• Tidak ada hasil yang ditemukan

RENSTRA. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RENSTRA. Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Dinas Sosial Tenaga

Kerja dan

Transmigrasi

Kabupaten Pandeglang

PEMERINTAH DAERAH

KABUPATEN PANDEGLANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas rahmat dan karunianya sehingga Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011 – 2016 dapat tersusun. Renstra ini merupakan pedoman dan pengendali pembangunan daerah di bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian atau sebagai arah dalam pencapaian visi dan misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang yang dipakai sebagai acuan dalam pelaksanaan program-program yang akan dijalankan oleh seluruh pegawai baik pejabat struktural maupun pejabat fungsional.

Renstra ini disusun berdasarkan pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Pemerintah Kabupaten Pandeglang yang memuat visi dan misi serta tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kebijakan-kebijakan yang disesuaikan dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang.

Sudah barang tentu penyusunan Renstra ini belum sempurna, untuk itu saran dan masukan demi perbaikan / penyempurnaan kami harapkan dari semua pihak. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyusunan Renstra ini, sehingga Renstra ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.

Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja Dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang

Drs. H. ANWAR FAUZAN, MM

(3)

KATA PENGANTAR ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL... i ii iii BAB I PENDAHULUAN ... 1.1 Latar Belakang ... 1.2 Landasan Hukum ... 1.3 Maksud dan Tujuan ...

1.4 Sistematika Penulisan ………... 1 1 4 7 7 BAB II GAMBARAN PELAYANAN...

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi ... 2.2 Sumber Daya Manusia serta Sarana dan Prasarana ... 2.3 Kinerja Pelayanan ...

2.4 Tantangan dan Peluang ………...

9 9 10 13 23 BAB III ISU-ISU STRATEGI ...

3.1 Identifikasi Permasalahan ... 3.2 Telaahan Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Pandeglang 2011-2016 ... 3.3 Telaahan Renstra Kementrian/Lembaga ... 3.4 Penentuan Isu-isu Strategi ...

26 26

32 37 43 BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN

KEBIJAKAN ... 4.1. Visi dan Misi ... 4.2. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah ... 4.3. Strategi dan Kebijakan ...

45 45 47 55

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN

INDIKATIF ……… 59

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA

TUJUAN DAN SASARAN RPJMD………. 70

(4)

DAFTAR TABEL Tabel 2.1 Tabel 2.2 Tabel 3.1 Tabel 3.2 Tabel 4.1 Tabel 4.2 Tabel 5.1 Tabel 6.1 Tabel 6.2

Pencapaian Kinerja Pelayanan ...

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Kabupaten Pandeglang ...

Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi SKPD ....

Faktor Penghambat dan Pendorong Pelayanan SKPD Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kabupaten Pandeglang ...

Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Pelayanan SKPD

Tujuan, Sasaran, Strategi dan Kebijakan ...

Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran, dan Pendanaan Indikatif SKPD Kabupaten Pandeglang ...

Indikator Kinerja SKPD yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPJMD ...

Matriks Kesesuaian Tujuan dan Sasaran antara Rencana Strategis SKPD dengan RPJMD Kabupaten Pandeglang ...

18 20 31 36 49 59 64 79 84

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Sebagai amanat Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang PemerintahanDaerah, serta Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Pengelolaan keuangan Negara, maka Pemerintah Daerah wajib menyusun dokumen perencanaan pembangunan Jangka Panjang (RPJP), Jangka Menengah (RPJM), dan Rencana Strategis SKPD (Renstra SKPD) dan Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD).

Dalam rangka melaksanakan amanat tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang menyusun dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 20011 – 2016 sebagai penjabaran Visi dan Misi Kepala Daerah yang terpilih. Berkaitan dengan hal tersebut maka Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang menyusun Renstra sebagai upaya penjabaran RPJMD dalam ruang lingkup tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi.

Paradigma Perencanaan Pembangunan dewasa ini menghendaki agar pendekatan perencanaan memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis, bottom-up dan top down process. Ini bermakna bahwa perencanaan daerah selain diharapkan memenuhi kaidah penyusunan rencana yang sistematis, terpadu, transparan, dan akuntabel, konsisten dengan rencana lainnya yang relevan, juga kepemilikan rencana (sense of ownership) menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan optimal bagi implementasinya.

Dalam kaitan dengan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah yang merupakan instrumen pertanggungjawaban, Renstra merupakan langkah awal

(6)

untuk melakukan pengukuran kinerja instansi pemerintah. Perencanaan Strategis instansi Pemerintah merupakan integrasi antara keahlian sumber daya manusia dan sumber daya lainnya agar mampu menjawab tuntutan perkembangan lingkungan strategik, nasional dan global serta tetap berada dalam tatanan sistem manajemen nasional.

Inpres Nomor 7 Tahun 1999 menyebutkan perencanaan strategis merupakan suatu proses yang berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu 1 (satu) samapai dengan 5 (lima) tahun dengan memperhitungkan potensi, peluang, dan kendala yang ada atau mungkin timbul. Rencana strategis mengandung Visi, Misi, tujuan, sasaran, cara mencapai tujuan dan sasaran yang meliputi kebijakan, program dan kegiatan yang realistis dengan mengantisipasi perkembangan masa depan. Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang mengandung nilai yang penting dan strategis karena sangat bermanfaat dan diperlukan untuk beberapa alasan, yaitu :

a. Diperlukan untuk mengantisipasi dampak globalisasi.

Berbagai perkembangan yang sangat cepat dalam era globalisasi mengakibatkan meningkatnya kebutuhan penyediaan pelayanan dasar (basic service) yang lebih prima bagi masyarakat, perlunya pengembangan sektor unggulan (core competences) daerah, semakin menipisnya sumber daya, serta semakin beragamnya tuntutan pelayanan yang harus disediakan. Hal inilah yang mendorong Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk melakukan perubahan mendasar. Dengan tersedianya perencanaan strategis, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat menyiapkan perubahan secara proaktif yang bukan hanya reaktif terhadap perubahan yang terjadi.

b. Diperlukan untuk pengelolaan keberhasilan.

Perencanaan strategis akan menuntun diagnosa organisasi terhadap pencapaian hasil yang diinginkan secara obyektif. Dengan perencanaan Strategis, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat membangun strateginya sebagai bagian penting organisasi berorientasi hasil.

(7)

Kapabilitas dan sumber daya difokuskan secara optimal untuk mencapai hasil yang diinginkan.

c. Berorientasi pada masa depan.

Perencanaan Strategis memungkinkan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi untuk memberikan komitmen pada aktivitas dan kegiatan di masa mendatang. Perencanaan strategis memerlukan pengumpulan informasi secara menyeluruh untuk kemudian menyiapkan analisis atas berbagai alternatif dan implikasi yang dapat diarahkan pada masa mendatang.

d. Adaptif.

Fleksibilitas merupakan kriteria yang sangat penting dalam perencanaan strategis walaupun pendekatan yang digunakan adalah pendekatan jangka menengah. Penyesuaian terhadap perkembangan yang muncul dapat dilakukan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Capaian terhadap indikator kinerja dan mengukur kemajuan capaian hasil tetap menjadi fokus utama dalam perencanaan strategis.

e. Pelayanan Prima (Service Excellence).

Dalam era globalisasi ini, pelayanan kepada masyarakat dan pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholder) merupakan hal yang utama untuk diperhatikan. Disamping itu, dalam era keterbukaan masyarakat menuntut instansi pemerintah dan aparat untuk memberikan pelayanan yang prima. Kepuasan pelanggan dan stakeholder merupakan faktor penentu keberhasilan bagi setiap organisasi untuk tetap dapat diterima. Untuk itu pola-pola pelayanan yang perlu diselenggarakan harus disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan dan stakeholder.

f. Penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance) dan Pemerintah yang bersih (clean goverment).

Guna mewujudkan good governance perencanaan strategis harus mengendepankan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik. Paling tidak, ada tiga prinsip yang harus selalu diperhatikan yakni transparansi, partisipasi dan akuntabilitas. Implementasi perencanaan strategis harus

(8)

dilakukan secara transparan, partisipatif dan akuntabel baik dalam proses pengambilan keputusan yang teratur maupun dalam penentuan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Selain itu, aparat harus memiliki etika moral yang baik, misalnya dengan menghindari praktek-praktek korupsi, kolusi dan nepotisme.

