• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN HARGATERHADAP MINAT BELI PRODUK MAKEOVER PADA PENGUNJUNG COUNTER MAKEOVER DI PLAZA MEDAN FAIR OLEH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN HARGATERHADAP MINAT BELI PRODUK MAKEOVER PADA PENGUNJUNG COUNTER MAKEOVER DI PLAZA MEDAN FAIR OLEH"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN HARGATERHADAP MINAT BELI PRODUK MAKEOVER PADA

PENGUNJUNG COUNTER MAKEOVER DI PLAZA MEDAN FAIR

OLEH

SEFRINA SINAGA 140502058

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2018

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

PENGARUH BRAND IMAGE, KUALITAS PRODUK DAN HARGA TERHADAP MINAT BELI MAKEOVER PADA PENGUNJUNG

COUNTER MAKEOVER DI PLAZA MEDAN FAIR

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, dan Harga Terhadap Minat BeliMakeover Pada Pengunjung Counter Makeover Di Plaza Medan Fair.Penelitian ini adalah penelitian asosiatif dan jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif.Populasi dari penelitian ini adalah pengunjung counter MakeOver di Plaza Medan Fair yang tidak diketahui jumlahnya. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 93 responden.Teknik yang digunakan adalah teknik regresi linear berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara serempak BrandImage, Kualitas Produk dan Harga berpengaruh signifikan terhadap Minat Belimakeover pada pengunjung counter makeover di plaza medan fair. Secara parsial, Brand Imageberpengaruh positif dan signifikan terhadapMinat Beli, Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli, Hargaberpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat BeliMakeover Pada Pengunjung Counter Makeover Di Plaza Medan Fair.

Kata kunci: Brand Image, Kualitas Produk, Harga, Minat Beli

(7)

ABSTRACT

THE IMPACT OF BRAND IMAGE, PRODUCT QUALITYANDPRICE TOWARD MAKEOVER PURCHASE INTENTIONON MAKEOVER

COUNTER CUSTOMER AT PLAZA MEDAN FAIR

This Study Aims To Determine The Impact Of Brand Image, Product Quality, AndPrice Toward Makeover Purchase IntentionOn Makeover Counter Customer At Plaza Medan Fair. This research is associative research and the type of data used is quantitative data. The population of this research is Makeover Counter Customer At Plaza Medan Fair. The sample in this study amounted to 93 respondent. The technique used is multiple linear regressions. The results of this study showed that Brand Image, Product Quality, And Price simultaneously, significantly influence towards Makeover Purchase IntentionOn Makeover Counter Customer At Plaza Medan Fair. Partially, Brand Image has a positive and significant effect to purchase intention, Product Quality has a positive and significant effect to purchase intention, Price has a positive and significant effect to Makeover Purchase IntentionOn Makeover Counter Customer At Plaza Medan Fair.

Keywords: Brand Image, Product Quality, Price, PurchaseIntention

ii

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah dan Puji syukur Peneliti panjatkan kehadiran Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya sehingga Peneliti dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver di Plaza Medan Fair”untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Skripsi ini peneliti persembahkan untuk Ayahanda, Saripuddin Sinaga dan Ibunda, Musliana Lubisyang telah membesarkan, mendidik, dan memberikan dukungan moral dan materil serta kasih sayang dan doa yang tidak ternilai mulai dari peneliti belajar hingga dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi S1 Manajemen. Peneliti ucapkan Terima Kasih juga kepada abangpenelitiPadliadi Sinaga yang selalu setia mendoakan dan membantu dalam penyusunan skripsi ini, adik-adik Peneliti Alm. Melina Sari Sinaga dan Sefriadi Sinagayang selalu setia mendoakan dalam penyusunan skripsi ini.

Dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amlys Syahputra Silalahi, SE, M.Si, dan Bapak Doli Muhammad Jafar Dalimunthe, SE, M.Si, selaku Ketua dan Sekretaris Departemen dan Program Studi S-1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

iii

(9)

3. Bapak Dr. Fadli, S.E, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, dan motivasi serta saran kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Dr. Beby Karina Fauzeea Sembiring, SE, MM,selaku Dosen Penguji I dan IbuDra. Marhayanie, M.Si,selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Kepada Bapak dan Ibu Dosen Program Studi S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah mendidik dan memberikan ilmunya kepada peneliti selama mengikuti perkuliahan serta staf dan pegawai yang telah membantu selama proses penulisan skripsi.

6. Teman-teman seperjuangan dan sahabat terbaik, Ayu Sagia, Wika Fitria, Nia Siti Arjuna, Atika Syahputri, Cindy Pratiwi Br. Bangun, Raini Tanjung, Iin Engelin Sinaga, Ruza Tul Aini dan Belina Saruksuk yang senantiasa menolong, mendoakan dan selalu memberikan semangat.

7. Pihak-pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu.

Akhir kata peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan dapat dipergunakan untuk menambah pengetahuan dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya.

Medan, Januari 2019 Peneliti

Sefrina Sinaga 140502058

iv

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Landasan Teori ... 10

2.1.1 Pengertian Brand(Merek) ... 10

2.1.2 Pengertian Citra Merek (Brand Image) ... 11

2.1.3 Proses Pembentukan Citra Merek (Brand Image) 12 2.1.4 Pengertian Kualitas Produk... 12

2.1.5 Dimensi Kualitas Produk ... 13

2.1.6 Tingkatan Produk ... 15

2.1.7 Pengertian Harga ... 16

2.1.8 Tujuan Penetapan Harga ... 16

2.1.9 Faktor – Faktor yang Mempegaruhi Penetapan Harga ... 18

2.1.10 Strategi Penetapan Harga ... 19

2.1.11 Peran Harga ... 20

2.1.12 Minat Beli ... 20

2.2 Penelitian Terdahulu ... 23

2.3 Kerangka Konseptual ... 24

2.3.1 PengaruhBrand Image Terhadap Minat Beli .. 24

2.3.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli 25 2.3.3 Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli ... 25

2.4 Hipotesis ... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

3.3 Batasan Operasional ... 28

3.4 Definisi Operasional ... 29

3.5 Skala Pengukuran Variabel ... 30

v

(11)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ... 31

3.6.1 Populasi ... 31

3.6.2 Sampel... 31

3.7 Jenis dan Sumber Data ... 32

3.8 Metode Pengumpulan Data ... 33

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 34

3.9.1 Uji Validitas ... 34

3.9.2 Uji Reliabilitas ... 35

3.10 Teknik Analisis Data ... 36

3.10.1 Metode Analisis Deskriptif ... 36

3.10.2 Analisis regresi Linier Berganda ... 36

3.10.3 Uji Asumsi Klasik ... 37

3.11 Uji Hipotesis ... 39

3.11.1 Uji F (Uji Serempak) ... 39

3.11.2 Uji t (Uji Parsial) ... 39

3.11.3 Uji Koefisien Determinasi (R2

)

... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 41

4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 41

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan ... 41

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan ... 42

4.1.3 Gambaran Umum MakeOver... 43

4.2 Hasil Penelitian ... 43

4.2.1 Analisis Deskriptif Responden ... 43

4.2.2 Deskripsi Responden ... 44

4.2.3 Deskripsi Variabel ... 45

4.3 Analisis Regresi Linear Berganda ... 51

4.4 Uji Asumsi Klasik ... 53

4.4.1 Uji Normalitas ... 53

4.4.2 Uji Heteroskedastisitas... 55

4.4.3 Uji Multikolinearitas ... 57

4.5 Pengujian Hipotesis ... 58

4.5.1 Uji F (Uji Simultan) ... 58

4.5.2 Uji t (Uji Parsial)... 59

4.5.3 Uji Koefisien Determinasi (R2)... 60

4.6 Pembahasan ... 61

4.6.1 Pengaruh Brand Image Terhadap Minat Beli ... 61

4.6.2 Pengaruh Kualitas Produk Terhadap Minat Beli ... 62

4.6.3 Pengaruh Harga Terhadap Minat Beli ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

5.1 Kesimpulan ... 64

5.2 Saran ... 64

DAFTAR PUSTAKA ... 67

DAFTAR LAMPIRAN ... 69

vi

(12)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

1.1 Daftar Kosmetik yang Paling Diminati 2017 ... 5

2.1 Penelitian Terdahulu ... 23

3.1 Operasional Variabel ... 30

3.2 Instrumen Skala Likert ... 30

3.3 Uji Validitas ... 34

3.4 Uji Reliabilitas ... 35

4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin... 44

4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 45

4.3 Distribusi Jawaban Responden Tentang Brand Image (X1) ... 45

4.4 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kualitas Produk (X2) ... 47

4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Harga (X3) ... 48

4.6 Distribusi Jawaban Responden Tentang Minat Beli (Y) ... 50

4.7 Regresi Linear Berganda... 52

4.8 Uji Kolmogorv – Smirnov ... 55

4.9 Uji Glejser ... 57

4.10 Uji Multikolinearitas ... 57

4.11 Uji Signifikan Simultan (Uji F) ... 58

4.12 Uji Signifikan Parsial (Uji – t) ... 59

4.13 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 60

vii

(13)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

1.1 Kerangka Konseptual ... 26

4.1 Logo PT Paragon Technology And Innovation ... 42

4.2 Logo MakeOver ... 43

4.3 Pendekatan Histogram Normalitas ... 54

4.4 Pendekatan Grafik Normalitas ... 54

4.5 Pendekatan Grafik Heteroskedastisitas ... 56

viii

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

1 Kuesioner Penelitian ... 69

2 Distribusi Jawaban Uji Validitas Dan Uji Reliabilitas ... 71

3 Uji Validitas ... 72

Uji Realibilitas ... 72

4 DistribusiJawaban Hasil Penelitian ... 73

5 Deskripsi Jawaban Responden ... 75

6 Analisis Regresi Berganda ... 76

7 Uji Asumsi Klasik ... 77

8 Pengujian Hipotesis ... 79

ix

(15)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring perkembangan zaman, dunia kecantikan juga mengalami perkembang yang semakin pesat. Produk – produk perawatan wajah maupun tubuh yang biasa disebut kosmetik kini sudah menjamur di pasaran. Berbagai jenis produk kosmetik dengan merek yang berbeda – berbeda mempunyai keunggulan yang tidak sama satu sama lain untuk dapat menarik minat beli konsumen. Peningkatan ini terjadi atas kesadaran konsumen terutama wanita untuk menjaga dan memperbaiki diri mereka dengan menggunakan kosmetik sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kepercayaan diri. Tidak hanya sebagai alat penunjang penampilan manfaat lain dari kosmetik yang dapat dirasakan adalah mempunyai manfaat sebagai anti aging atau biasa disebut menghindarkan dari penuaan dini pada kulit, pelindung dari radikal bebas terutama sinar ultra violet yang dapat membahayakan kulit bahkan mempunyai risiko tinggi yang dapat menyebabkan kankerkulit.

Perempuan dan kecantikan merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan.

Bagi seorang wanita kecantikan merupakan hal yang sangat diidamkan. Perilaku perempuan yang seperti inilah yang manjadi alasan mengapa mereka menjadi pasar potensial bagi perusahaan – perusahaan kosmetik. Menurut Peter & Olson, (2005) untuk membuat rencana pemasaran yang mampu memenangkan persaingan, pemasar harus mampu memperkirakan perilaku pembelian konsumen di masa yang akan datang, yang berkaitan dengan mengukur minat konsumen

1

(16)

untuk membeli sebelum melakukan pembelian.

Peningkatan penjualan produk kosmetik meningkat secara terus menerus dari tahun ke tahun. Di Indonesia sendiri terdapat sekitar 760 perusahaan kosmetik baik dalam skala kecil, sedang maupun besar. Kosmetik menjadi bisnis yang besar dengan nilai pasar global mencapai US$ 500 miliar atau setara Rp 6.600 triliun.

Research & Markets menyampaikan proyeksi pasar kosmetik pada tahun 2020 yang akan bernilai US$ 675 miliar. Baik produk kosmetik yang berasal dari luar negeri ataupun lokal, keduanya berhasil meningkatkan pasar industry di Indonesia. Data dari Kementerian Perindustrian 2016 menunjukkan pertumbuhan pasar industri mencapai 9,67% per tahun dalam enam tahun terakhir (2009-2015).

Minat beli merupakan bagian yang muncul dalam diri konsumen terhadap suatu produk sebagai dampak dari suatu proses pengamatan dan pembelajaran konsumen atau individu tersebut terhadap suatu produk.Sebagai penentuan dalam memilih suatu produk konsumen akan menggambarkan dan merencanakan terlebih dahulu mengenai produk ataupun jasa yang akan dia beli di masa yang akan datang.

Simamora (2012) menjelaskan bahwa minat beli terhadap suatu produk timbul karena adanya dasar kepercayaan terhadap suatu produk yang diiringi dengan kemampuan untuk membeli produk. Minat beli juga dapat timbul apabila adanya pengaruh dari orang lain ataupun apabila seorang konsumen merasa tertarik terhadap berbagai informasi yang disampaikan seputar produk. Manurut Schiffman dan Kanuk (dalam Maghfiroh, 2016) minat beli merupakan salah satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku.

Merek mempunyai suatu citra yang positif maka merek tersebut menjadi

(17)

semakin diingat oleh konsumen dan dapat mempengaruhi minat pembelian konsumen (Musay, 2013). Kesesuaian antara karakteristik konsumen dengan karakteristik merek akan menjadi salah satu faktor meningkatnya preferensi konsumen terhadap sebuah merek.Kotler dan Keller (2012) menyatakanBrand Image (citra merek) merupakan suatu kesan yang ada di dalam benak konsumen mengenai suatu merek yang terbentuk dari pesan dan pengalaman konsumen mengenai merek sehingga menimbulkan suatu persepsi di dalam benak konsumen.

Dengan menanamkan persepsi yang unik di dalam merek, konsumen akan dapat melihat perbedaan satu produk dengan produk lainnya yang sejenis.Sebuah merek diciptakan agar produk tersebut memiliki ciri khas tersendiri yang dapat menimbulkan minat beli. Penempatan suatu merek dalam benak konsumen harus dilakukan agar citra merek yang tercipta menjadi semakin positif bagi konsumen.

