i
PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL
EKONOMI ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA SMA
KELAS XII UNTUK MELANJUTKAN STUDI KE
PERGURUAN TINGGI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Akuntansi
Oleh:
Apriliyanto Anicetus
NIM: 021334056
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 22 November 2007
Penulis
v
LEMBAR
PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTIJK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan
di
bawah ini
,
saya
mahasiswa
Universitas Sanata Dharma
:
Nama
:
Apriliyanto
Anicetus
Nomor Mahasiswa
: 021334056
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya rnemberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH PRESTASI BELAJAR, DAN STATUS SOSIAL EKONOMI
ORANG TUA TERHADAP MINAT SISWA KELAS XII UNTUK
MELANJUTKAN STUDI KE PERGURUAN TINGGI”
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan
kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan
dalam
bentuk media lain, mengelolanya
dalam
bentuk
pangkalan
data,
mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublilkasikannya di
Internet
atau media
lain untuk
kepentingan akademis tanpa perlu
meminta
ijm dan saya maupun
mem-berikan royalti
kepada
saya selama tetap mencantunikan nama saya
sebagai
penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal: 05 Maret 2008
Yang
menyatakan
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Ditengah ratusan bahkan ribuan
permasalahan yang kita hadapi, pasti
ada secercah harapan
”
Persembahanku:
¾
Tuhan Yang Maha Esa
¾
Kedua orang tuaku
¾
Kedua adikku
vii
ABSTRAK
Pengaruh Prestasi Belajar, dan Status Sosial Ekonomi Orang Tua terhadap Minat
Siswa SMA Kelas XII Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi.
Studi kasus pada Siswa kelas XII SMA Pangudi Luhur Sedayu
Apriliyanto Anicetus Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2007
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (2) pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi; (3) pengaruh prestasi belajar, status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi keperguruan tinggi.
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Pangudi Luhur Sedayu pada bulan Juli 2007. Metode pengumpulan data digunakan adalah kuesioner. Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh siswa kelas XII yang berjumlah 85 siswa. Untuk mengetahui pengaruh antara masing-masing variabel bebas dengan variabel terikat digunakan korelasi product moment, sedangkan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan analisis regresi ganda dengan taraf signifikan 0,05.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) ada pengaruh prestasi belajar siswa terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung 0,336 > rtabel
0,218); (2) ada pengaruh status sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa SMA kelas XII untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi (rhitung 0,266 > rtabel 0,218) (3) ada pengaruh
viii
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF LEARNING ACHIEVEMENT AND THE PARENTS’
SOCIAL AND ECONOMICAL STATUS TOWARDS THE INTEREST OF
THE TWELVETH CLASS OF SENIOR HIGH SCHOOL STUDENTS TO
CONTINUE STUDYING TO UNIVERSITIES
(A case study on the twelfth grade students of Pangudi Luhur Senior High School
Sedayu)
Apriliyanto Anicetus
021334056
Sanata Dharma University
Yogyakarta
2008
The purposes of this research are to know; (1) the influence of learning
achievement towards the interest of the twelfth grade of senior high school students
to continue studying to universities; (2)the influence of parents’ economic status
towards the interest of the twelfth grade of senior high school students to continue
studying to universities; (3) the influence of learning achievement and parents’
economic status towards the interest of the twelfth grade of senior high school
students to continue studying to universities.
This research was conducted at Pangudi Luhur Senior High School Sedayu in
July 2007. Questionnaire was implemented as the method of data collection. This
research was implemented to 85 students of the twelve grade. To know the existence
of the influence between each dependent and independent variable, product moment
correlation was applied, while to know the significance of those variables, multiple
regressive analysis was used, the significant level was 0,05.
ix
KATA PENGANTAR
Sepantasnya, penulis menghaturkan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
yang membimbing penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Laporan ini disusun
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program
Studi Pendidikan Akuntansi. Keberhasilan penyusun skripsi ini tidak lepas dari
bimbingan yang telah diberikan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah
penulis menyampaikan terima kasih sebagai berikut:
1.
Drs. T. Sarkim, M.Ed.,Ph.D selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sanata Dharma.
2.
Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Sosial Universitas Sanata Dharma.
3.
L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi
Universitas Sanata Dharma dan selaku Dosen Tamu I, yang telah memberikan
kritik dan saran untuk kesempurnaan penyusunan laporan penelitian.
4.
S.Widanarto P, S.Pd.,M.Si selaku Dosen Pembimbing, yang telah membimbing
dan mengarahkan penulis dalam seluruh proses penyusunan laporan penelitian ini.
5.
Catur Rismiati, S.Pd., M.A.selaku Dosen Tamu II yang telah memberikan
pandangan dan masukan untuk kesempurnaan laporan penelitian.
x
7.
Karyawan dan karyawati sekretariat Pendidikan Akuntansi, yang memperlancar
urusan perkuliahan yang diperlukan penulis.
8.
Karyawan dan karyawati Perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah
membantu penulis mendapatkan buku-buku yang mendukung penelitian ini.
9.
Orang tua, adik, tante dan om dan kerabat yang telah mendukung penulis dengan
doa-doa dan memfasilitasi penulis selama studi di Universitas Sanata Dharma.
10. SMA Pangudi Luhur Sedayu yang telah memberikan waktu bagi penulis demi
kelancaran penyusunan skripsi ini.
11. Teman-Temanku (L. Dewa Buwana dan Hening Tyas Subekti), teman
seperjuangan dalam menghadapi pahit-manisnya dalam penyusunan skripsi,
akhirnya kita selesai juga.
12. Rekan-rekan mahasiswa Pendidikan Akuntansi Angk’02 yang telah
menyampaikan pandangan, kritik dan saran yang berguna untuk
menyempurnakan skripsi ini.
13. Berbagai pihak yang telah membantu penulis secara langsung maupun tidak
langsung yang tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
Demikianlah, ucapan terima kasih saya kepada mereka yang telah membantu penulis
dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis dengan tulus hati menerima berbagai pandangan, kritikan dan
saran yang berguna untuk penyempurnaan laporan penelitian ini dari para pembaca.
xi
DAFTAR ISI
Halaman Judul………....i
Halaman Persetujuan Pembimbing………ii
Halaman Pengesahan………iii
Pernyataan Keaslian Karya………...iv
Lembar Pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah………..v
Motto dan Persembahan………...vi
Abstrak………vii
Abstract………..viii
Kata Pengantar………..ix
Daftar Isi………...xi
BAB I Pendahuluan
A.
Latar Belakang Masalah………..……….1
B.
Rumusan Masalah………...3
C.
Tujuan Penelitian………..4
D.
Manfaat Penelitian………4
BAB II Kajian Pustaka
A.
Kerangka Teoretik………...5
1.
Prestasi Belajar………...5
2.
Status Sosial Ekonomi………..………...10
3.
Minat Siswa Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………..17
B.
Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat Siswa Kelas XII
Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………..24
xii
BAB III Metode Penelitian
A.
Jenis Penelitian………...30
B.
Lokasi Penelitian………….. ………...30
C.
Subyek dan Obyek Penelitian………...30
D.
Populasi dan Sampel………...30
E.
Variabel Penelitian dan Pengukuran………...31
F.
Teknik Pengumpulan Data……….36
G.
Pengujian Instrumen Penelitian……….37
H.
Teknik Analisis Data………..40
1.
Uji Prasyarat Penelitian………...40
a.
Uji Normalitas………...40
b.
Uji Linieritas………...41
c.
Asumsi Klasik………...42
2.
Pengujian Hipotesis………..44
a.
Analisis Product Moment………...44
b.
Uji Signifikan………..45
I.
Sumbangan Variabel bebas terhadap variabel terikat………...46
BAB IV Gambaran Umum Sekolah
A.
Gambaran Umum Sekolah………..48
2.
Sejarah Sekolah………....48
3.
Identitas Sekolah………...49
B.
Visi dan Misi………...49
1.
Visi………49
2.
