• Tidak ada hasil yang ditemukan

LKPJ LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN. Website : Telp/ Fax : Jl. Suryakencana No.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LKPJ LAPORAN KETERANGAN PERTANGGUNGJAWABAN. Website : Telp/ Fax : Jl. Suryakencana No."

Copied!
76
0
0

Teks penuh

(1)

LKPJ

LAPORAN KETERANGAN

PERTANGGUNGJAWABAN

(2)

LKPJ Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2018 i KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) periode tahun 2018. Semangat Kebersamaan melandasi penyusunan laporan ini yang merupakan salah satu upaya dalam menuju pemerintahan yang rahmatan lil’alamin.

Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) periode tahun 2018 merupakan suatu pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan pembangunan kesehatan di Kota Sukabumi selama tahun 2018. Hasil evaluasi ini dapat menjadi bahan dalam penyusunan rencana kerja dan pelaksanaan kegiatan di tahun yang akan datang agar lebih baik dan lebih akuntabel untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang lebih berkualitas, efektif, efisien dan berkesinambungan.

Kami menyadari bahwa Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran senantiasa kami harapkan untuk perbaikan atau penyempurnaan laporan ini di tahun yang akan datang.

Akhir kata, semoga Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) ini bermanfaat bagi Dinas Kesehatan Kota Sukabumi khususnya dan juga pihak-pihak yang berkepentingan dalam mengevaluasi kinerja Dinas Kesehatan Kota Sukabumi.

Sukabumi, Januari 2019 KEPALA DINAS KESEHATAN

KOTA SUKABUMI,

dr. RITANENNY, E.S.M,.M.P, M.H Pembina Utama Muda NIP. 19591108 198511 2 001

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ………..………. i DAFTAR ISI ………..………...……….. ii DAFTAR TABEL ……….……….…….……… DAFTAR GRAFIK ……….………..……….…. DAFTAR GAMBAR ………. BAB I PENDAHULUAN ..……….……..……… iii iv v 1 A. Dasar Hukum ………..………...……… 1 B. Gambaran Umum ……….………… 5

1. Kondisi Geografis Kota Sukabumi ………..………... 2. Kondisi Demografis Kota Sukabumi ……… 3. Keadaan Pendidikan ……….………. 4. Keadaan Ekonomi…..……….………. 5 8 9 10 BAB II KEBIJAKAN PEMERINTAH DAERAH ...………… 12

A. Visi dan Misi ………....……….………… 14

B. Strategi, Arah Kebijakan Tujuan dan Sasaran ………...………...…. 17

C. Program Prioritas ...………...………...……... 19

BAB III PENGELOLAAN KEUANGAN ……….………... 23

A. Kebijakan Pendapatan ... B. Pengelolaan Belanja ... C. Pengelolaan Pembiayaan ... 23 25 35 BAB IV PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH ...…… 40

A. Pencapaian Kinerja RPJMD periode 2013 – 2018 ... B. Penyelenggaraan Urusan Wajib Bidang Kesehatan ... C. Prestasi dan Penghargaan yang diterima ... 40 42 79 BAB VII PENUTUP ... 81

(4)

LKPJ Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2018 iii DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal

1.1 Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis

Kota Sukabumi 7

2.1 Tujuan, Sasaran, dan Indikator RPJMD 2015-2018 13

2.2 Penjelasan Visi Dinas Kesehatan Kota Sukabumi 15

3.1 Target Anggaran Pendapatan Tahun 2018 23

3.2 Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2018 24

3.3 Alokasi dan Realisasi Anggaran Kesehatan Berbagai Sumber di

Dinas Kesehatan Kota Sukabumi T.A 2017 dan 2018 27

3.4 Realisasi Anggaran Program dan Kegiatan Tahun 2018 29

3.5 Alokasi dan Sumber Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2018 36

3.6 Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kota Sukabumi

Bersumber DAK Bidang Kesehatan T.A 2018 37

3.7 Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kota Sukabumi

Bersumber Bantuan Keuangan Propinsi Jawa Barat Tahun Anggaran 2018

39

4.1 Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD Tahun 2018 40

4.2 Penyelenggaraan Urusan Wajib Kesehatan Tahun 2018 69

(5)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Judul Hal

(6)

LKPJ Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2018 v DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal

(7)

BAB I PENDAHULUAN

A. Dasar Hukum

Undang-Undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 menyatakan bahwa tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.

Dalam mewujudkan tujuan tersebut, maka pemerintah berkewajiban menyediakan pelayanan kesehatan yang bersifat public goods artinya pelayanan yang harus tersedia dan dapat dijangkau oleh setiap orang untuk memperoleh peluang dan mengembangkan kemampuan hidup sehat, yang pada akhirnya kesehatan merupakan gaya hidup masyarakat Indonesia. Disamping itu pemerintah berkewajiban memfasilitasi pengembangan pelayanan kesehatan yang bersifat private goods yang memberikan peluang kepada masyarakat untuk memilih pelayanan kesehatan yang sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Pemerintah bertugas mengatur, membina dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat, serta menggerakkan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pembiayaan kesehatan dengan memperhatikan fungsi sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu tetap dapat terjamin.

Kota Sukabumi merupakan salah satu Pemerintah Daerah di Jawa Barat yang didirikan pada tanggal 1 April 1914 oleh Pemerintah Hindia Belanda. Pada tahun 1950 terbitlah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kota Kecil dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat (Berita Negara RI tanggal 14 Agustus 1950) dimana didalamnya mengatur pembentukan Kota Sukabumi dengan sebutan ”Kota Kecil Sukabumi” yang selanjutnya berubah menjadi ”Kotapraja Sukabumi” pada tahun 1957, dan ”Kotamadya Sukabumi” pada tahun 1965 serta ”Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi” pada tahun 1974. Pada awal masa reformasi, pemerintah menerbitkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah, dimana

(8)

berdasarkan pasal 4 ayat (1) maka sebutan ”Kotamadya Daerah Tingkat II Sukabumi” berubah menjadi ” Kota Sukabumi” dan berlaku sampai saat ini.

Sesuai amanah Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah, maka pada tahun 2016 telah dilakukan penataan ulang kelembagaan termasuk Dinas Kesehatan. Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah, salah satu SKPD yang berada di Kota Sukabumi adalah Dinas Kesehatan, yang ditetapkan sebagai SKPD dengan Type A. Dalam Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan tata Kerja Dinas Kesehatan dijelaskan bahwa Dinas Kesehatan dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan dibantu oleh satu orang Sekretaris dan empat orang Kepala Bidang.

Adapun secara lengkap struktur organisasi Dinas Kesehatan Kota Sukabumi adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1

STRUKTUR ORGANISASI DINAS KESEHATAN KOTA SUKABUMI (Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 32 tahun 2016)

Dinas Kesehatan

Sekretariat

Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Bidang Kesehatan Masyarakat Subbagian Perencanaan Program Subbagian Keuangan Subbagian Umum dan Kepegawaian Bidang Pelayanan Kesehatan Bidang Sumber Daya Kesehatan Seksi Kesehatan Keluarga dan Gizi

Seksi Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat Seksi Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Kerja dan Olahraga Seksi Surveilans dan Imunisasi Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan

Keswa

Seksi Kefarmasian

Seksi Alat Kesehatan dan

PKRT Seksi Sumber Daya Manusia Kesehatan Seksi Pelayanan Kesehatan Primer Seksi Pelayanan Kesehatan Rujukan Seksi Pelayanan Kesehatan Tradisional dan Perkesmas Kelompok Jabatan Fungsional UPT Dinas 1. Puskesmas 2. Labkesda 3. RS Al-Mulk

(9)

Sesuai dengan tugas pokok dan fungsi kepala Dinas Kesehatan yang membantu kepala Daerah dalam menjalankan kewenangannya di bidang kesehatan dan berdasarkan peraturan pemerintah no 3 tahun 2007 mengenai pembuatan Laporan Keterangan PertanggungJawaban, maka Dinas kesehatan menyusun laporan Keterangan pertanggungjawaban di akhir tahun anggaran sebagai bentuk pertanggungjawaban dalam menjalankan tugas sebagai perwakilan kepala Daerah di bidang kesehatan.

Adapun dasar hukum pelaksanaan program/kegiatan di bidang kesehatan tercantum dalam beberapa peraturan perundang-undangan sebagai berikut:

1. Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan

2. Undang-undang nomor 35 tahun 2014 tentang perubahan atas undang-undang

nomor 23 tahun 2002 tentang perlindungan anak

3. UU RI Nomor 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional 4. UU No 11 tentang Kesejahteraan Sosial

5. UU No 4 Tahun 1984 tentang wabah

6. Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2012 tentang Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif

7. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kesehatan Reproduksi

8. Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan

9. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor : HK.02.02/Menkes/52/2015 ditetapkan Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019, yang mengacu pada Visi, Misi, dan Nawacita Presiden tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019.

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017 tentang penyelenggaraan Imunisasi

12. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 25 Tahun 2014 tentang Upaya Kesehatan Anak

13. Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2014 tentang Sistem Informasi Kesehatan.

