• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA SMA KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA SMA KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI SKRIPSI"

Copied!
137
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL

EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA SMA

KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE

PERGURUAN TINGGI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh:

Apriliyanto Anicetus

NIM: 021334056

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 22 November 2007

Penulis

(5)

v

LEMBAR

PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTIJK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan

di

bawah ini

,

saya

mahasiswa

Universitas Sanata Dharma

:

Nama

:

Apriliyanto

Anicetus

Nomor Mahasiswa

: 021334056

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya rnemberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI

ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA KELAS XII UNTUK

MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma

hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam

bentuk media lain, mengelolanya

dalam

bentuk

pangkalan

data,

mendistribusikan secara

terbatas, dan mempublilkasikannya di

Internet

atau media

lain untuk

kepentingan akademis tanpa perlu

meminta

ijm dan saya maupun

mem-berikan royalti

kepada

saya selama tetap mencantunikan nama saya

sebagai

penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal: 05 Maret 2008

Yang

menyatakan

(6)

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

“Ditengah ratusan bahkan ribuan

permasalahan yang kita hadapi, pasti

ada secercah harapan

Persembahanku:

¾

Tuhan Yang Maha Esa

¾

Kedua orang tuaku

¾

Kedua adikku

(7)

vii

ABSTRAK

Pengaruh Prestasi Belajar, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Minat

Siswa SMA Kelas XII Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.

Studi kasus pada Siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu

Apriliyanto Anicetus Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Juli 2007. Metode pengumpulan data digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 85 siswa. Untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat digunakan korelasi product moment, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis regresi ganda dengan taraf signifikan 0,05.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung 0,336 > rtabel

0,218); (2) ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung 0,266 > rtabel 0,218) (3) ada pengaruh

(8)

viii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT AND THE PARENTS’

SOCIAL AND ECONOMICAL STATUS TOWARDS THE INTEREST OF

THE TWELVETH CLASS OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS TO

CONTINUE STUDYING TO UNIVERSITIES

(A case study on the twelfth grade students of Pangudi Luhur Senior High School

Sedayu)

Apriliyanto Anicetus

021334056

Sanata Dharma University

Yogyakarta

2008

The purposes of this research are to know; (1) the influence of learning

achievement towards the interest of the twelfth grade of senior high school students

to continue studying to universities; (2)the influence of parents’ economic status

towards the interest of the twelfth grade of senior high school students to continue

studying to universities; (3) the influence of learning achievement and parents’

economic status towards the interest of the twelfth grade of senior high school

students to continue studying to universities.

This research was conducted at Pangudi Luhur Senior High School Sedayu in

July 2007. Questionnaire was implemented as the method of data collection. This

research was implemented to 85 students of the twelve grade. To know the existence

of the influence between each dependent and independent variable, product moment

correlation was applied, while to know the significance of those variables, multiple

regressive analysis was used, the significant level was 0,05.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Sepantasnya, penulis menghaturkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,

yang membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Laporan ini disusun

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program

Studi Pendidikan Akuntansi. Keberhasilan penyusun skripsi ini tidak lepas dari

bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah

penulis menyampaikan terima kasih sebagai berikut:

1.

Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2.

Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial Universitas Sanata Dharma.

3.

L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi

Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Tamu I, yang telah memberikan

kritik dan saran untuk kesempurnaan penyusunan laporan penelitian.

4.

S.Widanarto P, S.Pd.,M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing

dan mengarahkan penulis dalam seluruh proses penyusunan laporan penelitian ini.

5.

Catur Rismiati, S.Pd., M.A.selaku Dosen Tamu II yang telah memberikan

pandangan dan masukan untuk kesempurnaan laporan penelitian.

(10)

x

7.

Karyawan dan karyawati sekretariat Pendidikan Akuntansi, yang memperlancar

urusan perkuliahan yang diperlukan penulis.

8.

Karyawan dan karyawati Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah

membantu penulis mendapatkan buku-buku yang mendukung penelitian ini.

9.

Orang tua, adik, tante dan om dan kerabat yang telah mendukung penulis dengan

doa-doa dan memfasilitasi penulis selama studi di Universitas Sanata Dharma.

10. SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan waktu bagi penulis demi

kelancaran penyusunan skripsi ini.

11. Teman-Temanku (L. Dewa Buwana dan Hening Tyas Subekti), teman

seperjuangan dalam menghadapi pahit-manisnya dalam penyusunan skripsi,

akhirnya kita selesai juga.

12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angk’02 yang telah

menyampaikan pandangan, kritik dan saran yang berguna untuk

menyempurnakan skripsi ini.

13. Berbagai pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak

langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.

Demikianlah, ucapan terima kasih saya kepada mereka yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh

karena itu, penulis dengan tulus hati menerima berbagai pandangan, kritikan dan

saran yang berguna untuk penyempurnaan laporan penelitian ini dari para pembaca.

(11)

xi

DAFTAR ISI

Halaman Judul………....i

Halaman Persetujuan Pembimbing………ii

Halaman Pengesahan………iii

Pernyataan Keaslian Karya………...iv

Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah………..v

Motto dan Persembahan………...vi

Abstrak………vii

Abstract………..viii

Kata Pengantar………..ix

Daftar Isi………...xi

BAB I Pendahuluan

A.

Latar Belakang Masalah………..……….1

B.

Rumusan Masalah………...3

C.

Tujuan Penelitian………..4

D.

Manfaat Penelitian………4

BAB II Kajian Pustaka

A.

Kerangka Teoretik………...5

1.

Prestasi Belajar………...5

2.

Status Sosial Ekonomi………..………...10

3.

Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………..17

B.

Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat Siswa Kelas XII

Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………..24

(12)

xii

BAB III Metode Penelitian

A.

Jenis Penelitian………...30

B.

Lokasi Penelitian………….. ………...30

C.

Subyek dan Obyek Penelitian………...30

D.

Populasi dan Sampel………...30

E.

Variabel Penelitian dan Pengukuran………...31

F.

Teknik Pengumpulan Data……….36

G.

Pengujian Instrumen Penelitian……….37

H.

Teknik Analisis Data………..40

1.

Uji Prasyarat Penelitian………...40

a.

Uji Normalitas………...40

b.

Uji Linieritas………...41

c.

Asumsi Klasik………...42

2.

Pengujian Hipotesis………..44

a.

Analisis Product Moment………...44

b.

Uji Signifikan………..45

I.

Sumbangan Variabel bebas terhadap variabel terikat………...46

BAB IV Gambaran Umum Sekolah

A.

