NEWS HEADLINES
JAKARTA COMPOSITE INDEX CHART
Penutupan IHSG pada akhir pekan lalu berhasil mencatatkan kenaikan singnifikan, hal ini sekaligus dapat memberikan sinyal dari perspekltif tenikal terkonfirmasi positif. Indikator stochastic dan MACD mengindikasi trend positif bagi indeks. Demikian dengan lagging indikator maupun candle mengkonfirmasikan sinyal positif bagi IHSG di pekan ini.
JAKARTA INDICES STATISTICS
CLOSE CHANGE VOLUME (Mn) VALUE (Rp Bn)
IHSG 4850.532 +69.445 5,307.49 5,423.48
LQ-45 827.554 +16.572 1,974.49 4,158.02
MARKET REVIEW
MARKET VIEW
Pada perdagangan hari Rabu (05/08), IHSG ditutup menguat 69,45 poin (1,45%) dari level 4.781,09 ke level 4.850,53. Indeks tetap menguat walaupun terdapat sentimen negatif yang datang dari Badan Pusat Statistik (BPS). BPS mencatat pertumbuhan ekonomi pada 2Q15 mencapai 4,67% secara tahunan. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi 1Q15 tercatat 4,7%. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2015 bila dibanding dengan semester pertama 2014 tumbuh sebesar 4,7%. Adapun, perekonomian global pada 2Q15 diperkirakan melambat. Hal ini dipicu oleh rendahnya harga berbagai komoditas baik migas ataupun non migas. Seperti harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan di triwulan kedua. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium dan timah juga mengalami penurunan secara global. Selain itu, ketidakpastian kondisi pasar keuangan terkait dengan ketidakpastian kenaikan Fed Rate juga menjadi penyebab lemahnya ekonomi. Sentimen negatif juga datang dari pelemahan rupiah terhadap USD yang mencapai Rp13.475 per USD pada hari Rabu (05/08). Dari global, indeks Wall street mengalami pelemahan setelah keluarnya hasil laporan keuangan perusahaan-perusahaan AS yang variatif dan penurunan lebih lanjut dari saham Apple. Apple sudah turun 12 persen sejak 21 Juli 2015. Laporan keuangan Apple menunjukkan hasil yang kurang memuaskan dikarenakan permintaan dari pasar Tiongkok menurun. Dari berita lain, presiden the Fed cabang Atlanta, Dennis Lockhart, mengatakan bahwa AS siap menaikan Fed rate pada September ini setelah pengembangan ekonomi AS yang dinilai cukup baik. Dari regional, indeks Nikkei ditutup menguat 93,7 poin (0,46%) dari level 20.520,36 ke level 20.614,06. Penguatan tersebut didukung oleh pelemahan Yen yang meningkatkan ekspor dan hasil positif dari laporan keuangan perusahaan-perusahaan Jepang. Sedangkan, indeks Shanghai Composite ditutup melemah 61,97 poin (1,65%) dari level 3.756,54 ke level 3.694,57 setelah aksi profit-taking ada akhir perdagangan hari Rabu (05/08). Investor juga khawatir atas pernyataan Dennis Lockhart yang yang mendukung untuk menaikan Fed rate pada September. Namun, indeks Hang Seng ditutup menguat tipis 108,04 poin (0,44%) ke level 24.514,16 didukung oleh sektor keuangan. Adapun, bursa Eropa tentatif bergerak menguat di awal perdagangan.
Potret perekonomian Indonesia hingga triwulan II 2015 masih memperlihatkan perlambatan, ini akan menjadi sinyalemen negatif bagi pasar. Investor diperkirakan kembali bersikap hati-hati menyusul belum pulih perekonomian Indonesia dan ini akan berdampak pada iklim investasi Indonesia di tahun ini. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2015 mengalami perlambatan dengan mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,67% dan tumbuh 3,78% dibanding terhadap triwulan I 2015.. Pertumbuhan itu melambat dibanding kuartal II 2014 yang tumbuh 5,03% dan kuartal I 2015 yang berada di angka 4,72%. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester pertama 2015 bila dibanding dengan semester pertama 2014 tumbuh sebesar 4,7%. Melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia disebabkan. Pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia cenderung stagnan bahkan melemah seperti Amerika Serikat (AS) yang melemah dari 2,9% pada triwulan I 2015 menjadi 2,3% pada triwulan II2015. Cina stagnan pada posisi pertumbuhan 7%. Sementara itu, perekonomian global pada triwulan II-2015 diperkirakan melambat. Hal ini dipicu masih rendahnya harga berbagai komoditas baik migas ataupun non migas. Seperti, harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan di triwulan II. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium dan timah juga mengalami penurunan secara global. Selain itu, penyebab lemahnya ekonomi Indonesia ketidakpastian kondisi pasar keuangan terkait dengan ketidakpastian kenaikan Fed Fun Rate. Kendati demikian, pemerintah dalam hal ini Bank Indonesia, Menurut Pemerintah berbagai indikator ekonomi makro selama semester I, seperti tingkat inflasi, neraca transaksi berjalan, dan neraca perdagangan dinilai sehat. Di pihak lainnya, realisasi investasi pemerintah masih sangat rendah, belanja modal baru 15% atau Rp43,5 triliun dari total pagu APBN-P 2015 sebesar Rp290 triliun. Namun, realisasi belanja modal pada akhir tahun diharapkan mencapai 80- 85% karena pola berulang penyerapan anggaran yang terakselerasi di semester II 2015. Sentimen dari ekternal, pasar saham Eropa mengakhiri perdagangan hari Rabu di area positif menyusul laporan keuangan yang memuaskan dan pertumbuhan sektor jasa. Sedangkan indeks bursa saham AS ditutup variatif, seiring penurunan pada harga minyak dan kekecewaan terhadap laporan earnings serta ketidakpastian kenaikan suku bunga. Sentimen pasar eksternal yang variatif serta perlambatan ekonomi Indonesia, potensi IHSG cenderung mixed rentan terjadi aksi profit taking.
