• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS EPIDEMIOLOGI KELOMPOK VII tentang INDEKS KESEHATAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS EPIDEMIOLOGI KELOMPOK VII tentang INDEKS KESEHATAN"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DASAR – DASAR

MAKALAH DASAR – DASAR

EPIDEMIOLOGI

EPIDEMIOLOGI

“INDEKS KESEHATAN”

“INDEKS KESEHATAN”

OLEH

OLEH : : KELOMPOK KELOMPOK VIIVII Hendrik rahmad hidayat Hendrik rahmad hidayat Uthari mukhtar

Uthari mukhtar Erin rahmi putri Erin rahmi putri Dewi octafika Dewi octafika Ziska aulia putri Ziska aulia putri Silvia hastuty Silvia hastuty Intan suri Intan suri Desi sufrianti Desi sufrianti DOSEN PENGAMPU :

DOSEN PENGAMPU :

Masrizal Dt.Mangguang, SKM, M.Biomed

Masrizal Dt.Mangguang, SKM, M.Biomed

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS UNIVERSITAS ANDALAS 2010 2010

(2)

KATA PENGANTAR  KATA PENGANTAR 

Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah Segala puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa yang mana telah memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Berkat limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan memberikan rahmat, hidayah dan karunia-Nya. Berkat limpahan karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan  penulisan makalah tentang Indeks Kesehatan.

 penulisan makalah tentang Indeks Kesehatan.

Makalah ini kami susun berdasarkan sub

Makalah ini kami susun berdasarkan sub bab yang telah diberikan. Kami bab yang telah diberikan. Kami juga ingin mengucapkanjuga ingin mengucapkan terima kasih kepada Bapak Masrizal Dt.Mangguang SKM, M.Biomed , karena telah memberikan tugas terima kasih kepada Bapak Masrizal Dt.Mangguang SKM, M.Biomed , karena telah memberikan tugas ini, agar kami dapat lebih m

ini, agar kami dapat lebih mengetahui tentang Indeks Kesehatanengetahui tentang Indeks Kesehatan

Kam

Kami i menmenghagharap rap makmakalaalah h inini i berbermanmanfaat faat bagbagi i semsemua ua oraorang, ng, sehsehingingga ga mampmampu u menmenambambahah  pengetahuan bagi orang-orang yang membacanya. Terakhir, penulis mohon maaf jika dalam makalah ini  pengetahuan bagi orang-orang yang membacanya. Terakhir, penulis mohon maaf jika dalam makalah ini ada banyak kekurangan karena penulis juga masih dalam proses pembelajaran. Untuk itu, segala saran, ada banyak kekurangan karena penulis juga masih dalam proses pembelajaran. Untuk itu, segala saran, kritik, tegur, dan masukan yang membangun akan

kritik, tegur, dan masukan yang membangun akan senantiasa penulis terima dengan lapang hati.senantiasa penulis terima dengan lapang hati.

Padang, 17 Oktober 2010 Padang, 17 Oktober 2010

Penulis Penulis

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...

i

DAFTAR ISI...

ii

BAB I PENDAHULUAN...

1

1.1 Latar Belakang...

1

1.2 Tujuan Penulisan...

1

1.3 Rumusan Masalah ...

1

BAB II PEMBAHASAN...

2

2.1 Indeks Kesehatan...

2

2.2 Indeks Fertilitas...

2

2.3 Indeks Mortalitas dan Morbilitas...

3

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN... ...

13

3.1 Kesimpulan... ...

13

3.2 Saran... ...

13

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat dibutuhkan suatu ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai kondisi keshatan masyarakat. Indeks kesehatan yang dapat digunakan  banyak sekali, tetapi yang aklan dibahas hanya indeks yang banyak digunakan dalam epidemiologi.

Indeks fertilitas adalah angka kelahiran yang merupakan indeks kesehatan yang penting dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat. Indeks mortalitas dan morbiditas adalah angka kematian dan kesakitan merupakan indeks kesehatan yang penting dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dan penulisan makalah ini adalah :

a. Untuk mengetahui ryang lingkup dari indeks kesehatan

 b. Untuk mengetahui ruang lingkup indeks fertilisasi, mortalitas, dan morbiditas c. Untuk mengetahui ukuran-ukuran dari fertilitas, mortalitas dan morbiditas d. Untuk mengetahui tujuan dan peran dari indeks kesehatan

1.3 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah : a. Indeks fertilisasi

 b. Indeks mortalitas c. Indeks morbiditas

(5)

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 INDEKS KESEHATAN

Untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat dibutuhkan suatu ukuran yang dapat digunakan sebagai indicator untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat. Indeks kesehatan yang dapat digunakan banyak  sekali, tetapi yang akan dibahas hanya indeks yang banyak digunakan dalam epidemiologi yaitu :

