• Tidak ada hasil yang ditemukan

market PERSPECTIVE Wealth Management Newsletter November 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "market PERSPECTIVE Wealth Management Newsletter November 2011"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Wealth Management Newsletter • November 2011

PERSPECTIVE

FX Update

• Analisa Pasar Forex

Investment Update

• Local Outlook & Global Outlook

• Menjadi yang Terdepan

Bersama First State Investment

• Asuransi Penyakit Kritis,

Kebutuhan yang Semakin Mendesak

market

(2)

INdoNESIa

Pada bulan Oktober, IHSG menguat 6,8% karena sentimen positif dari eurofia global merespon upaya penyelamatan krisis utang Uni Eropa yang dinilai sudah mengalami kemajuan. Dari domestik, sejumlah sentimen positif yang mendukung aksi beli investor diantaranya adalah kebijakan BI Rate diturunkan ke 6,5% untuk menunjang pemulihan ekonomi Indonesia, serta tingkat inflasi tahunan yang diekspektasi akan sesuai target di bawah 5%. BI juga memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 6,6% pada akhir 2011. Investor juga positif mengantisipasi laporan kinerja keuangan emiten periode kuartal III/2011.

Pada bulan Oktober, diluar ekspektasi, Bank Indonesia (BI) akhirnya menurunkan BI Rate 25 bps menjadi 6,5% setelah selama 8 bulan ditahan di 6,75%. Inflasi di 2011 yang diekspektasi akan lebih rendah di bawah 5% dan juga di 2012 seiring dengan koreksi harga komoditas global. BI menilai, ke depan pertumbuhan ekonomi negara maju akan turun yang berpengaruh pada lesunya arus perdagangan dunia. Namun BI meyakini pertumbuhan ekonomi dan perbankan dalam negeri masih kuat. Ekonomi domestik di 2011 akan tumbuh 6,6% dan 6,5% di 2012 ditopang konsumsi yang kuat dan investasi meningkat namun ekspor akan menghadapi Nasabah yang terhormat,

Pada edisi kali ini kami akan memaparkan kondisi terkini dari gejolak perekonomian global dan juga lokal, serta tren perkembangan pasar modal dan valuta asing yang berlangsung selama bulan Oktober 2011.

Sentimen positif nampaknya sudah mulai terlihat pada bulan Oktober, baik untuk perekonomian lokal, maupun global. Hal ini dapat dilihat dari bursa global yang ditutup naik sebesar 10,26% untuk bulan Oktober, namun investor masih terus mencermati perkembangan di Uni Eropa. Untuk perekonomian Indonesia saat ini sudah berada di posisi yang lebih baik untuk menghadapi ekspektasi perlambatan pertumbuhan global, karena konsumsi domestik masih menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi. Melihat kondisi ini, kami menyarankan Anda sebagai investor untuk mendiversifikasi instrumen investasi untuk menjaga portofolio dari fluktuasi pasar. Pada segmen bancassurance, kami menjelaskan bagaimana Anda dapat mengurangi risiko dari dampak negatif penyakit kritis. Saat ini masyarakat mulai menyadari pentingnya melakukan salah satu pilar dalam perencanaan keuangan, yaitu perlindungan keuangan/kekayaan (Financial/Wealth Protection). Melalui produk asuransi jiwa, kebutuhan akan perlindungan terhadap aset dan tujuan keuangan ini dapat diakomodir. Terlebih dengan adanya kombinasi manfaat proteksi dan investasi melalui produk unit linked, masyarakat tidak lagi perlu merasa ”rugi” ketika tidak ada risiko apapun yang terjadi selama masa pertanggungan karena dapat menikmati pertumbuhan dananya secara lebih optimal.

Dalam segmen FX Update, kami tampilkan informasi terkini dari kondisi valuta asing dengan analisa perkembangan pasar valuta asing dan strategi investasi valuta asing.

Terima kasih untuk menjadi nasabah setia kami dan selamat membaca!

Salam hangat, Liliawati Gunawan

Executive Vice President, Head of Wealth Management

dewi Huta djaja

Research Analyst, Wealth Management Services

Local Outlook

tantangan. Penurunan BI Rate 25 bps menjadi 6,5% direspon positif perbankan dalam negeri. Pengaruh yang paling terasa adalah penurunan bunga kredit perumahan (KPR), sehingga semakin banyak masyarakat yang mampu mencicil rumah. Keputusan BI ini memberikan sinyal bahwa BI cukup nyaman dengan kekuatan ekonomi domestik Indonesia dan penurunan BI Rate diharapkan tidak akan memicu keluarnya arus dana asing.