DAILY REPORT
06 Agustus 2015• TLKM akan ikut tender proyek Palapa Ring II senilai USD 246,74 juta • PTBA siap investasi USD 2,1 miliar
• PTBA berencana konversi batubara kalori rendah • WTON peroleh kontrak baru Rp 1,35 triliun • WKST akan fokus garap jalan tol Jawa • JSMR minati tol Pemalang-Batang-Semarang • PPRO bidik penjualan Rp 11 triliun
• DMAS peroleh dana Rp 1,1 triliun dari penjualan lahan industri • BMRI perbesar transaksi kartu kredit di luar negeri
• BMRI garap segmen upper-platinum • Kredit BJBR meningkat
• PNBN akan jadi induk entitas
• KAEF tambah ekspansi pabrik garam farmasi • DAJK tambah utang Rp 361 miliar
• RIMO divestasi 3 anak usaha • Laba SKBM turun 10,12%
• BMRI perkirakan bisnis KPR tumbuh 5% di tahun 2015
• DPRD Banjarmasin minta perijinan Alfamart milik (ALFA) dikaji ulang • Laba ke entitas induk MPPA per 1H15 tumbuh 13,61% YoY • MLPL cata rugi Rp 447,18 miliar di 1H15
• Pendapatan GOLD per 1H15 naik 12,03% YoY
• BPS prediksi ITK di 3Q15 diperkirakan 112,18, naik dari kuartal II 105,22 • BPS : ITB pada kuartal II 2015 sebesar 105,46
• Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 sebesar 4,67% YoY
• BI : Perekonomian Indonesia hingga thaun 2016 masih hadapi
Support Level 4804/4758/4735
Resistance Level 4874/4897/4943
Major Trend Down
6 August 2015
6 August 2015
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) menyiapkan belanja modal senilai total USD 2,1 miliar hingga 2017. Dana capex akan digunakan untuk membiayai ekspansi di sektor batubara dan pembangkit listrik. Perseroan menyiapkan capex sebesar USD 500-600 juta tahun ini dan USD 600-700 juta pada tahun 2016. PTBA akan memulai konstruksi PLTU Banko Tengah 2X620 MW pada akhir 2015, dengan nilai investasi USD 1,59 miliar. Perseroan juga dalam proses tender PLTU Sumsel 9 berkapasitas 2X600 MW dan Sumsel 10 berkapasitas 1X600 MW, dengan total nilai investasi diperkirakan mencapai USD 2,16 miliar.
Tambang Batubara Bukit Asam (PTBA) bersama dengan perusahaan asal Australia, Ignite Energy berencana mengkonversi batubara berkalori rendah menjadi batubara berkalori tinggi dan memproduksi oli sintetis. Investasi penerapan teknologi melalui pembangunan pabrik diperkirakan mencapai USD 40-50 juta. Teknologi konversi direncanakan diterapkan pada 2017.
Telekomunikasi Indonesia (TLKM) akan mengikuti tender proyek Palapa Ring Jilid II bernilai USD 246,74 juta. Pendanaan invetasi tersebut nantinya akan berasal dari capital market, namun perseroan belum menyiapkan secara spesifik skema pendanaan yang akan digunakan. Proyek Palapa Ring Jilid II ini akan dikerjakan melalui skema kemitraan pemerintah dengan badan usaha (KPBU) berdasarkan Perpres No. 38/2015 terkait Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha dalam Penyediaan Infrastruktur. Badan usaha yang dimaksud meliputi BUMN, BUMD, badan usaha swasta, badan usaha asing, dan koperasi. Pemerintah memberikan jaminan 15 tahun terhadap risiko infrastruktur proyek Palapa Ring. Jaminan tersebut nantinya akan berdasarkan tingkat pengembalian (return) tertentu. Jangka waktu jaminan akan dipatok berdasarkan penghitungan umur teknologi dan keekonomian infrastruktur. Selain adanya jaminan, pemerintah memastikan akan memberikan subsidi dalam pembangunan proyek yang menggunakan skema kemitraan pemerintah dengan badan usaha (KPBU) itu. Subsidi berasal dari dana kewajiban pelayanan universal (KPU/USO). Selain Telkom, terdapat dua operator telekomunikasi yang turut serta dalam tender Palapa Ring Jilid II, yakni XL Axiata (EXCL) dan Indosat (ISAT).
Wijaya Karya Beton (WTON) membukukan kontrak baru sebesar Rp 1,35 triliun selama semester I-2015, setara dengan 33,7% dari target tahun ini Rp 4 triliun. Perolehan kontrak baru masih didominasi proyek dari swasta yang mencapai hingga Rp 1 triliun. Perseroan menargetkan porsi proyek infrastruktur dari pemerintah naik dari 45% menjadi 55% pada tahun ini. Tahun ini, WTON menargetkan kapasitas produksi mencapai 2,3 juta ton dari saat ini sebesar 2,2 juta ton.
