• Tidak ada hasil yang ditemukan

ABSTRAK

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ABSTRAK"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) SEBAGAI CAMPURAN PAKAN TERNAK SERTA PENGARUH TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH DAN KUALITAS FISIK (bobot tubuh, karkas, dan lemak abdominal) AYAM BROILER (Suatu Contoh Pembelajaran dengan Pendekatan Lingkungan Untuk Diklat Guru Sains Madrasah) --- Oleh : Ahmad Jaelani

ABSTRAK

“PEMANFAATAN LIMBAH KULIT BAWANG MERAH (Allium ascalonicum) SEBAGAI CAMPURAN PAKAN TERNAK SERTA PENGARUH TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL DARAH DAN KUALITAS FISIK ( bobot tubuh,karkas, dan lemak abdominal) AYAM BROILER.

Kata Kunci : pengaruh, Allium ascalonicum, kolesterol darah, berat tubuh,

karkas, lemak abdominal

Suatu pendekatan pembelajaran lingkungan dapat diterapkan dalam diklat

guru Sains di madrasah guna implementasi kesadaran lingkungan. Salah satru

contoh dalam hal ini adalah penelitian mengenai manfaat limbah bawang merah

untuk tambahan pakan ternak ayam pedaging (broiler). Penelitian ini bertujuan

untuk mengurangi kadar kolesterol darah dan mengetahui kualitas fisik ayam

broiler baik bobot tubuh, karkas, dan lemak abdominalnya.Adapun penelitiannya

dilakukan dengan percobaan yang sederhana yaitu mencampurkan butiran kecil

limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum Ayam

Broiler.

Metode yang dilakukan adalah eksperimen dengan menggunakan alat

medis GCU ,timbangan kapasitas 20 kg, dan neraca penghitung lemak abdominal

dengan cara mengamati perubahan kadar kolesterol dan bobot tubuh dengan

perbandingan pakan dan limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) 100 %

banding 0 % pada R1, 90% banding 10% pada R2, 80% banding 20% pada R3 ,

dan 70% banding 30% pada R4 selama 21 hari dan diuji pada M0, M1, M2, dan

M3. Untuk mengamati bobot karkas dan lemak abdominal dilakukan dengan

variasi ransum yang sama selama 21 hari dan diuji pada M3.

Hasil dari penelitian kami adalah terjadi perubahan kadar kolesterol yang

nyata pada hasil akhir. Bobot tubuh mengalami penurunan di hasil akhir, namun

tidak berbanding lurus di usia penelitian sebelumnya.Bobot karkas tetap normal

meski tidak ada pengaruh pada masing-masing variasi ransum. Lemak abdominal

menunjukkan bobot yang normal pada R0 namun, pada R1,R2, dan R3

menunjukkan berat lemak abdomen yang dibawah rata – rata dari standard 1,4% –

2,6 % dari berat hidup Ayam Broiler Jantan.

Untuk hasil penelitian akhir kadar kolesterol terbaik dimiliki oleh R4 yaitu

pada M0 memiliki kadar kolesterol 173 mg/dl, M1 dengan 180 mg/dl, M2 dengan

(2)

2

152 mg/dl, dan M3 dengan 114 mg/dl. Namun untuk penurunan terbaik setiap

mingunya dimiliki oleh R2 dengan 180 mg/dl, 174 mg/dl, 165 mg/dl, dan 149

mg/dl.

Untuk penelitian terbaik hasil akhir bobot tubuh dimilki oleh R1 dengan

2,25 kg. Namun pada R2 dengan 2,1 kg, R3 dengan 2,1 kg, dan R4 dengan 2,1

kg.Penurunan itu terjadi di usia akhir , dan tidak berbanding lurus di usia

sebelumnya pada penelitian

Untuk penelitian terbaik pada hasil akhir berat karkas dimiliki oleh R3

dengan 1,48 kg. Untuk R1 dengan 1,47 kg, R2 dengan 1,26 kg, dan R4 dengan

1,46 kg. Jadi tidak ada perubahan yang signifikan dan masih dalam kategori

normal. Penambahan limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) ternyata

tidak menurunkan berat karkas pada R2, R3, dan R4 dibandingkan dengan R1.

Untuk penelitian terbaik pada hasil akhir berat lemak abdomen dimiliki

oleh R1 dengan 2 % dari berat hidup. Sementara untuk R2 dengan 0,95 dari berat

hidup, R3 dengan 0,71 dari berat hidup, dan R4 dengan 0,95 dari berat hidup. Hal

itu menunjukkan pemberian kulit bawang merah secara langsung akan

menurunkan energi pada ransum sehingga berat lemak abdomen menjadi

berkurang.

