• Tidak ada hasil yang ditemukan

NASKAH PUBLIKASI Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Dalam Memilih Makanan Jajanan Terhadap Kejadian Overweight Pada Siswi SMA Assalam Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "NASKAH PUBLIKASI Hubungan Pengetahuan, Sikap Dan Perilaku Dalam Memilih Makanan Jajanan Terhadap Kejadian Overweight Pada Siswi SMA Assalam Surakarta."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN OVERWEIGHT PADA SISWI SMA

ASSALAM SURAKARTA

Disusun Oleh :

SITI ZULAICHAH

J 310 100 065

PROGRAM STUDI ILMU GIZI FAKULTAS ILMU KESEHATAN

(2)

2 HALAMAN PERSETUJUAN

ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

Judul Penelitian : Hubungan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku dalam Memilih Makanan Jajanan Terhadap Kejadian Overweight Pada Siswidi SMA Assalam Surakarta Nama Mahasiswa : Siti Zulaichah

Nomor Induk Mahasiswa : J310100065

Telah Disetujui oleh Pembimbing Skripsi Program Studi Ilmu Gizi Fakuktas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta pada tanggal, Februari 2015

dan layak untuk dipublikasikan

Surakarta, ....Februari 2015 Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Fitriana Mustikaningrum, S.Gz., Msc) (Pramudya Kurnia, STP., M.Agr)

NIK. 200. 1465 NIP. 959

NIDN. 06-1901-7801

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta

Setyaningrum Rahmawaty, A., M.Kes, PhD NIK. 744

(3)

3 RELATIONSHIP OF KNOWLEDGE, ATTITUDES, AND BEHAVIOR IN CHOOSING

SNACK FOODS ON THE INCIDENCE OF OVERWEIGHT IN SMA ASSALAM SURAKARTA

Siti Zulaichah*

*Nutrition Field of Study Faculty of Health Science Muhammadiyah University of Surakarta; Email : vinzha_2203@yahoo.com

ABSTRACT

Introduction: Now a days, overweight and obesity being a common problems in the world es pecially women. Overweight and obesity in women due to lifestyle and diet. The results of a preliminary study in Assalam high school showed that the prevalence of young women who were overweight according to 27.4% of the total students. The increasing number of obese today because kids tend to like and choose junk foods. The selection of street food is a form of behavior. Indirectly, the person's behavior is influenced by the attitudes and knowledge.

Purpose: The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge, attitudes and behavior in snack foods preference on the incidence of overweight in high school Assalam Surakarta.

Method: This was an observational study with cross sectional approach. The population in this study was high school students in Assalam, amounting to 253 student. The sample in this study amounted to 64 students. Data analysis using Fisher's exact test and Kolmogorov-Smirnov test.

Results: The results showed that the nutritional status of girls mostly in the normal category with 65.6%. The level of student knowledge in snack food preference mostly have a good knowledge level with 92.19%. Students attitude in snack preference food most have a supportive attitude with 84.4%. Student behavior in choosing a snack food most have poor behavior that is 71.9%.

Conclusion: Over all, there was was no correlation between knowledge, attitudes and behavior a snack food preference on the incidence of overweight (p = 0.652, p = 0.144 and p = 0.652).

Key word: knowledge, attitudes behaviours, this incidence of overweight in girls, street food.

(4)

4 HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, PERILAKU DALAM MEMILIH MAKANAN JAJANAN TERHADAP KEJADIAN OVERWEIGHT PADA SISWI SMA

ASSALAM SURAKARTA Siti Zulaichah*

*Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammmadiyah Surakarta; Email : vinzha_2203@yahoo.com

ABSTRAK

Pendahuluan: Masalah gizi yang seringkali mengganggu dan banyak dialami remaja putri saat ini adalah overweight dan obesitas. Overweight dan obesitas pada perempuan disebabkan karena gaya hidup dan pola makan yang salah. Hasil survei pendahuluan terhadap siswi SMA Assalam menunjukkan bahwa prevalensi remaja putri yang mengalami overweight sebesar 27,4 % dari total siswa yang ada. Meningkatnya jumlah obesitas sekarang ini dikarenakan anak-anak cenderung menyukai dan memilih makanan junk food. Pemilihan makanan jajanan tersebut merupakan wujud dari perilaku. Secara tidak langsung perilaku seseorang dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuan.

Tujuan: Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih makanan jajanan terhadap kejadian overweight pada siswi SMA Assalam Surakarta.

Metode Penelitian: Jenis penelitian ini bersifat observasional dengan pendekatan crossectional. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi di SMA Assalam yang berjumlah 253 siswi. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 64 siswi. Analisis data menggunakan uji Fisher dan Kolmogorov-Smirnov.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa status gizi siswi sebagian besar dalam kategori normal yaitu 65,6%. Tingkat pengetahuan siswi dalam memilih makanan jajanan sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan baik yaitu 92,19%. Sikap siswi dalam memilih makanan jajanan sebagian besar memiliki sikap mendukung yaitu 84,4%. Perilaku siswi dalam memilih makanan jajanan sebagian besar memiliki perilaku kurang baik yaitu 71,9%.

