• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pada era globalisasi saat ini, perusahaan dituntut untuk terus melakukan peningkatan produktivitas. Salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan adalah dengan meningkatkan efektivitas dan efisiensi dari proses produksi dengan melakukan pendayagunaan secara optimal sumber daya yang ada, khususnya sumber daya manusia.

Sumber daya manusia merupakan salah satu aset perusahaan yang harus dikelola dengan baik karena sangat berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Pengelolaan yang baik mengandung arti bahwa output yang dihasilkan setiap karyawan dapat memenuhi apa yang telah ditargetkan oleh perusahaan.

PT. PLN (Persero) Penyaluran dan Pusat Pengatur Beban (P3B) Sumatera Unit Pengatur Beban (UPB) Sumbagut merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang penyediaan listrik. PT. PLN (Persero) P3B Sumatera UPB Sumbagut sendiri terdiri dari beberapa bidang kerja, diantaranya bidang fasilitas operasi, bidang operasi sistem dan bidang administrasi dan keuangan, dimana masing-masing bagian terbagi dalam sub bagian yang lebih spesifik. Sehingga sangat diperlukan suatu pengelolaan sumber daya manusia yang baik agar target-target perusahaan dapat dicapai secara maksimal. Pada salah satu bidang di PT. PLN (Persero) P3B Sumatera UPB Sumbagut yaitu pada bidang fasilitas operasi sub bagian SCADA (seperangkat alat bantu pengaturan

(2)

jarak jauh) dan telekomunikasi sering terjadi keterlambatan-keterlambatan dalam penyelesaian laporan atau tugas. Keterlambatan tersebut dapat disebabkan karena fasilitas kerja yang kurang memadai, kurang kompetennya karyawan yang ada, pekerjaan yang monoton yang menyebabkan timbulnya rasa bosan karyawan, jumlah tugas yang cukup banyak atau bahkan kurangnya karyawan untuk menyelesaikan tugas tersebut. Adapun keterlambatan yang sering terjadi antara lain adalah keterlambatan penormalan saat terjadi gangguan pada peralatan SCADA dan teleinformasi data, dispatcher tidak dapat membaca sistem di satu area (gardu induk) sehingga pengaturan sistem demand dan supply menjadi terhambat, keterlambatan penyerahan laporan pengadaan barang dan jasa peralatan teleinformasi data dan SCADA. Gardu induk yang harus diawasi berjumlah 48 yang tersebar di Sumatera Utara dan Aceh. Banyaknya gardu induk yang harus diawasi ini juga dapat menjadi pemicu terjadinya keterlambatan penyelesaian tugas tersebut. Keterlambatan tersebut dapat menyebabkan perusahaan tidak menghasilkan listrik sesuai dengan yang dibutuhkan, tidak terjualnya listrik akibat tidak terbacanya sistem di gardu induk, tejadinya ledakan jika terjadi kesalahan baca dan sebagainya. Dampak keterlambatan tersebut jika dibiarkan secara terus menerus dapat menyebabkan kerugian yang besar bagi perusahaan. Banyaknya dampak yang ditimbulkan dari keterlambatan dapat memicu karyawan merasa bahwa beban dan tanggungjawab yang diembannya cukup besar. Hal tersebut dianggap menjadi masalah pada PT. PLN (Persero) P3B Sumatera UPB Sumbagut yang dapat mempengaruhi produktivitas, efisiensi dan efektifitas kerja perusahaan.

