• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 1

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION,

CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP

CUSTOMER EQUITY PADA PT. PZ CUSSONS INDONESIA DI

CIKARANG SELATAN

Dian Andan Sari

1

Mahasiswa Program Studi Manajemen Unversitas Pelita Bangsa

Franky Okto Bernando, S.E.,M.Ak.

2

Dosen Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa

Email :

andansari47@gmail.com

1

,

frankyoktobernando@pelitabangsa.ac.id

2

ABSTRAK

Dunia digital telah mempengaruhi berbagai lini bisnis dan marketing, media

sosial telah memberikan dampak yang besar kepada para pemasar untuk

memperkenalkan mereknya, menjangkau pemasaran ke seluruh dunia,

meningkatkan penjualan dan membangun komunitas dibandingkan dengan media

konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh social media

marketing yang terdiri dari consumption, curation, creation, dan collaboration

terhadap customer equity pada PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan.

Penelitian ini menggunakan purposive sampling yang dilakukan terhadap 100

Consumen yang menggunakan media sosial. Data diolah dengan menggunakan

SPSS. Metode yang dilakukan adalah kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian

menunjukan bahwa social media marketing yang terdiri dari consumption, curation,

creation dan collaboration berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

customer equity pada Consumer PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan.

Kata Kunci:Media Sosial, Consumption, Curation, Creation, Collaboration dan

Customer Equity

ABSTRACT

The digital world has influenced various lines of business and marketing,

social media has had a huge impact on marketers to introduce their brands, reach

out to marketing throughout the world, increase sales and build communities

compared to conventional media. This study aims to analyze the influence of social

media marketing consisting of consumption, curation, creation, and collaboration

on customer equity at PT. PZ Cussons Indonesia in South Cikarang.This research

uses purposive sampling conducted on 100 consumers who use social media. Data

is processed using SPSS. The method used is a questionnaire and interview. The

results showed that social media marketing consisting of consumption, curation,

creation and collaboration had a positive and significant effect on customer equity

at Consumer PT. PZ Cussons Indonesia in South Cikarang.

Keywords: Social media, Consumption, Curation, Creation, Collaboration, and

Customer Equity

(2)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 2

I.

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Dewasa ini dunia yang serba digital memudahkan manusia untuk berkomunikasi serta merubah cara berkomunikasi antar manusia mulai dari hal kecil seperti mengirim pesan hingga hal besar seperti media promosi. Hal ini juga akhirnya berdampak pada dunia pemasaran yang menghasilkan cara baru untuk memasarkan suatu barang/jasa dari yang semula menggunakan cara promosi melalui iklan secara fisik seperti poster, billboard dan iklan di televisi, radio menjadi promosi melalui digital (digital promotion) seperti melalui media internet dengan menggunakan Social

Media, website atau blogspot. Sejak tahun 2010 jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan yang cukup siginifikan sebanyak 42 juta sampai pada tahun 2018 pengguna internet mencapai 171,2 juta jiwa. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.1 yang menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hampir semua pengguna internet juga menggunakan Social Media sebagai alternatif alat komunikasi secara digital terhadap orang sekitar. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya media sosial. Social

Media diawali oleh Friendster pada tahun

2002 yang ditemukan oleh Jonathan Abram, ditahun 2004 Facebook ditemukan oleh Mark Zuckerberg dan dua tahun kemudian di tahun 2006 Twitter ditemukan oleh Jack Dorsey dan yang terakhir di tahun 2010

Social Media Instagram dan Path di tahun

2011.

Indonesia adalah salah satu negara yang pertumbuhan Social Media nya sangat pesat dan Social Media kini sudah menjadi suatu trend untuk menyebarkan suatu issue, pengetahuan atau informasi secara cepat kepada pengguna internet. Menurut Kaplan dan Heinlein (2010), Social Media

merupakan sekelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun berdasarkan kerangka pikiran ideologi dan teknologi dari Web 2.0.

Saat ini salah satu Social Media yang sangat banyak digunakan di Indonesia adalah

Bbm dan Facebook. Pertumbuhan

penggunanya di Indonesia sendiri cukup signifikan. Survei yang dilakukan oleh We

Are Social Singapore menunjukkan bahwa,

hingga bulan November 2015 pengguna aktif media sosial di Indonesia telah mencapai angka 79 juta orang. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan sebesar 19 persen semenjak Januari 2014. Media sosial yang kerap diakses yaitu Facebook, Twitter, Google+, Instagram, Skype, Pinterest dan Line. Rata – rata warga Indonesia menghabiskan waktu mereka sebanyak 2 hingga 3 jam per hari untuk mengakses media sosial tersebut. Seharusnya perusahaan perlu memperhatikan penggunaan Social Media ini sebagai cara lain. memasarkan suatu produk dan merubah kebiasaan yang dahulu menggunakan pemasaran konvensional melalui brosur, iklan di tv menjadi pemasaran melalui internet secara digital atau bisa disebut juga

internet marketing.

Melalui media sosial, konsumen dapat melakukan interaksi dengan perusahaan. Interaksi tersebut kemudian memungkinkan konsumen untuk turut berpartisipasi dalam menciptakan gagasan – gagasan baru serta membentuk nilai dari perusahaan itu sendiri. Seperti yang dilakukan oleh The Body Shop Indonesia. The Body Shop merupakan produsen kosmetik yang peduli dengan lingkungan hidup. Ia memanfaatkan media sosial Twitter untuk berinteraksi dengan konsumennya.