1.2. LANDASAN HUKUM

Landasan hukum utama yang mengatur sistem, mekanisme, proses dan prosedur tentang Renstra SKPD khususnya dan perencanaan pada umumnya, yaitu :

1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2000 tentang Pembentukan Provinsi Banten (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 182 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4010);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah untuk kedua kalinya dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);

(9)

6. Undang-undang Nomor 39 Tahun 3002 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri;

7. Undang-undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial; 8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

10. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);

11. Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 97, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4664);

12. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

13. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 83, Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4738); 14. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2008 tentang Dekonsentrasi dan

(10)

Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4816);

15. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah ((Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, Dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

18. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 10 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 10, Seri E.5); 19. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 1 Tahun 2008 tentang

Urusan Pemerintahan Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 1);

20. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2008 Nomor 6) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 4 Tahun 2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 Nomor 4);

21. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Pandeglang Tahun 2010–2020;

(11)

22. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 7 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Daerah Kabupaten Pandeglang (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 Nomor 7);

23. Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2010 Nomor 8);

24. Peraturan Bupati Pandeglang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Daerah Kabupaten Pandeglang.

1.3. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud penyusunan Rencana Strategis Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang adalah sebagai dokumen yang menjabarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun 2011 – 2016. Secara Umum tujuan Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang adalah :

a. Sebagai pedoman penyusunan Rencana Tahunan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang.

b. Untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

c. Sebagai instrumen dalam mengukur kinerja pelayanan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang.

1.4. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penulisan

(12)

BAB II GAMBARAN PELAYANAN

2.1 Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi

2.2 Sumber Daya Manusia serta Sarana dan Prasarana 2.3 Kinerja Pelayanan

2.4 Tantangan dan Peluang

BAB III ISU-ISU STRATEGIS

3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi

3.2. Telaahan Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Pandeglang 2011-2016

3.3. Telaahan Renstra K/L 3.4. Penentuan Isu-isu Strategi

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.4. Visi dan Misi

4.5. Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah 4.6. Strategi dan Kebijakan

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF

BAB VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD

(13)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN

2.1. TUGAS POKOK, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANISASI

1. Tugas Pokok

Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang mempunyai tugas dalam melaksanakan kewenangan otonomi daerah di bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan.

2. Fungsi

Dalam menjalankan tugas pokoknya, Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang mempunyai fungsi :

a. Penyusunan perencanaan bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;

b. Perumusan kebijakan teknis bidang rehabilitasi sosial, bantuan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;

c. Pelaksanaan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang rehabilitasi sosial, bantuan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi; d. Pembinaan, koordinasi, pengendalian dan fasilitasi pelaksanaan

kegiatan bidang rehabilitasi sosial, bantuan sosial, tenaga kerja dan transmigrasi;

e. Pelaksanaan kegiatan penatausahaan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi;

f. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya.

3. Struktur Organisasi

Susunan organisasi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 14 Tahun

(14)

2008 terdiri dari : 1. Kepala Dinas; 2. Sekretariat:

a. Sub bagian Umum dan Kepegawaian; b. Sub bagian Keuangan;

c. Sub bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; 3. Bidang Rehabilitasi Sosial:

a. Seksi Pelayanan dan Rehabilitasi Sosial; b. Seksi Potensi Sumber Kesejahteraan Sosial; 4. Bidang Bantuan Sosial :

a. Seksi Bantuan dan Perlindungan Sosial; b. Seksi Penanggulangan Korban Bencana; 5. Bidang Tenaga Kerja :

a. Seksi Penempatan dan Pelatihan;

b. Seksi Hubungan Industrial dan Pengawasan; 6. Bidang Transmigrasi :

a. Seksi Pengerahan dan Penempatan; b. Seksi Penyiapan Pemukiman; 7. UPT. Balai Latihan Kerja.

a. Kasubbag Tata Usaha; 8. Kelompok Jabatan Fungsional.

2.2. KONDISI SUMBER DAYA MANUSIA

Jumlah Pegawai Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang sebanyak 75 (tujuh puluh lima) orang, terdiri dari PNS, CPNS dan TKK dengan kualifikasi sebagai berikut :

A. Kualifikasi menurut Pendidikan :

1. Pendidikan S2 : 3 Orang

2. Pendidikan S1/D.IV : 28 Orang

(15)

4. Pendidikan DII : 4 Orang

5. Pendidikan SLTA : 30 Orang

6. Pendidikan SLTP : 2 Orang

7. Pendidikan SD : 1 Orang

B. Kualifikasi menurut Pangkat dan Golongan :

1. Pangkat golongan IV : 7 Orang

2. Pangkat golongan III : 39 Orang

3. Pangkat golongan II : 17 Orang

4. TKK dan TKS : 12 Orang

C. Kualifikasi menurut jabatan :

1. Jabatan Struktural : 19 Orang

2. Jabatan Fungsional : 13 Orang

2.3. KINERJA PELAYANAN

Kinerja Pelayanan Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang yang telah dilaksanakan mengacu pada Renstra Tahun 2006 – 2010 melalui APBD Kabupaten Pandeglang adalah sebagai berikut :

A. Ketenagakerjaan

1. Terlaksananya pelatihan dan produktivitas untuk 1.200 orang pencari kerja dengan realisasi pelayanan sebanyak 1.570 orang atau persentase pencapaian target sebesar 130 %. 2. Terciptanya usaha mandiri sebanyak 300 orang dengan

realisasi pelayanan sebanyak 187 orang atau persentase pencapaian target sebesar 62 %.

3. Terselenggaranya peningkatan produktivitas sebanyak 100 orang dengan realisasi pelayanan sebanyak 71 orang atau persentase pencapaian target sebesar 71 %.

4. Penempatan tenaga kerja keluar dan dalam negeri sebanyak 1.000 orang dengan realisasi pelayanan sebanyak 1.050 orang atau persentase pencapaian target sebesar 105 %.

(16)

5. Perluasan tenaga kerja penganggur dan setengah penganggur di pedesaan sebanyak 2.500 orang dengan realisasi pelayanan sebanyak 1.015 orang atau persenatase pencapaian target sebesar 40 %.

6. Terselenggaranya pembinaan bagi LLS sebanyak 50 lembaga dengan realisasi pelayanan sebanyak 5 lembaga atau persentase pencapaian target sebesar 10 %.

7. Terwujudnya pembinaan hubungan industrial dan syarat kerja kepada 250 orang dari unsur tripartite dengan realisasi pelayanan sebanyak 90 orang dari unsur tripartit atau persentase pencapaian target sebesar 36 %.

8. Terlaksananya sistem pengupahan pada 100 perusahaan dengan realisasi pelayanan sebanyak 70 perusahaan atau persentase pencapaian target sebesar 70 %.

9. Terwujudnya peningkatan penerapan sistem k3 pada 30 perusahaan dengan realisasi pelayanan sebanyak 25 perusahaan atau pesentase pencapaian target sebesar 83 %. 10. Terlaksananya bimbingan pembuatan perjanjian kerja

peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama kepada 250 orang dari unsur pekerja dan pengusaha dengan realisasi pelayanan sebanyak 110 orang atau persentase pencapaian target sebesar 44 %.

11. Terbentuknya dewan pengupahan kabupaten.

12. Terwujudnya pengembangan koperasi pekerja pada 80 perusahaan dengan realisasi pelayanan sebanyak 20 perusahaan atau persentase pencapaian target sebesar 25 %. 13. Terwujudnya pembinaan dan pembentukan lembaga kerja

sama bipartit (LKS Bipartit) pada 80 perusahaan dengan realisasi pelayanan sebanyak 135 perusahaan atau persentase pencapaian target sebesar 168 %.

(17)

14. Terwujudnya pengesahan dan pencatatan PP/PKB sebanyak 100 buah dengan realisasi pelayanan sebanyak 55 buah PP/PKB atau persentase pencapaian target sebesar 55 %. 15. Terlaksananya penyelesaian perselisihan hubungan industrial

diluar pengadilan sebanyak 50 kasus dengan realisasi pelayanan sebanyak 125 kasus atau persentase pencapaian target sebesar 250 %.

B. Ketransmigrasian

1. Terlaksananya kerjasama antar daerah melalui 6 MoU dengan realisasi pelayanan sebanyak 4 MoU atau persentase pencapaian target sebesar 66 %.