(10)

Minum dan Sanitasi

15. Peraturan Presiden RI No. 12 thn 2013 ttg Jaminan Kesehatan dan perubahannya

16. Inpres nomor 1 tahun 2017 tentang Gerakan Masyarakat Hidup Sehat 17. Inpres nomor 2 tahun 2015 tentang RPJMN tahun 2015-2019

19. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 97 Tahun 2014 Tentang Pelayanan Kesehatan Masa Sebelum Hamil, Masa Hamil, Persalinan, Dan Masa Sesudah Melahirkan, Penyelenggaraan Pelayanan Kontrasepsi, Serta Pelayanan Kesehatan Seksual

20. Permenkes No.21 Tahun 2013 tentang penanggulangan HIV 21. Permenkes Nomor 3 Tahun 2014 tentang STBM

22. Permenkes nomor 67 tahun 2016 tentang Pedoman penanggulangan Tuberkulosis

23. Permenkes 51 tahun 2013 ttg Pedoman Pencegahan Penularan HIV dari Ibu ke Anak

24. Permenkes nomor 87 tahun 2014 ttg Pedoman Pengobatan Antiretroviral

25. Permenkes nomor 74 tahun 2015 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV

26 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 45 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan Surveilans Kesehatan

27 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

28 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular

29 Permenkes No.74 Tahun 2014 tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV

30 Peraturan Menteri Kesehatan No. 71 tahun 2013 tentang pelayanan Kesehatan pada Jaminan Kesehatan nasional

31 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2013 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

32 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

(11)

33 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 71 Tahun 2015 tentang penanggulangan Penyakit Tidak Menular

34 Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1479/Menkes/SK/X/2003 tentang Pedoman penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi Penyakit Tidak Menular

35 Pergub Nomor 56 Thn.2011 ttg RAD percepatan target MDG’s Provinsi Jawa Barat Thn.2011-2015

36 Perda Nomor 11 Thn.2010 ttg Penyelenggaraan Kesehatan

37 Perda Nomor 12 Thn.2012 ttg Pencegahan dan Penanggulangan HIV AIDS

38 Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Upaya Penanggulangan HIV dan AIDS

39 Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Pembentukan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2016 Nomor 9);

40 Surat Edaran Dirjen P2PL ttg Alokasi Pembiayaan Logistik P2 HIV-AIDS (27 Maret 2013)

41 Surat Edaran nomor 129/2013 Pelaksanaan Pengendalian HIV-AIDS dan IMS Kepmen 451/2012 ttg RS Rujukan ODHA

42 Keputusan Walikota Sukabumi nomor 173 Tahun 2014 tentang Masyarakat Penerima Program Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Kota Sukabumi

43 Peraturan Walikota Sukabumi Nomor 32 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Pokok, Fungsi dan tata Kerja Dinas Kesehatan (Lembaran Daerah Kota Sukabumi Tahun 2016 Nomor 32).

B. GAMBARAN UMUM

1. Kondisi Geografis Kota Sukabumi

Kota Sukabumi secara Geografis terletak di bagian selatan Jawa Barat pada koordinat 106”45’50” Bujur Timur, 6”50’44” Lintang Selatan, di kaki Gunung Gede dan Gunung Pangrango yang ketinggiannya 584 meter diatas permukaan laut, dan berjarak 120 km dari Ibukota Negara (Jakarta) atau 96 km dari Ibukota Provinsi Jawa Barat (Bandung). Batas-batas wilayah Kota Sukabumi meliputi :

(12)

 Sebelah Utara : Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi

 Sebelah Selatan : Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi

 Sebelah Barat : Kecamatan Cisaat, Kabupaten Sukabumi

 Sebelah Timur : Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi

Secara administratif wilayah Kota Sukabumi seluruhnya berbatasan dengan wilayah Kabupaten Sukabumi. Wilayah administrasi Kota Sukabumi terdiri dari 7 (tujuh) kecamatan yaitu Kecamatan Baros, Kecamatan Cibeureum, Kecamatan Cikole, Kecamatan Citamiang, Kecamatan Gunungpuyuh, Kecamatan Lembursitu dan Kecamatan Warudoyong. Jarak terjauh dari balai kota adalah Kecamatan Lembursitu, yakni sejauh 7 km. Fisiografi lahan Kota Sukabumi secara keseluruhan adalah datar di wilayah Selatan dan berbukit di wilayah Utara, dengan kemiringan 0o - 3o dan 3o - 8o di bagian Utara. Secara topografi Kota Sukabumi merupakan dataran tinggi, Fenomena yang terjadi di daerah perkotaan adalah adanya perubahan fungsi lahan pertanian ke penggunaan lain seperti pembangunan dibidang perumahan, perdagangan dan industri sesuai dengan perda tentang pengaturan tata ruang dan wilayah perkotaan yang tentunya berdampak pada munculnya masalah kesehatan wilayah perkotaan secara umum.

Luas wilayah Kota Sukabumi sebesar ± 48 Km2 atau sekitar 0,13% dari luas wilayah Provinsi Jawa Barat dengan kondisi tifologi daerah rata-rata datar. Kondisi ini tentunya membuat jarak yang harus ditempuh masyarakat menuju sarana pelayanan kesehatan dengan jarak terjauh sekitar ± 3 Km relatif mudah dijangkau, baik dengan menggunakan kendaraan roda 4 maupun roda 2. Jarak dan lama tempuh dari Kelurahan ke Puskesmas terdekat dalam satu wilayah Kecamatan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

(13)

Tabel 1.1

Jarak Puskesmas Hubungannya dengan Situasi Geografis Kota Sukabumi

No Kecamatan Kelurahan Tipologi Wilayah Luas (Km2) Puskesmas Jarak Terja uh Ke Puske smas Rata-rata Waktu Tempuh Ke Puskesmas Roda 2 Roda 4 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 Baros 1) Baros 2) Jaya Raksa 3) Jaya Mekar 4) Sudajaya Hilir Jalan datar (Keramai an rendah) 6.1 1) Baros 2 Km 15’ 20’ 2 Citamiang 1) Tipar 2) Cikondang 3) Citamiang 4) Gedong Panjang 5) Nanggeleng Jalan datar (Keramai an tinggi) 4.0 1) Tipar 2) Gedong Panjang 3) Nanggeleng 1,2 Km 9’ 12’ 3 Waru doyong 1) Benteng 2) Dayeuh Luhur 3) Nyomplong 4) Warudoyong 5) Sukakarya Jalan datar (Keramai an sedang)

7.6 1) Benteng 2) Pabua ran

3) Suka karya 2 Km 15’ 20’ 4 Gunung Puyuh 1) Sriwedari 2) Gunung Puyuh 3) Karamat 4) Karang Tengah Jalan datar (Keramai an sedang) 5.5 1) Cipelang 2) Karang Tengah 3 Km 22,5’ 30’ 5 Cikole 1) Selabatu 2) Cikole 3) Gunung Parang 4) Kebonjati 5) Subangjaya 6) Cisarua Jalan datar (Keramai an tinggi) 7.1 1) Selabatu 2) Sukabumi Km 2,3 17,5’ 23’ 6 Lembur situ 1) Cikundul 2) Sindangsari 3) Cipanengah 4) Situmekar 5) Lembursitu Jalan datar (Keramai an rendah)

8.9 1) Cikundul 2) Lembur situ 3 Km 22,5’ 30’

7 Cibeureum 1) Babakan 2) Cibeureum Hilir 3) Sindangpalay 4) Limusnunggal Jalan datar (Keramai an rendah) 8.8 1) Cibeureum Hilir 2) Limus Nunggal 3 Km 22,5’ 30’ TOTAL 33 48.00

Sumber : BPS Kota Sukabumi

(14)

14,678 19, 864 16, 456 18, 113 11, 301 13, 010 12, 505 24, 629 31, 711 26,923 29, 737 18, 728 20, 251 21, 397 24, 091 32, 106 26, 743 28,779 18,343 20, 490 20, 869 48, 720 63, 817 53, 666 58, 516 37, 071 40, 741 42, 266

Gunungpuyuh Cikole Citamiang Warudoyong Baros Lembursitu Cibeureum

Jumlah KK Laki - Laki Perempuan Jumlah Penduduk

wilayah Kecamatan Gunung Puyuh, Kecamatan Lembur Situ dan Kecamatan Cibeureum dengan waktu tempuh rata-rata sekitar 30 menit dengan menggunakan roda empat dan sekitar 22,5 menit dengan menggunakan roda dua. Akan tetapi, akses masyarakat pada fasilitas pelayanan kesehatan dapat dikatakan 0 Km karena selain Puskesmas, terdapat 18 Puskesmas Pembantu yang tersebar di seluruh wilayah kota Sukabumi.

2. Kondisi Demografis Kota Sukabumi

Berdasarkan data Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kota Sukabumi, jumlah penduduk Kota Sukabumi sebesar 344.797 jiwa, dengan luas wilayah sebesar 48 kilometer persegi (km2).

Grafik 1.1

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kota Sukabumi Tahun 2018

(15)

Komposisi jumlah penduduk diatas diketahui bahwa, jumlah penduduk yang terbanyak berdasarkan kecamatan adalah Kecamatan Cikole, Kecamatan Warudoyong dan Kecamatan Citamiang dengan jumlah penduduk diatas 50.000 jiwa. Hal ini sangat memungkinkan, karena bila dilihat dari kondisi geografisnya, ketiga Kecamatan tersebut memang berada di area wilayah perkotaan yang merupakan area pengembangan perumahan dan perdagangan. Jika dilihat dari kepadatan penduduknya, dimana kecamatan Cikole juga merupakan kecamatan terpadat di Kota Sukabumi.

Jumlah penduduk menurut kecamatan secara keseluruhan, perlu mendapatkan perhatian terutama pada issu pengarusutamaan gender dalam hal pekerjaan yang berdampak pada masalah kesehatan kaum perempuan juga anak-anak, mengingat area tersebut bukan hanya merupakan area pemukiman, namun juga merupakan pusat perdagangan sehingga memungkinkan banyaknya wanita dan anak-anak yang perlu mendapatkan perhatian lebih.

