• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PRODUKSI PADI, JAGUNG, DAN KEDELAI (ANGKA TETAP 2015)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

A. PADI

 Produksi padi Provinsi Banten tahun 2015 sebesar 2,19 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) atau

meningkat sebesar 143,11 ribu ton atau naik 7,00 persen bila dibandingkan produksi padi tahun 2014 yang mencapai 2,05 juta ton.

 Peningkatan produksi padi tahun 2015 sangat dipengaruhi oleh peningkatan produksi padi sawah yang

meningkat sebesar 164,21 ribu ton atau naik 8,36 persen bila dibandingkan tahun 2014. sementara itu, padi ladang mengalami penurunan sebesar 21,1 ribu ton atau minus 25,60 persen bila dibandingkan produksi padi ladang tahun 2014.

B. JAGUNG

 Produksi jagung tahun 2015 mencapai 11,87 ribu ton pipilan kering atau meningkat sebesar 12,90 persen

bila dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 10,51 ribu ton. Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh naiknya luas panen sebesar 11,61 persen dan peningkatan provitas sebesar 1,15 persen.

C. KEDELAI

 Produksi kedelai tahun 2015 mencapai 7,29 ribu ton biji kering atau mengalami peningkatan sebesar

0,91 ribu ton atau 14,20 persen bila dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 6,38 ribu ton. Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh naiknnya luas panen sebesar 10,40 persen dari 4,82 ribu hektar di tahun 2014 menjadi 5,32 ribu hektar pada 2015.

No. 39/07/36/Th.X, 1 Juli 2016

P

RODUKSI

P

ADI

,

J

AGUNG

,

DAN

K

EDELAI

(A

NGKA

T

ETAP

2015)

PRODUKSI PADI 2015 NAIK 7,00 PERSEN DIBANDINGKAN TAHUN 2014

1. PENDAHULUAN

Statistik produksi tanaman pangan yang disajikan dalam Berita Resmi Statistik (BRS) ini terdiri dari luas panen, produktivitas, dan angka produksi serta hanya mencakup komoditas padi, jagung, dan kedelai. Angka produksi tanaman pangan yang dirilis tahun 2016 disajikan dengan 2 status angka yang berbeda, yaitu Angka Sementara (ASEM) 2015 dan Angka Tetap (ATAP) 2015. ASEM 2015 merupakan realisasi produksi selama satu tahun (Januari–Desember 2015), tetapi belum final karena mengantisipasi kelengkapan laporan.

(2)

ATAP 2015 adalah realisasi produksi selama satu tahun (Januari–Desember 2015) dan merupakan angka final. Jadwal rilis ASEM 2015 dan ATAP 2015 melalui BRS adalah seperti berikut:

Status Angka Jadwal

Rilis BRS

Subround

Januari April Mei Agustus SeptemberDesember

1. ASEM 2015 1 Maret 2016 Realisasi 2015 (angka belum final)

2. ATAP 2015 1 Juli 2016 Realisasi 2015 (angka final)

Produksi padi Provinsi Banten tahun 2015 sebesar 2,19 juta ton Gabah Kering Giling (GKG) meningkat sebesar 143,11 ribu ton atau 7,00 persen bila dibandingkan produksi padi tahun 2014 yang mencapai 2,05 juta ton. Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh naiknya luas panen padi dari 386,40 ribu hektar di tahun 2014 menjadi 386,68 ribu hektar pada tahun 2015.

Peningkatan produksi padi sangat dipengaruhi oleh meningkatnya produksi padi sawah. Pada tahun 2015 produksi padi sawah mencapai 2,13 juta ton meningkat 164,21 ribu ton atau 8,36 persen bila dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 1,96 juta ton. Peningkatan produksi padi sawah juga dipengaruhi oleh meningkatnya luas panen padi sawah sebesar 6,52 ribu hektar dari 361,63 ribu hektar tahun 2014 menjadi 368,15 ribu hektar pada 2015 atau naik 1,80 persen. Sementara itu, produktivitas padi sawah pada tahun 2015 mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari 54,29 ku/ha pada tahun 2014 menjadi 57,79 ku/ha pada tahun 2015 atau meningkat sebesar 6,44 persen.

50,32 49,89 51,58 56,18 48,94 54,95 57,8 52,77 52,48 57,52 51,34 52,98 58,97 56,42 57,95 2011 2012 2013 2014 2015

Produktivitas Padi sawah tahun 2015 tertinggi sejak lima tahun terakhir

(3)

Keterangan: Bentuk hasil produksi padi: Gabah Kering Giling (GKG)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2013 (ha) 6 924 38 587 96 983 46 784 15 285 22 923 48 935 48 317 35 784 15 732 5 706 11 744 2014 (ha) 18 423 20 972 74 961 63 324 20 674 20 784 43 887 51 143 43 405 11 224 6 024 11 577 2015 (ha) 8 561 13 562 75 417 74 008 31 026 21 133 37 874 52 219 34 494 9 421 9 646 19 315 0 20 40 60 80 100 R ibu (H a)

(4)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des 2013 (ha) 156 1 631 473 85 91 92 409 125 179 139 92 111 2014 (ha) 165 512 653 503 155 119 265 418 210 79 45 28 0 200 400 600 800 1 000 1 200 1 400 1 600 1 800 H ekta r

Produksi jagung tahun 2015 mencapai 11,87 ribu ton pipilan kering atau meningkat sebesar 12,90 persen bila dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 10,51 ribu ton. Peningkatan ini disebabkan oleh naiknya luas panen sebesar 11,61 persen dari 3,15 ribu hektar pada tahun 2014 menjadi 3,52 ribu hektar di tahun 2015. Sementara itu, produktivitas jagung juga mengalami peningkatan sebesar 1,15 persen dari 33,36 kuintal per hektar menjadi 33,74 kuintal per hektar.

