• Tidak ada hasil yang ditemukan

DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Jl. Brigjend Katamso No. 2 Telp./Fax. (0536) Tromol Pos 41 Palangka Raya 73112

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DINAS KELAUTAN DAN PERIKANAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH Jl. Brigjend Katamso No. 2 Telp./Fax. (0536) Tromol Pos 41 Palangka Raya 73112"

Copied!
147
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)

LAMPIRAN KEPUTUSAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR 188.44/543/2018

TANGGAL 28 DESEMBER 2018

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL... iii

DAFTAR GAMBAR... vi

DAFTAR PETA ... viii BAB 1. PENDAHULUAN ... 1-1 1.1. Latar Belakang ... 1-1 1.2. Tujuan ... 1-2 1.3. Ruang Lingkup Penyusunan Rencana Pengelolaan…………... 1-3 BAB 2. POTENSI DAN PERMASALAHAN PENGELOLAAN ... 2-1 2.1. Potensi ………... 2-1 2.1.1. Potensi Ekologis………... 2-1 2.1.2. Potensi Ekonomi ... 2-25 2.1.3. Potensi Sosial Budaya ... 2-43 2.2.Permasalahan Pengelolaan ... 2-54 2.2.1. Aspek Ekologis ………... 2-54 2.2.2. Aspek Sosial Ekonomi dan Budaya ... 2-55 2.2.3. Aspek Kelembagaan ... 2-57 BAB 3. PENATAAN ZONASI ... 3-1 3.1. Umum ... 3-1 3.2. Zona Inti ... 3-7 3.2.1. Rancangan Zonasi (Peta) dan Koordinat ... 3-7 3.2.2. Potensi ... 3-11 3.2.3. Peruntukan/Tujuan Zona ... 3-11 3.2.4. Kegiatan yang boleh dan Tidak ... 3-12 3.3. Zona Perikanan Berkelanjutan ... 3-14 3.3.1. Rancangan Zonasi (Peta) Koordinat ... 3-15 3.3.2. Potensi ... 3-17 3.3.3. Peruntukan/Tujuan Zona ... 3-17 3.3.4. Kegiatan yang boleh dan Tidak ... 3-17 3.4. Zona Pemanfaatan ... 3-20 3.4.1. Rancangan Zonasi (Peta) Koordinat ... 3-21 3.4.2. Potensi ... 3-23 3.4.3. Peruntukan/Tujuan Zona... 3-23 3.4.4. Kegiatan Yang Boleh dan Tidak... 3-24

(4)

3.5. Zona Lainnya... 3-26 3.5.1. Rancangan Zonasi (Peta) Koordinat ... 3-26 3.5.2. Potensi ... 3-29

3.5.3. Peruntukan/Tujuan Zona 3-29

3.5.3. Kegiatan yang boleh dan Tidak ... 3-29

BAB 4. RENCANA PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI

PERAIRAN GOSONG SENGGORA, GOSONG SEPAGAR,

GOSONG BARAS BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI TANJUNG KELUANG SERTA PERAIRAN SEKITARNYA DI PROVINSI

KALIMANTAN TENGAH………... 4 -1 4.1. Kebijakan Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan ... 4-1 4.1.1. Visi dan Misi ... 4-1 4.1.2. Tujuan dan Sasaran Pengelolaan ... 4-4 4.2. Strategi Pengelolaan ... 4-5 4.2.1. Penguatan Kelembagaan ... 4-8 4.2.2. Penguatan Pengelolaan Sumberdaya Kawasan ... 4-8 4.2.3. Penguatan Soaial, Ekonomi dan Budaya ... 4-9 4.3. Rencana Pengelolaan... 4-10 4.4. Rencana riset dan monitoring target konservasi... 4-25 BAB 5. PENUTUP ... 5-1

(5)

2.1. Luasan masing-masing kategori subtrat / dasar perairan... 2-4 2.2. Perbandingan Kondisi Terumbu Karang Indonesia dan Kabupaten Kobar .. 2-5 2.3. Persentase Tutupan Karang Hidup dan Kriteria Kondisi Terumbu Karang

pada Gugusan Gosong di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 dan

2015 ……… 2-6

2.4. Persentase Tutupan Karang Hidup dan Kriteria Kondisi Terumbu Karang pada Gugusan Gosong di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2018 …...

2-7 2.5. Pengamatan menggunakan penilaian teknik Manta Tow pada Gosong

Senggora Tahun 2016...

2-10 2.6. Pengamatan menggunakan pada beberapa titik dengan teknik penilaian

Manta Tow pada Gosong Pinggir/Senggora Kecil Tahun 2016... 2-11 2.7. Pengamatan terumbu karang pada beberapa titik menggunakan teknik

penilaian Manta Tow pada Gosong Berandam... 2-11 2.8. Penyebaran Jenis lamun yang teridentifikasi di perairan Kotawaringin

Barat... 2-14 2.9. Komposisi Jenis dan Sebaran Lamun di Kabupaten Kotawaringin Barat... 2-16 2.10. Persentase Tutupan Total dan Jenis Lamun (%) Serta Kerapatan Rata - Rata

(tunas/m2) Jenis Lamun di Lokasi Stasiun Pengamatan Kotawaringin Barat.

2-16 2.11. Biomasa Rata - Rata Bagian Bawah, Bagian Atas dan Total (gBK/m2)

Lamun di Lokasi Stasiun Pengamatan Kotawaringin Barat... 2-17 2.12. Jenis-Jenis Ikan Pelagis Hasil Tangkapan Nelayan Kotawaringin Barat

Kalimantan Tengah... 2-18 2.13. Jenis-Jenis Ikan Demersal Hasil Tangkapan NelayanKotawaringin Barat

Kalimantan Tengah... 2-19 2.14. Famili ikan karang yang teridentifikasi di lokasi pengamatan... 2-20 2.15. Produksi Perikanan Tangkap (ton) Menurut Kecamatan Kabupaten

Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah... 2-26 2.16. Produksi Perikanan Budidaya (ton) dan Luas Areal Pemeliharaan Perikanan

Budididaya (M2)Menurut Kecamatan Kabupaten Kotawaringin Barat

Provinsi Kalimantan Tengah... 2-28 2.17. Potensi Lahan Budidaya Tambak di Kalimantan Tengah... 2-29 2.18. PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

2012-2016... 2-36 2.19. PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat Atas Dasar Harga Konstan (ADHK)

2012-2016...

(6)

2.20. Laju Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kotawaringin Barat Menurut

Lapangan Usaha Seri Tahun Dasar 2010, Tahun 2011–2016... 2-38 2.21. PDRB Perkapita dan Pendapatan Regional Perkapita Kabupaten

Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016... 2-41 2.22. Capaian Indikator Utama Urusan Kelautan dan Perikanan... 2-42 2.23. Jumlah Penduduk dan Rata-rata Pertumbuhan Penduduk Kotawaringin

Barat menurut KecamatanTahun 2013- 2016... 2-43 2.24. Banyaknya Jumlah Penduduk dan Rasio Jenis Kelamin Menurut

Kecamatan... 2-44 2.25. Penduduk Menurut Kelompok Umur, Jenis Kelamin, dan Rasio Jenis

Kelamin... 2-44 2.26. Kepadatan Penduduk, Rata-rata Penduduk Menurut Kecamatan Tahun

2016... 2-45 2.27. Penduduk Berusia 15 Tahun Ke Atas Menurut Jenis Kegiatan Utama Tahun

2014–2016... 2-46 2.28. Angkatan Kerja... 2-47 2.29. Persentase dan Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun ke Atas yang Bekerja

menurut Lapangan Usaha Tahun 2013–2015... 2-47 2.30. Indikator Kemiskinan Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016... 2-49 2.31. Prevalensi Balita Gizi Buruk Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun

2012-2016... 2-53 2.32. Tingkat Pengangguran Terbuka Kab. Kotawaringin Barat 2012-2016... 2-53

3.1. Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah... 3-2 3.2. Zona Inti Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong

Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah... 3-8 3.3. Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada Zona Inti Kawasan

Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan Sekitarnya

... 3-12 3.4. Zona Perikanan Berkelanjutan Kawasan Konservasi Perairan Gosong

Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan

(7)

3.5. Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada Zona Perikanan Berkelanjutan Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang,

serta Perairan Sekitarnya ... 3-18 3.6. Zona Pemanfaatan Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora,

Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan

Tengah... 3-21 3.7. Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada Zona Pemanfaatan

Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan

Sekitarnya... 3-24 3.8. Zona Lainnya Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong

Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan

Tengah... 3-27 3.9. Kegiatan yang boleh dan tidak boleh dilakukan pada Zona lainnya

Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan

Sekitarnya... 3-30 4.1. Beberapa aspek yang dikelola melalui pendekatan kolaboratif... 4-6 4.2. Program Kerja Jangka Pendek (1 tahun pertama)... 4-11 4.3. Program Kerja Jangka Menengah (5 tahun)... 4-14 4.4. Program Kerja Jangka Panjang (20 tahun)... 4-21 4.5. Rencana Riset dan Monitoring TWP Senggora Sepagar dan Laut Sekitarnya. 4-26

(8)

2.1. Citra komposit RGB band 521 Gosong Senggora dan Gosong Sepagar... 2-4 2.2. Perbandingan Persentase Tutupan Karang Hidup dan Karang Mati pada

Gosong Besar Senggora, Berendam dan Sepagar pada tahun 2007 dan 2015... 2-7 2.3. Perbandingan Persentase Tutupan Karang Hidup dan Karang Mati pada

Gugusan Gosong Senggora pada tahun 2018 ... 2-8 2.4. Terumbu Karang di Pesisir Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi

Kalimantan Tengah ... 2-9 2.5 Perkembangan transplantasi dari Tahun 2008 - 2015... 2-11 2.6. Koloni karang yang menutupi terumbu buatan di Gosong senggora tahun

2016... 2-12 2.7. Paparan terumbu karang di sekitar terumbu buatan yang mampu

bertahan dari peristiwa el nino 2015 ... 2-12 2.8. Padang Lamun di Pesisir Kabupaten Kotawaringin barat Provinsi

Kalimantan Tengah ... 2-15 2.9. Komposisi Jenis dan persentase hasil tangkapan Nelayan yang terdata di

PPI Kumai, 2016... 2-20 2.10. Kelimpahan, famili dan spesies ikan karang berdasarkan lokasi pengamatan. 2-21 2.11. Ikan karang berdasarkan peranannya yang teridentifikasi di lokasi

pengamatan... 2-22 2.12. Jenis Teripang yang banyak di ditemukan di Kawasan Pesisir Kotawaringin

Barat ... 2-25 2.13. Bangunan Pelindung Pantai yang terdapat di Kecamatan Kumai Kabupaten

Kotawaringin Barat... 2-30 2.14. Potensi Wisata Pantai di Pesisir Kalimantan Tengah... 2-31 2.15. Jalur Pipa dan kabel bawah laut Telekomunikasi di Indonesia... 2-33 2.16. Jalur Migrasi Penyu di kawasan Perairan Indonesia... 2-34 2.17. Jalur Migrasi Dugong di wilayah Pesisir Kalimantan Tengah... 2-34 2.18. PDRB kabupaten Kotawaringin Barat Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB)

dan Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) Tahun 2011-2016... 2-37 2.19. Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun

2012-2016...

(9)

2.20. Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Kotawaringin Barat, KalimantanTengah

dan Nasional Tahun 2011-2016 (%)... 2-40 2.21. Inflasi Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2012-2016... 2-40 2.22. Indikator Utama Urusan Kelautan dan Perikanan... 2-42 2.23. Piramida Penduduk Kotawaringin Barat Tahun 2016... 2-45 2.24. IPM Kabupaten Kotawaringin Barat 2011-2016... 2-48 2.25. Perkembangan Angka Melek Huruf Kabupaten Kotawaringin Barat

2012-2016... 2-49 2.26. Perkembangan Angka Partisipasi Murni (APM) Kabupaten Kotawaringin

Barat Tahun 2012-2016 (%)... 2-50 2.27. Perkembangan Angka Partisipasi Kasar (APK) Kabupaten Kotawaringin

Barat Tahun 2012-2016... 2-51 2.28. Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Kotawaringin Barat

Tahun 2012-2016... 2-51 2.29. Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Kotawaringin

Barat Tahun 2012-2016... 2-52 2.30. Perkembangan Angka Harapan Lama Sekolah Kabupaten Kotawaringin

(10)

1. Rencana Zonasi Taman Wisata Perairan Senggora- Sepagar dan Laut Sekitarnya Skala Seamless...

3-3 2. Rencana Zonasi Taman Wisata Perairan Senggora- Sepagar dan Laut

Sekitarnya Lembar Gosong Baras Basah skala 1 : 50.000...

3-4 3. Rencana Zonasi Taman Wisata Perairan Senggora-Sepagar dan Laut

Sekitarnya Lembar Gosong Senggora skala 1 : 50.000...

3-5 4. Rencana Zonasi Taman Wisata Perairan Senggora- Sepagar dan Laut

Sekitarnya Lembar Gosong Sepagar skala 1 : 50.000...

3-6 5. Rencana Zona Inti Taman Wisata Perairan Senggora- Sepagar dan Laut

Sekitarnya...

3-10 6. Rencana Zona Perikanan Berkelanjutan Taman Wisata Perairan

Senggora-Sepagar dan Laut Sekitarnya...

3-16 7. Rencana Zona Pemanfaatan Taman Wisata Perairan Senggora- Sepagar dan

Laut Sekitarnya...

3-22 8. Rencana Zona Lainnya Taman Wisata Perairan Senggora- Sepagar dan Laut

Sekitarnya...

(11)

KEPUTUSAN

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24/KEPMEN-KP/2019

TENTANG

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN GOSONG SENGGORA,

GOSONG SEPAGAR, GOSONG BARAS BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI TANJUNG KELUANG, SERTA PERAIRAN SEKITARNYA

DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melindungi, memanfaatkan potensi perikanan, dan melestarikan adanya habitat penting, ikan ekonomis penting dan species yang dilindungi, seperti terumbu karang dan lamun, dugong, penyu, teripang, lola, dan kima, perlu dilakukan perlindungan terhadap perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah;

b. bahwa perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah berpeluang besar untuk menunjang pengembangan wisata perairan yang berkelanjutan;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan tentang Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang

Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433), sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2009 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 154, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5073);

(12)

2

-2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2007 tentang Konservasi Sumber Daya Ikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4779);

3. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 8);

4. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 111), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 5);

5. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.02/MEN/2009 tentang Tata Cara Penetapan Kawasan Konservasi Perairan;

6. Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Nomor PER.25/PERMEN-KP/2012 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 1), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 49/PERMEN-KP/2017 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan Perikanan Nomor

PER.25/PERMEN-KP/2012 tentang Pembentukan Peraturan

Perundang-Undangan di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Repubilik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1521);

7. Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 220), sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 7/PERMEN-KP/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/PERMEN-KP/2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 317);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN TENTANG KAWASAN KONSERVASI

PERAIRAN GOSONG SENGGORA, GOSONG

SEPAGAR, GOSONG BARAS BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI TANJUNG KELUANG, DAN PERAIRAN SEKITARNYA DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH.

(13)

3

-KESATU : Menetapkan perairan Gosong Senggora, Gosong

Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah sebagai Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah. KEDUA : Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana dimaksud diktum KESATU dikelola sebagai Taman Wisata Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah.

KETIGA : Taman Wisata Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana dimaksud diktum KEDUA dengan luas keseluruhan 61.362,24 (enam puluh satu ribu tiga ratus enam puluh dua koma dua empat) hektare, meliputi:

a. Area I

Gosong Senggora dan Gosong Sepagar dengan luas 43.257,05 (empat puluh tiga ribu dua ratus lima puluh tujuh koma nol lima) hektare, terdiri atas: 1. zona inti dengan luas 591,22 (lima ratus sembilan

puluh satu koma dua dua) hektare;

2. zona pemanfaatan dengan luas 1.647,25 (seribu enam ratus empat puluh tujuh koma dua lima) hektare;

3. zona perikanan berkelanjutan dengan luas 40.612,89 (empat puluh ribu enam ratus dua belas koma delapan sembilan) hektare; dan

4. zona lainnya dengan luas 405,69 (empat ratus lima koma enam sembilan) hektare.

b. Area II

Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang dengan luas 18.105,19 (delapan belas ribu seratus lima koma satu sembilan) hektare, terdiri atas:

1. zona inti dengan luas 739,48 (tujuh ratus tiga puluh sembilan koma empat delapan) Hektare; 2. zona pemanfaatan dengan luas 679,02 (enam

ratus tujuh puluh sembilan koma nol dua) hektare;

3. zona perikanan berkelanjutan dengan luas 16.551,15 (enam belas ribu lima ratus lima puluh satu koma satu lima) hektare; dan

(14)

4

-4. zona lainnya dengan luas 135,54 (seratus tiga puluh lima koma lima empat) hektare.

