• Tidak ada hasil yang ditemukan

Horeeeee !!! Laporan PKL Selesai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Horeeeee !!! Laporan PKL Selesai"

Copied!
81
0
0

Teks penuh

(1)

PROYEK PEMBANGUNAN JALAN LAYANG NON-TOL (JLNT)

ANTASARI-BLOK M PAKET TAMAN BRAWIJAYA

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL

SEMESTER VI

Disusun Oleh:

1. Rio Prasmoro NIM: 1109020188

2. Rucipto Danerland NIM: 1109020199

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

(2)

Rio Prasmoro 1109020188

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Kerja Lapangan

Proyek Pembangunan Jalan Layang Non-Tol (JLNT) Antasari -Blok M Paket Taman Brawijaya

Rio Prasmoro 1109020188 Rucipto Danerland 1109020199

Pembimbing Industri, Pembimbing Jurusan

Ir. I Wayan Sugata Dr. Ir. Fauzri Fahimuddin, M.Sc

Hutama - Nindya JO NIP. 19590206 198903 1 002

Ketua Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta

Sidiq Wacono, ST. MT. NIP. 196401071988031001

(3)

Rio Prasmoro 1109020188

KATA PENGANTAR

Pertama-tama mari kita panjatkan Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dengan baik dan tepat pada waktunya.

Dimana penyusunan laporan Praktek Kerja Lapangan ini dimaksudkan sebagai hasil observasi mahasiswa selama 8 minggu terhitung sejak 2 januari 2012 sampai 24 februari 2012, di Proyek Jalan Layang Non-Tol Antasari - Blok M, Paket Taman Brawijaya, terhadap proyek sipil yang sedang dilaksanakan di lapangan oleh kontraktor yang ahli di bidangnya, bukan hanya sekedar teori yang telah didapat di perkuliahan. Dengan adanya laporan ini, membuat mahasiswa memiliki tanggung jawab terhadap apa yang telah dikerjakan selama Praktek Kerja Lapangan dengan tujuan mahasiswa benar-benar memahami dan memperhatikan pelaksanaan konstruksi bangunan sipil di lapangan. Akhir kata dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki. Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan laporan ini, penulis juga berharap semoga laporan ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.

Depok, Maret 2012

(4)

Rio Prasmoro 1109020188

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar Isi ... iii

Daftar Gambar ... v

Daftar Tabel ... vi

Daftar Lampiran ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan PKL ... 2

1.2.1 Tujuan Umum ... 2

1.2.2 Tujuan Khusus ... 2

BAB IIPENGENALAN PERUSAHAAN ... 3

2.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 3

2.1.1 Profil Perusahaan PT. Hutama Karya ... 3

2.1.2 Visi, Misi, Motto dan Budaya Perusahaan PT. Hutama Karya ... 4

2.1.3 Profil Perusahaan PT. Nindya Karya... 5

2.1.4 Visi, Misi dan Motto PT. Nindya Karya ... 7

2.2 Organisasi Perusahaan... 7

2.2.1 Organisasi Perusahaan PT. Hutama Karya ... 7

2.2.2 Tugas dan Wewenang ... 8

2.2.3 Organisasi Perusahaan PT. Nindya Karya... 10

2.2.4 Tugas dan Wewenang ... 11

2.3 Pelaksanaan Disiplin Kerja dan Lain-lain ... 14

2.3.1 Pelaksanaan Disiplin Kerja PT. Hutama Karya ... 14

2.3.2 Pelaksanaan Disiplin Kerja PT. Nindya Karya ... 15

BAB IIIPENGENALAN PROYEK... 19

3.1 Prosedur Mendapatkan Proyek... 19

3.1.1 Proses Mendapatkan Proyek Secara Umum ... 19

3.1.2 Proses Mendapatkan Poyek Jalan layang Non Tol Antasari – Blok M ... 20

(5)

Rio Prasmoro 1109020188

3.2.1 Dasar Hukum ... 22

3.2.2 Data Umum Proyek ... 22

3.2.3 Fixed Unit Price Contract ... 23

3.2.4 Data Teknis Proyek ... 23

3.3 Personalia dan Organisasi Proyek ... 24

3.4 Proses Pelaksanaan Proyek ... 32

3.4.1 Pekerjaan Persiapan ... 33

3.4.2 Pekerjaan U-ditch ... 38

3.4.3 Pekerjaan Bore Pile ... 40

3.4.4 Pekerjaan Pile Cap ... 43

3.4.5 Pekerjaan Pier Beton K.600 ... 46

3.4.6 Pekerjaan Pier Head Beton K.600 ... 49

3.4.7 Pekerjaan Pot Bearing ... 51

3.4.8 Pekerjaan Erection Box Girder ... 53

3.4.9 Pekerjaan Expantion Joint ... 56

3.4.10 Pekerjaan Parapet Beton ... 59

3.4.11 Pekerjaan Railing Jembatan Beton ... 60

3.4.12 Pekerjaan Perkerasan Asphalt ... 62

3.4.13 Pekerjaan Marka Thermoplastik ... 64

BAB IV KEGIATAN YANG DIAMATI ... 65

4.1 Pekerjaan yang Diamati ... 65

4.1.1 Erection Box Girder ... 65

4.1.2 Stressing Box Girder ... 68

4.1.3 Pengecoran Pier Head ... 70

4.2 Lingkup Pekerjaan... 72

4.3 Tugas Selama Praktek ... 72

BAB V PENUTUP... 73

5.1 Kesimpulan... 73

(6)

Rio Prasmoro 1109020188

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.2-1 Struktur Organisasi PT. Hutama Karya (Persero) ... 8

Gambar 2.2-2 Struktur Organisasi PT. Nindya Karya (Persero) ... 10

Gambar 3.1-1 Surat Pengumuman Pemenang Lelang ... 21

Gambar 3.3-1 Struktur Organisasi Proyek JLNT, Paket Taman Brawijaya ... 26

Gambar 3.4-1 Urutan Kerja Proyek JLNT, Paket Taman Brawijaya ... 32

Gambar 3.4-2Urutan Pekerjaan Pile Cap ... 44

Gambar 3.4-3 Urutan pekerjaan pier beton... 47

Gambar 3.4-4 Urutan Pekerjaan Pot Bearing ... 52

Gambar 3.4-5 Urutan Pekerjaan Erection Box Girder ... 54

Gambar 3.4-6 Urutan Pekerjaan Expantion Joint ... 57

Gambar 3.4-7 Urutan Pekerjaan Parapet Beton ... 59

Gambar 3.4-8 Urutan Pekerjaan Railing Jembatan Beton ... 61

Gambar 3.4-9 Urutan Pekerjan Asphalt ... 62

Gambar 4.1-1 Pelaksanaan Pekerjaan Erection Box Girder ... 68

Gambar 4.1-2 Pelaksanaan Pekerjaan Stressing Box Girder ... 70

(7)

Rio Prasmoro 1109020188

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4-1Daftar Alat, Bahan dan Tenaga Pekerjaan Persiapan ... 37

Tabel 3.4-2Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan U-Ditch ... 39

Tabel 3.4-3Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Bore Pile ... 41

Tabel 3.4-4Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Pile Cap ... 44

Tabel 3.4-5Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Pier Beton ... 47

Tabel 3.4-6Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Pier Beton ... 49

Tabel 3.4-7 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Pot Bearing ... 52

Tabel 3.4-8 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Erection Box Girder ... 54

Tabel 3.4-9 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Expantion Joint ... 57

Tabel 3.4-10 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Parapet Beton ... 60

Tabel 3.4-11 Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Railing ... 61

(8)

Rio Prasmoro 1109020188

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan PKL

Lampiran 2 : Surat Jawaban dari Perusahaan

Lampiran 3 : Surat Keterangan Telah Menyelesaikan PKL Lampiran 4 : Gambar-Gambar Proyek

Lampiran 5 : Foto-Foto Proyek

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1

LATAR BELAKANG

Politeknik merupakan salah satu lembaga pendidikan tinggi yang lulusannya diharapkan memiliki keahlian dan keterampilan yang dewasa ini sangat dibutuhkan, sehingga keberadaannya dapat mendukung kualitas sumber daya manusia dalam menunjang pembangunan.

Program pendidikan politeknik adalah program Diploma III dengan waktu pendidikan selama 6 semester. Sebagai ahli madya, lulusan politeknik diharapkan dapat menjembatani kesenjangan antara lulusan perguruan tinggi (strata 1) dengan lulusan sekolah kejuruan teknik. Oleh karena itu Politeknik diharapkan mampu menghasilkan lulusan yang memiliki kemampuan, cerdas, terampil dalam menghadapi masalah yang dihadapi.

Mahasiswa Politeknik Negeri Jakarta Jurusan Teknik Sipil, pada akhirsemester V dan awal semester VIdiwajibkan mengikuti program Praktek KerjaLapangan (PKL) selama 8 (delapan) minggupada suatu proyek industrikonstruksi. Penempatan mahasiswa pada suatu proyek industri konstruksi tersebutdimaksudkan untuk meningkatkan wawasan berpikir dan pengetahuan yang lebihluas.

Dengan pelaksanaan PKL tersebut diharapkan lulusannya dapat benar-benarmemiliki bekal kemampuan yang cukup bisa diandalkan dalam menghadapitantangan tugas sesuai bidangnya. Disamping itu kegiatan PKL merupakan salahsatu sarana untuk menjalin hubungan antara Politeknik dengan dunia industri.