Misi………...50
C.
Organisasi………...50
D.
Sumber Daya Manusia………52
E.
Siswa SMA Pangudi Luhur Sedayu………...56
F.
Sarana dan Prasarana serta Fasilitas Sekolah……….56
xiii
H.
Majelis Sekolah/Dewan Sekolah………...61
I.
Hubungan Antara Sekolah dengan Masyarakat………..62
J.
Usaha-usaha Penempatan Lulusan………...63
BAB V Analisis Data dan Pembahasan
A.
Deskripsi Data………...64
1.
Prestasi Belajar……….64
2.
Status Sosial Ekonomi Orang Tua………66
3.
Minat Siswa………..67
B.
Analisis Data………...69
1.
Uji Prasyatat Penelitian…….………69
a.
Uji Normalitas………...69
b.
Uji Linieritas………...69
c.
Asumsi Klasik………...70
2.
Pengujian Hipotesis Penelitian………...72
3.
Sumbangan Variabel Bebas dan Variabel Terikat………75
C.
Pembahasan Hasil Penelitian………..76
1.
Pengaruh Prestasi Belajar Siswa Terhadap Minat Siswa Untuk
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...76
2.
Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat
Siswa Untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi……….77
3.
Pengaruh Prestasi Belajar, Motivasi Belajar, Status Sosial
Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa Untuk
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi………...79
BAB VI Kesimpulan, Keterbatasan Penelitian dan Saran
A.
Kesimpulan………...81
B.
Keterbatasan Penelitian………..81
C.
Saran………...82
xiv
Lampiran I ………...86
- Kuesioner………...………..87
Lampiran II ………...91
- Output Validitas dan Reabilitas………...…………92
Lampiran III ………93
- Distribusi Frekuensi……….94
-
PAP II……….97
Lampiran IV ………..100
- Output Normalitas………...101
- Output Linieritas………102
- Tabel F………...104
Lampiran V ………...106
- Ouput Korelasi……….107
- Output Regresi………...108
- Tabel r Product Moment…...…...………..110
Lampiran VI ………..111
- Perhitungan Sumbangan Relatif……….………...120
- Perhitungan Sumbangan Efektif……….……...120
Lampiran VII ………...121
- Surat Ijin Penelitian………..…………...122
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu tujuan suatu negara adalah mencerdaskan dan meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas dapat ditempuh atau
dilakukan dengan cara peningkatan pendidikan bisa melalui lingkungan
tempat mereka tinggal dan berinteraksi sehari-hari yaitu lingkungan keluarga,
lingkungan masyarakat, dan lingkungan sekolah. Ketiga lingkungan tersebut
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan setiap anak.
Lingkungan memberikan fasilitas bermain bagi setiap anggotanya
untuk mengembangkan kepribadian mereka. Lingkungan yang baik dapat
meningkatkan kualitas yang baik pula, tetapi kondisi lingkungan belum tentu
dapat mendukung dan menguntungkan perkembangan anggotanya dan dapat
menciptakan hal-hal yang buruk. Perhatian terhadap pendidikan bagi generasi
muda khususnya dalam lingkungan sekolah tidak bisa lepas dari peranan
pendidikan itu sendiri dalam kehidupan mereka.
Pendidikan merupakan usaha untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan agar dapat berperan dalam masa
yang akan datang. Hal ini juga ditegaskan dalam Undang-Undang Pendidikan
Nasional No.2 Tahun 1989, bahwa pendidikan merupakan usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan
Pendidikan sering juga dipandang sebagai persiapan untuk kehidupan
yang lebih baik dikemudian hari. Oleh karena itu, banyak orang tua tidak
ragu-ragu untuk memberikan pengorbanan yang besar untuk pendidikan
anaknya, untuk memperoleh pendidikan yang tinggi dibutuhkan biaya yang
tidak sedikit jumlahnya. Biaya yang tinggi kadang menjadi hambatan bagi
mereka yang berasal dari keluarga yang kurang mampu. Banyak diantara
mereka terpaksa putus sekolah atau tidak dapat melanjutkan kejenjang
pendidikan yang lebih tinggi karena keterbatasan dana orang tua untuk
membiayai sekolah anaknya, apa lagi sekarang ini biaya pendidikan semakin
mahal dan biaya untuk hidup sehari-hari semakin tinggi.
Apabila siswa hendak mengambil keputusan terhadap sekolah
lanjutannya, mereka harus mempertimbangkan beberapa hal yaitu misalnya
kemampuan intelektual, bakat khusus, arah minat, cita-cita hidup, kemampuan
financial., tidak dapat diabaikan pula harapan dari keluarga serta kewajiban
keluarga.
Salah satu faktor yang juga perlu dipertimbangkan adalah masalah
kemampuan intelektual. Siswa yang mampu mengukur kemampuannya bisa
dengan mudah menentukan jurusannya. Sebaliknya, siswa yang tidak mampu
mengukur kemampuannya hanya bisa ikut-ikutan. Kemampuan intelektual
biasanya dapat dilihat pada prestasi belajar, karena prestasi belajar adalah
cerminan motivasi. Misalnya, siswa SMA yang mata pelajaran biologinya
bagus biasanya anak tersebut menyukai biologi, rajin belajar, dengan proses
mudah, karena prestasi juga terkait dengan ketekunan. Ada anak dengan
kemampuan intelektual biasa, tetapi karena rajin dan bertanggung jawab
terhadap tugasnya. anak tersebut bisa saja berprestasi. Contohnya adalah nilai
NEM. Penerimaan mahasiswa baru tidak bisa hanya mengandalkan NEM,
karena standar penilaian yang berbeda antara satu sekolah dengan sekolah
yang lain. Sehingga perguruan tinggi masih selalu menyelenggarakan saringan
ujian masuk kepada calon mahasiswa baru. Oleh karena itu lulusan SMA yang
ingin melanjutkan studinya keperguruan tinggi harus memperhatikan prestasi
belajar di sekolah tinggi sebagai dasar pendukung untuk memasuki suatu
jurusan.
Dari banyaknya faktor tersebut dapat dipilih beberapa faktor yang
dominan dan berpengaruh terhadap sikap siswa SMA kelas III (XII) untuk
melanjutkan studinya ke Perguruan Tinggi swasta atau negeri. Beberapa faktor
tersebut antara lain prestasi belajar siswa dan status sosial ekonomi keluarga.
B. Perumusan Masalah
1. Apakah prestasi belajar siswa berpengaruh terhadap minat siswa untuk
melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi?
2. Apakah status sosial ekonomi orang tua berpengaruh terhadap minat siswa
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh prestasi belajar siswa terhadap
minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
2. Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh status sosial ekonomi orang tua
terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke Perguruan Tinggi.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Siswa
Sebagai gambaran untuk menentukan pilihan melanjutkan ke Perguruan
Tinggi setelah lulus dari SMU.
2. Bagi Peneliti
Dapat mengetahui lebih mendalam pengaruh prestasi belajar siswa, status
sosial ekonomi orang tua terhadap minat siswa untuk melanjutkan studi ke
Perguruan Tinggi.
3. Bagi Universitas Sanata Dharma
Dapat digunakan sebagai tambahan sumber bacaan perpustakaan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teoritik
1. Prestasi Belajar Siswa
Setiap orang pernah belajar walaupun dalam mendapatkan
pendidikan berbeda-beda berdasarkan kondisi setiap orang. Seseorang
dikatakan telah belajar bila di dalam dirinya telah mengalami perubahan
tertentu, misalnya seseorang yang semula tidak bisa membaca dan menulis
menjadi atau dapat membaca dan menulis. Hal tersebut bisa dikatakan
hasil dari belajar.