KEEMPAT : Taman Wisata Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah sebagaimana dimaksud diktum KETIGA dengan batas koordinat dan peta sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan Lampiran II yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Menteri ini.

KELIMA : Menunjuk Pemerintah Daerah Provinsi Kalimantan Tengah untuk melakukan pengelolaan Taman Wisata Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, dan Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah. KEENAM : Keputusan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal

ditetapkan.

Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 5 Juli 2019

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd.

(15)

5

-LAMPIRAN I

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 24/KEPMEN-KP/2019 TENTANG

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN GOSONG SENGGORA, GOSONG SEPAGAR, GOSONG BARAS

BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI TANJUNG

KELUANG, DAN PERAIRAN SEKITARNYA DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

BATAS KOORDINAT

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN GOSONG SENGGORA,

GOSONG SEPAGAR, GOSONG BARAS BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI TANJUNG KELUANG, DAN PERAIRAN SEKITARNYA

DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

A. AREA I, GOSONG SENGGORA DAN GOSONG SEPAGAR Titik Koordinat Batas Terluar

Nomor Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 9 111o 36' 13,14" 3o 15' 24,00" 10 111o 48' 13,42" 3o 01' 43,30" 11 111o 48' 24,08" 3o 04' 08,33" 12 111o 47' 17,84" 3o 08' 51,65" 13 111o 46' 44,72" 3o 12' 21,89" 14 111o 47' 27,20" 3o 14' 58,85" 15 111o 48' 12,20" 3o 20' 27,32" 16 111o 37' 08,02" 3o 20' 27,32"

Titik Koordinat Batas Zona Inti Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 48 111o 45' 17,44" 3o 07' 42,98" 49 111o 46' 19,49" 3o 07' 20,19" 50 111o 46' 29,79" 3o 07' 38,33" 51 111o 45' 49,85" 3o 08' 01,04" 52 111o 45' 43,81" 3o 07' 48,40" 53 111o 45' 24,33" 3o 07' 57,48" 54 111o 45' 10,83" 3o 08' 17,12" 55 111o 45' 28,15" 3o 08' 29,17" 56 111o 45' 12,74" 3o 08' 49,86" 57 111o 44' 55,41" 3o 08' 37,66" 58 111o 41' 11,95" 3o 11' 29,97" 59 111o 41' 20,06" 3o 11' 20,30"

(16)

6 -Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 61 111o 41' 22,32" 3o 11' 38,94" 62 111o 41' 38,33" 3o 12' 14,91" 63 111o 41' 46,06" 3o 12' 05,92" 64 111o 42' 04,77" 3o 12' 21,74" 65 111o 41' 56,62" 3o 12' 30,08" 66 111o 42' 11,15" 3o 12' 27,30" 67 111o 42' 16,73" 3o 12' 19,86" 68 111o 42' 25,35" 3o 12' 26,05" 69 111o 42' 19,69" 3o 12' 33,43" 70 111o 41' 39,84" 3o 12' 35,48" 71 111o 42' 02,12" 3o 12' 51,76" 72 111o 41' 38,57" 3o 13' 18,03" 73 111o 41' 28,40" 3o 13' 08,97" 74 111o 41' 21,00" 3o 13' 02,38" 75 111o 41' 27,71" 3o 12' 52,79" 76 111o 40' 49,63" 3o 14' 15,19" 77 111o 40' 54,90" 3o 14' 02,34" 78 111o 41' 27,66" 3o 14' 16,60" 79 111o 41' 22,26" 3o 14' 28,94" 80 111o 45' 22,36" 3o 12' 47,95" 81 111o 45' 59,76" 3o 13' 08,61" 82 111o 45' 30,47" 3o 13' 56,71" 83 111o 44' 54,64" 3o 13' 35,20"

Titik Koordinat Batas Zona Pemanfaatan Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 54 111o 45' 10,83" 3o 08' 17,12" 55 111o 45' 28,15" 3o 08' 29,17" 56 111o 45' 12,74" 3o 08' 49,86" 57 111o 44' 55,41" 3o 08' 37,66" 63 111o 41' 46,06" 3o 12' 05,92" 64 111o 42' 04,77" 3o 12' 21,74" 65 111o 41' 56,62" 3o 12' 30,08" 66 111o 42' 11,15" 3o 12' 27,30" 67 111o 42' 16,73" 3o 12' 19,86" 68 111o 42' 25,35" 3o 12' 26,05" 69 111o 42' 19,69" 3o 12' 33,43" 70 111o 41' 39,84" 3o 12' 35,48" 71 111o 42' 02,12" 3o 12' 51,76" 72 111o 41' 38,57" 3o 13' 18,03" 73 111o 41' 28,40" 3o 13' 08,97" 75 111o 41' 27,71" 3o 12' 52,79" 93 111o 45' 00,76" 3o 07' 29,76" 94 111o 46' 36,31" 3o 06' 43,59" 95 111o 47' 13,64" 3o 07' 42,15" 96 111o 45' 15,83" 3o 09' 04,96" 97 111o 44' 28,77" 3o 08' 28,63" 98 111o 42' 10,78" 3o 11' 26,86"

(17)

7 -Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 99 111o 43' 02,45" 3o 12' 03,23" 100 111o 41' 40,13" 3o 13' 45,10" 101 111o 41' 40,80" 3o 14' 19,03" 102 111o 41' 20,67" 3o 14' 44,30" 103 111o 40' 40,42" 3o 14' 17,67" 104 111o 41' 17,67" 3o 13' 25,92" 105 111o 40' 51,12" 3o 13' 07,08" 106 111o 40' 57,97" 3o 12' 34,53" 110 111o 45' 13,55" 3o 07' 42,40" 111 111o 46' 31,66" 3o 07' 04,07" 112 111o 46' 49,54" 3o 07' 35,94" 113 111o 45' 45,60" 3o 08' 13,97" 114 111o 45' 36,48" 3o 07' 56,59" 115 111o 45' 22,27" 3o 08' 02,14" 120 111o 41' 09,48" 3o 12' 36,45" 121 111o 41' 19,76" 3o 13' 19,11" 122 111o 41' 04,34" 3o 13' 08,83" 123 111o 41' 00,23" 3o 12' 50,85"

Titik Koordinat Batas Zona Perikanan Berkelanjutan Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 9 111o 36' 13,14" 3o 15' 24,00" 10 111o 48' 13,42" 3o 01' 43,30" 11 111o 48' 24,08" 3o 04' 08,33" 12 111o 47' 17,84" 3o 08' 51,65" 13 111o 46' 44,72" 3o 12' 21,89" 14 111o 47' 27,20" 3o 14' 58,85" 15 111o 48' 12,20" 3o 20' 27,32" 16 111o 37' 08,02" 3o 20' 27,32" 80 111o 45' 22,36" 3o 12' 47,95" 81 111o 45' 59,76" 3o 13' 08,61" 82 111o 45' 30,47" 3o 13' 56,71" 83 111o 44' 54,64" 3o 13' 35,20" 93 111o 45' 00,76" 3o 07' 29,76" 94 111o 46' 36,31" 3o 06' 43,59" 95 111o 47' 13,64" 3o 07' 42,15" 96 111o 45' 15,83" 3o 09' 04,96" 97 111o 44' 28,77" 3o 08' 28,63" 98 111o 42' 10,78" 3o 11' 26,86" 99 111o 43' 02,45" 3o 12' 03,23" 100 111o 41' 40,13" 3o 13' 45,10" 101 111o 41' 40,80" 3o 14' 19,03" 102 111o 41' 20,67" 3o 14' 44,30" 103 111o 40' 40,42" 3o 14' 17,67" 104 111o 41' 17,67" 3o 13' 25,92" 105 111o 40' 51,12" 3o 13' 07,08" 106 111o 40' 57,97" 3o 12' 34,53"

(18)

