/t
hidup
kekeluargaan,untuk
mem-persatukan pengajaran pengetahuan dengan pengajaran budipekerti yang
sudah
tidak
asinglagi
bagi budayabangsa
kita.
Sistem
pondok
inidulunya bernama "asrama" kemudian
di
jaman Islam
berubah menjadi "pondok pesantren".Pengajaran pengetahuan adaJah
sebagian
dari
pendidikan,
yangterutama dipergunakan
untuk
men-didik fikiran;
ini
diperlukan tidak hanya untuk memajukan kecerdasan batin, namun juga untuk melancarkanhidup
pada
umumnya. Pendidikanfikiran
ini
sebaiknya dibangunse-tinggi-tingginya,
sedalam-dalamnyadan selebarlebarnya, agar anak-anak
kelak
dapat
membangun perike,hidupan
lahir
dan batin
dengansebaik-baiknya.
Di
sampingitu
pen-didikan jasmani juga penting untuk
kesehatan
diri dan
mendapat keturunan yang kuat.Ki Hadjar Dewantara menetapkan
7 asas Taman Siswa pada tahun 1.922
dengan butir pertama yang berbunyi:
"...Sang
anak harus
tumbuh menurut kodrat [natuurlijkegroel
itulah perlu
sekaliuntuk
segala kemajuan(evolutie)
dan
harusdimerdekakan
seluas-luasnya.Pendidikan
yang
beralaskan paksaan-hukuman-ketertibanISTORIA Volume II Nomor 1 Se 2011
(regeringtucht en ordeJ kita anggap memperkosa hidup kebatinan sang
anak Yang kita pakai sebagai alat
pendidikan
yaitu
pemeliharaandengan sebesar perhatian untuk
mendapat tumbuhnya hidup anak,
lahir dan batin menurut kodratnya
sendiri. Itulah yang
kita
namakan Among Methode."Selanjutnya
butir
ke 2 ber-bunyi "... pelajaran berarti mendidikanak-anak
akan
menjadi manusia yangmerdeka batinnya, merdeka
fikiran-nya dan
merdeka tenaganya.', [KiProyo Dwiarso, 2008]. Dari kutipan
tersebut dapat dimaknai bahwa Ki
Hadjar
Dewantara
meng-anggapbahwa pendidikan
yang ideal
bagianak
adalah
pendidikan
yang membebaskan, tanpa paksaan, yangmembawa anak agar memiliki jiwa merdeka. Pendidikan ideal tersebut
dapat dicapai dengan menggunakan sistem among.
D.
Konsep Pendidikan Taman SiswaTaman
Siswa
adalah
badanperjuangan kebudayaan
dan
pem-bangunan masyarakat
yang
meng-gunakan pendidikan dalam
arti
luasuntuk
mencapai cita-citanya. BagiTaman Siswa, pendidikan bukanlah tujuan tetapi media untuk mencapai tujuan perjuangan, yaitu mewujudkan
manusia Indonesia Yang merdeka
lahir dan batinnya. Merdeka lahiriah
artinya
tidak
dijajah
secara fisik,ekonomi,
politik,
dsb;
sedangkanmerdeka secara batiniah
adalah mampu mengendalikan keadaan.Tamah
Siswa anti
intelek-tualisme;
artinya
siapaPun
tidakboleh hanya
mengagungkankecerdasan
dengan
mengabaikanfaktor-fa]<tor lainnya. Taman Siswa
mengajarkan
azas
keseimbangan(balancing), yaitu
antaraintelektualitas
di
satu
sisi
danpersonalitas
di sisi
Yang
lain.Maksudnya agar setiap anak didik itu
berkembang kecerdasan
dan kepribadiannya secara seimbang.Konsep
yang
dikenal
dalam pembelajaran di Taman Siswa dikenalsebagai Among Methode atau sistem
Among.
