• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN EDITOR JURNAL SAINS MANAJEMEN DAN AKUNTANSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "DEWAN EDITOR JURNAL SAINS MANAJEMEN DAN AKUNTANSI"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

Penanggung Jawab Dr. Ivan A. Setiawan, M.M

Editor in Chief Dr. Hj. Nur Hayati, M.Si.

Managing Editor

Yudhi W. Arthana R., S.T., M.Kom. Editorial Board

Ferdiansyah, S.E.,M.Ak (STIE STAN Indonesia Mandiri) Dr. Dedi Supardi, M.Si., Akt (Universitas. Sangga Buana) Dr. Pahlawan Sagala, M.Sc (Lembaga Elektronika Nasional)

Dr. Atang Hernawan, M.Si. (Universitas Pasundan) Chairuddin, Ir., M.M., M.T (STIE STAN Indonesi Mandiri) Eka Setia Jatnika, S.E., M.Si (Institut Manajemen Koperasi Indonesia)

Sarjito Surya,S.E.,M.M (STIE STAN Indonesi Mandiri) Evan Jaelani, S.T, M.M (STIE STAN Indonesi Mandiri) Leni Susanti, S.E., M.Si (STIE STAN Indonesi Mandiri) Tatang Kusmayadi, S.E., M.Si (STIE STAN Indonesia Mandiri)

KEBIJAKAN EDITORIAL

Jurnal Sains Manajemen dan Akuntansi (JSMA) diterbitkan oleh LPPM STIE STAN Indonesia Mandiri secara berkala dua kali per tahun. Lingkup riset manajemen dan akuntansi

yang dimuat dalam JSMA antara lain meliputi bidang-bidang manajemen, akuntansi, dan ekonomi. JSMA menerima kiriman artikel hasil riset teoritis dan empiris. Editor dapat menyingkat dan memperbaiki tulisan tanpa mengubah maksud dan isinya. Selain dalam bentuk

fisik (buku), artikel juga didistribusikan melalui internet. Artikel dikirim ke editor JSMA dengan alamat :

Dr. Hj. Nur Hayati, M.Si. (Editor in Chief) Jurnal Sains Manajemen dan Akuntansi LPPM STIE STAN Indonesia Mandiri Jl. Jakarta 79 Bandung, Kode Pos 40272 Telp. 022-7208180, 022-7272672; Fax. 022-7271693

(2)

( J S M A )

Vol. VI No. 2/November/2014 ISSN : 2085-8426

DAFTAR ISI

Hal.

THE RESOURCE-BASED VIEW: PERSPEKTIF STRATEGI,

KEORGANISASIAN EKONOMI, DAN ORGANISASI INDUSTRIAL Gaos Syarifudin & Ivan A. Setiawan

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Novi Rukhviyanti

PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN (STUDI PADA PELANGGAN SAMS PARFUM REFILL) Nur Samsu & Nur Hayati

PENGARUH PROFITABILITAS DAN RASIO LEVERAGE KEUANGAN TERHADAP RETURN SAHAM (Studi Pada Perusahaan Sektor Industri Food and Beverages Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Dani Sopian

PENERAPAN MIND MAPPING SEBAGAI DASAR PENETAPAN STRATEGI DAN BAURAN PEMASARAN DI HAFARO WATER TREATMENT BANDUNG Evan Jaelani

PENGARUH KEBIJAKAN PENJUALAN KREDIT TERHADAP PERPUTARAN PIUTANG DI UNIT TOKO PRIMKOPPOL RESTABES BANDUNG

Christina Apriliyani & Sukarti

1

10

22

34

52

(3)

THE RESOURCE-BASED VIEW: PERSPEKTIF STRATEGI, KEORGANISASIAN EKONOMI, DAN ORGANISASI INDUSTRIAL

Gaos Syarifudin Ivan A. Setiawan

ABSTRAK

Mahoney dan Pandian (1992) menguraikan bahwa pendekatan resource-based selayaknya dipandang dari tiga perspektif yaitu strategi, keorganisasian ekonomi, dan organisasi industrial. Fleksibilitas pendekatan resource-based memungkinkan untuk merangsang dialog (conversation) bahkan peningkatan kerangka kerja diskusi bagi ketiga pendekatan tersebut. Kedua peneliti ini mengemukakan sejumlah justifikasi empiris bahwa pendekatan resource-based adalah fit berdasarkan ketiga perspektif tersebut. Selain uraian utama tersebut, Mahoney dan Pandian (1992) mengemukakan sejumlah argumentasi empiris lainnya mengenai manfaat pendekatan resource-based sebagai basis organisasi untuk melakukan diversifikasi, dan tentunya bagi pencapaian kinerja positif sebagai tujuan akhir organisasi bisnis. Perspektif Mahoney dan Pandian (1992) bukan tanpa kritik. Kraaijenbrink et al. (2010) serta Foss dan Knudsen (2003) mengemukakan sejumlah kritik, dan menyatakan bahwa kritik tersebut bermanfaat bagi pengembangan teori dan riset sehingga pendekatan resource-based lebih bersifat kontekstual dan relevan secara manajerial.

Kata kunci:resource-based view,strategi, organisasi ekonomi, organisasi industri,rents

I. Pendahuluan

Kontribusi utama resource-based view (RBV) dalam disiplin manajemen strategik mungkin terletak pada kemampuannya dalam mengintegrasikan beragam pendekatan riset yang berbasis pada ekonomi, organisasi industri, ilmu organisasi, dan strategi (Rugman dan Verbeke, 2002). Mahoney dan Pandian (1992) menyatakan bahwa RBV telah mendorong terciptanya dialog antar aliran pemikiran yang berasal dari 3 perspektif

riset. Pertama, RBV menggandeng memanfaatkan konsep-konsep yang berasal dari perspektif strategi yang memfokuskan padadistinctive competencies dan heterogenous capability, serta memberikan nilai tambah berupa proposisi teoritis yang dapat diuji

(4)

diskusi antara ketiga perspektif riset tersebut. Artikel ini mencoba menguraikan pandangan Mahoney dan Pandian (1992) mengenai RBV dalam perspektif strategi, organisasi ekonomi, dan organisasi industri. Selain itu, artikel ini juga menguraikan secara ringkas kritik terhadap pandangan Mahoney dan Pandian (1992).

II. RBV dalam Dialog Strategi

Mahoney dan Pandian (1992) menyatakan bahwa strategi dapat dipandang sebagai pencarian terhadap rents (rente) berkelanjutan, dimana rents didefinisikan sebagai kelebihan return atas biaya kesempatan suatu sumber daya pemilik atau dikenal juga sebagai keuntungan di atas normal (dalam terminologi manajemen investasi sering dikenal sebagai abnormal return). Peteraf (1993) memandang rents dalam konteks keunggulan kompetitif berkelanjutan atas pesaing atau pesaing potensial. Sumber daya secara sederhana diklasifikasikan ke dalam – misalnya, tanah dan peralatan, tenaga kerja (termasuk kapabilitas dan pengetahuan pegawai), serta modal. Lebih jauh, klasifikasi sumber daya ke dalam bentuk yang lebih rinci sangat berguna dalam melakukan analisis lebih mendalam.

Terdapat beberapa jenis rents. Pertama, Ricardian rents yang bersumber pada kepemilikan sumberdaya bernilai yang langka. Rents jenis ini termasuk kepemilikian tanah yang bernilai, keunggulan lokasi, paten, dan hak cipta. Kedua, monopoly rents yang bersumber dari proteksi pemerintah atau kolusi yang terjadi karena kendala yang

kuat terhadap pesaing potensial. Ketiga, entrepreneurial (Schumpeterian) rents yang bersumber dari kemauan untuk mengambil risiko dan kemampuan kewirausahaan dalam lingkungan yang kompleks atau tidak pasti. Terakhir, quasi-rents dan unik yang bersumber dari sumberdaya spesifik perusahaan (specific-firm) baik dalam bentuk keunikan modal fisik, modal manusia, maupun aset tertentu.

(5)

pada dasarnya memiliki basis yang kuat bagi keunggulan bersaing. Rent theory memungkinkan bagi klarifikasi kerangka kerja SWOT dengan mengidentifikasi secara tepat mengenai apa yang dapat menjadi kekuatan sesungguhnya dan kapabilitas perusahaan bagi pembentukan keunggulan bersaing. Perbedaan perusahaan dalam arti perbedaan informasi, keberuntungan, dan/atau kapabilitas memungkinkan bagi perusahaan untuk menghasilkanrents.

Kapabilitas unik perusahaan dalam arti technical know-how dan kemampuan manajerial merupakan sumberdaya penting bagi heterogenitas yang dapat menghasilkan keunggulan bersaing berkelanjutan. Lebih spesifik,distinctive competencedansuperior organizational routines dalam satu atau lebih fungsi rantai nilai perusahaan memungkinkan perusahaan untuk menghasilkan rents yang bersumber pada keunggunggulan sumber daya.

III. Distinctive competence sebagai fungsi sumberdaya yang dimiliki perusahaan pada waktu tertentu

Penrose (1959) menyatakan bahwa “Heterogenitas .. jasa produktif yang tersedia atau berpotensi tersedia yang menciptakan karakter unik masing-masing perusahaan.

