GUGUS FUNGSI
GUGUS FUNGSI
GUGUS FUNGSI
GUGUS FUNGSI
& IDENTIFIKASI SENYAWA
& IDENTIFIKASI SENYAWA
& IDENTIFIKASI SENYAWA
& IDENTIFIKASI SENYAWA
KARBON
KARBON
KARBON
KARBON
DISUSUN OLEH:
DISUSUN OLEH:
DISUSUN OLEH:
DISUSUN OLEH:
NAMA: ROMLAH
NAMA: ROMLAH
NAMA: ROMLAH
NAMA: ROMLAH
NIM :
NIM : 4112131016
4112131016
NIM : 4112131016
NIM : 4112131016
KELAS : KIMIA DIK. C
KELAS : KIMIA DIK. C
KELAS : KIMIA DIK. C
KELAS : KIMIA DIK. C
2011
2011
2011
2011
P
Pe
en
ng
ge
er
rt
ti
ia
an
n :
:
B
Ba
ag
gi
ia
an
n a
ak
kt
ti
if
f d
da
ar
ri
i s
se
en
ny
ya
aw
wa
a k
ka
ar
rb
bo
on
n
yang merupakan ciri khas suatu
yang merupakan ciri khas suatu
golongan atau deret homolog
golongan atau deret homolog
Kelebihan atom C :
Kelebihan atom C :
1.
1.
Ma
Mamp
mpu
u
be
beri
rika
kata
tan
n
se
sesa
sama
ma at
at
om
om
C,
C,
se
sehi
hing
ng
ga
ga
membentuk suatu rantai karbon
membentuk suatu rantai karbon
2.
2.
Ma
Mamp
mpu
u
me
memb
mben
entu
tuk
k ik
ikat
at
an
an
je
jenu
nu
h
h da
da
n
n ti
ti
da
dak
k
jenuh (alkana, alkena dan alkun
jenuh (alkana, alkena dan alkuna )
a )
FUNGSI
FUNGSI
FUNGSI
FUNGSI
GUGUS FUNGSI SENYAWA GUGUS FUNGSI SENYAWA GUGUS FUNGSI SENYAWA GUGUS FUNGSI SENYAWA
KARBON KARBON KARBON KARBON GOLONGAN GOLONGAN SENYAWA
SENYAWA SENYAWASENYAWARUMUSRUMUS GGUUGGUUS S FFUUNNGGSSII RURUMMUUS S UUMMUUMM SENYAWASENYAWACCOONNTTOOHH
ALKIL ALKIL HALIDA HALIDA R − XR − X − X− X
C
C
nnH
H
2n+22n+2X
X
CHCH33 - Cl- Cl ALKOHOL ALKOHOL ( (ALKANOL)ALKANOL) R − OH R − OH − OH − OH CCnnHH2n+22n+2OO CHCH3 3 - OH- OH ETER ETER ( (ALKOKSIALKOKSI ALKANA) ALKANA) R − O − R’ R − O − R’ − O − − O − CCnnHH2n+22n+2OO CHCH3 3 – C – CH– C – CH33 ALDEHID ALDEHID ( (ALKANAL)ALKANAL) O O // // R − C R − C \ \ H H O O // // − C − C \ \ H H −CHO −CHO C CnnHH2n2nOO OO // // CH CH33 − C− C \ \ H H KETON KETON ( (ALKANON)ALKANON) O O ║ ║ R − C − R’ R − C − R’ O O ║ ║ − C − − C − C CnnHH2n2nOO OO // // CH CH33−C-CH−C-CH33ASAM ASAM KARBOKSILAT KARBOKSILAT (ASAM (ASAM ALKANOAT) ALKANOAT) O O // // R R − − CC \ \ OH OH O O // // − − CC \ \ OH OH −COOH −COOH C CnnHH2n+22n+2OO OO // // CH CH33 −C−C \ \ OH OH ESTER (ALKIL ESTER (ALKIL ALKANOAT) ALKANOAT) O O // // R − R − CC \ \ OR’ OR’ O O // // − C − C \ \ O − O − −COO− −COO− CnH CnH2n2nOO22 OO // // CH CH33 −C−C \ \ OCH OCH33 A AMMIINNAA R R − − NNHH22 − − NNHH22 CCn n HH2n + 12n + 1 NH NH22 CH3 − NH2CH3 − NH2
Beberapa Gugus Fungsi Senyawa Karbon
Beberapa Gugus Fungsi Senyawa Karbon
1
1.
.
H
Ha
al
lo
oa
al
lk
ka
an
na
a :
:
Senyawa haloalkana merupakan kepanjangan dari
Senyawa haloalkana merupakan kepanjangan dari
halogen alkana dan mempunyai rumus umum:
halogen alkana dan mempunyai rumus umum:
R – X (C
R – X (C
n
n
H
H
2n + 12n + 1– X)
– X)
= unsur halogen
= unsur halogen
= F, Cl, Br, I
= F, Cl, Br, I
Halogen yang terikat bisa lebih dari satu baik j
Halogen yang terikat bisa lebih dari satu baik j
umlah
umlah
maupun jenisnya.
maupun jenisnya.
Contoh:
Contoh:
CH3Cl; CH2Cl2; CHCl3; CCl4; CH3CH2Cl; CH3CH2Br; CH3I
CH3Cl; CH2Cl2; CHCl3; CCl4; CH3CH2Cl; CH3CH2Br; CH3I
TATA NAMA SENYAWA HALOALKANA TATA NAMA SENYAWA HALOALKANA
a. Tata nama a. Tata nama
Tata nama senyawa haloalkana bisa dengan cara sebagai
Tata nama senyawa haloalkana bisa dengan cara sebagai
berikut.
berikut.