Gambaran Umum Sekolah………..48

2.

Sejarah Sekolah………....48

3.

Identitas Sekolah………...49

B.

Visi dan Misi………...49

1.

Visi………49

2.

Misi………...50

C.

Organisasi………...50

D.

Sumber Daya Manusia………52

E.

Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu………...56

F.

Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Sekolah……….56

(13)

xiii

H.

Majelis Sekolah/Dewan Sekolah………...61

I.

Hubungan Antara Sekolah dengan Masyarakat………..62

J.

Usaha-usaha Penempatan Lulusan………...63

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

A.

Deskripsi Data………...64

1.

Prestasi Belajar……….64

2.

Status Sosial Ekonomi Orang Tua………66

3.

Minat Siswa………..67

B.

Analisis Data………...69

1.

Uji Prasyatat Penelitian…….………69

a.

Uji Normalitas………...69

b.

Uji Linieritas………...69

c.

Asumsi Klasik………...70

2.

Pengujian Hipotesis Penelitian………...72

3.

Sumbangan Variabel Bebas dan Variabel Terikat………75

C.

Pembahasan Hasil Penelitian………..76

1.

Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Siswa Untuk

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...76

2.

Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat

Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……….77

3.

Pengaruh Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Status Sosial

Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Untuk

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...79

BAB VI Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian dan Saran

A.

Kesimpulan………...81

B.

Keterbatasan Penelitian………..81

C.

Saran………...82

(14)

xiv

Lampiran I ………...86

- Kuesioner………...………..87

Lampiran II ………...91

- Output Validitas dan Reabilitas………...…………92

Lampiran III ………93

- Distribusi Frekuensi……….94

-

PAP II……….97

Lampiran IV ………..100

- Output Normalitas………...101

- Output Linieritas………102

- Tabel F………...104

Lampiran V ………...106

- Ouput Korelasi……….107

- Output Regresi………...108

- Tabel r Product Moment…...…...………..110

Lampiran VI ………..111

- Perhitungan Sumbangan Relatif……….………...120

- Perhitungan Sumbangan Efektif……….……...120

Lampiran VII ………...121

- Surat Ijin Penelitian………..…………...122

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu tujuan suatu negara adalah mencerdaskan dan meningkatkan

kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas dapat ditempuh atau

dilakukan dengan cara peningkatan pendidikan bisa melalui lingkungan

tempat mereka tinggal dan berinteraksi sehari-hari yaitu lingkungan keluarga,

lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap anak.

Lingkungan memberikan fasilitas bermain bagi setiap anggotanya

untuk mengembangkan kepribadian mereka. Lingkungan yang baik dapat

meningkatkan kualitas yang baik pula, tetapi kondisi lingkungan belum tentu

dapat mendukung dan menguntungkan perkembangan anggotanya dan dapat

menciptakan hal-hal yang buruk. Perhatian terhadap pendidikan bagi generasi

muda khususnya dalam lingkungan sekolah tidak bisa lepas dari peranan

pendidikan itu sendiri dalam kehidupan mereka.

Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui

kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar dapat berperan dalam masa

yang akan datang. Hal ini juga ditegaskan dalam Undang-Undang Pendidikan

Nasional No.2 Tahun 1989, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk

menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan

(16)

Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan

yang lebih baik dikemudian hari. Oleh karena itu, banyak orang tua tidak

ragu-ragu untuk memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan

anaknya, untuk memperoleh pendidikan yang tinggi dibutuhkan biaya yang

tidak sedikit jumlahnya. Biaya yang tinggi kadang menjadi hambatan bagi

mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak diantara

mereka terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan kejenjang

pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan dana orang tua untuk

membiayai sekolah anaknya, apa lagi sekarang ini biaya pendidikan semakin

mahal dan biaya untuk hidup sehari-hari semakin tinggi.

Apabila siswa hendak mengambil keputusan terhadap sekolah

lanjutannya, mereka harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu misalnya

kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, kemampuan

financial., tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban

keluarga.

Salah satu faktor yang juga perlu dipertimbangkan adalah masalah

kemampuan intelektual. Siswa yang mampu mengukur kemampuannya bisa

dengan mudah menentukan jurusannya. Sebaliknya, siswa yang tidak mampu

mengukur kemampuannya hanya bisa ikut-ikutan. Kemampuan intelektual

biasanya dapat dilihat pada prestasi belajar, karena prestasi belajar adalah

cerminan motivasi. Misalnya, siswa SMA yang mata pelajaran biologinya

bagus biasanya anak tersebut menyukai biologi, rajin belajar, dengan proses

(17)

mudah, karena prestasi juga terkait dengan ketekunan. Ada anak dengan

kemampuan intelektual biasa, tetapi karena rajin dan bertanggung jawab

terhadap tugasnya. anak tersebut bisa saja berprestasi. Contohnya adalah nilai

NEM. Penerimaan mahasiswa baru tidak bisa hanya mengandalkan NEM,

karena standar penilaian yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah

yang lain. Sehingga perguruan tinggi masih selalu menyelenggarakan saringan

ujian masuk kepada calon mahasiswa baru. Oleh karena itu lulusan SMA yang

ingin melanjutkan studinya keperguruan tinggi harus memperhatikan prestasi

belajar di sekolah tinggi sebagai dasar pendukung untuk memasuki suatu

jurusan.

Dari banyaknya faktor tersebut dapat dipilih beberapa faktor yang

dominan dan berpengaruh terhadap sikap siswa SMA kelas III (XII) untuk

melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi swasta atau negeri. Beberapa faktor

tersebut antara lain prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi keluarga.

B. Perumusan Masalah

1. Apakah prestasi belajar siswa berpengaruh terhadap minat siswa untuk

melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?

2. Apakah status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap minat siswa

(18)

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh prestasi belajar siswa terhadap

minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh status sosial ekonomi orang tua

terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Siswa

Sebagai gambaran untuk menentukan pilihan melanjutkan ke Perguruan

Tinggi setelah lulus dari SMU.

2. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui lebih mendalam pengaruh prestasi belajar siswa, status

sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke

Perguruan Tinggi.

3. Bagi Universitas Sanata Dharma

Dapat digunakan sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan

(19)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Kerangka Teoritik

1. Prestasi Belajar Siswa

Setiap orang pernah belajar walaupun dalam mendapatkan

pendidikan berbeda-beda berdasarkan kondisi setiap orang. Seseorang

dikatakan telah belajar bila di dalam dirinya telah mengalami perubahan

tertentu, misalnya seseorang yang semula tidak bisa membaca dan menulis

menjadi atau dapat membaca dan menulis. Hal tersebut bisa dikatakan

hasil dari belajar.

Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan

belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi dalam

bukunya Purwanto (1992: 84):

a) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning (1975),

“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat)”

b) Gagne, dalam buku The conditions of learning (1977),

“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (

(20)

c) Morgan, dalam buku Introduction to psychology (1978),

“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.

d) Witherington, dalam buku educational Psycology,

“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.

Menurut Mahmud (1989:58), belajar adalah pengalaman yang

universal setiap orang harus selalu belajar sepanjang hidupnya. Perkataan

belajar mempunyai tiga arti:

a) Menemukan, misalnya: apakah Anda telah belajar bagaimana caranya

memecahkan teka-teki ini?

b) Mengingat, misalnya: apakah Anda pernah belajar kata-kata

“Starspangled Banner”?.

c) Menjadi effisien, misalnya: apakah anda telah belajar bagaimana

caranya mengendarai mobil?

Banyak ahli-ahli berusaha merumuskan apa belajar itu. Berikut ini

dikemukakan beberapa perumusan. Gunarsa (1984:23):

a) Menurut Morgan, maka perumusan adalah sebagai berikut: “Belajar

dapat dirumuskan sebagai suatu perubahan, yang relatif menetap

dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil) dari pengalaman yang lalu”.

Menurut Morgan, perubahan-perubahan tingkah laku yang dapat

diamati pada perkembangan seseorang sejak bayi sampai dewasa

(21)

1) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses kefatalan

(fisiologis), misalnya sakit, penyakit.

2) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses pemasakan

atau kematangan.

3) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses belajar.

b) Menurut Woodworth (1984:23), perumusan belajar adalah sebagai

berikut: “Belajar terdiri dari melakukan sesuatu yang baru, dan sesuatu

yang baru ini dicamkan (artinya dimasukkan dalam fungsi ingatan)

oleh individu, yang ditampilkan kembali dalam kegiatan kemudian”.

Sesuatu yang baru ini dapat berupa gerakan-gerakan, seperti

halnya seseorang yang sedang belajar mengendarai mobil, dimana

kadang-kadang ia harus melakukan aktivitas yang sifatnya kombinasi,

misalnya: ia harus mengerem dan juga harus menginjak kopling

sekaligus. Karena itu hal belajar ini bukan merupakan aktivitas yang

khusus melainkan aktivitas yang kompleks dan sifatnya terutama

menyeluruh.

Menurut Winkel (1987:36) definisi belajar adalah suatu aktivitas

mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan

yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,

pemahaman, ketrampilan dan sikap. Menurut Hamalik (1975: 21) belajar

adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri sendiri yang

dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman

(22)

Menurut Pendapat tradisional seperti dikemukakan oleh S.

Nasution (Roestiyah 1982: 149), yang berbunyi: yaitu belajar itu hanya

menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Pendapat

tersebut dalam praktek sangat banyak dianut di sekolah, yang mana

seorang guru berusaha memberi ilmu sebanyak mungkin dan murid giat

untuk mengumpulkannya. Di sini sering terlihat bahwa belajar itu

disamakan dengan menghafal.

Menurut Crow dan Crow (1982: 149), belajar ialah perubahan

individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Dalam definisi ini

dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu

menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar di sini

merupakan suatu proses dimana guru terutama melihat apa yang terjadi

selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai suatu

tujuan.

Menurut Teori Gagne (Roestiyah 1982: 156) belajar mengandung

atau terdapat dua definisi belajar, yaitu:

a) belajar ialah suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam

pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.

b) belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari

instruksi.

Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai

(23)

faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun

faktor-faktor belajar itu dapat digolongkan sebagai berikut:

a) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri.

Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya.

Faktor ini berujud juga sebagai kebutuhan dari anak itu.

b) Faktor eksternal, ialah fakor yang datang dari luar diri si anak. Seperti

kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan, dan sebagainya.

Dalam kamus Bahasa Indonesia Prestasi Belajar adalah hasil yang

telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) dari

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui

mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai

yang diberikan oleh guru. Menurut Sudjana (1990:28) evaluasi adalah

pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi

tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dan lain-lain.

Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar akan nampak dalam

prestasi belajar yang diraihnya, yang ditunjukkan melalui hasil evaluasi

belajarnya. Kegiatan untuk mengevaluasi belajar siswa bisa dilakukan

dengan bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktek yang kemudian diberi

nilai yang berupa skor dan beruwujud angka. Skor yang berwujud angka

(24)

2. Kondisi Status Sosial-Ekonomi

Menurut Roucek dan Warren (1984:79) status adalah kedudukan

dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lainnya itu atau

kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok lainnya yang

lebih besar jumlahnya. Menurut Susanto (1977:181) status adalah

perbandingan peranan dalam masyarakat status merupakan pencerminan

hak dan kewajiban dalam tingkah manusia.

Menurut Soekanto (1982:233) kedudukan diartikan sebagai tempat

atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan

orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok

sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang

lebih besar lagi.

Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat

yang satu dengan yang lainnya tertentu adalah sebagai berikut (Soekanto

1982:233):

a. Ukuran Kekayaan

Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran, barang siapa memiliki

kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan

tersebut misalnya dapat dilihat bentuk rumah yang bersangkutan,

berupa mobil pribadi, cara berpakaian, serta bahan pakaian yang

dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya.

(25)

Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai

wewenang menempati lapisan yang tertinggi.

c. Ukuran Kehormatan

Ukuran kehormatan tersebut terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan

kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat

tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada

masyarakat tradisional, Biasanya mereka adalah golongan tua atau

mereka yang pernah berjasa pada masyarakat.

d. Ukuran Ilmu Pengetahuan

Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat-masyarakat

yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut

kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Oleh

karena itu, ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang

dijadikan ukuran akan tetapi gelar kesarjanaan. Sudah tentu hal itu

mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut

walaupun tidak halal.

Menurut Sumarjan dan Sumadi (1966:271) status atau kedudukan

diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok

sosial. Masyarakat pada umumnya mempunyai dua macam kedudukan

(Soekanto, 1983:144):

a. Ascribed-Status, yaitu kedudukan yang diperoleh karena kelahiran, jadi

(26)

Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan

anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula.

b. Achieved-Status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan

usaha-usaha yang disengaja, kedudukan ini tidak diperoleh melalui

kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, hal mana

tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta

mencapai tujuannya. Misalnya, setiap orang bisa menjadi hakim

asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Terserah kepada yang

bersangkutan apakah dia mampu menjalani syarat-syarat tersebut.

Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan

tercapai olehnya.

Status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa

segi,antara lain.

a. Pendidikan orang tua

Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat

pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan

formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan

seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau

wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal,

penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang

yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan

wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak

(27)

tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan

pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan sebaliknya.

b. Jenis pekerjaan orang tua

Kalau kita lihat dan perhatikan lingkungan di sekitar kita,

maka kita akan melihat banyaknya orang bekerja. Setiap pagi kita pun

melihat orang berlalu-lalang pergi untuk bekerja sesuai dengan apa

jenis pekerjaannya. Menurut Spillane (1982:3) jenis pekerjaan adalah

bidang yang ditekuni oleh orang tua siswa setiap harinya. Beliau

mengelompokkan pekerjaan/jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut.

1) Golongan A

- Pemilik bus/colt - Pedagang

- Pengawas keamanan - Pengawas kantor

- Petani pemilik tanah - Pemilik toko

- Pegawai sipil ABRI - Peternak

- Mandor - Tuan tanah

2) Golongan B

- Buruh nelayan - Buruh tani

- Buruh kecil - Penebang kayu

3) Golongan C

- ABRI (Tamtama-Bintara) - Pamong Praja

- Pegawai Badan Hukum - Guru SD

- Kepala Kantor Pos Cabang - Kepala Bagian

(28)

- Supervisor/pengawas (Gol. I/a-I/d)

4) Golongan D

- Meninggal dunia - Pensiunan

- Tidak mempunyai pekerjaan tetap

5) Golongan E

- Guru SLTP/SLTA - Pegawai Negeri

- Juru rawat ( Gol. II/a keatas)

- Kepala Sekolah - Pekerja social

- Kontraktor - Wartawan

- Perwira ABRI (Letda, Lettu, dan Kapten)

6) Golongan F

- Petani penyewa - Buruh tidak tetap

- Penarik becak

7) Golongan G

- Ahli hukum - Kepala Kantor Pos

Pusat

- Manager perusahaan - Menteri

- Ahli ilmu tanah - Pegawai negeri

- Kontraktor Besar (gol. III/a keatas)

- Apoteker - Pengarang

- Dokter - Peneliti

- Dosen/Guru Besar - Penerbang

(29)

8) Golongan H

- Pembantu - Penjual Keliling

- Tukang cuci

9) Golongan I

- Seniman - Buruh tetap

- Penjaga - Supir bus/colt

- Montir - Tukang Kayu

- Pandai besi/emas/perak - Tukang listrik

- Penjahit - Tukang mesin

c. Penghasilan (Pendapatan dan Pengeluaran)

1) Pengertian Pendapatan

Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi

bekerja dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap

pagi para petani pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan

para pegawai kantor pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan

rutinnya serta para guru pergi kesekolah untuk mengajar para siswa

(anak didik). Semua ini dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap

orang hanya untuk mendapatkan atau memperoleh imbalan

(gaji/upah).

Imbalan yang didapatkan digunakan lagi untuk

kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga

berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna

(30)

yang akan datang. Kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin

meningkat seiring dengan tingkat kebutuhan dan kemajuan

teknologi yang makin maju. Bagian terbesar dari pendapatan

keluarga itu dibelanjakan lagi guna membeli segala hal yang

diperlukan untuk hidup (konsumsi) baik untuk makan tetapi

mencakup seluruh barang dan jasa.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga

sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka.

Jika suatu kondisi keluarga yang berkecukupan maka orang tua

bisa memberikan perhatiannya kepada anak-anaknya untuk

bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi yaitu Perguruan

Tinggi. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan dan

bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit,

maka orang tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun

tidak sampai kejenjang yang lebih tinggi.

2) Pengertian Pengeluaran

Didalam setiap keluarga selalu ada pemasukan dan bahkan

ada pengeluaran. Menurut Gilarso (1986:48) mengemukakan

pengeluaran adalah bagian dari pendapatan keluarga atau uang

masuk yang dibelanjakan lagi untuk membeli segala sesuatu yang

diperlukan untuk hidup. Pengeluaran di sini bukan hanya untuk

memenuhi kebutuhan makan tetapi mencakup semua pemakaian

(31)

seperti membeli sesuatu barang, membayar periksa dokter, dan

sebagainya.

Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai

pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap keluarga

berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan

kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu

keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut,

besarnya jumlah anggota keluarga. Makin banyak atau besar

penghasilan makin besar pula pengeluaran dan sebaliknya makin

sedikit penghasilan makin sedikit pula pengeluarannya.

3. Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi

a. Pengertian Minat

Minat merupakan sesuatu yang dapat menentukan suatu

keinginan atau pilihan pada seseorang yang mendorong seseorang

untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang, karena jika seseorang

dalam mengerjakan sesuatu tidak berminat maka pekerjaan tersebut

tidak akan berhasil dan maju. Menurut Winkel (1983:30) minat adalah

kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik

pada bidang/hal yang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam

bidang itu.

Minat menurut penelitian Sutjipto yang berjudul

(32)

(www.suaramerdeka.com), minat adalah kesadaran seseorang siswa

terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai

kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu

yang sadar. Oleh karena itu minat merupakan aspek psikologis siswa

untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan

mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.

Oleh karena tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada

setiap siswa belum tentu sama, maka tinggi rendahnya minat terhadap

objek pada setiap siswa juga belum tentu sama. Dalam penelitian

Sutjipto yang berjudul Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Bagi

Siswa SMK (www.suaramerdeka.com) banyak ahli-ahli berusaha

merumuskan pengertian minat antara lain:

1) Nunnally (1977) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan

kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari,

sehingga kegiatan itu disukainya.

2) Guilford (1969) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang

untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis

kegiatan tertentu.

3) Sax (1969) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan

(33)

4) Crites (1969) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap

sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai

rasa senang terhadap objek tersebut.