Konsumen dapat menyampaikan kritik dan saran mengenai pelayanan dan produk dari The Body Shop. Selain itu, melalui akun Twitter-nya, The Body Shop mencoba menggali pandangan konsumennya tentang isu – isu lingkungan hidup (Arida, 2014). Dalam dekade kedepannya, Indonesia dapat mengambil banyak peluang dari perkembangan teknologi, termasuk pengembangan teknologi untuk komunikasi dan sumber daya. Pada tahun 2010, sebanyak 220 juta pengguna seluler terdaftar di Indonesia dan Internet juga menjadi suatu hal yang penting (McKinsey Global Institute, 2012).

Komunikasi pemasaran dengan menggunakan media sosial membantu brand dan konsumen berkomunikasi dua arah

(3)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 3

secara langsung dengan satu sama lain tanpa batasan waktu, tempat, dan medium. Selain itu, brand tersebut mendapatkan eksposur dan hubungan yang semakin kuat dengan konsumen (Kim & Ko, 2012).

Disamping produk The Body Shop produk perawatan bayi seperti PT.PZ Cussons Indonesia berusaha membuat ikatan kuat. Promosi yang unik dengan mengunakan media-media yang kreatif. Menjadikan salah satu faktor utama yang diharapkan dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk. (Kotler & Amstrong, 2015) Promosi dengan media yang tepat dapat meningkatkan volume penjualan perusahaan.

Hal ini juga senada seperti yang dikemukakan oleh Kim & Ko (2012), bahwa aktivitas pemasaran melalui Social Media yang dilakukan suatu merek memiliki pengaruh positif terhadap Customer equity. Pemasaran yang telah dilakukan dapat mempengaruhi Customer equity disebabkan karena tiga faktor pendorong Customer

equity, yaitu value equity, relationship equity, dan brand equity juga dipengaruhi

oleh aktivitas Social Media yang dilakukan.

Social Media Marketing (SMM) adalah

komunikasi dua arah untuk menarik empati pengguna berusia muda dan bahkan dapat menimbulkan emosi yang sama kepada kelompok pengguna yang lebih tua.

B.

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka permasalahan yang dapat dirumuskan dalam penelitian kuantitatif adalah :

1. Apakah Social Media Marketing

Consumption berpengaruh terhadap Customer Equity pada PT. PZ

Cussons Indonesia di Cikarang Selatan ?

2. Apakah Social Media Marketing

Curation berpengaruh terhadap

Customer Equity pada PT. PZ

Cussons Indonesia di Cikarang Selatan ?

3. Apakah Social Media Marketing

Creation berpengaruh terhadap

Customer Equity pada PT. PZ

Cussons Indonesia di Cikarang Selatan ?

4. Apakah Social Media Marketing

Collaboration berpengaruh terhadap

Customer Equity pada PT. PZ

Cussons Indonesia di Cikarang Selatan ?

5. Apakah Social Media Marketing

Consumption, Curation, Creation,

dan Collaboration berpengaruh terhadap Customer Equity pada PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan ?

C.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh signifikan Social

Media Marketing Consumption terhadap Customer Equity pada PT. PZ Cussons

Indonesia di Cikarang Selatan. Pengaruh signifikan Social Media Marketing Curation terhadap Customer Equity pada PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan. Pengaruh signifikan Social Media Marketing

Creation terhadap Customer Equity pada PT.

PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan. Pengaruh signifikan Social Media Marketing

Collaboration terhadap Customer Equity

pada PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan. Pengaruh signifikan Social Media

Marketing Consumption, Curation, Creation, dan Collaboration terhadap Customer Equity pada PT. PZ Cussons

Indonesia di Cikarang Selatan.

II.

KAJIAN PUSTAKA

A.

Customer Equity

Penjelasan mengenai Customer equity dapat dimulai dari pengertian tentang customer lifetime value dikarenakan pada dasarnya customer lifetime value dan

Customer equity saling berhubungan. Ekuitas

konsumen didefinisikan sebagai aset jangka panjang dengan konsumen yang didasarkan pada hubungan yang telah dibangun dengan baik sejak semula dan sudah berlangsung dalam waktu yang lama. (Kim and Ko, 2012).

Customer equity menjadi salah satu metode

untuk menghubungkan antara program pemasaran dan tingkat kemungkinan seorang pelanggan memberikan keuntungan bagi perusahaan pada masa datang. Pendekatan

Customer equity tidak terlepas dari konsep

dasar marketing mix yang mencakup product,

price, place, promotion, people, process dan physical evidence. Konsep Customer equity menggabungkan antara pengelolaan nilai pelanggan, merek dan hubungan. Konsep ini dipandang sebagai sebuah kerangka strategi

(4)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 4

baru yang lebih powerfull. Implikasinya, program pemasaran yang berbasis pada pelanggan lebih terukur dan tepercaya secara finansial. Akan tetapi, pengelolaan Customer

equity juga menghadapi tantangan. Tantangan

utama adalah bagi perusahaan yang tidak memiliki database pelanggan yang akurat akan sulit menjalankan strategi berdasarkan pengelolaan Customer equity.

Pengadaan database pelanggan sebagai upaya

customer relationship managemant (CRM)

adalah investasi yang tidak murah. Hanya perusahaan yang memilki data pelanggan yang akurat seperti asuransi, kartu kredit, televisi berlangganan akan secara mudah mengimplementasikan strategi pengelolaan

Customer equity.

Rust, Lemon dan Zeithaml (2000) menyatakan ekuitas konsumen bisa menjadi komponen terpenting bagi produsen. Konsumen tetap bagi produsen merupakan asset penting bagi masa depan produsen. Hal ini menunjukkan bagaimana ekuitas konsumen bisa menentukan berbagai keputusan yang diambil oleh produsen.