1) Nama halogen disebutkan terlebih dahulu dan diberi
1) Nama halogen disebutkan terlebih dahulu dan diberi
nama halo seperti F dengan fluoro, Cl dengan kloro,
nama halo seperti F dengan fluoro, Cl dengan kloro,
Br dengan bromo, dan iod dengan iodo.
Br dengan bromo, dan iod dengan iodo.
2) Penomoran C1 berdasarkan nomor halogen yang
2) Penomoran C1 berdasarkan nomor halogen yang
terkecil. Halogen dianggap cabang seperti alkil
3) Jika halogen yang sama lebih dari satu diberi
3) Jika halogen yang sama lebih dari satu diberi
awalan:
awalan:
– 2 dengan d
– 2 dengan di, – 4 denga
i, – 4 denga
n tetra,
n tetra,
– 3 dengan tri,
– 3 dengan tri,
– 5 dengan
– 5 dengan
penta.
penta.
4) Jika jenis halogen lebih dari satu penomoran
4) Jika jenis halogen lebih dari satu penomoran
C1 berdasarkan
C1 berdasarkan
halogen yang lebih reaktif.
halogen yang lebih reaktif.
5) Untuk kereaktifannya: F > Cl > Br > I
5) Untuk kereaktifannya: F > Cl > Br > I
Sifat kimia dan fisika:
Sifat kimia dan fisika:
1) Mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada
1) Mempunyai titik didih yang lebih tinggi daripada
alkana asalnya.
alkana asalnya.
Suku rendah berwujud gas, suku tengah
Suku rendah berwujud gas, suku tengah
berwujud
berwujud
cair, dan padat untuk suku yang
cair, dan padat untuk suku yang
lebih tinggi.
lebih tinggi.
2) Sukar larut d
2) Sukar larut d
alam air, dan mudah larut dalam pelarut
alam air, dan mudah larut dalam pelarut
organik.
organik.
3) Atom halogen yang terikat, mudah disubstitusikan
3) Atom halogen yang terikat, mudah disubstitusikan
oleh atom/ gugus lain.
b. Pembuatan
b. Pembuatan
Pembuatan senyawa haloalkana bisa melalui beberapa
Pembuatan senyawa haloalkana bisa melalui beberapa
reaksi seperti berikut.
reaksi seperti berikut.
1) Reaksi substitusi
1) Reaksi substitusi
Reaksi penggantian atom H dengan atom halogen
Reaksi penggantian atom H dengan atom halogen
dengan bantuan sinar ultraviolet (suv) atau suhu
dengan bantuan sinar ultraviolet (suv) atau suhu
tinggi:
tinggi:
C
C
nnH
H
2n + 22n + 2+ X
+ X
22suv C
suv C
nnH
H
2n + 12n + 1–X + HX
–X + HX
monohaloalkana
monohaloalkana
C
C
nnH
H
2n + 12n + 1– X + X
– X + X
22suv C
suv C
nnH
H
2n2nX
X
22+ HX
+ HX
dihaloalkana
dihaloalkana
2) Reaksi adisi 2) Reaksi adisi
Reaksi adisi untuk pembuatan haloalkana yaitu antara senyawa
Reaksi adisi untuk pembuatan haloalkana yaitu antara senyawa
alkana dengan senyawa asam halida
alkana dengan senyawa asam halida
(HX) atau senyawa halogen (X2). Lihat kembali aturan
(HX) atau senyawa halogen (X2). Lihat kembali aturan
Markovnikov pada bab “Reaksi Senyawa Karbon”.
Markovnikov pada bab “Reaksi Senyawa Karbon”.
R–CH=CH–R R–CH=CH–R + + HX HX R–CH–CH–R R–CH–CH–R | | || H H XX (monohaloalkana) (monohaloalkana) R–CH=CH–R R–CH=CH–R + + HX2 HX2 R–CH–CH–R R–CH–CH–R | | || X X XX (dihaloalkana) (dihaloalkana)
c. Kegunaan
c. Kegunaan
1) Haloalkana digunakan sebagai pelarut.
1) Haloalkana digunakan sebagai pelarut.
Banyaknya senyawa haloalkana digunakan pelarut
Banyaknya senyawa haloalkana digunakan pelarut
nonpolar seperti CCl4, CHCl3, C2H3Cl3.
nonpolar seperti CCl4, CHCl3, C2H3Cl3.
2) Digunakan sebagai obat bius.
2) Digunakan sebagai obat bius.
Kloroform (CHCl3) digunakan sebagai obat bius atau
Kloroform (CHCl3) digunakan sebagai obat bius atau
pemati rasa (anestesi) yang kuat.
pemati rasa (anestesi) yang kuat.
3) C2H5Cl (kloroetana) digunakan sebagai anestesi lokal
3) C2H5Cl (kloroetana) digunakan sebagai anestesi lokal
(pemati rasa nyeri lokal).
(pemati rasa nyeri lokal).
4) Freon (dikloro
4) Freon (dikloro difluoro metana) digunakan sebagai
difluoro metana) digunakan sebagai
pendorong pada produksi aerosol.
2. Alkohol (R–OH) 2. Alkohol (R–OH)
Alkohol adalah senyawa turunan alkana
Alkohol adalah senyawa turunan alkana, karena satu atom Hatau, karena satu atom Hatau lebih dari alkana diganti oleh gugus
lebih dari alkana diganti oleh gugus
–OH. Alkohol yang mempunyai satu gugus –OH disebut –OH. Alkohol yang mempunyai satu gugus –OH disebut
monoalkohol, sedangkan alkohol yang mempunyai lebih dari satu – monoalkohol, sedangkan alkohol yang mempunyai lebih dari satu – OH disebut polialkohol.
