• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS MATAKULIAH SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP TURBIN UAP : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATAKULIAH

SISTEM PEMBANGKIT TENAGA UAP

“TURBIN UAP”

NAMA : 1. ADE SURYAN YULIANTO (G1C012003) 2. SEPRIANSYAH (G1C01100)

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BENGKULU

2015

(2)

TURBIN UAP

DEFINISI TURBIN UAP

Turbin uap merupakan suatu penggerak mula yang mengubah energi potensial uap menjadi energi kinetik dan selanjutnya diubah menjadi energi mekanis dalam bentuk putaran poros turbin. Poros turbin, langsung atau dengan bantuan roda gigi reduksi, dihubungkan dengan mekanisme yang akan digerakkan. Tergantung dari jenis mekanisme yang digerakkan turbin uap dapat digunakan pada berbagai bidang industri, seperti untuk pembangkit listrik.

Pengertian energi potensial uap adalah direpresentasikan dalam property

(sifat) uap yang menggerakkan turbin, dalam hal ini sifat uap adalah tekanan, temperatur, enthalpy. Sedangkan energi gerak putar poros adalah besaran momen putar yang ditimbulkan oleh gaya dorong uap pada sudu gerak turbin.

Transformasi energi pada sudu gerak turbin adalah perubahan energi kinetik (kecepatan) uap yang masuk dan keluar sudu.

(3)

PRINSIP KERJA TURBIN UAP

Secara singkat prinsip kerja turbin uap adalah sebagai berikut :

 Uap masuk kedalam turbin melalui nosel. Didalam nosel energi panas dari uap dirubah menjadi energi kinetis dan uap mengalami

pengembangan.Tekanan uap pada saat keluar dari nosel lebih kecil dari pada saat masuk ke dalam nosel, akan tetapi sebaliknya kecepatan uap keluar nosel lebih besar dari pada saat masuk ke dalam nosel. Uap yang memancar keluar dari nosel diarahkan ke sudu-sudu turbin yang berbentuk lengkungan dan dipasang disekeliling roda turbin. Uap yang mengalir melalui celah-celah antara sudu turbin itu dibelokkan kearah mengikuti lengkungan dari sudu turbin. Perubahan kecepatan uap ini menimbulkan gaya yang mendorong dan kemudian memutar roda dan poros turbin.

 Jika uap masih mempunyai kecepatan saat meninggalkn sudu turbin berarti hanya sebagian yang energi kinetis dari uap yang diambil oleh sudu-sudu turbin yang berjalan. Supaya energi kinetis yang tersisa saat

meninggalkan sudu turbin dimanfaatkan maka pada turbin dipasang lebih dari satu baris sudu gerak. Sebelum memasuki baris kedua sudu gerak. Maka antara baris pertama dan baris kedua sudu gerak dipasang satu baris sudu tetap ( guide blade ) yang berguna untuk mengubah arah kecepatan uap, supaya uap dapat masuk ke baris kedua sudu gerak dengan arah yang tepat.

 Kecepatan uap saat meninggalkan sudu gerak yang terakhir harus dapat dibuat sekecil mungkin, agar energi kinetis yang tersedia dapat dimanfaatkan sebanyak mungkin. Dengan demikian effisiensi turbin menjadi lebih tinggi karena kehilangan energi relatif kecil.

(4)

Gambar 2. Ilustrasi kerja Turbin Uap

Gambar 3. Skema Kerja Turbin Uap BAGIAN – BAGIAN TURBIN

A. Komponen-komponen Utama Sistem Turbin Uap

Secara umum komponen-komponen utama dari sebuah turbin uap adalah : 1. Nosel, sebagai media ekspansi uap yang merubah energi potensial menjadi

energi kinetik.

2. Sudu, alat yang menerima gaya dari energi kinetik uap melalui nosel. 3. Cakram, tempat sudu-sudu dipasang secara radial pada poros.

(5)

4. Poros, sebagai komponen utama tempat dipasangnya cakram-cakram sepanjang sumbu.

5. Bantalan, bagian yang berfungsi uuntuk menyokong kedua ujung poros dan banyak menerima beban.

6. Kopling, sebagai penghubung antara mekanisme turbin uap dengan mekanisme yang digerakkan.

Untuk melihat komponen-komponen utama pada turbin dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 4. Turbin uap

Gambar 5. Komponen turbin uap Adapun komponen lainnya dari turbin uap yaitu sebagi berikut:

(6)

1. Cassing

Adalah sebagai penutup bagian-bagian utama turbin. 2. Rotor

Adalah bagian turbin yang berputar yang terdiri dari poros, sudu turbin atau deretan sudu yaitu stasionary blade dan moving blade. untuk turbin bertekanan tinggi atau ukuran besar, khususnya unuk turbin jenis reaksi maka motor ini perlu di balance untuk mengimbagi gaya reaksi yang timbul secara aksial terhadap poros.