Selain Brand Image faktor lain yang mempengaruhi minat beli adalah kualias produk. Kualitas dari produk yang dirasakan oleh konsumen langsung mempengaruhi niat beli konsumen. Pada umumnya konsumen memiliki beberapa persepsi akan kualitas dan harga sebelum memutuskan untuk membeli produk.

Kualitas produk merupakan pemenuhan kebutuhan dari penggunaan produk yang dapat meningkatkan kinerja produk. Kualitas produk menunjukkan cara perusahaan memahami dan mengukur kebutuhan konsumen. Menurut Kotler dan Amstrong (2012) bahwa apabila pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk.

Strategi lainnya yang dapat meningakatkan minat beli konsumen adalah

(18)

harga. Harga adalah salah satu dari marketing mix yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen yang paling dasar. Ketika konsumen memiliki informasi yang akurat mengenai suatu produk maka mereka bisa membandingkan dan mencocokkan produk yang satu dengan produk sejenisnya dan menentukan produk mana yang dapat memberi kepuasan lebih. Harga sangat mempengaruhi minat beli dikarenakan kemampuan konsumen melakukan pembelian dengan membandingkan manfaat yang akan dia dapat dengan pengorbanan yang dikeluarkan sangatlah diperhatikan.Harga sangat mempengaruhi minat beli dikarenakan kemampuan konsumen untuk membeli sebuah produk ditentukan dengan uang yang mereka miliki dan membandingkan dengan fasilitas yang mereka dapatkan ketika membeli suatu produk.

Salah satu brand kosmetik yang menarik perhatian peneliti adalah MakeOver. Produk kosmetik MakeOver merupakan produk asli dari Indonesia yang sering dipersepsikan sebagai produk dari luar kerap kali digunakan sebagai keperluan komersial seperti photoshoot, iklan atau acara tv dan pada saat fashion show. Dilihat dari tampilan model yang digunakan MakeOverseringkali menggunakan model dari luar untuk mempromosikan produk ini seperti Natasha Wiggerman, sehingga kebanyakan konsumen beranggapan produk ini sebagai produk yang berkelas.Produk dengan kualitas tinggi ini memiliki daya tarik tersendiri dan kualitas yang sudah diakui oleh banyak orang. Di Indonesia sendiri produk ini sering digunakan di salon – salon kecantikan untuk membantu wanita tampi lebih cantik dan menarik pada acara – acara tertentu. Pada Tabel 1.1 berikut menunjukkan beberapa merek kosmetik yang banyak digunakan di Indonesia :

(19)

Tabel 1.1

Daftar Kosmetik yang Paling Diminati 2017

No. Kosmetik Lokal Kosmetik Asing

1. Wardah L’Oreal

2. Inez NYX

3. Make Over Maybelline 4. Sari Ayu MAC Cosmetics 5. Mustika Ratu Chanel

6. Viva Cosmetics Revlon 7. Polka Beauty Oriflame

8. PAC Estee Lauder

9. Mineral Botanica Artistry

10. Emina Clinique

Sumber : sehat-natural.com (2018)

Dari tabel 1.1 dapat dilihat bahwa Make Over merupakan salah satu produk yang banyak digunakan dalam masyarakat Indonesia. Hal ini dikarenakan jaminan akan kehalalan produknyakarena produk ini dikembangkan oleh PT Paragon Technology and Innovation yang merupakan perusahaan dari salah satu merek terkenal yang sudah dijamin kehalalan dan kualitasnya yaitu produk Wardah. Selain itu persepsi produk yang beranggapan produk kosmetik asing serta kualitasnya yang bagus sehingga sering digunakan oleh para model ataupun selebriti.Hal ini dapat dibuktikan bahwa produk ini sering digunakan oleh model dari luar dan sering digunakan pada acara – acara fashion show.

Salah satu event yang baru saja diikuti oleh MakeOver adalah Jakarta Fashion Week 2018 dengan menggaet tiga desainer berbakat Indonesia yaitu Sean Sheila, Tities Sapoetra dan Diniira dalam koleksi Spring/Summer 2018 (tribunnnews.com). Selain itu MakeOver juga berkesempatan menjadi official co – promotion film Beauty And The Beast yang telah tayang tanggal 17 Maret 2017

(20)

(cosmopolitan.co.id).

Brand imageyang dipercaya konsumen secara umum menunjukkan bahwa timbulnya minat beli produk MakeOver timbul karenakonsumen lebih mempercayai produk yang memiliki kualitas tinggi. Sebagai produk kosmetik MakeOver memiliki merek yang sudah dikenal di masyarakat karena memiliki logo ataupun simbol yang mudah diingat. Melalui promosi di berbagai media sosial ataupun media lainnya, logo MakeOver sudah tidak asing lagi bagi para netizen.

Tampilan MakeOver juga terkesan modern dan dapat mengikuti jaman yang membuat kebanyakan pengguna kosmetik tertarik untuk mencoba kosmetik MakeOver. Tidak hanya tampilan ataupun logo, MakeOver juga diakui kualitasnya.

Produk dengan kualitas yang baik pasti akan menjadi sasaran bagi para konsumen dalam memilih produk. MakeOver merupakan produk berkualitas yang dapat diandalkan bagi kaum wanita. MakeOver memiliki sertifikat yang menunjukkan bahwa produk kosmetiknya aman dipakai bagi semua jenis kulit dan juga memiliki daya tahan yang lama apabila diaplikasikan di wajah. Berbagai produk waterproof yang dimiliki MakeOver terbukti tidak mudah luntur sehingga tidak perlu diaplikasikan berulang kali. Tidak hanya itu saja, harga juga menjadi salah satu alasan untuk memunculkan minat beli. Seringkali kualitas yang bagus tidak terlirik oleh pasar karena memiliki harga yang mahal dan tidak terjangkau oleh konsumen. MakeOver menawarkan harga yang dapat dijangkau oleh pengguna kosmetik yang mengedepankan kualitas. Dalam lingkungan digital saat ini konsumen menjadi lebih sensitif terhadap perubahan harga. Karenanya Makeover memiliki harga yang berdaya saing tinggi di pasar. Tidak

(21)

memfokuskan strategi pada harga murah, MakeOver memberikan harga yang sesuai dengan manfaat. Walaupun begitu produk MakeOver tidaklah terlalu mahal dan masih dapat dijangkau masyarakat.

Penelitian yang dilakukan penulis ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah brand image, harga, dan kualitas produk dapat mempengaruhi minat beli konsumen.Berdasarkan asumsi ini peneliti termotivasi untuk melakukan penelitian dan menyusun penelitian skripsi dengan tujuan mengetahui pengaruh variabel – variabel diatas. Untuk itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan judul :“Pengaruh Brand Image, Kualitas Produk, Dan Harga Terhadap Minat Beli Produk MakeoverPada Pengunjung CounterMakeover Di Plaza Medan Fair”.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah Brand Image, Kualitas Produk dan Harga secara serempak berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair?

