• Tidak ada hasil yang ditemukan

SURVEI NASIONAL PERKEMBANGAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA PADA KELOMPOK PELAJAR/ MAHASISWA DI INDONESIA TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SURVEI NASIONAL PERKEMBANGAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN GELAP NARKOBA PADA KELOMPOK PELAJAR/ MAHASISWA DI INDONESIA TAHUN 2011 RINGKASAN EKSEKUTIF"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman | i

RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Daftar Isi

Daftar Isi ... i

LATAR BELAKANG ... 1

METODA SURVEI ... 2

HASIL SURVEI ... 3

Cakupan Sekolah dan Responden ... 3

Reliabilitas Data ... 3

Karakteristik Responden ... 4

Angka Penyalahgunaan Narkoba ... 5

Menurut Waktu Penyalahgunaan ... 5

Menurut Tingkat Ketergantungan (Adiksi) ... 6

Riwayat Penyalahgunaan Narkoba ... 7

Pengetahuan dan Sikap Terkait Narkoba ... 8

Angka Merokok, Alkohol, dan Seks Pranikah ... 9

Pengaruh Negatif Penyalahgunaan Narkoba ... 10

Aktivitas dan Prestasi di Sekolah Menurun ... 10

Aktivitas Keseharian Terganggu ... 10

Agresivitas Sosial ... 10

Keterpaparan Program P4GN ... 11

(2)

Halaman | 1

RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

SURVEI NASIONAL PERKEMBANGAN PENYALAHGUNAAN DAN PEREDARAN

GELAP NARKOBA PADA KELOMPOK PELAJAR/ MAHASISWA DI INDONESIA

TAHUN 2011

RINGKASAN EKSEKUTIF

LATAR BELAKANG

Data Europe School Survei Project on Alcohol and Drugs (ESPAD) tahun 2003, melaporkan 1 dari 5 pelajar di republik Ceko, Perancis, Islandia, Swiss dan Inggris pernah menyalahgunakan narkoba dalam sebulan terakhir (19-22%). Laporan dari beberapa negara ESPAD menunjukkan prevalensi pelajar laki-laki yang menyalahgunakan narkoba lebih tinggi daripada pelajar perempuan, kecuali di Irlandia menunjukkan hal sebaliknya (khususnya jenis zat inhalan).

Terkait dengan penyalahgunaan narkoba pada kelompok pelajar/ mahasiswa, negara-negara di Eropa mempunyai perhatian khusus terhadap upaya pencegahan, penanggulangan penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN) dengan melakukan survei penyalahgunaan narkoba di sekolah secara periodik dan berkesinambungan atau yang lebih dikenal dengan Europe School Survei Project on Alcohol and Drugs (ESPAD) 1. Sedikitnya terdapat 35 negara Uni Eropa terlibat dalam proyek ESPAD yang sudah dilakukan tiga kali pada tahun 1995, 1999 dan 2003 serta akan dilaksanakan empat tahun sekali pada tahap selanjutnya.

Upaya yang sama juga dilakukan di Indonesia dengan melakukan beberapa survei nasional penyalahgunaan narkoba pada kelompok pelajar/ mahasiswa pada tahun 2003, 2006, dan 2009. Survei dilakukan oleh BNN (sebagai focal point) bekerja sama dengan Lembaga Pranata Pembangunan Universitas Indonesia pada tahun 2003, dan Pusat Penelitian

(3)

Halaman | 2 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Kesehatan Universitas Indonesia tahun 2006 dan 2009. Survei yang sama juga dilakukan pada tahun 2011 tetapi hanya di 16 propinsi terpilih, berbeda dengan survei sebelumnya yang dilakukan di 33 propinsi di Indonesia.

Tujuan utama survei adalah untuk melihat trend angka penyalahgunaan narkoba pada kelompok pelajar/ mahasiswa dengan membandingkan semua hasil survei di kelompok yang sama pada tahun-tahun sebelumnya. Angka penyalahguna difokuskan pada ketegori waktu penyalahgunaan (pernah pakai, setahun terakhir, sebulan terakhir) dan menurut tingkat adiksi (pernah pakai, teratur pakai, pecandu bukan suntik, pecandu suntik).