2. Terlaksananya pengiriman transmigrasi keluar jawa sebanyak 150 Keluarga dengan realisasi pelayanan sebanyak 50 Keluarga atau persentase pencapaian target sebesar 33 %. 3. Terlaksananya pembinaan kepada transmigrasi sebanyak 150

Keluarga pada lokasi transmigrasi di luar jawa dengan realisasi pelayanan sebanyak 42 keluarga atau persentase pencapaian target sebesar 28 %.

C. Sosial

1. Terlaksananya rehabilitasi sedang/berat 1 unit bangunan panti Jompo dengan realisasi pelayanan pada tahun 2010;

2. Terlaksannya day care service untuk 10 orang jompo di panti jompo nini aki;

3. Terlaksananya pelatihan Keterampilan berusaha bagi keluarga miskin sebanyak 60 orang;

4. Penanganan Masalah - masalah Strategis yang menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa melalui pelayanan penanggulangan korban bencana dengan

(18)

memberikan 5.000 paket bantuan berupa bahan sandang dan pangan;

5. Perlindungan Sosial KTK dan Pekerja Migran sebanyak 20 orang;

6. Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi 16 orang Anak Terlantar;

7. Bantuan Orang Terlantar dalam Perjalanan dan Bantuan Sosial Lainnya sebanyak 120 orang;

8. Pendidikan dan Pelatihan bagi 10 orang Penyandang cacat dan Eks Trauma;

9. Pemeliharaan Taman Makam Pahlawan;

10. Pembinaan bagi 25 Organisasi Sosial / Panti Asuhan;

11. Bantuan Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh bagi fakir miskin di pedesaan sebanyak 15 rumah.

(19)

Pencapaian Kinerja Pelayanan

NO Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi Target Renstra Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-2006 2007 2008 2009 2010 ke-2006 2007 2008 2009 2010 ke-2006 2007 2008 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1 Terlaksananya pelatihan dan produktivitas untuk 1.200

orang pencari kerja 240 240 240 240 240 218 340 602 10 400 91% 142% 251% 4% 167%

2 Terciptanya usaha mandiri sebayak 300 orang 60 60 60 60 60 60 10 76 25 16 100% 17% 127% 42% 27%

3 Terselenggaranya peningkatan produktivitas sebanyak 100

orang 20 20 20 20 20 41 10 0 0 20 205% 50% 0% 0% 100%

4 Penempatan tenaga kerja keluar dan dalam negeri sebanyak

1.000 orang 200 200 200 200 200 200 50 100 100 600 100% 25% 50% 50% 300%

5 Perluasan tenaga kerja penganggur dan setengah

penganggur di pedesaan sebanyak 2.500 orang 500 500 500 500 500 719 44 0 0 252 144% 9% 0% 0% 50%

6 Terselenggaranya pembinaan bagi LLS sebanyak 50

lembaga 10 10 10 10 10 0 0 2 1 2 0% 0% 20% 10% 20%

7 Terwujudnya pembinaan hubungan industrial dan syarat

kerja kepada 250 orang dari unsur tripartit 50 50 50 50 50 30 0 60 0 0 60% 0% 120% 0% 0%

8 Terlaksananya sistem pengupahan pada 100 perusahaan 20 20 20 20 20 0 15 25 0 30 0% 75% 125% 0% 150%

9 Terwujudnya peningkatan penerapan sistem k3 pada 30

perusahaan 6 6 6 6 6 0 0 25 0 0 0% 0% 417% 0% 0%

10

Terlaksananya bimbingan pembuatan perjanjian kerja peraturan perusahaan dan perjanjian kerja bersama kepada 250 orang

50 50 50 50 50 50 0 30 30 0 100% 0% 60% 60% 0%

11 Terbentuknya dewan pengupahan kabupaten 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0% 0% 0% 100% 0%

12 Terwujudnya pengembangan koperasi pekerja pada 80

perusahaan 16 16 16 16 16 0 20 0 0 0 0% 125% 0% 0% 0%

13 Terwujudnya pembinaan dan pembentukan lembaga kerja

(20)

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) 14 Terwujudnya pengesahan dan pencatatan PP/PKB

sebanyak 100 buah 20 20 20 20 20 25 0 15 15 0 125% 0% 75% 75% 0%

15 Terlaksananya penyelesaian perselisihan hubungan

industrial diluar pengadilan sebanyak 50 kasus 10 10 10 10 10 0 25 25 75 0 0% 250% 250% 750% 0%

16 Terlaksananya kerjasama antar daerah melalui 6 MoU 1 1 1 2 1 0 1 1 1 1 0% 100% 100% 50% 100%

17 Terlaksananya pengiriman transmigrasi keluar jawa

sebanyak 150 KK 30 30 30 30 30 0 0 0 50 0 0% 0% 0% 167% 0%

18 Terlaksananya pembinaan kepada transmigrasi sebanyak

150 KK pada lokasi transmigrasi di luar jawa 30 30 30 30 30 10 0 20 12 0 33% 0% 67% 40% 0%

19 Terlaksananya rehabilitasi sedang/berat 1 unit bangunan

panti ompo 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 0% 0% 0% 100% 0%

20 Terlaksannya day care service untuk 10 orang jompo di panti

jompo nini aki 0 0 0 10 10 0 0 0 10 10 0% 0% 0% 100% 100%

21 Terlaksananya pelatihan Keterampilan berusaha bagi

keluarga miskin 0 0 0 0 60 0 0 0 0 60 0% 0% 0% 0% 100%

22 Penanganan Masalah - masalah Strategis yang menyangkut

Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa 0 0 0 0 5000 0 0 0 0 5000 0% 0% 0% 0% 100%

23 Perlindungan Sosial KTK dan Pekerja Migran 0 0 0 0 20 0 0 0 0 20 0% 0% 0% 0% 100%

24 Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi Anak

Terlantar 0 0 0 0 16 0 0 0 0 16 0% 0% 0% 0% 100%

25 Bantuan Orang Terlantar dalam Perjalanan dan Bantuan

Sosial Lainnya 0 0 0 0 120 0 0 0 0 120 0% 0% 0% 0% 100%

26 Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang cacat dan Eks

Trauma 0 0 0 0 10 0 0 0 0 10 0% 0% 0% 0% 100%

27 Pemeliharaan TMP 0 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0% 0% 0% 0% 100%

28 Pembinaan bagi Orsos / Panti Asuhan. 0 0 0 0 25 0 0 0 0 25 0% 0% 0% 0% 100%

(21)

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD Kabupaten Pandeglang

Program dan Kegiatan

Anggaran Pada Tahun Ke - Realisasi Pada Tahun Ke - Rasio antar anggaran dan realisasi

Tahun ke - Rata-rata Pertumbuhan 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14 16 17 18

Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja

Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Tenaga Kerja 80,000,000 80,000,000 100,000,000 41,872,000 50,000,000 79,459,500 79,590,000 85,762,500 41,726,000 50,000,000 99% 99% 86% 100% 100% 58,645,333 56,089,667 Pelatihan Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja 89,644,000 - - - - 88,747,500 - - - - 99% 0% 0% 0% 0% 89,644,000 14,791,250

Program Perluasan Pengembangan Kesempa tan

Kerja

-Perluasan Tenaga Kerja dan Pengurangan

Pengangguran 190,000,000 - - - - 186,659,000 - - - - 98% 0% 0% 0% 0% 31,666,667 31,109,833

Pendataan Tenaga Kerja 80,000,000 - - - - 79,750,000 - - - - 100% 0% 0% 0% 0% 13,333,333 13,291,667

Penyebarluasan Informasi Bursa Tenaga Kerja - 30,000,000 - - - - 30,000,000 - - - 0% 100% 0% 0% 0% 5,000,000 5,000,000 Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan

Pelatihan Kewirausahaan - 80,000,000 635,000,000 - 64,801,000 - - 624,980,000 - 52,857,000 0% 0% 98% 0% 82% 129,966,833 112,972,833 Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan - - 20,000,000 10,000,000 17,060,000 - - 19,915,000 9,600,000 14,960,000 0% 0% 100% 96% 88% 7,843,333 7,412,500

Program Perlindu ngan dan Pengembangan

Lembaga Tenaga Kerja

-Pembinaan Hubungan Industrial 25,000,000 - - - - 23,575,000 - - - - 94% 0% 0% 0% 0% 4,166,667 3,929,167

