• Tidak ada hasil yang ditemukan

Ppt Gugus Fungsi Ku

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Ppt Gugus Fungsi Ku"

Copied!
55
0
0

Teks penuh

(1)

GUGUS FUNGSI

GUGUS FUNGSI

GUGUS FUNGSI

GUGUS FUNGSI

& IDENTIFIKASI SENYAWA

& IDENTIFIKASI SENYAWA

& IDENTIFIKASI SENYAWA

& IDENTIFIKASI SENYAWA

KARBON

KARBON

KARBON

KARBON

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

DISUSUN OLEH:

NAMA: ROMLAH

NAMA: ROMLAH

NAMA: ROMLAH

NAMA: ROMLAH

NIM :

NIM : 4112131016

4112131016

NIM : 4112131016

NIM : 4112131016

KELAS : KIMIA DIK. C

KELAS : KIMIA DIK. C

KELAS : KIMIA DIK. C

KELAS : KIMIA DIK. C

2011

2011

2011

2011

(2)

P

Pe

en

ng

ge

er

rt

ti

ia

an

n :

:

B

Ba

ag

gi

ia

an

n a

ak

kt

ti

if

f d

da

ar

ri

i s

se

en

ny

ya

aw

wa

a k

ka

ar

rb

bo

on

n

yang merupakan ciri khas suatu

yang merupakan ciri khas suatu

golongan atau deret homolog

golongan atau deret homolog

Kelebihan atom C :

Kelebihan atom C :

1.

1.

Ma

Mamp

mpu

u

be

beri

rika

kata

tan

n

se

sesa

sama

ma at

at

om

om

C,

C,

se

sehi

hing

ng

ga

ga

membentuk suatu rantai karbon

membentuk suatu rantai karbon

2.

2.

Ma

Mamp

mpu

u

me

memb

mben

entu

tuk

k ik

ikat

at

an

an

je

jenu

nu

h

h da

da

n

n ti

ti

da

dak

k

 jenuh (alkana, alkena dan alkun

 jenuh (alkana, alkena dan alkuna )

a )

FUNGSI

FUNGSI

FUNGSI

FUNGSI

(3)

GUGUS FUNGSI SENYAWA GUGUS FUNGSI SENYAWA GUGUS FUNGSI SENYAWA GUGUS FUNGSI SENYAWA

KARBON KARBON KARBON KARBON GOLONGAN GOLONGAN SENYAWA

SENYAWA SENYAWASENYAWARUMUSRUMUS GGUUGGUUS S FFUUNNGGSSII RURUMMUUS S UUMMUUMM SENYAWASENYAWACCOONNTTOOHH

 ALKIL  ALKIL HALIDA HALIDA R − XR − X − X− X

C

C

nn

H

H

2n+22n+2

X

X

CHCH33 - Cl- Cl  ALKOHOL  ALKOHOL ( (ALKANOL)ALKANOL) R − OH R − OH − OH − OH CCnnHH2n+22n+2OO CHCH3 3 - OH- OH ETER ETER ( (ALKOKSIALKOKSI ALKANA) ALKANA) R − O − R’ R − O − R’ − O − − O − CCnnHH2n+22n+2OO CHCH3 3 – C – CH– C – CH33  ALDEHID  ALDEHID ( (ALKANAL)ALKANAL) O O // // R − C R − C \ \ H H O O // // − C − C \ \ H H −CHO −CHO C CnnHH2n2nOO OO // // CH CH33 − C− C \ \ H H KETON KETON ( (ALKANON)ALKANON) O O ║ ║ R − C − R’ R − C − R’ O O ║ ║ − C − − C − C CnnHH2n2nOO OO // // CH CH33−C-CH−C-CH33

(4)

ASAM ASAM KARBOKSILAT KARBOKSILAT (ASAM (ASAM ALKANOAT) ALKANOAT) O O // // R R − − CC \ \ OH OH O O // // − − CC \ \ OH OH −COOH −COOH C CnnHH2n+22n+2OO OO // // CH CH33 −C−C \ \ OH OH ESTER (ALKIL ESTER (ALKIL ALKANOAT) ALKANOAT) O O // // R − R − CC \ \ OR’ OR’ O O // // − C − C \ \ O − O − −COO− −COO− CnH CnH2n2nOO22 OO // // CH CH33 −C−C \ \ OCH OCH33 A AMMIINNAA R R − − NNHH22 − − NNHH22 CCn n HH2n + 12n + 1 NH NH22 CH3 − NH2CH3 − NH2

(5)

Beberapa Gugus Fungsi Senyawa Karbon

Beberapa Gugus Fungsi Senyawa Karbon

1

1.

.

H

Ha

al

lo

oa

al

lk

ka

an

na

a :

:

Senyawa haloalkana merupakan kepanjangan dari

Senyawa haloalkana merupakan kepanjangan dari

halogen alkana dan mempunyai rumus umum:

halogen alkana dan mempunyai rumus umum:

R – X (C

R – X (C

n

n

H

H

2n + 12n + 1

– X)

– X)

= unsur halogen

= unsur halogen

= F, Cl, Br, I

= F, Cl, Br, I

Halogen yang terikat bisa lebih dari satu baik j

Halogen yang terikat bisa lebih dari satu baik j

umlah

umlah

maupun jenisnya.

maupun jenisnya.

Contoh:

Contoh:

CH3Cl; CH2Cl2; CHCl3; CCl4; CH3CH2Cl; CH3CH2Br; CH3I

CH3Cl; CH2Cl2; CHCl3; CCl4; CH3CH2Cl; CH3CH2Br; CH3I

(6)

TATA NAMA SENYAWA HALOALKANA TATA NAMA SENYAWA HALOALKANA

a. Tata nama a. Tata nama

Tata nama senyawa haloalkana bisa dengan cara sebagai

Tata nama senyawa haloalkana bisa dengan cara sebagai

 berikut.

 berikut.

