• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PUPUK KASCING TERHADAP PRODUKSI TIGA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PUPUK KASCING TERHADAP PRODUKSI TIGA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PUPUK KASCING TERHADAP PRODUKSI TIGA

VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menyelesaikan Studi Sarjana S-1

Jurusan Agronomi

Oleh :

ABDUL HARIS MUNANDAR NIM. 201110200311018

Kepada

JURUSAN AGRONOMI

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN - PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

HALAMAN PENGESAHAN

NAMA : ABDUL HARIS MUNANDAR

NIM : 201110200311018

PROGRAM STUDI : AGROTEKNOLOGI

JURUSAN : AGRONOMI

FAKULTAS : PERTANIAN PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG JUDUL : PENGARUH PUPUK KASCING TERHADAP

PRODUKSI TIGA VARIETAS BAWANG MERAH

(Allium ascalonicum L.)

Skripsi Ini Telah Diterima Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agroteknologi Jurusan Agronomi Fakultas

Pertanian Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang.

Mengesahkan,

Dekan, Ketua Jurusan,

Dr. Ir. Damat, MP

(3)

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

NAMA : ABDUL HARIS MUNANDAR

NIM : 201110200311018 JURUSAN : AGRONOMI

FAKULTAS : FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

Menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul “PENGARUH PUPUK

KASCING TERHADAP PRODUKSI TIGA VARIETAS BAWANG MERAH

(Allium ascalonicum L.)adalah bukan karya orang lain baik sebagian maupun keseluruhan kecuali dalam bentuk kutipan yang diacu dalam naskah ini dan telah disebut sumbernya.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya dan apabila pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia mendapat sanksi akademik.

Mengetahui, Pembimbing Utama

Ir. Dyah Titi Muhardini, MP.

Malang, 27 Januari 2016 Yang menyatakan,

(4)

SKRIPSI

PENGARUH PUPUK KASCING TERHADAP PRODUKSI TIGA VARIETAS BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L.)

dipersiapkan dan disusun oleh: Abdul Haris Munandar (Nim. 201110200311018)

telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 27 Januari 2016

Susunan Dewan Penguji Ketua Dewan Penguji/

Pembimbing Utama

Ir. Dyah Titi Muhardini, MP. NIP. 10590090181

Anggota Dewan Penguji II

Erfan Dani Septia SP. MP NIP. 0705098902

Anggota Dewan Penguji I/ Pembimbing Pendamping

Prof. Dr. Ir. Dyah Roeswitawati, MS NIP. 10588090079

Anggota Dewan Penguji III

Dr. Ir. Syarief Hsen, MP NIP. 196404211990041001

Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian-Peternakan

Universitas Muhammadiyah Malang Malang, 27 Januari 2016 Dekan,

Dr. Ir. Damat, MP

NIP. 19640228 199003 1 003

Ketua Jurusan,

(5)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan laporan penelitian skripsi dengan judul “Pengaruh Pupuk Kascing Terhadap Produksi Tiga Varietas Bawang Merah

(Allium ascalonicum L.)”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana pertanian di Jurusan Agronomi Fakultas Pertanian-Peternakan Universitas Muhammadiyah Malang. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan banyak terima kasih kepada :

1. Kedua orang tua, yang telah memberikan kasih sayang dan semangat

juangnya dalam mendidik anak-anaknya serta memberi motivasi, doanya dan berupa material. Sehingga laporan ini dapat terselesai dengan lancar.

2. Dr. Ali Ikhwan, MP. selaku Ketua Jurusan Agronomi

3. Ir. Dyah Titi Muhardini, MP. selaku Pembimbing Utama dan Prof. Dr.

Ir. Dyah Roeswitawati, MS. selaku pembimbing pendamping.

4. Erfan Dani Septia SP. MP dan Dr. Ir. Syarief Husen, MP. Selaku dosen penguji yang telah memberikan kritikan, saran dan bimbingan dalam penyelesaian.

5. Seluruh teman-teman angkatan 2011 yang selama ini memberikan semangat dan dukungan, serta bantuan selama penelitian

Penulis menyadari bahwa disempurnakan dulu di dunia ini, oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan guna menyempurnakan laporan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak sebagaimana mestinya.