8

-Titik Koordinat Batas Zona Lainnya Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 48 111o 45' 17,44" 3o 07' 42,98" 49 111o 46' 19,49" 3o 07' 20,19" 50 111o 46' 29,79" 3o 07' 38,33" 51 111o 45' 49,85" 3o 08' 01,04" 52 111o 45' 43,81" 3o 07' 48,40" 53 111o 45' 24,33" 3o 07' 57,48" 58 111o 41' 11,95" 3o 11' 29,97" 59 111o 41' 20,06" 3o 11' 20,30" 60 111o 41' 31,32" 3o 11' 29,56" 61 111o 41' 22,32" 3o 11' 38,94" 73 111o 41' 28,40" 3o 13' 08,97" 74 111o 41' 21,00" 3o 13' 02,38" 75 111o 41' 27,71" 3o 12' 52,79" 110 111o 45' 13,55" 3o 07' 42,40" 111 111o 46' 31,66" 3o 07' 04,07" 112 111o 46' 49,54" 3o 07' 35,94" 113 111o 45' 45,60" 3o 08' 13,97" 114 111o 45' 36,48" 3o 07' 56,59" 115 111o 45' 22,27" 3o 08' 02,14" 116 111o 40' 48,62" 3o 11' 34,36" 117 111o 41' 19,19" 3o 10' 59,84" 118 111o 41' 53,71" 3o 11' 25,88" 119 111o 41' 20,30" 3o 11' 59,51" 120 111o 41' 09,48" 3o 12' 36,45" 121 111o 41' 19,76" 3o 13' 19,11" 122 111o 41' 04,34" 3o 13' 08,83" 123 111o 41' 00,23" 3o 12' 50,85"

B. AREA II, GOSONG BARAS BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI TANJUNG KELUANG

Titik Koordinat Batas Terluar Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 1 111o 30' 55,51" 3o 07' 49,36" 2 111o 30' 55,44" 3o 04' 11,87" 3 111o 32' 34,34" 3o 01' 27,98" 4 111o 32' 49,79" 3o 01' 02,47" 5 111o 41' 48,59" 2o 55' 38,05" 6 111o 42' 10,09" 2o 56' 14,66" 7 111o 41' 44,23" 2o 57' 24,90" 8 111o 33' 39,35" 3o 07' 49,40"

(19)

9 -Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 17 111o 33' 23,08" 3o 04' 34,87" 18 111o 34' 21,51" 3o 04' 34,83" 19 111o 34' 38,34" 3o 05' 15,31" 20 111o 34' 38,39" 3o 05' 55,37" 21 111o 33' 23,08" 3o 05' 30,45" 22 111o 32' 59,66" 3o 01' 57,99" 23 111o 33' 10,85" 3o 01' 59,28" 24 111o 33' 07,01" 3o 02' 25,26" 25 111o 32' 56,48" 3o 02' 24,19" 26 111o 34' 11,77" 3o 00' 11,82" 27 111o 34' 45,25" 2o 59' 51,70" 28 111o 34' 48,26" 2o 59' 56,56" 29 111o 34' 50,05" 2o 59' 59,46" 30 111o 34' 16,47" 3o 00' 20,15" 31 111o 34' 13,33" 3o 00' 14,58" 32 111o 36' 00,38" 2o 59' 15,79" 33 111o 36' 22,74" 2o 58' 54,59" 34 111o 36' 34,50" 2o 59' 05,74" 35 111o 36' 12,87" 2o 59' 29,13" 36 111o 36' 07,89" 2o 59' 23,78" 37 111o 39' 03,45" 2o 57' 05,24" 38 111o 39' 53,36" 2o 56' 44,74" 39 111o 40' 00,55" 2o 56' 59,49" 40 111o 39' 11,59" 2o 57' 20,43" 41 111o 39' 08,14" 2o 57' 13,98" 42 111o 41' 00,98" 2o 56' 38,10" 43 111o 41' 38,19" 2o 56' 01,67" 44 111o 41' 50,39" 2o 56' 09,65" 45 111o 41' 40,54" 2o 56' 37,98" 46 111o 41' 18,08" 2o 56' 47,66" 47 111o 41' 08,87" 2o 56' 48,96" Titik Koordinat Batas Zona Pemanfaatan Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 3 111o 32' 34,34" 3o 01' 27,98" 4 111o 32' 49,79" 3o 01' 02,47" 26 111o 34' 11,77" 3o 00' 11,82" 27 111o 34' 45,25" 2o 59' 51,70" 28 111o 34' 48,26" 2o 59' 56,56" 31 111o 34' 13,33" 3o 00' 14,58" 32 111o 36' 00,38" 2o 59' 15,79" 33 111o 36' 22,74" 2o 58' 54,59" 36 111o 36' 07,89" 2o 59' 23,78" 37 111o 39' 03,45" 2o 57' 05,24" 41 111o 39' 08,14" 2o 57' 13,98" 84 111o 36' 21,48" 2o 58' 53,55" 85 111o 33' 08,07" 3o 01' 07,19" 86 111o 32' 59,61" 3o 01' 48,32" 87 111o 37' 01,92" 2o 58' 17,03"

(20)

10 -Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 88 111o 37' 06,64" 2o 58' 24,04" 89 111o 34' 56,26" 3o 04' 21,02" 90 111o 35' 24,54" 3o 04' 09,37" 91 111o 35' 41,98" 3o 04' 53,30" 92 111o 35' 11,81" 3o 05' 11,76"

Titik Koordinat Batas Zona Perikanan Berkelanjutan Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 1 111o 30' 55,51" 3o 07' 49,36" 2 111o 30' 55,44" 3o 04' 11,87" 3 111o 32' 34,34" 3o 01' 27,98" 5 111o 41' 48,59" 2o 55' 38,05" 6 111o 42' 10,09" 2o 56' 14,66" 7 111o 41' 44,23" 2o 57' 24,90" 8 111o 33' 39,35" 3o 07' 49,40" 17 111o 33' 23,08" 3o 04' 34,87" 18 111o 34' 21,51" 3o 04' 34,83" 19 111o 34' 38,34" 3o 05' 15,31" 20 111o 34' 38,39" 3o 05' 55,37" 21 111o 33' 23,08" 3o 05' 30,45" 28 111o 34' 48,26" 2o 59' 56,56" 29 111o 34' 50,05" 2o 59' 59,46" 30 111o 34' 16,47" 3o 00' 20,15" 31 111o 34' 13,33" 3o 00' 14,58" 33 111o 36' 22,74" 2o 58' 54,59" 34 111o 36' 34,50" 2o 59' 05,74" 35 111o 36' 12,87" 2o 59' 29,13" 36 111o 36' 07,89" 2o 59' 23,78" 38 111o 39' 53,36" 2o 56' 44,74" 39 111o 40' 00,55" 2o 56' 59,49" 40 111o 39' 11,59" 2o 57' 20,43" 41 111o 39' 08,14" 2o 57' 13,98" 42 111o 41' 00,98" 2o 56' 38,10" 43 111o 41' 38,19" 2o 56' 01,67" 44 111o 41' 50,39" 2o 56' 09,65" 45 111o 41' 40,54" 2o 56' 37,98" 46 111o 41' 18,08" 2o 56' 47,66" 47 111o 41' 08,87" 2o 56' 48,96" 84 111o 36' 21,48" 2o 58' 53,55" 85 111o 33' 08,07" 3o 01' 07,19" 86 111o 32' 59,61" 3o 01' 48,32" 87 111o 37' 01,92" 2o 58' 17,03" 88 111o 37' 06,64" 2o 58' 24,04" 89 111o 34' 56,26" 3o 04' 21,02" 90 111o 35' 24,54" 3o 04' 09,37" 91 111o 35' 41,98" 3o 04' 53,30" 92 111o 35' 11,81" 3o 05' 11,76" 107 111o 32' 52,64" 3o 02' 29,64" 108 111o 33' 25,51" 3o 01' 09,06"

(21)

11 -Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 109 111o 33' 15,44" 3o 02' 31,73"

Titik Koordinat Batas Zona Lainnya Nomor

Titik Peta

Koordinat

Bujur Timur Lintang Selatan 22 111o 32' 59,66" 3o 01' 57,99" 23 111o 33' 10,85" 3o 01' 59,28" 24 111o 33' 07,01" 3o 02' 25,26" 25 111o 32' 56,48" 3o 02' 24,19" 85 111o 33' 08,07" 3o 01' 07,19" 86 111o 32' 59,61" 3o 01' 48,32" 107 111o 32' 52,64" 3o 02' 29,64" 108 111o 33' 25,51" 3o 01' 09,06" 109 111o 33' 15,44" 3o 02' 31,73"