Peningkatan luas panen jagung disebabkan adanya program perluasan areal tanam (PAT) jagung seluas 6.000 hektar yang tersebar di Kabupaten Pandeglang, Lebak, dan Serang. Peningkatan luas panen jagung juga disebabkan pertanaman jagung yang dilakukan oleh masyarakat petani dengan bantuan TNI yang ikut terlibat dalam memberikan dukungan bagi peningkatan produksi jagung. Salah satunya dengan memanfaatkan lahan-lahan di kawasan industri Kota Cilegon dan lahan milik pengembang perumahan yang belum digunakan di Kota Tangerang Selatan.

Keterangan: Bentuk hasil produksi jagung: Pipilan Kering

Selama periode Januari-Desember, pola panen jagung tahun 2015 hampir sama dengan pola panen tahun 2014 dan sedikit berbeda dengan tahun 2013. Pada tahun 2013, puncak panen terjadi pada bulan Februari dan terjadi pergeseran ke bulan Maret, pada tahun 2015 dan 2014 (Gambar 3).

(5)

Produksi kedelai tahun 2015 mencapai 7,29 ribu ton biji kering atau mengalami peningkatan sebesar 0,91 ribu ton atau 14,20 persen bila dibandingkan tahun 2014 yang mencapai 6,38 ribu ton. Peningkatan ini sangat dipengaruhi oleh naiknya luas panen dari 4,82 ribu hektar di tahun 2014 menjadi 5,32 ribu hektar pada 2015 atau naik sebesar 10,40 persen.

Peningkatan produksi kedelai pada tahun 2015 dikarenakan adanya program Gerakan Penerapan Pengelolaan Tanaman Terpadu (GPPTT) kedelai seluas 3.992 hektar di Kabupaten Pandeglang, Lebak, Serang, dan Kota Cilegon serta program Peningkatan Areal Tanam (PAT) kedelai di Kabupaten Pandeglang dan Kota Serang seluas 2.250 hektar. Kabupaten Pandeglang sebagai salahsatu sentra tanaman kedelai khususnya di Pandeglang bagian selatan, penanaman kedelai di daerah tersebut memanfaatkan lahan-lahan di kawasan kehutanan, dengan pola tanam tumpang sari atau ditanam pada sela-sela tanaman kehutanan milik Perhutani. Sehingga menambah luas panen kedelai di Banten pada tahun 2015.

Sementara itu, produktivitas kedelai pada tahun 2015 juga mengalami peningkatan, provitas kedelai pada tahun 2015 mencapai 13,72 kuintal per hektar naik sebesar 0,46 kuintal per hektar bila dibandingkan tahun 2014 atau meningkat sebesar 3,47 persen. Peningkatan provitas tersebut karena penggunaan benih unggul kedelai yang ditanam oleh petani yang mendapat bantuan program perluasan areal tanam kedelai.

(6)

Selama periode Januari–Desember, pola panen kedelai tahun 2015 relatif sama dengan pola panen tahun 2014, namun sedikit berbeda bila dibandingkan tahun 2013. Pada periode Januari–Desember tahun 2014 dan 2015, puncak panen terjadi pada bulan Oktober sedangkan pada tahun 2013 pucak panen terjadi pada bulan Juli (Gambar 4).

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des

2013 (ha) 31 690 446 13 24 38 3 095 1 131 1 157 1 089 175 39 2014 (ha) 136 34 55 5 6 750 525 1 230 333 1 288 385 68 2015 (ha) 99 224 114 7 19 406 260 685 318 2 803 270 111 ,0 500,0 1000,0 1500,0 2000,0 2500,0 3000,0 3500,0 H ektar

(7)
(8)

Informasi lebih lanjut hubungi:

Ir. Agoes Soebeno, M.Si. Kepala BPS Provinsi Banten

Telepon: 0254-267027

E-mail : bps3600@bps.go.id; pst3600@bps.go.id Website : banten.bps.go.id

Referensi

Dokumen terkait

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pada Tabel 1 menunjukkan bahwa terdapat sebanyak 16 pohon plus dengan 96 pohon sebagai pembandingnya.Berdasarkan hasil dari pengukuran

Besarnya penurunan indeks yang diterima petani pada bulan ini terutama dipicu oleh turunnya harga beberapa jenis komoditas pertanian, antara lain harga gabah turun 4,81 persen dengan

80.. memiliki kemampuan bernegosiasi dengan supplier dan pelanggan, kemampuan untuk memerintah karyawan dengan tepat.. Berdasarkan hasil jawaban narasumber, maka dapat

[r]

MAKANAN POKOK WARGA MENGIKUTI KEGIATAN DLL BERAS INDUSTRI RUMAH TANGGA KESEHATAN LINGKUNGAN NON BERAS UP2K PEMANFAATAN TANAH PEKARANGAN.. MENINGGAL SEBAB MENINGGAL

Dengan koefisien korelasi sekitar 96,1% menunjukkan multikolinearitas yang sangat tinggi dalam model regresi sehingga solusi yang dapat diambil adalah memilih salah

Dihimbau kepada para Koordinator Sektor Pelayanan “NAZARETH”, “FILADELFIA” dan “MAKEDONIA”/Pengurus PelKat/Komisi, serta Warga Jemaat GPIB “CINERE” Depok