METODA SURVEI

Survei mencakup pelajar dan mahasiswa di 16 propinsi di Indonesia. Pada masing-masing propinsi diambil dua lokasi survei, yaitu ibu kota propinsi sebagai daerah urban dan satu kabupaten sebagai daerah rural. Lokasi survei adalah NAD (Banda Aceh dan kabupaten Aceh Besar), Sumatera Utara (Medan dan kabupaten Labuhan Batu), Kepri (Batam dan Tanjung Pinang), Jambi (Jambi dan kabupaten Muaro Jambi), Sumatera Selatan (Palembang dan kabupaten Lahat), DKI Jakarta (Jakarta Pusat dan Jakarta Selatan), Jawa Barat (Bandung dan kabupaten Tasikmalaya), Jawa Tengah (semarang dan kabupaten Magelang), Jawa Timur (Surabaya dan kabupaten Kediri), Kalimantan Barat (Pontianak dan kabupaten Sambas), Kalimantan Tengah (palangkaraya dan kabupaten Kapuas), Sulawesi Selatan (Makasar dan kabupaten Maros), Sulawesi Utara (Manado dan kabupaten Minahasa Utara), NTT (Kupang dan kabupaten TTU), Bali (Denpasar dan kabupaten Jembrana), Papua Barat (Sorong dan kabupaten Sorong).

(4)

Halaman | 3 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

HASIL SURVEI

Cakupan Sekolah dan Responden

Hasil cakupan sekolah sesuai dengan jumlah sampel direncanakan, yaitu 607 sekolah/ kampus dari 608 direncanakan. Distribusi cakupan pada setiap jenjang sekolah (SLTP, SLTA dan PT) sesuai dengan kuota yang direncanakan.

Jumlah cakupan responden sedikit lebih banyak dari sampel direncanakan yaitu 38.663 responden dari 38.400 direncanakan. Secara keseluruhan distribusi cakupan jumlah responden di kota sedikit lebih banyak dibanding kabupaten, dengan sebaran responden paling banyak pada sekolah/ PT negeri dibanding swasta dan agama. Ada sedikit perbedaan sebaran jumlah responden menurut status kepemilikan sekolah, dimana sebaran responden di PT swasta paling besar dibanding negeri dan agama sedangkan jenjang SLTP dan SLTA lebih terkonsentrasi di sekolah negeri. Responden di semua jenjang sekolah hampir berimbang antara laki-laki dan perempuan. Distribusi menurut kelompok umur berbeda sesuai dengan jenjang sekolah, pada jenjang SLTP distribusi jumlah responden paling banyak pada umur < 15 tahun, jenjang SLTA pada 15-19 tahun, dan jenjang PT pada umur ≥ 20 tahun.

Reliabilitas Data

Hasil pengisian angket dalam survei ini menunjukkan hasil yang cukup reliabel atau konsisten. Survei ulang untuk menguji reliabilitas pertanyaan sebulan merokok, pernah minum alkohol, jenis narkoba pertama kali disalahgunakan (ganja, dextro, ngelem, obat sakit kepala berlebihan), dan pemakaian narkoba suntik menunjukkan hasil yang cukup konsisten. Hampir tidak ada perbedaan angka pada semua variabel pertanyaan antara survei utama dan survei ulang kecuali pada pertanyaan pernah minum alkohol menunjukkan perbedaan angka ± 4%. Perbedaan angka tersebut diprediksi lebih dikarenakan cakupan jumlah responden pada survei ulang jauh lebih kecil dibanding survei utama pada lokasi yang dilakukan uji reliabilitas.

(5)

Halaman | 4 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Karakteristik Responden

Sebagian besar responden (80%) tinggal dengan orang tua. Lebih dari tiga perempat responden SLTP dan SLTA tinggal di rumah orang tua, sedangkan hanya separuh responden mahasiswa yang tinggal di rumah orang tua. Proporsi jumlah responden mahasiswa yang tinggal di tempat kost jauh lebih tinggi dibanding responden pelajar SLTP dan SLTA, dengan perbandingan 30% : 8%.