1) Nama halogen disebutkan terlebih dahulu dan diberi

1) Nama halogen disebutkan terlebih dahulu dan diberi

nama halo seperti F dengan fluoro, Cl dengan kloro,

nama halo seperti F dengan fluoro, Cl dengan kloro,

Br dengan bromo, dan iod dengan iodo.

Br dengan bromo, dan iod dengan iodo.

2) Penomoran C1 berdasarkan nomor halogen yang

2) Penomoran C1 berdasarkan nomor halogen yang

terkecil. Halogen dianggap cabang seperti alkil

(7)

3) Jika halogen yang sama lebih dari satu diberi

3) Jika halogen yang sama lebih dari satu diberi

awalan:

awalan:

 – 2 dengan d

 – 2 dengan di, – 4 denga

i, – 4 denga

n tetra,

n tetra,

 – 3 dengan tri,

 – 3 dengan tri,

– 5 dengan

– 5 dengan

penta.

penta.

4) Jika jenis halogen lebih dari satu penomoran

4) Jika jenis halogen lebih dari satu penomoran

C1 berdasarkan

C1 berdasarkan

halogen yang lebih reaktif.

halogen yang lebih reaktif.

5) Untuk kereaktifannya: F > Cl > Br > I

5) Untuk kereaktifannya: F > Cl > Br > I

(8)

 Sifat kimia dan fisika:

 Sifat kimia dan fisika:

1) Mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada

1) Mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada

alkana asalnya.

alkana asalnya.

Suku rendah berwujud gas, suku tengah

Suku rendah berwujud gas, suku tengah

berwujud

berwujud

cair, dan padat untuk suku yang

cair, dan padat untuk suku yang

lebih tinggi.

lebih tinggi.

2) Sukar larut d

2) Sukar larut d

alam air, dan mudah larut dalam pelarut

alam air, dan mudah larut dalam pelarut

organik.

organik.

3) Atom halogen yang terikat, mudah disubstitusikan

3) Atom halogen yang terikat, mudah disubstitusikan

oleh atom/ gugus lain.

(9)

b. Pembuatan

b. Pembuatan

Pembuatan senyawa haloalkana bisa melalui beberapa

Pembuatan senyawa haloalkana bisa melalui beberapa

reaksi seperti berikut.

reaksi seperti berikut.

1) Reaksi substitusi

1) Reaksi substitusi

Reaksi penggantian atom H dengan atom halogen

Reaksi penggantian atom H dengan atom halogen

dengan bantuan sinar ultraviolet (suv) atau suhu

dengan bantuan sinar ultraviolet (suv) atau suhu

tinggi:

tinggi:

C

C

nn

H

H

2n + 22n + 2

+ X

+ X

22

suv C

suv C

nn

H

H

2n + 12n + 1

 –X + HX

 –X + HX

monohaloalkana

monohaloalkana

C

C

nn

H

H

2n + 12n + 1

– X + X

– X + X

22

suv C

suv C

nn

H

H

2n2n

X

X

22

+ HX

+ HX

dihaloalkana

dihaloalkana

(10)

2) Reaksi adisi 2) Reaksi adisi

Reaksi adisi untuk pembuatan haloalkana yaitu antara senyawa

Reaksi adisi untuk pembuatan haloalkana yaitu antara senyawa

alkana dengan senyawa asam halida

alkana dengan senyawa asam halida

(HX) atau senyawa halogen (X2). Lihat kembali aturan

(HX) atau senyawa halogen (X2). Lihat kembali aturan

Markovnikov pada bab “Reaksi Senyawa Karbon”.

Markovnikov pada bab “Reaksi Senyawa Karbon”.

R–CH=CH–R R–CH=CH–R + + HX HX R–CH–CH–R R–CH–CH–R  | | || H H XX (monohaloalkana) (monohaloalkana) R–CH=CH–R R–CH=CH–R + + HX2 HX2 R–CH–CH–R R–CH–CH–R  | | || X X XX (dihaloalkana) (dihaloalkana)

(11)

c. Kegunaan

c. Kegunaan

1) Haloalkana digunakan sebagai pelarut.

1) Haloalkana digunakan sebagai pelarut.

Banyaknya senyawa haloalkana digunakan pelarut

Banyaknya senyawa haloalkana digunakan pelarut

nonpolar seperti CCl4, CHCl3, C2H3Cl3.

nonpolar seperti CCl4, CHCl3, C2H3Cl3.

2) Digunakan sebagai obat bius.

2) Digunakan sebagai obat bius.

Kloroform (CHCl3) digunakan sebagai obat bius atau

Kloroform (CHCl3) digunakan sebagai obat bius atau

 pemati rasa (anestesi) yang kuat.

 pemati rasa (anestesi) yang kuat.

3) C2H5Cl (kloroetana) digunakan sebagai anestesi lokal

3) C2H5Cl (kloroetana) digunakan sebagai anestesi lokal

(pemati rasa nyeri lokal).

(pemati rasa nyeri lokal).

4) Freon (dikloro

4) Freon (dikloro difluoro metana) digunakan sebagai

difluoro metana) digunakan sebagai

 pendorong pada produksi aerosol.

(12)

2. Alkohol (R–OH) 2. Alkohol (R–OH)

Alkohol adalah senyawa turunan alkana

Alkohol adalah senyawa turunan alkana, karena satu atom Hatau, karena satu atom Hatau lebih dari alkana diganti oleh gugus

lebih dari alkana diganti oleh gugus

–OH. Alkohol yang mempunyai satu gugus –OH disebut –OH. Alkohol yang mempunyai satu gugus –OH disebut

monoalkohol, sedangkan alkohol yang mempunyai lebih dari satu –  monoalkohol, sedangkan alkohol yang mempunyai lebih dari satu –  OH disebut polialkohol.