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Salah satu contoh penerapan pembelajaran lingkungan pada diklat guru sains madrasah adalah dengan penelitian mengenai pemanfaatana limbah kulit bawang merah sebagai campuran pakan ayam pedaging. Kita mengerti bahwasanya limbah yang tak diolah dengan baik itu berpotensi besar merugikan lingkungan. Semisal adalah limbah yang ditimbulkan oleh bawang merah(Allium ascalonicum). Limbah yang dihasilkan oleh bawang merah tak lain adalah kulitnya sendiri. Masyarakat sekitar Pasar Sambi memanfaatkan limbah tersebut untuk bahan tambahan pembakaran sampah setempat. Hal ini seharusnya tidak boleh dilakukan karena akan berpotensi menyebabkan pencemaran udara.

Melalui contoh tersebut peneliti berusaha menemukan alternative baru dalam pengolahan limbah tersebut. Pemanfaatan limbah kulit bawang merah(Allium ascalonicum) dengan mencampurkannya pada pakan ternak ayam broiler ternyata dapat berpotensi menurunkan kadar kolesterol darahnya. Kita mengerti bahwa kandungan methylallyl sulfide, senyawa fenolik seperti Quercetin dan flavonoid

(3)

3 yang masih dimiliki oleh kulit bawang merah ternyata bersama – sama mengganggu terbentuknya kolesterol (Satya,Ratika : 2013).

Oleh karena itu, pemanfaatan limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) dapat diambil manfaat gandanya. Pertama. Limbah tersebut dapat diminimalkan karena dimanfaatkan untuk campuran pakan ternak ayam broiler. Meminimalkan limbah tersebut otomatis dapat menanggulangi masalah limbah kulit bawang merah. Kedua, potensi yang dimiliki limbah tersebut dalam menekan kolesterol ayam broiler ternyata juga menjadi kabar baik bagi konsumen ayam. Kandungan kolesterol yang berlebih pastinya juga akan berkurang sehingga aman untuk dikonsumsi secara berkala. Selain itu dengan pemberian limbah kulit bawang merah pada pakan ternak dapat diketahui perubahan kualitas fisik ayam yang mencakup bobot tubuh, karkas, dan lemak abdominal.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh pemberian limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap perubahan penurunan kadar kolesterol darah ayam broiler ?

2. Bagaimana pengaruh pemberian limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap perubahan kualitas fisik (bobot tubuh, karkas, dan lemak abdominal) ayam broiler?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap perubahan penurunan kadar kolesterol darah ayam broiler

2. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap pertumbuhan bobot tubuh ayam broiler.

3. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap bobot karkas ayam broiler.

(4)

4 4. Untuk mengetahui pengaruh yang ditimbulkan dari pemberian kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum terhadap bobot lemak abdominal ayam broiler.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang didapat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti, peneliti dapat memanfaatkan dalam kehdupan nyata tentang manfaat dari penelitian ini. Kemudian peneliti menjadi lebih mengerti makna dari manfaat dari limbah yang banyak orang menghiraukan itu.

2. Bagi masayarakat, penelitian ini dapat dijadikan alternatif dalam penanggulangan limbah kulit bawang merah. Serta pengusaha ayam broiler dapat meningkatkan kualitas ayamnya dengan memanfaatkan penelitian ini.

3. Bagi negara, penelitian ini bias dijadikan referensi dan pembanding penemuan – penemuan yang telah ada. Supaya penemuan baru di negara ini dapat lebih maju.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Bawang Merah dan Limbahnya (Allium ascalonicum)

Bawang merah adalah umbi yang sangat popular karena bermanfaat bagi kehidupan manusia.Ia bukan hanya membuat hidangan terasa lengkap dan nikmat,melainkan juga kaya akan kandungan zat-zat yang berguna untuk kesehatan.Limbah dari bawang merah merupakan kulit yang dibuang saat kita mengiris bawang merah. Limbah tersebut ternyata masing mengandung manfaat seperti pada umbinya.

2.1.1 Kandungan limbah kulit Bawang Merah yang Masih Dimiliki Bawang Merah (Allium ascalonicum)

a. Methylallyl Sulfida

Bawang merah mentah mengandung Methylallyl Sulfida atau sejenis sulfur yang mengandung asam amino. Ia berfungsi menurunkan kadar LDL dan meningkatkan HDL didalam darah. Sulfur yang terdapat didalam bawang akan berkurang bila dimasak dengan suhu tinggi.