Sebagai landasan penguraian mengenai apa yang dimaksud dengan
belajar, terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa definisi dalam
bukunya Purwanto (1992: 84):
a) Hilgard dan Bower, dalam buku Theories of learning (1975),
“Belajar berhubungan dengan perubahan tingkah laku seseorang terhadap sesuatu situasi tertentu yang disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi itu, dimana perubahan tingkah laku itu tidak dapat dijelaskan atau dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat)”
b) Gagne, dalam buku The conditions of learning (1977),
“Belajar terjadi apabila suatu situasi stimulus bersama dengan isi ingatan mempengaruhi siswa sedemikian rupa sehingga perbuatannya (
c) Morgan, dalam buku Introduction to psychology (1978),
“Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman”.
d) Witherington, dalam buku educational Psycology,
“Belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian”.
Menurut Mahmud (1989:58), belajar adalah pengalaman yang
universal setiap orang harus selalu belajar sepanjang hidupnya. Perkataan
belajar mempunyai tiga arti:
a) Menemukan, misalnya: apakah Anda telah belajar bagaimana caranya
memecahkan teka-teki ini?
b) Mengingat, misalnya: apakah Anda pernah belajar kata-kata
“Starspangled Banner”?.
c) Menjadi effisien, misalnya: apakah anda telah belajar bagaimana
caranya mengendarai mobil?
Banyak ahli-ahli berusaha merumuskan apa belajar itu. Berikut ini
dikemukakan beberapa perumusan. Gunarsa (1984:23):
a) Menurut Morgan, maka perumusan adalah sebagai berikut: “Belajar
dapat dirumuskan sebagai suatu perubahan, yang relatif menetap
dalam tingkah laku sebagai akibat (hasil) dari pengalaman yang lalu”.
Menurut Morgan, perubahan-perubahan tingkah laku yang dapat
diamati pada perkembangan seseorang sejak bayi sampai dewasa
1) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses kefatalan
(fisiologis), misalnya sakit, penyakit.
2) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses pemasakan
atau kematangan.
3) Perubahan yang terjadi karena adanya proses-proses belajar.
b) Menurut Woodworth (1984:23), perumusan belajar adalah sebagai
berikut: “Belajar terdiri dari melakukan sesuatu yang baru, dan sesuatu
yang baru ini dicamkan (artinya dimasukkan dalam fungsi ingatan)
oleh individu, yang ditampilkan kembali dalam kegiatan kemudian”.
Sesuatu yang baru ini dapat berupa gerakan-gerakan, seperti
halnya seseorang yang sedang belajar mengendarai mobil, dimana
kadang-kadang ia harus melakukan aktivitas yang sifatnya kombinasi,
misalnya: ia harus mengerem dan juga harus menginjak kopling
sekaligus. Karena itu hal belajar ini bukan merupakan aktivitas yang
khusus melainkan aktivitas yang kompleks dan sifatnya terutama
menyeluruh.
Menurut Winkel (1987:36) definisi belajar adalah suatu aktivitas
mental/psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan
yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan,
pemahaman, ketrampilan dan sikap. Menurut Hamalik (1975: 21) belajar
adalah suatu bentuk pertumbuhan dan perubahan dalam diri sendiri yang
dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat pengalaman
Menurut Pendapat tradisional seperti dikemukakan oleh S.
Nasution (Roestiyah 1982: 149), yang berbunyi: yaitu belajar itu hanya
menambah dan mengumpulkan sejumlah ilmu pengetahuan. Pendapat
tersebut dalam praktek sangat banyak dianut di sekolah, yang mana
seorang guru berusaha memberi ilmu sebanyak mungkin dan murid giat
untuk mengumpulkannya. Di sini sering terlihat bahwa belajar itu
disamakan dengan menghafal.
Menurut Crow dan Crow (1982: 149), belajar ialah perubahan
individu dalam kebiasaan, pengetahuan dan sikap. Dalam definisi ini
dikatakan bahwa seseorang belajar kalau ada perubahan dari tidak tahu
menjadi tahu, dalam menguasai ilmu pengetahuan. Belajar di sini
merupakan suatu proses dimana guru terutama melihat apa yang terjadi
selama murid menjalani pengalaman edukatif, untuk mencapai suatu
tujuan.
Menurut Teori Gagne (Roestiyah 1982: 156) belajar mengandung
atau terdapat dua definisi belajar, yaitu:
a) belajar ialah suatu proses untuk memperoleh modifikasi dalam
pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan dan tingkah laku.
b) belajar adalah pengetahuan atau ketrampilan yang diperoleh dari
instruksi.
Siswa yang mengalami proses belajar, supaya berhasil sesuai
faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajarnya itu. Adapun
faktor-faktor belajar itu dapat digolongkan sebagai berikut:
a) Faktor internal, ialah faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri.
Seperti kesehatan, rasa aman, kemampuan, minat, dan sebagainya.
Faktor ini berujud juga sebagai kebutuhan dari anak itu.
b) Faktor eksternal, ialah fakor yang datang dari luar diri si anak. Seperti
kebersihan rumah, udara yang panas, lingkungan, dan sebagainya.
Dalam kamus Bahasa Indonesia Prestasi Belajar adalah hasil yang
telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) dari
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui
mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai
yang diberikan oleh guru. Menurut Sudjana (1990:28) evaluasi adalah
pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi
tujuan, gagasan, cara bekerja, pemecahan, metode, materi, dan lain-lain.
Keberhasilan siswa dalam kegiatan belajar akan nampak dalam
prestasi belajar yang diraihnya, yang ditunjukkan melalui hasil evaluasi
belajarnya. Kegiatan untuk mengevaluasi belajar siswa bisa dilakukan
dengan bentuk ujian tertulis, lisan maupun praktek yang kemudian diberi
nilai yang berupa skor dan beruwujud angka. Skor yang berwujud angka
2. Kondisi Status Sosial-Ekonomi
Menurut Roucek dan Warren (1984:79) status adalah kedudukan
dalam suatu kelompok dan hubungannya dengan anggota lainnya itu atau
kedudukan sesuatu kelompok berbanding dengan kelompok lainnya yang
lebih besar jumlahnya. Menurut Susanto (1977:181) status adalah
perbandingan peranan dalam masyarakat status merupakan pencerminan
hak dan kewajiban dalam tingkah manusia.
Menurut Soekanto (1982:233) kedudukan diartikan sebagai tempat
atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial, sehubungan dengan
orang-orang lainnya dalam kelompok tersebut atau tempat suatu kelompok
sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya di dalam kelompok yang
lebih besar lagi.
Ukuran atau kriteria untuk menggolongkan anggota masyarakat
yang satu dengan yang lainnya tertentu adalah sebagai berikut (Soekanto
1982:233):
a. Ukuran Kekayaan
Ukuran kekayaan dapat dijadikan suatu ukuran, barang siapa memiliki
kekayaan paling banyak, termasuk dalam lapisan atas. Kekayaan
tersebut misalnya dapat dilihat bentuk rumah yang bersangkutan,
berupa mobil pribadi, cara berpakaian, serta bahan pakaian yang
dipakai, kebiasaan untuk berbelanja barang mahal dan sebagainya.
Barang siapa yang memiliki kekuasaan atau yang mempunyai
wewenang menempati lapisan yang tertinggi.
c. Ukuran Kehormatan
Ukuran kehormatan tersebut terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan dan
kekuasaan. Orang yang paling disegani dan dihormati, mendapat
tempat yang teratas. Ukuran semacam ini banyak dijumpai pada
masyarakat tradisional, Biasanya mereka adalah golongan tua atau
mereka yang pernah berjasa pada masyarakat.
d. Ukuran Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan sebagai ukuran dipakai oleh masyarakat-masyarakat
yang menghargai ilmu pengetahuan. Akan tetapi ukuran tersebut
kadang-kadang menyebabkan terjadinya akibat-akibat negatif. Oleh
karena itu, ternyata bahwa bukan mutu ilmu pengetahuan yang
dijadikan ukuran akan tetapi gelar kesarjanaan. Sudah tentu hal itu
mengakibatkan segala macam usaha untuk mendapatkan gelar tersebut
walaupun tidak halal.
