• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 15

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENGANTAR BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN Strategi Pelatihan Metode Pelatihan... 15"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENGANTAR ... 1

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ... 1

1.2. Penjelasan Modul ... 1

1.2.1. Desain Modul... 2

1.2.2. Isi Modul ... 2

1.2.3. Pelaksanaan Modul ... 3

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (CRCC) ... 3

1.4. Pengertian-Pengertian Istilah ... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ... 6

2.1. Peta Paket Pelatihan ... 6

2.2. Pengertian Unit Standar ... 6

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ... 7

2.3.1. Judul Unit ... 7

2.3.2. Kode Unit ... 7

2.3.3. Deskripsi Unit ... 8

2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja ... 8

2.3.5. Batasan Variabel ... 10

2.3.6. Panduan Penilaian ... 11

2.3.7. Kompetensi Kunci ... 13

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ... 14

3.1. Strategi Pelatihan ... 14

3.2. Metode Pelatihan ... 15

BAB IV BAHAN MATERI UNIT KOMPETENSI ... 16

4.1. Tujuan Instruksional Umum ... 16

(2)

ii

4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan... 18

4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan ... 18

4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan ... 18

4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan ... 19

4.4. Mengidentifikasi jenis dan jumlah kebutuhan komponen material rangka atap baja ringan yang akan dipasang ... 19

4.4.1. Gambar pelaksanaan dan spesifikasi teknis pekerjaan rangka atap baja ringan dikuasai ... 19

4.4.2. Susunan jenis komponen yang akan dipasang diidentifikasi urutannya. ... 21

4.4.3. Susunan jenis komponen yang akan dipasang dipilih dan ditentukan sesuai dengan gambar pelaksanaan ... 22

4.5. Mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan utama dan peralatan bantu yang akan digunakan ... 42

4.5.1. Jenis dan jumlah perkakas (tools) serta alat bantu lainnya yang akan digunakan diidentifikasi ... 42

4.5.2. Perkakas (tools) dan alat bantu lainnya yang akan digunakan ditentukan jumlah dan kegunaannya ... 43

4.5.3. Kesiapan peralatan utama dan peralatan bantu dilakukan sesuai dengan manual untuk menjamin kelancaran pekerjaan ... 48

4.6. Mengidentifikasi kebutuhan bahan-bahan lain yang diperlukan ... 49

4.6.1. Bahan-bahan lain yang dibutuhkan dalam pemasangan rangka atap baja ringan diidentifikasi ... 49

4.6.2. Jenis bahan-bahan lain yang dibutuhkan, ditentukan berdasar pada kebutuhan yang tertuang pada gambar kerja ... 50

4.6.3. Daftar kebutuhan bahan lain dibuat berdasar pada kuantitas, spesifikasi yang tertuang pada gambar kerja ... 50

(3)

ringan diidentifikasi berdasar pada persyaratan kompetensi

kebutuhan pekerjaan ... 51

4.7.2. Produktivitas tenaga kerja yang akan digunakan diidentifikasi berdasar pada standar minimal kinerja yang ditetapkan ... 51

4.7.3. Daftar kebutuhan tenaga kerja dari jumlah dan kualifikasi dibuat dengan menggunakan format yang ditetapkan ... 52

4.8. Membuat Catatan hasil identifikasi ... 52

4.8.1. Catatan hasil identifikasi kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja dihimpun dan diteliti kembali kebenarannya ... 52

4.8.2. Catatan hasil identifikasi dibuat berdasar pada catatan yang telah dicek kebenarannya ... 55

4.8.3. Catatan hasil identifikasi disampaikan kepada pihak terkait dan diadminsitrasikan sesuai dengan prosedur kerja yang ditetapkan .. 57

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI ... 58

5.1. Sumber Daya manusia ... 58

5.2. Sumber-Sumber Perpustakaan... 59

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ... 59

(4)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 1

BAB I

PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?

Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.

Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika Anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, Anda memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

Modul ini dikonsep agar dapat digunakan pada proses Pelatihan Konvensional/Klasikal dan Pelatihan Individual/Mandiri. Yang dimaksud dengan Pelatihan Konvensional/Klasikal, yaitu pelatihan yang dilakukan dengan melibatkan bantuan seorang pembimbing atau guru seperti proses belajar mengajar sebagaimana biasanya dimana materi hampir sepenuhnya dijelaskan dan disampaikan pelatih/pembimbing yang bersangkutan.

Sedangkan yang dimaksud dengan Pelatihan Mandiri/Individual adalah pelatihan yang dilakukan secara mandiri oleh peserta sendiri berdasarkan materi dan sumber-sumber informasi dan pengetahuan yang bersangkutan. Pelatihan mandiri cenderung lebih menekankan pada kemauan belajar peserta itu sendiri. Singkatnya pelatihan ini dilaksanakan peserta dengan menambahkan unsur-unsur atau sumber-sumber yang diperlukan baik dengan usahanya sendiri maupun melalui bantuan dari pelatih.

(5)

1.2.1. Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual/mandiri:

 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.

 Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta

dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Modul

Modul ini terdiri dari 3 bagian, antara lain sebagai berikut: a. Buku Informasi

Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

b. Buku Kerja

Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri.

Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :

 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi.

 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja.

c. Buku Penilaian

Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi:

 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.

(6)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 3

 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan.

 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan.

 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.

 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.  Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3. Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :

 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan.

 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.

 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan.

 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :

 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.  Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.  Memberikan jawaban pada Buku Kerja.

 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.

 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

 Apakah pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency). Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

(7)

anda telah :

a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu

pengetahuan dan keterampilan yang sama atau.

b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau.

c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.

1.4. Pengertian-Pengertian Istilah Profesi

Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap. Pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan. pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan /jabatan.

Standardisasi

Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi

Penilaian atau uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan

Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.

(8)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 5

Kompetensi

Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap. Pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi

Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti. Sertifikat Kompetensi

Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.

Sertifikat Kompetensi

Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji kompetensi.

(9)

BAB II

STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Modul yang sedang Anda pelajari ini adalah untuk mencapai satu unit kompetensi, yang termasuk dalam satu paket pelatihan, yang terdiri atas unit-unit kompetensi berikut:

NO. Kode Unit Judul Unit Kompetensi

I. Kelompok Kompetensi Umum

1 F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 01 Menerapkan Ketentuan UUJK dan K3L.

2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 02 Melakukan Komunikasi dan Kerja Sama di

Tempat Kerja

II. Kelompok Kompetensi Inti

1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 03

Mengidentifikasi Kebutuhan Pekerjaan Awal Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 04

Membuat Rencana Kerja Harian dan

Mingguan Pelaksanaan Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05 Membantu Dalam Pengaturan Material

4. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06 Melakukan Persiapan Pemasangan Rangka

Atap Baja Ringan

5. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 07 Mengkoordinasi dan Mengawasi Pelaksanaan

Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan 6. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 08 Membuat Catatan Pelaksanaan Pemasangan

Rangka Atap Baja Ringan 2.2. Pengertian Unit Standar

Apakah Standar Kompetensi ?

Setiap Standar Kompetensi Menentukan :

a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi. b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.

(10)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 7 Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini ?

Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk “Menerapkan prosedur-prosedur mutu”

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan ?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian Kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi ? Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3 Unit Kompetensi yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :

 Mengidentifikasi apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.

 Mengidentifikasi apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.

 Memeriksa hasil identifikasi peserta pelatihan.

 Meyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja

telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian

2.3.1 Judul Unit

Mengidentifikasi Kebutuhan Pekerjaan Awal Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

2.3.2 Kode Unit

(11)

2.3.3 Deskripsi Unit

Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan untuk melakukan komunikasi, kerja sama dan memimpin kelompok kerja

2.3.4 Elemen Kompetensi

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

1. Mengidentifikasi jenis dan

jumlah kebutuhan

komponen material rangka atap baja ringan yang akan dipasang

1.1 Gambar pelaksanaan dan spesifikasi teknis pekerjaan rangka atap baja ringan dikuasai.

1.2 Susunan jenis komponen yang akan dipasang diidentifikasi urutannya 1.3 Susunan jenis komponen yang akan

dipasang dipilih dan ditentukan sesuai dengan gambar pelaksanaan

2. Mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan utama dan peralatan bantu yang akan digunakan

2.1. Jenis dan jumlah perkakas (tools) serta alat bantu lainnya yang akan digunakan diidentifikasi

2.2. Perkakas (tools) dan alat bantu

lainnya yang akan digunakan

ditentukan jumlah dan kegunaannya

2.3. Kesiapan peralatan utama dan

peralatan bantu dilakukan sesuai

dengan manual untuk menjamin

kelancaran pekerjaan. 3. Mengidentifikasi kebutuhan

bahan-bahan lain yang

diperlukan

3.1. Bahan-bahan lain yang dibutuhkan dalam pemasangan rangka atap baja ringan diidentifikasi

3.2. Jenis bahan-bahan lain yang

(12)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 9

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

kebutuhan yang tertuang pada

gambar kerja

3.3. Daftar kebutuhan bahan lain dibuat berdasar pada kuantitas, spesifikasi yang tertuang pada gambar kerja 4. Mengidentifkasi kebutuhan

tenaga kerja

4.1. Kebutuhan tenaga kerja untuk

pemasangan rangka atap baja ringan

diidentifikasi berdasar pada

persyaratan kompetensi kebutuhan pekerjaan

4.2. Produktivitas tenaga kerja yang akan digunakan diidentifikasi berdasar pada

standar minimal kinerja yang

ditetapkan

4.3. Daftar kebutuhan tenaga kerja dari jumlah dan kualifikasi dibuat dengan menggunakan format yang ditetapkan.

5. Membuat Catatan hasil

identifikasi

5.1. Catatan hasil identifikasi kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja

dihimpun dan diteliti kembali

kebenarannya.

5.2. Catatan hasil identifikasi dibuat

berdasar pada catatan yang telah dicek kebenarannya

5.3. Catatan hasil identifikasi disampaikan

kepada pihak terkait dan

diadminsitrasikan sesuai dengan

(13)

2.3.5 Batasan Variabel

1. Kontek Variabel

1.1. Unit ini diterapkan sebagai kompetensi kelompok dan menjadi dasar penentuan kemampuan untuk dapat melakukan pekerjaan pada pekerjaan rangka atap baja ringan

1.2. Penterjemahan gambar meliputi : :

1.2.1. Denah gambar bangunan yang akan dikerjakan

1.2.2 As bangunan yang akan dipasang pada rangka atap baja ringan 1.2.3. Ketinggian ring balk dari lantai bangunan

1.2.4. Gambar bentuk atap tampak atas bangunan 1.2.5. Gambar potongan atap bangunan

1.2.6. Gambar detail

2. Perlengkapan dan Peralatan Yang Diperlukan Untuk Mengidentifikasi Komponen, Peralatan, Bahan–bahan lain dan Tenaga Kerja

2.1. Perlengkapan antara lain :

2.1.1. Gambar denah bangunan 2.1.2. Gambar tampak bangunan 2.1.3. Gambar potongan bangunan

2.1.4. Gambar rencana rangka atap baja ringan 2.1.5. Gambar detail

2.2. Peralatan :

2.2.1. Alat ukur (meteran) 2.2.2. Kalkulator

2.2.3. Alat Tulis Kantor (ATK)

3. Tugas–tugas Yang Harus Dilakukan

3.1. Melakukan pengukuran as–as bangunan dengan menghitung luas penutup atap.

3.2. Melakukan pengukuran tinggi atap untuk menghitung jumlah alat bantu yang diperlukan.

(14)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 11

3.3. Memutuskan jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan.

3.4. Membuat Catatan hasil pengukuran, perhitungan, memutuskan tenaga kerja yang dibutuhkan.

4. Peraturan–peraturan Yang Diperlukan 4.1. Prosedur operasi standar perusahaan.

4.2. Spesifikasi dan petunjuk manual pemasangan. 4.3. Standar/ketentuan K3 dan lingkungan hidup. 4.4. Manual mutu.

4.5. SOP yang diberlakukan di perusahaan.

2.3.6 Panduan Penilaian

1. Kondisi Penilaian

Kondisi yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja dengan menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.

Metode uji antara lain : 1.1. Tes tertulis. 1.2. Wawancara.

1.3. Praktek menggunakan alat peraga. 1.4. Praktek di tempat kerja.

1.5. Portofolio atau metode lain yang relevan. 2. Keterkaitan dengan unit lain:

2.1 Unit kompetensi yang harus dimiliki sebelumnya: 2.2 Kaitan dengan unit lain

2.2.1. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 01 Menerapkan ketentuan UUJK, dan SMK3.

2.2.2. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 02 Melakukan komunikasi dan kerja sama di

(15)

2.2.3. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 04 Membuat rancana kerja harian dan mingguan pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan.

2.2.4. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 05 Membantu dalam pengaturan material.

2.2.5. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 06 Melakukan persiapan pemasangan rangka

atap baja ringan.

2.2.6. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 07 Mengkoordinasi dan mengawasi pelaksanaan

pemasangan rangka atap baja ringan.

2.2.7. F. 45 2 4 4 2 2 01 II 08 08 Membuat Catatan pelaksanaan pemasangan

rangka atap baja ringan.

3. Pengetahuan Yang Dibutuhkan

3.1. Peraturan perundangan yang terkait dengan konstruksi atap baja ringan. 3.2. Prosedur operasi standar perusahaan.

3.3. Spesifikasi bahan rangka atap baja ringan.

3.4. Peralatan utama dan bantu pemasangan rangka atap baja ringan. 3.5. Kualifikasi tenaga kerja pemasangan rangka atap baja ringan. 3.6. Spesifikasi dan metode pemasangan rangka atap baja ringan. 3.7. Standar/ketentuan K3 dan lingkungan hidup.

4. Keterampilan Yang Dibutuhkan

4.1. Keterampilan untuk membaca gambar kerja.

4.2. Keterampilan untuk mengidentifikasi komponen-komponen, peralatan, dan tenaga kerja baja ringan.

4.3. Keterampilan untuk mengidentifikasi tempat–tempat kritis yang mungkin menjadi hambatan kerja.

5. Aspek Kritis Yang Harus Diperhatikan 5.1. Kemampuan untuk membaca gambar kerja.

5.2. Kemampuan untuk mengidentifikasi komponen-komponen, peralatan, dan tenaga kerja untuk perakitan Rangka Atap Baja Ringan.

5.3. Kemampuan untuk mengukur kebutuhan tenaga kerja dan material baja ringan.

(16)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 13

2.3.7 Kompetensi Kunci

NO. KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan

informasi 1

2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1 3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 2 4. Bekerjasama dengan orang lain dan dalam kelompok 2 5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2

6. Memecahkan masalah 1

(17)

BAB III

STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap belajar Anda sendiri. Artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan/ Perencanaan

a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar anda. b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.

c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.

d. Merencanakan aplikasi praktek pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran

a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktek yang terdapat pada tahap belajar.

b. Merevisi dan meninjau meteri belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan anda.