Laporan ini disusun berdasarkan pengamatan dan peninjauan langsung pada pekerjaan pembangunan Jalan Layang Non Tol (JLNT) Antasari-Blok M Paket Taman Brawijaya, Proyek ini merupakan proyek yang dimiliki oleh Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta.

Proyek ini dikerjakan oleh PT. Hutama Karya dan PT. Nindya Karya - JO (Joint Operation), yang dimulai pada bulan November 2010 dan selesai pada bulan

(10)

Agustus. Pengamatan dan peninjauan langsung dilakukan dalam rangka memenuhi syarat kelulusan sebagai salah satu mata kuliah wajib yang harus ditempuh mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Politeknik Negeri Jakarta.

1.2 TUJUAN PKL

1.2.1 Tujuan Umum

Agar mahasiswa mengetahui dan menghayati proses pelaksanaan suatu kegiatan proyek/industri konstruksi sehingga memiliki wawasan dan pengetahuan yang luas sehingga dapat mempersiapkan diri dalam mengisi kebutuhan pada dunia industri.

1.2.2 Tujuan Khusus

A. Agar mahasiswa dapat menjelaskan proses pelaksanaan proyek/industrikonstruksi

B. Agar mahasiswa dapat menjelaskan struktur organisasi proyek/industrikonstruksi

C. Agar mahasiswa dapat menjelaskan pembagian tugas (job discription)

semua personal yang terlibat dalam pelaksanaan proyek/industrikonstruksi D. Agar mahasiswa dapat menerapkan kemampuannya di

proyek/industrikonstruksi sesuai dengan kemampuan yang diperoleh selama kuliah.

E. Agar mahasiswa dapat melaksanakan tugas yang diberikan oleh proyekindustri sesuai dengan target mutu dan ketelitian yang diperlukan

F. Agar mahasiswa dapat membuat laporan PKL dengan baik dan sesuaidengan tata cara penulisan ilmiah

(11)

BAB II

PENGENALAN PERUSAHAAN

2.1 SEJARAH SINGKAT PERUSAHAAN

2.1.1 Profil Perusahaan PT. Hutama Karya

PT. Hutama Karya (persero) selanjutnya disebut PT.HK awalnya merupakan perusahaan swasta Hindia Belanda ‘Hollandsche Beton Maatshappij’ yang dinasionalisasi pada tahun 1961 berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) RI No. 61/1961 tanggal 29 Maret 1961 dengan nama PN. HUTAMA KARYA, yang kemudian berdasarkan Surat Keputusan Bersama Direksi dan Dewan Komisaris No. DU/MK.136/KPTS/03/2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang Penetapan Hari Ulang Tahun Hutama Karya, tanggal 29 Maret ditetapkan sebagai hari ulang tahun Hutama Karya.

Status perusahaan berubah menjadi Perseroan Terbatas berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 14 tahun 1971 juncto Akta Perseroan Terbatas No. 74 tanggal 15 Maret 1973, juncto Akta Perubahan No.48 tanggal 8 Agustus 1973 yang keduanya dibuat dihadapan Notaris Kartini Mulyadi,SH. Dari segi fasilitas pendukung, saat ini PT. Hutama Karya berkantor di Jl. Letjen Haryono MT Kav.No.8 Jakarta Timur.

Merupakan tonggak transformasi Hutama Karya dari perusahaan swasta 'Hollandsche Beton Maatshappij‘ menjadi PN. HUTAMA KARYA. Sejak phase transformasi, Hutama Karya telah menghasilkan karya konstruksi yang bernilai sejarah dan monumental seperti Monumen Pancoran, Gedung DPR/MPR RI. Pada phase ini Prof. DR. Ir. Sutami ditetapkan sebagai Founding Father karena jasanya dalam mengembangkan perusahaan dengan karya-karya monumental pada eranya.

Menandai dimulainya teknologi Beton pra Tekan di Indonesia, dimana Hutama Karya telah mengenalkan sistem prategang BBRV dari Swiss.Sebagai wujud eksistensi terhadap teknologi ini Hutama Karya membentuk divisi khusus prategang. Pada dekade ini Hutama Karya berubah status menjadi PT. Hutama Karya(Persero).

(12)

Mengantisipasi tantangan bisnis konstruksi yang semakin berkembang dan kompetisi, PT. Hutama Karya(Persero) telah melakukan terobosan diversifikasi usaha dengan mendirikan Unit Bisnis Haka Pole yaitu Pabrik Tiang Penerangan Jalan Umum berbagai type dari baja bersegi delapan (Oktagonal) dan melakukan ekspansi usaha di luar negeri serta awal inovasi teknologi dengan ditemukannya LPBH-80 ‘SOSROBAHU’ (Landasan Putar Bebas Hambatan) oleh Dr. Ir. Tjokorda Raka Sukawati yang dijuluki sebagai Entrepreneur Sejati.

Sejalan dengan pengembangan inovasi yang terus menerus dan mengikuti kemajuan teknologi konstruksi yang berkembang pesat, PT. Hutama Karya telah mampu menghasilkan produk dengan teknologi tinggi berupa: Jembatan Bentang Panjang (Suspesion Cable Bridge, Balanced Cantilever Bridge, Arch SteelBridge).

PT Hutama Karya telah memenuhi standar internasional dalam hal kualitas, keselamatan kerja dan lingkungan dengan didapatkannya sertifikasi ISO 9002:1994, OHSAS 18001:1999.

Pada dekade ini, muncul sesosok Change Leader bagi perusahaan yang membawa perubahan disemua lini, baik majerial dan sistemik maupun kepersonaliaan yang membawa pada trend kinerja yang semakin membaik melalui merevitalisasi diri dengan melakukan pengembangan usaha pada sektor swasta dengan pembangunan: High Rise Building (Bakrie Tower, Apartemen), infrastruktur (Jalan TOL).

Seiring dengan perkembangan tersebut, kualitas dan mutu tetap menjadi perhatian PT. Hutama Karya.Hal ini terbukti dengan didapatkannya ISO 9001:2000 dan ISO 14001:2004.

Selain itu, berbagai rencana di masa depan dicanangkan, salah satunya adalah menjadi perusahaan terbuka pada tahun 2011.

2.1.2 Visi, Misi, Motto dan Budaya Perusahaan PT. Hutama Karya

A. Visi

Menjadi Perusahaan Industri Konstruksi Yang Handal dan Terkemuka.

(13)

B. Misi

Meningkatkan nilai perusahaan di bidang industri konstruksi secara profesional dan memenuhi harapan Pemangku Kepentingan (Stakeholder).

C. Motto

"Inovasi Untuk Solusi"

Yang mengandung makna: "Upaya untuk mewujudkan produk unggulan dan pembaruan yang disertai dengan sikap, pemikiran dan tindakan yang mendorong tercapainya solusi dengan produktivitas yang tinggi".

D. Budaya Perusahaan

- Profesionalitas : Mempunyai keahlian yang dibarengi dengan etika nilai dan tindakan yang tepat sesuai dengan situasi dan kondisi yang terjadi.

- Berorientasi pada pelanggan : Senantiasa memelihara hubungan baik yang saling menguntungkan dengan menjaga kepercayaan dan mutu untuk memenuhi kepuasan pelanggan

- Inovasi : Secara berkesinambungan melakukan pembelajaran dan riset guna memberikan solusi inovatif kepada pelanggan

- Kerjasama Tim : Menjunjung tinggi kerjasama tim guna memberikan pelayanan yang terbaik kepada pelanggan

- Integritas : Menghormati dan melaksanakan komitmen

2.1.3 Profil Perusahaan PT. Nindya Karya

PT. Nindya Karya merupakan perusahaan yang bergerak dibidang usaha jasa konstruksi dan sedang mengembangkan usaha dibidang EPC (Engineering Procurement and Construction). Dimulai dari perusahaan milik Belanda NV NederlanseAaneming Maatschappij Voorheen Firma H.F. Boersma, pada tanggal 15 maret 1973 menjadi PT. Nindya Karya (Persero).PT. Nindya Karya (Persero)telah berkembang dengan cepat dan

(14)

hari ini dengan 4 Kantor Wilayah yang meliputi wilayah Sumatera, Jawa Tengah, Bali & Nusa Tenggara, Sulawesi & Papua serta Divisi Konstruksi & Properti. Perusahaan merasa yakin bahwa Kantor-kantor Wilayah tersebut merupakan perwakilan yang mewakili di setiap dan masing-masing Provinsi di Tanah air.

Dari segi fasilitas pendukung, saat ini PT. Nindya Karya berkantor di Jl.Letjend.MT. Haryono Kav.22 Jakarta Timur.

Peningkatan kinerja yang berkelanjutan adalah usaha PT. Nindya Karya (persero) untuk selalu memberikan kepuasan kepada stakeholder, dinyatakan dalam kebijakan mutu perusahaan yang terintegrasikan dalam sistem manajemen mutu ISO 9001-2008, sistem manajemen K3/OHSAS 18001-2007 dan sistem manajemen lingkungan ISO 14001-2007 serta pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik secara menyeluruh.

Agar dapat mendukung berbagai kegiatan di lapangan yang disadari selama tiga tahun terakhir, berusaha mendapatkan alat berat yang sangat banyak, dengan cara demikian ada peningkatan kemampuan dan availability yang sangat diperlukan dalam pelaksanaan. Pada saat ini perusahaan memiliki ratusan unit alat berat yang merupakan bagian dari sejumlah besar peralatan pendukung dan perlengkapannya.Juga penting armada alat berat pemadatan jalan yang tersebar di seluruh tanah air.