Tingkat inflasi untuk bulan Oktober dilaporkan cukup terjaga di level -0,12% dari level 0,27% level September lalu karena penurunan sejumlah harga komoditas, terutama emas perhiasan yang tercatat turun hingga 0,11%. Inflasi inti yoy sebesar 4,43% sedangkan laju inflasi tahun kalender Januari-Oktober 2011 sebesar 2,85%, masih jauh di bawah target tahunan BI sekitar 5%. Dengan level inflasi yang cukup terkendali, BI mempunyai ruang untuk mempertahankan atau bahkan menurunkan BI Rate dari level 6,5% saat ini. Cadangan devisa Indonesia saat ini sudah berada di level yang jauh lebih kuat dibandingkan tahun 2008 sehingga dapat menjaga kestabilan nilai tukar rupiah di saat gejolak penurunan bursa di bulan Agustus dan September lalu. Tingkat cadangan devisa tetap terjaga cukup tinggi di level US$114 miliar per 31 Oktober 2011. Posisi ini lebih rendah sedikit dari posisi bulan September yaitu US$114,5 miliar. Cadangan devisa sempat mencapai US$124,6 miliar pada bulan Agustus sebelumnya. BI yakin di kuartal empat, cadangan devisa akan kembali naik karena positifnya fundamental perekonomian menjadi alasan utama bagi dana asing masuk ke Indonesia. Terkait kepemilikan asing di Sertifikat Bank Indonesia (SBI) tercatat sebesar Rp30,9 triliun atau menguasai 21,6% dari total SBI, lebih rendah dari kepemilikan asing di akhir September 2011 yang mencapai 27,36%. Sedangkan Surat Berharga Negara (SBN) tercatat sebesar Rp219,8 triliun atau menguasai 29,9% dari total SBN, lebih rendah dari kepemilikan asing di akhir September 2011 yang mencapai 30,4%.

B

I secara proaktif menurunkan tingkat suku bunga dan menjaga stabilitas pada pasar obligasi untuk mengantisipasi kemungkinan perlambatan ekonomi Indonesia. Walaupun Indonesia saat ini sudah berada di posisi yang lebih baik untuk menghadapi ekspektasi perlambatan pertumbuhan global, tapi Indonesia masih akan terimbas dampaknya. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang bergantung pada arus perdagangan (net ekspor) hanya sekitar 30%, sehingga konsumsi domestik masih menjadi pilar utama pertumbuhan ekonomi kedepannya. Namun, fluktuasi ekspektasi investor tentang pertumbuhan ekonomi global bisa membuat harga komoditas bergejolak, dan komoditas merupakan 65% dari porsi pendapatan ekspor Indonesia (lihat gambar 1). Indonesia harus tetap waspada akan porsi asing pada pasar modal lokal yang masih cukup besar. Dalam menghadapi fluktuasi dalam berinvestasi, Investor dihimbau untuk mendiversifikasi alokasi aset ke berbagai instrumen investasi untuk menjaga agar kinerja portofolio lebih terjaga dari fluktuasi.

Gambar 1: Rentan akan ketergantungan pada ekspor komoditas

Oil & Gas Minerals Palm Oil Rubber Other Manu Commodity 45 40 35 30 25 20 15 10 5 0 2003-2005 2006-2008 2009-2011 Sumber: CIC, Barclays Capital

(3)

menjadi 120% terhadap PDB pada 2020. Ketiga kesepakatan ini dipercaya mampu mencegah penyebaran krisis utang Yunani ke Italia dan Perancis. Pertemuan G-20 di Paris pada pekan depan diharapkan dapat memberikan dorongan agar UE segera merealisasikan implementasi kesepakatan tersebut. Untuk jangka panjang, kesuksesan solusi krisis UE membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi serta penurunan tingkat pengangguran yang signifikan di UE. Untuk jangka pendek, volatilitas masih ada sejalan dengan upaya penyelesaian krisis utang UE.

Cina - Pertumbuhan ekonomi Cina tahunan sedikit melambat menjadi 9,1% pada kuartal ketiga dari 9,5% pada kuartal ke dua. Fixed investment masih menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi, dengan kontribusi 5% terhadap pertumbuhan 9,4% untuk 3 kuartal pertama tahun ini. Sedangkan, kontribusi kekuatan konsumsi domestik sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonominya juga tidak kalah kuat, dengan angka konsumsi privat dan publik, menyumbang 4,5% sedangkan net ekspor mengambil 0,1%. Secara keseluruhan, momentum pertumbuhan ekonomi Cina cukup bertahan di kuartal 3. Namun, pengetatan likuiditas dan penurunan pada sektor properti mulai terlihat, kemungkinan laju pertumbuhan kedepannya akan mendapatkan beberapa tantangan.

