• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mata kuliah : Filsafat Kebudayaan Pertemuan : 2 (K2) : Ruang Lingkup Kebudayaan 1. Pengertian Kebudayaan 2. Unsur-unsur kebudayaan 3.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Mata kuliah : Filsafat Kebudayaan Pertemuan : 2 (K2) : Ruang Lingkup Kebudayaan 1. Pengertian Kebudayaan 2. Unsur-unsur kebudayaan 3."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Mata kuliah : Filsafat Kebudayaan Pertemuan : 2 (K2)

Materi : Ruang Lingkup Kebudayaan 1. Pengertian Kebudayaan 2. Unsur-unsur kebudayaan 3. Wujud kebudayaan

Tujuan : Mahasiswa memahami luas pengertian Kebudayaan dan yang berbentuk abstrak, hubungan social sampai wujudnya sebagai hasil karya manusia.

--- A. Isi kajian / Materi

1. Pengertian Kebudayaan

(Karena cukup banyak maka materi bagian mi dilampirkan setelah catatan pustaka) 2. Unsur-unsur Kebudayaan

Unsur-unsur kebudayaan terangkum dalam kebudayaan universal (cultural universal). Unsur kebudayaan terdin dan tujuh hal dan merupakan unsur umum yang ada dalam tiap kebudayaan.

a. Sistem religi dan upacara keagamaan b. Sistem dan organisasi kemasyarakatan c. Sistem pengetahuan

d. Bahasa e. Kesenian

f. Sistem mata pencaharian hidup g. Sistem teknologi dan peralatan

(Koenjaraningrat, 1990;2).

Di dalam setiap kebudayaan yang berkembang selalu terdapat tujuh unsur ini. Tentu saja hal ini tidak lepas dan pengertian kebudayaan yang merupakan wahana kreativitas manusia yang berevolusi dan selalu berkembang. Sistem keagamaan mulai, sistem organisasi, pengetahuan, bahasa, kesenian, sistem mata pencaharian, sistem berteknologi ada dalam wujud-wujud kebudayaan sesuai dengan perkembangan kebudayaan suatu masyarakat. Tentu saja kualitas dan bentuknya berbeda. Meskipun demikian unsur-unsur tersebut ada. Sebagai misal bahasa. Pada suatu masyarakat, bahasa mempunyai gagasan idenya sendiri secara normatif, begitu juga dalam

(2)

pelaksanaannya di dalam pembicaraan dan hasil budaya bahasa mungkin muncul dalam ragam sastra.

Di dalam memperjelas pemahaman ini mahasiswa diberikan kesempatan untuk melihat penampilan unsur budaya suatu masyarakat dan mendiskusikannya sesuai dengan kreativitas berpikirnya.

3. Wujud Kebudayaan

Dilihat dan sisi wujud, setidaknya ada tiga wujud (Koentjaraningrat):

a. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dan ide-ide, gagasan-gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan-peraturan dan sebagainya. Wujud pertama ini disebut adat tata kelakuan atau adat dan disebut juga sistem budaya. Artinya, wujud budaya ini merupakan tata kelakuan yang mengatur, mengendalikan dan memberi arah kelakuan dan perbuatan manusia di dalam masyarakat.

b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan yang berpola dan manusia suatu masyarakat. Wujud kebudayaan ini juga disebut sebagai sistem sosial.

c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.

Wujud kebudayaan pertama, sebagai kompleks ide merupakan wujud ideal kebudayaan. Fungsinya adalah sebagai tata kelakuan yang mengantur, mengendalikan, memberi arah pada kelakuan dan perbuatan manusia di masyarakat. Selanjutnya disebut sistem budaya yang terealisasi dalam sistem norma, sistem hukum, dan peraturan khusus yang berhubungan dengan aktivitas hidup manusia sehari-hari (Koentjaraningrat, 1974; 15-16)

Wujud kebudayaan kedua disebut juga sistem sosial. Sistem sosial terdiri dari aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi menurut pola-pola tertentu berdasarkan tata kelakuan dan wujud kebudayaan pertama di atas. Sistem sosial ini bersifat konkrit, terjadi di sekeliling manusia dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan wujud kebudayaan yang ketiga berupa kebudayaan fisik, benda-benda konkrit yang dapat dilihat dan diraba sebagai hasil budidaya manusia (Koentjaraningrat, 1974;16). Kebudayaan konkrit ini dapat ditunjuk misalnya bangunan, hasil seni, hasil teknologi, buku, dan sebagainya.

