorientasi pada obyek-obyek yang dipisah-pisah (bersifat modular) sehingga letak kode program dapat tersebar dalam modul yang terpisah.

Pemrograman object oriented programing (OOP) bersifat abstrak yang artinya pengguna tidak perlu mengetahui kerumitan sebuah obyek.

5. Metode Pelaksanaan atau Pendekatan Teoritik.

Peta Jalan Penelitian.

Berdasarkan data di Jurusan PTSP FT UNY, pembelajaran bidang studi struktur beton bertulang (1 dan 2), nilai rerata IP kelas setiap semester hampir selalu di bawah 2,5.

Membuat software pembelajaran struktur beton oeh tim penyusun dengan mengembangkan software PSBB versi Profesional (versi 01).(tahun 1)

Membuat modul pembelajaran dan sampling kepada sedikitnya 20 peserta didik untuk belajar struktur beton secara online atau secara langsung dengan

6. Organisasi Pengusul

Ketua : Dr. Ahmad Jaedun

Anggota/Wakil Ketua: Ir. Joko Sumiyanto, MT (tahun 1,2,3)

Anngota Tahun 1: Drs. Sudiyono, MSc (tahun 1)

Tri Pambudi (Mahasiswa Jurusan Tekni Sipil UNY) Anggota Tahun 2: Nurhidayat Sisworaharjo, PhD (Professor di

Univerity of Tennessee at Chattanoga)

Galih Nur (Mahaiswa Jurusan Teknik Sipil UNY) Anggota Tahun 3: Dr. Ahmad Syamil, PhD (Profesor di Arkansas State

(9)

3. PEMROGRAMAN

Membuat program dan sub program

Pembuatan tampilan utama (menubar), langkah-langkah pembuatan tampilan utama program pada Visual Basic 6.0 antara lain :

a.

b. Buka aplikasi Visual Basic 6.0

c. Membuat MDI form untuk membuat tampilan utama program.

d. Membuat menu dan sub menu dengan bantuan menu editor.

e. mengisikan kode pemrograman pada tampilan utama.

3.1.1 Pembuatan sub program

Langkah pembuatan sub program antara lain : a. Mendesign tampilan sub program

b. Menanamkan kontrol-kontrol yang diperlukan antara lain: label, textbox, frame, option button dan command button

3.2 Mengisikan kode pemrograman

Kode pemrograman disusun berdasarkan flowchart.

3.3 Membuat database

Database merupakan kumpulan data yang disusun dalam urutan tertentu. Langkah pembuatan database antara lain :

a. Membuat database pada Microsoft Acces b. Menentukan lokasi penyimpanan database c. Membuat tabel

3.4 Membuat Modul

Langkah membuat modul antara lain :

a. Menambahkan objek modul ke dalam program, b. Mengaktifkan ADO (Active X Data Object) c. Mengisikan kode pemrogram

3.5 Membuat desain laporan perhitungan

Langkah-langkah dalam membuat desain laporan antara lain : a. Menambah Data Environment dan Data Report

b. Memilih database yang akan digunakan sebagai sumber c. Memilih tabel-tabel yang akan diperlukan

d. Memilih objek-objek yang akan ditampilkan dalam isi laporan.

3.6 Membuat file setup

Langkah-langkah dalam membuat file setup antara lain :

a. Membuka aplikasi package and development wizard

b. Memilih file program yang akan dibuat file setup

c. Menentukan folder penyimpanan file setup

d. Mengisi judul instalasi

(10)

4. PEMBAHASAN 4.1 Validasi program

Hasil hitungan program dibandingkan dengan hasil hitungan manual. Sebagai contoh analisis kolom dengan diagram Pn-Mn

Contoh soal :

Analisis kolom persegi dengan lu = 5m, Pu = 410 kN Md = 120 kNm, Mu = 168,1kNm, Vu = 169 kN , f’c 35MPa, fy 400 MPa, fys = 400 MPa, wc = 1600 kg/m3, , A = 1,71 dan B = 1,82 dengan b = 350 mm dan h = 500 mm , As = A’s = 3 D 29, diameter sengkang menggunakan D10 – 250mm, selimut beton = 40 mm

Jawab :