Pengamatan terhadap tugas praktek

a. Mengamati keterampilan praktek yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang telah berpengalaman lainnya.

b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

Implementasi

a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.

b. Mengamati indikator hasil identifikasi personal melalui kegiatan praktek. c. Mempraktekkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

(18)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 15

Penilaian

Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus. Kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas. Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk mengkonfirmasikan hasil identifikasi dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing. sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta. Pelatih dan Pakar / Ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

(19)

BAB IV

MATERI UNIT KOMPETENSI

4.1. Tujuan Instruksional Umum

 Peserta pelatihan mampu mengidentifikasi kebutuhan pekerjaan awal

pemasangan rangka atap baja ringan berdasarkan gambar kerja. 4.2. Tujuan Instruksional Khusus

 Peserta pelatihan mampu mengidentifikasi jenis dan jumlah kebutuhan komponen material rangka atap baja ringan yang akan dipasang.

 Peserta pelatihan mampu mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan utama dan peralatan bantu yang akan digunakan.

 Peserta pelatihan mampu mengidentifikasi kebutuhan bahan-bahan lain yang diperlukan.

 Peserta pelatihan mampu mengidentifkasi kebutuhan tenaga kerja.  Peserta pelatihan mampu membuat Catatan hasil identifikasi.

4.3. Pengetahuan Dasar Pelaksanaan Pekerjaan Mandor Pemasangan Rangka Atap Baja Ringan

4.3.1. Definisi

Baja ringan merupakan baja mutu tinggi yang memiliki sifat ringan dan tipis, namun memiliki fungsi setara dengan baja konvensional. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengkompensasi bentuknya yang tipis. Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4mm - 1mm.

Kekuatan bahan baja ringan atau atap ringan. Bahan baja ringan atau atap ringan memiliki beragam tingkat kekuatan. Saat ini yang terbaik adalah baja ringan yang memiliki spesifikasi g550 atau tegangan leleh 550 mpa. Bahan ini berbeda dengan baja konvesional, yang memiliki tegangan leleh 300 mpa (g300). Namun karena sifat dasar baja adalah berkarat, maka baja ini pun harus diberi proteksi terhadap karat. Ada dua jenis proteksi; galvaniz

(20)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 17 atau pelapis yang tebuat dari seng, dan zinczlume yang terbuat dari campuran seng, aluminium dan silicon

Pekerjaan pemasangan rangka atap baja ringan adalah salah satu bagian dari pekerjaan konstruksi yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami. Atap baja ringan sendiri adalah suatu komponen konstruksi yang diproses secara roll forming system/cold forming system dengan teknologi yang dikembangkan oleh beberapa Negara di Eropa yang tahan terhadap rayap, tidak mudah muai serta tahan tahan karat. Dari 11 nama Perusahaan Baja Ringan yang beredar di pasaran, diantaranya Smartruss, Multitruss, J-Steel, Pryda, Gigasteel, Wirama Truss, Steeltruss, Prima Truss, dan lain-lain.

Rangka Atap Baja ringan diciptakan untuk memudahkan perakitan dan konstruksi. Meskipun tipis, baja ringan memiliki derajat kekuatan tarik yang tinggi yaitu sekitar 550 MPa, sementara baja biasa sekitar 300 MPa. Kekuatan tarik dan tegangan ini untuk mengkompensasi bentuknya yang tipis. Ketebalan baja ringan yang beredar sekarang ini berkisar dari 0,4mm - 1mm (Theodolite).

Perhitungan kuda-kuda baja ringan amat berbeda dengan kayu, yakni cenderung lebih rapat (Equipment Kitchen). Semakin besar beban yang harus dipikul, jarak kuda-kuda semakin pendek. Misalnya untuk genteng dengan bobot 40 kg/m2 jarak kuda-kuda bisa dibuat setiap 1,4m. Sementara bila bobot genteng mencapai 75kg/m2, maka jarak kuda-kuda menjadi 1,2m. Kenapa harus dipakai rangka baja ringan?

Inilah kelebihan dan kekurangannya:

Kelebihan:

Karena bobotnya yang ringan maka dibandingkan kayu, beban yang harus ditanggung oleh struktur di bawahnya lebih rendah (jadi lebih irit strukturnya)  Baja ringan bersifat tidak membesarkan api (non-combustible)

 Tidak bisa dimakan rayap (memangnya rayap makan baja…?

 Pemasangannya relatif lebih cepat apabila dibandingkan rangka kayu.  Baja ringan nyaris tidak memiliki nilai muai dan susut, jadi tidak berubah

(21)

Kekurangannya :

 Kerangka atap baja ringan tidak bisa diekspos seperti rangka kayu, sistem rangkanya yang berbentuk jaring kurang menarik bila tanpa penutup plafon

 Karena strukturnya yang seperti jaring ini maka bila ada salah satu bagian struktur yang salah hitung ia akan menyeret bagian lainnya maksudnya jika salah satu bagian kurang memenuhi syarat keamanan, maka kegagalan bisa terjadi secara keseluruhan (biasanya perhitungan strukturnya langsung dilakukan oleh structural engineer dari aplikatornya)  Rangka atap baja ringan tidak sefleksibel kayu yang dapat dipotong dan

dibentuk berbagai profil

4.3.2. Sarana dan Prasarana Pelatihan

Pelatihan pelaksanaan pekerjaan mandor pemasangan rangka atap baja ringan memerlukan sarana dan prasarana: ruang belajar mengajar dan ruang praktek , ruang ishoma serta toilet.

4.3.3. Peralatan Utama Pelatihan  LCD

 Komputer  Printer  Kamera

 Papan Tulis / white board  Alat Tulis Kantor

4.3.4. Peralatan Bantu Pelatihan 1. Alat steger

2. Tangga aluminium

3. Alat potong mesin (gerinda) 4. Waterpas / selang air

5. Gergaji tangan (besi: gunting) 6. Bor screw

(22)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 19

8. Meteran 9. Siku verstek

10. Alat Bor listrik kecil 11. Benang

12. Unting-unting 13. Bor beton dan baja

4.3.5. Perangkat Lunak Pelatihan

- Modul cara pemasangan dalam bentuk CD / Video - Alat peraga

4.4. Mengidentifikasi jenis dan jumlah kebutuhan komponen material rangka atap baja ringan yang akan dipasang

4.4.1. Gambar pelaksanaan dan spesifikasi teknis pekerjaan rangka atap baja ringan dikuasai.

Spesifikasi teknis dari bahan baja ringan adalah :

Spesifikasi Bahan baja mutu G550:

 Terbuat dari profil baja mutu tinggi (light gauge high tensile steel) tipe G550

 Diproses dengan lapisan zincalume  Tegangan maksimum > 500 Mpa  Modulus elastisitas 200.000 Mpa  Modulus geser 80.000 Mpa Zincalume

 Tahan karat (55% alumunium dan 45% seng)  Tipe Hot - Dip Zinc / Alumunium Alloy

 Kelas AZ 150  Kadar 150 gram/m2

Lapisan Tahan Karat Z220 (220 gr/m2) Standar International yang berlaku:

(23)

 AS 1397-2001 (Standar Australia)

 JIS 3302-1998 (Standar Jepang)

Dimana ketebalan yang disyaratkan adalah:

 150 gr/m2 untuk lapisan AZ (Aluminium Zink)

 180 gr/m2 untuk lapisan Z (Galvanis)

Program Desain Khusus Perhitungan struktur Rangka Atap Baja Ringan, dengan memenuhi standar international

 AS/NZS 11700-2002 (Standar Australia)

 AS/NZS 4600:2005

Gambar 4.1: Denah Rangka Atap

Ket. Gambar:

1. R = Rafter (reng)

2. TG = Trunkated Girder (Balok) 3. T1 = Trunkated no.1

(24)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 21

4. S = Standar (full kuda-kuda) 5, HR = Hip Rafter (Jurai luar)

Catatan: Penggunaan tiap bentuk profil

- Rafter (reng) : untuk membantu menahan beban genteng sebelum ke kuda-kuda, posisi setelah pemasangan girder

-Trunkated Girder adalah bentuk kuda-kuda terpancung

-Trunkated no.1 adalah kuda-kuda terpancung dibagian ujung dalam jurai -Standar adalah menunjukkan kuda-kuda full bentuk segitiga dipasang pada ujung pertemuan jurai bagian atas

-Hip Rafter adalah balok atau batang profil untuk jurai luar, jurai adalah pertemuan antara dua bidang atap

4.4.2. Susunan jenis komponen yang akan dipasang diidentifikasi urutannya

Komponen Atap :

- Kaki Kuda-Kuda/Cremona/Top Chord - Tiang Kuda-Kuda/Wed Side

- Batang Tarik/Bottom Chord - Penyokong/Lateral Tie - Reng

(25)

- Ikatan Angin/Bracing

Gambar 4.3: Komponen Rangka Atap Baja Ringan

Gambar 4.4 : Rangka Kuda-Kuda (cremona) dengan kanal

4.4.3. Susunan jenis komponen yang akan dipasang dipilih dan ditentukan sesuai dengan gambar pelaksanaan

Material rangka atap ini terbuat dari 2 jenis bahan yaitu galvanis dan galvalum. Galvanis merupakan jenis baja ringan yang bercoating zink (seng) dan galvalum lebih dikenal dengan sebutan zinkalum. Rangka baja ini terdiri dari lempengan-lempengan panjang (profil) yang bervariasi bentuk dan ukurannya sesuai fungsi masing-masing dalam struktur rangka atap.

Untuk kuda-kuda atau rangka utama dan gording, profil baja ringan ini biasanya berbentuk “I” atau “U” terbalik dan memiliki ukuran yang lebih

(26)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 23

besar.

Sedangkan reng ialah pengikat kuda-kuda dan gording yang posisinya melintang di atas kuda dan gording, serta mengikat kuda-kuda dan gording tersebut hingga membentuk suatu kerangka yang kokoh.

Lempengan reng adalah profil yang paling kecil bentuk dan ukurannya. Fungsinya sebagai penahan genteng atau jenis atap lainnya dan sebagai pengatur jarak setiap baris genteng agar lebih rapi dan lebih “mencengkeram”.

Gambar 4. 5: Bentuk Profil Atap Baja Ringan

Type C

Type R

(27)

Gambar 4.6: Self drilling Screw (baut)

Sekrup atau ulir dibentuk melalui pemotongan alur helical secara kontinu pada permukaan silinder. Bila dilakukan pemotongan alur tunggal pada permukaan silinder maka dinamakan single thread screw dan jika dilakukan pemotongan alur lainnya pada jarak antar alur pertamanya disebut double thread screw.

Sambungan sekrup ( screw joints) terdiri dari 2 elemen yaitu : mur dan baut. Sambungan sekrup digunakan bila :

(28)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 25  Untuk bagian mesin yang memerlukan sambungan dan pelepasan tanpa

mengakibatkan kerusakan pada komponen mesin.

 Untuk memegang dan penyesuaian dalam perakitan dan perawatan. Keuntungan dan Kerugian Screw joints

Keuntungan:

 Mempunyai reliabilitas tinggi dalam operasi.

 Sesuai untuk perakitan dan pelepasan komponen.

 Suatu lingkup yang luas dari sambungan baut diperlukan untuk beberapa kondisi operasi.

 Lebih murah untuk diproduksi dan lebih efisien.

Kerugian:

 Konsentrasi tegangan yang pada bagian ulir yg tidak mampu menahan berbagai kondisi beban

Note : kekuatan sambungan sekrup tidak sebanding dengan kekuatan sambungan las atupun sambungan keling

Defenisi

 Major diameter

Diameter terbesar pada bagian ulir luar atau bagian ulir dalam dari sebuah sekrup. Sekrup dispesifikasikan oleh diameter ini, juga disebut diameter luar atau diameter nominal.

 Minor diameter

Bagian terkecil dari bagian ulir dalam atau bagian ulir luar, disebut juga sebagai core atau diameter root.

 Pitch diameter

Disebut juga diameter efektif, merupakan bagian yang berhubungan antara baut dan mur.

 Pitch

Jarak dari satu ujung ulir ke ujung ulir berikutnya. Pitch = 1

(29)

Gambar 4.7: Jarak dari satu ujung ulir ke ujung ulir

Lokasi sambungan sekrup

Pemilihan tipe sambungan dan lokasi penyambungan sangatlah penting. Lokasi penyambungan harus diatur sedemikian rupa agar mampu menahan beban tarik dan beban geser (tensile / shears load) dan bengkok akibat penyambungan harus ditekan seminim mungkin.

Bengkoknya suatu sambungan merupakan akibat dari :  Misalignment ( tidak lurus)

 Gaya pengencangan yang terlalu besar.

 Gaya eksternal yang terlalu besar yang memungkinkan mengakibatkan kegagalan sambungan.

Note :

Tensile Stress / Tegangan Tarik

Adalah suatu sifat bahan hubungan tegangan-regangan pada tarikan memberikan nilai yang cukup berubah tergantung pada laju tegangan temperature dll. Umumnya kekuatan tarik lebih rendah daripada umpannya seperti baja, duralumin dll.

Shear Stress / Tegangan Geser

Ketika benda kerja menjadi sasaran dua kekuatan yang sama atau berlawanan, bergerak secara tangensial dengan sisi yang berlawanan, dimana ini disebabkan pada setiap sisi dari benda kerja dan inilah yang

(30)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 27 disebut shear stress. Dan yang berhubungan dengan regangan dikenal shear strain, yang diukur dengan sudut deformasi yang berdekatan dengan shear stress

Bending Stress / Tegangan Tekuk

Dalam kegiatan perteknikan, bagian-bagian atau anggota structural mungkin menjadi sasaran pada beban static atau dinamis yang disebut sebagai bending stress. Sedikit pertimbangan akan menujukkan karena adanya moment bending, kabel pada bagian atas benda kerja akan diperpendek karena akompresi terebut.

Tipe umum sambungan sekrup 1. Through Bolt

Sambungan through bolt pada umumnya merupakan suatu batang silinder beralur yang dimasukkan pada lubang yang telah dibuat/dibor pada 2 bagian yang akan disambung, dijepit dengan mur/nuts di bagian bawah dan kepala/head di bagian atas.

Sambungan throughbolt yang digunakan boleh yang telah dimesin/dibuat alur ataupun yang belum dan kepalanya bisa berbentuk persegi maupun segienam.

Sambungan through bolt harus dengan mudah melalui lubang bila beban bekerja sepanjang sumbu. Bila beban diberikan secara tegak lurus dengan sumbu sambungan, yang mana juga bekerja beban geser maka lubang harus diream sehingga shank dapat secara pas dimasukkan. Sambungan through bolt digunakan untuk sambungan mesin ( machine bolts), carriage bolts, automobile bolts, eye bolts, etc.

(31)

Note :

Shank merupakan bagian silinder sekrup.

2. Tap Bolt

Sambungan tap bolt sangat berbeda dengan sambungan through bolt. Pada sambungan tap bolt, sekrup dimasukkan ke dalam lubang antara 2 keping yang akan disambung, dengan hanya satu dari dua keping yang di tap tanpa menggunakan nut.

