• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siripnya. Badannya tertutup oleh sisik yang besar-besar, terlihat kasar dan kuat.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA. siripnya. Badannya tertutup oleh sisik yang besar-besar, terlihat kasar dan kuat."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Deskripsi Ikan Gurame (Osphronemus gouramy)

Ikan gurame merupakan jenis ikan konsumsi. Gurame merupakan jenis ikan air tawar, yang mempunyai bentuk badan agak panjang, pipih, lebar ke samping (compressed). Ikan Gurame umumnya berbentuk panjang dan ramping perbandingan antara panjang dan tinggi adalah 3 : 1. Sisiknya berukuran besar berwarna gelap pada siripnya. Badannya tertutup oleh sisik yang besar-besar, terlihat kasar dan kuat. Ukuran matanya besar dan menonjol tepiannya berwarna putih (Sugiarti, 1988).

Menurut Bachtiar dkk (2002), dilihat dari morfologi atau bentuk tubuhnya ikan gurame memiliki ciri-ciri sebagai berikut bentuk badan memanjang dan sedikit pipih ke samping, mulut terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan (protektil) serta dihiasi dua pasang sungut. Selain itu di dalam mulut terdapat gigi kerongkongan, dua pasang sungut ikan gurame terletak di bibir bagian atas tetapi kadang-kadang satu pasang sungut rudimentee atau tidak berfungsi, gigi kerongkongan (pharyngeal teeth) terdiri atas tiga baris yang berbentuk geraham.

Menurut Nijiyati (1992), sirip ikan gurame terdiri dari lima jenis yaitu sirip dada, punggung, perut, dubur dan ekor. Ikan gurame memiliki sirip punggung (dorsal) berbentuk memanjang dan terletak di bagian permukaan tubuh, berseberangan dengan permukaan sirip perut (ventral). Bagian belakang sirip punggung memiliki jari-jari keras, sedangkan bagian akhir berbentuk gerigi, sirip

(2)

dubur (anal) bagian belakang juga memiliki jari-jari keras dengan bagian akhir berbentuk gerigi seperti halnya sirip punggung. Sirip ekor berbentuk cagak dan berukuran cukup besar dengan tipe sisik berbentuk lingkaran (cycloid) yang terletak beraturan. Gurat sisik atau garis rusuk (linea lateralis) ikan gurame berada di pertengahan badan dengan posisi melintang dari tutup insang sampai ke ujung belakang pangkal ekor.

Bagian kepala gurame muda berbentuk lancip dan akan menjadi tampak bila sudah besar dan terdapat tonjolan seperti cula pada bagian kepala ikan jantan yang sudah tua. Mulutnya lebar dan bibir bagian bawah sedikit lebih maju dari pada bibir atas dan dapat disembulkan ( Sukamsipoetro, 1999 ). Warna badan umumnya biru kehitam-hitaman, bagian perut berwarna putih, bagian punggung berwarna kecoklatan. Pada ikan gurame muda terdapat garis tegak berwarna hitam berjumlah ± 7 - 8 buah dan akan tidak terlihat bila sudah menjadi ikan dewasa ( Respati & Santoso, 1993 ). ( lihat Gambar. 2. 1).

Ikan gurame merupakan keluarga Anabantidae, keturunan Helostoma dan bangsa Labyrinthici. Ikan gurami berasal dari perairan daerah Sunda (Jawa Barat, Indonesia), dan menyebar ke Malaysia, Thailand, Ceylon dan Australia. Masyarakat Indonesia telah lama membudidayakannya karena mempunyai laju pertumbuhan yang relatif lambat, namun berdaya ekonomi yang tinggi (Dinas Perikanan Jateng, 1994).

(3)

sirip punggung sirip dada sirip ekor sirip perut sirip anus

Gambar 2.1. Ikan Gurame yang sehat

Klasifikasi ikan gurame (Osphronemus gouramy) menurut Saanin (1984) adalah sebagai berikut:

Phylum : Chordata

Sub Phylum : Vertebrata

Classis : Pisces

Sub Classis : Teleostei

Ordo : Labyrinthici

Sub Ordo : Anabantoidae

Famili : Anabantidae

Genus : Osphronemus

(4)

2.2.Deskripsi Penyakit Jamur

Penyakit ikan merupakan segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan suatu fisik/ struktur dari alat tubuh/ sebagian alat tubuh. Gangguan penyakit ini bisa secara langsung atau tak langsung Sachlan (dalam Afrianto & Evi, 1992). Organisme lain, pakan dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung dapat sebagai sumber penyakit. Munculnya penyakit karena interaksi yang tidak seimbang antara ikan, kondisi lingkungan dan organisme penyakit.

