BAB II
TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gel Pengharum Ruangan
Gel pengahrum ruangan adalah pengharum ruangan yang berbentuk gel yang mengandung bahan pewangi. Saat ini dipasaran, produk penghrum ruangan berbentuk gel sangat bevariasi dalam hal aroma, bahan aktif maupun kemasannya. pengharum ruangan berbentuk gel ini lebih praktis dibandingkan dengan pengharum ruangan berbentuk cair (Poerwadi, et al., 2013).
Pengharum ruangan terdiri dari dua bahan dasar yaitu, pewangi dan pelarut.
Pelarut ada dua jenis yaitu air dan minyak. Biasanya pengharum yang
menggunakan bahan dasar minyak dibuat dalam bentuk padat dan cair, sedangkan
pengharum berbahan dasar air dibuat dalam bentuk gel. Pengharum ruangan
berbentuk gel memiliki kestabilan aroma yang relatif singkat, namun mudah
terurai sehingga aman terhadap lingkungan, sedangkan bentuk semprot biasanya
menggunakan bahan kimia seperti isobutene, n-butane, propane atau campurannya
(Cohen, et al., 2007).
Tahun 1986 The National Academy of Sciences AS, menentukan pengharum
termasuk didalamnya pengharum ruangan, sebagai salah satu dari enam kategori
bahan kimia yang perlu mendapatkan uji kemampuan meracuni saraf, karena
kebanyakan pengharum ruangan bekerja dengan mengganggu daya cium.
Pengharum tersebut melapisi saluran hidung dengan selaput minyaknya, atau
melepaskan zat pemati saraf pencium. Hampir sepertiga bahan kimia tambahan
Pemakaian produk pengharum ruangan cenderung tanpa aturan yang jelas. Bebas
disemprotkan ke seluruh ruangan duduk, digantung dekat AC, dipasang di dalam mobil. Bahan kimia itu akan secara teratur menguap ke udara, menempel di rambut, pakaian, bahkan diberbagai perabot disekitar kita (Viktor, 2008).
2.1.1 Jenis-jenis pengharum ruangan dan zat yang dikandung
Pewangi di pasaran ada berbagai jenis, ada yang padat, cair, gel dan aerosol. Sementara penggunaannya ada yang diletakkan begitu saja, ditempatkan dibibir AC dan kipas angin. Zat pewangi yang beredar di pasaran, yakni yang berbahan dasar air dan berbahan dasar minyak. Pengharum ruangan berbahan dasar air umumnya memiliki kestabilan aroma (wangi) relatif singkat (sekitar 3-5 jam). Pengharum ruangan berbahan dasar air relatif lebih aman bagi kesehatan dibandingkan pewangi berbahan dasar minyak. Pengharum ruangan berbahan dasar minyak pada halnya lebih tahan lama sehingga harga jualnya bisa lebih mahal. Pengharum ruangan jenis ini biasanya menggunakan beberapa bahan pelarut/cairan pembawa, diantaranya isoparafin, diethyl phthalate atau campurannya. Sementara jenis pewangi yang disemprotkan umumnya mengandung isobutene, n-butane, propane dan campurannya. Pengharum ruangan bentuk gel disertai kandungan bahan gum. Adapun zat aktif aroma bentuk ini umumnya berupa campuran zat pewangi, seperti limonene, benzyl asetat, linalool, sitronellol, ocimene, dan sebagainya (Viktor, 2008).
zat pewangi belum teruji keamanannya terhadap manusia. Adapun pewangi yang
sudah dilarang The International Fragrance Asosiation (IFRA) diantaranya
pewangi yang mengandung musk ambrette, geranyl nitrile, dan 7 methyl
coumarin. Pengharum ruangan yang berbentuk gel dilarang bila mengandung
zat-zat pengawet yang berbahaya bagi kesehatan, seperti formaldehid dan methyl
chloro iso thiozilinone (Viktor, 2008).