Kesimpulan: Berdasarkan analisis data diketahui bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih makanan jajanan terhadap kejadian overweight (nilai p= 0,652, p= 0,144 dan p= 0,652).

Kata Kunci: Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Kejadian overweight Siswi Sekolah, Makanan Jajanan

(5)

5 PENDAHULUAN

Masalah gizi yang seringkali mengganggu dan banyak dialami remaja putri saat ini salah satunya adalah overweight dan obesitas. Overweight dan obesitas pada perempuan selain disebabkan karena pengaruh hormon, disebabkan pula karena gaya hidup dan pola makan yang salah. Overweight pada remaja perlu mendapatkan perhatian, dikarenakan overweight yang terjadi pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia (Mursito, 2003).

Menurut Harimurti dalam Damapoli (2013), meningkatnya jumlah obesitas sekarang ini dikarenakan anak-anak cenderung menyukai dan memilih makanan junk food. Pemilihan makanan jajanan tersebut merupakan wujud dari perilaku (Kholid, 2012).

Berdasarkan penelitian Eliasari (2013) terdapat hubungan antara prestasi belajar IPA dan sikap siswa terhadap bahan kimia dalam makanan dengan perilakunya dalam memilih jajanan di sekolah. Menurut Kholid (2012), pengetahuan anak tentang makanan jajanan serta pola konsumsi makanan sangat penting karena dapat membentuk sikap dan perilaku. Sikap merupakan respon evaluatif terhadap pengalaman kognisi, afeksi dan tindakannya terhadap makanan jajanan, dengan bentuk reaksi mendukung dan tidak mendukung. Sikap seseorang yang mendukung dalam pemilihan makanan jajanan kemungkinan tidak berdampak langsung pada perilaku seseorang untuk menjadi mendukung, tetapi sikap yang tidak mendukung dalam pemilihan makanan jajanan hampir pasti berdampak pada perilakunya.

Sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi dapat ditafsirkan melalui perilaku. Perilaku seseorang dalam memilih jajanan merupakan bentuk penerapan kebiasaan makan. Kebiasaan makan tersebut sebagai cara dalam memilih jajanan dan mengkonsumsi jajanan yang tersedia, yang didasarkan pada latar belakang sosial budaya tempat lingkungan mereka.

Hasil survei pendahuluan yang telah dilaksanakan pada bulan Mei 2014 terhadap siswi SMA Assalam menunjukkan bahwa prevalensi remaja putri yang mengalami overweight sebesar 27,4 % dari total siswi yang ada. Prevalensi tersebut termasuk dalam kategori tinggi. SMA Assalam (Pondok Pesantren Assalam) berada ditengah-tengah kota serta terdapat banyak penjual makanan disekitar SMA Assalam. Hal ini dapat mempengaruhi sikap dan perilaku siswi dalam memilih makanan jajanan, namun belum ada penelitian mengenai hal tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih makanan jajanan terhadap kejadian overweight pada siswi SMA Assalam Surakarta. METODE PENELITIAN

(6)

6 kuesioner. Analisis data

menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dan Fisher

HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum

SMA Assalam yang berdiri megah diatas tanah seluas ± 10 ha ini berlokasi di jalan Garuda Mas Pabelan kecamatan Kartosura Kabupaten Sukoharjo Jawa Tengah. SMA Assalam merupakan lembaga pendidikan SMA di lingkungan pondok pesantren modern Islam Surakarta, dibawah naungan yayasan majelis pengajian Islam Surakarta. SMA Assalam berdiri pada tanggal 4 Januari 1989 (SK No. 822/103/1/89 tanggal 9 Mei 1989) dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengikuti perkembangan pendidikan yang terjadi diluar Assalam.

B. Gambaran Umum Responden 1. Distribusi responden menurut

Berat Badan, Tinggi Badan, Umur dan Z Score (IMT/U) Responden dalam penelitian ini adalah siswi kelas I, II dan III di SMA Assalam Surakarta. Distribusi berat badan, tinggi badan, umur dan Z Score (IMT/U) responden dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7.

Distribusi responden berdasarkan BB, TB, U, Z Score (IMT/U)

Berdasarkan Tabel 7 diketahui rata-rata berat badan responden 54,78 kg, rata-rata tinggi badan responden yaitu 153, 49 cm, rata-rata umur responden 15,7 tahun serta rata-rata status gizi responden berdasarkan Z Score (IMT/U) 0.55 dalam kategori normal.

2. Distribusi responden menurut pengetahuan makanan jajanan Distribusi responden menurut pengetahuan seperti tersaji pada Tabel 8.