Suatu perusahaan dapat memperoleh laba bukan karena kepemilikan sumberdaya yang lebih baik, namun karena distinctive competence perusahaan yang membuat pemanfaatan sumberdaya yang lebih baik. Perusahaan dapat memanfaatkan modal

manusia dengan tepat melalui penugasan pekerja pada bidang yang memungkinkan pencapaian produktivitas yang lebih tinggi, dan perusahaan dapat mengalokasikan modal kapital dengan lebih baik pda bidang yang menghasilkan keuntungan yang lebih baik.

(6)

yang memperkuat alasan ekonomis bahwa profil sumberdaya perusahaan akan mempengaruhi arah diversifikasi. RBV memperkaya aliran riset strategi diversifikasi dalam empat area: limits to growth, motivation for growth, direction of growth, dan growth-performance.

Limit to growth. Dalam jangka panjang, perusahaan memiliki keterbatasan untuk terus

berkembang karena kendala keterbatasan sumberdaya manajerial berupa kekurangan (1) tenaga kerja atau input fisik, (2) keuangan, (3) peluang investasi yang menguntungkan, dan (4) kapasitas manajerial yang mencukupi. Kendala manajerial ini yang dikenal dengan istilah‘Penrose effect’menyatakan bahwa pertumbuhan cepat suatu perusahaan pada periode tertentu cenderung diikuti oleh pertumbuhan yang lebih rendah pada periode berikutnya. Studi-studi empiris baik berupa studi kasus maupun ekonometrik menunjukkan dukungan pada Penrose effect. Penrose effect juga menyatakan bahwa semakin tinggi saling keter gantungan antar sumberdaya, semakin rendah tingkat pertumbuhan perusahaan.

Motivation for growth. Jarang terjadi seluruh unit beroperasi dengan kecepatan dan

kapasitas yang sama, dan fenomena ini menciptakan dorongan bagi perusahaan unuk tumbuh. Perusahaan merupakan organisasi administratif dan kumpulan dari sarana fisik, manusia, dan asetintangible. Kelebihan kapasitas atau sumberdaya produktif yang tidak digunakan seperti keahlian manusia dapat mendorong terjadinya diversifikasi. Penrose menyatakan sebagai virtuous circle, dimana pertumbuhan membutuhan spesialisasi, tetapi juga spesialisasi membutuhkan pertumbuhan dan diversifikasi untuk

memanfaatkan sumberdaya produktif dengan sepenuhnya. Studi yang dilakukan oleh Rubin (1973) menunjukkan adanya titik optimal tingkat pertumbuhan perusahaan, dimana titik optimal tersebut tidak lain merupakan keseimbangan antara eksploitasi sumberdaya dan ada dengan pengembangan sumberdaya yang baru.

The direction of growth. Arah diversifikasi perusahaan disebabkan oleh sifat

(7)

intangible perusahaan dalam advertensi dan R & D menjelaskan arah strategi diversifikasi. Dengan demikian, sumberdaya spesifik perusahaan dan keterhubungan (relatedness) merupakan variabel penting dalam proses diversifikasi.

Diversification and performance. Pada diskusi RBV mengenai keterkaitan

diversifikasi-kinerja, melekat pertanyaan umum mengenai strategi apa yang bisa digunakan perusahaan sehingga perusahaan mampu membuat perbedaan. Masih terjadi perdebatan penting mengenai mana yang lebih kuat apakah efek perusahaan atau daya tarik industri yang memiliki efek signifikan terhadap kinerja. Namun demikian, sebenarnya, memfokuskan pada sumberdaya spesifik ketimbang jenis strategi dapat menghasilkan penjelasan yang lebih baik mengenai kinerja perusahaan.

Sejumlah besar studi menunjukkan bahwa strategi perusahaan mempengaruhi aliran rents. Namun demikian, sifat dari strategi tersebut perlu dipahami lebih jauh. Studi-studi

menunjukkan bahwa RBV memberikan landasan teoritis penting dalam menjelaskan dan memprediksi efek strategi perusahaan. RBV dalam konteks diversifikasi menjelaskan bahwa efek dapat muncul dalam bentukfocus effects. Fokus berartirelated diversificationsedangkanless-focusedberartiwidely-diversified. Studi Montgomery dan Wernerfelt (1988) serta Wernerfelt dan Montgomery (1988) sampai pada kesimpulan bahwa perusahaan yang widely-diversified tidak mampu mentrasfer kompetensinya kedalam pasar yang berbeda. Mereka menyatakan bahwa RBV diversification mampu menjelaskan kinerjaabsolut related diversifiers ketimbangunrelated diversifiers. Dua argumentasi yang diajukan kedua peneliti ini: (1) diversifikasi yang lebih luas

(8)

IV. RBV dalam Dialog Organisasi Ekonomi

Teori ekonomi neoklasik menjauhkan diri dari asumsi biaya transaksi, batas rasionalitas, harga sebagai sinya kualitas, serta ketidakpastian teknologi, dan hasilnya adalah pendekatan ekuilibrium statis. Hal ini berbeda dengan proses persaingan yang menjadi salah satu fokus strategi. Karenanya, perilaku korporasi nampaknya lebih sesuai dengan visi persaingan ala Schumpeter sebagai suatu proses ‘creative destruction’ yang dinamis ketimbang ekuilibrium statik ala teori ekonomi neoklasik.

Proses persaingan adalah dimanis yang meliputi ketidakpastian, perjuangan, dan ketidakseimbangan.

RBV dapat dikerangkakan dalam konteks dinamik. Persaingan ala Schumpeter mencakup penggunaan ‘kombinasi baru’ termasuk metode produksi baru dan inovasi organisasi. Persaingan model Schumpeter ini dapat diterjemahkan ke dalam kerangka kerja RBV dengan mempertimbangkan ‘kombinasi baru sumberdaya’ sebagai sarana untuk memperoleh keunggulan bersaing.

RBV bersinggungan dengan paradigma organisasi ekonomi. RBV berkaitan dengan agency costkarena sumberdaya yang digunakan dipengaruhi oleh upaya meminimalkan agency cost. RBV juga berkaitan dengan property right karena property right menjadikan suatu sumber daya menjadi bernilai. Terakhir, RBV berkaitan dengan teori biaya transaksi karena kombinasi sumberdaya dipengaruhi oleh ekonomisasi biaya transaksi.

RBV memandang diversifikasi sebagai respon atas indivisibilitas dan kegagalan

pasar. Literatur transaction cost, property right, dan agency theory memberikan landasan bagi RBV dengan menganalisis. Jika kegagalan pasar menjelaskan eksistensi perusahaan, RBV memandang heterogenitas perusahaan sebagai hasil dari kegagalan pasar. Analisistransaction cost menyatakan bahwa modal idiosinkratik sebagai sumber utama kegagalan pasar dan heterogenitas. Keunikan aset dapat berbentuk modal manusia, modal fisik, modal legal, organisasi modal dan pengalaman, serta modal intangible.

(9)

intangible assetssecara efektif, tapi hal ini tidak bisa dilepaskan dari keterampilan dan pengetahuan tim manajerial. Singkatnya,idiosyncratic physical, human, danintangible resourcemerupakn masukan bagi heterogenitas perusahaan.

V. RBV dalam Dialog Organisasi Industrial

RBV bersifat sebagai pelengkap bagi analisis dan literatur organisasi industrial, baik terhadap aliran Harvard maupun aliran Chicago. Literatur organisasi industrial menfokuskan pada faktor eksternal industri dan product-market, sedangkan RBV memfokuskan pada faktor internal perusahaan dan sumberdayanya. Keterkaitan RBV dengan kedua aliran tersebut terletak pada konsep ‘isolating mechanism’. Pada level perusahaan, isolating mechanism analog dengan entry barrier pada level industri dan mobility barrierpada level strategic group.Isolating mechanism menjelaskan stabilitas aliran rents dan memberikan landasan pembenaran bagi adanya perbedaan antar perusahaan dalam suatu industri.

VI. KesederhanaanversusKeluasan

Mahoney dan Pandian (1992) memandang RBV dalam konteks yang luas. Keluasan RBV dengan fleksibilitasnya mengundang sejumlah kritik. Kraaijenbrink et al. (2010) mengelompokkan kritik ke dalam 8 kategori yaitu:

a. Resource-basedtidak memiliki implikasi manajerial.

b. Resource-basedmengimplikasikan kemunduran tanpa batas.

c. AplikasiResource-basedsangat terbatas.

d. Kelanggengan keunggulan bersaing tidak dapat dicapai. e. Resource-basedbukan teori perusahaan.

f. Proposisi sentral valuable, rare, inimitable, dan nonsubstitutable bukanlah kondisi yang diperlukan maupun yang mencukupi bagi pembentukan kelanggengan keunggulan bersaing.

g. Nilai suatu sumberdaya tidak dapat ditentukan bagi penyusunan teori h. Definisi ‘sumberdaya’ tidak jelas.