2. ApakahBrand Image berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza MedanFair?

3. Apakah Kualitas Produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair?

4. Apakah Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair?

(22)

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan penulis, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk :

1. Menganalisis dan mengetahui pengaruh Brand Image,Kualitas Produk dan Harga terhadap Minat Beli Produk MakeOver PadaPengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

2. Menganalisis dan mengetahui pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

3. Menganalisis dan mengetahui pengaruhKualitas Produk terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

4. Menganalisisdan mengetahui pengaruh Harga terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Peneliti dapat menerapkan ilmu Ekonomi khususnya dalam bidang Manajemen Pemasaran yang telah diperoleh selama perkuliahan, dan dapat menambah pengetahuan dari penelitian.

2. Bagi pihak perusahaan

Penelitian ini dapat memberi wawasan kepada perusahaan untuk mengetahui apakah strategi yang telah mereka terapkan sudah berjalan dengan baik dan menerapkan rencana ataupun strategi yang lebih baik lagi kedepannya untuk meningkatkan minat beli konsumen. Serta mengetahui karakteristik minat masyarakat di Indonesia.

(23)

3. Bagi akademisi

Sebagai referensi untuk mempermudah para akademisi yang ingin melakukan penelitian dengan objek yang sama, sehingga penelitian berikutnya mendapat hasil yang lebih baik lagi.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pengertian Brand (Merek)

Brand merupakan suatu atribut yang dapat dikatakan sangat penting karena mampu menumbuhkan persepsi positif kepada konsumen dan akan percaya setelah menilai atribut yang dimiliki oleh suatu brand. The American Marketing Association (dalam Kotler & Keller, 2012) mendefinisikan brand atau merek sebagai, “A name, term, sign, symbol, or design, or a combination of them, intended to identify the goods or services of one seller or group of sellers and to differentiate them from those of competitors”. Dapat diartikan bahwa brand adalah suatu nama, istilah, tanda, simbol, desain ataupun kombinasi dari semua yang ditujukan untuk mengidentifikasikan suatu produk dari satu penjual ataupun sekelompok penjual serta sebagai pembeda dengan produk pesaing. Kotler &

Keller (2012) berpendapat bahwa brand memiliki beberapa peran, yaitu :

1. Brand memudahkan dalam proses pemesanan dan penelusuran suatu produk.

2. Brand membantu untuk mengatur persediaan dan pencatatan akuntansi.

3. Brandmenawarkan perlindungan hukum atas aspek atau keunikan produk yang dimiliki.

4. Brandmenandakan suatu kualitas tertentu sehingga pembeli yang puas akan melakukan pembelian ulang.

5. Brand menjadi suatu saran yang kuat untuk mengamankan keunggulan kompetitif perusahaan.

10

(25)

2.1.2 Pengertian Citra Merek(Brand Image)

Adanya brand image yang kuat dapat mempengaruhi preferensi dan loyalitas pada konsumen, serta membentuk ikatan emosional yang kuat dan kepercayaan terhadap merek. Brand image dapat dianggap sebagi jenis asosiasi yang muncul dalam benak konsumen ketika mengingat suatu merek tertentu.

Asosiasi tersebut secara sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan dengan suatu merek, sama halnyaketika kita berpikir tentang orang lain. Asosiasi ini dapat dikonseptualisasi berdasarkan jenis, dukungan, kekuatan dan keunikan. Jenis asosiasi merek meliputi atribut manfaat dan sikap.

Menurut Kotler & Keller (2012) mendifinisikan citra merek adalah suatu kesan yang ada didalam benak konsumen mengenai suatu perusahaan maupun produknya.Hal ini terbentuk melalui pesan dan pengalaman konsumen terhadap merek, sehingga menimbulkan citra yang ada dalam benak konsumen. Kotler juga menambahkan bahwa brand image merupakan syarat dari brand yang kuat.

Image yang dibentuk harus memiliki keunggulan dibandingkan dengan pesaingnya. Image positif yang terbentuk dalam benak konsumen akan suatu merek produk ataupun jasa akan dapat menimbulkan minat beli konsumen yang berakhir pada sifat loyal konsumen.

Pada dasarnya brand image sama dengan proses persepsi, karena image terbentuk dari persepsi yang telah lama dibentuk. Setelah melalui tahapan yang terjadi pada proses persepsi, kemudian dilanjutkan pada tahap keterlibatan konsumen. Level keterlibatan ini akan mempengaruhi fungsi memori juga.

Komponen brand image terdiri atas 3 bagian, yaitu :

(26)

1. Citra pembuat (corporate image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap perusahaan yang membuat suatu produk atau jasa.

2. Citra pemakai (user image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap pemakai yang menggunakan barang ataupun jasa.

3. Citra produk (product image), yaitu sekumpulan asosiasi yang dipersepsikan konsumen terhadap suatu produk.

2.1.3 Proses PembentukanCitra Merek(Brand Image)

Pembentukan brand image di pasar, sangat erat kaitannya dengan persepsi konsumen terhadap suatu brand.Membentuk image tidaklah mudah, tetapi apabila sudah terbentuk maka tidak akan mudah untuk mengubahnya. Dalam pembentukan brand image dibutuhkan posisi brand (brand position) yang memberikan image yang jelas, berbeda dan relatif lebih unggul dibanding pesaing.

Proses pembentukan brand ini disebut dengan positioning yang akan menghasilkan brand yang memiliki posisi yang kuat apabila berhasil diterapkan.

Agar penempatan posisi brand kuat, tentunya harus mengenal penempatan brand dalam benak konsumen. Caranya dengan bersaing untuk bisa masuk kedalam memori konsumen. Secara alamiah, otak konsumen akan menggerakkan panca indera untuk menyeleksi brand yang ada. Pada langkah awal, keberadaan merek dalam benak konsumen terbatas hanya pada pengenalan merek saja (brand awarenes). Pada tingkatan ini konsumen belum dapat membentuk gambaran (persepsi) tentang brand.

2.1.4 Pengertian Kualitas Produk

Menurut Kotler & Keller (2012) menyatakan bahwa kualitas produk

(27)

adalah kemampuan suatu barang untuk memberikan hasil atau kinerja yang sesuai bahkan melebihi dari apa yang diinginkan pelanggan.Tjipono (2012) mengemukakan bahwa kualitas sebagai gambaran langsung dari suatu produk seperti kineja, keandalan, mudah dalam pengunaan, estetika dan sebagainya.

Sedangkan menurut Kotler & Amstrong (2012) mendefinisikan kualitas produk sebagai : the characteristics of a product or service that bear on its abiliy to satisfy stated or implied customer needs, yaitu karakterisik suatu produk atau jasa yang menjunjung kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.

Kualitas dari produk yang dirasakan oleh konsumen langsung mempengaruhi minat beli konsumen. Pada umumnya konsumen memiliki beberapa persepsi akan kualitas dan harga sebelum memutuskan untuk membeli produk. Kualitas produk merupakan pemenuhan kebutuhan dari penggunaan produk yang dapat meningkatkan kinerja produk. Kualitas produk menunjukkan cara perusahaan memahami dan mengukur kebutuhan konsumen.

