• Tidak ada hasil yang ditemukan

ORTO DAN PARA NITROFENOL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ORTO DAN PARA NITROFENOL"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ORTO DAN PARA

NITROFENOL

(2)

Tujuan

1. Mensintesis o-nitrofenol dan p-nitrofenol dari fenol

dan asam nitrat melalui nitrasi

2. Memisahkan o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan

metode distilasi uap

3. Memurnikan o-nitrofenol dan p-nitrofenol dengan

metode rekristalisasi

4. Menentukan kemurnian dari o-nitrofenol dan

p-nitrofenol dengan metode titik leleh

5. Menentukan rendemen dari o-nitrofenol dan

p-nitrofenol

(3)

Prinsip

Nitrasi

Nitrasi

• subtitusi elektrofilik NO2+

terhadap cincin aromatik benzena

Distilasi

Uap

Distilasi

Uap

• proses pemisahan campuran

berdasarkan perbedaan tekanan uap

Hukum Raoult

• tekanan uap parsial

sebanding dengan tekanan uap pelarut murni

dikalikan fraksi molnya.

Perbedaan Titik Didih • Suhu pada saat

kesetimbangan di antara tekanan uap senyawa dan tekanan uap campuran.

(4)

metode pemurnian kristal dengan melarutkannya pada pelarut yang berbeda karakteristik kelarutannya dengan komponen target dan pengotor.

Rekristalisasi

Kecenderungan suatu zat untuk larut dalam pelarut yang memiliki kepolaran yang relatif sama.

Like Dissolve Like

Suhu pada saat kesetimbangan antara fase padat dan cairan

Titik Leleh

Pelarut Organik lebih larut dalam pelarut panas dibandingkan pelarut dingin

Perbedaan kelarutan senyawa organic pada pelarut panas

(5)

REAKSI

OH

+

HO NO2 OH NO2 OH NO2

Fenol Asam Nitrat

(6)

Pembentukan Ion

Nitrosonium

O

(7)

Pembentukan

o

-nitrofenol

OH

+

O N+ O OH NO2 + OH NO2 + OH NO2 + O+ H NO2 H OH NO2 nitrofenol o 1)

(8)

Pembentukan

p

-nitrofenol

OH

+

O N+ O OH NO2 OH NO2 OH O2N H OH NO2 + + + nitrofenol p 2)

(9)
(10)

Senyawa Aromatik

Persyaratan Untuk

Senyawa Aromatik

(Fessenden &

Fessenden, 1982) :

Siklik

Datar

Memiliki orbital

p

tegak lurus bidang

cincin

Aturan Huckel

Π = 4n+2

H

H

H

H

H

H

benzene

(11)

SUBSTITUSI AROMATIK NUKLEOFILIK

 

H   E

+E+ Y– + H Y

Reaksi dalam mana suatu elektrofil disubstitusikan untuk satu atom hidrogen pada cincin aromatik (Fessenden & Fessenden, 1982)

(12)

Substitusi Aromatik

Nukleofilik

Substitusi Aromatik

Nukleofilik

HalogenasiHalogenasi  H + + HBr FeBr3 Br2   Br

Nitrasi

  H + + H2O H2SO4 HONO2   NO2

(13)

Sulfonasi

Sulfonasi

  H + + H2O heat HOSO2OH   SO2OH

Alkilasi – Friedel Crafts

  H + + HCl AlCl3   C(CH3)3 (CH3)3CCl

Asilasi – Friedel Crafts

  H + + HCl AlCl3 O CH3CH2CCl   CCH2CH3 O

(14)

Substitusi Kedua

Suatu benzena

tersubstitusi

dapat mengalami

substitusi gugus

kedua

Suatu benzena

tersubstitusi

dapat mengalami

substitusi gugus

kedua

Posisi substituen

kedua tergantung

pada gugus

substituen

pertama yang

menempel pada

cincin benzen

(pengarah -o, -p

atau pengarah

-m)