1. Indeks fertilitas

2. Indeks morbiditas

3. Indeks mortalitas

2.2. INDEKS FERTILITAS

Ukuran-ukuran fertilitas yang banyak digunakan dalam kesehatan dan epidemiologi adalah :

A. Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate)

Angka kelahiran kasar ialah semua kelahiran hidup yang dicatat dalam satu tahun dibagi dengan  jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama dan dikalikan 1000

Angka Kelahiran Kasar = x 1000

Angka Kelahiran Kasar = X k 

B = Jumlah lahir hidup yang dicatat selama setahun

P = Jumlah penduduk pada pertengahan tahun yang sama

K = Konstanta=1000

Angka kelahiran ini disebut “kasar” karena sebagai penyebut digunakan jumlah penduduk yang  berarti termasuk penduduk yang tidak mempunyai peluang untuk melahirkan diikutsertakan,

seperti anak-anak, laki-laki, dan wanita lanjut usia.

Angka ini dapat digunakan untuk menggambarkan tingkat fertilitas secara umum dalam waktu singkat. Tetapi kurang sensitive untuk :

(6)

2. Mengukur perubahan fertilitas karena perubahan pada tingkat kelahiran akan menimbulkan perubahan pada jumlah penduduk.

B. Angka Fertilitas Menurut Golongan Umur ( Age Specific Fertility Rate)

Angka fertilitas menurut golongan umur adalah jumlah kelahiran hidup oleh ibu pada golongan umur tertentu yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk wanita pada golongan umur  tertentu pada tahun yang sama.

Angka fertilitas menurut golongan umur =

x 1000

Angka fertilitas menurut golongan umur dimaksudkan untuk mengatasi kelemahan angka kelahiran kasar karena tingkat kesuburan pada setiap golongan umur tidak sama sehingga gambaran kelahiran menjadi lebih teliti. Perhitungan angka fertilitas menurut golongan umur   biasanya dilakukan dengan interval 5 tahun hingga bila wanita dianggap berusia subur terletak 

antara umur 15-49 tahun, akan diperoleh sebanyak 7 golongan umur. Dengan demikian dapat disusun menjadi distribusi frekuensi pada setiap golongan umur.

C. Angka Fertilitas Total (Total Fertility Rate )

Angka fertilitas total adalah jumalah angka menurut golongan umur yang dicatat selama satu tahun.

Angka fertilitas total = jumlah angka fertilitas menurut golongan umur x k 

Bila konstanta k = 1 maka angka yang dihasilkan menunjukan rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh setiap ibu selama masa subur.

Bila interval golongan umur sama dengan 5 angka fertilitas total sama dengan angka fertilitas menurut golongan umur x 5

Kelemahan pada perhitungan AFT ialah pada AFT dianggap semua wanita selama masa subur  tidak ada yang meninggal dan semuanya menikah dan mempunyai anak dengan pola seperti ASFR. Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan.

2.3. INDEKS MORTALITAS DAN MORBIDITAS

Angka kematian dan kesakitan merupakan indeks kesehatan yang penting dalam mempelajari epidemiologi untuk menentukan derajat kesehatan masyarakat.

(7)

Cara penyajian penyebab kematian dalam akte kematian sangat penting. Penyebab kematian yang dicantumkan dalam akte kematian adalah semua penyakit, cedera, dan kondisi sakit yang mengakibatkan atau berkontribusi dalam kematian. Keadaan yang berkaitan dengan kecelakaan atau tindak kejahatan yang mengakibatkan kematian juga dicatat.

Tiga tingkatan rate (penggunaan umum)

• Crude Rate

Crude Rate didasarkan pada jumlah pengalaman atau peristiwa yang terjadi dalam populasi pada  periode waktu tertentu. Crude Rate tidak dinyatakan dalam persentase, tetapi sebagai rate per 

ratusan populasi. Besar populasi atau kelompok yang digunakan untuk perbandingan biasanya menentukan angka mana yang akan dipilih sebagai perbandingan dan harus mencerminkan besar   populasi tersebut.

Crude Rate adalah rangkuman angka dan dikembangkan hanya dari data minimum dan informasi yang terbatas serta baik untuk perbandingan satu Negara dengan yang lainnya. Crude Rate mempunyai beberapa kelemahan, antara lain perhitungan ini mengabaikan informasi yang diperoleh dari subkelompok dan kejadian khusus, dan juga tidak dapat memperlihatkan  perbedaan yang ditemukan di dalam atau diantara subkelompok.

• Adjusted Rate

Adjusted Rate menggunakan perhitungan dan transformasi matematika untuk mendapatkan  perbandingan dalam dan di antara populasi yang memiliki karakteristik atau sifat yang mungkin  berbeda atau yang mungkin memengaruhi risiko terhadap cidera, penyakit, ketidakmampuan, dan

kematian.