Pelatihan Tata Cara Penetapan Upah Minimum bagi

Pengupahan Kab./Kota/LKS Tripartit - 30,000,000 40,000,000 - 22,800,000 - 30,000,000 29,550,000 - 18,200,000 0% 100% 74% 0% 80% 15,466,667 12,958,333 Peningkatan Pengawasan, Perlindungan dan Penegakan

Hukum terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja - - 20,000,000 - - - - 16,042,500 - - 0% 0% 80% 0% 0% 3,333,333 2,673,750 Sosialisasi berbagai peraturan pelaksanaan tentang

ketenagakerjaan - - - 24,835,000 17,150,000 - - - 24,325,600 - 0% 0% 0% 98% 0% 6,997,500 4,054,267

Program Transmigrasi Lokal Pola Pengembangan

Desa Potensial

-Pelatihan Budi Daya Ikan Bandeng kepada Eksodan 35,000,000 - - - - 34,540,000 - - - - 99% 0% 0% 0% 0% 5,833,333 5,756,667 Peningkatan Kerjasama Antar Wilayah, Antar Pelaku dan

(22)

2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14 16 17 18

Transmigrasi

Pengerahan dan Fasilitasi Perpindahan serta Penempatan Transmigran untuk memenuhi Kebutuhan SDM

- - 50,000,000 - 19,450,000 - - 24,500,000 - 19,450,000 0% 0% 49% 0% 100% 11,575,000 7,325,000

Pembinaan Transmigran Pasca PenempataN - - 50,000,000 - 22,200,000 - - 49,891,000 - 22,200,000 0% 0% 100% 0% 100% 12,033,333 12,015,167

Program Pembinaan panti asuhan /panti jompo

-Rehabilitasi sedang/berat bangunan panti asuhan /

jompo - - - 436,404,000 - - - - 436,404,000 - 0% 0% 0% 100% 0% 72,734,000 72,734,000

Operasi dan pemeliharaan sarana dan prasarana panti

asuhan/jompo - - - 54,678,140 84,825,000 - - - 53,986,280 83,469,920 0% 0% 0% 99% 98% 23,250,523 22,909,367

Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat Terpencil ( KAT ) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ( PMKS )

-Pelatihan Keterampilan berusaha bagi keluarga miskin - - - - 74,098,000 - - - - 73,702,500 0% 0% 0% 0% 99% 12,349,667 12,283,750

Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan

Sosial

-Penanganan Masalah - masalah Strategis yang menyangkut Tanggap Cepat Darurat dan Kejadian Luar Biasa

- - - - 69,741,000 - - - - 44,725,500 0% 0% 0% 0% 64% 11,623,500 7,454,250

Perlindungan Sosial KTK dan Pekerja Migran - - - - 71,158,500 - - - - 66,063,000 0% 0% 0% 0% 93% 11,859,750 11,010,500

Program Pembinaan Anak Terlantar

-Pelatihan Keterampilan dan Praktek Belajar Kerja Bagi

Anak Terlantar - - - - 53,061,000 - - - - 47,506,000 0% 0% 0% 0% 90% 8,843,500 7,917,667

Bantuan Orang Terlantar dalam Perjalanan dan Bantuan

Sosial Lainnya - - - - 15,780,000 - - - - 7,630,000 0% 0% 0% 0% 48% 2,630,000 1,271,667

Program Pembinaan para Penyandang Cacat dan

Trauma

-Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang cacat dan

Eks Trauma - - - - 33,955,000 - - - - 31,441,000 0% 0% 0% 0% 93% 5,659,167 5,240,167

Pemberdayaan Kelembagaan Kesejahteraan Sosial

-Keluarga Muda Mandiri ( KMM ) - - - 0% 0% 0% 0% 0% -

-Pemeliharaan TMP - - - - 20,025,000 - - - - 19,823,000 0% 0% 0% 0% 99% 3,337,500 3,303,833

Pembinaan bagi Orsos / Panti Asuhan. - - - - 32,360,000 - - - - 32,327,000 0% 0% 0% 0% 100% 5,393,333 5,387,833 Bantuan Rehabilitasi Sosial Daerah Kumuh - - - - 25.823.000 - - - - 25,485,000 0% 0% 0% 0% 98% 4,303,833 4,247,500

(23)

2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 2006 2007 2008 2009 2010 Anggaran Realisasi

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 14 16 17 18

Program Pencegahan Dini dan Penanggulangan Korban Bencana Alam

Pengadaan Sarana dan Prasarana Penanggulangan

(24)

-2.4. PELUANG DAN TANTANGAN a. Bidang Sosial

Dengan semakin kompleksnya permasalahan kesejahteraan sosial, makatantangan ke depan bagi pembangunan bidang kesejahteraan sosial adalah bagaimana meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara mendukung peningkatan pengelolaan program kesejahteraan sosial, peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM kesejahteraan sosial, serta peningkatan kualitas tata kelola kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dari kompleksnya permasalahan kesejahteraan sosial, telah berhasil diidentifikasi terhadap PMKS ke dalam tujuh isu strategis, yakni kemiskinan (atau kefakirmiskinan), kecacatan, ketelantaran, ketunaan sosial, keterasingan, korban bencana, korban tindak kekerasan dan eksploitasi dan diskriminasi. Pengelompokan ini merupakan peluang untuk memudahkan penetapan sasaran pelayanan sosial melalui kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

b. Bidang Ketenagakerjaan dan Ketransmigrasian

Memasuki pembangunan Tahun 2011-2016, pembangunan dibidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian masih memiliki tantangan dalam hal tingginya tingkat pengangguran serta kurangnya kesempatan kerja. Iklim ketenagakerjaan yang baik akan membawa dampak positif dan peluang terhadap pertumbuhan ekonomi dan perluasan kesempatan kerja. Kebijakan ini ditempuh dengan upaya penciptaan pasar kerja yang luwes, peningkatan kualitas hubungan industrial yang harmonis, revitalisasi pengawasan ketenagakerjaan, peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, konsolidasi program perluasan kesempatan kerja, peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, serta peningkatan kualitas pusat-pusat pelayanan informasi ketenagakerjaan.

(25)

Selain program diatas, terdapat peluang dalam mengatasi perluasan kesempatan kerja yaitu dengan pengembangan usaha di kawasan transmigrasi sebagai kawasan budi daya yang memiliki fungsi sebagai permukiman dan tempat usaha masyarakat dalam satu sistem pengembangan berupa Wilayah Pengembangan Transmigrasi

(26)

BAB III

ISU–ISU STRATEGIS

3.1. IDENTIFIKASI MASALAH

Dalam konteks perekonomian daerah, pembangunan ekonomi yang berkualitas merupakan tantangan yang harus dicapai dalam rangka menyelesaikan masalah-masalah kemiskinan, kesenjangan dan pengangguran. Laju Pertumbuhan Ekonomi harus dapat mencapai titik terjadinya peningkatan produktifitas dan nilai tambah seluruh sektor, kenaikan pendapatan masyarakat pada tingkat yang layak dan kebutuhan lapangan kerja bagi penduduk. Isu pokok yang diangkat dalam misi tersebut adalah masih tingginya angka pengangguran. Di lain pihak, kemampuan angkatan kerja produktif pada sektor informal masih sangat terbatas sehingga belum mampu menjadikan dirinya sebagai pelaku ekonomi yang mandiri dan produktif.

Tujuan pembangunan adalah pengentasan kemiskinan dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Untuk lebih memahami persoalan kemiskinan di Kabupaten Pandeglang, maka diperlukan pemahaman secara integratif pula, yang disebabkan sifat kemiskinan di Pandeglang tidak saja persoalan ekonomi semata melainkan permasalahan-permasalahan non ekonomi lainnya misalnya minimnya tingkat pendidikan, rendahnya perilaku sehat serta terbatasnya akses infrastruktur. Oleh sebab itu tantangan terbesar penanggulangan masalah sosial adalah bagaimana memberikan jaminan perlindungan sosial bagi penduduk miskin sehingga mereka dapat terlepas dari belenggu kemiskinan serta ekses lain yang ditimbulkannya seperti munculnya kelompok penyandang masalah sosial, kekerasan dalam rumah tangga serta masalah trafficking pada anak dan perempuan.