Malang, 30 Januari 2016

Penulis

(6)

DAFTAR ISI

Isi Halaman

HALAMAN PERSETUJUAN... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Hipotesis ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Morfologi Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L) ... 7

2.1.1Kandungan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L) ... 10

2.1.2Kegunaan Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L) ... 10

2.1.3Syarat Tumbuh Bawang Merah ... 11

2.1.4Komposisi Kimia ... 13

2.1.5Rincinan Kandungan Nutrisi Bawang Merah Tiap 100 gram ... 13

2.2 Varietas Bali Ijo ... 14

2.3 Varietas Katumi ... 15

2.4 Varietas Fillipina ... 15

2.5 Karakteristik Jenis Pupuk Kascing ... 15

2.5.1Pupuk Kascing Padat ... 16

2.5.2Pengaruh Pupuk Kascing ... 18

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu... 20

3.2 Alat dan Bahan ... 20

2.5.3Alat ... 20

(7)

3.3 Metode Penelitian ... 20

3.4 Pelaksanaan Penelitian ... 22

3.5 Panen ... 24

3.6 Perameter Pengamatan ... 24

3.7 Analisa Data ... 25

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengamatan ... 26

2.5.5Tinggi Tanaman Bawang Merah ... 26

2.5.6Jumlah Daun per Tanaman ... 27

2.5.7Jumlah Anakan Umbi, Berat Basah dan Berat Kering ... 28

4.2 Pembahasan ... 29

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 37

5.2 Saran ... 37

DAFTAR PUSTAKA ... 38

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Teks Halaman 1. Komposisi Kimia Umbi Bawang Merah Per 100 G Bahan ... 13 2. Rincian Kandungan Nutrisi Bawang Merah Tiap 100 gram ... 14

3. Kandungan Usnsur Hara Makro dan Mikro Pupuk Kascing Padat

dan Dari Pakan Hijauan ... 17 4. Komposisi Komponen Kimiawi Pada Kascing ... 18 5. Kombinasi perlakuan ... 21

6. Uji Rata-rata Tinggi Tanaman dengan Pemberian Dosis Pupuk Kascing

dan Varietas Bawang Merah Pada Berbagai Umur Pengamatan ... 26

7. Uji Rata-rata Jumlah Daun dengan Pemberian Dosis Pupuk Kascing

dan Varietas Bawang Merah Pada Berbagai Umur Pengamatan ... 27 8. Uji Rata-rata Jumlah Anakan Umbi, Berat Basah, Berat Kering karena

Pengaruh Interaksi Antara Pemberian Dosis Pupuk Kascing dengan

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Teks Halaman

1. Denah Percobaan ... 22

2. Pengolahan Lahan ... 44

3. Pengamatan Parameter Tanaman ... 45

4. Varietas Tanaman ... 46

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

No Teks Halaman

1. Hitungan Dosis Pupuk Kascing ... 43

2. Analisis Ragam Tinggi Tanaman ... 44

3. Analisis Ragam Jumlah Daun per Tanaman ... 44

4. Analisis Ragam Jumlah Anakan Umbi, Berat Basah dan Berat kering ... 45

5. Analisis Pupuk Kascing... 46

6. Analisis Tanah ... 46

7. Diskripsi Tiga Varietas Bawang Merah ... 47

8. Pengolahan Lahan ... 48

9. Pengamatan Parameter Tanaman ... 49

10.Varietas Tanaman... 50

(11)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1998. Pedoman Bertanan Bawang. Yogyakarta: Kanisius.

Abdulrachman, S. dan Z. Susanti. 2004. Pengaruh Pemberian Zeolit terhadap

Peningkatan Efisiensi Pupuk P dan K pada Tanaman Padi. J. Zeolit

Indonesia.

Abdissa, Y, Tekallign, T & Pant, LM. 2011. Grwoth, bulb yield, and quality of onion (Allium cepa L.) as influenced by nitrogen and phosphorus fertilization on vertisol, I, growth attributes, biomass production and bulb

yield, Afr. J. Agric. Res, vol. 6, no. 14, pp. 3252-8.

Aliudin, Yuliarni, A N & Tampubolon, M. 1992. Frekuensi pemberian pupuk N

pada dua kultivar tanaman bawang putih, Bul. Panel. Hort., vol. 21, no. 4,

hlm. 15-22.