Tabel 8.

Distribusi responden berdasarkan pengetahuan makanan jajanan

Tabel 8 menunjukkan mayoritas siswi memiliki pengetahuan dalam memilih makanan jajanan dalam kategori baik dengan persentase 92,19%, dan yang memiliki pengetahuan dalam kategori kurang 7,81% siswi.

3. Distribusi responden menurut sikap

Distribusi responden menurut sikap seperti tersaji pada Tabel 9.

Tabel 9

Distribusi responden berdasarkan sikap memilih makanan jajanan (Jumlah) N Mean

Berat Badan 64 54.78 ± 10.07

Tinggi Badan

64 153.49 ± 4.68

Umur Responden

64 15.7 ± 0.83

Z Score (IMT/U)

64 0.55 ± 0.95

Valid N (listwise)

64

Pengetahuan

Makanan Jajanan N %

Baik 59 92,19

Kurang 5 7,81

Total 64 100

Sikap N %

Mendukung 54 84,4

Kurang Mendukung 9 14,1 Tidak Mendukung 1 1,6

(7)

7 Tabel 9 menunjukkan mayoritas

siswi memiliki sikap mendukung dalam memilih makanan dengan persentase 84,4%, sedangkan yang memiliki sikap kurang mendukung 14,1%.

4. Distribusi responden menurut perilaku

Distribusi responden menurut perilaku seperti tersaji pada Tabel 10.

Tabel 10

Distribusi responden berdasarkan perilaku memilih makanan jajanan

Perilaku N %

Baik 5 7,8

Kurang Baik 46 71,9 Tidak Baik 13 20,3

Total 64 100

Tabel 10 menunjukkan mayoritas siswi memiliki perilaku kurang baik dalam memilih makanan dengan persentase 71,9%. Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman manusia dengan

lingkungan dalam bentuk

pengetahuan, sikap dan tindakan. Perilaku makan seseorang adalah cara berfikir, pengetahuan serta perasaan dan pandangan tentang makanan yang dinyatakan dalam bentuk tindakan makan dan memilih makanan (Khumaidi, 1994).

C. Hasil Analisis Statistik

1. Hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam memilih makanan jajanan

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan mengenai pemilihan makanan jajanan dengan sikap memilih makanan jajanan dapat dilihat pada Tabel 11.

Tabel 11

Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap

Pengetahuan

Sikap Total

Mendukung Kurang Mendukung

Tidak

Mendukung Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Baik 50 78,1 8 12,5 1 1,6 59 92,2

Kurang 4 6,3 1 1,6 0 0 5 7,8

p= 0,102

Tabel 11 menunjukkan bahwa rata-rata siswi memiliki sikap mendukung dalam memilih makanan sebanyak 50 siswi berasal dari responden yang memiliki pengetahuan baik. Uji

statistik yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam memilih makanan jajanan adalah

(8)

8 Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p

sebesar 0,102, hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam memilih makanan jajanan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih terdapat siswi SMA Assalam yang memiliki sikap kurang mendukung tetapi mempunyai pengetahuan yang baik dalam memilih makanan jajanan. Hal ini dikarenakan komponen karakteristik sikap mendukung terhadap objek tidak hanya terdiri dari komponen kognotif saja tetapi juga terdiri dari komponen afektif dan konatif. Komponen kognitif merupakan, aspek intelektual yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia. Komponen kognitif ini adalah olahan pikiran manusia atau seseorang terhadap kondisi eksternel atau stimulus yang berupa materi atau objek diluarnya, sehingga menghasilkan pengetahuan baru pada

seseorang dan selanjutnya menimbulkan respon batin dalam bentuk sikap terhadap objek yang diketahui (Notoatmodjo, 2010).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan responden yang baik berhubungan dengan tersedianya fasilitas bacaan dan fasilitas informasi yang terdapat di sekolah, seperti perpustakaan, laboratorium yang menunjang para siswi untuk mengakses informasi terkini. Pengetahuan terhadap makanan jajanan merupakan hasil dari tahu seseorang terhadap pangan dan gizi untuk pemenuhan kebutuhan gizi. Setelah seseorang mempunyai pemahaman atau pengetahuan terhadap stimulus atau kondisi eksternalnya, maka selanjutnya akan mengolahnya lagi dengan melibatkan emosionalnya. Hasilnya adalah penilai atau pertimbangan terhadap pengetahuan tersebut.

2. Hubungan antara pengetahuan dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan mengenai pemilihan makanan jajanan dengan perilaku memilih makanan jajanan dapat dilihat pada Tabel 12.