Waskita Karya (WSKT) akan diarahkan oleh pemerintah untuk secara khusus menggarap jalan tol Trans Jawa. Pemerintah mengarahkan perseroan menjadi investor di jalan bebas hambatan tersebut. Pada tahun ini, WSKT meningkatkan investasi untuk jalan tol senilai Rp 2,4 triliun atau meningkat lebih dari 500% dari rencana semula Rp 349 miliar. Khusus investasi jalan tol, perseroan memperkirakan kebutuhan dana mencapai Rp 30 triliun. Jasa Marga (JSMR) berminat untuk mengambil alih proyek pembangunan jalan tol Pemalang-Batang dan Batang-Semarang. Perseroan tengah menunggu keputusan dari Kementerian BUMN terkait proses akuisisi tersebut.
PP Properti (PPRO) akan meluncurkan dua proyek baru pada semester II-2015. Perseroan menargetkan mampu memperoleh penjualan senilai Rp 11 triliun. Bulan ini, PPRO akan meluncurkan
tower pertama dari apartemen The Ayoma Serpong. Nantinya, akan terdapat dua tower dengan total 1.200 unit. Perseroan menargetkan Ayoma Serpong dapat menyumbangkan penjualan hingga Rp 2 triliun. PPRO juga akan meluncurkan tower pertama Grand Dharma Husada Lagoon (GDL) pada September 2015. Perseroan memproyeksikan GDL mampu menyumbangkan penjualan hingga Rp 9 triliun.
Puradelta Lestari (DMAS) memperoleh dana sebesar Rp 1,1 triliun dari hasil penjualan lahan industri kepada Maxxis International dan Mitsubishi Motors. Penjualan lahan kepada dua investor tersebut mencapai 86% dari total penjualan selama semester I-2015 yang sebesar Rp 1,28 triliun. Dalam beberapa waktu mendatang, perseroan berencana menambah cadangan lahan dengan mengakuisisi lahan seluas 500-600 ha. Untuk itu, DMAS menyiapkan Rp 690 miliar hingga Rp 1,1 triliun.
Bank Mandiri (BMRI) memperkirakan bisnis kredit pemilikan rumah (KPR) hanya akan tumbuh di bawah 5% sampai akhir tahun 2015, karena daya beli masyarakat yang menurun. Terlebih hingga semester I 2015, portofolio KPR Bank Mandiri turun 0,62% dari Rp 26,506 triliun menjadi Rp 26,34 triliun. Daya beli masyarakat turun, khususnya masyarakat yang bekerja di sektor komoditi dan batubara. Pencapaian pertumbuhan KPR industri hanya tumbuh 12% di akhir Desember 2014. Selain itu pertumbuhan KPR juga akan dipengaruhi melalui beberapa proyek infrastruktur pemerintah yang akan berjalan di sisa tahun 2015.
Bank Mandiri (BMRI) berupaya memperbesar transaksi kartu kredit di luar negeri. Tahun ini, perseroan menargetkan transaksi kartu kredit di luar negeri secara nominal tumbuh sekitar 20% dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun. Adapun target transaksi kartu kredit keseluruhan secara nominal tumbuh sekitar 22-23%.
Bank Mandiri (BMRI) menggarap nasabah kelas atas melalui rencana peluncuran kartu kredit bersegmen upper-platinum dengan limit transaksi maksimal Rp 2 miliar. Dalam tahun ini, perseroan menargetkan dapat memperoleh 500-1.000 pemegang kartu utang bagi nasabah kelas atas tersebut.
Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) membukukan peningkatan penyaluran kredit konsolidasi mencapai 11% dengan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) yang meningkat 32,4% YoY. Perseroan masih menjadikan kredit konsumer sebagai tulang punggung di bisnis lending dan akan dipertahankan sebagai captive market.
Bank Panin (PNBN) akan menjadi entitas induk bagi Panin Group dalam memenuhi ketentuan OJK terkait konglomerasi finansial yang akan diberlakukan untuk bank uum kegiatan usaha (BUKU) III akhir tahun ini.
DPRD Kota Banjarmasin meminta perizinan minimarket "Alfamart" milik Sumber Alfaria (ALFA) untuk dikaji ulang, karena keberadaannya sangat menjamur yang dikhawatirkan mematikan perekonomian usaha kecil dan menengah (UKM). DPRD Kota Banjarmasin mengatakan menjamurnya minimarket khususnya Alfamart dinilaa tidak terkendali bahkan disinyalir menabrak peraturan daerah (perda). Perda nomor 20 tahun 2012 tentang penataan dan pembinaan pasar tradisional, pusat perbelanjaan, dan toko modern mengamanatkan keberadaan pasar modern atau pertokoan modern harus berjarak minimal 500 meter dari pasar tradisional. Pemerintah menetapkan pasar dan toko modern wajib
6 August 2015
6 August 2015
memperhatikan kepadatan penduduk, perkembangan penduduk, perkembangan pemukiman baru, aksebilitas wilayah (arus lalu lintas), ketersediaan infrastruktur, dan keberadaan pasar tradisional dan warung/toko di wilayah sekitar yang lebih kecil dari pasar atau toko modern.
Laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Matahari Putra Prima (MPPA) di semester I 2015 tercatat Rp 175,50 miliar, atau tumbuh 13,61% YoY. Penjualan bersih pada semester I 2015 tercatat Rp 6,85 triliun atau tumbuh 6,65% YoY dari sebelumnya Rp 6,43 triliun di periode sama tahun 2014. Multipolar (MLPL) membukukan rugi Rp 447,18 miliar per Juni 2015 atau rugi per saham Rp 44 dari sebelumnya mencatatkan laba Rp 62,53 miliar per Juni 2014 dengan laba per saham Rp 6. Penjualan naik menjadi Rp 8,93 triliun dari sebelumnya Rp 7,83 triliun.