Among
berarti
menjaga, membina, dan mendidik anak dengankasih
sayang. Guruatau
dosen di Taman Siswa disebut pamong Yangbertugas mendidik dan mengajar anak
sepanjang
waktu.
Sistem
amongmengharamkan
hukuman
disiPlin dengan paksaan/kekerasan karena ituakan menghilangkan
jiwa
merdekaanak.
ISTORIA Volume II Nomor 1 S mber 2011
Ciri khas dari pendidikan Taman
Siswa adalah
Pancadarma, YaituKodrat Alam
fmemperhatikansunatullah), Kebudayaan
[menerap-kan
teori
TrikonJ,
Kemerdekaan[memperhatikan potensi
dan
minatmaing-masing
individu
dan kelompokJ, Kebangsaan [berorientasipada
keutuhan bangsa
denganberbagai
ragam
suku],
dan Kemanusiaan (menjunlung harkat danmartabat setiap orang].
Pendidikan
Taman
Siswabertuiuan
membangunanak
didik menjadi manusia yang beriman dan bertalaara kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin,luhur
akal budinya, cerdas dan berketerampilan,serta
sehat jasmanidan
rohaninYauntuk
menjadi anggota masyarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa, tanah air,serta
manusia
pada
umumnya.Meskipun dengan susunan kalimat
yang
berbeda
namun
tujuan pendidikan Taman Siswaini
sejalandengan tuiuan pendidikan nasional.
Jika
di
Barat ada "Teori Domein"yang
diciptakanoleh
Benjamin S.yang
terdiri
dari ngerti [mengetahuiJ,ngrasa
fmemahami]
dan
nglakoni(melakukanl. Maknanya ialah, tujuan
belajar
itu
pada
dasarnya ialahmeningkatkan
pengetahuan anakdidik tentang apa yang dipelajarinya, mengasah rasa untuk meningkatkan
pemahaman
tentang
apa
yangdiketahuinya,
serta
meningkatkankemampuan untuk melaksanakan apa
yang dipelajarinya.
Pendidikan
Taman
Siswa
di-laksanakan berdasar Sistem Among,yaitu
suatu sistem pendidikan yangberjiwa
kekeluargaandan
bersen-dikan kodrat alam dan kemerdekaan.
Dalam
sistem
ini
setiap
pendidikharus meluangkan waktu sebanyak 24 jam seliap harinya untuk memberikan
pelayanan
kepada
anak
didiksebagaimana
orang
tua
yangmemberikan pelayanan
kepada anaknya.Sistem Among
tersebut berdasarkan cara berlakunya disebutSistem fufwu
ri
Handayani. Dalam sistem ini orientasi pendidikan adalahpada anak
didib
yang
dalamterminologi
baru
disebut
studentcentered.
Di
dalam sistem
ini pelaksanaan pendidikanlebih
dida-sarkan pada minat dan potensi apa
ISTORIA Volume VIII Nomor 1 Se r 201.1
yang perlu dikembangkan pada anak
didib
bukan pada
minat
dankemampuan apa yang
dimiliki
olehpendidik. Apabila minat anak didik
ternyata akan
ke
luar
"rel"
ataupengembangan potensi anak didik di
jalan
yang salah maka
pendidikberhak untuk meluruskannya.
Untuk
mencapai
tujuan pendidikannya, Taman Siswamenye-langgarakan kerja sama yang selaras
antartiga pusat
pendidikan
yaituIingkungan keluarga,
lingkunganperguruan,
dan
lingkunganmasya-rakat.
Pusat pendidikanyang
satudengan yang
lain
hendaknya salingberkoordinasi
dan
saling
mengisikekurangan
yang ada.
Penerapansistem pendidikan seperti
ini
yangdinamakan Sistem Trisentra
Pendi-dikan atau
Sistem
TripusatPendidikan.