Menurut Sumarjan dan Sumadi (1966:271) status atau kedudukan
diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok
sosial. Masyarakat pada umumnya mempunyai dua macam kedudukan
(Soekanto, 1983:144):
a. Ascribed-Status, yaitu kedudukan yang diperoleh karena kelahiran, jadi
Kedudukan tersebut diperoleh karena kelahiran, misalnya kedudukan
anak seorang bangsawan adalah bangsawan pula.
b. Achieved-Status, yaitu kedudukan yang dicapai seseorang dengan
usaha-usaha yang disengaja, kedudukan ini tidak diperoleh melalui
kelahiran, akan tetapi bersifat terbuka bagi siapa saja, hal mana
tergantung dari kemampuan masing-masing dalam mengejar serta
mencapai tujuannya. Misalnya, setiap orang bisa menjadi hakim
asalkan memenuhi persyaratan tertentu. Terserah kepada yang
bersangkutan apakah dia mampu menjalani syarat-syarat tersebut.
Apabila tidak, tak mungkin kedudukan sebagai hakim tersebut akan
tercapai olehnya.
Status sosial ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa
segi,antara lain.
a. Pendidikan orang tua
Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat
pendidikan terakhir yang dicapai oleh orang tua. Tingkat pendidikan
formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan
seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau
wawasan tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal,
penghasilan, kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang
yang berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak
tingkat pendidikan tinggi pada umumnya lebih mengerti akan
pentingnya sekolah bagi anak-anaknya, dan sebaliknya.
b. Jenis pekerjaan orang tua
Kalau kita lihat dan perhatikan lingkungan di sekitar kita,
maka kita akan melihat banyaknya orang bekerja. Setiap pagi kita pun
melihat orang berlalu-lalang pergi untuk bekerja sesuai dengan apa
jenis pekerjaannya. Menurut Spillane (1982:3) jenis pekerjaan adalah
bidang yang ditekuni oleh orang tua siswa setiap harinya. Beliau
mengelompokkan pekerjaan/jabatan dalam 9 golongan sebagai berikut.
1) Golongan A
- Pemilik bus/colt - Pedagang
- Pengawas keamanan - Pengawas kantor
- Petani pemilik tanah - Pemilik toko
- Pegawai sipil ABRI - Peternak
- Mandor - Tuan tanah
2) Golongan B
- Buruh nelayan - Buruh tani
- Buruh kecil - Penebang kayu
3) Golongan C
- ABRI (Tamtama-Bintara) - Pamong Praja
- Pegawai Badan Hukum - Guru SD
- Kepala Kantor Pos Cabang - Kepala Bagian
- Supervisor/pengawas (Gol. I/a-I/d)
4) Golongan D
- Meninggal dunia - Pensiunan
- Tidak mempunyai pekerjaan tetap
5) Golongan E
- Guru SLTP/SLTA - Pegawai Negeri
- Juru rawat ( Gol. II/a keatas)
- Kepala Sekolah - Pekerja social
- Kontraktor - Wartawan
- Perwira ABRI (Letda, Lettu, dan Kapten)
6) Golongan F
- Petani penyewa - Buruh tidak tetap
- Penarik becak
7) Golongan G
- Ahli hukum - Kepala Kantor Pos
Pusat
- Manager perusahaan - Menteri
- Ahli ilmu tanah - Pegawai negeri
- Kontraktor Besar (gol. III/a keatas)
- Apoteker - Pengarang
- Dokter - Peneliti
- Dosen/Guru Besar - Penerbang
8) Golongan H
- Pembantu - Penjual Keliling
- Tukang cuci
9) Golongan I
- Seniman - Buruh tetap
- Penjaga - Supir bus/colt
- Montir - Tukang Kayu
- Pandai besi/emas/perak - Tukang listrik
- Penjahit - Tukang mesin
c. Penghasilan (Pendapatan dan Pengeluaran)
1) Pengertian Pendapatan
Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi
bekerja dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap
pagi para petani pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan
para pegawai kantor pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan
rutinnya serta para guru pergi kesekolah untuk mengajar para siswa
(anak didik). Semua ini dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap
orang hanya untuk mendapatkan atau memperoleh imbalan
(gaji/upah).
Imbalan yang didapatkan digunakan lagi untuk
kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga
berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna
yang akan datang. Kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin
meningkat seiring dengan tingkat kebutuhan dan kemajuan
teknologi yang makin maju. Bagian terbesar dari pendapatan
keluarga itu dibelanjakan lagi guna membeli segala hal yang
diperlukan untuk hidup (konsumsi) baik untuk makan tetapi
mencakup seluruh barang dan jasa.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga
sangatlah berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka.
Jika suatu kondisi keluarga yang berkecukupan maka orang tua
bisa memberikan perhatiannya kepada anak-anaknya untuk
bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi yaitu Perguruan
Tinggi. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan dan
bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit,
maka orang tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun
tidak sampai kejenjang yang lebih tinggi.
2) Pengertian Pengeluaran
Didalam setiap keluarga selalu ada pemasukan dan bahkan
ada pengeluaran. Menurut Gilarso (1986:48) mengemukakan
pengeluaran adalah bagian dari pendapatan keluarga atau uang
masuk yang dibelanjakan lagi untuk membeli segala sesuatu yang
diperlukan untuk hidup. Pengeluaran di sini bukan hanya untuk
memenuhi kebutuhan makan tetapi mencakup semua pemakaian
seperti membeli sesuatu barang, membayar periksa dokter, dan
sebagainya.
Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai
pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap keluarga
berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan pemenuhan
kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu
keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut,
besarnya jumlah anggota keluarga. Makin banyak atau besar
penghasilan makin besar pula pengeluaran dan sebaliknya makin
sedikit penghasilan makin sedikit pula pengeluarannya.
3. Minat Siswa Melanjutkan Studi Ke Perguruan Tinggi
a. Pengertian Minat
Minat merupakan sesuatu yang dapat menentukan suatu
keinginan atau pilihan pada seseorang yang mendorong seseorang
untuk kemajuan dan keberhasilan seseorang, karena jika seseorang
dalam mengerjakan sesuatu tidak berminat maka pekerjaan tersebut
tidak akan berhasil dan maju. Menurut Winkel (1983:30) minat adalah
kecenderungan yang agak menetap dalam subjek untuk merasa tertarik
pada bidang/hal yang tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam
bidang itu.
Minat menurut penelitian Sutjipto yang berjudul
(www.suaramerdeka.com), minat adalah kesadaran seseorang siswa
terhadap suatu objek, orang, masalah, atau situasi yang mempunyai
kaitan dengan dirinya. Artinya, minat harus dipandang sebagai sesuatu
yang sadar. Oleh karena itu minat merupakan aspek psikologis siswa
untuk menaruh perhatian yang tinggi terhadap kegiatan tertentu dan
mendorong yang bersangkutan untuk melaksanakan kegiatan tersebut.
Oleh karena tinggi rendahnya perhatian dan dorongan psikologis pada
setiap siswa belum tentu sama, maka tinggi rendahnya minat terhadap
objek pada setiap siswa juga belum tentu sama. Dalam penelitian
Sutjipto yang berjudul Menumbuhkan Minat Kewirausahaan Bagi
Siswa SMK (www.suaramerdeka.com) banyak ahli-ahli berusaha
merumuskan pengertian minat antara lain:
1) Nunnally (1977) menjabarkan minat sebagai suatu ungkapan
kecenderungan tentang kegiatan yang sering dilakukan setiap hari,
sehingga kegiatan itu disukainya.
2) Guilford (1969) menyatakan minat sebagai tendensi seseorang
untuk berperilaku berdasarkan ketertarikannya pada jenis-jenis
kegiatan tertentu.
3) Sax (1969) mendefinisikan bahwa minat sebagai kecenderungan
4) Crites (1969) mengemukakan bahwa minat seseorang terhadap
sesuatu akan lebih terlihat apabila yang bersangkutan mempunyai
rasa senang terhadap objek tersebut.
