BELAJAR SISWA KELAS X DI MAN KISARAN Mhd. Ihsan
Alumnus Prodi Pendidikan Islam Pascasarjana UIN Sumatera Utara Medan e-mail: [email protected]
Abstract: The research is aimed to find out: 1) How the application of memorization of Quran class X students in MAN Kisaran. 2) What is the result of the learning of class X students who apply Koran recitation in MAN Kisaran. 3) Is there any influence between the recitation of the Qur'an on the learning outcomes of the class X students in MAN Kisaran. Based on the research and data processing obtained that: 1) Application of memorization of Quran class X students in MAN Kisaran showed average number of 74.93% as many as 83 people with moderately good category or with a percentage of 48%. 2) The result of study of class X students in MAN Kisaran shows the average number of 1532,244 as many as 97 people with moderate or good category with a percentage of 56%. 3) There is the effect of memorizing the Koran to the learning outcomes of class X students in MAN Kisaran with correlation index of 0.249 and the level of significance of z test of 3.276, and also the calculation of coefficient of determination ie learning outcome is influenced by memorization of the Qur'an 6.20% while 93.80% Learning outcomes are influenced by other factors.
Keyword: Memorization of Al-Qur'an and Learning Outcomes.
Abstrak: Adapun penelitian ini adalah bertujuan untuk mengetahui: 1). Penerapan hafalan Al-Qur’an siswa kelas X di MAN Kisaran. 2). Hasil belajar siswa kelas X yang menerapkan hafalan Al-Qur’an di MAN Kisaran. 3) Pengaruh antara hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa kelas X di MAN Kisaran. Berdasarkan penelitian dan pengolahan data diperoleh bahwa: 1). Penerapan hafalan Al-Qur’an siswa kelas X di MAN Kisaran menunjukkan rata-rata angka sebesar 74,93% sebanyak 83 orang dengan kategori cukup baik atau sedang dengan presentase sebesar 48%. 2). Hasil belajar siswa kelas X di MAN Kisaran menunjukkan angka rata-rata sebesar 1532,244 sebanyak 97 orang dengan kategori sedang atau baik dengan presentase sebesar 56%. 3). Terdapat pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa kelas X di MAN Kisaran dengan indeks korelasi sebesar 0,249 dan taraf signifikansi uji z sebesar 3,276, dan juga perhitungan koefisien determinasi yakni hasil belajar dipengaruhi oleh hafalan Al-Qur’an sebesar 6,20% sedangkan 93,80% hasil belajar dipengaruhi oleh faktor lain.
Kata Kunci : Hafalan Al-Qur’an dan Hasil Belajar. PENDAHULUAN
Sejak Al-Qur’an diturunkan hingga kini banyak orang yang menghafalnya.1
1Sahiron Syamsudin, Metodologi Living
Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta: Teras, 2001), h. 23.
Jadi, salah satu upaya untuk menjaga ke-lestarian Al-Qur’an adalah dengan meng-hafalkannya, karena memelihara kesucian dengan menghafalkannya adalah pekerja-an ypekerja-ang terpuji dpekerja-an amal ypekerja-ang mulia, ypekerja-ang
156
sangat dianjurkan Rasulullah.2 Dimana Rasulullah Saw. sendiri dan para sahabat banyak yang hafal Al-Qur’an. Hingga se-karang tradisi menghafal Al-Qur’an masih dilakukan oleh umat Islam di dunia ini.
Termasuk keistimewaan terbesar Al-Qur’an adalah menjadi satu-satunya kitab suci yang dihafalkan oleh banyak manusia di dunia ini. Tak satupun kitab suci yang dihafalkan bagian surat, kalimat, huruf dan bahkan harakatnya seperti Al-Qur’an. Ia diingat didalam hati dan pikiran para penghafalnya. Ini dapat dibuktikan sekali-gus dimaklumi, karena Al-Qur’an adalah kitab yang terjaga bahasanya dan telah dijamin oleh Allah SWT akan selalu dijaga dan dipelihara. Firman Allah SWT:
ّﺰﻧ ﻦﺤﻧ ﺎّﻧﹺﺇ
ﹶﻥﻮﹸﻈﻓﺎﺤﹶﻟ ﻪﹶﻟ ﺎّﻧﹺﺇﻭ ﺮﹾﻛّﺬﻟﺍ ﺎﻨﹾﻟ
Artinya: “Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur’an dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya” (QS. Al-Hijr :9).
Ayat ini merupakan garansi dari Allah SWT bahwa Dia akan menjaga Al-Qur’an. Salah satu bentuk realisasinya adalah Allah SWT mempersiapkan manusia-manusia pilihan yang akan men-jadi penghafal Al-Qur’an dan penjaga kemurnian kalimat serta bacaannya. Sehingga, jika ada musuh Islam yang berusaha mengubah atau mengganti satu kalimat atau satu kata saja, pasti akan diketahui, sebelum semua itu beredar secara luas ditengah masyarakat Islam.3
Orang yang menghafal Al-Qur’an senantiasa selalu menjaga kebersihan hatinya untuk terhindar dari perbuatan keji dan munkar, karena ia akan selalu ingat kepada Allah SWT. Orang yang me-miliki keinginan untuk menghafal Al-Qur’an akan lebih mengaplikasikan hafalannya di dalam ibadah shalat yang ia
2 Perguruan Tinggi Ilmu Alquran, Beberapa
Aspek Ilmiah Tentang Qur’an, (Jakarta: Litera Antarnusa, 1986), hlm. 137.
3 Nur Faizin Muhith, Semua Bisa Hafal
Alquran, (Banyuanyar Surakarta: al-Qudwah, 2013), hlm. 13.
kerjakan. Sehingga ia akan terhindar dari perbuatan yang tidak terpuji selama ia masih menjaga ibadah shalatnya. Sebagai-mana firman Allah di dalam Al-Qur’an:
ﹶﺓﻼّﺼﻟﺍ ّﹶﻥﹺﺇ ﹶﺓﻼّﺼﻟﺍ ﹺﻢﻗﹶﺃﻭ ﹺﺏﺎﺘﻜﹾﻟﺍ ﻦﻣ ﻚﻴﹶﻟﹺﺇ ﻲﺣﻭﹸﺃ ﺎﻣ ﹸﻞﺗﺍ
ﻢﹶﻠﻌﻳ ﻪّﹶﻠﻟﺍﻭ ﺮﺒﹾﻛﹶﺃ ﻪّﹶﻠﻟﺍ ﺮﹾﻛﺬﹶﻟﻭ ﹺﺮﹶﻜﻨﻤﹾﻟﺍﻭ ِﺀﺎﺸﺤﹶﻔﹾﻟﺍ ﹺﻦﻋ ﻰﻬﻨﺗ
ﹶﻥﻮﻌﻨﺼﺗ ﺎﻣ
Artinya: “Bacalah apa yang telah diwahyu-kan kepadamu, yaitu Al Kitab (Al-Qur’an) dan dirikanlah shalat. Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan-perbuatan) keji dan mungkar. Dan sesung-guhnya mengingat Allah (shalat) adalah lebih besar (keutamaannya dari ibadah-ibadah yang lain). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(QS. Al-Ankabut: 45)Selain menghafal Al-Qur’an dapat membentuk pribadi yang baik, faedah menghafal Al-Qur’an ternyata ber-pengaruh terhadap kualitas ingatan sese-orang khususnya bagi para siswa. Ingatan yang kuat dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan di dalam kelas dan juga dalam mengingat dan menyerap materi-materi pembela-jaran yang diberikan guru. Pencapaian ini sangat berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa ketika siswa melakoni ujian semester untuk menentukan hasil belajar yang selama ini ia jalani selama proses pembelajaran berlangsung.