Demikian, timbulnya serangan penyakit merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan, lingkungan, dan jasad/organisme penyakit. Interaksi yang tidak serasi ini menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan tubuh yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit (Kordi, 2004).

Menurut Supriyadi (2004), degradasi lingkungan lahan budidaya akibat tingginya cemaran dan kesalahan pengelolaan budidaya yang merupakan akibat dari kurang efisiennya bahan baku produksi merupakan salah satu penyebab munculnya penyakit ikan. Munculnya penyakit ikan akan berpengaruh pada produksi perikanan yang nantinya merugi.

Menurut Afrianto & Evi (1992), penyebab penyakit secara umum dibedakan menjadi dua, yaitu penyakit nonparasiter adalah penyakit yang ditimbulkan bukan oleh hama dan organisme parasit, sedangkan penyakit parasiter diakibatkan oleh parasit. Organisme parasit adalah organisme yang hidup di dalam atau pada tubuh organisme lain, dan mendapatkan makanan untuk hidupnya tanpa adanya kompensasi

(5)

apapun ( Brotowidjoyo, 1987 ). Parasit adalah hewan / tumbuhan yang hidup atas pengorbanan induk semangnya (hewan / tumbuhan lainnya). Jadi parasit itu dengan suatu cara, menyakiti semangnya ( Noble & Noble, 1989 ).

Faktor-faktor yang dapat menyebabkan berkembang luasnya penyakit pada ikan (Mudjiman & Suyanto, 1989) adalah :

1. Sumber air yang tercemar oleh sampah, sisa pupuk, makanan, dan pencemaran oleh pestisida.

2. Kepadatan ikan budidaya yang terlalu tinggi.

3. Immunitas tubuh ikan yang kurang bagus dan jelek, dapat diakibatkan karena perawatan yang kurang optimal.

4. Masuknya benih penyakit parasit ikan dari tempat lain melalui air, ataupun yang lainnya.

Menurut sistematika penyebabnya, penyakit ikan golongan parasit dibagi menjadi penyakit yang disebabkan oleh Protozoa, Helminthes (cacing), dan Crustacea (udang-udangan), (Sugiarti, 2005).

2.3.Jenis - jenis jamur yang bersifat parasit pada Ikan Gurame. a. Jamur Saprolegnia sp.

Saprolegnia merupakan genus jamur yang termasuk dalam kelas Oomycetes. Dalam kolam, jamur ini kerap dipakai sebagai nama umum untuk serangan jamur yang menyerupai kapas pada permukaan tubuh ikan. Pada kenyataannya banyak genus dari Oomycetes yang dapat menyebabkan infeksi jamur pada ikan, diantaranya adalah Achlya.

(6)

Menurut Anonim (1991), jamur Saprolegnia merupakan jamur yang bisa menyebabkan saprolegniasis. Serangan jamur ini biasanya menyebabkan perubahan pada warna kulit, lama-lama akan menyebabkan kerusakkan jaringan kulit, otot pada tubuh ikan.

Klasifikasi Saprolegnia sp. Menurut Gupta (1981) :

Sub Divisio : Eumycetes

Kelas : Phycomycetes

Sub kelas : Oomycetes

Ordo : Saprolegniales

Famili : Saprolegniasease

Genus : Saprolegnia

Species : Saprolegnia sp.

Saprolegnia atau dikenal juga sebagai "water molds" dapat menyerang ikan dan juga telur ikan. Mereka umum dijumpai pada air tawar maupun air payau. Jamur ini dapat tumbuh pada selang suhu 0 - 35 °C, dengan selang pertumbuhan optimal 15 – 30 °C. Pada umumnya, Saprolegnia akan menyerang bagian tubuh ikan yang terluka, dan selanjutnya dapat pula menyebar pada jaringan sehat lainnya. Serangan Saprolegnia biasanya berkaitan dengan kondisi kualitas air yang buruk (sirkulasi air rendah, kadar oksigen terlarut rendah, atau kadar amonia tinggi, dan kadar bahan organik tinggi). Kehadiran Saproglegnia sering

(7)

pula disertai dengan kahadiran infeksi bakteri Columnaris, atau parasit eksernal lainnya.

b. Branchiomycosis

Branchiomyces demigrans adalah jenis jamur yang

menyebabkan "Gill Rot (busuk insang)". Spesies tersebut biasanya dijumpai pada ikan yang mengalami stres lingkungan, seperti pH rendah (5.8 -6.5), kandungan oksigen rendah atau pertumbuhan algae yang berlebih dalam kolam budidaya, Branchiomyces sp.tumbuh pada temperatur 14 – 35 °C , pertumbuhan optimal biasanya terjadi pada selang suhu 25 – 31 °C. Penyebab utama infeksi biasanya adalah spora jamur yang terbawa air dan kotoran pada dasar kolam budidaya.