(10)

dalam mengkaji resource-based, dan cukup menyandarkan pada perspektif perspektif stratejik dan ekonomi. Bagi kedua penulis ini, hanya ada dua faktor dalam konteks resource-based yang perlu untuk mencapai kelanggengan keunggalan bersaing yaitu uncertainty dan immobility. Foss dan knudsen (2003) tidak mengabaikan variabel lainnya seperti superioritas keragaman sumber daya (perspektif strategi) dan sumber daya yang imperfectly immitable (perspektif organisasi ekonomi), namun variabel-variabel tersebut bersifat komplemen bagi immobility dan uncertainty. Namun demikian, Foss dan Knudsen (2003) tetap membuka dialog antar pendekatan. Perbedaan mendasar dengan pandangan Mahoney dan Pandian (1992), jika Mahoney dan Pandian (1992) nampaknya bermaksud menjaga fleksibilitas resourced-based sehingga memungkinkan pembentukan model riset yang komprehensif, sebaliknya, Foss dan Knudsen mencoba menyederhanakannya dengan menyodorkan dua faktor kunci yaitu uncertaintydanimmobility. Peteraf dan Barney (2003) mengkritisi pandangan Foss dan Knudsen tersebut. Reduksi variabel hanya mencakup uncertainty dan immobility dianggap mengabaikan banyak hal. Resource-based tidak bermaksud menggantikan analisis 5-forces dari Porter, strategic grouptheory,game theorydan lainnya.

Resource-based justru bersifat komplemen, yang memberikan sudut pandang berbeda terhadap pemahaman perilaku dan kinerja perusahaan.

VII.Penutup

Berdasarkan pandangan Kraaijenbrink et al. (2010), Foss dan Knudsen (2003),

(11)

REFERENSI

Foss, Nicolai J., and Thorbjorn Knudsen. 2003. TheResource-basedTangle: Towards a Sustainable Explanation of Competitive Advantage. Managerial and Decision Economics, vol.24, iss. 4 pp. 291-307.

Kraaijenbrink, Jeroen., J. C. Spender., and Aard J. Groen. 2010. The Resource-based View: A Review and Assessment of Its Critiques. Journal of Management, Vol. 36 No. 1, pp. 349-372.

Lado, A. Augustine., Nancy G. Boyd., and Mark Kroll. 2006. Paradox and Theorizing within the Resource-based View. Academy of Management Review, Vol. 31 No. 1, pp. 115–131.

Mahoney, Joseph T., J. Rajendran Pandian. 1992. TheResource-basedView Within the Conversation of Strategic Management. Strategic Management Journal, Vol. 13 No. 5. pp. 363-380.

Penrose, E. T. 1955. Limits to the Growth and Size of Firms. American Economic Review, Vol. 45, pp. 531-543.

Peteraf, Margaret A., and Jay B. Barney. 2003. Unraveling TheResource-basedTangle. Managerial and Decision Economic, Vol. 24 Issue 4, pp. 309-323.

Rugman, Alan M., and Alain Verbeke. Edith Penrose's Contribution to the Resource-based View of Strategic Management. Strategic Management Journal, Vol. 23 No. 8, pp. 769-780.

(12)

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN

Novi Rukhviyanti

ABSTRAK

Tujuan dari studi ini untuk mengetahui pengaruh disiplin kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan. Metode penelitian menggunakan metode survey dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada 80 karyawan (sampel) di salah satu perusahaan. Sedangkan teknik pengujian kualitas instrumen meliputi uji validitas dan uji reliabilitas dan teknik analisis data menggunakan analisis deskriptif dan korelasi, sedangkan untuk pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linier berganda. Hasil dari penelitian ini adalah disiplin kerja berpengaruh positif kepada kinerja karyawan dan komitmen organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan.Keterbatasan dalam penelitian ini adalah analisis ini hanya dilakukan disatu perusahaan saja dan hanya dua variabel saja yang diuji.

Kata Kunci : Disiplin kerja, Komitmen organisasi dan Kinerja Karyawan

I. PENDAHULUAN

Disiplin sangat dekat kaitannya dengan kinerja. Disiplin merupakan suatu yang menjadi bagian pokok atau faktor penentu keberhasilan dalam mencapai tujuan dalam organisasi ataupun tujuan individu. Disiplin kerja merupakan hal yang penting karena dengan ditegakkannya disiplin, pegawai dapat melakukan pekerjaannya

(13)

Prawatya dan Raharjo (2012) menyatakan bahwa work discipline influential positive and significant to the performance of employees dan penelitian yang dilakukan oleh Amran (2009) menyimpulkan kedisiplinan memberikan kontribusi secara positif dan signifikan terhadap terhadap kinerja, namun demikian terdapat hasil penelitian yang berbeda.

II. REVIEW LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Disiplin Kerja

Disiplin benar-benar memainkan peran penting dalam membentuk tingkah laku. Seperti halnya penghargaan yang efektif dalam memotivasi orang, disiplin jika digunakan secara tepat maka dapat sama-sama efektif. William B.Werther dan Keith Davis (1996:515) mengatakan disiplin adalah tindakan atau perilaku manajemen yang menuntut pemenuhan kebutuhan akan standar organisasi. Seiring dengan meningkatnya perselisihan di tempat kerja saat ini, anda harus memastikan bahwa anda cermat dalam melaksanakan disiplin. Yang terbaik adalah mendokumentasikan segala sesuatu dengan teliti, Buhler (2007:216 -218). Disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. Keith David dalam A.A. Anwar Prabu Mangkunegara (2001:129).

2.2 Komitmen Organisasi

(14)

menerima tujuan-tujuan organisasi dan akan tetap tinggal atau tidak akan meninggalkan organisasinya.

2.3 Kinerja Karyawan

Bernardin dan Russel, (2002) menyatakan kinerja adalah catatan perolehan

yang dihasilkan dari fungsi suatu pekerjaan tertentu atau kegiatan selama satu periode pekerjaan tertentu. Kinerja yang baik merupakan langkah untuk tercapainya tujuan

organisasi. Sehingga perlu diupayakan usaha untuk meningkatkan kinerja. Selanjutnya Sedarmayanti (2007) menyatakan bahwa kinerja yang digunakan untuk menilai dan mengetahui apakah seorang pegawai telah melaksanakan pekerjaannya secara keseluruhan, atau merupakan perpaduan dari hasil kerja (apa yang harus dicapai seseorang) dan kompetensi (bagaimana seseorang mencapainya). Bernardin dan Russel (1998:383) dalam Herwan Abdul (2005) yaitu :

1. Quality, merupakan tingkat sejauh mana proses atau hasil pelaksanaan kegiatan mendekati tujuan yang diharapkan.

2. Quantity, merupakan jumlah yang dihasilkan, misalnya jumlah rupiah, jumlah unit, jumlah siklus kegiatan yang diselesaikan.

3. Timeleness, sejauh mana suatu kegiatan diselesaikan pada waktu yang dikehendaki dengan memperhatikan koordinasi output lain serta waktu yang tersedia untuk kegiatan lain.

4. Need of supervision, merupakan tingkat sejauh mana seorang pegawai dapat melaksanakan suatu fungsi pekerjaan tanpa memerlukan pengawasan seorang supervisoruntuk mencegah tindakan yang kurang diinginkan.

5. Interpersonal input, merupakan tingkat sejauh mana pegawai memelihara harga diri, nama baik dan kerjasama diantara rekan kerja dan bawahan.

Pengaruh Disiplin Kerja terhadap Kinerja Karyawan

(15)

organisasi karena merupakan wujud dari kepatuhan terhadap aturan kerja dan juga sebagai tanggung jawab diri terhadap perusahaan. Pelaksanaan disiplin dengan dilandasi kesadaran dan keinsafan akan terciptanya suatu kondisi yang harmonis antara keinginan dan kenyataan.

Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap Kinerja Karyawan

Pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja berdasarkan pendapat Luthans (2006:236) menjelaskan bahwa komitmen organisasi membawa hasil positif seperti kinerja tinggi, tingkat turnover yang rendah dan tingkat ketidakhadiran yang rendah. Selain itu, komitmen karyawan juga berhubungan dengan hasil lain yang diinginkan, seperti persepsi iklim organisasi, yaitu organisasi yang hangat dan mendukung dan menjadi anggota tim yang baik dan siap membantu. Sedangkan hasil penelitian berbeda dari Dwi Irawati dan Noor Mustakim (2012) mengenai pengaruh komitmen organisasional, disiplin kerja dan motivasi kerja pegawai dimana dilaporkan bahwa komitmen organisasional berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap prestasi kerja pegawai, sedangkan disiplin kerja secara positif dan signifikan berpengaruh terhadap prestasi kerja pegawai.

Model Penelitian

Pola hubungan antara variabel-variabel yang telah dijelaskan diatas dapat dituangkan kedalam bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar diatas menggambarkan pengaruh variabel independen yaitu disiplin kerja karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan sebagai variabel dependen. Dari pernyataan-pernyataan dan penelitian-penelitian terdahulu yang di bahas sebelumnya, peneliti mengharapkan dari penelitian ini menghasilkan adanya hubungan

Disiplin Kerja Karyawan

Komitmen Organisasi

(16)

positif yang diperoleh antara disiplin kerja karyawan dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan.

Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan keterikatan antara variabel yang sudah diuraikan dan kerangka pemikiran diatas, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut :

H1 : Disiplin kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

H2 : Komitmen Organisasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan

III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Berdasarkan prosesnya penelitian ini termasuk penelitian kuantitatif, Metode ini sebagai metode ilmiah karena memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris,

objektif, terukur, rasional dan sistematis (Sugiyono, 2013:7). Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 80 karyawan. Sesuai dengan tujuan penelitian yang ingin dicapai bahwa penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruh disiplin kerja dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan, maka penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Model pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda yang pada dasarnya merupakan ekstensi dari metode regresi dalam analisis bivariate yang umumnya digunakan untuk menguji pengaruh dua atau lebih variabel independen terhadap variabel dependen dengan skala pengukuran interval atau rasio dalam suatu persamaan linier (Nur,2009:211).