OH disebut polialkohol. a. Monoalkohol
a. Monoalkohol
1) Rumus umum monoalkohol (alkanol) 1) Rumus umum monoalkohol (alkanol)
Alkohol yang hanya mempunyai satu gugus –OH. Monoalkohol Alkohol yang hanya mempunyai satu gugus –OH. Monoalkohol disebut juga alkanol.Rumus umum alkohol adalah:
disebut juga alkanol.Rumus umum alkohol adalah: C
2) Jenis-jenis alkohol
2) Jenis-jenis alkohol
Atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner
Atom karbon primer, sekunder, tersier, dan kuarterner
a) Alkohol primer
a) Alkohol primer
Alkohol primer ialah alkohol yang gugus
-Alkohol primer ialah alkohol yang gugus -
OH-nya terikat
OH-nya terikat
pada atom C
pada atom C
primer.
primer.
Contoh: CH
Contoh: CH
33-CH
-CH
22-CH
-CH
22-OH
-OH
Rumus umum: R-CH
Rumus umum: R-CH
22-OH
-OH
b) Alkohol sekunder
b) Alkohol sekunder
Alkohol sekunder ialah alkohol yang gugus –Ohnya
Alkohol sekunder ialah alkohol yang gugus –Ohnya
terikat pada atom C sekunder.
Contoh: CH3 — CH2 — CH — CH3 Contoh: CH3 — CH2 — CH — CH3 | | OH OH Rumus umum: R — CH — R´ Rumus umum: R — CH — R´ | | CH CH c) Alkohol tersier c) Alkohol tersier
Alkohol tersier ialah alkohol yang gugus –Ohnya terikat pada atom
Alkohol tersier ialah alkohol yang gugus –Ohnya terikat pada atom
C tersier. C tersier. Contoh: Contoh: CHCH33 | | CH CH33 — C — CH— C — CH33 | |
R
R
|
|
Rumus umum: R´ – C – R´´
Rumus umum: R´ – C – R´´
|
|
OH
OH
Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier
Untuk membedakan alkohol primer, sekunder, dan tersier
dilakukan dengan reaksi oksidasi. Alkohol direaksikan
dilakukan dengan reaksi oksidasi. Alkohol direaksikan
dengan zat oksidator yaitu KMnO4 atau K2Cr2O7. Zat
dengan zat oksidator yaitu KMnO4 atau K2Cr2O7. Zat
oksidator akan memberikan atom O. Pada reaksi di bawah
oksidator akan memberikan atom O. Pada reaksi di bawah
ini zat oksidator ditulis dengan [O].
a) Oksidasi alkohol primer
a) Oksidasi alkohol primer
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid.
Alkohol primer dapat dioksidasi menjadi aldehid.
O
O
//
//
R—CH
R—CH
22—OH + [O]
—OH + [O]
R—C—H
R—C—H
Alkohol
Alkohol
primer
primer
aldehid
aldehid
Jika oksidatornya berlebih, maka aldehid akan
Jika oksidatornya berlebih, maka aldehid akan
dioksidasi menjadi asam karboksilat.
b) Oksidasi alkohol sekunder b) Oksidasi alkohol sekunder
Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton.
Alkohol sekunder dapat dioksidasi menjadi keton.
R R — — CH CH — — R R + + [O] [O] R R — — C C — — R R | | |||| OH OH OO A Allkkoohhool l sseekkuunnddeer r + + [[OO] ] kkeettoonn
c) Oksidasi alkohol tersier c) Oksidasi alkohol tersier
Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
Alkohol tersier tidak dapat dioksidasi.
R
R
|
|
R
R — — C C — — R R + + [O] [O] tidak tidak bereaksibereaksi
|
Sifat alkohol
Sifat alkohol
a) Sifat fisis
a) Sifat fisis
(1)Bersifat polar karena memiliki gugus –OH (R adalah
(1)Bersifat polar karena memiliki gugus –OH (R adalah
gugus nonpolar).
gugus nonpolar).
(2) Titik didih tinggi, hal ini disebabkan gugus –OH yang
(2) Titik didih tinggi, hal ini disebabkan gugus –OH yang
sangat polar sehingga antarmolekul alkohol terdapat
sangat polar sehingga antarmolekul alkohol terdapat
ikatan hidrogen.
ikatan hidrogen.
(3) Mudah bercampur dengan air.
(3) Mudah bercampur dengan air.
(4) Alkohol suku rendah (C1–C4) berupa zat cair encer.
(4) Alkohol suku rendah (C1–C4) berupa zat cair encer.
Alkohol suku sedang (C5–C9) berupa zat
Alkohol suku sedang (C5–C9) berupa zat
cair kental.
cair kental.
Alkohol suku tinggi (C10 atau l
b) Sifat kimia
b) Sifat kimia
(1) Reaksi dengan natrium
(1) Reaksi dengan natrium
Jika alkohol direaksikan dengan Na, maka akan
Jika alkohol direaksikan dengan Na, maka akan
dihasilkan natrium alkanoat.
dihasilkan natrium alkanoat.
(2) Reaksi dengan HX, PX3, dan PX5
(2) Reaksi dengan HX, PX3, dan PX5
Jika alkohol direaksikan dengan HX, PX3, atau PX5,
Jika alkohol direaksikan dengan HX, PX3, atau PX5,
maka akan dihasilkan alkil halida.
maka akan dihasilkan alkil halida.
(3) Reaksi oksidasi
(3) Reaksi oksidasi
Oksidasi adalah reaksi suatu zat dengan oksidator.
Oksidasi adalah reaksi suatu zat dengan oksidator.
Oksidator yang digunakan pada oksidasi ini
Oksidator yang digunakan pada oksidasi ini
adalah
adalah
KMnO4 atau K2Cr2O7.
