• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLIM SOSIAL, PROGRAM KESELAMATAN KERJA, DAN SISTEM KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH IKLIM SOSIAL, PROGRAM KESELAMATAN KERJA, DAN SISTEM KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN"

Copied!
133
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLIM SOSIAL, PROGRAM KESELAMATAN

KERJA, DAN SISTEM KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN

KERJA KARYAWAN

Studi Kasus Pada PT.PLN (PERSERO) AREA PELAYANAN DAN JARINGAN PURWOKERTO

JL.Jend. Sudirman No.141 Purwokerto

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

BENEDICTA ERNI PURNAMASARI NIM : 011334109

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(2)
(3)
(4)

iv

Percobaan-percobaan yang kamu alami ialah percobaan-percobaan biasa, yang

tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan

membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia

akan memberikan kepadamu jalan keluar, sehingga kamu dapat menanggungnya

( 1 Korintus 10:13).

Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya, bahkan Ia memberikan

kekekalan dalam hati mereka. Tetapi manusia tidak dapat menyelami pekerjaan

(5)

KARYA INI KUPERSEMBAHKAN KEPADA:

Jesus Crist Dan Bunda Maria

Bapak dan Ibu ST. Sumarlan

di

Purwokerto

Kakak-kakakku Tercinta Mbak Evi,

Mbak Ning, Mbak Rini dan Mas Sigiet.

Keponakanku tercinta Felix, Ica, Theo,

Ivan dan Ivena.

Mas hari yang tersayang

Keluarga besarku di Sleman

Keluarga besar Ibu Tutik Estiningsih di

Wonosari

(6)
(7)

viii

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF SOCIAL ATMOSPHERE, JOB SAFETY

PROGRAM, AND COMPENSATION SYSTEM TOWARD

EMPLOYEE’S JOB SATISFACTION.

A Case study at PT. PLN (PERSERO) Service and NetworkArea Jl. Jend. Sudirman No.141 Purwokerto

Benedicta Erni Purnamasari Sanata Dharma University

Yogyakarta 2007

The aims of this research were to know: (1) the influence of social atmosphere toward employee’s job satisfaction; (2) the influence of job safety program toward employee’s satisfaction; (3) the influence of compensation system toward employee’s job satisfaction.

This research was done from July to August 2006. The population of this research was the employee’s of PT.PLN (PERSERO) Purwokerto. The number of this research sample was 87 employee. Methods of collecting the data are interview documentation, and questionnaire. Technique of data analysis is Chi Square.

(8)

vii

PENGARUH IKLIM SOSIAL, PROGRAM KESELAMATAN

KERJA, DAN SISTEM KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN

KERJA KARYAWAN.

Studi kasus pada PT. PLN (PERSERO) Area Pelayanan dan Jaringan Purwokerto Jl. Jend. Sudirman No.141 Purwokerto

Benedicta Erni Purnamasari Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah: (1) ada pengaruh iklim sosial terhadap kepuasan kerja karyawan; (2) ada pengaruh program keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan; (3) ada pengaruh sistem kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Penelitian dilakukan pada bulan Juli-Agustus 2006. Populasi penelitian ini adalah seluruh karyawan PT.PLN (PERSERO) Purwokerto. Jumlah sampel penelitian ini adalah 87 karyawan. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan adalah

Chi Square.

(9)

ix

Puji syukur penulis panjatkan kepada Bapa di surga karena berkat rahmat dan pertolongan-Mulah penulis bisa menyelesaikan skripsi ini dengan judul “ PENGARUH IKLIM SOSIAL, PROGRAM KESELAMATAN KERJA, DAN SISTEM KOMPENSASI TERHADAP KEPUASAN KERJA KARYAWAN” Skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dari semua pihak, untuk itulah penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Yesus Crist dan Bunda Maria terima kasih atas berkat dan kasih-Mu yang begitu besar kepadaku

2. Drs.T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Drs. Sutarjo Adisusilo J.R. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. S. Widanarto P. S.Pd. M.Si selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

5. Dra. Fx. Muhadi, M.Pd selaku Dosen Pembimbing terima kasih atas waktu, saran dan bimbingannya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

6. Ag. Heri Nugroho, S.Pd selaku Dosen pembimbing terima kasih atas bimbingan, waktu, dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini. 7. Drs. Bambang Purnomo.,S.E.,M.Si. selaku dosen tamu dan penguji,

(10)

x

8. Bapak/Ibu ST. Sumarlan terima kasih atas bantuannya baik berupa moril maupun material serta kasih sayangnya sehingga ade bisa nyelesain skripsi ini maaf terlalu lama he.he…..

9. Buat Mbak Ning, Mbak Evi, Mbak Rini, dan Mas Sigiet terima kasih atas doanya dan semangatnya sehingga aku akhirnya bisa lulus juga. 10.Buat Keponakanku tercinta Felix, Theo, Icha, Ivan dan Ivena

keceriaan kalian membuat tante kangen dan pengen cepet pulang. 11.Buat Keluarga besarku di Sleman Simbah, Pak Lik, Bu lik, Mbak

Yuli, Mas Hendro dan Lina terima kasih atas doa dan bimbingannya selama aku tinggal di jogja. Matur nuwun……

12.Buat yang tercinta Yohannes Hari Sasmoko terima kasih mas atas semangat, dorongan, waktu dan cintamu sehingga ade bisa bertahan sampai saat ini terima kasih juga atas kesediaanya ngedengerin smua curhatku, smoga kebersamaan kita memjadi kenangan indah dalam hidup kita.

13.Buat Ibu Tutik, Mbak Indra, Dek Epin, Mbak Iwit, Mas Arin dan Dek Rian terima kasih atas dukungannya dan rasa persaudaraan, maaf kalau slama ini erni banyak ngrepotin.

(11)

xi

15.Buat Shanti, Keni dan Novi kalian adalah sahabat terbaik yang pernah aku miliki dalam hidup ini dan karena kalianlah aku bisa seperti sekarang ini I love You Guys.

16.Buat Ipung, Thomas, shinta, Crisni, Ria, Enzo, Iis, anak- anak Pak A, Pak B dan pak C angkatan 2001 terima kasih kalian sudah membuat hari-hariku di jogja begitu indah.

17.Buat Anak-anak trembuku One mas Deny, Mbak Lusi, Mbak Ani, tari, Dian, wiwit, Uchie, Septa, anne, erna, nova, shanti dan Mas Dhimas makasih banyak atas bimbingan dan kasih sayang kalian slama ini, kalian membuat hari-hari di kosan begitu bermakna.

18.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu terima kasih atas dukungannya.

Penulis juga menyadari bahwa masih ada kekurangan dan kesalahan dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis akan menerima segala kritik dan saran dari pembaca untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.

(12)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

MOTTO ... iv

PERSEMBAHAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI... xii

DAFTAR TABEL... xv

DAFTAR LAMPIRAN... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Batasan Masalah ... 2

C. Rumusan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 3

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 5

A. Deskripsi Teori... 5

(13)

xiii

C. Kerangka Berpikir... 15

D. Paradigma Penelitian... 17

E. Hipotesis Penelitian... 18

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 19

A. Jenis penelitian ... 19

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 19

C. Populasi dan Sampel ... 19

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 20

E. Teknik Pengumpulan Data... 22

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 24

G. Uji Persyaratan Analisis Data ... 27

BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 32

A. Sejarah Berdirinya PT.PLN (PERSERO) di Indonesia... 32

B. Struktur Organisasi Perusahaan ... 37

C. Visi dan Misi Perusahaan... 45

D. Personalia ... 46

E. Tunjangan yang Diberikan Perusahaan... 47

F. Jaminan Keselamatan Kerja... 48

G. Sistem Kompensasi ... 50

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Data... 51

B. Uji Normalitas... 57

(14)

xiv

D. Pembahasan... 66

BAB VI PENUTUP ... 70

A. Kesimpulan ... 70

B. Keterbatasan Penelitian... 71

C. Saran... 71 DAFTAR PUSTAKA

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Kisi-kisi kuesioner ... 23

Tabel III.2 Hasil Perhitungan Uji Validitas ... 25

Tabel III.3 Hasil perhitungan Uji Reliabilitas... 27

Tabel V.1 Deskripsi karyawan berdasarkan jenis kelamin ... 51

Tabel V.2 Deskripsi karyawan berdasarkan jenjang pendidikan terakhir... 51

Tabel V.3 Pengelompokan karyawan berdasarkan usia... 52

Tabel V. 4 Pengelompokan karyawan berdasarkan masa kerja... 53

Tabel V.5 Pengelompokan iklim sosial ... 53

Tabel V.6 Pengelompokan program keselamatan kerja... 54

Tabel V.7 Pengelompokan sistem kompensasi... 55

Tabel V.8 Pengelompokan kepuasan kerja karyawan... 56

Tabel V.9 Hasil perhitungan uji normalitas ... 57

Tabel V.10 Tabel kontingensi iklim sosial terhadap kepuasan kerja karyawan 58 Tabel V.11 Perhitungan nilai chi-square iklim sosial terhadap kepuasan kerja karyawan ... 58

Tabel V.12 Daftar interpretasi... 60

Tabel V.13 Tabel kontingensi program keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan ... 61

Tabel V.14 Daftar interpretasi... 63

Tabel V.15 Tabel kontingensi sistem kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan ... 63

(16)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner... ...75

Lampiran 2 Uji Validitas dan Reliabilitas... ….84

Lampiran 3 Data Induk Penelitian ... ….85

Lampiran 4 Kategori Kecenderungan Variabel ... ….88

Lampiran 5 Distribusi Frekuensi... ….92

Lampiran 6 Uji Normalitas ... ...103

Lampiran 7 Tabel ... ...104

Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian ... ...106

(17)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Intensitas persaingan bisnis dewasa ini semakin ketat, hal ini disebabkan semakin banyaknya perusahaan-perusahaan yang bergerak dalam sektor yang sama, baik dari segi kuantitas maupun kualitas, menuntut pihak manajemen dapat menerapkan program dan strategi bisnis dengan tepat sehingga dapat bertahan dan berkembang meskipun dalam situasi persaingan yang semakin ketat.