Sebagian besar responden sudah tinggal di kota studi lebih dari 5 tahun, terlebih responden SLTP dan SLTA. Proporsi responden mahasiswa yang tinggal di kota studi kurang dari lima tahun lebih tinggi dibanding pelajar SLTP dan SLTA. Hal tersebut mengindikasikan bahwa jumlah responden pendatang (dari luar kota studi) lebih banyak pada jenjang akademi/ PT.

Status pernikahan pada sebagian besar orang tua responden adalah menikah, sekitar 7% bercerai dengan proporsi status cerai hidup dan cerai mati hampir sama. Kondisi kesehatan kedua orang tua responden pada umumnya sehat, hanya sebagian kecil yang sakit ringan ataupun sakit yang mengharuskan istirahat total. Sekitar 7% ayah responden dan 3% ibu responden yang sudah meninggal.

Rata-rata ayah responden memliliki pendidikan lebih tinggi dibanding ibu, hal ini terlihat dari proporsi jenjang pendidikan SLTA dan akademi/ PT yang ditamatkan ayah lebih tinggi dibanding ibu. Lebih dari sepertiga ayah responden tamat SLTA, sedangkan ibu hanya 1,3%. Demikian juga proporsi pendidikan ayah yang tamat akademi/ PT lebih tinggi dibandingkan ibu, dengan perbandingan 18% : 8%. Pendidikan kedua orang yang tamat akademi/ PT proporsinya lebih tinggi pada responden mahasiswa dibanding pelajar SLTP dan SLTA.

Hampir semua responden menyatakan bahwa salah satu atau kedua orang tua mereka bekerja, hanya 1% responden yang menyatakan salah satu atau kedua orang tuanya tidak bekerja. Proporsi ayah yang bekerja jauh lebih besar dibanding ibu dengan perbandingan

(6)

Halaman | 5 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

88% : 48%. Wiraswasta/ pedagang, PNS dan petani adalah sektor yang paling banyak dilakuan oleh kedua orang tua responden.

Angka Penyalahgunaan Narkoba Menurut Waktu Penyalahgunaan

Perbedaan jumlah lokasi survei antara tahun 2011 dengan dua tahun sebelumnya (tahun 2006 dan 2009) menyebabkan penghitungan angka penyalahgunaan narkoba hanya dibatasi pada 16 provinsi disesuaikan dengan lokasi survei tahun 2011.

Dari ketiga survei yang dilakukan menunjukkan adanya kecenderungan pola penurunan angka penyalahgunaan pernah pakai dan setahun terakhir pakai, tetapi tidak demikian dengan sebulan terakhir yang cenderung tetap atau ada sedikit peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan. Berikut secara berurutan adalah angka penyalahgunaan narkoba tahun survei 2006, 2009 dan 2011. Angka pernah pakai (8.1%, 7.8% dan 4.3%), pakai setahun terakhir (5.2%, 5.1% dan 2.9%), pakai sebulan terakhir (3.1%, 2.3% dan 2.5%).

Dari hasil survei tahun 2011 menunjukkan dari 100 orang pelajar/ mahasiswa terdapat 4 orang pernah menyalahgunakan narkoba , 3 orang menyalahgunakan dalam setahun terakhir, dan 2-3 orang dalam sebulan terakhir. Angka tersebut lebih rendah dibanding pada dua survei sebelumnya, yaitu sekitar 8 orang pernah pakai dan 5 orang pernah menyalahgunakan dalam setahun terakhir.

Tidak ada perbedaan pola penyalahgunaan narkoba pada ketiga survei di mana angka penyalahguna lebih tinggi pada laki-laki, dan semakin tinggi umur responden semakin meningkat juga angka penyalahgunaan narkobanya. Angka penyalahgunaan narkoba pada tahun 2009 dan 2011 lebih tinggi di kota dibanding kabupaten, tetapi pada survei tahun 2006 angka penyalahgunaan antara kota dan kabupaten relatif sama bahkan cenderung

(7)

Halaman | 6 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

sedikit lebih tinggi di kabupaten. Angka penyalahgunaan narkoba cenderung lebih tinggi di sekolah swasta dibanding negeri dan agama.