5) Hopkins (1981) menyatakan bahwa pengukuran minat seseorang

berguna untuk memprediksi tingkat kepuasan siswa terhadap suatu

bidang studi. Penelitian yang dilakukan oleh Berdie sebagaimana

dalam Hopkins menemukan bahwa hubungan antara skor tes minat

kejuruan (vocational) dengan seleksi kurikulum lebih tinggi

dibandingkan dengan hubungan antara prestasi belajar denga skap

atau tes kepribadian

Dari beberapa teori ini dapat disimpulkan bahwa minat adalah

keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri

siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan. Makin tinggi keinginan

makin tinggi pula minatnya, sebaliknya makin rendah keinginan makin

rendah pula minatnya.

Dari berbagai pendapat yang ada, maka minat melanjutkan ke

perguruan tinggi pada siswa kelas III SMA, dapat diartikan sebagai

kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan

tinggi sebagai kelanjutan pendidikan setelah lulus SMA. Ini ditandai

dengan adanya perasaan senang, tertarik dan bangga atas perguruan

tinggi yang dipilih bahwa perguruan tinggi yang dilihnya sesuai

(34)

individu untuk meningkatkan taraf pendidikan yang lebih tinggi dari

pendidikan yang telah diselesaikannya.

b. Perguruan Tinggi

Menurut Soehendro (Suara Merdeka, 28 Mei 2005), Perguruan

Tinggi adalah sebuah lembaga pelayanan jasa pendidikan yang di

dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu berupaya memenuhi

keinginan pelanggan. Pelanggan adalah kelompok orang atau

masyarakat yang mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak

langsung, atas pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya:

meliputi mahasiswa, orang tua mahasiswa, staf peguruan tinggi,

masyarakat dan pemerintah. Berbagai kepentingan yang berbeda dari

pelanggan tersebut harus menjadi acuan utama dalam merencanakan

maupun melaksanakan pendidikan.

Menurut Ndraha (1988:42), perguruan tinggi adalah pola

proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan

secara khusus sebagai bagian atau komponen system belajar mengajar

secara keseluruhan didalam masyarakat. Dalam proses belajar

mengajar tersebut pada suatu saat terlibat empat pihak, yaitu

1) Pihak yang berusaha belajar mengajar.

2) Pihak yang berusaha belajar.

3) Pihak yang merupakan sumber pelajaran.

4) Pihak yang berkepentingan atas hasil (outcome) proses belajar

(35)

Berdasarkan GBHN 1978 hal 78 pendidikan tinggi

dikembangkan dan peranan perguruan tinggi diarahkan untuk:

1) Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan,

penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa

datang;

2) mendidik mahasiswa-mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian

serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa

depan Bangsa dan Negara Indonesia;

3) menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha

pembangunan nasional dan pembangunan daerah;

4) mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai dan

tampak jelas corak khas kepribadian Indonesia.

Perguruan tinggi pada umumnya bertujuan:

1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat

menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu

pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.

2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan

teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya

untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya

kebudayaan nasional.

(36)

1) Universitas adalah suatu perguruan tinggi yang melaksanakan

program pendidikan yang menawarkan banyak fakultas yang terdiri

beberapa jurusan.

2) Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan

program pendidikan yang di dalamnya hanya ada satu bidang

pendidikan tertentu dan hanya terdapat satu fakultas dengan

beberapa jurusan.

3) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program

pendidikan dan bisa dikenal sebagai pendidikan profesional.

4) Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program

pendidikan dengan cara melaksanakan penelitian dan terdiri dari

sejumlah fakultas dan beberapa jurusan.

Dari berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada diharapkan

dapat memberikan gambaran bagi siswa SMA kelas III yang akan

melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hubungan perguruan tinggi

dengan siswa SMA kelas III adalah siswa akan melanjutkan studinya

yang lebih tinggi yaitu ke perguruan tinggi. Setiap siswa pun

mempunyai banyak persepsi atau pemikiran mengenai perguruan

tinggi yang akan dipilihnya sesuai dengan sudut pandang mereka

berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dari segi fasilitas

perguruan tinggi, jenis perguruan tinggi, dan lulusan dari suatu

(37)

Agar kelak apa yang diharapkan tercapai maka ada beberapa

hal yang perlu diperhatikan baik oleh siswa atau orang tuanya

berkaitan dengan kualitas perguruan tinggi, antara lain sebagai berikut.

1) Status atau eksistensi program studi beserta perguruan tinggi yang

dipilihnya mempunyai izin resmi, sehingga keberadaan program

studi di perguruan tinggi tersebut dijamin oleh pemerintah,

2) meski UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional tidak

memprasyaratkan akreditasi oleh BAN melalui kata-kata dan atau

dalam salah satu pasal menyangkut kualitas pergruan tinggi,

namun setidaknya kreteria akreditasi (A, B, atau C) dari BAN

menunjukkan adanya kualifikasi tertentu yang terkait kualitas calon

lulusannya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi riil

dari program studi di perguruan tinggi yang dipilihnya. Di era

sekarang ini, pasar kerja tidak hanya cukup melihat ijazah yang

kita miliki, tetapi mereka cenderung menguji kemampuan yang kita

miliki. Karena itu, fasilitas laboratorium (termasuk ilmu-ilmu

sosial terapan seperti komunikasi dan bahasa) perlu dilihat secara

cermat.

3) Kesesuaian antara minat serta kemampuan siswa dengan program

studi yang akan dipilihnya, sekaligus diperhitungkan dengan

kebutuhan pengguna pada saat lulus nanti. Ini penting, mengingat

bahwa ada mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya,

(38)

Demikian pula data lapangan yang menunjukkan besarnya jumlah

lulusan yang terpaksa menganggur atau bekerja seadanya, karena

ternyata jumlah lulusan dari program studi yang dipilihnya telah

banyak yang menumpuk dan menganggur.

B. Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat Siswa Kelas III untuk

Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil

yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) dari

penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui

matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang

diberikan oleh guru.

Berdasarkan sumber dari www.indomedia.com yang berjudul Di

simpang Jalan Memilih Jurusan, faktor pertama yang perlu dipertimbangkan

adalah masalah kemampuan intelektual. Siswa yang mampu mengukur

kemampuannya bias dengan mudah menentukan jurusannya. Sebaliknya siswa

yang tidak mampu biasanya hanya ikut-ikutan. Misalnya, apabila kuliah di

fakultas kedokteran sedang banyak diminati maka ia pun akan mendaftar

kesana. Mengetahui kemampuan intelektual sangat penting, karena di

perguruan tinggi ada kemampuan dasar tertentu yang harus dikuasai sesuai

dengan jurusan yang akan diambil. Kemampuan intelektual biasanya dapat

dilihat pada prestasi belajar. Pada anak-anak, prestasi belajar adalah cerminan

(39)

tersebut menyukai biologi, rajin belajar, dengan proses belajar yang cukup

bagus. Namun menentukan prestasi belajar tidaklah mudah, karena prestasi

terkait dengan ketekunan. Ada anak dengan kemampuan intelektual biasa,

tetapi karena rajin dan bertanggung jawab terhadap tugasnya maka anak

tersebut bisa saja berprestasi menonjol. Contohnya adalah nilai NEM.