Kimia Farma (KAEF) menyiapkan ekspansi pabrik garam farmasi tahap II berkapasitas 3.000 ton tahun depan. Penambahan kapasitas ini bertujuan untuk mendukung ekspansi pangsa pasar perseroan hingga tingkat regional. Pabrik ini diperkirakan membutuhkan investasi sekitar Rp 25-30 miliar.
Dwi Aneka Jaya Kemasindo (DAJK) membukukan peningkatan utang menjadi Rp 458,3 miliar hingga September 2015, dibandingkan periode sama tahun lalu Rp 226,2 miliar. Penambahan utang berasal dari fasilitas pinjaman bank senilai Rp 361,3 miliar. Peningkatan utang akan meningkatkan likuiditas keuangan untuk mendanai ekspansi peningkatan kapasitas produksi tahun ini.
Rimo International Lestari (RIMO) akan mendivestasi tiga anak usaha karena dinilai tidak memberikan kontribusi positif kepada perseroan. Namun, kegiatan retail yang dimiliki sekarang masih tetap dipertahankan.
Pendapatan bersih Golden Retailindo (GOLD) di semester I 2015 tumbuh 12,03% YoY menjadi Rp 26,40 miliar dari sebelumnya Rp 23,57 miliar. Laba yang dapat diatribusikan di semester I 2015 tercatat sebesar Rp 1,77 miliar, turun dari sebelumnya Rp 2,79 miliar dan laba per saham dasar turun menjadi Rp 6,21 per saham dari sebelumnya Rp 9,91 per saham.
Sekar Bumi (SKBM) membukukan penurunan laba tahun berjalan sebesar 10,12% YoY sepanjang semester I-2015 menjadi Rp 17,13 miliar. Perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 657,15 miliar atau 6,26% lebih rendah dari periode sama tahun sebelumnya yang sekitar Rp 701,07 miliar.
Badan Pusat Statistik (BPS) memprediksi kondisi ekonomi konsumen pada kuartal III 2015 akan meningkat. Kepala BPS, Suryamin, mengatakan nilai Indeks Tendensi Konsumen (ITK) nasional pada kuartal III 2015 diperkirakan sebesar 112,18. Tingkat optimisme konsumen diperkirakan lebih tinggi dibandingkan kuartal II 2015 dengan nilai ITK sebesar 105,22. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen pada kuartal III 2015 terutama didorong oleh peningkatan perkiraan pendapatan rumah tangga dengan nilai indeks sebesar 115,48, diikuti peningkatan rencana pembelian barang tahan lama, rekreasi, dan pesta atau hajatan dengan nilai indeks sebesar 106,36. Perkiraan membaiknya kondisi ekonomi konsumen terjadi di semua propinsi di Indonesia, dimana 16 provinsi diantaranya sebesar 48,48% diperkirakan memiliki nilai indeks di atas nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Tendensi Bisnis (ITB) pada kuartal II 2015 sebesar 105,46, meningkat dari kuartal I 2015 yang sebesar 96,30. Peningkatan kondisi bisnis pada triwulan II 2015 terjadi pada semua lapangan usaha. Peningkatan tertinggi terjadi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai ITB sebesar 111,9. Peningkatan kondisi bisnis terendah terjadi pada lapangan usaha real estat dengan nilai ITB sebesar 102,63. Sementara lapangan usaha pertambangan dan penggalian mengalami penurunan dengan nilai ITB sebesar 94,39. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 mencapai 4,67% YoY. Sebelumnya pertumbuhan ekonomi kuartal I tercatat 4,7% YoY. Pertumbuhan ekonomi kuartal II 2015 tumbuh 4,67% YoY dibanding kuartal II 2014 dan tumbuh 3,78% YoY dbanding kuartal I 2015. Secara kumulatif, pertumbuhan ekonomi Indonesia semester I 2015 sebesar 4,7% dibanding dengan semester I 2014 tumbuh. Pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global yang masih belum menggembirakan. BPS memperkirakan perekonomian global pada kuartal II 2015 diperkirakan melambat. Hal ini dipicu masih rendahnya harga berbagai komoditas baik migas maupun non migas, seperti harga gandum, harga beras, kedelai, kopi, ikan dan gula cenderung terjadi penurunan di kuartal II. Harga batu bara, gas, biji besi, uranium dan timah mengalami penurunan secara global. Perekonomian global pada triwulan II 2015 diperkirakan melambat masih dipicu oleh rendahnya harga komoditas di pasar internasional dan ketidakpastian Fed fund rate atau suku bunga acuan AS.
Ekonomi Indonesia kuartal II/2015 tumbuh 4,67%, melambat dibandingkan capaian kurtal I sebesar 4,71%. Badan Pusat Statistik (BPS) mengemukakan capaian produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2015 tersebut juga lebih rendah dibandingkan periode sama pada tahun 2014, yang mencapai 5,12%. Pertumbuhan ekonomi kuartal II dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga yang tumbuh 4,97%, konsumsi pemerintah tumbuh 2,28%, pembentukan modal tetap domestik bruto tumbuh 3,55%. Sebaliknya konsumsi lembaga nonprofit rumah tangga mengalami kontraksi 7,91%. Sementara itu ekspor barang dan jasa mengalami koreksi 0,13%. Impor turun 6,85%.