• Specific Rate

Specific Rate memberikan informasi rinci dalam bentuk rate menurut usia, agama, ras, jenis kelamin, dan lain-lain. Penyebut untuk Spesifec Rate menggunakan populasi atau subkelompok  spesifik untuk area geografis tertentu dan juga periode tertentu.

Indeks mortalitas dan morbiditas yang banyak digunakan dalam epidemiologi adalah :

A. Angka Kematian Kasar (Crude death Rate )

Angka kematian kasar adalah jumlah kematian yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk   pada pertengahan tahun yang sama.

Angka ini disebut kasar karena perhitungan kematian dilakukan secara menyeluruh tanpa memperhatikan kelompok-kelompok tertentu di dalam populasi dengan tingkat kematian yang  berbeda-beda.

(8)

AKK = X K  

D = Jumlah kematian yang dicatat selama 1 tahun

P = jumlah penduduk pertengahan tahun yang sama

K = konstanta = 1000

Dari rumus di atas diketahui bahwa sebagai pembilang, angka kematian dihitung sepanjang tahun, sedangkan untuk penyebut jumlah penduduk dihitung pada satu saat yaitu pertengahan tahun. Karena tidak semua orang dalam satu tahun akan meninggal pada waktu yang bersamaan maka untuk   penyebut sebaiknya dihitung jumlah tahun hidup orang (Person Years Lived =PYL) yaitu tahun hidup

yang diikuti selama satu tahun.Untuk menghitung PYL dapat diberikan contoh berikut :

Dari 300 orang terdapat 10 orang yang dilahirkan pada tanggal 11 Januari dan meninggal pada tanggal 19 November. Ini berarti setiap orang telah menjalani hidup selama 3020 hari dalam tahun tersebut dan untuk 10 orang jumlahnya 3020 hari dan person years lived = 3020/365 = 8,27

Seorang yang dilahirkan sebelum tanggal 1 Januari dan meninggal pada tanggal 8 April yang berarti ia menjalani hidup selama 100 hari pada tahun tersebut sehingga person years lived-nya menjadi 100/365 = 0,27

Selain itu, terdapat pula seorang yang dilahirkan pada tanggal 13 September dan meninggal pada tanggal 13 November dengan jumlah hari hidup 61 hari sehingga tahun hidup 61/365 =0,17

Sisanya sebanyak 288 orang tetap hidup dalam tahun tersebut.

Dengan demikian, jumlah seluruh tahun hidup =296,71 dengan jumlah kematian sebanyak 12 orang sehingga perhitungan angka kematian kasarnya menjadi :

(12/296,71) x 1000 = 40,44 per 1000 penduduk.

Perhitngan di atas hanya dapat digunakan pada populasi yang kecil, sedangkan dalam kenyataan  jumlah penduduk dalam suatu daerah sangat banyak hingga cara tersebut tiak dapat digunakan dan untuk   perhitungan angka kematian kasar tetap digunakan jumlah penduduk pertengahan tahun sebagai

 penyebut. Hal ini didasarkan pada pertimbangan berikut :

• Diasumsikan dalam satu tahun distribusi kematian secara merata hingga penduduk 

 pertengahan tahun merupakan rata-rata jumlah penduduk sepanjang tahun dan dianggap sama dengan jumlah tahun hidup.

• Walaupun dalam kenyataan distribusi kematian tidak merata sepanjang tahun, tetapi

 jumlah penduduk pertengahan tahun masih dapat digunakan sebagai penyebut dalam  perhitungan angka kematian kasar tanpa menimbulkan kesalahan yang besar.

(9)

STANDARDISASI ANGKA KEMATIAN KASAR 

Angka kematian kasar banyak digunakan sebagai salah satu indeks kesehatan karena

 perhitungannya yang mudah dibandingkan dengan angka kematian yang lain, tetapi bila digunakan untuk  membandingkan derajat kesehatan dengan daerah lain hendaknya diperhatikan bahwa angka kematian kasar dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin dan karenanya harus dilakukan standardisasi. Hal ini disebabkan angka kematian yang tinggi di suatu daerah belum tentu mempunyai derajat kesehatan yang lebih rendah dibandingkan dengan dengan daerah lain dengan angka kematian kasar yang lebih r endah.

STANDARDISASI LANGSUNG

Standardisasi langsung adalah angka kematian menurut golongan umur kedua populasi yang akan dibandingkan dan diterapkan pada populasi standar berdasarkan distribusi menurut golongan umur.

Dengan demikian, jumlah kematian yang diharapkan terjadi bila kedua populasi mempunyai distribusi menurut golongan umur seperti populasi standard an angka kematian kedua populasi dapat dihitung dan dibandingkan.