Tabel 12

Hubungan Pengetahuan dengan Perilaku

Pengetahuan

Perilaku Total

Baik Kurang Baik Tidak Baik

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Baik 5 7,8 42 65,6 12 18,8 59 92,8

Kurang 0 0 4 6,3 1 1,6 5 7,8

p= 0,182

Tabel 12 menunjukkan bahwa mayoritas siswi memiliki pengetahuan

(9)

9 42 siswi. Siswi yang berpengetahuan

baik tidak selalu berperilaku baik dalam memilih makanan jajanan begitupun sebaliknya. Hal ini diperkuat dengan uji statistik yang digunakan untuk mengetahui terdapatnya hubungan antara pengetahuan dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan adalah dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai p sebesar 0,182, hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan. Hasil ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Setyorini (2010). Pengetahuan tersebut mengenai pengetahuan gizi dengan perilaku makan remaja putri. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan perilaku makan pada remaja putri di SMAN 4 Semarang.

Menurut Solita (2000) Pengetahuan yang baik belum tentu menjamin

praktiknya sehari-hari, karena perilaku siswi dapat dipengaruhi berbagai faktor antara lain tingkat perkembangan teknologi dan komunikasi. Perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat mempengaruhi jumlah dan jenis makanan, sehingga siswi dihadapkan beberapa alternatif pemilihan makanan yang akhirnya akan mempengaruhi perilaku makannya. Faktor lain yang mempengaruhi perilaku siswi memilih makanan adalah kemajuan industri makanan. Kehadiran fast food dalam industri makanan mempengaruhi perilaku makan kaum remaja di kota. Khususnya kaum remaja tingkat menengah keatas, restauran fast food merupakan tempat yang tepat untuk bersantai. Harga makanan yang ditawarkan relatif terjangkau, memiliki servis yang cepat, serta jenis makanannya memenuhi selera.

3. Hubungan antara sikap dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan

Hasil analisis hubungan antara sikap mengenai pemilihan makanan jajanan dengan perilaku memilih makanan jajanan dapat dilihat pada Tabel 13.

Tabel 13

Hubungan Sikap dengan Perilaku

Sikap

Perilaku Total

Baik Kurang Baik Tidak Baik

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Mendukung 4 6,3 41 64,1 9 14,1 54 84,4

Kurang

Mendukung 1 1,6 4 6,3 4 6,3 9 14,1

Tidak

Mendukung 0 0 1 1,6 0 0 1 1,6

(10)

10 Tabel 13 menunjukkan mayoritas

siswi yang memiliki sikap yang mendukung tetapi berperilaku kurang baik dalam memilih makanan jajanan yaitu sebanyak 41 siswi. Hasil ini diperkuat dengan uji Kologorov-Smirnov tentang hubungan sikap dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan diperoleh dengan nilai p 0,678 yang nilainya lebih dari 0,05. Hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan. Penelitian ini sejalan dengan penelitian Rahmawati (2012). Penelitian tersebut mengenai hubungan sikap dengan perilaku asupan makan kalsium. Hasil uji statistik menunjukkan tidak ada hubungan antara sikap dengan perilaku asupan makan kalsium pada siswi SMA.

Sikap yang mendukung tetapi perilaku dalam memilih makanan

jajanan kurang baik, dapat disebabkan oleh faktor lingkungan terutama teman. Jika teman tersebut sangat berpengaruh bagi responden,

umumnya mereka akan

mendengarkan dan segera

mengikutinya sehingga cenderung memiliki sikap yang searah. Sikap mendukung perilaku memilih makanan jajanan adalah meniru tindakan yang dilakukan oleh teman meskipun tidak sesuai dengan sikap yang dimilikinya(Solita, 2000). Notoatmodjo (2007), sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi tindakan atau perilaku. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek. Sikap yang baik belum tentu memunculkan tindakan atau membentuk perilaku yang baik.

4. Hubungan antara pengetahuan dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight

Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dalam memilihan makanan jajanan dengan kejadian overweight dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14

Hubungan pengetahuan dengan kejadian overweight

Pengetahuan

Kategori Z Score (IMT/U) Total Overweight Non Overweight

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Baik 21 32,8 38 59,4 59 92,2

Kurang Baik 1 1,6 4 6,3 5 7,8

p= 0,652

Tabel 14 menunjukkan bahwa dari sebagian besar siswi berpengetahuan

(11)

11 kategori overweight sebanyak 21 siswi

(32,8%), dan yang memiliki status gizi dalam kategori non overweight sebanyak 38 siswi (59,4%). Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui adanya hubungan antara pengetahuan dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight adalah dengan menggunakanan uji Fisher diperoleh nilai p sebesar 0,652, hal ini berarti tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Indriani, Septy Dwi (2014). Penelitian tersebut mengenai hubungan pengetahuan dan sikap dengan kejadian obesitas pada pegawai sekretariat daerah provinsi Riau. Hasil uji statstik menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan kejadian obesitas. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa pengetahuan yang baik dan cukup tidak dapat secara langsung berhubungan dengan tindakan dan menghasilkan suatu output yang positif.