OH disebut polialkohol. a. Monoalkohol 

a. Monoalkohol 

1) Rumus umum monoalkohol (alkanol) 1) Rumus umum monoalkohol (alkanol)

Alkohol yang hanya mempunyai satu gugus –OH. Monoalkohol Alkohol yang hanya mempunyai satu gugus –OH. Monoalkohol disebut juga alkanol.Rumus umum alkohol adalah:

disebut juga alkanol.Rumus umum alkohol adalah: C

(13)

2) Jenis-jenis alkohol

2) Jenis-jenis alkohol

Atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner 

Atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner 

a) Alkohol primer 

a) Alkohol primer 

Alkohol primer ialah alkohol yang gugus

-Alkohol primer ialah alkohol yang gugus -

OH-nya terikat

OH-nya terikat

 pada atom C

 pada atom C

primer.

primer.

Contoh: CH

Contoh: CH

33

-CH

-CH

22

-CH

-CH

22

-OH

-OH

Rumus umum: R-CH

Rumus umum: R-CH

22

-OH

-OH

b) Alkohol sekunder 

b) Alkohol sekunder 

Alkohol sekunder ialah alkohol yang gugus –Ohnya

Alkohol sekunder ialah alkohol yang gugus –Ohnya

terikat pada atom C sekunder.

(14)

Contoh: CH3 — CH2 — CH — CH3 Contoh: CH3 — CH2 — CH — CH3 | | OH OH Rumus umum: R — CH — R´ Rumus umum: R — CH — R´ | | CH CH c) Alkohol tersier  c) Alkohol tersier 

Alkohol tersier ialah alkohol yang gugus –Ohnya terikat pada atom

Alkohol tersier ialah alkohol yang gugus –Ohnya terikat pada atom

C tersier. C tersier. Contoh: Contoh: CHCH33 | | CH CH33 — C — CH— C — CH33 | |

(15)

|

|

Rumus umum: R´ – C – R´´

Rumus umum: R´ – C – R´´

|

|

OH

OH

Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier 

Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier 

dilakukan dengan reaksi oksidasi. Alkohol direaksikan

dilakukan dengan reaksi oksidasi. Alkohol direaksikan

dengan zat oksidator yaitu KMnO4 atau K2Cr2O7. Zat

dengan zat oksidator yaitu KMnO4 atau K2Cr2O7. Zat

oksidator akan memberikan atom O. Pada reaksi di bawah

oksidator akan memberikan atom O. Pada reaksi di bawah

ini zat oksidator ditulis dengan [O].

(16)

a) Oksidasi alkohol primer 

a) Oksidasi alkohol primer 

Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid.

Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid.

O

O

//

//

R—CH

R—CH

22

 —OH + [O]

 —OH + [O]

R—C—H

R—C—H

Alkohol

Alkohol

primer

primer

aldehid

aldehid

Jika oksidatornya berlebih, maka aldehid akan

Jika oksidatornya berlebih, maka aldehid akan

dioksidasi menjadi asam karboksilat.

(17)

b) Oksidasi alkohol sekunder  b) Oksidasi alkohol sekunder 

Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton.

Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton.

R R — — CH CH — — R R + + [O] [O] R R — — C C — — R R  | | |||| OH OH OO A Allkkoohhool l sseekkuunnddeer r + + [[OO] ] kkeettoonn

c) Oksidasi alkohol tersier  c) Oksidasi alkohol tersier 

Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.

Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.

|

|

R

R — — C C — — R R + + [O] [O] tidak tidak bereaksibereaksi

|

(18)

Sifat alkohol

Sifat alkohol

a) Sifat fisis

a) Sifat fisis

(1)Bersifat polar karena memiliki gugus –OH (R adalah

(1)Bersifat polar karena memiliki gugus –OH (R adalah

gugus nonpolar).

gugus nonpolar).

(2) Titik didih tinggi, hal ini disebabkan gugus –OH yang

(2) Titik didih tinggi, hal ini disebabkan gugus –OH yang

sangat polar sehingga antarmolekul alkohol terdapat

sangat polar sehingga antarmolekul alkohol terdapat

ikatan hidrogen.

ikatan hidrogen.

(3) Mudah bercampur dengan air.

(3) Mudah bercampur dengan air.

(4) Alkohol suku rendah (C1–C4) berupa zat cair encer.

(4) Alkohol suku rendah (C1–C4) berupa zat cair encer.

Alkohol suku sedang (C5–C9) berupa zat

Alkohol suku sedang (C5–C9) berupa zat

cair kental.

cair kental.

Alkohol suku tinggi (C10 atau l

(19)

b) Sifat kimia

b) Sifat kimia

(1) Reaksi dengan natrium

(1) Reaksi dengan natrium

Jika alkohol direaksikan dengan Na, maka akan

Jika alkohol direaksikan dengan Na, maka akan

dihasilkan natrium alkanoat.

dihasilkan natrium alkanoat.

(2) Reaksi dengan HX, PX3, dan PX5

(2) Reaksi dengan HX, PX3, dan PX5

Jika alkohol direaksikan dengan HX, PX3, atau PX5,

Jika alkohol direaksikan dengan HX, PX3, atau PX5,

maka akan dihasilkan alkil halida.

maka akan dihasilkan alkil halida.

(3) Reaksi oksidasi

(3) Reaksi oksidasi

Oksidasi adalah reaksi suatu zat dengan oksidator.

Oksidasi adalah reaksi suatu zat dengan oksidator.

Oksidator yang digunakan pada oksidasi ini

Oksidator yang digunakan pada oksidasi ini

adalah

adalah

KMnO4 atau K2Cr2O7.

(20)

6) Beberapa alkohol yang banyak digunakan dalam

6) Beberapa alkohol yang banyak digunakan dalam

kehidupan sehari-hari

kehidupan sehari-hari

a) Metanol (CH3-OH)

a) Metanol (CH3-OH)

Metanol disebut juga alkohol kayu atau spiritus kayu

Metanol disebut juga alkohol kayu atau spiritus kayu

karena pada zaman dahulu dibuat dengan penyulingan

karena pada zaman dahulu dibuat dengan penyulingan

kering serbuk kayu (serbuk gergaji).

kering serbuk kayu (serbuk gergaji).

b) Etanol (C2H5-OH)

b) Etanol (C2H5-OH)

Di kalangan masyarakat luas etanol

Di kalangan masyarakat luas etanol dikenal dengan nama

dikenal dengan nama

alkohol.