Gambar 4.9: Tap bolt (Tekan baut)

Note :

Tap : alat yang digunakan untuk membuat ulir dalam. Snay : alat yang digunakan untuk membuat ulir luar.

3. Studs

Stud merupakan batang silinder yang dialur pada kedua ujungnya. Salah satu ujung disekrup ke dalam lubang yang ditap pada bagian yang akan disambung sedangkan ujung lainnya digunakan untuk mur/nut. Studs pada umumnya digunakan untuk menggantikan tap bolt untuk mengamankan berbagai pelindung/ penutup. Contohnya pada penutup mesin, pompa silinder,dll.

(32)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 29 Karena tidak disekrup secara penuh, alur pada lubang sambungan tap cenderung rusak. Kerugian ini ditutupi dengan penggunaan sambungan studs.

4. Cap Screws

Cap screws hampir sama dengan tap bolt kecuali ukurannya yang kecil dan variasi bentuk kepala/head.

Gambar 4.11: Cap Screws (Jenis screw)

5. Machine Screws

Hampir sama dengan cap screws hanya saja kepala/head dibuat lubang untuk obeng dan biasanya pada penggunaannya menggunakan mur/nut.

6. Set Screws

(33)

Set Screws digunakan untuk mencegah gerakan relatif/ pengeseran antar 2 komponen. Set screws disekrup melalui lubang beralur pada komponen pertama dan ujung dari sekrup itu menekan komponen lainnya. Sambungan ini mengurangi gerakan relatif antar 2 komponen yang berarti mengurangi gesekan antara ujung dari sekrup dengan komponen yang lainnya. Sambungan ini digunakan untuk mengurangi gerakan relatif antara poros dengan batang pada alat transmisi tenaga listrik.

Ukuran diameter dari set screw dapat ditentukan dengan dengan cara d = 0.125D + 0.8 cm

dimana D = diameter dari batang yang akan disetscrew

Gaya tangensial yang bekerja pada permukaan batang : F = 132 d2.3 kg

Torsi yang ditransmisikan set screw :

T = (F x D)/2 kgcm

Locking devices / alat pengunci

Umumnya penyambungan yang standard akan tetap kuat bila diberikan beban statis, namun banyak dari jenis penyambungan ini mengalami kelonggaran bila dikenakan beban dinamik ataupun pada bagian mesin yang mengalami vibrasi atau getaran.

Longgarnya sambungan ini sangat berbahaya dan harus dihindari, oelh karena itu, beberapa peralatan penggunci dibuat. Berikut ini adalah penjelasannya :

1. Jam nut or lock nut

Peralatan pengunci yang paling umum adalah jam, lock atau check nut.

(34)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 31

Gambar 4.13: Jam nut or lock nut (mengunci )

Jika lock nut yang dipasang sesuai dengan gambar (a)< yang tipis di bawah dan yang tebal di atas> akan sulit untuk dibuka kembali sambungannya, bila dipasang sesuai dengan gambar (b) maka upper nut akan menanggung beban yang lebih besar dibandingkan lower nut walaupun upper nut lebih tipis. Oleh karena itu upper nut harus terbuat dari bahan yang tebal. Untuk mengatasi kesulitan yang ditimbulkan oleh kedua lock nut di atas, kedua nuts baik upper maupun lower yang digunakan sebaiknya sama tebal.

2. Castle nut

Castle nut secara luas digunakan untuk pekerjaan dengan beban kejut dan vibrasi/getaran tertentu. Contohnya pada industri automotive.

Dari gambar dapat kita lihat bahwa split pin simasukkan ke dalam dua lubang pada nuts dan satu lubang di bolt/sekrup.

(35)

Note : Load

Didefinisikan sebagai kekuatan eksternal yang mendukung bagian dari sutau mesin. Beban ini terdiri dari 3 tipe, yaitu:

 Beban tetap (steady load), dikatakan beban tetap apabila beban dalam keadaan diam dimana benda tersebut tidak dapat erubah arah.

 Beban gerak (variying load), apabila beban dapat dipindahkan secara kontiyu.

 Beban kejut (shock load), apabila bebam digunakan dan dipindahkan secara tiba-tiba.

3. Sawn nut

Pada penggunci Sawn nut, terdapat lubang di bagian samping kedalamannya kira-kira setengah dari ketinggian nut, dapat dilihat dari gambar.

Ketika nut disekrup ke bawah, sebuah sekrup kecil dikencangkan sehingga menghasilkan gesekan antara nut dengan bolt. Ini mencegah kelonggaran dari nut.

Gambar 4.15: Sawn nut

4. Ponn, Ring atau grooved nut

Pada grooved nut terdapat upper part hexagonal dan lower part silinder. Pengunci ini banyak digunakan ketika komponen disambungkan pada bagian tepi.

(36)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 33

Gambar 4.16: Ponn, Ring atau grooved nut

5. Locking with pin

Nut dapat dikunci dengan taper pin maupun cotter pin.Tapi split pin sering digunakan untuk mengunci sekrup di atas nut seperti pada gambar (b).

Gambar 4.17: Locking with pin (Kunci pin)

6. Locking with plate

Nut pada sambungan ini dapat disesuaikan dan sesudah itu dapat dikunci dengan interval sudut di bawah 30 derajat dengan menggunakan plate/keping ini.

(37)

Gambar 4.18: Locking with plate (Penguncian dengan piring)

7. Spring lock washer

Spring lock washer digunakan untuk mencegah terjadinya kelonggaran nut.

Gambar 4.19:Spring lock washer (Kunci spring)

Desain Alur pada Sekrup

Sesuai dengan IS : 1362 – 1962 desain alur pada sekrup mencakup : 1. Desain ukuran

Ukuran dari sekrup dilambangkan dengan huruf n yang diikuti dengan diameter dan pitch, keduanya dipisahkan dengan tanda x. Bila tidak ada nilai untuk pitch berarti ukuran pitch yang standard yang digunakan.

2. Desain toleransi

Desain toleransi mencakup :

a. Grade dari desain toleransi dilambangkan dengan : „7‟ untuk grade yang baik

(38)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 35 „8‟ untuk grade yang normal atau medium

„9‟ untuk grade kasar.

b. Posisi toleransi dilambangkan dengan : „H‟ untuk unit thread

„d‟ untuk alur sekrup yang diizinkan „h‟ untuk alur sekrup yang tidak diizinkan

Contoh : M6-8d menunjukkan suatu sekrup dengan ukuran 6 mm, dengan ukuran pitch standard, toleransi grade normal dan alur yang diizinkan.

Tegangan yg terjadi akibat beban statis

 Tegangan dalam akibat gaya pengencangan.  Tegangan akibat gaya luar.

 Kombinasi gaya (1) dan (2).

Tegangan internal akibat gaya pengencangan  Tegangan tarik disebabkan pelonggaran baut.

 Tegangan geser puntir akibat tahan gesek selama pengencangan.  Tegangan geser pada ulir.

 Tegangan tekan pada ulir.

 Tegangan tekuk, jika permukaan dibawah kepala baut/screw tidak dalam posisi sempurna thd sumbu baut.