2.2 Glukomanan
Iles-iles (Amorphophallus onchopyllus) merupakan jenis talas-talasan yang
tumbuh liar di beberapa tempatdi Indonesia. Potensi produksi umbi iles-iles yang
sangat besar tersebut belum dimanfaatkan secara maksimal, padahal iles-iles
merupakan bahan baku tepung mannan yang memiliki nilai ekonomi yang sangat
tinggi dan kegunaanya yang sangat luas dalam bidang pangan (Akbar, etal.,
2013).
Iles-iles mempunyai kandungan glukomanan yang tinggi dalam umbinya. Glukomanan atau konjak mannan adalah heteropolysaccharide yang terdiri dari D-manosa dan D-glukosa dalam rasio 1,6:1 dengan gabungan β (1,4). Campuran konjak mannan memiliki kemampuan untuk mengurangi kolesterol dan trigliserida, untuk mempengaruhi daya tahan glukosa dan adsorpsi glukosa dan untuk menunjukkan peranan dietary fiber dalam penurunan berat badan (Sugiyama dan Shimahara, 1974).
juga dapat digunakan sebagai pengganti agar-agar dan gelatin, serta sebagai bahan pengental (thickening agent) dan bahan pengenyal (gelling agent) (Ford dan Chesey 1986; Thomas 1997). Glukomanan yang berkadar serat cukup tinggi dan berfungsi sebagai gelling agent, mampu membentuk dan menstabilkan struktur gel sehingga bisa digunakan sebagai pengenyal makanan (Akbar, et al., 2013). Struktur Kimia Glukomanan
Gambar 2.1 Struktur kimia glukomanan (Johnson, 2002).
Glukomanan adalah salah satu komponen kimia terpenting yang terdapat
dalam umbi iles-iles yang merupakan polisakarida dari jenis hemiselulosa.
Glukomanan termasuk heteropolisakarida yang memiliki ikatan rantai utama
glukosa dan manosa. Umbi iles-iles mengandung polisakarida yang mampu
menyerap air yang disebut manan atau lebih tepatnya glukomanan. Fungsi
glukomanan yang serupa dengan serat pangan memiliki kelebihan-kelebihan
tertentu, yaitu: meningkatkan fungsi pencernaan dan sistem imun, menurunkan
kadar kolesterol dan gula darah, serta membantu menurunkan berat badan (Zhang
et al., 2005). Konjak glukomannan adalah polimer yang larut dalam air dan dapat
menyerap 100 kali dari volumenya sendiri dalam air. Larutan yang terbentuk
pengental alami lainnya dan stabil terhadap asam, tidak ada pengendapan
walaupun pH diturunkan di bawah 3.3. Larutan konjak tahan terhadap garam
walaupun pada konsentrasi tinggi (Widjanarko, 2008). Glukomanan memiliki bobot molekul relatif tinggi, yaitu 200.000 – 2.000.000 Dalton dengan ukuran antara 0,5 – 2 mm, 10 – 20 kali lebih besar dari sel pati.
Menurut Depertemen Pertanian (2010), senyawa glukomanan mempunyai sifat-sifat khas sebagai berikut:
1. Larut dalam air. Glukomanan dapat larut dalam air dingin dan membentuk larutan yang sangat kental. Tetapi, bila larutan kental tersebut dipanaskan sampai menjadi gel maka glukomanan tidak dapat larut kembali di dalam air.
2. Membentuk gel. Glukomanan dapat membentuk larutan yang sangat kental di dalam air. Glukomanan dapat membentuk gel di mana gel yang terbentuk mempunyai sifat khas dan tidak mudah rusak.
3. Merekat. Glukomanan mempunyai sifat merekat yang kuat di dalam air. Namun, dengan penambahan asam asetat, sifat merekat tersebut akan hilang.
Beberapa manfaat dari glukomanan antara lain:
1. Bahan lem yang daya rekatnya terbaik dan kedap air.
2. Campuran bahan dalam industri kertas agar kertas cukup kuat dan lemas. 3. Pengganti kanji dalam industri pertekstilan sehingga kain katun, linen,
4. Pengganti media tumbuh mikroba ataupun sebagai detektor mikroba alami yang mampu menyediakan unsur karbon bagi mikroba dalam bidang laboratories.
5. Pengganti selulosa yang digunakan dalam industri perfilman seperti
isolator listrik, persenjataan perang dan bahan peledak, alat-alat dalam
pesawat terbang, serta parasut para penerjun payung.