(21)

3. Eter (R – O – R) 3. Eter (R – O – R)

a.

a. RuRumumus us ummum um eteter er 

Berdasarkan rumus senyawa eter di atas dapat disimpulkan rumus

Berdasarkan rumus senyawa eter di atas dapat disimpulkan rumus

umum eter sebagai berikut.

umum eter sebagai berikut.

R-O-R´.

R-O-R´.

b. Tata nama eter 

b. Tata nama eter 

Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu nama IUPAC dan nama

Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu nama IUPAC dan nama

lazim.

lazim.

1) Nama IUPAC 1) Nama IUPAC

 Nama IUPAC eter adalah a

 Nama IUPAC eter adalah alkoksi alkana. Eter dianggap sebagailkoksi alkana. Eter dianggap sebagai

turunan alkana yang satu atom H diganti oleh gugus alkoksi (OR).

turunan alkana yang satu atom H diganti oleh gugus alkoksi (OR).

R-H R-OR 

R-H R-OR 

alkana eter 

(22)

CH

CH

33

— O — CH

— O — CH

22

— CH

— CH

33

metoksietena

metoksietena

1

1

2

2

3

3

CH

CH

33

— O — CH

— O — CH

22

— CH

— CH

22

— CH

— CH

33

1-metoksipropana

1-metoksipropana

2) Nama trivial

2) Nama trivial

Eter diberi nama alkil-alkil yang mengapit – O – 

Eter diberi nama alkil-alkil yang mengapit – O – 

menurut abjad dan diikuti dengan kata eter.

menurut abjad dan diikuti dengan kata eter.

Contoh:

Contoh:

CH

CH

33

-O-CH

-O-CH

22

-CH

-CH

33

etil metileter 

etil metileter 

CH

(23)

c. Isomer fungsi antara eter dan alkohol 

c. Isomer fungsi antara eter dan alkohol 

Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul

Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul

sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Oleh

sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Oleh

karena itu, alkohol dan eter disebut sebagai

karena itu, alkohol dan eter disebut sebagai

 berisomer fungsi.

 berisomer fungsi.

Jadi, rumus molekul untuk alkohol dan eter:

Jadi, rumus molekul untuk alkohol dan eter:

C

(24)

d. Sifat-sifat eter 

d. Sifat-sifat eter 

1) Sifat fisis

1) Sifat fisis

Suhu-suhu eter yang rendah

Suhu-suhu eter yang rendah

mudah menguap dan

mudah menguap dan

mudah terbakar.

mudah terbakar.

Titik didihnya rendah karena tidak mempunyai

Titik didihnya rendah karena tidak mempunyai

ikatan hidrogen.

ikatan hidrogen.

Sukar larut dalam air.

Sukar larut dalam air.

2) Sifat kimia

2) Sifat kimia

Tidak bereaksi dengan natrium. Sifat ini digunakan

Tidak bereaksi dengan natrium. Sifat ini digunakan

untuk membedakan antara eter dan alkohol.

untuk membedakan antara eter dan alkohol.

(25)

e. Kegunaan eter 

e. Kegunaan eter 

Dalam kehidupan sehari-hari eter yang paling banyak 

Dalam kehidupan sehari-hari eter yang paling banyak 

digunakan adalah dietil eter, yaitu sebagai obat bius dan

digunakan adalah dietil eter, yaitu sebagai obat bius dan

 pelarut senyawa nonpolar.

 pelarut senyawa nonpolar.

5. Aldehid

5. Aldehid

a. Rumus umum aldehid 

a. Rumus umum aldehid 

Aldehid adalah senyawa karbon yang mempunyai gugus

Aldehid adalah senyawa karbon yang mempunyai gugus

fungsi:

fungsi:

O

O

//

//

 — C — H ata

(26)

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa senyawa aldehid mempunyai rumus umum:

senyawa aldehid mempunyai rumus umum: O O // // R — C — H R — C — H

Pada aldehid gugus fungsi terletak di ujung rantai C. Pada aldehid gugus fungsi terletak di ujung rantai C. b. Tata nama aldehid 

b. Tata nama aldehid  1) Nama IUPAC

1) Nama IUPAC

 Nama IUPAC untuk aldehid adalah alkanal. U

 Nama IUPAC untuk aldehid adalah alkanal. Untuk alkanal yangntuk alkanal yang mempunyai isomer pemberian namanya sebagai berikut.

mempunyai isomer pemberian namanya sebagai berikut.

Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi:

fungsi:

O O

(27)

Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung

Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung

gugus fungsi:

gugus fungsi:

O

O

//

//

 — C — H ata

 — C — H ata

u COH.

u COH.

 Nama aldehi

 Nama aldehi

d sesuai nama rantai p

d sesuai nama rantai p

okok, diberi akhiran

okok, diberi akhiran

al.

al.

Penomoran dimulai dari gugus fungsi.

Penomoran dimulai dari gugus fungsi.

Contoh:

Contoh:

O

O

5

5

4

4

3

3

2

2

1

1

//

//

CH

CH

33

— CH

— CH

22

— CH — CH

— CH — CH

22

C

C

H

H

3-metilpentanal

3-metilpentanal

(28)

2) Nama trivial

2) Nama trivial

 Nama trivial da

 Nama trivial dari aldehid menggunakan a

ri aldehid menggunakan akhiran aldehid.

khiran aldehid.

Contoh:

Contoh:

H — C — H Formaldehid

H — C — H Formaldehid

o

o

//

//

CH3 — C — H Asetaldehid

CH3 — C — H Asetaldehid

c. Isomer aldehid 

c. Isomer aldehid 

Aldehid tidak mempunyai isomer posisi karena

Aldehid tidak mempunyai isomer posisi karena

gugus fungsi dari aldehid terletak di ujung rantai C.

gugus fungsi dari aldehid terletak di ujung rantai C.