c. Jamur Icththyophonus

Beberapa jamur diketahui juga menyerang bagian dalam jaringan tubuh ikan. Icththyophonus, misalnya diketahui sebagai jamur sistemik yang menyerang ikan. Icththyophonus dapat menginfeksi bagian organ tubuh ikan dan menimbulkan gupalan (nodul) yang mirip seperti terjadi pada kasus TBC ikan. Untuk serangan jamur sistemik ini belum tersedia obat yang dijual secara komersial. Meskipun demikian, perendaman dengan Malachite Green diketahui dapat menyembuhkan serangan jamur sistemik.

Icthyophonus disebabkan oleh jamur Icthyophonus hoferi . Jamur ini tumbuh baik pada air tawar maupun air asin (laut). Meskipun

(8)

demikian, biasanya serangan jamur ini hanya akan terjadi pada air dingin 2 - 20 °C. Penyebaran Icthyophonus berlangsung melalui kista yang terbawa kotoran ikan atau akibat kanibalisme terhadap ikan yang terjangkit.

2.4.Tingkat Infeksi Oleh Jamur

Jamur sering kali menyerang segala organisme, baik budidaya ataupun yang lainnya. Jamur akan tumbuh subur pada lingkungan yang cenderung kelembaban tinggi. Apalagi pada lingkungan berair, pengaruh kondisi yang tidak normal dapat menyebabkan populasi jamur diperairan meningkat.

Pada kolam budidaya polikultur banyak jenis ikan yang dibudidayakan, hal ini juga dapat berpengaruh pada meningkatnya penyakit jamur yang menyerang. Kolam yang tingkat kepadatan populasinya tinggi akan lebih mudah menyerang jenis ikan didalamnya (Jangkaru, 1995). Hal ini dikarenakan kotoran yang dikeluarkan oleh jenis ikan tersebut, dapat juga karena input air yang kotor serta bahan-bahan lain yang masuk dalam perairan.

2.5.Histologi Ikan Yang Terserang Penyakit Jamur

Irawan (2004) mengemukakan bahwa ikan yang terserang jamur biasanya akan menjadi kurus, berenang menyentak-nyentak, tutup insang tidak dapat menutupi dengan sempurna karena insangnya rusak. Gusrina, (2008), mengemukakan gejala sepesifik infeksi oleh jamur pada ikan antara lain : pernafasan ikan meningkat, produksi lendir berlebih, insang yang terserang berubah warnanya menjadi pucat dan keputih-putihan.

(9)

Ikan yang terserang jamur terdapat tanda-tanda antara lain adanya bintik putih keabuan pada bagian tubuh yang terserang terutama kepala dan punggung, terdapat luka di sekitar tubuhnya, nafsu makan hilang hingga ikan menjadi kurus dan lemah, produksi lendir bertambah banyak sehingga ikan nampak mengkilat, bergerak tidak aktif dan cenderung berada di permukaan air.

Tanda kehadiran penyakit jamur, seperti Saprolegnia biasanya ditandai dengan munculnya "benda" seperti kapas, berwarna putih, terkadang dengan kombinasi kelabu dan coklat, pada permukaan tubuhnya (pada kulit, sirip, insang, mata atau telur ikan). Apabila diamati di bawah mikroskop maka akan tampak jamur ini seperti sebuah pohon yang bercabang-cabang.

Tanda umum terserang penyakit biasanya berlangsung melalui pencernaan, yaitu melalui spora yang termakan. Oleh karena itu, ikan yang terserang ringan sampai sedang biasanya tidak menunjukkan gejala penyakit. Pada kasus serangan berat, kulit ikan tampak berubah kasar seperti amplas. Hal ini disebabkan terjadinya infeksi dibagian bawah kulit dan jaringan otot. Ikan dapat pula menunjukkan gejala pembengkokan tulang. Bagian dalam ikan akan pada umumnya tampak membengkak disertai dengan luka-luka berwarna kelabu-putih.

2.6.Kualitas Air

Air adalah unsur penunjang terpenting dalam kegiatan usaha budidaya ikan. Secara umum kualitas dapat dilihat dari 3 faktor, yaitu faktor fisik, kimiawi, dan biologi. Menurut Departemen pertanian (1996), ikan gurami dapat hidup pada air tawar sampai sedikit payau (kadar garam 5 promil).