Renstra Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi merupakan perencanaan yang disusun berdasarkan kondisi lingkungan ( Evidence Based ) dan perubahan yang terjadi melalui suatu analisis terhadap lingkungan, baik internal maupun eksternal dengan mempertimbangkan karakteristik Dinas. Sebagaimana

(27)

diketahui bahwa untuk mencapai tujuan yang ditetapkan oleh suatu organisasi, dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang meliputi lingkungan internal dan eksternal. Kondisi lingkungan tersebut akan memberikan kekuatan dan kelemahan bagi organisasi yang secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi jalannya organisasi dalam bentuk peluang dan ancaman.

Apabila kondisi lingkungan tersebut tidak bisa dikenali dan diidentifikasi secara baik oleh organisasi, maka akan berakibat fatal terhadap kelangsungan organisasi tersebut. Oleh karena pengaruh dan akibat yang ditimbulkan begitu besar, maka menjadi penting bagi pimpinan organisasi dan segenap jajarannnya untuk secara intens memantau dan mengikuti perubahan di lingkungan yang terjadi. Hal ini perlu diupayakan agar organisasi mampu menjawab setiap perubahan yang menjadi ancaman / tantangan organisasi. Dengan demikian, organisasi dalam hal ini Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi akan tetap eksis dan mampu mencapai tujuan dan sasaran pembangunan social, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian secara optimal di Kabupaten Pandeglang.

Analisis lingkungan yang akan dilakukan yaitu dengan menggunakan metode “ Analisis SWOT ” ( Strenghts, Weakness, Opportunities, Threats ). Analisis SWOT ini secara efektif sangat membantu Dinas dengan melakukan analisa lingkungan internal dan eksternal. Adapun empat unsur strenghts, weakness, oppurtunities, threats yang terangkum dalam lingkungan internal dan eksternal Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Lingkungan Internal

Faktor-faktor lingkungan internal adalah segala sesuatu yang ada di dalam organisasi yang secara langsung berpengaruh terhadap kegiatan organisasi. Faktor lingkungan internal terdiri dari aspek operasional yang meliputi sistem dan prosedur kerja, fungsi manajemen, sarana dan prasarana, sistem informasi manajemen, keuangan serta teknologi yang diperlukan dan dimiliki oleh Dinas. Faktor internal akan memberikan kekuatan ( sthrenghts ) dan kelemahan ( weakness ) pada organisasi. Adapun hasil

(28)

identifikasi faktor internal di Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang adalah sebagai berikut:

a. Kekuatan ( Sthrenghts )

1. Nilai kesetiakawanan sosial, solidaritas sosial, dan kearifan lokal merupakan potensi dan kekuatan dalam menyelenggarakan pembangunan kesejahteraan sosial. Nilai kesetiakawanan sosial tercermin dari sikap mental yang dimiliki seseorang atau suatu komunitas, peka terhadap lingkungan sosialnya sehingga mendorong untuk peduli melakukan perbuatan bagi kepentingan lingkungan sosialnya tersebut. Esensi kesetiakawanan sosial adalah memberikan yang terbaik bagi orang lain. Tak terkecuali bagi organisasi, lembaga publik dan dunia usaha yang dalam gerak kegiatannya membutuhkan dukungan dari masyarakat.

2. Sumberdaya manusia/pegawai yang ada di lingkungan Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang terdiri atas pejabat struktural dan fungsional seperti instruktur pelatihan kerja, dan pengawas ketenagakerjaan serta non struktural non fungsional merupakan salah satu potensi dalam melaksanakan kebijakan dan program pembangunan bidangsosial, bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, sekaligus sebagai salah satu faktor yang menentukan dalam meningkatkan kinerja. Namun disadari, bahwa kualitas sumberdaya manusia yang tersedia masih perlu dikembangkan karena sebagian besar pejabat fungsional sudah memasuki masa pensiun sehingga dalam lima tahun kedepan sumber daya tersebut akan berkurang.

b. Kelemahan ( Weakness )

1. Diperlukan peningkatan pengelolaan program kesejahteraan sosial, peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM

(29)

kesejahteraan sosial, serta peningkatan kualitas tata kelola kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial

2. Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kebijakan dan program seperti perangkat komputer yang sudah berbasis informasi secara kuantitas dan kualitas masih belum dimanfaatkan dengan baik, seperti perangkat Bursa Kerja Online, Info ketenagakerjaan serta bursa transmigrasi sehingga pelaksanaan program belum dapat dicapai secara optimal

2. Lingkungan Eksternal

Merupakan faktor–faktor di luar organisasi yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi kemampuan organisasi yang meliputi aspek ekonomi, sosial budaya, keamanan dan teknologi. Faktor eksternal inilah yang akan memberikan “ peluang “ ( opportunities ) tapi juga memunculkan “ tantangan “ (threats ).

Adapun faktor eksternal Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang dapat diidentifikasi sebagai berikut :

a. Peluang ( Opportunities )

1. SDM kesejahteraan sosial merupakan pilar partisipan usaha kesejahteraan sosial. Keberadaan PSKS (karang taruna, orsos, PSM, WKSBM, Tagana, dan TKSK) merupakan peluang dalam membantu pelayanan kesejahteraan sosial secara fungsional telah banyak memberikan dukungan terhadap proses penanggulangan PMKS. Besarnya jumlah pilar partisipasi usaha kesejahteraan sosial dapat dilihat data sebagai berikut :

No. Jenis PSKS Jumlah

1. PSM 1.675

2. Organisasi Sosial 147

(30)

4. WKSBM 17

5. TKSK 26

6. Tagana 2.043

2. Dikembangkan pelayanan Three in One yang meliputi pelatihan kerja, sertifikasi dan penempatan serta Gerakan Penanggulangan Pengangguran (GPP) ke berbagai daerah melalui kegiatan padat karya produktif.

3. Hubungan industrial yang cukup kondusif, tanpa gejolak ketenagakerjaan yang berarti;

b. Tantangan ( Threats )

1. Kualitas sumberdaya tenaga kerja yang rendah mengakibatkan rendahnya daya saing dalam dunia kerja, sehingga dapat mengakibatkan adanya pengangguran

2. Peran masyarakat melalui organisasi nirlaba dan dunia usaha melalui Corporate social Responsibility (CSR) dalam pelayanan kesejahteraan sosial diharapkan lebih terarah dan terdayagunakan secara optimal

(31)

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini

Standar yang Digunakan

Faktor yang Mempengaruhi

Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6) 1. Bagaimana meningkatka n akses dan kualitas pelayanan kesejahteraa n sosial bagi PMKS 2. Upaya peningkatan daya saing tenaga keja dan transmigran 1. Kompleksitas permasalahan kesejahteraan sosial telah berhasil diidentifikasi populasi PMKS ke dalam tujuh isu strategis, yakni kemiskinan, kecacatan, ketelantaran, ketunaan sosial, keterasingan, korban bencana, korban tindak kekerasan dan eksploitasi serta diskriminasi

2. Perbaikan iklim ketenagakerjaan telah ditempuh dengan upaya penciptaan pasar kerja yang luwes, peningkatan kualitas hubungan industrial yang harmonis, revitalisasi pengawasan ketenagakerjaan, Tugas Pokok dan Fungsi SKPD 1. Diperlukan peningkatan pengelolaan program kesejahteraan sosial, peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM kesejahteraan sosial, serta peningkatan kualitas tata kelola kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial

2. Sarana dan prasarana penunjang pelaksanaan kebijakan dan program secara kuantitas dan kualitas masih belum dimanfaatkan dengan baik, seperti perangkat Bursa Kerja Online, Info ketenagakerjaan serta bursa transmigrasi

1. Peran masyarakat melalui organisasi nirlaba dan dunia usaha melalui Corporate social Responsibility (CSR) dalam pelayanan

kesejahteraan sosial diharapkan lebih terarah dan terdayagunakan secara optimal

2. Kualitas sumberdaya tenaga kerja yang rendah

mengakibatkan rendahnya daya saing dalam dunia kerja, sehingga dapat mengakibatkan adanya pengangguran

1. Cakupan atau jangkauan pelayanan program kesejahteraan sosial masih sangat terbatas dengan melihat populasi PMKS yang jauh lebih besar jumlah dan sebarannya, dibandingkan dengan sumber daya yang disediakan dan intervensi yang telah dilakukan

2. Sumberdaya

manusia/pegawai belum mampu optimal dalam pelaksanaan pelayanan program perbaikan iklim ketenagakerjaan, disebabkan kurangnya personil fungsional

(32)