3. Bearing Pendestal

Adalah merupakan kedudukan dari poros rotor. 4. Journal bearing

Adalah turbine part yang berfungsi untuk menahan gaya radial atau gaya tegak lurus rotor.

5. Thrust bearing

Adalah turbine part yang berfungsi untuk menahan atau untuk menerima gaya aksial atau gaya sejajar terhadap poros yang merupakan gerakan majumundurnya poros rotor.

6. Main oli pump

Berfungsi untuk memompakan oli dari tangki untuk disalurkan pada bagian-bagian yang berputar pada turbin, dimana fungsi dari lube oil adalah :

 sebagai pelumas pada bagian – bagian yang berputar.

 sebagai pendingin ( oil cooler ) yang telah panas dan masuk ke bagian turbin dan akan menekan / terdorong keluar secara sirkuler

 sebagai pelapis ( oil film ) pada bagian turbin yang bergerak secara rotasi.

 sebagai pembersih ( oil cleaner ) dimana oli yang telah kotor sebagai akibat dari benda-benda yang berputar dari turbin akanterdorong ke luar secara sirkuler oleh oli yang masuk .

7. Gland packing

sebagai penyekat untuk menahan kebocoran baik kebocoran uap maupun kebocoran oli.

(7)

Mempunyai fungsi yang sam dengan gland packing. 9. Impuls stage

Adalah sudu turbin tingkat pertama yang mempunyai sudu sebanyak 116 buah

10. Stasionary blade

Adalah sudu-sudu yang berfingsi untuk menerima dan mengarahkan steamyang masuk.

11. Moving blade

Adalah sejumlah sudu-sudu yang berfungsi menerima dan merubah energy steam menjadi energi kinetik yang akan memutar generator. 12. Control valve

Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk mengatur steam yang masukkedalam turbin sesuai dengan jumlah steam yang diperlukan. 13. Stop valve

Adalah merupakan katup yang berfungsi untuk menyalurkan atau menghentikan aliran steam yang menuju turbin.

14. Reducing gear

Adalah suatu bagian dari turbin yang biasanya dipasang pada turbin-turbindengan kapasitas besar dan berfungsi untuk menurunkan putaran poros rotor dari 5500rpm menjadi 1500 rpm.

JENIS TURBIN UAP

Turbin uap ada bermacam-macam jenis sesuai dengan kegunaannya, apabila digunakan untuk penggerak daya kecil maka lebih dipilih tingkat tunggal sampai tiga tingkat. Akan tetapi bila untuk menggerakkan daya yang besar lebih dipilih turbin multi stage sampai Tandem Compound.

Jenis-jenis Turbin Uap dapat digolongkan atas dasar sebagai berikut : 1. Berdasarkan proses transformasi energi uap

Turbin Impuls

Yaitu turbin yang ekspansi uap terjadi pada sudu tetapnya.Turbin impulse pertama kali dibuat oleh Branca pada tahun 1629. Turbin Impuls juga ada beberapa macam diantaranya:

(8)

o Turbin Impuls bertingkat kecepatan.Turbin kecepatan bertingkat (curtis) adalah jenis turbin yang mana kecepatan aliran uap yang mengalir di dalamnya bertingkat sedangkan tekanannya tetap.

o Turbin Impuls bertingkat tekanan.Turbin tekanan bertingkat (rateau) adalah jenis turbin yang mana kondisi tekanan uap yang mengalir di dalamnya bertingkat sedangkan kecepatannya tetap.

Turbin Reaksi

Yaitu turbin yang ekspansi uap terjadi pada sudu tetap dan sudu jalan.Turbin ini dirancang pertama oleh Hero, 120 tahun sebelum Masehi.

Gambar 6. Perbedaan turbin uap tipe impuls dan reaksi 2. Berdasarkan tekanan uap keluar turbin

 Turbin Back Pressure adalah turbin yang tekanan akhirnya diatas tekanan tmosfir karena uap keluaran akhir dari turbin tersebut tidak

(9)

Gambar 7. Turbin Back Pressure

 Turbin Condensing adalah turbin yang mana uap keluaran sudu terakhirnya dikondensasikan, tekanan akhir dari turbin kondensasi ini dibuat vaccum, sehingga temperature kondensasinya sedikit diatas temperatur air pendingin yang tersedia.