Pemikiran yang seksama dilimpahkan untuk pengembangan sumber daya manusia.Banyak kesempatan untuk mendapatkan pendidikan tambahan dan untuk menghadiri kursus-kursus pelatihan yang diatur perusahaan guna memungkinkan karyawan menyesuaikan diri sesuai tuntutan era globalisasi dan menuntun mereka kepada teknologi tinggi berkaitan bidang pekerjaan. Dari total 277 orang karyawan PT. Nindya Karya (Persero), 192 orang Sarjana yang terdiri dari : S2 Teknik, S2 Bisnis, Sarjana Teknik & non Teknik, serta Diploma Tiga Teknik & non Teknik.

Catatan selama periode tahun 2002 sampai dengan 2005 memperlihatkan bahwa angka produksi meningkat rata-rata +/- 54,50 % per tahun pada setiap hasil pencapaian proyek-proyek sejenis seperti irigasi,

(15)

pembuatan jalan, konstruksi jembatan, gedung tinggi dan lain-lainnya yang didapatkan dari tender-tender internasional dan lokal.

2.1.4 Visi, Misi dan Motto PT. Nindya Karya

A. Visi

Menjadikan PT NINDYA KARYA (Persero) sebagai perusahaan yang unggul dan tangguh dalam bidang industri jasa konstruksi.

B. Misi

- Menyediakan barang atau jasa yang bermutu tinggi.

- Berdaya saing kuat di pasar dalam negeri atau internasional.

- Memupuk keuntungan guna meningkatkan nilai perusahaan dan memenuhi kewajiban terhadap Shareholder sebagai salah satu Stakeholder utama serta stakeholder lainnya.

C. Motto

kami harus bekerja keras untuk menyelesaikan tugas-tugas kami guna menyempurnakan kepuasan pelanggan dan dalam semangat yang sama,kami akan senantiasa meningkatkan kinerja di masa yang akan datang.

2.2 ORGANISASI PERUSAHAAN

2.2.1 Organisasi Perusahaan PT. Hutama Karya

Untuk menjalankan visi dan misi perusahaan, PT. Hutama Karya membagi struktur organisasi menjadi 4 yang diketuai oleh seorang direktur. Struktur organisasi PT. Hutama Karya yaitu seperti tergambar dibawah ini.

(16)

Gambar 2.2-1 Struktur Organisasi PT. Hutama Karya (Persero)

2.2.2 Tugas dan Wewenang

Rincian tanggung jawab pekerjaan A. Direktur Utama

1. Menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual mutu perusahaan.

2. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

3. Memberikan arahan kebijaksanaan umum perusahaan beserta langkah-langkah pelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai.

4. Mencari dan menerima order pekerjaan sesuai dengan target perusahaan/ kemampuan pelaksanaan pekerjaan.

5. Bertanggung jawab terhadap komisaris.

B. Direktur I(Teknik)

1. Membantu direktur utama menentukan kebijakan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan yang ditentukan dalam sistem Manual Mutu Perusahaan.

(17)

2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijakan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kabijaksanaan

umum perusahaan beserta langkah-langkah

pelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai.

4. Bertanggung jawab atas tinjauan kontrak.

5. Membina bidang-bidang atau jabatan di bawahnya seperti: Marketing Manager,QHSE Manager, Cost Control Manager, dan Engineering Manager.

6. Bertanggung jawab tehadap Direktur Utama.

C. Direktur II (Operasi)

1. Membantu Direktur Utama menentukan kebijakan-kebijakan dan melaksanakan ketetapan – ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual Mutu Perusahaan.

2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kebijaksanaan

umum perusahaan beserta langkah-langkah pelaksanaannya, termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai.

4. Bertanggung jawab atas tinjauan kontrak.

5. Membina bidang-bidang atau jabatan di bawahnya seperti: Purchasing Manager, Administrasi Proyek Manager, dan Site Manager.

6. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama. D. Direktur III (Pengembangan SDA)

(18)

1. Membantu Direktur Utama menentukan kebijakan-kebijakan dan melaksanakan ketetapan–ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual Mutu Perusahaan.

2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kebijaksanaan

umum perusahaan beserta langkah-langkahpelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai.

4. Bertanggung jawab atas HRD dan Finansial. 5. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama.

2.2.3 Organisasi Perusahaan PT. Nindya Karya

Untuk menjalankan visi dan misi perusahaan, PT. Nindya Karya membagi struktur organisasi menjadi 6 divisi yang diketuai oleh Direktur Operasi. Struktur organisasi PT. Hutama Karya yaitu seperti tergambar dibawah ini.

(19)

2.2.4 Tugas dan Wewenang

Rincian tanggung jawab pekerjaan A. Direktur Utama

1. Menentukan kebijaksanaan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual mutu perusahaan.

2. Mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

3. Memberikan arahan kebijaksanaan umum perusahaan beserta langkah-langkah pelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai.

4. Mencari dan menerima order pekerjaan sesuai dengan target perusahaan/ kemampuan pelaksanaan pekerjaan.

5. Bertanggung jawab terhadap komisaris.

B. Direktur I(Teknik)

1. Membantu direktur utama menentukan kebijakan dan melaksanakan ketetapan-ketetapan yang ditentukan dalam sistem Manual Mutu Perusahaan.

2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijakan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien.

3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kabijaksanaan

umum perusahaan beserta langkah-langkah

pelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai.

4. Bertanggung jawab atas tinjauan kontrak.

5. Membina bidang-bidang atau jabatan di bawahnya seperti: Marketing Manager,QHSE Manager, Cost Control Manager, dan Engineering Manager.

(20)

6. Bertanggung jawab tehadap Direktur Utama.

C. Direktur II (Operasi)

1. Membantu Direktur Utama menentukan kebijakan-kebijakan dan melaksanakan ketetapan – ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual Mutu Perusahaan.

2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kebijaksanaan

umum perusahaan beserta langkah-langkah pelaksanaannya, termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai.

4. Bertanggung jawab atas tinjauan kontrak.

5. Membina bidang-bidang atau jabatan di bawahnya seperti: Purchasing Manager, Administrasi Proyek Manager, dan Site Manager.

6. Bertanggung jawab kepada Direktur Utama.

D. Direktur III (Pengembangan SDA)

1. Membantu Direktur Utama menentukan kebijakan-kebijakan dan melaksanakan ketetapan–ketetapan yang ditentukan dalam sistem manual Mutu Perusahaan.

2. Membantu Direktur Utama mengendalikan dan mengawasi pelaksanaan dari kebijaksanaan yang telah digariskan agar tujuan dan sasaran perusahaan dapat tercapai secara efektif dan efisien. 3. Membantu Direktur Utama memberikan arahan kebijaksanaan

umum perusahaan beserta langkah-langkahpelaksanaannya,termasuk penetapan sasaran/target yang akan dicapai.

4. Bertanggung jawab atas HRD dan Finansial. 5. Bertanggung jawab terhadap Direktur Utama.

(21)

E. Dewan Direksi

1. Melakukan pengawasan atas jalannya perusahaan dan memberikan nasihat atau masukan kepada direktur.

2. Melakukan tugas dewan direksi berdasarkan kepentingan perusahaan dan sesuai dengan maksud dan tujuan dari perusahaan

3. Dewan komisaris dapat diamanatkan dalam anggaran dasar untuk melaksanakan tugas-tugas tertentu direktur berhalangan dalam keadaan tertentu.

F. Komite Audit

1. Membantu dewan direksi dalam melakukan pengawasan atas kinerja perusahaan.

2. Review pengadilan system intern perusahaaan 3. Memastikan kualitas laporan keuangan. 4. Meningkatkan efektivitas audit

G. Staf Ahli Direksi

1. Staf ahli bertanggung jawab pada Direktur

2. Staf ahli berfungsi membantu Direksi perusahaan dalam menangani hal khusus sesuai bidangnya yang diperintahkan direktur utama 3. Staf ahli mempunyai tugas:

a. Mengerjakan pekerjaan secara mandiri

b. Melakukan koordinasi dengan Bagian / Cabang / unit terkait dalam hal pelaksanaan tugas sesuai perintah Direktur Utama c. Mengumpulkan semua data yang diperlukan selama tugas

d. Melakukan analisa data dan permasalahan terkait tugas yang sedang dilakukan dilapangan

e. Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada direktur utama dan memberikan tembusan kepada direktur bidang lainnya f. Menyimpan dengan baik hasil pelaksanaannya pada sub bagian

(22)

g. Dalam hal tertentu bekerjasama dengan staff ahli lainnya.

H. Sekertariat Perusahaan

1. Mengadakan pencatatan dari semua kegiatan manajemen 2. Sebagai alat pelaksana ketatausahaan

3. Sebagai alat komunikasi perusahaan 4. Sebagai pusat dokumentasi

I. Satuan Pengawas Intern Fungsi:

1. Membantu direktur utama dalam menyelenggarakan penilaian atas system pengendalian, pengelolaan manajemen serta memberikan saran perbaikan

2. Sebagai mitra kerja dari komite audit dan auditor eksternal

3. Sebagai mitra kerja strategis unit kerja dalam mencapai sasaran usaha

Tugas:

1. Melakukan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) sesuai dengan arahan dari Direktur Utama

2. Melaksanakan Audit khusus sesuai permintaan dari Direktur Utama 3. Membuat dan menyampaikan laporan temuan hasil audit dan saran

perbaikan hasil audit kepada Direktur Utama.