B. Pemasaran Media Sosial

Menurut Kaplan dan Hanlein (2010), Social media marketing adalah teknik yang mengunakan Social media sebagai sarana untuk mempromosikan suatu produk (Link halaman Website Bisnis Online) atau suatu jasa atau produk lainnya secara spesifik. SMM lebih kepada pembangunan dan pemanfataan area Social

media sebagai sarana atau tempat untuk

membangun target pasar dari bisnis online.

Social media marketing adalah

strategi menggunakan Internet sebagai alat untuk berkolaborasi, mencari dan berbagi informasi, dan berkomunikasi mengenai ide serta topic yang menarik dan dianggap penting (Wilcox, 2013). Hal ini menjadikan pengguna bukan lagi sebagai penerima pasif informasi, melainkan menjadi pencari dan penyebar informasi secara aktif. Dalam pembangunan SMM perlu diingat bahwa kita harus membangun kelompok atau target pasar dengan sikap saling menghormati dan selalu berkomunikasi dengan target pasar. Semakin banyak area SMM yang dibangun maka akan semakin besar pula dampak yang dihasilkan bagi Website Bisnis Online anda.

Ada beberapa SMM yang populer dikalangan masyarakat seperti Facebook, Twitter, Pinterest, Reddit, Youtube, MySpace Google+, Instagram dan masih banyak lagi lainnya. Disetiap Social media yang digunakan memiliki tata cara pemakaian yang berbeda-beda seperti Instagram misalnya hanya dapat membagikan foto dan video yang dapat diisi dengan link, keterangan, tag dan hastag. Lain halnya dengan Facebook yang memiliki fitur yang dapat kita manfaatkan seperti pembuatan Fanpage Group Status Link, foto dan video lainnya.

C.

Aktifitas Pemasaran Media

Sosial

Pola konsumen dalam menggunakan media sosial dapat dilihat melalui 4C, yaitu

consumption, curation, creation, dan

collaboration (Evans and Mckee, 2010).

Lebih lanjut penjelasan dari 4C yaitu: Konsep

engagement dalam social media menurut Dave Evans dan Jake Mckee: “Konsep

Engagement dalam social media adalah saat konsumen atau stakeholder menjadi seorang participant yang berarti konsumen tersebut bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk berbicara dengan perusahaan dalam suatu percakapan maupun tindakan yang mempunyai pengaruh baik besar maupun kecil pada proses perusahaan, berbeda dibanding menjadi viewer (penonton)”.

Proses engagement dalam konteks social juga mempunyai arti konsumen mempunyai ketertarikan secara pribadi pada apa yang perusahaan tawarkan pada pasar.

Engagement adalah pusat dari keefektifan

penggunaan social teknologidan merupakan tujuan dari penciptaan social bisnis. Tidak seperti media tradisional yang berjalan dengan mementingkan Exposure (pembukaan) yang bearti suatu tampilan awal dari media yang membuat orang tertarik dan impression (pengaruh,kesan) kesan dari media tersebut yang membekas di benakkonsumen dan dapat mempangruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa tersebut serta proses bisnis, social teknologi lebih mengedepankan

collaboration (kerjasama) yaitu bagaimana

perusahaan dapat membuat konsumen bertindak sebagai partner.

Berikut adalah tahapan dalam proses

engagement dari memulai percakapan dengan

(5)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 5

menghasilkan feedback positif bagi perusahaan:

1. Consumption

Consumption dalam konteks social media adalah proses mengambil,

membaca, melihat, atau mendengarkan isi dari situs perusahaan. Consumption adalah tahapan pertama untuk selanjutnya memulai aktifitas online lainnya. Hal-hal yang menjadi bahan

consumption adalah sesuatu yang

biasanya dapat disebarkan, bukan sesuatu yang tidak dapat disebarkan seperti jika perusahaan menyebarkan satu berita tanpa membacanya terlebih dahulu apakah isi dari berita tersebut memberikan pengaruh pada konsumen atau tidak, maka bisa jadi berita yang di sebarkan oleh perusahaan tersebut akan sia-sia karena tidak seorang pun yang mengkonsumsi berita tersebut.

2. Curation

Curation adalah tindakan dari memilah, menentukan dan melihat atau dalam kata lain menggambarkan isi dari situs perusahaan. Curation dapat membuat kandungan situs lebih bermanfaat untuk pihak lain.

Curation dapat menimbulkan ketertarikan seperti ketika seseorang merasa tertarik untuk membeli suatu buku setelah membaca review orang lain yang dianggap lebih menguasai bidangnya ada disampulnya. Hal inilah yang dapat curation timbulkan, persepsi pembeli akan menjadi positif sehingga menimbulkan ketertarikan ketika melihat dan menilai review yang ditulis oleh orang yang dianggap lebih menguasai suatu bidang tersebut.

3. Creation

Creation adalah tahap berikut setelah curation, dimana creation ini adalah

langkah yang menentukan sedikit banyaknya tanggapan pada suatu kejadian. Dalam tahap ini perusahaan membiarkan konsumen memilih mana yang disukai dan yang tidak disukai dengan menawarkan alat, bantuan, contoh, dan fasilitas lainnya. Semakin sedikit yang usaha yang konsumen lakukan untuk

memilih dan menciptakan sesuatu akan semakin baik. Menjalankan tahapan ini didasarkan pada pemikiran bahwa manusia gemar untuk membagi informasi tentang apa yang mereka lakukan dan bicarakan, dan umumnya di usahakan untuk kepentingan mereka didalam komunitas yang besar.

