• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION,

CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP

CUSTOMER EQUITY PADA PT. PZ CUSSONS INDONESIA DI

CIKARANG SELATAN

Disusun oleh :

DIAN ANDAN SARI

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Menyelesaikan penulisan Skripsi

PRODI STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

(2)

ii

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION,

CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP

CUSTOMER EQUITY PADA PT.PZ CUSSONS INDONESIA DI

CIKARANG SELATAN

Disusun oleh :

DIAN ANDAN SARI

NIM: 111511061

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat menjadi Sarjana Manajemen (SM)

PRODI STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS PELITA BANGSA

(3)
(4)
(5)
(6)

vi

ABSTRAK

PENGARUH SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION DAN COLLABORATION TERHADAP CUSTOMER EQUITY

PADA PT.PZ CUSSONS INDONESIA DI CIKARANG SELATAN

Oleh

DIAN ANDAN SARI NIM: 111511061

Dunia digital telah mempengaruhi berbagai lini bisnis dan marketing, media sosial telah memberikan dampak yang besar kepada para pemasar untuk memperkenalkan mereknya, menjangkau pemasaran ke seluruh dunia, meningkatkan penjualan dan membangun komunitas dibandingkan dengan media konvensional. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh social media marketing yang terdiri dari consumption, curation, creation, dan collaboration terhadap customer equity pada PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan. Penelitian ini menggunakan purposive sampling yang dilakukan terhadap 100 consumen yang menggunakan media sosial. Data diolah dengan menggunakan SPSS. Metode yang dilakukan adalah kuesioner dan wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa social media marketing yang terdiri dari consumption, curation, creation dan collaboration berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap customer equity pada Consumer PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan.

Kata Kunci: Media Sosial, Consumption, Curation, Creation, Collaboration dan Customer Equity

(7)

vii

ABSTRACT

THE EFFECT OF SOCIAL MEDIA MARKETING CONSUMPTION, CURATION, CREATION AND COLLABORATION ON CUSTOMER

EQUITY IN PT.PZ CUSSONS INDONESIA

By

DIAN ANDAN SARI NIM : 111511061

The digital world has influenced various lines of business and marketing, social media has had a huge impact on marketers to introduce their brands, reach out to marketing throughout the world, increase sales and build communities compared to conventional media. This study aims to analyze the influence of social media marketing consisting of consumption, curation, creation, and collaboration on customer equity at PT. PZ Cussons Indonesia in South Cikarang.This research uses purposive sampling conducted on 100 consumers who use social media. Data is processed using SPSS. The method used is a questionnaire and interview. The results showed that social media marketing consisting of consumption, curation, creation and collaboration had a positive and significant effect on customer equity at Consumer PT. PZ Cussons Indonesia in South Cikarang.

Keywords: Social Media, Consumption, Curation, Creation, Collaboration, and Customer Equity

(8)

viii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan ridho-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini, yang disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Program Sarjana – Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa. Dengan judul “Pengaruh Social Media Marketing Consumption, Curation, Creation Dan Collaboration Terhadap Customer Equity Pada PT. PZ Cussons Indonesia Di Cikarang Selatan.

Penulis sepenuhnya menyadari bahwa penyelesaian Skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya dukungan dan bantuan semua pihak. Sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT dengan segala rahmat seta karunia-Nya yang memberikan kekuatan bagi peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Kepada Bapak Franky Okto Bernando, S.E.,M.Ak. selaku pembimbing dalam menyusun skripsi.

3. Ibu Preatmi Nurastuti, S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.

4. Ibu Yunita Ramadhani RDS, S.E., M.Sc. selaku Ketua Program Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.

5. Kepada kedua orang tua yang tercinta yang senantiasa mendoakan dan memberikan kasih sayang serta dukungan moril dan materil.

6. Keluarga besar Tercinta yang telah memberikan dukungan Maksimal kepada saya dalam penyelesaian Skripsi ini.

7. Teman-teman Prodi Manajemen Angkatan 2015 Universitas Pelita Bangsa yang sama-sama merasakan suka duka selama duduk dibangku kuliah. 8. Sahabat-sahabat main saya di kampus, di kost maupun di tempat kerja yang

selalu memberikan dukungan dan semangat.

9. Serta sahabat-sahabat terdekat yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terimakasih atas atas partisipasinya.

(9)

ix

Penulis menyadari masih banyak keterbatasan pada susunan skripsi sehingga kritik dan saran dapat diharapkan demi perbaikan penulisan laporan penelitian dikemudian hari. Namun demikian penulis tetap berharap semoga hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak yang berkepentingan.

Bekasi, 23 September 2019

(10)

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI ... Error!

Bookmark not defined.

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS PELITA BANGSA ... Error! Bookmark not

defined.

SURAT PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.

ABSTRAK ... v

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv BAB I ... 1 PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar Belakang ... 1 1.2 Perumusan Masalah ... 5 1.3 Tujuan Penelitian ... 6 1.4 Kegunaan/Manfaat Penelitian ... 6 1.5 Sistematika Penulisan ... 7 BAB II ... 8 KAJIAN PUSTAKA ... 8 2.1 Landasan Teori ... 8

2.1.1 Pengertian Ekuitas Pelanggan (Customer Equity) ... 8

2.1.2 Faktor Pendorong Customer Equity ... 9

2.1.3 Pemasaran Media Sosial ... 11

2.1.3.1 Pengertian Media Sosial ... 11

2.1.3.2 Manfaat Media Sosial untuk Perkembangan Bisnis ... 12

(11)

xi

2.1.3.4 Aktivitas Pemasaran Media Sosial ... 14

2.1.4 Hubungan Social Media Marketing dan Customer Equity ... 18

2.2 Peneliti Terdahulu yang relevan ... 21

2.3 Hipotesis ... 23

BAB III ... 26

METODOLOGI PENELITIAN ... 26

3.1 Jenis Penelitian ... 26

3.2 Tempat dan Waktu/ Jadwal Penelitian ... 26

3.3 Kerangka Konsep/Pemikiran ... 27

3.3.1 Desain Penelitian ... 27

3.3.2 Diskriptif Operasional dan Instrument Variabel Penelitian ... 28

3.4 Populasi dan Sampel ... 31

3.4.1 Populasi ... 31

3.4.2 Sampel ... 31

3.5 Metode Pengumpulan Data ... 32

3.6 Metode Analisis Data ... 33

BAB IV ... 38

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN ... 38

4.1 Sejarah Obyek Penelitian ... 38

4.1.1 Visi Dan Misi Perusahaan ... 41

4.1.1.1 Visi Perusahaan ... 41

4.1.1.2 Misi Perusahaan ... 41

4.2 Struktur Organisasi PT. PZ Cussons Indonesia ... 42

4.3 Kegiatan Operasional PT. PZ Cussons Indonesia ... 43

BAB V ... 50

HASIL PENELITIAN ... 50

5.1 Analisis Data Penelitian ... 50

5.1.1 Karakteristik Responden ... 50

5.1.2 Analisis Deskripstif ... 54

(12)

xii

5.1.2.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Curation (X2) ... 57

5.1.2.3 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Creation (X3) ... 59

5.1.2.4 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Collaboration (X4)... 61

5.1.2.5 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Customer Equity (Y) ... 63

5.1.3 Uji Asumsi Klasik ... 65

5.1.3.1 Uji Normalitas ... 65

5.1.3.2 Uji Heteroskedastistas... 67

5.1.3.3 Uji Multikolinieritas ... 69

5.1.3.4 Analisis Regresi Linier Berganda ... 70

5.1.3.5 Uji F ... 72

5.1.3.6 Uji Hipotesis Secara Parsial (Uji t) ... 73

5.1.3.7 Pengujian Koefisien Determinan (R2) ... 75

5.2 Inteprestasi Data / Pembahasan ... 76

BAB VI ... 82

KESIMPULAN DAN SARAN ... 82

6.1 Kesimpulan ... 82

6.2 Saran ... 82

Daftar Pustaka ... 84

(13)

xiii

DAFTAR TABEL

hal

Tabel 3.1 Jadwal Waktu Penelitian ... 26

Tabel 3.2 Deskripsi Operasional Variabel ... 28

Tabel 3.3 Skala Likert ... 32

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 50

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 51

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin dan Media Sosial ... 52

Tabel 5.4 Manfaat Media Sosial ... 53

Tabel 5.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Jawaban Variabel Consumption ... 54

Tabel 5.6Distribusi Jawaban Responden Terhadap Jawaban Variabel Curation 57 Tabel 5.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Jawaban Variabel Creation 59 Tabel 5.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Jawaban Variabel Collaboration ... 61

Tabel 5.9 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Jawaban Variabel Customer Equity ... 63

Tabel 5.10 Hasil Uji Kolmogorov-Smirnov ... 67

Tabel 5.11 Hasil Uji Glejser ... 69

Tabel 5.12 Hasil Uji Multikolinearitas... 70

Tabel 5.13 Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 71

Tabel 5.14 Hasil Uji F ... 73

Tabel 5.15 Hasil Uji t ... 74

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Hal.