Kualitas produk ditentukan oleh dua faktor utama, yang terdiri dari dua faktor desain dan faktor proses pengerjaan. Dengan proses pengerjaan yang baik dapat menghasilkan desain yang baik dan menghasilkan keluaran yang baik sekalipun di tangani dengan proses yang baik, cenderung akan dapat menghasilkan keluaran yang kurang baik mutunya (Haming & Numajamuddin, 2011).

2.1.5 Dimensi Kualitas Produk

Dimensi kualitas produk menurut Tjiptono (dalam Stefani, 2013) mengemukakan, bahwa kualitas produk memiliki beberapa dimensi antara lain : 1. Kinerja (performance) merupakan karakteristik operasi dan produk inti (core

(28)

product) yang dibeli.

2. Ciri – ciri atau keistimewaan tambahan (features) yaitu karakteristik sekunder atau pelengkap.

3. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to spesification) yaitu sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan sebelumnya.

4. Keandalan (realibility) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal pakai.

5. Daya tahan (durability) berkaitan dengan berap lama produk tersebut dapat terus digunakan mencakup umur teknis maupun umur ekonomis.

6. Estetika (esthetica) yaitu daya tarik produk terhadap panca indera.

7. Persepsi kualitas (perceived quality) merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk.

8. Dimensi kemudahan perbaikan (serviceability) meliputi kecepatan, kemudahan penanganan keluhan yang memuaskan.

Dimensi kualitas produk menurut Kotler & Keller (2012) terdiri dari : 1. Bentuk (form), bentuk sebuah produk dapat meliputi ukuran, bentuk, atau

struktur fisik produk.

2. Fitur (feature), fitur produk yang melengkapi fungsi dasar suatu produk tersebut.

3. Penyesuaian (customization), pemasar dapat mendiferensiasikan produk dengan menyesuaikan produk tersebut dengan keinginan perorangan.

4. Kualitas Kinerja (performance qualiy), tingkat dimana karakteristik utama produk beroperasi. Kualitas menjadi dimensi yang semakin penting untuk

(29)

diferensiasi ketika perusahan menerapkan sebuah model nilai dan memberian kualitas yang lebih tinggi dengan uang yang lebih rendah.

5. Kualitas Kesesuaian (conformance quality), tingkat dimana semua unit yang diproduksi identik dan memenuhi spesifikasi yang dijanjikan.

6. Ketahanan (durability), merupakan ukuran umur operasi harapan produk dalam kondisi biasa atau penuh tekanan, merupakan atribut berharga untuk produk – produk tertentu.

7. Keandalan (reliabilty), ukuran kemungkinan produk tidak akan mengalami kerusakan atau kegagalan dalam periode waktu tertentu.

8. Kemudahan Perbaikan (repairability), ukuran kemudahan perbaikan produk ketika produk itu tidak berfungsi atau gagal

9. Gaya (style), menggambarkan penampilan dan rasa produk kepada pembeli.

10. Desain (design), merupakan totalitas fitur yang mempengaruhi tampilan, rasa dan fungsi produk berdasarkan kebutuhan pelanggan.

2.1.6 Tingkatan Produk

Menurut Sunyoto (2014) tingkatan produk ada lima, yaitu :

1. Manfaat inti (core benefit), merupakan manfaat sesungguhnya dari produk yang dibeli konsumen .

2. Manfaat dasar tambahan (generic product), merupakan manfaat tambahan yang terdapat pada inti produk .

3. Harapan dari produk (expected product), merupakan serangkaian kondisi yang diharapkan dan disukai dari penggunan suatu atribut.

4. Kelebihan yang dimiliki produk (ugmented product), merupakan manfaat dan

(30)

pelayanan yang dapat membedakan produk dengan produk milik pesaing.

2.1.7 Pengertian Harga

Menurut Kotler & Amstrong (2012) harga adalah sejumlah uang yang ditagih atas suatu produk atau jasa, atau jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan keuntungan dari memiliki atau mengunakan suatu produk atau jasa. Sedangkan menurut Kotler& Keller (2012) harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk mendapatkan suatu produk.Harga adalah pernyataan nilai dari suatu produk, dimana nilai tersebut merupakan perbandingan antara persepsi konsumen terhadap kualitas ataupun manfaat yang akan dia terima apabila mengeluarkan sejumlah biaya dalam mendapatkan produk.

2.1.8 Tujuan Penetapan Harga

Menurut Kotler & Keller(2012), perusahaandapat mengejar salah satu dari lima tujuan utama melalui penetapan harga, yaitu :

1. Survival (bertahan hidup)

Tujuan ini dipilih oleh perusahaan jika perusahaan mengalami kelebihan kapasitas, persaingan yang ketat, atau keinginan konsumen yang berubah – ubah. Karena itu perusahaan akan menetapkan harga jual yang rendah dengan harapan pasar akan peka terhadap harga.

2. Maximum current profit (memaksimumkan laba saat ini)

Perusahaan memilih tujuan ini apabila ingin memperkirakan permintaan dan biaya yang berkaitan dengan berbagai alternatif harga dan memilih harga yang akan menghasilkan laba sekarang, arus kas, atau tingkat pengembalian investasi yang maksimum.

(31)

3. Maximum market share (memaksimumkan pangsa pasar)

Perusahaan yang memilih tujuan ini yakin bahwa volume penjualan yang lebih tinggi akan menghasilkan biaya per-unit yang lebih rendah dan jangka panjang yang lebih tinggi. Perusahaan menetapkan harga terendah dengan asumsi bahwa pasar sangat peka terhadap perubahan harga, sehingga harga rendah tersebut dapat merangsang pertumbuhan pasar.

4. Maximum market skimming (menyaring pasar secara maksimum)

Dalam tujuan ini perusahaan menetapkan harga tinggi bagi setiap produk baru yang dikeluarkan, dimana kemudia secara berangsur – angsur perusahaan menurunkan harga untuk menarik segmen lain yang peka terhadap harga.

5. Product – quality leadership (kepemimpinan mutu – produk)

Tujuan ini dipilih oleh perusahaan jika perusahaan ingin menjadi pemimpin pasar dalam hal kualitas produk, dan harga yang ditetapkan menjadi relatif tinggi untuk menutupi biaya – biaya penelitian dan pengembangan serta biaya untuk menghasilkan mutu produk yang tinggi.

Sedangkan menurut Sunyoto (2014) tujuan penetapan harga antara lain : 1. Bertahan

Bertahan merupakan usaha untuk tidak melakukan tindakan – tindakan yang meningkatkan laba ketika perusahaan sedang mengalami kondisi pasar yang tidak menguntungkan.

2. Memaksimalkan laba

Penentuan laba bertujuan untuk memaksimalkan laba dalam periode tertentu.

3. Memaksimalkan penjualan

(32)

Penentuan laba bertujuan untuk membentuk pangsa pasar dengan melakukan penjualan dengan harga awal yang merugikan.

4. Prestise

Tujuan penentuan harga di sini adalah untuk memosisikan jasa perusahaan tersebut sebagai produk yang ekslusif.

5. Pengembangan dan invetasi

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian pengembalian atas investasi yang diinginkan.