India - Seperti Indonesia dan Cina, India juga mengandalkan kekuatan konsumsi domestik sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonominya sehingga bisa dikatakan lebih bertahan dari fluktuasi krisis di Uni Eropa dan AS. Indonesia dan India memiliki populasi besar dan konsumsi yang terus meningkat. Perbedaannya, Bank Sentral India (RBI) masih fokus terhadap ancaman inflasi, dan diekspektasi tidak akan menurunkan suku bunga sebelum kuartal kedua 2012. RBI meningkatkan tingkat suku bunga acuannya sebesar 25 bps ke 8,5%, yaitu kenaikan ketigabelas sejak bulan Maret 2010. Dengan pertimbangan kondisi global yang belum pasti, sepertinya RBI akan menahan kenaikan suku bunga dibulan Desember nanti. RBI juga menurunkan angka proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2012 menjadi 7,6% dari 8% tapi menahan proyeksi angka inflasi di 7% sampai Maret 2012 nanti.

Minyak & Emas - Pada bulan Oktober, harga minyak naik lebih dari 13% karena maraknya spekulasi pemimpin Uni Eropa (UE) dapat mencegah menyebaran krisis utang, pertumbuhan ekonomi dunia bisa kembali melaju serta permintaan untuk komoditas akan bertambah. OPEC juga tidak melihat keperluan untuk merevisi tingkat produksi sampai paling tidak dipertemuan OPEC selanjutnya pada tanggal 14 Desember.

Harga emas juga meningkat sebanyak 8% karena pelaku pasar masih menyimak implementasi dari kesepakatan UE. Permintaan untuk emas kedepannya dinilai akan terus besar. Cina dispekulasi akan mengimpor lebih dari sekitar 400 ton emas tahun ini sedangkan permintaan emas dari India, negara pembeli terbesar, akan naik tahun ini. Emas mencapai angka tertinggi di US$1.921,15 per ons pada tanggal 9 September lalu.

Sumber: Bloomberg 13,21% 10,77% 10,26% 9,54% 7,86% 6,81% 4,62% 13,33% 8,01% Indeks Harga

oktober 2011 September 2011 Perubahan (%)

MSCI Asia Pasific Ex Japan US S&P

MSCI World US Dow Jones

Europe FTSE Eurofist 300 IHSG Indonesia Cina Shanghai Minyak mentah Emas 377,83 1.131,42 1.104,06 10.913,38 923,41 3.549,03 2.359,22 82,34 1.614,40 427,73 1.253,30 1.217,30 11.955,01 996,01 3.790,85 2.468,25 93,32 1.743,75

Tabel 1. Indeks Global

Bursa global ditutup naik 10,26% untuk bulan Oktober. Reaksi pasar cukup positif sehingga investor mulai mengoleksi instrumen berisiko kembali dan mendorong bursa global mencatat kenaikan cukup signifikan. Di awal bulan, investor mengkaji kesepakatan pemerintah Prancis, Belgia, dan Luksemburg untuk penyelamatan bank Dexia yang terancam bangkrut terkait krisis utang Zona Euro. Pemimpin Eropa juga akhirnya menyetujui rencana rekapitalisasi perbankan eropa serta pemotongan nilai (haircut) obligasi Yunani sebesar 50%.

dewi Huta djaja

Research Analyst, Wealth Management Services

aS - Data AS di bulan Oktober cukup positif. Jumlah tenaga kerja naik 103 ribu orang walaupun tingkat pengangguran masih tetap berada di 9,1%. Penjualan ritel di AS dilaporkan tumbuh sebesar 1,1% dari ekspektasi hanya 0,7%. Lalu, prospek pertumbuhan ekonomi di AS juga terlihat lebih cerah dengan laporan GDP kuartal ketiga AS menunjukkan laju pertumbuhan tercepat dalam setahun yaitu tumbuh 2,5% sesuai dengan ekspektasi, jauh lebih tinggi dari laju pertumbuhan di kuartal dua yaitu 1,2%. Pertumbuhan konsumsi pribadi juga meningkat 2,4% (lihat gambar 2). Halangan pertumbuhan GDP AS di semester pertama seperti harga bahan bakar yang tinggi serta gangguan rantai pasokan pada sektor otomotif sudah mulai pudar, sehingga pertumbuhan ekonomi AS untuk kuartal ke empat juga diekspektasi akan terus membaik. Musim laporan laba emiten juga melaporkan hasil yang cukup baik dengan 76% dari perusahaan yang terdaftar pada indeks S&P 500 melaporkan laba untuk kuartal tiga di atas estimasi analis (lihat gambar 3). Kedepannya, sektor korporasi terlihat mulai siap untuk menambah anggaran untuk investasi lebih lanjut karena laba dan jumlah kas korporasi tercatat cukup tinggi.