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

ttd

(22)

! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! !! ! ! !! !! !! ! ! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! ! ! !! ! ! !! ! ! !! ! ! !! ! ! !! !! !! ! ! ! ! ! ! !! !! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! !! !! !! !! !! !! !! ! ! ! ! ! ! !! !! ! ! !! !! ! ! !! ! ! !! ! ! !! !! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! !! !! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! !! ! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !! ! !! ! !!! ! !! !!! !!! !! ! !!! !!! !! ! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! ! !! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! ! !! !!! ! !! ! !! !!! !!! !! ! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! !! ! ! !! !!! !!! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! ! !! !!! !!! !!! ! !! ! !! ! ! ! ! !! ! ! ! ! !! !! ! !! ! ! ! ! !!! ! !! ! !! !!! ! !! !! ! !!! ! !! !! ! !!! ! !! !! ! ! !! ! !! ! !! ! !! ! !! !!! !!! !! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! !! !! !! !! ! ! !! !! ! ! !! !! ! ! !! !! ! ! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! ! ! !! !! ! ! !! !! !! !! !! !! !! !! !! !! ! ! ! ! !! !! !! !! ! ! !! !! !! !! !! !! !! !! ! ! ! ! !! !! !! !! ! ! !! !! !! !! !! !! !! !! ! ! ! ! !! !! !! !! ! ! !! !! !! !! !! ! ! !! !! !! !! !! ! ! !! !! !! !! !! ! ! !! !! !! !! !! !! ! ! !! !! !! !! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !

B

B

B

B

B

B

B

B

! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! !! ! ! ! ! ! ! ! ! 4 3 9 6 5 2 1 8 7 91 89 92 32 33 85 31 26 27 28 36 37 87 41 19 18 21 20 29 30 59 61 34 35 22 25 24 23 81 83 50 49 53 5251 55 57 63 65 6769 77 79 71 73 39 38 40 80 82 98 94 96 11 10 16 15 14 13 12 17 90 43 45 47 88 84 86 54 56 93 97 95 75 74 76 78 72 70 66 62 99 48 60 58 46 44 42 100 102 104 106 108 109 107 110 111 121 122 123 105 103 101 115114 113 112 116 119 118 117

KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

P R O V I N S I K A L I M A N T A N T E N G A H

P R O V I N S I K A L I M A N T A N T E N G A H

Sabuai

Keraya

Teluk Bogam

Sabuai Timur

Sungai Bakau

Sungai Cabang

KECAMATAN KUMAI

KECAMATAN ARUT SELATAN

Umbang

Jagawana Dua

Jagawana Satu

Tg. Pandan Tg. Penghujan

L A U T J A W A

T E L U K K U M A I

KETERANGAN RIWAYAT DAN SUMBER DATA

- Data Kebijakan Satu Peta (KSP) Kalimantan, BIG Skala 50.000 Tahun 2016 - 2018

- Peta Laut PUSHIDROSAL, Lembar 287 Tahun 2015

- Peta Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil Tahun 2019

SUGIANTO SABRAN

Diusulkan Oleh

Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah

BRAHMANTYA SATYAMURTI POERWADI

Mengetahui,

Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut

MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA,

SUSI PUDJIASTUTI

BT BT BT BT BT BT LS

LEGENDA

Proyeksi

Sistem Grid

Datum Horizontal

: Universal Transverse Mercator

: Grid Geografi

: WGS 1984

INSET PETA

! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! ! 124°0' 122°0' 120°0' 118°0' 116°0' 114°0' 112°0' 110°0' 108°0' 0° 0' 2° 0' 4° 0'

Lokasi KKP

Lokasi KKP

PROV. KALIMANTAN TENGAH

SKALA 1 : 75.000

µ

U

B

T

5

2.5

0

5

10

km

LS

P. KALIMANTAN

BT BT BT

Area II

Gosong Baras Basah, Teluk Bogam

Sampai Tanjung Kaluang

Area I

Gosong Senggora dan Gosong Sepagar

Titik Koordinat Batas Kawasan

!

!!! !!! !!! !!! !!! ! !! !! !! !! !! !

Batas Kabupaten

Batas Kecamatan

Jalan Kabupaten

Jalan Lingkungan

Garis pantai

Beting Karang

Sungai

Menara Suar

B

ZONASI KAWASAN

Zona Inti

Zona Pemanfaatan

Zona Perikanan Berkelanjutan

Zona Lainnya

111°25'0" BT 111°30'0" BT 111°35'0" BT 111°40'0" BT 111°45'0" BT 111°50'0" BT 111°55'0" BT 3° 0' 0" L S 3° 5' 0" L S 3° 10 '0 " L S 3° 15 '0 " L S 3° 20 '0 " L S 111°55'0" BT 111°50'0" BT 111°45'0" BT 111°40'0" BT 111°35'0" BT 111°30'0" BT 111°25'0" BT 3° 20 '0 " L S 3° 15 '0 " L S 3° 10 '0 " L S 3° 5' 0" L S 3° 0' 0" L S

PETA

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN GOSONG SENGGORA,

GOSONG SEPAGAR, GOSONG BARAS BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI TANJUNG KELUANG, SERTA

PERAIRAN SEKITARNYA DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

PETA

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN GOSONG SENGGORA,

GOSONG SEPAGAR, GOSONG BARAS BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI

TANJUNG KELUANG, SERTA PERAIRAN SEKITARNYA

DI PROVINSI KALIMANTAN TENGAH

Luas 61.362,24 Hektar

ttd.

LAMPIRAN II

KEPUTUSAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN

REPUBLIK INDONESIA

NOMOR

24

/KEPMEN-KP/2019

TENTANG

KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN GOSONG SENGGORA,

GOSONG SEPAGAR, GOSONG BARAS BASAH, TELUK BOGAM SAMPAI

TANJUNG KELUANG, SERTA PERAIRAN SEKITARNYA DI PROVINSI

(23)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor Per.30/Men/2010 tentang rencana pengelolaan dan zonasi kawasan konservasi perairan dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Kawasan konservasi perairan adalah kawasan perairan yang dilindungi, dikelola dengan sistem zonasi, untuk mewujudkan pengelolaan sumber daya ikan dan lingkungannya secara berkelanjutan.

Salah satu komponen mendasar yang harus dimiliki oleh sebuah Kawasan Konservasi adalah dokumen Rencana Pengelolaan dan Zonasi yang akan memandu pengelola dalam melakukan penataan zonasi kawasan konservasi (zona inti, zona pemanfaatan dan zona perikanan berkelanjutan dan zona lainnya) serta mengembangkan strategi dan melaksanakan kegiatan pengelolaan, baik dalam jangka-panjang (20 tahun), jangka menengah (5 tahunan) maupun implementasi kegiatan dalam rencana tahunan. Rencana pengelolaan yang disusun wajib memuat zonasi kawasan. Rencana pengelolaan dan zonasi disusun secara transparan, partisipatif, dan bertanggungjawab berdasarkan kajian aspek teknis, ekologis, ekonomis, sosial dan budaya masyarakat, kekhasan dan aspirasi daerah termasuk kearifan lokal, yang dilakukan secara terpadu dengan memperhatikan kepentingan nasional, daerah, sektor terkait, masyarakat dan berwawasan global.

Zonasi Kawasan Konservasi Perairan adalah suatu bentuk rekayasa teknik pemanfaatan ruang di kawasan konservasi perairan melalui penetapan batas-batas fungsional sesuai dengan potensi sumber daya dan daya dukung serta proses -proses ekologis yang berlangsung sebagai satu kesatuan Ekosistem sedangkan Rencana Pengelolaan Kawasan Konservasi Perairan adalah dokumen kerja yang dapat dimutakhirkan secara periodik, sebagai panduan operasional pengelolaan kawasan konservasi perairan.

Pengelolaan kawasan konservasi perairan dilakukan berdasarkan rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan. Setiap rencana pengelolaan kawasan konservasi perairan harus memuat zonasi kawasan konservasi perairan yang disusun oleh satuan unit organisasi pengelola yang terdiri dari rencana jangka panjang; rencana jangka menengah; dan rencana kerja tahunan.