(5)

5 b. Quercetin

Quercetin merupakan senyawa polifenol dalam keluarga antioksidan flavanoid. Bawang merah lebih banyak mengandung senyawa ini dibandingkan dengan bawang putih. Senyawa ini dapt melestarikan HDL sambil menekan LDL. Selain itu ia juga obat alami untuk mengatasi arthritis dan penyembuh alergi.

c. Flavanoid

Merupakan senyawa yang terdiri dari 15 atom karbon,senyawa ini mengandung Quercetin yang bersifat antioksidan. Selain itu juga masih berpengaruh dakam menekan kolesterol LDL. (Satya,Rika :2013)

2.2 Kolesterol

Kolesterol sebenarnya adalah salah satu komponen lemak.. Lemak merupakan salah satu sumber energy yang memberikan kalori paling tinggi selain itu sebagai sumber asam lemak esensial,pelarut vitamin (A,D,E,K). Hanya seperempat dari kolesterol yang terkandung dalam darah berasal langsung dari saluran pencernaan yang diserap makanan,sisanya merupakan hasil produksi tubuh sendiri oleh sel-sel hati.

Kolesterol didistribusikan oleh lipoproteinyang bernama LDL melalui darah keseluruh tubuh,karena sifatnya yang tidak bisa langsung larut dalam darah maka harus membentuk ikatan dengan protein agar menjadi senyawa yang bisa larut dalam darah dan diistilahkan sebagai lipoprotein yang dianggap sebagai pembawa kolesterol dalam darah. Kelebihan kolesterol akan diangkut kembali oleh lipoprotein yang bernama HDL untuk dibawa ke hati yang selanjutnya diuraikan lalu dibuang ke dalam kantung empedu sebagai asam empedu. LDL mengandung lebih banyak lemak dibanding HDL sehingga ia akan mengambang dalam darah. LDL dianggap sebagai lemak yang jahat karena dapat menyebabkan penempelan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Sebaliknya,HDL disebut lemak yang baik karena dalam operasinya ia membersihkan kelebihan kolesterol dari dinding pembuluh darah dengan mengangkutnya kembali ke hati (Shabela,Rifdah:2012)

2.3 Bobot Tubuh Ayam Broiler

Bobot ayam broiler merupakan berat keseluruhan dari ayam yaitu karkas,bulu,darah,kepala,leher,kaki,cakar dan organ dalam. Pada umumnya berat inilah yang dijadikan dasar dalam penghitungan awal di pasar. Bobot ini merupakan berat hidup dari ayam broiler.

2.4 Karkas dan Lemak Abdominal (Abdomen)

Produksi ternak daging umunya dinilai dengan menggunakan persentase karkas. Karkas adalah potongan ayam bersih tanpa bulu,kepala,leher,kaki,cakar dan organ dalam. Persentase bobot karkas digunakan untuk menilai produksi ternak daging. Bobot karkas ayam broiler umur lima minggu berkisar antara 60,52-69,91% dari bobot hidup. Bobot karkas ayam broiler umur 6 minggu sekitar 1.128,4-1.523,2 gram atau 64,7-71,2%.

(6)

6 Deposisi lemak ayam broiler umumnya disimpan dalam bentuk lemak rongga tubuh dibawah kulit. Lemak rongga tubuh terdiri dari lemak abdomen,lemak rongga dada dan lemak pada alat pencernaan, salah satu bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan lemak adalah bagian sekitar perut atau abdomen. Persentase lemak abdomen pada ayam jantan berkisar antara 1,4-2,60% sedangkan untuk ayam betina berkisar antara 3,2-4,8% dari bobot badan. Persentase lemak abdomen pada ayam betina lebih tinggi dibandingkan jantan. Lemak abdomen akan meningkat pada ayam yang diberi ransum dengan protein rendah dan energi ransum yang tinggi. Energi yang berlebih akan disimpan dalam bentuk lemak dalam jaringan-jaringan. Salah satu bagian tubuh yang digunakan untuk menyimpan lemak oleh ayam adalah bagian sekitar abdoman.

2.5AYAM BROILER

Ayam broiler merupakan galur ayam hasil rekayasa teknologi yang memiliki karakteristik ekonomi dan ciri khas pertumbuhan cepat sebagai penghasil daging,konversi ransum rendah,siap dipotong pada usia relative muda dan menghasilkan kualitas daging berserat lunak. Formulasi pakan untuk ayam broiler harus mengandung zat makanan yang cukup untuk mendapatkan produksi dan efisiensi yang maksimal. Kebutuhan zat makanan ayam broiler umur 2-6 minggu didominasi oleh energy metabolism dan protein kasar. Selebihnya merupakan zat – zat seperti lisin, metionin, kalsium , dan fosfor (Nur Ikhsan,Faisal IPB:2006

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Sampel , waktu, dan tempat penelitian Dalam penelitian ini kami menggunakan sampel :