Aspek Kajian Capaian/Kondisi Saat ini Digunakan Permasalahan Pelayanan SKPD INTERNAL (KEWENANGAN SKPD) EKSTERNAL (DILUAR KEWENANGAN SKPD) (1) (2) (3) (4) (5) (6)

peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja, peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri,

sehingga pelaksanaan program belum dapat dicapai secara optimal

instruktur pelatihan kerja, pengantar kerja, mediator dan pengawas

(33)

3.2. TELAAHAN VISI, MISI DAN PROGRAM KABUPATEN PANDEGLANG

3.2.1 Visi

Visi Kabupaten Pandeglang periode Tahun 2011-2016 adalah “Kabupaten

Pandeglang sebagai daerah mandiri dan berkembang di bidang agribisnis

dan pariwisata berbasis pembangunan perdesaan”, artinya Kabupaten Pandeglang akan diwujudkan menjadi daerah yang mandiri dan berkembang dalam bidang pertanian dan pariwisata berbasiskan pembangunan perdesaan yang dilakukan dengan cara mendukung, memperkuat, sekaligus menstimulan potensi masyarakat desa dalam melaksanakan pembangunan desa dengan core bisnisnya yaitu agribisnis dan pariwisata dalam rangka mencapai tujuan pembangunan desa yang terintegrasi dengan pembangunan kabupaten, mengingat perdesaan di Kabupaten Pandeglang yang masih dominan (96% dari Kabupaten Pandeglang). Penjelasan Visi :

a. Mandiri dan berkembang di bidang agribisnis.

Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agribnisnis dapat diartikan bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pertanian dan segala sumbernya, usaha, kelembagaan dan jaringan bisnis (hulu-hilir) pertanian sebagai basis perekonomian daerah dalam rangka pengembangan daerah dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut, pemerintah dan seluruh stake holder akan menggerakkan energinya dalam melakukan ekonomisasi sektor pertanian dengan memperhatikan faktor-faktor dominan seperti komoditas unggulan, permintaan pasar, dukungan industri hulu hilir, pola usaha tani, jaringan dan kelembagaan usaha serta managemen permodalan.

b. Mandiri dan berkembang di bidang pariwisata.

Kabupaten Pandeglang sebagai pusat kegiatan pariwisata dapat diartikan bahwa Kabupaten Pandeglang akan menjadikan pariwisata sebagai sektor pendukung bagi peningkatan perekonomian daerah. Untuk mewujudkan cita visi tersebut pemerintah dan seluruh stake holder akan

(34)

mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya alam dan budaya sebagai destinasi pariwisata, melalui pengembangan objek dan daya tarik wisata, promosi dan pemasaran, jasa pelayanan pariwisata didukung oleh infrastruktur yang memerlukan jaminan regulasi kepariwisataan yang diorientasikan kepada peningkatan kunjungan wisata dan kesejahteraan masyarakat.

c. Berbasis pembangunan perdesaan.

Mewujudkan Kabupaten Pandeglang sebagai pusat agribisnis dan destinasi pariwisata tidak mungkin dapat tercapai tanpa partisipasi aktif dari masyarakat yang sebagian besar berada diperdesaan. Maka subjek utama upaya pertumbuhan ekonomi disektor pertanian dan pariwisata sesungguhnya adalah masyarakat perdesaan. Oleh karena itu, perdesaan merupakan basis utama dari kegiatan usaha pertanian dan jasa pelayanan pariwisata.

3.2.2 Misi

Misi Kabupaten Pandeglang :

a. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata.

Ditujukan untuk mendukung penguatan modal dan aplikasi teknologi bagi pembukaan lapangan kerja dan perluasan peluang usaha masyarakat bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.

b. Memberdayakan UMKM dan Koperasi dalam usaha pertanian dan jasa pariwisata.

Ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi koperasi, pengusaha mikro, kecil dan menengah dalam berbagai lapangan usaha dalam menghadapi persaingan yang semakin kompleks.

c. Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif dan inovatif.

(35)

Ditujukan untuk menciptakan pelaku pembangunan yang cerdas terampil dan berakhlak mulia dalam melaksanakan pembangunan di Kabupaten Pandeglang.

d. Meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat.

Ditujukan untuk meningkatkan pelayanan publik dalam memperoleh pendidikan dan pemeliharaan kesehatan masyarakat.

e. Meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya perdesaaan. Ditujukan untuk menyediakan dukungan bagi peningkatan pelayanan dasar.

f. Meningkatkan tata kelola kepemerintahan daerah.

Ditujukan untuk menciptakan pemerintah yang baik dan bersih dalam melakukan pelayanan publik diseluruh sektor dan wilayah pembangunan.

3.2.3 Program

1. Meningkatkan investasi dan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata

2. Memperkuat ketahanan pangan masyarakat.

3. Mengembangkan destinasi dan kegiatan pariwisata.

4. Memberdayakan koperasi, pengusaha mikro kecil dan menengah dalam usaha pertanian dan jasa pariwisata.

5. Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, potensial dan produktif. 6. Meningkatkan layanan pendidikan dan kesehatan masyarakat yang

berkualitas.

7. Meningkatkan pembangunan infrastruktur khususnya perdesaan. 8. Meningkatkan good governance dan penguatan otonomi desa.

Tugas pokok dan fungsi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang sebagai dinas yang mempunyai wewenang dalam pelaksanaan bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi telah merujuk pada Visi daerah seperti yang tercantum dalam Visi Kepala Daerah Kabupaten Pandeglang

(36)

terpilih periode tahun 2011-2016 yaitu“Kabupaten Pandeglang sebagai daerah

mandiri dan berkembang di bidang agribisnis dan pariwisata berbasis

pembangunan perdesaan”

Melalui Misi pertamayang diemban adalah “Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata”, ditujukan untuk mendukung penguatan modal dan aplikasi teknologi bagi pembukaan lapangan kerja dan perluasan peluang usaha masyarakat bagi peningkatan pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat memberikan pelayanan yang terbaik melalui pembangunan dan pemberdayaan masyarakat serta pelaku usaha di bidang jasa dan perdagangan dengan ikhlas”. Hal ini sejalan dengan tugas pokok dan fungsi dinas dalam bidang sosial, ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dalam upayanya untuk melaksanakan :

1. Rehabilitasi sosial untuk memulihkan dan mengembangkan kemampuan seseorang yang mengalami disfungsi sosial agar dapat melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar;

2. Jaminan sosial yang diberikan dalam bentuk asuransi kesejahteraan sosial dan bantuan langsung berkelanjutan dan tunjangan berkelanjutan untuk menjamin fakir miskin, anak yatim piatu telantar, lanjut usia telantar, penyandang cacat fisik, cacat mental, cacat fisik dan mental, eks penderita penyakit kronis yang mengalami masalah ketidakmampuan sosial-ekonomi agar kebutuhan dasarnya terpenuhi;

3. Pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi kebutuhannya secara mandiri serta meningkatkan peran serta lembaga dan/atau perseorangan sebagai potensi dan sumber daya dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial;

4. Perlindungan sosial dalam mencegah dan menangani risiko dari guncangan dan kerentanan sosial seseorang, keluarga,kelompok, dan/atau masyarakat agar kelangsungan hidupnya dapat dipenuhi sesuai dengan kebutuhan dasar minimal;

(37)

5. Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang layak (decent work), yaitu lapangan kerja produktif dengan perlindungan dan jaminan sosial yang memadai;

6. Mendorong terciptanya kesempatan kerja yang seluas-luasnya dan merata dalam sektor-sektor pembangunan;

7. Meningkatkan kondisi dan mekanisme hubungan industrial untuk mendorong kesempatan kerja;

8. Menyempurnakan peraturan-peraturan ketenagakerjaan dan melaksanakan peraturan ketenagakerjaan pokok (utama), sesuai hukum internasional; 9. Mengembangkan jaminan sosial dan pemberdayaan pekerja;

10. Meningkatkan kompetensi tenaga kerja dan produktivitas;

11. Menciptakan kesempatan kerja melalui program-program pemerintah; 12. Mengembangkan kebijakan pendukung pasar kerja melalui informasi pasar

kerja.

(38)

Terhadap Pencapaian Visi, Misi dan Program Kabupaten Pandeglang

Visi : Kabupaten Pandeglang sebagai daerah mandiri dan berkembang di bidan agribisnis dan pariwisata berbasis pembangunan perdesaan

No. Misi dan Program KDH dan Wakil KDH

terpilih Permasalahan Pelayanan

Faktor yang Mempengaruhi

Penghambat Pendorong

(1) (2) (3) (4) (5)

1.