Gambar 1.1 Pertumbuhan Pengguna Internet ... 1

Gambar 3.1 Desain Penelitian ... 27

Gambar 4.1 Struktur Organisasi PT. PZ Cussons Indonesia ... 42

Gambar 5.1 Histogram ... 65

Gambar 5.2 Grafik Normal P-Plot Asumsi Normalitas ... 66

(15)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner ... 86

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden ... 90

Lampiran 3 : Uji Validitas ... 93

Lampiran 4 : Uji Reliabilitas ... 94

Lampiran 5 : Uji Hipotesis ... 95

Lampiran 6 : Uji Asumsi klasik ... 96

Lampiran 7 : Penelitian Terdahulu Yang Relevan ... 99

(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini dunia yang serba digital memudahkan manusia untuk

berkomunikasi serta merubah cara berkomunikasi antar manusia mulai dari hal

kecil seperti mengirim pesan hingga hal besar seperti media promosi. Hal ini

juga akhirnya berdampak pada dunia pemasaran yang menghasilkan cara baru

untuk memasarkan suatu barang/jasa dari yang semula menggunakan cara

promosi melalui iklan secara fisik seperti poster, billboard dan iklan di televisi,

radio menjadi promosi melalui digital (digital promotion) seperti melalui media

internet dengan menggunakan Social Media, website atau blogspot.

Sumber: Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII)

Gambar 1.1

(17)

Sejak tahun 2010 jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami

peningkatan yang cukup siginifikan sebanyak 42 juta sampai pada tahun 2018

pengguna internet mencapai 171,2 juta jiwa. Hal ini dapat dilihat pada Gambar 1.1

yang menunjukkan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Hampir semua pengguna internet juga

menggunakan Social Media sebagai alternatif alat komunikasi secara digital

terhadap orang sekitar. Hal ini dapat dilihat dari berkembangnya media sosial.

Social Media diawali oleh Friendster pada tahun 2002 yang ditemukan oleh Jonathan Abram, ditahun 2004 Facebook ditemukan oleh Mark Zuckerberg dan

dua tahun kemudian di tahun 2006 Twitter ditemukan oleh Jack Dorsey dan yang

terakhir di tahun 2010 Social Media Instagram dan Path di tahun 2011.

Indonesia adalah salah satu negara yang pertumbuhan Social Media nya

sangat pesat dan Social Media kini sudah menjadi suatu trend untuk menyebarkan

suatu issue, pengetahuan atau informasi secara cepat kepada pengguna internet.

Menurut Kaplan dan Heinlein (2010), Social Media merupakan sekelompok

aplikasi berbasis internet yang dibangun berdasarkan kerangka pikiran ideologi

dan teknologi dari Web 2.0.

Saat ini salah satu Social Media yang sangat banyak digunakan di Indonesia

adalah Bbm dan Facebook. Pertumbuhan penggunanya di Indonesia sendiri cukup

signifikan. Survei yang dilakukan oleh We Are Social Singapore menunjukkan

bahwa, hingga bulan November 2015 pengguna aktif media sosial di Indonesia

telah mencapai angka 79 juta orang. Jumlah tersebut mengalami pertumbuhan

(18)

Facebook, Twitter, Google+, Instagram, Skype, Pinterest dan Line. Rata – rata

warga Indonesia menghabiskan waktu mereka sebanyak 2 hingga 3 jam per hari

untuk mengakses media sosial tersebut. Seharusnya perusahaan perlu

memperhatikan penggunaan Social Media ini sebagai cara lain. memasarkan suatu

produk dan merubah kebiasaan yang dahulu menggunakan pemasaran

konvensional melalui brosur, iklan di tv menjadi pemasaran melalui internet

secara digital atau bisa disebut juga internet marketing.

Melalui media sosial, konsumen dapat melakukan interaksi dengan

perusahaan. Interaksi tersebut kemudian memungkinkan konsumen untuk turut

berpartisipasi dalam menciptakan gagasan – gagasan baru serta membentuk nilai

dari perusahaan itu sendiri. Seperti yang dilakukan oleh The Body Shop Indonesia.

The Body Shop merupakan produsen kosmetik yang peduli dengan lingkungan

hidup. Ia memanfaatkan media sosial Twitter untuk berinteraksi dengan

konsumennya.

Konsumen dapat menyampaikan kritik dan saran mengenai pelayanan dan

produk dari The Body Shop. Selain itu, melalui akun Twitter-nya, The Body Shop

mencoba menggali pandangan konsumennya tentang isu – isu lingkungan hidup

(Arida, 2014). Dalam dekade kedepannya, Indonesia dapat mengambil banyak

peluang dari perkembangan teknologi, termasuk pengembangan teknologi untuk

komunikasi dan sumber daya. Pada tahun 2010, sebanyak 220 juta pengguna

seluler terdaftar di Indonesia dan Internet juga menjadi suatu hal yang penting

(McKinsey Global Institute, 2012).

(19)

brand dan konsumen berkomunikasi dua arah secara langsung dengan satu sama lain tanpa batasan waktu, tempat, dan medium. Selain itu, brand tersebut

mendapatkan eksposur dan hubungan yang semakin kuat dengan konsumen (Kim

& Ko, 2012).

Disamping produk The Body Shop produk perawatan bayi seperti PT.PZ

Cussons Indonesia berusaha membuat ikatan kuat. Promosi yang unik dengan

mengunakan media-media yang kreatif. Menjadikan salah satu faktor utama yang

diharapkan dapat mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian produk.

(Kotler & Amstrong, 2015) Promosi dengan media yang tepat dapat meningkatkan

volume penjualan perusahaan.

Hal ini juga senada seperti yang dikemukakan oleh Kim & Ko (2012),

bahwa aktivitas pemasaran melalui Social Media yang dilakukan suatu merek

memiliki pengaruh positif terhadap Customer equity. Pemasaran yang telah

dilakukan dapat mempengaruhi Customer equity disebabkan karena tiga faktor

pendorong Customer equity, yaitu value equity, relationship equity, dan brand

equity juga dipengaruhi oleh aktivitas Social Media yang dilakukan. Social Media Marketing (SMM) adalah komunikasi dua arah untuk menarik empati pengguna berusia muda dan bahkan dapat menimbulkan emosi yang sama kepada kelompok

pengguna yang lebih tua.

Penulis memilih PT. PZ Cussons Indonesia karena perusahaan ini sudah

lama berkiprah dibidang consumer goods dan telah banyak mempunyai konsumen

diseluruh Indonesian dan Dunia. PT. PZ Cussons Indonesia mampu menjadi

(20)

Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk meneliti lebih

dalam dengan mengambil judul penelitian “Pengaruh Social Media Marketing

Consumption, Curation, Creation dan Collaboration terhadap Customer Equity pada PT.PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, masalah yang harus dikembangkan

adalah strategi Social Media Marketing Consumption, Curation, Creation dan

Collaboration. Berdasarkan pada permasalahan di atas maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut:

1. Apakah Social Media Marketing Consumption berpengaruh terhadap

Customer equity pada PT.PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan? 2. Apakah Social Media Marketing Curation berpengaruh terhadap Customer

equity pada PT.PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan?

