• Tidak ada hasil yang ditemukan

EKONOMI SUMBERDAYA AIR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EKONOMI SUMBERDAYA AIR"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

EKONOMI SUMBERDAYA AIR

Topik 4

Air Sebagai Barang Ekonomi:

Suatu Solusi atau Masalah?

Yusman Syaukat

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA & LINGKUNGAN

(2)
(3)

Pendahuluan

Proklamasi „Air sebagai Barang Ekonomi‟ (water

as an economic good) diputuskan dalam Dublin Conference, Irlandia, tahun 1992

 Pendeklarasian ini telah menimbulkan

pertentangan yang kuat (strong disagreement) antara:

economists – yang menginginkan air diperlakukan sebagaimana komoditas privat lainnya (allocation is based on competitive market pricing), dan

Mereka yang menghendaki agar air diperlakukan sebagai barang

kebutuhan manusia (water as a basic human need)

(4)

Komplikasi Ekonomi

Dari aspek ekonomi pun terdapat dua

konsep yang berbeda mengenai nilai

air:

True Economic Value Financial Value

Kedua konsep tersebut memiliki

perbedaan yang kompleks dan

penting, karena:

(5)

Water is an Economic Good or Not?

 Dalam banyak hal, tidak bisa dipungkiri, air

sebagai barang ekonomi.

 Tetapi, apakah air:

A Purely Private Good – dapat diserahkan

sepenuhnya kepada kekuatan pasar bebas atau

A Public Good – yang membutuhkan adanya

„extra market management‟ agar air tetap dapat melayani kepentingan sosial secara efektif dan efisien

 Perbedaan tersebut membutuhkan Value

Judgment, dan aplikasinya tergantung pada kondisi, waktu, dan lokasi.

(6)

Lionel Robbins (1935):

Economics is the science which studies human

behavior as a relationship between ends and

scarce means which have alternative uses

 Air memenuhi kriteria tsb karena

memiliki beragam kegunaan

(multiplicity of ends); dan bersifat scarce - karena ia tidak mampu

memenuhi semua alternatif penggunaan yang ada

(7)

Kapan Air sebagai Barang Ekonomi?

Rp Q D S2 S1 0

(8)

Air:

Barang Ekonomi Macam Apa?

What kind of economic good is it?

Kita yakin air merupakan suatu public

good sekaligus private good

Jika demikian, maka tentunya air

memiliki

true economic value

yang

berbeda dengan

financial value

Perbedaan tersebut terkait dengan

(9)

Values (1)

 Pengusung air sebagai private good didasarkan

atas consumer’s sovereignty: alokasi air

tergantung pada ’ready, willing, and ability to pay’

dari masyarakat

 Kriteria tersebut sepenuhnya mengabaikan kondisi

alokasi pendapatan masyarakat. Masyarakat miskin yang tidak mampu membayar harga air sebagaimana si kaya, ia tidak akan mendapatkan air, meskipun marginal utility-nya lebih besar.

 Kondisi inilah yang ditolak oleh pendukung air

sebagai barang publik. Mereka yakin bahwa safe

water is a basic need (bahkan sekarang sebagai

human right) that should be available at reasonable levels to everyone.

(10)

Values (2)

 Air juga berperan penting bagi sistem ekologi,

lingkungan, dan keindahan, oleh karenanya tidak bisa dialokasikan ke pengguna lain hanya karena masalah willingness to pay

 Air untuk irigasi berperan penting dalam menekan

biaya produksi pangan bagi masyarakat miskin, oleh karenanya perlu di-subsidi

Up to some minimal level of availability, water is a

social good whose availability to certain groups

and for certain purposes at well below market prices will serve the greater benefits of a society as a whole

(11)

Values (3)

Masyarakat memiliki persetujuan dalam hal

relative quantities

Semua orang tidak bisa memungkiri

pentingnya air minum bagi masyarakat miskin

yang tidak bisa membayar penuh;

tetapi :

Pengusung

water as public good

juga sepakat

bahwa

setelah kebutuhan dasar terpenuhi

,

alokasi selanjutnya harus didasarkan pada

kekuatan/mekanisme pasar.

(12)

Value and Facts

 Kita telah sepakat mengenai values, tetapi

dapat terjadi ketidaksetujuan dengan facts

 Misal, kondisi Market Failure. Ketika semua

orang setuju dengan consumer’s sovereignty

dalam penentuan value, adanya market failure menyebabkan pasar bebas tidak mampu

mengimplementasikan value tersebut secara efektif dan efisien

 Dalam kondisi ini, perlu adanya government/

(13)

Kasus:

Air Irigasi sebagai Barang Ekonomi?

 Mengapa air irigasi?

 Pertanian merupakan pengguna air terbesar

 Kebijakan pemerintah dalam penentuan harga air

irigasi masih „bimbang‟, apakah diperlakukan sebagai:

 A purely private good  A public good, or

 A basic human need

 Facts: bagaimana sistem alokasi yang cost-effective?

 Untuk dapat menjawab hal ini diperlukan tiga

langkah:

1. Analysis of value of water in different uses

2. Facts related to the water: market & public failure 3. Solution: practical plan of action

(14)

Value: Analisis Ekonomi

 Briscoe (1996): water as an econ good →

water has a value to users, who are willing to pay for it.

 To maximize net benefits to the society:

 Water is priced at its MC (disebut MC pricing)  Water is used until its MC is equal to the MB

S ≡ MC Rp

S ≡ MC

DSL (Deadweight Social Loss)

(15)

Water Valuation

 Apa yang dimaksud dengan Benefits

and Costs?