W

alaupun investor masih terus mencermati perkembangan di Uni Eropa. Sentimen investor akan cukup rentan jika ada kekecewaan dalam proses implementasi karena dalam sebulan terakhir, bursa global sudah ‘price in’ outlook yang lebih positif. Namun, banyak juga sentimen positif yang bisa mendukung rally. optimisme bahwa momentum pertumbuhan ekonomi di Cina berlanjut serta semakin berkurangnya risiko aS masuk resesi dengan harapan yang cukup positif di kuartal empat. Investor mungkin akan sedikit khawatir kemungkinan inflasi terpicu kembali dengan kebijakan aS menstimulus pertumbuhan ekonominya dengan melakukan pembelian sekuritas dalam jumlah besar dalam putaran tiga. Melihat kondisi negara maju yang masih memerangi berbagai tantangan ekonomi, investor bisa mengalokasikan portofolio ke negara berkembang seperti Indonesia, Cina dan India, yang mengandalkan konsumsi domestik sebagai faktor pendorong pertumbuhan ekonominya.

Global Outlook

Eropa - Pemimpin Uni Eropa akhirnya menyepakati tiga langkah penyelamatan Yunani dan Eropa, meliputi penambahan dana talangan (bailout) dari 440 miliar euro menjadi 1 triliun euro, memangkas hutang (hair cut) pada obligasi bermasalah Yunani hingga 50% kepada kreditor swasta,dan program rekapitalisasi perbankan Eropa. Reaksi pasar awalnya cukup positif, dan selanjutnya menunggu proses implementasinya. UE mengharapkan kerjasama dari Brazil dan Cina untuk membeli obligasi yang ditawarkan EFSF. Dengan ‘hair cut’ ini, beban utang Yunani diproyeksi bisa berkurang sebesar 100 miliar euro

Gambar 3: Pertumbuhan laba emiten US masih kuat S&P 500 Earnings Surprise Index % dari emiten yang mencapai atau melebihi estimasi laba

Sumber: Factset, Barclays Capital

Q3 08 Q1 09 Q3 09 Q1 10 Q3 10 Q1 11 Q3 11 90 80 70 60 50 40 62 60 68 75 75 79 76 74 74 76 72 81 83

Gambar 2: Pertumbuhan GdP aS didukung oleh tingkat konsumsi yang lebih kuat

6 4 2 0 -2 -4 -6 -8 -10 06 07 08 09 10 11 %

Sumber: Bureu of Economic Analysis, Haver Analytics, Barclays Capital

GDP US Riil Konsumsi Privat US Riil

(4)

Rheza Karyanto

Investments Unit Head, Product and Marketing

F

irst State Investments (‘FSI’) merupakan divisi internasional dari bisnis manajemen aset Commonwealth Bank of australia. FSI didukung oleh Colonial First State Global asset Management, yang merupakan salah satu perusahaan pengelola aset terbesar di australia dan memiliki aset kelolaan sebesar US$159,6 miliar per 30 Juni 2011. di Indonesia, FSI telah beroperasi selama 8 tahun dan masuk dalam 15 Manajer Investasi terbesar dengan total aset kelolaan lebih dari Rp2,4 triliun per 30 September 2011.

S

aat ini masyarakat mulai menyadari pentingnya melakukan salah satu pilar dalam perencanaan keuangan, yaitu perlindungan keuangan/kekayaan (Financial/Wealth Protection). Melalui produk asuransi jiwa, kebutuhan akan perlindungan terhadap aset dan tujuan keuangan ini dapat diakomodir. Terlebih dengan adanya kombinasi manfaat proteksi dan investasi melalui produk unit linked, masyarakat tidak lagi perlu merasa ”rugi” ketika tidak ada risiko apapun yang terjadi selama masa pertanggungan karena dapat menikmati pertumbuhan dananya secara lebih optimal daripada disimpan di tabungan biasa.

asuransi Penyakit

Kritis, Kebutuhan yang

Semakin Mendesak

Perkembangan lebih lanjut dari kondisi ini adalah munculnya concern terhadap risiko hidup, dimana semakin banyak terjadi kasus penyakit kritis yang menimbulkan potensi kehilangan atau menurunnya penghasilan serta biaya yang besar untuk pengobatan dan pemulihannya. Hal tersebut berpotensi besar mengganggu tujuan keuangan

jangka menengah-panjang nasabah, terutama terhadap tujuan-tujuan yang bersifat mutlak/ tidak dapat ditunda lagi seperti kebutuhan dana pendidikan anak serta persiapan dana pensiun.

