• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAILY REPORT 06 Januari 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DAILY REPORT 06 Januari 2015"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

    

 

           

 

 

NEWS HEADLINES

JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART

Perspektif teknikal masih mengkonfirmasikan positif bagi IHSG dalam pekan ini, seiring sinyal dari sejumlah indikator yang mengindikasikan trend up. Tercermin baik dari lagging indicator maupun leading indikator yang mengkonfirmasikan positif bagi IHSG. Dari indikator Stochastic dan MACD mensinyalkan uptrend untuk IHSG.

JAKARTA INDICES STATISTICS

CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)

IHSG 5219.996 -22.773 6,428 5,507.596

LQ-45 898.27 -4.86 1,112 3,214.466

MARKET REVIEW

MARKET VIEW

Pada perdagangan hari Senin (5/1) IHSG ditutup turun tipis sebesar 22,77 poin (0,43%) dari level 5.242,77 ke level 5.219,995 dipengaruhi oleh sentimen dari pasar global dan aksi ambil untung investor asing. Sektor aneka industri memimpin penurunan dengan pelemahan sebesar -2,02% sedangkan hanya satu sektor yang mengalami penguatan yakni sektor konsumen yang menguat sebesar 0,54%. Selain itu, pelemahan Rupiah yang dikarenakan memburuknya neraca perdagangan juga memberi sentimen negatif ke bursa saham. Nilai tukar Rupiah diperkirakan akan melemah pada perdagangan pekan ini seiring dengan pelemahan mayoritas mata uang di negara-negara kawasan Asia. Dari pasar global, bursa AS terkoreksi setelah menyentuh level tertingginya dipengaruhi oleh melemahnya data indeks manufaktur AS. Indeks manufaktur AS yang dirilis oleh Institute for Supply Management turun ke level 55,5 di bulan Desember dari level 58,7 di bulan November. Meski mengalami penurunan, pasar mempercayai bahwa ekonomi AS masih dalam tren ekspansi. Penurunan data manufaktur AS diperkirakan karena pengaruh dari liburan akhir tahun. Oleh karena itu, di bulan mendatang data manufaktur AS diprediksi akan kembali menguat. Dari pasar regional,

 

saham Jepang ditutup melemah pada perdagangan hari pertama tahun ini setelah berfluktuasi sepanjang hari. Saham penjelajah energi (energy explorers) melemah sedangkan saham maskapai penerbangan menguat didukung oleh pelemahan harga minyak. Indeks Nikkei 225 ditutup melemah sebesar 42,06 poin (0,24%) dari level 17.450,77 ke level 17.408,71. Sementara itu, indeks Shanghai Composite naik tajam ke level tertinggi dalam lima tahun sebesar 115,84 poin (3,58%) dari level 3.234,68 ke level 3.350,52 dipengaruhi oleh pembelian investor atas saham-saham perusahaan besar dan pengembang properti. Di sisi lain, indeks Hang Seng ditutup turun tipis sebesar 136,50 poin (0,57%) dari level 23.857,82 ke level 23.721,32. Dari Eropa, bursa Eropa tentatif bergerak melemah di awal perdagangan di tengah kekacauan politik di Yunani. Perdana Menteri Samaras memperingatkan bahwa kemenangan lawan partai politiknya akan menyebabkan gagal bayar pemerintah atas hutangnya dan keluarnya Yunani dari zona euro. Ketidakpastian tentang masa depan Yunani dikhawatirkan akan membebani ekonomi Eropa yang sedang berjuang bangkit dari resesi.

Keputusan pemerintah menurunkan harga BBM bersubsidi yang hanya berselang satu setengah bulan dari kenaikan harga BBM pemerintah pada 18 November 2014. Langkah pemerintah tersebut menyusul tren penurunan harga minyak mentah dunia yang kini berkisar di level US$ 54 per barel, sehingga memungkinkan pemerintah menghapus subsidi premium di Jawa, Madura, dan Bali. Pada saat bersamaan, pemerintah menetapkan subsidi tetap untuk solar sebesar Rp 1.000 di seluruh Indonesia, dan subsidi tetap untuk premium sebesar Rp 1.000 per liter di luar wilayah Jawa, Madura, dan Bali. Dengan kebijakan baru berupa penghapusan subsidi dan pemberlakuan subsidi tetap tersebut, pemerintah mampu menghemat anggaran subsidi BBM di APBN 2015 sebesar Rp 216 triliun. Dengan demikian, anggaran yang semula dialokasikan untuk subsidi BBM bisa dialihkan untuk kegiatan produktif, terutama untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur. Penghapusan subsidi Premium dan pemberian subsidi tetap untuk Solar, bisa menyebabkan investor mempercayai bahwa pemerintah berkomitmen untuk mereformasi subsidi. Diharapkan langkah pemerintah tersebut dapat mendorong arus modal masuk dan mendukung penguatan rupiah. Namun, apabila pemerintah tidak mampu merealisasikan pembangunan infrastruktur akan berdampak pada hilangnya kepercayaan investor terhadap pemerintah, ini akan mengancam pelarian aliran dana asing yang masuk ke Indonesia dan berpotensi mendorong pelemahan atas nilai tukar Rupiah. Pada akhirnya akan menimbulkan kecemasan kalangan pelaku pasar saham di lantai bursa. Sisi lain, penurunan BBM yang dilakukan pemerintah belum berpengaruh besar pada harga kebutuhan pokok. Menko Perekonomian, Sofyan Djalil, mengatakan, semestinya harga-harga kebutuhan pokok dan transportasi mengikuti penurunan harga BBM. Tetapi yang terjadi selama ini masalahnya respon pasar yang perlu waktu, karena jika harga sudah naik sulit untuk turun. Jika akhirnya harga kebutuhan tidak turun, maka penurunan BBM tersebut tidak berdampak besar bagi perekonomian. Selain dari internal tersebut, sentimen bagi IHSG hari ini akan dipengaruhi oleh faktor dari indeks bursa global yang terjadi tekananan. Bursa saham AS turun tajam pada hari Senin, seiring turunnya harga saham perusahaan energi akibat pelemahan atas harga minyak ke level terendah sejak April 2009. IHSG diperkirakan berpeluang melanjutkan pelemahan seiring minimnya katalis positif ke pasar hari ini.