Dengan cara demikian, kesalahan yang disebabkan adanya perbedaan distribusi menurut golongan umur dapat dihindarkan dan kesimpulan yang dibuat tidak bias. Angka kematian pada kedua  populasi bukanlah angka kematian yang nyata. Oleh karena itu, angka ini hanya berarti bila digunakan

untuk membandingkan.

STANDARDISASI TIDAK LANGSUNG

Untuk mengitung angka kematian kasar dengan standardisasi langsung dibutuhkan angka kematian menurut golongan umur dari populasi yang akan dibandingkan.Bila pada populasi yang akan dibandingkan tidak terdapat angka kematian menurut gil umur dan yang ada hanya distribusi penduduk  menurut gol umur dan angka kematian kasar, perhitungan dengan menggunakan standardisasi langsung tidak dapat dilakukan.Dengan demikian standardisasi tidak langsung digunakan pada angka kematian menurut golongan umur populasi standar dan jumlah kematian yang diharapkan terjadi bila kedua  populasi mempunyai angka kematian menurut golongan umur seperti populasi standar yang dapat

dihitung.

PENENTUAN POPULASI STANDAR 

Populasi yang dapat dijadikan sebagai populasi standar adalah :

1. Populasi sembarang yang tidak berbeda jauh dengan keadaan yang sesungguhnya

2. Populasi hasil sensus terakhir 

3. Salah satu populasi yang akan dibandingkan

KEMATIAN KASAR RATA-RATA

Besarnya angka kematian kasar suatu daerah selalu berubah setiap tahun karena dipengaruhi oleh  jumlah kelahiran dan kematian yang mengakibatkan perubahan jumlah penduduk. Dengan kondisi

(10)

tersebut, perhitungan angka kematian kasar yang hanya dilakukan untuk satu tahun kurang dapat menggambarkan keadaan yang sebenarnya karena tidak stabil

Perhitungan angka kematian kasar rata-rata dapat dilakukan dengan 2 cara :

a. Rata-rata tanpa beban

Sebagai contoh, dilakukan perhitungan rata-rata angka kematian kasar selama 3 tahun berturut-turut dengan rumus sebagai berikut :

AKK rata-rata =⅓ + + X K 

D = Jumlah kematian selama satu tahun

P = Jumlah penduduk pertengahan tahun

K = konstanta

Indeks 1,2,3 menyatakan tahun.

 b. Rata-rata dengan beban

AKK rata-rata =

D = Jumlah kematian

P2 = Jumlah penduduk pertengahan tahun kedua

K = konstanta

Indeks 1,2,3 menyatakan tahun ke-1,2,3

ANGKA KEMATIAN MENURUT GOLONGAN UMUR (Age Specific Death Rate)

Untuk memperluas angka kematian kasar, dilakukan perhitungan kematian pada setiap golongan umur. Angka kematian berdasarkan golongan umur ini disebut angka kematian spesifik . Spesifikasi dapat  pula dilakukan berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, dan lain-lain disesutiaikan dengan

kebutuhan , dapat dihitung sebagai berikut :

Angka kematian menurut golongan umur = x k 

(11)

Px= jumlah penduduk pertengahan tahun pada golongan umur x

K = konstanta

ASDR memiliki beberapa manfaat sebagai berikut :

• ASDR digunakan untuk mengetahui dan menggambarkan derajat kesehatan masyarakat dengan

melihat kematian tertinggi pada golongan umur.

• ASDR dapat pula digunakan untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai

wilayah.

• ASDR dapat digunakan pula untuk menghitung rata-rata harapan hidup.

ANGKA KEMATIAN BAYI (Infant Mortality Rate)

Angka kematian bayi (AKI) ialah jumlah kematian penduduk berumur kurang dari 1 tahun yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan rumusnya :

AKI= x1000

AKI = X K 

Do= Jumlah kematian bayi yang belum mencapai ulang tahunnya yang pertama yang dicatat selama satu tahun

B =jumlah lahir hidup pada tahun yang sama

K= konstanta=1000

Perhitungan angka kematian bayi berdasarkan rumrs diatas secara demografis disebut infant death rate dan hanya menggambarkan kematian bayi sepintas dan kurang terperinci karena perhitungan

dilakukan terhadap kedua jenis kelamin, sedangkan kita ketahui bahwa kematian bayi laki-laki tidak sama dengan kematian bayi perempuan. Selain itu, pada infant death rate, kematian dan kelahiran dihitung pada tahun yang sama yang tidak menggambarkan kohort yang sama.

Berdasarkan batasan angka kematian bayi, jumlah kematian dan kelahiran bayi dicatat pada tahun yang sama, sedangkan bayi yang mati pada suatu tahun tertentu tidak seluruhnya berasal dari kelahiran tahun sebelumnya.

