• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Inayat Iman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, Maret 2016 Sekretaris Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Inayat Iman"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

i KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas bimbingan dan izin-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kinerja (Lapkin) Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015. Laporan ini disusun sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen atas penggunaan anggaran dalam periode satu tahun. Laporan kinerja juga dimaksudkan untuk menyampaikan capaian kinerja unit organisasi yang dikaitkan dengan proses pencapaian tujuan, sasaran, dan target organisasi. Secara administratif, laporan kinerja ini adalah pelaksanaan kewajiban yang tertuang di dalam Keputusan Menteri Perdagangan Republik Indonesia Nomor 794/M-DAG/KEP/8/2015 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perdagangan yaitu setiap unit kerja di lingkungan Kementerian Perdagangan termasuk Unit Eselon II diharuskan menyiapkan, menyusun dan menyampaikan Lapkin secara tertulis, periodik dan melembaga.

Lapkin ini berisi uraian capaian target-target indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dalam mewujudkan 6 sasaran organisasi yang hendak diwujudkan, yaitu (1) Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan integritas ASN; (2) Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama; (3) Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan; (4) Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum; (5) Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara; (6) Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian.

Pada kesempatan ini, tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada para kepala bagian dan segenap pegawai pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen serta pihak-pihak yang telah membantu dalam penyusunan Lapkin ini yang tidak bisa kami sebutkan satu per satu. Kami menyadari bahwa masih sangat banyak kekurangan pada laporan ini. Oleh karena itu kami menunggu kritik dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk perbaikan kinerja dan kemajuan organisasi. Akhirnya, Lapkin Tahun 2015 ini diharapkan bisa memberi gambaran yang jelas atas pelaksanaan kegiatan, memantapkan pelaksanaan akuntabilitas kinerja, serta sebagai salah satu alat evaluasi kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

Jakarta, Maret 2016

Sekretaris Direktorat Jenderal

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

(2)

ii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Berdasarkan dokumen Perjanjian Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015 kepada Direktur Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, ada 6 sasaran organisasi yang hendak diwujudkan, yaitu (1) Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan integritas ASN; (2) Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama; (3) Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan; (4) Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum; (5) Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara; (6) Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian.

Berdasarkan hasil evaluasi Tahun 2015, nilai evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah 78,58 dan masuk kategori BB (sangat baik, akuntabel, dan memiliki sistem kinerja yang andal). Pada Tahun 2014 nilai evaluasi SAKIP yaitu 60,63 sedangkan Tahun 2015 yaitu 78,58. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas penyusunan dokumen-dokumen SAKIP.

Pada Tahun 2015, telah disusun 8 dokumen perencanaan dan penganggaran sehingga target dapat dicapai 100%. Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen juga telah menyusun 12 dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selain itu, telah dihasilkan 5 media publikasi yaitu berupa peliputan dan penyebaran informasi melalui website Direktorat Jenderal SPK dengan alamat http://ditjenspk.kemendag.go.id/; publikasi di bidang SPK melalui media cetak (koran nasional); publikasi di bidang SPK melalui media cetak (majalah nasional); publikasi di bidang SPK melalui media elektronik (radio); dan penyebaran informasi di bidang SPK melalui bulletin (majalah Info SPK).

Sampai dengan akhir Tahun 2015, telah dilakukan koordinasi penyusunan 6 draf peraturan dan pembahasan telaahan hukum di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen terhadap 5 peraturan sehingga jumlah total evaluasi dan fasilitasi terhadap peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen adalah 11 peraturan/draf peraturan. Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang berhasil tersusun ada 6 (enam) laporan (100%). Laporan dimaksud terdiri dari Laporan Keuangan Ditjen SPK (Semester I dan II), Laporan BMN Ditjen SPK (Semester I dan II), dan Laporan Keuangan Setditjen SPK (Semester I dan II). Jumlah kegiatan pembinaan kepegawaian yang telah terlaksana yaitu 9 pelatihan internal dari 9 pelatihan internal yang ditargetkan (100%).

Jumlah anggaran yang diperoleh Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada Tahun 2015 adalah Rp58.602.214.000,- sebagaimana telah direvisi menjadi Rp58.302.214.000,-. Sampai dengan akhir Tahun 2015, realisasi anggaran pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebesar Rp49.848.528.014,- sehingga capaian kinerja keuangannya 85,50%.

(3)

iii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

RINGKASAN EKSEKUTIF ... ii

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR GAMBAR ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

Penjelasan umum organisasi ... 2

Struktur organisasi... 2

Aspek strategis serta permasalahan utama (strategic issue) ... 4

BAB II PERENCANAAN KINERJA ... 5

Visi ... 5

Misi ... 5

Tujuan ... 5

Arah kebijakan dan strategi ... 6

Perjanjian Kinerja ... 7

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ... 9

A. Capaian Kinerja... 9

Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan integritas Aparatur Sipil Negara (ASN) ... 9

Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama . 11 Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan ... 17

Meningkatnya kualitas pertimbangan/opini hukum ... 23

Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara... 29

Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian ... 33

B. Realisasi Anggaran ... 35

BAB IV PENUTUP ... 38

Lampiran 1 Dokumen Kontrak Kinerja ... 39

(4)

iv

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Bagian-bagian dan tugasnya pada Sekretariat Direktorat Jenderal

Standardisasi dan Perlindungan Konsumen... 2

Tabel 2 Komposisi SDM pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ... 3

Tabel 3 Sasaran dan indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014 ... 7

Tabel 4 Sasaran dan indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015 ... 8

Tabel 5 Hasil evaluasi SAKIP Ditjen SPK Tahun 2015 ... 10

Tabel 6 Realisasi dan capaian IK 1... 11

Tabel 7 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2012-2015 ... 11

Tabel 8 Realisasi dan capaian IK 2... 13

Tabel 9 Realisasi dan capaian IK 3... 18

Tabel 10 Realisasi dan capaian IK 4... 21

Tabel 11 Realisasi dan capaian IK 5... 25

Tabel 12 Realisasi dan capaian IK 6... 30

Tabel 13 Penyusunan laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada Tahun 2015 ... 30

Tabel 14 Pelaksanaan pelatihan internal selama Tahun2015 ... 34

Tabel 15 Realisasi dan capaian IK 7... 34

(5)

v DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen. ... 1

Gambar 2 Bagian-bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. ... 3

Gambar 3 Kegiatan Koordinasi Tata Cara Revisi RKA-K/L Tahun 2015 ... 13

Gambar 4 Kegiatan Pemantapan Program Tahun 2015 ... 13

Gambar 5 Pelaksanaan Koordinasi Kegiatan dan Kebijakan di Bidang SPK ... 14

Gambar 6 Kegiatan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016 ... 15

Gambar 7 Koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun 2015 ... 17

Gambar 8 Rapat penyusunan konsep akhir Laporan Kinerja Ditjen SPK Tahun 2014 .... 19

Gambar 9 Rapat penyusunan dan Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2015 ... 19

Gambar 10 Liputan koordinasi kegiatan dan kebijakan di Bidang SPK ... 21

Gambar 11 Tampilan website Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ... 21

Gambar 12 Majalah “Konsumen Cerdas” ... 22

Gambar 13 Publikasi di bidang SPK melalui Harian “KOMPAS” terbit tanggal 20 April 2015 ... 23

Gambar 14 Publikasi di bidang SPK melalui Majalah “GATRA” terbit tanggal 23 April 2015 ... 23

Gambar 15 Wawancara dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Banten ... 26

Gambar 16 Rapat R-Perpres tentang Penetapan Barang yang Dilarang, Dibatasai, dan Diawasi Perdagangannya bersama Setneg, Setkab, dan Kemenkumham ... 27

Gambar 17 Penyusunan Laporan Keuangan Semester II Tahun 2014 ... 31

Gambar 18 Pelaksanaan Peningkatan Kemampuan & Koordinasi Pengelola SAI ... 33

(6)
(7)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Sesuai dengan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebagai instansi pemerintah dan unsur penyelenggara negara wajib untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas dan fungsi, serta peranannya dalam pengelolaan sumber daya dan kebijakan yang dipercayakan berdasarkan perencanaan strategis yang ditetapkan. Sebagaimana diamanatkan dalam Keputusan Menteri Perdagangan Nomor 1011/M-DAG/KEP/12/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) di Lingkungan Kementerian Perdagangan dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah, maka Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang merupakan salah satu unit pemerintah yang berada di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen- Kementerian Perdagangan pada Tahun 2014 melakukan penyusunan Laporan Kinerja.

Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen tersebut dimaksudkan sebagai perwujudan kewajiban untuk pertanggungjawaban atas keberhasilan pencapaian kontrak kinerja yang diperjanjikan. Selain itu, Laporan Kinerja juga disertai penjelasan hambatan dalam pelaksanaan pencapaian sasaran yang telah ditetapkan dalam Rencana Kinerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Tahun 2014. Selain itu diharapkan dapat menjadi tolok ukur atau umpan balik untuk perbaikan kinerja unit Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen di tahun tahun mendatang.

Gambar 1 Fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

1

•Pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, dan program dan anggaran, pemantauan program, dan pelaksanaan urusan administrasi kerja sama evaluasi serta pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen

2

•Koordinasi dan penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen

3

•Pelaksanaan urusan administrasi keuangan Direktorat Jenderal

4

•Pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, tata persuratan dan dokumentasi Direktorat Jenderal

(8)

2

Penjelasan umum organisasi

Masuknya barang impor dengan bebas tanpa hambatan ke pasar Indonesia akan menciptakan sebuah pasar persaingan sempurna, dimana produk impor akan bersaing secara terbuka dengan produk domestik. Kondisi ini dikhawatirkan akan merugikan produsen dan konsumen dalam negeri. Pada tanggal 27 Juli 2010 oleh Menteri Perdagangan Republik Indonesia menetapkan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 24 Tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara Serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian Negara dan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 31/M-DAG/PER/7/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan yang mengamanatkan bahwa tugas dan fungsi dalam mengamankan perdagangan dalam negeri diemban oleh Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Selanjutnya, pada 31 Agustus 2012, dilakukan penyempurnaan struktur organisasi dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 57 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Perdagangan oleh Menteri Perdagangan yang membentuk struktur Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

Berdasarkan peraturan-peraturan di atas, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mempunyai tugas melaksanakan pelayanan teknis dan administratif kepada seluruh satuan organisasi di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Dalam pelaksanaan tugas tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen menyelenggarakan 4 (empat) fungsi berkaitan dengan koordinasi, administrasi, dan keuangan:

1. pelaksanaan koordinasi dan penyusunan rencana, dan program dan anggaran, pemantauan program, dan pelaksanaan urusan administrasi kerja sama evaluasi serta pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen;

2. koordinasi dan penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen;

3. pelaksanaan urusan administrasi keuangan direktorat jenderal; dan

4. pelaksanaan urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, tata persuratan dan dokumentasi direktorat jenderal.

Struktur organisasi

Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mempunyai struktur organisasi yang terdiri dari 4 (empat) bagian.

Tabel 1 Bagian-bagian dan tugasnya pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

No. Bagian Tugas

Program dan Kerja Sama

penyiapan koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran, pemantauan program serta pelaksanaan urusan administrasi kerja sama di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen

Keuangan urusan administrasi keuangan Direktorat Jenderal Hukum dan

Pelaporan

penyiapan telaahan hukum, penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, serta evaluasi dan pelaporan di bidang

(9)

3

No. Bagian Tugas

standardisasi dan perlindungan konsumen Kepegawaian dan

Umum

urusan tata usaha kepegawaian, organisasi, perlengkapan, rumah tangga, tata persuratan dan dokumentasi di lingkungan direktorat jenderal

Gambar 2 Bagian-bagian pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Sesuai dengan tugas dan fungsinya, maka peran strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi. Dalam rangka melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas serta pembinaan administrasi, maka diperlukan optimalisasi dukungan kelembagaan maupun sumber daya serta sarana yang memadai. Untuk mendukung hal tersebut, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen ditopang oleh SDM sebanyak 37 orang terdiri dari 21 orang pegawai laki-laki dan 16 perempuan. Dari segi pendidikan, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen 19 orang pegawai lulusan program sarjana (s1), 15 orang pegawai lulusan program master (s2), 2 pegawai lulusan D3, serta 1 orang pegawai lulusan SLTA.

Tabel 2 Komposisi SDM pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

No. Kriteria Uraian Jumlah (orang) Total

1. Jenis kelamin Laki-laki 21 37 orang

Perempuan 16

2. Pendidikan SLTA 1 37 orang

D3 2 S1 19 S2 15 3. Golongan/ ruang II/b 1 37 orang II/c 1 II/d 1 III/a 9 Bagian Program dan Kerjasama Bagian Keuangan Bagian Hukum dan Pelaporan Bagian Kepegawaian dan Umum

(10)

4

No. Kriteria Uraian Jumlah (orang) Total

III/b 6 III/c 9 III/d 3 IV/a 5 IV/b 1 IV/d 1

Sumber: Bagian Kepegawaian dan Umum Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Aspek strategis serta permasalahan utama (strategic issue)

Secara umum isu strategis internal Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebagai berikut:

1. Sebagai unit kerja yang baru terbentuk, diperlukan sinkronisasi dan koordinasi yang baik dalam penyusunan dokumen-dokumen perencanaan, implementasi, serta pemantauan program.

2. Dibutuhkan peningkatan tertib administrasi dan keuangan sesuai dengan perkembangan pembangunan dan daya kritis masyarakat yang terus berkembang.

3. Dalam hal perumusan produk hukum, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen membutuhkan fasilitasi assessment peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

4. Peraturan perundang-undangan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen yang telah ada perlu ditelaah dari aspek pelaksanaannya, kendala dan hambatannya, serta kebutuhan revisinya.

5. Dalam rangka menjalankan fungsi manajemen yang baik, perlu dilakukan evaluasi dan disusun dokumen pelaporan kinerja.

6. Kualitas dan produktivitas SDM belum cukup memadai, sehingga diperlukan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pegawai yang dijiwai semangat kepemimpinan yang menjadi dasar bagi pelayanan publik yang berorientasi pada kepuasan pengguna.

(11)

5 BAB II

PERENCANAAN KINERJA

Visi

Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Kabinet Kerja Pemerintahan Republik Indonesia, maka Visi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen selaras dengan Visi Presiden Republik Indonesia yakni “Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong ”

Misi

Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka misi yang ditetapkan adalah:

1) Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumberdaya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan

2) Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan dan demokratis berlandaskan Negara hukum

3) Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim

4) Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju, dan sejahtera 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan

Tujuan

Sebagai bagian dari Kementerian Perdagangan, Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen berperan dalam mendukung tujuan dan sasaran dari Kementerian Perdagangan yakni tujuan Peningkatan Perlindungan Konsumen dengan sasaran Meningkatnya Pemberdayaan Konsumen, Standardisasi, Pengendalian Mutu, Tertib Ukur, dan Pengawasan Barang dan Jasa. Sebagai penjabarannya sasaran Kementerian Perdagangan tersebut maka ditentukan tujuan pembangunan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen periode 2015-2019 yang ingin dicapai adalah:

1) Meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal SPK yang berkualitas

2) Optimalisasi Standardisasi di bidang perdagangan 3) Meningkatnya Pemberdayaan Konsumen

4) Optimalisasi Pengawasan Barang beredar dan Jasa 5) Optimalisasi Tertib Ukur

(12)

6

Adapun tujuan yang terkait dengan fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah tujuan pertama yaitu “Meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal SPK yang berkualitas”.