(29)

d. Pembuatan aldehid 

d. Pembuatan aldehid 

Aldehid dapat dibuat dari oksidasi alkohol primer. Oksidasi

Aldehid dapat dibuat dari oksidasi alkohol primer. Oksidasi

yang digunakan adalah KMnO4 atau K2Cr2O7.

yang digunakan adalah KMnO4 atau K2Cr2O7.

Contoh:

Contoh:

O

O

//

//

CH3

CH3 —

— CH2

CH2 —

— CH2OH

CH2OH +

+ [O]

[O]

CH3

CH3 —

— CH2

CH2 —

— C

C —

— H

H

+ H2O

+ H2O

1-propanol propanal

1-propanol propanal

(30)

e. Reaksi oksidasi aldehid 

e. Reaksi oksidasi aldehid 

Jika aldehid direaksikan dengan oksidator, maka akan

Jika aldehid direaksikan dengan oksidator, maka akan

terbentuk asam karboksilat. Oksidator yang digunakan

terbentuk asam karboksilat. Oksidator yang digunakan

adalah KMnO4, K2Cr2O7, larutan Fehling, dan larutan

adalah KMnO4, K2Cr2O7, larutan Fehling, dan larutan

Tollens.

Tollens.

1) Reaksi dengan KMnO4 atau

1) Reaksi dengan KMnO4 atau K2Cr2O7

K2Cr2O7

O

O

O

O

//

//

//

//

CH3

CH3

CH2

CH2

C

C

H

H

+

+

[O]

[O]

CH3

CH3

CH2

CH2

C-OH

C-OH

 propanal

(31)

2) Reaksi dengan larutan Fehling

2) Reaksi dengan larutan Fehling

Pereaksi Fehling adalah campuran CuSO4(aq) dengan

Pereaksi Fehling adalah campuran CuSO4(aq) dengan

kalium natrium tartrat dalam suasana basa.

kalium natrium tartrat dalam suasana basa.

Pereaksi Fehling dapat dianggap CuO.

Pereaksi Fehling dapat dianggap CuO.

Reaksialdehid

Reaksialdehid

dengan larutan Fehling menghasilkan

dengan larutan Fehling menghasilkan

endapan merah bata dari Cu2O.

endapan merah bata dari Cu2O.

O

O

O

O

//

//

//

//

CH3

CH3 —

— C

C —

— H

H +

+ CuO

CuO

CH3

CH3 —

— C

C —

— OH

OH +Cu2O(

+Cu2O(

 s)

 s)

etanal

(32)

3) Reaksi dengan larutan Tollens

3) Reaksi dengan larutan Tollens

Pereaksi Tollens adalah larutan AgNO3 dalam larutan

Pereaksi Tollens adalah larutan AgNO3 dalam larutan

NH3 berlebih. Pereaksi Tollens dapat dianggap

NH3 berlebih. Pereaksi Tollens dapat dianggap

sebagai larutan Ag2O.

sebagai larutan Ag2O.

O

O

O

O

//

//

//

//

CH

CH

33

— C — H + Ag

— C — H + Ag

22

O

O

CH

CH

33

— C — OH+ 2Ag(

— C — OH+ 2Ag(

 s)

 s)

etanal

(33)

 g. Kegunaan aldehid 

 g. Kegunaan aldehid 

Metanal atau formaldehid adalah aldehid yang

Metanal atau formaldehid adalah aldehid yang

 banyak diproduksi karena paling banyak

 banyak diproduksi karena paling banyak

kegunaannya.

kegunaannya.

Misalnya untuk membuat formalin yaitu larutan

Misalnya untuk membuat formalin yaitu larutan

30–40% formaldehid dalam air. Formalin digunakan

30–40% formaldehid dalam air. Formalin digunakan

(34)

6. Keton

6. Keton

a. Rumus umum keton

a. Rumus umum keton

Keton adalah senyawa karbon y

Keton adalah senyawa karbon y

ang mempunyai

ang mempunyai

gugus fungsi — C — (gugus karbonil) di antara ||

gugus fungsi — C — (gugus karbonil) di antara ||

O

O

alkil. Senyawa keton mempunyai rumus umum:

alkil. Senyawa keton mempunyai rumus umum:

R1 — C — R2

R1 — C — R2

||

||

O

O

(35)

b. Tata nama keton

b. Tata nama keton

1) Nama IUPAC

1) Nama IUPAC

 Nama IUPAC dari keton adalah alkanon. Suku

 Nama IUPAC dari keton adalah alkanon. Suku terendah dari alkanonterendah dari alkanon

adalah propanon. Untuk alkanon yang mempunyai isomer pemberian

adalah propanon. Untuk alkanon yang mempunyai isomer pemberian

nama senyawa sebagai berikut.

nama senyawa sebagai berikut.

a) Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang

a) Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang

mengandung gugus fungsi — C — diberi nama

mengandung gugus fungsi — C — diberi nama

|| || O O alkanon. alkanon.

 b) Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan posisi gugus

 b) Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan posisi gugus

fungsi sehingga C yang mengandung gugus fungsi mendapat nomor 

fungsi sehingga C yang mengandung gugus fungsi mendapat nomor 

terkecil.

(36)

c) Pemberian nama sama seperti alkanol. Cabangcabang

c) Pemberian nama sama seperti alkanol. Cabangcabang

disebut lebih dulu, disusun menurut abjad dan

disebut lebih dulu, disusun menurut abjad dan

diberi awalan

diberi awalan

yang menyatakan jumlah cabang tersebut. Letak gugus

yang menyatakan jumlah cabang tersebut. Letak gugus

fungsi dinyatakan dengan awalan angka pada nama rantai

fungsi dinyatakan dengan awalan angka pada nama rantai

 pokok.

 pokok.