Pada umumnya di sebagian besar lokasi survei menunjukkan kecenderungan penurunan angka penyalahgunaan, tetapi ada beberapa lokasi seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Aceh, dan Kalimantan Tengah yang angkanya relatif stabil bahkan khusus DKI Jakarta cenderung menunjukkan peningkatan angka penyalahgunaan dalam periode setahun dan sebulan terakhir pakai.

Ganja, ngelem, dextro, analgetik, ekstasi dan shabu adalah beberapa jenis narkoba yang banyak disalahgunakan pada kelompok pelajar/ mahasiswa di ketiga survei (tahun 2006, 2009 dan 2011). Penyalahgunaan berbagai jenis narkoba dalam kategori waktu pemakaian setahun terakhir hampir semuanya mengalami penurunan dari tahun 2006 sampai 2009, kecuali ganja yang sedikit mengalami peningkatan di tahun 2011 dibanding 2009. Kecubung dan barbiturate yang angka penyalahgunaannya cukup tinggi pada survei tahun 2006 mengalami penurunan yang sangat drastis pada tahun 2011.

Menurut Tingkat Ketergantungan (Adiksi)

Angka penyalahgunaan narkoba coba pakai dan teratur mengalami penurunan pada ketiga survei, tetapi ada sedikit peningkatan pada angka pecandu bukan suntik dan pecandu suntik pada survei tahun 2011 dibanding tahun 2009. Dari ketiga survei menunjukkan pola yang sama yaitu semakin tinggi tingkat adiksi penyalahgunaan semakin menurun angka penyalahgunaan narkobanya, tidak ada perbedaan antara kota dan kabupaten. Persentase angka penyalahgunaan paling tinggi pada penyalahgunaan coba pakai, kemudian menurun hampir separuhnya pada kategori teratur pakai, dan semakin menurun lagi pada kategori pecandu bukan suntik maupun suntik. Berikut secara berurutan adalah angka penyalahgunaan narkoba tahun survei 2006, 2009 dan 2011. Angka coba pakai (7.3%, 3.7% dan 1.9%), teratur pakai (4.8%, 1.1% dan 0.8%), pecandu bukan suntik (1.2%, 0.2% dan 0.4%), pecandu suntik (0.3%, 0.1% dan 0.3%).

(8)

Halaman | 7 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Dari hasil survei tahun 2011 menunjukkan dari 100 orang pelajar/ mahasiswa terdapat 2 orang yang pernah mencoba pakai narkoba, satu diantaranya menjadi penyalahguna teratur. Angka pecandu bukan suntik jumlahnya jauh lebih sedikit dari penyalahguna teratur, terlebih lagi mereka yang menjadi pecandu narkoba suntik. Dari 1.000 orang pelajar/ mahasiswa diprediksi ada sekitar 4 orang pecandu bukan suntik dan 3 orang pecandu suntik. Angka penyalahgunaan narkoba menurut tingkat adiksi mempunyai pola yang sama dengan penyalahgunaan menurut waktu penyalahgunaan, di mana angka penyalahgunaan lebih tinggi pada laki-laki dibanding perempuan, meningkat seiring dengan bertambahnya usia, angka di kota lebih tinggi dari kabupaten, dan lebih tinggi di sekolah swasta dibanding yang lainnya.

Riwayat Penyalahgunaan Narkoba

Umur pertama kali pelajar/ mahasiswa menyalahgunakan narkoba sangat bervariasi antara berbagai jenjang sekolah. Hasil survei tahun 2009 dan 2011 menunjukkan umur pertama kali menyalahgunakan narkoba pada median 16 tahun, sedangkan survei tahun 2006 pada median 12 tahun. Dari ketiga hasil survei menunjukkan pola yang sama yaitu semakin rendah jenjang sekolah semakin muda umur responden pertama kali mulai menyalahgunakan narkoba.

Ganja adalah jenis narkoba yang paling banyak disalahgunakan pertama kali oleh semua responden di semua jenjang sekolah, terutama pada hasil survei tahun 2009 dan 2011. Selain ganja, ngelem dan penyalahgunaan analgesik juga banyak disalahgunakan pertama kali terutama pada survei tahun 2006.