A.L.Kroeber mengatakan bahwa dalam menganalisis kebudayaan seorang peneliti harus memisahkan dengan tajam kebudayaan sebagai suatu sistem gagasan dan pikiran manusia yang hidup di masyarakat, dan kebudayaan sebagai sistem aktivitas tingkah laku manusia di masyarakat. Sistem yang pertama adalah culture

(3)

system atau sistem budaya, dan yang kedua adalah social system atau sistem sosial (Koenjaraningrat, 1980; 13 1-132).

Sistem budaya merupakan kompleks ide yang bersifat sistematik dan normatik yang merupakan sistem tata nilai yang dianggap ideal oleh suatu masyarakat dan diusahakan untuk direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari. Ini merupakan pola kebudayaan yang relatif khas bagi suatu masyarakat pendukung. Gagasan dasar ini akan tercermin dalam tata hidup dan menjadi pandangan hidup bermasyarakat.

B. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran pada pertemuan ini :

1. Diskusi, dilakukan untuk mendiskusikan penelusuran istilah kebudayaan yang dilakukan mahasiswa sebagai upaya memperhatikan dan mengembangkan hasil kajian mahasiswa.

2. Ceramah dan dialog, dilakukan untuk menjelaskan pokok-pokok pengertian unsur dan wujud kebudayaan.

3. Penugasan, dilakukan untuk memperluas pemahaman mahasiswa akan ruang lingkup kebudayaan dalam konteks unsur dan wujud dengan cara menerapkan konsep tersebut dalam realitas kebudayaan yang mereka lihat di masyarakat.

C. Evaluasi

Evaluasi awal dapat dilakukan dengan melakukan post test terhadap pengertian unsur dan wujud kebudayaan yang telah disampaikan oleh dosen.

Evaluasi berikutnya dilakukan setelah tugas didiskusikan atau dikumpulkan pada pertemuan berikutnya. Dosen memberi kritik, masukan dan penghargaan lain serta mengarahkan pada prospek penulisan yang lebih maju.

D. Pustaka

- Koentjaraningrat, 1990, Kebudayaan Mentalitas Pembangunan, Gramedia, Jakarta.

(4)

Lampiran sub 1 (Pengertian kebudayaan). A. Pengertian kebudayaan secara etimologis

Pengertian kebudayaan secara etimologis adalah pengertian kebudayaan didasarkan atas asal kata kebudayaan, yakni dengan cara menjabarkan makna kebudayaan dan asal katanya dalam sejarah penggunaannya.

1. Koentjaraningrat (dalam Pengantar Antropologi)

Kebudayaan berasal dari kata “budhayah” yang merupakan bentuk jamak dari “budhi” yang berarti budi atau akal. Berdasarkan asal kata ini kebudayaan dimengerti sebagai hal yang bersangkutan dengan akal.

2. Haji Agus Salim (dalam Endang Saefuddin Ansari, Agama dan Kebudayaan), Kebudayaan di dalam bahasa Jawa diucapkan “kabudayan”, dan merupakan persatuan antara budi dan daya. Kebudayaan merupakan kata yang sejiwa, tidak dipisah-pisah. Budi sendiri mengandung makna akal, pikiran, pengertian, paham, pendapat, ikhtiar, serta perasaan. Daya berarti tenaga, kekuatan dan kesanggupan. Kebudayaan oleh karenanya berarti himpunan segala usaha dan daya upaya yang dikerjakan dengan menggunakan hasil pendapat budi untuk memperbaiki sesuatu dengan tujuan mencari kesempurnaan.

3. M.M. Djojodiguno (dalam Asas-asas Sosiologi)

Kebudayaan merupakan bentuk rimbang dan kata budaya. Budaya merupakan mufrad dan budi yang berarti kemungkinan-kemungkinan yang ada dalam jiwa manusia, yang membedakan manusia dengan hewan.

4. Ki Hajar Dewantara (dalam Masalah Kebudayaan)

Kebudayaan berarti buah budi manusia, yaitu hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat yaitu alam dan jaman (kodrat dan masyarakat). Berdasarkan asal kata kebudayaan dan bahasa Sanskerta dan Jawa di atas, dapat disimpulkan bahwa kebudayaan mengandung arti:

a. Hal-hal yang bersangkutan dengan akal.

b. segala usaha yang dikerjakan berdasarkan pada budi, untuk memperbaiki sesuatu dan untuk mencapai kesempurnaan.

c. Kemungkinan hal yang ada pada manusia yang membedakannya dengan hewan.

d. hasil perjuangan manusia melawan kodrat dan masyarakat.