5

5

4

4

3

3

2

2

1

1

CH

CH

33

— CH

— CH

22

— C — C — CH

— C — C — CH

33

(2-metil-3-pentanon)

(2-metil-3-pentanon)

||

||

|

|

O

O

CH

CH

33

(37)

2) Nama lazim

2) Nama lazim

 Nama lazim keton adalah alkil-alkil keton. Jika gugus alkil sama

 Nama lazim keton adalah alkil-alkil keton. Jika gugus alkil sama

disebut dialkil keton.

disebut dialkil keton.

Contoh:

Contoh:

CH3 — C — CH3 dimetil keton (aseton)

CH3 — C — CH3 dimetil keton (aseton)

||

||

O

O

c. Isomer posisi senyawa keton

c. Isomer posisi senyawa keton

Keton mempunyai isomer posisi, karena letak gugus fungsi dapat

Keton mempunyai isomer posisi, karena letak gugus fungsi dapat

 berbeda. Isomer posisi mulai terdapat pada pentanon.

 berbeda. Isomer posisi mulai terdapat pada pentanon.

d. Isomer fungsi antara aldehid dan keton

d. Isomer fungsi antara aldehid dan keton

Aldehid dan keton mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus

Aldehid dan keton mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus

fungsinya berbeda. Jadi, rumus molekul untuk aldehid dan keton

fungsinya berbeda. Jadi, rumus molekul untuk aldehid dan keton

adalah CnH

(38)

e. Reaksi membedakan aldehid dan keton

e. Reaksi membedakan aldehid dan keton

Aldehid dan keton dapat dibedakan dengan cara

Aldehid dan keton dapat dibedakan dengan cara

mereaksikan senyawa-senyawa itu dengan oksidator 

mereaksikan senyawa-senyawa itu dengan oksidator 

seperti pereaksi Fehling dan pereaksi Tollens.

seperti pereaksi Fehling dan pereaksi Tollens.

Aldehid

Aldehid

+

+

Fehling

Fehling

endapan

endapan

merah

merah

bata

bata

Aldehid

Aldehid

+

+

Tollens

Tollens

cermin

cermin

perak 

perak 

K

K

e

e

t

t

o

o

n

n

+

+

F

F

e

e

h

h

l

l

i

i

n

n

g

g

t

t

i

i

d

d

a

a

k

k

b

b

e

e

r

r

e

e

a

a

k

k

s

s

i

i

Keton

(39)

 f. Pembuatan keton

 f. Pembuatan keton

Keton dibuat dari oksidasi alkohol sekunder. Oksidator 

Keton dibuat dari oksidasi alkohol sekunder. Oksidator 

yang digunakan adalah larutan KMnO4 atau larutan

yang digunakan adalah larutan KMnO4 atau larutan

K2Cr2O7.

K2Cr2O7.

Contoh:

Contoh:

OH

OH

O

O

|

|

||

||

CH3

CH3

CH

CH

CH3

CH3

+

+

[O]

[O]

CH3

CH3

C

C

CH3

CH3

+

+

H2O

H2O

2-propanol

keton

(40)

 g. Reaksi-reaksi keton

 g. Reaksi-reaksi keton

1) Adisi dengan hidrogen menghasilkan alkohol sekunder, 1) Adisi dengan hidrogen menghasilkan alkohol sekunder,

reaksi ini merupakan reaksi reduksi. reaksi ini merupakan reaksi reduksi.

O O OHOH || || || CH CH33 — C — CH— C — CH33 + + H H — — H H CHCH33 — CH — CH— CH — CH33 propanon 2-propanol propanon 2-propanol 2) Adisi dengan HCN 2) Adisi dengan HCN O O OHOH || || || CH CH33 — C — CH— C — CH33 + + HCN HCN CHCH33 — C — CH— C — CH33 | | CN CN

(41)

3) Adisi dengan NaHSO3

3) Adisi dengan NaHSO3

O O OHOH || || || CH CH33 — C — CH— C — CH33 + NaHSO+ NaHSO33 CHCH33 — C — CH— C — CH33 | | SO SO33 Na Na h. Kegunaan keton h. Kegunaan keton

Senyawa keton yang paling dikenal dalam kehidupan adalah aseton

Senyawa keton yang paling dikenal dalam kehidupan adalah aseton

(propanon).

(propanon).

Kegunaan aseton yaitu sebagai berikut.

Kegunaan aseton yaitu sebagai berikut.

1) Pelarut senyawa karbon, misalnya untuk membersihkan cat kuku

1) Pelarut senyawa karbon, misalnya untuk membersihkan cat kuku

(kutek), melarutkan lilin, dan plastik.

(kutek), melarutkan lilin, dan plastik.

2) Untuk membuat kloroform (obat bius), iodoform, dan isopren

(42)

7. Asam karboksilat

7. Asam karboksilat

a. Rumus umum asam karboksilat 

a. Rumus umum asam karboksilat 

Asam karboksilat adalah senyawa karbon

Asam karboksilat adalah senyawa karbon

yang mempunyai

yang mempunyai

gugus fungsi

gugus fungsi

O

O

//

//

 — C — OH a

 — C — OH a

tau — COOH.

tau — COOH.

Asam-asam ini banyak terdapat di

Asam-asam ini banyak terdapat di

alam, misalnya pada

alam, misalnya pada

semut, cuka, apel, dan jeruk.

semut, cuka, apel, dan jeruk.

rumus umum asam karboksilat

rumus umum asam karboksilat

adalah O

adalah O

//

(43)

b. Tata nama asam karboksilat 

b. Tata nama asam karboksilat  1) Nama IUPAC

1) Nama IUPAC

Pada sistem IUPAC nama asam diturunkan dari nama alkana, akhiran Pada sistem IUPAC nama asam diturunkan dari nama alkana, akhiran

a diganti oat dan di depannya

a diganti oat dan di depannya ditambah kata asam. Jadi, asamditambah kata asam. Jadi, asam karboksilat disebut golongan asam alkanoat.

karboksilat disebut golongan asam alkanoat. C. Cara penamaannya sebagai berikut.