 Hitung kelangsingan - Hitung k

m=0,5(❑A+❑B)=1,765<2 k=20−❑m

20

1+❑m=1,516

r = 0,25.D = 0,25. 700 = 175 mm

- Pertimbangan kelangsingan : klu/r ≤22

50,53622 tergolong kolom langsing 50,536<100 , analisis orde pertama - Menentukan faktor pembesaran momen :

Ec=

(

wc

)

1,50,043

f 'c=16281,05 Ig=(1/12)b h3=¿3,65. 109

d=MD

Mu

=0,7141

maka ❑d=0,714 EI=0,4EcIg

1+βd

=13853,63kN m2

Pc=π 2

EI

(

klu

)

2=2377,039kN δsMs= 168,1

1− 410

0,75.2377,039

=218,31kNm

 Cek kolom pada eksentrisitas kecil Pnmax=0,8.

[

0,85. f

'

(11)

Pnmax=Pnmax

=5338,281kN  Cek kolom terhadap momen murni

fs '

=Es.s '

=(200000.0,003(c−64,5))⁄ c=(600(c−64,5))⁄ c keseimbangan pada momen murni dimana tulangantekan telahluluh

Sehingga masing-masing gaya :

ND1=0,85.f'c.❑1. c . b=654,994kN

ND2=

(

fs '

−0,85.f 'c

)

A 's=137,227kN NT=fy.As=792,22kN

Selisih kecil sebesar 4,145 . 10-11 dapat diabaikan

Mn1=ND1. Z1=264,65kNm , Mn2=ND2. Z2=50,91kNm Mn=Mn1+Mn2=315,56kNm

MR=∅.315,56=205,114kNm

 Pada keadaan seimbang

cb= 600.d 600+fy

=261,3mm

's=0,003(cbd '

)

cb =0,00225

y=fy

Es

=0,002

's>❑y, maka fs'=fy ND1=0,85.f

'

c.❑1. c . b=2215,497kN ND2=

(

fs'−0,85.f'c

)

A's=733,30kN NT=fy.As=792,222kN

Nilai eb ΣM terhadap NT = 0 Pb=ND1+ND2NT=2156,58kN Pb

(

eb+190,5

)

=ND1. Z1+ND2. Z2 eb=278,76mm

Dalam keadaan seimbang :

∅Pb=1401,774kN

(12)

0 100 200 300 400 500 0

1000 2000 3000 4000 5000 6000

diagram Pn-Mn plot beban

Kolom mengalami gagal tarik dan kolom aman dalam menahan kombinasi beban dan momen yang bekerja

 Cek jarak sengkang - Hitung Vc

Karena Mu 0 maka,

Mm=MuNu (4hd)

8 =138124823,5N

Vc=

[

f 'c+120ρwVud Mu

]

bwd

7 =146914,082N

Vc=0,3

f 'cbwd

1+0,3Nu

Ag =35021,039N Vc=146914,082N ≤353021,039N

Vc=146914,082N

- Kebutuhan tulangan geser

Vu0,5∅Vc

169.10355092,78

∅Vc=110185,56N

Vu>∅Vc, maka Vs=Vu

Vc=78419,25 Vs≤

2

3

f 'cbwd

78419,25601172,307,OK - Hitung spasi sengkang

Vs1

3

f 'cbwd
(13)

Av=Vss fyd

atau s= Avfyd Vs Av=(π/4).2.10

2

=157mm2

s=Avfyd Vs

=157.400 .435,5

78419,25 =348,76mm

maka digunakan spasi D10−217,75mm

[image:13.595.132.504.130.620.2]

spasi tulangan sengkang yang terpasang D10-250 tidak aman apabila contoh soal diatas dihitung dengan program,

Gambar 4.1 Subprogram analisis kolom segiempat Tabel 4.1 Validasi subprogram analisis kolom segiempat

Jenis Manual* Program Selisih

Pn max 5.338,281 kN 5.338,281 kN 0,0 Pb 1.401,774 kN 1.401,774 kN 0,0

Mb 390,754 kN 390,754 kN 0,0

Mr 205,114 kNm 205,114 kNm 0,0

Pu 410,00 kN 410,00 kN 0,0

Mu 218,305 kNm 218,305 kNm 0,0 Sengkang D10 – 217,75 D10 – 217,75 0,0

4.2 Pembahasan

Program struktur beton bertulang (PSBB v.1) memiliki 5 menu bar yang terdapat dalam form utama yaitu :

a. Menu bar kolom

Menu bar kolom terdiri dari analisis dan perancangan kolom sentris , analisis dan perancangan kolom eksentris. Program struktur beton bertulang versi 1 (PSBB v.1) dibatasi pada perhitungan kolom portal bergoyang, analisis kolom eksentris dengan diagram Pn-Mn hanya untuk kolom bujur sangkar atau persegi panjang.