IV. TEMUAN-TEMUAN

Tabel 1 Hasil Uji Validitas

Variabel Rentang

Koefiesien

Nilai Kritis Keterangan

Disiplin Kerja 0,302-0,603 0,172 Valid

Komitmen Organisasi 0,318-0,689 0,172 Valid

Kinerja Karyawan 0,311-0,780 0,172 Valid

Sumber : data primer yang telah diolah, 2014

(17)

yaitu 0,172. Dengan demikian dapat dinyatakan bahwa Disiplin kerja, komitmen organisasi dan kinerja karyawan adalah valid.

Sedangkan hasil uji Reliabilitas disajikan pada tabel berikut ini:

Tabel 2

Pengukuran Reliabilitas

Variabel Rentang

Koefiesien

Nilai Kritis Keterangan

Disiplin Kerja 0,716 0,60 Reliabel

Komitmen Organisasi 0,733 0,60 Reliabel

Kinerja Karyawan 0,825 0,60 Reliabel

Sumber : data primer yang telah diolah, 2014

Kriteria reliabilitas yang digunakan yaitu sekurang-kurangnya nilai Cronbach Alpha adalah pada pengujian reliabilitas dapat dilihat pada tabel 2 yang menunjukan bahwa masing-masing instrument pengukuran adalah reliable dengan koefisien konsistensi Cronbach Alpha lebih besar daripada 0,60/. Dengan demikian hal tersebut

menunjukkan bahwa instrument kedua variabel tersebut merupakan instrumen yang reliable.

Tabel 3

Resume Tabel Disiplin Kerja

No. Pernyataan Skor Rentang Nilai

1. Aturan Jam Kerja 208 Tinggi

2. Ketepatan Jam kerja 192 Tinggi

3. Bekerja Sesuai Jam Kerja 212 Tinggi

4. Menjaga dan Memelihara Kelengkapan Kerja 187 Tinggi

5. Menjaga Lingkungan Kerja 226 Sangat tinggi

6. Merawat Fasilitas Pekerjaan 191 Tinggi

7. Memahami Bidang Tugas yang dikerjakan 211 Tinggi 8. Menjalankan Sesuai Dengan Aturan Perusahaan 212 Tinggi 9. Menjalankan Tugas Sesuai Dengan Aturan 216 Sangat tinggi 10. Menyelesaikan Tugas Sesuai Aturan Perusahaan 230 Sangat tinggi 11. Mematuhi Instruksi dari Pimpinan Perusahaan 223 Sangat tinggi

12. Bertanggung Jawab 206 Tinggi

13. Bertingkah Laku Sopan 201 Tinggi

14. Kerjasama Dengan Rekan Kerja 208 Tinggi

Rata – rata 209,4 Tinggi

Sumber: Data primer diolah (2014)

(18)

Tabel 4

Resume Tabel Komitmen Organisasi

No. Pernyataan Skor Rentang Nilai

1. Perusahaan Berarti Bagi karyawan 179 Tinggi 2. Merasakan Masalah dalam Perusahaan 159 Cukup

3. Bangga Terhadap Perusahaan 159 Cukup

4. Bagian dari Organisasi 206 Tinggi

5. Menghabiskan Sisa Karir Di Perusahaan 192 Tinggi

6. Khawatir Jika Berhenti 168 Cukup

7. Berat Meninggalkan Perusahaan 191 Tinggi

8. Kehidupan Akan Terganggu 208 Tinggi

9. Merugikan Bila Meninggalkan Perusahaan 232 Sangat tinggi 10. Bekerja Merupakan Kebutuhan dan Keinginan 200 Tinggi

11. Loyal Terhadap Perusahaan 168 Cukup

12. Bekerja di Satu Perusahaan Sepanjang Karir Mereka 177 Tinggi 13. Tidak Etis Berpindah-pindah Kerja 168 Cukup

14. Percaya Loyalitas Penting 206 Tinggi

15. Setia Pada Perusahaan Merupakan Tindakan Bijaksana 199 Tinggi

Rata – rata 185.2 Tinggi

Sumber : Data Primer yang diolah,2014

Hasil dari data tabel 3 resume Komitmen Organisasi mencapai nilai tinggi. Dengan demikian Organisasi/Perusahaan tersebut masih memiliki kesadaran komitmen yang tinggi.

Tabel 5

Resume Tabel Kinerja Karyawan

No. Pernyataan Skor Rentang Nilai

1. Melebihi Rata-rata Pegawai Yang Lain 194 Tinggi 2. Kemampuan Mengendalikan Biaya 200 Tinggi 3. Kualitas Pekerjaan Lebih Baik Dari Pegawai lain 224 Sangat Tinggi 4. Kualitas Melampaui Standar Resmi 200 Tinggi

5. Berusaha Lebih Keras 214 Sangat tinggi

6. Standar Profesional 170 Cukup

7. Kemampuan Melaksanakan Pekerjaan 182 Tinggi 8. Kemampuan Mengunakan Akal Sehat 180 Tinggi

9. Tepat Waktu 207 Tinggi

10. Pengetahuan Terhadap Pekerjaan 191 Tinggi 11. Kreativitas Terhadap Pekerjaan 198 Tinggi

Rata – rata 183 Tinggi

(19)

Hasil dari data tabel 5 resume Kinerja karyawan mencapai nilai tinggi. Dengan demikian Kinerja karyawan masih memiliki kinerja yang tinggi.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji ada tidaknya hubungan posistif antara variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian statistic menggunakan 2 pengujian yaitu uji F (uji simultan) dan uji t (uji individual) dilakukan secara komputerisasi menggunakan SPSS 17.0 for Windows adalah sebagai berikut :

Uji F

Regression 4,844 2 2,422 25,313 .000a

Residual 4,497 47 ,096

Total 9,341 49

a. Predictors: (Constant) Disiplin Kerja, Komitmen Organisasi b. Dependent Variable : Kinerja Karyawan

Berdasarkan pengujian tersebut menunjukkan bahwa nilai F = 25,313 dan signifikan pada level 0,000. Karena tingkat signifikansi tersebut lebih kecil daripada kriteria yang digunakan (0,000 < 0,05), maka dapat dikatakan bahwa koefisien regresi adalah positif dan signifikan. Dengan demikian, pengujian hipotesis dapat dilanjutkan pada uji individual.

Uji t a. Dependent Variable :Kinerja Karyawan

Dari hasil ujitdi atas beberapa hal dapat dikemukakan sebagai berikut :

(20)

Sedangkan koefisien regresi untuk variable Komitmen Kerja yaitu t hitung sebesar 3.285 dan signifikan pada level 0,002 Karena tingkat signifikansi tersebut lebih kecil daripada kriteria yang digunakan yaitu 0,05 (0,000<0,05), maka dapat dikatakan bahwa koefisien regresi adalah positif dan signifikan.

Koefisien Determinasi Tabel 8

Model Summary

Model R R

Adjusted R Square

Std. Error of the

1 .720 .51 .49 .3932

a. Predictors: (Constant), DISIPLIN, KOMITMEN

Besarnya koefisien determinasi tersebut menunjukkan bahwa sebesar 51,9%, dimana hal ini berarti perubahan-perubahan pada variable kinerja dapat dijelaskan sebesar 51,9% oleh perubahan-perubahan pada variable komitmen organisasi dan disiplin kerja. Sedangkan sisanya sebesar 48,1% dipengaruhi oleh variabel-variabel lain yang tidak diolah dalam penelitian ini.

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan diantaranya : 1. Penelitian hanya pada satu perusahaan

2. Instrumen penelitian yang digunakan peneliti adalah kuesioner, dimana pengeisian kuesioner dari responden telah tervalidasi akan tetapi belum tentu mencerminkan pandangan responden yang sesungguhnya secara objektif.

V. DISKUSI, IMPLIKASI, DAN KETERBATASAN

(21)

Hasil pengujian hipotesis kedua menunjukan bahwa variabel Komitmen organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja karyawan artinya hipotesis yang kedua diterima. Peneliti lain Rozikin Khairun (2013) menunjukkan Komitmen Organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

Secara praktis, studi ini mengimplikasikan disiplin kerja dan komitmen organisasi menunjukkan pengaruh yang nyata terhadap Kinerja yang dilakukan oleh karyawan. Oleh karena itu jika pegawai yang mempunyai disiplin kerja dan komitmen organisasi yang tinggi biasanya mempunyai kinerja yang tinggi pula. Suharto dan Cahyono (2005) dan Hakim (2006) menyebutkan ada salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu faktor disiplin, dimana dapat disimpulkan bahwa disiplin merupakan sikap kesetiaan dan ketaatan seseorang atau sekelompok orang terhadap peraturan-peraturanbaik tertulis maupun tidak tertulis, yang tercermin dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan. Hal demikian membuktikan bila kedisiplinan karyawan memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan.

REFERENSI

A.A. Anwar Prabu Mangkunegara. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya Offset

_____________________________. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Ke Tujuh PT. Remaja Rosdakarya, Bandung.

______________________________. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung : Remaja Rosda Karya Offset

Arikunto S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Ed Revisi VI, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

Aritonang, T. 2005. Hubungan Antara Disiplin Kerja Guru Dengan Kinerjanya Di SMP Kristen PENABUR. Jakarta. Abstrak.

Bernardin dan Russel. 1998. Human Resource Management : An Experiential Approach. Singapure : McGraw Hill co Inc.