C. Cara penamaannya sebagai berikut.

a) Rantai pokok adalah rantai yang paling panjang a) Rantai pokok adalah rantai yang paling panjang

O O // //

yang mengandung gugus fungsi — C — OH. yang mengandung gugus fungsi — C — OH.

 Nama karboksilat sesuai nama rantai pokok diberi akhiran oat.  Nama karboksilat sesuai nama rantai pokok diberi akhiran oat.

(44)

 b) Penomoran dimula

 b) Penomoran dimula

i dari gugus fungsi.

i dari gugus fungsi.

c) Penulisan nama dimulai dengan nama cabang-cabang atau

c) Penulisan nama dimulai dengan nama cabang-cabang atau

gugus lain yang disusun

gugus lain yang disusun

menurut abjad kemudian nama

menurut abjad kemudian nama

rantai pokok.

rantai pokok.

Contoh:

Contoh:

O

O

//

//

CH

CH

33

— CH — C — OH asam 2-metil propanoat

— CH — C — OH asam 2-metil propanoat

|

|

CH

(45)

2) Nama trivial

2) Nama trivial

 Nama trivial asam

 Nama trivial asam

karboksilat diambil dari nam

karboksilat diambil dari nama asal asam

a asal asam

tersebut di alam.

tersebut di alam.

Contoh:

Contoh:

a) HCOOH disebut asam semut atau asam f

a) HCOOH disebut asam semut atau asam f

ormiat

ormiat

(asam format) karena diketemukan pada semut (

(asam format) karena diketemukan pada semut (

 formika =

 formika =

 semut).

 semut).

 b) CH3COOH disebut

 b) CH3COOH disebut asam cuka atau

asam cuka atau asam asetat

asam asetat

(

(

asetum = cuka).

asetum = cuka).

c. Isomer asam karboksilat 

c. Isomer asam karboksilat 

Asam karboksilat seperti aldehid ju

Asam karboksilat seperti aldehid ju

ga tidak mempunyai

ga tidak mempunyai

isomer posisi karena gugus fungsinya di ujung rantai C.

isomer posisi karena gugus fungsinya di ujung rantai C.

(46)

d. Sifat asam karboksilat 

d. Sifat asam karboksilat 

1) Sifat fisis 1) Sifat fisis

a) Wujud a) Wujud

Suku-suku rendah berupa zat cair, sedangkan suku-suku yang lebih Suku-suku rendah berupa zat cair, sedangkan suku-suku yang lebih tinggi berupa zat padat.

tinggi berupa zat padat.  b) Kelarutan dalam air   b) Kelarutan dalam air 

Suku-suku rendah (C1–C4) mudah larut, namun makin banyak atom Suku-suku rendah (C1–C4) mudah larut, namun makin banyak atom C dalam molekul kelarutan berkurang, dan senyawa yang berwujud C dalam molekul kelarutan berkurang, dan senyawa yang berwujud  padat tidak dapat larut.

 padat tidak dapat larut.

c) Titik didih dan titik lelehnya tinggi, karena antara molekulnya c) Titik didih dan titik lelehnya tinggi, karena antara molekulnya

terdapat ikatan hidrogen. terdapat ikatan hidrogen.

d) Merupakan asam lemah. Makin panjang rantai C makin lemah d) Merupakan asam lemah. Makin panjang rantai C makin lemah

asamnya. asamnya.

(47)

2) Sifat kimia 2) Sifat kimia

a) Direaksikan dengan basa membentuk garam. a) Direaksikan dengan basa membentuk garam. Contoh: Contoh: O O OO // // // // CH

CH33 — — C C — — OH OH + + NaOH NaOH CHCH33 — C — ONa + H— C — ONa + H22OO

asam

asam etanoat etanoat natrium natrium etanoatetanoat  b) Direaksikan dengan alkohol membentuk ester 

 b) Direaksikan dengan alkohol membentuk ester  O O OO // // // // CH CH33 — CH— CH22 — C — OH + CH— C — OH + CH33OH OH CHCH33 — CH— CH22 — C — OCH— C — OCH33++ H H22OO asam

(48)

e. Beberapa asam karboksilat yang banyak digunakan e. Beberapa asam karboksilat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari

dalam kehidupan sehari-hari

1) Asam formiat (asam semut/asam metanoat)

1) Asam formiat (asam semut/asam metanoat)

Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah larut

Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah larut

dalam air dan berbau tajam. Kegunaan asamformat yaitu untuk 

dalam air dan berbau tajam. Kegunaan asamformat yaitu untuk 

mengumpulkan lateks, penyamakan kulit, dan pada proses pencelupan

mengumpulkan lateks, penyamakan kulit, dan pada proses pencelupan

tekstil.

tekstil.

2) Asam asetat (asam cuka/asam etanoat)

2) Asam asetat (asam cuka/asam etanoat)

Asam asetat mempunyai banyak kesamaan sifat dengan as

Asam asetat mempunyai banyak kesamaan sifat dengan asam formiatam formiat

yaitu: berwujud cair, tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan

yaitu: berwujud cair, tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan

 berbau tajam. Larutan cuka sebagaimakanan yang umum digunakan

 berbau tajam. Larutan cuka sebagaimakanan yang umum digunakan

sehari-hari mempunyai kadar 25% volume asam asetat, sedangkan

sehari-hari mempunyai kadar 25% volume asam asetat, sedangkan

asam asetat murni disebut asam asetat glasial

asam asetat murni disebut asam asetat glasial digunakan untuk digunakan untuk 

membuat selulosa asetat dalam industri rayon.

(49)

8. Ester

8. Ester

a. Rumus umum ester 

a. Rumus umum ester 

Senyawa karbon yang mengikat gugus fungsi

Senyawa karbon yang mengikat gugus fungsi

O

O

//

//

 — C — OR

 — C — OR

atau –COOR term

atau –COOR term

asuk golongan ester. Rumus

asuk golongan ester. Rumus

umum ester sebagai berikut.

umum ester sebagai berikut.