5) Hopkins (1981) menyatakan bahwa pengukuran minat seseorang
berguna untuk memprediksi tingkat kepuasan siswa terhadap suatu
bidang studi. Penelitian yang dilakukan oleh Berdie sebagaimana
dalam Hopkins menemukan bahwa hubungan antara skor tes minat
kejuruan (vocational) dengan seleksi kurikulum lebih tinggi
dibandingkan dengan hubungan antara prestasi belajar denga skap
atau tes kepribadian
Dari beberapa teori ini dapat disimpulkan bahwa minat adalah
keinginan ataupun dorongan psikologis yang sangat kuat pada diri
siswa untuk melakukan sesuatu kegiatan. Makin tinggi keinginan
makin tinggi pula minatnya, sebaliknya makin rendah keinginan makin
rendah pula minatnya.
Dari berbagai pendapat yang ada, maka minat melanjutkan ke
perguruan tinggi pada siswa kelas III SMA, dapat diartikan sebagai
kecenderungan yang mengarahkan siswa untuk memilih perguruan
tinggi sebagai kelanjutan pendidikan setelah lulus SMA. Ini ditandai
dengan adanya perasaan senang, tertarik dan bangga atas perguruan
tinggi yang dipilih bahwa perguruan tinggi yang dilihnya sesuai
individu untuk meningkatkan taraf pendidikan yang lebih tinggi dari
pendidikan yang telah diselesaikannya.
b. Perguruan Tinggi
Menurut Soehendro (Suara Merdeka, 28 Mei 2005), Perguruan
Tinggi adalah sebuah lembaga pelayanan jasa pendidikan yang di
dalam melaksanakan kegiatannya harus selalu berupaya memenuhi
keinginan pelanggan. Pelanggan adalah kelompok orang atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan baik langsung maupun tidak
langsung, atas pelaksanaan pendidikan maupun hasil-hasilnya:
meliputi mahasiswa, orang tua mahasiswa, staf peguruan tinggi,
masyarakat dan pemerintah. Berbagai kepentingan yang berbeda dari
pelanggan tersebut harus menjadi acuan utama dalam merencanakan
maupun melaksanakan pendidikan.
Menurut Ndraha (1988:42), perguruan tinggi adalah pola
proses interaksi belajar mengajar sehari-hari yang terorganisasikan
secara khusus sebagai bagian atau komponen system belajar mengajar
secara keseluruhan didalam masyarakat. Dalam proses belajar
mengajar tersebut pada suatu saat terlibat empat pihak, yaitu
1) Pihak yang berusaha belajar mengajar.
2) Pihak yang berusaha belajar.
3) Pihak yang merupakan sumber pelajaran.
4) Pihak yang berkepentingan atas hasil (outcome) proses belajar
Berdasarkan GBHN 1978 hal 78 pendidikan tinggi
dikembangkan dan peranan perguruan tinggi diarahkan untuk:
1) Menjadikan perguruan tinggi sebagai pusat pemeliharaan,
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
sesuai dengan kebutuhan pembangunan masa sekarang dan masa
datang;
2) mendidik mahasiswa-mahasiswa agar berjiwa penuh pengabdian
serta memiliki rasa tanggung jawab yang besar terhadap masa
depan Bangsa dan Negara Indonesia;
3) menggiatkan mahasiswa sehingga bermanfaat bagi usaha-usaha
pembangunan nasional dan pembangunan daerah;
4) mengembangkan tata kehidupan kampus yang memadai dan
tampak jelas corak khas kepribadian Indonesia.
Perguruan tinggi pada umumnya bertujuan:
1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan dan atau menciptakan ilmu
pengetahuan, teknologi dan atau kesenian.
2) mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan
teknologi dan atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya
kebudayaan nasional.
1) Universitas adalah suatu perguruan tinggi yang melaksanakan
program pendidikan yang menawarkan banyak fakultas yang terdiri
beberapa jurusan.
2) Sekolah Tinggi adalah perguruan tinggi yang melaksanakan
program pendidikan yang di dalamnya hanya ada satu bidang
pendidikan tertentu dan hanya terdapat satu fakultas dengan
beberapa jurusan.
3) Akademi adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan dan bisa dikenal sebagai pendidikan profesional.
4) Institut adalah perguruan tinggi yang menyelenggarakan program
pendidikan dengan cara melaksanakan penelitian dan terdiri dari
sejumlah fakultas dan beberapa jurusan.
Dari berbagai bentuk perguruan tinggi yang ada diharapkan
dapat memberikan gambaran bagi siswa SMA kelas III yang akan
melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Hubungan perguruan tinggi
dengan siswa SMA kelas III adalah siswa akan melanjutkan studinya
yang lebih tinggi yaitu ke perguruan tinggi. Setiap siswa pun
mempunyai banyak persepsi atau pemikiran mengenai perguruan
tinggi yang akan dipilihnya sesuai dengan sudut pandang mereka
berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dari segi fasilitas
perguruan tinggi, jenis perguruan tinggi, dan lulusan dari suatu
Agar kelak apa yang diharapkan tercapai maka ada beberapa
hal yang perlu diperhatikan baik oleh siswa atau orang tuanya
berkaitan dengan kualitas perguruan tinggi, antara lain sebagai berikut.
1) Status atau eksistensi program studi beserta perguruan tinggi yang
dipilihnya mempunyai izin resmi, sehingga keberadaan program
studi di perguruan tinggi tersebut dijamin oleh pemerintah,
2) meski UU No. 20 Tahun 2003 tentang Pendidikan Nasional tidak
memprasyaratkan akreditasi oleh BAN melalui kata-kata dan atau
dalam salah satu pasal menyangkut kualitas pergruan tinggi,
namun setidaknya kreteria akreditasi (A, B, atau C) dari BAN
menunjukkan adanya kualifikasi tertentu yang terkait kualitas calon
lulusannya, dan yang tidak kalah pentingnya adalah kondisi riil
dari program studi di perguruan tinggi yang dipilihnya. Di era
sekarang ini, pasar kerja tidak hanya cukup melihat ijazah yang
kita miliki, tetapi mereka cenderung menguji kemampuan yang kita
miliki. Karena itu, fasilitas laboratorium (termasuk ilmu-ilmu
sosial terapan seperti komunikasi dan bahasa) perlu dilihat secara
cermat.
3) Kesesuaian antara minat serta kemampuan siswa dengan program
studi yang akan dipilihnya, sekaligus diperhitungkan dengan
kebutuhan pengguna pada saat lulus nanti. Ini penting, mengingat
bahwa ada mahasiswa yang tidak dapat menyelesaikan studinya,
Demikian pula data lapangan yang menunjukkan besarnya jumlah
lulusan yang terpaksa menganggur atau bekerja seadanya, karena
ternyata jumlah lulusan dari program studi yang dipilihnya telah
banyak yang menumpuk dan menganggur.
B. Pengaruh Prestasi Belajar Terhadap Minat Siswa Kelas III untuk
Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Prestasi belajar menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah hasil
yang telah dicapai (dari yang telah dilakukan, dikerjakan, dan sebagainya) dari
penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan melalui
matapelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang
diberikan oleh guru.
Berdasarkan sumber dari www.indomedia.com yang berjudul Di
simpang Jalan Memilih Jurusan, faktor pertama yang perlu dipertimbangkan
adalah masalah kemampuan intelektual. Siswa yang mampu mengukur
kemampuannya bias dengan mudah menentukan jurusannya. Sebaliknya siswa
yang tidak mampu biasanya hanya ikut-ikutan. Misalnya, apabila kuliah di
fakultas kedokteran sedang banyak diminati maka ia pun akan mendaftar
kesana. Mengetahui kemampuan intelektual sangat penting, karena di
perguruan tinggi ada kemampuan dasar tertentu yang harus dikuasai sesuai
dengan jurusan yang akan diambil. Kemampuan intelektual biasanya dapat
dilihat pada prestasi belajar. Pada anak-anak, prestasi belajar adalah cerminan
tersebut menyukai biologi, rajin belajar, dengan proses belajar yang cukup
bagus. Namun menentukan prestasi belajar tidaklah mudah, karena prestasi
terkait dengan ketekunan. Ada anak dengan kemampuan intelektual biasa,
tetapi karena rajin dan bertanggung jawab terhadap tugasnya maka anak
tersebut bisa saja berprestasi menonjol. Contohnya adalah nilai NEM.