Posisi substituen

kedua tergantung

pada gugus

substituen

pertama yang

menempel pada

cincin benzen

(pengarah -o, -p

atau pengarah

-m)

(15)

Tabel 10.6 Efek substituen pertama terhadap substitusi kedua

Bertambahn

ya Aktivasi Pengarah -o dan -p(Gugus Pengaktivasi) Pengarah -m (Gugus Pendeaktivasi) Bertambahn ya deaktivasi -NH2, -NHR, -NR2 -COR -OH -CO2R -OR -SO3H -NHCOR -CHO -C6H5 (aril) CO2H -R (alkil) -CN -X (mendeaktivasi) -NO2 -NR3+

Semua

pengarah -o, -p

kecuali halogen

merupakan

gugus aktivasi,

sedangkan

pengarah -m

bersifat

deaktivasi

Adanya gugus aktivasi menyebabkan cincin lebih mudah terbuka terhadap substitusi lebih lanjut, sebaliknya adanya gugu deaktivasi menyebabkan cincin lebih tertutup

terhadap substitusi

Pada pengarah -o, -p

memiliki pasangan

elektron menyendiri,

sedangkan pengarah

-m tidak ada

(16)

Contoh reaksi substitusi kedua :

Pengarah –o dan –p

Pengarah meta OH

+

HONO2 H 2 S O 4 OH NO2

+

OH NO2 phenol 2-nitrophenol 4-nitrophenol NO2 H N O 3 H 2S O 4 NO2 NO2 nitrobenzene 1,3-dinitrobenzene

(17)

ALAT DAN

BAHAN

ALA

T

Corong buchner Gelas Kimia Gelas Ukur Heating mantle Kaca arloji Klem Labu Erlenmeyer Penangas air

Peralatan distilasi uap Statif

(18)

BAHAN

Akuades

Asam klorida

Asam nitrat

Fenol

Karbon aktif

n-heksana

(19)
(20)

Sifat fisik dan kimia

Asam nitrat (HNO3)

Titik didih : 121° C Titik leleh : -41 ° C

Cairan bening dan sedikit beruap,larut dalam air,korosif

Aquades (H2O) Mr : 18 Titik didih : 100 ° C Titik leleh : -Tidak berbau,tidak berwarna,berbentuk cairan,polar Fenol (C6H5OH) Mr : 94,11 Titik didih : 182 ° C Titik leleh : 42 ° C

Mudah larut dalam air,tidak berwarna Hexanes (C6H14) Mr : 86,18 Titik didih : 68 ° C Titik leleh : -95 ° C

Cairan tidak berwarna,larut dalam dietil eter dan aseton ,tidak larut dalam

air ,volatil Asam klorida (HCl) Titik didih : 108,58 ° C Titik leleh : -62,25 ° C Tidak berwarna,asam kuat,korosif,larut dalam air,berabau tajam

(21)

Asam Nitrat

30%Masukkan dalam tabung reaksi sebanyak 3,3 mL Masukkan termometer

Dinginkan di dalam penangas es (5-10˚C) Tambahkan fenol 80% perlahan 1 mL

Biarkan campuran pada suhu ruang selama 30 menit Lapisan semi solid

organikCuci dengan 10 mL air

Buang lapisan atas campuran Cuci dengan 2 x 10 mL air Dekantasi larutan

Lapisan Organik

Lapisan Air

Prosedur dan Pembahasan

Asam Nitrat pekat

Tambahkan akuades

pelarut dan donor proton yang akan bereaksi dengan HNO3, membentuk elektrofil NO2+

Penambahan fenol ke dalam campuran asam nitrat dan air dilakukan pada suhu yang rendah, sekitar 7oC,

karena:

1. Ea sebanding dengan suhu. Suhu yang tinggi akan menghasilkan p-nitrofenol sebagai produk utama.

2. Menghindari oksisdasi fenol karena asam nitrat yang akan menghasilkan ester nitrat.

3. Reaksi antara asam nitrat dengan fenol bersifat eksoterm dan dapat menimbulkan ledakan jika dilakukan pada suhu ruang.