(12)

 Neonatal adalah bayi yang berumur kurang dari 28 hari. Angka kematian neonatal (AKN) ialah  jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 28 hari yang dicatat selama satu tahun per 1000

kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan rumus :

AKN = x k  

Tinggi rendahnya NMR dapat digunakan untuk mengetahui :

• Tinggi rendahnya usaha perawatan postnatal

• Program imunisasi

• Pertolongan persalinan

• Penyakit infeksi terutama saluran nafas bagian atas

ANGKA KEMATIAN PERINATAL (Perinatal Mortality Rate)

Angka kematian perinatal adalah jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama (WHO 1981) dengan rumus :

AKP = X k  

Batasan untuk perinatal ada dua yaitu:

• Batasan 1, perinatal dimulai pada kehamilan 28 minggu sampai bayi 7 hari.

• Batasan 2, perinatal diawali pada janin berumur 20 minggu sampai 28 hari setelah dilahirkan.

Manfaat angka kematian perinatal, antara lain yaitu angka kematian perinatal dapat digunakana untuk  menggambarkan keadaan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu hamil dan bayi. Faktor yang mempengaruhi tinggi rendahnya AKP :

•  banyaknya bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR)

• status gizi ibu dan bayi

• keadaan social ekonomi

•  penyakit infeksi terutama ISPA

•  pertolongan persalinan.

(13)

Angka kematian balita merupakan gabungan antara angka kematian bayi dan angka kematian anak 1-4 tahun. Angka kematian balita sangat penting untuk mengukur taraf kesehatan masyarakat karena angka ini merupakan indicator yang sensitive untuk mengukur status kesehatan bayi dan anak. Untuk   Negara berkembang, sebagian besar kematian balita disebabkan infeksi dan gizi kurang. Angka kelahiran

yang tinggi dengan jarak antar-kelahiran yang pendek, keadaan social ekonomi, dan tingkat pendidikan yang rendah dan mengakibatkan kurangnya pengertian ibu dan masyarakat mem perberat kondisi tersebut.

Angka kematian balita adalah jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun per 1000  penduduk balita pada tahun yang sama dengan rumus :

Angka Kematian Balita = X k 

Angka Kematian Balita dapat digunakan sebagai indicator kesehatan untuk mengukur status kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya angka kematian balita dipengaruhi oleh program pelayanan kesehatan, program imunisasi, program perbaikan gizi, dan lain-lain.

PROPORSI KEMATIAN BALITA

Proporsi kematian balita adalah perbandingan antara jumlah kematian balita yang dicatat selama satu tahun dengan jumlah seluruh kematian pada tahun yang sama yang dinyatakan dalam persen dengan rumus :

Proporsi Kematian Balita = X 100

Perhitungan ini lebih praktis dibandingkan dengan perhitungan angka kematian balita karena  pada perhitungan proporsi kematian balita tidak dibutuhkan jumlah penduduk balita yang sering sulit

diperoleh, tetapi nilai yang dihasilkan dari perhitungan proporsi kematian balita tidak dapat dibandingkan dengan daerah lain. Adapun manfaat proporsi kematian balita sama dengan angka kematian balita.

ANGKA KEMATIAN KARENA SEBAB TERTENTU

Angka ini banyak digunakan dalam perhitungan epidemiologi untuk mengetahui frekuensi kematian yang disebabkan karena penyakit tertentu. Yang dimaksud dengan angka ini adalah jumlah kematian karena sebab penyakit tertentu yang dicatat selama satu tahun per 100.000 penduduk   pertengahan tahun yang sama dengan rumus :

Angka kematian karena sebab tertentu = x 100.000

Jumlah kematian karena penyakit tertentu biasanya sangat kecil bila dibandingkan dengan jumlah  penduduk. Oleh karena itu, sebagai konstanta digunakan 100.000 untuk menghindari terjadinya angka  berupa decimal. Angka ini dapat disepsifikasi lebih rinci menurut golongan umur atau jenis kelamin dan

lain-lain sesuai kebutuhan. Angka ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk menyusun rencana pencegahan dan pemberantasan penyakit tertentu.Angka ini juga dapat digunakan untuk 

(14)

CASE FATALITY RATE (CFR)

CFR adalah perbandingan antara jumlah kematian karena penyakit tertentu yang terjadi selama satu tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama dengan rumus :

CFR =

Perhitungan ini dapat digunakan untuk mengetahui penyakit-penyakit dengan tingkat kematian yang tinggi. Rasio ini dapat dispesifikasikan menurut golongan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan lain-lain sesuai dengan kebutuhan.