3. Apakah Social Media Marketing Creation berpengaruh terhadap Customer

equity pada PT.PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan?

4. Apakah Social Media Marketing Collaboration berpengaruh terhadap

Customer equity pada PT.PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan? 5. Apakah Social Media Marketing Consumption, Curation, Creation, dan

Collaboration berpengaruh terhadap Customer equity pada PT.PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan?

(21)

1.3 Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang telah dikemukakan di atas, maka yang

menjadi tujuan penelitian dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui pengaruh

signifikan Social Media Marketing Consumption terhadap Customer Equity pada

PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan. Pengaruh signifikan Social Media

Marketing Curation terhadap Customer Equity pada PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan. Pengaruh signifikan Social Media Marketing Creation terhadap

Customer Equity pada PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan. Pengaruh signifikan Social Media Marketing Collaboration terhadap Customer Equity pada

PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan. Pengaruh signifikan Social Media

Marketing Consumption, Curation, Creation dan Collaboration terhadap Customer Equity pada PT. PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan.

1.4 Kegunaan/Manfaat Penelitian

Penelitian karya ilmiah ini diharapkan akan memberi manfaat kegunaan

secara teoritis dan praktis kepada berbagai pihak yang membaca :

1) Manfaat Teoritis, semoga hail kesimpulan dari pada penelitian karya ilmiah

ini akan menjadi sarana pengembangan teori ilmu pengetahuan yang

dimiliki dalam manajemen pemasaran yang selama ini yang diperoleh

dibangku kuliah untuk kemudian diterapkan pada dunia kerja.

2) Manfaat Praktis, semoga pula hasil penelitian karya ilmiah akan dapat pula

menjadi bahan pertimbangan bagi para hal layak yang membaca hasil karya

(22)

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan peneliti berdasarkan

pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program Studi Manajemen

STIE Pelita Bangsa (Surya Bintarti, 2015:38-48), sehingga dapat diuraikan sebagai

berikut

- Bab Pendahuluan, dimana pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang,

perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian,

manfaat/kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

- Bab Kajian Pustaka, dimana pada bab ini menjelaskan tentang landasan

teori meliputi pengertian kompetensi dan indikatornya, pengertian motivasi

dan indikatornya, pengertian kinerja guru dan indikatornya, selanjutnya

menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan hipotesis.

- Bab Metodologi Penelitian, dimana bab ini menjelaskan tentang jenis

penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep yang meliputi

desain penelitian dan deskripsi operasional variabel penelitian,selanjutnya

menjelaskan tentang populasi dan sampel, metode pengumpulan data,

metode analisis data yang meliputi tahap pengolahan data kuantitatif dan

tahap pengujian instrumen penelitian.

- Bab Gambaran Umum Obyek Penelitian, dimana bab ini menjelaskan

tentang obyek penelitian yang meliputi visi, misi, target, sasaran,

selanjutnya menjelaskan tentang struktur organisasi yang terdiri dari

(23)

- Bab Hasil Penelitian dan Pembahasan, dimana pada bab ini menjelaskan

tentang hasil analisis data meliputi uji validitas, uji reabilitas, uji asumsi

klasik, uji regresi, dan uji hipotesis, dijelaskan pula interpretasi data

pembahasan.

- Bab Penutup, dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran bagi

(24)

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Ekuitas Pelanggan (Customer Equity)

Penjelasan mengenai Customer equity dapat dimulai dari pengertian tentang

customer lifetime value dikarenakan pada dasarnya customer lifetime value dan

Customer equity saling berhubungan. Ekuitas konsumen didefinisikan sebagai aset jangka panjang dengan konsumen yang didasarkan pada hubungan yang telah

dibangun dengan baik sejak semula dan sudah berlangsung dalam waktu yang

lama. (Kim and Ko, 2012). Customer equity menjadi salah satu metode untuk

menghubungkan antara program pemasaran dan tingkat kemungkinan seorang

pelanggan memberikan keuntungan bagi perusahaan pada masa datang. Pendekatan

Customer equity tidak terlepas dari konsep dasar marketing mix yang mencakup product, price, place, promotion, people, process dan physical evidence.

Konsep Customer equity menggabungkan antara pengelolaan nilai pelanggan,

merek dan hubungan. Konsep ini dipandang sebagai sebuah kerangka strategi baru

yang lebih powerfull. Implikasinya, program pemasaran yang berbasis pada

pelanggan lebih terukur dan tepercaya secara finansial. Akan tetapi, pengelolaan

Customer equity juga menghadapi tantangan. Tantangan utama adalah bagi perusahaan yang tidak memiliki database pelanggan yang akurat akan sulit

menjalankan strategi berdasarkan pengelolaan Customer equity.

(25)

(CRM) adalah investasi yang tidak murah. Hanya perusahaan yang memilki data pelanggan yang akurat seperti asuransi, kartu kredit, televisi berlangganan akan

secara mudah mengimplementasikan strategi pengelolaan Customer equity.

Rust, Lemon dan Zeithaml (2000) menyatakan ekuitas konsumen bisa

menjadi komponen terpenting bagi produsen. Konsumen tetap bagi produsen

merupakan asset penting bagi masa depan produsen. Hal ini menunjukkan

bagaimana ekuitas konsumen bisa menentukan berbagai keputusan yang

diambil oleh produsen.

2.1.2 Faktor Pendorong Customer Equity

Rust, Zeithaml dan Lemon (2001) membedakan tiga faktor (drivers) yang

mempengaruhi ekuitas pelanggan yaitu ekuitas nilai, merek dan relasional.

1. Ekuitas Nilai (value equity)

Nilai yaitu kunci dari hubungan antara pelanggan dan perusahaan. Jika produk

dan jasa perusahaan tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan pelanggan maka

strategi terbaik dan retensi terkuat dan strategi hubungan pemasaran akan sia sia.

Value Equity adalah penilaian objektif pelanggan atas kegunaan tawaran berdasarkan pemikirannya tentang manfaat yang kemudian dibandingkan dengan biayanya. Value

Equity merupakan fondasi bagi produsen untuk berhubungan dengan konsumen. Produk dan jasa yang diberikan oleh produsen harus sesuai dengan kebutuhan

konsumsen atau melebihi ekspektasi. Jika konsumen tidak mendapatkan nilai lebih

dari produsen, maka berbagai strategi yang dilakukan hanya akan memiliki dampak

yang lemah. Rust, Zeithami dan Lemon (2001) menyatakan bahwa yang menjadi

(26)

2. Ekuitas Merek (brand equity)

Adalah penilaian subjektif dan tak berwujud pelanggan terhadap merek,

yang di luar dan melampaui nilai yang dipikirkan secara objektif. Sub pendorong

ekuitas merek adalah kesadaran merek pelanggan, sikap pelanggan terhadap merek

dan pemikiran pelanggan mengenai etika merek. Brand equity dianggap berhasil

dalam menimbulkan respon emotional bagi konsumen. Pentingnya faktor

emotional dalam pemasaran sebagai alasan “why people buy” yang merupakan strategi yang bersifat individualized dan very personal.

Pentingnya merek dalam memberikan nilai tambah bagi produk atau jasa

yang ditawarkan kepada konsumen berupa value of branding for customer,

berdampak menjadikan pelanggan lebih loyal, resistensi terhadap perubahan

harga dan menganggap merek seperti sahabat dan merek dapat memberikan arti

finansial bagi pertumbuhan pendapatan dan nilai perusahan. Karena sesungguhnya

merek merupakan aset penting bagi perusahaan.

3. Ekuitas Relasional (relationship equity)

Adalah kecenderungan pelanggan untuk setia terhadap merek, yang di luar

dan melampaui penilaian objektif dan subjektif atas nilainya. Sub pendorong

ekuitas relasional mencakup program kesetiaan, dan program pemahaman dan

perlakuan khusus, program pembentukan komunitas, dan program pembentukan

pengetahuan. Ekuitas relasional sangat penting jika relasi pribadi banyak

diperhitungkan dan jika pelanggan cenderung terus berhubungan dengan para

(27)

2.1.3 Pemasaran Media Sosial 2.1.3.1 Pengertian Media Sosial

Social media atau dalam bahasa Indonesianya disebut dengan media sosial merupakan salah satu produk dunia digital yang mengedepankan proses interaksi

antara individu satu dengan yang lainnya, ini menciptakan sebuah keterikatan

antara Social media dengan individu tersebut (Situmorang, 2016). Menurut Richter

dan Koch (2007) dalam Situmorang (2016), Media Sosial merupakan aplikasi

online, sarana dan media yang ditujukan untuk memfasilitasi interaksi, kolaborasi

dan sharing materi.