O

O

//

//

R — C — OR’

R — C — OR’

(50)

b. Tata nama ester 

b. Tata nama ester 

Penamaan ester hampir sama dengan asam karboksilat, hanya saja

Penamaan ester hampir sama dengan asam karboksilat, hanya saja

karena atom H dari gugus –OH diganti dengan gugus alkil, maka

karena atom H dari gugus –OH diganti dengan gugus alkil, maka

nama asam diganti dengan nama alkil dari R . Sehingga ester 

nama asam diganti dengan nama alkil dari R . Sehingga ester 

mempunyai nama alkil alkanoat

mempunyai nama alkil alkanoat

.

.

O O // // R — C — OR  R — C — OR  alkanoat alkil alkanoat alkil Contoh: Contoh: O O // // CH

(51)

c. Isomer ester 

c. Isomer ester 

Senyawa ester yang mengandung atom C lebih dari dua

Senyawa ester yang mengandung atom C lebih dari dua

dapat mempunyai isomer. Karena untuk satu

dapat mempunyai isomer. Karena untuk satu rumus molekul

rumus molekul

ester, 2 alkil di antara gugus karbonil

ester, 2 alkil di antara gugus karbonil

dapat berbeda.

dapat berbeda.

d. Ester dengan asam karboksilat berisomer fungsi

d. Ester dengan asam karboksilat berisomer fungsi

Ester berisomer fungsi dengan asam karboksilat karena

Ester berisomer fungsi dengan asam karboksilat karena

kedua golongan ini mempunyai rumus molekul

kedua golongan ini mempunyai rumus molekul

yang sama.

yang sama.

Rumus molekul ester dan asam karboksilat sebagai berikut:

Rumus molekul ester dan asam karboksilat sebagai berikut:

C

(52)

e. Pembuatan ester 

e. Pembuatan ester 

Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam

Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam

karboksilat dengan alkohol memakai katalisator asam sulfat.

karboksilat dengan alkohol memakai katalisator asam sulfat.

Reaksi ini disebut pengesteran (esterifikasi).

Reaksi ini disebut pengesteran (esterifikasi).

Contoh:

Contoh:

1)

1)

As

As

am

am

fo

fo

rm

rm

ia

ia

t (

t (

as

as

am

am

me

me

ta

ta

no

no

at

at

) d

) d

en

en

ga

ga

n e

n e

ta

ta

no

no

l

l

membentuk etil formiat (etil

membentuk etil formiat (etil

metanoat).

metanoat).

2)

2)

As

As

am a

am a

se

se

ta

ta

t (a

t (a

sa

sa

m et

m et

an

an

oa

oa

t) de

t) de

ng

ng

an m

an m

et

et

an

an

ol m

ol m

em

em

be

be

ntu

ntu

metil asetat (metil etanoat).

metil asetat (metil etanoat).

f. Reaksi hidrolisis ester 

f. Reaksi hidrolisis ester 

Reaksi hidrolisis ester adalah reaksi antara ester

Reaksi hidrolisis ester adalah reaksi antara ester

dengan air 

dengan air 

menghasilkan asam karboksilat dengan alkohol.

(53)

 g. Kegunaan ester 

 g. Kegunaan ester 

1). Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam 1). Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam

karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut,

dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan.

sehingga disebut ester buah-buahan.

2). Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat 2). Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat

suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai  bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin).  bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin).

3). Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester  3). Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester 

ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin  parafin). Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.

(54)

8. Amina 8. Amina R

Ruummuus s UUmmuumm : : RR--NNHH22, Mengandung gugus fungsi –NH, Mengandung gugus fungsi –NH22(amina)(amina) T

Taatta a NNaammaa : : aallkkiillaammiinna a ((ttrriivviiaall//uummuumm)) alkanamina (IUPAC) alkanamina (IUPAC) Contoh: CH

Contoh: CH33CHCH22NHNH22 etilamina atau etanaminaetilamina atau etanamina CH CH33CHCH22N(CHN(CH33))22dimetiletilaminadimetiletilamina N,N  N,N -dimetiletanamina-dimetiletanamina Si Sifafat t FiFisisikk : : PPoollaarr, , ttiititik k ddiiddiih h ttiinnggggii, , llaarruut t ddaallaam m aaiirr, , bbeerrsisiffaat t bbaassa a lleemmaahh S Siiffaat t KKiimmiiaa :: Reaksi asam basa Reaksi asam basa

CH

CH33NHNH22 + + HCl HCl CHCH33NHNH33++ClCl-

-Ikatan hidrogen pada amina, berperan penting dalam struktur lipat protein Ikatan hidrogen pada amina, berperan penting dalam struktur lipat protein dan struktur double helix pada asam nukleat.

dan struktur double helix pada asam nukleat.

N

N

H

H

N

N

δ

δ

δ

+

+

δ

δ

(55)

-TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

TERIMA KASIH

Referensi

Dokumen terkait

BELAJAR PADA SISWA KELAS VII SMP ISLAM SUNAN GUNUNG JATI NGUNUT TULUNGAGUNG TAHUN.

feedforward setiap neuron masukan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan indeks subjek yang terdapat pada tiap artikel journal education for library and information science tahun 2011

Dan juga terbaik dalam pelayanan prima bukan hanya sekedar tekad baru Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Kutai Kartanegara namun merupakan tekad

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah peningkatan konsentrasi oksigen dalam Non-Rebreathing Mask (NRM) akan menurunkan tekanan parsial CO2, sehingga dapat

Berdasarkan teori di atas rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) wujud tanda apa sajakah yang muncul dalam naskah drama Die Physiker karya Friedrich Dürrenmatt?, (2) apa

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa skor tertinggi untuk perhitungan tingkat keberhasilan adalah pada Kelurahan Kampungdalem yaitu skor 507, dilanjutkan

Klien mengatakan luka masih terasa nyeri (perih), terdapat nyeri tekan  pada luka, saat luka klien disentuh klien tampak meringis kesakitan, nyeri seperti ditusuk-tusuk, nyeri