Tidak adanya hubungan antara pengetahuan dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight pada penelitian ini dikarenakan status gizi tidak hanya dipengaruhi oleh

pengetahuan saja yang merupakan faktor tidak langsung tetapi dipengaruhi pula oleh faktor langsung seperti konsumsi makanan. Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa status gizi siswi umumnya baik dan pengetahuan dalam memilih makanan jajanan juga baik. Meskipun kedua data ini terlihat linier tetapi tidaklah merupakan hubungan sebab akibat.

Menurut Sukandar (2009) semakin tinggi pengetahuan dalam memilih makanan jajanan seseorang akan cenderung memilih makanan yang murah serta memiliki nilai gizi yang tinggi, sesuai dengan jenis makanan yang tersedia dan kebiasaan makan minum sejak kecil sehingga kebutuhan zat gizi dapat terpenuhi. Pengetahuan dalam memilih makanan jajanan yang baik tidak selalu mendasari pilihan makanan yang baik, karena hal ini masih dipengaruhi oleh kebiasaan dan kemampuan daya beli. Menurut Sediaoetama (2002), pengetahuan dalam memilih makanan jajanan yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan jajanan yang baik sehingga menuju status gizi yang baik. Kurang cukupnya pengetahuan tentang memilih makanan pada seseorang serta kesalahan dalam memilih makanan jajanan akan berpengaruh terhadap status gizi.

5. Hubungan antara sikap dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight

(12)

12 Tabel 15

Hubungan sikap dengan kejadian overweight

Sikap

Kategori Z Score (IMT/U) Total Overweight Non Overweight

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Mendukung 21 32,8 33 51,6 54 84,4

Kurang

Mendukung 1 1,6 9 12,5 9 14,1

Tidak Mendukung 0 0 1 1,6 1 1,6

p= 0,144

Tabel 15 menunjukkan bahwa mayoritas siswi memiliki sikap mendukung dalam memilih makanan jajanan, yang memiliki status gizi dalam kategori overweight sebanyak 21 siswi (32,8%), dan yang memiliki status gizi dalam kategori non overweight sebanyak 33 siswi (51,6%). Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada hubungan antara sikap dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight, dengan menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p sebesar 0,144. Hal ini berarti tidak ada hubungan antara sikap dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight. Tidak ada hubungan antara sikap dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight ini dikarenakan

faktor lingkungan dapat

mempengaruhi sikap memilih makanan. Hal ini berkaitan dengan teori Bloom yang menyatakan bahwa,

dalam kehidupan sehari-hari lingkungan memiliki andil paling besar terhadap status kesehatan salah satunya kondisi status gizi yang kemudian diikuti dengan penentuan sikap dalam memilih makanan.

Sikap yang mendukung dalam memilih makanan jajanan terbentuk dari pengetahuan yang dimiliki, yang dipengaruhi oleh faktor emosional atau perasaan, pengalaman pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, kebudayaan, lingkungan, kebiasaan makan dan lembaga pendidikan tempat siswi bersekolah (Suhardjo, 2003 dan Azwar 2008). Sikap merupakan kecenderungan untuk bertindak, tetapi sikap belum terwujud dalam tindakan, karena terdapat faktor lain untuk terwujudnya tindakan, antara lain adanya fasilitas atau sarana prasarana (Notoatmodjo, 2003).

6. Hubungan antara perilaku dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight

(13)

13 Tabel 16

Hubungan antara perilaku dengan kejadian overweight

Perilaku

Kategori Z Score (IMT/U) Total

Overweight Non Overweight

Jumlah (%) Jumlah (%) Jumlah (%)

Baik 1 1,6 4 6,3 5 7,8

Kurang Baik 15 23,4 31 48,4 46 71,9

Tidak Baik 6 9,4 7 10,9 13 20,3

p= 0,652

Tabel 16 menunjukkan bahwa mayoritas siswi memiliki perilaku kurang baik dalam memilih makanan jajanan, yang memiliki status gizi dalam kategori overweight sebanyak 15 siswi (23,4%), dan yang memiliki status gizi dalam kategori non overweight sebanyak 31 siswi (48,4%). Uji statistik yang digunakan untuk mengetahui ada hubungan antara perilaku dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight adalah dengan menggunakan uji Fisher diperoleh nilai p sebesar 0,652, hal ini berarti tidak ada hubungan antara perilaku dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight. Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Anisa (2012), penelitian tersebut mengenai hubungan pengetahuan pola makan dengan kejadian obesitas pada remaja. Hasil statistik menunjukkan bahwa ada hubungan antara pengetahuan pola makandengan kejadian obesitas pada remaja di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta.