3. Keadaan Pendidikan

Pendidikan, merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam menilai kesejahteraan manusia. Peningkatan kualitas penduduk yang hanya bertumpu pada penekanan pertumbuhan penduduk tidak serta merta meningkatkan kualitas penduduk itu sendiri. Karena itu perlu didukung oleh pembangunan pendidikan yang memperhatikan potensi penduduk serta kondisi SDA dan lingkungan yang ada.

Pembangunan Pendidikan berwawasan kependudukan memiliki makna bahwa pembangunan harus disesuaikan dengan kemampuan penduduk dan potensi sumber daya setempat, sehingga kualitas sumber daya manusia sangat tergantung pula dari kualitas pendidikannya. Sementara itu, pembangunan pendidikan di Kota Sukabumi, sesuai dengan potensi kependudukannya, dititik beratkan pada peningkatan mutu serta perluasan kesempatan belajar, terutama pada jenjang pendidikan dasar tanpa mengesampingkan pendidikan menegah, Atas dan Pendidikan tinggi yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. Sampai saat ini terdapat 58 Taman Kanak-Kanak, 124 Sekolah Dasar, 41 SLTP, 16 SMU, dan 29

(16)

Meningkatnya mutu, relevansi dan daya saing pelayanan pendidikan di Kota Sukabumi dilihat dari indikator rata-rata lama sekolah penduduk Kota Sukabumi yang berusia diatas 15 tahun dan angka melanjutkan SMA/SMK ke perguruan Tinggi. Sampai tahun 2016, indikator ini telah mencapai target kinerja lebih dari 100%. Selain itu, terdapat progres yang baik untuk Angka Partisipasi Murni(APM) jenjang SD/sederajat yang menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dikategorikan sangat baik karena capaiannya hampir 100% (96,38%). Capaian APM untuk anak usia 6-12 tahun ini dikatakan baik karena hampir berimbang dengan jumlah penduduk usia sekolah (6-12 tahun).

4. Keadaan Ekonomi

Dalam struktur perekonomian Kota Sukabumi, sektor perdagangan merupakan sektor yang paling dominan dan memberikan kontribusi paling besar terhadap PDRB Kota Sukabumi yaitu, mencapai 47,80%, disusul oleh sektor pengangkutan dan komunikasi 16,43% serta sektor jasa-jasa 12,53%. Dominasi ketiga sektor tersebut terhadap PDRB mengukuhkan posisi Kota Sukabumi sebagai kota perdagangan dan jasa. Sedangkan sektor pertambangan dan penggalian tidak menunjukan adanya kegiatan ekonomi aktif secara signifikan di Kota Sukabumi sehingga tidak tercatat output sektor tersebut dalam PDRB Kota Sukabumi.

Berdasarkan data Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kota Sukabumi, diketahui bahwa Pertambahan Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP) pada tahun 2013 adalah sebanyak 528 perusahaan, sedangkan pada tahun 2012 sebanyak 526 perusahaan. Dari sebanyak 528 perusahaan yang memiliki SIUP tersebut terdiri dari 2 perusahaan besar, 96 perusahaan menengah, 380 perusahaan kecil, dan 50 perusahaan mikro.

Sedangkan jumlah perusahaan yang mengajukan Permintaan Tanda Daftar Perusahaan pada tahun 2013 mengalami penurunan sebanyak 3,42 % dibanding tahun 2012. Dari sejumlah 452 perusahaan yang mengajukan Tanda Daftar Perusahaan, tercatat sebanyak 81 perusahaan berbentuk badan usaha PT, 14 perusahaan berbentuk Koperasi, 118 perusahaan berbentuk CV, dan 239 perusahaan berbentuk PO.

(17)

Sementara leading sector pertumbuhan ekonomi tahun 2013-2014 ini diperkirakan masih didominasi oleh sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa keuangan, dan sektor jasa-jasa lainnya yang merupakan sektor basis perekonomian di Kota Sukabumi ini. Dominasi sektor-sektor tersebut juga masih akan mampu meningkatkan penyerapan tenaga kerja meskipun belum signifikan sehingga secara bertahap masalah pengangguran dapat dikurangi. Sektor-sektor lain yang diasumsikan dapat tumbuh positif berdasarkan potensi yang ada adalah sektor industri dimana akhir-akhir ini muncul kelompok baru yang dikenal dengan Sektor Industri Kreatif yang dapat menjadi alternatif dalam pengembangan sektor industri dan perdagangan di Kota Sukabumi kedepan.

(18)

BAB III

PENGELOLAAN KEUANGAN

A. Kebijakan Pendapatan

Pada tahun 2018, Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mentargetkan anggarakan pendapatan sebesar Rp. 22,681,072,304,- meningkat sekitar 10,25 % dibanding tahun 2017 yaitu sebesar Rp. 20,573,295,553,-. Target pendapatan tersebut berasal dari hasil retribusi daerah, pendapatan dari anggaran kapitasi dan non kapitasi serta pendapatan BLUD. Adapun lebih rinci target pendapatan Dinas Kesehatan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.1

Target Anggaran Pendapatan Tahun 2018

NO URAIAN TARGET PENDAPATAN (Rp)

A Hasil Retribusi Daerah 1.403.180.000 1 Labkesda 140.000.000 2 Retribusi Pusk 1.263.180.000 B DANA KAPITASI JKN FKTP PKM 14.754.785.304 1 Puskesmas Sukabumi 2.394.583.733 2 Puskesmas Cipelang 1.137.390.960 3 Puskesmas Benteng 1.524.641.520 4 Puskesmas Pabuaran 544.973.000 5 Puskesmas Nanggeleng 650.000.000 6 Puskesmas Tipar 1.087.584.600 7 Puskesmas Gedong Panjang 801.898.855 8 Puskesmas Baros 1.450.821.214 9 Puskesmas Lembur situ 711.783.000 10 Puskesmas Karang Tengah 855.156.768 11 Puskesmas Sukakarya 1.037.534.620 12 Puskesmas Limusnunggal 828.338.140 13 Puskesmas Cikundul 806.399.894 14 Puskesmas Cibeureum hilir 923.679.000 C DANA NON KAPITASI JKN PADA FKTP 1.250.125.000

D PENDAPATAN BLUD

1 Penerimaan dari UPT Rumah Sakit 2.974.417.000 2 PPK BLUD Selabatu 2.298.565.000

Jumlah Pendapatan 22.681.072.304

Hasil retribusi daerah adalah pendapatan dari retribusi pelayanan kesehatan di UPT Labkesda dan 14 Puskesmas berupa pendaftaran pasien serta pembayaran

(19)

tindakan dalam pelayanan kesehatan seperti dalam pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan gigi dan mulut kegawatdaruratan serta pelayanan ibu anak sesuai dengan Peraturan Daerah tentang Tarif pelayanan kesehatan di UPT se-Kota Sukabumi.

Berdasarkan target tersebut, maka pada akhir tahun 2018 telah terekap realisasi pendapatan dari seluruh sumber yaitu sebesar Rp. 21,981,372,669,- atau sebesar 96,92 %. Sumber yang belum mencapai target pendapatan adalah retribuysi daerah yaitu pada retribusi Puskesmas serta pendapatan kapitasi dan non kapitasi JKN. Untuk lebih jelasnya berikut tabel realisasi anggaran pendapatan tahun 2018 :

Tabel 3.2

Realisasi Anggaran Pendapatan Tahun 2018

NO URAIAN PENDAPATAN (Rp) TARGET REALISASI %

A Hasil Retribusi Daerah 1.403.180.000 1.396.937.000 99,56 1 Labkesda 140.000.000 224.671.000 160,48 2 Retribusi Puskesmas 1.263.180.000 1.172.266.000 92,80 B DANA KAPITASI JKN FKTP PKM 14.754.785.304 14.738.496.564 99,89 1 Puskesmas Sukabumi 2.394.583.733 2.361.068.100 98,60 2 Puskesmas Cipelang 1.137.390.960 1.175.103.300 103,32 3 Puskesmas Benteng 1.524.641.520 1.552.767.000 101,84 4 Puskesmas Pabuaran 544.973.000 539.041.050 98,91 5 Puskesmas Nanggeleng 650.000.000 650.894.900 100,14 6 Puskesmas Tipar 1.087.584.600 1.062.232.200 97,67 7 Puskesmas Gedong Panjang 801.898.855 789.938.400 98,51 8 Puskesmas Baros 1.450.821.214 1.468.366.375 101,21 9 Puskesmas Lembur situ 711.783.000 697.958.750 98,06 10 Puskesmas Karang Tengah 855.156.768 890.382.564 104,12 11 Puskesmas Sukakarya 1.037.534.620 987.682.200 95,20 12 Puskesmas Limusnunggal 828.338.140 808.415.850 97,59 13 Puskesmas Cikundul 806.399.894 784.718.700 97,31 14 Puskesmas Cibeureum hilir 923.679.000 969.927.175 105,01 C DANA NON KAPITASI JKN PADA FKTP 1.250.125.000 333.105.000 26,65

D PENDAPATAN BLUD

1 Penerimaan dari UPT Rumah Sakit 2.974.417.000 3.166.613.378 106,46 2 PPK BLUD Selabatu 2.298.565.000 2.346.220.727 102,07

(20)

Penyebab belum tercapainya target pendapatan pada tahun 2018 dapat jelasakan sebagai berikut :

1. Retribusi Puskesmas

Pencapaian retribusi puskesmas tahun 2018 hanya mencapai 92,80 %, hal tersebut dikarenakan semakin berkurangnya masyarakat atau penduduk Kota Sukabumi yang tidak memiliki Jaminan Kesehatan, sehingga kebanyakan masyarakat sudah memiliki Jaminan Kesehatan terutama Kartu Indonesia Sehat atau BPJS dan ketika berobat ke Puskesmas sudah tidak ada kewajiban membayar retribusi karena sudah berupa anggaran kapitasi JKN melalui Puskesmas.