Secara sederhana, definisi penyakit kritis adalah suatu kondisi medis yang menyebabkan 2 hal sbb :

1. Perubahan gaya hidup seseorang (dari

kondisi mandiri, menjadi bergantung pada bantuan alat/orang lain dalam melakukan beberapa aktivitas).

2. Life threatening (mengancam jiwa,

menurunkan tingkat harapan hidup seseorang).

Berikut beberapa fakta seputar penyakit kritis yang terjadi di sekitar kita:

• Tiap 1 menit, 2 orang meninggal akibat stroke di Asia Tenggara.

• Di dunia, setiap dua menit seorang wanita meninggal dunia akibat kanker serviks. • Kanker menjadi penyakit mematikan, 7,9 juta orang meninggal per tahun di Indonesia. • 6 dari 10 orang (60,44%) orang Indonesia rentan terkena penyakit kritis.

Di produk CoMMLink Premier, kami memiliki

produk asuransi penyakit kritis yang dapat ditambahkan sebagai manfaat pelengkap sehingga perlindungan terhadap Nasabah lebih optimal, yaitu CoMM Critical Illness (CI) 50

Plus, dengan manfaat sebagai berikut :

a. Manfaat: uang pertanggungan tidak

mengurangi uang pertanggungan dasar. b. Manfaat asuransi: 100% Uang

Pertanggungan (UP) apabila tertanggung terdiagnosa salah satu dari 53 jenis penyakit kritis, tambahan 50% UP apabila tertanggung menderita salah satu dari 10 penyakit kritis utama (khusus penyakit Angioplasty adalah 10% dari UP). Hasil riset menunjukan bahwa 90% penyakit kritis yang dialami termasuk dalam penyakit kritis utama.

c. Manfaat tambahan: Santunan duka

sebesar Rp10 juta apabila tertanggung meninggal dunia akibat sakit atau kecelakaan, pilihan manfaat layanan bantuan medis darurat.

d. Usia masuk: 6–60 tahun.

e. Masa perlindungan: s/d usia 70 tahun.

f. Besaran UP: min 10%-300% UP dasar,

maksimum Rp2,5 miliar (untuk penyakit kritis utama).

g. Manfaat akselerasi Terminal Illness,

maksimum 50% UP dasar.

“Risiko Penyakit Kritis bisa terjadi kapan saja, sementara biaya pengobatannya sangat mahal”.

Siapkan diri Anda dengan perlindungan Asuransi Tambahan CoMM CI 50 Plus dari Commonwealth Life.

alexander Wiharja

Product Manager, Bancassurance

Menjadi yang Terdepan Bersama

Ingin tahu apa saja produk-produk unggulan dari FSI? Simak penjelasan berikut:

Kinerja 2 tahun terakhir *: 45,7% atau setara dengan 20,4% per tahun

Reksa dana yang memiliki fleksibilitas dalam menggunakan strategi untuk menghadapi berbagai skenario dan kondisi pasar.

Keunggulan:

• Fleksibilitas yang tinggi dalam mengatur alokasi aset (rebalancing) dan strategi pemilihan sahamnya sehingga cocok untuk kondisi pasar yang dinamis.

• Dapat berinvestasi pada efek luar negeri hingga maksimal 10% dari Nilai Aktiva Bersih.

Reksa dana Saham -

FSI Indoequity Sectoral Fund Reksa dana Campuran - FSI Multistrategy Fund

Reksa dana Pendapatan Tetap -

FSI Bond Fund Reksa dana Pasar Uang - FSI Money Market Fund

*Data per 30 Oktober 2011; Sumber: Bloomberg & FSI Fund Fact Sheet

FSI Indonesia memiliki 6 produk reksa dana yang didistribusikan melalui Commonwealth Bank. Kinerja produk-produk reksa dana FSI selama tahun 2010-2011 sangat memuaskan, di mana aset kelolaan FSI Indonesia tumbuh sekitar 20% dalam satu tahun terakhir. Meningkatnya permintaan nasabah juga telah menumbuhkan aset kelolaan FSI di Commonwealth Bank hingga 32% tahun ini (data per 30 September 2011).

Kinerja 6 bulan terakhir *: 2,72% atau ekuivalen dengan 5,4% setahun.

Reksa dana yang bertujuan untuk memberikan hasil investasi lebih dari deposito melalui investasi di instrumen pasar uang, khususnya obligasi pemerintah dan/atau korporasi yang jatuh tempo kurang dari 1 tahun.