DAILY REPORT

06 Januari 2015

• PGAS akan jual 1,85 juta saham buyback • Kontrak baru PTPP mencapai Rp 20 triliun

• ACST siapkan belanja modal Rp 60 miliar pada 2015 • UNTR beli saham ACST Rp 650 miliar

• Eddy Sariaatmadja lepas 455 juta saham EMTK • LTLS melakukan stock split

• LTLS membidik pendapatan Rp 7 triliun pada tahun ini • INDF berencana melepas 52.94% saham China Minzhong Food • Grup Salim lepas saham perusahaan bijih besi

• TOBA cari cadangan baru batubara

• SSMS targetkan laba bersih tumbuh 20% di 2015 • SMSS finalisasi pinjaman USD 60 juta

• SMGR tambah capex menjadi Rp 7 triliun • MASA tunda ekspansi di Mesir dan Kazakhstan • TAXI anggarkan capex Rp400-Rp500 miliar di 2015 • GIAA harapkan penaikan rasio utang

• GIAA raih pinjaman Rp1,37 triliun dari BBRI • BBRI optimis laba bersih 2014 lebih tinggi dari 2013 • BNI Syariah targetkan pertumbuhan pembiayaan 25% • Cathay Life beli 40% saham MAYA

• BBTN sekuritisasi aset Rp3 triliun

• MDRN akan luncurkan 6 klaster baru di kawasan Cakung • CTRA targetkan penjualan Rp 9,7 triliun

• BEST akan menaikkan harga jual lahan tahun ini

Support Level 5206/5193/5179

Resistance Level 5234/5247/5261

Major Trend Up

(2)

     

           

 

 

6 January 2015

6 January 2015

Perusahaan Gas Negara (PGAS) menunjuk Bahana Securities untuk melakukan penjualan sebanyak 1,85 juta saham ke pasar. Pelaksanaan penjualan saham yang diperoleh melalui program pembelian kembali saham (buyback) tersebut akan dilakukan melalui transaksi di BEI. Waktu pelaksanaan penjualan paling cepat dilakukan 14 hari setelah pengumuman tersebut. Penjualan saham buyback tersebut dilakukan dengan harga yang tidak lebih rendah dari harga penutupan perdagangan di BEI satu hari sebelum tanggal penjualan saham atau dengan harga rata-rata dari harga penutupan perdagangan harian selama 90 hari terakhir sebelum tanggal penjualan saham. Perseroan akan menggunakan harga yang lebih tinggi, di antara kedua alternatif tersebut.

Pembangunan Perumahan (PTPP) telah merealisasikan kontrak baru sebesar Rp 20,2 triliun hingga akhir 2014. Tahun ini, perseroan tetap optimistis mengalami pertumbuhan kontrak baru sebesar 33% menjadi Rp 27 triliun. Selain menyelesaikan proyek yang tengah berjalan di sektor properti dan konstruksi sipil, perseroan berencana memulai proyek apartemen di Perth, Australia. Tahun ini, PTPP menyiapkan belanja modal senilai Rp 1,8 triliun atau naik 3 kali lipat dibanding alokasi capex tahun ini yang sebesar Rp 460 miliar.

Acset Indonusa (ACST) menyiapkan Rp 60 miliar untuk belanja modal pada 2015. Sesuai rencana, dana capex akan digunakan untuk operasional kegiatan usaha perseroan. ACST kemungkinan akan lebih ekspansif tahun ini, menyusul masuknya UNTR menjadi pemegang saham pengendali. Dalam situasi normal, perseroan menargetkan pertumbuhan kontrak baru hingga 20% dari realisasi tahun sebelumnya.

United Tractors (UNTR) resmi mengambil alih sebanyak 200 juta (40%) saham Acset Indonusa (ACST) dengan nilai transaksi mencapai Rp 650 miliar. Selanjutnya, UNTR akan melakukan penawaran tender sesuai ketentuan bursa mengenai perubahan pengendali ACST sebagai perusahaan terbuka. Melalui penawaran wajib tersebut, UNTR berharap dapat menambah kepemilikan saham ACST menjadi minimal 50,1%.

Eddy Kusnadi Sariaatmadja melepas saham Elang Mahkota Teknologi (EMTK) sebanyak 455 juta saham senilai Rp2,5 triliun (Rp5.490 per saham) kepada Archipelago Investment Pte. Ltd. pada 29 Desember 2014. Saham tersebut mewakili 8,07% dari total saham dikeluarkan dan disetor oleh perseroan. Adapun sebelumnya pada 24 Desember 2014, PT Adikarsa Sarana membeli 479,47 juta saham EMTK senilai Rp2,3 triliun (Rp4.800 per saham).

Lautan Luas (LTLS) akan melakukan pemecahan nominal saham (stock split) dengan mengubah nilai nominal sahamnya dari Rp 250 per saham menjadi Rp 125 per saham. Tanggal terakhir penyelesaian transaksi saham dengan nilai nominal lama di pasar reguler dan negosiasi adalah 13 Januari. Jumlah saham yang telah ditempatkan dan disetor juga berubah dari semula sebanyak 780 juta lembar saham menjadi 1,56 miliar lembar saham. Stock split bertujuan membuat saham perseroan lebih likuid.