2.

3.

Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pertanian dan pariwisata. Program :

a. Pengurangan jumlah msyarakat miskin b. Pemberdayaan mayarakat dan Desa

Meningkatkan kualitas SDM yang agamis, cerdas, kreatif dan inovatif.

Program :

a. Pemantapan wawasan kebangsaan b. Penguatan kelembagaan pengarusutamaan

gender

c. Kesejateraan dan perlindungan anak

d. Peningkatan kualitas dan produktivitas tenaga kerja

e. Perlindungan dan pengembangan lembaga ketenagakerjaan

f. Pengembangan wilayah transmigrasi Meningkatkan tata kelola kepemerintahan daerah Program :

a. Penanggulangan bencana

b. Pengembangan data/informasi statistik daerah

1. Cakupan atau jangkauan pelayanan program kesejahteraan sosial masih sangat terbatas dengan melihat populasi PMKS yang jauh lebih besar jumlah dan sebarannya, dibandingkan dengan sumber daya yang disediakan dan intervensi yang telah dilakukan

2. Sumberdaya manusia/pegawai belum mampu optimal dalam pelaksanaan pelayanan program perbaikan iklim

ketenagakerjaan, disebabkan kurangnya personil fungsional instruktur pelatihan kerja, pengantar kerja, mediator dan pengawas ketenagakerjaan

1. Program pelayanan bagi PMKS yang dilakukan masih tumpang tindih, penerima bantuan sosial dari sebuah program, pada umumnya akan menerima tambahan bantuan melalui program lainnya

2. Tidak tersedianya program pendidikan dan pelatihan pegawai di daerah, khususnya untuk fungsional

ketenagakerjaan dan ketransmigrasian

1. Adanya potensi dan sumber untuk mengatasi permasalahan kesejahteraan sosial melalui pelayanan sosial bagi PMKS yang dilakukan oleh keluarga dan komunitas/masyarakat, seperti pilar partisipasi kesejahteraan sosial (karang taruna, orsos, PSM, PSKS, Tagana) dan program Corporate Social Responsibility (CSR)

2. Tersedianya Program Pendidikan dan Pelatihan pegawai di Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, meskipun masih sangat dibatasi baik jenis maupun jumlah peserta pendidikan dan pelatihannya. Sehingga, diperlukan koordinasi dan komunikasi yang lebih baik dengan Kemenakertrans dalam hal pendidikan dan pelatihan bagi pegawai dengan jabatan fungsional teknis.

(39)

3.3. TELAAHAN RENSTRA KEMENTERIAN / LEMBAGA

3.3.1 Renstra Kementerian Sosial

Berbagai penyediaan pelayanan kesejahteraan sosial oleh berbagai pemangku kepentingan di Indonesia telah meningkat cukup berarti dari waktu ke waktu. Namun demikian upaya pelayanan tersebut masih jauh dari yang diharapkan apabila dibandingkan dengan populasi PMKS yang jauh lebih besar jumlah dan sebarannya, dibandingkan dengan sumber daya yang disediakan dan intervensi yang telah dilakukan.

Ada sejumlah permasalahan mendasar yang dihadapi antara lain: (i) Cakupan atau jangkauan pelayanan program kesejahteraan

sosial yang dibagi ke dalam empat pilar intervensi yaitu, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial dan perlindungan sosial masih sangat terbatas,

(ii) Kegiatan bantuan dan jaminan sosial bagi PMKS masih tumpang tindih satu sama lain,

(iii) Pemerintah daerah belum optimal dalam memberikan pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS yang tercermin dalam aspek pelayanan kelembagaan yang disediakan dan penyediaan anggaran,

(iv) Peran pemerintah yang masih dominan dalam pelayanan program pemberdayaan PMKS dan PSKS sehingga mengurangi esensi dari upaya pemberdayaan sosial itu sendiri,

(v) Peran masyarakat melalui organisasi nirlaba dan dunia usaha dalam pelayanan kesejahteraan sosial belum terarah dan terdayagunakan secara optimal,

(vi) Kapasitas sumber daya manusia pelaksana pelayanan kesejahteraan sosial dalam hal substansi teknis dan praktis masih terbatas,

(vii) Koordinasi dan komunikasi pada berbagai sektor dan level masih belum optimal.

(40)

Berbagai permasalahan tersebut di atas, maka tantangan ke depan bagi pembangunan bidang kesejahteraan sosial adalah bagaimana meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesejahteraan sosial bagi PMKS. Hal ini dapat diantisipasi dengan cara mendukung peningkatan pengelolaan program kesejahteraan sosial, peningkatan kapasitas kelembagaan dan SDM kesejahteraan sosial, serta peningkatan kualitas tata kelola kepemerintahan yang baik dalam penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Dari kompleksnya permasalahan kesejahteraan sosial di Indonesia, tetapi melalui pengalaman pelayanan sosial yang panjang, Kementerian Sosial telah berhasil melakukan identifikasi terhadap PMKS ke dalam tujuh isu strategis, yakni

1. Kemiskinan (atau kefakirmiskinan), 2. Kecacatan,

3. Ketelantaran, 4. Ketunaan sosial, 5. Keterasingan, 6. Korban bencana,

7. Korban tindak kekerasan dan eksploitasi dan diskriminasi. Pengelompokan ini dapat memudahkan penetapan sasaran pelayanan sosial melalui kebijakan, program dan kegiatan penyelenggaraan kesejahteraan sosial. Di dalam tujuh isu kesejahteraan sosial tersebut terdapat berbagai jenis penyandang permasalahan kesejahteraan sosial, antara lain :

2. Fakir miskin,

3. Lanjut usia terlantar, 4. Penyandang cacat, 5. Anak telantar,

6. Komunitas adat terpencil, 7. Anak jalanan,

(41)

Namun demikian di samping banyaknya kemajuan yang telah dicapai dalam pembangunan kesejahteraan sosial, sangat besar tantangan yang dihadapi. Semakin kompleksnya permasalahan kesejahteraan sosial dan masih banyaknya yang belum sepenuhnya terselesaikan sejalan dengan dinamika sosial ekonomi masyarakat. Untuk itu, maka penanganan masalah kesejahteraan sosial melalui pembangunan kesejahteraan sosial perlu terus dilanjutkan secara berkesinambungan dan ditingkatkan agar apa yang telah dicapai dapat terus ditingkatkan dan jangkauan pelayanan dapat diperluas.

Hal ini sesuai dengan Undang Undang Nomor 11 Tahun 2009

Tentang Kesejahteraan Sosial yang mengamanatkan agar pemerintah,

pemerintah daerah dan masyarakat menyelenggarakan kesejahteraan sosial bagi warga masyarakat yang kurang beruntung dan rentan, serta melakukan penanggulangan kemiskinan. Memperhatikan hal tersebut di atas, dan melihat kenyataan yang ada khususnya terkait dengan kondisi penyelenggaraan kesejahteraan sosial yang diselenggarakan oleh Kementerian Sosial, secara umum masih sangat jauh dari ideal. Hal tersebut tidak saja karena terbatasnya sumber daya manusia (SDM) kesejahteraan sosial, dana, sarana dan prasarana, faktor keluarga, masyarakat serta nilai-nilai sosial yang beragam dan terbatasnya ketersedian legal formal turut memberi pengaruh terhadap capaian kinerja penyelenggaraan kesejahteraan sosial.

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, maka Kementerian Sosial menyusun strategi dan arah kebijakan penyelenggaraan kesejahteraan sosial tahun 2010-2014 yang mengintegrasikan tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang terukur untuk mencapai misi Kementerian Sosial yang telah ditetapkan.

Program-program pembangunan kesejahteraan sosial Kementerian Sosial tahun 2010-2014 diarahkan bagi PMKS, yang ditempuh melalui enam program prioritas :

(42)

2. Program perlindungan dan jaminan sosial; 3. Program pemberdayaan sosial;

4. Program pendidikan, pelatihan, penelitian dan pengembangan kesejahteraan sosial;

5. Program dukungan manajemen dan pelaksanaan teknis lain kementerian sosial;

6. Program peningkatan pengawasan dan akuntabilitas aparatur negara.

3.3.2 Renstra Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi

Sebagai bagian dari pembangunan nasional, bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian merupakan bagian dari upaya pengembangan sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang memegang peranan penting dalam mewujudkan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya. Oleh karena itu, pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian diarahkan untuk memberikan kontribusi nyata dan terukur dalam rangka peningkatan kesejahteraan tenaga kerja, ketenangan berusaha dan kesejahteraan transmigrasi yang dilaksanakan melalui berbagai kebijakan.