Menurut Kotler (2012) Media sosial merupakan sarana bagi konsumen

untuk berbagi teks, gambar, audio dan video informasi satu sama lain dan dengan

perusahaan dan sebaliknya. Media sosial menurut Kotler (2012) terbagi menjadi

tiga jenis yaitu:

1. Online Communities and Forums.

Online communities and forums dibentuk oleh konsumen tanpa adanya

pengaruh iklan dan afiliasi perusahaan atau mendapatkan dukungan dari

perusahaan di mana anggota yang tergabung dalam online communities

dapat berkomunikasi dengan perusahaan dan satu anggota dengan anggota

lainnya melalui posting, instant messaging dan chat discussions tentang

minat khusus yang berhubungan dengan produk dan merek.

2. Blog-gers.

Blog merupakan catatan jurnal online atau dicari yang diperbaharui secara

(28)

3. Social Networks.

Merupakan kekuatan yang penting dalam kegiatan pemasaran baik business

to customer dan business to business. Social networks dapat berupa situs

jejaring sosial seperti Facebook, Myspace, Linkedln dan Twitter.

2.1.3.2 Manfaat Media Sosial untuk Perkembangan Bisnis

Menurut sebuah studi terbaru Biro Iklan Internet, hampir 80% dari

konsumen akan lebih cenderung untuk membeli lebih sering di masa depan karena

kehadiran merek di situs jejaring sosial.

1. Memaksimalkan jaringan

Media sosial adalah tempat yang besar dan luas, oleh karena itu, kehadiran

produk dan merek secara aktif di media sosial dapat membuka jaringan baru

bagi pertumbuhan bisnis.Media sosial mempunyai jumlah pengguna yang

besar, baik facebook, twitter, google+, instagram dan media sosial lainnya.

Dengan mengetahui kenyataan itu maka dapat dikatakan bahwa media

sosial adalah tempat yang ideal dimana bisnis online dapat dengan mudah

berkembang dengan menarik jutaan pelanggan.

2. Kesadaran Merek

Kehadiran media sosial yang kuat adalah cara yang efisien untuk

menampilkan keunggulan produk, memberikan servis yang lebih baik

dengan pelangggan dan membangun merek kemudia merubah customer

menjadi brand advokat produk untuk mudah dan selalu diingat oleh

konsumen.

(29)

Social media membantu dalam meningkatkan trafic website denganmeningkatkan peringkat mesin pencari. Dengan munculnya media

sosial, google akan memasukkan ke algoritma mereka dengan sebagai

pertimbangan sebuah peringkat situs.

4. Menarik Pelanggan Baru

Selain kesadaran merek, media sosial adalah cara yang bagus untuk

mengarahkan pengunjung baru ke website. Untuk mengkonversi

pengunjung menjadi pelanggan yaitu dapat mengarahkan mereka ke

halaman tertentu dari situs yang menawarkan produk khusus, buat kolom

tempat untuk mendaftar newsletter email, beri informasi gratis yang

berguna bagi pengunjung atau halaman lain bahwa mereka akan mendapat

dari semua itu.

5. Maksimalkan Kepuasan Pelanggan

Dengan manfaat media sosial anda bisa mengetahui tentang suka dan

tidaknya pelanggan anda, itu merupakan keuntungan juga buat

pekembangan bisnis anda. Dengan begitu anda dapat memperkirakan

pilihan orang dari pengenalan produk berkualitas tinggi sesuai permintaan

mereka. Dengan bantuan media sosial, anda dapat dengan mudah

mengetahui apa keluhan dari pelanggan dan segera dapat memperbaiki

keluhan itu agar pelanggan anda mendapatkan kepuasan secara maksimal.

2.1.3.3 Pengertian Pemasaran Media Sosial

Menurut Kaplan dan Hanlein (2010), Social media marketing adalah

(30)

suatu produk (Link halaman Website Bisnis Online) atau suatu jasa atau produk

lainnya secara spesifik. SMM lebih kepada pembangunan dan pemanfataan area

Social media sebagai sarana atau tempat untuk membangun target pasar dari bisnis online.

Social media marketing adalah strategi menggunakan Internet sebagai alat untuk berkolaborasi, mencari dan berbagi informasi, dan berkomunikasi mengenai

ide serta topic yang menarik dan dianggap penting (Wilcox, 2013). Hal ini

menjadikan pengguna bukan lagi sebagai penerima pasif informasi, melainkan

menjadi pencari dan penyebar informasi secara aktif. Dalam pembangunan SMM

perlu diingat bahwa kita harus membangun kelompok atau target pasar dengan

sikap saling menghormati dan selalu berkomunikasi dengan target pasar. Semakin

banyak area SMM yang dibangun maka akan semakin besar pula dampak yang

dihasilkan bagi Website Bisnis Online anda.

Ada beberapa SMM yang populer dikalangan masyarakat seperti Facebook,

Twitter, Pinterest, Reddit, Youtube, MySpace Google+, Instagram dan masih banyak

lagi lainnya. Disetiap Social media yang digunakan memiliki tata cara pemakaian yang

berbeda-beda seperti Instagram misalnya hanya dapat membagikan foto dan video

yang dapat diisi dengan link, keterangan, tag dan hastag. Lain halnya dengan Facebook

yang memiliki fitur yang dapat kita manfaatkan seperti pembuatan Fanpage Group

Status Link, foto dan video lainnya.

2.1.3.4 Aktivitas Pemasaran Media Sosial

Pola konsumen dalam menggunakan media sosial dapat dilihat melalui 4C,

(31)

Lebih lanjut penjelasan dari 4C yaitu: Konsep engagement dalam social media

menurut Dave Evans dan Jake Mckee: “Konsep Engagement dalam social media

adalah saat konsumen atau stakeholder menjadi seorang participant yang berarti

konsumen tersebut bersedia meluangkan waktu dan tenaga untuk berbicara dengan

perusahaan dalam suatu percakapan maupun tindakan yang mempunyai pengaruh

baik besar maupun kecil pada proses perusahaan, berbeda dibanding menjadi viewer (penonton)”.

Proses engagement dalam konteks social juga mempunyai arti konsumen

mempunyai ketertarikan secara pribadi pada apa yang perusahaan tawarkan pada

pasar. Engagement adalah pusat dari keefektifan penggunaan social teknologidan

merupakan tujuan dari penciptaan social bisnis. Tidak seperti media tradisional

yang berjalan dengan mementingkan Exposure (pembukaan) yang bearti suatu

tampilan awal dari media yang membuat orang tertarik dan impression

(pengaruh,kesan) kesan dari media tersebut yang membekas di benakkonsumen dan

dapat mempangruhi konsumen untuk membeli produk atau jasa tersebut serta

proses bisnis, social teknologi lebih mengedepankan collaboration (kerjasama)

yaitu bagaimana perusahaan dapat membuat konsumen bertindak sebagai partner.

Berikut adalah tahapan dalam proses engagement dari memulai percakapan

dengan konsumen hingga membuat konsumen menghasilkan feedback positif bagi

perusahaan:

1. Consumption

Consumption dalam konteks social media adalah proses mengambil, membaca, melihat, atau mendengarkan isi dari situs perusahaan.

(32)

Consumption adalah tahapan pertama untuk selanjutnya memulai aktifitas online lainnya. Hal-hal yang menjadi bahan consumption adalah sesuatu yang biasanya dapat disebarkan, bukan sesuatu yang tidak dapat disebarkan

seperti jika perusahaan menyebarkan satu berita tanpa membacanya

terlebih dahulu apakah isi dari berita tersebut memberikan pengaruh pada

konsumen atau tidak, maka bisa jadi berita yang di sebarkan oleh

perusahaan tersebut akan sia-sia karena tidak seorang pun yang

mengkonsumsi berita tersebut.