2.1.9 Faktor –Faktor yang Mempengaruhi Penetapan Harga

Pada dasarnya terdapat dua faktor yang mempengaruhi penetapan harga (Sunyoto, 2014) yaitu :

1. Memperkirakan permintaan produk (Estimate for the product)

a. Memperkirakan seberapa besar harga yang diharapkan (the expected price). Harga yang diharapkan untuk suatu produk adalah harga yang secara sadar atau tidak sadar dinilai oleh konsumen atau pelanggan.

Penjual harus memperkirakan bagaimana reaksi konsumen, apabila suatu produk harganya dinaikkan atau diturunkan. Reaksinya dapat bersifat in elastis, elastis atau inverse demand. In elastis demand artinya apabila harga produk tersebut dinaikkan atau diturunkan maka reaksinya terhadap perubahan barang yang diminta tidak begitu besar. Elastis demand artinya apabila harga produk tersebut dinaikkan atau diturunkan, maka reaksinya terhadap perubahan jumlah barang yang diminta besar sekali. Inverse demand artinya apabila harga produk dinaikkan maka

(33)

justru permintaan naik.

b. Memperkirakan penjualan dengan harga yang berbeda (Estimate of sales at varios price). Manajemen eksekutif harus dapat memperkirakan volume penjualan dengan harga yang berbeda, sehingga dapat ditentukan jumlah permintaan, elastisitas permintaan, dan titik impas yang mungkin tercapai.

2. Reaksi pesaing (Competitive reaction)

Pesaing merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi penciptaan harga terutama sekali ancaman pesaing yang potensial. Persaingan tersebut dapat berasal dari produk yang serupa, produk pengganti maupun produk yang tidak sama.

2.1.10 Strategi Penetapan Harga

Strategi harga yang sesuai dengan tahap introduksi dari siklus hidup produk, haruslah diperbaiki sesuai dengan berjalannya waktu. Meningkatnya persaingan, harga-harga tertekan ke bawah, dan harga menjadi unsur dominan dalam perpaduan promosi. Untuk memenangkan sebuah persaingan, maka pihak produsen harus menentukan strategi harga yang tepat bagi produknya.Berikut metode dalam menetapkan harga, yaitu :

1. Metode biaya tambah (cost plus pricing method)

Metode ini menyatakan bahwa penetapan harga satu unit produk sama dengan biaya total unit ditambah dengan margin laba yang diinginkan per unit produknya.

2. Metode harga keseimbangan permintaan dan suplai

Metode penetapan harga ini paling tepat digunakan bagi perusahaan yang

(34)

tujuan penetapan harganya memaksimumkan laba. Bagi perusahaan lain metode ini juga penting untuk diketahui sebagai perbandingan metode yang dapat digunakan pada saat – saat tertentu.

3. Metode harga pesaing

Metode penetapan ini berorientasi pada kekuatan pasar, dimana harga jual dapat sama dengan produk pesaing, bisa lebih mahal ataupun lebih murah.

Metode penetapan harga ini digunakan jika tejadi persaingan yang ketat dan produk tidak terlihat perbedaannya satu sama lain ataupun karena adanya pasar oligopoli.

2.1.11 Peran Harga

Menurut Tjiptono (2015) harga memiliki peranan utama dalam proses pengambilan keputusan para konsumen, yaitu :

1. Peran alokasi yaitu fungsi dari harga dalam membantu para pembeli untuk memutuskan cara memperoleh manfaat atau utilitas tertinggi yang diharapkan berdasarkan daya belinya. Pembeli membandingkan harga dari berbagai alternatif yang tersedia, kemudia memutuskan alokasi dana yang dikehendaki.

2. Peranan informasi dan harga, yaitu fungsi harga dalam hal “mendidik”

konsumen mengenai faktor – faktor produk seperti kualitas. Hal ini bermanfaat dalam situasi dimana pembeli mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif.

2.1.12 Minat Beli

Simamora (2012) menjelaskan bahwa minat beli terhadap suatu produk timbul karena adanya dasar kepercayaan terhadap suatu produk yang diiringi

(35)

dengan kemampuan untuk membeli produk.Minat beli juga dapat timbul apabila adanya pengaruh dari orang lain ataupun apabila seorang konsumen merasa tertarik terhadap berbagai informasi yang disampaikan seputar produk.

Manurut Schiffman dan Kanuk (dalam Maghfiroh, 2016) minat beli merupakan salah satu aspek psikologis yang memiliki pengaruh cukup besar terhadap sikap perilaku. Minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang membentuk suatu persepsi. Minat belidapat diidentifikasi melalui indikator – indikator sebagai berikut(Ferdinand, 2006) :

1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk.

2. Minat referensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.

3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki preferensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk preferensinya.

4. Minat eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat – sifat positif dari produk tersebut.

Lucas et al.,(Yoestini & Sulistyari, 2012)mengatakan bahwa aspek – aspek dalam minat beli antara lain :

1. Perhatian, adanya perhatian dari konsumen terhadap suatu produk.

2. Ketertarikan, setelah adanya perhatian maka akan timbul rasa tertarik dalam diri konsumen.

3. Keinginan, berlanjut pada perasaan untuk menginginkan atau memiliki

(36)

produk tersebut.

4. Keyakinan, kemudian timbul keyakinan pada diri individu terhadap produk tersebut sehingga menimbulkan keputusan (proses akhir) untuk memperolehnya dengan tindakan membeli.

5. Keputusan membeli.

Perilaku pembelian konsumen seringkali diawali dan dipengaruhi oleh banyaknya rangsangan (stimuli) dari luar dirinya, baik berupa rangsangan pemasaran maupun lingkungannya. Karakteristik pribadi konsumen yang dipergunakan untuk memproses rangsangan sangatlah komplek salah satunya adalah minat beli. Jika ingin mempengaruhi seseorang, cara terbaiknya adalah mempelajari apa yang ada dipikirannya dengan begitu tidak hanya sekedar mendapatkan informasi tentang orang itu tetapi juga bagaimana proses informasi dapat berjalan dan cara memanfaatkannya (Ajay & Goodstein, 1998). Hal inilah yang disebut dengan “The Buying Process” (Proses Pembelian) yang meliputi lima hal :

1. Need (kebutuhan), proses pembelian berawal dari adanya kebutuhan yang tak harus dipenuhi atau kebutuhan yang muncul pada saatitu dan memotivasi untuk melakukan pembelian.

2. Recognition (pengenalan), mengenali kebutuhan itu sendiri untuk dapat menetapkan sesuatu untuk memenuhinya.

3. Search (pencarian), merupakan bagian aktif dalam pembelian yaitu mencari jalan untuk mengisi kebutuhan tersebut.

4. Evaluation (evaluasi), suatu proses untuk mempelajari semua yang didapat selama proses pencarian dan mengembangkan beberapa pilihan.

(37)

5. Decision (keputusan), langkah terakhir dari suatu proses pembelian untuk mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima.