Ambarwati, E & Yudono, P. 2003. Keragaan stabilitas hasil bawang merah, Ilmu

Pertanian, vol. 10, no. 2, hlm. 1-10.

Anonim. 1991. Sweet Corn Baby Corn. Jakarta: Penebar Swadaya.

Anonim. 2007. Program pengembangan bawang merah di Indonesia dan

implementasi GAP. Makalah dalam Uji adaptasi benih bawang merah

dataran tinggi ke dataran rendah.3-6 februari 2007 di Brebes.

Arifah, 2014. Budidaya Bawang Merah. Journal Litbang Pertanian, Jakarta. Ashari, 1995. Budidaya Caisim (Brassica JunceaL.) Menggunakan Ekstrak The

dan Pupuk Kascing. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. BPPT, 2007.

Awas, G, Abdisa, T, Tolesa, K & Chali, A. 2010. Effect of intrarow spacing on yield of three onion (Allium cepa L.) varieties at Adami Tulu Agricultural

Research Center (mid rift valley of Ethiopia), J. Hirtic. And Forestry, vol. 2,

no. 1, pp. 7-11.

Baswarsiati, L. Rosmahani dan F. Kasijadi. 1998. Rakitan Teknologi Usahatani

Bawang Merah dalam Monograf Rakitan Teknologi. BPTP Karangploso.

Basuki. RS 2009 b. Analisis tingkat preferensi petani terhadap karakteristik hasil

dan kualitas bawang merah varietas lokal dan impor. J.Hort. vol. 19. no.2,

hlm. 36-248.

Bassiony, A. M. 2006. Effect of Potassium Fertilization on Growth, Yield, and

Quality of Onion Plants. J.Appl. Scie. Res.2(10):780-785.

(12)

Different of Doses of Vermicompost Doses). Program studi agroekoteknologi, fakultas pertanian universitas jambi. Vol 2 no. 3. Juli - september 2013 issn : 2302-6472.

Bybordi, A. and M.J. Malakouti. 2003. The Effect of Various Rates of Potassium, Zinc, and Copper on the Yield and Quality of Onion Under Saline

Conditions In Two Major Onion Growing Regions of East Azarbayjan.

Agric. Sci. and Technol.

Catalan, 1981; Sihombing, 1999. Peranan Kascing dan Inokulasi Jamur Mikoriza

Terhadap Serapan Hara Tanaman Bawang Merah. Jurusan Ilmu Tanah,

Fakultas Pertanian, Englestad, 1997.

Dibyantoro, A. L. H. 1993. Daya Guna Insektisida Reldan 24 EC Terhadap

Spodoptera Exigua Hubn. Pada Tanaman Bawang Merah. Buletin

Penelitian Hortikultura. 25 (2): 54 – 60.

Dimyati, Y. 1998. Mencegah Embun Upas pada Tanaman Bawang, Sinar Tani, 19 November 1988.

Deptan, 2007. Panduan Teknis Budidaya Bawang Merah. Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Lembang.

Direktorat Gizi Jakarta Bharata, 1979. Penekanan Hayati Penyakit moler Pada

Bawang merah Dengan PGPR. Journal litbang Pertanian, Jakarta.

Engelstad. (1997). Teknologi dan Penggunaan Pupuk. Yogyakarta: UGM Press. Gartdner, P. F. L.B. Pearce dan L.R. Michell, 1991, Fisiologi Tanaman Budidaya.

UI Press.

Goldswotty dan Fisher. 1992. Fisiologi Tanaman Budidaya Tropis. Yogyakarta: Fakultas Pertanian Gajah Mada.

Harjadi, S. S. 1979. Pengantar Agronomi. Departemen Agronomi Fakultas

Pertanian Institut Pertanian Bogor. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia,.

Hilman, Y. dan Suwandi. 1990. Pengaruh Penggunaan Pupuk Nitrogen dan

Fosfat pada Bawang Merah. Kerjasama Balai Penelitian Hortikultura

dengan Petrokimai Gresik.

Hilman, Y & Suwandi. 1990. Pengaruh penggunaan pupuk N dan dosis P terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman bawang merah, Bul. Penel. Hort. vol. 19, No. 1.