Agar reaksi berjalan sempurna sehingga produk yang dihasilkan jumlahnya maksimal

Terbentuk dua lapisan: Atas : lapisan air

Bawah : lapisan organik

menghilangkan ion nitrat dan fenol yang tidak bereaksi membentuk produk

(22)

Lapisan

OrganikMasukkan dalam labu dasar bulat berisi 15 mL air Tambahkan batu didih

Distilasi Distilat kuning Residu hitam Tampung

Saring dengan corong buchner Kristal Tambahkan heksana Rekristalisasi Saring Filtrat Tambahkan 5 mL air Tambahkan 0,3 mL HCl Tambahkan 0,3 g karbon aktif Panaskan Campur Saring Filtrat coklat tua

Biarkan pada suhu ruang Dinginkan dalam penangas es Kristal o -nitrofenol Timbang Hitung rendemen Uji titik leleh

Hasil Dinginkan pada penangas es Kristal p -nitrofenolTimbang Hitung rendemen Uji titik leleh

Hasil

Produk orto dan para-nitrofenol dapat dipisahkan satu sama lain dengan metode distilasi uap. Hal ini disebabkan:

•Isomer orto tidak larut dalam air, namun terbawa uap air

•Selama proses distilasi, isomer orto tidak terurai

•Isomer orto memiliki tekanan uap yang tinggi pada suhu sekitar titik didih campuran, sedangkan tekanan uap isomer para lebih rendah dibandingkan isomer orto

•Isomer orto dan para memiliki massa molekul relatif tinggi

o-nitofenol bersifat volatil karena ikatan hidrogennya intramolekular dan menyebabkan terjadinya asosiasi disepanjang molekul

Pada saat distilasi yang perlu diperhatikan adalah :

•Jumlah air dalam labu didih adalah tiga perempat bagaian agar uap air cukup selama proses distilasi berlangsung.

•Penggunaan batu didih agar tidak terjadi bumping.

•Kondensor tidak dialiri air agar distilat o-nitrofenol tidak

mengkristal di dalam kondensor.

•Distilat ditampung di labu

Erlenmeyer dalam penangas es agar segera membentuk kristal.

n-heksana dipilih karena:

•Tidak bereaksi dengan kristal o-nitrofenol

•Volatile

•Titik didih lebih rendah (68,7oC) dari titik leleh Kristal

o-nitrofenol

Pada p-nitrofenol yang terjadi adalah ikatan hidrogen

intermolekular Kristal p-ortofenol tidak

terbentuk, karena

1. Lapisan organik yang masih menempel di dinding labu erlenmeyer dan dinding corong pisah sehingga mengurangi jumlah kristal para yang mungkin terbentuk.

2. Saat rekristalisasi, kondisi larutan tidak tepat jenuh sehingga kristal isomer sulit terbentuk.

3. Suhu sistem yang tidak dijaga antar 55-85˚C karena pada rentang suhu tersebut isomer para memiliki kelarutan yang cukup tinggi dalam air sehingga dapat dipisahkan ketika penyaringan. Menghilangkan pengotor OH N+ O O

-Ikatan Hidrogen Intramolekular

O H N+ O O- HO N+ O O

(23)

Mengapa rendemen yang terbentuk sedikit?

1. Terbentuknya polinitrasi dan oksidasi fenol sehingga reaksi menjadi tidak regioselektif

2. Masih banyak lapisan organik yang menempel di dinding labu

erlenmeyer dan di dinding corong pisah karena sifat lapisan organik yang berminyak sehingga menyulitkan pembilasan.