6. Penjernih dan massa pengikat pada industri minuman, pabrik gula, dan
pertambangan batubara. Partikel batubara yang terlarut dalam air dapat
dengan mudah terikat oleh glukomanan sehingga airnya dapat
dimanfaatkan kembali.
7. Pengikat formula tablet, pengental sirup obat, pembungkus dan etiket
kedap air, penghancur (disintegrator) tablet, dan pembuat suppositoria
pada industri farmasi.
8. Bahan pembuatan konyaku (sejenis tahu), shirataki (sejenis mie) dan
lain-lain yang sangat digemari oleh masyarakat Jepang pada industri
makanan/pangan.
9. Bahan imitasi yang memiliki sifat lebih baik dari amilum dengan harga
lebih murah.
10.Bahan kedap air. Dibuat dengan mencampur larutan glukomanan dengan
gliserin/natrium hidroksida.
Glukomanan sebagai bahan pembentuk gel, memiliki kemampuan yang unik
untuk membentuk gel yang reversible dan irreversible pada kondisi yang berbeda.
seperti karagenan atau gom xantan. Gel irreversible didapat dari gel glukomanan
yang terbentuk pada kondisi basa. Konsentrasi kritis terendah konjak glukomanan
yang dibutuhkan untuk membentuk gel adalah 0,5% (Takigami, 2000).
Pencampuran glukomanan dengan gom xantan dapat membentuk gel dengan interaksi yang sinergis. Sinergisme tersebut akan menghasilkan gel dengan tekstur yang lebih elastis sehingga penggunaan untuk berbagai kepentingan fungsional yang lebih besar serta tekstur untuk formulasi (Takigami, 2000).
2.2.1 Penggunaan glukomanan industri pangan fungsional
Pangan fungsional adalah pangan segar atau olahan yang dapat memberi
manfaat kesehatan selain sebagai penyedia zat nutrisi. Tepung umbi iles-iles yang
banyak mengandung glukomanan ini dapat menjadi salah satu sumber pangan
fungsional karena bermanfaat bagi kesehatan. Dalam industri pangan,
glukomanan digunakan sebagai pengental, pembentuk gel, pengemulsi, dan
penstabil untuk skala komersial (Supriati, 2016).
2.3 Gom Xantan
Gom Xantan adalah polisakarida alami dan biopolimer industri yang
penting. Diproduksi melalui kultur fermentasi murni dengan karbohidrat yang
terjadi secara natural, bakteri yang digunakan yaitu Xanthomonas campestris,
Xanthomonas malvacearum danXanthomonas axonopodis. Xanthan gum adalah
asam polimer terbuat dari subunit pentasaccharide membentuk tulang punggung
Gom xantan dapat membentuk larutan kental pada konsentrasi rendah (0,1% – 0,2%), dengan konsentrasi 2% - 3% dapat membentuk gel. Gom xantan dapat dicampur dengan protein atau polisakarida lain. Gom xantan ini membentuk film yang liat dan lentur. Gom xantan memiliki banyak kelebihan dengan jenis gum lainnya yaitu memiliki viskositas tinggi pada konsentrasi gum yang rendah, memiliki viskositas yang relatif stabil pada pengaruh pH dan suhu (Winarno, 1994).
Struktur Kimia Gom Xantan
Gambar 2.2 Struktur kimia gom xantan (Rowe, et al., 2003).
Gom xantan memiliki tiga sifat unggul yaitu, memiliki viskositas yang
tinggi pada konsentrasi rendah, bersifat pseudoplastik dan tidak peka terhadap
temperatur, pH dan konsentrasi elektrolit. Ketiga sifat unggul tersebut menjadikan
gom xantan sangat berperan penting dalam industri makanan, kosmetik, farmasi,
kertas, cat, tekstil dan perekat. Selain itu juga berperan dalam industri minyak dan
Gom xantan berupa bubuk berwarna krem yang dengan cepat larut dalam air
panas atau air dingin membentuk larutan kental yang tidak tiksotrofik. Gom
xantanpada konsentrasi rendah larutannya kental, pada perubahan suhu terjadi
sedikit perubahan kekentalannya. Gom xantan dinyatakan aman digunakan dalam pangan sebagai pengemulsi, pengental, dan pendorong buih pada pangan (Tranggono, et al., 1989).