Lautan Luas (LTLS) membidik pendapatan sebesar Rp 7 triliun pada tahun ini, naik dari target tahun lalu yang sekitar Rp 6 triliun. Pertumbuhan akan dipicu oleh penguatan distribusi dan manufaktur. Tahun ini, perseroan akan fokus menggarap tiga proyek utama dengan total nilai Rp 750 miliar. Ketiga proyek tersebut adalah perluasan pabrik krimer di Mojosari USD 40 juta, pergudangan logistik di Semper Tanjung Priuk Rp 150 miliar dan pembangunan pabrik bahan kimia di Tanggerang USD 10 juta.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) memproyeksikan laba bersih tahun 2015 sebesar Rp900 miliar, meningkat sekitar 20% dibandingkan target laba bersih akhir tahun kemarin sebesar Rp750 miliar. Untuk mendukung target tersebut, perseroan saat ini memiliki 4 pabrik kelapa sawit dengan kapasitas produksi masing-masing sebesar 45 ton per jam. Produksi tandan buah segar SSMS mencapai 850-900 ribu ton per tahun. Selain itu perseroan juga berhasil meningkatkan efisiensi operasional pabrik kelapa sawit yang akan mendukung performa tahun 2015.

Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) menyelesaikan proses pencarian pinjaman senilai USD 60 juta dari bank lokal dan asing untuk kebutuhan akuisisi dua perusahaan perkebunan. Kebutuhan dana untuk akuisisi dua perusahaan sawit mencapai Rp 1,54 triliun. Sebanyak Rp750 miliar atau 50% dari total dana akan dipenuhi dari pinjaman perbankan.

Indofood Sukses Makmur (INDF) berencana melepas 52,94% saham China Minzhong Food Corporation Ltd. Nilai transaksi diperkirakan mencapai SGD 416,4 juta atau sekitar Rp 3,9 triliun. Perseroan akan menjual 347 juta saham Minzhong Food pada harga SGD 1,2 per saham. Calon pembelinya adalah China Minzhong Holdings Ltd.

Toba Bara Sejahtera (TOBA) akan fokus membebaskan lahan untuk mencari cadangan baru batubara tahun ini. Ekspansi tersebut merupakan lanjutan dari ekspansi pengembangan infrastruktur dan peningkatan produksi batubara pada 2013 dan 2014. Perseroan juga akan membeli peralatan berat baru tahun ini. Hingga akhir 2014, pendapatan TOBA diperkirakan akan meningkat 18,2% hingga mencapai USD 499,2 juta.

Semen Indonesia (SMGR) akan menambah belanja modal tahun ini menjadi Rp 7 triliun dari semula Rp 5 triliun. Tahun 2015 adalah puncak investasi untuk pabrik di Rembang dan Indarung. Dari proyeksi capex hingga Rp 7 triliun, perseroan akan menggunakan dana Rp 1-2 triliun untuk membiayai akuisisi di luar negeri.

Multistrada Arah Sarana (MASA) kembali menunda rencana ekspansi pembangunan pabrik ban di Mesir dan Kazakhstan. Hal ini dikarenakan permintaan ban tengah mengalami penurunan. Sepanjang 2014, penjualan perseroan turun 10% dari penjualan ban pada 2013. Di samping itu, perseroan juga terbebani dengan penurunan harga jual ban seiring dengan turunnya berbagai harga komoditas. Penurunan harga komoditas termasuk karet sebagai bahan baku ban memang dapat mendorong penurunan biaya produksi, namun penurunan harga jual membuat perseroan tidak dapat menjaga margin laba kotor sebesar 14%-15%. Untuk mempertahankan marjin laba kotor, perseroan berencana menerapkan efisiensi di beberapa hal, seperti material dan tenaga kerja.

Gallant Venture Ltd, induk usaha Indomobil Sukses Makmur (IMAS), melepas kepemilikan saham tidak langsung sebesar 29,4% pada perusahaan penambangan Sebuku Iron Lateric Ores. Nilai pelepasan tersebut sekitar SGD 16,63 juta atau setara USD 12,59 juta. Pelepasan kepemilikan saham dilakukan oleh anak usaha perseroan yaitu Batamindo Investment Cakrawala. Pelepasan saham didasarkan atas pertimbangan dari berbagai evaluasi seperti underlying assets, posisi keuangan dan kondisi pasar yang berlaku.

Express Transindo Utama (TAXI) menganggarkan dana belanja modal (capex) sebesar Rp400-Rp500 miliar sepanjang 2015, seiring dengan upaya memperkuat infrastruktur operasional. Nilai

(3)

     

           

 

 

6 January 2015

6 January 2015

capex ini lebih rendah dari tahun lalu sebesar Rp700 miliar. Dana belanja modal ini akan didanai dari sisa emisi obligasi, pinjaman bank, dan kas internal. Adapun belanja modal tersebut akan digunakan untuk menambah armada serta memperkuat infrastruktur dan sistem operasional, demi meningkatkan kualitas layanan. Oleh karena itu perseroan tidak mengejar pertumbuhan signifikan tahun ini.