(13)

Islam, MK, Alam, MF & Islam, AKMR. 2007. Growth and yield response of

onion (Allium cepa L.) genotypes to different levels of fertilizer. Bangladesh

J. Bot, vol. 36, No. 1.

Ispandi, A. 2003. Pemupukan P dan K dan Waktu Pemberian Pupuk pada

Tanaman Ubi Kayu di Lahan Kering Vertisol. Ilmu Pertanian.10(2):35-50.

Irianto, K. 2009. Sukses Agrobisnis. Jakarta: Sarana Ilmu Pustaka.

Kariada, I.K dan I.M Sukadana. 2000. Sayuran Organik.

http://www.pustaka_deptan. go.id/agritek/bali0208.pdf. Diakses tanggal 19 Oktober 2015.

Krishnawati, Desiree. 2003. Pengaruh Pemberian Pupuk Kascing Terhadap

Pertumbuhan dan Perkembangan Kentang. Surabaya: Jurusan F-MIPA,

ITS.

Lakitan, Benyamin. 1993. Dasar-dasar Fisiologi Tanaman. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Lingga, P dan Marsono. 2007. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Jakarta: Penebar Swadaya.

Listyawan, 1997. Perbenihan Bawang Merah. Journal Litbang Pertanian, Jakarta. Mahmud, A. Guritno, B dan Sudiarso. 2002. Pengaruh Pupuk Organik Kascing

dan Tingkat Pemberian Air terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman

Kedelai (Glicine max (L) Merril. http:/digilib.brawijaya.ac.id/virtual

litbang/mlgwarintek/disk.8.htm.9 Mei 2015.

Marsono dan Sigit, 2001 dalam Sirwin et al. 2007. Penyakit-penyakit Tanaman

Horticultural di Indinesia.

Mulat, T., 2003. Membuat dan Memanfaatkan Kascing Pupuk Organik

Berkualitas. Agromedia Pustaka. Jakarta.

Mulat,2013. Membudidaya Kanlimajenis Bawang. Penerbit Sinar Baru Bandung.

Musa, L., Mukhlis dan Rauf, A. 2006. Dasar Ilmu Tanah. Departemen Ilmu Tanah

Skripi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Mulyani, S.M. 2010. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Musnawar, E.I. 2006. Pupuk Organik. Jakarta: Penebar Swadaya.

Novizan. 2002. Petunjuk Pemupukan yang Efektif Edisi Revisi. Jakarta: Agro Media Pustaka.

(14)

Nyakpa, M.Y. Lubis A., Nugroho S. G., Saul M. R., Diha M. A. Honh G. B. Bailey H. H. 1998. Kesuburan Tanah. Universitas Lampung.

Nasrullah. 1981. A Modified Procedure for Identifying Varietal Stability. Agric.Sci. 546: 153-159.

Palungkung, R. 1999. Sukses Beternak Cacing Tanah, Penebar Swadaya, Jakarta. Puspita, Y., H. Manurung, dan Aspiah. 2011. Pengaruh Pemberian Air Kelapa

terhadap Pertumbuhan Tanaman Anggrek Kantong Semar (paphiopedilum

supardi braem dan loeb) pada Media Khudson secara In vitro. Mulawarna

Scientifie. Vol 10, No 2, 1412-498.

Rahayu dan Berlian, 2004. Bawang Merah, Budidaya dan Pengolahan Pasca

Panen. Kanisius. Yogyakarta.

Rabinowitch, H.D. and R. Kamenetsky. Shallot (Allium cepa, Agregatum Group) edited by Rabinowitch, H. D. and L. Curah. 2002. Allium crop science:

Recent advances. CAB International.p. 409-430.

Russo, VM. 2008. Plant density and nitrogen fertilizer rate on yield and nutrient

content of onion developed from greenhouse-grown transplants, HortSci,

vol. 43, no. 6. pp. 1759-64.

Rukmana, R. 2007. Bawang Merah Dari Biji, Penerbit Aneka Ilmu, Semarang Rukmana, R. 1994. Bawang Merah, Budidaya dan Pengolahan Pasca Panen.

Kanisius. Yogyakarta.

Sartono. P. S. 1996. bawang merah di indonesia. Balai penelitian tanaman sayuran pusat penelitian dan pengembangan hortikultura badan penelitian dan pengembangan pertanian.

Saputra dkk, 2012. Pengaruh Ketinggian dan Frekuensi Pemberian Air Terhadap

Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah. Bull. Penel.