Penerimaan mahasiswa baru tidak bisa hanya mengandalkan NEM, sehingga
perguruan tinggi perlu menyelenggarakan ujian masuk. Ini diperlukan karena
ada perbedaan standar penilaian antara satu sekolah dengan sekolah yang lain.
Kemampuan juga harus didukung oleh minat. Karakter jurusan di
perguruan tinggi juga berkaitan dengan karakter siswa. Ada orang yang
memiliki tingkat sosialisasi tinggi, seperti senang membina hubungan dengan
orang lain, berminat dengan hubungan antar manusia. Terlebih lagi ia suka
membaca, mengikuti perkembangan informasi dan menganalisis kejadian
sehari-hari, tertarik pada masalah-masalah sosial, dan senang bicara. Orang
demikian lebih baik mengambil jurusan yang banyak berhubungan dengan
manusia, misalnya FISIP, atau psikologi. Siswa jurusan IPA yang senang
membantu orang lain dengan berinteraksi langsung, bisa mengambil jurusan
kedokteran. Namun bila ia lebih berminat pada benda mati, serta kurang suka
banyak berhubungan dengan orang lain, apa lagi gemar mengutak-atik
sesuatu, ia cocok masuk jurusan eksata bagian MIPA yang punya karakter
sangat khas dan menuntut daya nalar tinggi.
Yang tak kalah pentingnya adalah dukungan keluarga, terutama orang
Kembalikan saja pada anak berdasarkan pada kemampuan yang ada padanya.
Jangan sampai orang tua memaksakan kehendak, sementara anak tidak cukup
mempunyai kemampuan maupun minat. Jangan sampai berakibat negatif atau
prestasi belajarnya mengalami penurunan. Amatilah apakah anak cukup cerdas
untuk maju dalam persaingan yang ketat atau kemampuannya biasa-biasa saja.
Kalau ternyata prestasinya biasa saja, jangan ragu menganjurkannya masuk
jurusan ilmu sosial. Berdasarkan penjelasan di atas diturunkan hipotesis
sebagai berikut:
Ha1: Ada pengaruh positif antara prestasi belajar siswa terhadap minat siswa
SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
C. Pengaruh Status Sosial Ekonomi Orang Tua Terhadap Minat Siswa SMA
Kelas III untuk Melanjutkan Studi ke Perguruan Tinggi
Menurut Susanto (1977:181) status adalah perbandingan peranan
dalam masyarakat, pencerminan hak dan kewajiban dalam masyarakat, dan
merupakan pencerminan hak dan kewajiban dalam tingkah laku manusia.
Pendapat lain dari Soekamto (1982:233) mengatakan “kedudukan”
diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial
dan hubungannya dengan orang lain dalam kelompok tersebut. Status sosial
ekonomi orang tua dapat dilihat dari beberapa segi, antara lain sebagai berikut.
1. Pendidikan orang tua
Yang dimaksud dengan pendidikan orang tua adalah tingkat
formal yang dicapai akan membawa pengaruh luas pada kehidupan
seseorang, yaitu bukan hanya pengaruh pada pengetahuan atau wawasan
tetapi juga berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal, penghasilan,
kekayaan, dan status sosial dalam masyarakat seseorang yang
berpendidikan akan cenderung memiliki pengetahuan dan wawasan yang
lebih luas dibandingkan dengan orang yang tidak berpendidikan.
Demikian juga dengan keluarga yang mempunyai tingkat pendidikan
tinggi pada umumnya lebih mengerti akan pentingnya sekolah bagi
anak-anaknya, dan sebaliknya.
2. Jenis pekerjaan orang tua
Kalau diperhatikan secara cermat bahwa setiap orang pergi bekerja
dan bekerja sesuai dengan pekerjaannya. Misalnya setiap pagi para petani
pergi ke sawah untuk mengerjakan sawahnya, dan para pegawai kantor
pergi ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan rutinnya serta para guru
pergi kesekolah untuk mengajar para siswa (anak didik). Semua ini
dilaksanakan atau dilakukan oleh setiap orang hanya untuk mendapatkan
atau memperoleh imbalan (gaji/upah). Imbalan yang didapatkan digunakan
lagi untuk kelangsungan hidup keluarganya. Untuk itu setiap keluarga
berusaha mencari pemasukan sebagai sumber keuangan guna memenuhi
serta mencukupi kebutuhannya sehari-hari dan masa yang akan datang.
Kebutuhan setiap keluarga makin lama semakin meningkat seiring dengan
tingkat kebutuhan dan kemajuan teknologi yang makin maju.bagian
segala hal yang diperlukan untuk hidup (konsumsi) baik untuk makan
tetapi mencakup seluruh barang dan jasa.
3. Pendapatan dan pengeluaran
Setiap keluarga satu dengan keluarga yang lain mempunyai
pendapatan dan pengeluaran yang berbeda, ini karena kondisi setiap
keluarga berbeda sesuai dengan kekayaan yang dimilikinya dan
pemenuhan kebutuhan yang berbeda pula. Selain itu pengeluaran suatu
keluarga didasarkan pada besarnya penghasilan keluarga tersebut,
besarnya jumlah anggota keluarga, dll. Makin besar penghasilan makin
besar pula pengeluaran dan sebaliknya.
Dalam kaitannya dengan pendidikan, kondisi keluarga sangatlah
berpengaruh terhadap perkembangan anak-anak mereka. Jika suatu kondisi
keluarga yang berkecukupan maka orang tua bisa memberikan perhatiannya
kepada anak-anaknya untuk bersekolah sampai kejenjang yang paling tinggi
yaitu Perguruan Tinggi. Kondisi keluarga yang kurang dalam hal keuangan
dan bahkan ada juga untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sulit, maka orang
tua hanya bisa menyekolahkan anaknya walaupun tidak sampai kejenjang
yang lebih tinggi.
Dengan demikian anak yang orang tuanya memiliki tingkat status
sosial ekonomi yang tinggi mempunyai minat melanjutkan studi ke perguruan
tinggi yang lebih besar, karena dari segi biaya tidak mengalami kesulitan dan
memiliki fasilitas belajar yang memadai. Sebaliknya anak yang orang tuanya
memilih bekerja dari pada melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Berdasarkan
penjelasan di atas diturunkan hipotesis sebagai berikut:
Ha2: Ada pengaruh positif antara pendidikan orang tua terhadap minat siswa
SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ha3: Ada pengaruh positif antara jenis pekerjaan orang tua terhadap minat
siswa SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ha4: Ada pengaruh positif antara pendapatan orang tua terhadap minat siswa
SMA kelas III untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Ha5: Ada pengaruh positif antara pengeluaran orang tua terhadap minat siswa
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang penulis gunakan adalah studi
kasus yaitu suatu penelitian yang dilakukan secara intensif, terinci dan
mendalam terhadap suatu organisasi, lembaga atau gejala tertentu.
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di SMA Pangudi Luhur Sedayu
Yogyakarta. Alasannya karena siswa – siswi SMA ini berasal dari status
sosial ekonomi orang tua yang berbeda – beda, sehingga dapat mendukung
kelengkapan data yang diperlukan oleh peneliti.