Tenaga kerja merupakan faktor kunci dalam Manajemen Sumber Daya Manusia. Sampai saat ini belum ada perusahaan yang dapat melaksanakan tugasnya tanpa memerlukan tenaga kerja. Faktor tenaga kerja (manusia) dalam perusahaan tidak dapat diabaikan karena semua faktor produksi yang lain tergantung kepada manusia yang mengelolanya.

(18)

2

Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan kondisi emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana karyawan memandang hasil kerjanya. Sering adanya anggapan bahwa para karyawan yang mendapatkan kepuasan kerja tinggi akan cenderung berprestasi kerja tinggi dan dalam banyak kasus memang sering ada hubungan positif antara kepuasan kerja dan prestasi kerja (Handoko, 1997:195). Menurut Blum (As’ad, 1995:114) kepuasan kerja karyawan dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah: (1) Faktor individu seperti usia, kesehatan, watak, dan harapan (2) Faktor sosial seperti hubungan kekeluargaan, pandangan masyarakat, kesempatan berkreasi, kegiatan perserikatan pekerja, kebebasan berpolitik serta (3) Faktor pekerjaan seperti kompensasi, pengawasan, ketentraman kerja, kondisi kerja, dan kesempatan untuk maju. Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis mengajukan judul “Pengaruh Iklim Sosial, Program Keselamatan Kerja, Dan Sistem Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja karyawan” Studi kasus pada PT PLN (PERSERO) Purwokerto.

B. Batasan Masalah

(19)

3 C. Rumusan Masalah

1. Apakah Iklim Sosial berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan?

2. Apakah Program Keselamatan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan?

3. Apakah Sistem kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan? D. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui apakah iklim sosial berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Untuk mengetahui apakah program keselamatan kerja berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

3. Untuk mengetahui apakah sistem kompensasi berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan

E. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain: 1. Bagi Perusahaan

Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak manajemen personalia perusahaan dalam rangka melakukan kebijakan-kebijakan sumber daya manusia kepada para karyawannya, khususnya kebijakan-kebijakan yang berhubungan dengan iklim sosial, program keselamatan kerja, sistem kompensasi dan kepuasan kerja karyawan.

2. Bagi Universitas Sanata Dharma

(20)

4 3. Bagi Penulis

(21)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Kepuasan Kerja

a. Pengertian Kepuasan Kerja

Menurut Robbins (1993:177) kepuasan kerja adalah sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Dia juga menekankan bahwa seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi mempunyai sikap positif terhadap pekerjaannya, sementara seseorang yang tidak puas dengan pekerjaan cenderung mempunyai sikap negatif terhadap pekerjaannya. Pendapat lain tentang kepuasan kerja juga dikemukakan oleh Blum (As’ad, 1978:62) sbb:

“Kepuasan kerja adalah sikap umum yang merupakan hasil dari beberapa sikap khusus terhadap berbagai faktor pekerjaan.”

Kepuasan kerja menurut Hani Handoko (1985:143) adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana para karyawan memandang pekerjaan mereka. Kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya. Hal ini nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaan dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. b. Faktor- Faktor Yang Dapat Menimbulkan Kepuasan Kerja

(22)

1) Kedudukan (posisi)

Pada umumnya orang beranggapan bahwa orang yang bekerja pada pekerjaan yang lebih tinggi akan lebih puas daripada yang bekerja pada pekerjaan yang lebih rendah.

2) Pangkat (golongan)

Pada pekerjaan yang mendasarkan perbedaan tingkat (golongan), sehingga pekerjaan tersebut memberikan kedudukan tertentu pada orang yang melakukannya. Apabila ada kenaikan upah maka sedikit banyaknya akan dianggap sebagai kenaikan pangkat, dan kebanggaan terhadap kedudukan yang baru itu akan merubah perilaku dan perasaan seseorang.

3) Umur

Umur diantara 25 tahun sampai 34 tahun dan umur 40 sampai 45 tahun adalah merupakan umur-umur yang bisa menimbulkan perasaan kurang puas terhadap pekerjaan.

4) Jaminan finansial dan jaminan sosial

Masalah finansial dan jaminan sosial kebanyakan berpengaruh terhadap kepuasan kerja.

5) Mutu pengawasan

Kepuasan kerja dapat ditingkatkan melalui perhatian hubungan baik dari pimpinan kepada bawahan, sehingga karyawan akan merasa bahwa dirinya merupakan bagian yang penting dari organisasi kerja.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja menurut Moh. As’ad (1978:65) yaitu:

1. Faktor finansiil (jaminan kerja), meliputi: a) Gaji

b) Macam-macam tunjangan c) Pemberian jasa produksi (bonus) d) Promosi

e) Jaminan sosial termasuk uang pensiun dan sebagainya. 2. Faktor fisik, meliputi:

a) Faktor umur b) Kondisi badan c) Jenis pekerjaan

d) Waktu kerja dan sistem istirahat

e) Keadaan alat perlengkapan dan mesin-mesin f) Keadaan suara, temperature dan penerangan. 3. Faktor sosial, meliputi:

a) Hubungan antara karyawan dengan pimpinan b) Hubungan sesama karyawan

(23)

7

4. Faktor psikologis, meliputi: a) Cita-cita dan pandangan hidup b) Minat dan kemauan

c) Sikap

d) Bakat dan kecakapan

Sedangkan menurut Harold E. Burt dalam bukunya Moh. As’ad (1978:64) faktor-faktor yang dapat menimbulkan kepuasan kerja adalah:

1. Faktor Hubungan Antar Karyawan

a) Hubungan langsung antara manager dengan karyawan b) Faktor fisis dan kondisi kerja

c) Hubungan sosial di antara karyawan d) Sugesti dari teman sekerja

e) Emosi dan situasi kerja

2. Faktor Individual, yaitu yang berhubungan dengan: a) Sikap

b) Umur

c) Jenis kelamin

3. Faktor-faktor luar, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan: a) Keadaan keluarga karyawan

b) Rekreasi c) Pendidikan

c. Pentingnya Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja nampak dalam sikap positif karyawan terhadap pekerjaannya dan segala sesuatu yang dihadapi di lingkungan kerjanya. Selain itu kepuasan kerja berperan penting dalam kemampuan perusahaan untuk menarik dan memelihara karyawan yang berkualitas.

(24)

Sebaliknya apabila para karyawan tidak memperoleh kepuasan kerja maka konsekuensi-konsekuensi yang harus dihadapi perusahaan adalah kelambanan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya, pengunduran diri lebih awal dan terganggunya kesehatan fisik dan mental para karyawannya. Oleh karena itu, kepuasan kerja mempunyai arti penting baik bagi karyawan maupun perusahaan, terutama karena menciptakan keadaan positif di dalam lingkungan kerja atau perusahaan.

Menurut Strauss dan Sayles (Hani Handoko,1985:145) kepuasan kerja juga penting untuk aktualisasi diri. Karyawan yang tidak memperoleh kepuasan kerja tidak akan pernah mencapai kematangan psikologis dan pada akhirnya akan menjadi frustasi. 2. Iklim Sosial

(25)

9

antar teman sekerja dapat menciptakan rasa aman dalam bekerja dan terhindar dari konflik-konflik antara para karyawan.

Hubungan kerja yang baik tidak hanya antar sesama karyawan saja, melainkan karyawan dengan pimpinan perusahaan. Pimpinan perusahaan juga memiliki andil yang cukup besar dalam menciptakan hubungan karyawan. Agar tercipta hubungan yang baik maka pimpinan perusahaan hendaknya selalu memberikan bimbingan dan pengarahan. Hal ini dilakukan agar pekerjaan-pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik. Lain halnya bila pimpinan perusahaan tidak memberikan bimbingan atau pengarahan.

3. Program Keselamatan Kerja

(26)

a. Sebab-sebab Kecelakaan Kerja

Menurut Heidjrahman dan Suad Husnan (1990:262) dikelompokkan menjadi 2 yaitu :

1) Sebab-sebab teknis biasanya menyangkut masalah kejelekan pabrik, peralatan yang digunakan, mesin-mesin, bahan-bahan dan buruknya lingkungan kerja.

2) Sebab-sebab manusia biasanya dikarenakan oleh “deficiencies” para individu seperti, sikap yang ceroboh tidak hati-hati, tidak mampu menjalankan tugasnya dengan baik, mengantuk, pecandu alkohol, atau obat bius dan lain sebagainya. Oleh karena itu program keselamatan haruslah lebih banyak memusatkan pada aspek manusianya, daripada aspek teknisnya.