Sakya.T. A, Purnomo. D, dan Fahrudin. F. 2009. Using Tea Extract and

Vermicompost on Caisim (Brassica juncea L.) Cultivation. Jurnal Ilmiah

Ilmu Tanah dan Agroklimatologi 6(2)

Samadi, B dan Bambang, C. 2005. Bawang Merah, Intensifikasi dan Budidaya. Yogyakarta: Kanisius.

Sastrahidayat, H. I. R. dan Soemarno, D. S. 1991. Budidaya Tanaman Tropika. Surabaya: Usaha Nasional.

Seck, A & Baldeh, A. 2009. Studies on onion bulb yield and quality as influenced by plant density in organic and insentive cripping systems in the Gambia

(West Africa), African Crop Science Conference Proceeding. vol. 9, pp.

(15)

Simatupang, S. (1997). Sifat dan Ciriciri Tanah. Bogor: Institut Pertanian Bogor. Sutedjo, M. M. (2002). Pemupukan dan cara pemupukan. Jakarta: Rineka Cipta Sutedjo, M. M, dan A.G. Kartasapoetra. 1990. Pengantar Ilmu Tanah. Jakarta:

Bina Aksara.

Sudjijo. 1994. Pengaruh Beberapa Jenis Pupuk Organik terhadap Pertumbuhan

dan Hasil Wortel. J. Hort. 4(2): 38-4.

Sumiati, E & Gunawan, O. 2007. Aplikasi pupuk hayati mikoriza untuk meningkatkan efisiensi serapan unsure hara NPK serta pengaruhnya

terhadap hasil dan kualitas umbi bawang merah, J. Hort. vol. 17, no. 1,

hlm. 34-42.

Sihombing. C, Setiado. H, Hasyim. H. 2013. Tanggap Beberapa Varietas Bawang

Merah (Allium Ascalonicum L.) Terhadap Pemberian Trichoderma sp. Jurnal Online Agroekoteknologi Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337- 6597.

Simanjuntak. A, Lahay. R.R, & Purba.E. 2013. Respon Pertumbuhan dan Produksi Bawang Merah (Allium Ascalonicum L.) Terhadap Pemberian

Pupuk NPK dan Kompos Kulit Buah Kopi. Jurnal Online Agroekoteknologi

Vol.1, No.3, Juni 2013 ISSN No. 2337- 6597.

Sudirja, R., Solihin, A.M., & Rosniawaty, S. 2006. Respons Beberapa Sifat Kimia Fluventic Eutrudepts melalui Pendayagunaan Limbah Kakao dan Berbagai

Jenis Pupuk Organik. Laporan Penelitian Dibiayai Oleh Dana Dipa PNBP

Universitas Padjadjaran Tahun Anggaran 2006 Berdasarkan SPK No. /j06.14/lp/pl/2006.

Sutedjo, M. M. 2001. Pupuk dan Cara Pemupukan. Jakarta. Penerbit Rineka Cipta.

Tarigan, T; Sudiarso dan Respatijarti. 2002. Studi Tentang Dosis dan Macam Pupuk Organik pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Jagung Manis. http:/digilib.brawijaya.ac.id/virtual litbang/mlgwarintek/disk. 8. htm. 9 Mei 2015

Wibowo, S. 2008. Budidaya bawang. Jakarta: Penebar Swadaya.

(16)

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman bawang merah diduga berasal dari daerah Asia Selatan yaitu

didaerah sekitar India, Pakistan, sampai Palestina. Negara-negara di Eropa Barat,

Eropa Timur, dan Spanyol, mengenal bawang merah pada abad ke delapan. Dari

Eropa Barat, Eropa Timur, dan spanyol, bawang merah menyebar hingga kedaratan

Amerika, Asia Timur, dan Asia Tenggara. Penyebaran ini tampaknya berhubungan

dengan pemburuan rempah-rempah oleh bangsa Eropa ke wilayah timur jauh yang

kemudian berlanjut dengan pendudukan Kolonial di wilayah Indonesia, (Rahayu &

Berlian, 2004).

Bawang merah merupakan komuditi asli Indonesia dan penting karena

bawang merah adalah bahan bumbu dapur yang selalu digunakan sehari-hari yang

harus dilestarikan dan obat tradisional (Cicilia, Hot, & Hasmawi, 2013; Mayun,

2007). Usaha pertanian bawang merah hingga kini masih menjadi pilihan dalam

agrobisnis hortikultura, karena sayuran ini mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.