Gom xantan telah digunakan dalam berbagai macam makanan untuk sejumlah alasan penting, termasuk stabilisasi emulsi, stabilitas suhu, kompatibilitas dengan bahan makanan dan sifat reologi pseudoplastik nya. Fungsinya yang dapat digunakan sebagai pendispersi, pengemulsi dan pensuspensi, gom xantan dapat digunakan dalam formulasi farmasi, kosmetik dan pertanian (Garcia, et al., 2000).
2.4 Minyak Nilam
Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang
dikenal sebagai minyak nilam. Minyak nilam banyak digunakan dalam industri kosmetik dan industri lainnya. Berkembangnya aromaterapi, selain sangat bermanfaat sebagai penyembuhan fisik juga mental dan emosional. Minyak nilam
dapat berfungsi sebagai zat pengikat yang baik jadi sangat penting sebagai bahan pembuat pengharum ruangan. Zat pengikat adalah suatu senyawa yang
mempunyai daya menguap lebih rendah atau titik uapnya lebih tinggi dari zat pewangi, sehingga kecepatan penguapan zat pewangi dapat dikurangi atau
Daun nilam merupakan daun tunggal yang berbentuk bulat telur atau
lonjong, melebar di tengah, meruncing ke ujung dan tepinya bergerigi. Tulang
daunnya bercabang-cabang ke segala penjuru. Bila daun nilam di remas-remas
akan berbau harum. Oleh karena itu masyarakat desa sering menggunakannya untuk mandi atau mencuci pakaian sebagai pengganti sabun dan sekaligus untuk memberi bau wangi. Daun nilam merupakan bagian dari tanaman nilam yang paling berharga, karena minyak nilam yang baik berasal dari daunnya.Tanaman nilam tidak selalu berbunga, tergantung pada jenisnya.Nilam yang berbunga, bunganya berwarna putih dan tersusun di tangkai. Jenis nilam yang berbunga ini menjadi indikator bahwa nilam tersebut tidak layak dikembangkan, karena kadar minyaknya rendah dan komposisi minyaknya juga jelek (Santoso, 1990).
2.4.1 Jenis-jenis nilam
1. Pogostemon cablin, Benth
Nilam jenis ini daunnya agak membulat seperti jantung, di bagian bawah
daun terdapat bulu-bulu rambut sehingga warnanya nampak pucat. Nilam jenis ini
tidak atau jarang sekali berbunga. Kadar minyaknya tinggi sekitar 2,5-5% dan
komposisi minyaknya bagus (Santoso, 1990).
2. Pogostemon heyneanus, Benth
Nilam jenis ini daunnya lebih tipis daripada daun nilam jenis Pogostemon
cablin dan ujungnya agak runcing. Spesifikasi nilam jenis ini adalah berbunga.
Kadar minyaknya rendah sekitar 0,5-1,5% dari berat daun kering. Komposisi
3. Pogostemon hortensis, Backer
Bentuknya hampir sama dengan Pogostemon heyneanus. Daunnya tipis,
ujung daun agak runcing dan tidak berbunga. Kadar minyaknya rendah 0,5-1,5%
dari berat daun kering dan komposisi minyaknya jelek (Santoso, 1990).
2.4.2 Manfaat minyak nilam
Minyak nilam merupakan bahan baku yang penting untuk industri wewangian dan kosmetika. Minyak nilam mempunyai sifat-sifat sebagai berikut: sukar tercuci, sukar menguap dibandingkan dengan minyak atsiri lainnya, dapat larut dalam alkohol dan dapat dicampur dengan minyak eteris lainnya. Karena sifat-sifatnya inilah minyak nilam dipakai sebagai fiksatif untuk industri wewangian. Kandungan yang terdapat di dalam minyak nilam meliputi patchouli alcohol, patchouli camphor, eugenol, benzaldehyde, cinnamic aldehyde, dan
cadinene (Santoso, 1990).