Konsepsi
dasar Taman
Siswauntuk
mencapai cita-citanya adalahKebu-dayaan, Kebangsaan,
pendi-dikan, Sistem Kemasyarakatan, dan
Sistem Ekonomi Kerakyatan. Intinya
ialah,
bangsa
ini
tidak
boleh kehilangan jati diri, menjaga keutuhandalam
berbangsa,
menjalankan pendidikan yang baik untuk mencapaikemajuan,
terjadinya
harmonisasi---//'
sosialdi
dalam bermasyarakat, sertamenghindari lerjadinya keseniangan
ekonomi
Yang
terlalu
taiam antarwarga negara'Dalam kebudaYaan, Taman Siswa
mengembangkan "KonseP Trikon"
yang
terdiri dari
kontinuitas, konvergensitas,dan
konsentrisitas'Maksudnya, hendaknYa
kita
inimampu
melestarikanbtdaYa
adhiIuhung para pendahulu dengan tetap
memberikan
ruang
kePada budaYa mancauntuk
saling
berkolaborasi'Meski
demikian dalam
kolaborasiantara budaya
kita
dengan budaYa mancatersebut
hendaknYameng-hasilkan budaYa
baru
Yang lebihbermakna.
Kebudayaan Taman Siswa juga mengembangkan "KonseP Trisakti
Jiwa" yang terdiri dari cipta, rasa, dan
karsa.
Adapun
maksudnYa adalah,untuk
melaksanakan segala sesuatumaka harus ada
kombinasi Yangsinergis antara hasil oiah pikir, hasil
olah rasa, serta motivasi yang kuat di
dalam dirinYa. Kalau
untuk
melak-sanakan segala sesuatuitu
hanyamengandalkan saiah satu diantaranya
saja maka
kemungkinannYa akantidak berhasil.
ISTORIA Volume II Nomor 1
20TI
KebudaYaan
Taman
Siswamengembangkan "KonseP TrihaYu" yang
terdiri
dari
memaYu haYuningsarira, memayu haYuning bangsa, dan memayu hayunin bawana. MaksudnYa
adalah, apa Pun Yang diPerbuat oleh
seseorang
itu
hendaknYa daPatbermanfaat
bagi
dirinYa
sendiri,bermanfaat
bagi
bangsanYa danbermanfaat
bagi
manusiadi
duniapada
umumnYa.Kalau
Perbuatanseseorang
hanYa
menguntungkandirinya saia maka akan terjadi sesuatu yang sangat indivi dualistik.
Untuk
menjadi
PemimPin
di tingkat mana Pun kebudaYaan TamanSiswa mengajarkan "KonseP Trilogi
Kepemimpinan" yang
terdiri
dari ingngarsa
sung
tuladha,
ing
madYamangun karsa,
serta
tut
wurihandayani. Maksudnya adalah, ketika
berada
di
dePan
harus
mampu menjadi teladan [contoh baik], ketikaberada
di
tengah-tengah harusmampu membangun semangat, serta
ketika
berada
di
belakang harusmampu
mendorong
orang-orangdan/atau
pihak-Pihak
Yang
di-pimpinnya.Prinsip dasar Yang dikelola dalam
pendidikan
Taman Siswa
Yangmenjadi pedoman bagi seorang guru adalah:
1)
Ing
Ngarso Sung Tulodo (didepan kita/guru
memberi contoh kepada muridJ2) Ing
Madya Mangun Karso (di tengah-tengah murid kita/gurumembangun
prakarsa
dan bekerja sama dengan mereka]3)
Tut Wuri Handayani [dan daribelakang
kita/guru
memberidaya-semangat
dan
dorongan bagi muridl.Ketiga
prinsip
ini
digabungmenjadi
satu
rangkaian/ungkapanutuh;
Ing
Ngarso Sung Tulodo, IngMadya Mangun Karso,
Tut
Wuri Handayani,yang
sampai sekarang masih tetap dipakai sebagai panduandan pedoman dalam dunia pendidikan
di Indonesia.