Garuda Indonesia (GIAA) berharap agar calon kreditor dapat mengabulkan penaikan rasio utang terhadap ekuitas hingga 2,4 kali. Saat ini debt tio equity ratio (DER) perseroan mencapai 1,1 kali dengan ekuitas US$1,3 miliar dan liabilitas US$1 miliar. Garuda Indonesia (GIAA) meraih pinjaman kredit dari Bank Rakyat Indonesia (BBRI) senilai Rp1,37 triliun untuk modal kerja. Fasilitas tersebut terdiri dari kredit modal kerja impor (KMKI) dan penangguhan jaminan impor (PJI) senilai maksimum Rp1 triliun. Kemudian, senilai maksimum US$30 juta atau setara dengan Rp375 miliar sebagai fasilitas kredit KMKI/PJI/

irrevocable

standby loan

(SLBC). Garuda dikenakan bunga sebesar 11% per

tahun untuk pinjaman dalam bentuk rupiah yang dimanfaatkan untuk KMKI, sementara 8,5% per tahun untuk PJI. Lalu, suku bunga sebesar 6% per tahun untuk pinjaman dalam mata uang dolar yang dimanfaatkan untuk KMKI, dan 2,25% per tahun untuk PJI. GIAA akan menggunakan fasilitas tersebut untuk pembelian bahan bakar, pemeliharaan pesawat serta jaminan atas pembiayaan sewa pesawat.

Bank Rakyat Indonesia (BBRI) optimistis laba yang diraih perseroan pada 2014 lebih tinggi dari laba yang diperoleh pada 2013. Pertumbuhan BBRI didukung oleh usaha mikro, kecil, dan menengah Indonesia yang sedang tumbuh. Selain itu perseroan juga menyatakan bahwa tingkat non-performing loan (NPL) tetap terjaga. Adapun BBRI menargetkan pertumbuhan laba sekitar 10-12% pada 2014. Pada 2013, BBRI mencatatkan laba bersih sebesar Rp21,6 triliun.

Cathay Life Insurance Co Ltd menyetujui pembelian 40% saham Bank Mayapada International (MAYA) senilai US$278 juta atau Rp3,47 triliun sebagai bagian dari ekspansi usaha. Aksi korporasi ini akan memberikan Cathay Financial, induk usaha Cathay Life Insurance, sebentuk platform untuk membangun bisnis asuransi dan manajemen aset d Asia Tenggara. Dalam perjanjian yang telah disetujui oleh pemegang saham kedua pihak, Credit Suisse menjadi penasihat Cathay Financial serta Morgan Stanley menjadi penasihat MAYA. Namun, proses selanjutnya masih membutuhkan persetujuan dari regulator di Taiwan maupun Indonesia.

Bank Tabungan Negara (BBTN) akan melakukan sekuritisasi aset senilai Rp3 triliun dengan menggandeng Cagamas Bhd, perusahaan pembiayaan sekunder perumahan asal Malaysia. Kerja sama tersebut sebagai bentuk pemanfaatan dari penandatanganan asas resiprokal yang telah dilakukan Bank Indonesia (BI), bank Negara Malaysia, dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada akhir tahun lalu. Disamping itu, sekuritisasi aset ini juga dilakukan untuk menghimpun dana-dana jangka panjang yang lebih murah. Tahun ini perseroan juga berencana menerbitkan Efek Beragun Aset Surat Partisipasi (EBA-SP) senilai Rp3 triliun dengan menggandeng PT Sarana Multigriya Finansial dan juga akan mengeluarkan negotiable certificate deposit (NCD) senilai Rp500 miliar. Penerbitan sekuritisasi tersebut akan menurunkan portofolio kredit yang kemudian meningkatkan perhitungan capital adequacy ratio (CAR). Perseroan menargetkan CAR tahun ini akan berada di posisi 15%-16%. Di samping itu, sekuritisasi nantinya juga akan menambah fee based income

sehingga meningkatkan perolehan laba. Adapun pada tahun ini BBTN menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 17%-18%, sementara pertumbuhan dana pihak ketiga ditargetkan tumbuh 20%.

BNI Syariah, anak usaha dari Bank BNI (BBNI), optimis menargetkan pertumbuhan pembiayaan dan dana pihak ketiga (DPK) masing-masing berkisar 25% untuk tahun 2015. BNI Syariah berhasil membukukan aset hingga Rp19,5 triliun pada akhir 2014, atau tumbuh 30% YoY. Sementara itu pembiayaan yang disalurkan hingga 2014 mencapai Rp15 triliun, tumbuh 30% YoY. Sebagian besar (60%) dari total pembiayaan BNI Syariah disalurkan ke sektor konsumer, yakni untuk kredit perumahan. Sementara itu, hingga akhir tahun 2015, BNI Syariah berencana mempertahankan CAR pada level 18%. Adapun hingga akhir 2014, CAR BNI Syariah tercatat sebesar 19%.

Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST) menyatakan lebih memilih untuk menaikkan harga jual lahan hingga 13% pada awal tahun ini dibanding menaikkan target penjualan jumlah lahan industri pada 2015. Target penjualan lahan pada 2015 sebesar 40 ha atau tidak mengalami perubahan dari realisasi penjualan lahan industri pada 2014. Harga rata-rata lahan industri di MM2100 pada 2014 tercatat dikisaran USD185-190/m2. Harga tersebut dipastikan naik menjadi USD200-210/m2 per awal tahun ini. Adapun jumlah dana yang disiapkan perseroan untuk akuisisi lahan pada tahun ini sejumlah Rp600-800miliar.

Modernland Realty (MDLN) menargetkan kenaikan pendapatan hingga 2x lipat seiring rencana peluncuran 6 klaster baru di kawasan Jakarta Garden City Cakung pada tahun 2015 ini. Untuk 2 klaster pertama yang terdiri atas 600 unit rumah akan diluncurkan serta dipasarkan pada pertengahan Januari 2015 ini dengan investasi Rp1 triliun.