Bank Indonesia (BI) memandang kondisi perekonomian Indonesia hingga tahun depan masih menghadapi berbagai tantangan yang tidak ringan dan bisa mengejutkan, baik yang datang dari eksternal atau global maupun domestic. Kondisi perekonomian global saat ini ditandai dengan pertumbuhan yang cenderung bias ke bawah, disertai masih tingginya risiko di pasar keuangan global. Ekonomi dunia yang semula diperkirakan dapat tumbuh 4% pada tahun 2015, sesuai perkembangan terakhir proyeksi tersebut harus dikoreksi menjadi 3% atau, lebih rendah dari realisasi pertumbuhan tahun 2014 sebesar 3,4%. Potensi bias ke bawah ini terutama didorong pelambatan ekonomi global terutama China. Ekonomi Eropa mengalami pelambatan dan tengah berkutat dengan krisis utang Yunani. Sedangkan pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat diperkirakan tidak sekuat perkiraan sebelumnya.
6 August 2015
COMMODITIES
DUAL LISTING
Description Price (USD) Change Description Price (USD) Price (IDR) Change
(IDR)
Crude Oil (US$)/Barrel 45,23 0,08 TLKM (US) 43 14.575 128
Natural Gas (US$)/mmBtu 2,79 -0,01 ANTM (GR) 0,03 471 -29
Gold (US$)/Ounce 1085,00 -0,03
Nickel (US$)/MT 10860,00 30,00
Tin (US$)/MT 15500,00 -280,00
Coal (NEWC) (US$)/MT* 59,95 -2,45
Coal (RB) (US$)/MT* 56,65 -6,71
CPO (ROTH) (US$)/MT 630,00 -7,50
CPO (MYR)/MT 2049,00 -19,50
Rubber (MYR/Kg) 678,50 1,00
Pulp (BHKP) (US$)/per ton 802,12 0,07
*weekly
GLOBAL INDICES VALUATION
Change PER (X) PBV (X)
Country Indices Price
%Day %YTD 2014E 2015F 2014E 2015F
Market Cap (USD Bn)
USA DOW JONES INDUS. 17540,47 -0,06 -1,59 15,81 14,52 2,96 2,78 5.308,7
USA NASDAQ COMPOSITE 5139,95 0,67 8,53 22,50 19,54 3,63 3,31 8.074,2
ENGLAND FTSE 100 INDEX 6752,41 0,98 2,84 16,51 14,79 1,90 1,83 1.700,7
CHINA SHANGHAI SE A SH 3870,72 -1,65 14,20 15,21 13,39 1,83 1,66 4.860,3
CHINA SHENZHEN SE A SH 2226,68 -1,05 50,61 31,22 24,55 3,83 3,39 3.349,9
HONG KONG HANG SENG INDEX 24514,16 0,44 3,85 11,88 10,82 1,27 1,18 1.948,9
INDONESIA JAKARTA COMPOSITE 4850,53 1,45 -7,20 15,57 13,32 2,48 2,20 343,7
JAPAN NIKKEI 225 20614,06 0,46 18,13 19,54 17,64 1,77 1,66 3.041,9
MALAYSIA KLCI 1725,56 0,11 -2,03 16,16 14,83 1,88 1,76 260,4
SINGAPORE STRAITS TIMES INDEX 3191,39 0,01 -5,16 13,45 12,36 1,19 1,13 376,8
FOREIGN EXCHANGE
FOREIGN EXCHANGE
Description Rate (IDR) Change Description Rate (USD) Change
USD/IDR 13.514,50 42,50 1000 IDR/ USD 0,07 -0,0002
EUR/IDR 14.734,18 59,46 EUR / USD 1,09 -0,0004
JPY/IDR 108,30 -0,36 JPY / USD 0,01 0,0000
SGD/IDR 9.770,39 6,16 SGD / USD 0,72 0,0005
AUD/IDR 9.932,31 -23,79 AUD / USD 0,73 -0,0007
GBP/IDR 21.087,21 25,57 GBP / USD 1,56 0,0000
CNY/IDR 2.176,37 0,00 CNY / USD 0,16 0,0000
MYR/IDR 3.485,14 -12,49 MYR / USD 0,26 -0,0017
KRW/IDR 11,52 -0,04 100 KRW / USD 0,09 -0,0006
CENTRAL BANK RATE
INTERBANK LENDING RATE
Description Country Rate (%) Description Country Rate (%)
FED Rate (%) US 0.25 JIBOR (IDR) Indonesia 6.98
BI Rate (%) Indonesia 7.50 LIBOR (GBP) England 0.51
ECB Rate (%) Euro 0.05 SIBOR (USD) Singapore 0.17
BOJ Rate (%) Japan 0.10 D TIBOR (YEN) Japan 0.13
BOE Rate (%) England 0.50 Z TIBOR (YEN) Japan 0.13
6 August 2015
INDONESIAN ECONOMIC INDICATORS
SBI
Description Jul’15 Jun’15 Description Rate (%)
Inflation YTD % 1.90 0.96 SBI (9M) 6,66058
Inflation YOY % 7.26 7.26 SBIS (9M) 6,66058
Inflation MOM % 0.93 0.54
Foreign Reserve (USD) 108.03 Bn 108.03 Bn
GDP (IDR Bn) 2,724,691.70 2,724,691.70
BUSINESS & ECONOMIC CALENDAR
Date Agenda Expectation
06 Aug US Initial Jobless Claims Naik menjadi 273 ribu dari 267 ribu
06 Aug US Continuing Claims Turun menjadi 2253 ribu dari 2262 ribu
07 Aug Indonesia Foreign Reserves --
07 Aug Indonesia Net Foreign Assets --
07 Aug US Unemployment Rate Tetap 5.3%
07 Aug US Underemployment Rate Tetap 10.5%
08 Aug US Consumer Credit Naik menjadi $17.00 Bn dari $16.07 Bn
11 Aug US Unit Labor Cost Turun menjadi -0.2% dari 6.7%
11 Aug US Wholesale Inventories MoM Turun menjadi 0.3% dari 0.8%
Ket: (*) US Time (^) Tentative
LEADING MOVERS
LAGGING MOVERS
Stock Price Change (%) Index pt Stock Price Change (%) Index pt
BBRI IJ 10800 3.85 10.27 MDIA IJ 3600 -9.89 -1.63 BBCA IJ 13700 3.01 10.27 SRIL IJ 407 -11.33 -1.02 ASII IJ 6800 2.64 7.45 INCO IJ 2035 -3.33 -0.73 TLKM IJ 2940 2.26 6.89 JKON IJ 930 -4.12 -0.69 BMRI IJ 9800 2.89 6.68 IIKP IJ 1275 -10.53 -0.53 BBNI IJ 5100 6.36 5.92 PALM IJ 600 -9.77 -0.49 UNVR IJ 39200 1.55 4.81 INTP IJ 19875 -0.63 -0.48 LPPF IJ 18100 3.43 1.84 RMBA IJ 510 -10.53 -0.46 INDF IJ 6300 2.86 1.62 BNII IJ 190 -2.56 -0.35 SMGR IJ 10200 2.51 1.56 SMAR IJ 4890 -2.20 -0.33