Saat ini beberapa sekolah yang ada di Indonesia juga menggalakan hafalan Al-Qur’an bagi setiap siswa, baik itu tingkat SD, SMP ataupun SMA. Dari beberapa kajian penelitian yang pernah dilakukan para mahasiswa di sekola-sekolah yang menggalakkan hafalan Al-Qur’an, ditemu-kan adanya pengaruh dan tidak terdapat pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap prestasi belajar siswa terebut.
Salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang menerapkan hafalan Al-Qur’an adalah Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Kisaran. Setiap siswa tidak sepenuhnya mampu mengikuti penerapan
hafalan Al-Qur’an tersebut. Target hafalan Al-Qur’an siswa tergantung pada target yang diharapkan oleh sekolah, dan hal ini membuat perbedaan jumlah ayat yang dihafal siswa.4 Oleh karena itu, para siswa tidak sepenuhnya termotivasi untuk menghafal Al-Qur’an dan sebagian saja yang memiliki minat untuk menghafalnya.
Kenyataannya di kelas X MAN Kisaran, tidak semua siswa yang meng-ikuti penerapan hafalan Al-Qur’an me-miliki nilai yang lebih tinggi dibandingkan siswa yang tidak mengikuti penerapan hafalan Al-Qur’an. Fenomena inilah yang mendorong peneliti untuk melakukan penelitian mengenai apakah ada pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa tersebut. Untuk itu peneliti me-netapkan judul penelitian “Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X di MAN Kisaran.”
TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui bagaimana
pene-rapan hafalan Al-Qur’an siswa di MAN Kisaran.
2. Untuk mengetahui bagaimana hasil belajar siswa kelas X yang menerapkan hafalan Al-Qur’an di MAN Kisaran. 3. Untuk mengetahui apakah ada
penga-ruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa kelas X di MAN Kisaran. LANDASAN TEORETIS
Hafalan Al-Qur’an
1. Pengertian Hafalan Al-Qur’an
Tahfidz atau menghafal Al-Qur’an
merupakan suatu perbuatan yang sangat mulia dan terpuji. Sebab, Orang yang menghafal Al-Qur’an merupakan salah satu hamba yang ahlullah di muka bumi. Dengan demikian, pengertian Tahfidz atau menghafal Al-Qur’an yaitu menghafal materi baru yang belum pernah dihafal.5
4 Hasil wawancara dengan Kepala Sekolah. 5 Muhaimin Zen, Tata Cara/Problematika
Menghafal Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Alhusna, 1998), hlm. 2.
Pengertian menghafal Al-Qur’an secara istilah ialah merupakan usaha dengan sungguh-sungguh yang dilakukan, untuk mengingat-ingat dan meresapkan bacaan kitab suci Al-Qur’an yang mengandung mukjizat ke dalam fikiran agar selalu ingat, dengan menggunakan metode dan strategi tertentu.
2. Hukum Menghafal Al-Qur’an
Hukum menghafal Al-Qur’an adalah fardhu kifayah, hal ini berarti orang yang menghafal Al-Qur’an tidak boleh kurang dari jumlah mutawatir sehingga terhindar dari terjadinya pemalsuan dan pengu-bahan terhadap ayat-ayat suci Al-Qur’an.
Setiap mukmin yakin bahwa meng-hafal Al-Qur’an adalah termasuk ibadah yang mulia dan akan mendapatkan pahala. Begitu mulianya orang menghafal Al-Qur’an, Allah akan memberikan pahala yang berlipat ganda bagi siapa saja yang menghafalkan Al-Qur’an dengan memper-hatikan setiap hukum bacaan yang ada dan mengamalkan segala isi kandungan di dalamnya.
Mengingat pentingnya menghafal Al-Qur’an, Nabi Muhammad SAW menganjur-kan pengajaran Al-Qur’an dimulai sejak masa kanak-kanak atau sejak usia dini, karena masa itu merupakan awal perkem-bangan manusia sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur’an akan ter-tanam kuat dalam dirinya yang nantinya akan menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya selama di dunia dan kelak menjadi penolongnya ketika di akhirat. 3. Persiapan Dalam Menghafal Al-Qur’an
Setiap orang yang ingin menghafal Al-Quran harus mempunyai persiapan yang matang agar proses hafalan dapat berjalan dengan baik dan benar. Selain itu, persiapan ini merupakan syarat yang harus dipenuhi supaya hafalan yang dilakukan bisa memperoleh hasil yang maksimal dan memuaskan. Beberapa per-siapan atau syarat-syarat yang harus dilakukan antara lain sebagai berikut: a. Niat yang ikhlas.
158
b. Meminta izin kepada orang tua atau suami.
c. Mempunyai tekat yang kuat dan besar. d. Istiqâmah.
e. Harus berguru pada yang ahli. f. Mempunyai akhlak terpuji.
g. Berdoa agar selalu sukses menghafal-kan Al-Qur’an.
h. Memaksimalkan usia.
i. Dianjurkan menggunakan satu jenis Al-Qur’an.
4. Metode Menghafal Al-Qur’an
Diantara metode menghafal Al-Qur’an adalah:
a. Metode tasmi’. b. Metode murâja’ah. c. Menghafal sendiri. d. Menghafal berpasangan.
e. Menghafal dengan bantuan Al-Qur’an digital.
f. Menghafal dengan alat perekam. g. Meghafal dengan menulis.