2. Kapitasi JKN

Pendapatan dari kapitasi JKN ditentukan dari perkiraan pendapatan kapitasi puskesmas yang akan di transfer oleh BPJS setiap bulannya. Sumber anggaran ini belum mencapai target yang ditetapkan, yang artinya jumlah peserta JKN tidak sesuai yang diharapkan atau karena adanya aturan baru dari BPJS yang tidak membayar full (100 %) anggaran kapitasi puskesmas tetapi melihat dulu penilaian prestasi puskesmas sesuai indikator yang ditetapkan atau biasa disebut Kapitasi Berbasis Komitmen Pelayanan (KBK).

3. Non Kapitasi JKN

Sumber anggaran ini ditentukan dari perkiraan pendapatan dari klaim BPJS yang berasal dari pelayanan kesehatan ibu di Puskesmas atau Bidang Praktek Swasta. Penyebab belum tercapainya target ini karena klaim non kapitasi dari Puskesmas cenderung tetap secara jumlah dari tahun ketahun walaupun peserta BPJS semakin meningkat, sehingga hal tersebut sangat mempengaruhi realisasi anggaran tersebut. Selain itu masih terdapat klaim non kapitasi yang telah di verifikasi oleh BPJS tetapi belum dibayarkan oleh BPJS dan kemungkinan akan masuk pada tahun anggaran 2019.

B. Pengelolaan Belanja

Tahun Anggaran 2018 Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mendapat alokasi anggaran sebesar Rp. 129,324,901,935,- naik sebesar Rp. 28,712,546,333,- atau 28.54 % dari anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2017 sebesar Rp. 100,612,355,602.

(21)

Kenaikan alokasi anggaran ini berasal dari anggaran APBD Kota Sukabumi untuk kebutuhan program sebesar Rp. 11,470,885,650,- (42.56%). Namun demikian alokasi dari sumber dana lain yaitu Dana Alokasi Khusus, Bantuan Keuangan Provinsi serta belanja pegawai juga mengalami kenaikan.

Pengelolaan Keuangan Dinas Kesehatan Kota Sukabumi berpedoman kepada Peraturan Daerah Kota Sukabumi Nomor 1 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007. Anggaran Dinas Kesehatan Kota Sukabumi diperuntukkan khusus untuk membiayai kegiatan-kegiatan yang telah diprogramkan dalam Rencana Kerja Anggaran (RKA) untuk kemudian ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun Anggaran 2018.

Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2018 bersumber dari APBD Kota Sukabumi dialokasikan untuk Belanja Tidak Langsung Rp. 37,405,203,000 dan Belanja Langsung Rp. 91,919,698,935,-. Anggaran Belanja Tidak Langsung dialokasikan untuk Belanja Pegawai terdiri dari :

- Gaji dan tunjangan Rp. 24,477,360,833,- - Tambahan penghasilan PNS Rp. 12,857,683,167,- - Insentif Pemungutan Retribusi Rp. 70,159,000,-

Belanja Pegawai Tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar Rp 5,172,535,918,- atau 13,83 % dibandingkan anggaran Tahun 2017 sebesar Rp. 32,232,667,082,-. Kenaikan Belanja Pegawai ini disebabkan adanya kenaikan tunjangan untuk kenaikan pangkat, kenaikan tunjangan daerah serta adanya penambahan Tenaga Harian Lepas (THL).

Untuk Belanja Langsung tahun 2018 dianggarkan sebesar Rp. 91,919,698,935,- yang dialokasikan untuk 22 Program dan 105 Kegiatan. Dibandingkan dengan Belanja Langsung Tahun 2017 terdapat kenaikan anggaran yang signifikan yaitu sebesar Rp. 23,540,010,415,- atau sekitar 34,43 %, hal

(22)

tersebut dikarenakan adanya penambahan alokasi bersumber APBD Kota, Bantuan Keuangan Provinsi, DAK dan Pajak Rokok.

Data perkembangan penganggaran Dinas Kesehatan dari Tahun 2017 sampai dengan 2018 diilustrasikan dengan tabel berikut ini:

Tabel 3.3

Alokasi dan Realisasi Anggaran Kesehatan Berbagai Sumber di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi

T.A 2017 dan 2018

No Jenis Sumber Biaya

Alokasi/ Target Dan Realisasi Anggaran

2017 2018

Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) % Alokasi (Rp) Realisasi (Rp) % I Pendapatan 20.573.295.553 20.094.858.584 97,67 22.681.072.304 21.981.372.669 96,92 II Belanja A Belanja Tidak Langsung 32.232.667.082 27.960.730.170 86,74 37.405.203.000 31.505.203.766 84,23 B Belanja Langsung 1 APBD Kota 26.952.121.668 25.577.506.011 94,90 38.423.007.318 35.771.417.549 93,10 2 Kapitasi JKN 19.013.323.061 15.141.001.871 79,63 18.627.106.474 14.612.145.571 78,45 3 Non Kapitasi JKN 857.120.000 577.480.000 67,37 1.250.125.000 333.105.000 26,65 4 Bantuan Propinsi Jawa Barat 2.329.495.946 2.329.495.946 100 3.714.664.054 3.673.373.201 98,89 5 DAK 13.735.350.000 10.070.945.708 73,32 21.090.539.000 17.918.044.539 84,96 6 DBHCHT 766.166.000 756.837.455 99 766.166.000 719.083.518 93,85 7 Pajak Rokok 1.600.000.000 1.457.594.500 91,10 5.052.686.200 3.575.199.067 70,76 8 BLUD 3.126.111.845 2.430.466.603 77,75 2.995.404.889 2.311.747.266 77,18 9 Hibah * GF

Total Belanja APBD 100.612.355.602 86.688.511.314 86,16 129.324.901.935 110.587.358.077 85,51 Total Belanja APBD (non

gaji) 68.379.688.520 58.727.781.144 85,88 91.919.698.935 79.082.154.311 86,03 Total Belanja

Keseluruhan 100.998.808.652 86.688.511.314 85,83 129.506.625.115 110.587.358.077 85,39 Total APBD Kota

Sukabumi 2014 1.147.863.150.185

1.361.269.946.041 Total Alokasi Dinas Kesehatan bersumber

APBD terhadap total APBD (denga gaji) 8,77 9,50

Total Alokasi Dinas Kesehatan bersumber

APBD terhadap total APBD (non gaji) 5,96 6,75

Total Alokasi Dinas Kesehatan dari seluruh

(23)

Dari data diatas dapat dilihat bahwa realisasi anggaran pendapatan tahun 2018 sebesar 96,92 %, lebih rendah dibanding tahun 2017 yaitu sebesar 97.67 %, hal tersebut terjadi karena pendapatan dari retribusi Puskesmas serta kapitasi JKN tidak memenuhi target. Sumber anggaran pendapatan tahun 2018 terdiri dari: hasil retribusi daerah dari UPT Labkesda, Puskesmas dan RSUD Al-Mulk, dana kapitasi JKN serta pendapatan Puskesmas BLUD.

Pada tahun 2018 Dinas Kesehatan kembali mendapatkan dana hibah bersumber Global Fund (GF) untuk kegiatan penanggulangan HIV-AIDS dan TB dengan aloaksi sebesar Rp. 181,723,180,- dan realisasi sebesar Rp. 168,038,600,- atau sebesar 92,47 %. Dana hibah tersebut dipergunakan untuk kegiatan seperti : Rapat koordinasi Pokja HIV, Rapat semester dan Mobile VCT populasi kunci TB-HIV.

Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2018 Dinas Kesehatan Kota Sukabumi mendapat alokasi anggaran dari seluruh sumber anggaran sebesar Rp. 129,506,625,115,- dengan realisasi sebesar Rp. 110,587,358,077,- atau sebesar 85.39 %. Apabila dilihat dari anggaran yang bersumber APBD atau anggaran yang masuk melalui penganggaran APBD Kota Sukabumi, maka jumlah alokasinya adalah sebesar Rp. 129,324,901,935,- dengan realisasi sebesar Rp. 110,419,319,477,- atau sebesar 85.38 % menurun dibandingkan dengan tahun 2017 sebesar 86,16 %. Apabila kita bandingkan dengan jumlah APBD tingkat Kota Sukabumi yaitu sebesar Rp. 1,361,269,946,041,- maka alokasi anggaran untuk Dinas Kesehatan termasuk untuk gaji dan tunjangan adalah sebesar 9,50 % dari total belanja APBD Kota Sukabumi, sedangkan alokasi anggaran diluar gaji dan tunjangan adalah sebesar 6,75 % dari total APBD Kota Sukabumi.