2.5 Minyak Apel
Tanaman apel dapat hidup subur didaerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tanaman apel di Eropa dibudidayakan terutama didaerah subtropis bagian utara, sedangkan apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang. Jawa Timur yang disebut sebagai apel Malang dan berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Tanaman apel di Indonesia dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 700 – 1200 meter diatas permukaan laut (Sufrida dan Maloedyn 2006).
Aromaterapi adalah teknik dimana minyak esensial dari tumbuhan
atau meningkatkan kesejahteraan. Aromaterapi merupakan tindakan teraupetik, menggunakan minyak essensial yang bermanfaat untuk meningkatkan keadaan fisik dan psikologis, sehingga menjadi lebih baik.Aromaterapi adalah terapi yang menggunakan essential oil atau sari minyak murni untuk membantu memperbaiki atau menjaga kesehatan, membangkitkan semangat, menyegarkan serta menenangkan jiwa raga. Kata “aroma” berarti bau wangi atau keharuman dari tumbuhan. Kadang, aroma ini bisa kita temukan di halaman rumah kita sendiri seperti aroma bunga melati atau mawar misalnya. Sementara terapi adalah upaya membangkitkan semangat, menyegarkan dan menjaga merangsang proses penyembuhan dengan menggunakan essential oil (Hutasoit, 2002).
Aromaterapi dibentuk dari berbagai jenis ekstrak tanaman dengan cara
pembuatan yang berbeda-beda, dan dengan cara penggunaan yang berbeda pula
aromaterapi digunakan sebagai kosmetik, parfum, dan pengobatan. Jenis-jenis
aromaterapi yang sangat beragam membuat semakin banyak variasi efek-efek
yang diberikan pada masing-masing dari jenis aromaterapi tersebut. Contohnya,
aromaterapi dari apel dapat menjernihkan pikiran, mengurangi gejala migrain dan
dapat memperbaiki suasana hati yang buruk (Anonim, 2012).
Komponen aroma dari minyak atsiri cepat berinteraksi saat dihirup,
senyawa tersebut berinteraksi dengan sistem syaraf pusat dan langsung
merangsang pada sistem olfactory, kemudian sistem ini akan menstimulasi
syaraf-syaraf pada otak dibawah kesetimbangan korteks serebral (Buckle, 1999).
Senyawa-senyawa berbau harum atau fragrance dari minyak atsiri suatu bahan
(Buchbauer, et al., 1991). Aktivitas lokomotor merupakan aktivitas gerak sebagai
akibat adanya perubahan aktivitas listrik yang disebabkan oleh perubahan
permeabelitas membran pascasinaptik dan oleh adanya pelepasan transmitter oleh
neuron prasinaptik pada sistem syaraf pusat (Gilman, et al., 1991).
2.6 Propilen Glikol
Propilen glikol adalah propana-1,2-diol dengan rumus molekul C3H8O2
Propilen glikol dapat berfungsi sebagai pengawet, desinfektan, humektan, solven, stabilizer dan kosolven yang dapat bercampur dengan air. Propilen glikol secara luas digunakan sebagai solven, ekstraktan dan pengawet pada beberapa formulasi sediaan parenteral dan non parenteral. Propilen glikol juga digunakan pada industri kosmetik dan makanan sebagai pengemulsi. Sifat propilen glikol hampir sama dengan gliserin hanya saja propilen glikol lebih mudah melarutkan berbagai jenis zat (Rowe, et al., 2003).
dan berat molekul 76,10 (Ditjen POM RI, 1995). Propilen glikol berupa cairan kental, jernih, tidak berwarna, tidak berbau, rasa agak manis, dan higroskopik. Propilen glikol dapat dicampur dengan air, dengan etanol (95%) dan dengan kloroform, larut dalam 6 bagian eter, tidak dapat campur dengan eter minyak tanah dan dengan minyak lemak (Ditjen POM RI, 1979).
2.7 Natrium Benzoat
Natrium benzoat (C7H5NaO2) mengandung tidak kurang dari 99% dan tidak
lebih dari 100,5% C7H5NaO2, dihitung terhadap zat anhidrat. Berbentuk granul