Arah kebijakan dan strategi

Setelah menganalisis perkembangan lingkungan strategis dengan memperhatikan kondisi saat ini dan kondisi yang diharapkan serta menetapkan faktor-faktor kunci keberhasilan, tujuan, dan sasaran sebagai penjabaran visi dan misi, maka dapat ditentukan strategi operasional. Strategi tersebut ditetapkan sebagai cara untuk mencapai tujuan dengan perencanaan kebijakan dan program yang akan dipergunakan sebagai pedoman operasional.

Visi pembangunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2005-2025 sebagaimana yang tercantum dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 adalah mewujudkan Indonesia yang mandiri, maju, adil dan makmur. Pencapaian visi dalam RPJPN dijabarkan melalui 4 tahap Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN). Penyusunan strategi dan arah kebijakan mengacu pada arah pembangunan dalam RPJMN tahap 3 (tiga) yakni periode 2015-2019 yaitu memantapkan pembangunan secara menyeluruh di berbagai bidang dengan menekankan pencapaian daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan sumber daya alam dan sumber daya manusia berkualitas serta kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

Misi pembangunan nasional dalam RPJMN 2015-2019 yang terkait dengan sektor perdagangan adalah perdagangan sebagai sektor penggerak pertumbuhan dan daya saing ekonomi untuk kemakmuran rakyat yang berkeadilan. Berdasarkan acuan tersebut Kementerian Perdagangan telah menyusun 3 (tiga) arah kebijakan yaitu:

1. Peningkatan kinerja perdagangan luar negeri yang bertumbuh dan berkelanjutan; 2. Terwujudnya perdagangan dalam negeri yang bertumbuh dan berkualitas;

3. Terwujudnya tata kelola pemerintahan yang baik di sektor perdagangan.

Berdasarkan tiga pokok pikiran tersebut di atas, Kementerian Perdagangan menetapkan beberapa langkah strategis, yaitu:

1. Peningkatan ekspor barang non migas yang bernilai tambah; 2. Peningkatan pengamanan perdagangan;

3. Peningkatan akses dan pangsa pasar internasional; 4. Pemantapan promosi ekspor dan nation branding;

5. Peningkatan efektivitas pengelolaan impor barang dan jasa; 6. Pengintegrasian dan perluasan pasar dalam negeri;

7. Peningkatan penggunaan produk dalam negeri;

(13)

7 9. Peningkatan ketersediaan dan kelancaran distribusi barang kebutuhan pokok dan

barang penting;

10. Peningkatan perlindungan dan pemberdayaan konsumen;

Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen (Ditjen SPK) sebagai penanggung jawab Program Peningkatan Perlindungan dan Pemberdayaan Konsumen memiliki peranan penting dalam mendukung peningkatan daya saing dan pengamanan pasar dalam negeri. Dalam rangka pencapaian visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis Kementerian Perdagangan, dengan mempertimbangkan arah kebijakan dan strategi nasional serta arah kebijakan dan strategi Kementerian Perdagangan, Ditjen SPK telah menyusun 4 (empat) arah kebijakan yaitu:

1. Mendorong pengembangan standardisasi, mutu produk dan regulasi pro konsumen 2. Gerakan konsumen cerdas, mandiri dan cinta produk dalam negeri

3. Efektivitas pengawasan produk dan tertib ukur

4. Penguatan kapasitas kelembagaan perlindungan konsumen

Perjanjian Kinerja

Tahun 2015 merupakan awal dimulainya periode rencana strategis baru Tahun 2015-2019 setelah berakhirnya periode sebelumnya Tahun 2010-2014, terjadi perubahan pada sasaran Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Sasaran yang ditetapkan dan indikator kinerja yang dipilih serta target yang ditentukan berbeda dengan periode sebelumnya yang disebut kontrak kinerja. Pada periode sebelumnya, sasaran yang ditetapkan yaitu meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

Tabel 3 Sasaran dan indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014

Sasaran Indikator Kinerja

Meningkatnya dukungan pelayanan teknis dan administratif kepada semua unsur di lingkungan Direktorat Jenderal SPK yang berkualitas

Jumlah assesment terhadap kebijakan Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Jumlah penyusunan dan penyempurnaan peraturan di bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu Laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Jumlah jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Perubahan atau perbaikan arsitektur perencanaan kinerja tersebut antara lain karena merujuk pada Peraturan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Nomor 5 Tahun 2014 tentang Pedoman penyusunan dan Penelaahan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (Renstra K/L) 2015-2019; evaluasi atas perencanaan kinerja periode sebelumnya, dan perumusan ulang sasaran dan

(14)

8

indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015-2019.

Tabel 4 Sasaran dan indikator kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015

Sasaran Indikator Kinerja

Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan integritas ASN

Nilai evaluasi SAKIP Ditjen SPK

Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama

Jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu

Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan

Jumlah dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Ditjen SPK

Jumlah media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum

Jumlah evaluasi dan fasilitasi terhadap peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen Meningkatnya kualitas laporan

keuangan dan barang milik negara

Jumlah laporan keuangan Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang disusun tepat waktu Meningkatnya kualitas pembinaan, dan

manajemen kepegawaian

Jenis pelaksanaan pembinaan kepegawaian Ditjen Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

(15)

9

Sasaran

Sasaran

:

Sasaran

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja

Berikut adalah capaian kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015. Kinerja dihitung dari Bulan Januari sampai dengan 31 Desember 2015 dan kegiatan-kegiatan yang mendukung untuk mewujudkan sasaran:

1. Meningkatnya transparansi, akuntabilitas dan integritas ASN;

2. Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama; 3. Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan;

4. Meningkatnya kualitas pertimbangan/ opini hukum;

5. Meningkatnya kualitas laporan keuangan dan barang milik negara; dan 6. Meningkatnya kualitas pembinaan, dan manajemen kepegawaian.

Meningkatnya transparansi, akuntabilitas, dan integritas Aparatur Sipil Negara (ASN)

Perbaikan governance dan sistem manajemen merupakan agenda penting dalam reformasi pemerintahan yang sedang dijalankan oleh pemerintah. Transparansi, akuntabilitas, dan integritas Aparatur Sipil Negara (ASN) diwujudkan dalam suatu sistem manajemen pemerintahan yang berfokus pada peningkatan akuntabilitas dan sekaligus peningkatan kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) dikenal sebagai Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (Sistem AKIP). Sistem AKIP diimplementasikan secara “self assesment” oleh masing-masing instansi pemerintah, ini berarti instansi pemerintah secara mandiri merencanakan, melaksanakan, mengukur dan memantau kinerja serta melaporkannya kepada instansi yang lebih tinggi.