(24)

Tabel 3.4

Realisasi Anggaran Program dan Kegiatan Tahun 2018

Kode Program dan Kegiatan Anggaran Penyerapan Sumber

Dana Realisasi (Rp.) % - 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 6.310.871.761 5.333.652.146 84,52 01.01 1.1. Penyediaan jasa surat

menyurat 3.595.000 3.594.000

99,97 APBD

01.09 1.2. Penyediaan jasa perbaikan

peralatan kerja 33.850.000 14.135.318 41,76 APBD 01.10 1.2. Penyediaan ATK 34.062.900 34.048.500 99,96 APBD 01.11 1.2. Penyediaan barang

cetakan dan penggadaan 219.370.000 68.865.000

31,39 APBD 01.12 1.2. Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 22.480.000 22.464.300 99,93 APBD 01.15

1.2. Penyediaan bahan bacaan dan peraturan per undang-undangan

13.248.000 11.755.000

88,73 APBD

01.16

1.2. Penyediaan bahan logistik kantor ( 15 puskesmas + UPTD )

1.878.000.000 1.597.406.562

85,06 APBD

01.17 1.2. Penyediaan makanan dan

minuman 57.615.361 57.560.865

99,91 APBD

01.18 1.2. Rapat - rapat koordinasi

dan konsultasi ke luar daerah 961.608.000 944.710.281

98,24 APBD 01.24 1.2. Penyediaan jasa administrasi perencanaan kesehatan 250.000.000 248.105.000 99,24 APBD 01.25 1.2. Penyediaan Jasa

Keamanan gedung kantor 180.000.000 180.000.000

100,00 APBD 01.07 1.2. Penyediaan jasa administrasi keuangan 2.264.320.000 1.809.627.036 79,92 APBD 01.02 1.2. Penyediaan jasa

komunikasi, sumber daya air dan listrik

190.200.000 145.269.784

76,38 APBD

01.03 1.2. Penyediaan jasa peralatan

dan perlengkapan kantor 100.000.000 100.000.000

100,00 APBD 01.08 1.2. Penyediaan jasa kebersihan kantor 102.522.500 96.110.500 93,75 APBD - 1. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 5.336.857.207 4.831.393.003 90,53 02.05 1.1. Pengadaan Kendaraan Dinas/Operasional 252.500.000 211.000.000 83,56 APBD

(25)

Kode Program dan Kegiatan Anggaran Penyerapan Sumber Dana Realisasi (Rp.) % 02.07 1.3. Pengadaan perlengkapan gedung kantor 128.809.500 124.917.386 96,98 APBD 02.09 1.3. Pengadaan peralatan gedung kantor 13.519.000 12.210.000 90,32 APBD 02.10 1.2. Pengadaan meubeulair 196.507.500 173.762.500 88,43 APBD 02.18 1.2. Pengadaan Alat-alat

Studio dan Komunikasi 70.300.000

68.975.000

98,12 APBD

02.22 1.2. Pemeliharaan

rutin/berkala gedung kantor 346.700.000 344.373.000

99,33 APBD

02.24

1.2. Pemeliharaan

rutin/berkala kendaraan dinas operasional 496.710.000 320.163.117 64,46 APBD 02.42 1.2. Rehabilitasi sedang/berat gedung kantor 1.166.811.207 1.159.111.000 99,34 APBD 02.56 1.2. Pembangunan Prasarana Halaman/ Lapangan parkir/ Taman 165.000.000 164.217.000 99,53 APBD 02.11 1.2. Pengadaan Tanah 2.500.000.000 2.252.664.000 90,11 APBD - 1. Program Peningkatan Disiplin Aparatur 174.490.000 171.392.500 98,22 03.05 1.1. Pengadaan pakaian

khusus hari-hari tertentu 174.490.000 171.392.500

98,22 APBD - 1. Program Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Aparatur 26.897.500 10.745.000 39,95 05.03 1.1. Bimbingan Teknis Implementasi Per Undang-undangan 26.897.500 10.745.000 39,95 APBD - 1. Program Peningkatan Pengembangan Sistem

Pelaporan Capaian Kinerja dan keuangan 220.741.000 195.506.000 88,57 06.02 1.1. Penyusunan laporan keuangan semesteran 48.392.600 36.420.000 75,26 APBD 06.03 1.5. Penyusunan pelaporan

prognosis realisasi keuangan 28.628.500 19.394.000

67,74 APBD

06.04 1.2. Penyusunan pelaporan

akhir tahun keuangan 36.966.000 34.868.000

94,32 APBD

06.01

1.2. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja SKPD

86.753.900 84.839.000

97,79 APBD

06.05

1.7. Penyusunan Laporan dan Evaluasi Sistem Pengendalian

Intern Pemerintah (SPIP) 20.000.000 19.985.000

(26)

Kode Program dan Kegiatan Anggaran Penyerapan Sumber Dana

Realisasi (Rp.) %

-

1. Program peningkatan pengelolaan barang/ jasa dan aset.

247.084.000 225.428.500 91,24 07.02

1.1. Pencatatan dan

Inventarisasi barang/ Jasa dan Aset 197.969.000 176.664.000 89,24 APBD 07.06 1.11. Revitalisasi/optimalisasi Pengelolaan Barang Perserdiaan 49.115.000 48.764.500 99,29 APBD

- 1. Program perencanaan dan

penganggaran 142.660.800 137.704.500

96,53

08.01 1.1. Penyusunan rencana kerja

SKPD 109.765.800 106.973.500 97,46 APBD 08.02 1.10. Penyusunan Rencana Strategis SKPD 32.895.000 30.731.000 93,42 APBD - 1. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak

1.443.567.000 913.318.600 63,27 32.05.00 1.1. Penyelenggaraan

kesehatan ibu dan anak 321.180.000 274.901.500

85,59 APBD 32.07.00 1.4. Penyelenggaraan Jaminan Persalinan 1.122.387.000 638.417.100 56,88 DAK - 1. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita

111.204.000 103.854.000 93,39 29.08.00 1.1. Penyelenggaraan

kesehatan anak balita 111.204.000 103.854.000

93,39 APBD

- 1. Program Perbaikan Gizi

Masyarakat 366.984.000 353.449.000

96,31

20.02 .1. Pemberian Tambahan

Makanan dan Vitamin 119.331.000 115.409.000

96,71 APBD

20.03

.3. Penanggulangan kurang energi protein, anemia gizi besi, gangguan akibat kurang yodium ( GAKY) kurang vit A dan kekurangan zat gizi mikro lainnya

247.653.000 238.040.000

96,12 APBD

- 1. Program Upaya Kesehatan

Masyarakat 2.082.371.500 1.982.623.450

95,21 16.17

1.1. Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Anak Sekolah

375.508.000 342.140.500

91,11 APBD

16.12

1.6. Peningkatan Pelayanan dan Penanggulangan Masalah Kesehatan 585.347.500 538.909.500 92,07 APBD 16.09 1.12. Peningkatan Kesehatan Masyarakat 107.964.000 106.361.450 98,52 APBD

(27)

Kode Program dan Kegiatan Anggaran Penyerapan Sumber Dana

Realisasi (Rp.) %

16.15 1.5. Monitoring, Evaluasi dan

Pelaporan 1.013.552.000 995.212.000

98,19 DAK

-

1. Program Promosi

Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat 8.452.846.550 6.579.860.973 77,84 19.06 1.1. Pengelolaan Sistem Informasi Kesehatan 179.922.550 179.124.600 99,56 APBD 19.07 1.1. Peningkatan Kelurahan Siaga aktif 650.624.000 623.439.906 95,82 APBD 19.10 1.19. Bantuan Operasional Kesehatan 6.692.300.000 5.026.133.200 75,10 DAK 19.11

1.2. Upaya Promotif Preventif untuk Meningkatkan Promosi Kesehatan 930.000.000 751.163.267 80,77 PAJAK ROKOK - 1. Program Pengembangan Lingkungan Sehat 616.285.200 538.691.350 87,41 21.01 1.1. Kegiatan Pengkajian Pengembangan Lingkungan Sehat 114.739.250 103.555.000 90,25 APBD 21.06 1.5. Kegiatan Penyehatan Lingkungan 126.960.000 69.037.000 54,38 APBD 21.08

1.4. Kegiatan Peningkatan dan pengawasan kualitas air minum

102.328.900 100.748.900

98,46 APBD

21.09 1.4. Kegiatan Sanitasi total

berbasis masyarakat 211.717.050 206.149.050 97,37 APBD 21.10 1.8. Kegiatan Penyelenggaraan kota sehat 60.540.000 59.201.400 97,79 APBD

- 1. Program Pengawasan Obat

dan Makanan 283.848.000 196.060.500

69,07 17.02

1.1. Peningkatan pengawasan keamanan pangan dan bahan berbahaya 142.962.000 63.574.500 44,47 APBD 17.06 1.4. Peningkatan Pengawasan Pelayanan Kefarmasian 140.886.000 132.486.000 94,04 APBD -

1. Program Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular 1.646.246.050 1.508.572.912 91,64 22.01 1.1. Penyemprotan/fogging sarang nyamuk 194.367.500 176.285.700 90,70 APBD 22.05 1.5. Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular 154.869.000 153.039.000 98,82 APBD 22.06 1.12. Pencegahan penularan penyakit endemik/epidemik 250.000.000 230.483.200 92,19 APBD

(28)

Kode Program dan Kegiatan Anggaran Penyerapan Sumber Dana

Realisasi (Rp.) %

22.10

1.14. Peningkatan komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Pencegahan dan

Pemberantasan Penyakit

84.925.000 72.225.000

85,05 APBD

22.04 1.6. Pelayanan Vaksinasi Bagi

Balita dan Anak Sekolah 107.904.250 107.904.250

100,00 APBD 22.08 1.7. Peningkatan Imunisasi 102.549.000 102.512.900 99,96 APBD 22.09 1.12. Peningkatan Surveillance Epidemiologi dan Penanggulangan Wabah 61.447.850 61.315.462 99,78 APBD 22.13 1.7. Peningkatan Kesehatan Matra 435.492.450 423.792.450 97,31 APBD 22.17 1.1. Pengendalian Penyakit Tidak Menular 254.691.000 181.014.950 71,07 APBD - 1. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan 2.115.204.500 2.048.894.505 96,87 23.01 1.1. Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan 1.160.000.000 1.143.747.799 98,60 DAK 23.02 1.11. Evaluasi dan pengembangan standar pelayanan kesehatan 350.000.000 341.486.356 97,57 APBD 23.03 1.25. Pembangunan dan Pemutakhiran Data Dasar Standar Pelayanan Kesehatan