1. Ayam broiler sebanyak 16 ekor yang umumnya 14 ekor, 2. Limbah kulit bawang merah.

3. Penelitian ini dilakukan dalam waktu sekitar 21 hari,dimulai pada tanggal 5 Januari 2014 hingga 25 Januari 2014.

4. Pengambilan limbah kulit bawang merah yaitu di Pasar Sambi,Kabupaten Kediri dan di Desa Deyeng, Kabupaten Kediri.

3.2 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini kami mengguanakan metode study pustaka,wawancara dengan salah satu dokter hewan di Dinas Peternakan Kota Kediri dan eksperimen dengan

(7)

7 menggunakan GCU Blood glucose/Cholesterol/Uric Acid Multi Function Monitoring System untuk mengamati kadar kolesterol darah,neraca digital menghitung berat lemak abdomen dan berat karkas serta baby scale kapasitas 20 kg untuk mengamati perubahan berat tubuh pada Ayam Broiler akibat pengaruh pemberian campuran pakan ayam dengan limbah kulit bawang merah (Allium ascalonicum) pada variasi ransum.

3.3 Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini kami membuat rancangan sebagai berikut:

Pada tabel 3.1Rancangan percobaan pada variasi ransum 3 kali sehari selama 21 hari.

P PPM LKBM AM V

R1 100 % (0,6

kg/hari)

0 % (0 gr/hari) 0,9 liter/hari 0,38 gr/hari

R2 90 % (0,54 kg/hari) 10 % (0,06 kg/hari) 0,9 liter/hari 0,38 gr/hari R3 80 % (0,48 gr/hari) 20 % (0,12 kg/hari) 0,9 liter/hari 0,38 gr/hari R4 70 % (0,42 kg/hari) 30 % (0,8 kg/hari 0,9 liter/hari 0,38 gr/hari Keterangan :

P : Perlakuan, R1: Pakan kontrol, R2: Ransum dengan 90 % pakan murni dengan 10 % limbah kulit bawang merah, R3: Ransum dengan 80 % pakan murni dengan 20 % limbah kulit bawang merah, R4 : Ransum dengan 70 % pakan murni dengan 30 % limbah kulit bawang merah, PPM: Limbah pakan murni , LKBM: Limbah Kulit Bawang Merah, AM:Air murni, dan V: Vitamin

Setiap hari pemberian pakan,limbah kulit bawang mera,air murni,dan vitamin dilakukan sebanyak 3 kali.

a. R1 dengan 0,6 kg pakan tanpa campuran limbah kulit bawang merah ditambah minum 0,9 liter air murni serta 0,38 gr perhari.

b. R2 dengan 0,54 kg pakan dengan campuran limbah kulit bawang merah 0,06 kg ditambah minum 0,9 liter air murni serta 0,38 gr perhari.

c. R3 dengan 0,48 kg pakan dengan campuran limbah kulti bawang merah 0,12 kg ditambah minum 0,9 liter air murni serta 0,38 gr perhari.

d. R4 dengan 0,42 kg pakan dengan campuran limbah kulit bawang merah 0,18 kg ditambah minum 0,9 liter air murni serta 0,38 gr perhari.

(8)

8 Adapun prosedur-prosedur dalam penelitian ini adalah :

1. Proses pemberian pakan,makanan dan vitamin

2. Proses pengukuran kadar kolesterol darah ayam broiler : a. Menyiapkan posisi ayam dengan memegangya,

b. Mempraktikkan dengan menahan kepala ayam kesatu sisi dan membuka sayap,

c. Membersihkan bagian yang akan ditusuk,

d. Mengambil darah darah dengan cara menusukkan jarum di vena pectoralis yang berada dibawah sayap,

e. Kemudian darah harus mengenai strip pada alat GCU sampai asa bunyi beep, f. Lalu tunggu sekitar 150 detik untuk mendapatkan hasil kolesterol darah. 3 Proses penghitungan bobot tubuh dan karkas ayam broiler :

a. Mengambil ayam dari kandangnya dengan mengelompokkan berdasarkan variasi percobaan,

b. Mengikat kaki ayam dengan tali,

c. Meletakkan semua ayam berdasarkan veriasi percobaan pada baby scale, d. Hal itu dilakukan pada MO,M1,M2,dan M3,

e. Untuk penimbangan berat karkas dilakukan dengan mengelompokkan dulu masing-masing karkas berdasarkan variasi percobaan,

f. Berat karkas ditimbang dengan neraca elektrik satu per satu, g. Penghitungan ini dilakukan pada saat M3.

4 Proses penghitungan bobot lemak abdominal ayam broiler

a. Mengambil bagian lemak yang berada di perut ayam ketika disembelih, b. Mengelompokkan berdasarkan variasi percobaan,

c. Menimbang satu per satu dengan neraca elektrik, d. Hal ini dilakukan pada M3.