Menurut Pandji Anoraga & Sri Suyati (1995:83) penyebab terjadinya kecelakaan yaitu disebabkan faktor peralatan teknis, lingkungan kerja dan pekerjaan sendiri.

4. Sistem Kompensasi

a. Pengertian Sistem Kompensasi

Menurut George T. Milkovich dan Jerry M. Newman (1999:639), Sistem kompensasi adalah seluruh mekanisme dan strategi perusahaan dalam membentuk perilaku dan kinerja karyawan. Sistem kompensasi meliputi seluruh bentuk kompensasi, promosi dan pemberian kompensasi non finansial dan penghargaan, kesempatan pelatihan, desain pekerjaan, desain organisasi dan kondisi kerja, pengawasan, standar kinerja dan kriteria imbalan, evaluasi kinerja dan sebagainya.

(27)

11

atau gaji dan kompensasi finansial tidak langsung dalam bentuk berbagai tunjangan. Menurut Henry Simamora (1995:418), karyawan akan melekatkan tingkat yang berbeda- beda atas arti pentingnya gaji dan akan memiliki preferensi yang berbeda-beda mengenai jumlah, jenis (gaji versus tunjangan versus tambahan gaji) dan waktu (kompensasi segera versus yang ditangguhkan dari gaji yang diterima)

Menurut J.S. Badudu dan Sutan Mohammad Zain (1996:882), mekanisme adalah cara kerja suatu organisasi. Dengan demikian mekanisme kompensasi adalah cara pelaksanaan pemberian kompensasi yang dilakukan oleh perusahaan. Menurut Henry Simamora (1995:429), pelaksanaan kompensasi melibatkan perencanaan, penganggaran, penyampaian dan evaluasi.

(28)

pekerjaan), penggunaan program insentif, bentuk tunjangan karyawan, kompensasi yang ditangguhkan dan pelaksanaan program kompensasi.

b. Tujuan Sistem Kompensasi

Tujuan dari sistem kompensasi adalah untuk menciptakan satu sistem penghargaan yang adil untuk pemberi kerja maupun untuk pegawai, sedemikian sehingga pegawai tertarik akan pekerjaan itu dan termotivasi untuk bekerja dengan baik. Adil dalam artian apa yang dilakukan seseorang dirasakan seimbang dengan apa yang diterimanya (Ivancevich dan Gluek dalam Umi Sukamti, 1989:231).

Sedangkan menurut Henry Simamora (1995:231), tujuan setiap organisasi dalam merancang sistem kompensasi adalah untuk memikat dan menahan (retrain) karyawan yang cakap. Dan juga sistem kompensasi haruslah memotivasi para karyawan dan mematuhi semua peraturan hukum.

c. Sistem Kompensasi Yang Efektif

(29)

13

memastikan perlakuan yang adil terhadap karyawan dan memberikan imbalan terhadap kinerja.

Sedangkan menurut Umi Sukamti (1989:232), di dalam kebijakan kompensasi ada 7 kriteria agar suatu kompensasi efektif yaitu :

1) Memadai

Memenuhi segala persyaratan pemerintah, serikat kerja dan managerial.

2) Adil

Setiap orang dibayar dengan adil sepadan dengan usaha, kemampuan latihan dan sebagainya.

3) Seimbang

Pembayaran upah dan gaji, jaminan kesejahteraan dan penghargaan lain.

4) Efektif dari segi biaya

Pemberian upah dan gaji tidak terlalu berlebihan dengan memperhatikan kemampuan dari organisasi untuk membayarnya. 5) Aman

Sampai sejauh mana kebutuhan akan rasa aman terbayar dan kebutuhan yang memenuhi kepuasan terpenuhi.

6) Memberi insentif

Pembayaran upah dan gaji memotivasi untuk bekerja efektif dan produktif.

7) Dapat diterima pegawai

Pegawai memahami sistem pembayaran dan merasa cukup beralasan bagi organisasi untuk memakai sistem tersebut.

B. Hasil Penelitian yang relevan

1. Hasil penelitian Dwi Upik Astuti (2004) tentang pengaruh program keselamatan dan Kesehatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan. Menunjukkan :

(30)

b. Program keselamatan kerja dan kesehatan kerja berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Hasil penelitian Evelin Maria Ginting (2001) tentang pengaruh kompensasi dan kondisi kerja terhadap kepuasan kerja karyawan menunjukkan:

kompensasi dengan kepuasan kerja karyawan mempunyai hubungan positif dan sedang. Hal ini berarti pula bahwa terdapat pengaruh positif dan sedang antara kompensasi atau kepuasan kerja karyawan. Jadi kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja karyawan.

3. Hasil penelitian Leonita Weny Andriana (2004) tentang pengaruh lingkungan kerja psikis terhadap kepuasan kerja karyawan menunjukkan: a. Adanya hubungan positif antara lingkungan kerja sosial (iklim sosial)

dengan kepuasan kerja karyawan. Jika hubungan pimpinan dengan pekerja dapat terjalin dengan baik maka akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan.

(31)

15

C. Kerangka Berpikir

1. Pengaruh iklim sosial terhadap kepuasan kerja karyawan.

Iklim sosial berhubungan erat dengan perilaku karyawan dalam menjalin hubungan antara karyawan yang satu dengan karyawan lainnya dan juga hubungan antara karyawan dengan atasan. Hubungan itu meliputi Semakin baik hubungan yang terjalin antar karyawan tersebut maka akan meningkatkan kepuasan kerja karyawan. Iklim sosial ini sangat berpengaruh sekali pada kepuasan kerja karyawan. Apabila hubungan yang terjalin antara karyawan dengan atasan ataupun karyawan dengan rekan kerja terjalin sangat baik maka kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan semakin meningkat dan sebaliknya apabila hubungan yang terjadi antar karyawan dengan atasan ataupun karyawan dengan rekan kerja terjalin tidak baik maka kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan akan semakin menurun. Apabila dalam perusahaan itu terjalin hubungan yang akrab, saling menghormati saling tolong menolong, saling membantu jika ada karyawan yang mengalami musibah.

(32)

karyawan puas akan pekerjaannya. Jika karyawan dalam bekerja merasa aman dan tenang dengan diadakannya program keselamatan kerja maka karyawan akan semakin puas dengan pekerjaannya dan perusahaan akan diuntungkan dengan keadaan tersebut. Semakin baik program keselamatan kerja yang diadakan oleh perusahaan maka hal ini dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan dan sebaliknya apabila program keselamatan kerja yang diadakan oleh perusahaan tidak baik maka kepuasan kerja yang dirasakan oleh karyawan akan semakin menurun. Program keselamatan kerja yang baik itu meliputi tersedianya tunjangan untuk karyawan yang mengalami kecelakaan ataupun pensiun.

3 Pengaruh sistem kompensasi terhadap kepuasan kerja karyawan.

(33)

17

bekerja di perusahaan tersebut dan sebaliknya apabila kompensasi yang diberikan oleh perusahaan tidak sesuai dengan harapan karyawan maka karyawan akan merasa tidak puas bekerja di perusahaan tersebut.

D. Paradigma Penelitian

Pengaruh tiga variabel bebas terhadap variabel terikat dalam penelitian ini dapat ditampilkan dalam bentuk diagram sebagai berikut:

Keterangan :

X1 : Variabel bebas ( X1 ) Iklim Sosial

X2 : Variabel bebas ( X2 ) Program Keselamatan Kerja X3 : Variabel bebas ( X3 ) Sistem Kompensasi

Y : Variabel terikat ( Y ) kepuasan kerja karyawan

ry1 : Korelasi antara iklim sosial dan kepuasan kerja karyawan ry2 : Korelasi antara program keselamatan kerja dan kepuasan

X1

X2

X3

Y ry1

ry2

(34)

kerja karyawan

ry3 : Korelasi antara sistem kompensasi dan kepuasan kerja

karyawan

ry1,2,3 : Korelasi antara iklim sosial, program keselamatan kerja, sistem kompensasi dan kepuasan kerja karyawan

E. Hipotesis penelitian

1. Ada pengaruh iklim sosial terhadap kepuasan kerja karyawan.

2. Ada pengaruh program keselamatan kerja terhadap kepuasan kerja karyawan.

(35)

19

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini berupa studi kasus. Studi kasus artinya penelitian yang

dilakukan terhadap obyek tertentu. Obyek di sini mencakup iklim sosial, program

keselamatan kerja dan sistem kompensasi yang terjadi di PT PLN (PERSERO)

Purwokerto

B. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada PT. PLN (PERSERO) Purwokerto.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni-Juli 2006.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan PT. PLN (PERSERO)

Purwokerto, yang meliputi bagian-bagian seperti bagian loket, administrasi,

gangguan dan pemasaran. Jumlah karyawan PT. PLN (PERSERO) sebanyak

(36)

2. Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Pada penelitian

ini merupakan penelitian populasi karena jumlah populasinya kurang dari 100

maka lebih baik diambil semua (Suharsimi Arikunto,2002:112). Sehingga

seluruh karyawan PT PLN (PERSERO) dijadikan subyek penelitian.

D. Variabel Penelitian dan Pengukurannya

Variabel Terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel- variabel bebasnya. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan kerja karyawan.