Penetapan kawasan konservasi perairan dilaksanakan dengan tujuan: melindungi dan melestarikan sumber daya ikan serta tipe-tipe ekosistem penting di perairan untuk menjamin keberlanjutan fungsi ekologisnya; mewujudkan pemanfaatan sumber daya ikan dan ekosistemnya serta jasa lingkungannya secara berkelanjutan; melestarikan kearifan lokal dalam pengelolaan sumber daya ikan di dalam dan/atau di sekitar kawasan konservasi perairan; dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sekitar kawasan konservasi perairan. Penetapan kawasan konservasi perairan dilakukan untuk mencapai sasaran pemanfaatan berkelanjutan sumber daya ikan dan ekosistemnya, serta jasa lingkungan yang ada didalamnya, dengan tetap menjaga kearifan lokal yang ada, sehingga dapat

(24)

menjamin ketersediaan, kesinambungan dan peningkatan kualitas nilai serta keanekaragamannya, untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat khususnya disekitar kawasan konservasi perairan.

Wilayah pesisir dan laut Kabupaten Kotawaringin Barat memiliki potensi pembangunan yang cukup besar karena didukung oleh adanya ekosistem dengan produktivitas hayati yang tinggi seperti estuaria dan hutan mangrove. Sumberdaya hayati pada kawasan ini memiliki potensi keragaman dan nilai ekonomis yang tinggi.

Sebagian wilayah pesisir dan laut Kabupaten Kotawaringin Barat terutama yang berada pada wilayah Kecamatan Kumai telah dicadangkan sebagai Taman Wisata Perairan (TWP) melalui Surat Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 188.44/551/2017 tentang Pencadangan Kawasan Konservasi Perairan Daerah Taman Wisata Perairan Senggora Sepagar dan Laut Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah pada Tanggal 28 Desember 2017 dan mendukung Visi dan Misi Gubernur Kalimantan Tengah yaitu pengelolaan sumberdaya air, pesisir dan pengentasan kemiskinan.

Keputusan Gubernur Kalimantan Tengah Nomor 188.44/543/2018 tentang Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Daerah Taman Wisata Perairan Senggora Sepagar dan Laut Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2018 – 2038 dan Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 24/KEPMEN-KP/2019 tentang Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam Sampai Tanjung Keluang, Serta Perairan Sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah.

1.2. Tujuan

Tujuan kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan sekitarnya di Provinsi Kalimantan Tengah adalah:

1). Perlindungan dan pelestarian dan kapasitas padang lamun, karang, mangrove; 2). Perlindungan dan pelestraian dugong, penyu hijau, penyu sisik, kima dan lola; 3). Pemanfaatan kawasan konservasi sebagai salah satu tujuan wisata bahari yang

ramah lingkungan; dan

4). Meningkatkan kapasitas masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan konservasi.

(25)

1.3. Ruang Lingkup Penyusunan Rencana Pengelolaan

Ruang Wilayah Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan sekitarnya Provinsi Kalimantan Tengah ini mengacu pada dokumen Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP3K) Provinsi Kalimantan Tengah berada di wilayah administrasi Kabupaten Kotawaringin Barat Kecamatan Kumai dengan luasan sebesar 61.362,15 Ha.

Ruang lingkup Materi Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan sekitarnya Provinsi Kalimantan Tengah ini terdiri dari :

a. Potensi dan Permasalahan Pengelolaan; b. Penataan Zonasi; dan

c. Arahan rencana pengelolaan kawasan.

Ruang lingkup Jangka Waktu Rencana Pengelolaan dan Zonasi Kawasan Konservasi Perairan Gosong Senggora, Gosong Sepagar, Gosong Baras Basah, Teluk Bogam sampai Tanjung Keluang, serta Perairan sekitarnya Provinsi Kalimantan Tengah ini terdiri dari :

a. Rencana jangka menengah (5 tahunan); dan b. Rencana jangka panjang 20 tahun.

(26)

BAB 2

POTENSI DAN PERMASALAHAN

PENGELOLAAN

2.1. Potensi

Kecamatan Kumai, Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah menyimpan potensi luar biasa dibidang kelautan seperti padang lamun (seagress), terumbu karang di lima gugusan, hutan mangrove seluas 8.000 hektare, Taman Nasional Tanjung Putting (TNTP), serta berbagai macam jenis biota laut yaitu keberadaan ikan dugong di sekitar kawasan perairan Teluk Kumai. Potensi lain yang terdapat di kawasan Teluk Kumai adalah keberadaaan taman wisata perairan Senggora Sepagar dan laut sekitarnya meliputi potensi ekologi, potensi ekonomi, potensi sosial budaya dan aspek kesejahteraan masyarakat. Keempat komponen ini merupakan modal dalam pengelolaan taman wisata perairan Senggora-Sepagar dan laut sekitarnya. Berikut ini penjelasan mengenai keempat potensi tersebut.

2.1.1. Potensi Ekologis 2.1.1.1. Terumbu Karang

Umumnya terumbu karang di jumpai pada perairan tropis dangkal yang jernih, miskin nutrien (oligotrofik) dengan salinitas tinggi, mendapat pengaruh aksi gelombang dan tidak ada sedimentasi (Nybakken 1992 dan Sumich 1997). Suatu yang unik jika formasi terumbu karang ditemukan pesisir Kalimantan Tengah mengingat banyaknya sungai besar yang bermuara ke laut, dimana karakteristik perairannya bersifat estuarin; kekeruhan dan sedimentasi yang tinggi, salinitas yang rendah dan tergolong perairan yang kaya nutrien (heterotrofik). Umumnya sebaran terumbu karang dengan tipe gosong/taka (patch reef) terpusat di Teluk Kumai Kabupaten Kotawaringin Barat. Terbentuknya formasi terumbu karang yang bersifat patchy khususnya di perairan Teluk Kumai dimungkinkan adanya teori steping stone biota karang. Veron (1996) menjelaskan bahwa penyebaran larva karang dibawa oleh arus melintasi perjalanan yang jauh dari satu pulau ke pulau lainnya. Pulau-pulau tersebut berfungsi sebagai batu loncatan bagi biota karang untuk menjangkau pulau-pulau selanjutnya.

Dalam kasus ini, keberadaan terumbu karang tepi (fringing reef) pada gugusan kepulauan di Selat Karimata dan Kepulauan di pesisir barat daya Kalimantan Barat berfungsi sebagai steping stone bagi biota karang. Peristiwa

spawning biota karang di kepulauan tersebut akan melepaskan sejumlah besar

larva karang yang hanyut terbawa ketika musim barat dan terperangkap di sekitar Teluk Kumai kemudian menempel pada substrat di gugusan Gosong Senggora dan Sepagar. Di sisi lain terdapat massa air yang berbeda karena peristiwa

(27)

karena suplai oksigen meningkat karena arus dan perairan relatif jernih dengan salinitas yang tinggi. Sementara itu adanya Tanjung Puting menghalangi jangkauan longshore current yang membawa suspended sediment berasal dari sungai-sungai besar di sebelah timur.

Terumbu karang di perairan Kabupaten Kotawaringin Barat berdasarkan peta Pushidros TNI AL ditemukan di sekitar Gosong Senggora dan Gosong Sepagar yang terletak disisi barat pantai Tanjung Puting atau arah tenggara dari Tanjung Penghujan. Tipe terumbu karang di perairan ini tergolong gosong/taka (pacth reef) dan posisinya tidak berada di antara karang tepi dan karang penghalang. Suharsono (2004) menjelaskan gosong karang merupakan potongan terumbu yang terisolasi dan baru berkembang pada dasar paparan pulau yang datar atau paparan benua. Besarnya ukuran bervariasi dan jarang muncul ke permukaan laut, dan biasanya terdapat di antara terumbu karang tepi dan karang penghalang.

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan dan penamaan lokal nelayan setempat Gosong Senggora terdiri atas Gosong Pinggir, Gosong Besar dan Gosong Berandam. Pada area Gosong Pinggir dan Gosong Besar terdapat gugusan pasir yang muncul kepermukaan sedangkan Gosong Berandam paparan pasirnya tidak mucul ke permukaan ketika air pasang. Di sekitar Gosong Besar dengan jarak yang relatif dekat terdapat 3 (tiga) gosong kecil pada sisi timur sedangkan yang relatif jauh terletak dekat pantai sisi timur Tanjung Puting, terdapat satu gosong yang ukurannya kurang lebih sepertiga dari Gosong Pinggir.