Ciputra Development (CTRA) menargetkan penjualan unit properti (marketing sales) sebesar Rp 9,3-9,7 triliun pada 2015 atau tumbuh 10-15% dibandingkan perkiraan realisasi pada 2014 sebesar Rp 8,5 triliun. Pertumbuhan marketing sales akan ditopang oleh proyek-proyek properti baru perseroan. CTRA berencana mengembangkan 20 proyek properti dalam 10 tahun ke depan. Perseroan siap mengeluarkan dana investasi sebesar Rp 2-4 triliun. Pada 2015, CTRA menganggarkan belanja modal sebesar Rp 1,5 triliun.

(4)

      

 

 

 

 

 

6 January 2015

COMMODITIES

DUAL LISTING

Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change

(IDR)

Crude Oil (US$)/Barrel 50,00 -0,04 TLKM (US) 44 13.957 -306

Natural Gas (US$)/mmBtu 2,94 0,06 ANTM (GR) 0,06 889 -151

Gold (US$)/Ounce 1205,08 0,25

Nickel (US$)/MT 14830,00 -320,00

Tin (US$)/MT 19645,00 245,00

Coal (NEWC) (US$)/MT* 62,40 -0,35

Coal (RB) (US$)/MT* 63,36 -2,74

CPO (ROTH) (US$)/MT 715,00 -17,50

CPO (MYR)/MT 2261,50 -35,50

Rubber (MYR/Kg) 612,00 1,50

Pulp (BHKP) (US$)/per ton 742,90 0,17

*weekly

GLOBAL INDICES VALUATION

Change PER (X) PBV (X)

Country Indices Price

%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F

Market Cap (USD Bn)

USA DOW JONES INDUS. 17501,65 -1,86 -1,80 15,35 13,93 2,80 2,62 5.002,8

USA NASDAQ COMPOSITE 4652,57 -1,57 -1,76 20,41 17,41 3,31 2,98 7.513,0

ENGLAND FTSE 100 INDEX 6417,16 -2,00 -2,27 13,49 12,18 1,67 1,52 1.489,5

CHINA SHANGHAI SE A SH 3511,05 3,59 3,59 12,69 11,31 1,72 1,53 4.056,1

CHINA SHENZHEN SE A SH 1501,04 1,53 1,53 20,97 16,68 2,69 2,35 1.970,4

HONG KONG HANG SENG INDEX 23721,32 -0,57 0,49 10,68 9,68 1,22 1,13 1.884,7

INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 5220,00 -0,43 -0,13 14,97 12,80 2,57 2,27 390,4

JAPAN NIKKEI 225 17408,71 -0,24 -0,24 18,81 16,69 1,67 1,55 2.688,4

MALAYSIA KLCI 1736,62 -0,92 -1,40 15,39 14,15 1,90 1,79 280,8

SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3328,28 -1,26 -1,10 13,60 12,34 1,25 1,19 408,4

FOREIGN EXCHANGE

FOREIGN EXCHANGE

Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change

USD/IDR 12.614,00 69,00 1000 IDR/ USD 0,08 -0,0004

EUR/IDR 15.061,62 -18,51 EUR / USD 1,19 0,0007

JPY/IDR 105,63 0,83 JPY / USD 0,01 0,0000

SGD/IDR 9.452,94 -3,25 SGD / USD 0,75 0,0005

AUD/IDR 10.213,56 26,54 AUD / USD 0,81 0,0014

GBP/IDR 19.249,59 -53,28 GBP / USD 1,53 0,0011

CNY/IDR 2.027,96 0,00 CNY / USD 0,16 -0,0003

MYR/IDR 3.569,58 2,11 MYR / USD 0,28 -0,0014

KRW/IDR 11,37 0,00 100 KRW / USD 0,09 -0,0005

CENTRAL BANK RATE

INTERBANK LENDING RATE

Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)

FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.60

BI Rate (%) Indonesia 7.75 LIBOR (GBP) England 0.50

ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17

BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13

BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13

(5)

      

 

 

 

 

 

6 January 2015

INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS

SBI

Description Dec’14 Nov’14 Description Rate (%)

Inflation YTD % 8.36 5.75 SBI (9M) 6,90219

Inflation YOY % 8.36 6.23 SBIS (9M) 6,90219

Inflation MOM % 2.46 1.50

Foreign Reserve (USD) 111.14 111.97 Mn

GDP (IDR Bn) 2,619,869.70 2,619,869.70

BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR

Date Agenda Expectation

06 Jan US Factory Orders Naik menjadi 0.2% dari -0.7%

06-07 Jan Indonesia Foreign Reseves --

06-07 Jan Indonesia Net Foreign Assets --

07 Jan US Trade Balance Defisit turun menjadi $42.0 Bn dari $43.4 Bn

08 Jan US Initial Jobless Claims Turun menjadi 290 ribu dari 298 ribu

08 Jan US Continuing Claims Naik menjadi 2360 ribu dari 2353 ribu

09 Jan US Consumer Credit Naik menjadi $15.00 Bn dari $13.23 Bn

09 Jan US Unemployment Rate Turun menjadi 5.7% dari 5.8%

09 Jan US Underemployment Rate --

Ket: (*) US Time (^) Tentative

LEADING MOVERS

LAGGING MOVERS

Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt

GGRM IJ 63700 3.07 3.90 ASII IJ 7225 -2.36 -7.56 MYOR IJ 23100 8.45 1.72 SMAR IJ 7100 -13.41 -3.37 GIAA IJ 610 7.96 1.24 TLKM IJ 2835 -0.87 -2.69 BSDE IJ 1925 3.22 1.18 PGAS IJ 5900 -1.26 -1.94 TRIO IJ 1500 17.65 1.14 UNTR IJ 16875 -2.46 -1.69 CTRA IJ 1385 4.92 1.05 SCMA IJ 3395 -3.00 -1.64 BBMD IJ 1600 14.29 0.86 BBNI IJ 6025 -1.23 -1.48 TRAM IJ 263 24.64 0.54 BBRI IJ 11600 -0.43 -1.30 BIRD IJ 9650 2.12 0.53 TBIG IJ 9400 -2.34 -1.15 BDMN IJ 4600 1.10 0.51 MNCN IJ 2520 -2.33 -0.91