Tidak ada hubungan antara perilaku dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight

ini dikarenakan perilaku dalam memilih makanan tidak dapat langsung mempengaruhi status gizi, karena perilaku merupakan faktor tidak langsung tetapi status gizi dapat secara langsung dipengaruhi infeksi dan asupan makanan. Perilaku siswi dalam memilih makanan jajanan merupakan bentuk dari penerapan kebiasaan makan. Menurut Levi (dalam Witari, 1997) kebiasaan makan tersebut sebagai aspek atau cara dalam memilih jajanan dan mengkonsumsi jajanan yang tersedia, yang didasarkan pada latar belakang sosial budaya tempat lingkungan mereka. Selain kebiasaan makan aspek perilaku makan juga dipengaruhi oleh keteraturan makan, alasan makan, serta jenis makanan yang dimakan.

(14)

14 dikerjakan terkadang siswi tidak

memperhatikan kandungan kalori pada makanan yang dibeli, siswi hanya memperhatikan rasa suka dan tidak suka serta harga pada makanan tersebut. Siswi lebih memilih membeli makanan dan minuman yang manis, berlemak serta berkalori tinggi. Selain itu pada saat suasana hati sedang

stress terkadang siswi juga lebih memilih untuk melampiaskannya dengan makan. Dengan asupan makan siswi yang lebih menyukai makanan tinggi kalori, tinggi energi, tinggi lemak dan karbohidrat seperti inilah yang akan mempengaruhi status gizi siswi menjadi overweight.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

tentang hubungan antara

pengetahuan, sikap dan perilaku dalam memilih makanan jajanan terhadap kejadian overweight pada siswi dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Status gizi siswi sebagian besar dalam kategori normal sebanyak 42 siswi (65,6 %). 2. Tingkat pengetahuan siswi

dalam memilih makanan jajanan, sebagian besar

mempunyai tingkat

pengetahuan dalam kategori baik yaitu sebanyak 92,19% dan yang mempunyai tingkat pengetahuan dalam kategori kurang sebanyak 7,81 %

3. Sikap siswi dalam memilih makanan jajanan, sebagian besar dalam kategori mendukung yaitu sebanyak 84,4%, siswi yang memiliki sikap dalam kategori kurang mendukung sebanyak 14,1% dan yang mempunyai sikap tidak mendukung dalam memilih makanan jajanan sebanyak 1,6%.

4. Perilaku siswi dalam memilih makanan jajanan, sebagian besar dalam kategori kurang baik yaitu sebanyak 71,9%, siswi yang memiliki perilaku tidak baik sebanyak 20,3%, dan yang memiliki sikap baik dalam memilih makanan jajanan hanya 7,8%.

5. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan sikap dalam memilih makanan jajanan (nilai p= 0,102).

6. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan. (nilai p= 0,182).

7. Tidak terdapat hubungan antara sikap dengan perilaku dalam memilih makanan jajanan (nilai p= 0,678).

8. Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight (nilai p= 0,652).

9. Tidak terdapat hubungan antara sikap dalam memilih makanan jajanan dengan kejadian overweight (nilai p= 0,144)

(15)

15 makanan jajanan dengan kejadian

overweight (nilai p= 0,652) B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diberikan beberapa saran guna perbaikan dan pemanfaatan penelitian tentang hubungan pengetahuan, sikap, dan perilaku dalam memilih makanan dengan kejadian overweight, antara lain:

1. Bagi Sekolah:

Diharapkan kantin sekolah menyediakan makanan jajanan yang sehat dan dipantau secara berkala.

2. Bagi siswi:

Diharapkan dapat

memberikan tambahan

pengetahuan tentang makanan jajanan yang bergizi sehingga dapat membentuk perilaku yang lebih baik dalam memilih makanan jajanan.

3. Bagi Penelitian Lain

a. Diharapkan penelitian ini dapat dikembangkan lagi dengan pengukuran perilaku observasi secara langsung sehingga didapatkan hasil yang mencerminkan perilaku siswi yang sebenarnya. b. Diharapkan penelitian ini

dapat dikembangkan

dengan mempertimbangkan faktor penyebab overweight sehingga dapat mengetahui secara langsung faktor penyebab overweight.

c. Perlu dilakukan penelitian lanjutan tentang % asupan makan yang mempengaruhi kejadian overweight.

DAFTAR PUSTAKA

1. Anisa, M Y G. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Pada Remaja (10 – 19) di SMP BOPKRI 3 Yogyakarta. Program Studi Kesehatan Masyarakat. Universitas Respati. Yogyakarta

2. Amelia, F. 2008. Konsumsi Pangan, Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik dan Status Gizi pada Remaja Di Kota Sungai Penuh Kabupaten Kerinci Propinsi Jambi. Skripsi. Fakultas Pertanian ITB. Bogor

3. Almatsier, S. 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta

4. Ariandani, B A. 2011. Faktor

yang Berhubungan

dengan.Pemilihan Makanan Jajanan pada Anak Sekolah Dasar. Artikel Penelitian.