C. Subyek dan Objek Penelitian
Subjek penelitian adalah siswa – siswi SMA kelas III. Dipilih siswa –
siswi kelas III karena sebentar lagi siswa-siswi akan tamat dari SMA. Objek
penelitian adalah prestasi belajar siswa, status sosial ekonomi orang tua dan
minat siswa melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi yaitu sekumpulan kasus yang perlu memenuhi syarat –
pada populasi yang akan diteliti yaitu semua siswa-siswi kelas III SMA
Pangudi Luhur Sedayu yang berjumlah 85 orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Berdasarkan masalah dalam penelitian ini, diambil seluruh populasi yaitu
sebanyak 85 siswa.
E. Variabel penelitian dan pengukuran
1. Variabel Penelitian
a. Variabel Terikat:
- Minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke Perguruan
Tinggi ( Y )
b. Variabel Bebas:
- Prestasi belajar siswa ( X1)
- Status sosial ekonomi orang tua (X2)
2. Kriteria Pengukuran
Data yang telah masuk ke dalam tabulasi selanjutnya diukur untuk
memperoleh kategori – kategori yang ditetapkan sebagai berikut.
a. Prestasi Belajar Siswa
Menunjukkan hasil setelah proses belajar yang merupakan tingkat
keberhasilan seseorang dalam mengikuti proses belajar. Dalam
penelitian ini prestasi belajar dikelompokkan sebagai berikut :
1) Tinggi, apabila rata-rata nilai raport siswa lebih dari 8 skor 5
2) Sedang, apabila rata-rata nilai raport siswa antara 6-7 skor 3
b. Status Sosial Ekonomi
1) Tingkat Pendidikan Orang Tua
Tingkat pendidikan yang berhasil diselesaikan oleh Bapak dan Ibu
siswa. Tingkat pendidikan dikelompokkan menjadi :
a. Lulus SD skor 1
b. Lulus SMP skor 2
c. Lulus SMA skor 3
d. Lulus DII, DIII skor 4
e. Lulus SI skor 5
2) Jenis pekerjaan
Yaitu bidang pekerjaan pokok yang ditekuni orang tua
setiap harinya. Berdasarkan penggolongan dari Spillane, pekerjaan
dikelompokkan menjadi sembilan kelompok :
Golongan Skor
Golongan A 1
Golongan B 2
Golongan C 3
Golongan D 4
Golongan E 5
Golongan F 6
Golongan G 7
Golongan H 8
3) Tingkat pendapatan dan Fasilitas keluarga
Dalam penelitian ini jumlah penghasilan yang diperoleh
Ayah dan Ibu dari pekerjaan pokok dan pekerjaan sampingan,
Maka digunakan pegukuran sebagai berikut :
a). Tinggi, lebih dari Rp. 1.500.000,- skor 3
b). Sedang, antara Rp. 750.000,- - Rp. 1.500.000,- skor 2
c). Rendah, kurang dari Rp. 750.000,- skor 1
Fasilitas diukur dari banyak sedikitnya benda atau barang yang
dimiliki keluarga responden. Untuk mempermudah pengukuran
tentang jenis fasilitas yang dimiliki responden, maka fasilitas yang
dimiliki responden dikelompokkan di bawah ini :
No Jenis Fasilitas yang dimiliki skor
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Mobil Sepeda Motor Kulkas Sepeda Pesawat telepon Telepon genggam TV Radio Komputer
Status tempat tinggal
a. Rumah pribadi
b. Rumah Kontrak
c. Rumah famili
d. Rumah Dinas
11. 12. 13. . Jenis penerangan Lampu listrik
a. < 250 watt
b. 250 – 450 watt
c. 450 - 900 watt
d. > 900 watt
Dinding rumah
a. Bambu gedeg
b. Papan
c. Papan + tembok
d. Tembok semuanya
Lantai Rumah
a. Tanah
b. Semen plester
c. Tegel biasa
d. Tegel keramik
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Keterangan: apabila tidak mempunyai fasilitas yang dimiliki orang tua maka skor 0
c. Minat Siswa-siswi SMA kelas III untuk Melanjutkan Studi ke
Perguruan Tinggi
Minat siswa-siswi ke perguruan tinggi diukur dengan
menggunakan skala Likert. Jawaban setiap item instrumen yang
menggunakan skala Likert mempunyai skor sebagai berikut.
Jawaban Skor
Sangat setuju (SS)
Setuju (S)
Tidak setuju (TS)
Sangat tidak setuju (STS)
4
3
2
Berikut ini disajikan tabel operasionalisasinya (Sugiyono,
1999:89).
Variabel Indikator Pernyataan
Minat Kesesuaian 1. Sesuai dengan cita – cita pendidikan yang ingin saya raih, saya berkeinginan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 2.Kondisi sosial ekonomi orang tua saya,
mempengaruhi keinginan saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 3.Jenis pekerjaan orang tua saya berpengaruh
terhadap minat saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi.
Perhatian 4. Saya selalu memperhatikan informasi mengenai perguruan tinggi.
5.Saya akan menyimak apabila di radio atau televisi ada siaran mengenai perguruan tinggi.
6.Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat akan mempengaruhi minat saya untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Keinginan 7.Orang tua saya menganjurkan agar saya melanjutkan studi ke perguruan tinggi. 8.Saya berkeinginan untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi karena di dekat tempat tinggal saya terdapat perguruan tinggi. 9.Saya berkeinginan untuk melanjutkan studi
ke perguruan tinggi untuk mendapatkan pekerjaan.
kabar tentang perguruan tinggi.
12. Saya pernah bertanya tentang seluk – beluk perguruan tinggi pada orang lain. 13. Saya merasa tertarik melanjutkan studi
ke perguruan tinggi karena perguruan tinggi membekali mahasiswanya dengan ketrampilan serta keahlian yang khusus seperti profesi menjadi guru, bekerja di perusahaan, dan sebagainya.
F. Teknik Pengumpulan data
Beberapa teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah:
1. Kuesioner / Angket
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data dengan
menggunakan serangkaian pernyataan yang disusun secara tertulis,
kemudian dibagikan kepada responden untuk dijawab. Kuesoner diberikan
kepada responden yaitu siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur
Sedayu.
2. Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara melihat dan mempelajari buku-buku, catatan, serta
arsip yang berhubungan dengan penelitian. Data yang diperlukan dalam
penelitian ini adalah jumlah siswa-siswi kelas III SMA Pangudi Luhur
G. Pengujian Instrumen Penelitian
Untuk mengetahui apakah setiap kuesioner yang digunakan sudah
valid atau belum maka dilakukan uji statistik untuk mengukur kesahihan dan
keandalan butir dengan menggunakan analisis validitas dan reliabilitas.
1. Analisis Validitas
Validitas instrumen adalah sejauh mana sebuah alat ukur dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur sesuai dengan tujuan pembuatan
alat ukur tersebut. Suatu instrumen dikatakan valid jika dapat
mengungkapkan data dan variabel yang diteliti secara tepat. (Arikunto,
1998:160).
Untuk menguji validitas kuisioner digunakan teknik kolerasi
product moment dengan rumus sebagai
(
)(
)
(
)
{
∑
∑
−∑
}
∑
{
∑
∑
−(
∑
)
}
− =
2 2
2 2
xy
Y Y
N X X
N
Y X XY
N r
xy
r = korelasi product moment
x = nilai setiap item variabel y = nilai total variabel N = jumlah responden
Setelah koefisien korelasi ditemukan, perlu diuji signifikansinya dengan
taraf 5% korelasi antara item dengan total dinyatakan signifikan fxy lebih
Hasil Uji Validitas
Uji validitas dilakukan terhadap item-item pertanyaan variabel minat
siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Uji
validitas ini dilakukan untuk tiap-tiap butir, sehingga ada tiga belas (13)
pertanyaan yang akan dilakukan uji validitas.
Rangkuman uji validitas untuk minat siswa SMA kelas III untuk
melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah sebagai berikut:
Tabel 1
Rangkuman uji validitas minat siswa SMA kelas III untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
Butir No.