UPCOMING IPO'S

Company Business IPO Price

(IDR)

Issued

Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter

PT Bank Yudha Bhakti Banking & Finance

115.00 300.00 05 Jan-07 Jan’15 13 Jan 2015 Semesta Indovest Equator Securities

PT Archi Indonesia Mining 1895-2445 1,600.00 TBA TBA CIMB Niaga, Danareksa,

(6)

      

 

 

 

 

 

 

6 January 2015

6 January 2015

DIVIDEND

Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment

ADRO $0.00094 Cash Dividend

 

24 Dec-14 29 Dec-14 02 Jan-15 16 Jan-15

BFIN 138.00 Cash Dividend

 

02 Jan-15 05 Jan-15 07 Jan-15 15 Jan-15

BIPI 1.00 Cash Dividend

 

13 Jan-15 14 Jan-15 16 Jan-15 30 Jan-15

CORPORATE ACTIONS

Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period

BSWD Rights Issue 5:1 2800.00 10-Dec-14 11-Dec-14 17 Dec – 06 Jan’15

ARTI Rights Issue 1:4 117.00 22-Dec-14 23-Dec-14 02 Jan – 09 Jan’15

SUPR Rights Issue 125:54 7000.00 29-Dec-14 30-Dec-14 07 Jan – 14 Jan’15

MAYA Rights Issue 8:1 1150.00 06-Jan-15 07-Jan-15

 

13 Jan – 19 Jan’15

 

WOMF Rights Issue 27:20 135.00 28-Jan-15 29-Jan-15

 

04 Feb – 11 Feb’15

 

AKKU Rights Issue 20:132 100.00 TBA TBA

 

TBA

 

SIPD Reverse Stock 10:1 -- -- TBA TBA

LTLS Stock Split 1:2 -- -- TBA TBA

ACST Tender Offer -- TBA -- -- TBA

CPGT Tender Offer -- 105.00 -- -- 3 Jan - 01 Feb’15

GENERAL MEETING

Emiten AGM/EGM Date Agenda

EXCL RUPSLB 07-Jan-15

TBIG RUPSLB 08-Jan-15

MBAP RUPSLB 09-Jan-15

SIPD RUPSLB 09-Jan-15

SCPI RUPSLB 14-Jan-15

CNKO RUPSLB 15-Jan-15

BTPN RUPSLB 15-Jan-15

WOMF RUPSLB 21-Jan-15

JTPE RUPSLB 21-Jan-15

DAJK RUPSLB 21-Jan-15

BBNP RUPSLB 23-Jan-15

KARW RUPSLB 23-Jan-15

SMGR RUPSLB 23-Jan-15

MGNA RUPSLB 26-Jan-15

DVLA RUPSLB 26-Jan-15

ACST RUPSLB 28-Jan-15

AKSI RUPSLB 28-Jan-15

ISAT RUPSLB 28-Jan-15

SIPD RUPSLB 29-Jan-15

CMNP RUPSLB 30-Jan-15

ROTI RUPSLB 12-Feb-15

(7)

      

 

 

 

 

 

6 January 2015

6 January 2015

BJBR

TRADING BUY

S1 750 R1 795 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 720 R2 825

Closing

Price 765

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 750-Rp 825

• Entry Rp 765, take Profit Rp 820

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 6.29 Positif

MACD 10.07 Positif

True Strength Index (TSI) 15.52 Positif

Bollinger Band (Mid) 760 Positif

MA5 741 Positif 750.0 800.0 850.0 900.0 950.0

August September October November December 2015

BJBR 765 760 741.875 741 740 720 720 765 765 801.177 815 851.964 851.964 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BJBR - Stochastic %D(6,3,3) = 18.61, Stochastic %K = 42.50, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

20 18.6111 18.6111 42.5 42.5 80 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 8.0 0.0 BJBR - MACD (5,3) = -4.06, Signal() = -1.00 -4.06362 -0.99893 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 BJBR - TSI(3,5,3) = 15.52 0.00000 -22.0158 15.5172 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BJBR - William's % R(14) = -30.00, Volume() = 22,888,000.00 -30 22,888,000

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

BJTM

TRADING BUY

S1 470 R1 485 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 455 R2 500

Closing

Price 478

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 470-Rp 500

• Entry Rp 478, take Profit Rp 500

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 75.12 Positif

MACD 2.03 Positif

True Strength Index (TSI) 36.58 Positif

Bollinger Band (Mid) 462 Positif

MA5 466.2 Positif 320.0 340.0 360.0 380.0 400.0 420.0 440.0 460.0 480.0

Jul August September October November December 2015

BJTM Upward Sloping Channel

465.231 465.231 461.85 459 455.714 455.714 432.491 465.25 466.2 470 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BJTM - Stochastic %D(6,3,3) = 51.53, Stochastic %K = 64.85, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

51.5313 51.5313 20 64.8504 64.8504 80 -6.0 -5.0 -4.0 -3.0 -2.0 -1.0 0.0 1.0 2.0 0.0 BJTM - MACD (5,3) = -2.93, Signal() = -1.78 -2.93428 -1.78335 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 BJTM - TSI(3,5,3) = 36.58 23.4641 0.00000 36.584 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BJTM - William's % R(14) = -11.63, Volume() = 28,270,300.00 -11.627928,270,300