4. Collaboration

Collaboration adalah hasil dari consumption, curation dan creation

yang memunculkan aktifitas individual yang besar. Seperti jika seorang sudah melihat suatu video, lalu memberikan penilaian, dan selanjutnya mengunggah sesuatu, proses ini dapat membangun suatu rantai yang memberikan nilai bagi perusahaan. Tetapi kolaborasi adalah titik akhir dimana konsumen dan perusahaan saling terlibat hubungan timbal balik yang nantinya dapat menghasilkan masukan yang positif bagi perusahaan. Proses ini akan terus berulang ketika sesuatu konten yang baru akan muncul.

Selain dilihat dari intensitas dan pola penggunaan, konsumen yang mengakses media sosial dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. The graphic, visualization

& usability center, the Georgia institute of technology

menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang digunakan:

A.

Heavy user (lebih dari 40 jam per

bulan)

B.

Medium user (antara 10 sampai

40 jam per bulan)

C.

Light user (kurang dari 10 jam

per bulan).

Lebih mendalam, North American Telegraphic mengemukakan bahwa terdapat 7 kategori pengguna media sosial berdasarkan kegiatan yang mereka lakukan di media sosial. Ketujuh kategori tersebut pertama yaitu

creators, kategori yang mempublikasikan

konten – konten yang mereka ciptakan ke media sosial. Kedua yaitu conversationalists ketegori yang aktif melakukan percakapan mereka di media sosial. Ketiga yaitu critics

(6)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 6

kategori yang berkontribusi dalam online

forums, memberikan komentar pada akun

media sosial brand, dan mempublikasikan

review tentang produk atau brand. Keempat

yaitu collectors, ketegori yang menyebutkan atau menandai dengan nama produk atau brand pada postingannya di media sosial. Kelima yaitu joiners, kategori yang selalu mengawasi dan mengurus akun media sosialnya. Keenam yaitu spectators, kategori yang hanya melihat, membaca atau mendengarkan konten di media sosial. Ketujuh yaitu inactives, kategori yang tidak melakukan kegiatan apapun di media sosial.

D. Hubungan

Sosial

Media

Marketing dan Customer Equity

Social media marketing adalah

strategi menggunakan Internet sebagai alat untuk berkolaborasi, mencari dan berbagi informasi, dan berkomunikasi mengenai ide serta topic yang menarik dan dianggap penting (Wilcox, 2013). Hal ini menjadikan pengguna bukan lagi sebagai penerima pasif informasi, melainkan menjadi pencari dan penyebar informasi secara aktif. Selain itu, penggunaan

social media juga dapat ditujukan sebagai channel informasi mengenai kegiatan penjualan dan promosi untuk meningkatkan pelayan kepada pelanggan dengan menjadikan

social media sebagai channel untuk memberikan umpan balik dan tanggapan oleh pelanggan kepada perusahaan.

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Priambada (2015) dengan judul penelitian “Manfaat Penggunaan Media Sosial pada Usaha Kecil Menengah (UKM)”, Penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat yang paling dirasakan oleh pemilik/pengelola UKM dalam penelitian ini adalah media sosial sangat bermanfaat dalam: 1) mempermudah komunikasi efektif antara pengelola UKM, konsumen dan pemasok; 2) meningkatkan pemasaran dan memperluas pangsa pasar; 3) membantu meningkatkan pengetahuan pengelola UKM dan membantu keputusan bisnis, Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial pada UKM telah membantu meningkatkan volume penjualan UKM. Peningkatan volume penjualan paling banyak dirasakan UKM sebesar 10-49%.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa media sosial adalah sebagai alat pemasaran produk

atau jasa selain sebagai wadah interaksi dengan pelanggan untuk mencoba untuk memecahkan masalah mereka sendiri. Penjelasan lain menyebutkan bahwa peningkatan penjualan ataupun pengurangan biaya merupakan dampak dari pengelolaan pemasaran jangka panjang yang tepat. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa keuntungan yang diterima oleh UKM berkorelasi sangat kuat dengan adopsi dari Teknologi Informasi

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Prihandini dan Daryanti (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh Aktivitas

Social media marketing Terhadap Customer equity pada Merek Luxury studi kasus merek

Zara”, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa aktivitas Social media marketing yang dilakukan Zara secara signifikan mempengaruhi Customer equity, melalui

value equity, relationship equity dan purchase intention.

Selanjutnya berdasarkan penelitian Marta dan William (2016) dengan judul “Studi terpaan media pemasaran melalui Posting Instagram terhadap Ekuitas Merek Pelanggan Sumoboo!” maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini adalah positif dan signifikan. Hal ini menyatakan bahwa jika semakin banyak pelanggan yang mengunggah foto dessert melalui akun Instagramnya, maka posting foto tersebut dapat menerpa dan membantu meningkatkan nilai ekuitas merek SumoBoo! bagi pengikut akun (followers) dari pelanggan tersebut. Dampak dari penyebaran atau posting foto melalui Instagram mampu memberikan keuntungan bagi lembaga bisnis yang terkait, karena para pengunggah foto tersebut telah melakukan promosi atau iklan, baik secara disengaja ataupun tidak. Implikasi studi ini terutama ditujukan pada lembaga bisnis food and beverage, dimana penelitian ini diharapkan mampu menjadi pijakan dalam mengoptimalkan tren social media yang ada sekarang ini, karena dapat dijadikan sebagai sarana promosi yang sangat menjanjikan.