Penerimaan mahasiswa baru tidak bisa hanya mengandalkan NEM, sehingga

perguruan tinggi perlu menyelenggarakan ujian masuk. Ini diperlukan karena

ada perbedaan standar penilaian antara satu sekolah dengan sekolah yang lain.

Kemampuan juga harus didukung oleh minat. Karakter jurusan di

perguruan tinggi juga berkaitan dengan karakter siswa. Ada orang yang

memiliki tingkat sosialisasi tinggi, seperti senang membina hubungan dengan

orang lain, berminat dengan hubungan antar manusia. Terlebih lagi ia suka

membaca, mengikuti perkembangan informasi dan menganalisis kejadian

sehari-hari, tertarik pada masalah-masalah sosial, dan senang bicara. Orang

demikian lebih baik mengambil jurusan yang banyak berhubungan dengan

manusia, misalnya FISIP, atau psikologi. Siswa jurusan IPA yang senang

membantu orang lain dengan berinteraksi langsung, bisa mengambil jurusan

kedokteran. Namun bila ia lebih berminat pada benda mati, serta kurang suka

banyak berhubungan dengan orang lain, apa lagi gemar mengutak-atik

sesuatu, ia cocok masuk jurusan eksata bagian MIPA yang punya karakter

sangat khas dan menuntut daya nalar tinggi.

Yang tak kalah pentingnya adalah dukungan keluarga, terutama orang

(40)

Kembalikan saja pada anak berdasarkan pada kemampuan yang ada padanya.

Jangan sampai orang tua memaksakan kehendak, sementara anak tidak cukup

mempunyai kemampuan maupun minat. Jangan sampai berakibat negatif atau

prestasi belajarnya mengalami penurunan. Amatilah apakah anak cukup cerdas

untuk maju dalam persaingan yang ketat atau kemampuannya biasa-biasa saja.

Kalau ternyata prestasinya biasa saja, jangan ragu menganjurkannya masuk

jurusan ilmu sosial. Berdasarkan penjelasan di atas diturunkan hipotesis

sebagai berikut:

Ha1: Ada pengaruh positif antara prestasi belajar siswa terhadap minat siswa

SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

C. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa SMA

Kelas III untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi

Menurut Susanto (1977:181) status adalah perbandingan peranan

dalam masyarakat, pencerminan hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan

merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia.

Pendapat lain dari Soekamto (1982:233) mengatakan “kedudukan”

diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial

dan hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Status sosial

ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain sebagai berikut.

1. Pendidikan orang tua

Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat

(41)

formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan

seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan

tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan,

kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang

berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang

lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan.

Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan

tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi

anak-anaknya, dan sebaliknya.

2. Jenis pekerjaan orang tua

Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi bekerja

dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap pagi para petani

pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan para pegawai kantor

pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya serta para guru

pergi kesekolah untuk mengajar para siswa (anak didik). Semua ini

dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap orang hanya untuk mendapatkan

atau memperoleh imbalan (gaji/upah). Imbalan yang didapatkan digunakan

lagi untuk kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga

berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi

serta mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan masa yang akan datang.

Kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin meningkat seiring dengan

tingkat kebutuhan dan kemajuan teknologi yang makin maju.bagian

(42)

segala hal yang diperlukan untuk hidup (konsumsi) baik untuk makan

tetapi mencakup seluruh barang dan jasa.

3. Pendapatan dan pengeluaran

Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai

pendapatan dan pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap

keluarga berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan

pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu

keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut,

besarnya jumlah anggota keluarga, dll. Makin besar penghasilan makin

besar pula pengeluaran dan sebaliknya.

Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga sangatlah

berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka. Jika suatu kondisi

keluarga yang berkecukupan maka orang tua bisa memberikan perhatiannya

kepada anak-anaknya untuk bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi

yaitu Perguruan Tinggi. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan

dan bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit, maka orang

tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun tidak sampai kejenjang

yang lebih tinggi.

Dengan demikian anak yang orang tuanya memiliki tingkat status

sosial ekonomi yang tinggi mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan

tinggi yang lebih besar, karena dari segi biaya tidak mengalami kesulitan dan

memiliki fasilitas belajar yang memadai. Sebaliknya anak yang orang tuanya

(43)

memilih bekerja dari pada melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berdasarkan

penjelasan di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut:

Ha2: Ada pengaruh positif antara pendidikan orang tua terhadap minat siswa

SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha3: Ada pengaruh positif antara jenis pekerjaan orang tua terhadap minat

siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha4: Ada pengaruh positif antara pendapatan orang tua terhadap minat siswa

SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.

Ha5: Ada pengaruh positif antara pengeluaran orang tua terhadap minat siswa

(44)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah studi

kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan

mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Pangudi Luhur Sedayu

Yogyakarta. Alasannya karena siswa – siswi SMA ini berasal dari status

sosial ekonomi orang tua yang berbeda – beda, sehingga dapat mendukung

kelengkapan data yang diperlukan oleh peneliti.

C. Subyek dan Objek Penelitian

Subjek penelitian adalah siswa – siswi SMA kelas III. Dipilih siswa –

siswi kelas III karena sebentar lagi siswa-siswi akan tamat dari SMA. Objek

penelitian adalah prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi orang tua dan

minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi yaitu sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat –

(45)

pada populasi yang akan diteliti yaitu semua siswa-siswi kelas III SMA

Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 85 orang.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.

Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, diambil seluruh populasi yaitu

sebanyak 85 siswa.