6) Beberapa alkohol yang banyak digunakan dalam
6) Beberapa alkohol yang banyak digunakan dalam
kehidupan sehari-hari
kehidupan sehari-hari
a) Metanol (CH3-OH)
a) Metanol (CH3-OH)
Metanol disebut juga alkohol kayu atau spiritus kayu
Metanol disebut juga alkohol kayu atau spiritus kayu
karena pada zaman dahulu dibuat dengan penyulingan
karena pada zaman dahulu dibuat dengan penyulingan
kering serbuk kayu (serbuk gergaji).
kering serbuk kayu (serbuk gergaji).
b) Etanol (C2H5-OH)
b) Etanol (C2H5-OH)
Di kalangan masyarakat luas etanol
Di kalangan masyarakat luas etanol dikenal dengan nama
dikenal dengan nama
alkohol.
3. Eter (R – O – R) 3. Eter (R – O – R)
a.
a. RuRumumus us ummum um eteter er
Berdasarkan rumus senyawa eter di atas dapat disimpulkan rumus
Berdasarkan rumus senyawa eter di atas dapat disimpulkan rumus
umum eter sebagai berikut.
umum eter sebagai berikut.
R-O-R´.
R-O-R´.
b. Tata nama eter
b. Tata nama eter
Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu nama IUPAC dan nama
Ada dua cara pemberian nama eter, yaitu nama IUPAC dan nama
lazim.
lazim.
1) Nama IUPAC 1) Nama IUPAC
Nama IUPAC eter adalah a
Nama IUPAC eter adalah alkoksi alkana. Eter dianggap sebagailkoksi alkana. Eter dianggap sebagai
turunan alkana yang satu atom H diganti oleh gugus alkoksi (OR).
turunan alkana yang satu atom H diganti oleh gugus alkoksi (OR).
R-H R-OR
R-H R-OR
alkana eter
CH
CH
33— O — CH
— O — CH
22— CH
— CH
33metoksietena
metoksietena
1
1
2
2
3
3
CH
CH
33— O — CH
— O — CH
22— CH
— CH
22— CH
— CH
331-metoksipropana
1-metoksipropana
2) Nama trivial
2) Nama trivial
Eter diberi nama alkil-alkil yang mengapit – O –
Eter diberi nama alkil-alkil yang mengapit – O –
menurut abjad dan diikuti dengan kata eter.
menurut abjad dan diikuti dengan kata eter.
Contoh:
Contoh:
CH
CH
33-O-CH
-O-CH
22-CH
-CH
33etil metileter
etil metileter
CH
c. Isomer fungsi antara eter dan alkohol
c. Isomer fungsi antara eter dan alkohol
Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul
Alkohol dan eter mempunyai rumus molekul
sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Oleh
sama tetapi gugus fungsinya berbeda. Oleh
karena itu, alkohol dan eter disebut sebagai
karena itu, alkohol dan eter disebut sebagai
berisomer fungsi.
berisomer fungsi.
Jadi, rumus molekul untuk alkohol dan eter:
Jadi, rumus molekul untuk alkohol dan eter:
C
d. Sifat-sifat eter
d. Sifat-sifat eter
1) Sifat fisis
1) Sifat fisis
Suhu-suhu eter yang rendah
Suhu-suhu eter yang rendah
mudah menguap dan
mudah menguap dan
mudah terbakar.
mudah terbakar.
Titik didihnya rendah karena tidak mempunyai
Titik didihnya rendah karena tidak mempunyai
ikatan hidrogen.
ikatan hidrogen.
Sukar larut dalam air.
Sukar larut dalam air.
2) Sifat kimia
2) Sifat kimia
Tidak bereaksi dengan natrium. Sifat ini digunakan
Tidak bereaksi dengan natrium. Sifat ini digunakan
untuk membedakan antara eter dan alkohol.
untuk membedakan antara eter dan alkohol.
e. Kegunaan eter
e. Kegunaan eter
Dalam kehidupan sehari-hari eter yang paling banyak
Dalam kehidupan sehari-hari eter yang paling banyak
digunakan adalah dietil eter, yaitu sebagai obat bius dan
digunakan adalah dietil eter, yaitu sebagai obat bius dan
pelarut senyawa nonpolar.
pelarut senyawa nonpolar.
5. Aldehid
5. Aldehid
a. Rumus umum aldehid
a. Rumus umum aldehid
Aldehid adalah senyawa karbon yang mempunyai gugus
Aldehid adalah senyawa karbon yang mempunyai gugus
fungsi:
fungsi:
O
O
//
//
— C — H ata
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa senyawa aldehid mempunyai rumus umum:
senyawa aldehid mempunyai rumus umum: O O // // R — C — H R — C — H
Pada aldehid gugus fungsi terletak di ujung rantai C. Pada aldehid gugus fungsi terletak di ujung rantai C. b. Tata nama aldehid
b. Tata nama aldehid 1) Nama IUPAC
1) Nama IUPAC
Nama IUPAC untuk aldehid adalah alkanal. U
Nama IUPAC untuk aldehid adalah alkanal. Untuk alkanal yangntuk alkanal yang mempunyai isomer pemberian namanya sebagai berikut.
mempunyai isomer pemberian namanya sebagai berikut.
Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung gugus fungsi:
fungsi:
O O
Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung
Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang mengandung
gugus fungsi:
gugus fungsi:
O
O
//
//
— C — H ata
— C — H ata
u COH.
u COH.
Nama aldehi
Nama aldehi
d sesuai nama rantai p
d sesuai nama rantai p
okok, diberi akhiran
okok, diberi akhiran
al.
al.
Penomoran dimulai dari gugus fungsi.
Penomoran dimulai dari gugus fungsi.
Contoh:
Contoh:
O
O
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
//
//
CH
CH
33— CH
— CH
22— CH — CH
— CH — CH
22—
—
C
C
—
—
H
H
3-metilpentanal
3-metilpentanal
2) Nama trivial
2) Nama trivial
Nama trivial da
Nama trivial dari aldehid menggunakan a
ri aldehid menggunakan akhiran aldehid.
khiran aldehid.