Keunggulan:

• Potensi imbal hasil Obligasi Korporasi yang lebih tinggi. • Tingkat likuiditas yang tinggi, dengan waktu penjualan kembali (redemption) T+1. Kinerja 2 tahun terakhir *:

32,6% atau setara dengan 15,2% per tahun

Reksa dana yang dikelola secara aktif dan menitik beratkan investasi dalam obligasi pemerintah. Keunggulan:

• Risiko kredit yang sangat kecil karena diinvestasikan pada Obligasi Pemerintah. • Pertumbuhan modal yang relatif lebih stabil dengan volatilitas yang lebih rendah dibandingkan reksa dana saham.

Kinerja 2 tahun terakhir *: 47,9% atau setara dengan 21,6% per tahun

Reksa dana yang berorientasi pada pertumbuhan modal dimana investasinya akan menitikberatkan pada sektor-sektor yang strategis. Keunggulan:

• Potensi return yang tinggi dengan bobot investasi yang besar pada saham–saham di sektor yang memberikan kinerja terbaik

• Dapat berinvestasi pada efek luar negeri hingga maksimal 10% dari Nilai Aktiva Bersih.

(5)

IDR cenderung melemah terhadap USD akibat aksi jual di pasar saham dan obligasi pemerintah yang dilakukan oleh investor asing. Turunnya nilai rupiah, rendahnya harga saham dan obligasi pemerintah seharusnya menjadi peluang investasi yang sangat bagus karena pada dasarnya perekonomian domestik masih bertumbuh kuat. Inflasi yang cenderung turun dan tingkat suku bunga IDR yang masih menarik dan tingginya belanja konsumen dan investasi adalah faktor-faktor utama di balik peluang menguatnya IDR di jangka waktu menengah dan panjang.

Analisa

Pasar Forex

Mika Martumpal

Senior Market Analyst, Treasury Department

FX Update

USD masih akan diminati investor saat persepsi risiko meningkat, karena status USD sebagai “safe heaven currency”.

Investor yang membeli USD biasanya menginvestasikan dananya di obligasi pemerintah Amerika Serikat. Dengan tingkat suku bunga yang mendekati nol untuk suku bunga jangka pendek dan kurang lebih 2% untuk 10 tahun, maka USD lebih tepat untuk investasi jangka pendek.

EUR saat ini berpeluang melemah akibat masalah defisit dan utang pemerintah Yunani yang sangat besar sehingga dapat menyebabkan gagal bayar.

Keputusan Uni Eropa untuk memperkuat dana stabilitas Eropa menjadi lebih dari EUR1 triliun dan kesepakatan dari pemegang obligasi Yunani untuk menerima sekitar 50% haircut dari pokok utang adalah satu langkah positif untuk mengembalikan kepercayaan investor, namun dibutuhkan perbaikan yang mendasar pada defisit dan tingkat utang Eropa untuk memberikan stabilitas yang berkesinambungan.

Aksi intervensi Bank Sentral Swiss untuk mempertahankan nilai tukar EUR/CHF pada 1,20 saat ini adalah salah satu faktor yang menolong EUR dari kejatuhan yang dalam.

Turunnya surplus perdagangan dan melambatnya inflasi adalah dua faktor penggerak domestik untuk NZD.

Turunnya surplus perdagangan adalah faktor yang bersifat negatif sedangkan turunnya inflasi adalah faktor positif. Dengan tingkat suku bunga yang masih rendah, maka kecil kemungkinan bank sentral menurunkan suku bunga akibat turunnya inflasi. Dengan turunnya inflasi dan suku bunga yang relatif stabil maka nilai NZD secara relatif menjadi lebih menarik.

GBP saat ini mengalami aksi jual yang besar akibat naiknya persepsi risiko dan keputusan dari bank sentral Inggris untuk menambah suntikan dana ke pasar uang atau yang lebih dikenal sebagai quantitative easing. Kondisi ekonomi yang masih sangat lemah adalah alasan di belakang rencana bank sentral untuk kembali membeli obligasi pemerintah dan swasta untuk menurunkan yield dengan tujuan menyediakan dana murah untuk investasi. Namun efek negatif program pembelian obligasi adalah naiknya suplai uang yang berpotensi meningkatkan inflasi. Saat ini dengan inflasi di atas 5% dan tingkat suku bunga mendekati nol, maka GBP di jangka panjang akan cenderung lemah.

Keputusan Reserve Bank of Australia untuk menurunkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps ke 4,50% adalah akibat kecenderungan inflasi yang turun dan ancaman melemahnya perekonomian global.