4. Melakukan pemantauan pelaksanaan tindak lanjut hasi audit SPI maupun eksternal auditor.

2.3 PELAKSANAAN DISIPLIN KERJA DAN LAIN-LAIN

2.3.1 Pelaksanaan Disiplin Kerja PT. Hutama Karya

Terlepas dari keharusan penerapan prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG) sebagaimana Keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No.Kep:117/M-MBU/2002 tanggal 31 Juli 2002 tentang Penerapan

(23)

Praktik GCG pada BUMN, HK sebagai perusahaan BUMN telah dikelola berdasarkan peraturan dan perundang-undangan yang berlaku serta Anggaran Dasar Perusahaan yang mengatur praktik pengelolaan perusahaan berdasarkan prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik ('Tarif'). Untuk memformalkan praktik tersebut, maka dilakukan kodifikasi berdasarkan kelaziman prinsip GCG terhadap praktek yang selama ini dilakukan dalam proses bisnis.

Hasil kodifikasi tersebut kemudian disyahkan sebagai Instrument GCG – HK melalui Surat Keputusan Bersama Dewan Komisaris dan Direksi dengan Nomor 494/KPTS/44/2005 tanggal 24 Pebruari 2005 tentang Penerapan Panduan Good Corporate Governance dan sejak saat itu, melalui Pernyataan Janji dan Tekad Untuk Menerapkan Good Corporate Governance dari Dewan Komisaris dan Direksi, maka HK secara resmi mengelola Perusahaan secara baik berdasarkan prinsip GCG.

Instrumen GCG yang mendasari tata kelola perusahaan HK, terdiri dari:

1. Pedoman Tata Kelola Perusahaan 2. Board Manual

3. Piagam Komite Audit 4. Pedoman Etika dan Perilaku

2.3.2 Pelaksanaan Disiplin Kerja PT. Nindya Karya

Pedoman umum perilaku etis, seluruh direksi dan karyawan yaitu : 1. Menjunjung tinggi keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha

Esa.

2. Menggunakan pengetahuan dan kemampuan untuk kesejahteraan umat manusia secara berkelanjutan.

3. Bekerja secara profesional untuk kepentingan perusahaan, masyarakat, bangsa dan negara.

4. Meningkatkan pengetahuan dan kompetensi serta menjunjung tinggi martabat profesinya.

(24)

6. Menghormati jabatan dan kedudukan orang lain dan tidak boleh merugikan nama baik jabatan dan kedudukan orang lain.

7. Memperhatikan dengan sungguh-sungguh dan tidak mengganggu kepentingan umum khususnya yang menyangkut lingkungan.

8. Setia dan taat pada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. 9. Bersedia memberi bimbingan dan pelatihan untuk peningkatan

profesionalisme sesama anggota.

10. Memenuhi baku kinerja dan tanggung jawab profesi dengan integritas tinggi dan tidak akan menerima pekerjaan di luar bidang keahlian teknisnya.

11. Menjunjung tinggi martabat profesi, bersikap terhormat, dapat dipercaya, dan bertanggung jawab secara profesional berazaskan kaidah keilmuan, kepatutan dan kejujuran intelektual.

12. Dengan menggunakan pengetahuan & keahlian yang dimilikinya menyampaikan pendapat dan pernyataan dengan jujur berdasarkan bukti dan tanpa membedakan pangkat dan jabatan.

13. Anggota Direksi dan Komisaris wajib membuat surat pernyataan mengenai benturan kepentingan sehingga dapat bertindak secara independent dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat mengganggu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis.

14. Para anggota Direksi dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan mengambil keuntungan dari kegiatan BUMN yang dikelolanya selain gaji dan fasilitas sebagai anggota Direksi , yang ditentukan oleh RUPS/Pemilik Modal

15. Anggota Direksi dan Komisaris wajib melaporkan kepada perusahaan mengenai kepemiikan sahamnya dan atau keluarga-keluarganya pada perusahaan dan perseroan lain

16. Direksi dan karyawan BUMN dilarang untuk meberikan atau menawarkan atau menerima baik langsung maupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan atau seorang Pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang

(25)

telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku;Suatu tanda terimakasih dalam kegiatan usaha, seperti hadiah, sumbangan, atau ”entertainment” tidak boleh dilakukan pada suatu keadaan yang dapat dianggap sebagai perbuatan yang tidak patut.

17. Dalam batas kepatutan, donasi untuk tujuan amal dapat dibenarkan. Donasi untuk tujuan lain hanya boleh dilakukan sesuai dengan peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

18. Harus menjaga agar informasi perusahaan selalu memenuhi karakteristik mudah dipahami, relevan, penting serta dapat diandalkan.

Pedoman umum perilaku etis, seluruh komisaris dan komite audityaitu :

1. Anggota Komisaris/ Dewan Komisaris wajib membuat surat pernyataan mengenai benturan kepentingan sehingga dapat bertindak secara independent dalam arti tidak mempunyai kepentingan yang dapat menggangu kemampuannya untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri dan kritis;

2. Anggota Komisaris/Dewan Komisaris dan Komite Audit dilarang melakukan transaksi yang mempunyai benturan kepentingan dan mengambil keuntungan dari kegiatan BUMN yang dikelolanya selain gaji dan fasilitas sebagai anggota Komisaris & Komite Audit, yang ditentukan oleh RUPS/ Pemilik Modal;

3. Anggota Komisaris /Dewan Komisaris dan Komite Audit dilarang untuk meberikan atau menawarkan atau menerima baik langsung maupun tidak langsung sesuatu yang berharga kepada pelanggan atau seorang Pejabat Pemerintah untuk mempengaruhi atau sebagai imbalan atas apa yang telah dilakukannya dan tindakan lainnya sesuai Peraturan Perundang-undangan yang berlaku; Suatu tanda terimakasih dalam kegiatan usaha, seperti hadiah, sumbangan, atau ”entertainment” tidak boleh dilakukan pada suatu keadaan yang dapat dianggap sebagai perbuatan yang tidak patut.

(26)

4. Dalam hubungannya dengan Pemegang Saham, Komisaris berkewajiban untuk :

- Memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai Rencana Jangka Panjang Perusahaan dan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan dan Laporan Tahunan yang diusulkan Direksi.

- Mengikuti perkembangan kegiatan Perusahaan, memberikan pendapat dan saran kepada Rapat Umum Pemegang Saham mengenai setiap masalah yang dianggap penting bagi kepengurusan perusahaan.

- Melaporkan dengan segera kepada Rapat Umum Pemegang Saham apabila terjadi gejala menurunnya kinerja perusahaan.

(27)

BAB III

PENGENALAN PROYEK

3.1 PROSEDUR MENDAPATKAN PROYEK

3.1.1 Proses Mendapatkan Proyek Secara Umum

Dalam menentukan kontraktor pelaksana dalam suatu pembangunan proyek, dilakukan proses yang sudah ditentukan untuk mencapai kontrak/perjanjian dan pekerjaan dapat dilakukan. Dimana proses yang dilakukan oleh kontraktor dalam mendapatkan proyek adalah sebagai berikut:

A. Pelelangan

Yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan secara terbuka dengan pengumuman secara luas melalui media cetak atau pengumuman resmi, sehingga masyarakat luas/dunia usaha yang berminat dan memenuhi kualifikasi dapat mengikutinya, dan nantinya didapat harga penawaran yang kompetitif. Pelelangan itu sendiri terdiri dari dua macam:

1. Pelelangan terbuka. Diikuti oleh semua jasa konstruksi yang berminat dan sesuai dengan bidang dan sub bidang kerja/grade 2. Pelelangan terbatas. Hanya diikuti oleh jasa konstruksi yang

diundang dan sesuai dengan bidang dan sub bidang yang dikerjakan.

B. Pemilihan Langsung

Yaitu pengadaan barang/jasa yang dilakukan tanpa melalui pelelangan dan hanya diikuti oleh penyedia barang/jasa yang memenuhi syarat. Pemilihan langsung dilakukan dengan cara membandingkan penawaran (dimana terdapat tiga penawaran) dan melakukan negosiasi baik teknik maupun harga, sehingga diperoleh harga yang wajar dan secara teknis dapat dipertanggungjawabkan.

(28)

Yaitu pengadaan barang/jasa dengan cara menunjuk langsung kepada satu penyedia barang/jasa. Penunjukan langsung ini dilakukan bila dalam kondisi bencana alam, hak paten dan bila telah dua kali lelang gagal.Nilainya pun kurang dari 50 juta.

3.1.2 Proses Mendapatkan Poyek Jalan layang Non Tol Antasari – Blok M

Diawali dengan pengajuan tender pada pihak owner,sistem tender yang digunakan adalah sistem dua sampul, dengan gambaran sistem sebagai berikut :

A. Sampul 1 :

1. Data administrasi : - Syarat administrasi - Jaminan penawaran

- Surat kuasa penandatanganan penawaran - Surat pernyataan kebenaran data

- KSO

- Surat penawaran tanpa harga 2. Data teknis :

- Metode pelaksanaan - Schedule

- Daftar peralatan - Daftar personil

- Daftar pekerja yang dikontrak - Daftar satuan upah dan alat - Analisa harga satuan B. Sampul 2 :

- Daftar harga penawaran

Pada saat pembukaan penawaran, terlebih dahulu dicek kelengkapan administrasi dan data teknisnya kemudian dievaluasi dan menentukan peserta yang lolos sampul 1.

(29)

1. Alat ( alat milik perusahaan dan alat yang disewa )

2. Personil dinilai berdasarkan SKA ( Surat Keterangan Ahli ) yang memiliki tingkat SKA utama, dan madya

3. Metode kerja

Cat :Point yang harus dicapai pada sampul 1 adalah lebih dari 75

Setelah menentukan peserta pemenang sampul 1 barulah dibuka harga (sampul 2), penawaran dilaksanakan pada 5 Juli 2010 dan pengumuman pemenang pada bulan September.