Variabel Bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lainnya. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah iklim sosial, program keselamatan kerja dan sistem kompensasi.

1. Kepuasan Kerja Karyawan

Kepuasan kerja karyawan dalam penelitian ini adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Penilaian kepuasan kerja

karyawan didasarkan pada kepuasan kerja karyawan yang diukur dengan menggunakan skala sikap dari Likert.

Alternatif jawaban untuk pertanyaan positif adalah:

Keterangan Skor Sangat Puas (SP) 5

Puas (P) 4

(37)

21

2. Iklim Sosial

Iklim sosial adalah keadaan sosial karyawan satu dengan karyawan yang lainnya. Iklim sosial berhubungan dengan perilaku karyawan secara sosial dengan karyawan lain. Data variabel iklim sosial diungkap berdasar

pendapat responden dan diukur dengan menggunakan skala sikap dari Likert, dengan pemberian skor untuk pertanyaan positif sebagai berikut :

Keterangan Skor Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) 4

Ragu-ragu (R) 3

Tidak Setuju (TS) 2 Sangat Tidak Setuju (STS)

1

3. Program Keselamatan Kerja

Program keselamatan kerja adalah program yang diadakan oleh

perusahaan dengan tujuan untuk menjamin para karyawan agar terhindar dari

kecelakaan kerja yang terjadi di perusahaan. Data variabel program

keselamatan kerja diungkap berdasar pendapat responden dan diukur dengan

menggunakan skala sikap dari Likert, dengan pemberian skor untuk

pertanyaan positif ditentukan sebagai berikut:

Keterangan Skor Sangat Setuju (SS) 5

Setuju (S) ³

Ragu-ragu (R) 3

(38)

4. Sistem Kompensasi

Sistem kompensasi adalah cara pemberian kompensasi yang

dilakukan oleh perusahaan.

Data variabel diungkap berdasar pendapat responden dan diukur

dengan menggunakan Skala sikap dari Likert, dengan pemberian skor untuk

pertanyaan positif ditentukan sebagai berikut :

Keterangan Skor Sangat Setuju 5

Setuju 4 Ragu-Ragu 3 Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

E. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Wawancara

Teknik wawancara digunakan untuk mendapatkan data yang

berhubungan dengan jumlah karyawan, iklim sosial yang terjadi di PLN,

macam-macam tunjangan yang diberikan oleh perusahaan, cara pemberian

kompensasi, dan mengenai tata cara pemberian santunan kecelakaan dalam

menjalankan dinas. Wawancara ini dilakukan dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan secara langsung kepada pihak-pihak yang

bersangkutan seperti manajer pemasaran, kepala administrasi dan manajer

personalia.

(39)

23

Teknik pengumpulan data dengan cara ini digunakan untuk

mengungkap data yang berhubungan dengan sejarah berdirinya perusahaan,

struktur organisasi, visi dan misi perusahaan, serta data umum lainnya.

3. Kuesioner

Kuesioner ini bertujuan untuk mendapatkan data mengenai iklim

sosial, program keselamatan kerja dan sistem kompensasi serta kepuasan

kerja menurut persepsi karyawan. Kuesioner ini bersifat tertutup di mana

para responden hanya memilih jawaban yang sudah tersedia.

Adapun penyusunan kisi-kisi kuesioner adalah sebagai berikut:

Tabel 3.1

Kisi-kisi Kuesioner

Variabel Indikator No. Soal

1. Iklim Sosial

a. Hubungan Antar Karyawan b.Hubungan Antara Karyawan

Dengan Pimpinan.

1) Terjalinnya komunikasi yang baik antar karyawan dan terciptanya suasana yang mendukung dalam menjalankan tugas.

2) Terjalinnya komunikasi yang baik antara karyawan dengan atasannya.

1, 5,6

2, 3, 4, 7

2. Program Keselamatan Kerja a. Tunjangan Kesehatan

b. Tunjangan Kecelakaan

a. Tunjangan Hari Tua

1) Perusahaan menyediakan klinik atau pengobatan gratis

2) Adanya program

JAMSOSTEK

3) Adanya jaminan hari tua

1, 3, 5

4, 2, 6

7

3. Sistem Kompensasi

Keseluruhan Pemberian kompensasi yang meliputi kompensasi finansial dan kompensasi non finansial.

1) Pemberian kompensasi yang diberikan secara bulanan.

2) Pemberian kompensasi 1,5

(40)

dalam bentuk tunjangan

3) Kesesuaian pemberian kompensasi yang diterapkan oleh perusahaan.

4) Pamberian dalam bentuk gaji dan tunjangan yang

dapat memenuhi

kebutuhan pokok karyawan.

3

4

4. Kepuasan Kerja Karyawan

Keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan mana

karyawan memandang pekerjaanya.

1) Kepuasan dalam

menjalankan tugas

2) Kepuasan dalam menjalin hubungan dengan rekan kerja

3) Kepuasan terhadap

fasilitas yang diberikan oleh perusahaan

4) Kepuasan dalam perolehan gaji

1,

5,6

3, 4,

2

F. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian 1. Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat

kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Validitas suatu instrumen dapat

diukur dengan menggunakan rumus korelasi produk moment dari pearson

sebagai berikut (Suharsimi Arikunto, 2002:146):

(

)( )

(

)

{

}

{

(

)

}

− = 2 2 2 2 Y Y N X X N Y X XY N rxy

Keterangan : X = nilai jawaban masing-masing nomor dari responden

Y = total butir dari jawaban responden

(41)

25

Untuk menentukan apakah butir-butir pertanyaan instrumen penelitian valid

atau tidak valid, maka ketentuannya sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka dikatakan

bahwa butir-butir pertanyaan adalah valid.

b. Jika r hitung ≤ r tabel dengan taraf keyakinan 95%, maka dikatakan

bahwa butir-butir pertanyaan adalah tidak valid.

Pengujian validitas dilakukan dengan mengambil sampel 30 karyawan

PT.PLN (PERSERO) Sokaraja, taraf signifikansi 5% dengan dk=n-2

sehingga didapatkan r tabel 0,239 yaitu dari 30-2=28 dan cara

pengujiannya menggunakan sistem komputer dengan program SPSS

(Lampiran 2 hal 84 )

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Uji Validitas

Variabel No Item Koefisien validitas

Nilai (rxy)

tabel Keterangan 1 0,4545 0,239 Valid 2 0.6883 0,239 Valid 3 0,7116 0,239 Valid 4 0,7441 0,239 Valid 5 0,4625 0,239 Valid 6 0,7746 0,239 Valid Iklim Sosial

7 0,8312 0,239 Valid 8 0,6249 0,239 Valid 9 0,5336 0,239 Valid 10 0,3581 0,239 Valid 11 0,3770 0,239 Valid 12 0,8201 0,239 Valid 13 0,7201 0,239 Valid Program Keselamatan

Kerja

14 0,7748 0,239 Valid 15 0,5958 0,239 Valid 16 0,8621 0,239 Valid 17 0,7599 0,239 Valid Sistem Kompensasi

(42)

19 0,5827 0,239 Valid 20 0,6485 0,239 Valid 21 0,5906 0,239 Valid 22 0,7848 0,239 Valid 23 0,7793 0,239 Valid 24 0,6717 0,239 Valid Kepuasan Kerja Kerja

25 0,6846 0,239 Valid

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji validitas item soal

valid semua.

2. Reliabilitas

Reliabilitas mengandung suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena

instrumen tersebut sudah baik. Rumus yang digunakan yaitu koefisien

Alpha (Suharsimi Arikunto, 2002:171)

r11 =

(

)

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡

2

1 2 1 1 σ σ k k Keterangan :

r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

Σσ²b = jumlah varians butir

σ²ı = varians total.

Tingkat reliabilitas kuesioner diuji pada taraf signifikansi 0,05 atau 5% untuk

menentukan apakah instrumen penelitian itu reliabel atau tidak reliabel, maka

ketentuannya sebagai berikut :

a. Jika r hitung > r tabel dengan taraf keyakinan 5%, maka instrumen

(43)

27

b. Jika r hitung < r tabel dengan taraf keyakinan 5%, maka instrumen

penelitian dikatakan tidak reliabel

Pengujian reliabilitas dilakukan dengan mengambil sampel 30

karyawan di PT.PLN (PERSERO) Sokaraja, dan cara pengujiannya

menggunakan sistem komputer dengan program SPSS (Lampiran 2 hal

84).

Tabel 3.2

Hasil Perhitungan Uji Reliabilitas

Variabel Koefisien Reliabilitas

Nilai (r) tabel

Keterangan

Iklim Sosial 0,8704 0,239 Reliabel

Program Keselamatan

Kerja 0,8601 0,239 Reliabel

Sistem Kompensasi 0,8561 0,239 Reliabel Kepuasan Kerja

Karyawan 0,8780 0,239 Reliabel

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa hasil uji reliabilitas ketiga instrumen

penelitian ini adalah reliabel.