199.204.500 172.731.750

86,71 APBD

23.09 1.9. Pengembangan Sumber

Daya Manusia Kesehatan 406.000.000 390.928.600

96,29 APBD - 1. Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan 35.205.563.928 28.990.131.525 82,35 28.07.00 1.1. Kemitraan asuransi kesehatan 2.832.686.200 1.549.316.800 54,69 28.07.00 1.1. Kemitraan Pengobatan

bagi pasien kurang mampu 10.180.982.200 10.180.900.100

100,00 APBD

28.13.00 1.3. Kegiatan Non Kapitasi JKN 1.250.125.000 333.105.000

26,65 APBD 28.15.00 1.13. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Sukabumi 2.921.701.000 2.405.372.125 82,33 JKN/APBN 28.16.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Cipelang 1.356.334.891 1.166.502.075 86,00 JKN/APBN 28.17.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Benteng 1.899.510.232 1.518.127.598 79,92 JKN/APBN 28.18.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Pabuaran 569.864.699 531.415.109 93,25 JKN/APBN 28.19.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Nanggeleng 941.163.114 682.330.458 72,50 JKN/APBN

(29)

Kode Program dan Kegiatan Anggaran Penyerapan Sumber Dana Realisasi (Rp.) % 28.20.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Tipar 1.382.766.577 1.041.622.616 75,33 JKN/APBN 28.21.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP

Puskesmas Gedong Panjang 988.500.000 784.965.293

79,41 JKN/APBN 28.22.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Baros 1.840.146.228 1.524.813.914 82,86 JKN/APBN 28.23.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Lembursitu 998.549.787 578.722.834 57,96 JKN/APBN 28.24.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP

Puskesmas Karang Tengah 1.151.084.096 858.145.277

74,55 JKN/APBN 28.25.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Sukakarya 1.280.751.151 1.013.477.420 79,13 JKN/APBN 28.26.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP

Puskesmas Limus Nunggal 1.001.524.208 765.754.439

76,46 JKN/APBN 28.27.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP Puskesmas Cikundul 1.043.315.000 813.241.440 77,95 JKN/APBN 28.28.00 1.2. Kapitasi JKN pada FKTP

Puskesmas Cibeureum Hilir 1.251.895.491 927.654.973

74,10 JKN/APBN

28.30.00

1.2. Jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (PBI) di luar kuota jamkesmas

2.314.664.054 2.314.664.054

100,00 BANKEU

- 1. Program Obat Dan

Perbekalan Kesehatan 3.460.429.000 3.386.548.854

97,87

15.01 1.1. Pengadaan obat dan

perbekalan kesehatan 896.792.000 859.892.655

95,89 APBD

15.02

1.7. Peningkatan pemerataan obat dan perbekalan

kesehatan

56.891.500 56.148.800

98,69 APBD

15.05

1.2. Peningkatan Mutu Penggunaan Obat dan Perbekalan Kesehatan

64.863.500 63.226.500

97,48 APBD

15.07 1.4. Pengadaan Obat dan

BMHP 2.251.836.000 2.223.371.679

98,74 DAK

15.09 1.2. Pengadaan Sarana Gedung

Farmasi 114.290.000 113.693.220 99,48 DAK 15.10 1.2. Penyediaan Sarana E-Logistik 75.756.000 70.216.000 92,69 DAK - 1. Pangadaan, Peningkatan Dan Perbaikan Sarana Dan Prasarana puskesmas,pustu dan jaringannya 19.667.801.050 18.135.257.409 92,21 25.30.00 1.1. Peningkatan Puskesmas Perawatan Menjadi UPT Rumah Sakit

8.043.565.000 7.538.651.154

93,72 APBD

25.34.00 1.2. Pengadaan Alat Kesehatan

UPT RSUD Al-Mulk 4.472.480.000 3.995.318.664

(30)

Kode Program dan Kegiatan Anggaran Penyerapan Sumber Dana

Realisasi (Rp.) %

25.33.00 1.1. Perencanaan dan

pemeliharaan alat kesehatan 273.818.050 255.924.567

93,47 APBD 25.07.00 1.11. Pengadaan Sarana Prasarana Puskesmas Pembantu 2.293.793.000 2.011.135.530 87,68 DAK 25.01.00 1.3. Pembangunan/ rehabilitasi puskesmas 1.290.000.000 1.274.719.000 98,82 PAJAK ROKOK 25.30.00 1.2. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas 1.008.000.000 898.866.000 89,17 DAK 25.04.00 1.2. Pengadaaan puskesmas keliling 743.095.000 676.929.720 91,10 DAK 25.35.00 1.2. Pengadaan peralatan pendukung imunisasi 143.050.000 125.003.627 87,38 DAK 25.36.00 1.2. Pengembangan/Pembangunan UPT Puskesmas Baros

1.400.000.000 1.358.709.147 97,05 BANKEU - 1. Program Pembinaan Lingkungan Sosial 766.166.000 719.083.518 93,85 33.04.00 1.1. Penyediaan Pemeliharaan Sarana Pelayanan Kesehatan bagi masyarakat yang terkena akibat dampak konsumsi rokok dan peny lainnya

766.166.000 719.083.518

93,85 DBHCHT

-

1. Program Peningkatan dan Pengembangan PPK-BLUD UPT

2.995.404.889 2.311.747.266 77,18 35.01.00

1.1. Peningkatan sarana dan Prasarana PPK-BLUD UPT Puskesmas Selabatu

2.995.404.889 2.311.747.266

77,18 BLUD

- 1. Program Peningkatan

Pelayanan Kesehatan Lansia 246.175.000 240.200.200

97,57 30.06.00 1.1. Pelayanan Kesehatan Lansia 246.175.000 240.200.200 97,57 APBD Jumlah : 91.919.698.935 78.914.115.711 85,85 C. Pengelolaan pembiayaan

Pada tahun 2018 Dinas Kesehatan mendapatkan anggaran dari 8 (delapan) sumber anggaran yang berbeda dengan rincian sebagai berikut :

(31)

Tabel 3.5

Alokasi dan Sumber Anggaran Dinas Kesehatan Tahun 2018

Uraian Sumber Anggaran Alokasi (Rp)

1. Jumlah Pagu APBD Total 38.423.007.318

2. Jumlah Pagu APBD Provinsi 3.714.664.054

3. Jumlah Pagu APBN/ DAK 21.090.539.000

4. Jumlah Pagu DBHCHT 766.166.000

5. Jumlah Pajak Rokok 5.052.686.200

6. Jumlah Pagu Kapitasi 18.627.106.474

7. Jumlah Pagu Non Kapitasi 1.250.125.000

8. Jumlah Pagu BLUD 2.995.404.889

Total Anggaran Pagu Program 91.919.698.935

Anggaran tersebut diperuntukan membiayai program dan kegiatan di lingkungan Dinas Kesehatan baik yang termasuk prioritas, rutinitas atau supporting. Program dan kegiatan prioritas yang dibiayai diantaranya adalah : Indikator Kinerja Utama Kota Sukabumi, Standar pelayanan Minimal, Program Nasional serta program dan kegiatan yang merupakan Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Kesehatan. Program rutinitas yang dilakukan adalah program dan kegiatan dibidang kesehatan yang tidak termasuk kedalam program rutinitas tapi dibutuhkan dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

Program dan kegiatan yang merupakan supporting adalah yang merupakan pendukung berjalannya suatu program seperti untuk perlengkapan alat kantor seperti barang cetak dan penggandaan, operasional harian kantor dan-lain-lain. Selain itu didalamnya termasuk juga kegiatan yang berupa kegiatan fisik sebagai penunjang pelayanan kesehatan di Dinas ataupun UPT Puskesmas dan Rumah Sakit seperti pemeliharaan gedung Dinas an UPT, rehabilitasi dan pembangunan baru gedung kantor dan pelayanan kesehatan, pemeliharaan kendaraan, pengadaaan alat kesehatan serta sarana dan prasarana pendukung pelayanan kesehatan.

(32)

Tahun 2018, Dinas Kesehatan mendapat anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Kesehatan yang terdiri dari dua jenis, yaitu DAK Fisik dan DAK Non Fisik. DAK Fisik diperuntukkan untuk kegiatan-kegiatan sebagai berikut: Pengadaan Kendaraan Pusling (untuk pengadaan Ambulanse gawat darurat di UPT Penunjang), Pengadaan Alat Kesehatan, pembangunan IPAL, Pengadaan Alat Kesehatan RSUD Al-Mulk, Pengadaan peralatan pendukung Imunisasi, Pengadaan Obat dan BMHP, serta Pengadaan Sarana Prasarana gedung farmasi. Untuk kegiatan DAK Non Fisik dialokasikan untuk : Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Puskesmas dan Dinas, Akreditasi Puskesmas, e-logistik dan Jampersal.

Alokasi anggaran kegiatan bersumber DAK Bidang Kesehatan di Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun anggaran 2018 sebesar Rp. 21,090,539,000,- dengan realisasi anggaran sebesar Rp. 17,918,044,539,- atau sebesar 84,96 %. Belum maksimalnya penyerapan anggaran DAK ini dikarenakan masih rendahnya penyerapan DAK Non Fisik yaitu Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) yaitu hanya sebesar 75.10 %, dan kegiatan Jaminan Persalinan (Jampersal) sebesar 56.88 %.