Tegangan Tarik Akibat Pelonggaran Baut

Tekanan awal bila digunakan untuk pengetatan sambungan yang berhubungan dengan fluida (bila tidak digunakan setengah harga Pt):

Pt = 284.d Kg (satuan MKS) Pt = 2840.d N (satuan SI)

Beban aksial maksimum yg aman diaplikasikan:

(39)

Luas tegangan,

Stress Area = (dp + dc)2

/16 dimana, dp = pitch diameter.

dc = core atau minor diameter

Tegangan geser puntir akibat tahanan gesek Fs = 16T/(.dc)3

dimana, fs = tegangan geser puntir T = Torsi (momen puntir)

Tegangan geser pada ulir

Fs = P/(.dc.b.n) dimana, b = lebar bagian ulir pada root. Tegangan geser pada mur

Fs = P/(.d.b.n) dimana, d = major diameter

Tegangan Patah pada Ulir Fs = P/((d2

-dc2)n) dimana, n = jumlah ulir

Tegangan akibat Gaya Luar  Tegangan Tarik,

dimana, ft = tegangan tarik ijin bahan. P = ( dc2 Ft )/ 4  Tegangan geser P = ( d2 Fs )/ 4 Kombinasi 1 dan 2.

Tegangan geser utama maksimum, 2 t 2 s s(max) 2 f f f        

(40)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 37 Tegangan tarik utama maksimum,

GALERY – GAMBAR MENGENAI SCREW

Gambar 4.20: Gambar mengenai skrew

 Perlu kita ketahui bahwa, ukuran dari suatu sekrup sekrup sangatlah banyak. Ketika kita hendak membeli sekrup, kita perlu menyebutkan ukuran diameter dari kepala sekrup dan juga ukuran dari ulir sekrup tersebut.

 Ulir ada dua jenis yaitu ulir halus dan ulir kasar. Ulir halus pada umumnya lebih kuat. Semakin halus suatu ulir, semakin kuat suatu media diikat. Ulir yang halus biasanya digunakan pada komponen mesin yang merupakan pusat dari vibrasi dan juga pada penopang nyawa seperti mur kaliper rem.

 Bahan baku baut dan mur juga banyak macamnya. Ada yang terbuat dari baja liat atau plastik. Secara fisik, baut dari baja lebih kokoh, padat serta bertekstur halus. Sebaliknya, baut dari besi cor, mempunyai tekstur kasar.

2 t 2 s t t(max) 2 f f 2 f f         

(41)

Gambar 4.21:Model alur

 Sekrup pada gambar (a) menunjukkan bahwa ulir terdapat pada sepanjang batang silinder. Jenis dari sekrup ini digunakan pada stud. Sedangkan pada gambar (b), ulir tidak terdapat sepanjang batang silinder. Jenis ini digunakan pada tap bolt.

 Bentuk kepala pada gambar(a) biasanya digunakan pada peralatan elektronik, misalnya HP.

 Sekrup pada gambar (b) biasanya digunakan untuk mengencangkan kayu. Ini dapat dikenal dari jenis ulirnya yang kasar

(42)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 39

Gambar 4.23: (1) Round-Head Machine Screw, (2) Flat-Head Wood Screw, (3) And Round-Head Wood Screw

Dari kanan ke kiri: round-head machine screw, flat-head wood screw, and

round-head wood screw

Gambar 4.24: Alur screw 1

(43)

Macam-macam kunci pas dan kunci ring

Gambar 4.25: Macam-macam kunci pas dan kunci ring

American Standard cap screw :

Gambar 4.26: American Standard cap screw

American standard machine screw head

(44)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 41 American standard set screw head & points

Gambar 4.28: American standard set screw head & points

American standard nuts

Gambar 4.29: American standard nuts

Tipe-tipe mata obeng dan obeng :

(45)

Single, double dan quadruple thread screw

Gambar 4.31: Single, double dan quadruple thread screw

4.5. Mengidentifikasi jenis dan jumlah peralatan utama dan peralatan bantu yang akan digunakan

4.5.1. Jenis dan jumlah perkakas (tools) serta alat bantu lainnya yang akan digunakan diidentifikasi

Untuk menentukan jenis dan jumlah perkakas (tools) serta alat bantu lainnya haruslah melihat kondisi proyek atau lapangan yang ada dan luasan bangunan yang akan dilaksanakan. Pengidentifikasian ini penting dilakukan untuk memenuhi standar kerja operasional yang ada dan mengantisipasi setiap item pekerjaan yang akan dilakukan.

Jenis peralatan yang digunakan :

peralatan untuk pekerjaan ini terdiri dari peralatan manual dan peralatan bermesin.

 Alat kerja tangan/manual  Alat kerja mesin

(46)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 43

4.5.2. Perkakas (tools) dan alat bantu lainnya yang akan digunakan ditentukan jumlah dan kegunaannya

- Stager :

Fungsi untuk membantu bekerja di ketinggian. Dapat terbuat dari konstruksi kayu, scafolding

atau tangga aluminium.

- Alat potong besi :

Fungsi sebagai alat potong profil baja

- Meteran plat :

Fungsi sebagai alat pengukur untuk dimensi rangka atap baja ringan

- Gerinda tangan :

Fungsi sebagai alat untuk

potong profil dan meratakan bekas potongan

- Gunting tangan :

Fungsi sebagai alat potong profil ukuran dibawah ketebalan 4 mm

(47)

- Gergaji tangan :

Fungsi sebagai alat untuk memotong profil

- Bor tangan :

Fungsi sebagai alat untuk melubangi profil tempat pemasangan baut

-

Benang :

Fungsi sebagai alat bantu untuk menarik kelurusan atau leveling dari rangka atap kuda-kuda yang akan dipasang

- Slang Air :

Fungsi sebagai alat bantu untuk membuat dan mengecek kelurusan atau levelling dari rangka atap kuda-kuda

- Penggaris siku :

Fungsi sebagai alat bantu untuk pemasangan kesikuan dari rangka kuda-kuda

(48)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 45 - Kunci Pas dan Kunci Ring :

Fungsi sebagai alat untuk

mengencangkan dan mengendorkan baut

- Palu :

Fungsi sebagai alat untuk merapikan lokasi/dudukan rangka dan bekas potongan-potongan profil

Selain peralatan utama untuk memasang rangka atap baja ringan, juga dibutuhkan alat bantu terutama untuk keselamatan kerja. Adapun alat bantu yang perlu dipersiapkan, yaitu :

a. Kaca mata

b. Kacamata / Goggles

Gambar 4.32 Kacamata / Goggles

Kacamata/goggles berguna untuk melindungi mata dari pekerjaan seperti mengelas, menggerinda dan memecah batu

(49)

Helm penutup kepala: merupakan alat pelindung kepala dari : jatuh dari ketinggian; terkena benda benda jatuhan ; terbentur saat menaiki tangga dll. Helm yang digunakan harus helm standar baik nasional maupun internasional.

Gambar 4.33. Alat Pelindung Kepala (Helm)

d. Sepatu kerja

Sepatu lapangan : merupakan alat pelindung kaki , dari : terkena jatuhan benda benda keras atau kaki terkena benda benda tajam lainnya .

Gambar 4.34. alat pelindung kaki (sepatu lapangan) e. Sarung tangan

Sarung tangan: merupakan alat pelindung tangan, dari : lecet akibat mengoperasionalkan alat kerja atau luka akibat teriris/tersenggol alat pertukangan kayu; terpelesetnya tangan pada waktu memegang tangga karena licin. Sarung tangan yang digunakan adalah sarung tangan dari katun yang khusus digunakan untuk memegang alat alat pertukangan kayu.

(50)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 47

Gambar 4.35 alat pelindung tangan (sarung tangan) f. Baju kerja

g. Katrol dan tali

Tali pengaman : merupakan alat pelindung diri dari jatuh dari ketinggian , akibat terpeleset pada waktu bekerja diketinggian . Biasanya tali ini diikatkan pada ikat pinggang pengaman yang dipakai pekerja yang bekerja diketinggian dan ujung yang lain dikaitkan pada besi pagar pengaman .