G. Uji Persyaratan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini akan menggunakan langkah-langkah

sebagai berikut :

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang

(44)

analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Uji normalitas

menggunakan rumus tes satu sample kolmogorov –Smirnov dengan rumus

sebagai berikut :

D = Maksimum

{

Fo(x)−Sn(x)

}

Keterangan :

D = Deviasi atau penyimpangan

Fo(x) = Distribusi frekuensi kumulatif teoritis

Sn(x) = Distribusi frekuensi yang diobservasi

Bila probabilitas (P) yang diperoleh melalui perhitungan lebih kecil

dari taraf signifikansi 5 % berarti sebaran data variabel tidak normal pada

taraf signifikansi 5 %. Begitu pula sebaliknya apabila probabilitas (P) yang

diperoleh melalui perhitungan lebih besar dari taraf signifikansi 5 % berarti

sebaran data variabel normal pada taraf signifikansi 5 %.

2. Perumusan Hipotesis dan Pengujian Hipotesis

a. Perumusan Hipotesis

1) Ho: Tidak ada pengaruh iklim sosial terhadap kepuasan kerja

karyawan.

Ha: Ada pengaruh iklim sosial terhadap kepuasan kerja karyawan.

2) Ho: Tidak ada pengaruh program keselamatan kerja karyawan

terhadap kepuasan kerja karyawan.

Ha: Ada pengaruh program keselamatan kerja karyawan terhadap

(45)

29

3) Ho: Tidak ada pengaruh sistem kompensasi terhadap kepuasan kerja

karyawan.

Ha: Ada pengaruh sistem kompensasi terhadap kepuasan kerja

karyawan.

b. Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis pertama, kedua, dan ketiga dengan analisis

kuantitatif, yaitu menarik kesimpulan dari suatu penelitian dengan

menggunakan perhitungan statistik. Metode yang digunakan adalah

sebagai berikut:

1) Metode Chi-Square

Digunakan untuk menguji apakah ada pengaruh iklim sosial,

program keselamatan kerja karyawan, sistem kompensasi

terhadap kepuasan kerja karyawan. Rumus yang digunakan

(Sutrisno Hadi, 2000:317) yaitu :

− = h h o f f f 2

2 ( )

χ

Keterangan :

2

χ : Chi-Square

fo : Frekuensi yang diperoleh dari sampel

fh : Frekuensi yang diharapkan dari sampel

Sedangkan fh diperoleh melalui rumus (Sutrisno Hadi,

2000:332) yaitu :

N n n fh = ( k)( g)

Keterangan :

(46)

ng : jumlah golongan N : total sampel

2) Untuk menentukan daerah penerimaan dan penolakan hipotesis

berdasarkan taraf signifikan sebesar 5% dan derajat kebebasan

(db) = (b-1) (k-1)

Keterangan :

b : banyaknya klasifikasi (baris) k : banyaknya kelompok (kolom)

3) Menarik kesimpulan

Berdasarkan hasil / nilai hitung Chi-Square, kemudian

dibandingkan dengan nilai Chi-Square dari tabel dengan

ketentuan:

Ho diterima apabila χ2hitung < χ2tabel

Ho ditolak apabilaχ2 hitung ≥ χ2 tabel

3. Koefisien Kontingensi

Koefisien kontingensi ini ditujukan untuk menguji pengaruh dari

iklim sosial, program keselamatan kerja, sistem kompensasi. Dari

koefisien dapat diketahui apakah pengaruhnya erat, relatif erat atau tidak

erat. Rumus untuk mencari koefisien kontingensi yaitu (Sudjana,

1996:282):

KK=

N +

2 2

χ χ

Keterangan :

KK : koefisien kontingensi

2

(47)

31

N : jumlah objek yang diobservasi

Untuk mengetahui keeratan pengaruh maka koefisien kontingensi

dibandingkan dengan koefisien kontingensi maksimum yang dihitung

dengan rumus sebagai berikut (Sudjana, 1996:282) :

KK maks = m m−1

Keterangan :

m : jumlah baris atau kolom yang terkecil

Interpretasi terhadap koefisien kontingensi digunakan kriteria sebagai

berikut:

Rasio KK atau KK maks Interpretasi

0,81 keatas : Sangat Besar

0,61- 0,80 : Besar

0,41-0,60 : Cukup besar

0,21-0,40 : Kecil

(48)

32 BAB IV

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. SEJARAH BERDIRINYA PT.PLN (PERSERO) DI INDONESIA

Di bawah ini akan dijelaskan secara singkat sejarah perjalanan perkembangan PT. PLN yang terbagi dalam beberapa periode:

1. Periode Tahun 1942-1960 a. Tahun 1942

Pada tahun 1942 dimana Indonesia dalam keadaan terjajah, sebagian besar perusahaan listrik adalah milik Belanda (swasta) seperti:

- NV ANIE - NV GEBEO - NV OGEM b. Tahun 1942-1945

Pada masa pendudukan Jepang ini perusahaan listrik mulai bergabung dalam satu daerah, seperti: Perusahaan listrik Jawa Barat, Jawa Timur, Sumatera dan lainnya.

c. Tahun 1945-1950

(49)

berangsur-33

angsur daerah Indonesia diduduki oleh Belanda. Kemudian setelah terjadi Konferensi Meja Bundar (KMB), perusahaan listrik swasta asing dikembalikan kepada pemiliknya, maka kembalilah kekeadaaan perusahaan listrik seperti semula yaitu NV ANIEM, NV OGEM, NV GEBEO DAN lain-lain.

d. Tahun 1953-1957

Berdasarkan Surat Keputusan Presiden RI Nomor 163 Tahun 1953 ditetapkanlah tentang “Nasionalisasi Perusahaan Listrik Milik Bangsa Indonesia”. Pada akhir tahun 1953 dengan meningkatkan perjuangan Irian Barat, semua perusahaan milik Belanda diambil alih termasuk Perusahaan Listrik dan Gas seluruh Indnesia.

e. Tahun 1957-1960

Pelaksanaan Undang-Undang No. 86/1958 tanggal 27 Desember 1958 tentang “Nasionalisasi Perusahaan Milik belanda”, berlaku sejak 3 Desember 1959 dan hal ini merupakan patokan bagi perusahaan Indonesia untuk memberi pertanggungjawaban atas tindakan nasionalisasi tersebut. Selanjutnya dikeluarkan peraturan-peraturan pelaksanaan dari Undang-Undang Nasionalisasi tersebut dibawah ini:

1) PP No 2/1959 tentang Pokok-Pokok Pelaksanaan Undang-undang Nasionalisasi Perusahaan Belanda (UU no.53/1958).

(50)

berkewajiban menetapkan keseragaman kebijaksanaan dalam nasionalisasi Perusahaan Belanda.

3) PP No.9/1950 tentang Tugas Kewajiban Panitia Penetapan Ganti Kerugian Perusahaan Milik Belanda yang dikenakan nasionalisasi dan cara mengajukan permintaan ganti rugi.

4) PP No.18/1959 tentang Penentuan Perusahaan Listrik dan Gas milik Belanda yang dikenakan Nasionalisasi. Dengan dinasionalisasikan seluruh Perusahaan Listrik dan Gas, maka kita kembali lagi seperti tanggal 27 Oktober 1945.

2. Periode Tahun 1960-1966 a. BPU PLN Tahun 1960

Berdasarkan Perpu Nomor 19/1960 ditetapkan bahwa yang dimaksud dengan Perusahaan Negara adalah semua perusahaan dalam bentuk apapun yang modal seluruhnya untuk Negara RI kecuali bila ditentukan berdasarkan Undang-Undang. Berdasarkan pada Perpu tersebut diatas maka mulai 1 januari 1960 dengan PP No.67/1991 telah didirikan satu perusahaan negara dalam lapangan listrk, gas dan energi dengan nama Badan Pimpinan Umum Perusahaan negara yang diserahi pekerjaan kelistrikan dan gas, perusahaan Listrik Negara berbentuk badan hukum.

b. Tahun 1966

(51)

35

Tenaga di bawah Dirjen Tenaga Listrik (Dirjen Gastrik). Maka sejak itu perusahaan Listrik Negara berada di bawah Departemen Perindustrian dasar Ringan dan T enaga.

3. Periode Tahun 1967-1972 a. Tahun 1968

Tahun 1968 PLN dibawah Dirjen Gastrik bahwa dengan terbentuknya kabinet Ampera dan dimasukkannya Dirjen Tenaga Listrik dari Departemen Perindustrian Dasar Ringan dan Tenaga Listrik maka Perusahaan Listrik Negara (PLN) bergabung kembali dibawah naungan Departemen Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik (PUTL).

b. Tahun 1970

Dalam rangka penerbitan dan penempatan perusahaan negara dalam lingkungan PULN maka PLN langsung dibawah pembinaan dan pengawasan Menteri/Departemen PUTL, jadi tidak lagi di bawah naungan Gastrik. Berdasarkan ketentuan di atas maka berdasarkan ketentuan Menteri PUTL No.5/1970 susunan Direksi PLN terdiri dari seorang Dirut dan 5 (lima) orang direktur.

4. Periode Tahun 1972-1978

(52)

b. Berdasarkan Peraturan Menteri PUTL No. 12/1975, ditetapkan kebijaksanaan umum mengenai Tujuan dan Laporan Usaha Perusahaan Umum Listrik Negara sebagai berikut:

1) Kedudukan PLN disamping sebagai Perusahaan Umum Listrik Negara adalah merupakan unsur pelaksanaan dari sebagian tugas pokok dan fungsi departemen.