Sebagian besar pelajar/ mahasiswa mulai menyalahgunakan narkoba pertama kali dengan alasan ingin coba-coba, untuk bersenang-senang, bujukan teman, masalah keluarga, dan masalah di sekolah.

(9)

Halaman | 8 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Teman adalah orang yang paling banyak menawari narkoba pada pelajar/ mahasiswa, terutama teman di luar lingkungan sekolah. Tempat yang paling banyak untuk menawarkan narkoba adalah di rumah teman luar sekolah dan di lingkungan sekolah/ kampus.

Sekitar 35% pelajar/ mahasiswa penyalahguna narkoba mengaku bahwa uang saku yang digunakan untuk membeli narkoba. Semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin banyak pelajar/mahasiswa penyalahguna yang menggunakan uang saku untuk membeli narkoba.

Pengetahuan dan Sikap Terkait Narkoba

Pada umumnya jenis narkoba yang paling banyak diketahui oleh pelajar/ mahasiswa adalah ganja (75,6%, heroin (56,6%) dan ekstasi (45,6%).

Dampak penyalahgunaan narkoba yang banyak diketahui oleh pelajar/ mahasiswa adalah bisa menurunkan kesehatan (91%), masuk penjara (89%) dan mudah sakit (88%). Pelajar/ mahasiswa perempuan lebih banyak yang mengetahui tentang dampak penyalahgunaan narkoba disbanding pelajar/ mahasiswa pria.

Terkait dengan pendapat terhadap tingkat risiko merokok, minum alkohol dan menyalahgunakan narkoba menunjukkan pola yang sama bahwa ada kecenderungan pendapat responden adalah seseorang akan berisiko apabila sudah mulai rutin melakukannya. Apabila seseorang hanya mencoba atau kadang merokok, minum alcohol atau menyalahgunakan narkoba maka risikonya tidak terlalu besar dibanding dengan mereka yang sudah rutin melakukannya.

Menurut pendapat responden pemakaian narkoba jenis valium/ lexotan/ xanax/ rohipnol mempunyai risiko yang paling rendah dibanding dengan pemakaian jenis luminal, nipam, BK, ekstasi, shabu, heroin dan ganja.

(10)

Halaman | 9 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Angka Merokok, Alkohol, dan Seks Pranikah Merokok

Angka merokok pada ketiga survei berada di kisaran 19% (tahun 2006 dan 2009), dan 20% (tahun 2011). Angka merokok pada pelajar/ mahasiswa penyalahguna dari ketiga survei adalah 69%, 62%, dan 52% (tahun 2006, 2009, 2011). Sedangkan angka merokok pada mereka yang bukan penyalahguna hampir tidak ada perbedaan yaitu berada di kisaran 16-17%. Dari semua hasil survei menunjukkan bahwa pelajar/ mahasiswa penyalahguna narkoba jauh lebih banyak yang merokok dibanding bukan penyalahguna, yaitu 3-4 kali lebih banyak pada pelajar/ mahasiswa penyalahguna dibanding bukan penyalahguna.

Alkohol

Angka minum alkohol pada survei tahun 2006, 2009 dan 2011 adalah 11%, 12%, dan 5%. Perbandingan angka minum alkohol pelajar/ mahasiswa penyalahguna dengan bukan penyalahguna pada survei tahun 2006, 2009, dan 2011 adalah sebagai berikut: 47% : 9%, 43% : 10%, dan 35% : 4%. Dari ketiga survei tersebut menunjukkan bahwa risiko pelajar/ mahasiswa penyalahguna yang minum alkohol jauh lebih tinggi dibanding bukan penyalahguna dengan perbandingan 4-5 kali lebih banyak pada penyalahguna pada tahun 2006 dan 2009, dan 8-9 kali pada tahun 2011.