Contoh:
Contoh:
H — C — H Formaldehid
H — C — H Formaldehid
o
o
//
//
CH3 — C — H Asetaldehid
CH3 — C — H Asetaldehid
c. Isomer aldehid
c. Isomer aldehid
Aldehid tidak mempunyai isomer posisi karena
Aldehid tidak mempunyai isomer posisi karena
gugus fungsi dari aldehid terletak di ujung rantai C.
gugus fungsi dari aldehid terletak di ujung rantai C.
d. Pembuatan aldehid
d. Pembuatan aldehid
Aldehid dapat dibuat dari oksidasi alkohol primer. Oksidasi
Aldehid dapat dibuat dari oksidasi alkohol primer. Oksidasi
yang digunakan adalah KMnO4 atau K2Cr2O7.
yang digunakan adalah KMnO4 atau K2Cr2O7.
Contoh:
Contoh:
O
O
//
//
CH3
CH3 —
— CH2
CH2 —
— CH2OH
CH2OH +
+ [O]
[O]
CH3
CH3 —
— CH2
CH2 —
— C
C —
— H
H
+ H2O
+ H2O
1-propanol propanal
1-propanol propanal
e. Reaksi oksidasi aldehid
e. Reaksi oksidasi aldehid
Jika aldehid direaksikan dengan oksidator, maka akan
Jika aldehid direaksikan dengan oksidator, maka akan
terbentuk asam karboksilat. Oksidator yang digunakan
terbentuk asam karboksilat. Oksidator yang digunakan
adalah KMnO4, K2Cr2O7, larutan Fehling, dan larutan
adalah KMnO4, K2Cr2O7, larutan Fehling, dan larutan
Tollens.
Tollens.
1) Reaksi dengan KMnO4 atau
1) Reaksi dengan KMnO4 atau K2Cr2O7
K2Cr2O7
O
O
O
O
//
//
//
//
CH3
CH3
—
—
CH2
CH2
—
—
C
C
—
—
H
H
+
+
[O]
[O]
CH3
CH3
—
—
CH2
CH2
—
—
C-OH
C-OH
propanal
2) Reaksi dengan larutan Fehling
2) Reaksi dengan larutan Fehling
Pereaksi Fehling adalah campuran CuSO4(aq) dengan
Pereaksi Fehling adalah campuran CuSO4(aq) dengan
kalium natrium tartrat dalam suasana basa.
kalium natrium tartrat dalam suasana basa.
Pereaksi Fehling dapat dianggap CuO.
Pereaksi Fehling dapat dianggap CuO.
Reaksialdehid
Reaksialdehid
dengan larutan Fehling menghasilkan
dengan larutan Fehling menghasilkan
endapan merah bata dari Cu2O.
endapan merah bata dari Cu2O.
O
O
O
O
//
//
//
//
CH3
CH3 —
— C
C —
— H
H +
+ CuO
CuO
CH3
CH3 —
— C
C —
— OH
OH +Cu2O(
+Cu2O(
s)
s)
etanal
3) Reaksi dengan larutan Tollens
3) Reaksi dengan larutan Tollens
Pereaksi Tollens adalah larutan AgNO3 dalam larutan
Pereaksi Tollens adalah larutan AgNO3 dalam larutan
NH3 berlebih. Pereaksi Tollens dapat dianggap
NH3 berlebih. Pereaksi Tollens dapat dianggap
sebagai larutan Ag2O.
sebagai larutan Ag2O.
O
O
O
O
//
//
//
//
CH
CH
33— C — H + Ag
— C — H + Ag
22O
O
CH
CH
33— C — OH+ 2Ag(
— C — OH+ 2Ag(
s)
s)
etanal
g. Kegunaan aldehid
g. Kegunaan aldehid
Metanal atau formaldehid adalah aldehid yang
Metanal atau formaldehid adalah aldehid yang
banyak diproduksi karena paling banyak
banyak diproduksi karena paling banyak
kegunaannya.
kegunaannya.
Misalnya untuk membuat formalin yaitu larutan
Misalnya untuk membuat formalin yaitu larutan
30–40% formaldehid dalam air. Formalin digunakan
30–40% formaldehid dalam air. Formalin digunakan
6. Keton
6. Keton
a. Rumus umum keton
a. Rumus umum keton
Keton adalah senyawa karbon y
Keton adalah senyawa karbon y
ang mempunyai
ang mempunyai
gugus fungsi — C — (gugus karbonil) di antara ||
gugus fungsi — C — (gugus karbonil) di antara ||
O
O
alkil. Senyawa keton mempunyai rumus umum:
alkil. Senyawa keton mempunyai rumus umum:
R1 — C — R2
R1 — C — R2
||
||
O
O
b. Tata nama keton
b. Tata nama keton
1) Nama IUPAC
1) Nama IUPAC
Nama IUPAC dari keton adalah alkanon. Suku
Nama IUPAC dari keton adalah alkanon. Suku terendah dari alkanonterendah dari alkanon
adalah propanon. Untuk alkanon yang mempunyai isomer pemberian
adalah propanon. Untuk alkanon yang mempunyai isomer pemberian
nama senyawa sebagai berikut.
nama senyawa sebagai berikut.
a) Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang
a) Rantai pokok adalah rantai terpanjang yang
mengandung gugus fungsi — C — diberi nama
mengandung gugus fungsi — C — diberi nama
|| || O O alkanon. alkanon.
b) Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan posisi gugus
b) Penomoran dimulai dari C ujung yang terdekat dengan posisi gugus
fungsi sehingga C yang mengandung gugus fungsi mendapat nomor
fungsi sehingga C yang mengandung gugus fungsi mendapat nomor
terkecil.
c) Pemberian nama sama seperti alkanol. Cabangcabang
c) Pemberian nama sama seperti alkanol. Cabangcabang
disebut lebih dulu, disusun menurut abjad dan
disebut lebih dulu, disusun menurut abjad dan
diberi awalan
diberi awalan
yang menyatakan jumlah cabang tersebut. Letak gugus
yang menyatakan jumlah cabang tersebut. Letak gugus
fungsi dinyatakan dengan awalan angka pada nama rantai
fungsi dinyatakan dengan awalan angka pada nama rantai
pokok.
pokok.