Dengan tingkat inflasi tahunan di sekitar 3–3,5% dan harga komoditas yang lebih rendah maka masih terbuka kemungkinan turunnya suku bunga RBA, hanya saja dengan tingkat pengangguran yang rendah maka penurunan suku bunga akan terbatas. Turunnya tingkat suku bunga RBA tidak otomatis menyebabkan AUD lemah karena dengan inflasi yang juga turun maka real interest rate AUD tetap positif.

Aksi intervensi Bank of Japan senilai kurang lebih USD100 miliar pada akhir Oktober 2011 mengakibatkan USD/JPY naik drastis dari 75,50 ke 79,50 hanya dalam hitungan jam. Penguatan JPY telah mengakibatkan turunnya nilai ekspor Jepang dan merupakan ancaman bagi pertumbuhan ekonomi Jepang. Bank of Japan yang saat ini hanya memiliki dana terbatas untuk intervensi, sehingga diperkirakan hanya akan melakukan intervensi dalam jumlah besar ketika nilai tukar JPY menguat banyak.

Perekonomian Singapura yang mengandalkan perdagangan internasional dan jasa sangat bergantung pada kesehatan perekonomian negara-negara seperti AS dan Cina. Dengan kondisi yang tidak menguntungkan di AS dan melambatnya perekonomian Cina menyebabkan SGD melemah terhadap USD. Turunnya tingkat inflasi juga mengurangi kecenderungan Monetary Authority of Singapore untuk menjaga SGD tetap kuat.

(6)

DISCLAIMER

Kecuali dinyatakan lain, semua data bersumber dari berita media massa, dan tidak diterbitkan oleh PT Bank Commonwealth (PTBC). PTBC harus dijamin untuk dibebaskan dari tanggung jawab, termasuk tetapi tidak terbatas pada penuntutan hukum oleh pihak ketiga. PTBC beserta direkturnya, karyawannya dan perwakilannya dalam Lampiran ini selanjutnya bersama-sama disebut sebagai “Grup” “Laporan ini diterbitkan semata-mata untuk tujuan informasi dan tidak boleh ditafsirkan sebagai suatu ajakan atau penawaran untuk membeli efek atau instrumen keuangan. Laporan ini telah disusun tanpa mempertimbangkan tujuan, situasi keuangan dan kapasitas untuk menanggung kerugian, pengetahuan, pengalaman atau kebutuhan orang-orang tertentu yang mungkin menerima laporan ini. Tidak ada anggota dari Grup yang melakukan atau harus melakukan penilaian kelayakan atau penyesuaian laporan untuk penerima laporan ini yang karenanya tidak mendapatkan manfaat dari perlindungan peraturan dalam hal ini. Laporan ini bukan nasihat atau petunjuk. Semua penerima laporan ini harus, sebelum bertindak atas dasar informasi dalam laporan ini, mempertimbangkan kewajaran/kelayakan dan kesesuaian informasi, dengan memperhatikan tujuan-tujuan mereka sendiri, situasi keuangan dan kebutuhan, dan, jika perlu mencari profesional yang tepat, memperhatikan kondisi valuta asing atau nasihat keuangan tentang isi laporan ini sebelum membuat keputusan investasi. Kami percaya bahwa informasi dalam laporan ini adalah benar dan setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang cukup telah diadakan atau dibuat, berdasarkan informasi yang tersedia pada saat kompilasi, tetapi tidak ada pernyataan atau jaminan, baik tersurat maupun tersirat, yang dibuat atau disediakan untuk akurasi, kehandalan atau kelengkapan setiap pernyataan yang dibuat dalam laporan ini. Setiap pendapat, kesimpulan atau rekomendasi yang ditetapkan dalam laporan ini dapat berubah sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan dan mungkin berbeda atau bertentangan dengan, kesimpulan pendapat atau rekomendasi yang diungkapkan oleh Grup di tempat lain. Kami tidak berkewajiban untuk, dan tidak,memberitahukan perkembangan terkini atau terus mengikuti informasi terkini yang terdapat dalam laporan ini. Grup tidak menerima tanggung jawab untuk setiap kerugian atau kerusakan yang timbul akibat dari penggunaan seluruh atau setiap bagian dari laporan ini. Setiap penilaian, proyeksi dan prakiraan yang terkandung dalam laporan ini didasarkan pada sejumlah asumsi dan perkiraan dan tunduk pada kontinjensi dan ketidakpastian. Asumsi dan perkiraan yang berbeda dapat mengakibatkan hasil material yang berbeda pula. Grup tidak mewakili atau menjamin bahwa salah satu proyeksi penilaian atau prakiraan, atau salah satu dasar asumsi atau perkiraan, akan dipenuhi. Kinerja masa lalu bukan merupakan indikator yang dapat diandalkan untuk kinerja masa depan Grup tidak menjamin kinerja dari produk investasi atau pembayaran kembali modal dengan produk yang didistribusikan oleh PTBC. Investasi dalam produk ini bukan merupakan simpanan atau kewajiban lainnya dari Grup atau anak perusahaannya dan setiap jenis produk investasi memiliki risiko investasi termasuk hilangnya pendapatan dan modal yang diinvestasikan. Contoh yang digunakan dalam komunikasi ini hanya untuk ilustrasi. Semua materi yang disajikan dalam laporan ini, kecuali bila ditentukan lain, berada di bawah hak cipta Grup. Tak satu pun dari materi, maupun isinya, maupun salinannya, dapat diubah dengan cara apapun, ditransmisikan ke, disalin atau didistribusikan kepada pihak lain, tanpa izin tertulis dari perusahaan terkait yang menjadi bagian dalam Grup. Grup, berikut agennya, asosiasinya dan kliennya memiliki atau telah memiliki posisi panjang atau pendek pada efek atau instrumen keuangan lainnya yang disebut di sini, dan dapat setiap saat melakukan pembelian dan/atau penjualan ter-hadap kepentingan atau surat berharga dalam kapasitasnya sebagai prinsipal atau agen, termasuk menjual atau membeli dari klien atas dasar pokok dan dapat terlibat dalam transaksi yang tidak konsisten dengan laporan ini. Silahkan melihat website kami di www.commbank.co.id untuk informasi lebih lanjut. Jika Anda ingin berbicara dengan seseorang mengenai instrumen keuangan yang dijelaskan dalam laporan ini, silakan hubungi kami hubungi Call Centre kami di 5000 30 atau email kami di customercare@commbank.co.id.