(24)

HASIL PENGAMATAN

ZAT PERLAKUAN HASIL

HNO3 70% • Diambil 15mL • Diencerkan dengan akuades hingga 35mL HNO3 30% HNO3 30% • Diambil 3,3mL • Dimasukan ke tabung reaksi • Disimpan dalam penangas es • Ditambah 1mL fenol T=50-100c Lapisan semisolid Lapisan semisolid • Dibiarkan pada suhu ruang • Ditambah 10mL air • Dipisahkan • Dicuci dengan 2x10mL air Larutan menjadi kehitaman Terbentuk 2 fase larutan Lapisan Organik

(25)

ZAT PERLAKUAN HASIL Lapisan Organik • Dimasukan ke labu dasar bulat, ditambah 15mL air dan batu didih • Didistilasi Distilat Kuning

Distilat Kuning • Ditampung dalam Erlenmeyer diatas penangas es Kristal kuning orto nitrofenol

Kristal kuning • Ditambahkan n-heksana • Direkristalisa si,disarng • Dikeringkan , ditimbang • Diukur titik lelehnya Kristal orto nitrofenol murni m=0,7456 g TL= 43,90 -49,40c

(26)

ZAT PERLAKUAN HASIL

Residu hitam • Ditambah 5mL air, 0,3mL HCl pekat, 0,3 g karbon aktif • Dipanaskan • Disaring dan didinginkan Tidak terbentuk para nitrofenol

(27)

PERHITUNGAN

• Pengenceran asam nitrat

(V1.N1)HNO3 70% =(V2.N2)HN03 30% V1. 70% = 35mL. 30%

V1 = 20mL

• Perhitungan konsentrasi HNO3 30% M= = = 6,6190 M

 

• Perhitungan konsentrasi fenol M= = 9,3508 M

 

Stoikiometri

 Mol HNO3= M. V

(28)

• Mol fenol = M.V = 9,3508M. 1mL= 9,2508 mmol= 9,3508. 10-3 mol M 9,3508.10-3 21,8427.10-3 - -R 9,3508.10-3 9,3508.10-3 9,3508.10-3 9,3508.10-3 S - 12,4919.10-3 9,3508.10-3 9,3508.10-3 Massa ortonitrofenol • Teoritis: m= n.Mr = 9,3508.10-3mol. 139,11 g/mol = 1,3008g • Praktis: m= 0,7356g %rendemen= .100%= 56,55%  

(29)

KESIMPULA

N

O- dan P- Nitrofenol dapat disintesis dari

fenol dan asam nitrat melalui reaksi nitrasi

O- dan P- Nitrofenol dapat dipisahkan

dengan metode distilasi

O- dan P- Nitrofenol dapat dimurnikan

dengan metode rekristalisasi

Kemurnian O- Nitrofenol dapat

ditentukan berdasarkan titik lelehnya yaitu 43,9-49,40c

rendemen dari O- Nitrofenol dapat

(30)

DAFTAR PUSTAKA

Fessenden, R. J. & Fessenden, J. S. 1982. Kimia

Organik. Diterjemahkan oleh A. H. Pudjaatmaka.

Erlangga. Jakarta

Solomons, T. G. & Fryhle, C. B. 2011. Organic

(31)

Gambar

Tabel 10.6 Efek substituen pertama terhadap substitusi kedua

Referensi

Dokumen terkait

Titik Didih Cairan adalah suhu di mana Point fase cair dan uap berada dalam kesetimbangan dengan satu sama lain pada tekanan tertentu.. Oleh karena itu, titik

Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding

Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding

Titik didih suatu larutan bergantung pada tekanan luar, dimana suhu pada saat tekanan uap jenuh cairan itu sama dengan tekanan luar, sehingga gelembung uap yang terbentuk dalam

Titik didih larutan adalah suhu pada saat tekanan uap jenuh larutan tersebut sama dengan tekanan luar, sehingga gelembung uap yang terbentuk dalam larutan dapat mendorong diri

Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya,

Satu set parameter tekanan rendah digunakan untuk menggambarkan kurva tekanan uap sampai ke titik didih normal dan set kedua parameter yang digunakan untuk rentang dari titik

Menurut hukum sifat koligatif, selisih tekanan uap, titik beku, dan titik didih suatu larutan dengan tekanan uap, titik beku, dan titik didih pelarut murninya, berbanding langsung