2) Tujuan perusahaan adalah turut melaksanakan program pembangunan nasional dalam rangka membangun ekonomi dan ketahanan nasional sesuai dengan kebijaksanaan pemerintah melalui penyediaan tenaga listrik untuk mempertinggi derajat masyarakat.

3) Lapangan usaha perusahaan menyelenggarakan usaha dibidang produksi, transmisi dan distribusi tenaga listrik sebagai sarana untuk meningkatkan mutu, pengembangan wilayah dan lingkup hidup masyarakat maupun untuk pengembangan dan pembangunan industri. 5. Periode Tahun 1994

Dengan dikeluarkannya Undang-undang No.23 tahun 1994, maka Perusahaan Umum Listrik Negara (PERUM) berubah statusnya menjadi Perusahaan Perseroan (PERSERO) yang akan dibahas lebih lanjut pada pembahasan berikutnya.

Perubahan bentuk Perum Listrik Negara menjadi Persero:

(53)

37

Perihal: Pengalihan Bentuk Badan Usaha Perum Listrik Negara menjadi PERSERO.

b. Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi No. 4562.K/702/M.PE/1993 tanggal 17 Desember 1993.

Perihal: Tim Penyiapan Perubahan Badan Usaha Perum Listrik Negara menjadi PERSERO.

Proses Pengalihan Perum Listrik Negara menjadi PT.PLN (PERSERO): 1) Pengalihan Bentuk Perusahaan

Dasar: Peraturan Pemerintah No.23 tahun 1994 tanggal 16 Juni 1994. 2) Penetapan Modal Persero

Dasar:

a) Keputusan Menkeu No.317/KMK.016/1994 tanggal 16 juni 1994. b) Modal dasar Rp.63 trilyun

c) Ditempatkan dan disetorkan penuh Rp.13 trilyun.

3) Penutupan Perum Listrik Negara/Pendirian PT.PLN (PERSERO) Dasar: Akta Notaris Sutjipto SH.No.169 tanggal 30 Juni 1994 di Jakarta.

B. Struktur Organisasi Perusahaan

(54)

secara formal antara karyawan yang ada dalam perusahaan. Hubungan dalam hal ini meliputi wewenang, tugas, dan tanggungjawab masing-masing karyawan yang ada pada perusahaan tersebut. Semakin banyak kegiatan dalam organisasi semakin komplek pola hubungan yang terjadi diantara karyawan yang melayani kegiatan.

Di dalam perusahaan sangat penting adanya organisasi yang sesuai dengan bentuk perusahaan itu sendiri, apalagi untuk perusahaan yang besar, sebab organisasi berfungsi untuk memudahkan bagi seorang pemimpin dalam mengawasi jalannya perusahaan.

Organisasi PT.PLN (PERSERO) APJ Purwokerto dipimpin oleh Manager yang mengkoordinir Bagian Pemasaran, Bagian Niaga, Bagian Distribusi, Bagian Keuangan, dan Bagian SDM& Administrasi. Struktur organisasi dapat digambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Unit Pelayanan Pelanggan PT. PLN (PERSERO) Area Pelayanan Pelanggan Purwokerto.

Manajer

Asman Pemasaran Asman Niaga Asman Distribusi Asman Keuangan Asman SDM & Administrasi Supervisor Penjualan Supervisor Peningkatan Pelayanan Supervisor Penerangan & Perakitan

Supervisor Tata Usaha Langganan

Supervisor Sistem Pengolahan Data

(55)

39

Tugas pokok dari masing-masing bagian: 1. Manager

Tugas pokok manajer yaitu bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan usaha ketenagalistrikan secara efisisen dan efektif yang meliputi: pendistribusian energi listrik kepada pelanggan dengan jumlah yang cukup dan mutu keandalan yang baik, pengelolaan pendapatan dan piutang, peningkatan kualitas pelayanan, sistem distribusi, keuangan, SDM& Administrasi, asset dan membina hubungan kerja kemitraan dan komunikasi yang efektif guna menjaga citra perusahaan serta mewujudkan

Good Coorporate Governance serta melakukan pembinaan terhadap unit asuhannya.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, ASMAN Pemasaran mempunyai tanggung jawab utama:

a. Menyusun program kerja dan anggaran sebagai pedoman kerja. b. Mengusulkan PRK unit sebagai bahan penyusunan RKAP.

c. Membagi tugas bawahan dan memberi petunjuk kepada bawahan dalam rangka pelaksanaan tugas.

d. Bertanggungjawab atas pengelolaan: 1) Pelayanan pelanggan

(56)

6) Pendistribusian tenaga listrik

7) Operasi dan pemeliharaan tenaga listrik 8) Penertiban Pemakaian Tenaga Listrik (P2TL) 9) Asset perusahaan

10) Keuangan

11) SDM & Administrasi 12) Kehumasan

e. Mengoptimalkan dan memotivasi SDM untuk memenuhi target dan citra perusahaan.

2. Asisten Manager (ASMAN) Pemasaran

Tugas pokok dari ASMAN Pemasaran yaitu bertanggung jawab atas pelaksanaan pengelolaan pemasaran dan pelayanan kepada calon pelanggan dan pelanggan yang berkaitan dengan kegiatan perencanaan pembelian dan penjualan energi listrik, riset pasar, pengembangan produk dan jasa baru, promosi, sosialisasi dan komunikasi, pengendalian mutu pelayanan serta perubahan data pelanggan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan sehingga dapat mendukung pelaksanaan kerja unit dengan baik.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, ASMAN Pemasaran mempunyai tanggungjawab:

a. Membagi tugas dan memberi arahan kepada bawahan

(57)

41

c. Mengkoordinir riset pasar dengan mengumpulkan informasi dan menganalisa potensi pasar (antara lain daftar tunggu) untuk mendukung dalam pengambilan keputusan

d. Menghitung HPP dan melakukan negosiasi dengan pelanggan/ calon pelanggan besar

e. Mengkoordinir pembuatan Surat Jawaban Permintaan (SIP), SPJBTL dan perubahannya sesuai dengan kewenangannya

f. Mengevaluasi data statistik yang berkaitan dengan perkembangan daerah setempat untuk penetapan rencana penjualan

g. Menetapkan kuota PB untuk UPJ

h. Melakukan segmentasi pasar dengan melakukan manajemen proaktif bagi konsumen potensial untuk mempertahankan,mengembangkan penjualan dan kepentingan pelanggan

i. Melakukan inovasi-inovasi pengembangan produksi dan jasa untuk meningkatkan penjualan/pendapatan

j. Mengkoordinir pem kreatif, promosi jabatan/penjualan dan sosialisasi produk, perubahan harga jual listrik/TDL guna meningkatkan penjualan perusahaan dan kepedulian kepada pelanggan

k. Memonitor proses pelaksanaan penyambungan baru dan perubahan daya (PB/PD) dan penyambungan sementara

(58)

m. Menyusun metoda dan petunjuk pelaksanaan promosi, sosialisasi produk baru

n. Memantau dan mengendalikan Tingkat Mutu Pelayanan (TMP) sesuai dengan standar pelayanan yang berkaitan dengan kecepatan penyambungan baru dan perubahan daya

o. Menetapkan target Rp/Kwh Di UPJ

p. Membuat laporan berkala sesuai bidang tugasnya q. Melaksanakan tugas-tugas kedinasan lainnya 3. Asisten Manajer (ASMAN) Niaga

Tugas pokok ASMAN Niaga adalah bertanggung jawab atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pengembangan pelayanan kepada pelanggan atau calon pelanggan, penyelesaian klaim, manajemen baca meter, sistem informasi, pengelolaan hasil penjualan listrik, pengelolaan piutang, pelaksanaan P2TL.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut di atas, ASMAN Niaga mempunyai fungsi:

a. Mengkoordinir proses administrasi pasang baru dan tambah daya pada konsumen selektif.

(59)

43

f. Mengkoordinir pemutusan dan penyambungan pelanggan yang menunggak.

g. Mengkoordinir pemutusan P@TL pada unit di bawahnya. h. Mengoperasikan dan memelihara sistem informasi.

i. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan niaga dan rencana perbaikannya.

4. Asisten Manajer (ASMAN) Distribusi

Tugas pokok ASMAN Distribusi adalah bertanggungjawab atas pelaksanaan pembuatan desain konstruksi, rencana dan SOP untuk operasi dan pemeliharaan distribusi, perbekalan dan evaluasi pengelolaan distribusi yang dikelola oleh unit-unit.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, ASMAN Distribusi mempunyai tugas:

a. Membuat desain konstruksi berdasarkan desain standar b. Menyusun usulan pengembangan distribusi

c. Membuat analisis kinerja jaringan distribusi

d. Menyusun rencana operasi dan pemeliharaan jaringan distribusi e. Menyusun SOP pelaksanaan operasi pemeliharaan jaringan distribusi f. Membantu pelaksanaan Pasang Baru dan Tambah Daya pada

konsumen selektif

g. Melaksanakan pembangunan jaringan distribusi dan sarana lainnya h. Melaksanakan administrasi pembangunan

(60)

j. Melakukan pemutakhiran peta jaringan distribusi

k. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan operasi dan pemeliharaan distribusi serta rencana perbaikannya.