Meskipun demikian, gambaran tentang kebudayaan yang cukup memadai ini tetap mengundang kritik. YWM Bakker (dalam Flisalat Kebudayaan) mengingatkan untuk kritis terhadap pendekatan etimologis ini, dan penafsiran terhadap kata

(5)

kebudayaan harus dibuktikan dengan dokumen yang akurat, tidak semena-mena ditafsirkan. Menurut Bakker ada beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Kata “budhayah” dalam bahasa Sansekerta tidak dipakai untuk pengertian kebudayaan.

2. Bentuk rimbang tidak ada dalam bahasa Indonesia sehingga kata tersebut tidak mempunyai tugas atau fungsi dalam bahasa Indonesia. Seperti kata mufrad dan jamak sebagai unsur-unsur seperti: alim-ulama, hal-ihwal dsb. Kata-kata ini hanya dipakai secara campuran.

3. Dalam sastra Indonesia kuno (kata-kata Sansekerta diwariskan lewat ini), kata budhayah belum ditemukan. Hanya dalam Babad Jawa dibaca kata kebudayaan dengan arti berpikiran, berakal.

Alasan-alasan lain menuju pada kesimpulan bahwa tafsir etimologis yang ada kurang didukung data yang akurat. Berkait dengan ini Bakker melihat kemungkinan bahwa kata budaya berasal dari kata abhyudaya dari bahasa Sansekerta. Perubahan bentuknya menjadi budaya dapat dipertanggungjawabkan menurut hukum aphaeresis dan syncope. Aphaeresis yang penghilangan suku kata di awal yang biasanya berupa vokal seperti awasana menjadi wasana, abhyasa menjadi biasa, dsb. Sedangkan syncope adalah penghilangan sisipan “i” atau “y” seperti vidyadhari menjadi bidadari, vijoma menjadi boma. Dilihat dan arti, abhyudaya berarti hasil baik, kemajuan, kemakmuran yang serba lengkap, dipakai dalam kitab-kitab Darmasutra dan kitab agama Budha untuk menunjukkan kemakmuran, kebahagiaan, kesejahteraan moral dan rohani, materiil dan jasmani sebagai kebalikan nirvana atau penghapusan segala musibah untuk mencapai kebahagiaan dunia.

Istilah atau kata kebudayaan juga sering dipakai bersama dengan kata kultur (culture) dan peradaban (civilization). Meskipun demikian meskipun secara umum ketiga kata tersebut sering dimengerti sama, ada juga yang menganggap adanya nuansa perbedaan tipis antara kebudayaan, kultur, dan peradaban.

B. Pengertian kebudayaan secara semantis

Pendekatan kata kebudayaan secara semantis merupakan usaha memahami kata kebuclayaan didasarkan pada penggunaannya di masyarakat dan sesuai dengan sejarah pemakaiannya. Biasanya masyarakat tertentu mempunyai penekanan tertentu terhadap penggunaan suatu kata tertentu. Di bawah ini beberapa pendekatan terhadap kata kebudayaan secara semantis.

(6)

1. Pada masyarakat Yunani Kuno

Kebudayaan diungkapkan dengan istilah “paidea” yang berarti pendidikan. Pada mulanya dimaksudkan sebagai usaha mendidik para pemuda. Setelah itu berkembang dalam pengertian isi pendidikan, cita-cita hidup yang diwariskan secara turun-temurun dan dianggap mewakili intisari pandangan hidup mereka. Pada waktu sekarang, kata yang berarti kebudayaan berbunyi “politeuma” atau politik. Pengertiannya bergeser dan makna pendidikan menjadi bermakna pada konteks kenegaraan. Sebagai kesimpulan, kebudayaan semula diartikan sebagai usaha memperbaiki hidup manusia dengan pendidikan, dan akhirnya berarti suatu usaha yang menyangkut kepentingan seluruh masyarakat dalam rangka membentuk hidup yang lebih baik.

2. Pada masyarakat Romawi

Kebudayaan diungkapkan dengan kata “cultura” yang berarti mencurahkan perhatian atau menggemari. Orang Romawi sangat mengenal istilah Cultura Del, yang berarti kebaktian kepada Tuhan dan agriculture, yang berarti memelihara tanah. Hal ini menunjukkan bahwa dua hal yang sangat prinsip dan berharga dalam kehidupan orang Romawi adalah membangun negara dengan cara beribadat dan bertani.