3. Berdasarkan tekanan uap masuk turbin

 Turbin Tekanan Super Kritis (Super Critical Pressure Turbines ) tekanan uap diatas 22,5 MPa

 Turbin Tekanan Tinggi ( High Pressure Turbines ) tekanan uap antara 8,8 – 22,5MPa

 Turbin Tekanan Menengah ( Intermediate Pressure Turbines)tekanan uap antara 1 – 8,8 MPa

 Turbin Tekanan Rendah ( Low Pressure Turbines ) tekanan dibawah 1 Mpa.

4. Berdasarkan pengaturan uap masuk turbin

Turbin pemasukan penuh (Full Admision Turbines)

Uap yang masuk turbin melalui katup masuk pada posisi buka penuh

(full Open)/posisi pembukaannya tetap sedangkan pengaturan daya turbin dengan cara menaikkan tekanan uap utama yang menyebabkan kenaikan masa alir uap yang masuk ke turbin. Hal ini menyebabkan

kenaikan/penurunan daya turbin fungsi dari tekanan uap masuk. Turbin semacam ini juga dikenal dengan sebutan Sliding Pressure Turbines.

(10)

Turbin pemasukan parsial (Partial Admision Turbines) Uap yang masuk turbin melalui katup masuk tidak pada

posisinmembuka penuhuntuk menaikkan/menurunkan daya turbin dengan cara mengatur laju alir uap ke turbinpenuh. Pengaturan laju alir uap ke turbin dilakukan dengan dua cara yaitu dengan pengendalian

Throtling Valve dan dengan pengendalian Nozles. 5. Berdasarkandari segi aliran uap

Turbin Reheat dan Non-Reheat

Turbin reheat terdiri lebih dari satu silinder dan uap mengalami proses pemanasan ulang di reheater boiler. Pada turbin reheat, uap yang keluar dari turbin tekanan tinggi (HP)dialirkan kembali kedalam ketel. Didalam ketel, uap ini dipanaskan kembali pada elemenpemanas ulang(reheater)

untuk selanjutnya dialirkan kembali melalui saluran reheat ke turbintekanan menengah dan turbin tekanan rendah.

Turbin Ekstraksi dan Non-Ekstraksi

Turbin ekstraksi (extraction turbine) adalah turbin yang mengekstrak sebagian uap yang mengalir dalam turbin. Pengekstraksian uap ini dapat dilakukan di beberapa tempat disepanjang casing turbin. Uap yang diekstrak kemudian dialirkan ke pemanas awal air pengisi untuk memanaskan air pengisi. Tekanan dan aliran uap ekstraksi sangat tergantung pada beban. Pada turbin-turbin ekstraksi yang relatif kecil, variasi tekanan dan aliran uap ekstraksi tidak terlalu signifikan sehingga tidak diperlukan katup pengatur pada saluran uap ekstraksinya. Turbin ekstraksi seperti ini disebut turbin ekstraksi otomatis (Automatic extraction Turbine).Tetapi pada turbin ekstraksi yang besar, variasi ini cukup besar sehingga diperlukan katup pengatur pada saluran ekstraksi guna mengontrol tekanan/aliran uap ekstraksi. Sedangkan pada turbin non ekstraksi, tidak dilakukan ekstraksi uap sama sekali. Jadi seluruh uap yang mengalir masuk turbin non ekstraksi akan keluar meninggalkan turbin melalui exhaust.

6. Berdasarkan dari segi Exhaust Flow

Single Flow.

Turbin-turbin kecil biasanya hanya memiliki 1 saluran exhaust. Turbin semacam ini biasanya disebut Turbin Single Flow. Tetapi untuk turbin-turbin besar, bila menerapkan rancangan seperti ini, maka dibutuhkan

(11)

exhaust yang sangat luas. Sebagaimana diketahui kondisi uap pada

exhaust turbin sudah dibawah jenuh atau uap basah, dan tekanannya dibawah tekanan atmosfir. Perubahan tekanan dari beberapa puluh bar menjadi tekanan minus mengakibatkan perubahan volume yang sangat besar sehingga dibutuhkan laluan yang luas agar uap dapat melintas tanpa hambatan yang berarti. Karena keterbatasan kemampuan material, luas laluan exhaust juga menjadi sangat terbatas, sehingga kemampuan turbin dengan exhaust tunggal juga terbatas.