Kemudian

Penelitian

lain

yang

dilakukan oleh Arief dan Millianyani

(2015) dengan judul “Pengaruh

Social media marketing Melalui

Instagram Terhadap Minat Beli

Konsumen Sugar Tribe” Penelitian

(7)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 7

ini membuktikan bahwa Social media

marketing yang terdiri dari Context,

Communication, Collaboration dan

Connection

berpengaruh

secara

positif dan signifikan terhadap Minat

Beli

Konsumen

Sugar

Tribe.

Penggunaan media sosial di sini

menjadikan customer atau pelanggan

sebagai salah satu agen promosi dari

brand tersebut. Walaupun hal ini

terlihat seperti

hal yang tidak

disengaja,

namun

respon

yang

dinyatakan oleh para penggunggah

foto

tersebut

memiliki

pesan

marketing yang sangat tinggi.

Hipotesis

1.

Hipotesis Pertama : Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Consumption PT. PZ Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity.

2.

Hipotesis Ketiga : Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Curation PT. PZ Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity.

3.

Hipotesis Keempat : Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Creation PT. PZ Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity.

4.

Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Collaboration PT. PZ Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity.

5.

Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Consumption, Curation, Creation, dan Collaboration PT. PZ

Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity.

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan jenis penelitian asosiatif dengan kuantitatif, hal tersebut berdasarkan pada judul yang diteliti, yakni “Pengaruh Social

Media Marketing Consumption, Curation, Creation dan Collaboration terhadap

Customer Equity Pada PT. PZ Cussons

Indonesia di Cikarang Selatan.” Penulis ingin mengetahui apakah ada pengaruh antara

Consumption, Curation, Creation dan

Collaboration terhadap Customer Equity.

B.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah

customer PT.PZ Cussons Indonesia di

Cikarang Selatan yang mendapatkan informasi produk melalui media sosial yang tidak diketahui jumlah.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sampel nonprobability sampling yang digunakan adalah jenis purposive

sampling yaitu teknik penentuan sampel

dengan pertimbangan tertentu. Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden.

C.

Metode Analisis Data

Metode yang digunakan yaitu Uji Validitas, Uji Reliabilitas, Uji Asumsi Klasik, Uji Regresi Linear Berganda dan Uji Hipotesis.

IV.

HASIL PENELITIAN

Analisis data penelitian yang akan dibahas di bawah ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS yang dapat dijelaskan sebagai berikut :

A.

Uji Validitas

Uji validitas adalah menunjukkah sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Siregar, 2014) dalam Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani (2015) Pengujian validitas dilakukan dengan program SPSS. Kriteria pengambilan keputusan untuk menyatakan valid adalah:

- Jika nilai signifikasi < 0.05 (∝= 5%), maka pertanyaan dinyatakan valid.

- Jika nilai signifikasi > 0.05 (∝= 5%), maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

Tabel 1 Item-Total

(8)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 8

Sumber : Data yang diolah 2019

B.

Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Pngujian reliabilitas menggunakan program SPSS. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan reliable, bila koefisien reliabilitas (r) > 0,6 (Siregar, 2014) dalam Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani (2015).

Tabel 2 Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's Alpha

N of Items

.906 17

Sumber : Data yang diolah SPSS 2019

C.

Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dilakukan sebelum melakukan pengujian hipotesis. Uji asumsi klasik meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji heteroskedastisitas. Uji asumsi klasik dalam penelitian ini menggunakan SPSS.

1.

Uji normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa sebaran data penelitian berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah (Priyatno, 2012) dalam Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani (2015) untuk itu digunakan Metode One-Sample KolmogorovSmirnov Test jika (nilai > ∝= 0,05) maka data berdistribusi normal. Jika,

(nilai < ∝= 0,05), maka data tidak berdistribusi normal.

Gambar 1 Grafik Histogram

Sumber : Data yang diolah 2019

Gambar 2 Grafik Normal P-Plot

Sumber : Data yang diolah SPSS 2019

2.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah di dalam persamaan regresi terjadi gejala multikolinieritas, jika ada berarti sesama variabel bebasnya terjadi korelasi. Gejala multikolinieritas dapat diketahui dengan dua metode, yaitu (Wibowo, 2012) dalam Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani (2015)

1) Jika VIP (Variance Inflation Factor) kurang dari 10, maka menunjukkan tidak terdapat multikolinieritas, artinya tidak terdapat pengaruh variabel bebas.

2) Jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebasnya tidak lebih besar dari 0.5, maka

(9)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 9

dapat ditarik kesimpulan model persamaan tersebut tidak mengandung multikolinieritas.

Tabel 3

Hasil Uji Multikolinearitas

Variabel ToleranCollinierity Statistics ce VIF Consumption ,945 1,0 58 Curation ,561 1,7 82 Creation ,495 2,0 21 Collaboration ,593 1.6 87 a Dependent Variable: Customer Equity

Sumber: Data yang diolah SPSS 2019

3.

Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan varian dari residual pada model regresi. Metode yang digunakan adalah dengan mengkorelasikan nilai absolut residualnya dengan masing-masing variabel independen. Jika hasil nilai probabilitasnya memiliki nilai signifikansi > nilai 𝛼 = 0.05, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas (Wibowo, 2012) dalam Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani (2015). Pendeteksian ada atau tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan scatterplot, jika scatterplot menghasilkan titik-titik yang tidak membentuk suatu pola dan menyebar di atas dan di bawah nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas. Jika scatterplot menghasilkan titik-titik yang membentuk suatu pola dan menyebar di atas dan di bawah nol pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedasitas.