Gambar 4.36. Sabuk pengaman

Sabuk pengaman/tali pengaman digunakan pada saat

melaksanakan pekerjaan konstruksi di ketinggian, khususnya pekerjaan yang dilakukan lebih dari 3 meter ketinggiannya

(51)

Gambar 4.37. Alat pelindung tali pengaman h. Scaff folding

4.5.3. Kesiapan peralatan utama dan peralatan bantu dilakukan sesuai dengan manual untuk menjamin kelancaran pekerjaan

Agar didapat hasil kerja yang baik dan benar maka peralatan haruslah:

 Peralatan harus dalam kondisi baik  Peralatan harus tajam, atau runcing

 Penggunaan peralatan harus sesuai dengan fungsinya  Penempatan peralatan harus teratur

 Jumlah peralatan harus sesuai dengan banyaknya tenaga dan besarnya volume pekerjaan

 Peralatan harus digunakan oleh orang yang ahlinya  Peralatan harus ditempatkan pada tempat yang aman

Jumlah peralatan umumnya untuk pekerjaan pemasangan rangka atap baja ini setiap 4 tenaga kerja akan membawa :

- 3 Buah Bor tangan Screw - 2 Buah gerinda tangan - 1 Buah Bor baja

(52)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 49

Tabel 1 . Daftar kondisi peralatan:

No Jenis Peralatan Fungsi/ kegunaan Jumlah Kondisi Ket. Baik Rusak

A Peralatan Utama

1 Bor Screw Lubang baut 3 x 2 Gerinda Meratakan bekas

potongan

2 x

3 Bor Baja Lubang tembok / ring balok

1 x

4 Gunting Memotong profil dibawah ketebalan 4 mm 1 x dst B 1 2 3 4 dst

4.6. Mengidentifikasi kebutuhan bahan-bahan lain yang diperlukan

4.6.1. Bahan-bahan lain yang dibutuhkan dalam pemasangan rangka atap baja ringan diidentifikasi

Jika pemasangan rangka atap baja ringan dilakukan menyetelan di bawah, maka setiap rangka kuda-kuda tersebut haruslah di klem oleh alat bantu, dapat berupa :

1. Papan 2. Kaso 3. Tambang

4. Kerekan timba air 5. Talang jurai 6. Aluminium foil

(53)

7. Glasswool 8. Wiremess

Hal ini dilakukan agar pada saat ereksi/pengangkatan keatas rangka kuda-kuda akan stabil, tidak goyang atau melenting jika dilakukan pemasangan rangka atap baja ringan dibawah.

4.6.2. Jenis bahan-bahan lain yang dibutuhkan, ditentukan berdasar pada kebutuhan yang tertuang pada gambar kerja

Jika kondisi lapangan kurang luas tentunya sangatlah di butuhkan suatu alat bantu untuk menaikkan bahan rangka atap ke atas bangunan, seperti :

- Tali tambang - Takel

- Perancah/steger

Oleh karena itu perlulah dilakukan suatu tinjauan terhadap lokasi pekerjaan, sebelum dimulainya pemasangan rangka atap. Kebutuhan yang sangat diperlukan sebelum memulai pekerjaan tersebut diatas adalah : - Tempat/lokasi penyimpanan rangka atap

- Tempat/lokasi perakitan/pengerjaan rangka atap

4.6.3. Daftar kebutuhan bahan lain dibuat berdasar pada kuantitas, spesifikasi yang tertuang pada gambar kerja

Dari hasil analisa dan dilihat dari gambar kerja dan lokasi proyek maka haruslah dibuat kan suatu daftar kebutuhan bahan yang diperlukan sebelum dan selama pelaksanaan pekerjaan rangka atap baja ringan. Hal ini berguna untuk pengecekan akan kebutuhan bahan yang telah dipasang dan apa kekurangan-kekurangan yang terlewatkan.

(54)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 51 Tabel 2. Daftar Kebutuhan Bahan:

No Jenis Bahan Jumlah Ket.

1 Rangka Atap - Bottom Chord - Top Chord - Web Side - Lateral Tie - Reng 2 Kasau/Bambu, dll

4.7. Mengidentifkasi kebutuhan tenaga kerja

4.7.1. Kebutuhan tenaga kerja untuk pemasangan rangka atap baja ringan diidentifikasi berdasar pada persyaratan kompetensi kebutuhan pekerjaan

Jumlah kebutuhan tenaga kerja ditentukan berdasarkan parameter : luasan bangunan dan tingkat kesulitan pemasangan bangunan. Sebagai

gambaran untuk kondisi normal dengan luasan 100 m2 dibutuhkan 4 orang

tenaga kerja (1 mandor, 2 tukang, 1 kenek). akan diselesaikan dalam waktu 4-5 hari jika pemotongan dan pemasangan dilakukan dilapangan, sedangkan untuk pemotongan dan perakitan dilakukan di pabrik (pabrikasi) maka dibutuhkan waktu hanya 2 hari untuk pemasangan. Jika diambil rata-rata maka kecepatan pemasangan sekitar 20 -30 m2/hari

4.7.2. Produktivitas tenaga kerja yang akan digunakan diidentifikasi berdasar pada standar minimal kinerja yang ditetapkan

Untuk menghitung produktifitas, haruslah di ketahui kebutuhan waktu yang disediakan. (Time Schedule) dan volume pekerjaan atap baja ringan yang akan dilaksanakan . Dari standar minimal umumnya diatas tersebut maka disesuaikan dengan schedule yang telah di tetapkan, akan mendapatkan jumlah tenaga kerja yang optimum.

Didalam menghitung volume pekerjaan tentunya ada gambar denah dan potongan rangka atap, urutan serta alur pelaksanaannya.

(55)

4.7.3. Daftar kebutuhan tenaga kerja dari jumlah dan kualifikasi dibuat dengan menggunakan format yang ditetapkan.

Dari hasil hitungan diatas maka dibuatkan lah daftar tenaga kerja, jumlah dan kualifikasinya untuk keseluruhan item pekerjaan pemasangan atap baja ringan.

Daftar ini berguna untuk mengontrul produktifitas tenaga kerja, selama melakukan pekerjaan dan juga untuk mengontrol waktu pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh para tenaga kerja.

Tabel 3. Daftar jumlah tenaga kerja:

No. Item Pekerjaan volume Jumlah tenaga

Kerja 1 Bottom chord 1 bh 1 tk +1 kenek

Dll.

4.8. Membuat Catatan hasil identifikasi

4.8.1. Catatan hasil identifikasi kebutuhan bahan, peralatan dan tenaga kerja dihimpun dan diteliti kembali kebenarannya.

Catatan hasil identifikasi dilakukan sebagai pengendalian terhadap

waktu pelaksanaan untuk pemantauan terhadap pelaksanaan proyek. Catatan harian dan Catatan mingguan yang dibuat dilakukan pemeriksaan kembali dan disetujui.

Jika di catatan ini ditemukan ketidak sesuaian maka akan mengadakan perbaikan atau pengecekan ulang. Jika catatan hasil identifikasi disetujui maka catatan ini haruslah di arsip atau di file kan dengan rapih. Catatan identifikasi harian yang dibuat ini akan dibuat menjadi Catatan bulanan.

Sistem Pencatatan

Catatan hasil identifikasi yang dibuat oleh Engineer, kemudian diklarifikasi oleh mandor terhadap pekerjaan yang telah dilaksanakan diantaranya :

(56)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 53

1. Laporan Harian, berisikan :  Pekerjaan yang dilaksanakan.  Bahan-bahan yang didatangkan.  Check-list pekerjaan.

 Cuaca

 Catatan kejadian lain.