UPCOMING IPO'S
Company Business IPO Price
(IDR)
Issued
Shares (Mn) Offering Date Listing Underwriter
Bank Harda Internasional
Banking & Finance
115-150 950.00 04 Aug-06 Aug’15 12 Aug’15 Lautandhana Securindo Gelombang Seismic
Indonesia
6 August 2015
6 August 2015
DIVIDEND
Stock DPS (IDR) Status CUM Date EX Date Recording Payment
MTLA 100:1 Stock Dividend 05 Aug-15 06 Aug-15 10 Aug-15 25 Aug-15
MTLA 1.00 Cash Dividend 05 Aug-15 06 Aug-15 10 Aug-15 21 Aug-15
AKRA 100.00 Cash Dividend 07 Aug-15 10 Aug-15 12 Aug-15 21 Aug-15
CORPORATE ACTIONS
Stock Action Ratio EXC. Price (IDR) CUM Date EX Date Trading Period
RIMO Rights Issue 1:90 265.00 TBA TBA TBA
SRAJ Rights Issue 3:2 200.00 31 Aug-15 01 Sep-15 07 Sep – 14 Sep’15
ADHI Rights Issue 100000:76190 1510-2400 03 Sep-15 04 Sep-15
10 Sep – 16 Sep’15
BRNA Rights Issue 35:13 585.00 08 Sep-15 09 Sep-15
15 Sep – 21 Sep’15
MAYA Rights Issue 10:1 1665.00 17 Sep-15 18 Sep-15
25 Sep – 01 Oct’15
UNTX Tender Offer -- 5305.00 -- -- 11 Aug - 10 Sep’15
TRAM Reverse Stock 5:1 -- -- TBA TBA
GENERAL MEETING
Emiten AGM/EGM Date Agenda
HMSP RUPSLB 10-Aug-15
BBRI RUPSLB 12-Aug-15
AGRO RUPSLB 12-Aug-15
BUMI RUPST/LB 13-Aug-15
RIMO RUPSLB 14-Aug-15
ITMA RUPST 14-Aug-15
BRAU RUPSLB 19-Aug-15
PGLI RUPSLB 19-Aug-15
CMNP RUPST/LB 19-Aug-15
MLBI RUPSLB 20-Aug-15
STAR RUPSLB 20-Aug-15
SUPR RUPSLB 20-Aug-15
SRAJ RUPSLB 24-Aug-15
BNII RUPSLB 24-Aug-15
DNET RUPSLB 25-Aug-15
ADHI RUPSLB 27-Aug-15
6 August 2015
6 August 2015
ASII
TRADING BUY
S1 6675 R1 6875 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 6475 R2 7075
Closing
Price 6800
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 6675-Rp 7075
• Entry Rp 6800, take Profit Rp 7075
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 45.77 Positif
MACD 10.07 Positif
True Strength Index (TSI) 21.90 Positif
Bollinger Band (Mid) 6721 Positif
MA5 6670 Positif 6,500 7,000 7,500 8,000 8,500
2015 February March April May Jun Jul August ASII Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 6,768.18 6,721.25 6,670 6,568.75 6,325 6,156.25 6,156.25 6,768.18 6,800 6,800 6,800 6,950 7,132.34 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 100.0 ASII - Stochastic %D(6,3,3) = 70.96, Stochastic %K = 78.46, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
70.9648 70.9648 20 78.46 78.46 80 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 0.0 ASII - MACD (5,3) = -37.01, Signal() = -22.56
-37.0057 -22.5597 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 ASII - TSI(3,5,3) = 21.90, Volume() = 36,782,900.00
9.623 0.00000 21.8962 36,782,900 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 ASII - William's % R(14) = -24.00, Volume() = 36,782,900.00 -24
36,782,900
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
BBNI
TRADING BUY
S1 4890 R1 5225 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 4560 R2 5550
Closing
Price 5100
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI mendekati area overbought • Harga berada dalam area netral Prediksi • Trading range Rp 4890-Rp 5225 • Entry Rp 5100, take Profit Rp 5225
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 21.38 Positif
MACD -15.73 Positif
True Strength Index (TSI) 12.73 Positif
Bollinger Band (Mid) 5107 Negatif
MA5 4790 Positif 4,200 4,800 5,400 6,000 6,600 7,200
2015 February March April May Jun Jul August
BBNI Downward Sloping Channel
5,100 5,100 4,790 4,773.13 4,450 4,250 4,250 5,100 5,106.75 5,575 5,631.82 5,631.82 6,035.6 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 BBNI - Stochastic %D(6,3,3) = 61.42, Stochastic %K = 81.49, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
61.415 61.415 20 80 81.4905 81.4905 -100.0 -50.0 0.0 50.0 100.0 150.0 0.0 BBNI - MACD (5,3) = -54.99, Signal() = -17.48
-54.9881 -17.4755 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBNI - TSI(3,5,3) = 12.73, Volume() = 40,163,300.00
0.00000 -9.01515 12.7303 40,163,300 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0
BBNI - William's % R(14) = -42.22, Volume() = 40,163,300.00 -42.2222
40,163,300
6 August 2015
6 August 2015
BBRI
TRADING BUY