5. Keutamaan dan Keistimewaan Para Penghafal Al-Qur’an
Adapun keutamaan dan manfaat menghafal Al-Qur’an diantaranya yaitu: a. Al-Qur’an adalah pemberi syafaat bagi
manusia yang membaca, memahami dan mengamalkannya.
b. Para penghafal Al-Qur’an telah dijanji-kan derajat yang tinggi di sisi Allah SWT, pahala yang besar, serta peng-hormatan di antara sesama manusia. c. Al-Qur’an menjadi hujjah atau sebagai
pelindung dari siksaan api neraka. d. Para pembaca Al-Qur’an, khususnya
penghafal Al-Qur’an yang kualitas dan kuantitas bacaannya lebih bagus akan bersama malaikat yang selalu melin-dungi dan mengajak pada kebaikan. e. Para penghafal Al-Qur’an akan
men-dapatkan pahala dari Allah SWT, yaitu berupa terkabulnya segala harapan serta keinginan tanpa harus memohon dan berdoa.
f. Para penghafal Al-Qur’an berpotensi untuk memiliki hafalan yang banyak
karena sering membaca (takrir) dan mengkaji Al-Qur’an.
g. Para penghafal Al-Qur’an diprioritas-kan untuk menjadi imam shalat.
h. Para penghafal Al-Qur’an adalah keluarga Allah SWT.
i. Para penghafal Al-Qur’an adalah orang orang yang mulia dari umat Rasulullah. j. Para penghafal Al-Qur’an menghabis-kan sebagian waktu untuk mem-pelajari dan mengajarkan sesuatu yang bermanfaat dan bernilai ibadah.
k. Penghafal Al-Qur’an hampir sama kedudukannya dengan Rasulullah SAW l. Menghafal Al-Qur’an adalah salah satu keutamaan yang telah diberikan oleh Allah SWT.
m. Mencintai para penghafal Al-Qur’an sama halnya mencintai Allah SWT.6 HASIL BELAJAR
1. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua kata yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil adalah prestasi yang telah dicapai (dilaku-kan, dikerjakan.7 Sementara itu pengertian belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.8
Berdasarkan pengertian di atas dapat ditegaskan bahwa kegiatan belajar merupakan suatu tindakan atau usaha untuk dapat melakukan perubahan pada diri pribadi anak didik sehingga ia dapat mengembangkan potensi dirinya, karena kegiatan belajar merupakan suatu langkah untuk mengembangkan kecerdasan yang yang dimilki anak didik sehingga
6 Wiwi Alawiyah Wahid, Cara Cepat Bisa
Menghafal Al-Qur’an. (Yogyakarta: Diva Pres, 2002), hlm. 146.
7 M. Sastrapradja, Kamus Istilah Pendidikan
dan Umum, (Surabaya: Usaha Nasional, 2001), hlm. 90.
8 M. Arifin, Hubungan Timbal Balik
Pendi-dikan Agama di Lingkungan Sekolah dan Keluarga, (Jakarta: Bulan Bintang, 1998), hlm. 172.
bangan yang terjadi dewasa ini dapat diikuti.
Belajar adalah suatu kegiatan anak didik dalam menerima, menanggapi serta menganalisa bahan-bahan pelajaran yang disajikan oleh guru yang berakhir pada kemampuan anak menguasai bahan pela-jaran yang disajikan itu. Dengan kata lain belajar adalah suatu rangkaian proses kegiatan response yang terjadi dalam suatu rangkaian belajar mengajar yang berakhir pada terjadinya perubahan tingkah laku baik jasmaniyah maupun rohaniyah akibat pengalaman/pengeta-huan yang diperoleh.
Dengan demikian, dalam kegiatan belajar senantiasa diusahakan untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan melakukan perubahan terhadap tingkah laku. Upaya pengembangan ilmu pengeta-huan dapat dilakukan dengan terus belajar dan mengkaji berbagai disiplin ilmu sampai batas kemampuan ilmu yang di-miliki. Dalam konsep ajaran Islam, me-lakukan aktivitas belajar merupakan suatu anjuran yang harus dilakukan oleh setiap muslim, sebab menuntut ilmu dianggap sebagai suatu jihad atau perjuangan dalam menegakkan syi’ar agama Islam sebagai-mana ditegaskan hadits Rasulullah SAW berikut ini:
ﻊﹺﺟﺮﻳ ﻰّﺘﺣ ِﷲﺍ ﹺﻞﻴﹺﺒﺳ ﻰﻓ ﻮﻬﹶﻓ ﹺﻢﹾﻠﻌﹾﻟﺍ ﺐﹶﻠﹶﻃ ﻰﻓ ﺝﺮﺧ ﻦﻣ
)
ﻯﺬﻣﺮﺗ ﻩﻭﺭ
(
Artinya: “Siapa yang keluar untuk menun-tut ilmu maka ia berjuang fisabilillah hingga kembali.” (HR. Tarmidzi)”9
Hadits ini begitu tegas memberikan penekanan bahwa kegiatan yang dilaku-kan oleh setiap muslim untuk menuntut ilmu baik ilmu dunia maupun ilmu akhirat (ilmu agama) merupakan suatu per-juangan sehingga nilainya sama dengan jihad fisabilillah. Sementara itu dalam hadits yang lain Rasulullah memberikan
9 Salim Bahreisy, Terjemahan Riyadus
Shalihin I dan II , (Bandung : AL-Ma’arif, 1997) hlm. 324.
penegasan bahwa orang yang rajin menuntut ilmu akan diberikan kemudahan dalam agama.
2. Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Dalam kaitannya dengan hasil belajar, jelas bahwa untuk menciptakan seseorang berhasil dalam pendidikan harus benar-benar memahami dan mengerti tentang pentingnya pengeta-huan. Atas kesadaran terhadap pentingnya pengetahuan maka seseorang akan dapat belajar dengan sungguh-sungguh dengan berbagai kriteria antara lain:
1. Menguasai bahan yang dipelajari. 2. Memiliki motivasi yang tinggi. 3. Melengkapi sarana belajar. 4. Tekun dan disiplin.
5. Menghormati guru.10
Karena itu setiap anak mempunyai kewajiban untuk menuntut ilmu dengan belajar di sekolah. Dari hasil kegiatan belajar di sekolah tentu saja akan dapat dibedakan antara anak yang bersekolah dan yang tidak bersekolah. Jika ia sekolah tentu saja akan pintar, jika tidak ber-sekolah tentu saja akan bodoh. Karena itu perlu dilakukan upaya-upaya pembinaan terhadap diri anak didik, terutama dalam mengembangkan kegiatan belajarnya di sekolah, khususnya bagi siswa yang kurang pintar dalam belajar. Aktivitas belajar mengajar di sekolah merupakan salah satu faktor penentu dalam meng-ubah sikap dan tingkah laku anak didik dengan cara memberikan ilmu pengeta-huan serta keterampilan disamping untuk mengembangkan bakat serta kemampuan yang dimilikinya.
Kemampuan anak didik dalam belajar senantiasa diukur dari kemam-puan menangkap pesan-pesan yang disampaikan oleh guru dalam kegiatan belajar mengajar. Keberhasilan anak didik dalam interaksi edukatif ini akan dapat
1010 M.Arifin, Hubungan Timbal Balik..., hlm.
160
dilihat dari nilai raport yang ada maupun dari sikap dan tingkah lakunya sehari-hari. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Mad-rasah Aliyah Negeri (MAN) Kisaran yang terletak di Jl. Latsitarda Nusantara, Keca-matan Kisaran Naga dengan alasan, diantaranya bahwa dalam kegiatan keagamaan sekolah tersebut terdapat penerapan hafalan Al-Qur’an yang ber-tujuan menciptakan lulusan yang mampu hafal Al-Qur’an minimal 3 juz. Dan juga karena lokasi sekolah mudah dijangkau dan tidak terlalu jauh dari tempat tinggal penulis berdomisili. Penelitian ini dilaku-kan pada semester II Tahun ajaran 2016/2017.
Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi dinyatakan oleh Sugiyono adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.11
Pada penelitian ini, populasinya adalah seluruh siswa kelas X. Dari tinjauan ke lapangan diperoleh data mengenai jumlah siswa, yang jabarannya dapat dilihat pada Tabel 3:
Tabel 3. Jumlah Populasi Siswa Siswa
Laki-laki Perempuan Jumlah Kelas X
Agama orang 17 19 orang 36 orang Kelas X IPA-1 17 orang 15 orang 32 orang Kelas X IPA-2 13 orang 23 orang 36 orang Kelas X
IPA-3 orang 14 23 orang 37 orang
11 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif,
Kualitatif dan R & D. (Bandung: Alfabeta, 2012), hlm. 80.
Kelas X
IPA-4 orang 10 27 orang 37 orang Kelas X IPS-1 11 orang 20 orang 31 orang Kelas X IPS-2 13 orang 21 orang 34 orang Kelas X IPS-3 16 orang 20 orang 36 orang Kelas X IPS-4 14 orang 19 orang 33 orang Total 125 orang 187 orang 312 orang Sumber: Data Kesiswaan 2. Sampel
Sugiyono menyatakan sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila popu-lasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan dapat diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betu representif (mewakili).12
Mengingat besar populasi 312 orang, maka besar sampel akan ditentukan dengan menggunakan rumus Krejcie dan Morgan.
s = χ2 NP (1-P) : d2 (N-1) + χ2 P (1-P) Keterangan:
s = besarnya sampel yang diinginkan χ2= nilai Chi-Squares dengan derajat
kebebasan (d.f) 1 pada tingkat kepercayaan yang dinginkan.
N = jumlah populasi
P = Proporsi populasi (maximum
besarnya sampel akan didapat apabila P = 0,50)
d = derajat ketelitian yang diterima dalam proporsi
Diketahui bahwa:
χ2 = nilai Chi-Squares dengan derajat kebebasan (d.f) 1 pada tingkat kepercayaan yang dinginkan yakni
0,05 pada tabel Chi-Squares adalah 3,841.
N = jumlah populasi 312
P = Proporsi populasi 0,50 untuk mendapatkan besar sampel yang maksimal
d = derajat ketelitian yang diterima dalam proporsi ditetapkan 0,05
Maka sampel penelitian adalah:
s = 3,841 x 312 x 0,50 x (1–0,50 ) : (0,05)2 (312–1) + 3,841 x 0,50 (1–0,50) s = 3,841 x 312 x 0,25 : (0,0025 x 311) + (3,841 x 0,25) s = 299,598 : 1,73775 s = 172,4056 (dibulatkan menjadi 172) Setelah didapatkan jumlah sampel sebanyak 172 siswa, maka untuk menen-tukan dan membedakan jumlah sampel berdasarkan masing-masing kelas dan jenis kelamin ditarik penyebarannya sebagai berikut:
Tabel. 3.1 Jumlah Sampel Siswa Siswa
Laki-laki
Perempuan Jumlah Kelas X
Agama orang 10 11 orang orang 21 Kelas X IPA-1 10 orang 8 orang 18 orang Kelas X IPA-2 7 orang 12 orang 19 orang Kelas X
IPA-3 orang 7 12 orang orang 19 Kelas X IPA-4 5 orang 15 orang 20 orang Kelas X IPS-1 6 orang 12 orang 18 orang Kelas X IPS-2 7 orang 11 orang 19 orang Kelas X IPS-3 9 orang 10 orang 19 orang Kelas X IPS-4 8 orang 11 orang 19 orang Total 69 orang 103 orang 172 orang Pengambilan anggota sampel dilak-sanakan secara acak (cluster random
sampling) agar masing-masing populasi
dari setiap strata memililiki peluang yang sama untuk terpilih.
Metode dan Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif yakni menekankan hasil penelitiannya disajikan dalam bentuk deskripsi angka-angka statistik.13 Sedang-kan jenis penelitian yang digunaSedang-kan adalah penelitian korelasi. Penelitian korelasi adalah penelitian yang melibat-kan hubungan satu atau lebih variabel dengan satu atau variabel lain.14
Variabel dan Definisi Operasional Untuk menghindari kemungkinan terjadinya penafsiran yang berbeda dengan maksud utama penulis, perlu beberapa penjelasan pokok yang menjadi variabel penelitian. Variabel dalam pene-litian ini terdiri dari: pengaruh hafalan Al-Qur’an siswa yang mengikuti penerapan hafalan Al-Qur’an dan hasil belajar siswa. Untuk menjelaskan pengertian dalam penelitian ini, maka akan dikemukakan definisi istilah yang berkaitan dengan judul penelitian:
1. Hafalan Al-Qur’an siswa kelas X (X) Hafalan Al-Qur’an siswa adalah kegiatan penerapan hafalan Al-Qur’an yang berisi motivasi, keinginan dan juga pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar. Untuk mendapatkan data tentang pengaruh hafalan Al-Qur’an siswa, peneliti akan menyebarkan angket yang berisi pertanyaan dan pernyataan mengenai pengaruh dari penerapan hafalan Al-Qur’an.
2. Hasil Belajar Siwa (Y)
Hasil belajar siswa disini adalah pen-capaian akhir dari proses pembelajaran selama satu semester yaitu dilihat dari hasil rapor belajar siswa. Bagaiman nilai seluruh mata pelajaran siswa akan dijum-lahkan dan nantinya akan dikorelasikan
13 Ibnu Hajar, Dasar-Dasar Metodelogi
Kuan-titatif Dalam Pendidikan, (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1996), hlm. 30.
14 Purwanto, Metodologi Penelitian
Kuan-titatif Untuk Psikologi dan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012), hlm. 77.
162
dengan pengaruh hafalan Al-Qur’an Juz 30 siswa tersebut.
Intrumen Penelitian
Instrument merupakan alat bantu yang digunakan peneliti untuk mengum-pulkan data dengan cara melakukan penelitian.15 Ada dua tahap pembagian instrumen penelitian mengenai kajian tentang Pengaruh Hafalan Al-Qur’an Ter-hadap Hasil Belajar Siswa Kelas X Di MAN Kisaran ini, yaitu:
1. Data mengenai hafalan Al-Qur’an siswa diperoleh dari penyebaran angket yang berisi pertanyaan dan pernyataan dengan menggunakan skala Likert. Skala jawaban untuk variabel (X) itu adalah: Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang (JR) dan Tidak pernah (TP). Penggunaan skala ini tentu saja didasarkan kepada fokus utama pada bagaimana penerapan dan pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar.