(30)

3.2 GAMBARAN UMUM PROYEK

Maksud dan tujuan pelaksanaan kegiatan Pembangunan Jalan Layang Non Tol Antasari-Blok M Ruas Pasar Cipete (stage I : Pasar Inpres Cipete - Lapangan Mabak Blok M) adalah untuk memperlancar arus lalu lintas yang melintasi Jl. Pangeran Antasari yang dikarenakan peningkatan jumlah kendaraan baru di Jakarta yang mencapai 236 mobil/hari dan peningkatan motor sebesar 891 motor/hari, total 1.127 kendaraan/hari. Diharapkan bahwa dengan selesainya pembangunan Jalan Layang Non Tol Antasari-Blok M ini membuat arus lalu lintas menjadi lebih lancar dan cepat karena dapat menggunakan fasilitas Jalan Layang Non Tol ini sepanjang kurang lebih 5200 m secara terus menerus tanpa terhambat oleh adanya persimpangan sebidang, traffic light dan hambatan-hambatan lainnya disepanjang Jl. Pangeran Antasari. Selain itu, pembangunan Jalan Layang Non Tol Antasari – Blok M diharapkan dapat mengurangi kemacetan di daerah tersebut sebanyak 30%.

3.2.1 Dasar Hukum

No. Kontrak Kajian : No. 2439/-1.792.1 tanggal 20 April2009 Gambar Trace Tata Ruang : No. 1103/S/PPSK/DTR/VI/10

Pergub Tentang Trace : No. 126/2010 tanggal 06 Juli 2010

No. Kontrak Amdal : No. 2845/-1.774.151 tanggal 26 April 2010 No. Kontrak DED : No. 2439/-1.792.1 tanggal 16 Oktober 2009

3.2.2 Data Umum Proyek

Nama Proyek : Proyek Jalan layang Non Tol Antasari – Blok M Nama Paket : Pembangunan Jalan Layang Non Tol DKI

Pangeran Antasari– Blok M Ruas Pasar Cipete – Wijaya I (Tahap 1) (Stage 1: Pasar Inpres Cipete-Lapangan Mabak Blok M) Paket Taman Brawijya (Multy Years)

Pemilik : Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta Lokasi : Jakarta Selatan, DKI Jakarta

Sumber Dana : APBD

(31)

Waktu Pemeliharaan : 180 hari kalender Jenis Kontrak : FIXED UNIT PRICE

3.2.3 Fixed Unit Price Contract

Fixed Unit Price Contractadalah kontrak pengadaan barang/ jasa borongan atas penyelesaian seluruh pekerjaan dalam batas waktu tertentu berdasarkan harga satuan yang pasti dan tetap untuk setiap satuan pekerjaan dengan spesifikasi teknis tertentu, yang volumenya pekerjaannya masih bersifat perkiraan sementara, sedangkan pembayarannya akan didasarkan pada hasil pengukuran bersamaats pekerjaan yang diperlukan. Pertimbangan untuk memilih kontrak dengan cara ini adalah karena untuk keakuratan pengukuran volume pekerjaan yang tinggi diperlukan survey dan penelitian yang sangat mendalam, detail, sampel yang banyak, dan waktu yang lama sehingga biayanya yang sangat besar padahal pengukurannya juga lebih mudah dalam pelaksanaan. Sehingga untuk pekerjaan yang sifat kondisinya seperti hal tersebut tepat bila digunakan kontrak dengan sistem Lump Sum. No. Kontrak : No. 10043/-1.792 tanggal 22 November 2010 Nilai Kontrak : Rp. 246.115.153.671,64

Kontraktor : Hutama – Nindya JO Konsultan Perancana : PT. Perentjana Djaja Konsultan pengawas : PT. Cipta Multi Kreasi

Tim Proyek :

a. Project Manager : I Wayan Mandia b. Site Engineer Manager : I Wayan Sugata c. Site Operational Manager : Eri Risdhiawan d. Site Administration Manager : Sidik Rohman

3.2.4 Data Teknis Proyek

Panjang Total :803 meter

Lebar jembatan : 2 x 8,75 meter (2 jalur) Girder jembatan : Box girder segmental

- Tipe box girder : Prestressed box girder - Tinggi total box : 2,4 meter

(32)

- Bentang box : 35-45 meter Struktur pondasi

- Tipe : Bored Pile K.350 - Diameter : 1,5 meter

- Panjang : 20-30 meter Pier dan Pier head

- Tipe pier : Beton bertulang K.600 - Tipe pier head : Beton prestressed K.600 Perkerasan : Asphalt

3.3 PERSONALIA DAN ORGANISASI PROYEK

1. Pemilik Proyek

Pemilik proyek adalah pihak yang memiliki proyek. Pada proyek Pembangunan JalanLayang Non Tol Blok M – Antasari (Stage 1: Pasar inpres Cipete – Lapangan Mabak Blok M) Paket Taman Brawijaya pemilik proyek adalah Dinas Pekerjaan Umum Provinsi DKI Jakarta. Adapun tugas dan wewenang pemilik proyek antara lain:

a. Memberikan informasi, bantuan dan kerjasama yang diperlukan kontraktor sepanjang batas kewenangan dan kewajiban pemilik.

b. Memberikan semua instruksi kepada kontraktor melalui konsultan pengawas.

c. Dapat memberhentikan sebagian atau seluruh pekerjaan apabila kontraktor tidak memberikan hasil pekerjaan yang sempurnadan melanggar ketentuan. d. Menentukan keputusan akhir yang mengikat mengenai proyek.

e. Menandatangani Surat Perintah Kerja (SPK) dan surat perjanjian dengan kontraktor.

f. Mengesahkan semua dokumen pembayaran kepada pihak kontraktor.

2. Konsultan Perencana

Konsultan Perencana adalah pihak yang ditunjuk oleh pemberi tugas untuk bertindak selaku perencana pekerjaan struktur, arsitektur, mekanikal,

(33)

elektrikal, interior dan landscape dalam batas-batas yang telah ditentukan baik teknis maupun administratif, yaitu PT. Perencana Jaya.

Konsultan Perencana berfungsi melaksanakan pengadaan dokumen perencanaan, dokumen lelang, dokumen untuk pelaksanaan konstruksi, memberikan penjelasan pekerjaan pada waktu pelelangan, dan memberikan penjelasan serta saran penyelesaian terhadap persoalan perencanaan yang timbul selama tahap konstruksi. Konsultan Perencana mulai bertugas sejak tahap perencanaan sampai dengan waktu serah terima pekerjaan oleh Kontraktor.

Adapun tugas dan tanggung jawab konsultan perencana antara lain : a. Melakukan perencanaan struktural atas permintaan pemilik proyek secara

keseluruhan sesuai dengan ide, batas-batas teknis dan administrasi.

b. Menentukan standar dan peraturan struktur yang sesuai dengan perencanaan sebagai acuan dalam pelaksanaan pekerjaan serta menentukan spesifikasi teknis (persyaratan material dan peralatan, serta metode kerja yang digunakan).

c. Memberikan penjelasan secara detail, baik kepada pemilik proyek maupun kepada kontraktor atas segala sesuatu yang dianggap kurang jelas, meragukan atau yang dapat menimbulkan masalah tertentu, khususnya yang menyangkut perencanaan demi kelancaran dan kelangsungan proyek.

d. Bertanggung jawab atas seluruh perencanaan struktural yang dibuat, perhitungan konstruksi maupun Rencana Anggaran Biaya (RAB).

3. Kontrakror Pelaksana

Kontraktor Pelaksana adalah pihak yang di tunjuk berdasarkan pelelangan untuk melakukan pembangunan proyek sesuai rencana, perhitungan dan persyaratan yang telah dibuat oleh konsultan perencana. Kontraktor Pelaksana melaksanakan semua pekerjaan yang telah diberikan kepadanya sesuai dengan kesepakatan dengan pemilik proyek. Tugas dari kontraktor pelaksana, dalam hal ini adalah PT. Hutama Karya – Nindya Karya Jo yaitu melaksanakan pekerjaan kontruksi di lapangan. Dalam hal ini PT. PT. Hutama Karya – Nindya Karya Jo mendapatkan kontrak melalui penunjukan langsung.

(34)

Organisasi pada Proyek Pembangunan Jalan Layang Non Tol Antasari - Blok M, Paket Taman Brawijaya yaitu :

Gambar 3.3-1 Struktur Organisasi Proyek JLNT, Paket Taman Brawijaya

Tugas yang dipegang oleh masing-masing jabatan dalam organisasi proyek dalam setiap pelaksanaan proyek.

1. Project Manager (PM) Fungsi :

a. Penanggung jawab atas tercapainya proyek

b. Pengelola dan bertanggung jawab seluruh sumber daya sehingga efektif guna tercapainya sasaran/ tujuan di unit kerja proyek

c. Pennggung jawab atas terlaksananya Sistem Manajemen Mutu ISO-9000 & K3 di proyek.