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama dan Tahun

Judul Penelitian Variabel Penelitian

Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian

Rizki, 2018

Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Kosmetik Wardah

Kualitas Produk (X1) Harga (X2) Minat Beli (Y)

Regresi Linier Berganda

- Kualitas produk secara parsial berpengaurh secara signifikan terhadap mina beli - Harga secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap minat beli - Kualitas produk dan harga

secara simultan berpengaruh signifikan terhadap minat beli Respati,

2017

Pengaruh Brand Ambassador, Brand Image dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Produk Lipstik Wardah

Brand Ambassad or (X1) Brand Image (X2) Kualitas Produk (X3) Minat beli (Y)

Regresi Linier Berganda

- Brand Ambassador secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

- Brand Image secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli - Kualitas Produk secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli Eriza,

2017

Peran Mediasi Citra Merek Dan Persepsi Risiko Pada Hubungan Antara Electronic Word Of Mouth (E-WOM) Dan Minat Beli (Studi Pada Konsumen Kosmetik E- Commerce Di Solo Raya)

Citra Merek (mediator) Persepsi Risiko (mediator) E-WOM (X) Minat Beli (Y)

Regresi Linier Berganda

- E-WOM berpengaruh positif terhadap minat beli dan citra merek

- Citra merek memediasi secara parsial hubungan E-WOM dan minat beli

- E-WOM berpengaruh negatif terhadap persepsi risiko dan tidak memediasi hubungan E- WOM dan minat beli

Soleha, Arifin, &

S, 2017

Pengaruh Citra Merek Dan Persepsi Label Halal Terhadap Minat Pembelian Ulang Produk Kosmetik Zoya Malang

Citra Merek (X1) Persepsi Label Halal (X2) Minat Pembelian Ulang (Y)

Regresi Linier Berganda

- Citra merek secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang

- Persepsi label halal secara parsial berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang

- Citra merek dan persepsi label halal secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap minat pembelian ulang

(38)

Lanjutan Tabel 2.1

Nama dan

Tahun Judul Penelitian Variabel Penelitian

Metodologi

Penelitian Hasil Penelitian Permatasari,

2013

Analisis Minat Beli Konsumen Ditinjau Dari Kualitas Dan Brand Equity Produk Shopie Martin Paris Pada Mahasswa Progdi Pendidikan Ekonomi Akuntansi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Kualitas (X1) Brand Equlty (X2) Minat Beli (Y)

Regresi Linier Berganda

- Kualitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

- Brand Equlty secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli - Kualitas dan Brand

Equlty secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

Yoestini &

Sulistyari, 2012

Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Produk Oriflame

Citra Merek (X1) Kualitas Produk (X2) Harga (X3) Minat Beli (Y)

Regresi Linier Berganda

- Citra merek secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadapminat beli - Kualitas produk secara

parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadapminat beli - Harga secara parsial

berpengaruh positif dan signifikan terhadapminat beli

R, 2012 Pengaruh Kualitas Produk Dan Sikap Terhadap Minat Beli Produk Pond’s Di Surabaya

Kualitas Produk (X1) Sikap (X2) Minat Beli (Y)

SEM - Kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

- Sikap berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli

2.3 Kerangka Konseptual

2.3.1 Pengaruh Brand Image terhadap Minat Beli

Sikap terhadap brand image merupakan pernyataan mental yang menilai positif atau negatif, bagus atau tidak bagus, suka tidak suka akan suatu produk yang menghasilkan minat dari konsumen untuk membeli atau mengkonsumsi barang atau jasa. Sebuah merek diciptakan agar produk tersebut memiliki ciri khas tersendiri yang dapat menimbulkan minat beli. Penempatan suatu merek dalam benak konsumen harus dilakukan agar citra merek yang tercipta menjadi semakin

(39)

positif bagi konsumen. Saat suatu merek mempunyai suatu citra yang positif maka merek tersebut menjadi semakin diingat oleh konsumen dan dapat mempengaruhi minat pembelian konsumen (Musay, 2013).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Rizki (2018) yang berjudul Pengaruh Kualitas Produk Dan Harga Terhadap Minat Beli Konsumen Produk Kosmetik Wardah didapat hasil bahwa brand image berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli konsumen.

2.3.2 Pengaruh Kualitas Produk terhadap Minat Beli

Pemasar yang tidak memperhatikan kualitas produknya akan menanggung ketidakloyalan konsumen yang cenderung akan menurunkan penjualan produknya.

Menurut Kotler & Amstrong (2012) bahwa apabila pemasar memperhatikan kualitas, bahkan diperkuat dengan periklanan dan harga yang wajar maka konsumen tidak akan berpikir panjang untuk melakukan pembelian terhadap produk.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Respati(2017) yang berjudul Pengaruh Brand Ambassador, Brand Image dan Kualitas Produk Terhadap Minat Beli Produk Lipstik Wardah didapat hasil bahwa kualitas produk berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

2.3.3 Pengaruh Harga terhadap Minat Beli

Harga sangat mempengaruhi minat beli dikarenakan kemampuan konsumen melakukan pembelian dengan membandingkan manfaat yang akan dia dapat dengan pengorbanan yang dikeluarkan sangatlah diperhatikan. Harga sangat mempengaruhi minat beli dikarenakan kemampuan konsumen untuk membeli sebuah produk

(40)

ditentukan dengan uang yang mereka miliki dan membandingkan dengan fasilitas yang mereka dapatkan ketika membeli suatu produk.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ikanita & Yoestini (2012) yang berjudul Analisis Pengaruh Citra Merek, Kualitas Produk dan Harga Terhadap Minat Beli Produk Oriflame didapat hasil bahwa harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap minat beli.

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok permasalahan serta tujuan penelitian. Oleh karena itu, berdasarkan masalah yang ada dapat dimunculkan suatu hipotesis penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Brand Image, Kualitas produk dan Hargasecara bersama –sama berpengaruh signifikan terhadap Minat Beli Produk MakeOverPada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

2. Brand Image berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

Kualitas Produk Minat Beli

Harga Brand Image

(41)

3. Kualitas produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

4. Harga berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap Minat Beli Produk MakeOver Pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian, dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian asosiatif dengan pendekatan metode kuantitatif. Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang bersifat induktif, objektif dan ilmiah dimana data yang diperoleh berupa angka–angka (nilai) atau pertanyaan, yang dianalisis dengan analisis statistik (Sugiyono, 2014).Sedangkan penelitian asositif merupakan penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih(Situmorang, 2017). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah brand image, kualitas produk, dan hargaterhadap minat beliproduk MakeOver pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Matahari Department Store lantai 3 Plaza Medan Fair Jl. Gatot Subroto No. 30, Sei Sikambing D Medan Petisah, Kota Medan 20113. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Agustus sampai dengan bulan September 2018.

3.3 Batasan Operasional

Variabel penelitian dibatasi oleh faktor – faktor yang dianggap mempengaruhi minat beli produk MakeOver pada Pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fair.

28

(43)

Adapun variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas (independent variabel) terdiri dari : Brand Image (X1), Kualitas produk (X2), dan Harga(X3).