 The value of water to a user is the maximum

amount the user would be willing to pay (WTP) for the use of the resource

 But, WTP depends on ability to pay

 Briscoe: the value of water is measured by

WTP only if consumer‟s sovereignty is assumed to be the appropriate value system

 Market reflects marginal values, when such

values are relatively stable. Water is not such

(16)

Summary

Air dapat berperan sebagai barang

kebutuhan dasar manusia, merit good,

atau private good biasa.

Air dapat dialokasikan atas dasar sektor

publik atau sektor privat, tergantung

kuantitasnya.

Kondisi ini menggambarkan bahwa

potensi konflik mendasar dari prinsip

(17)

Facts: Public & Market Failure

 Air, misal air irigasi, seringkali dihadapkan

pada masalah market failure (MF)

 Untuk mengatasi masalah MF, disarankan

privatization. Tetapi, hal ini malah

menimbulkan public (government) failure: pengelolaan sumberdaya air (irigasi, air minum, air industri) “menyedihkan”

 Sumber permasalahan:

 Rent seeking

 Divorce of incentives and performance  Political interest

(18)
(19)

Water Resource Management &

Market Failure

Tiga penyebab utama Market Failure

dalam pengelolaan sumberdaya air:

 Externalities

 Transaction costs  Property rights

(20)

1. Eksternalitas (1)

 Kasus budidaya padi

 Petani membiarkan irigasi berlebih untuk

melakukan pembibitan; namun dampak penggunaan air berlebih ini minimal

 Apabila air tsb dihargai dg MC>0, petani akan

mengurangi air untuk pengairan  “water saving”

 Namun, kelebihan air yang sebenarnya di-

stored, recycled dan reused  menimbulkan external benefits

(21)

1. Eksternalitas (2)

 Dengan menyadari hal ini, di USA ada

kekhawatiran bahwa jika air dijual ke luar pertanian, maka re-charging aquifer dan recycle menjadi terganggu

 Summary: kita perlu untuk memperhatikan

manfaat eksternal (external benefits) dalam suatu DAS: ke mana air dimanfaatkan,

di-recycled, reused. Sistem ini perlu diatur agar dapat memaksimumkan manfaat ekonomi bagi masyarakat. Tanpa memperhatikan hal ini,

pricing dan trading sumberdaya air akan

menimbulkan dampak tak-pasti (uncertain) terhadap ekonomi, sosial, dan lingkungan

(22)

2. Transaction Cost

 Dalam mendistribusikan air irigasi, infrastruktur

irigasi yang dibutuhkan untuk menjamin agar air terdistribusikan dapat memenuhi tujuan pasar, yakni menentukan harga air setara MC, seringkali tidak tersedia.

 Pengalaman di Mesir, Pakistan, dan India: Biaya yang

dibutuhkan untuk membangun prasarana pengukuran air (infrastructural costs) jauh lebih besar

dibandingkan manfaatnya

 Upaya untuk realokasi sumberdaya air untuk

menekan “deadweight social loss” seringkali

membutuhkan transaction costs yang lebih besar Akibatnya, masalah inefisiensi dalam

(23)

3. Property Rights

Efektivitas pasar dalam mengalokasikan dan

menentukan harga air dipengaruhi oleh

property rights air tsb

Property rights pada sumberdaya air sangat

tidak aman dan tidak efektif: air mudah dicuri;

petani dekat dg saluran irigasi akan

mendapatkan lebih banyak air

Karena masalah property rights tsb, maka air

(irigasi) sulit di-privatisasi-kan, hingga ada

upaya kuat untuk mengembangkan dan

(24)
(25)

Referensi

Perry, CJ; Michael Rock, and D Seckler.

1997. Water as an Economic Good: A

Solution or A Problem? Research Report

#14, International Irrigation

Referensi

Dokumen terkait

• Pencarian diperkenankan mengunjungi node yang terdapat pada level yang lebih rendah jika ternyata node pada level yang lebih tinggi ternyata memiliki nilai heuristik yang

8/14/PBI/2006 dan Surat Edaran Bank Indonesia No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG) bagi Bank Umum, Bank DKI telah

Dalam keadaan tidak seimbang, dimana gaya yang berfungsi menahan/melawan lebih kecil dibandingkan dengan gaya-gaya yang mendorong ke bawah, maka akan terjadi suatu

 Mempunyai sifat yang dimiliki oleh populasi: Apabila populasi dicirikan oleh warna, dimensi, dan kekerasan bahan maka sampelnya juga harus dicirikan oleh hal yang sama. 

Untuk menghitung prakiraan pelanggan bisnis digunakan persamaan 2.2 dengan variabel pelanggan publik, sedangkan parameter yang digunakan untuk laju pertumbuhan

Pada bulan Januari 2015, telah diterima sebanyak 36 permohonan pendaftaran varietas (4 tanaman pangan, 24 tanaman hias, dan 8 tanaman sayuran). Adapun Tanda Daftar Varietas

Apakah variabel motivasi, yaitu kebutuhan fisiologis, kebutuhan keselamatan dan keamanan kerja, kebutuhan sosial, kebutuhan penghargaan, dan aktualisasi diri

Teknik resonansi proton ( 1 H ) adalah paling banyak digunakan pada pemeriksaan otak karena kandungan hydrogen terbanyak dalam tubuh manusia dan emisi nukleusnya