S1 10475 R1 10975 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 9975 R2 11475
Closing
Price 10800
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area overbought • Harga berada dalam area upper band Prediksi • Trading range Rp 10475-Rp 10975
• Entry Rp 10800, take Profit Rp 10975
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 50.59 Positif
MACD 83.08 Positif
True Strength Index (TSI) 42.70 Positif
Bollinger Band (Mid) 10209 Positif
MA5 10200 Positif 9,600 10,200 10,800 11,400 12,000 12,600 13,200
2015 February March April May Jun Jul August BBRI Downward Sloping Channel
10,266.7 10,208.8 10,200 9,959.38 9,300 9,152.38 9,152.38 10,266.7 10,575 10,800 10,800 10,800 11,225.4 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 BBRI - Stochastic %D(6,3,3) = 81.31, Stochastic %K = 97.87, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
81.3088 80 20 81.3088 97.8723 97.8723 -180.0 -120.0 -60.0 0.0 60.0 120.0 180.0 240.0 0.0 BBRI - MACD (5,3) = -178.27, Signal() = -127.49
-178.274 -127.489 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 BBRI - TSI(3,5,3) = 42.70, Volume() = 24,427,900.00
23.5713 0.00000 42.6961 24,427,900 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 BBRI - William's % R(14) = 0.00, Volume() = 24,427,900.00 0.00000
24,427,900
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SMBR
TRADING BUY
S1 315 R1 335 Trend Grafik Major Down Minor Down
S2 294 R2 354
Closing
Price 327
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area netral • Harga berada dalam area upper band
Prediksi • Trading range Rp 315-Rp 354 • Entry Rp 327, take Profit Rp 354
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 23.44 Positif
MACD 1.87 Positif
True Strength Index (TSI) 60.73 Positif
Bollinger Band (Mid) 307 Positif
MA5 308.2 Positif 300.0 320.0 340.0 360.0 380.0 400.0
2015 February March April May Jun Jul August SMBR Downward Sloping Channel
Bullish Breakout 317.105 308.2 307.4 305.75 299 297.44 297.44 317.105 319 327 327 327 334.426 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SMBR - Stochastic %D(6,3,3) = 49.57, Stochastic %K = 71.64, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
49.569 49.569 20 71.6395 71.6395 80 -6.0 -4.0 -2.0 0.0 2.0 4.0 0.0 SMBR - MACD (5,3) = -4.27, Signal() = -2.28 -4.26862 -2.2772 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 SMBR - TSI(3,5,3) = 60.73, Volume() = 24,835,800.00 23.8367 0.00000 60.726 24,835,800 -100.0 -90.0 -80.0 -70.0 -60.0 -50.0 -40.0 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 SMBR - William's % R(14) = -14.71, Volume() = 24,835,800.00 -14.7059 24,835,800
6 August 2015
6 August 2015
AKRA
TRADING BUY
S1 5775 R1 6100 Trend Grafik Major Up Minor Up
S2 5650 R2 6225
Closing
Price 5925
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area netral
Prediksi • Trading range Rp 5775-Rp 6100 • Entry Rp 5925, take Profit Rp 6100
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 62.99 Positif
MACD 16.31 Positif
True Strength Index (TSI) -0.38 Positif
Bollinger Band (Mid) 5655 Positif
MA5 5770 Positif 4,000 4,400 4,800 5,200 5,600 6,000
2015 February March April May Jun Jul August AKRA Wedge 5,834.38 5,770 5,655 5,579.17 5,579.17 5,282.31 5,200 5,925 5,925 5,925 6,070.24 0.0 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 100.0 AKRA - Stochastic %D(6,3,3) = 21.04, Stochastic %K = 33.67, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
21.0438 21.0438 20 33.67 33.67 80 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 0.0 AKRA - MACD (5,3) = -16.80, Signal() = 0.34
-16.8049 0.335726 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 AKRA - TSI(3,5,3) = -0.38, Volume() = 7,638,100.00
-0.376526 -2.96764 0.00000 7,638,100 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 AKRA - William's % R(14) = -19.44, Volume() = 7,638,100.00 -19.4444
7,638,100
Created with AmiBroker advanced charting and technical analysis software http://www amibroker com
SSIA
TRADING BUY
S1 815 R1 855 Trend Grafik Major Down Minor Up
S2 790 R2 880
Closing
Price 830
Ulasan
• MACD line dan signal line indikasi positif • Stochastics fast line & slow indikasi positif • Candle chart indikasi sinyal positif • RSI berada dalam area oversold • Harga berada dalam area lower band
Prediksi • Trading range Rp 810-Rp 855 • Entry Rp 830, take Profit Rp 855