5. Asisten Manager (ASMAN) Keuangan

Tugas pokok ASMAN keuangan adalah bertanggungjawab atas penyusunan RKAP dan cash flow, melaksanakan pengelolaan perencanaan dan arus kas secara akurat serta kegiatan perbekalan.

a. Memonitor pengelolaan piutang

b. Melaksanakan dan mengkoordinir pembiayaan operasi dan investasi. c. Membuat laporan keuangan secara berkala.

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, ASMAN keuangan mempunyai fungsi:

1) Menyusun RKAP area dan cash flow

2) Menyusun dan memantau anggaran belanja dan pendapatan APJ, Unit Pelayanan (UP), Unit Pelayanan dan Jaringan (UPJ).

3) Membuat laporan hasil penjualan listrik dan pendapatan lainnya. 6. Asisten Manajer (ASMAN) SDM&Administrasi

(61)

45

Untuk melaksanakan tugas pokok sebagaimana tersebut di atas, ASMAN SDM dan Administrasi mempunyai fungsi:

a. Menyusun dan mengusulkan Format Tenaga Kerja (FTK) b. Melaksanakan program pendidikan dan pelatihan pegawai c. Melaksanakan pengembangan karir pegawai

d. Melaksanakan updating data pegawai e. Melaksanakan penilaian kinerja pegawai f. Menyusun dan memutuskan mutasi pegawai g. Memproses pelanggaran disiplin pegawai

h. Mengelola penyusunan anggaran pegawai dan pembayaean penghasilan pegawai

i. Melaksanakan pembinaan keamanan dan K3

j. Mengelola kesekretariatan dan rumah tangga kantor.

k. Membuat evaluasi triwulan atas kegiatan SDM dan Administrasi serta rencana perbaikannya.

C. VISI DAN MISI PERUSAHAAN

PT.PLN (PERSERO) APJ Purwokerto mempunyai visi dan misi sebagai berikut:

1. Visi

(62)

2. Misi

a. Menjalankan bisnis kelistrikan dan bidang lain yang terkait, berorientasi kepada kepuasan pelanggan, anggota perusahaan dan pemegang saham b. Menjadikan tenaga listrik untuk meningkatkan kualitas kehidupan

masyarakat.

c. Mengupayakan agar tenaga listrik menjadi pendorong kegiatan ekonomi. d. Menjalankan kegiatan usaha yang berwawasan lingkungan.

3. Motto

“ LISTRIK UNTUK KEHIDUPAN YANG LEBIH BAIK”

D. PERSONALIA

Adapun susunan karyawan PT. PLN (PERSERO) Purwokerto adalah sebagai berikut:

1. Manajer : 1 orang

2. Fungsional ahli : 7 orang 3. Bagian Pemasaran : 7 orang

4. Bagian Niaga : 10 orang 5. Bagian Distribusi : 3 orang

6. Bagian Keuangan : 12 orang 7. Bagian SDM&Administrasi :13 orang

(63)

47

1. SBO yaitu Spiritual Budaya dan Olahraga. Diadakan satu tahun sekali. Kegiatan ini ditujukan untuk seluruh karyawan PT.PLN (PERSERO) beserta keluarga.

2. Coffe Morning diadakan setiap hari jumat. Dalam acara ini karyawan bebas bertanya antara karyawan dengan manajer.

3. Pengajian

E. TUNJANGAN YANG DIBERIKAN PERUSAHAAN

Tunjangan yang diberikan oleh PT. PLN (PERSERO) dibagi menjadi 4 yaitu:

1. Tunjangan Dasar

Diberikan berdasarkan Surat Keputusan Direksi seperti tunjangan kemahalan. 2. Tunjangan Cuti

Diberikan kepada seorang pegawai dengan masa kerja 6 tahun. Tunjangan ini terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Tahunan

Diberikan setiap tahun. Cuti diberikan selama 12 hari. b. Besar

Diberikan 6 tahun sekali. Cuti diberikan selama 3 bulan. 3. Tunjangan Jabatan

(64)

4. Tunjangan Winduan

Pada tunjangan ini lebih cenderung ke penghasilan karyawan. Bila karyawan bekerja selama 18 tahun dengan baik, tunjangn ini lebih pada tambahan gaji. Dengan ketentuan sebagai berikut:

a. 2 windu : 2 kali penghasilan. b. 3 windu : 3 kali penghasilan.

Selain keempat tunjangan di atas PT. PLN. (PERSERO) juga memberikan tunjangan berupa uang pakaian dinas pertahun untuk 2 stel pakaian seragam dengan bahan yang sudah ditentukan. Disamping itu para karyawan juga mendapatkan tunjangan kesehatan, tunjangan perumahan, tunjangan anak maksimal untuk anak ke3 dan tunjangan keagamaan. Untuk tunjangan keagamaan diberikan sebesar 1 x gaji pokok dan diberikan satu minggu sebelum Idul fitri untuk muslim dan satu minggu sebelum natal untuk non muslim.

Pensiun diberikan kepada mereka yang telah berumur 56 tahun. Dengan perhitungan : 15 tahun masa kerja= 1x penghasilan, sisanya 2x penghasilan .Untuk uang pensiun dihitung dengan ketentuan 75% dari gaji dasar.

F. JAMINAN KESELAMATAN KERJA

(65)

49

Keterangan Tarif Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40

Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 35 Lengan kanan dari atas siku ke bawah 35 Lengan kiri dari dari atas siku ke bawah 30 Tangan kanan dari atas pergelangan ke bawah 32 Tangan kiri dari atas pergelangan ke bawah 28 Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah 70 Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 35 Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50 Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 25

Kedua belah mata 70

Sebelah mata / diplopia pada penglihatan dekat 35 Pendengaran pada kedua belah telinga 40

Pendengaran pada sebelah telinga 20

Ibu jari tangan kanan 15

Ibu jari tangan kri 12

Telunjuk tangan kanan 9

Telunjuk tangan kiri 7

Salah satu jari lain tangan kanan 4

Saklah satu jari lain tangan kiri 3

Ruas pertemuan telunjuk kanan 4,5

Ruas pertemuan telunjuk kiri 3,5

Ruas pertemuan jari lain tangan kanan 2 Ruas pertemuan jari lain tangan kiri 1,5

Salah satu ibu jari kaki 5

Salah satu jari telunjuk kaki 3

Salah satu jari kaki lain 2

Terkelupasnya kulit kepala 10-30

Impotensi 30 Kaki memendek sebelah:- kurang dari 5 cm 10

:- 5 sampai dengan 7,5 cm 20 :- 7,5 atau lebih 30 Penurunan daya dengar kedua belah telinga setiap 10 desibel 6 Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 5 Penurunan daya dengar sebelah telinga setiap 10 desibel 3

Kehilangan daun telinga sebelah 10

Cacad hilangnya cuping hidung 30

Peryorasi sakit rongga hidung 15

Kehilangan daya penciuman 10

(66)

Faktor pengalinya adalah 60

Kecelakaan dibagi menjadi 2 yaitu: 1. Kecelakaan Dinas

Terjadi pada saat karyawan sedang melakukan tugasnya atau terjadi pada jam kerja.

2. Kecelakaan Bukan Dinas

Kecelakaan yang terjadi bukan pada jam kerja.

Untuk pegawai yang mengalami kecelakaan bukan dinas diberikan bantuan sebesar 10 juta dan bantuan pemakaman sebesar 1 juta.

G. SISTEM KOMPENSASI

Balas jasa yang diberikan oleh PLN berupa gaji yang dibayarkan setiap bulan, dengan pembagian sebagai berikut:

1. Masa kerja

Semakin lama masa kerja semakin tinggi gaji yang dia dapatkan. 2. Prestasi

Dinilai dengan predikat A,B,C

A= 0%, B=1%, C=2%, kenaikan berkala.

Dasar penilaian SMUK= Sistem Manajemen Unjuk Kerja.

Para karyawan mengisi sendiri pekerjaan seperti apa, target bagaimana, dilakukan selama, dan ini akan dimonitoring oleh manajer.

(67)

51

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Penelitian ini dilaksanakan di PT PLN (PERSERO) Purwokerto. Dalam

penelitian ini penulis menyebar kuesioner sebanyak 87. Berikut ini disajikan

deskripsi data hasil penelitian.

1. Deskripsi Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 5.1

Pengelompokan Karyawan Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Absolut

Frekuensi Relatif

1. Laki-laki 52 59,77%

2. Perempuan 35 40,23%

Jumlah 87 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa karyawan laki-laki sebanyak 52

responden atau 59,77% dan perempuan sebanyak 35 responden atau

40,23%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

karyawan adalah laki-laki.

2. Deskripsi Karyawan Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir

Tabel 5.2

Pengelompokan Karyawan Berdasarkan Jenjang Pendidikan Terakhir

No. Jenjang Pendidikan Terakhir

Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1. SD 7 8,045%

2. SMP 9 10,34%

(68)

4. Perguruan Tinggi 37 42,53%

Jumlah 87 100%

Dari data di atas diketahui bahwa karyawan yang jenjang pendidikan

terakhirnya SD sebanyak 7 responden atau 8,05%, SMP sebanyak 9

responden atau 10,34%, SMU sebanyak 34 atau 39,08 dan Perguruan

tinggi sebanyak 37 atau 42,53%. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sebagian besar karyawan PT.PLN (PERSERO) Purwokerto

berpendidikan terakhir Perguruan Tinggi.