5
5
4
4
3
3
2
2
1
1
CH
CH
33— CH
— CH
22— C — C — CH
— C — C — CH
33(2-metil-3-pentanon)
(2-metil-3-pentanon)
||
||
|
|
O
O
CH
CH
332) Nama lazim
2) Nama lazim
Nama lazim keton adalah alkil-alkil keton. Jika gugus alkil sama
Nama lazim keton adalah alkil-alkil keton. Jika gugus alkil sama
disebut dialkil keton.
disebut dialkil keton.
Contoh:
Contoh:
CH3 — C — CH3 dimetil keton (aseton)
CH3 — C — CH3 dimetil keton (aseton)
||
||
O
O
c. Isomer posisi senyawa keton
c. Isomer posisi senyawa keton
Keton mempunyai isomer posisi, karena letak gugus fungsi dapat
Keton mempunyai isomer posisi, karena letak gugus fungsi dapat
berbeda. Isomer posisi mulai terdapat pada pentanon.
berbeda. Isomer posisi mulai terdapat pada pentanon.
d. Isomer fungsi antara aldehid dan keton
d. Isomer fungsi antara aldehid dan keton
Aldehid dan keton mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus
Aldehid dan keton mempunyai rumus molekul sama tetapi gugus
fungsinya berbeda. Jadi, rumus molekul untuk aldehid dan keton
fungsinya berbeda. Jadi, rumus molekul untuk aldehid dan keton
adalah CnH
e. Reaksi membedakan aldehid dan keton
e. Reaksi membedakan aldehid dan keton
Aldehid dan keton dapat dibedakan dengan cara
Aldehid dan keton dapat dibedakan dengan cara
mereaksikan senyawa-senyawa itu dengan oksidator
mereaksikan senyawa-senyawa itu dengan oksidator
seperti pereaksi Fehling dan pereaksi Tollens.
seperti pereaksi Fehling dan pereaksi Tollens.
Aldehid
Aldehid
+
+
Fehling
Fehling
endapan
endapan
merah
merah
bata
bata
Aldehid
Aldehid
+
+
Tollens
Tollens
cermin
cermin
perak
perak
K
K
e
e
t
t
o
o
n
n
+
+
F
F
e
e
h
h
l
l
i
i
n
n
g
g
t
t
i
i
d
d
a
a
k
k
b
b
e
e
r
r
e
e
a
a
k
k
s
s
i
i
Keton
f. Pembuatan keton
f. Pembuatan keton
Keton dibuat dari oksidasi alkohol sekunder. Oksidator
Keton dibuat dari oksidasi alkohol sekunder. Oksidator
yang digunakan adalah larutan KMnO4 atau larutan
yang digunakan adalah larutan KMnO4 atau larutan
K2Cr2O7.
K2Cr2O7.
Contoh:
Contoh:
OH
OH
O
O
|
|
||
||
CH3
CH3
—
—
CH
CH
—
—
CH3
CH3
+
+
[O]
[O]
CH3
CH3
—
—
C
C
—
—
CH3
CH3
+
+
H2O
H2O
2-propanol
keton
g. Reaksi-reaksi keton
g. Reaksi-reaksi keton
1) Adisi dengan hidrogen menghasilkan alkohol sekunder, 1) Adisi dengan hidrogen menghasilkan alkohol sekunder,
reaksi ini merupakan reaksi reduksi. reaksi ini merupakan reaksi reduksi.
O O OHOH || || || CH CH33 — C — CH— C — CH33 + + H H — — H H CHCH33 — CH — CH— CH — CH33 propanon 2-propanol propanon 2-propanol 2) Adisi dengan HCN 2) Adisi dengan HCN O O OHOH || || || CH CH33 — C — CH— C — CH33 + + HCN HCN CHCH33 — C — CH— C — CH33 | | CN CN
3) Adisi dengan NaHSO3
3) Adisi dengan NaHSO3
O O OHOH || || || CH CH33 — C — CH— C — CH33 + NaHSO+ NaHSO33 CHCH33 — C — CH— C — CH33 | | SO SO33 Na Na h. Kegunaan keton h. Kegunaan keton
Senyawa keton yang paling dikenal dalam kehidupan adalah aseton
Senyawa keton yang paling dikenal dalam kehidupan adalah aseton
(propanon).
(propanon).
Kegunaan aseton yaitu sebagai berikut.
Kegunaan aseton yaitu sebagai berikut.
1) Pelarut senyawa karbon, misalnya untuk membersihkan cat kuku
1) Pelarut senyawa karbon, misalnya untuk membersihkan cat kuku
(kutek), melarutkan lilin, dan plastik.
(kutek), melarutkan lilin, dan plastik.
2) Untuk membuat kloroform (obat bius), iodoform, dan isopren
7. Asam karboksilat
7. Asam karboksilat
a. Rumus umum asam karboksilat
a. Rumus umum asam karboksilat
Asam karboksilat adalah senyawa karbon
Asam karboksilat adalah senyawa karbon
yang mempunyai
yang mempunyai
gugus fungsi
gugus fungsi
O
O
//
//
— C — OH a
— C — OH a
tau — COOH.
tau — COOH.
Asam-asam ini banyak terdapat di
Asam-asam ini banyak terdapat di
alam, misalnya pada
alam, misalnya pada
semut, cuka, apel, dan jeruk.
semut, cuka, apel, dan jeruk.
rumus umum asam karboksilat
rumus umum asam karboksilat
adalah O
adalah O
//
b. Tata nama asam karboksilat
b. Tata nama asam karboksilat 1) Nama IUPAC
1) Nama IUPAC
Pada sistem IUPAC nama asam diturunkan dari nama alkana, akhiran Pada sistem IUPAC nama asam diturunkan dari nama alkana, akhiran
a diganti oat dan di depannya
a diganti oat dan di depannya ditambah kata asam. Jadi, asamditambah kata asam. Jadi, asam karboksilat disebut golongan asam alkanoat.
karboksilat disebut golongan asam alkanoat. C. Cara penamaannya sebagai berikut.