2. Data mengenai hasil belajar siswa akan dilihat dari dokumen rapor hasil belajar siswa selama satu semester yakni dilihat dari data kumpulan nilai (DKN). Data tersebut akan diminta kepada bagian tata usaha sekolah MAN Kisaran.
Teknik Pengumpulan Data
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk menguji apakah kesimpulan teoritis yang berupa hipotesis sesuai dengan keadaan di lapangan. Kesesuaian antara data yang dikumpulkan dengan keadaan lapangan merupakan dasar validitas inter-nal penelitian. Berdasarkan instrumen di atas, maka teknik pengumpulan data adalah sebagai berikut:
1. Angket (kuesioner).
Angket ini diberikan kepada siswa untuk memperoleh informasi pengaruh dari kegiatan penerapan hafalan Al-Qur’an
15 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Suatu Pedekatan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2002), hlm. 107.
terhadap hasil belajar. Angket ini meng-gunakan skala Likert yang mempunyai lima kemungkinan jawaban yang ber-jumlah genap dimaksud untuk meng-hindari kecenderungan responden ber-sikap ragu-ragu dan tidak mempunyai jawaban yang jelas.
Penyusunan angket pengaruh hafa-lan Al-Qur’an mengacu kepada aspek-aspek kegiatan hafalan Al-Qur’an, sikap, motivasi, kemampuan siswa, kompetensi pembimbing, dan hasil belajar yang terdiri dari 20 item dengan perincian sebagai berikut:
Tabel 3.2:
Kisi-kisi Angket Hafalan Al-Qur’an Variabel X Indikator Nomor Angket Posit if (+) Negat if (-) 1. Aktifitas hafalan Al-Qur’an 1.1. Pendapat siswa tentang kegiatan hafalan Al-Qur’an 1.2. Tujuan siswa mengikuti hafalan Al-Qur’an 1.3. Manfaat kegiatan hafalan Al-Qur’an 1.4. Waktu kegiatan hafalan Al-Qur’an 2 3 4 5 1 2. Sikap dan
motivasi 2.1. Sikap siswa dalam melaksan akan hafalan Al-Qur’an 2.2. Perasaan siswa mengikuti kegiatan pene-rapan hafalan Al-Qur’an 2.3. Rutinitas 7 8 9 10, 11, 12 6
siswa dirumah 2.4. Motivasi orang tua 2.5. Motivasi siswa 3. Kemampu
an siswa 3.1. Kemampuan siswa dalam hafalan Al-Qur’an 3.2. Kemampu an siswa dalam memilih metode hafalan Al-Qur’an 13, 14 15 4. Kompeten si pembimbi ng 4.1. Aktifitas pembimbi ng dalam kegiatan hafalan Al-Qur’an 4.2. Metode penyampa ian hafalan Al-Qur’an yang digunakan pembimbi ng 4.3. Kompeten si pembimbi ng terhadap materi hafalan Al-Qur’an 16 17 18 5. Pengaruh hasil belajar 5.1. Kaitan hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar 5.2. Hasil nilai rapor setelah mengikuti penerapa n hafalan Al-Qur’an 19 20 2. Dokumentasi
Dokumentasi disini adalah data mengenai rapor belajar siswa untuk
melihat pencapaian hasil belajar siswa yang diperoleh dari wali kelas ataupun bagian bidang tata usaha.
3. Observasi
Obseravasi disini adalah pengamatan dan pencatatan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data tentang kondisi sekolah atau deskripsi lokasi penelitian yang dilaksanakan di MAN Kisaran.
ANALISIS DATA
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah seluruh data ter-kumpul. adapun langkah-langkah dalam analisis data tersebut yaitu:
1. Editing
Dalam pengolahan data yang per-tama kali dilakukan adalah editing. Berarti bahwa semua angket harus di teliti satu persatu tentang kelengkapan dan kebe-naran pengisian angket sehingga ter-hindar dari kekeliruan dan kesalahan.
2. Scoring
Setelah melalui tahapan editing, maka selanjutnya peneliti memberikan skor terhdap pertanyaan yang ada pada angket sesuai dengan instrumen yang sudah disiapkan. Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah sebagai berikut: Adapun pemberian skor untuk tiap-tiap jawaban adalah sebagai berikut:
Tabel. 3.3
Skor Untuk Jawaban Angket Hafalan Al-Qur’an
Positif (+) Negatif (-)
Jawaban Skor Jawaban Skor
Selalu 5 Selalu 1 Sering 4 Sering 2 Kadang-kadang 3 Kadang-kadang 3 Jarang 2 Jarang 4 Tidak
164
Setelah itu untuk mengetahui besar presentase jawaban angket dari respon-den, dengan rumus berikut ini:
F
P = x 100%
N
Diketahui:
F = Frekuensi yang sedang dicari presentasenya.
N = Number of Case. P = Angket presentase.
Keterangan skala presentase yang digunakan adalah:
100% = Seluruhnya
85% - 90% = Hampir seluruhnya 68% - 84% = Sebagian besar 51% - 67% = Lebih dari setengah
50% = Setengah
34% - 49% = Hampir setengah 17% - 33% = Sebagian kecil
0% = Tidak ada
Kemudian hasil seluruh jawaban siswa dengan melihat rata-rata jumlah skor, dengan klasifikasi sebagai berikut:
Tabel. 3.4
Klasifikasi Skor Angket Hafalan Al-Qur’an
Klasifikasi Keterangan Jumlah Skor Jawaban
55 – 70 Rendah
71 – 85 Sedang
86 – 100 Tinggi
3. Teknik Deskriptif
Teknik deskriptif dimaksudkan untuk mendeskripsikan data penelitian berupa hasil jawaban siswa yang diisi melalui angket dan akan dikorelasikan dengan hasil belajar siswa kelas X. Untuk mengetahui keadaan data penelitian yang sudah diperoleh maka terlebih dahulu dihitung besaran dari rata-rata skor (M) dan besaran dari standard deviasi (SD), modus (Mo), dan median (Me). Penyajian data dalam bentuk tabel distribusi fre-kuensi dan histogram.
4. Perhitungan Korelasi Product Moment Berdasarkan jenis penelitian diatas yakni jenis penelitian korelasional maka
teknik analisis data menggunakan teknik
korelasi product moment. Teknik korelasi product moment merupakan salah satu
teknik untuk mencari tingkat keeratan hubungan antara dua variabel dengan cara mengalikan momen (hal penting) kedua variabel tersebut. adapun rumus teknik
korelasi product moment sebagai berikut:
N ∑ XY – (∑ X) (∑ Y)
rxy =
√[N ∑ X2 – (∑ X)2] [ N ∑ Y2 – (∑ Y)2]
Diketahui :
rxy = Angka indeks korelasi product moment
N = Number of Cases.