[image:13.595.146.488.244.465.2]
(14)

Menu bar balok terdiri dari analisis dan perancangan untuk balok tulangan tunggal dan balok tulangan rangkap. Program struktur beton bertulang (PSBB v.1) dibatasi pada perhitungan balok tulangan tunggal dan balok tulangan rangkap.

c. Menu bar fondasi

Menu bar fondasi terdiri dari perancangan fondasi footplate bujur sangkar dan fondasi footplate persegi panjang. Dasar perancangan fondasi footplate bujur sangkar dan persegi panjang mengabaikan momen guling yang bekerja.

d. Menu bar laporan

Menu bar laporan terdiri dari laporan hasil perhitungan program. Laporan ditampilkan dalam tabel dan dapat di print secara langsung melalui program.

e. Menu bar bantuan

Menu bar bantuan terdiri dari daftar dimensi tulangan, mutu baja tulangan, daftar tegangan ijin tanah maksimum, dan panduan pokok

Hasil perhitungan seluruh subprogram dibandingkan dengan hitungan manual pada lampiran memiliki selisih sebesar 0,0 % dengan ketelitian 2 angka dibelakang koma, sehingga hasil perhitungan PSBB v.1 dapat dinyatakan akurat. Kelebihan menggunakan PSBB v.1 antara lain :

a. PSBB v.1 dilengkapi dengan menubar, sehingga pengguna dapat dengan mudah mengoperasikan program,

b. Hasil perhitungan dapat disimpan dan diprint melalui program, c. PSBB v.1 telah dibuat setup untuk instalasi aplikasi.

5. PENUTUP 5.1. Simpulan

Simpulan antara lain:

1. Selisih perhitungan program dengan perhitungan manual sebesar 0,0%, sehingga program memiliki ketelitian yang akurat dan dapat digunakan untuk perhitungan struktur beton.

5.2. Keterbatasan Program

Keterbatasan program antara lain :

a. PSBB v.1 hanya untuk perencanaan atau analisis struktur beton bertulang pada : balok, kolom, dan fondasi telapak setempat,

b. Cara penghapusan database masih manual yaitu dengan cara menghapus melalui database pada :/C/Program Files/Project1/beton.mdb.

5.3. Saran

(15)

Gambar

Gambar 4.1 Subprogram analisis kolom segiempat

Referensi

Dokumen terkait

Pertama, Evaluasi terhadap perencanaan audit mutu internal yang memperlihatkan kesesuaian dengan kriteria standar.. adalah a) memperhatikan lakukan pelanggan, b) mengetahui

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu memberi kontribusi bagi perusahaan yaitu Rumah Sakit Advent Bandar Lampung, dalam melihat sejauh mana WOM mempengaruhi seseorang

1) Pendahuluan, tahap ini guru melakukan apersepsi serta menjelaskan tentang model pembelajaran yang digunakan siswa. 2) Mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke

Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Spasial Kejadian Demam Berdarah Dengue Berdasarkan Kepadatan Penduduk dan Angka Bebas Jentik di

Sejalan dengan perlambatan total kredit yang disalurkan oleh industri perbankan pada triwulan laporan, pertumbuhan penyaluran kredit produktif kepada sektor korporasi juga

3.3 Mengenal teks buku harian tentang kegiatan anggota keluarga dan dokumen milik keluarga dengan bantuan guru atau teman dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis yang dapat

Tuj uan dalam penelit ian ini adalah unt uk mendapat kan bukt i empiris mengenai pengaruh dari st rukt ur audit , konf lik peran, ket idakj elasan peran, pemahaman good

Itulah keempat orang yang dipanggil Allah untuk menceritakan hidupa dan karya Juruselamat kita. Lalu, bagaimana gambaran Juruselamat dilukiskan oleh keempat