Tugas :

a. Membuat RKAP dan kegiatan perencanaan yang lain (Review Doc, Spec Hitung kembali dan Metode Pelaksanaan)

(35)

b. Mempresentasikan RKAP untuk disahkan c. Menangani tugas-tugas :

 Engineering (termasuk Administrasi Kontrak)  Adminitrasi Keuangan, Personalia & Umum

 Operasi Lapangan (Quality Plan, Production Plan dan Safety Plan) d. Membina hubungan kerja dengan :

 Owner

 Konsultan Perencana/ Pengawas

 Mitra Kerja : Supplier, Sub Kontraktor, Mandor

e. Melaksanakan rapat mingguan atau rapat bulanan internal dan eksternal f. Mengadakan evaluasi terhadap : Progress Fisik, Biaya, Quality, Standart,

Moral dan Maintenance

g. Membuat rencana tindak lanjut/ Corrective Action terhadap penyimpangan yang terjadi

h. Membina SEM, SOM, SAM guna peningkatan kinerja dalam mendukung Visi Perusahaan.

2. Deputy Project Manager Fungsi:

a. Bekerja di bawah Project Manager dan berfungsi untuk memberikan bantuan pada Project Manager.

b. Sebagai pengganti pemimpin perusahaan 3. Safety

Tugas:

a. Bertanggungjawab dalam penerapan langkah-langkah pencegahan atas terjadinya kecelakaan kerja.

b. Bertanggungjawab atas pencegahan terjadinya kebakaran dan memastikan ketersedian alat pemadam api.

c. Secara periodik melakukan pelatihan pemadamam kebakaran (fire drill). d. Bertanggungjawab atas pencegahan terjadinya pencemaran lingkungan

berdasarkan peraturan pemerintah yang berlaku serta standar internasional. e. Memastikan pemakaian alat pelindung diri (APD) personil sesuai standar

(36)

f. Memastikan lampu penerangan kerja sesuai standar.

g. Mengkondisikan lingkungan kerja yang aman melalui periodic safety patrol. h. Memastikan rambu-rambu keselamatan kerja (safety sign) tersedia di lokasi

kerja.

i. Terampil dalam melakukan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). j. Melokalisir penyebaran polusi atau gas beracun.

k. Membuat analisa serta laporan terjadinya incident atau accident (kecelakaan kerja) dengan cepat.

l. Melakukan pembinaan personil secara terus menerus akan kesadaran keselamatan, kesehatan dan kelestarian lingkungan.

4. Site Engineer Manager Fungsi :

Penanggung jawab dalam pengelola operasi fisik pelaksanaan proyek, pengendalian dan teknik perencanaan (Quality, Cost, Delivery, dan Safety).

Tugas :

a. Mengadakan komunikasi dengan klien/ perencana/ pengawas dalam bidang-bidang teknis operasionil

b. Mengadakan Value Engineering terhadap perencanaan proyek c. Melaksanakan pengawasan :

 Terhadap Mutu Poduk melalui jadwal inspeksi  Terhadap Biaya (Membuat EBPP)

 Terhadap Cash In dan Cash Out (termasuk WIP)

 Terhadap pelaksanaan Safety Patrol dan Safety Meeting  Terhadap Progress Fisik

 Dalam mendayagunakan kesempatan untuk melakukan klaim

d. Menyiapkan Job List sesuai dengan tahap pekerjaan untuk keperluan Project Manager

e. Menghentikan pelaksanaan pekerjaan yang tidak memenuhi standart mutu yang ditetapkan

5. Site Operasional Manager Fungsi:

(37)

Sebagai penanggung jawab atas pekerjaan proyek dilapangan.Menjamin agar pekerjaan di lapangan sesuai schedule dan mutu pekerjaan sesuai dengan target, menjamin gambar kerja yang beredar dilapangan adalah gambar perencenaan.

Tugas:

a. Membuat schedule 2 mingguan dan bulanan serta membuat laporan realisasi progeres fisik mingguan terhadap progress rencana.

b. Mendistribusikan gambar kerja kelapangan dan melaporkan tiap penyimpangan gambar kerja kepada Site Engineer manager.

c. Mengkoordinasi pekerjaan sub kontraktor dan supplier di lapangan. d. Memeriksa opname lapangan yang dibuat pelaksana.

e. Mencukupi kebutuhan tenaga, material, dan alat dilapangan. 6. Site Administrasi Manager

Fungsi:

Untuk mengkoordinasi dan membantu operasional umum organisasi. Untuk mengelola suatu proyek/acara organisai guna menjamin audit dan dukumentasi pekerjaan tersimpan dengan baik sesuai prosedur.

Tugas:

a. Menjaga agar seluruh dokumen (baik elektronik maupun hardcopy) tertata secara kronologis, sesuai tanggal.

b. Menjaga jadwal kegiatan seluruh pengurus dan keberadaan masing-masing staff saat rapat.

c. Menyampaikan seluruh dokumen penting (baik elektronik maupun hardcopy) kepada project manager

d. Manajeman tata usaha, menjaga lingkungan kantor agar tetap tertib administrasi.

e. Membentuk struktur administrasi tiap acara organisasi.

7. Cost control Fungsi:

Mengkontrol semua biaya yang diperlukan sehingga tidak terjadi

(38)

8. Admin Contract Tugas:

a. Penyiapan standardan administrasi kontrak b. Pengembangan system administrasi kontrak c. Pembinaan teknis system administrasi kontrak

d. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi sisitem administrasi kontrak 9. Scheduling

Tugas:

a. Membuat jadwal masuknya pekerja, alat, dan bahan b. Membuat daily report(laporan harian)

c. Membuat jadwal dengan efisien sehingga dapat diketahui jalur kritis suatu pekerja.

10. Quantity Surveyor Tugas :

a. Menghitung luas m2 pekerjaan bangunan

b. Menghitung volume m3 pekerjaan contoh; pekerjaan beton

c. Menghitung volume kg pada pekerjaan contoh; pekerjaan tulangan pada pier d. Bekerja sama dengan logistic (pengadaan barang) untuk memberikan

informasi kebutuhan material yang harus didatangkan ke lokasi proyek e. Menghitung kebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap item

pekerjaan

f. Mengecek penggunaan material apakah sudah sesuai dengan yang dihintung oleh estimator

g. Mengecek setiap gambar shop drawing apakah terjadi perubahan atau tidak. Bila terjadi perubahan quantity surveyor akan menghitung kembali volume pekerjaannya

11. Pengadaan Tugas:

a. Menyediakan bahan dan alat yang diperlukan dalam proyek

b. Mencatat jumlah alat dan bahan yang masuk dalam proyek baik yang dibeli maupun disewa.

(39)

c. Merawat seluruh alat yang ada di proyek secara berkala. 12. Design Engineer

Tugas:

a. Membantu civil engineer dalam melaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan. b. Melaksanakan tugas lain yang diperintahkan oleh Project Manager.

c. Membuat laporan yang ditetapkan perusahaan dan laporan lain yang berhubungan dengan tugasnya

d. Membuat desain perencanaan secara lengkap baik gambar rencana kerja, hitungan struktur, RAB, RAP, dan RAPP

e. Membuat gambar revisi bila terjadi perubahan perencanaan 13. Surveyor

Tugas:

a. Menentukan, mengontrol dan melaksanakan pekerjaan proyek terutama yang berkaitan dengan penentuan koordinat, leveling dan pengukuran lain sesuai dengan gambar yang telah direncanakan.

b. Bersama dengan pelaksana melakukan pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan dilapangan.

c. Membuat laporan yang ditetapkan perusahaan dan laporan lain yang berhubungan dengan tugasnya

d. Melaksanakan diperintahkan oleh manager proyek.

e. Melakukan site survey untuk mengumpulkan data yang dipakai sebagai gambar mengambil gambar desain

14. CAD Operator Tugas:

a. Memproduksi dan memverifikasi gambar desain teknis sesuai gambar dengan standart yang diinginkan oleh owner

b. Memproduksi gambar teknis sesuai dengan target schedule project memproduksi gambar As-built sesuai dengan As built

(40)

d. Memastikan semua gambar desain cad mempunyai judul, nomor gambar, nomor issue, nomor halaman dan detail lainnya sesuai dengan registrasi gambar cad untuk project

e. Memastikan semua gambar cad tersimpan dalam hard copy dan soft copy ditempat yang benar

3.4 PROSES PELAKSANAAN PROYEK

Pembangunan Jalan Layang Non Tol Antasari - Blok M Paket Taman Brawijaya berada didaerah lalu lintas yang padat, maka dari itu diperlukan suatu urutan kerja yang matang agar pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan gangguan yang terjadi pada lalu lintas dapat seminimal mungkin, urutan kerja proyek dapat dilihat seperti flowchart berikut ini.

(41)

Berikut akan dijabarkan masing-masing metode pelaksanaan pekerjaan sebagaimana telah diuraikan diatas.

3.4.1 Pekerjaan Persiapan

A. Lingkup Kerja

1. Penyediaan sebidang lahan yang diperlukan untuk kantor direksi berukuran 36 m2 dan kantor kontraktor berukuran 36 m2.

2. Penyediaan gudang bahan berukuran 36 m2 dan bedeng pekerja berukuran 100 m2.

3. Pemasangan instalasi listrik untuk kantor proyek.

4. Penyediaan generator untuk keperluan sumber listrik kantor kontraktor.

5. Penyediaan meja, kursi dan peralatan administrasi (standar perkantoran yang layak)

6. Penyediaan transportasi untuk staf proyek.

7. Penyediaan rambu pengaman lalu lintas, traffic cone pers release. 8. Pemasangan alat pendingin di setiap ruang kerja.

9. Penyediaan air bersih yang memadai.

10. Penyediaan fasilitas untuk keamanan proyek dan tenaga pengatur lalu lintas

11. Penyediaan papan nama proyek. 12. Pengukuran uitzet lapangan.

13. Penyediasan foto proyek setiap termin pembayaran minimal 2 set. 14. Penyediaan alat pemadam kebakaran.

15. Penyediaan peralatan komunikasi (telepon/radio komunikasi). 16. Menyewa alat penerangan untuk kerja malam.

17. Penyediaan pagar seng untuk pengaman proyek dilengkapi dengan lampu pagar.

18. Pemeliharaan jalan dan pelestarian lingkungan menuju lokasi proyek dan lokasi buangan serta area lokasi buangan.

(42)

20. Pengadaan dokumentasi audio visual(film/video) selama tahap pembangunan.

21. Pengadaan tenda pengecoran. 22. Pengadaan lahan stock yard. B. Tujuan

Tujuan pekerjaan persiapan adalah untuk menyiapkan pelaksanaan semua kegiatan yang disyaratkan dan mencakup informasi tambahan berikut :

1. Lokasi base camp kontraktor dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang menunjukkan lokasi kantor kontraktor, workshop, gudang dan bedeng pekerja.

2. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan yang tercantum dalam daftar peralatan yang diusulkan dalam penawaran dan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan peralatan di lapangan.

3. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan dalam penawaran akan dimintakan persetujuan terlebih dahulu dari direksi pekerjaan.

4. Jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (barchart) yang menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan prosentase kemajuan mobilisasi.

C. Pembuatan kantor lapangan dan fasilitasnya

Kontraktor akan menyediakan, memasang, memelihara, membersihkan, menjaga dan pada saat selesainya kontrak harus memindahkan atau membuang semua bangunan kantor darurat, gudang-gudang penyimpanan, barak-barak pekerja dan bengkel-bengkel yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan proyek.

Dimana :

1. Kontraktor akan mentaati semua peraturan-peraturan Nasional maupun Daerah.

(43)

2. Kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sesuai dengan Lokasi Umum dan Denah Lapangan yang telah disetujui dan penempatannya diusahakan sedekat mungkin dengan daerah kerja (site) yang telah mendapat persetujuan dari direksi pekerjaan.

3. Bangunan untuk kantor dan fasilitasnya akan ditempatkan sedemikian rupa sehingga terbebas dari polusi yang dihasilkan oleh kegiatan pelaksanaan.

4. Bangunan yang dibuat akan mempunyai kekuatan struktural yang baik, tahan cuaca dan elevasi lantai yag lebih tinggi dari tanah disekitarnya.

5. Bangunan untuk penyimpanan bahan akan diberi bahan pelindung yang cocok sehingga bahan-bahan yang disimpan tidak akan mengalami kerusakan.

6. Kantor lapangan dan gudang sementaraa akan didirikan diatas pondasi yang mantap dan dilengkapi dengan penghubung untuk pelayanan utilitas.

7. Bahan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan untuk bangunan adalah bekas pakai, tetapi dengan syarat masih berfungsi, cocok dengan maksud pemakaiannya dan tidak bertentangan dengan perundang-undangan dan peraturan yang berlaku.

8. Kontraktor akan menyediakan alat pemadam kebakaran, kebutuhan P3K serta kebutuhan sanitasi yang memadai diseluruh barak, kantor, gudang dan bengkel.

9. Perlengkapan dalam ruang rapat dan ruang penyimpanan dokumentasi proyek.

D. Bengkel dan gudang

1. Kontraktor akan menyediakan sebuah bengkel dilapangan yang diberi perlengkapan yang memadai serta dilengkapi dengan daya listrik, sehingga dapat digunakan untuk merawat dan memperbaiki peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

(44)

2. Bengkel tersebut akan dikelola oleh seorang kepala peralatan/mekanik yang mampu melakukan perawatan dan perbaikan mekanis serta memiliki sejumlah pembantu yang terlatih.

E. Pengadaan lahan untuk stock yard

Lahan yang akan digunakan merupakan lahan milik masyarakat yang akan disewa selama pelaksanaan pekerjaan. Lahan ini berada pada sta. 2+580 berada di sebelah kiri Jalan Pangeran Antasari menuju arah Blok M. Fungsi dari pengadaan lahan ini selain stock yard juga akan difungsikan sebagai sebagai tempat parkir alat-alat berat selama arus lalu lintas dibuka. Keberadaan lahan ini juga akan dilaporkan kepada direksi pekerjaan umum untuk mendapatkan persetujuan.

F. Material & penyimpanan

Material yang digunakan disiniharus :

1. Memenuhi spesifikasi dan standar yang berlaku.

2. Memenuhi ukuran, pembuatan, jenis dan mutu yang disyaratkan dalam gambar dan seksi lain dari spesifikasi atau sebagaimana secara khusus disetujui tertulis oleh direksi pekerjaan umum.

3. Material berasal dari supplier yang telah diajukan dan disetujui oleh direksi.

Setelah didatangkan, material sedapat mungkin ditempatkan didalam lingkungan lokasi pagar untuk menghindari kehilangan material.Sebelum material dibongkar terlebih dahulu petugas gudang bersama pengawas mutu melakukan inspeksi apakah sesuai dengan spesifikasi yang dikehendaki.

Pada awal sebelum pendatangan material ke lokasi proyek, maka kontraktor harus mengajukan ijin pendatangan material terlebih dahulu dengan menyerahkan contoh material bersama dengan detail lokasi sumber material yang akan dipakai, untuk selanjutnya dimintakan persetujuan.

(45)

Mobilisasi dari seluruh mata pekerjaan yang terdaftar akan diselesaikan dalam jangka waktu 90 hari terhitung mulai tanggal kerja, kecuali penyediaan fasilitas dan ketentuan mobilisasi yang bersifat menerus selama masa pelaksanaan.

H. Pekerjaan survei lapangan untuk peninjauan kembali rancangan

Pekerjaan pengukuran terbagi dalam tahapan pengukuran awal dan tahapan pengukuran sebelum pelaksanaan.

I. Peralatan & personil yang digunakan

Tabel 3.4-1Daftar Alat, Bahan dan Tenaga Pekerjaan Persiapan

Alat Bahan Tenaga

Theodolite Waterpass Meter ukur Alat bantu Papan kayu Paku Cat/penanda Patok Bench Mark

Quantity Surveyor Asisten Surveyor Pelaksanaan Drafter

Untuk pengukuran awal segera dilakukan kontraktor setelah mendapatkan SPMK dari proyek. Hal-hal yang harus diperhatikan pada pengukuran awal ini, yaitu :

- Penentuan pedoman elevasi yang diambil dari titik tertentu sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi.

- Penentuan posisi bangunan dari titik tertentu sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi.

- Pemasangan titik bantu sesuai dengan petunjuk dari pengawas/direksi.

J. Pemeliharaan dan pengaturan lalu lintas

Tujuan pekerjaan ini adalah untuk menjamin bahwa selama pelaksanaan pekerjaan existing badan jalan yang bersinggungan dengan lokasi pekerjaan dalam kondisi yang aman dan dapat digunakan dengan seminimal mungkin, dan pemukiman di sepanjang dan yang berdekatan dengan pekerjaan disediakan jalan masuk yang aman dan nyaman ke pemukiman mereka.

(46)

Pengendalian lalu lintas akan mendapat perhatian lebih, khususnya pada saat jam lalu lintas padat, dan selama periode dimana pekerjaan yang sedang dilaksanakan sangat peka terhadap kerusakan dan kecelakaan lalu lintas.

Selain hal tersebut diatas, kontraktor akan menyediakan fasilitas pendukung untuk pengaturan sementara lalu lintas seperti :

1. Rambu dan Penghalang (Barrier)

Agar dapat melindungi pekerjaan dan menjaga keselamatan umum dan kelancaran arus lalu lintas yang melalui atau di sekitar pekerjaan, kontraktor akan memasang dan memelihara rambu lalu lintas, penghalang sementara dan fasilitas lainnya yang sejenis pada setiap tempat dimana kegiatan pelaksanaan yang dimungkinkan mengganggu aktivitas lalu lintas umum. Semua rambu lalu lintas dan penghalang diberi garis-garis (strips) yang reflektif agar terlihat dengan jelas pada malam hari.

2. Petugas bendera

Kontraktor akan menyediakan dan menempatkan petugas bendera di tempat kegiatan pelaksanaan yang mengganggu arus lalu lintas, terutama pada pengaturan lalu lintas saat penyempitan lebar jalan. Tugas utama petugas bendera adalah mengarahkan dan mengatur arus lalu lintas yang melalui dan disekitar pekerjaan tersebut.

3. Pagar proyek

Kontraktor akan menyediakan dan menempatkan pagar proyek di tempat kegiatan pelaksanaan pekerjaan, agar kenyamanan pengguna jalan tetap terjaga.

3.4.2 Pekerjaan U-ditch

A. Lingkup Kerja

Pekerjaan ini meliputi :

1. Stake out dan marking lokasi 2. Pengadaan U-Ditch Precast

(47)

3. Penggalian, pemadatan, survei (elevasi dan kemiringan) 4. Urugan pasir pasang padat

5. Cor lantai kerja beton kelas B0 6. Pemasangan U-Ditch Precast 7. Perapihan (back filling) B. Tenaga, Bahan dan Alat

Tabel 3.4-2Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan U-Ditch Tenaga U-Ditch precast ukuran 80x 100

cm yang dibuat dipabrikan dengan komponen penyusun : Alat Mandor Pekerja Flagman Operator

Ready mix K.250 slump 12 cm Bekisting Tulangan U-39 Beton kelas B0 Pasir pasang Excavator Dump Truck Lampu penerangan Stamper Yap crane C. Metode Pelaksanaan

1. Tim Survei melakukan stake out dan marking lokasi

2. Setelah ditentukan lokasi oleh tim survei kemudian dilakukan penggalian, selanjutnya tanah bekas galian diangkut dan dibuang ke area pembuangan yang sudah disetujui

3. Setelah penggalian sesuai dengan elevasi yang diinginkan, tahap selanjutnya adalah melakukan pemadatan. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan mesin yang telah mendapatkan ijin dari pihak owner.