(10)

Jangkaru (1995) mengungkapkan bahwa kualitas air adalah variabel – variabel yang dapat mempengaruhi kehidupan ikan dan binatang lainnya. Sehingga kualitas air sangat penting peranannya dalam kehidupan biota perairan. Lesmana (2001) menyatakan peran air adalah sebagai media, baik sebagai media internal ataupun eksternal. Sebagai media internal air berfungsi sebagai bahan baku untuk reaksi di dalam tubuh, pengangkut bahan makanan keseluruh tubuh dan pengatur atau penyangga suhu tubuh. Sebagai media eksternal air berfungsi sebagai habitatnya.

2.5.1 Suhu Air

Suhu merupakan faktor pembatas utama pada habitat aquatik. Suhu air mempunyai pengaruh universal dan juga merupakan faktor pembatas bagi organisme aquatik dalam pertumbuhannya dan distribusinya, karena organisme tersebut seringkali kurang dapat mentolelir perubahan suhu (Odum, 1971). Kisaran suhu yang optimum bagi kehidupan ikan adalah 25 - 52 ºC (Kordi, 2004). Menurut Sitanggang & Sarwono (2002), suhu air untuk budidaya gurami adalah 24 - 28 ºC.

Penyebaran suhu dalam perairan dapat terjadi karena adanya penyerapan angin dan aliran tegak. Faktor- faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya suhu adalah : altitude (letak ketinggian dari permukaan laut), musim, cuaca, waktu pengukuran dan kedalaman air.

(11)

2.5.2 pH (point of Hidrogen).

pH air menunjukkan aktivitas ion hidrogen dalam larutan tersebut dan dinyatakn sebagai konsentrasi ion hidrogen (dalam mol per liter) pada suhu tertentu (Kordi, 2004). Dengan demikian, nilai pH suatu perairan akan menunjukkan apakah air bereaksi asam atau basa. pH yang diinginkan untuk kehidupan ikan gurami berkisar antara 7-8 (Puspowardoyo & Djarijah, 1992).

Nilai keasaman pada air (pH) merupakan indikasi atau tanda kalau air bersifat asam basa (alkali atau netral) (Odum, 1971). Air

merupakan kombinasi dari hidrogen (H) dan oksigen (O2) dengan

perbandingan dua atom hidrogen dan satu atom Oksigen. Nilai maksimal untuk derajat keasaman adalah 14 (Lesmana, 2001). Zonneveld et al. (1991) melaporkan bahwa nilai pH yang baik untuk budidaya ikan pada kolam air tenang adalah 6,7 – 8,2. Sedangkan ikan gurami akan tumbuh dengan baik pada kisaran pH antara 6,5 – 7,5 (Anonim,1998).

2.5.3 Penetrasi Cahaya.

Cahaya berpengaruh terhadap ketersediaan makanan dalam perairan. Cahaya matahari akan digunakan oleh organisme akuatik. Zooplankton dan fitoplankton yang memerlukan cahaya matahari untuk pertumbuhan. Ikan Gurame merupakan ikan yang memakan zooplankton dan fitoplankton, jadi kalau penetrasi cahayanya tinggi

(12)

maka sumber makanan melimpah. Penetrasi yang optimal dalam perairan suatu tempat untuk budidaya ikan air tawar berkisar 45 – 55 cm (Jangkaru, 1995). Cahaya akan menembus perairan pada kisaran 45 – 55 cm, sehingga cukup ketersediaan makanan yang ada.

Gambar

Gambar  2.1. Ikan Gurame yang sehat

Referensi

Dokumen terkait

Alat pemindahan bahan ( material handling equipment ) adalah peralatan yang digunakan untuk memindahkan muatan yang berat dari satu tempat ke tempat lain dalam jarak yang tidak

Nyeri persalinan merupakan proses fisiologis, terjadinya disebabkan oleh kontraksi uterus yang dirasakan bertambah kuat dan paling dominan terjadi pada kala I

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kewilayahan karena penelitian ini hanya mengkaji titik lokasi objek wisata alam di Kabupaten Pesisir Barat

Dengan demikian, jika dalam hal terdapat hubungan perjanjian (privity of contract), dan prestasi memberi jasa tersebut terukur sehingga merupakan perjanjian

Pada hasil penelitian, Model utilitas konsumen untuk pembelian kayu jati jenis A1 yaitu sebagai berikut: ketika harga produk 1 naik (variabel lain konstan), maka utilitas produk

Sedangkan aplikasi parakuat berpengaruh nyata terhadap jumlah gulma bertahan hidup dan bobot kering pada populasi sensitif-parakuat tetapi berpengauh tidak nyata terhadap bobot

Dalam memodelkan volatilitas saham, hanya terdapat dua saham perusahaan yang memiliki model ARCH-GARCH yaitu PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) dan PT Semen Gresik Tbk (SMGR). ANTM

Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar peserta didik meliputi strategi dan model yang digunakan peserta didik untuk melakukan