5. Arisman. 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Buku Kedokteran EGC: Jakarta

6. Azwar, S. 2009. Validitas dan Reabilitas. Pustaka Pelajar. Yogyakarta

7. Bandura A. 1997. Self-Efficacy: The Exercise of Control. New York

8. Cusatis, D.C dan Shannon, B.M. 1996. Influences on Adolescents Eating Behavior. 18. 27-34 9. Damapolii, W., Mayulu, N. dan

Masi, G. 2013. Hubungan Konsumsi Fast Food dengan Kejadian Obesitas Pada Anak SD Di Kota Manado. Progam Studi Keperawatan. Universitas Sam Ratulangi. Manado

10. Damayanti, Syarif. 2002. Obesitas Pada Anak. FKUI. Jakarta

(16)

16 Who Live in Student Dormitory

Andalas Universit. UNAD. SUMATRA

12. Depkes. 2012. Angka

Kecukupan Gizi.

http://gizi.depkes.go.id/kebijakan %20Gizi/Tabel%20AKG.pdf 13. Dorlan, WA Neuman. 2002.

Kamus Kedoktran Dorlan. EGC. Jakarta

14. Elba, Martha Alarcón-Armendáriz, María del Refugio López-Gamiño, Xochitl Karina Torres-Beltrán. 2012. Nutritional Status, Food Consumption at Home, and Preference-Selection in the School. Food and Nutrition Sciences, (3), 281-285

15. Eliasari, Al., Priyadi, Rudi., Kuswarini., Purwati. 2013. Relationship Between Science Learning Achievement and Student Attitudes Towards Foods Containing Chemicals With Behavior of Choosing Street Food in School. Universitas Siliwangi

16. Fajar, J. 2011. Informasi Kapuas ( Pemeriksaan Sampel Makanan Jajanan Anak Sekolah ) jilid 5. Di akses tanggal 27 Maret 2014. books.google.co.id/books?id=6S AgAgAAQBAJ

17. Habriel RR, dan Darmadi. 2012 Analisis Regresi Logistik untuk

Faktor-faktor yang

Mempengaruhi Status Gizi Remaja. Majalah Kedokteran Andalas. 1 (36)

18. Haines, J., Neumark Sztainer D., Wall M., Story M. 2007. Personal, Behavioral, and Environmental Risk and Protective Factors for Adolescent Overweight. Int. J. Obes. 15:2748-2760

19. Hurlock, Elizabeth, B. 2006. Psikologi Perkembangan. Erlangga. Jakarta.

20. Indriani, Septy Dwi., Chandra, Filfia., Huriatul., Masdar. 2014. Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Dengan Kejadian Obesitas Pada Pegawai Sekretariat Daerah Propinsi Riau. Artikel Penelitian Jom FK Vol. 1 No. 2

21. Irianto. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Yrama Widya. Bandung

22. Kemenkes. 2011. Standart Antropometri Penilaian Status Gizi Anak. Jakarta

23. Kemenkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta

24. Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan. Raja Grafindo Persada. JakartaKhomsan, A. 2004. Pangan dan Gizi untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

25. Khomsan, A. 2004. Peran Pangan dan Gizi untuk Kualitas

Hidup. PT Gramedia

Widiasarana Indonesia. Jakarta 26. Khomsan A. 2004. Pangan dan

Gizi Untuk Kesehatan. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta

27. Laurentia. 2004. Obesitas dan Penatalaksanaan Diet. Media Litbangkes. IXV:60-65

28. Lawrence W Green. 1998. Health Promotion Planning An Education and Environmental approach. Mayfield Publising company

29. Machfoedz I, dan Suryani S. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan. Fitramaya. Yogyakarta

30. Meutia, N. 2005. Peran Hormon Ghrelin Dalam Meningkatkan

Nafsu Makan. e-USU

Repository.

(17)

17 32. Muniroh. 2000. Faktor-faktor

yang Mempengaruhi Perbedaan Status Gizi Remaja Putri di Daerah Perkotaan dan Pedesaan Kabupaten Jombang. SKRIPSI. Universitas Air Langga 33. Nadhiroh, S.R dan Suryaputra,

K. 2012. Perbedaan Pola Makan Dan Aktivitas Fisik Antara Remaja Obesitas Dengan Non Obesitas. Makara Kesehatan, 16 (1):45-50

34. Nasution, A dan Khomsan, A. 1995. Aspek Gizi dan Kesehatan dalam Pembangunan Pertanian. Makalah disajikan dalam Lokakarya Eksekutif dalam Rangka Training Integrasi dan Kesehatan dalam pembangunan Pertanian. bogor

35. Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip-Prinsip dasar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta. Jakarta

36. Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta

37. Notoatmodjo, S .2010. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta

38. Notoatmodjo, S dan Sarwono, S., 2000. Pengantar Ilmu Perilaku Kesehatan. Kesehatan Masyarakat. Universitas Indonesia. Jakarta