(8)

      

 

 

 

 

 

6 January 2015

6 January 2015

MYOR

TRADING BUY

S1 21900 R1 23700 Trend Grafik Major Down Minor Up

S2 20100 R2 25500

Closing

Price 23100

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 21900-Rp 23700

• Entry Rp 23100, take Profit Rp 23700

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 17.15 Positif

MACD 10.03 Positif

True Strength Index (TSI) 32.40 Positif

Bollinger Band (Mid) 22200 Positif

MA5 21365 Positif 20,000 22,000 24,000 26,000 28,000 30,000 32,000

Jul August September October November December 2015

MYOR Downward Sloping Channel

Bullish Breakout 21,528.8 21,528.8 21,365 21,218.8 20,450 19,789.1 19,789.1 22,200 23,100 23,100 23,100 26,075 26,730.7 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 MYOR - Stochastic %D(6,3,3) = 45.01, Stochastic %K = 69.99, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

45.011 45.011 20 69.9949 69.9949 80 -200 0 200 400 600 0 MYOR - MACD (5,3) = -339.06, Signal() = -131.50

-339.065 -131.501 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 MYOR - TSI(3,5,3) = 32.40 0.00000 -7.95116 32.4016 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 MYOR - William's % R(14) = -0.93, Volume() = 73,500.00 -0.934579

73,500

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

GIAA

TRADING BUY

S1 575 R1 650 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 525 R2 700

Closing

Price 610

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 570-Rp 700 • Entry Rp 610, take Profit Rp 700

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 50.08 Positif

MACD 2.08 Positif

True Strength Index (TSI) 5.00 Positif

Bollinger Band (Mid) 581 Positif

MA5 580 Positif 420.0 480.0 540.0 600.0 660.0 720.0

Jul August September October November December 2015

GIAA Wedge Bullish Breakout 580 577 577 573.2 573.2 530 509.058 580.5 585 605 610 610 610 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 GIAA - Stochastic %D(6,3,3) = 34.46, Stochastic %K = 35.98, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

34.4621 34.4621 20 35.9788 35.9788 80 -15.0 -10.0 -5.0 0.0 5.0 10.0 0.0 GIAA - MACD (5,3) = -4.51, Signal() = -0.86

-4.50635 -0.857133 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 GIAA - TSI(3,5,3) = 5.00 0.00000 -2.38381 4.99962 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 GIAA - William's % R(14) = -15.79, Volume() = 23,001,000.00

-15.7895 23,001,000

(9)

      

 

 

 

 

 

6 January 2015

6 January 2015

CTRA

TRADING BUY

S1 1330 R1 1410 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 1250 R2 1490

Closing

Price 1385

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 1330-Rp 1410 • Entry Rp 1385, take Profit Rp 1410

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 69.12 Positif

MACD 13.33 Positif

True Strength Index (TSI) 74.06 Positif

Bollinger Band (Mid) 1280 Positif

MA5 1291 Positif 1,000 1,100 1,200 1,300 1,400

Jul August September October November December 2015

CTRA Upward Sloping Channel

1,280 1,276.88 1,275 1,240 1,164.81 1,164.81 1,148.45 1,291 1,385 1,385 1,385 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 CTRA - Stochastic %D(6,3,3) = 66.24, Stochastic %K = 80.37, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

66.2402 66.2402 20 80 80.3704 80.3704 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 CTRA - MACD (5,3) = -24.65, Signal() = -15.46

-24.6537 -15.4588 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 CTRA - TSI(3,5,3) = 74.06 49.01 0.00000 74.0565 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 CTRA - William's % R(14) = -2.08, Volume() = 28,612,400.00 -2.08333

28,612,400

Created with AmiBroker - advanced charting and technical analysis software. http://www.amibroker.com

APLN

TRADING BUY

S1 340 R1 353 Trend Grafik Major Up Minor Up

S2 323 R2 370

Closing

Price 346

Ulasan

• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band

Prediksi • Trading range Rp 340-Rp 353 • Entry Rp 346, take Profit Rp 353

Indikator Posisi Sinyal

Stochastics 26.10 Positif

MACD 0.81 Positif

True Strength Index (TSI) 49.86 Positif

Bollinger Band (Mid) 339 Positif

MA5 334.4 Positif 280.0 300.0 320.0 340.0 360.0 380.0 400.0

Jul August September October November December 2015

APLN Downward Sloping Channel

340 339.45 334.4 332 323 322.771 322.771 346 346 346 364.524 365.655 365.655 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 APLN - Stochastic %D(6,3,3) = 61.63, Stochastic %K = 82.92, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00

61.6285 61.6285 20 80 82.9248 82.9248 -10.0 -8.0 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 6.0 0.0 APLN - MACD (5,3) = -2.94, Signal() = -1.77

-2.9358 -1.76792 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 APLN - TSI(3,5,3) = 49.86 21.5644 0.00000 49.8567 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 APLN - William's % R(14) = -23.33, Volume() = 32,887,400.00

-23.3333 32,887,400

(10)

      

 

 

 

 

 

 

6 January 2015

6 January 2015

THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING

Price Support Resistance Indicators 1 Month

Ticker Rec

05-01-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low

Agriculture

AALI Trading Buy 24675 24675 25150 24100 24450 24800 25150 Positif Positif Negatif 25450 22350

LSIP Trading Buy 1930 1930 1970 1880 1910 1940 1970 Positif Positif Negatif 2060 1845