5 Mencatat hasil percobaan terhadap masing-masing variasi serta Menganalisis dari masing-masing hasil percobaan. Kemudian Membandingkan dari hasil analisis masing-masing variasi dan membuat laporan.

(9)

9 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah dilakukan penelitian terhadap perubahan kolesterol,berat tubuh,karkas dan lemak abdomen akibat pemberian campuran limbah kulit bawang merah pada pakan ternak ayam broiler diperoleh hasil akhir yang tertera dalam tabel dibawah ini :

1. Uji Kolesterol Darah Ayam Broiler

Tabel 4.1 perubahan rata-rata kolesterol darah pada ternak ayam broiler setelah 21 hari (mg/dl) R M0 M1 M2 M3 R1 179 180 174 160 R2 180 174 165 149 R3 170 150 165 133 R4 173 180 152 114 Keterangan :

LKBM : Limbah Kulit Bawang Merah, AB : Ayam Broiler, R 1 : Pemberian 0% LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 2 : Pemberian 10 % LKBM pada campuran pakan

(10)

10 ternak AB, R 3 :Pemberian 20%LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 4:Pemberian 30% LKBM pada campuran pakan ternak AB, M 0 :Rata-rata hasil uji kolesterol darah pada pakan ternak AB pada minggu ke-0, .M 1 :Rata-rata hasil uji kolesterol darah pada pakan ternak AB pada minggu ke-1, M 2 :Rata-rata hasil uji kolesterol darah pada pakan ternak AB pada minggu ke-2, dan.M 3 : Rata-rata hasil uji kolesterol darah pada pakan ternak AB pada minggu ke-3

2. Uji Bobot Tubuh Ayam Broiler

Tabel 4.2 perubahan rata-rata bobot badan pada ternak ayam broiler setelah 21 hari (kg) Ransum M0 M1 M2 M3 R1 0,82 1,35 1,73 2,25 R2 0,81 1,35 1,63 2,1 R3 0,80 1,47 1,68 2,1 R4 0,79 1,45 1,75 2,1 Keterangan :

LKBM : Limbah Kulit Bawang Merah, AB : Ayam Broiler, R 1 :Pemberian 0% LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 2 : Pemberian 10 % LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 3 : Pemberian 20 % LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 4 : Pemberian 30% LKBM pada campuran pakan ternak AB, M 0 : Rata-rata bobot AB pada minggu ke minggu ke-0 , M 1 : Rata-rata bobot AB pada minggu ke-1, M 2 : Rata-rata bobot AB pada minggu ke-2, dan M 3 : Rata-rata bobot AB pada minggu ke-3

3 . Uji Bobot Karkas dan Lemak Abdominal

Tebel 4.3 hasil dari rata-rata bobot karkas dan bobot lemak abdominal pada ternak ayam broiler (kg) pada minggu ke 3 (M3)

Ransum Bobot Karkas Bobot Lemak Abdominal

R1 1,47 0,015

R2 1,26 0,015

R3 1,48 0,020

R4 1,46 0,020

(11)

11 LKBM :Limbah Kulit Bawang Merah, AB : Ayam Broiler, R 1 : Pemberian 0% LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 2 : Pemberian 10 % LKBM pada campuran pakan ternak AB, R 3 : Pemberian 20 % LKBM pada campuran pakan ternak AB, dan R 4 : Pemberian 30% LKBM pada campuran pakan ternak A

4.2 Analisis Data

Dari hasil penelitian dapat diambil suatu kesimpulan dengan cara :

1. Membandingkan kadar kolesterol darah dan bobot tubuh pada ternak ayam broiler setiap ransum pada setiap minggunya,

2. Membandingkan bobot karkas dan berat lemak abdomen pada peternak ayam broiler pada setiap ransum pada akhir penelitian,

3. Memperhatikan perubahan kadar kolesterol dan berat tubuh pada peternak ayam broiler setiap ransum pada setiap minggunya.

4.3 Pembahasan

Dari hasil penelitian dapat dilakukan pembahasan sebagai berikut : 4.3.1 Pemberian Campuran Pakan Limbah Kulit Bawang Merah

1. Kadar Kolesterol Darah Ayam Broiler

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, perbedaan persentase campuran pakan pemberian limbah kulit bawang merah pada setiap ransum ayam broiler tersebut memberikan dampak yang cukup signifikan,terutama dalam hal dari hasil uji kolesterol darah. Pertama,dapat kita ketahui bahwa pada minggu ke-0 pada setiap ransum mempunyai kadar kolesterol darah yang murni (komposisi pakan pada semua ternak ayam broiler sama),yaitu pada R1 adalah 179 mg/dl,pada R2 adalah 180 mg/dl,pada R3 adalah170 mg/dl dan pada R4 adalah 173 mg/dl.