Gambar 3 Grafik Scatterplot

Sumber : Data yang diolah SPSS 2019

D. Uji Analisis Regresi linear

Berganda

Analisis koefisien regresi pada dasarnya merupakan pengujian terhadap derajat signifikansi hubungan dan besarnya pengaruh dari variabel bebas (independen) terhadap variabel terikat (dependen). Rangga Mahardhika, Djamhur Hamid,dan Ika Ruhana (2013) Uji ini digunakan untuk mengetahui hipotesis yang pertama dan hipotesis yang kedua.

Tabel 4

Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda

Sumber : Data yang diolah SPSS 2019 Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas (Consumption, Curation, Creation,

Collaboration) terhadap variabel terikat

(Customer Equity) yang dilakukan pada 100 responden Consumer PT.PZ Cussons di Cikarang Selatan yang memasarkan produknya menggunakan media sosial. Dari data tabel dapat diperoleh hasil persamaan linear berganda sebagai berikut :

Y=3,143+0,221X1+0,229X2+0,235X3+0,21 6X4.

(10)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 10

Berdasarkan persamaan tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

1.

Konstanta (𝛼𝛼) = 3,143. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel

Consumption (X1), Curation

(X2), Creation (X3) dan Collaboration (X4) adalah 0,

maka Customer Equity (Y) pada

Consumer PT.PZ Cussons di

Cikarang Selatan akan tetap ada sebesar 3,143, dengan asumsi variabel lain tetap.

2.

Koefisien 𝛽𝛽1𝑥𝑥1 = 0,221. Ini

menunjukkan bahwa variabel

Consumption (X1) berpengaruh

secara positif terhadap Customer

Equity, atau dengan kata lain, jika

variabel Consumption

ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Customer Equity akan meningkat sebesar 0,221 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

3.

Koefisien 𝛽𝛽2𝑥𝑥2 = 0,229. Ini

menunjukkan bahwa variabel

Consumption (X2) berpengaruh

secara positif terhadap Customer

Equity, atau dengan kata lain, jika

variabel Consumption

ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Customer Equity akan meningkat sebesar 0,229 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

4.

Koefisien 𝛽𝛽3𝑥𝑥3 = 0,235. Ini

menunjukkan bahwa variabel

Consumption (X3) berpengaruh

secara positif terhadap Customer

Equity, atau dengan kata lain, jika

variabel Consumption

ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Customer Equity akan meningkat sebesar 0,235 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

5.

Koefisien 𝛽𝛽4𝑥𝑥4 = 0,216. Ini

menunjukkan bahwa variabel

Consumption (X4) berpengaruh

secara positif terhadap Customer

Equity, atau dengan kata lain, jika

variabel Consumption

ditingkatkan sebesar satu satuan, maka Customer Equity akan meningkat sebesar 0,216 satuan, dengan asumsi variabel lain tetap.

E.

Uji Hipotesis

1.

Uji T

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependennya. Uji t digunakan untuk menunjukkan dukungan terhadap hipotesis penelitian. Apabila nilai thitung lebih besar dari t tabel atau tingkat signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka variabel independen tersebut berhubungan secara statistik terhadap variabel dependennya atau dengan kata lain hipotesis alternatif terdukung secara statistik. Sebaliknya apabila t hitung lebih kecil dari ttabel, maka hipotesis penelitian tidak terdukung secara statistik (Ghozali, 2012) dalam Nur Ismatul Maulida (2018).

Tabel 5 Hasil Uji t

Sumber : Data yang diolah SPSS 2019

1.

Variabel Consumption (X1)

Nilai Thitung variabel

Consumption adalah 2,124 dan

nilai Ttabel 1,661 maka Thitung

>Ttabel (2,124 > 1,661) sehingga

dapat disimpulkan bahwa variabel Consumption

berpengaruh positif dan signifikan (0,036 < 0,05) secara parsial terhadap Customer Equity. Artinya jika ditingkatkan variabel

Consumption sebesar satu satuan maka Customer Equity akan meningkat.

2.

Variabel Curation (X2)

Nilai Thitung variabel Curation adalah 2,112 dan nilai Ttabel 1,661

maka Thitung >Ttabel (2,112 >

1,661) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Curation berpengaruh positif dan

signifikan (0,037 < 0,05) secara parsial terhadap Customer Equity. Artinya jika ditingkatkan

(11)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 11

satuan maka Customer Equity akan meningkat.

3.

Variabel Creation (X3)

Nilai Thitung variabel Creation adalah 2,173 dan nilai Ttabel 1,661

maka Thitung >Ttabel (2,173 >

1,661) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Creation berpengaruh positif dan

signifikan (0,032 < 0,05) secara parsial terhadap Customer Equity. Artinya jika ditingkatkan

variabel Creation sebesar satu satuan maka Customer Equity akan meningkat.

4.

Nilai Thitung variabel

Collaboration adalah 2,110 dan

nilai Ttabel 1,661 maka Thitung >Ttabel

(2,110 > 1,661) sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel

Collaboration berpengaruh positif

dan signifikan (0,037 < 0,05) secara parsial terhadap Customer

Equity. Artinya jika ditingkatkan

variabel Collaboration sebesar satu satuan maka Customer Equity akan meningkat.

2.

Uji F

Uji F ini pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji apakah model regresi yang kita signifikan atau non signifikan. Jika nilai signifikan F < 0,05, maka hipotesis alternatifnya tidak dapat ditolak atau dengan α = 0,05 variabel independennya secara statistik memperngaruh variabel dependennya bersama sama (Ghozali, 2012).