E. Variabel penelitian dan pengukuran

1. Variabel Penelitian

a. Variabel Terikat:

- Minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke Perguruan

Tinggi ( Y )

b. Variabel Bebas:

- Prestasi belajar siswa ( X1)

- Status sosial ekonomi orang tua (X2)

2. Kriteria Pengukuran

Data yang telah masuk ke dalam tabulasi selanjutnya diukur untuk

memperoleh kategori – kategori yang ditetapkan sebagai berikut.

a. Prestasi Belajar Siswa

Menunjukkan hasil setelah proses belajar yang merupakan tingkat

keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar. Dalam

penelitian ini prestasi belajar dikelompokkan sebagai berikut :

1) Tinggi, apabila rata-rata nilai raport siswa lebih dari 8 skor 5

2) Sedang, apabila rata-rata nilai raport siswa antara 6-7 skor 3

(46)

b. Status Sosial Ekonomi

1) Tingkat Pendidikan Orang Tua

Tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh Bapak dan Ibu

siswa. Tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi :

a. Lulus SD skor 1

b. Lulus SMP skor 2

c. Lulus SMA skor 3

d. Lulus DII, DIII skor 4

e. Lulus SI skor 5

2) Jenis pekerjaan

Yaitu bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua

setiap harinya. Berdasarkan penggolongan dari Spillane, pekerjaan

dikelompokkan menjadi sembilan kelompok :

Golongan Skor

Golongan A 1

Golongan B 2

Golongan C 3

Golongan D 4

Golongan E 5

Golongan F 6

Golongan G 7

Golongan H 8

(47)

3) Tingkat pendapatan dan Fasilitas keluarga

Dalam penelitian ini jumlah penghasilan yang diperoleh

Ayah dan Ibu dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan,

Maka digunakan pegukuran sebagai berikut :

a). Tinggi, lebih dari Rp. 1.500.000,- skor 3

b). Sedang, antara Rp. 750.000,- - Rp. 1.500.000,- skor 2

c). Rendah, kurang dari Rp. 750.000,- skor 1

Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya benda atau barang yang

dimiliki keluarga responden. Untuk mempermudah pengukuran

tentang jenis fasilitas yang dimiliki responden, maka fasilitas yang

dimiliki responden dikelompokkan di bawah ini :

No Jenis Fasilitas yang dimiliki skor

1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mobil Sepeda Motor Kulkas Sepeda Pesawat telepon Telepon genggam TV Radio Komputer

Status tempat tinggal

a. Rumah pribadi

b. Rumah Kontrak

c. Rumah famili

d. Rumah Dinas

(48)

11. 12. 13. . Jenis penerangan Lampu listrik

a. < 250 watt

b. 250 – 450 watt

c. 450 - 900 watt

d. > 900 watt

Dinding rumah

a. Bambu gedeg

b. Papan

c. Papan + tembok

d. Tembok semuanya

Lantai Rumah

a. Tanah

b. Semen plester

c. Tegel biasa

d. Tegel keramik

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Keterangan: apabila tidak mempunyai fasilitas yang dimiliki orang tua maka skor 0

c. Minat Siswa-siswi SMA kelas III untuk Melanjutkan Studi ke

Perguruan Tinggi

Minat siswa-siswi ke perguruan tinggi diukur dengan

menggunakan skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang

menggunakan skala Likert mempunyai skor sebagai berikut.

Jawaban Skor

Sangat setuju (SS)

Setuju (S)

Tidak setuju (TS)

Sangat tidak setuju (STS)

4

3

2

(49)

Berikut ini disajikan tabel operasionalisasinya (Sugiyono,

1999:89).

Variabel Indikator Pernyataan

Minat Kesesuaian 1. Sesuai dengan cita – cita pendidikan yang ingin saya raih, saya berkeinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2.Kondisi sosial ekonomi orang tua saya,

mempengaruhi keinginan saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 3.Jenis pekerjaan orang tua saya berpengaruh

terhadap minat saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.

Perhatian 4. Saya selalu memperhatikan informasi mengenai perguruan tinggi.

5.Saya akan menyimak apabila di radio atau televisi ada siaran mengenai perguruan tinggi.

6.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat akan mempengaruhi minat saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Keinginan 7.Orang tua saya menganjurkan agar saya melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 8.Saya berkeinginan untuk melanjutkan studi

ke perguruan tinggi karena di dekat tempat tinggal saya terdapat perguruan tinggi. 9.Saya berkeinginan untuk melanjutkan studi

ke perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.

(50)

kabar tentang perguruan tinggi.

12. Saya pernah bertanya tentang seluk – beluk perguruan tinggi pada orang lain. 13. Saya merasa tertarik melanjutkan studi

ke perguruan tinggi karena perguruan tinggi membekali mahasiswanya dengan ketrampilan serta keahlian yang khusus seperti profesi menjadi guru, bekerja di perusahaan, dan sebagainya.

F. Teknik Pengumpulan data

Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:

1. Kuesioner / Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan

menggunakan serangkaian pernyataan yang disusun secara tertulis,

kemudian dibagikan kepada responden untuk dijawab. Kuesoner diberikan

kepada responden yaitu siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur

Sedayu.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang

dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari buku-buku, catatan, serta

arsip yang berhubungan dengan penelitian. Data yang diperlukan dalam

penelitian ini adalah jumlah siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur

(51)

G. Pengujian Instrumen Penelitian

Untuk mengetahui apakah setiap kuesioner yang digunakan sudah

valid atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan dan

keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.

1. Analisis Validitas

Validitas instrumen adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan

alat ukur tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat

mengungkapkan data dan variabel yang diteliti secara tepat. (Arikunto,

1998:160).

Untuk menguji validitas kuisioner digunakan teknik kolerasi

product moment dengan rumus sebagai

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− =

2 2

2 2

xy

Y Y

N X X

N

Y X XY

N r

xy

r = korelasi product moment

x = nilai setiap item variabel y = nilai total variabel N = jumlah responden

Setelah koefisien korelasi ditemukan, perlu diuji signifikansinya dengan

taraf 5% korelasi antara item dengan total dinyatakan signifikan fxy lebih

(52)

Hasil Uji Validitas

Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel minat

siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Uji

validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir, sehingga ada tiga belas (13)

pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas.

Rangkuman uji validitas untuk minat siswa SMA kelas III untuk

melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Rangkuman uji validitas minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

Butir No.

Nilai r tabel Nilai r hitung Status

1 0,239 0,6263 Valid 2 0,239 0,5145 Valid

3 0,239 0,6479 Valid 4 0,239 0,7988 Valid 5 0,239 0,7422 Valid 6 0,239 0,3104 Valid 7 0,239 0,6873 Valid 8 0,239 0,5492 Valid 9 0,239 0,6088 Valid

10 0,239 0,4823 Valid

11 0,239 0,6416 Valid

12 0,239 0,5935 Valid

13 0,239 0,6239 Valid

Sumber : Data Penelitian

Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat

siswa-siswi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa ke

tiga belas butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa

dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan

(53)

atau 0,05 r tabel maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil

perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung semuanya

menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan

variabel minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah

valid.