Pelaksanaan sistem dengan mekanisme tersebut memerlukan evaluasi dari pihak yang lebih independen agar diperoleh umpan balik yang obyektif untuk meningkatkan akuntabilitas dan kinerja instansi pemerintah. Agar pimpinan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pengaruh implementasi Sistem AKIP terhadap tingkat akuntabilitas dan capaian kinerja organisasi maka dilaksanakan evaluasi akuntabilitas kinerja instansi sebagai bagian yang inherent dengan Sistem AKIP. Sistem AKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dievaluasi oleh Inspektorat Jenderal setiap tahun. Adapun hal-hal yang dievaluasi yaitu:

1. Perencanaan meliputi rencana strategis (pemenuhan, kualitas, dan implementasi) serta perencanaan kinerja tahunan (pemenuhan, kualitas, dan implementasi);

2. Pengukuran kinerja meliputi pemenuhan pengukuran, kualitas pengukuran, dan implementasi pengukuran;

3. Pelaporan kinerja mencakup pemenuhan pelaporan, penyajian informasi kinerja, dan pemanfaatan informasi kinerja;

4. Evaluasi kinerja meliputi pemenuhan evaluasi, kualitas evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi;

(16)

10

5. Capaian kinerja meliputi kinerja output, kinerja yang dilaporkan outcome, kinerja tahun berjalan (benchmark), dan kinerja lainnya.

Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen mencerminkan tingkat transparansi, akuntabilitas, dan integritas organisasi. Semakin tinggi nilai hasil evaluasi AKIP, menunjukkan semakin baik transparansi, akuntabilitas, dan integritas organisasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Target nilai yang ditetapkan yaitu 60. Hal ini mempertimbangkan pengalaman rata-rata nilai pada tiga tahun sebelumnya 59,58.

Nilai evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Pelaksanaan evaluasi akuntabilitas kinerja Instansi Pemerintah difokuskan untuk peningkatan mutu penerapan manajemen berbasis kinerja (Sistem AKIP) dan peningkatan kinerja instansi pemerintah pusat dan daerah dalam rangka mewujudkan instansi pemerintah yang berorientasi pada hasil (result oriented government). Tujuan evaluasi AKIP ini adalah untuk memperoleh informasi tentang implementasi Sistem AKIP; menilai akuntabilitas kinerja instansi pemerintah; memberikan saran perbaikan untuk peningkatan kinerja dan penguatan akuntabilitas instansi pemerintah; dan memonitor tindak lanjut rekomendasi hasil evaluasi sebelumnya. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilias Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Sipil Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP dan Keputusan Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan Nomor 13.2/IJ-DAG/KEP/08/2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan Evaluasi atas Implementasi SAKIP di lingkungan Kementerian Perdagangan, Inspektorat Jenderal Kementerian Perdagangan telah melakukan evaluasi atas implementasi SAKIP pada Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dengan hasil sebagai berikut:

Tabel 5 Hasil evaluasi SAKIP Ditjen SPK Tahun 2015

No. Komponen Bobot Nilai

a. Perencanaan kinerja 35 29,65 b. Pengukuran kinerja 25 18,19 c. Pelaporan kinerja 20 15,98 d. Capaian kinerja 20 14,75 Hasil evaluasi 100 78,58 Predikat BB

Berdasarkan evaluasi tersebut juga direkomendasikan beberapa hal yaitu:

1. Menyempurnakan dokumen Rencana Aksi dengan menjabarkan target-target kinerja yang ditetapkan dalam Penetapan Kinerja dan memantau capaiannya secara berkala;

(17)

11

Sasaran

Sasaran

:

Sasaran

2. Menyempurnakan indikator kinerja individual yang mengacu kepada IKU organisasi secara berjenjang sehingga kinerja individu dapat diintegrasikan dengan kinerja Kementerian Perdagangan;

3. Terhadap penetapan target pada indikator, perlu dilakukan analisis dan dipertimbangkan apakah besaran target tersebut tetap seperti tahun sebelumnya atau perlu ditingkatkan sehingga pencapaian indikator kinerja lebih maksimal;

4. Meningkatkan kualitas evaluasi kinerja internal dan monitoring tindak lanjut hasil evaluasi sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki perencanaan, pelaksanaan program dan kegiatan, serta kinerja Kementerian Perdagangan;

5. Meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang akuntabilitas dan manajemen kinerja di seluruh jajaran Kementerian Perdagangan untuk mempercepat terwujudnya pemerintahan yang berkinerja dan akuntabel.

Tabel 6 Realisasi dan capaian IK 1

IK Target Realisasi Capaian

Nilai evaluasi SAKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

60 78,58 130,97%

Jika dibandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, maka angka realisasi lebih tinggi 18 poin di atas angka target yang ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja yang diukur dengan indikator ini telah dilaksanakan dengan baik. Perbandingan berikutnya, yaitu membandingkan antara capaian kinerja kinerja tahun ini dengan tahun lalu atau beberapa tahun terakhir. Pada Tahun 2014 nilai evaluasi SAKIP yaitu 60,63 sedangkan Tahun 2015 yaitu 78,58. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan kualitas penyusunan dokumen-dokumen SAKIP.

Tabel 7 Nilai evaluasi AKIP Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2012-2015

No. Tahun Nilai Kategori Interpretasi

1 2012 56,40 CC CC = Cukup (memadai) tapi perlu perbaikan yang tidak mendasar.

BB = Sangat baik, akuntabel, dan memiliki sistem kinerja yang andal.

2 2013 61,70 CC

3 2014 60,63 CC

4 2015 78,58 BB

Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama

Meningkatnya kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama yaitu kondisi dimana mutu perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Mutu pada aspek perencanaan yang ingin ditingkatkan yaitu dari segi teknis penyusunan kegiatan mencakup perumusan, tata cara perhitungan sasaran, dan indikator kinerja, serta ketertelusuran dokumen perencanaan sehingga dokumen perencanaan yang dihasilkan dapat menjadi pedoman dalam pelaksanaan kegiatan. Mutu pada aspek penganggaran yang ingin ditingkatkan yaitu dari segi kesesuaian dan kepatuhan terhadap ketentuan penganggaran yaitu penerapan

(18)

12

standar biaya masukan, standar biaya keluaran,kesesuaian jenis serta penggunaan sumber dana baik yang berasal dari Rupiah Murni, hibah, bantuan luar negeri maupun Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Mutu kinerja pada aspek pengendalian akan diperbaiki dari segi efisiensi penggunaan anggaran namun tetap dapat mendukung tercapainya sasaran dan indikator kinerja organisasi yang telah diperjanjikan. Adapun mutu kinerja pada aspek kerja sama akan diperbaiki dari segi intensitas komunikasi, surat menyurat, dan tanya jawab, serta efektivitas pendampingan dalam penyusunan dokumen perencanaan. Diharapkan kualitas perencanaan, penganggaran, pengendalian, dan kerja sama pada tahun ini dapat lebih baik. Sebagai indikator kinerja kegiatan penyusunan dan penyempurnaan rencana kerja, program, dan kegiatan yang terkait bidang standardisasi dan perlindungan konsumen adalah jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu. Indikator ini bertujuan untuk menjamin tercapainya sasaran kinerja dengan batas anggaran yang telah ditetapkan, baik untuk kegiatan prioritas maupun penunjang, terdapat 8 (delapan) dokumen yang disusun pada Tahun 2015. Kinerja diukur dengan jumlah dokumen yang terselesaikan tepat waktu.

Jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu

Kegiatan penyusunan dokumen perencanaan dan kerja sama Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dimaksudkan untuk memberikan arah serta menjadi pedoman kepada aparat pusat maupun daerah dalam menyelenggarakan kegiatan sehingga pada akhirnya dapat mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Seluruh kegiatan yang dilaksanakan oleh Bagian Program dan Kerjasama pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen adalah untuk mensinkronkan program seluruh unit Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen dan balai yang ada di daerah, serta memberikan arah dan panduan program kerja dinas yang membidangi perdagangan provinsi maupun kabupaten/kota yang dibiayai oleh pemerintah pusat dalam hal ini kegiatan dekonsentrasi dan Dana Alokasi Khusus (DAK). Kegiatan dilakukan melalui koordinasi antar unit maupun instansi terkait untuk mengantisipasi timbulnya tumpang tindih penerapan kebijakan antara pemerintah pusat dan daerah.