Kultivar bawang merah yang dikenal oleh masyarakat Indonesia dan dikonsumsi

untuk kebutuhan sehari-hari dan memiliki beberapa varietas yaitu “Bima Brebes,

Medan, Probolinggo, Keling Maja, Sumenep, Kuning, Kuning Gombong, Bali Djo,

Bauji, dan Menteng”.

Beberapa varietas yang telah dipercaya yang relatif sering dikonsumsi dan

dibudidayakan oleh masyarakat adalah bawang merah varietas Brebes, Probolinggo

(17)

2

seperti umur tanaman yang relative pendek, jumlah umbi per rumpun lebih banyak

dan produktivitas yg tinggi, (Dibyantoro, A, L, H, 1993).

Rendahnya produktifitas bawang merah disebabkan oleh sistem budidaya

yang belum maksimal dan penggunaan pupuk anorganik yang berlebihan sehingga

lama kelamaan akan berdampak pada kesuburan tanah yang dapat mengakibatkan

produktifitas tanah menurun.

Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) merupakan hortikultura yang sudah

lama dibudidayakan oleh petani secara intensif. Komoditas sayuran ini termasuk ke

dalam kelompok rempah yang berfungsi sebagai bumbu penyedap makanan serta

bahan obat tradisional. Bawang merah memiliki banyak manfaat dan bernilai

ekonomis tinggi serta mempunyai prospek pasar yang menarik. Bawang Merah

merupakan salah satu komoditas tanaman sayuran yang dapat dikembangkan di

wilayah dataran rendah maupun tinggi. Selain itu permintaan bawang merah dari

tahun ke tahun cenderung meningkat baik untuk dalam negeri maupun luar Negeri.

Bawang merah mengandung protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan

mineral, dan senyawa yang berfungsi sebagai anti-mutagen dan anti-karsinogen

(Afriadi, Ratna, Edison, 2013). Produksi bawang merah varietas unggul ini sekitar

13,5-17,6 ton/ha. Untuk meningkatkan produksi bawang merah varietas ini, maka

dilakukan dengan cara pemuliaan tanaman yang merupakan salah satu metode

untuk meningkatkan produksi.

Tanaman bawang merah termasuk tanaman yang sangat membutuhkan pupuk

untuk dapat mencapai produksi maksimal. Pemberian pupuk organik adalah salah

(18)

3

benar. Pupuk organik merupakan bahan pembenahan tanah yang paling baik dan

alami dari pada bahan pembenahan yang lain.

Salah satu sumber bahan organik adalah kascing. Kascing merupakan kotoran

cacing tanah yang bertekstur halus. Bahan organik yang telah mengalami degradasi

tersebut dicerna dan diolah lagi sehingga makin halus. Menurut Sutanto (2002)

dalam Buhaira dan Elly Indra Swari (2013) menyatakan bahwa bahan organik

memperbaiki sifat fisik tanah dengan cara membuat tanah menjadi gembur dan

lepas-lepas sehingga aerasi menjadi lebih baik serta mudah ditembus perakaran

tanaman. Berdasarkan adanya kandungan unsur hara dan kemampuan

mempengaruhi karakteristik tanah serta pertumbuhan dan hasil tanaman, maka

kascing berfungsi sebagai pupuk organik. Oleh karena itu pemberian kascing sangat

besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Kascing mengandung berbagai senyawa yang diperlukan untuk pertumbuhan

tanaman seperti auksin, sitokinin, giberelin, dan unsur hara yang tersedia untuk

tanaman dan kemampuan sebagai penyangga (buffer) pH tanah (Muhammad Amir

Solihin, & Santi Rosniawaty, 2005).

Mengingat kebutuhan terhadap bawang merah yang kian semakin meningkat

maka petani dituntut untuk bekerja keras secara efisien dalam mengelola usaha tani

yaitu bawang merah agar produksi yang diperoleh lebih tinggi. Salah satu dalam

hal ini adalah pemberian pupuk organik yang cocok untuk memaksimalkan yaitu

kascing. Bawang merah membutuhkan perlakuan khusus untuk dapat memperbaiki

tingkat produksi dan kualitasnya, dimana bawang merah yang diinginkan

(19)

4

tidak kekuningan, keabu-abuan atau kecoklatan. Pelaksanaan pemupukan di

lapangan sering menjadi masalah dalam bercocok tanam bawang merah, walaupun

demikian tanaman bawang merah mempunyai respon yang baik terhadap

pemupukan, baik organik maupun anorganik.