Tabel 6 Hasil Uji F

a. Dependent Variable: customer_equity b. Predictors: (Constant), collaboration,

consumption, curation, creation

Sumber : Data yang diolah SPSS 2019

Pengujian hipotesis 1 dapat dilihat dari Tabel 5.14 yang menunjukkan bahwa nilai Fhitung (16,440) > Ftabel (2,70). Hal ini

menunjukkan bahwa variabel bebas yang terdiri dari variabel Consumption, Curation,

Creation, Collaboration secara serentak

berpengaruh signifikan terhadap variabel

Customer Equity

3.

Koefisien

Determinasi

(Adjusted R

2

)

Koefisien Determinasi (R2) digunakan

untuk mengukur seberapa jauh kemampuan model regresi dalam menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2012). Adjusted R2 atau koefisien determinasi (R2) mempunyai

nilai berkisar antara 0 < R2 < 1. Nilai Adjusted

R2 yang kecil berarti kemampuan variasi

variabel dependen terbatas. Jika nilai mendekati satu maka variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.

Tabel 7

Hasil Uji Koefisien Determinasi (Adjusted R2)

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), collaboration, consumption, curation, creation b. Dependent Variable: customer_equity Sumber : Hasil Penelitian, 2019 (data diolah)

Koefisien determinan (R2) pada intinya

mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinan berkisar dari 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika R2 semakin

besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat pengaruh variabel

Consumption, Curation, Creation dan

Collaboration terhadap Customer Equity.

Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil

(mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa semakin kecil pengaruh antar variabel. Tabel 4.20 menunjukkan nilai R = 0,64. Hal ini berarti hubungan antara Consumption, Curation, Creation dan Collaboration terhadap Customer Equity. sebesar 64% yang artinya hubungannya

(12)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 12

kemampuan variabel Consumption, Curation,

Creation dan Collaboration menjelaskan Customer Equity dan sisanya 61,6% dapat

dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

V. PEMBAHASAN

1. Pengaruh Social Media Marketing

Consumption terhadap Customer Equity

Variabel Consumption

dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap variabel Customer

Equity, ditunjukan dengan nilai

koefisien regresi sebesar 0,221. Hipotesis pada penelitian ini dapat diterima karena hasil statistik uji t untuk variabel Consumption

diperoleh nilai thitung sebesar 2,124

dan ttabel 1,98 yang berarti thitung lebih

besar dari ttabel, selain itu hasil

perhitungan nilai signifikan lebih kecil dari nilai signifikan standar yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti sebesar 0,05 (0,036 < 0,05). Ini menunjukkan tingkat kepercayan sebesar 64% atau (36 – 0,000).

Hasil penelitian ini searah dengan hasil penelitian Prihadini (2014) yang menemukan bahwa

social media marketing consumption

berpengaruh positif dan signifikan terhadap ekuitas konsumen produk adorable, dengan demikian penelitian ini mendukung dari penelitian sebelumnya

2. Pengaruh Social Media Marketing

Curation terhadap Customer

Equity

Variabel Curation

dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap variabel Customer

Equity, ditunjukan dengan nilai

koefisien regresi sebesar 0,229. Hipotesis pada penelitian ini dapat diterima karena hasil statistik uji t untuk variabel Curation diperoleh nilai thitung sebesar 2,112 dan ttabel 1,98

yang berarti thitung lebih besar dari

ttabel, selain itu hasil perhitungan nilai

signifikan lebih kecil dari nilai signifikan standar yang sebelumnya

telah ditentukan oleh peneliti sebesar 0,05 (0,037 < 0,05). Ini menunjukkan tingkat kepercayan sebesar 63% atau (37 - 0,000).

Hasil penelitian ini searah dengan hasil Marta dan William (2016) penelitian yang menemukan pengaruh antara terpaan dari intagram sebagai media sosial positif dan signifikan terhadap ekuitas merek, dengan demikian penelitian ini mendukung dari penelitian sebelumnya

3. Pengaruh Social Media Marketing

Creation terhadap Customer Equity Variabel Creation

dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap variabel Customer

Equity, ditunjukan dengan nilai

koefisien regresi sebesar 0,235. Hipotesis pada penelitian ini dapat diterima karena hasil statistik uji t untuk variabel Creation diperoleh nilai thitung sebesar 2,173 dan ttabel 1,98

yang berarti thitung lebih besar dari

ttabel, selain itu hasil perhitungan nilai

signifikan lebih kecil dari nilai signifikan standar yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti sebesar 0,05 (0,032 < 0,05). Ini menunjukkan tingkat kepercayan sebesar 68% atau (32 – 0,000) .

Hasil penelitian ini searah dengan hasil penelitian Fariz Lesmana (2017) yang menemukan bahwa bahwa Marketing activity through social media perception has a positive and significant impact toward the equity value, equity relation and equity brand.

4. Pengaruh Social Media Marketing

Collaboration terhadap Customer Equity

Variabel Collaboration

dinyatakan memiliki pengaruh positif terhadap variabel Customer

Equity, ditunjukan dengan nilai

koefisien regresi sebesar 0,216. Hipotesis pada penelitian ini dapat diterima karena hasil statistik uji t untuk variabel Collaboration

diperoleh nilai thitung sebesar 2,110

dan ttabel 1,98 yang berarti thitung lebih

besar dari ttabel, selain itu hasil

(13)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 13

kecil dari nilai signifikan standar yang sebelumnya telah ditentukan oleh peneliti sebesar 0,05 (0,037 < 0,05). Ini menunjukkan tingkat kepercayan sebesar 63% atau (37 – 0,000).

Hasil penelitian ini searah dengan hasil penelitian Syafrizal Helmi Situmorang (2017) yang menemukan bahwa Servicescape dan

social media berpengaruh positif

terhadap loyalitas consumer (study case to café visitor at Medan).