2. Curation

Curation adalah tindakan dari memilah, menentukan dan melihat atau dalam kata lain menggambarkan isi dari situs perusahaan. Curation dapat

membuat kandungan situs lebih bermanfaat untuk pihak lain. Curation

dapat menimbulkan ketertarikan seperti ketika seseorang merasa tertarik

untuk membeli suatu buku setelah membaca review orang lain yang

dianggap lebih menguasai bidangnya ada disampulnya. Hal inilah yang

dapat curation timbulkan, persepsi pembeli akan menjadi positif sehingga

menimbulkan ketertarikan ketika melihat dan menilai review yang ditulis

oleh orang yang dianggap lebih menguasai suatu bidang tersebut.

3. Creation

Creation adalah tahap berikut setelah curation, dimana creation ini adalah langkah yang menentukan sedikit banyaknya tanggapan pada suatu

kejadian. Dalam tahap ini perusahaan membiarkan konsumen memilih

(33)

bantuan, contoh, dan fasilitas lainnya. Semakin sedikit yang usaha yang

konsumen lakukan untuk memilih dan menciptakan sesuatu akan semakin

baik. Menjalankan tahapan ini didasarkan pada pemikiran bahwa manusia

gemar untuk membagi informasi tentang apa yang mereka lakukan dan

bicarakan, dan umumnya di usahakan untuk kepentingan mereka didalam

komunitas yang besar.

4. Collaboration

Collaboration adalah hasil dari consumption, curation dan creation yang memunculkan aktifitas individual yang besar. Seperti jika seorang sudah

melihat suatu video, lalu memberikan penilaian, dan selanjutnya

mengunggah sesuatu, proses ini dapat membangun suatu rantai yang

memberikan nilai bagi perusahaan. Tetapi kolaborasi adalah titik akhir

dimana konsumen dan perusahaan saling terlibat hubungan timbal balik

yang nantinya dapat menghasilkan masukan yang positif bagi perusahaan.

Proses ini akan terus berulang ketika sesuatu konten yang baru akan muncul.

Selain dilihat dari intensitas dan pola penggunaan, konsumen yang

mengakses media sosial dapat digolongkan menjadi beberapa kategori. The

graphic, visualization & usability center, the Georgia institute of technology menggolongkan pengguna internet menjadi tiga kategori dengan

berdasarkan intensitas internet yang digunakan:

A. Heavy user (lebih dari 40 jam per bulan)

B. Medium user (antara 10 sampai 40 jam per bulan)

(34)

Lebih mendalam, North American Telegraphic mengemukakan bahwa

terdapat 7 kategori pengguna media sosial berdasarkan kegiatan yang mereka

lakukan di media sosial. Ketujuh kategori tersebut pertama yaitu creators, kategori

yang mempublikasikan konten – konten yang mereka ciptakan ke media sosial.

Kedua yaitu conversationalists ketegori yang aktif melakukan percakapan mereka

di media sosial. Ketiga yaitu critics kategori yang berkontribusi dalam online

forums, memberikan komentar pada akun media sosial brand, dan mempublikasikan review tentang produk atau brand. Keempat yaitu collectors,

ketegori yang menyebutkan atau menandai dengan nama produk atau brand pada

postingannya di media sosial. Kelima yaitu joiners, kategori yang selalu mengawasi

dan mengurus akun media sosialnya. Keenam yaitu spectators, kategori yang hanya

melihat, membaca atau mendengarkan konten di media sosial. Ketujuh yaitu

inactives, kategori yang tidak melakukan kegiatan apapun di media sosial.

2.1.4 Hubungan Social Media Marketing dan Customer Equity

Social media marketing adalah strategi menggunakan Internet sebagai alat untuk berkolaborasi, mencari dan berbagi informasi, dan berkomunikasi mengenai

ide serta topic yang menarik dan dianggap penting (Wilcox, 2013). Hal ini

menjadikan pengguna bukan lagi sebagai penerima pasif informasi, melainkan

menjadi pencari dan penyebar informasi secara aktif. Selain itu, penggunaan social

media juga dapat ditujukan sebagai channel informasi mengenai kegiatan penjualan dan promosi untuk meningkatkan pelayan kepada pelanggan dengan menjadikan

social media sebagai channel untuk memberikan umpan balik dan tanggapan oleh pelanggan kepada perusahaan.

(35)

Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Priambada (2015) dengan judul penelitian “Manfaat Penggunaan Media Sosial pada Usaha Kecil Menengah (UKM)”, Penelitian ini menunjukkan bahwa manfaat yang paling dirasakan oleh pemilik/pengelola UKM dalam penelitian ini adalah media sosial sangat bermanfaat

dalam: 1) mempermudah komunikasi efektif antara pengelola UKM, konsumen dan

pemasok; 2) meningkatkan pemasaran dan memperluas pangsa pasar; 3) membantu

meningkatkan pengetahuan pengelola UKM dan membantu keputusan bisnis,

Penelitian ini menunjukkan bahwa pemanfaatan media sosial pada UKM telah

membantu meningkatkan volume penjualan UKM. Peningkatan volume penjualan

paling banyak dirasakan UKM sebesar 10-49%.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyebutkan bahwa

media sosial adalah sebagai alat pemasaran produk atau jasa selain sebagai wadah

interaksi dengan pelanggan untuk mencoba untuk memecahkan masalah mereka

sendiri. Penjelasan lain menyebutkan bahwa peningkatan penjualan ataupun

pengurangan biaya merupakan dampak dari pengelolaan pemasaran jangka panjang

yang tepat. Hasil dari penelitian menjelaskan bahwa keuntungan yang diterima

oleh UKM berkorelasi sangat kuat dengan adopsi dari Teknologi Informasi

Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Prihandini dan Daryanti (2013) dengan judul “Analisis Pengaruh Aktivitas Social media marketing Terhadap Customer equity pada Merek Luxury studi kasus merek Zara”, hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa aktivitas Social media marketing yang dilakukan Zara secara

signifikan mempengaruhi Customer equity, melalui value equity, relationship

(36)

Selanjutnya berdasarkan penelitian Marta dan William (2016) dengan judul “Studi terpaan media pemasaran melalui Posting Instagram terhadap Ekuitas Merek Pelanggan Sumoboo!” maka dapat disimpulkan hasil dari penelitian ini

adalah positif dan signifikan. Hal ini menyatakan bahwa jika semakin banyak

pelanggan yang mengunggah foto dessert melalui akun Instagramnya, maka

posting foto tersebut dapat menerpa dan membantu meningkatkan nilai ekuitas

merek SumoBoo! bagi pengikut akun (followers) dari pelanggan tersebut.

Dampak dari penyebaran atau posting foto melalui Instagram mampu

memberikan keuntungan bagi lembaga bisnis yang terkait, karena para

pengunggah foto tersebut telah melakukan promosi atau iklan, baik secara

disengaja ataupun tidak. Implikasi studi ini terutama ditujukan pada lembaga

bisnis food and beverage, dimana penelitian ini diharapkan mampu menjadi

pijakan dalam mengoptimalkan tren social media yang ada sekarang ini, karena

dapat dijadikan sebagai sarana promosi yang sangat menjanjikan.

Kemudian Penelitian lain yang dilakukan oleh Arief dan Millianyani (2015) dengan judul “Pengaruh Social media marketing Melalui Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen Sugar Tribe” Penelitian ini membuktikan bahwa

Social media marketing yang terdiri dari Context, Communication, Collaboration dan Connection berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Beli

Konsumen Sugar Tribe. Penggunaan media sosial di sini menjadikan customer

atau pelanggan sebagai salah satu agen promosi dari brand tersebut. Walaupun

hal ini terlihat seperti hal yang tidak disengaja, namun respon yang dinyatakan

(37)

tinggi.