Penelitian tentang pengaruh penggunaan pupuk kascing terhadap

pertumbuhan dan produksi tanaman telah banyak dilakukan. Buhaira dan Swari

(2013) pemupukan kascing meningkatkan pertumbuhan. Berdasarkan hasil

penelitian Farida Aryani (1996) dalam Rija Sudirja, Muhammad Amir Solihin, &

Santi Rosniawaty (2005), pemberian kascing berbeda dosis pada tanaman tomat

menyebabkan perbedaan yang nyata dalam luas daun, bobot kering tanaman.

Tarigan, Sudiarso dan Respatijarti (2002) menyatakan bahwa penggunaan kompos

kascing pada jagung manis memberikan respon yang lebih baik dibandingkan

pupuk kandang dari kotoran ayam. Hasil penelitian Atep Afia Hidayat (2002) dalam

Rija Sudirja, Muhammad Amir Solihin, & Santi Rosniawaty (2005)

mengemukakan bahwa hasil buncis maksimal dicapai dengan pemberian kascing

18,28 g tan-1 atau 13,96 t ha-1.

Berdasarkan permasalah yang diuraikan diatas maka akan dilakukan

penelitian tentang Pengaruh pupuk Kascing Terhadap Produksi Tiga Varietas

(20)

5

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dalam penelitian ini

dirumuskan permasalahan yaitu:

1. Apakah pemberian pupuk kascing meningkatkan produtivitas tanaman

bawang merah ?

2. Apakah pemberian pupuk kascing padat berpengaruh pada salah satu

varietas bawang merah dengan dosis yang berbeda ?

3. Apakah ada pengaruh interaksi pemberian pupuk kascing terhadap

pertumbuhan tanaman bawang merah ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini, yaitu:

1. Untuk mengetahui interaksi pemberian dosis pupuk kascing terhadap

pertumbuhan tanaman bawang merah (Allium ascalonicum L).

2. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan pupuk kascing yang tepat

terhadap pertumbuhan dan produktivitas bawang merah (Allium

ascalonicum L).

3. Untuk mengetahui pengaruh varietas yang terhadap produksi bawang

merah (Allium ascalonicum L) dengan pemberian dosis yang berbeda

(21)

6

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Diduga terjadi interaksi antara pemberian dosis pupuk kascing dan

beberapa varietas bawang merah terhadap pertumbuhan dan produksi

bawang merah (Allium ascalonicum L).

2. Diduga pada pemberian dosis pupuk kascing yang berbeda maka

didapat pertumbuhan dan produksi yang berbeda pada tanaman bawang

merah (Allium ascalonicum L).

3. Diduga pada varietas yang berbeda maka didapat pula pertumbuhan dan

produksi yang berbeda pada tanaman bawang merah (Allium

Referensi

Dokumen terkait

[r]

[r]

PEKERJAAN : PAKET 11 REHABILITASI SARANA IRIGASI DI KENONGGO DS SOLODIRAN KEC MANISRENGGO SUMBER DANA : DAK Dan APBD Kab Klaten. HPS

Prinsip-prinsip latihan yang telah diterapkan secara optimal oleh setiap pelatih baik untuk latihan penguasaan teknik dasar (kihon) karate akan memperlihatkan suatu hasil

“Morphological, Thermal, and Mechanical Properties of Starch Biocomposite Film Reinforced by Cellulose Nanocrystals From R ice Husks”. Y., John

Semua tanda-tanda alam tersebut, oleh para nelayan dijadikannya sebagai petunjuk atau pedoman dalam menentukan posisi dan arah perahu disaat sedang berlayar atau berada di

Dari tahapan pengujian konsep di atas didapatkan hasil berdasarkan survei yang dilakukan pada situs internet google form yaitu konsep yang dipilih pelanggan adalah

Faktor bakteri kontaminan dapat disingkirkan jika dilakukan pemeriksaan kultur darah pada waktu yang bersamaan dengan dua lokasi yang berbeda.. Pengaruh riwayat pemberian