4. Kemudian dilakukan pekerjaan urugan pasir pasang sesuai dengan ketinggian yang telah direncanakan

5. Dilakukan survei elevasi kembali, sebelum dilakukan pekerjaan lantai kerja dengan menggunakan beton kelas B0

6. Setelah elevasi sesuai dengan gambar kerja, maka pengecoran lantai kerja dengan menggunakan beton kelas B0 dapat dilakukan

(48)

7. Untuk pemasangan U-Ditch dapat dilakukan dengan menggunakan cran kapasitas kecil atau Yap Crane

8. Setelah U-Ditch terpasang dilakukan perapihan terhadap bekas galian

D. Pelaksanaan Pekerjaan

1. Penggalian tempat perletakan saluran U-Ditch

2. Penghamparan dan pemadatan pasir pasang pada dasar galian 3. Pengecoran lantai kerja pada dasar galian

4. Pemasangan U-Ditch pracetak

5. Perapihan terhadap bekas galian dan urugan kembali

3.4.3 Pekerjaan Bore Pile

A. Pendahuluan

Lubang-lubang dibor sampai kedalaman seperti yang ditunjukkan dalam gambar atau ditentukan berdasarkan pengujian hasil pengeboran. Dalam pelaksanaan pekerjaan bore pile, terlebih dahulu harus melaksanakan soil test dan melakukan sondir berat 10 ton dan boring tiap pondasi, kemudian kedalaman sondir agar dapat mendeteksi adanya lensa-lensa tipis pada tanah. Sebelum melaksanakan pekerjaan bore pile, juga harus dilaksanakan pekerjaan suntikan utilitas sesuai rekomendasi instansi pemilik jaringan utilitas. Pekerjaan dilaksanakan pada pukul 22.00 s/d 05.00, setelah pukul 05.00 lalu lintas harus kembali seperti semula.

B. Lingkup kerja

Pekerjaan ini meliputi :

1. Mobilisasi dan mendirikan rig pengeboran 2. Pabrikasi besi/rebar bor pile

3. Pengeboran bor pile

4. Pembuangan material tanah/lumpur bekas pengeboran ke area disposal

(49)

5. Pengecoran bor pile 6. Pemotongan tiang bor pile C. Tenaga, Alat dan Bahan

Tabel 3.4-3Daftar Tenaga, Bahan dan Alat Pekerjaan Bore Pile

Tenaga Bahan Alat

Mandor Pekerja Flagman Operator

Ready mix K300 slump 18-20 Baja tulangan U-39

Betonit Mesin bor Service crane Excavator Dump truck Concrete Pump Pipa tremie Submersible pump D. Metode Kerja Pergerakan Alat Bor Pile

1. Fleet pengeboran yang pertama dilakukan pada lokasi P-56B dengan target rencana kapasitas alat bor pile per hari mendapatkan 2 titik. Jadi rata-rata tiap pondasi pile cap diselesaikan dengan waktu 2 sampai dengan 3 hari.

2. Selanjutnya alat bor pile berpindah ke P-56A dengan kapasitas yang sama, dan berkelanjutan sesuai dengan gambar pergerakan bor pile sampai pada P-47A.

3. Fleet pengeboran yang kedua dilakukan pada lokasi P-66B dengan target rencana kapasitas alat bor pile per hari mendapatkan 2 titik. Jadi tiap pondasi pile cap diselesaikan dengan waktu 2 sampai 3 hari. 4. Selanjutnya alat bor pile berpindah ke P-66A dengan kapasitas yang sama, dan berkelanjutan sesuai dengan gambar pergerakan bor pile sampai pada P-56A.

E. Pemeliharaan dan Pengaturan Lalu lintas

1. Sebelum pekerjaan bor pile dilaksanakan, maka pagar pembatas dipasang dahulu, sehingga lalu lintas hanya menjadi 3 lajur untuk 2

(50)

arah yang bisa digunakan, dari arah selatan 2 lajur, sedangkan dari arah utara 1 lajur, seperti gambar dibawah ini.

2. Untuk pekerjaan bor pile selanjutnya pengaturan lalu lintasnya juga dilaksanakan seperti langkah 1, tetapi jumlah arahnya dibalik, 2 dari arah utara, sedangkan 1 lajur dari arah selatan.

3. Pekerjaan bor pile sebelum pukul 05.00 harus sudah selesai, karena mulai pukul 05.00 pagar pembatas proyek akan dibuka dan lalu lintas akan dikembalikan seperti semula menjadi 4 lajur untuk 2 arah. F. Metode Pelaksanaan

1. Tahap persiapan : Tim survei melakukan stake out dan marking untuk pengambilan koordinat titik pengeboran, persiapan lain yang dilakukan yakni memobilisasi alat bor pile beserta aksesorisnya dan pabrikasi pembesian bor pile.

2. Tahap pengeboran :

a. Alat pengeboran diatur pada posisi sesuai dengan koordinat yang telah ditentukan dan diperiksa untuk kelurusan vertikalnya. Dilakukan penggalian awal untuk persiapan pemasangan temporary casing. Temporary casing ini dipasang untuk melindungi bagian dinding atas galian agar tidak terjadi keruntuhan.

b. Kemudian dilanjutkan dengan pengeboran menggunakan mesin bor atau bucket sesuai dengan jenis dan kondisi tanah, sementara pengeboran berlangsung komposisi dan kedalaman tanah harus dicatat secara teratur sampai kedalaman yang telah disyaratkan. c. Jika terjadi keruntuhan pada dinding pengeboran, maka lubang

bor harus diisi dengan cairan bentonite selama pengeboran. d. Setelah mencapai kedalaman yang disyaratkan, tanah yang

bercampur bentonite diambil dengan menggunakan bucket. Untuk beberapa jenis tanah, pembersihan dasar galian dilakukan dengan menggunakan submersile pump.

e. Material tanah/lumpur bekas pengeboran harus segera dibuang pada area disposal dengan menggunakan dump truck yang

(51)

dibantu dengan excavator. Apabila material hasil pengeboran tercampur dengan bentonite, maka pemisahan dengan alat pemisah bentonite harus dilakukan agar tidak membahayakan lingkungan.

3. Tahap pengecoran

a. Setelah dilakukan pembersihan terhadap lubang bor, selanjutnya dilakukan dengan pemasangan besi tulangan bor pile dengan alat bantu service crane.

b. Pengecorsan dilakukan dengan menggunakan teknik tremie apabila diperlukan maka menggunakan alat bantu service crane atau concrete pump untuk kemudian pipa tremie dimasukkan sampai dengan dasar galian. Selanjutnya dilakukan pengecoran beton ready mix.

c. Tahap pengecoran dilakukan seiring dengan proses pencabutan/pengambilan temporary casing.

3.4.4 Pekerjaan Pile Cap

A. Lingkup Kerja

Pekerjaan ini meliputi pencampuran beton, pemasangan bekisting dan fabrikasi install besi pada pembuatan pile cap, sesuai dengan spesifikasi dan persyaratan dalam gambar atau sesuai dengan perintah pemimpin proyek.

B. Urutan Kerja

Urutan kerja dari pekerjaan pile cap dapat dilihat seperti flowchart dibawah ini.

Gambar

Gambar 2.2-1 Struktur Organisasi PT. Hutama Karya (Persero)
Gambar 2.2-2 Struktur Organisasi PT. Nindya Karya (Persero)
Gambar 3.1-1 Surat Pengumuman Pemenang Lelang
Gambar 3.3-1 Struktur Organisasi Proyek JLNT, Paket Taman Brawijaya
+7

Referensi

Dokumen terkait

6 Kurang berkualitasnya waktu tidur seseorang beresiko menyebabkan kelelahan kerja, hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan responden yang waktu tidurnya lama dan tidak

Investasi kami di E&P akan diarahkan untuk menumbuhkan cadangan dan produksi di wilayah yang kaya akan sumber daya, sementara investasi R&M akan difokuskan pada

Sebelum alat tersebut dapat dijalankan, maka dibutuhkan simulasi kendaraan darat / mobil offroad (All Terrain Vehicle) yang dapat menghasilkan data training berupa

Didalam proses preparasi sampel darah dan urine ini bertujuan untuk memisahkan atau menyingkirkan pengotor atau zat-zat yang tidak diinginkan (selain analit) dari sampel darah

Upaya yang dapat dilakukan untuk mengatasi ancaman kekeringan pada lahan sawah tadah hujan adalah dengan sistem bertanam padi gogorancah.. Sistem ini berarti bercocok tanam padi di

Bahwa ternyata dalam keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Nias Utara Nomor 03 Tahun 2011 tentang Penetapan dan Pengumuman Calon Terpilih Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah

Parit Padang antara lain untuk menjalin kerjasama baik dengan pihak internal maupun eksternal perusahaan dengan komitmen yang tinggi, memberikan pelayanan ‘prima’ kepada

Sebagai contoh ialah, subgrup fuzzy dan seperti pada Contoh 1 adalah ekuivalen berdasarkan definisi Dixit et al., seperti yang telah dijelaskan pada Contoh 4, tetapi