(3)

Beban kerja seseorang sudah ditentukan dalam bentuk standar kerja perusahaan menurut jenis pekerjaannya. Beban kerja yang dibebankan kepada karyawan dapat terjadi dalam tiga kondisi. Pertama, beban kerja sesuai standar. Kedua, beban kerja yang terlalu tinggi (over capacity). Ketiga, beban kerja yang terlalu rendah (under capacity). Beban kerja yang terlalu berat atau ringan akan berdampak terjadinya inefisiensi kerja. Beban kerja yang terlalu ringan berarti terjadi kelebihan tenaga kerja. Kelebihan ini menyebabkan organisasi harus menggaji jumlah karyawan lebih banyak dengan produktifitas yang sama sehingga terjadi inefisiensi biaya. Sebaliknya, jika terjadi kekurangan tenaga kerja atau banyaknya pekerjaan dengan jumlah karyawan yang dipekerjakan sedikit, dapat menyebabkan keletihan fisik maupun psikologis bagi karyawan. Akhirnya karyawan pun menjadi tidak produktif karena terlalu lelah (Novera, 2010).

Fokus dari penelitian ini adalah menentukan jumlah karyawan yang optimal dan pemetaan kompetensi karyawan berdasarkan job description. Penentuan jumlah optimal karyawan berkaitan dengan aktivitas kerja dan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai dengan job

description yang ada serta beban kerja karyawan dalam menyelesaikan tugasnya.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu work sampling dan NASA-TLX. Metode work sampling merupakan metode pengukuran beban kerja yang bertujuan untuk mengetahui persentase waktu produktif seorang pekerja selama jam kerja dalam keadaan normal dengan memperhitungkan allowance yang dibutuhkan. Pengukuran work sampling ini akan memberikan gambaran bagi PT.

(4)

PLN (Persero) untuk mengetahui persentase waktu yang benar-benar digunakan oleh karyawan untuk bekerja selama jam kerja berlangsung.

NASA-TLX merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis beban kerja mental yang dihadapi oleh pekerja yang harus melakukan berbagai aktivitas dalam pekerjaannya. Dimana terdapat enam indikator yang akan diukur yaitu mental demand, physical demand, temporal demand, performance, effort, dan frustration dimension (Erisanna, 2010). Setelah beban kerja diketahui, dilakukan analisis untuk menentukan jumlah karyawan yang optimal yang akan diusulkan kepada pihak perusahaan.

Simanjuntak (2010) pernah melakukan penelitian tentang analisis beban kerja dengan menggunakan metode NASA-TLX pada karyawan di CV. Pinus

Bag’s Specialist. Penelitian tersebut dilakukan karena adanya indikasi timbulnya

beban kerja pada karyawan yang diakibatkan waktu penyelesaian produk yang harus sesuai dengan permintaan pelanggan dengan model, jumlah dan bahan yang berbeda-beda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja mental yang diterima oleh karyawan sudah dalam kondisi yang tinggi (skor 50-79 berjumlah 13 karyawan dan skor 80-100 berjumlah 3 karyawan).1

1

Adelina, Risma. 2010. Analisis Beban Kerja Mental dengan Metoda NASA-Task Load Index. Institut Sains & Teknologi AKPRIND : Yogyakarta

Penelitian yang hampir sama juga pernah dilakukan oleh Arsi, dkk. (2012) yang mengukur beban kerja guna menentukan jumlah optimal karyawan di Jurusan Teknik Industri ITS. Penelitian tersebut dilakukan karena telah terjadi empat kali perubahan statuta dan penyesuaian mengenai organisasi tata kelola yang berdampak pada banyaknya perubahan job description yang dilakukan oleh jurusan teknik industri ITS,

(5)

sehingga beban kerja yang ditanggung oleh setiap karyawan tidak sesuai dengan jumlah karyawan yang ada. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada beberapa bidang kerja yang jumlah karyawannya tidak mencukupi.2 Kedua penelitian tersebut menunjukkan bahwa metode

1.2 Rumusan Masalah

NASA-TLX dapat digunakan untuk menganalisa tingkat beban kerja mental karyawan di berbagai bidang.

Adapun rumusan masalah pada penelitian tugas sarjana ini adalah sering terjadi kerterlambatan - keterlambatan dalam penyelesaian tugas, dimana keterlambatan tersebut dapat menyebabkan berbagai kerugian bagi perusahaan. Besarnya dampak yang ditimbulkan dari keterlambatan tersebut mempengaruhi beban kerja yang dirasakan karyawan. Beban kerja ini jika dibiarkan secara terus menerus, dapat menyebabkan penurunan produktivitas. Sehingga perlu dilakukan pengukuran beban kerja karyawan untuk selanjutnya dapat ditentukan jumlah karyawan optimal pada sub bagian SCADA dan fasilitas telekomunikasi.