Kemudian pada minggu ke-1 hasil uji kolesterol darah dapat kita ketahui dengan rata-rata pada R1 yaitu 180 mg/dl,pada R2 yaitu 174 mg/dl,pada R3 yaitu 150 mg/dl,dan pada R4 yaitu 190 mg/dl. Pada minggu pertama ini,pemberian campuran limbah kulit bawang merah pada pakan ayam broiler ini belum begitu terlihat signifikan,namun jika kita menghitung rata-rata dari hasil uji kolesterol pada masing-masing ransum yang pangannya kita beri campuran limbah kulit

(12)

12 bawang merah,maka hasilnya adalah 168 mg/dl,hasil tersebut lebih kecil dari pada R1 yang mana adalah ransum yang tidak diberi pakan campuran limbah kulit bawang merah dengan selisih ± 6,5%.

Kemudian minggu ke-2 hasil uji kolesterol dapat kita ketahui dengan rata-rata pada R1 yaitu 174 mg/dl,pada R2 yaitu 165 mg/dl,pada R3 adalah 165 mg/dl dan pada R4 yaitu 152 mg/dl. Pada minggu ke-2 ini hasil dari uji kolesterol pada setiap ransum yang diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah dan yang tidak adanya campuran pakan limbah kulit bawang merah mulai adanya perbedaan walaupun tidak terlalu signifikan. Pada ransum yang kia beri campuran pakan limbah kulit bawang jika kita hitung rata-ratanya,maka kita memperoleh hasil ± 160,6 mg/dl,hasil tersebut lebih kecil daripada R1 dengan selisih 7,1 %. Hasil dari selisih persentase antara ransum yang diberi campuaran limbah kulit bawang merah dan ransum yang tidak diberi campuran bawang merah tersebut sedikit minengkat dibandingkan dengan minggu pertama dengan selisih ± 0,6%.

Kemudian pada minggu ke-3 yang mana adalah minggu terakhir kami melakukan penelitian ini. Kita ketahui bahwa rata-rata hasil uji kolesterol darah pada R1 adalah 160 mg/dl,pada R2 adalah 149 mg/dl,pada R3 adalah 133 mg/dl dan pada R4 adalah 114 mg/dl. Pada minggu ke-3 ini hasil dari uji kolesterol pada setiap ransum yang diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah dan yang tidak adanya campuran pakan limbah kulit bawang merah sangatlah signifikan perbedaannya. Jika hitung rata-rata dari ransum yang kita beri campuran pakan limbah kulit bawang merah,maka hasilnya jauh dibawah dari ransum yang tidak diberi campuran kulit bawang merah,yaitu ± 132 mg/dl. Hasil ini jika kita bandingkan dan kita beri persentase dengan ransum yang kita tidak beri campuran limbah kulit bawang merah,maka kolesterol darah pada ayam broiler turun ± 17,5%. Hasil persentase tersebut meningkat ± 10,4%.

2. Bobot Ayam Broiler

Dari hasil penelitian menunnjukkan bahwa,perbedaan porsentase campuran pakan pemberian limbah kulit bawang merah pada setiap ransum ayam broiler tersebut normal,tetapi penambahan limbah kulit bawang merah pada variasi ransum mempengaruhi bobot ayam. Pertama,dapat kita ketahui bahwa pada minggu ke-0 pada setiap ransum mempunyai bobot ayam yang murni(komposisi pakan pada semua ternak ayam broiler sama),yaitu pada R1

(13)

13 adalah 0,82 kg,pada R2 adalah 0,81 kg,pada R3 adalah 0,80 kg dan pada R4 adalah 0,79 kg.

Kemudian pada minggu ke-2 hasil hitung bobot pada ayam broiler dapat kita ketahui dengan rata-rata R1 yaitu 1,73 kg,pada R2 yaitu 1,63 kg,pada R3 yaitu 1,68 dan pada R4 yaitu 1,75 kg. Pada minggu ke-2 ini hasil hitung bobot ayam broiler pada setiap ransum yang diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah dan yang tidak adanya campuran pakan limbah kulit bawang merah terlihat perbedaan, dimana R4 memiliki berat yang lebih besar. Pada ransum yang kita beri campuran pakan limbah kulit bawang merah jika kita hitung rata-ratanya,maka kita memperoleh hasil ± 1,68 kg,hasil tersebut lebih kecil daripada R1 dengan selisih ± 2,89%. Hasil dari selisih porsentase anatara ransum yang diberi campuran limbah kulit bawang merah dan ransum yang tidak diberi campuran bawang merah tersebut menurun dibandingkan dengan minggu pertama dengan selisih ± 1,61%.