3. Deskripsi Karyawan Berdasarkan Usia

Tabel 5.3

Pengelompokan Karyawan Berdasarkan Usia

No Usia Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1. ≤ 25 tahun 17 19,54%

2. 26-35 tahun 18 20,69%

3. 36-45 tahun 25 28,74%

4. ≥46 tahun 27 31,03%

Jumlah 87 100%

Dari tabel di atas diketahui bahwa karyawan usia ≤25 tahun sebanyak 17

atau 19,54%, untuk usia 26-35 tahun sebanyak 18 responden atau

20,69%, untuk usia 36-45 tahun sebanyak 25 responden atau 28,74% dan

usia di atas 46 tahun berjumlah 27 responden atau 31,03%. Dengan

demikian disimpulkan bahwa sebagian besar karyawan adalah usia ≥46

(69)

53

4. Deskripsi Karyawan Berdasarkan Masa Kerja

Tabel 5.4

Pengelompokan Karyawan Berdasarkan Masa Kerja

No. Masa Kerja Frekuensi Absolut Frekuensi Relatif

1. 1-5 tahun 22 25,29%

2. 5-10 tahun 17 19,54%

3. 11-15 tahun 18 20,69%

4. ≥15 tahun 30 34,48%

Jumlah 87 100%

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa karyawan yang masa kerjanya

1-5 tahun sebanyak 22 responden atau 21-5,29%, 1-5-10 tahun sebanyak 17

responden atau sebanyak 19,54%, 11-15 tahun sebanyak 18 responden

atau 20,69% dan ≥15 tahun sebanyak 30 responden atau sebanyak

34,48%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa sebagian besar

karyawan PT.PLN (PERSERO) masa kerjanya ≥15 tahun.

5. Iklim Sosial

Untuk mengetahui iklim sosial maka pendeskripsian data menggunakan

tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

tipe II (Lampiran 4 hal 88)

Tabel 5.5

Pengelompokan Iklim Sosial

Interval Skor

Frekuensi

Absolut Frekuensi Relatif Interprestasi

≥ 30 33 37,93% Sangat Tinggi

25- 29 40 45,98% Tinggi

(70)

20-22 7 8,05% Rendah

< 20 4 4,60% Sangat Rendah

Jumlah 87 100 %

Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa iklim sosial dengan

kriteria sangat tinggi sebanyak 33 responden atau 37,93 %, kriteria tinggi

sebanyak 40 responden atau 45,98%, kriteria cukup sebanyak 3 responden

atau 3,45 %, kriteria rendah sebanyak 7 responden atau 8,05 %, kriteria

sangat rendah sebanyak 4 responden atau 4,60 %. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa sebagian besar iklim sosial adalah tinggi. Hasil ini

juga didukung hasil perhitungan mean: 28,36 median: 27,14, modus:

28,35 dan standar deviasi: 3,8 (Lampiran 5 hal 95).

6. Program Keselamatan Kerja

Untuk mengetahui program keselamatan kerja maka pendeskripsian data

menggunakan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan

Patokan (PAP) tipe II (Lampiran 4 hal 89)

Tabel 5.6

Pengelompokan Program Keselamatan Kerja

Interval Skor

Frekuensi Absolut

Frekuensi

Relatif Interprestasi

≥30 20 22,99% Sangat Tinggi

25- 29 41 47,13% Tinggi

23- 24 7 8,05% Cukup

20- 22 11 12,64% Rendah

<20 8 9,19% Sangat Rendah

(71)

55

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa program keselamatan kerja

dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 20 responden atau 22,99 %,

kriteria tinggi sebanyak 41 responden atau 47,13 %, kriteria cukup

sebanyak 7 responden atau 8,05 %, kriteria rendah sebanyak 11 orang

atau 12,64 %, dan kriteria sangat rendah sebanyak 8 orang atau 9,19 %.

Program keselamatan kerja adalah tinggi. Hasil ini juga didukung hasil

perhitungan mean: 26,43 median: 28,06, modus: 29,71, dan standar

deviasi: 5,1 (Lampiran 5 hal 96).

7. Sistem Kompensasi

Untuk mengetahui iklim sosial maka pendeskripsian data menggunakan

tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan Patokan (PAP)

tipe II (Lampiran 4 hal 90)

Tabel 5.7

Pengelompokan Sistem Kompensasi

Interval Skor

Frekuensi Absolut

Frekuensi

Relatif Interprestasi

≥21 26 29,88% Sangat Tinggi

18-20 41 47,13% Tinggi

16-17 1 1,15% Cukup

14-15 13 14,94% Rendah

< 14 6 6,90% Sangat Rendah

Jumlah 87 100 %

Berdasarkan tabel tersebut di atas diketahui bahwa sistem kompensasi

dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 26 responden atau 29,88 %,

(72)

sebanyak 1 responden atau 1,15%, kriteria rendah sebanyak 13 responden

atau 14,94 %, kriteria sangat rendah sebanyak 6 responden atau 6,90 %.

Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar sistem kompensasi

adalah tinggi. Hasil ini juga didukung hasil perhitungan mean: 19,14

median: 21,92, modus: 22,76 dan standar deviasi: 3,4 (Lampiran 5 hal

98).

8. Kepuasan Kerja Karyawan

Untuk mengetahui kepuasan kerja karyawan maka pendeskripsian data

menggunakan tabel distribusi frekuensi berdasarkan Penilaian Acuan

Patokan (PAP) tipe II (Lampiran 4 hal 91)

Tabel 5.8

Pengelompokan Kepuasan Kerja Karyawan

Interval Skor

Frekuensi Absolut

Frekuensi

Relatif Interprestasi

≥25 39 44,83% Sangat Tinggi

22-24 25 28,74% Tinggi

19-21 12 13,79% Cukup

17-18 7 8,04% Rendah

<17 4 4,60% Sangat Rendah

Jumlah 87 100%

Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa kepuasan kerja karyawan

dengan kriteria sangat tinggi sebanyak 39 responden atau 44,83 %,

kriteria tinggi sebanyak 25 responden atau 28,74 %, kriteria cukup

sebanyak 12 responden atau 13,79 %, kriteria rendah sebanyak 7

(73)

57

atau 4,60 %. Hasil tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar kepuasan

kerja karyawan adalah sangat tinggi. Hasil ini juga didukung hasil

perhitungan mean: 23,59, median: 11, modus: 24,98, dan standar deviasi:

3,7 (Lampiran 5 hal 99)

B. Uji Normalitas

Pengujian Normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah setiap

variabel berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan

dengan bantuan program SPSS. Dari hasil output uji one- sample

kolmogorov-smirnov dapat diketahui bahwa semua variabel tidak

berdistribusi normal, hal ini dikarenakan nilai asymp.sig (2-tailed) hitung <

dari a tabel ( lampiran 103)

Tabel 5.9

Hasil perhitungan uji normalitas

Variabel Asymp.sig Keterangan

1. Iklim Sosial 0,015 Tidak normal 2. Program

keselamat

Gambar

Gambar 1. Struktur Organisasi Unit Pelayanan Pelanggan PT. PLN  (PERSERO) Area Pelayanan Pelanggan Purwokerto
Tabel Kontingensi Program keselamatan Kerja Terhadap Kepuasan  Kerja karyawan
Tabel 5.14  Daftar Interpretasi  Ratio KK terhadap  KKmaks  Interpretasi  0,81-1,00  0,61-0,80  0,41-0,60  0,21-0,40  0,00-0,20  Sangat Tinggi Tinggi Sedang Kecil Sangat Kecil
Tabel 5.16  Daftar Interpretasi  Ratio KK terhadap  KK maks  Interpretasi  0,81-1,00  0,61-0,80  0,41-0,60  0,21-0,40  0,00-0,20  Sangat Tinggi Tinggi Sedang Kecil Sangat Kecil
+2

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran tubuh sapi aceh lebih kecil dibandingkan dengan sapi lokal Indonesia lainnya seperti sapi bali, sapi madura, dan peranakan ongole.. Ukuran tubuh Sapi Aceh

KANDUNGAN PEMBELAJARAN STANDARD OBJEKTIF CADANGAN AKTIVITI PENGUASAA TAHAP N (TP

NB : Agent dinyatakan fail dalam hal Training Sabtu jika selama 3 minggu berturut-turut tidak hadir training dengan alasan apapun dan untuk mengembalikan

Surat Keputusan Pengesahan Akta Pendirian koperasi hasil peleburan (koperasi baru) dan Keputusan Pembubaran Koperasi yang melaksanakan peleburan diumumkan dalam Berita Negara RI

Sehubungan dengan pelaksanaan Seleksi Ulang Pengadaan Jasa Konsultansi Pekerjaan Penyusunan Dokumen Prastudi Kelayakan dan Sistem Jaringan Jalan untuk Ruas- Ruas Jalan Tol

Kajian ini berhasrat untuk memberi informasi yang penting terhadap semua pihak sama ada kepada mereka yang terlibat dalam proses penggubalan kurikulum, pelaksana

BADAN AKREDITASI NASIONAL SEKOLAH/MADRASAH BADAN AKREDITASI PROPINSI SEKOLAH/MADRASAH. PROPINSI KALIMANTAN SELATAN Jl

Karena begitu berartinya eksistensi komputer dalam kehidupan sehari-hari, maka dibutuhkan sebuah komputer yang memiliki kinerja tinggi, untuk menyelesaikan tugas-tugas