_________________. 2000. Human Resources Management. NewYork: Mc Graw Hill. _________________. 2002. Human Resource: An Experimental Approach. New

York: International Ed, McGraw Hill.

B. Siswanto Sastrohadiwiryo, DR.2003. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia. edisi 2, PT. Bumi Aksara, Jakarta

Buhler, Patricia. 2007. Management Skills. Alfa Teach Yourself :Jakarta : Gibson, et al. 1996. Organisasi, prilaku, proses. Edisi ketiga, jilid 1, Jakarta: Erlangga. Gorda, I Gusti Ngurah. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Penerbit Astabrata

(22)

Ghozali, Imam. 2002.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Edisi ke 2. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam. 2006.Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Undip

Gouzali Saydam. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia (Human Resource) Suatu Pendekatan Mikro. Djanbatan, Jakarta

Hadari Nawaw. 2003. Manaiemen Sumber Daya Manusia untuk Bisnis Yang Kompetitif. Gadjah Mada University Press, Yogyakart

Handoko, Hani. 1993. Penilaian Kinerja. Jakarta: Ghalia Indonesia.

_____________. 1996, Manajemen Perencanaan dan Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : PT. BPFE.

Hasibuan, Malayu SP. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN, Yogyakarta.

__________________. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bumi Aksara. Jakarta.

__________________. 2003. Manajemen Dasar, Pengertian dan Masalah. Jakarta: PT Toko Gunung Agung.

__________________. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta :Bumi Aksara.

__________________. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi. Jakarta : PT Bumi Aksara

__________________. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Cetakan Kesembilan, Jakarta : Bumi Aksara.

__________________. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Herwan Abdul Muhyi. 2005. Pengaruh Budaya Organisasi, Kinerja Karyawan Terhadap Komitmen Organisasi pada Pelayaran. Unpad:Tesis. Laiterner, Alfred R. 1983. Teknik Memimpin Pegawai dan Pekerja. Aksara

Baru, Jakarta.

Manihuruk, A.E. 1980. Daftar Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan Dan Daftar Urut Kepangkatan Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : PT. INALTY

Mondy & Noe . 2005. Human Resour-ces Management, Allyn & Bacon. New York.

Musanef. 1996. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. Jakarta: PT.Toko Gunung Agung.

Nainggolan, H. 1995. Pembinaan Pegawai Negeri Sipil. Jakarta : PT.Pertijo Jakarta.

Nazir, Muhammad. 1983. Metode penelitian. Jakarta : Ghalia Indonesia _______________. 2003. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia _______________. 2005. Metodologi penelitian.Bogor : Ghalia Indonesia.

Rangkuti, Freddy. 2003. Meansuring Customer Sotisfaction. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. Bandung: Mandar Maju.

___________. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung : Refika Aditama.

(23)

Setiyawan, Budi & Waridin. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja Karyawan dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja di Divisi Radiologi RSUP Dokter Kariadi. Semarang: JRBI. Vol 2. No 2. Hal: 181-198

Sinungan, Muchdarsyah. 1995. Manajemen Dana Bank. Jakarta : Rineke Cipta. Sugiyono. 2001. Metode Penelitian Administrasi. Bandung: Alfabeta. ________. 2002. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : Alfabeta. ________. 2005. Statistika untuk penelitian. Bandung : Alfabeta

________. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfabeta.

________. 2009. Satistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

________. 2010. Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Supangat, A. 2006. Statistik untuk Ekonomi dan Bisnis. Bandung: Pustaka. Sutermeister, R.A, 1999, People and Producktivity. Toronto, Mc. Graw Hill Book.Co.

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana

Tika, Pabundu. 2006. Budaya Organisasi dan Peningkatan Kinerja Perusahaan. Jakarta: Bumi Aksara.

Umar, Husein. 2005, Metode Riset Bisnis. Cetakan pertama. Jakarta: Penerbit PT. Gramedia.

Veithzal Rivai. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia Untuk Perusahaan Dari Teori Ke Praktek. PT. RAJAGRAFINDO PERSADA, Jakarta.

William B. Werther Jr Keith Davis.1996. Human Resources Management. Eight Edition. IOrwin Mc Grow-Hill,New York.

(24)

PENGARUHEXPERIENTIAL MARKETINGTERHADAP KEPUASAN PELANGGAN

(STUDI PADA PELANGGAN SAMS PARFUM REFILL)

Nur Samsu Nur Hayati

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh experiential marketing terhadap kepuasan pelanggan studi pada Sams Parfum Refill Jl. Puyuh dalam No.130, Bandung. Penelitian ini terdiri dari variabel dependen yaitu kepuasan pelanggan dan lima variabel independen experiential marketingterdiri darisense,feel,think,actdanrelate. Populasi penelitian adalah pelanggan dari Sams Parfum Refill dengan sampel 100 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling, kemudian data diproses dengan analisis regresi berganda.Hasil penelitian ini berdasarkan uji parsial dan simultan, menunjukkan bahwa hanya variabel think dan relate yang berpengaruh signifikan sedangkan variabel independen lain tidak memiliki pengaruh yang signifikan. Namun, sense, feel, think, act, dan relate berpengaruh signifikan secara simultan. Besarnya koefesien determinasi adalah 13,6% Artinya,sisa sebesar 86,4% dipengaruhi oleh variabel lain di luar penelitian ini.

Kata kunci:Pemasaran Experiential,Kepuasan Pelanggan.

1. PENDAHULUAN

Persaingan Dunia bisnis semakin ketat dengan adanya kemajuan teknologi komunikasi dan informasi sehingga konsumen mempunyai informasi yang lengkap mengenai alternatif pilihan produk yang tersedia di pasar. Para produsen atau penjual berusaha memenuhi kebutuhan dan keinginan serta memberikan kepuasan secara maksimal kepada konsumen.

Salah satu pemasaran yang dilakukan oleh banyak perusahaan saat ini yaitu denganexperiential marketing atau disebut dengan pendekatan pemasaran berdasarkan pengalaman. Andreani (2007:2) menyatakan bahwaexperiential marketingadalah lebih dari sekedar memberikan informasi dan peluang pada pelanggan untuk memperoleh pengalaman atas keuntungan yang di dapat dari produk atau jasa itu sendiri tetapi juga membangkitkan emosi dan perasaan yang berdampak terhadap pemasaran, khususnya penjualan.

(25)

mengemukakan tentang pendekatan features and benefit (F&B) dalam pemasaran tradisional.

Konsep kepuasan pelanggan merupakan hal penting bagi para manajer pemasaran dimana kepuasan pelanggan dapat mendorong pembelian ulang (Fornell, 1992). Kepuasan pelanggan merupakan aset yang penting bagi perusahaan karena dapat digunakan sebagai indikator atas kualitas dan pendapatan perusahaan dimasa mendatang. Kepuasan pelanggan merupakan hasil dari perbandingan antara harapan dan kenyataan yang diterima pelanggan setelah mengkonsumsi barang atau jasa.

Oleh karena itu, Sams parfum refill sebagai entitas bisnis produk yang bergerak dalam isi ulang parfum sudah semestinya berorientasi kepada experiential marketing yang merupakan upaya pengembangan konsep pemasaran dalam menghadapi perubahan yang terjadi di pasar. Pemasar berusaha melibatkan pelanggan secara emosional dan psikologikal ketika mengkonsumsi produk yang ditawarkan pemasar, karena pelanggan yang puas merupakan salah satu aset penting untuk kelangsungan hidup dan perkembangan bisnis itu sendiri. Pengelolaan strategi-strategi yang tepat untuk menarik pelanggan perlu direncanakan secara matang agar pelanggan mau membeli produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan.

Fenomena yang terjadi saat ini yaitu adanya perang harga dari perusahaan sejenis, sedangkan sams parfum refill tetap pada posisinya dan memperlihatkan kualitas layanannya dengan frekuensi penjualan tinggi dimana mereka dapat mengakumulasi poin melalui jumlah produk yang terjual yang dijual setiap harinya melakukan

(26)

TABEL 1.1

Data Pembeli Perbulan Januari Sampai Desember 2013

Sumber Data : Data Sekunder 2014.

Berdasarkan data di atas terlihat jelas bahwa pembeli Isi Ulang Parfum mengalami fluktuasi. Sempat terjadi penurunan pengunjung pada bulan Mei hingga Juli dan mengalami kenaikan pengunjung terjadi pada bulan Agustus dan September,dapat di katakana bahwa pesaing-pesaing dari Isi Ulang Parfum juga memiliki pangsa pasar. Dalam rangka meningkatkan kepuasan pelanggan, Sams Parfum Refill meluncurkan produk-produk baru dan meningkatkan kualitas produk agar tetapkan mendapatkan citra dari pelanggan.

TABEL 1.2

Data Keluhan Pembeli Perbulan Januari Sampai Desember 2013

Bulan Jumlah Pembeli

Januari 490

Februari 401

Maret 409

April 402

Mei 392

Juni 387

Juli 395

Agustus 530

September 521

Oktober 473

Nopember 481

Desember 453

Bulan Jumlah Keluhan

Januari 98

Februari 80

Maret 81

April 84

Mei 78

(27)

Sumber Data : Data Sekunder 2014

Berdasarkan tabel 1.2 terlihat bahwa selama setahun terakhir terlihat cukup tingginya tingkat keluhan pelanggan terhadap produk maupun layanan yang diberikan sams parfum refill. Cukup tingginya keluhan tersebut terlihat karena setiap hari ada saja pelanggan yang komplain tentang keluhan mereka baik dari produk mengenai daya tahan wangi parfumnya yang kurang lama, maupun pelayanan yang kuarang cepat yang diberikan kepada pelanggan Sams Parfum Refill.