2.2 Peneliti Terdahulu yang relevan

Berdasarkan hasil maping yang dilakukan oleh peneliti maka dapat

diterjemahkan kedalam hasil penelitian terdahulu sebagai berikut :

1. Prihandini (2014) melakukan penelitian berjudul “Analisis Pengaruh Media Sosial Terhadap Ekuitas Konsumen Produk Sepatu Adorable” yang dipublikasikan pada Jurnal Universitas Indonesia;Vol.5, No.3;2014.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memberikan penjelasan rinci

tentang pengaruh media sosial terhadap ekuitas konsumen produk sepatu

adorable. Operasional variable dalam penelitian ini adalah Media Sosial.

Dengan menggunakan metode analisis SEM (Structural Equation Model)

Ditemukan kesimpulan bahwa media sosial berpengaruh positif terhadap

ekuitas konsumen produk sepatu adorable.

2. Faiza dan Daryanti (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis

Pengaruh Aktivitas Social media marketing Terhadap Customer equity pada

Merek Luxury” yang telah dipublikasikan pada Jurnal Universitas Indonesia

Vol.7. No.9 (2013). Penelitian ini merupakan tambahan yang berharga

dalam literatur yang ada dan dalam penelitian ini akan sangat membantu

dalam Analisis Pengaruh Aktivitas Social media marketing Terhadap

Customer equity pada Merek Luxury. Metode analisis dan hipotesa

menggunakan SEM (Structural Equation Model), dan mendapatkan hasil

penelitian Terdapat Pengaruh Positif antara Aktivitas Social media

(38)

3. Marta dan William (2016) melakukan penelitian yang berjudul “Studi

Terpaan Media Pemasaran Melalui Posting Instagram Ekuitas Merek Pelanggan Sumoboo” yang telah dipublikasikan pada Jurnal Komunikasi Vol. 8. No. 1 (2017). Dengan menggunakan metode Analisis Regresi

Berganda dan mendapatkan hasil penelitian Pengaruh antara terpaan dari

Instagram sebagai media sosial terhadap ekuitas merek adalah positif dan

signifikan.

4. Arief dan Millianyani (2015) melakukan penelitian yang berjudul ”Pengaruh Social media marketing Melalui Instagram Terhadap Minat Beli Konsumen Sugar Tribe” yang telah dipublikasikan pada Jurnal

e-Proceeding of Management Vol. 2. No. 3 (2015). Dengan menggunakan

metode Analisis Regresi Berganda dan mendapatkan hasil penelitian Social

media marketing berpengaruh positif terhadap minat beli konsumen sugar tribe.

5. Lesmana (2017) melakukan penelitian yang berjudul “The Impact of Social

media marketing Activity Toward the Increase of Consumer’s Equity and Purchasing Intention to the Product of Brand Fashion Rabbani” yang telah

dipublikasikan pada Journal of Academic in Business an Social science Vol.

3. No. 5 (2013). Dengan menggunakan metode SEM (Structural Equation

Modelling) ditemukan kesimpulan bahwa Marketing activity through social

media perception has a positive and significant impact toward the equity value, equity relation and equity brand.

(39)

melakukan penelitian yang berjudul ” Effect Of Servicescape And Customer Experience On Social Location Marketing ( Case Study At Cafe In Medan)”

yang telah dipublikasikan pada Business and Management Research

(AEBMR) Vol. 46 No. 1 (2017). Dengan menggunakan metode Path Analysis ditemukan kesimpulan bahwa Servicescape dan social media berpengaruh positif terhadap loyalitas consumer (study case to café visitor

at Medan).

2.3 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, landasan teori dan

kerangka pemikiran dapat diajukan hipotesis sebagai berikut:

Hipotesis pertama: Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Consumption PT.

PZ Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity,

dimana dalam hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hasil kesimpulan

penelitian sebagai berikut:

1. Fadiah Prihandini (2014) dalam artiket yang berjudul ”Social Media

Marketing Consumption berpengaruh terhadap Ekuitas Konsumen studi

kasus pada sepatu Adorable” menurut Prihandi pada Jurnal Universitas

Indonesia;Vol.5, No.3, Tahun 2014. Dimana pada temuan hasil

penelitian ini mengatakan Ditemukan kesimpulan bahwa media sosial

berpengaruh positif terhadap ekuitas konsumen produk sepatu adorable.

Hipotesis kedua: Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Curation PT. PZ

Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity, dimana

(40)

sebagai berikut:

1. Kajian teori yang mengatakan bahwa social media marketing curation

berpengaruh terhadap ekuitas konsumen “Studi Terpaan Media

Pemasaran melalui Posting Instagram Ekuitas Merek pelanggan

sumoboo!” menurut Martha dan William (2016) pada Jurnal

Komunikasi Vol. 8. No. 1 (2017). Penelitian tersebut mengatakan bahwa

: Pengaruh antara terpaan dari Instagram sebagai media sosial terhadap

ekuitas merek adalah positif dan signifikan.

Hipotesis ketiga: Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Creation PT. PZ

Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity, dimana

dalam hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hasil kesimpulan penelitian

sebagai berikut:

1. Lesmana (2017) teori yang mengatakan bahwa social media marketing

creation berpengaruh positif dan signifikan dalam penelitan yang berjudul “The Impact of Social media marketing Activity Toward the Increase of Consumer’s Equity and Purchasing Intention to the Product of Brand Fashion Rabbani yang telah dipublikasikan pada Journal of

Academic in Business an Social science Vol. 3. No. 5 (2013).

Hipotesis keempat: Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Collaboration PT.

PZ Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity,

dimana dalam hipotesa ini didukung oleh kajian teori dan hasil kesimpulan

(41)

1. Kajian teori yang mengatakan bahwa social media marketing

Collaboration berpengaruh positif dan signifikan. Hal ini sesuai dengan penelitan yang dilakukan Syafrizal Helmi Situmorang, Ahmad Azmi, Hardi Mulyono (2017) dengan penelitian yang berjudul ”Effect Of Servicescape And Customer Experience On Social Location Marketing

( Case Study At Cafe In Medan)” yang telah dipublikasikan pada

Business and Management Research (AEBMR) Vol. 46 No. 1 (2017).

Hipotesis kelima: Dinyatakan bahwa Sosial Media Marketing Consumption,

Curation, Creation, dan Collaboration PT. PZ Cussons Indonesia yang ditetapkan akan meningkatkan Customer Equity, dimana dalam hipotesa ini didukung oleh

kajian teori dan hasil kesimpulan penelitian sebagai berikut:

1. Kajian teori yang mengatakan bahwa social customer equity dipengaruhi

oleh Social Media Marketing secara positif dan signifikan . Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Faiza dan Daryanti (2013) melakukan penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Aktivitas Social media marketing Terhadap Customer equity pada Merek Luxury” yang telah dipublikasikan pada Jurnal Universitas Indonesia Vol.7. No.9 (2013).

(42)

26

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada penelitian ini adalah penelitian asosiatif yaitu

penelitian yang menghubungkan dua variable atau lebih (Situmorang, 2017).

Berdasarkan teori tersebut maka penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.

Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah Social media

marketing yang terdiri dari Consumption, Curation, Creation dan Collaboration terhadap Customer equity PT. PZ Cussons Indonesia.

3.2 Tempat dan Waktu/ Jadwal Penelitian

Penelitian dilakukan pada kalangan konsumen PT. PZ Cussons Indonesia

di Cikarang. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2019 sampai dengan

September 2019.