VI.

KESIMPULAN

Berdasarkan Dari hasil penlelitian yang telah diinterprestasikan serta berdasarkan kajian pustaka, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

Hasil penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang sejauh mana pengaruh Social media marketing yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation dan Collaboration terhadap Customer equity pada Consumer PT.PZ Cussons di Cikarang Selatan.

Dalam penelitian ini disimpulkan sebagai berikut :

1.

Secara serentak, Consumption,

Curation, Creation dan

Collaboration berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Customer equity pada Consumer PT.PZ Cussons di Cikarang Selatan.

2.

Secara parsial, Consumption,

Curation, Creation dan

Collaboration berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Customer equity pada Consumer PT.PZ Cussons di Cikarang Selatan.

DAFTAR PUSTAKA

Abadi, H. R., Kabiry, N., & Forghani,

M. H. (2013). Analyzing the effect of customer equity on satisfaction. International journal of academic research in business an social science , 2222-6990.

Afrida, N. A. (2014). Analisis Customer Engagement The Body Shop Indonesia melalui Twitter. Jurnal Universitas Indonesia .

Arida, N. A. (2014). Analisis Customer Engagement The Body Shop Indonesia melalui Twitter. Jurnal Universitas Indonesia .

Arief, G. M. (2015). Pengaruh Social Media Marketing Melalui Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen Sugar Tribe.

Jurnal Administrasi Bisnis .

Evans, D., & Mckee, J. (2010). Social

Media Marketing : The Next Generation of Business Engagement. Indiana: Wiley

Publishing Inc.

Faiza, H., & Daryanti, S. (2013). Analisis pengaruh aktivitas Social Media Marketing terhadap Customer Equity pada Merek New Luxury (studi kasus merek Zara).

Jurnal Universitas Indonesia .

Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis

dengan Program SPSS.

Semarang: Penerbit Universitas Diponegoro. Gujarati, D. (2003). Ekonometrika

Dasar Terjemahan : Sumarno Zain. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Gurnelius, S. (2011). 30-Minute

Social Media Marketing.

United States: McGraw-Hill Companies.

Kaplan, A. M., & Haenlein, M. (2012). Social Media : Back to the roots and backs to the future. Journal of system

and information technology

, 101-104.

Kim, A. J., & Ko, E. (2012). Do Social Media Marketing enhance Customer Equity? An empirical study of luxury

(14)

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY PADA PT PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN | 14

fashion brand. Journal of

Business Research ,

1480-1486.

Kim, J., Kim, J., & Johnson, K. (2010). The customer-salesperson relationship and sales effectiveness in luxury fashion stores: the role of self monitoring. J Glob

Fashion Mark , 230-9.

Lemon, K. N., Rust, R. T., & Zeithaml, V. A. (2001). What Drive Customer Equity. Journal Marketing

Management , 20-25.

Mangold, W. G., & Faulds, D. J. (2009). Social Media : the new hybrid element of the promotion mix. Busines

Horizons , 357-365.

Neti, S. (2011). Social Media and it's role in marketing.

International journal of enterprise computing and business systems .

Priambada, S. (2015). Manfaat penggunaan Media Sosial pada Usaha Kecil Menengah. Jurnal Seminar

Nasional Sistem Informasi Indonesia .

Prihandini, F. (2014). Analisis pengaruh media sosial terhadap ekuitas konsumen produk sepatu Adorable.

Jurnal Universitas Indonesia .

Priyono, M. (2016). Metode Penelitian

Kuantitatif. Sidoarjo: Zifatma Publishing.

Rina, A. W., Ronald, & Amelia. (2014). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi Purchase Intention melalui Social Media terhadap Produk Frozen Yogurt Sour Sally di Surabaya. Jurnal

GEMA AKTUALITA .

Situmorang, S.H. (2016). Digital

Business. Medan:USU Press.

Situmorang, S. H. (2017). Riset

Pemasaran. Medan: USU Press.

Situmorang, S. H., & Lufti, M. (2015). Analisis Data untuk

Riset Manajemen dan Bisnis.

Medan: USU Press. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk

Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sunyoto, D. (2009). Analisis Regresi

dan Uji Hipotesis, edisi pertama.

Yogyakarta: Media Pressindo.

Zarella. (2010). The Social Media

Marketing Book. Jakarta: PT

Gambar

Gambar 1  Grafik Histogram
Gambar 3  Grafik Scatterplot
Tabel 5  Hasil Uji t
Tabel 6  Hasil Uji F

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh strategi promosi melalui social media yang dimediasi word of mouth marketing terhadap keputusan pembelian

PENGARUH EFEKTIVITAS SOCIAL MEDIA TERHADAP AKTIVITAS GUERILLA MARKETING, EVENTS BASED MARKETING DAN SEARCH ENGINE OPTIMIZATION SERTA IMPLIKASINYA TERHADAP

Berdasarkan fenomena yang telah dijabarkan diatas penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara social media dan event marketing terhadap

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah bahwa terdapat pengaruh social media marketing (program

Tujuan diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh efektivitas social media marketing TikTok terhadap minat beli produk Dear Me Beauty, yang dibagi

A B S T R A K Pengaruh Social Media Marketing Efforts dan Brand Equity terhadap Consumer Response Penelitian yang dilakukan ini memiliki tujuan untuk mengetahui

Variabel Social Media Marketing dalam penelitian ini mempunyai pengaruh signifikan menjadikan Social Media Marketing sebagai variabel yang memiliki pengaruh pada

Hasil dari analisis data menggunakan SPSS 23 membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan antara variabel Social Media Marketing,