∑XY = Jumlah hasil perkalian x dan y.
∑ X = Jumlah seluruh skor x.
∑ Y = jumlah seluruh skor y.
Setelah diperoleh angka indeks korelasi product moment “r”, maka dilaku-kan interpretasi secara sederhana dengan mencocokkan hasil penelitian dengan angka indeks korelasi “r” product moment seperti di bawah ini:16
Table 3.5
Interpretasi Nilai Korelasi
No Besarnya “r” Product Moment (rxy) Interpretasi 1 0,00 – 0,20 Antara Variabel X dan Y memang terdapat korelasi, akan tetapi korelasi itu sangat lemah atau sangat rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap tidak ada korelasi antara variabel X dan variabel Y)
2 0,20 – 0,40 Antara variabel X dan Variabel Y terdapat korelasi yang lemah atau
16Anas Sudjana, Pengantar Statistik
Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2014), hlm. 193.
rendah
3 0,40 – 0,70 Antara variabel X dan vaariabel Y terdapat korelasi yang sedang atau cukupan
4 0,70 – 0,90 Antara variabel X dan variabel Y terdapat korelasi yang kuat atau timggi
5 0,90 – 1,00 Antara variabl X dan variabel Y terdapat korelasi yang sangat kuat dan sangat tinggi
PENGUJIAN HIPOTESIS
Setelah diperoleh koefisien korelasi dan interpretasi keeratan hubungan maka perlu dilakukan pengujian hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan untuk membuktikan kebenaran hipotesis yang telah ditetapkan sehingga diperoleh apakah hipotesis yang dirancang dalam penelitian ini diterima atau ditolak. Pengujian hipotesis pada korelasi product
moment dengan jumlah sampel < 30
menggunakan uji T, sedangkan untuk sampel > 30 menggunakan uji Z.17 Karena sampel dalam penelitian ini berjumlah 172 siswa maka peneliti menggunakan uji Z. uji Z dilakukan dengan memformulasi-kan ke dalam rumus berikut, kemudian membandingan Z hitung dengan Z table dengan taraf signifikan 5%.
Kriteria pengujian :
Jika –Za/2 ≤ Zo ≤ Za/2 maka Ho diterima dan Ha ditolak yang artinya tidak ada Pengaruh antara hafalan Al-Qur’an dengan hasil belajar siswa kelas X. Jika Zo > Za/2 atau Zo < -Za/2 maka Ho
ditolak dan Ha diterima yang artinya terdapat pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa kelas X. Perhitungan Koefisien Determinasi
17Iqbal Hasan, Analisis Data Dengan Statistik,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 97.
Untuk mengetahui lebih jelas hubungan antar variabel x dan y, maka analisis yang digunakan adalah koefisien determinasi. Dengan koefisien determina-si kita bisa mengetahui seberapa besar kontribusi dari beberapa variabel dalam pengertian yang lebih jelas. Koefisien determinasi akan menjelaskan seberapa besar perubahan atau variasi suatu variabel bisa dijelaskan oleh perubahan atau variasi pada variabel lain. Rumus koefisien determinasi sebagai berikut:
KD = r2 X 100%
Diketahui:
KD = koefisien determinasi
r = koefisien korelasi
HASIL PENELITIAN
Temuan Umum Penelitian 1. Profil MAN Kisaran
Madrasah Aliyah Negeri Kisaran ber-diri pada Tahun 1995 dan merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementrian Agama. Madrasah Aliyah Negeri Kisaran terletak di Jalan Latsitarda Nusantara VIII Kelurahan Kisaran Naga, Kecamatan Kisaran Timur, Kabupaten Asahan dengan titik koordinat lintang : 2,969368898 dan koordinat bujur: 99,62379478. Adapaun Nomor Statistik Madrasah 131112090001 dan Nomor Pokok Sekolah Nasional 10113838. Kurikulum Pendidikan yang diguna-kan di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran adalah Kurikulum 2013. Oleh sebab itu Madrasah Aliyah Negeri Kisaran bertujuan menciptakan lulusan yang berakhlak, ber-ilmu dan mampu terjun di masyarakat dalam mengaplikasikan ilmu yang diper-oleh selama menimba ilmu di Madrasah Aliyah Negeri Kisaran.
2. Jumlah dan Kondisi Bangunan
Adapun jumlah dan kondisi bangunan sekolah peneliti memaparkan datanya melalu tabel:
Tabel 4
Jumlah dan Kondisi Bangunan MAN Kisaran
166 Jenis Bangunan Ruangan Menurut Kondisi Sta-tus Kepe milik an* Total Luas (m2) Baik Rus ak 1 Ruang Kelas 25 1 72 2 Ruang Kepala Madrasah 1 1 36 3 Ruang Guru 1 1 96 4 Ruang Tata Usaha 1 1 64 5 Laborato-rium Fisika 1 1 64 6 Laborato-rium Kimia 7 Laborato-rium Biologi 1 1 64 8 Laborato-rium Komputer 1 1 64 9 Laborato-rium Bahasa 10 Laborato-rium PAI 11 Ruang Perpus-takaan 1 1 72 12 Ruang UKS 1 1 16 13 Ruang Keteram-pilan 1 1 1 16 14 Ruang Kesenian 15 Toilet Guru 3 1 9 16 Toilet Siswa 10 1 46 17 Ruang Bimbingan Konseling 4 1 18 Gedung Serba Guna (Aula) 1 1 19 Ruang Osis 1 1 20 Ruang Pramuka 1 1 21 Mushala 1 1 22 Ruang Olah Raga 23 Rumah Dinas Guru 24 Kamar Asrama Siswa (Putra) 25 Kamar Asrama Siswi (Putri) 26 Pos Satpam 1 1 27 Kantin 2 2 Sumber Dokumentasi: Tata Usaha MAN Kisaran
*Status Kepemilikan :1. Milik Sendiri 2. Bukan Milik Sendiri
3. Sarana Prasarana Pendukung Pem-belajaran
Tabel 4.1
Sarana Prasarana MAN Kisaran No Jenis Sarpras Jumlah Sarpras Menurut Kondisi Juml ah Ideal Sarp ras Status Kepe mili-kan Baik Rusak 1 Kursi Siswa 857 882 1 2 Meja Siswa 857 882 1 3 Loker Siswa 4 Kursi Guru di Ruang Kelas 25 25 1 5 Meja Guru di Ruang Kelas 25 25 1 6 Papan Tulis 25 25 1 7 Lemari di Ruang Kelas 8 Komputer di Lab. Komputer 26 40 1
9 Alat Peraga PAI 1 2 1
10 Alat Peraga Fisika 599 600 1 11 Alat Peraga Biologi 65 75 1 12 Alat Peraga Kimia 103 1 13 Bola Kaki 4 10 1 14 Bola Voli 4 10 1 15 Bola Basket 2 10 1 16 Meja Pimpong (Tenis Meja) 1 2 1 17 Lapangan Sepak Bola/Futsal 1 1 18 Lapangan Bulu Tangkis 1 1 19 Lapangan Basket 1 1 20 Lapangan Bola Voli 1 1 Sumber Dokumentasi: Tata Usaha MAN Kisaran
*Status Kepemilikan :1. Milik Sendiri. 2.