Selama Tahun 2015 proses penyusunan dokumen perencanaan dan kerja sama menghasilkan 8 dokumen, yaitu:

1. Perjanjian Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015;

2. Dokumen Pemantauan Kinerja Balanced Score Card (BSC) Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015;

3. Rencana Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016;

4. Term of Reference (TOR) dan Rencana Anggaran Belanja (RAB) Tahun 2016; 5. Rencana Kerja dan Anggaran Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan

Konsumen Tahun 2016;

6. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016;

7. Dokumen Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2016;

(19)

13 8. Dokumen Dana Alokasi Khusus (DAK) Direktorat Jenderal Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen Tahun 2016.

Tabel 8 Realisasi dan capaian IK 2

IK Target Realisasi Capaian

Jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu 8 dokumen 8 dokumen 100%

Jika dibandingkan antara target dan realisasi kinerja tahun ini, maka angka realisasi sama dengan angka target yang ditetapkan. Hal tersebut menunjukkan bahwa kinerja yang diukur dengan indikator ini telah dilaksanakan dengan baik dan perencanaan juga sudah disusun dengan baik. Perbandingan berikutnya, yaitu membandingkan antara capaian kinerja kinerja tahun ini dengan tahun lalu atau beberapa tahun terakhir. Pada Tahun 2014 jumlah dokumen perencanaan dan kerja sama yang disusun tepat waktu tercapai 100% sedangkan Tahun 2015 juga 100%. Hal ini menunjukkan adanya kinerja yang konstan karena target tidak berubah dan kegiatan bersifat rutin. Akan tetapi jika melihat adanya kenaikan nilai evaluasi SAKIP maka ada peningkatan dari sisi kualitas dokumen. Dalam rangka mendukung tersusunnya dokumen perencanaan dan kerja sama, telah dilaksanakan beberapa kegiatan pendukung yaitu sebagai berikut:

Pemantapan program Ditjen SPK Tahun 2015

Pemantapan program dilaksanakan dengan tujuan memberikan sarana bagi seluruh satker di lingkungan Ditjen SPK untuk mendapatkan masukan atas kegiatan masing-masing serta untuk mengatur jadwal sehingga penyerapan anggaran terlaksana secara optimal. Selain itu juga untuk memadukan kegiatan yang selaras antar unit di lingkungan Ditjen SPK dan menciptakan new activity. Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 22-23 Februari 2015 di ruang rapat Direktorat Metrologi Bandung.

Koordinasi penyusunan

RKA-K/L Ditjen SPK Tahun 2016

Tujuan pelaksanaan kegiatan Koordinasi Tata Cara Revisi RKA-K/L Tahun 2015 adalah untuk memberikan panduan dalam memahami tata cara revisi anggaran yang sesuai prosedur. Selain itu, kegiatan ini bertujuan untuk dapat memberikan sarana Gambar 4 Kegiatan Pemantapan Program Tahun 2015

Gambar 3 Kegiatan Koordinasi Tata Cara Revisi RKA-K/L Tahun 2015

(20)

14

bagi pengelola program untuk mempertajam sekaligus mencari solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam merevisi anggaran. Dengan adanya pelaksanaan kegiatan ini juga diharapkan dapat meningkatkan efektivitas, kualitas belanja, dan optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas. Pelaksanaan kegiatan pada tanggal 12 Februari 2015 di Ruang Rapat Anggrek, Kementerian Perdagangan, diikuti oleh 30 orang peserta yang menangani program dari unit-unit Eselon II di lingkungan Ditjen SPK. Pelaksanaan kegiatan tersebut terbagi menjadi tiga sesi: 1) Kebijakan yang menjadi domain revisi, penghematan perjalanan dinas, dan beberapa perubahan terkait kebijakan tata cara revisi; 2) Penghematan Kementerian Perdagangan dan penggunaan dana refocusing; DAN 3) Ruang lingkup revisi anggaran, batasan revisi anggaran, dan review oleh Inspektorat Jenderal terkait dengan revisi anggaran dalam kerangka penghematan anggaran dan refocussing.

Koordinasi kegiatan dan kebijakan di bidang SPK

Kegiatan ini dilaksanakan agar dapat meningkatkan sinergi dan menyamakan persepsi dalam mengembangkan standardisasi dan perlindungan konsumen, sehingga dapat terwujud konsumen cerdas mandri dan cinta produk dalam negeri, serta mewujudkan koordinasi dan mengukur keberhasilan pelaksanaan program kegiatan direktorat jenderal standardisasi dan perlindungan konsumen, serta efektivitas implementasi peraturan/ kebijakan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen di daerah, baik yang dilaksanakan melalui pendanaan dekonsentrasi maupun melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) dan selain itu pula agar dapat mempererat tali silaturrahmi diantara para aparat dibidang perdagangan khususnya pejabat yang menangani standardisasi dan perlindungan konsumen di seluruh Indonesia.

Kegiatan dilaksanakan pada tanggal 10-11 Maret 2015, bertempat di Auditorium Kementerian Perdagangan dan dihadiri oleh 132 orang yang terdiri dari para Kepala Dinas Provinsi yang membidangi Perdagangan dan Para Kepala Bidang yang menangani Standardisasi dan Perlindungan Konsumen pada 34 Dinas Provinsi, Para Pejabat Eselon II, III, dan IV dilingkungan Ditjen SPK, BSML Regional I dan II, serta para undangan lainnya. Pelaksanaan Koordinasi Kegiatan dan Kebijakan di Bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015 ini memberi banyak manfaat bagi penyelenggaraan pembangunan baik di Pusat maupun di Daerah, khususnya dalam hal membangun masyarakat yang lebih cerdas dalam menentukan pilihannya terhadap suatu produk yang beredar di pasar. Di sisi lain memberi informasi tentang langkah yang dapat dilakukan aparat pemerintah terkait kebijakan yang dapat diterapkan, sehingga pelaku usaha dapat mengerti kewajibannya untuk melindungi hak konsumen.

Gambar 5 Pelaksanaan Koordinasi Kegiatan dan Kebijakan di Bidang SPK

(21)

15

Koordinasi penyusunan Renja Ditjen SPK Tahun 2016

Kegiatan Koordinasi Penyusunan Renja Ditjen SPK Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2015, dengan tujuan memberikan peningkatan pemahaman serta informasi pada seluruh unit terkait tata cara penyusunan Rencana Kerja; mensinergiskan amanat serta arahan yang harus diakomodir pada Rencana Kerja; dan mengkoordinasi penyusunan Rencana Kerja antar satker dalam Ditjen SPK. Renja disusun berdasarkan target yang telah ditetapkan serta mengacu pada Visi dan Misi Kementerian Perdagangan. Terkait dengan telah disusunnya Renja maka kegiatan selanjutnya adalah bagaimana Renja tersebut dapat dituangkan dalam aplikasi yang telah disusun oleh Bappenas. Untuk dapat memahami dan menuangkan dalam aplikasi penyusunan Renja tersebut maka SDM yang menangani pada bagian program masing-masing unit perlu dilakukan bimbingan teknis.