ANGKA KEMATIAN IBU (Maternal Mortality Rate)

Angka kematian ibu adalah jumlah kematian ibu sebagai akibat komplikasi kehamilan,

 persalinan, dan masa nifas yang dicatat selama satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama dengan rumus :

Angka kematian ibu = X 1000

Kesulitan dalam perhitungan MMR adalah memperoleh data tentang ibu hamil dan kematian ibu  jarang dilaporkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan survey khusu terhadap ibu-ibu pasangan

usia subur yang diikuti prospektif untuk menemukan kehamilan sampai persalinan dan masa nifas, tetapi cara ini membutuhkan tenaga, waktu, dan biaya yang sangat besar.

Untuk menjamin ketepatan hasil pengamatan dibutuhkan minimal 50 kematian ibu dan karena

kematian ibu cukup kecil maka dibutuhkan sampel yang sangat besar. Tinggi rendahnya MMR berkaitan dengan :

• social ekonomi

• kesehatan ibu sebelum hamil, bersalin, dan nifas

•  pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil

•  pertolongan persalinan dan perawatan masa nifas.

TREN WAKTU MORTALITAS

Beberapa penyakit mengalami perubahan yang terlihat pada penyakit kronis, seperti kanker dan  penyakit jantung. Mengapa dan sejauh mana perubahan itu terjadi terkadang sulit untuk ditentukan.

Perbaikan diagnostic, perubahan dalam pengetahuan kesehatan masyarakat dan sanitasi, pola perilaku,  perubahan kebudayaan, pengetahuan dan teknik perawatan medis, dan kemajuan teknologi, semuanya

(15)

 berkontribusi terhadap terjadinya perubahan tren mortalitas sepanjang waktu, atau tren waktu mortalitas.

• YEARS OF POTENTIAL LIFE LOST (YPLL)

YPLL adalah suatu konsep kesehatan masyarakat yang berkaitan dengan nilai kehidupan manusia dan dampak ekonomis kematian seseorang di dalam masyarakat. Penurunan ngka kematian dapat

menyebabkan peningkatan tenaga kerja yang ada pada gilirannya dapat memberikan manfaat bagi masyarakat karena produktivitas meningkat.

• Rate untuk Years of Potential Life Lost (YPLL)

Rate YPLL memperlihatkan tahun potential kehidupan yang hilang per-1000 populasi untuk  tahun kerja produktif yang sehat dalam kehidupan, biasanya di bawah usia pensiun, dengan usia 65 sering digunakan. YPLL seseorang dihitung dengan cara mengurangi usia kematian dengan satu titik akhir , misalnya usia 65 tahun. Singkirkan semua orang yang berusia di atas 65 tahun dan jumlahkan semua YPLL.

Angka YPLL = x 1.000

Satu konsep yang berhubungan dengan tahun-tahun kehidupan potensial yang hilang adalah Quality- Adjusted Life Years (QAYL), suatu ukuran kesejahteraan yang mengukur fungsi mental, fisik, dan fungsi sosial.

ANGKA MORBIDITAS

Angka morbiditas ialah jumlah penderita yang dicatat selam satu tahun per 1000 penduduk   pertengahan tahun pada tahun yang sama dengan rumus :

AngkaMorbiditas = X1000

Angka ini dapat digunakan untuk :

• menggambarkan keadaan kesehatan secara umum

• mengetahui keberhasilan program pemberantasan penyakit

(16)

• memperoleh gambaran pengetahuan penduduk terhadap pelayanan kesehatan.

Tiga Hambatan Pelaksanaan Indeks Kesehatan

Kondisi kesehatan

Contohnya saja di jawa barat

masyarakat di Jawa Barat secara nyata merasakan peran serta masyarakat yang belum

menunjukkan kondisi yang lebih baik, terutama pemahaman terhadap perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS),” katanya. Berbagai penyakit berbasis lingkungan yang melanda Jawa Barat sepanjang 2007, di antaranya flu burung dan demam berdarah dengue.

Kasus flu burung pada 2007 ditemukan di 21 kab./kota, 192 kecamatan yang menyebar di 296 desa/kelurahan. Sebanyak 318 kasus positif dengan jumlah unggas mati sebanyak 29.206 ekor. Sejak 2005 sampai 2007, penderita positif virus flu burung (Avian influenza) ditemukan

sebanyak 29 orang, 24 orang di antaranya meninggal dunia.

1. Permasalahan kedua yaitu keterbatasan aksesibilitas dan kualitas kesehatan. Pelayanan kesehatan dasar masih belum mencapai standar pelayanan minimal (SPM), prasarana pelayanan kesehatan dasar belum dapat diakses sepenuhnya oleh masyarakat terutama penduduk miskin, tenaga kesehatan belum merata terutama di perdesaan.