Seks Pra Nikah

Hampir sama dengan perilaku merokok dan minum alkohol, pelajar/ mahasiswa penyalahguna lebih berisiko melakukan seks pra nikah dibandingkan pelajar/ mahasiswa bukan penyalahguna. Dari hasil survei tahun 2006, 2009, dan 2011 menunjukkan secara keseluruhan pelajar/ mahasiswa yang pernah melakukan perilaku seks pra nikah adalah 4%, 6%, dan 3%. Perbandingan angka perilaku seks pra nikah antara pelajar/ mahasiswa penyalahguna dan bukan penyalahguna pada ketiga survei adalah 21% : 3%, 19% : 5%, dan 13% : 3%. Dari perbandingan tersebut menunjukkan bahwa pelajar/ mahasiswa penyalahguna 4-7 kali lebih banyak dari yang bukan penyalahguna terkait perilaku seks pra nikah.

(11)

Halaman | 10 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Pengaruh Negatif Penyalahgunaan Narkoba Aktivitas dan Prestasi di Sekolah Menurun

Hasil survei pada tahun 2011 menunjukkan bahwa salah satu efek menyalahgunakan narkoba adalah mengalami terganggunya aktivitas dan prestasi di sekolah. Angka pelajar/ mahasiswa yang pernah tidak naik kelas 2 kali lebih banyak pada mereka yang menyalahgunakan narkoba dibanding yang bukan penyalahguna dengan perbandingan 17% : 8%. Demikian juga dengan jumlah pelajar/ mahasiswa yang mempunyai nilai dibawah rata-rata kelas 2 kali lebih banyak pada penyalahguna dengan perbandingan 7% : 3%.

Selain menurunnya prestasi di sekolah, efek lain yang ditimbulkan adalah pelajar/ mahasiswa malas untuk masuk sekolah/ kuliah. Angka pelajar/ mahasiswa yang malas sekolah jauh lebih banyak pada penyalahguna dengan perbandingan 17% : 5%.

Aktivitas Keseharian Terganggu

Selain prestasi di sekolah menurun, efek dari penyalahgunaan narkoba juga mengganggu aktivitas keseharian. Pelajar/ mahasiswa penyalahguna seringkali mudah merasa sedih/ murung, sulit tidur nyenyak, pernah mengalami kecelakaan dan pernah di rawat atau masuk gawat darurat. Risiko terhadap terganggunya aktivitas keseharian 2-3 kali lipat lebih tinggi pada pelajar/ mahasiswa penyalahguna dibanding bukan penyalahguna.

Agresivitas Sosial

Pengaruh negatif dari penyalahgunaan narkoba juga mengakibatkan terhadap tindakan agresif yang dilakukan oleh pelajar/ mahasiswa, seperti berkelahi, bermasalah dengan guru, mencur/ menjual barang orang lain, merusak barang, berurusan dengan polisi, dan menjadi pengedar narkoba.

Pelajar/ mahasiswa penyalahguna mempunyai risiko melakukan tindakan agresivitas sosial 3-4 kali lebih tinggi dibanding bukan penyalahguna. Tindakan agresif yang paling banyak dilakukan oleh pelajar penyalahguna adalah berkelahi, terutama pada jenjang SLTA.

(12)

Halaman | 11 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Keterpaparan Program P4GN

Dari ketiga hasil survei tahun 2006, 2009, dan 2011 menunjukkan terjadi peningkatan program P4GN yang dilakukan oleh berbagai pihak/ instansi. Dari ketiga hasil survei menunjukkan bahwa sekolah/ kampus, BNN, dan Rumah Sakit/ fasilitas pelayanan kesehatan merupakan instansi yang paling banyak melakukan kegiatan terkait dengan P4GN di berbagai daerah. Peran serta BNNP, BNNK, dan LSM terhadap program P4GN terlihat mengalami peningkatan yang cukup signifikan.

Berbagai jenis kegiatan dalam upaya P4GN sudah cukup banyak dilakukan hampir di semua sekolah/ kampus pada semua propinsi, terutama pada saat ospek ataupun MOS (penerimaan siswa/ mahasiswa baru). Berbagai kegiatan terkait program P4GN sudah mulai dilakukan di beberapa sekolah dengan mengintegrasikan ke dalam kurikulum mata pelajaran ataupun mata ajaran perkuliahan. Pada umumnya berbagai kegiatan yang sifatnya lebih intensif dan rutin baru merupakan proyek percontohan (pilot project) yang didukung oleh berbagai instansi pemerintah ataupun swasta yang bersifat kerjasama lintas sektor.