 Catatan peringatan pengawas.

 Pengajuan program kerja dan gambar kerja.

CONTOH:

Tabel 4. Contoh laporan harian:

2. Laporan Mingguan

Yaitu Catatan yang berisi garis-garis besar dari apa yang telah dicantumkan dalam laporan harian.

LAPORAN HARIAN

NO. JENIS PEKERJAAN TARGET KERJA/HARI

REALISASI

KERJA/HARI PEKERJA TUGAS

VOLUME SATUAN VOLUME SATUAN

1

PEKERJAAN

PERSIAPAN 1 LS 1 LS AA TUKANG

2 PENGUKURAN 100 M2 25 M2 BB TUKANG

3 PERAKITAN RANGKA 10 SET 5 SET CC KENEK

DLL. DD MANDOR

KOMENTAR :

WAKTU PERALATAN JENIS JUMLAH CUACA

JAM 8.00 WIB

BOR

SCREW LISTRIK 3 CERAH

8 S/D 16.00 TGL. 17-Des GUNTING TANGAN 1 MENDUNG HARI KAMIS GERINDA LISTRIK 2 HUJAN

TH. 2009 BOR BETON LISTRIK 1 MANDOR PELAKSANA DD

(57)

Tabel 5. Contoh laporan mingguan:

LAPORAN MINGGUAN

NO.

JENIS

PEKERJAAN VOLUME SATUAN

HARGA

SATUAN PROGRES PEKERJAAN TOTAL

Rp. MINGGU LALU MINGGU INI PEKERJAAN 1 PEKERJAAN PERSIAPAN 1 LS 0 1 1 2 PENGUKURAN 100 M2 0 25 100 3 PERAKITAN RANGKA 10 SET 0 5 10 DLL WAKTU MASALAH KENDALA LAPANGAN MANDOR

LAPANGAN PEMIMPIN PROYEK

DD CACA

3. Laporan Bulanan

Yaitu Catatan yang berisi garis-garis besar dari apa yang telah dicantumkan dalam laporan mingguan. Sebagai pelengkap dan dokumentasi, Catatan ini juga berisi photo-photo dari bagian-bagian bangunan yang sedang dilaksanakan.

(58)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 55

4.8.2. Catatan hasil identifikasi dibuat berdasar pada catatan yang telah dicek kebenarannya

Tabel 6. Daftar identifikasi pekerjaan:

ITEM PEMERIKSAAN SPESIFIKASI (Gambar Kerja) KESESUAIAN KETERANGAN YA TIDAK

Kondisi Tumpuan (Ring Balok)

1. Ketinggian 4 m X

2. Kedataran seluruh tumpuan datar x Perbaikan 3. Penggunaan balok anak sebagai

tumpuan sesuai dengan gambar

kerja

Kondisi perakitan kuda-kuda (truss) sesuai gambar kerja

1. Bentuk truss

2. Jumlah screw

3. Penempatan screw

4. Jenis screw yang digunakan 5. Pemasangan aksesori

sambungan

6. Bentuk sambungan (jika ada)

7. Ketinggian apex

Kondisi pemasangan kuda-kuda (truss)

1. Jarak truss

2. Perkuatan tumpuan

(L-bracket, dynabolt)

3. Outrigger

Pemasangan Usuk/kasau (Rafter)

1. Rafter menyentuh top chord dan

dibracket/discrew

2. Jumlah rafter dan

penempatannya

sesuai dengan gambar rencana Battens

1. Jarak roof battens

2. Jarak ceilling battens Kebersihan rangka atap dari sisa kotoran dan serpihan logam lainnya

(59)

Setiap catatan yang dibuat haruslah selalu di cek kebenarannya, sesuai dengan gambar pelaksanaan dan spesifikasi teknis yang diminta. Catatan ini haruslah mendapatkan persetujuan dari pengawas proyek / engineer.

Segala catatan ini berguna untuk suatu pengendalian proyek yang terbagi dalam 3 hal pokok, yaitu:

1. Pengendalian terhadap Waktu

Pengendalian waktu dilakukan dengan berpedoman kepada : 1. Waktu pelaksanaan yang tersedia.

2. Perhitungan hari kerja yang efektif. 3. Prestasi kerja yang dilaksanakan.

4. Proses administrasi dan masalah non-teknis lainnya.

2. Pengendalian terhadap Mutu

Pengendalian mutu dalam pelaksanaan-pelaksanaan pekerjaan sangat ditekankan oleh pihak pemilik. Berbagai cara di upayakan dalam memperoleh hasil akhir yang baik yang sesuai dengan yang direncanakan sehingga metode pengendalian mutu dilakukan sedini mengkin. Beberapa hal yang dilakukan dalam mengusahakan pengendalian mutu, yaitu :

1. Metode Quality Control. 2. Tes dan uji bahan. 3. Tes akhir pelaksanaan.

Semua metode pengendalian mutu ini harus sesuai dengan yang menjadi peraturan atau pedoman mutu bahan seperti : PBI, SNI, dan lain-lain serta harus sesuai dengan perjanjian yang tertera pada dokumen kontrak.

3. Pengendalian terhadap Biaya

Pengendalian biaya dilakukan agar pelaksanaan proyek dapat memberikan keuntungan semaksimal mungkin dalam batasan kualitas dan waktu yang telah ditetapkan.

(60)

Modul : Pengidentifikasian Kebutuhan Pekerjaan Awal Rangka Atap Baja Ringan

BUKU INFORMASI 2009 57

4.8.3. Catatan hasil identifikasi disampaikan kepada pihak terkait dan

diadminsitrasikan sesuai dengan prosedur kerja yang

ditetapkan

Laporan harian, mingguan dan bulanan yang dibuat di laporkan kepada atasan dalam bentuk arsip atau suatu buku yang lengkap berisikan : 1. Laporan harian.

2. Laporan Mingguan. 3. Laporan Bulanan.

4. Gambar-Gambar Pelaksanaan. 5. Foto-foto proyek.

Gambar

Gambar 4.2: Komponen atap
Gambar 4.3: Komponen Rangka Atap Baja Ringan
Gambar 4. 5: Bentuk Profil Atap Baja Ringan
Gambar 4.6: Self drilling Screw (baut)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehingga sebelum pelaksanaan sebuah proyek, diperlukan analisa kelayakan untuk mengetahui tingkat kelayakan dan nilai investasi agar diperoleh kesimpulan bahwa

Perencanaannya dibuat sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh suatu hasil perencanaan yang efisien, namun bisa mencakup segala pekerjaan yang diperlukan untuk pelaksanaan

3.4.1 Pengumpulan citra data ALOS PALSAR dan rupa bumi Indonesia Data dan informasi spasial dari citra satelit dan peta lokasi penelitian diperlukan dalam perencanaan

1. Pengumpulan Kebutuhan dan Analisis, penulis melakukan analisis terhadap data untuk menentukan kebutuhan yang diperlukan oleh aplikasi dan kebutuhan user.

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data- data yang diperlukan sebagai data awal penelitian yang berupa jumlah siswa, daftar nama siswa, dan daftar

Berbagai analisa dari kebutuhan yang telah dukumpulkan tersebut, haruslah ditentukan skala prioritas nya. Skala Prioritas merupakan tingkatan-tingkatan yang memiliki

Dokumentasi dalam penelitian ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sebagai data awal penelitian yang berupa jumlah siswa, daftar nama siswa, dan daftar

Analisa Kebutuhan Pengguna Analisa kebutuhan Pengguna diperlukan untuk membuat Aplikasi Sistem Pakar penentuan pasal pencurian dalam KUHP untuk menentukan siapa saja yang dapat