2. Masalah lain yang dihadapi yaitu jumlah penduduk miskin. Dalam program pemerintah, warga miskin dijamin kesehatannya melalui Asuransi Kesehatan bagi Masyarakat Miskin

Upaya yang dilakukan untuk mencapai target indeks kesehatan dalam IPM diawali dengan sosialisasi dan penyebaran pengetahuan ke tiap desa mengenai PHBS yang menjadi pangkal utama pencegahan  penyakit. “Upaya untuk mengubah gaya hidup memang sulit, apalagi sudah menjadi kebiasaan menahun.  Namun, pemeliharaan kesehatan harus dimulai dari diri sendiri dan lingkungan terdekat,” katanya.

Masyarakat dan unsur lainnya harus diajak serta dalam bentuk pemberdayaan dan kemitraan mengelola kehidupan lingkungan yang layak sehingga konsep sehat secara paripurna dapat tercapai. Terutama, dalam hal pencegahan dan pemberantasan penyakit menular terutama daerah perbatasan dan desa tertinggal.

Peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan masyarakat dengan f okus peningkatan sarana dan  prasarana kesehatan dasar, penyediaan sumber daya kesehatan terutama untuk daerah perbatasan dan desa

tertinggal, harus segera diselenggarakan.

Pemberdayaan penduduk miskin tak kalah penting untuk meningkatkan kondisi kesehatan mereka. Dapat dimulai dengan peningkatan akses dan pelayanan bagi penduduk miskin. Tentunya, semua kembali

(17)

kepada kesadaran masing-masing individu untuk mengupayakan kesehatan masing-masing. Dengan demikian, upaya individu yang berkesinambungan akan m endukung

PENUTUP

KESIMPULAN

Untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat dibutuhkan suatu ukuran yang dapat digunakan sebagai indikator untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat. Salah satunya indeks yang dibahas dalam epidemiologi, yaitu indeks fertilitas, indeks morbilitas dan indeks mortalitas. Sebagaimana diketahui indeks fertilitas ukuran-ukurannya terdiri dari angka kelahiran kasar, angka fertilitas menurut golongan umur dan angka fertilitas total.

Selain dari pembagian indeks fertilitas dalam indeks morbilitas dan mortalitas juga digunakan dalam epidemiologi yaitu terdiri dari angka kematian kasar, angka kematian berhubungan dengan umur, angka kematian berhubungan dengan sebab tertentu dan terakhir angka morbiditas. Dalam hal ini indeks kesehatan juga mempunyai hambatan yang dihadapi yaitu kondisi kesehatan lingkungan, keterbatasan aksebilitas dan kualitas kesehatan dan yang terakhir dan masih banyaknya jumlah penduduk miskin.

Untuk mengatasi hambatan tersebut perlu dilakukan

untuk mencapai target indeks kesehatan dalam IPM diawali dengan sosialisasi dan penyebaran pengetahuan ke tiap desa mengenai PHBS yang menjadi pangkal utama pencegahan penyakit, Peningkatan aksesibilitas dan kualitas kesehatan masyarakat dengan fokus peningkatan sarana dan prasarana kesehatan dasar, penyediaan sumber daya kesehatan terutama untuk daerah perbatasan dan desa tertinggal, harus segera diselenggarakan.

Pemberdayaan penduduk miskin tak kalah penting untuk meningkatkan kondisi kesehatan mereka. Dapat dimulai dengan peningkatan akses dan pelayanan bagi penduduk miskin.

(18)

Kami sebagai penulis menyadari bahwa makalah yang kami tulis masih banyak kekurangannya, untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna menyempurnakan makalah yang telah kami buat ini.

DAFTAR PUSTAKA

Budiarto, Eko, Dewi Anggraini. Pengantar Epidemiologi. Jakarta : EGC ; 2002.

http://beta.pikiran-rakyat.com/index.php?mib=beritadetail&id/tiga-hambatan-indeks-kesehatan.

(19)

Soal-soal epidemiologi kelompok VII

1. Indeks kesehatan yang dapat dijadikan sebagai indicator untuk menilai kondisi kesehatan masyarakat adalah, kecuali..

a. Indeks fertilitas c. indeks mortalitas

b. Indeks morbilitas d. indeks epidemiologi

2. Yang termasuk indeks fertilitas adalah

1. CBR 3. ASDR 5.CDR 2. ASFR 4. TFR a. 1,2,3 b. 1,2,4 c. 1,3,5 d. 1,4,5

3. Manfaat dari ASDR adalah, kecuali..

a. Untuk mengetahui dan menggambarkan derajad kesehatan masyarakat dengan melihat kematian tertinggi pada gol.umum

b. Untuk membandingkan taraf kesehatan masyarakat di berbagai wilayah c. Untuk mengetahui prevalensi panyakit pada berbagai tingkat