Tidak ada perbedaan tingkat keterpaparan program P4GN dari ketiga hasil survei, lebih dari 80% pelajar/ mahasiswa yang mengaku pernah terpapar dengan program P4GN. Sumber informasi tentang narkoba yang paling banyak diakses adalah TV (96%) dan majalah/ koran (87%).

Terjadi peningkatan terhadap pemahaman isi pesan dari berbagai sumber informasi terkait dengan bahaya narkoba pada ketiga hasil survei. Angka terhadap pemahaman isi pesan pada survei tahun 2006, 2009 dan 2011 adalah 66%, 72% dan 75%.

Peningkatan angka pemahaman isi pesan pada survei tahun 2011 mempunyai efek positip terhadap peningkatan rasa percaya diri pelajar/ mahasiswa terhadap upaya proteksi diri untuk tidak menyalahgunakan narkoba. Terlihat adanya peningkatan rasa kepercayaan diri pelajar/ mahasiswa dari hasil survei tahun 2009 dan 2011, yaitu 59% : 65%.

(13)

Halaman | 12 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Hasil survei 2009 dan 2011 menunjukkan tidak adanya perbedaan angka terkait upaya pelajar/ mahasiswa untuk terlepas dari ketergantungan penyalahgunaan narkoba, yaitu sebesar 2%. Hasil survei tahun 2011 menunjukkan bahwa penyalahguna narkoba suntik adalah yang paling banyak melakukan upaya tersebut (14%).

Detoksifikasi medis adalah upaya yang paling banyak dilakukan oleh pelajar/ mahasiswa untuk terbebas dari ketergantungan penyalahgunaan narkoba pada ketiga hasil survei (tahun 2006, 2009 dan 2011).

(14)

Halaman | 13 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Daftar Pustaka

Atwoli L, Mungla PA, Ndung’u MN, Kinoti KC, Ogot EM. Prevalence of substance use among college students in Eldoret, westn Kenyai. BMC Psychiatry 2011,11:34.

http://www.biomedcentral.com/content/pdf/1471-244X-11-34.pdf

BNN dan Puslitkes UI, 2009. Survei Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba pada Kelompok Pelajar di Indonesia.

CDC. Alcohol-attributable deaths and years of potential life lost—United States, 2001. Morbidity & Mortality Weekly Report 2004;53(37):866–870

ESPAD. 2009. Full ESPAD report 2007.

http://www.espad.org/documents/Espad/ESPAD_reports/2007/The_2007_ESPAD_R eport-FULL_091006.pdf

McCabe, S.E., Knight, J.R., Teter, C.J. dan Wechsler, H. 2004. Non Medical Use of Prescription Stimulants among US College Students: Prevalence and Correlates from a National Survei. Addiction vol.99

Hibell B, et al. 2009. The 2007 ESPAD report. Substance Use Among Students in 35 European Countries.

http://www.espad.org/documents/Espad/ESPAD_reports/2007/The_2007_ESPAD_R eport-FULL_091006.pdf

Madu SN, Matla MQ. 2003. Ilicit drug us, cigarette smoking and alcohol drinking behaviour among a sample of high school adolescents in the Pietersburg area of the Northerm Province, South Africa. J Adolesc 26:121-136.

http://www.sciencedirect.com/science?_ob=ArticleURL&_udi=B6WH0-47RJ3D1-8&_user=10&_coverDate=02%2F28%2F2003&_rdoc=1&_fmt=high&_orig=gateway& _origin=gateway&_sort=d&_docanchor=&view=c&_acct=C000050221&_version=1& _urlVersion=0&_userid=10&md5=d5db5d9755f25229307484f1393b2b84&searchtyp e=a

Media Indonesia. 2011. 4.7 Persen Pelajar Pengguna Narkoba.

http://www.mediaindonesia.com/read/2011/02/19/204491/92/14/47-Persen-Pelajar-Pengguna-Narkoba

Naimi TS, Brewer RD, Mokdad A, Denny C, Serdula MK, Marks JS. Binge drinking among US adults. JAMA 2003;289:70-75.