Dalam penelitian yang dilakukan oleh Smith dan Wheeler (2002) menyatakan kepuasan konsumen tidak menjamin konsumen akan loyal pada suatu produk. Karena itulah, saat ini kepuasan konsumen tidak lagi cukup untuk sukses dalam dunia pemasaran (Winarko,2003).

Tidak semua produk mampu memberikan experiential marketing, karena hanya produk/jasa kategori premium yang telah mapan mempunyai diferensiasi yang menuju pada segmen kelas atas (Rhenald Kasali, 2001 dalam Palupi, 2001), tetapi hal ini dibantah oleh Roy Goni (2001) dalam Palupi (2001) mengatakan bahwa semua produk

mampu memberikan experiential marketing. Namun yang perlu diingat oleh pemasar adalah bahwaexperience atau pengalaman yang diciptakan tidak selalu dapat dirasakan oleh konsumen bila hal tersebut sudah sering dirasakan (Rahmawati, 2003). Experiential Marketing tidak selalu dapat dikonsumsi berulang ulang (karena mengandung surprise yang hanya sesekali) sedangkan emotional branding dilakukan rutin.

Menurut Yue.et.al., (2007) adanya pengaruh positif antara experiential marketing dan brand loyalty dengan melalui aspek aspek experiential marketing diantarnyasense, feel, think, actdanrelate. Schmitt (1999), Fransisca Andreani (2007), Amir Hamzah (2007), Munson (2001), Pullen (2001), Palupi (2001) Petkus(2004), Hannam (2004); Stenhouse (2003), mengatakan bahwa experiential marketing sangat

Juli 79

Agustus 106

September 104

Oktober 94

Nopember 96

(28)

efektif bagi pemasar untuk membangun brand loyalty melalui aspek aspek sense feel, think, act dan relate.

Berdasarkan fenomena praktis dan beberapa hasil penelitian yang menunjukan inkonsistensi peneliti tertarik untuk mengkaji ulang hubungan antara experiental marketing terhadap kepuasan pelanggan dalam skripsi dengan judul “pengaruh experiential marketing terhadap kepuasan pelanggan ( Studi Pada Pelanggan Sams Parfum Refill )”

II. REVIEW LITERATUR & PENGEMBANGAN HIPOTESIS

Experiential Marketing adalah suatu konsep pemasaran yang bertujuan untuk membentuk pelanggan – pelanggan yang loyal dengan menyentuh emosi mereka dan memberikan suatu feeling yang positif terhadap produk dan service (Kartajaya,2004:163)

Schmit (1999:60) menyatakan Strategic Experiential Model(SEMs) merupakan model yang dapat digunakan untuk menciptakan berbagai jenis pengalaman bagi pelanggan,yang meliputi :Sense, Feel, Think, Act, Relate

Menurut Schmitt (1999:25) terdapat 4 karakteristik dalam Experiential Marketingyaitu :

1. Fokus pada pengalaman pelanggan, kajian situasi konsumsi.

2. Pelanggan adalah pengambil keputusan yang rasional dan emosional 3. Metode

4. Alat yang digunakan.

Kepuasan pelanggan adalah sejauh mana kinerja yang diberikan oleh sebuah produk sepadan dengan harapan pembeli jika kinerja produk yang dirasakan sama dengan atau lebih besar dari harapannya maka pelanggan akan merasa lebih puas dan sebaliknya apabila kinerja produk kurang dari yang diharapkan, pembelinya tidak akan merasa puas (Kotler dalam Supriyono, 2008:13). sedangkan menurut Band dalam Musanto (2004:125) kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan dari pelanggan yang terpenuhi yang akan mengakibatkan terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut.

(29)

independen (variabel bebas) dalam penelitian ini adalah sense, fell, think, act, dan relate. Variabel dependent (variabel terikat) yaitu kepuasan pelanggan.

Maka dari penelitian – penelitian yang dibahas sebelumnya diatas maka penulis mangharapkan dari penelitian ini, memperoleh hasil yang menunjukan secara positif pengaruh yang ditimbulkan experiential marketing dengan kepuasan pelanggan yang dapat digambarkan sebagai berikut :

H1

H2

H6 H3

H4

H5

Gambar 1. Bagan kerangka pemikiran

Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan uraian – uraian diatas, maka dapat disusun hipotesis sebagai berikut :

H1 :Sense (panca indera) Berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan Sams

Parfum Refill.

H2 :Feel(perasaan) Berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan Sams Parfum

Refill.

H3 :Think(berfikir) Berpengaruh positif terhadap kepuasanpelanggan Sams Parfum

Refill.

H4 :Act(kebiasaan) Berpengaruh positif terhadap kepuasanpelanggan Sams Parfum

Refill.

H5 :Relate(pertalian) Berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan

SamsParfumRefill.

H6 :Sense,Feel,Think,Act,Relate Berpengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan

Sams Parfum Refill.

Fell (X2)

Act (X4)

Think (X3)

Sense (X1)

Relate (X5)

(30)

III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Cara ilmiah berarti kegiatan penelitian ini didasarkan pada ciri-ciri keilmuan, yaitu rasional, empiris, dan sistematis (Sugiyono, 2013:2).

Sesuai dengan penelitian yang ingin dicapai bahwa penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran mengenai seberapa besar pengaruhexperiential marketing terhadap kepuasan pelanggan Sams Parfum Refill Bandung, maka tipe penelitian yang digunakan adalah penelitiandeskriptif.

Pengambilan sample dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan teknik accidental sampling,adalah teknik penentuan sample bedasarkan kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan /incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sample,bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data (Sugiyono,2009:1220).

Model pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda. Metode analisis yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah metode regresi linier berganda (multiple regression), yaitu regresi yang digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen yang digunakan. Dalam penelitian ini yang menjadi populasi adalah sebagian dari pelanggan sams parfum yang berjumlah 400 (empat ratus) orang. Sedangkan jumlah sampel sesuai dengan rumus penarikan sampel berjumlah 100 (seratus).

Keseluruhan sampel dapat digunakan untuk dilakukan analisis.

IV. TEMUAN – TEMUAN

Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur keabsahan atau valid tidaknya suatu kuesioner. Tinggi rendah validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang telah dimaksud (Arikunto,2002).

(31)

Tabel 1.

Sense 0,304 – 0,406 0,30 Valid

Fell 0,419 – 0,648 0,30 Valid

Think 0,325 – 0,407 0,30 Valid

Act 0,509 – 0,614 0,30 Valid

Relate 0,686 – 0,686 0,30 Valid

Kepuasan

pelanggan 0,386 – 0,444 0,30 Valid Sumber : data primer 2014

Berdasarkan tabel 1 jelas bahwa variabel pada seluruh item atau pertanyaan pada instrument sense, fell, think, act dan relate yang diajukan pada responden adalah valid. Besarnya koefisien korelasi antar item berada di atas nilai yang dipersyaratkan yaitu 0,30. Berdasarkan tabel 1 jelas bahwa variabel pada seluruh item atau pertanyaan pada instrument kepuasan pelanggan yang diajukan pada responden adalah valid. Besarnya koefisien korelasi antar item berada di atas nilai yang dipersyaratkan yaitu 0,30. Sedangkan untuk hasil uji reliabilitas disajikan pada tabel berikut ini :

Tabel 2.

Sumber : data primer 2014

(32)

tersebut memiliki nilai 0,669. Artinya bahwa nilai tersebut bermakna instrument pengukuran untuk kepuasan pelanggan adalah reliable.

Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif antara variabel independen terhadap variabel dependen.

ANOVAa

Regression 1,885 5 ,377 2,965 ,016b

Residual 11,950 94 ,127

Total 13,835 99

a. Dependent Variable: Y

b. Predictors: (Constant), X5, X1, X4, X3, X2

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 versi windows, diperoleh nilai signifikansi sebesar (0,016) dan signifikan pada (0,05). Hal ini berarti experiential marketing secara bersama-sama (simultan) berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan.

nt) 4,080 ,470 8,674 ,000

X1 ,029 ,120 ,029 ,245 ,807

X2 -,289 ,236 -,353 -1,225 ,224

X3 ,645 ,255 ,716 2,526 ,013

X4 -,074 ,101 -,091 -,732 ,466

X5 -,266 ,102 -,334 -2,616 ,010

Sumber : Pengolahan data primer 2014

(33)

Koefisien Determinasi

Model summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 ,369a ,136 ,090 ,35655

Besarnya koefisien determinasi adalah 13,6% artinya, perubahan-perubahan pada variabel kepuasan pelanggan (Y) dapat dijelaskan sebesar 13,6% oleh perubahan pada variabelexperiential marketing(X1). Sedangkan sisanya sebesar 86,4% dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Beberapa variabel lain yang kemungkinan memiliki relevansi dengan kepuasan pelanggan salah satunya antara lain adalah kualitas pelayanan.