Formasi Gosong Senggora tersebut hampir membentuk garis linear dari barat daya ke arah timur laut mengindikasikan pengaruh musim barat (angin barat daya) lebih dominan dibandingkan musim tenggara. Hal ini juga menjelaskan hipotesis bagaimana awal terbentuknya terumbu karang di kawasan Teluk Kumai melalui peristiwa steping stone dimana arus barat daya sebagai vektornya.

Hasil pengamatan lapangan dan penamaan lokal nelayan setempat pada Gosong Senggora terdiri atas Gosong Pinggir, Gosong Besar dan Gosong Berandam. Pada area Gosong Pinggir dan Gosong Besar terdapat gugusan pasir yang muncul kepermukaan sedangkan Gosong Berandam, sesuai namanya, paparan pasirnya tidak muncul ke permukaan ketika air pasang. Sekitar Gosong Besar dengan jarak yang relatif dekat terdapat 3 (tiga) gosong kecil pada sisi timur. Sedangkan yang relatif jauh terletak dekat pantai sisi timur Tanjung Puting, terdapat satu gosong yang ukurannya kurang lebih sepertiga dari Gosong Pinggir.

Terumbu karang di Gosong Senggora tumbuh pada kedalaman 1 – 5 m, dimana jarak pandang kecerahan memiliki kisaran 3,11 – 3,27 m (sampai dasar perairan) pada saat surut, di saat pasang 3,65 – 3,94 m. Tumbuhnya karang di dasar perairan Gosong Senggora yang dangkal semakin memperlihatkan dominasi sedimen yang masuk ke perairan, dimana karang tersebut memiliki pola adaptasi tumbuh yang menyesuaikan dengan kondisi lingkungan perairan yang relatif keruh untuk melakukan proses fotosintesis beserta simbion zooxanthella-nya.

Karakteristik karang di perairan Gosong Senggora merupakan karang yang umum dijumpai di perairan keruh. Beberapa genera karang yang dijumpai pada rataan terumbu seperti Acropora bercabang, Goniopora, Favia, Favites, Goniastrea, Galaxea, Fungia, Turbinaria, Montipora, Pectinia, Diplostrea dan

(28)

Porites. Sementara pada lereng terumbu umumnya dijumpai Galaxea, Turbinaria, Porites, Favia, Pectinia dan Tubastrea. Semua jenis karang termasuk kedalam filum Cnidaria (Coelenterata).

Hampir semua karang yang ditemukan mempunyai atribut sediment

rejection mulai dari bentuk pertumbuhannya yang umumnya massive, pergerakan

tentakel dan cilia, mampu menggelembungkan jaringan dengan tekanan hidrostatik, menghasilkan lendir (mucus) dan memiliki jaringan yang tebal.

Ancaman terbesar terumbu karang di perairan Kabupaten Kotawaringin Barat adalah banjir akibat kegiatan deforestrasi dan illegal logging sehingga jangkauan air tawar semakin jauh memasuki kawasan terumbu sehingga mempengaruhi fluktuasi salinitas, peningkatan kekeruhan dan suspended

sediment. Penggunaan alat tangkap seperti lampara yang mengaduk dasar

perairan dapat menyebabkan peningkatan kekeruhan.

Posisi Gosong Senggora yang terletak di tengah Teluk Kumai dan jauh dari daratan pesisir kabupaten Kotawaringin Barat. Keberadaannya bagi nelayan sekitar memberikan manfaat perlindungan bagi kapal terhadap gelombang musim barat dan tenggara. Sehingga mudah kita jumpai kelompok Kapal penangkapan dalam jumlah besar yang labuh jangkar di sekitar perairan terumbu karang. Akibatnya di temukan areal karang yang rusak akibat labuh jangkar dan terkena lunas kapal.

Selain itu perilaku nelayan labuh jangkar sembarangan dan transportasi kapal yang menyebabkan benturan lunas dengan karang sangat berisiko pada berkurangnya tutupan karang. Berkurangnya tutupan karang akan diikuti menurunnya shelter, feeding dan spawning area. Dalam jangka waktu yang lama akan mengurangi hasil tangkapan ikan yang dipengaruhi terganggunya siklus rantai makanan dan reproduksi ikan ekonomis penting di perairan terumbu karang.

Faktor alam yang diduga menyebabkan kerusakan karang Ranggau-Sagintung adalah salinitas, asupan air tawar dan sedimentasi. Beberapa aktivitas kapal penangkap ikan menggunakan alat tangkap lampara di sekitar lokasi Ranggau-Sagintung menjadi penyebab kerusakan fisik terumbu jenis soft coral. Pada beberapa spot ditemukan sponge yang patah, terbalik membentuk lintasan akibat tarikan kantung jaring.

1). Analisis Spasial Citra Terumbu Karang

Pengamatan secara visual terhadap hasil citra Landsat ETM 7 di perairan Teluk Kumai untuk kawasan terumbu karang dijumpai pada Gosong Senggora dan Sepagar pada Tabel 2.1. Selanjutnya Gambar 2.1. hasil citra menunjukkan bahwa formasi utama terumbu karang lebih terpusat mendekati tubir (reef slope) dengan rataan (reef plat) pendek. Hasil analisis citra satelit Landsat ETM 7 dapat dilihat sebaran terumbu karang pada komposit band 521 dan klasifikasi substrat berdasarkan formula Lyzenga .

(29)

Tabel 2.1. Luasan masing-masing kategori subtrat / dasar perairan

Kategori Luasan (km

2 )

Gosong Senggora Gosong Sepagar

Karang hidup 0,977 0,217

Karang mati 0,672 0,760

Pasir 0,477 0,021

Lamun 0,550 0,027

Daratan 0,323 0,033

Sumber : Data Primer 2017.

Gambar 2.1. Citra komposit RGB band 521 Gosong Senggora dan Gosong

Sepagar

2). Kondisi Terumbu Karang Kabupaten Kotawaringin Barat

Pengamatan terhadap ekosistem terumbu karang pada tahun 2007 menggunakan metode LIT (line intercept transect) dengan kriteria penilaian 31 kategori bentik standar GCRMN (Global Coral Reef Monitoring Network). Pengamatan dilakukan pada 7 (tujuh) stasiun pada 4 (lima) gosong karang (patch

(30)

Pinggir, Gosong Berendam dan Gosong Sepagar. Pada Tabel 2.2. menunjukkan persentase tutupan karang hidup tahun 2007 dalam kriteria kondisi sangat baik hanya ditemukan pada 1 stasiun (14,29 %), kondisi baik pada 1 stasiun (14,29 %), kondisi sedang (moderate) pada 3 stasiun (42,86 %) dan dalam kondisi buruk pada 2 stasiun (25,57%). Sedangkan pada tahun 2015 di dekat lokasi terumbu buatan pada sebelah barat Gosong Senggora menunjukan tutupan karang hidup (hard coral) sebesar 52,92 % atau pada kriteria kondisi baik.

Pada tahun 2018 pengamatan terhadap ekosistem terumbu karang menggunakan metode PIT (point intercept transect) dengan kriteria penilaian 31 kategori bentik GCRMN. Pengamatan pada zona inti dilakukan pada 7 (tujuh) stasiun pada 5 (lima) gosong karang yaitu Gosong Batu Kacan, Gosong Senggora Besar, Gosong Batu Sei. Baru, Gosong Berendam dan Gosong Batu Kalang. Pada Tabel 2.2. menunjukkan persentase tutupan karang hidup dalam kriteria baik ditemukan pada 2 stasiun (28,57%) dan dalam kondisi sedang (71,43%) ditemukan pada 5 stasiun.