Ojikutu RK, Adeleke IA: Tracing The Path of Substance Use Among Students of Tertiary Institutions In Lagos State, Nigeria. International Journal of Academic Research 2010, (2): 1. http://www.ijar.lit.az/pdf/3/2010(1-34).pdf

(15)

Halaman | 14 RINGKASAN EKSEKUTIF

Survei Nasional Perkembangan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba Pada Kelompok Pelajar dan Mahasiswa di 16 Provinsi di Indonesia Tahun 2011

Oshodi OY, Aina OF, Onajole AT. Substance use among secondary school students in an urban setting in Nigeria: prevalence and associated factors. African Journal of Psychiatry 2010, 13:52-57.

http://www.ajol.info/index.php/ajpsy/article/viewFile/53430/42001

SAMSHA. 2010. Result from the 2009 National Survei on Drugs Use and Health: Volume I. Summary of National Findings.

http://oas.samhsa.gov/nsduh/2k9nsduh/2k9resultsp.pdf

Substance Abuse and Mental Health Services Administration. The relationship between mental health and substance abuse among Adolescents. Rockville, MD: Substance Abuse and Mental Health Services Administration, 1999.

Summary Drug use among European 17-18 year old student 2007.

http://www.espad.org/documents/Espad/ESPAD_reports/17_18_Year_Old_Student s_Summary.pdf

Siqueria LM, Brook JS. Tobacco use as a predictor of illicit drug use and drug related problems in Columbian youth. Journal of Adolescent Health 2003, 32:50-57.

http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12507801

1

Hibell B, et al. 2009. The 2007 ESPAD report. Substance Use Among Students in 35 European Countries.

http://www.espad.org/documents/Espad/ESPAD_reports/2007/The_2007_ESPAD_R eport-FULL_091006.pdf

United Nations Office on Drugs and Crime. World Drug Report 2011.

http://www.unodc.org/documents/data-and-analysis/WDR2011/World_Drug_Report_2011_ebook.pdf

U.S. Department of Transportation. Fatality Analysis Reporting System (FARS) Web-based Encyclopedia.

Substance Abuse and Mental Health Services Administration. Results from the 2006 National Survei on Drug Use and Health: National Findings. (Office of Applied Studies, NSDUH Series H-32, DHHS Publication No. SMA 07-4293).

U.S. Department of Health and Human Services. The Surgeon General's Call to Action to Prevent and Reduce Underage Drinking. U.S. Department of Health and Human Services, Office of the Surgeon General, 2007.

Wright JD, Pearl L. Knowledge and experience of young people regarding drug misuse,

1969-1994. Br Med J 1995, 10:20-24.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efektifitas penggunaan antibiotik pada pasien seksio sesarea elektif di Rumah Sakit X Sidoarjo yang dibandingkan dengan

Pelapor yang selanjutnya disebut Whistleblower adalah masyarakat dan/atau Pegawai Aparatur Sipil Negara di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat yang

Penerapan sistem akuntansi penjualan tunai masih terdapat beberapa kelemahan yang perlu diperbaiki, seperti dokumen yang digunakan masih dinilai kurang lengkap, karena hanya

Siswa menyimak bacaan tentang materi yang dibagikan oleh guru Tidak menyimak bacaan tentang materi yang dibagikan oleh guru Menyimak bacaan tentang materi yang

- Pasal 81 ayat (1) UU Nomor 23 Tahun 2002 menyatakan “Setiap orang yang dengan sengaja melakukan kekerasan atau ancaman kekerasan memaksa anak melakukan persetubuhan dengannya

Apabila bertindak atas permintaan dari Negara Pihak lain sebagaimana diatur dalam Pasal 21 Konvensi ini, Negara-Negara Pihak wajib mengutamakan pertimbangan untuk

Kedua mitra menjadi lebih mudah dalam memaksimalkan layanan promosi dan pemasaran produk dengan menggunakan jejaring media sosial, terlebih lagi media sosial tidak berbayar