E.
Nilai
Humanis-Religius dalam Pendidikan Taman SiswaPendidikan adalah media kultural untuk membentuk "manusia". Kaitan
antara
pendidikan
dan
manusiasangat
erat
sekali,
tidak
bisa dipisahkan. Pendidikan adalah sebuah proses "humanisasi",yaitu
sebagaimedia
dan
proses
pembimbinganmanusia
muda
menjadi
dewasa,ISTORIA Volume Il Nomor l- r 2011
menjadi
lebih
manusiawi[,,huma_
nior"J.
Jalanyang
ditempuh tentumenggunakan
massifikasi
jalurkultural.
Dalamhal
ini
seharusnyatidak
boleh ada model ,,kapitalisasipendidikan"
atau
"politisasi pendi_dikan".
Karena, pendidikan secaramurni
berupaya membentuk insanakademis
yang
berwawasan danberkepribadian kemanusiaan.
Pendidikan
Taman Siswa
me_miliki
karakteristik berbeda denganpendidikan secara umum. Jika dilihat
dari
konsep pendidikannya, TamanSiswa
dapat
dikategorikan sebagaipendidikan yang humanis dan cukup
religius.
Sejalan dengan
proses humanisasi dalam pendidikan, dilihatdari
ciri
khas
pendidikan Taman Siswa yaitu Pancadarma, yang terdiridari
Kodrat
Alam
[memperhatikan sunatullah), Kebudayaan fmenerap_kan
teori
Trikon),
Kemerdekaan[memperhatikan potensi dan minat
maing-masing
individu
dankelompokJ, Kebangsaan [berorientasi
pada
keutuhan bangsa
denganberbagai
ragam
sukul,
dan Kemanusiaan [menjunjung harkat danmartabat setiap orangJ, pendidikan
Taman
Siswadapat
dikategorikanDilihat dari tujuannya, pendidikan
Taman Siswa bertujuan membangun
anak
didik
menjadi manusia yangberiman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin,
luhur akal
budinya,
cerdas
danberketerampilan, serta sehat jasmani dan rohaninya untuk menjadi anggota
masyarakat
yang
mandiri
dan bertanggung jawab atas kesejahteraanbangsa, tanah air, serta manusia pada
umumnya.
Meskipun dengan susunan kalimat
yang
berbeda
namun
tujuan pendidikan Taman Siswaini
sejalandengan tujuan pendidikan nasional.
Dari tujuan
tersebut
dapat disimpulkan pula bahwa Taman Siswamerupakan lembaga pendidikan yang juga mempunyai sisi religiusitas.
Di samping itu sistem among yang
dikembangkan dalam Taman Siswa
juga
mengedepankan
prinsippendidikan
yang
berjiwa
keke-luargaan
dan
bersendikan kodratalam dan kemerdekaan. Dalam sistem
ini setiap pendidik meluangkan waktu
sebanyak 24 jam setiap harinya untuk memberikan pelayanan kepada anak
didik
sebagaimana orangtua
yangmemberikan
pelayanan
kepada anaknya.ISTORIA Volume II Nomor 1 20tL
Hal lain
yang menunjukkan sisireligiusitas dalam Taman Siswa, Ki Hadjar dalam pidato pemberian gelar
Doktor Honoris Causa oleh
Univer-sitas
Gadjah
Mada
(Ki
HadjarDewantara,
L964)
menyatakanbahwa:
"...
Pendidikantidak
bisa
dilepastanpa
pendampingan kebudayaanyang terkandung dalam ketuhanan
YME.
Sebab
jika
pendidikandiajarkan
tanpa
pemahamantentang
ketuhanan
yME
maka intelektualitas manusia akan naiktetapi
nafsu
juga akan
muncul. Sehingga kehidupan nampak majutetapi
semakin
jauh dari
nilai kemanusiaan.Hal
ini
terjadi
jikamanusia melupakan Tuhan.,,
Artinya, ketika
manusiamelu
pakan Tuhan,
maka
manusia melupakandirinya
sehingga yangdominan adalah nafsu.