Di samping hal tersebut di atas, masih ada istilah humanitas. Humanitas diartikan dengan perikemanusiaan. Sepadan dengan pengertian ini, humaniora dalam pendidikan berarti pelajaran yang menginginkan terwujudnya nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karenanya, kebudayaan diarahkan untuk mempertinggi derajat kemanusiaan. Pengertian ini sangat berbeda dengan sejarah kebudayaan Barat modem yang menekankan pada perkembangan ilmu dan teknologi untuk menguasai dunia materiil. Kebudayaan dalam arti ini bahkan sering menyebabkan manusia terasing dan kemanusiaannya sendiri. Kebudayaan dalam pengertian humaniora adalah untuk mengembangkan nilai-nilai manusiawi yang paling fundamental.

3. Pada masyarakat India

Kebudayaan dikenal dengan istilah “sarvodaya”, yaitu keseluruhan hasil usaha manusia untuk mencapai perkembangan integral dan seimbang. Persepsi ini pada dasarnya merupakan orientasi yang melihat segala sesuatu sebagai suatu kesatuan total. Kebudayaan India ditekankan pada usaha menciptakan harmoni dalam kehidupan manusia, masyarakat, dan dunia meskipun di dalamnya tetap terdapat suatu tingkatan nilai.

(7)

4. Pada masyarakat Arab

Gambaran kebudayaan dimunculkan dalam beberapa istilah a.l.”

a. hadarat, menekankan pada aspek pengolahan dan penyempumaan. b. muruwah, berarti humanisme kesukuan.

c. tamaddan dan madanniyah, mendekati arti sivilisasi, yaitu menyebut seluruh sejarah kebudayaan muslim.

d. thagafa, kebudayaan diartikan pada perkembangan ilmu, penekanan aspek intelegensi.

e. umran badawi (kebudayaan primitif) dan umran hadari (kebudayaan modern - high culture).

Berdasarkan peristilahan di atas dapat dikatakan bahwa pada dasarnya kebudayaan merupakan penjelmaan nilai-nilai manusiawi. Konsep kebudayaan Islam (atau Arab) pada hakikatnya menekankan pada peranan akal dan pengembangan ilmu pengetahuan. Hal ini mirip dengan konsep budaya modern (umran hadari - high cullure) yang menekankan pada pengembangan ilmu dan teknologi modem. Meskipun demikian, konsep kebudayaan pada hakikatnya didasarkan atas budi manusia.

5. Pada masyarakat Indonesia

Di Indonesia, penggunaan kata kebudayaan ditekankan pada aspek budi sebagai dasar kebudayaan. Dengan daya budinya manusia merealisasikan kualitas dirinya ke tingkat yang Iebih manusiawi. Pendapat-pendapat mengenai perealisasian budi daya manusia ini datang dari berbagai ahli. Pada dasarnya mereka menekankan pada pengembangan kreativitas budi daya manusia lengkap dengan segala kemapuannya menapaki sejarah perkembangan di masa datang.

Berdasarkan pemakaian kata kebudayaan dari berbagai masyarakat ditunjukkan bahwa pada dasarnya kebudayaan berbicara mengenai sifat-sifat dasar manusiawi, yaitu bagaimana manusia mengembangkan bakat akal budinya dalam menghadapi kehidupannya.

Referensi

Dokumen terkait

  PEND F-Learn Kristen F-Learn Mahasi dengan Pandua menjad DAFT PENDA A. Panduan harapan memu an ini masih jau di lebih sempur TAR ISI AHULUAN OGIN ► Mem ASILITAS UMU ATERI

Pada penyimpanan 3 hingga 6 hari lama hidup imago yang muncul tidak berbeda nyata bila dibandingkan dengan kontrol, hal ini dikarenakan pada penyimpanan selama 3 hingga 6

saya ingin semua anak Indonesia ,tak terkecuali anak jalanan harus bisa sukses seperti kedua orang tua saya.Saya biasanya kalau tidak ada pekerjaan dirumah hanya merenungkan

Seperti yg telah dijelaskan dalam jurnal, user diberikan hak akses berupa proses upload maka pada sistem yang akan dibangun menggunakan pembatas harddisk dengan menggunakan disk

Adakah alat dan bahan lain yang dapat d Adakah alat dan bahan lain yang dapat digunakan untuk membuat model atau karya igunakan untuk membuat model atau karya

1. Apakah prodi telah mengacu pada deskripsi pembelajaran lulusan KKNI dalam melaksanakan capaian pembelajaran lulusan? Program Studi sudah mengacu pada deskripsi

The term “discovery” is used to designate many different kinds of processes: the discovery of phenomena through controlled experiment (e.g., the discovery of the Zeeman

Berdasarkan grafik tersebut bahwa RAP sampai pada treatment terakhir untuk aspek kemampuan mengidentifikasi masalah berada pada kategori ‘tinggi’, sedangkan pada aspek