Di bidang ketransmigrasian diprioritaskan pada upaya pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya alam melalui pengintegrasian pembangunan dan pengembangan kawasan perdesaan sebagai hinterland dengan pengembangan kawasan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan dalam satu kesatuan sistem pengembangan ekonomi wilayah. Dengan demikian, pembangunan di bidang ketransmigrasian tidak hanya terbatas pada aspek wilayah dan tataruang secara fisik, melainkan juga pada aspek sumberdaya manusia yang pada gilirannya harus mampu memberikan kontribusi secara nyata dan terukur dalam pembangunan perdesaan serta pengembangan ekonomi lokal dan daerah dalam rangka meningkatkan daya saing daerah.

Pada hakekatnya, pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang berwawasan lingkungan bersih (green job), serta

(43)

berkaitan erat dengan upaya peningkatan kualitas sumberdaya manusia (SDM), penciptaan kesempatan kerja, pembangunan kawasan, serta pengembangan ekonomi lokal dan daerah. Oleh karena itu, berbagai kebijakan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian dijalankan sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas sumberdaya manusia, pemberdayaan masyarakat, dan peningkatan kesejahteraan dalam rangka meningkatkan daya saing daerah.

Seiring dengan kemajuan pembangunan di bidang ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang telah dicapai dalam kurun waktu lima tahun terakhir, ternyata masih ada isu-isu ketenagakerjaan dan ketransmigrasian yang belum terselesaikan.

Memasuki pembangunan Tahun 2010-2014, pembangunan di bidang ketenagakerjaan diperkirakan masih diwarnai permasalahan, antara lain:

1) Tingginya tingkat pengangguran; 2 Rendahnya perluasan kesempatan kerja;

3) Rendahnya kompetensi dan produktivitas tenaga kerja; 4) Belum kondusifnya kondisi hubungan industrial.

Di bidang ketransmigrasian, isu-isu yang diperkirakan masih mewarnai dinamika lima tahun ke depan adalah:

1) Adanya kesenjangan pembangunan antar wilayah karena terbatasnya aksesibilitas;

2) Rendahnya kualitas SDM, terutama di perdesaan;

3) Kurangnya keterkaitan antara kawasan perdesaan sebagai hinterland dengan kawasan perkotaan sebagai pusat kegiatan ekonomi;

4) Kurang terciptanya sistem kota-kota;

5) Kurang seimbangnya tingkat kepadatan penduduk antara wilayah satu dengan yang lain;

6) Belum terintegrasi dan terkoordinasikannya program-program antarsektor dalam pembangunan kawasan transmigrasi, baik antar

(44)

pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, maupun antar pemerintah pusat dengan pemerintah daerah

Berdasarkan gambaran tersebut di atas, maka Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi menyusun strategi dan arah kebijakan penyelenggaraan pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian tahun 2011-2015 yang mengintegrasikan tujuan, sasaran, kebijakan, program dan kegiatan yang terukur untuk mencapai misi Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang telah ditetapkan.

Program-program pembangunan ketenagakerjaan dan ketransmigrasian Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi tahun 2011-2016 ditempuh melalui enam program prioritas :

1. Program Peningkatan Kompetensi Tenaga Kerja dan Produktivitas; 2. Program Penempatan dan Perluasan Kesempatan Kerja;

3. Program Pengembangan Hubungan Industrial dan Peningkatan Jaminan Sosial Tenaga Kerja;

4. Program Perlindungan Tenaga Kerja dan Pengembangan Sistem Pengawasan Ketenagakerjaan;

5. Program Pembangunan Kawasan Transmigrasi;

6. Program Pengembangan Masyarakat Transmigrasi dan Kawasan Transmigrasi

3.4. PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Berdasarkan analisis lingkungan strategis tersebut diatas, maka dapat ditemukan isu–isu strategis sebagai berikut :

c. Optimalisasi sumber daya yang ada ( tenaga / personel, dana dan sarana dan prasarana ) untuk mengatasi kompleksnya permasalahan kesejahteraan sosial.

(Pelayanan program kesejahteraan sosial yang dibagi ke dalam empat pilar intervensi yaitu, rehabilitasi sosial, pemberdayaan sosial, jaminan sosial dan perlindungan sosial )

(45)

d. Optimalisasi sumber daya yang ada ( tenaga / personel, dana dan sarana dan prasarana ) untuk mengatasi masalah pengangguran dengan memanfaatkan dukungan politis dari Pemkab dan DPRD.

(Perluasan dan pengembangan kesempatan kerja untuk mengatasi tingginya angka pengangguran dan mengentaskan kemiskinan )

e. Optimalisasi sumber daya yang ada ( tenaga / personel, dana dan sarana dan prasarana ) untuk mengatasi rendahnya kualitas dan produktivitas Tenaga Kerja.

( Peningkatan kualitas & produktivitas Tenaga Kerja )

f. Optimalisasi sumber daya yang ada ( tenaga / personel, dana sarana dan prasarana ) dengan dukungan lintas sektoral, LSM dan peran serta masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap mekanisme penempatan dan perlindungan tenaga kerja.

(Peningkatan Penempatan Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri untuk mengatasi angka pengangguran dan mengantisipasi banyaknya kasus TKI illegal )

g. Optimalisasi sumber daya yang ada ( tenaga / personel, dana dan sarana dan prasarana) dengan dukungan lintas sektoral, LSM dan peran serta masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan pekerja dan perlindungan tenaga kerja.

( Peningkatan Hubungan Industrial dan Pengawasan Tenaga Kerja untuk mengatasi rendahnya kesejahteraan dan perlindungan tenaga kerja )

h. Optimasi sumber daya yang ada untuk meningkatkan pengiriman transmigran dan pengembangan peluang kerjasama (MOU) dengan dukungan Pemkab dan legislatif.

(46)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI

Pernyataan visi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang sepenuhnya mengacu pada pernyataan makna yang dikandung dalam visi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016, hal ini dapat dipahami mengingat Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang merupakan unsur pelaksana Pemerintah Daerah sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Pandeglang Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Pandeglang, yang melaksanakan tugas desentralisasi dibidang sosial ketenagakerjaan dan ketransmigrasian, sudah selayaknya visi dan misi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang mendukung pencapaian visi dan misi Pemerintah Daerah Kabupaten Pandeglang. Berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 bahwa visi Kabupaten Pandeglang untuk Tahun 2011-2016 adalah “Kabupaten Pandeglang sebagai

daerah mandiri dan berkembang di bidang agribisnis dan pariwisata

berbasis pembangunan perdesaan”.

Atas dasar visi Kabupaten Pandeglang tersebut, maka visi Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Pandeglang Tahun 2011-2016 adalah, ‘Profesionalisme Pelayanan menuju Kemandirian Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigran yang Berdaya Saing dan Sejahtera’.

Referensi

Dokumen terkait

Renstra SKPD ini memuat visi, misi, tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan pembangunan yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi Kecamatan Bojonggede

bahwa dalam rangka mempercepat capaian arah, tujuan, visi dan misi pembangunan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Pandeglang Tahun

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 menyatakan bahwa Renstra merupakan suatu dokumen perencanaan jangka menengah yang memuat visi, misi, tujuan

Untuk itu, dalam rangka menjalankan tugas pokok tersebut, disusun sebuah rencana strategis (Renstra) yang merujuk pada Rencana Pembangunan Jangka. Menengah (RPJM)

Renstra SKPD disusun sesuai dengan tugas dan fungsi SKPD serta berpedoman kepada RPJM Daerah dan bersifat indikatif, memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan,

Revisi Rencana Strategis (Renstra) Dinas Sosial Kota Banjarmasin disusun dengan berpedoman pada Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Banjarmasin yang

Buku ini pada intinya memuat visi dan misi Pemerintah Kabupaten Pasaman Barat sebagaimana yang terdapat dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Kabupaten

1) Dokumen Renstra telah memuat Visi, Misi, tujuan, sasaran, indikator kinerja sasaran, target tahunan, indikator kinerja tujuan dan target jangka menengah, namun