Tabel 2.2. Perbandingan Kondisi Terumbu Karang Indonesia dan Kabupaten

Kobar

No. Terumbu Karang

Jumlah Stasiun

Status Kondisi Sangat

Baik

Baik Sedang Buruk

1. Wilayah Indonesia

Tahun 2006* 841 5,23 % 24,26 % 37,34 % 33,17 %

2. Wilayah Kab. Kobar

Kalteng Tahun 2007* 7 14,29 % 14,29 % 42,86 % 25,57 %

3. Wilayah Indonesia

Tengah Tahun 2017** 1064 6,39 % 23,40 % 35,06 % 35,15 %

4. Wilayah Kab. Kobar**

Kalteng 2016 dan 2018 7 - 28,57 71,43

-5. Wilayah Kab. Kobar***

Kalteng 2016 & 2018 47 2,12 % 17,02 % 40,43 40,43

Sumber : Coremap-CRITC P2O LIPI Tahun 2006 dan Coremap-CTI P2O LIPI Tahun 2017

Keterangan : * Metode LIT, ** Metode PIT, ***Modifikasi Metode Manta Tow

Pada tahun 2016 dan 2018 juga dilakukan pengamatan terhadap ekosistem terumbu karang dengan menggunakan metode manta tow yang dimodifikasi menjadi pengamatan area plot (6 x 6 m) dengan teknik snorkeling pada kedalaman 2 - 5 m. Penggunaan metode ini dilakukan untuk mencakup area gosong karang yang luas dengan sumberdaya waktu, alat, logistik dan personel yang terbatas. Penilaian terhadap kategori bentik disesuaikan dengan metode PIT dan LIT yang membagi 9 kategori kelompok bentik yaitu hard coral, dead coral, dead coral

with algae, soft coral, sponge, algae benthic, other fauna, rubble dan sand.

Penggunaan metode tersebut dilakukan pada Gosong Senggora Besar, Gosong Pinggir dan Gosong Berendam. Dari pengamatan 47 stasiun ditemukan hanya 1 stasiun (2,12 %) yang menunjukkan dalam kondisi sangat baik, 8 stasiun (17,02 %) termasuk dalam kondisi baik, 19 stasiun (40,43 %) dalam kondisi sedang (moderate) dan 19 stasiun (40,43 %) termasuk kategori kondisi buruk (Tabel 2.2).

(31)

Informasi yang terdapat pada Tabel 2.2. tersebut menunjukkan bahwa pada tahun 2007 hingga tahun 2018 status terumbu karang pada gugusan gosong di perairan Kabupaten Kotawaringin Barat mengalami penurunan status dari kondisi sangat baik menjadi kondisi baik. Demikian juga terjadi penurunan status terumbu karang dari kondisi baik menjadi menjadi sedang (moderate) yang diduga berkaitan dengan sedimentasi dan peningkatan hara. Hal ini juga diindikasikan dengan peningkatan rerata proporsi alga bentik 2 kali lipat dari tahun 2007 (5,07 %) hingga 2018 (10,57 %). Alga bentik yang dominan umumnya dari kelompok coraline algae. Di sisi lain terjadi peningkatan tutupan karang dari kondisi buruk menuju kondisi sedang, diduga berkaitan adanya pemulihan alami pasca terjadinya pemutihan karang (bleaching) akibat el nino pada tahun 2010 dan 2015. Selain itu kegiatan rehabilitasi seperti terumbu buatan dan transplantasi karang (2007-2009 dan 2017) turut berperan menstimulan pemulihan kondisi ekosistem terumbu karang. Hal ini diindikasikan dengan peningkatan tutupan karang di sekitar lokasi terumbu buatan dan transplantasi karang pada sisi barat Gosong Senggora Besar.

Tabel 2.3. Persentase Tutupan Karang Hidup dan Kriteria Kondisi Terumbu

Karang pada Gugusan Gosong di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007 dan 2015

Stasiun Kordinat GPS Lokasi Zonasi KKP Tutupan Karang Hidup (%) Kriteria Kondisi 1. LS 3012’ 58.5” BT 111041’ 55.4” Tenggara Gsg. Senggora Besar -Batu Merah Kecil

Zona Inti 53,13 Baik

2. LS 3012’ 59.8”

BT 111˚ 41’ 08.7”

Barat Daya Gsg. Senggora Besar

Zona Lainnya 48,83 Sedang

3. LS 3012’ 28.7” BT 111041’ 23.8” Barat Gsg. Senggora Besar Zona Pemanfaatan 87,62 Sangat Baik 4. LS 3012’ 37.9” BT 111041’ 15.9” Barat Gsg. Senggora Besar -dekat terumbu buatan Zona Pemanfaatan 18,87 Buruk 5. LS 3012’ 41.24” BT 111041” 20.33” Barat Gsg. Senggora Besar (Reef flate 2015) Zona Pemanfaatan 56,92 Baik 6. LS 3013’ 46,13” BT 111041’ 0.93” Timur laut Gsg. Berandam Zona Perikanan Berkelanjutan 42,23 Sedang 7. LS 3 0 11’ 50,78” BT 110042’ 8.43” Utara Gsg. Pinggir Zona Pemanfaatan 42,73 Sedang 8. LS 3 008’ 06.79” BT 111045’ 1.90” Timur Gsg. Sepagar Zona Pemanfaatan 13,68 Buruk

(32)

Gambar 2.2. Perbandingan Persentase Tutupan Karang Hidup dan Karang Mati

pada Gosong Besar Senggora, Berendam dan Sepagar pada tahun 2007 dan 2015

Tabel 2.4. Persentase Tutupan Karang Hidup dan Kriteria Kondisi Terumbu

Karang pada Gugusan Gosong di Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2018

Stasiun Kordinat GPS Lokasi Zonasi KKP Tutupan Karang Hidup (%) Kriteria Kondisi 1. LS 3 0 11’ 33,7 “

BT 111041’ 17,6” Gsg. Batu Kacan Zona Inti 40 Sedang

2. LS 3

012’ 15,3”

BT 111041’ 46,7”

Utara-1 Gsg.

Senggora Besar Zona Inti 46 Sedang

3.

LS 3012’ 14,9”

BT 111041’ 46,7”

Utara-2 Gsg.

Senggora Besar Zona Inti 74 Baik

4.

LS 3012’ 28,6”

BT 111042’ 20,8”

Gsg. Batu Sei

Baru-1 Zona Inti 32 Sedang

5. LS 3

0

12’ 29,2”

BT 111042’ 21,8”

Gsg. Batu Sei

Baru-2 Zona Inti 34 Sedang

6. LS 3

014’ 15,3”

BT 111041’ 09,8”

Selatan Gsg.

Berendam Zona Inti 36 Sedang

7.

LS 3013’ 14,1”

BT 111045’ 19,6” Gsg. Batu Kalang Zona Inti 54 Baik

Gambar

Gambar 2.1. Citra komposit RGB band 521  Gosong Senggora dan Gosong Sepagar
Gambar 2.2. Perbandingan Persentase Tutupan Karang Hidup dan Karang Mati pada Gosong Besar Senggora, Berendam dan Sepagar pada tahun 2007 dan 2015
Gambar 2.3. Perbandingan Persentase Tutupan Karang Hidup dan Karang Mati pada Gugusan Gosong Senggora pada tahun 2018
Gambar 2.4. Terumbu Karang di Pesisir Kabupaten Kotawaringin Barat Provinsi Kalimantan Tengah
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan tidak melupakan bahwa Fast Video memiliki beberapa outlet yang tersebar di Propinsi DKI Jakarta, di mana para pelanggan pun dapat melakukan transaksi

Oleh karena itu, optimalisasi pendidikan politik melalui literasi digital dalam era revolusi industri 4.0 menjadi sebuah keharusan untuk penyandang disabilitas

Pada penelitian ini menggunakan baja jenis AISI 4140, AISI 4340, dan S45C yang biasa digukanan pada komponen mesin.Tujuan penelitian ini adalah Mengetahui

Penelitian Sebelumnya yang judul “Aplikasi AHP sebagai model sistem pendukung keputusan pemilihan tempat kuliah di Bangka Belitung” seminar nasional Aplikasi

Terkait hal tersebut maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengadopsi penelitian-penelitian terdahulu yang telah dilakukan di beberapa negara untuk dilakukan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis dalam penelitian ini dapat ditarik kesimpulan bahwa tangibel (bukti langsung), reliability (keandalan), responsivenss (daya

Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah ini membekali mahasiswa tentang pengertian dan ruang lingkup ilmu nahwu, perbedaan jumlah, murakkab dan kalimat dalam bahasa

Sekiranya tersentuh kulit secara tidak sengaja, elakkan daripada pendedahan langsung kepada matahari atau sumber cahaya UV yang lain kerana kerengsaan yang teruk termasuk