Bukan Milik Sendiri
TEMUAN KHUSUS PENELITIAN
Program hafalan Al-Qur’an yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri
Kisaran adalah penerapan hafalan Al-Qur’an yang ditujukan kepada seluruh siswa yang menimba ilmu di MAN Kisaran agar menciptakan lulusan terbaik yang mampu menghafalkan Al-Qur’an sebanyak 3 juz sebagai pedoman dan suatu usaha praktek pembiasaan siswa dalam kehi-dupan sehari-hari sehingga bisa mem-bedakan antara lulusan madrasah dan sekolah umum.
Dalam menciptakan lulusan yang mampu menghafal Al-Qur’an 3 juz, dalam setiap jenjang kelas dibagi ke dalam 6 tahap diantaranya adalah:
Table 4.4
Tahapan Hafalan Al-Qur’an di MAN Kisaran
Kelas X Kelas XI
Tahap 1 Tahap 2 Tahap 3 Tahap 4
Al-Fajr Al-Balad As-Syams Al-Lail Ad-Dhuha Al-Insyirah At-Tiin Al-Alaq Al-Qadr Al-Bayyinah Al-Zalzalah Al-Aadiyat Al-Qariah At-Takatsur Al-Ashr Al-Humazah Al-Fiil Al-Quraish Al-Maa’un Al-Kautsar Al-Kaafirun An-Nasr Al-Lahab Al-Ikhlas Al-Falaq An-Naas An-Naba’ An-Naazi’at Abasa At-Takwir Al-Infithaar Al-Mutaffifin Al-Inshiqaaq Al-Buruuj At-Taariq Al-A’laa Al-Ghasiyah Al-Jiin Al-Muzammil Al-Mudatsir Al-Qiyamah Al-Insan Al-Mursalat Al-Mulk Al-Qalam Al-Haaqqah Al-Ma’aarij Nuh
243 Ayat 321 Ayat 225 Ayat 206 Ayat
Kelas XII Tahap 5 Tahap 6 Al-Jumu’ah Al-Munafiqun At-Taghabun At-Thalaq At-Tahrim Al-Mujadalah Al-Hasyr Al-Mumtahanah As-Shaf 64 Ayat 73 Yat DESKRIPSI DATA
1. Penerapan Hafalan Al-Qur’an
Setelah data-data yang masuk dalam angket diolah melalui editing, maka selanjutnya menyajikan data tersebut dalam bentuk tabel dengan menggunakan rumus presentase. Peneliti mendeskripsi-kan dan menyajimendeskripsi-kan hasil presentase jawaban responden setelah melakukan pengolahan data berdasarkan hasil dari jumlah skor yang diperolah dari tiap-tiap responden. Pengolahan data mengenai hafalan Al-Qur’an menunjukkan skor terendah adalah 55 dan skor tertinggi adalah 94. Hasil perhitungan dari distri-busi data didapat rata-rata sebesar 74,93, median 75,57, modus 75,76 dan standar deviasi 9,68. Perhitungan ini menunjuk-kan rata-rata dan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa skor variabel hafalan Al-Qur’an berdistri-busi normal. Untuk memperoleh gam-baran tentang distribusi skor hafalan Al-Qur’an siswa, di bawah ini disajikan tabel distribusi frekuensi skornya.
Tabel 4.25 Distribusi Frekuensi Skor Hafalan Al-Qur’an Kelas Interval Frekuens (f) Presentase (%) 90 - 94 85 - 89 80 – 84 75 – 79 70 - 74 65 – 69 60 – 64 55 – 59 13 23 9 51 28 23 9 16 8 13 5 30 16 14 5 9 Jumlah 172 100
Dari paparan tabel di atas disimpul-kan bahwa hasil rata-rata angket dari pen-dapat siswa mengenai hafalan Al-Qur’an sebesar 74,93%. Dengan demikian hafalan Al-Qur’an siswa dikategorikan cukup baik.
Dari hasil angket diketahui bahwa jumlah skor jawaban siswa dapat diklarifi-kasikan sebagai berikut:
168
Tabel 4.26
Klarifikasi Jumlah Skor Jawaban Siswa Dari Angket Hafalan Al-Qur’an Klarifikasi Jumlah
Siswa Keterangan Presentase
55 – 70 57 Orang Rendah 33% 61 – 85 83 Orang Sedang 48% 86 – 100 32 Orang Tinggi 19%
Jadi, tingkat hafalan Al-Qur’an menurut pendapat siswa dianggap sedang atau baik, yakni antara 61 – 85, sebanyak 83 orang dengan presentase sebesar 48%. 2. Hasil Belajar siswa
Adapun hasil belajar siswa me-nunjukkan terendah dengan jumlah nilai 1481 dan hasil belajar tertinggi dengan jumlah nilai 1580. Hasil perhitungan dari distribusi data didapat rata-rata sebesar 1532,244, median 1511,23, modus 1526,26 dan standar deviasi 20,906. Perhitungan ini menunjukkan rata-rata dan median agak sedikit jauh berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai variabel hasil belajar berdistribusi tidak normal. Untuk memperoleh gambaran tentang distribusi nilai hasil belajar siswa, di bawah ini disajikan tabel distribusi fre-kuensi nilai dan grafik histogramnya.
Tabel 4.28
Distribusi Frekuensi Skor Hasil Belajar Siswa Kelas X Kelas Interval Frekuens (f) Presentase (%) 1571 – 1580 1561 – 1570 1551 – 1560 1541 – 1550 1531 – 1540 1521 – 1530 1511 – 1520 1501 – 1510 1491 – 1500 1481 – 1490 3 19 20 11 30 41 22 16 7 3 2 11 12 6 17 24 13 9 4 2 Jumlah 172 100
Berdasarkan paparan tabel di atas mengenai hasil belajar siswa, dapat disim-pulkan bahwa rata-rata hasil belajar siswa
sebesar 1532,244 yang berarti tingkat kualitas hasil belajar siswa termasuk kategori sedang atau baik.