Kemudian pada minggu ke-3 yang mana adalah minggu terakhir melakukan penelitian ini. Kita ketahui bahwa rata-rata hasil hitung bobot pada ayam broiler pada R1 adalah 2,25 kg,pada R2 adalah 2,1 kg,pada R3 adalah 2,1 kg dan pada R4 adalah 2,1 kg. Pada minggu ke-3 ini hasil dari uji berat tubuh pada setiap ransum yang diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah dan yang tidak adanya campuran pakan limbah kulit bawang merah berubah dengan selisih yang tidak lebih dari 0,15 kg.Bobot terbesar dimiliki oleh R1. Jika kita hitung rata-rata dari ransum yang kita beri campuran pakan limbah kulit bawang merah,maka hasilnya dibawah dari ransum yang tidak diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah,yaitu ± 2,1 kg. Hasil ini jika kita bandingkan dan kita beri porsentase dengan ransum yang tidak kita beri campuran limbah kulit bawang (R2,R3 dan R4),maka bobot ayam broiler hanya turun ± 6%. Dari keseluruhan terjadi penurunan bobot tubuh pada variasi perlakuan di usia akhir penelitian,namun hal itu tidak berbanding lurus dengan usia penelitian sebelumnya.

3. Bobot Karkas dan Bobot Lemak Abdominal

Untuk hasil dari penelitian,kita dapat mengetahui bahwa bobot rat-rata karkas pada setiap ransum mempunyai perbedaan yang berbeda-beda. Dan R1 yang bobot karkasnya rata-rata mencapai 1,47 kg,R2 yang bobot rata-ratanya mencapai 1,26 kg,R3 yang bobot mencapai 1,48 kg dan R4 yang bobotnya 1,46 kg. Hasil itu menunjukkan bahwa pemberian limbah kulit bawang merah tidak

(14)

14 berpengaruh pada ransum control (R1),hasilnya normal dan tidak ada penurunan karkas yang signifikan. Dari hasil itu jika kami menghitung rata-rata bobot karkas yang kita beri limbah bawang merah menghasilkan angka ± 1,4 kg. Hasil tersebut menunjukkan bahwa ransum yang tidak diberi campuran pakan limbah kulit bawang merah mempunyai rata-rata bobot karkas yang lebih banyak ±0,8 kg atau lebih banyak ± 4,8%. Hal ini disebabkan karena pemberian kulit bawang merah tidak mempengaruhi secara signifikan terhadap bobot karkas.

Kemudian untuk berat rata-rata lemak abdominal,kita ketahui bahwa bobot rata-rata lemak abdominal pada setiap ransum mempunyai nilai perbedaan yang tidak begitu signifikan dengan ransum lainnya. Dari R1 bobot rata-rata lemak abdominal mencapai 0,050 kg,R2 yang rata-rata bobot dari lemak abdominalnya mencapai 0,020 kg,R3 yang rata-rata bobot lemak abdominalnya mencapai 0,015 kg dan R4 rata-rata bobot mencapai 0,15 kg. Dari hasil itu dapat dinyatakan bahwa tanpa pemberian limbah kulit bawang merah (R1)memberikan bobot lemak abdominal yang normal,yaitu 2% dari bobot tubuh totalnya. Sementar untuk R2 memiliki bobot lemak abdominal 0,95%,pada R3 memiliki bobot lemak abdominal 0,71% dan R4 memiliki bobot lemak abdominal 0,95% dari bobot tubuhnya. Dari hasil itu kita dapat menyimpulkan pada R1 memliki kadar ransum yang seimbang antara kadar protein dan energy,sehingga penyerapan energy juga seimbang. Untuk R2,R3 dan R4 merupakan ransum dengan campuran limbah kulit bawang merah,memiliki bobot lemak abdominal dibawah rata-rata dengan standard untuk ayam broiler jantan 1,4-2,6 % dari bobot tubuh hidupnya. Hal ini disebabkan ada kesenjangan antara protein yang tinggi dan enrgy yang kurang mencukupi pada ransum. Hal ini menyebabkan penyerapan makanan lebih ditujukan kepada bobot tubuhnya,bukan disimpan pada lemak abdominal.

4.3.2 Keunggulan

Keunggulan-keunggulan yang dimiliki dalam penelitian ini:

1. Campuran pakan limbah kulit bawang merah yang diberikan kepada ayam broiler tersebut dapat menghemat biaya.

2. Campuran pakan limbah bawang merah yang diberikan kepada ayam broiler juga dapat menurunkan kadar kolesterol.

(15)

15 4. Cara pencampuran antara pakan ayam dan limbah kulit bawang merah terbilang

tidak terlalu rumit.