Nilai r tabel Nilai r hitung Status
1 0,239 0,6263 Valid 2 0,239 0,5145 Valid
3 0,239 0,6479 Valid 4 0,239 0,7988 Valid 5 0,239 0,7422 Valid 6 0,239 0,3104 Valid 7 0,239 0,6873 Valid 8 0,239 0,5492 Valid 9 0,239 0,6088 Valid
10 0,239 0,4823 Valid
11 0,239 0,6416 Valid
12 0,239 0,5935 Valid
13 0,239 0,6239 Valid
Sumber : Data Penelitian
Dari tabel di atas terlihat bahwa seluruh item pertanyaan pada minat
siswa-siswi untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi menunjukkan bahwa ke
tiga belas butir pertanyaan adalah valid. Pengambilan kesimpulan ini bisa
dilakukan dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Dengan
atau 0,05 r tabel maka diperoleh nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil
perhitungan diperoleh bahwa keseluruhan nilai rhitung semuanya
menunjukkan angka yang lebih besar dari dari pada r tabel (r hitung > 0,239).
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pertanyaan
variabel minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi adalah
valid.
2. Analisis Reliabilitas
Reliabilitas (keandalan) berhubungan erat dengan taraf
kepercayaan suatu instrumen dikatakan andal atau mempunyai taraf
kepercayaan tinggi jika dapat memberikan hasil yang mantap serta stabil.
(Arikunto, 1998: 81). Untuk mengitung reliabilitas kuisioner dalam
penelitian ini digunakan teknik koefisien reliabilitas alpha dari Cronbach
dengan rumus sebagai berikut:
r11 =
⎥⎦ ⎤ ⎢⎣ ⎡ −1 k k ⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡
−
∑
22 1 b b σ σ Keterangan:
rtt = Reliabilitas instrument
k = Banyaknya butir pertanyaan atau soal
Σαb2 = Jumlah varian butir
αt2 = Varian Total
Setelah rtt diperoleh kemudian dikonsultasikan dengan t tabel pada taraf
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Uji reliabilitas instrumen dilakukan dengan menggunakan rumus
Cronbach-Alpha dan dikerjakan dengan program SPSS for Windows versi
11.5. Hasil pengujian reliabilitas diperoleh hasil sebagai berikut.
Tabel 2
Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Variabel Nilai r tabel Nilai r hitung Status
Minat siswa untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi
0,239 0,8957 Andal
Dari tiga belas pertanyaan pada variabel minat orang tua untuk
menyekolahkan anaknya ke perguruan tinggi ini diperoleh nilai rhitung
sebesar 0,8957. Pengambilan kesimpulan dilakukan dengan
membandingkan nilai rhitung dengan rtabel. Dengan jumlah data (n) sebanyak
30 responden dan derajat keyakinan (α) = 5% atau 0,05 maka diperoleh
nilai r tabel sebesar 0,239. Dari hasil perhitungan diperoleh nilai rhitung lebih
besar dari pada rtabel (0,8957 > 0,239). Ini berarti bahwa butir-butir
pertanyaan pada variabel minat siswa untuk melanjutkan studi ke
perguruan tinggi dapat dikatakan andal.
H. Teknik Analisis Data
1. Uji Prasyarat Penelitian
a. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang
maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas
menggunakan rumus tes satu sampel dari Kolmogorov-Smirnov
(Wahid, 2003:37) dengan rumus sebagai berikut :
D =Maksimum
[
F0( )
x −Sn( )
x]
Keterangan :
D = Deviasi atau penyimpangan
( )
xF0 = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis
( )
xSn = Distribusi frekuensi yang diobservasi
Bila probabilitas (p) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil
dari taraf signifikansi 5% berarti sebaran data variabel tidak normal
pada taraf signifikansi 5%. Begitu pula sebaliknya.
b. Uji Linearitas
Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah ada sifat
hubungan yang linear atau tidak antara variabel bebas dengan terikat.
Rumus yang digunakan adalah rumus garis regresi dengan menghitung
nilai F atau analisis varians untuk uji linearitas. Rumusnya adalah
sebagai berikut (Sudjana, 1992:332):
e S
TC S
F 2
2
=
Berdasarkan hasil perhitungan selanjutnya dibandingkan dengan
tabel
F dengan taraf signifikansi 5%. Koefisien Fhitung diperoleh dari
perhitungan SPSS 11.0. Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel maka hubungan
jika nilai Fhitung < dari nilai Ftabel maka hubungan antar variabel bebas
dengan variabel terikat linier.
c. Asumsi klasik
1) Uji Multikolonieritas
Multikolinieritas adalah situasi adanya hubungan
variabel-variabel bebas di antara satu dengan yang lainnya. Dalam hal ini
disebut variabel-variabel bebas tidak ortogonal. Variabel yang
bersifat ortogonal adalah variabel bebas yang korelasi sama dengan
nol. Apabila terdapat korelasi sempurna diantara variabel-variabel
bebas ini sama dengan satu, maka koefisien regresinya tidak dapat
ditaksir dan nilai standar error setiap koefisien regresi menjadi
tidak terhingga. Untuk mendeteksi masalah ini digunakan rumus
korelasi (Supranto,1984:14):. Adapun rumus korelasinya sebagai
berikut:
(
)(
)
(
)
{
∑
∑
−∑
∑
}
{
∑
∑
−(
∑
)
}
− = 2 2 2 2 xy Y Y N X X N Y X XY N r Keterangan:r : Koefisien korelasi
Y : Skor variabel Minat Orang Tua untuk menyekolahkan anaknya ke Perguruan Tinggi
1
X : Skor variabel prestasi belajar siswa N : Jumlah item pertanyaan
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS
diadakan analisis Collinearity Statistics. Dari hasil Collinearity
mengetahui terjadi tidaknya multikolinieritas, digunakan ketentuan
sebagai berikut:
Jika VIF > 10, maka terjadi multikolinieritas.
Jika VIF < 10, maka tidak terjadi multikolonieritas
2) Uji Heterokedastisitas
Uji Heterokesdastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan
jika berbeda disebut heterokedastisitas.Heteroskesdastisitas adalah
suatu keadaan dimana varian dan kesalahan pengganggu tidak
konstan untuk semua nilai variabel bebas. Dalam penelitian ini,
untuk mendeteksi ada tidaknya masalah heteroskesdastisitas
digunakan uji korelasi rank dari Spearman (Spearman’s rank
correlation test). Rumus korelasi rank didefinisikan sebagai berikut
(Supranto,1984:69):
(
)
⎥⎥⎦ ⎤ ⎢⎢ ⎣ ⎡
− −
=
∑
1 n n
d 6 1
r 2
2 i s
Keterangan:
di : Perbedaan dalam rank yang diberikan kepada dua karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.
n : Banyaknya individu atau fenomena yang di beri rank
Selanjutnya dengan bantuan komputer program SPSS, untuk
menentukan terjadi tidaknya masalah heteroskedastisitas digunakan
• Jika rs hitung > rs tabel, maka terjadi heteroskesdastisitas.
• Jika rs hitung < rs tabel, maka tidak terjadi
heteroskesdastisitas.
Atau dapat juga dengan membandingkan tingkat
probabilitasnya. Adapun ketentuan yang digunakan adalah sebagai
berikut:
• Jika probabilitas (P) > 0,05; maka terjadi heteroskedastisitas.
• Jika probabilitas (P) < 0,05; maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
2. Pengujian Hipotesis
a. Product Moment
Untuk menjawab permasalahan no.1 sampai dengan no 2 yaitu
pengaruh antara prestasi belajar siswa (X1 ) terhadap minat siswa
melanjutkan studi ke perguruan tinggi (y), pengaruh status sosial
ekonomi orang tua (X2) terhadap minat melanjutkan studi ke
perguruan tinggi (y)digunakan analisis statistik koefisien korelasi
Product Moment (Arikunto,2003:225). Adapun rumus yang digunakan
adalah :
rxy =
( )( )
( )
[
∑
−∑
∑
∑
]
[
∑
∑
−( )
∑
]
−
2 2
2 2
y y
N x x
N
y x xy N
Keterangan :
xy
r