C. Cara penamaannya sebagai berikut.
a) Rantai pokok adalah rantai yang paling panjang a) Rantai pokok adalah rantai yang paling panjang
O O // //
yang mengandung gugus fungsi — C — OH. yang mengandung gugus fungsi — C — OH.
Nama karboksilat sesuai nama rantai pokok diberi akhiran oat. Nama karboksilat sesuai nama rantai pokok diberi akhiran oat.
b) Penomoran dimula
b) Penomoran dimula
i dari gugus fungsi.
i dari gugus fungsi.
c) Penulisan nama dimulai dengan nama cabang-cabang atau
c) Penulisan nama dimulai dengan nama cabang-cabang atau
gugus lain yang disusun
gugus lain yang disusun
menurut abjad kemudian nama
menurut abjad kemudian nama
rantai pokok.
rantai pokok.
Contoh:
Contoh:
O
O
//
//
CH
CH
33— CH — C — OH asam 2-metil propanoat
— CH — C — OH asam 2-metil propanoat
|
|
CH
2) Nama trivial
2) Nama trivial
Nama trivial asam
Nama trivial asam
karboksilat diambil dari nam
karboksilat diambil dari nama asal asam
a asal asam
tersebut di alam.
tersebut di alam.
Contoh:
Contoh:
a) HCOOH disebut asam semut atau asam f
a) HCOOH disebut asam semut atau asam f
ormiat
ormiat
(asam format) karena diketemukan pada semut (
(asam format) karena diketemukan pada semut (
formika =
formika =
semut).
semut).
b) CH3COOH disebut
b) CH3COOH disebut asam cuka atau
asam cuka atau asam asetat
asam asetat
(
(
asetum = cuka).
asetum = cuka).
c. Isomer asam karboksilat
c. Isomer asam karboksilat
Asam karboksilat seperti aldehid ju
Asam karboksilat seperti aldehid ju
ga tidak mempunyai
ga tidak mempunyai
isomer posisi karena gugus fungsinya di ujung rantai C.
isomer posisi karena gugus fungsinya di ujung rantai C.
d. Sifat asam karboksilat
d. Sifat asam karboksilat
1) Sifat fisis 1) Sifat fisis
a) Wujud a) Wujud
Suku-suku rendah berupa zat cair, sedangkan suku-suku yang lebih Suku-suku rendah berupa zat cair, sedangkan suku-suku yang lebih tinggi berupa zat padat.
tinggi berupa zat padat. b) Kelarutan dalam air b) Kelarutan dalam air
Suku-suku rendah (C1–C4) mudah larut, namun makin banyak atom Suku-suku rendah (C1–C4) mudah larut, namun makin banyak atom C dalam molekul kelarutan berkurang, dan senyawa yang berwujud C dalam molekul kelarutan berkurang, dan senyawa yang berwujud padat tidak dapat larut.
padat tidak dapat larut.
c) Titik didih dan titik lelehnya tinggi, karena antara molekulnya c) Titik didih dan titik lelehnya tinggi, karena antara molekulnya
terdapat ikatan hidrogen. terdapat ikatan hidrogen.
d) Merupakan asam lemah. Makin panjang rantai C makin lemah d) Merupakan asam lemah. Makin panjang rantai C makin lemah
asamnya. asamnya.
2) Sifat kimia 2) Sifat kimia
a) Direaksikan dengan basa membentuk garam. a) Direaksikan dengan basa membentuk garam. Contoh: Contoh: O O OO // // // // CH
CH33 — — C C — — OH OH + + NaOH NaOH CHCH33 — C — ONa + H— C — ONa + H22OO
asam
asam etanoat etanoat natrium natrium etanoatetanoat b) Direaksikan dengan alkohol membentuk ester
b) Direaksikan dengan alkohol membentuk ester O O OO // // // // CH CH33 — CH— CH22 — C — OH + CH— C — OH + CH33OH OH CHCH33 — CH— CH22 — C — OCH— C — OCH33++ H H22OO asam
e. Beberapa asam karboksilat yang banyak digunakan e. Beberapa asam karboksilat yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-hari
dalam kehidupan sehari-hari
1) Asam formiat (asam semut/asam metanoat)
1) Asam formiat (asam semut/asam metanoat)
Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah larut
Asam formiat merupakan zat cair yang tidak berwarna, mudah larut
dalam air dan berbau tajam. Kegunaan asamformat yaitu untuk
dalam air dan berbau tajam. Kegunaan asamformat yaitu untuk
mengumpulkan lateks, penyamakan kulit, dan pada proses pencelupan
mengumpulkan lateks, penyamakan kulit, dan pada proses pencelupan
tekstil.
tekstil.
2) Asam asetat (asam cuka/asam etanoat)
2) Asam asetat (asam cuka/asam etanoat)
Asam asetat mempunyai banyak kesamaan sifat dengan as
Asam asetat mempunyai banyak kesamaan sifat dengan asam formiatam formiat
yaitu: berwujud cair, tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan
yaitu: berwujud cair, tidak berwarna, mudah larut dalam air, dan
berbau tajam. Larutan cuka sebagaimakanan yang umum digunakan
berbau tajam. Larutan cuka sebagaimakanan yang umum digunakan
sehari-hari mempunyai kadar 25% volume asam asetat, sedangkan
sehari-hari mempunyai kadar 25% volume asam asetat, sedangkan
asam asetat murni disebut asam asetat glasial
asam asetat murni disebut asam asetat glasial digunakan untuk digunakan untuk
membuat selulosa asetat dalam industri rayon.