Untuk lebih jelasnya mengenai alokasi dan realisasi kegiatan bersumber DAK bidang Kesehatan dapat dilihat dari tabel dibawah:

Tabel 3.6

Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Bersumber DAK Bidang Kesehatan T.A 2018

No Program/Kegiatan Alokasi Realisasi %

(Rp) (Rp)

A DAK FISIK

I YANDAS

8.660.418.000 7.707.253.541 88,99

1

Program pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan

prasarana puskesmas/Pustu dan jaringannya

01.01 Pengadaaan puskesmas keliling 743.095.000

676.929.720 91,10 01.02 Pengadaan Sarana Prasarana

Puskesmas 2.293.793.000 2.011.135.530 87,68 01.03 Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah Puskesmas

1.008.000.000

898.866.000 89,17 01.04 Pengadaan Alat Kesehatan UPT

RSUD Al-Mulk

4.472.480.000

3.995.318.664 89,33

(33)

No Program/Kegiatan Alokasi Realisasi %

(Rp) (Rp)

01.05 Pengadaan peralatan pendukung imunisasi 143.050.000 125.003.627 87,38 II FARMASI 2.366.126.000 2.337.064.899 98,77

1 Program obat dan perbekalan

kesehatan

01.01 Pengadaan Obat dan BMHP 2.251.836.000

2.223.371.679 98,74 01.02 Pengadaan Sarana Prasarana

Gedung Farmasi

114.290.000

113.693.220 99,48

B DAK NON FISIK

10.063.995.000 7.873.726.099 78,24

1 Program obat dan perbekalan

kesehatan

01.01 Dukungan Manajemen Sistem e-Logistik

75.756.000

70.216.000 92,69 2 Program Promosi Kesehatan dan

Pemberdayaan Masyarakat

02.01 Kegiatan Bantuan Operasional Kesehatan

6.692.300.000

5.026.133.200 75,10 3 Program Upaya Kesehatan

Masyarakat

03.01 Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan

1.013.552.000

995.212.000 98,19 4 Program Standarisasi Pelayanan

Kesehatan

04.01 Penyusunan Standar Pelayanan Kesehatan 1.160.000.000 1.143.747.799 98,60 5 Program Peningkatan

Keselamatan Ibu dan Anak

05.01 Penyelenggaraan Jaminan Persalinan 1.122.387.000 638.417.100 56,88 Jumlah 21.090.539.000 17.918.044.539 84,96

Selain itu Kota Sukabumi juga mendapat alokasi dari Bantuan Keuangan Provinsi Jawa Barat berupa Pembangunan Puskesmas Baros dan Jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (PBI) Prov Jawa Barat, yang keseluruhannya diperuntukkan bagi pembayaran Premi BPJS peserta JKN hasil integrasi dari Jamkesda serta untuk Pembangunan Puskesmas Baros. Alokasi

(34)

Untuk lebih jelasnya mengenai alokasi dan realisasi kegiatan bersumber Bantuan Keuangan Propinsi Jawa barat dapat dilihat dari tabel dibawah.

Tabel 3.7

Realisasi Anggaran Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Bersumber Bantuan Keuangan Propinsi Jawa Barat

Tahun Anggaran 2018

No Program/Kegiatan Alokasi Realisasi %

( Rp.) ( Rp.)

1 Program Kemitraan

Peningkatan Pelayanan Kesehatan

Jaminan kesehatan bagi penerima bantuan iuran (PBI) Prov Jawa Barat

2,314,664,054,- 2,314,664,054,- 100.00 2 Program pengadaan, peningkatan

dan perbaikan sarana dan prasarana puskesmas/Pustu dan jaringannya

Pengembangan/ Pembangunan

UPT Puskesmas Baros 1,400,000,000,- 1,358,709,147,- 97,05

Jumlah 3,714,664,054,- 3,673,373,201,- 98,89

Dari uraian diatas secara umum dapat disimpulkan tingkat realisasi dan penyerapan anggaran Dinas Kesehatan, dari 23 (dua puluh tiga) program dan 103 Seratus Tiga) kegiatan :

a. Berkategori baik (realisasi 80%-100%): 18 program (78,26 %) dan 72 kegiatan (69,90 %)

b. Berkategori cukup baik (realisasi 60%-80% : 4 program (17,39 %) dan 22 kegiatan (21,36 %)

c. Berkategori kurang baik (<60%) : 1 program (4,35 %) dan 9 kegiatan (8,74 %) Tingkat penyerapan total Dinas Kesehatan Tahun 2018 adalah 85.85 % dan mengalami sedikit penurunan dibanding Tahun 2017 yaitu sebesar 85.88 %. Penurunan persentase penyerapan tersebut terutama dipengaruhi oleh rendahnya penyerapan beberapa kegiatan bersumber APBD, kemudian jampersal, BOK serta anggaran JKN dan BLUD Puskesmas.

(35)

BAB IV

PENYELENGGARAAN URUSAN PEMERINTAH DAERAH

A. Pencapaian Kinerja RPJMD Periode 2013 – 2018

Indikator Kinerja Utama (IKU) Dinas Kesehatan tahun 2013-2018, yang tertuang dalam dokumen RPJMD Kota Sukabumi tahun 2013-2018 ditetapkan berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Nomor: 1891 Tahun 2015 tentang Indikator Kenerja Utama Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2015-2018 berjumlah 11 (sebelas) indikator yang dicapai melalui pelaksanaan program, kegiatan dan sub kegiatan yang telah ditetapkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran tahun 2018. Namun demikian pada tahun 2018 ini hanya 10 (sepuluh) IKU yang terdapat target pencapaiannya, karena 1 (satu) IKU yaitu Jumlah Rumah Sakit gratis untuk masyarakat miskin sudah tercapai.

Berikut hasil capaian Indikator RPJMD tahun 2018 pada Dinas Kesehatan Kota Sukabumi :

Tabel 4.1

Pencapaian Indikator Kinerja RPJMD Tahun 2018

MISI

Mewujudkan Pelayanan Dasar yang Lebih Baik dan Berkualitas

No Indikator Sasaran Prioritas Program pembangunan

Indikator Kinerja Program

Tahun 2018 Satuan Singkat Uraian Target Reali sasi

1 Angka Kematian Ibu

Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak Angka Kematian Ibu 120 116,73 per 100.000 KH Tercapai dengan persentas e 102,81

2 Angka Kematian bayi

Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Angka Kematian bayi 8,5 5,86 per 1.000 KH Tercapai dengan persentas e 145,16 3 Prevalensi Kekurangan Gizi (underweight) pada anak balita Program Perbaikan Gizi Masyarakat Prevalensi Kekurangan Gizi (underweight) pada anak balita 10 3,88 % Tercapai dengan persentas e 257,73

(36)

LKPJ Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2018 41

No Indikator Sasaran Prioritas Program pembangunan

Indikator Kinerja Program

Tahun 2018

Satuan Singkat Uraian Target Reali sasi

4 Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) 7 6,05 % Tercapai dengan persentas e 105,7 5 Persentasen Desa/Keluraha n Siaga Aktif strata mandiri Program Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat Persentasen Desa/Keluraha n Siaga Aktif strata mandiri 20 20 % Tercapai dengan persentas e 100 6 Cakupan penemuan dan penanganan penyakit menular Program Pencegahan & Penanggulangan Penyakit Menular Cakupan penemuan dan penanganan penyakit menular 91,5 109,29 % Tercapai dengan persentas e 83,72 7 Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan 70 100 % Tercapai dengan persentas e 142,86 8 Jumlah Rumah Sakit yang difasilitasi Pemerintah Daerah Program: Pengadaan, peningkatan dan perbaikan sarana dan prasarana Puskesmas/ Pustu dan jaringannya Jumlah Rumah Sakit yang difasilitasi Pemerintah Daerah

0 0 unit Tidak ada target

Program Pengadaan, Peningkatan Sarana dan Prasarana Rumah Sakit/Rumah Sakit Jiwa/Rumah Sakit Paru-Paru/Rumah Sakit Mata 9 Persentase Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Program Pengembangan Lingkungan Sehat Persentase Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) 100 100 % Tercapai dengan persentas e 100

(37)

No Indikator Sasaran Prioritas Program pembangunan Indikator Kinerja Program Tahun 2018

Satuan Singkat Uraian Target Reali sasi

10 Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang berkualitas sesuai kebutuhan

Program Obat Dan Perbekalan Kesehatan Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang berkualitas sesuai kebutuhan 100 100 % Tercapai dengan persentas e 100 11 Cakupan pengawasan legalitas dan keamanan produk makanan Program Pengawasan Obat dan Makanan Cakupan pengawasan legalitas dan keamanan produk makanan 100 100 % Tercapai dengan persentas e 100

B. Penyelenggaraan Urusan Wajib Kesehatan

Pada tahun 2018 Dinas Kesehatan melaksanakan sebanyak 23 (dua puluh tiga) program dan 103 (seratus tiga) kegiatan dari seluruh sumber yang ada baik APBD maupun diluar APBD. Program dan kegiatan tersebut dilaksanakan untuk melaksanakan urusan wajib kesehatan maupun kegiatan penunjang atau pendukung pelaksanaan program wajib kesehatan.

Urusan wajib kesehatan diantaranya diperuntukan memenuhi program kegiatan yang mendukung pencapaian Indikator Kinerja Utama, Standar Pelayanan Minimal dan Indikator Perjanjian Kinerja Kepala Dinas Kesehatan atau PK. Terdapat 11 (sebelas) IKU dan 14 (empat belas) indikator PK yang dilaksanakan pada tahun 2018.