SGRO Trading Buy 2080 2080 2115 2040 2065 2090 2115 Positif Positif Negatif 2340 2000

Mining

BUMI Trading Buy 89 89 95 73 84 95 106 Positif Positif Positif 107 52

PTBA Trading Buy 12350 12350 12600 12075 12250 12425 12600 Positif Positif Positif 13650 12175

ADRO Trading Sell 1025 1025 975 975 1010 1045 1080 Negatif Negatif Positif 1145 980

MEDC Trading Buy 3610 3610 3660 3510 3585 3660 3735 Positif Positif Negatif 3830 3350

INCO Trading Sell 3540 3540 3575 3465 3520 3575 3630 Negatif Negatif Positif 4175 3525

ANTM Trading Sell 1040 1040 1010 1010 1030 1050 1070 Negatif Negatif Positif 1120 930

TINS Trading Buy 1185 1185 1280 1085 1150 1215 1280 Positif Positif Positif 1295 1095

Basic Industry and Chemicals

SMGR Trading Sell 16225 16225 15975 15975 16150 16325 16500 Negatif Negatif Negatif 16800 15350

INTP Trading Sell 24775 24775 23875 23875 24425 24975 25525 Negatif Negatif Positif 25725 22900

SMCB Trading Sell 2180 2180 2155 2155 2175 2195 2215 Negatif Negatif Negatif 2370 2155

Miscellaneous Industry

ASII Trading Sell 7225 7225 7025 7025 7175 7325 7475 Negatif Negatif Negatif 7475 6825

GJTL Trading Sell 1375 1375 1355 1305 1355 1405 1455 Negatif Negatif Positif 1490 1245

Consumer Goods Industry

INDF Trading Sell 7475 7475 7300 7025 7300 7575 7850 Negatif Negatif Positif 7450 6325

GGRM Trading Buy 63700 63700 64875 58075 61475 64875 68275 Positif Positif Negatif 64250 57100

UNVR Trading Sell 32475 32475 32075 32075 32325 32575 32825 Negatif Negatif Positif 32625 30525

KLBF Trading Sell 1810 1810 1775 1775 1800 1825 1850 Negatif Negatif Positif 1835 1715

Property, Real Estate and Building Construction

BSDE Trading Buy 1925 1925 2025 1815 1885 1955 2025 Positif Positif Positif 1895 1535

PTPP Trading Buy 3540 3540 3585 3415 3500 3585 3670 Positif Positif Negatif 3625 2895

WIKA Trading Sell 3575 3575 3525 3390 3525 3660 3795 Negatif Negatif Positif 3895 2965

ADHI Trading Sell 3420 3420 3365 3220 3365 3510 3655 Negatif Negatif Positif 3625 2630

Infrastructure, Utilities and Transportation

PGAS Trading Sell 5900 5900 5800 5800 5875 5950 6025 Negatif Negatif Negatif 6225 5775

JSMR Trading Sell 7000 7000 6800 6800 6925 7050 7175 Negatif Negatif Positif 7250 6600

ISAT Trading Buy 4200 4200 4280 3900 4090 4280 4470 Positif Positif Negatif 4350 3050

TLKM Trading Sell 2835 2835 2790 2790 2820 2850 2880 Negatif Negatif Positif 2890 2715

CMNP Trading Sell 2970 2970 2945 2875 2945 3015 3085 Negatif Negatif Negatif 3200 2960

Finance

BMRI Trading Sell 10800 10800 10650 10650 10750 10850 10950 Negatif Negatif Negatif 10875 10125

BBRI Trading Buy 11600 11600 11800 11425 11550 11675 11800 Positif Positif Negatif 11725 10975

BBNI Trading Sell 6025 6025 5925 5925 6000 6075 6150 Negatif Negatif Negatif 6300 5700

BBCA Trading Sell 13200 13200 13075 13075 13150 13225 13300 Negatif Negatif Positif 13525 12825

BBTN Trading Sell 1220 1220 1190 1190 1210 1230 1250 Negatif Negatif Positif 1240 1095

Trade, Services and Investment

UNTR Trading Sell 16875 16875 16200 16200 16700 17200 17700 Negatif Negatif Positif 19350 16425

(11)

 

 

Referensi

Dokumen terkait

Nilai intrinsik saham MFIN dengan menggunakan model penilaian harga saham diskonto dividen sebesar Rp340 dinilai lebih rendah ( overvalued ) dibandingkan dengan harga penutupan

(sembilan puluh persen) dari rata-rata harga penutupan perdagangan saham Perseroan sejak tanggal 8 Oktober 2021 sampai dengan tanggal 12 November 2021, yaitu Rp2.849 (dua ribu

Sebagaimana beberapa saham property yang mencatatkan penguatan di penutupan perdagangan kemarin, LPKR pun mengalami penguatan sebesar 3.0% dan ditutup pada harga

Volume penjualan sigaret kretek mesin (SKM) full flavor, yang merupakan 77% dari total volume penjualan perseroan sedikit lebih rendah menjadi 45 miliar batang dari 45.6 miliar

Harga saham INDF dalam dua sesi perdagangan terakhir pekan kemarin cenderung terkoreksi ditutup di Rp.4775 atau turun 1,5% dari posisi harga sebelumnya di Rp.4850.. Secara technical,

Analyst Vibiz Research Center memproyeksikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak dalam potensi tekanan lanjutan ditengah tekanan pada bursa global yang masih

Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal, harga saham ASRI sejak pertengahan bulan Desember terlihat terus mengalami pergerakan penguatan,

Analyst Vibiz Research Center melihat sisi indikator teknikal harga saham BIRD sejak awal bulan Desember bangkit dari fase konsolidasi dan saat ini menunjukan