2. Variable terikat (dependent variable) yaitu Minat Beli produk MakeOver (Y).

3.4 Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel penelitian :

1. Menurut Sugiyono (2014) variabel dependent sering disebut sebagai variabel output, kriteria dan konsekuen.Pada penelitian ini yang menjadi variabel bebas (X) adalah Brand Image, Kualitas Produk dan Harga.

a. Brand Image(X1) merupakan suatu kesan yang ada didalam benak konsumen mengenai suatu merek yang terbentuk melalui pesan dan pengalaman konsumen terhadap merek, sehingga menimbulkan citra yang ada dalam benak konsumen.

b. Kualitas produk(X2) merupakan kemampuan produk untuk menampilkan fungsinya, termasuk waktu kegunaan dari produk, keandalan, kemudahan dalam penggunaan, perbaikan, dan nilai – nilai lainnya.

c. Harga(X3)merupakan sejumlah uang yang harus dibayarkan atas barang dan jasa atau jumlah nilai yang konsumen tukarkan dalam rangka mendapatkan manfaat dari penggunaan barang dan jasa.

2. Variabel independent adalah variabel yang sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, dan antesenden (Sugiyono, 2014). Pada penelitian ini yang menjadi variabel terikat (Y) adalah Minat Beli, yaitu minat beli yang muncul ketika melihat produk MakeOver.

(44)

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Ukur

Brand Image(X1

)

Segala hal yang terkait dengan MakeOver yang ada dibenak konsumen

1. Merek sudah dikenal 2. Logo/symbol mudah

diingat

3. Kesan modern

Likert

Kualitas Produk(X

2)

Karakteristik produk MakeOver yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplementasikan.

1. Kehandalan produk 2. Daya Tahan

3. Aman dipakai Likert

Harga(X3

)

Sejumlah uang yang harus dibayarkan atas pembelian kosmetik MakeOver.

1. Keterjangkauan harga 2. Daya saing harga 3. Kesesuaian harga

dengan manfaat

Likert

Minat Beli (Y)

Kemungkinan pengguan MakeOver membeli produk MakeOver .

1. Mencari informasi 2. Memiliki kesan positif 3. Menentukan pilihan 4. Yakin menggunakan

produk

Likert

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Penelitian ini menggunakan skala Likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial(Sugiyono, 2014).Untuk keperluan kuantitatif penelitian maka peneliti memberikan lima alternatif jawaban untuk dijawab oleh para responden dengan menggunakan skor 1 sampai dengan 5 seperti yang dapat dilihat dari Tabel 3.2.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No Skala Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Kurang Setuju (KS) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2014)

(45)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

Menurut Sugiyono (2014) populasi adalah wilayah generalisasi obyek / subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti unuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi penelitian ini adalah pengunjungyang ada diCounter MakeOver Di Plaza Medan Fair yang tertarik menggunakan produk kosmetik MakeOver yang tidak diketahui jumlahnya.

3.6.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2014) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristtik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Dalam penelitian ini sampel diambil menggunakan metode nonprobability sampling yaitu teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsuratau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel, dengan teknik pengambilan accidental sampling yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti yang dapat digunakan sebagai sampel dan dipandang cocok sebagai sumber data.Dikarenakan jumlah populasi yang tidak diketahui secara pasti, maka untuk menentukan besarnya sampel digunakan rumus Unknown Populations (Supramono & Haryanto, 2003)sebagai berikut :

n =

( ) ( )( )

n : Jumlah sampel

Z : Nilai standard normal yang besarnya tergantung Bila α = 0,05 Z = 1,67

(46)

Bila α = 0,01 Z = 1,96 p : Estimasi proporsi populasi

q : 1 – p

d : Penyimpangan yang ditolerir

Berdasarkan pra survey yang telah dilakukan peneliti terhadap 30 orang, ditemukan ada 12 orang yang tertarik menggunakan kosmetik MakeOver.

Sehingga, nilai p adalah 12/30 x 100% = 40% dan nilai q adalah 60%. Dengan demikian, jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

n =

( ) ( )( )

n = 92,19 dibulatkan menjadi 93 orang Maka sampel dalam penelitian ini adalah 93responden.

3.7 Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini menggunakan dua jenis sumber data yaitu : 1. Data Primer

Data primer (primary data) adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh perorangan/ suatu organisasi secara langsung dari objek yang diteliti dan untuk kepentingan studi yang bersangkutan yang dapat berupa interview ataupun observasi (Lutfi & Situmorang, 2014), pada penelitian ini yang menjadi objeknya adalah pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fairselaku responden dengan memberikan pertanyaan (kuesioner).

2. Data sekunder

(47)

Data sekunder (secondary data) adalah data yang diperoleh dikumpulkan dan disatukan oleh studi – studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung berupa data dokumentasi dan arsip – arsip resmi (Lutfi & Situmorang, 2014).

3.8 Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah : 1. Kuesioner (Angket)

Sugiyono (2014) menyatakan kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Peneliti menyebarkan daftar pernyataan pada pengunjung Counter MakeOver Di Plaza Medan Fairyang menjadi sampel atau responden dalam penelitian ini.Dalam kuesioner ini dibuat skala 1 – 5 untuk mendapatkan data yang bersifat interval dan diberi skor atau nilai dengan kategori pengukuran :

a. Sangat Tidak Setuju (STS), diberi bobot 1 b. Tidak Setuju (TS), diberi bobot 2

c. Kurang Setuju (KS), diberi bobot 3 d. Setuju (S), diberi bobot 4

e. Sangat Setuju (SS), diberi bobot 5 2. Dokumentasi

Studi dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang diperoleh melalui buku – buku, jurnal, dan situs internet yang menjadi bahan referensi pendukung kemudian mempelajari data – data tersebut.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian memiliki keterbatasan seperti sampel yang digunakan hanya perusahaan manufaktur sub-sektor industri konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun

Dari model tradisi perkawinan antarkerabat kyai yang tersebut di atas, kita dapat mengambil dampak positif ketika terjadi konflik, yaitu upaya resolusi bisa lebih mudah

Hal ini disebabkan beberapa isu yang terjadi pada pelaksanaan Pamsimas, baik dari segi perencanaan, pembangunan sampai monitoring evaluasi Kecamatan Tembalang masih

ilmu pengetahuan,  teknologi, seni, dan  budaya 1.4 Menghayati berbagai  fenomena kehidupan  sesesuai proses kerja  hukum tertib kosmis  (niyama)

Kabupaten Pasarnan Untuk keperluan pengambilan data dalam rangka Penulisan Tugas Akhir Program Magister TAPM pad.a Program Pascasarjana Universitas Terbuka, dengan ini kami

Aksesi pisang kepok di Kabupaten Muna berdasarkan karakteristik gabungan data kualitatif dan kuantitatif memiliki pengelompokan yang sama dengan pengelompokan secara

Data yang diperoleh dari hasil uji karakteristik fisik dan hasil pelepasan obat dianalisa menggunakan SPSS dengan taraf kepercayaan 95%, untuk melihat adakah perbedaan hasil

Namun setelah diadakan penelitian terlihat pada siklus I etos kerja guru sudah ada perubahan walapun belum maksimal, hasil yang diperoleh sesuai dengan instrumen penelitian