5. Dengan penambahan tidak akan mengurangi bobot karkas ayam broiler. 4.3.3 Kelemahan

Segala sesuatu diciptakan berpasang-pasangan. Ada siang dan malam,ada kelemahan dan ada keunggulan. Adapun kelemahan pada penelitian ini adalah :

1. Pemberian limbah kulit bawang merah mengurangi energy dalam ransum, sehingga bobot lemak abdominal dibawah normal.

2. Sebagian data yang didapat tidak sesuai dengan referensi atau keterangan yang ada.

3. Pemberian perlakuan memberikan penurunan bobot ayam ,pada usia akhir penelitian

BAB V PENUTUP 5.2 Kesimpulan

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Terjadi perubahan kadar kolesterol darah, bobot ayam, bobot karkas, dan bobot lemak abdominal selama 21 hari.

2. Pemanfaatan limbah kulit bawang merah sebagai campuran pakan dapat mengurangi limbahnya.

3. Karkas tumbuh normal dan tidak lebih kecil dari ransum control

4. Bobot tubuh mengalami penurunan, walau tidak mencolok pada objek dan usia penelitian.

5. Untuk ransum terbaik dari hasil uji kolesterol adalah R 4, karena R 4 merupakan ransum dengan kadar kolesterol darah paling kecil.

(16)

16 6. Untuk ransum terbaik dari hasil bobot tubuh ayam broiler adalah R 1, karena R 1

merupakan ransum dengan bobot tubuh palimg tinggi.

7. Untuk ransum terbaik dari hasil bobot karkas ayam adalah R 2, karena R 2 merupakan ransum dengan bobot karkas paling tinggi.

8. Bobot lemak abdominal normal dimiliki oleh R 1 dan R 2 sedangkan, R 3 dan R 4 memiliki bobot lemak abdominal di bawah rata – rata.

5.2 Saran – saran

1. Kami berharap pada pengelola ternak ayam broiler untuk memanfaatan limbah kulit bawang merah ini sebagai alternatif penghematan pakan.

2. Agar pengelola usaha bidang bawang merah dan ayam broiler dapat bekerja sama untuk mengurangi limbah kulit bawang merah.

DAFTAR PUSATAKA

Satya,Ratika.2013.Sehat dan Sembuh dengan Terapi Bawang.Yogyakarta:Aksara Sukses Shabela,Rifdah.2012. Pahami,Wasapadai,Cegah,dan Musnakan Kolesterol.Klaten :Cable Book

Suyanto,Edy.2000.Sukses Beternak Ayam Broiler.Jombang:Jaya Utama

Nur Ikhsan,Faisal IPB.2006.Persentase Bobot Karkas, Lemak Abdomen, dan Organ Dalam Ayam Broiler dengan Pemberian Silase Ransum Komersial.Bogor:Institut Pertanian Bogor

(17)

17 LAMPIRAN :

Gambar 1.1 proses penyuntikan

(18)

18 Gambar 1.3 kandang ayam

(19)

Gambar

Tabel  4.1  perubahan  rata-rata  kolesterol  darah  pada  ternak  ayam  broiler  setelah  21 hari (mg/dl)  R  M0  M1  M2  M3  R1  179  180  174  160  R2  180   174  165  149  R3  170  150  165  133  R4  173  180  152  114  Keterangan :
Tabel  4.2  perubahan  rata-rata  bobot  badan  pada  ternak  ayam  broiler  setelah  21  hari (kg)  Ransum  M0  M1  M2  M3  R1  0,82  1,35  1,73  2,25  R2  0,81  1,35  1,63  2,1  R3  0,80  1,47  1,68  2,1  R4  0,79  1,45  1,75  2,1  Keterangan :
Gambar 1.1 proses penyuntikan
Gambar 1.4 proses penimbangan

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH PUPUK KASCING TERHADAP PRODUKSI TIGA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum

Untuk mengetahui ekstrak etanol 70% bawang merah (Allium cepa L.) terhadap penurunan kadar kolesterol pada serum darah tikus.. Untuk mengetahui potensi penurunan kolesterol

penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “ Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.) Pada Pemberian Zeolit dan Limbah Media

dengan pupuk organik pada pertumbuhan dan produksi tanaman bawang merah.. ( Allium ascalonicum,

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan efektivitas jus bawang merah (Allium ascalonicum L.) dengan glibenklamid terhadap kadar glukosa darah tikus putih

Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa penggunaan kulit bawang merah (Allium ascalonicum L) memberikan pengaruh yang nyata (P<0,05) terhadap kesukaan telur

Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) pada Pemberian Zeolit dan Limbah Media Tanam Jamur Tiram di Tanah Ultisol.. Fakultas Pertanian,

PENGARUH PUPUK KASCING TERHADAP PRODUKSI TIGA VARIETAS BAWANG MERAH ( Allium ascalonicum L