Jika
nafsudominan, maka bencana yang akan muncul.
F,
KesimpulanTaman
Siswa
memberikan harapan baru untuk kemajuan bangsaIndonesia, bukan hanya pada masa
awal
kemerdekaan,masa
kemer-dekaan,
dan
masa pasca
kemer-dekaan, tetapi juga ketika bangsa ini
mengalami
carut marut
pendidikanpada masa reformasi dan globalisasi.
ISTORlA Volume II Nomor 1- 20].t
Beberapa pemikiran Ki Hadjar dalam
Taman Siswa sangat relevan untuk
menyikaPi
Perkembangan terkinipendldikan
di
Indonesia'
selalandengan
PrinsiP
Pendidikan Yanghumanis-religius'
Sisi
humanismeterlihat
dariprinsip
PendidikanYang
berjiwakekeluargaan dan bersendikan kodrat
alam
dan
kekeluargaan' Sedangkan sisi religiusitasnya dilihat dari tuluanpendidikan
Taman Siswa
Yangbertuiuan
membangunanak
didik meniadi manusia Yang beriman dan bertalo,rra kePada Tuhan Yang Maha Esa, merdeka lahir batin' luhur akal budinya, cerdas dan berketerampilan'serta sehat jasmani
dan
rohaninYauntuk
menjadi anggota masYarakat yang mandiri dan bertanggung jawab atas kesejahteraan bangsa' tanah air' serta manusia Pada umumnYa'DAFTARPUSTAKA
Eko Budi
Waskito'
1989 'ImP Ie me ntasi Konse P P a ncada,rm a
,"ioaoi
Ciri
Khas
PendidikanTaiansiswa 'Y ogYakarta: UST
Fudyartanto. 1987 Tinjauan Filosofis
TerhadaP Sistem
Among
danP eneraP'annY
a
dalam Pendidikan'vogyukuttui
Majelis
LuhurPersatuan Tamansiswa
Kartini
Kartono'
1997'
TinjauanPolitik
Mengenai
Sistem Pendidikan Nasional, BeberaPakritik dan
Sugesti'
Jakarta: PradnYa ParamithaKi
Hadiar
Dewantara
(1964)'"Madjelis
Luhur
Taman
SiswaYogYakarta".
Pidato'
Kenang-Keilangan
Promosi
Doktor Honoris Causa di UGMKi
--
Privo
Dwiarso [200BJ
"SistemAmons, Mendidik SikaP Merdeka
Lahir-"Batin" KumPulan rulisan
bedah
buku
nasionaldi
PuroP"tlrut"-un
Yogyakarta31
Juni2008.
Ki
Supriyoko. (20061' "Taman Siswa--
dutt
font"p-Korrt"ptty""
Makalah'DisamPaikin
dalam
SeminarNasional Kontribusi Taman Siswa
dan
INS
KaYutanam
DalamMembangun
Karakter
BangsaMasa Lalu, Masa
Kini'
dan MasaOefan
ai
DePdiknas Jal<arta 24 Agustus 2006'Mochtar
Buchori'
(2007)
TamanSiswa
dan
Pendidikan
Kita'Diakses
darihttP : //www'komPas'co'id/komPa
S-cetak/0607/03 I optnl I 27 7 67
}r'hr
m Pada tanggal 4 Mei 2010'
Paku
Alam
IX, dkk'
[2008J'' ""
XenangXitan Pendidikan Nasional'
Menqiali Butir-butir
Pemikiron Prnliditon
Ki
Hadjor Dewantorauntuk
Memaknai
KebangkitanNasional (KumPulan
Tulisan'n"ian 'Buku
Nasional)'Yogyakarta: PerPustakaan Puro