Koordinasi penyusunan Renstra Ditjen SPK Tahun 2015-2019

Kegiatan penyusunan Renstra Ditjen SPK Tahun 2015 – 2019 terdiri dari 4 (empat) tahapan yakni

1. Penyesuaian Penerapan Arsitektur dan Informasi Kinerja (ADIK) 2. Penyusunan Konsep Awal Indeks Perlindungan Konsumen (IPK)

3. Penyesuaian Struktur Organisasi Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga (Ditjen PKTN)

4. Focus Group Discussion (FGD) Perumusan Sasaran dan Indikator Kinerja Ditjen PKTN

Untuk memperoleh masukan para ahli atas penyusunan sasaran dan indikator kinerja Ditjen PKTN, Setditjen SPK pada tanggal 23 Desember 2015 telah menyelenggarakan FGD perumusan sasaran dan indikator kinerja Ditjen PKTN di ruang rapat anggrek, Kementerian Perdagangan. FGD tersebut diikuti oleh 50 orang peserta, yang terdiri dari Para Pejabat Eselon I – IV di lingkungan Ditjen SPK serta Narasumber. FGD tersebut menyimpulkan bahwa perlindungan konsumen merupakan suatu tujuan nasional yang bersifat lintas sektor dimana sebagaimana UU Nomor 8 Tahun 1999 Tentang Perlindungan Konsumen, Menteri Perdagangan ditunjuk sebagai koordinator penyelenggaraan perlindungan konsumen di Indonesia.

Pemantauan pelaksanaan dekonsentrasi di daerah Tahun 2015

Pada Tahun 2015 Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen menyelenggarakan kegiatan Dana Dekonsentrasi yang disalurkan kepada Pemerintah Provinsi. Kegiatan Dana Dekonsentrasi tersebut diselenggarakan melalui Kegiatan Peningkatan Perlindungan Konsumen Daerah yang diberikan kepada seluruh Pemerintah

Gambar 6 Kegiatan Koordinasi Penyusunan Rencana Kerja Ditjen Standardisasi dan

(22)

16

Provinsi di Indonesia (34 Provinsi). Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sebelumnya telah mengalokasikan Dana Dekonsentrasi untuk 34 Provinsi sebesar Rp. 22.501.811.000,- (Dua Puluh Dua Milyar Lima Ratus Satu Juta Delapan Ratus Sebelas Ribu Rupiah) namun dikarenakan refocusing anggaran, maka pagu Dekonsentrasi Tahun 2015 mengalami penurunan menjadi sebesar Rp. 17.815.674.000,- (Tujuh Belas Milyar Delapan Ratus Lima Belas Juta Enam Ratus Tujuh Puluh Empat Ribu Rupiah) yang dialokasikan untuk kegiatan (1) Sosialisasi Standardisasi Bidang Perdagangan, (2) Pemberdayaan Perlindungan Konsumen, (3) Barang Beredar dan Jasa yang diawasi, (4) Kegiatan Pengawasan Kemetrologian. Pemantauan pelaksanaan Dekonsentrasi dilakukan untuk memonitoring pelaksanan kegiatan tersebut.

Pemantauan pelaksanaan DAK di Daerah Tahun 2015

Kementerian Perdagangan telah menetapkan Peraturan Menteri Perdagangan Nomor 91/M-DAG/PER/12/2014 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus (DAK) Bidang Sarana Perdagangan Tahun Anggaran 2015 sebagai pedoman pemanfaatan DAK Sub Bidang Peningkatan Sarana Metrologi Legal yang diperuntukkan untuk pembangunan gedung kantor dan laboratorium UPTD Metrologi Legal, pengadaan peralatan kemetrologian dan pengadaan peralatan pengawasan kemetrologian. Pada Tahun 2015, Alokasi DAK Sub Bidang Peningkatan Sarana Metrologi Legal sebesar Rp 93.900.000.000 (Sembilan puluh tiga miliar sembilanratus juta rupiah) yang diperuntukkan untuk pembangunan dan peningkatan sarana metrologi legal bagi 20 kabupaten/kota dan 10 provinsi sehingga total seluruh penerima DAK sub bidang Metrologi legal adalah sebanyak 30 daerah. Pembagian alokasi DAK sub bidang Metrologi legal untuk kabupaten/kota sebesar Rp 53.900.000.000 (lima puluh tiga miliar Sembilan ratus juta rupiah) dan untuk provinsi sebesar Rp40.000.000.000 (empat puluh miliar rupiah). Pemantaun pelaksanaan DAK di daerah Tahun 2015 dilaksanakan dalam rangka memonitoring progres fisik dan keuangan pelaksanaan DAK.

Koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun 2015

Kegiatan koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun 2015 menjadi kegiatan yang penting mempertimbangkan adanya rencana penghematan perjalanan dinas Tahun 2015 Kementerian/Lembaga sesuai Berdasarkan Inpres No.2 Tahun 2015 dan surat Menteri Keuangan No.S-794/MK.02/2014 tentang penghematan perjalanan dinas Tahun 2015 agar K/L melakukan selfblocking dalam rangka penghematan perjadin. Tujuan pelaksanaan kegiatan adalah:

a. Memberikan panduan dalam memahami tata cara revisi anggaran yang sesuai prosedur

b. Memberikan sarana bagi pengelola program untuk mempertajam sekaligus mencari solusi terhadap kendala yang dihadapi dalam merevisi anggaran.

c. Meningkatkan efektivitas, kualitas belanja, dan optimalisasi penggunaan anggaran yang terbatas.

Koordinasi Tata Cara Revisi RKA-K/L Tahun 2015 diselenggarakan pada tanggal 12 Februari 2015.Adanya revisi RKA-K/L memberikan kesempatan pada satker untuk melakukan perbaikan pada anggaran sesuai dengan hasil telaah yang dilakukan. Diharapkan dalam kegiatan ini dapat dipelajari urutan serta tata cara dalam melakukan revisi dan mekanisme anggaran Tahun 2015 dengan seksama sehingga berdampak pada penyerapan anggaran yang lebih cepat dan lebih tepat.

(23)

17

Sasaran

Sasaran

:

Sasaran

Gambar 7 Koordinasi tata cara revisi RKA-K/L Tahun 2015

Pemantauan BSC Ditjen SPK Tahun 2015

Pemantauan Kinerja Ditjen SPK Tahun 2015 dilaksanakan melalui penyusunan dokumen pemantauan kinerja triwulan yang dituangkan dalam model Balance Score Card (BSC). Kegiatan ini dilaksanakan melalui Rapat kecil yang menghadirkan perwakilan dari unit-unit dilingkungan Ditjen SPK dan dilaksanakan per-triwulan. Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk menggordinasikan pengumpulan data dan pengukuran kemajuan atau progress atas program dan kegiatan yang kemudian diinput kedalam aplikasi BSC.

Evaluasi E-Monitoring Ditjen SPK

Pelaksanaan Evaluasi E-Monitoring SPK dilaksanakan melalui rapat kecil yang dihadiri oleh perwakilan dari unit-unit dilingkungan Ditjen SPK dan bertujuan untuk menggordinasikan kesesuaian antara perencanaan kegiatan dan pelaksanaan anggarannya setiap triwulan.

Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan

Meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan yaitu kondisi dimana mutu kegiatan dalam kinerja pelaporan, evaluasi program dan kegiatan serta dalam kehumasan mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Dalam hal pelaporan, mutu yang menjadi sasaran untuk ditingkatkan yaitu pada aspek kesesuaian format, ketersediaan informasi yang memadai, dan ketepatan waktu penyelesaian. Sasaran peningkatan mutu evaluasi mencakup aspek kesesuaian tujuan, bentuk kegiatan, jumlah anggaran, akuntabilitas pelaksanaan, dan output kegiatan. Pada tahun sebelumnya, kualitas pelaporan dan evaluasi masih kurang dari segi prosedur pengumpulan data kinerja dan pemanfaatan laporan kinerja. Diharapkan kualitas pelaporan dan evaluasi pada tahun ini dapat lebih baik. Adapun mutu kehumasan yang ingin ditingkatkan adalah dalam aspek kecepatan dalam pemutakhiran serta keterbukaan informasi kepada publik. Indikator kinerja yang dipilih untuk mengukur perwujudan sasaran meningkatnya kualitas pelaporan, evaluasi, dan kehumasan ada 2 yaitu:

a. Jumlah dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

b. Jumlah media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen.

(24)

18

Jumlah dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Penyusunan dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen sangat penting karena akan berdampak pada siklus manajemen organisasi. Apabila tidak dilakukan kegiatan evaluasi maka tidak ada ukuran keberhasilan suatu program serta tidak ada masukan perbaikannya. Adapun pelaporan juga sangat penting dalam rangka pengendalian akuntabilitas pelaksanaan suatu kegiatan. Arah kinerja ini untuk terwujudnya evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program pada Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen yang efektif dan akuntabel.

Pada Tahun 2015, Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen telah menyusun 12 dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen, meliputi:

1. Dokumen Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014.

2. Dokumen Laporan Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014.

3. Dokumen Laporan Tahunan Pelaksanaan Kegiatan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015

4. Dokumen Laporan Data Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan I Tahun 2015.

5. Dokumen Laporan Data Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan I Tahun 2015.

6. Dokumen Bahan Rapim Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Semester I Tahun 2015.

7. Dokumen Laporan Data Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan II Tahun 2015.

8. Dokumen Laporan Data Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan II Tahun 2015.

9. Dokumen Laporan Data Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan III Tahun 2015.

10. Dokumen Laporan Data Kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Triwulan III Tahun 2015.

11. Dokumen Bahan Rapim Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015

12. Dokumen Bahan Rapim Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015.

Tabel 9 Realisasi dan capaian IK 3

IK Target Realisasi Capaian

Jumlah dokumen evaluasi dan pelaporan pelaksanaan program Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

12 dokumen

12 dokumen

100%

Kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya sasaran meningkatnya kualitas pelaporan dan evaluasi yang dilaksanakan pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

(25)

19

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAK)

Kegiatan penyusunan Laporan Kinerja bertujuan untuk menggambarkan bagaimana pencapaian kinerja organisasi dibandingkan dengan rencana dan kinerja yang diperjanjikan perlu disusun laporan yang berisi data dan penjelasan seperlunya berkaitan dengan akuntabilitas organisasi sekaligus memenuhi amanat dari Keputusan Menteri Perdagangan No. 1011/M-DAG/KEP/12/2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perdagangan. Laporan Kinerja merupakan salah satu instrumen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang digunakan untuk mengetahui dan mempertanggung-jawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dan tujuan organnisasi. Untuk memperoleh output yang diharapkan, metode yang dilakukan adalah melalui koordinasi antar unit di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Persiapan penyusunan laporan kinerja dilaksanakan tanggal 19-20 Januari 2015 di Bandung membahas konsep awal Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen serta Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014. Penyusunan laporan kinerja tanggal 9 Februari 2015 di Jakarta membahas konsep akhir Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen serta Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014. Acara dimulai dengan penyajian konsep akhir oleh Tim Penyusun. Setelah itu, dilakukan tanya jawab antara Tim Penyusun dengan perwakilan unit-unit Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen terhadap data-data dan informasi yang belum lengkap. Adapun finalisasi laporan kinerja tanggal 13 Februari 2015 di Jakarta membahas konsep final Laporan Kinerja Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen serta Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2014.

Penyusunan Laporan Kinerja

Triwulan

Tujuan kegiatan ini adalah untuk menggambarkan bagaimana pencapaian kinerja organisasi dan mengevaluasinya dibandingkan dengan rencana dan kinerja yang diperjanjikan sehingga perlu disusun laporan yang berisi data dan penjelasan seperlunya berkaitan dengan akuntabilitas organisasi sekaligus memenuhi amanat dari Keputusan Menteri Perdagangan No. 1011/M-DAG/KEP/12/2012 tentang Pedoman Gambar 8 Rapat penyusunan konsep akhir

Laporan Kinerja Ditjen SPK Tahun 2014

Gambar 9 Rapat penyusunan dan Laporan Kinerja Triwulan I Tahun 2015

(26)

20

Penyusunan Dokumen Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah di Lingkungan Kementerian Perdagangan. Laporan triwulanan merupakan salah satu instrumen dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang digunakan untuk mengetahui dan mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi dan tujuan organnisasi. Untuk memperoleh output yang diharapkan, metode yang dilakukan adalah melalui koordinasi. Penyusunan Laporan Kinerja Triwulan I dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2015, Triwulan II tanggal 1 Juli 2015, dan Triwulan III pada tanggal 16 Oktober 2015.

Penyiapan bahan rapat pimpinan (Rapim)

Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menyusun bahan berisi data dan informasi yang diperlukan bagi pimpinan dalam melaksanakan Rapim Kementerian, bahan pidato presiden, bahan laporan Menteri Perdagangan kepada Presiden, dan bahan lain di bidang perlindungan konsumen dan tertib niaga. Untuk memperoleh output yang diharapkan, metode yang dilakukan adalah melalui koordinasi antar unit di lingkungan Direktorat Jenderal Perlindungan Konsumen dan Tertib Niaga, rapat/wawancara, kompilasi, dan editing seperlunya. Pada 2015 telah disusun Dokumen Bahan Rapim Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Semester I Tahun 2015 yang merupakan kumpulan bahan Rapim Eselon I yang disusun dan berlangsung selama periode Januari sampai dengan Juni 2015.

Jumlah media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28 F menyatakan bahwa setiap orang berhak berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya. Setiap orang juga berhak mencari, memperoleh, memiliki, dan menyimpan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang tersedia. Hak masyarakat untuk memperoleh informasi merupakan salah satu sarana untuk mewujudkan open government.

Informasi mengenai standardisasi dan perlindungan konsumen yang berlaku di Indonesia dapat diperoleh masyarakat dalam dan luar negeri melalui media TV, radio, koran, media online, majalah, buletin dan website Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Penyebaran informasi kepada publik dan pemangku kepentingan lainnya juga dilaksanakan dengan harapan bahwa masyarakat luas semakin memahami pentingnya menggunakan barang-barang yang berkualitas dan bermutu, serta timbul kesadaran mengenai perlindungan terhadap konsumen.

Pemilihan indikator Jumlah media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen karena peningkatan mutu kehumasan dalam aspek kecepatan dalam pemutakhiran akan tergambar dari media website sedangkan aspek keterbukaan informasi kepada publik tergambar dari media koran, majalah nasional, media elektronik, dan buletin. Jumlah media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015 sebanyak 5 media, yaitu:

1. Peliputan dan penyebaran informasi melalui website Direktorat Jenderal SPK dengan alamat http://ditjenspk.kemendag.go.id/;

2. Publikasi di bidang SPK melalui media cetak (koran nasional); 3. Publikasi di bidang SPK melalui media cetak (majalah nasional);

(27)

21 4. Publikasi di bidang SPK melalui media elektronik (radio);

5. Penyebaran informasi di bidang SPK melalui bulletin (majalah Info SPK); Tabel 10 Realisasi dan capaian IK 4

IK Target Realisasi Capaian

Jumlah media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen

5 media 5 media 100%

Kegiatan-kegiatan yang mendukung terwujudnya sasaran meningkatnya kualitas kehumasan yang dilaksanakan pada Tahun 2015 adalah sebagai berikut:

Koordinasi Penanganan Informasi Isu Aktual di Bidang Standardisasi dan

Perlindungan Konsumen

Koordinasi ini dilakukan dalam rangka pencarian data dan informasi aktual di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen, serta melakukan peliputan kegiatan Ditjen SPK dimana seluruh data dan informasi yang diperoleh akan ditampilkan pada website Ditjen SPK http://ditjenspk.kemendag.go.id.