(20)

d. Untuk menghitung rata-rata harapan hidup

4. Factor yang mempengaruhi tinggi rendahnya AKP adalah , kecuali.. a. Banyaknya bayi dengan berat badan lahir tinggi

b. Status gizi bayi dan ibu c. Keadaan sosial ekonomi d. Pertolongan persalinan

5. Jumlah penderita yang dicatat selama satu tahun per 1000 penduduk pertengahan tahun pada tahun yang sama adalah rumus dari …

a. Angka kematian ibu b. Angka morbilitas c. CFR (case fertility rasio)

d. Angka kematian karena sebab tertentu

6. Standarisasi langsung adalah

a. Pada populasi yang akan dibandingkan tidak terdapat angka kematian b. Menurut gol.umur dan hanya distribusi penduduk menurut angka

kelahiran

c. Besarnya angka kematian kasar yang dipengaruhi oleh kelahiran dan kematian yang mengakibatkan perubahan jumlah penduduk

d. Angka kematian menurut gol.umur dengan 2 populasi

dibandingkan dan diterapkan pada populasi standar berdasarkan distribusi menurut gol. Umum

7. Perbandingan antara jumlah kematian karena penyakit tertentu yang terjadi selama 1 tahun dengan jumlah penderita penyakit tersebut pada tahun yang sama..

(21)

b. Angka kematian neonatal c. Angka kematian perinatal d. Case fertility rasio

8. Tinggi rendahnya angka kematian ibu (MMR) dipengaruhi oleh.. a. Program imunisasi

b. Pertolongan persalinan dan nifas c. Penyakit ISPA

d. BBLR

9. Batasan I untuk perinatal adalah ..

a. 20 minggu – 28 hari setelah dilahirkan b. 28 minggu – 7 hari setelah dilahirkan c. 30 minggu – 25 hari setelah dilahirkan d. 15 minggu – 30 hari setelah dilahirkan

10.Untuk mengetahui keadaan sanitasi lingkungan digunakan.. a. Angka morbiditas

b. Angka mortalitas c. Angka fertilitas d. Angka validitas

11.Angka morbiditas dapat digunakan untuk,kecuali..

a. menggambarkan keadaan kesehatan secara umum

 b. mengetahui keadaan sanitasi lingkungan

(22)

d. mengobati penyakit

12. Kesulitan dalam perhitungan MMR adalah memperoleh data tentang ibu hamil dan kematian ibu  jarang dilaporkan. Pengumpulan data dapat dilakukan dengan cara..

a. Survey langsung

b. Wawancara

c. Pengamatan

d. Menganbil kesimpulan sendiri

13.Tiga hambatan pelaksanaan indeks kesehatan, kecuali.. a. Kemiskinan

b. Kondisi kesehatan

c. keterbatasan aksesibilitas dan kualitas kesehatan d. mata pencaharian

14.salah satu cara untuk meningkatkan aksebilitas kualitas kesehatan adalah.. a. focus pada persedian saran dan prasaran yang lengkap

b. mencari tenaga kerja yang berkualitas c. membangun tempat kesehatan yang elit d. meminta bantuan pemerintah

15.Dalam hal ini penduduk miskin dijamin kesehatannya dengan menggunakan.. a. Menyediakan lahan untuk bekerja

b. Asuransi kesehatan bagi orang miskin c. Asuransi kecelakaan

Referensi

Dokumen terkait

Penyusutan untuk periode akuntansi dibebankan ke pendapatan baik secara langsung maupun tidak langsung.” Menurut Mulyono (2006:113), “penyusutan merupakan pembebanan

Pada tahun 2013 angka kematian ibu yang tercatat di Kabupaten Pekalongan berdasarkan laporan dari bidang Pelayanan Kesehatan Dinas Kesehatan kabupaten Pekalongan

Dental Unit Adalah Sejumlah Alat Medis Yang Dipergunakan Untuk Melaksanakan Kegiatan Pelayanan Kesehatan Gigi Di Dalam Gedung (Status/Alat Yang Tidak

Intent adalah istilah yang digunakan dalam pemrograman Android untuk mengacu pada mekanisme berbagi pesan pemberitahuan atau bertukar data Activity atau untuk

STANDAR DAN ANALISIS KOMPETENSI PENANGGUNGJAWAB UPAYA  N O  Nama Jabatan Standar Kompetensi Keadaan Riil Kompetensi Kesenjangan 1 Rukna,Am.Kl Penanggungjawab Upaya

Pada saat terjadi kemelut sosial politik dan keagamaan yang melanda seluruh propinsi Khurasan dan Baghdad, tampillah seorang politikus, negarawan dan ulama muda

Data impor produk apparel Kanada dari dunia selama periode tahun 2011 – 2015 yang berada pada kisaran rata-rata US$ 117 juta dengan tren kenaikan sebesar 13.09% per tahun

Gambar- gambar yang dilukis ataupun tulisan yang dituangkan pada angkutan becak, agaknya bukan hanya sekedar lukisan atau gambar biasa saja, namun dibaliknya terkandung maksud-maksud