Dengan tingginya fluktuasi pasar, maka disarankan untuk strategy FX adalah jangka pendek dan terus memonitor perkembangan pasar. Bila pasar saham dan komoditas dunia terus turun sebaiknya kita membeli USD atau JPY dan menjual mata uang yang lain. JPY tidak terlalu direkomendasikan karena adanya faktor intervensi yang sulit untuk diperkirakan. Hal yang sebaliknya kita lakukan jika pasar saham dan komoditas dunia naik.

Namun dengan kondisi saat ini di mana mata uang seperti AUD, EUR dan IDR yang walaupun turun, namun secara teknikal masih cenderung kuat melawan USD, disarankan untuk beli mata uang AUD, NZD dan IDR di saat melemah terhadap USD.

Tapi jika AUD, NZD dan IDR terus melemah di bawah tingkat support utama maka kita harus kembali pegang USD atau JPY. Keunggulan dari memegang USD saat ini hanyalah harapan bahwa harga saham, komoditas dan mata uang dengan suku bunga tinggi terus turun terhadap USD sehingga bisa dibeli dengan harga murah. Investor tidak bisa mengandalkan bunga USD karena nilainya hampir sama dengan nol.

Strategi

Forex Trading

Gambar

Gambar 2: Pertumbuhan GdP aS didukung  oleh tingkat konsumsi yang lebih kuat

Referensi

Dokumen terkait

Di samping gaji dan penghasilan-penghasilan lainnya yang erat berhubungan dengan gaji maka kepada Kepala Daerah diberikan juga tunjangan-tunjangan yang lebih

Dalam tindak tutur tidak langsung, kalimat perintah dapat digunakan dengan kalimat berita atau kalimat tanya untuk melembutkan tuturan.. Tuturan yang diutarakan secara tidak

Dalam penelitian ini proses komunikasi yang dilakukan oleh mahasiswa asal Sumatera Utara Suku Batak Karo tidak selalu menjadikan dirinya sebagai komunikator, karena pada

Sesuai dengan Perda No. 13 tahun 2006 tentang Nagori, disebutkan bahwa Nagori memiliki weweenang mengatur dan mengurus urusan masyarakat setempat sesuai dengan asal usul dan

Indeks Kesejahteraan Rakyat Malaysia (IKRM) meningkat kepada 1.7% setahun Meningkatkan potensi produktiviti untuk memastikan pertumbuhan mampan dan inklusif

Uraian tentang bentuk dan nilai yang terkandung dari gerak yang terdapat pada tari Melinting akan dibaca sebagai kumpulan mozaik dimana masing-masing

Beberapa Hari Setelah Seminar Workshop Ada Warga Rt 014 Rw 08 Lenteng Agung Yang Meninggal Dan Telah Diuruskan Oleh Tim Pengurusan Jenazah (4 Orang) Yang Telah

Tidak benar jika dikatakan bahwa jika seseorang melakukan aborsi ia “tidak merasakan apa-apa dan langsung boleh pulang”..ini adalah informasi yang sangat menyesatkan bagi