Berikut kami sampaikan hasil penyelenggaraan urusan wajib kesehatan tahun 2018 :

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KETERCAPAIA N TARGET

KETERAN GAN 1. Meningkatnya

kesehatan ibu, anak dan gizi masyarakat

1 Angka Kematian Ibu Tercapai Baik

2 Angka Kematian Bayi Tercapai Baik

3

Prevalensi Kekurangan Gizi (underweight) pada anak balita

(38)

LKPJ Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2018 43

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KETERCAPAIA N TARGET

KETERAN GAN

4

Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) Tercapai Baik 2. Meningkatnya pelayanan kesehatan komprehensif pada lansia 5

Persentase lansia yang mendapat skrining kesehatan sesuai standar

Tidak Tercapai Tidak Baik 3. Meningkatnya

jaminan keamanan obat dan makanan bagi kesehatan masyarakat

6

Cakupan ketersediaan obat dan perbekalan kesehatan yang berkualitas sesuai kebutuhan Tercapai Baik 7 Cakupan pengawasan legalitas dan keamanan produk makanan Tercapai Baik 4. Terkendalinya kasus penyakit menular 8

Cakupan penemuan dan penanganan penyakit menular Tercapai Baik 5. Terkendalinya kasus penyakit tidak menular 9 Persentase kelurahan yang melaksanakan Pelayanan Posbindu PTM Tercapai Baik 6. Terwujudnya jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat 10 Persentase masyarakat yang memiliki jaminan kesehatan

Tercapai Baik 7. Meningkatnya

kemandirian masyarakat dalam promotif dan preventif bidang kesehatan

11 Persentase Kelurahan

Siaga Aktif Strata Mandiri Tercapai Baik

12

Jumlah Kecamatan yang melaksanakan minimal 5 tema kampenye gerakan masyarakat hidup sehat

Tercapai Baik

8. Meningkatnya kualitas kesehatan lingkungan

13

Persentase Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Tercapai Baik 9. Meningkatnya

kualitas dan kuantitas Sumber Daya

Kesehatan dalam pelayanan kesehatan

(39)

SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA KETERCAPAIA N TARGET KETERAN GAN Jumlah sasaran: 9 sasaran Jumlah Indikator: 18 indikator · Mencapai target: 13 indikator · Baik: 13 indikator · Tidak mencapai target: 1 indikator · Tidak baik: 1 indikator

Berdasarkan rekapitulasi diatas, dapat kami sampaikan rincian kegiatan penyelenggaraan urusan wajib kesehatan berdasarkan sasaran strategis sebagai berikut :

1. Sasaran Strategis Pertama yaitu: Meningkatnya kesehatan ibu, anak dan

gizi masyarakat. NO INDIKATOR KINERJA SATUAN TAHUN 2017 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2017 (%) TAHUN 2018 CAPAIAN KINERJA TAHUN 2018 (%) TAR GET REALI SASI TAR GET REALI SASI 1 Angka Kematian Ibu per 100.000 KH 125 116.47 107.32 120 116.73 102.81 2 Angka Kematian Bayi per 1000 KH 9 6.82 131.93 8.5 5.84 145.54 3 Prevalensi Kekurangan Gizi (Underweight) pada Anak Balita % 10.5 6.31 166.49 10 3,79 263.85 4 Persentase Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK) % 8 7.75 103.17 7 6.05 115.70

(40)

LKPJ Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2018 45 a. Angka Kematian Ibu

Jumlah kematian ibu di Kota Sukabumi tidak mengalami peningkatan maupun penurunan dari tahun 2017 dan tahun 2018, yaitu sebanyak 7 kematian. Pada tahun 2018 terdapat 7 kematian ibu dari 5.997 kelahiran dengan angka kematian ibu sebesar 116,72/100.000 KH. Jika dilihat dari Capaian angka kematian Kota Sukabumi Tahun 2018 yang masih dibawah target Kota (120/100.000 KH), maka capaian kinerja tahun 2018 mencapai 102.81 % lebih rendah dari capaian kinerja tahun 2017 (107.32%).

Dari seluruh kematian ibu di Kota Sukabumi Tahun 2018, Penyebab kematian terbanyak disebabkan oleh penyebab tidak langsung (Penyakit Jantung, Emboli dan Infeksi Lainnya) sebanyak 6 kasus (85.72%) sedangkan kematian karena penyebab langsung (Perdarahan dan Eklamsi) sebanyak 1 kasus (14.28%). Untuk Periode waktu kematian ibu, paling banyak terjadi pada post partum (paska melahirkan) sebanyak 6 kasus (85.72%), pada saat Hamil 1 kasus (14.28%).

Jika dilihat dari tempat kejadian, semua kematian ibu terjadi di RS dimana semua kasus kematian sudah mendapatkan pelayanan di rumah sakit, baik yang dirujuk oleh Puskesmas, Puskesmas PONED, BPM ataupun RS Jejaring lainnya di Kota Sukabumi. Kejadian kematian ibu terjadi terbanyak di wilayah Kecamatan Warudoyong (Puskesmas Pabuaran dan Benteng) sebanyak 2 kasus (28.57%), Kecamatan Gunung Puyuh (Puskesmas Cipelang), Kecamatan Baros, Kecamatan Citamiang (Puskesmas Gedong Panjang), Kecamatan Cibeureum (Puskesmas Cibeureum Hilir) dan Kecamatan Lembur Situ (Puskesmas Cikundul) masing – masing 1 kasus (14.29%).

(41)

FOTO KEGIATAN

PELATIHAN KEGAWAT DARURATAN PADA IBU BAGI KADER

(42)

LKPJ Dinas Kesehatan Kota Sukabumi Tahun 2018 47

Pembelajaran Review Maternal

b. Angka Kematian Bayi

Jumlah seluruh kematian bayi pada tahun 2018 adalah sebanyak 35 kematian dari jumlah kelahiran hidup 5.997. Maka Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2018 adalah sebesar 5,86/1000 KH dengan persentase capaian kinerja 145.54%. Jumlah Kematian Bayi tahun 2018 ini mengalami penurunan bila dibandingkan dengan tahun 2017, yaitu dari 41 kematian (6,82/1000 KH) di tahun 2017 menjadi 35 kematian (5,86/1.000 KH) di tahun 2018.

Kematian pada Masa Neonatal (usia 0-28 hari) berjumlah 26 kasus (74.28%) dan masa Usia 29 hari-11 bulan berjumlah 9 kasus (25,72%). Penyebab kematian Masa Neonatal diantaranya karena Asfiksia sebanyak 8 kasus (22.86%), BBLR sebanyak 6 kasus (17.14%), kelainan kongenital 6 kasus (17.14%), Gangguan Nafas dan Aspirasi sebanyak masing – masing 2 kasus (5.71%), lain - lain sebanyak 2 kasus (5.71%). Sedangkan penyebab kematian Masa Usia 29 hari-11 bulan diantaranya yaitu disebabkan kelainan kongenital sebanyak 4 kasus (11.42%), Diare Dehinrasi Berat sebanyak 2 kasus (5.71%), Bronchopneumoni dan kejang masing – masing 1 kasus (2,86%) dan lain – lain 1 kasus (2,86%). Tempat Kematian Kematian bayi dari 35 kasus terjadi di RS sebanyak 28 kasus (80%), di rumah sebelum dirujuk sebanyak 6 kasus (14.29%), dan di perjalanan menuju rumah sakit sebanyak 2 kasus (5.71%).

(43)

Kejadian kematian bayi terjadi terbanyak terjadi di wilayah Kecamatan Lembur Situ 10 kasus (28.57%), Kecamatan Citamiang 8 kasus (22.86%), Kecamatan Cikole 7 kasus (20%), Kecamatan Baros dan Cibeureum masing – masing 3 kasus (8.57%), Kecamatan Gunung Puyuh dan Warudoyong masing– masing 2 kasus (5,71%).

FOTO KEGIATAN

Gambar

FOTO KEGIATAN
FOTO KEGIATAN
Foto kegiatan
Foto kegiatan dalam rangka mencapai sasaran strategis terkendalinya kasus  penyakit menular:
+5

Referensi

Dokumen terkait

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 149 dan Pasal 152 Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, dan menjamin

Untuk mewujudkan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang tertuang dalam RPJMD Kabupaten Bojonegoro tahun 2013-2018, Dinas Komunikasi dan Informatika Kabupaten

Natrium Karbonat (Na2CO3) adalah bahan lunak yang larut dalam air dingin dan kelarutan dalam air kira-kira 30% berat larutan, dalam industri kimia di kenal dengan “soda ash”.

Umumnya, nilai IV yang digunakan berbeda untuk setiap pesan yang dikirimkan, dan karena IV juga ikut dikirimkan bersama dengan pesan, maka proses dekripsi dapat dilakukan

Karena itu, dalam penelitian ini, dikaji terjadinya proses berpikir pseudo mahasiswa dalam memecahkan masalah kovariasi (disebut pseudo penalaran

Jika dikaitkan dengan manajemen perencanaan Klinik Nahdatul Ulaam di Kota Palangka Raya, Adapun perencanaan klinik nahdatul ulama ini harus adanya objek yang

Pada studi lain penggunaan gen flagelin adalah metode pendeteksian dengan nested PCR yang paling efisien, tidak diperlukan konsentrasi dan aplifikasi dengan inkubasi

Mengacu pada tujuan dan sasaran dalam RPJMD Kabupaten Klungkung Tahun 2013-2018, telah ditetapkan Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Klungkung, berdasarkan