Gambar 10 Liputan koordinasi kegiatan dan kebijakan di Bidang SPK

Pengelolaan Informasi

Website Ditjen Standardisasi

dan Perlindungan Konsumen

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka pengelolaan Sistem Informasi Website yang terintegrasi berbasiskan aplikasi website di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Pengelolaan dilaksanakan setiap hari dengan memutakhirkan informasi yang ditampilkan pada Gambar 11 Tampilan website Direktorat Jenderal

(28)

22

website. Tujuan kegiatan pengelolaan informasi website yaitu agar penyampaian informasi lebih cepat dibanding media lainnya.

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan peningkatan mutu kehumasan yaitu bahwa media pelayanan informasi, publikasi, penyedia akses informasi dan dokumentasi Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen Tahun 2015 bersifat tentatif sehingga tidak ada jadwal yang tetap sebagai acuan jumlah peliputan yang akan dilaksanakan, hal ini berdampak pada kurangnya koordinasi kegiatan peliputan itu sendiri dimana tim peliput tidak memiliki bahan awal untuk melakukan peliputan seperti: jadwal acara, siaran pers, dan materi substansi pendukung liputan.

Penyebaran Informasi

di Bidang

Standardisasi dan

Perlindungan

Konsumen

Kegiatan ini dilaksanakan dalam

rangka meningkatkan

pemahaman serta

menumbuhkan kesadaran masyarakat sehingga masyarakat dapat berperan aktif di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen. Kegiatan penyebaran informasi antara lain dengan pembuatan Majalah “Konsumen Cerdas”, dalam rangka mensosialisasikan serta memberikan pemahaman akan arti pentingnya informasi perdagangan khusus bidang standardisasi dan perlindungan konsumen kepada masyarakat luas agar dapat mengerti dan memahaminya. Penerbitan Majalah “Konsumen Cerdas” dilakukan setiap 3 (tiga) bulan sekali yang isinya meliputi berbagai liputan jurnalistik, pandangan tentang topik aktual yang patut diketahui pembaca serta kegiatan yang dilakukan Ditjen SPK. Pengumpulan data dan informasi sebagai bahan pembuatan buletin SPK dibatasi sampai pengiriman kepada Dinas Perindustrian dan Perdagangan di tingkat Provinsi.

Publikasi di bidang SPK melalui Media Cetak dan Media Elektronik

Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka publikasi media massa di bidang Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Pelaksanaan kegiatan dilakukan bertepatan dengan Hari Konsumen Nasional pada bulan April 2015. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah melakukan publikasi baik itu cetak maupun elektronik di media nasional sehingga masyarakat selaku konsumen terpublikasikan mengenai Harkonas ini. Publikasi melalui media cetak yaitu Harian “KOMPAS” (terbit tanggal 20 April 2015) dan Majalah “GATRA” (terbit tanggal 23 April 2015). Adapun publikasi di media elektronik yaitu melalui Radio “SONORA” on air 18 kali (tanggal 20 April, 10 sd 12 Mei 2015).

(29)

23

Sasaran

Sasaran

:

Sasaran

Meningkatnya kualitas pertimbangan/opini hukum

Meningkatnya kualitas pertimbangan/opini hukum yaitu kondisi dimana mutu koordinasi, fasilitasi, dan penelaahan peraturan perundang-undangan mengalami perbaikan dari tahun sebelumnya. Dalam hal koordinasi, mutu yang menjadi sasaran untuk ditingkatkan yaitu pada aspek pelibatan stakeholder teknis yang memahami substansi peraturan perundang-undangan dengan jumlah lebih banyak. Sasaran peningkatan mutu fasilitasi mencakup aspek penambahan anggaran sarana dan prasarana penunjang kegiatan penelaahan dan perancangan peraturan. Pada tahun sebelumnya, kualitas pertimbangan/opini hukum belum maksimal dari segi inisiasi/usulan dari unit-unit Eselon II di lingkungan Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen. Pada Tahun 2015, terdapat target penyusunan peraturan yang harus diselesaikan Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan Konsumen khususnya untuk peraturan pelaksana Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan sehingga mendorong kinerja penyusunan kebijakan standardisasi dan perlindungan konsumen. Diharapkan kualitas pertimbangan/opini hukum pada tahun ini dapat lebih baik. Adapun mutu penelaahan yang ingin ditingkatkan adalah masukan substansi peraturan perundang-undangan yang ditelaah karena pada tahun sebelumnya belum melibatkan pemangku kebijakan (para praktisi peraturan yang ditelaah) secara langsung. Indikator kinerja yang dipilih untuk mengukur perwujudan sasaran meningkatnya kualitas pertimbangan/opini hukum yaitu Jumlah evaluasi dan fasilitasi terhadap peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen.

Jumlah evaluasi dan fasilitasi terhadap peraturan di bidang standardisasi dan perlindungan konsumen

Dalam rangka menciptakan transparansi, efisiensi, dan efektivitas implementasi suatu kebijakan, serta untuk mengharmonisasikan kebijakan nasional dengan berbagai komitmen Indonesia yang bersifat internasional di

Gambar 13 Publikasi di bidang SPK melalui Harian “KOMPAS” terbit

tanggal 20 April 2015

Gambar 14 Publikasi di bidang SPK melalui Majalah “GATRA” terbit

tanggal 23 April 2015

Gambar

Gambar 1 Fungsi organisasi Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan Perlindungan  Konsumen
Tabel 2 Komposisi SDM pada Sekretariat Direktorat Jenderal Standardisasi dan  Perlindungan Konsumen
Tabel 5 Hasil evaluasi SAKIP Ditjen SPK Tahun 2015
Tabel 8 Realisasi dan capaian IK 2
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

INDO SMPN 05 Satu Atap Manggelewa Kab.. SAFIAH PAUD 2 TK TUNAS BANGSA

Akan tetapi setelah dilakukan analisis data dengan menggunakan regresi logistik yang melibatkan variabel independen lain dalam penelitian ini tenaga kerja yang

Getaran pada kapal dapat diklasifikasikan menjadi getaran global dan getaran lokal. Getaran global terjadi karena adanya resonansi global [1]. Resonansi global

Pembatalan yang dilakukan setelah terjadinya akad sewa antara kedua belah pihak, tentunya pihak calon penyewa sudah membayar down payment (uang muka). Sehingga secara otomatis

algoritma yang sangat membantu dalam melakukan klasifikasi data karena karakteristik data yang diklasifikasikan dapat diperoleh dengan jelas, baik dalam bentuk

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa pemberian konsentrasi pupuk organik cair NASA pada tanaman kangkung darat jika ditinjau dari panjang daun yang memberikan

Berdasarkan nilai IC50 yang diperoleh dapat dijelaskan pula bahwa vitamin C sebagai pembanding atau kontrol positif termasuk antioksidan yang lebih kuat jika dibandingkan

Salah satu contohnya adalah Daspal (Damar Aspal) yang merupakan campuran dengan bahan utamanya getah damar sebagai bahan pengikat dari serbuk bata yang dilebur