39. Rahmawati, F. 2012. Pengetahuan, Sikap, Perilaku Makan Dan Asupan Kalsium Pada Siswi SMA.Skripsi. Program Studi Gizi. UNDIP. Semarang

40. Robert, B.S.W dan Williams, S.R. 2000. Nutrition Throughout the Life Cycle. Mc Graw-Hill Book Company: Singapore

41. Rosa, R. 2011 Pengetahuan Gizi dan Keamanan Pangan Jajanan Serta Kebiasaan Jajan Siswa Sekolah Dasar di Depok dan

Sukabumi(Skripsi). Bogor : Institut Pertanian Bogor

42. Safriana. 2012. Perilaku Memilih Jajanan Pada Siswa Sekolah Dasar Di SDN Garot Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Skripsi, Program Sarjana Universitas Indonesia. Jakarta 43. Sartika, R A D. 2011. Faktor

Resiko Obesitas pada Anak5-15 Tahun di Indonesia. Makara, Kesehatan. 15(1).37-34

44. Sediaoetama, A. D. 2002. Ilmu GiziJilid 1. Dian Rakyat. Jakarta. 45. Setyorini, K. 2010. Hubungan

Body Image Dan Pengetahuan Gizi Dengan Perilaku Makan Pada Remaja Putri (Studi Kasus Di Kelas X Dan XI SMAN 4 Semarang). Undergraduate Thesis. Program Studi Gizi. UNDIP. Semarang

46. Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kemang Anak. EGC. Jakarta 47. Sugiyono. 1999. Metode

Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung

48. Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Alfa Beta. Bandung 49. Suhardjo dan Kusharto. 1989.

Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius. Yogyakarta

50. Suhardjo. 2003. Berbagai Cara Pendidikan Gizi. Bumi Aksara. Jakarta

51. Sukandar, D. 2009. Studi Sosial Ekonomi, Aspek Pangan Gizi dan Sanitasi. Departemen Gizi Masyarakat. Bogor

52. Sunaryo. 2004. Psikologi untuk perawat. Jakarta. EGC

53. Supariasa, IDN., 2002. Penilaian Status Gizi. Buku Kedokteran EGC. Jakarta

(18)

18 55. Susanto. 2006. Gizi dan

Kesehatan. Bayu Media. Malang 56. Stang, J dan Mary Story. 2005.

Masalah Gizi Remaja. Dialihbahasakan oleh Manjilala.

http://manjilala.info/masalah-gizi-pada-remaja/#sthash. Diakses

tanggal 22 Maret 2014

57. WHO. 2007. Growth Reference 5-19 year for Adolescents

58. Winarno, FG. 2004. Keamanan Pangan. M-brio. Bogor

59. Witari, D. 1997. Perilaku Makan pada Remaja Ditinjau dari Harga Diri. Skripsi. Fakultas Psikologi.Universitas Katolik Soegijapranata. Semarang.

60. Yulianingsih, P. 2010. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan Sikap dalam Anak Sekolah Dasar Dalam Memilih Makanan Jajanan Di

Madrasah Ibtidaiyah

Tanjunganom, Kecamatan Baturetno, Kabupaten Wonogiri. Skripsi Program Studi Gizi. Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Gambar

Tabel 14
Tabel 16

Referensi

Dokumen terkait

Kadar WSC tanaman jagung yang digunakan lebih tinggi dari nilai kandungan WSC hijauan yang berkualitas baik untuk pembuatan silase yaitu 3-5% (McDonald et

Penelitian lain menunjukkan bahwa kombinasi ekstrak salam tempuyung dan meniran tempuyung dosis tiap ekstrak 100 mg/kgBB mempunyai aktivitas yang setara dengan

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh kecerdasan emosional dengan prestasi belajar dan pengalaman kerja mahasiswa dengan mengambil responden mahasiswa program studi

Darmasindo inti karet salah satu yang jadi penyebabnya adalah kemampuan individu karyawan yaitu menurut hasil wawancara kepada bagian sumber daya manusia perusahaan bahwa

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat amilum/pati dari ubi kayu (Manihot utillissima Pohl.) yang sesuai dengan standar Farmakope Indonesia dengan

Berkaitan dengan identitas budaya dan sosial digunakan teori sosiologi sastra khususnya sastra sebagai cermin masyarakat dan kajian feminisme yang dalam penelitian

Berdasarkan hasil N-Gain dan hasil uji hipotesis dengan rumus uji-t yang telah dihitung di bab IV bahwa thitung > ttabel maka dapat disimp ulkan bahwa ‘Terdapat

Penerapan strategi layanan : memerlukan struktur kelembagaan yang efisien, SDM yang berkualitas serta perangkat kerja memadai, termasuk teknologi.. Dimensi Layanan Transportasi