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian disini terbagi dua, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum penelitian ini adalah mengukur dan menganalisa beban kerja karyawan PT. PLN (Persero) P3B Sumatera UPB Sumbagut dengan

2

Arsi,R.M.,dkk. 2012. Analisis Beban Kerja untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan

Pemetaan Kompetensi Karyawan Berdasar Job Description (Studi Kasus: Jurusan Teknik Industri, ITS, Surabaya). Institut Teknologi Sepuluh November: Surabaya

(6)

menggunakan metode NASA-TLX dan Work Sampling sehingga dapat ditentukan jumlah karyawan dan pemetaan kompetensi berdasarkan job description.

Adapun tujuan khusus yang ingin dicapai pada penelitian ini, yaitu:

1. Mengetahui beban kerja mental yang dialami oleh karyawan PT. PLN (Persero) P3B Sumatera UPB Sumbagut bagian Fasilitas Operasi sub bagian SCADA dan Telekomunikasi dengan menggunakan metode NASA-TLX. 2. Mengetahui persentase waktu produktif yang digunakan karyawan PT. PLN

(Persero) P3B Sumatera UPB Sumbagut bagian Fasilitas Operasi sub bagian SCADA dan Telekomunikasi dengan menggunakan metode Work Sampling. 3. Melakukan pemetaan kompetensi karyawan berdasarkan pada job description

dan KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia).

4. Menentukan jumlah karyawan untuk sub bagian SCADA dan fasilitas telekomunikasi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian, antara lain:

1. Mahasiswa dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu yang telah diperoleh di bangku perkuliahan dengan membandingkan teori-teori ilmiah dengan permasalahan yang terjadi di perusahaan khususnya mengenai konsep pengukuran beban kerja, metode serta aplikasinya di lapangan.

(7)

2. Mempererat hubungan pihak universitas dengan pihak perusahaan tempat dilakukannya penelitian dan memperkenalkan Departemen Teknik Industri sebagai forum disiplin ilmu terapan yang sangat bermanfaat bagi perusahaan. 3. Perusahaan mendapatkan masukan yang dapat digunakan sebagai acuan

dalam mengelola beban kerja karyawan secara optimal untuk meningkatkan efisiensi sumber daya manusia.

1.5 Batasan Masalah dan Asumsi

Adapun batasan masalah yang digunakan pada penelitian ini adalah: 1. Penelitian dilakukan pada karyawan di PT. PLN (Persero) P3B Sumatera

UPB Sumbagut bagian Fasilitas Operasi dan Enjiniring sub bagian SCADA dan Telekomunikasi.

2. Pengukuran beban kerja dilakukan dengan menggunakan metode NASA-TLX dan Work Sampling.

3. Hasil kerja karyawan tidak dipengaruhi oleh hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan penelitian.

Adapun asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: 1. Tidak ada perubahan posisi karyawan di PT. PLN (Persero) P3B Sumatera

UPB Sumbagut selama penelitian.

2. Dalam melakukan pengukuran, responden tidak dipengaruhi oleh pihak lain. 3. Karyawan dianggap sudah mengetahui dan paham terhadap prosedur kerja

(8)

1.6 Sistematika Penulisan Tugas Sarjana

Sistematika penulisan laporan bertujuan untuk mempermudah dalam menyusun dan mempelajari bagian-bagian dari seluruh rangkaian penelitian ini. Adapun sistematika penulisan laporan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

Pada Bab I Pendahuluan memuat uraian tentang latar belakang timbulnya masalah pada perusahaan, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pembatasan masalah dan asumsi serta sistematika penulisan tugas sarjana.