Indikator Posisi Sinyal
Stochastics 5.03 Positif
MACD -12.54 Positif
True Strength Index (TSI) -37.83 Positif
Bollinger Band (Mid) 885 Negatif
MA5 804 Positif 800 900 1,000 1,100 1,200 1,300
2015 February March April May Jun Jul August SSIA Downward Sloping Channel
830 830 830 814.375 804 735.714 735.714 875 885.25 942.857 942.857 990 1,076.16 10.0 20.0 30.0 40.0 50.0 60.0 70.0 80.0 90.0 SSIA - Stochastic %D(6,3,3) = 15.97, Stochastic %K = 35.07, Overbought Level = 80.00, Oversold Level = 20.00
20 15.97 15.97 35.0676 35.0676 80 -30.0 -20.0 -10.0 0.0 10.0 20.0 0.0 SSIA - MACD (5,3) = 1.23, Signal() = 6.77
1.22511 6.77044 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 20.0 40.0 60.0 80.0 SSIA - TSI(3,5,3) = -37.83, Volume() = 4,576,300.00
-37.8281 -52.296 0.00000 4,576,300 -100.0 -80.0 -60.0 -40.0 -20.0 0.0 SSIA - William's % R(14) = -78.05, Volume() = 4,576,300.00
-78.0488 4,576,300
6 August 2015
6 August 2015
THESE RECOMMENDATIONS ARE BASED ON TECHNICAL AND ONLY INTENDED FOR ONE DAY TRADING
Price Support Resistance Indicators 1 Month
Ticker Rec
05-08-15 Entry Exit S2 S1 R1 R2 MACD Stoc* MA5* High Low
Agriculture
AALI Trading Buy 20250 20250 20475 19525 20000 20475 20950 Positif Positif Positif 26000 19500
LSIP Trading Buy 1360 1360 1390 1260 1325 1390 1455 Positif Positif Positif 1685 1285
SGRO Trading Buy 1665 1665 1680 1590 1635 1680 1725 Positif Negatif Positif 1830 1600
Mining
BUMI Trading Sell 50 50 50 50 50 50 50 Positif Negatif Negatif 68 50
PTBA Trading Buy 6550 6550 6700 6000 6350 6700 7050 Positif Positif Positif 9250 5850
ADRO Trading Buy 600 600 610 560 585 610 635 Positif Positif Positif 815 550
MEDC Trading Sell 2550 2550 2510 2430 2510 2590 2670 Negatif Negatif Negatif 2820 2325
INCO Trading Buy 2035 2035 2105 1875 1990 2105 2220 Positif Positif Positif 2905 1925
ANTM Trading Buy 605 605 640 530 585 640 695 Positif Positif Positif 730 473
TINS Trading Buy 665 665 690 610 650 690 730 Positif Negatif Positif 765 575
Basic Industry and Chemicals
SMGR Trading Buy 10200 10200 10325 9625 9975 10325 10675 Positif Positif Positif 12475 9775
INTP Trading Buy 19875 19875 20050 19250 19650 20050 20450 Negatif Negatif Negatif 22450 19475
SMCB Trading Sell 1350 1350 1335 1305 1335 1365 1395 Negatif Positif Negatif 1610 1365
Miscellaneous Industry
ASII Trading Buy 6800 6800 7075 6475 6675 6875 7075 Positif Positif Positif 7150 6325
GJTL Trading Buy 735 735 745 705 725 745 765 Positif Positif Negatif 910 715
Consumer Goods Industry
INDF Trading Buy 6300 6300 6375 5875 6125 6375 6625 Positif Positif Positif 6950 5775
GGRM Trading Buy 48850 48850 49200 47800 48500 49200 49900 Negatif Negatif Positif 54150 43700
UNVR Trading Buy 39200 39200 39425 38125 38775 39425 40075 Positif Positif Positif 42125 38100
KLBF Trading Buy 1675 1665 1695 1650 1665 1680 1695 Negatif Negatif Negatif 1745 1630
Property, Real Estate and Building Construction
BSDE Trading Buy 1840 1840 1860 1750 1805 1860 1915 Positif Positif Positif 1885 1645
PTPP Trading Buy 3910 3910 3980 3650 3815 3980 4145 Positif Positif Positif 4190 3330
WIKA Trading Buy 2680 2680 2710 2590 2650 2710 2770 Positif Positif Positif 3190 2480
ADHI Trading Buy 2315 2315 2340 2190 2265 2340 2415 Negatif Positif Positif 2795 1985
WSKT Trading Buy 1820 1820 1840 1730 1785 1840 1895 Positif Positif Positif 1900 1490
Infrastructure, Utilities and Transportation
PGAS Trading Sell 3995 3995 3970 3920 3970 4020 4070 Positif Negatif Negatif 4390 3900
JSMR Trading Buy 5700 5700 5775 5375 5575 5775 5975 Positif Positif Positif 6075 5275
ISAT Trading Sell 4300 4300 4280 4225 4280 4335 4390 Negatif Negatif Negatif 4420 3890
TLKM Trading Buy 2940 2940 3000 2865 2910 2955 3000 Positif Positif Positif 2955 2800
Finance
BMRI Trading Buy 9800 9800 9900 9350 9625 9900 10175 Positif Positif Positif 10400 9275
BBRI Trading Buy 10800 10800 10975 9975 10475 10975 11475 Positif Positif Positif 11200 9300
BBNI Trading Buy 5100 5100 5225 4560 4890 5225 5550 Positif Positif Positif 5700 4450
BBCA Trading Buy 13700 13700 13950 12700 13325 13950 14575 Positif Positif Positif 13900 12650
BBTN Trading Buy 1235 1235 1260 1120 1190 1260 1330 Positif Positif Positif 1230 1110
Trade, Services and Investment
UNTR Trading Buy 20200 20200 20600 19350 19975 20600 21225 Positif Negatif Positif 20650 17850