V. Diskusi, Implikasi dan Keterbatasan

Hasil penelitian dan analisis pembahasan mengenai pengaruh experiential marketing dengan sub variabel sense, fell, think, act, relate terhadap kepuasan pelanggan Sams Parfum Refill. Dalam penelitian ini, menggunakan sampel sebanyak 100 sampel pelanggan. Yang menjadi responden adalah pelanggan Sams Parfum Refill dan dapat di tarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel Sensemenurut hasil tanggapan responden menunjukkan skor sebesar 442 yang menyatakan bahwa responden merasakan kesejukan dan kesegaran ketika memakai produk sams parfum refill dan termasuk kedalam kategori yang sangat tinggi.

2. Variabel Feel menurut hasil tanggapan responden menunjukkan skor sebesar 438 yang menyatakan bahwa pelanggan telah mendapatkan pelayanan yang baik dengan sikap ramah yang diberikan oleh sams parfum refill dan termasuk kedalam kategori yang sangat tinggi.

3. Variabel Think menurut hasil tanggapan responden menunjukkan skor sebesar 445 dimana skor ini termasuk kedalam kategori sangat tinggi.

4. Variable Act menurut hasil tanggapan responden menunjukan skor sebesar 487dan termasuk kedalam kategori yang sangat tinggi.

(34)

6. Kepuasan pelanggan menurut persepsi pelanggan Sams Parfum Refill termasuk tinggi.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa experiential markeing berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan, dan hanya think dan relate yang berpengaruh signifikan. Dilihat dari besarnya koefisien korelasi think terhadap kepuasan pelanggan dengan tingkat signifikan lebih kecil dari tingkat signifikansi yang telah ditetapkan, sedangkan sense, fell, dan act memiliki korelasi tidak signifikan terhadap kepuasan pelanggan Sams Parfum Refill.

Setelah melakukan analisis pembahasan serta beberapa kesimpulan pada penelitian ini, adapun saran-saran teoritis yang dapat diberikan melalui hasil penelitian ini agar mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu:

Dengan nilai koefisien determinasi sebesar 13,6%, dimana hal ini berarti perubahan-perubahan pada variable kepuasan pelanggan dapat dijelaskan sebesar 13,6% oleh perubahan-perubahan pada variableexperiential marketing. Sedangkan sisanya sebesar 86,4% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti, beberapa variabel lain yang kemungkinan memiliki relevansi dengan kepuasan pelanggan salah satunya antara lain. - Kualitas Pelayanan, karena dengan memberikan pelayanan yang baik kepada pelanggannya akan merasakan ketertarikan untuk membeli ulang.

- Persepsi kualitas produk, karena dengan kualitas produk yang di berikan oleh sams parfum refill, akan meberikan minat beli ulang kepada pelangganya.

Selain itu, instrument penelitian untuk yang digunakan peneliti dari

variabel-variabel ini hanya berupa kusioner yang tidak kemungkinan responden akan menjawab secara subjektif.

REFERENSI

Amir, Hamzah, 2007 .Analisis Experiential Marketing, Emotional Branding dan BrandTrust Terhadap Loyalitas Merek Mentari.USAHAWAN No. 06 Th XXXVIJuni p. 22-8.

Andreani, Fransisca, 2007.”Experiential Marketing (Sebuah Pendekatan Pemasaran)”. Jurnal Manajemen Pemasaran,Vol.2 No.1 April hal.1 – 8.

(35)

Hannam,K,2004. “Tourism and Development II:Marketing Destinations, experiences andcrises”, Progress in Development Studies,Vol.4, pp 256-263.

Kertajaya, Hermawan. 2004. Differentiation Brand. Jakarta, Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip and Armstrong, Gary, 2008.Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12. Jakarta:

Erlangga.

Lupiyoadi. 2001. Manajemen Pemasaran Jasa Teori dan Praktik.Jakarta

Musanto. 2004;125. Faktor-Faktor Kepuasan dan Loyalitas :Studi Kasus pada CV Sarana Media Advertising Surabaya.Jurnal Manajemen & Kewirausahaan.Vol.6, No. 2. Universitas Kristen Petra.

Munson, 2001, Corporate Sponsorships:Increasing Your Slice of The Pie”FundRaising Management,April 2001. p.28-30.

Peter, and Olson, “Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran”, edisi 4, Erlangga, Jakarta, 1999:44.

Petkus, 2004,Enhancing The Aplication of Experiential Marketing in The Arts,

International Journal Nonprofit and voluntary Sector Marketing. Vol.9 pp.

49-56.

Pullen, 2002, Experiential marketing works by touching consumers' hearts. MarketingWeeks,March 2002.

Rahmawati, 2003. ”Pengaruh ”Sense” dan ”Feel” dari Experiential Marketing pada Soto Gebrak,”Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol.3 No.2 Agustus hal.109 – 121.

Schmitt, Bernd H. 1999.Experiential Marketing : How To Get Customer to Sense, Feel,

Think, Act, Relate to your company and brands.New York: The Free Press.

Smith,Shaun and Joe wheeler, 2002.Managing Customer Experience: Turning Customer into Advocates, Great Britain: Prentice Hall.

Steenhouse A., 2003,Experience Marketing in Action in The Fox Kids Cup Advertising and Marketing For Children., Vol.4 pp.11-16.

Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penerbit Alfabeta

Bandung.

(36)

PENGARUHPROFITABILITAS DAN RASIOLEVERAGEKEUANGAN

TERHADAPRETURNSAHAM

(Studi Pada Perusahaan Sektor IndustriFood and BeveragesYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

Dani Sopian

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh profitablitas danleveragekeuangan terhadapreturnsaham pada perusahaan sektor industri food and beverageyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Pada penelitian ini digunakan analisis rasio keuangan, dimana rasio profitabilitas diwakili oleh Return on Assets(ROA), dan Return on Equity (ROE) dan rasio leverage yang diwakili oleh Debt to Total assets (DTA) terhadapreturnsaham pada perusahaan sektor industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan sektor industri food and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang diambil berdasarkan kriteria tertentu dengan menggunaka tehnik purposive sampling. Thenik analisis data menggunakan regresi linier berganda yang dilanjutkan dengan uji normalitas. Uji multikolieneritas, uji heteroskedestisitas, dan uji autokorelasi.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berasal dari situs resmi www.idx.co.id yaitu data laporan keuangan perusahaan sektor industrifood and beveragesyang terdaftar di BEI. Analisis pengolahan data penelitian menggunakan Software Microsoft Office Excel 2007 dan SPSS 16.00 for windows.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara keseluruhan dari periode tahun 2007 sampai dengan 2009, Hasil regresi linear berganda menunjukan bahwa pada uji F menunjukan bahwa secara bersama-sama variabelreturn on asses, return on equitydan debt to total assetstidak mempengaruhireturnsaham. Hal ini didasarkan pada F hitung sebesar 0,447 dengan tingkat signifikan 0,720 yang berarti memiliki signifikan lebih besar dari 0,05.

Kata kunci : Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), dan Debt to Total Assets (DTA).

I. PENDAHULUAN

Pasar modal dalam aktivitasnya menjalankan fungsi ekonomi dan keuangan. Dalam melakukan fungsi ekonominya, pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang mempunyai kelebihan dana (lender) kepada pihak

(37)

intermediasi keuangan lainnya, seperti lembaga perbankan. Perbedaan mendasar pada aktivitas di pasar modal adalah memperdagangkan dana dan lebih bersifat jangka panjang dan juga dilakukan secara langsung tanpa perantara lembaga keuangan.

Pasar modal di indonesia sejak tahun 1997 mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal ini dapat dilihat dari 56 emiten pada tahun 1989 menjadi 288 emiten pada tahun 1999( Purba, 2000) dalam penelitian (Susilo, 2004:97). Dari peningkatan tersebut tampak bahwa pasar modal dapat dijadikan sebagai alternatif penghimpunan dana dan penyalur dana yang cukup menarik. Dalam pasar modal yang efisien harga-harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan dan pasar akan bereaksi apabila terdapat informasi baru. Salah satu bentuk informasi tersebut adalah informasi akuntansi, khsusnya laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan ini merupakan hasil dari proses akuntansi yang dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam pengambilan keputusan perusahaan, aliran kas, dan informasi lainnya yang terkait dengan keputusan investasi,(Minar Simanungkalit, 2009).

Menurut Munawir (2001:2), laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang digunakan untuk alat berkomunikasi dengan pihak-pihak yang berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan. Oleh sebab itu, laporan keuangan perusahaan merupakan sumber informasi yang bersifat fundamental untuk dapat menilai kinerja perusahaan yang baik. Meskipun analisis rasio keuangan digunakan oleh investor sebagai alat pengukur konvensional, analisis rasio tersebut mempunyai kelemahan utama, yaitu mengabaikan adanya biaya modal sehingga sulit untuk

(38)

merupakan tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan. Penelitian ini menggunakan proksireturn on equitysebagai ukuranprofitabilitasperusahaan.

Investor tidak hanya melihat kemampuan perusahaan untuk memperoleh laba, tetapi juga banyaknya penggunaan hutang oleh perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya. Penggunaan hutang yang besar dan semakin tinggi pada perusahaan akan mempengaruhi terhadap tingkat keuntungan yang diperoleh oleh investor karena semakin besar penggunaan hutang maka akan semakin besar juga beban bunga yang ditanggung, sehingga mengurangi tingkat keuntungan yang akan diperoleh perusahaan dan akan berdampak pada return yang diperoleh investor. Tingkat penggunaan hutang pada perusahaan disebut dengan istilah solvabilitas (leverage). Pada penelitian ini, untuk mengukur tingkatleveragetersebut peneliti menggunakan rasio keuangan Debt to Total Aset (DTA).

II REVIEW LITERATUR & PENGEMBANGAN HIPOTESIS

2.1 Profitabilitas

Profitabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dengan kata lain profitabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu (Riyanto, 2001: 35). Menurut Weston dan Brigham (1994: 475),perusahaan dengan tingkat profitabilitas yang tinggi umumnya menggunakan hutang dalam jumlah yang relatif sedikit karena dengan tingkat pengembalian investasi yang tinggi perusahaan

dapat melakukan permodalan dengan laba ditahan saja. Rasiopropitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari sumber dana yang dimiliki.

MenurutAng (1997) rasioprofitabilitasterdiri dari tujuh rasio dan dari ke tujuh rasio profitabilitas tersebut ada 2 rasio yang berkaitan dengan efisiensi perusahaan dalam menghasilkan laba, yaituReturn on Assets(ROA) danReturn on Equity(ROE).

2.1.1 Return on Assets(ROA)

Return on Assets (ROA) merupakan ukuran kemampuan perusahaan didalam menghasilkan keuntungan (return) bagi perusahaan dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya. Semakin besar return on assets menunjukkan kinerja yang semakin baik

(39)

semakin efisien dalam memanfaatkan aktivanya untuk memperoleh laba, sehingga nilai perusahaan meningkat (Brigham, 2001). Jadi semakin tinggi nilai return on assets menunjukkan kinerja keuangan perusahaan semakin baik.

2.1.2 Return on Equity(ROE)

Return on Equity (ROE) merupakan ukuran kemampuan perusahaan untuk menghasilkan tingkat kembalian perusahaan atau efektivitas perusahaan di dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas (shareholder’s equity) yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin tinggi nilai return on equitymenunjukkan semakin efisien perusahaan menggunakan modal sendiri untuk menghasilkan laba (Brigham, 2001).

2.2 RasioLeverage

Rasio leverage menggambarkan sumber dana operasi yang digunakan oleh perusahaan. Rasioleveragejuga menunjukan risiko yang dihadapi perusahaan. Semakin besar risiko yang dihadapi oleh perusahaan maka ketidakpastian untuk menghasilkan laba di masa depan juga akan makin meningkat. Foster (1986:65-66)mengungkapkan bahwa terdapat hubungan antara rasio leverage dengan return perusahaan. Artinya hutang dapat digunakan untuk memprediksi keuntungan yang kemungkinan bisa diperoleh bagi investor jika berinvestasi pada suatu perusahaan.

2.3 ReturnSaham

Menurut Tjiptowati (2008) Return Saham Merupakan tingkat keuntungan atau pendapatan yang diperoleh dari investasi dalam instrumen investasi surat berharga

saham. Return yang telah terjadi dinamakan actual return. Sedangkan rata-rata return yang diharapkan mampu dihasilkan oleh investor dimasa mendatang berdasarkan anlisis adalahexpected return. Selisih atau perbedaan antaraactual return danexpected return adalah abnormalreturn.

Abnormal Return merupakan selisih antara actual return dan expected return. Penelitian untuk menghitungexpected return didasarkan return pasar (market-adjusted model), yakni menganggap bahwa penduga terbaik untuk mengestimasi return sekuritas

(40)

Akuntansi sering disebut bahasa bisnis karena fungsinya yang mengkomunikasikan informasi suatu badan usaha terutama informasi yang dapat dikuantitatifkan dalam rangka kebutuhan pengambilan keputusan bagi para pemakai informasi yang disajikan dalam bentuk laporan keuangan. Suatu laporan keuangan akan bermanfaat jika laporan keuangan memberikan informasi yang relevan untuk memenuhi kebutuhan kebutuhan para pemakai laporan keuangan tersebut dalam mengambil keputusan. Informasi laporan keuangan tersebut akan memiliki kualitas yang relevan jika informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan ekonomi sipemakai laporan keuangan, seperti contoh nya investor.

Investasi yang dilakukan pada surat berharga oleh seorang investor diharapkan mendapat keuntungan/return. Namun, mungkin saja potensi keuntungan tersebut bisa berbalik menjadi sebuah kerugian yang tidak diduga sebelumnya. Dunia pasar modal memang tidak terlepas dari dua sisi, yaituriskdan return. Investasi dalam bentuk saham mempunyai resiko tinggi karena harga saham sangat peka terhadap banyak faktor, baik faktor eksternal maupun internal perusahaan. Disamping itu juga berlaku perinsip yaitu “high risk-high return”. Hal ini menggambarkan semakin tinggi tingkat keuntungan

(return) yang diharapkan investor maka akan semakin tingi pula risiko yang harus dihadapi. Melihat kondisi ini maka investor sangat perlu melakukan analisis untuk menilai kinerja perusahaan dimana investor melakukan investasi.

MenurutTandelili (2001:240),untuk menilai kinerja keuangan emiten, investor dapat melakukan analisis terhadap laporan keuangan emiten, salah satu analisis yang

(41)

memungkin kan kinerja perusahaan yang tidak baik (Abdullah, 2005:51). Rasio leveragedalam penelitian ini di ukur dengan menggunakanDebt to Total Assets(DTA).

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

Simultan Parsial

2.4 Pengembangan Hipotesis

Berdasarkan uraian uraian di atas, maka dapat disusun hipotesis penelitian sebagai berikut :

1. Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Debt to Total Assets (DTA) berpengaruh secara simultan terhadap Return saham pada perusahaan Sektor IndustriFood and Beveragesdi Bursa Efek Indonesia.

2. Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE) dan Debt to Total Assets (DTA) berpengaruh secara parsial terhadap Return saham pada perusahaan Sektor IndustriFood and Beveragesdi Bursa Efek Indonesia.

III. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN

Berdasarkan tingkat penjelasan dan bidang penelitian maka jenis penelitian ini adalah deskiptif dan Verifikatif. Menurut Sugiyono (2008 : 11) menjelaskan bahwa “ Penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilkukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih tanpa membuat perbandingan atau

Return Saham Return on

Assets

Return on Equity

(42)

menghubungkan dengan variabel yang lain”. Penelitian deskriptif berfungsi untuk menggambarkan karakteristik suatu populasi. Sedangkan Penelitian verifikatif digunakan untuk meneliti ulang hasil penelitian sebelumnya dengan tujuan untuk memverifikatif kebenaran hasil penelitian sebelumnya tersebut. Dalam hal ini metode penelitian verifikatif tersebut berfungsi untuk menguji jawaban masalah atas hasil penelitian yang kebenarannya bersifat sementara, dimana hubungan antara variabel dalam penelitian ini dianalisa dengan menggunakan ukuran-ukuran statistika yang relevan dengan data tersebut.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009:61). Sedangkan yang dimaksud dengan populasi sasaran adalah objek penelitian yang akan digunakan untuk menjadi sasaran penelitian. Populasi sasaran dalam penelitian ini adalah perusahaan sektor industrifood and beveragesyang telah go public dan sahamnya terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Sektor industri food and beverages dipilih sebagai populasi penelitian karena kelompok industri tersebut memiliki jumlah terbesar perusahaan yang telah go public dibandingkan dengan perusahaan dalam industri lain sehingga dapat terhindar dari kekurangan data setelah dilakukan penyesuaian.

Penentuan kriteria sampel diperlukan untuk menghindari timbulnya kesalahan dalam penentuan sampel penelitian, yang selanjutnya akan berpengaruh terhadap hasil

analisis. Adapun kriteria-kriteria yang dipilih dalam penentuan sampel adalah :

1. Perusahaan yang termasuk dalam kategori perusahaan sektor Industri food and beveragesterdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahan terus listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian. 3. Perusahaan yang memiliki data lengkap tentang variable yang akan diteliti. 4. Perusahaan yang menghasilkan keuntungan selama periode penelitian. 5. Data laporan keuangan dalam satuan Rupiah.

Gambar

Gambar diatas menggambarkan pengaruh variabel independen yaitu disiplin
Tabel 1Hasil Uji Validitas
Tabel 3Resume Tabel Disiplin Kerja
Tabel 4Resume Tabel Komitmen Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

11,12 Penelitian ini me- nunjukkan kecenderungan bahwa pada subyek penderita anemia, pemberian cairan karbohidrat elektrolit dapat menurunkan kecepatan reaksi terhadap

Penelitian ini akan melakukan studi tentang material yang dapat dipakai untuk campuran kotoran sapi sebagai bahan baku dalam pembuatan batu bata sehingga dapat mengurangi

Adapun tujuan kajian dalam penelitian ini adalah untuk (1) mengetahui kinerja persimpangan jalan Raya Karanglo pada kondisi eksisting/ kondisi sebelum ada aktivitas toko

Pada aplikasi Belajar Aksara Sunda ini terdapat fitur-fitur utama yang digunakan untuk membantu siswa belajar aksara sunda,

Setelah melakukan pengujian dari komponen pada masing-masing alat, selanjutnya melakukan pengujian alat secara keseluruhan yang berupa input, proses dan output

Futsal adalah olahraga yang dinamis, dimana para pemainnya dituntut untuk selalu bergerak dan dibutuhkan keterampilan teknik yang baik serta mempunyai determinasi

Ikan pari gergaji pada umumnya berukuran panjang 2-4 m, kecuali Pristi s pecti natus yang merupakan jenis terbesar yang terdapat di Samudera Atlanti k dan Laut Tengah yang