Pada Bab II Gambaran Umum Perusahaan berisi tentang sejarah perusahaan, visi, misi, motto perusahaan, arti dari logo perusahaan, struktur organisasi beserta deskripsi tugas dan tanggung jawab, kegiatan perusahaan, jumlah tenaga kerja dan jam kerja perusahaan.

Pada Bab III Landasan Teori menguraikan mengenai tinjauan pustaka yang berisi teori-teori ergonomi, manusia dan pekerjaanya, beban kerja fisik dan mental, pengukuran kerja dengan work sampling, pelaksanaan sampling pekerjaan, penentuan jadwal pengamatan secara acak, penentuan allowance, perhitungan persentase waktu produktif dan uji keseragaman data, penentuan jumlah pengamatan, penentuan tingkat ketelitian, penjelasan mengenai metode NASA-TLX, defenisi job description, dan penjelasan tentang kerangka kualifikasi nasional Indonesia (KKNI).

Pada Bab IV Metodologi Penelitian memaparkan metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tempat dan waktu penelitian, jenis penelitian, objek penelitian, variabel penelitian, kerangka

(9)

konseptual, pelaksanaan penelitian, pengumpulan data, instrumen penelitian, metode pengumpulan data, pengolahan data hasil pengukuran beban kerja dengan metode NASA-TLX dan work sampling, analisa pemecahan masalah serta kesimpulan dan saran.

Pada Bab V Pengumpulan dan Pengolahan Data berisi data yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Data tersebut berupa data kuesioner hasil pengisian oleh karyawan dan hasil pengamatan work sampling pada bagian yang dipilih. Pengolahan data NASA-TLX terdiri dari tahap pembobotan dan rating, kemudian dilakukan perhitungan nilai WWL dan rata-rata WWL sedangkan untuk work sampling dilakukan perhitungan persentase waktu produktif, uji keseragaman data, uji kecukupan data dan perhitungan tingkat ketelitian, kemudian pemetaan kompetensi berdasarkan

job description dengan mengacu pada kerangka kualifikasi nasional Indonesia.

Pada Bab VI Analisis Pemecahan Masalah berisi analisis hasil pengolahan data metode NASA-TLX dan work sampling dan pemberian usulan pada perusahaan dalam pembagian tugas karyawan sehingga beban kerja karyawan dapat terbagi secara merata.

Pada Bab VII Kesimpulan dan Saran berisi kesimpulan yang didapat dari hasil pemecahan masalah dan saran-saran yang dapat diberikan kepada pihak perusahaan.

Referensi

Dokumen terkait

5) Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Dalam rangka menunjang perbaikan regulasi pengusahaan UCG diperlukan litbang UCG di Indonesia. Hal ini perlu dilakukan mengingat

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu.. 8.1.1

Yang bertanda tangan di bawah ini saya, Fatimah Zahrah, menyatakan bahwa skripsi dengan judul : Pengaruh Diversifikasi Perusahaan dan Praktik Manajemen Laba terhadap

Pada tipologi inovasi produk (keluaran), berdasarkan dimensi total, ekspansi, dan evolusi, pelayanan Kartu Identitas Anak (KIA) melalui “aplikasi dukapil dalam

Sehingga bila pelat dibentuk seperti profil “U” dalam jumlah yang banyak atau diproduksi masal dinilai tidak efektif, kemudian kualitas hasil pembentukan yang dihasilkan juga

Produk industrial (industrial’s good) adalah produk-produk yang dikonsumsi oleh Industriawan untuk kepentingan lain, yaitu untuk diubah, di produksi menjadi produk lain

Bentuk wajah depan pria dan wanita pada RW 1 (sumbu x) (Gambar 3) dengan persentase sebesar 28.57% (pria) dan 35.16% (wanita) (Lampiran 5) menunjukkan perubahan bentuk

Kerjasama dengan dealer lebih diarahkan untuk kerjasama secara avalist agar tidak menimbulkan kerugian di pihak PT. Tamsan Dharma dimana tanggung jawab untuk