8. Ester
8. Ester
a. Rumus umum ester
a. Rumus umum ester
Senyawa karbon yang mengikat gugus fungsi
Senyawa karbon yang mengikat gugus fungsi
O
O
//
//
— C — OR
— C — OR
atau –COOR term
atau –COOR term
asuk golongan ester. Rumus
asuk golongan ester. Rumus
umum ester sebagai berikut.
umum ester sebagai berikut.
O
O
//
//
R — C — OR’
R — C — OR’
b. Tata nama ester
b. Tata nama ester
Penamaan ester hampir sama dengan asam karboksilat, hanya saja
Penamaan ester hampir sama dengan asam karboksilat, hanya saja
karena atom H dari gugus –OH diganti dengan gugus alkil, maka
karena atom H dari gugus –OH diganti dengan gugus alkil, maka
nama asam diganti dengan nama alkil dari R . Sehingga ester
nama asam diganti dengan nama alkil dari R . Sehingga ester
mempunyai nama alkil alkanoat
mempunyai nama alkil alkanoat
.
.
O O // // R — C — OR R — C — OR alkanoat alkil alkanoat alkil Contoh: Contoh: O O // // CH
c. Isomer ester
c. Isomer ester
Senyawa ester yang mengandung atom C lebih dari dua
Senyawa ester yang mengandung atom C lebih dari dua
dapat mempunyai isomer. Karena untuk satu
dapat mempunyai isomer. Karena untuk satu rumus molekul
rumus molekul
ester, 2 alkil di antara gugus karbonil
ester, 2 alkil di antara gugus karbonil
dapat berbeda.
dapat berbeda.
d. Ester dengan asam karboksilat berisomer fungsi
d. Ester dengan asam karboksilat berisomer fungsi
Ester berisomer fungsi dengan asam karboksilat karena
Ester berisomer fungsi dengan asam karboksilat karena
kedua golongan ini mempunyai rumus molekul
kedua golongan ini mempunyai rumus molekul
yang sama.
yang sama.
Rumus molekul ester dan asam karboksilat sebagai berikut:
Rumus molekul ester dan asam karboksilat sebagai berikut:
C
e. Pembuatan ester
e. Pembuatan ester
Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam
Ester dapat dibuat dengan cara mereaksikan asam
karboksilat dengan alkohol memakai katalisator asam sulfat.
karboksilat dengan alkohol memakai katalisator asam sulfat.
Reaksi ini disebut pengesteran (esterifikasi).
Reaksi ini disebut pengesteran (esterifikasi).
Contoh:
Contoh:
1)
1)
As
As
am
am
fo
fo
rm
rm
ia
ia
t (
t (
as
as
am
am
me
me
ta
ta
no
no
at
at
) d
) d
en
en
ga
ga
n e
n e
ta
ta
no
no
l
l
membentuk etil formiat (etil
membentuk etil formiat (etil
metanoat).
metanoat).
2)
2)
As
As
am a
am a
se
se
ta
ta
t (a
t (a
sa
sa
m et
m et
an
an
oa
oa
t) de
t) de
ng
ng
an m
an m
et
et
an
an
ol m
ol m
em
em
be
be
ntu
ntu
k
k
metil asetat (metil etanoat).
metil asetat (metil etanoat).
f. Reaksi hidrolisis ester
f. Reaksi hidrolisis ester
Reaksi hidrolisis ester adalah reaksi antara ester
Reaksi hidrolisis ester adalah reaksi antara ester
dengan air
dengan air
menghasilkan asam karboksilat dengan alkohol.
g. Kegunaan ester
g. Kegunaan ester
1). Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam 1). Senyawa ester dengan rantai pendek (ester yang berasal dari asam
karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat karboksilat suku rendah dengan alkohol suku rendah) banyak terdapat dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut,
dalam buah-buahan yang menimbulkan aroma dari buah tersebut, sehingga disebut ester buah-buahan.
sehingga disebut ester buah-buahan.
2). Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat 2). Ester yang berasal dari gliserol dengan asam karboksilat
suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai suku rendah atau tinggi (minyak dan lemak). Digunakan sebagai bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin). bahan baku untuk pembuatan sabun dan mentega (margarin).
3). Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester 3). Ester dari alkohol suku tinggi dan asam karboksilat suku tinggi. Ester
ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin ini disebut lilin (wax), lilin ini berbeda dengan lilin hidrokarbon (lilin parafin). Kegunaannya ialah untuk pemoles mobil dan lantai.
8. Amina 8. Amina R
Ruummuus s UUmmuumm : : RR--NNHH22, Mengandung gugus fungsi –NH, Mengandung gugus fungsi –NH22(amina)(amina) T
Taatta a NNaammaa : : aallkkiillaammiinna a ((ttrriivviiaall//uummuumm)) alkanamina (IUPAC) alkanamina (IUPAC) Contoh: CH
Contoh: CH33CHCH22NHNH22 etilamina atau etanaminaetilamina atau etanamina CH CH33CHCH22N(CHN(CH33))22dimetiletilaminadimetiletilamina N,N N,N -dimetiletanamina-dimetiletanamina Si Sifafat t FiFisisikk : : PPoollaarr, , ttiititik k ddiiddiih h ttiinnggggii, , llaarruut t ddaallaam m aaiirr, , bbeerrsisiffaat t bbaassa a lleemmaahh S Siiffaat t KKiimmiiaa :: Reaksi asam basa Reaksi asam basa
CH
CH33NHNH22 + + HCl HCl CHCH33NHNH33++ClCl-
-Ikatan hidrogen pada amina, berperan penting dalam struktur lipat protein Ikatan hidrogen pada amina, berperan penting dalam struktur lipat protein dan struktur double helix pada asam nukleat.
dan struktur double helix pada asam nukleat.