Multi Flow

Umumnya dipakai pada turbin kapasitas besar, exhaust dipecah menjadi dua atau lebih. Bila ternyata dibutuhkan 2 exhaust, berarti keduanya berada dalam satu poros dengan aliran uap yang berlawanan. Rancangan turbin seperti ini disebut turbin multi flow (aliran banyak). Dengan cara seperti ini masalah keterbatasan luas laluan exhaust dapat diatasi sekaligus memberi perimbangan terhadap gaya aksial pada poros. 7. Berdasarkan Casing

Turbin Single Casing

Turbin single casing adalah turbin dimana seluruh tingkat sudu-sudunya terletak didalam satu casing saja. Ini merupakan konstruksi turbin yang paling sederhana yang hanya dapat diterapkan pada turbin-turbin kapasitas kecil.

Multi Casing

Untuk turbin-turbin kapasitas yang lebih besar, konstruksi single casing menjadi kurang cocok, maka dibuatlah turbin-turbin dengan 2 casing atau lebih (multy casing). Komposisi dari turbin multy casing ada 2 macam yaitu : Tandem Compound dan Cross Compound. Pada turbin tandem compound, casing-casing dipasang secara seri antara satu dengan lain sehinggga sumbu aksial casing berada dalam 1 garis.

(12)

Gambar 8a. Turbin susunan Cross Compound

Gambar 8b. Turbin susunan Tandem Compound

FUNGSI KERJA TURBIN

Fungsi kerja dari turbin uap secara umum suatu peralatan/equipment yang digunakan untuk memutar generator, dimana media yang digunakan untuk

memutar turbin adalah uap panas lanjut (uap kering) yang terlebih dulu diproses didalam boiler. Banyak pula pada peralatan – peralatan seperti pompa, fan, blower yang digerakan oleh turbin.

SIKLUS KERJA PADA TURBIN UAP Siklus Rankine

Siklus merupakan rangkaian sebuah proses dimana dimulai dari suatu tingkat kondisi yang akan kembali ke tingkat kondisi semula dan selalu berulang. Pada pembangkit tenaga uap, fluida yang mengalami proses-proses tersebut adalah air. Air berfungsi sebagai fluida kerja. Air dalam siklus kerjanya mengalami proses – proses pemanasan, penguapan, ekspansi, pendinginan, dan kompresi. Siklus

(13)

standar pembangkit tenaga uap adalah siklus Rankine. Siklus Rankine sederhana terdiri dari empat komponen utama yaitu pompa, boiler, turbin, dan condenser.

Gambar 9. Siklus rankine 1. Siklus Rankine Superheat

Pada Gambar dibawah proses 1-2-3-4 merupakan siklus Rankine ideal dengan pemanasan lanjut untuk mendapatkan uap kering.

Gambar 10. Siklus Rankine Superheat Adapun penjelasan proses tersebut adalah sebagai berikut :

1 – 2 Kompresi isentropis pada pompa

2 – 3 Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler 3 – 4 Ekspansi isentropis pada turbin

4 – 1 Pelepasan kalor dengan tekanan konstan pada kondensor 2. Siklus Rankine dengan Pemanasan Ulang

(14)

Untuk meningkatkan efisiensi siklus Rankine maka dari siklus Rankine ideal dilakukan perubahan dengan memanaskan ulang uap hasil ekspansi turbin pertama ke reheater dengan tujuan menaikan entalpi uap sehingga energi uap naik, selain itu uap yang akan digunakan untuk ekspansi ke turbin tingkat berikutnya tidak terdapat embun yang menyebabkan kerusakan sudu seperti pada gambar dibawah.

Gambar 11. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang Penjelasan dari gambar diatas adalah sebagai berikut :

1 – 2 Kompresi isentropis pada pompa

2 – 3 Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler

3 – 4 Ekspansi isentropis pada turbin tingkat pertama

4 – 5 Pemanasan ulang uap dari turbin tingkat pertama dengan tekanan konstan

5 – 6 Ekspansi isentropis pada turbin tingkat kedua

6 – 1 Pelepasan kalor dengan tekanan konstan pada kondensor 3. Siklus Rankine Regeneratif

Siklus Rankine regeneratif adalah modifikasi siklus Rankine dimana air sebagai fluida kerja dinaikkan temperaturnya dengan memanfaatkan uap ekstraksi dari turbin sehingga kalor yang dibutuhkan untuk memanaskan fluida kerja pada boiler berkurang. Hal ini tentu saja akan menaikkan efisiensi siklus. Regenerasi tidak hanya meningkatkan efisiensi siklus tetapi juga salah satu cara deareasi. Dearasi yaitu menghilangkan kadar oksigen dalam air yang

(15)

bisa menyebabkan korosi pada jalur perpipaan. Proses regenerasi umumnya dengan menggunakan alat yang biasanya disebut feed water heater dengan prinsip kerja seperti heat exchanger.(Boles, Cengel2006) Feed water heater

ada 2 jenis yaitu tipe terbuka dan tertutup. Open feed water heater atau bisa disebut juga pemanas kontak langsung secara prinsip adalah sebuah ruangan pencampur antara uap ekstraksi dengan fluida kerja (air).