2. Analisis Reliabilitas

Reliabilitas (keandalan) berhubungan erat dengan taraf

kepercayaan suatu instrumen dikatakan andal atau mempunyai taraf

kepercayaan tinggi jika dapat memberikan hasil yang mantap serta stabil.

(Arikunto, 1998: 81). Untuk mengitung reliabilitas kuisioner dalam

penelitian ini digunakan teknik koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach

dengan rumus sebagai berikut:

r11 =

⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡

2

2 1 b b σ σ Keterangan:

rtt = Reliabilitas instrument

k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal

Σαb2 = Jumlah varian butir

αt2 = Varian Total

Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf

(54)

Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus

Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi

11.5. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.

Tabel 2

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status

Minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi

0,239 0,8957 Andal

Dari tiga belas pertanyaan pada variabel minat orang tua untuk

menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi ini diperoleh nilai rhitung

sebesar 0,8957. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan

membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak

30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05 maka diperoleh

nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih

besar dari pada rtabel (0,8957 > 0,239). Ini berarti bahwa butir-butir

pertanyaan pada variabel minat siswa untuk melanjutkan studi ke

perguruan tinggi dapat dikatakan andal.

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Penelitian

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

(55)

maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas

menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov

(Wahid, 2003:37) dengan rumus sebagai berikut :

D =Maksimum

[

F0

( )

xSn

( )

x

]

Keterangan :

D = Deviasi atau penyimpangan

( )

x

F0 = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

( )

x

Sn = Distribusi frekuensi yang diobservasi

Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil

dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal

pada taraf signifikansi 5%. Begitu pula sebaliknya.

b. Uji Linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat

hubungan yang linear atau tidak antara variabel bebas dengan terikat.

Rumus yang digunakan adalah rumus garis regresi dengan menghitung

nilai F atau analisis varians untuk uji linearitas. Rumusnya adalah

sebagai berikut (Sudjana, 1992:332):

e S

TC S

F 2

2

=

Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan

tabel

F dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien Fhitung diperoleh dari

perhitungan SPSS 11.0. Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka hubungan

(56)

jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas

dengan variabel terikat linier.

c. Asumsi klasik

1) Uji Multikolonieritas

Multikolinieritas adalah situasi adanya hubungan

variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini

disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang

bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang korelasi sama dengan

nol. Apabila terdapat korelasi sempurna diantara variabel-variabel

bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat

ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi

tidak terhingga. Untuk mendeteksi masalah ini digunakan rumus

korelasi (Supranto,1984:14):. Adapun rumus korelasinya sebagai

berikut:

(

)(

)

(

)

{

}

{

(

)

}

− = 2 2 2 2 xy Y Y N X X N Y X XY N r Keterangan:

r : Koefisien korelasi

Y : Skor variabel Minat Orang Tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi

1

X : Skor variabel prestasi belajar siswa N : Jumlah item pertanyaan

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS

diadakan analisis Collinearity Statistics. Dari hasil Collinearity

(57)

mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan

sebagai berikut:

ƒ Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas.

ƒ Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas

2) Uji Heterokedastisitas

Uji Heterokesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan

ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke

pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan

jika berbeda disebut heterokedastisitas.Heteroskesdastisitas adalah

suatu keadaan dimana varian dan kesalahan pengganggu tidak

konstan untuk semua nilai variabel bebas. Dalam penelitian ini,

untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskesdastisitas

digunakan uji korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank

correlation test). Rumus korelasi rank didefinisikan sebagai berikut

(Supranto,1984:69):

(

)

⎥⎥ ⎤ ⎢

⎢ ⎣ ⎡

− −

=

1 n n

d 6 1

r 2

2 i s

Keterangan:

di : Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

n : Banyaknya individu atau fenomena yang di beri rank

Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk

menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan

(58)

• Jika rs hitung > rs tabel, maka terjadi heteroskesdastisitas.

• Jika rs hitung < rs tabel, maka tidak terjadi

heteroskesdastisitas.

Atau dapat juga dengan membandingkan tingkat

probabilitasnya. Adapun ketentuan yang digunakan adalah sebagai

berikut:

• Jika probabilitas (P) > 0,05; maka terjadi heteroskedastisitas.

• Jika probabilitas (P) < 0,05; maka tidak terjadi

heteroskedastisitas.

2. Pengujian Hipotesis

a. Product Moment

Untuk menjawab permasalahan no.1 sampai dengan no 2 yaitu

pengaruh antara prestasi belajar siswa (X1 ) terhadap minat siswa

melanjutkan studi ke perguruan tinggi (y), pengaruh status sosial

ekonomi orang tua (X2) terhadap minat melanjutkan studi ke

perguruan tinggi (y)digunakan analisis statistik koefisien korelasi

Product Moment (Arikunto,2003:225). Adapun rumus yang digunakan

adalah :

rxy =

( )( )

( )

[

]

[

( )

]

2 2

2 2

y y

N x x

N

y x xy N

Keterangan :

xy

r

Gambar

Tabel 1  Rangkuman uji validitas minat siswa SMA kelas III untuk
Tabel 2 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Tabel 4.1 Daftar Guru dan Karyawan
Tabel 4.2 Daftar Jumlah Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Tabel ini digunakan untuk menyimpan data-data dari mata kuliah yang.. diambil mahasiswa, beserta

Apabila nanti saya membuka usaha saya akan membuka usaha fashion dengan brand Blanc, saya akan membuka usaha ini di Kota Bandung karena merupaka kota destiny

Menyelenggarakan pendidikan akademik yang mampu menghasilkan Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik yang memiliki kompetensi di Bidang Antropologi, Sosiologi, Ilmu Politik, Ilmu

Pengamatan dilakukan terhadap laju pertambahan (A) tinggi tanaman dan diameter batang, periode laten, tingkat keparahan penyakit dengan metode Townsend dan Hueberger,

Untuk itu, penelitian ini akan menekankan pada keterkaitan antara dinamika perikanan cakalang dan dinamika oseanografi di wilayah perairan Barat dan Selatan Provinsi Maluku

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar biologi dengan penerapan strategi pembelajaran Guided Note Taking dan Card Sort pada siswa kelas

Dokumen ini merupakan hasil dari penelitian pada komunitas Magis Indonesia.. yang dilakukan kurang lebih