Dilihat dari pencapaian nilai kese-luruhan yang diperoleh siswa selama satu semester dapat diklarifikasikan sebagai berikut:
Tabel 4.29
Klarifikasi Hasil Belajar Siswa Klarifikasi Jumlah
Siswa Keterangan Presentase
1481 – 1513 30 Orang Rendah 18% 1514 – 1547 97 Orang Sedang 56% 1548 – 1580 45 Orang Tinggi 26%
Jadi, tingkat hasil belajar siswa kelas X MAN Kisaran dianggap sedang atau baik, yakni antara 1514 – 1547, sebanyak 97 orang dengan presentase sebesar 56%. PEMBAHASAN PENELITIAN N ∑ XY – (∑ X) (∑ Y) rxy = √[N ∑ X2 – (∑ X)2] [ N ∑ Y2 – (∑ Y)2] 172 X 19803599 – 12917 x 263552 = √[172 X 987169– (12917)2] [ 172 X 403951616– (263552)2] 172 X 19803599 – 12917 x 263552 = √[172 X 987169– (12917)2] [ 172 X 403951616– (263552)2] 3406219028 – 3404301184 = √[169793068 – 166848889] [69479677952– 69459656704] 1917844 = √2944179 X 20021248 1917844 = √58946137915392 1917844 = 7677638,824 = 0,2497
Berdasarkan perhitungan korelasi
product moment di atas diperoleh indeks
yang ditentukan pada pengujian ini sebesar 0,05 dengan Z tabel sebesar 1,960. Berikut pengujian hipotesis dengan uji z.
r Z = 1 √n-1 0,249 = 1 √172 – 1 0,249 = 1 √171 0,249 = 1 13,114 0,249 = 0,076 = 3,276
Berdasarkan perhitungan di atas, diketahui Zo sebesar 3,276. Jika dibanding-kan dengan Z tabel maka 3,276 > 1,960 atau 3,276 > - 1,960 sehingga dapat disim-pulkan bahwa Ho ditolak yang artinya ada pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa kelas X MAN Kisaran.
Untuk mengetahui pengaruh varia-bel x terhadap variavaria-bel y maka perlu di-lakukan uji koefisien determinasi. Per-hitungan koefisien determinasi dilakukan dengan cara mwngkuadratkan koefisien korelasi. Berikut ini hasil pengujian koefi-sien determinasi menggunakan rumus sebagai berikut:
KD = r2 X 100% KD = 0,2492 X 100% KD = 0,062001X 100% KD = 6.20%
Berdasararkan perhitungan tersebut, diketahui bahwa koefisien determinasi sebesar 6,20%. Berdasarkan perhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil
belajar siswa kelas X MAN Kisaran sebesar 6,20% sedangkan 93,80% ditentukan oleh faktor lain.
SIMPULAN
Hasil penelitian ini adalah :
1. Pengolahan data berdasarkan sebaran angket mengenai penerapan hafalan Al-Qur’an menunjukkan skor terendah adalah 55 dan skor tertinggi adalah 94. Hasil perhitungan dari distribusi data didapat rata-rata sebesar 74,93, median 75,57, modus 75,76 dan standar deviasi 9,68. Perhitungan ini menunjukkan rata-rata dan median yang tidak jauh berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa skor variabel hafalan Al-Qur’an berdistribusi nor-mal. Jadi, hasil dari rata-rata sebaran angket menunjukkan angka sebesar 74,93% sebanyak 83 orang dengan kategori cukup baik atau sedang dengan presentase sebesar 48%. 2. Hasil belajar merupakan penilaian
belajar siswa dalam jangka waktu tertentu yang dicatat dalam buku rapor dan juga DKN siswa. Dalam penelitian ini peneliti mengambil hasil belajar siswa pada seluruh mata pelajaran yang diajarkan. Adapun nilai menunjukkan hasil belajar terendah adalah 1481 dan hasil belajar tertinggi adalah 1580. Hasil perhitungan dari distribusi data didapat rata-rata se-besar 1532,244, median 1511,23, modus 1526,26 dan standar deviasi 20,906. Perhitungan ini menunjukkan rata-rata dan median agak sedikit jauh berbeda. Hal ini mengindikasikan bahwa nilai variabel hasil belajar ber-distribusi tidak normal. Jadi hasil dari rata-rata hasil belajar siswa menun-jukkan angka sebesar 1532,244 se-banyak 97 orang dengan kategori sedang atau baik dengan presentase sebesar 56%.
3. Hasil analisis korelasi product moment menunjukkan indeks korelasi sebesar 0,249. Taraf signifikansi dengan uji z
170
sebesar 3,276. Dan juga perhitungan koefisien determinasi menunjukkan adanya pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar siswa sebesar 6,20% dan 93,80% ditentukan oleh faktor lain.
SARAN
1. Kepada kepala Sekolah dan guru untuk lebih memberikan motivasi dan bimbingan kepada seluruh siswa khususnya siswa kelas X untuk me-nambah dan menjaga hafalan mereka. Dan juga mampu bekerja sama dengan orang tua dan wali siswa untuk me-motivasi dan memperhatikan setiap hafalan Al-Qur’an siswa agar ter-pelihara.
2. Kepada orang tua, berikanlah dukungan kepada anak untuk lebih giat dalam menghafal Al-Qur’an dan juga lebih memperrhatikan setiap
perilaku anak agar mereka lebih terbiasa untuk merealisasikan hafalan mereka dalam kehidupan sehari-hari. 3. Kepada seluruh siswa terkhusus siswa
kelas X MAN Kisaran, pelihars dan jagalah hafalan Al-Qur’an kalian, karena kalian adalah generasi muda penerus bangsa yang kelak akan menjadi suri tauladan bagi adik-adik kalian. Tanamkanlah sifat gemar membaca dan menghafal Al-Qur’an agar kalian menjadi umat Nabi Muhammad yang mencintai Al-Qur’an. Kepada seluruh mahasiswa dan mahasiswi yang akan melakukan peneli-tian mengenai pengaruh hafalan Al-Qur’an terhadap hasil belajar, semoga tesis ini bisa menjadi refrensi tambahan yang berguna buat kalian dalam penyusunan tugas akhir kuliah.
DAFTAR PUSTAKA
Alawiyah, Wiwi. Cara Cepat Bisa Menghafal Alquran, Jogyakarta: Diva Press, 2002.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian Suatu Pedekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 2002.
Bahreisy, Salim. Terjemahan Riadhus Shalihin I dan II , Bandung: AL-Ma’arif, 1997. Faizin, Nur. Semua Bisa Hafal Alquran, Banyuanyar, Surakarta: Al-Qudwah, 2003
Hajar, Ibnu. Dasar-Dasar Metodelogi Kuantitatif Dalam Pendidikan, Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada, 1996
Perguruan Tinggi Ilmu Alquran, Beberapa Aspek Ilmiah Tentang Qur’an, Jakarta: Litera Antarnusa, 1986
Peurwanto. Metodologi Penelitian Kuantitatif Untuk Psikologi dan Pendidikan, Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2012.
Sastrapradja, M. Kamus Istilah Pendidikan dan Umum, Surabaya : Usaha Nasional, 2001 Sudjana, Anas. Pengantar Statistik Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2014
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta, 2012. Zein, Muhaimin. Tata Cara/Problematika Menghafal Alquran dan Petunjuk-Petunjuknya,