Tabel 3.1

Jadwal Kegiatan Penelitian

No Uraian Maret April Mei Juni Juli Agust Sept

1 Observasi

2 Menyusun proposal

3 Bimbingan proposal 4 Revisi hasil 5 Penelitian lebih lanjut 6 Pengumpulan data

7 Bimbingan skripsi

8 Ujian skripsi Sumber: Peneliti

(43)

Fadiah Prihadini, 2014

Marta dan William, 2016

Fariz Lesmana, 2017

Faiza Daryanti, 2013

Syafrizal Helmi Situmorang, Ahmad Azmi, Hardi Mulyono, 2017

H1 H2 H3 H5 H4 3.3 Kerangka Konsep/Pemikiran 3.3.1 Desain Penelitian Gambar 3.1 Menginformasika n produk baru Menyampaikan dengan konten yang menarik Informasi jelas dan mudah dipahami Mengetahui jenis produk yang ditawarkan Consumption (X1) Adanya tanggapan pesan dari pelanggan Pelanggan mengikuti social media Pelanggan membuat review Rekomendasi kepada pelanggan Rekomendasi Keunggulan produk Memberikan informasi ke pelanggan lain Memberi masukan terhadap produk Bertukar pikiran dengan pelanggan lain Adanya kerjasama dengan perusahaan lain Curation (X2) Customer Equity (Y) Creation (X3) Colaboration (X4) Kualitas produk Pelanggan mengingat merek Komitmen pelanggan interaktif

(44)

Keterangan:

H1 = X1 :Y Fadiah Prihadini, Jurnal Universitas Indonesia :

Volume 5, Nomor 3, Tahun 2014

H2 = X2 :Y Marta dan Wiliam, Jurnal Komunikasi : Volume 8,

Nomor 1, Tahun 2017

H3 = X3 :Y Lesmana, Journsl of Academic in Business an Social :

Volume 3, Nomor 5, Tahun 2013

H4 =X4 :Y Syafrizal Helmi Situmorang, Ahmad Azmi, Hardi

Mulyono, Business and Management Researt (AEBMR) :

Volume 46, Nomor 1, Tahun 2017

H5 =X5 :Y Faiza Daryanti, Jurnal Universitas Indonesia Volume

7, Nomor 9, Tahun 2013.

3.3.2 Diskriptif Operasional dan Instrument Variabel Penelitian

Diskripsi operasional variabel ini diperlukan untuk menjelaskan pengertian

masing-masing variabel yang akan diteliti besarnya indicator pengukur yang akan

diperlukan. Variabel-variabel tersebut dalam penelitian ini antara lain :

Tabel 3.2

Definisi Operasional Variabel

Variable Indikator Definisi Indikator

Consumption (X1) (Prihandini, 2014) Menginformasikan Produk Baru Perusahaan selalu menginformasikan setiap produk baru di media sosial

(45)

Menyampaikan dengan konten menarik

Perusahaan selalu menyampaikan produk-produk di media sosial dengan konten yang menarik dan

Inovatif Informasi jelas dan mudah

dipahami

Produk yang Perusahaan sampaikan di media sosial jelas dan mudah dipahami

Mengetahui jenis produk yang ditawarkan

Pelanggan mengetahui produk Perusahaan yang ditawarkan media sosial

Curation (X2) (Marta dan William, 2016)

Adanya tanggapan pesan dari pelanggan

Pelanggan sering menanggapi pesan/informasi mengenai produk yang Perusahaan jual di media sosial

Pelanggan mengikuti social media

Pelanggan mengikuti social media dimiliki Perusahaan

Pelanggan membuat review Pelanggan sering mereview produk yang Perusahaan pasarkan di media sosial

Creation (X3) (Fariz Lesmana, 2017) Rekomendasi kepada pelanggan lain Pelanggan merekomendasikan ke pelanggan lain melalui media sosial mengenai produk Perusahaan

Rekomendasi keunggulan produk

Pelanggan menginformasikan keunggulan dari produk Perusahaan di media sosial

Memberikan informasi kepelanggan lain

Pelanggan sering memberikan informasi mengenai produk yang ditawarkan Perusahaan ke pelanggan lainnya

(46)

Collaboration (X4) (Syafrizal Helmi Situmorang, Ahmad Azmi, Hardi Mulyono, 2017)

Memberi masukan terhadap produk

Pelanggan berpartisipasi memberikan masukan mengenai produk yang ditawarkan Perusahaan

Bertukar pikiran dengan pelanggan lain

Perusahaan selalu bertukar pikiran dengan pelanggan lain untuk memajukan produk yang di pasarkan

Adanya kerjasama dengan perusahaan lain

Perusahaan akan bekerjasama dengan pengusaha lain untuk meningkatkan penjualan produk di media sosial Customer Equity

(Y)

(Faiza dan Daryanti, 2013)

Kualitas produk Perusahaan akan selalu

memberikan produk yang berkualitas kepada konsumen

Pelanggan mengingat merek

Pelanggan akan mengingat merek yang Perusahaan berikan ke mereka

Komitmen pelanggan konsumen berbicara mengenai komitmen mereka

pada produk yang Perusahaan tawarkan

Interaktif Perusahaan akan selalu

(47)

3.4 Populasi dan Sampel 3.4.1 Populasi

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya

sebagai objek penelitian (Kuncoro, 2013). Adapun pengertian populasi lainnya

Menurut Bailey dalam Priyono (2016), populasi adalah keseluruhan gejala/satuan

yang ingin diteliti sehingga sampel harus dilihat sebagai suatu pendugaan terhadap

populasi dan bukan populasi itu sendiri. Populasi dalam penelitian ini adalah

customer PT.PZ Cussons Indonesia di Cikarang Selatan sebanyak 100 konsumen yang mendapatkan informasi produk melalui media sosial yang tidak diketahui

jumlah.

3.4.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2010) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik

yang dimiliki oleh populasi tersebut. Kriteria sampel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pengusaha muda yang memasarkan produknya melalui media

sosial, Karena jumlah pengusaha muda yang memasarkan produk di media sosial

tidak diketahui jumlahnya sehingga untuk menentukan sampel digunakan rumus

supramono :

Teknik pengambilan sampel menggunakan non probability sampling, yaitu

teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan yang

sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel

(Sugiyono, 2012). Jenis non probability sampling yang digunakan adalah jenis

(48)

Jumlah sampel yang akan diambil dalam penelitian ini adalah 100 responden.

Adapun kriteria dalam penelitian ini yaitu, pengguna media sosial yang terhubung

langsung dengan akun-akun PT. PZ Cussons Indonesia.

3.5 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Kuesioner

Kuesioner adalah cara pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

kepada responden tentang variabel-variabel dalam penelitian. Metode ini

digunakan untuk menyingkap identitas penelitian dan untuk mengungkap

variabel-variabel dalam penelitian. Dan untuk pengolahan data dari hasil

kuesioner yang telah diisi oleh responden diberi angka/bobot nilai

berdasarkan skala. Dan skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Skala Likert. Skala Likert adalah skala yang digunakan untuk mengukur

sikap pendapat dan presepsi seseorang tentang suatu objek atau fenomena

tertentu (Siregar, 2014).

Skor skala likert adalah seperti berikut :

Tabel 3.3 Skor Skala Likert

No Alternatif Jawaban Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

(49)

2. Wawancara

Wawancara, yaitu dengan cara melakukan komunikasi dengan pihak-pihak

yang terkait sesuai dengan topik yang diteliti

3. Studi Dokumentasi

Studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data dengan mengumpulkan

dan mempelajari data-data yang diperoleh dari buku-buku, jurnal, dan

informasi dari internet yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.6 Metode Analisis Data 1. Uji Validitas

Uji validitas adalah menunjukkah sejauh mana suatu alat ukur mampu mengukur

apa yang ingin diukur (Siregar, 2014) dalam Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani

(2015) Pengujian validitas dilakukan dengan program SPSS. Kriteria pengambilan

keputusan untuk menyatakan valid adalah:

- Jika nilai signifikasi < 0.05 (∝= 5%), maka pertanyaan dinyatakan valid.

- Jika nilai signifikasi > 0.05 (∝= 5%), maka pertanyaan dinyatakan tidak valid

2. Uji Reabilitas

Uji reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap

konsisten apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang

sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama pula. Pngujian reliabilitas

menggunakan program SPSS. Kriteria suatu instrumen penelitian dikatakan

reliable, bila koefisien reliabilitas (r) > 0,6 (Siregar, 2014) dalam Tanto Wijaya dan

(50)

3. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui bahwa sebaran data penelitian

berdistribusi normal atau tidak. Metode yang digunakan untuk menguji normalitas

adalah (Priyatno, 2012) dalam Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani (2015) untuk

itu digunakan Metode One-Sample KolmogorovSmirnov Test jika (nilai > ∝= 0,05)

maka data berdistribusi normal. Jika, (nilai < ∝= 0,05), maka data tidak

berdistribusi normal.

b. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas digunakan untuk mengetahui apakah di dalam persamaan

regresi terjadi gejala multikolinieritas, jika ada berarti sesama variabel bebasnya

terjadi korelasi. Gejala multikolinieritas dapat diketahui dengan dua metode, yaitu

(Wibowo, 2012) dalam Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani (2015)

1) Jika VIP (Variance Inflation Factor) kurang dari 10, maka menunjukkan tidak

terdapat multikolinieritas, artinya tidak terdapat pengaruh variabel bebas.