Gambar 12. Siklus Rankine Regeneratif dengan Open Feedwater Heaeter

Proses pada siklus Rankine regeneratif dengan Open Feedwater Heater : 1 – 2 Air pengisi dari hotwelldipompa menuju Open FWH

2 – 3 Air pengisi bercampur dengan uap ekstraksi dari turbin (proses 6 – 3) 3 – 4 Air pengisi yang telah dipanaskan dipompa menuju boiler

4 – 5 Penambahan kalor ke air pengisi di boiler

5 – 6 Uap masuk turbin sebagian diekstraksi 5 – 7 Ekspansi uap di turbin

7 – 1 Pelepasan kalor di dalam kondensor

Tipe pemanas awal yang lain adalah Close Feedwater Heater atau biasa disebut pemanas sistem tertutup. Prinsip kerjanya adalah panas dari uap ekstraksi dipindahkan ke air pengisi namun tanpa terjadi kontak langsung.

(16)

Gambar 13. Siklus Rankine Regeneratif dengan Close Feedwater Heater

Dari diatas dapat dijelaskan prosesnya sebgai berikut : 1 – 2 Air dari hotwell dipompakan menuju ke Close FWH.

2 – 9 Air dipanaskan dalam Close FWH dengan uap ekstraksi (7-3)

3 – 4 Uap ekstraksi yang terkondensasi dipompakan menuju mixing chamber.

Di dalam mixing chamber air kondensasi ini bercampur dengan air pengisi yang telah dipanaskan.

5 – 6 Campuran dari mixing chamber dipompakan oleh pompa II ke boiler untuk dipanaskan kemudian dialirkan ke turbin untuk diekspansi

4. Siklus Rankine dengan Kogenerasi

Siklus Rankine dengan kogenerasi adalah siklus Rankine dimana panas sisa dari proses ekspansi pada turbin digunakan untuk proses lainnya misalkan pada pabrik gula, panas tersebut digunakan untuk memasak nira.

Adapun penjelasan siklus Rankine Kogenerasi adalah sebagai berikut : 1 – 2 Kompresi isentropis pada pompa

2 – 3 Penambahan kalor dengan tekanan konstan di boiler 3 – 4 Ekspansi isentropis pada turbin

(17)

Gambar

Gambar 1. Turbin uap
Gambar 2. Ilustrasi kerja Turbin Uap
Gambar 5. Komponen turbin uap Adapun komponen lainnya dari turbin uap yaitu sebagi berikut:
Gambar 6. Perbedaan turbin uap tipe impuls dan reaksi 2. Berdasarkan tekanan uap keluar turbin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil tersebut sesuai dengan respon siswa yang menyatakan bahwa 90% siswa dapat berlatih dengan menggunakan lembar penilaian pemahaman diri, 95% siswa dapat

Belanja modal menjadi salah satu belanja dengan realisasi terburuk di triwulan III tahun 2019 yang hanya sebesar 27,67% dari total pagu, sangat rendah jika dibandingkan dengan

Informasi yang diberikan dirancang hanya sebagai panduan untuk penanganan, penggunaan, pemrosesan, penyimpanan, pengangkutan, pembuangan, dan pelepasan secara aman dan tidak

tentang faktor-faktor risiko yang dapat diubah terhadap kejadian katarak pada DM tipe 2 yaitu kadar trigliserida ≥150 mg/dl; semakin lama mengidap DM, maka risiko

[r]

Penerima kuasa diperkenankan membuat dan menandatangani surat dan melaksanakan setiap hal yang seharusnya dilaksanakan dan berguna untuk kepentingan pemberi kuasa, dengan syarat

Hasil uji statistik didapatkan nilai p =0,407, berarti pada alpha 5% terlihat tidak ada perbedaan yang signifikan rata-rata mual muntah antara ibu yang mendapatkan

Dalam pada itu, melihat aturan baku penanggalan Im Yang Lik, bahwa saat terjadinya konjungsi pada bulan Desember harus selalu jatuh pada bulan ke-11 sistem