2) Jika nilai koefisien korelasi antar variabel bebasnya tidak lebih besar dari 0.5,

maka dapat ditarik kesimpulan model persamaan tersebut tidak mengandung

multikolinieritas

c. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya kesamaan

varian dari residual pada model regresi. Metode yang digunakan adalah dengan

mengkorelasikan nilai absolut residualnya dengan masing-masing variabel

(51)

0.05, maka model tidak mengalami heteroskedastisitas (Wibowo, 2012) dalam

Tanto Wijaya dan Fransisca Andreani (2015). Pendeteksian ada atau tidaknya

heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan scatterplot, jika scatterplot

menghasilkan titik-titik yang tidak membentuk suatu pola dan menyebar di atas dan

di bawah nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedasitas. Jika scatterplot

menghasilkan titik-titik yang membentuk suatu pola dan menyebar di atas dan di

bawah nol pada sumbu Y, maka terjadi heteroskedasitas.

4. Uji Hipotesis

a. Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis koefisien regresi pada dasarnya merupakan pengujian terhadap derajat

signifikansi hubungan dan besarnya pengaruh dari variabel bebas (independen)

terhadap variabel terikat (dependen). Rangga Mahardhika, Djamhur Hamid,dan Ika

Ruhana (2013) Uji ini digunakan untuk mengetahui hipotesis yang pertama dan

hipotesis yang kedua

dengan rumus : Y = a + b1X1+b2X2+b2X3+b2X4 Dimana : Y = Customer Equity X1 = Consumption X2 = Curation X3 = Creation X4 = Collaboration b1 , b2 ,b3, b4 = Koefisien Regresi

b. Koefisien Determinasi (R Square)

(52)

dependen dapat dijelaskaan oleh variasi variabel independen. R2 diperoleh dengan

rumus :

Adjusted R2 = 1-(1-R2) 𝑁−1 𝑁−𝐾

R2 = Besarnya koefisien determinasi sampel

N = Banyaknya observasi atau jumlah sampel

K = Banyaknya variabel

Jika adjusted R2 mendekati 1, menunjukan bahwa variabel independen secara

bersama – sama berpengaruh terhadap variabel dependen sehingga model yang

digunakan dengan baik.

c. Uji Statistik t

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel

independen terhadap variabel dependennya. Uji t digunakan untuk menunjukkan

dukungan terhadap hipotesis penelitian. Apabila nilai thitung lebih besar dari t tabel

atau tingkat signifikan yang diperoleh lebih kecil dari 0,05, maka variabel

independen tersebut berhubungan secara statistik terhadap variabel dependennya

atau dengan kata lain hipotesis alternatif terdukung secara statistik. Sebaliknya

apabila t hitung lebih kecil dari ttabel, maka hipotesis penelitian tidak terdukung

secara statistik (Ghozali, 2012) dalam Nur Ismatul Maulida (2018).

d. Uji Statistik F

Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua variabel independen atau

bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama sama

terhadap variabel dependen atau terikat. Untuk menguji apakah model regresi yang

(53)

alternatifnya tidak dapat ditolak atau dengan α = 0,05 variabel independennya

secara statistik memperngaruh variabel dependennya bersama sama (Ghozali,

(54)

38

BAB IV

GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

4.1 Sejarah Obyek Penelitian

PT PZ Cussons Indonesian pertama kali hadir di Indonesia pada tahun 1988,

PT PZ Cussons Indonesia sudah mempunyai komitmen yang jelas dalam rangka

mengoprasikan kegiatan usahanya. PT PZ Cussons Indonesia berdiri pada tahun

1988 dan berlokasi di Jl. Halim Perdana Kusuma No. 144 Kebon Besar, Batu Ceper,

Tangerang, Banten 15124. Dengan luas area 46834 m2 dan luas bangunan 21365

m2. PT PZ Cussons Indonesia telah memproduksi dan mendistribusikan lebih dari

30 merek di seluruh dunia yang mencangkup Eropa, Afrika, dan Asia. Adapun

kebijakan internasional PT PZ Cussons Indonesia adalah memfokuskan pada

pangsa pasar berdasarkan letak geografis secara spesifik yang pontensial untuk

dikembangkan.

PT PZ Cussons Indonesia mengembangkan produk-produk yang relevan,

berkualitas tinggi, dan inovatif melalui pemahaman yang mendalam mengenai

kebutuhan dan aspirasi-aspirasi konsumen lokal. Produk PT PZ Cussons Indonesia

didistribusikan lewat jaringan terbaik berdasarkan pengalaman bertahun-tahun

dalam perdagangan global.

PT PZ Cussons Indonesia Berikut ini merupakan sejarah berdirinya

perusahaan PT PZ Cussons Indonesia :

Pada tahun 1884 George Peterson dan George Zochonis mendirikan pos

(55)

diseluruh wilayah memantang dalam periode perjalanan lambat dan sulit. Kedua

orang berbagai keyakinan yang kuat dalam bagaimana melakukan bisnis secara

efektif dan bertanggung jawab, dengan semangat kewirausahaan, mata untuk

peluang besar dan bias melakukan sikap dan nilai yang masih memandu organisasi

ini. Di tahun 1899 Peterson dan Zochonis membuka kantor cabang pertama mereka

di Negeria dan pada tahun 1900-an merupakan periode cepat ekspansi bisnis untuk

membangun basis di seluruh Afrika, Eropa dan Asia. Kemudian Peterson dan

Zochonis membuka pabrik sabun pertama di Negeria.

PZ terdaftar di London Stok Exchange pada tahun 1953, dukungan yang

pantastis, kinerja kelompok melalui masa menantang dua perang dunia.

Pertumbuhan terus sebagai PZ menetapkan basis manufaktur di Ghana tahun

1969. Ditahun 1970 PZ memasuki diterjen dan kulkas pasar di Negeria dan

memperoleh bisnis makanan Yunani. PZ mengakuisisi perusahaan Inggris

Cussons termasuk memimpin sabun merek rumah tangga Imperial Leather. Dan

pada tahun 1980-an sampai 1990-an PZ membeli pabrik sabun pertama di Kenya,

dan membentuk operasi di Thailand, Indonesia dan Polandia. Selama periode ini

PZ membangun Negara Seni memcuci pribadi cairan manufacturing center, pusat

inovasi dan perfumery di Agecroft. Baru fasilitas sabun batangan diproses di

Thailand dan meningkatkan basis manufaktur pribadi serta home care di Negeria.

Pada tahun 2002 Peterson dan Zochonis Plc dinamai dengan PZ Cussons Plc

dan juga mendapatkan niche pribadi merek perawatan Original Source. Tahun

Pada tahun 1884 George Peterson dan George Zochonis mendirikan pos

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis bagaimana social media marketing dapat berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap keputusan

(2016), menyatakan bahwa social media marketing memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap brand equity disebabkan pemasaran melalui media sosial dapat

Sehingga dapat diketahui terdapat hubungan positif yang kuat antara social media marketing dengan brand image, di mana semakin baik social media marketing maka akan

SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dibahas, maka bisa disimpulkan bahwa variabel influencer marketing dan social media berpengaruh secara parsial dan

menunjukkan bahwa secara simultan social consumption motivation dan opinion leadership mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap materialism dalam

Hasil dari analisis data menggunakan SPSS 23 membuktikan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan baik secara parsial maupun simultan antara variabel Social Media Marketing,

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa atribut produk wisata dan Social Media Marketing secara simultan berpengaruh signifikan terhadap keputusan berkunjung di Kampoeng Tulip

Hasil ini relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zuliestiana et al, 2019 yang menyatakan bahwa social media marketing berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli,