39 BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Tahun Ajaran 2015/2016. Dengan jumlah siswa 18 siswa yang terdiri 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti data yang diperoleh dari guru siswa kelas IV dari 18 siswa tersebut 7 siswa atau 39%
yang sudah tuntas di atas KKM 70. Sedangkan 11 siswa atau 61% masih belum tuntas atau berada di bawah KKM 70.
Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Kota Salatiga yang berjumlah 18 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Energi Panas dan Bunyi.
4.1.1 Kondisi Prasiklus
Tabel 4.1
Hasil Belajar Siswa Prasiklus
Keterangan Frekuensi Presentasi
Tuntas 7 39%
Tidak Tuntas 11 61%
Jumlah 25 100%
Nilai rata-rata 65
Nilai tertinggi 91
Nilai terendah 50
Berdasarkan tabel 4.1 kondisi awal merupakan keadaan siswa sebelum tindakan dilakukan. Berdasarkan hasil wawancara bersama guru kelas IV selaku wali kelas IV dari 18 siswa menujukan bahwa terdapat 7 siswa atau 39% yang sudah tuntas di atas KKM 70. Sedangkan 11 siswa atau 61% masih belum tuntas atau berada di bawah KKM 70.
Diagram 4.1
Presentase Hasil Belajar Siswa Pra Siklus 4.2 Tindakan
4.2.1 Siklus I
Setelah memperoleh data dari pra siklus baik proses belajar maupun hasil belajar siswa, maka peneliti melanjutkan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus I.
1. Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan pada siklus I ini terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1, dan pertemuan 2. Setelah diperoleh informasi pada tahap observasi, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan.
Sebelum melakukan penelitian dengan mengajar pada pertemuan pertama, peneliti menyiapkan perlengkapan untuk mengajar antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan alat peraga yang diperlukan untuk menunjang kegiatan
39%
61%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
Prasiklus
Tuntas Tidak Tuntas
model pembelajaran Group Investigation (GI), Lembar Kerja dan Lembar Observasi yang sudah didiskusikan bersama guru kelas 4.
Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus I adalah sebagai berikut:
a. Pelaksanaan Pertemuan I
Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajarkan dikelas dengan berpedoman pada yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Tindakan pada siklus I dilaksanakan pada pelajaran IPA materi Energi Panas, dan Pertemuan I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 9 Mei 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dengan materi pelajaran sumber energi panas.
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakan yaitu pertama guru membuka pelajaran dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.
Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab bersama siswa seputar energi panas yang kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan mengenai sumber energi panas dan kemudian bertanya jawab bersama siswa apa saja contoh dari sumber energi panas. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat materi tugas yang berbeda dari kelompok lain, kemudian masing-masing kelompok membahas materi sumber-sumber energi panas yang berisi penemuan. Setelah diskusi selesai, salah satu anggota perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan presentasi didepan kelas dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan
penjelasan singkat dan kesimpula seputar materi dan tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dalam kelompok.Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang kurang mengerti atau kurang jelas mengenai materi sumber-sumber energi panas.
3) Kegiatan Akhir
Pada akhir pelajaran siswa bersama guru merangkum pelajaran yang telah dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar.
Pertemuan II
Pada siklus I pertemuan II pelaksanaan, tindakan dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajarkan dikelas dengan berpedoman pada yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Tindakan pada siklus I pertemuan II dilaksanakan pada pelajaran IPA materi Macam-Macam Perpindahan Sumber Energi Panas, dan dilaksanakan Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Senin tanggal 23 Mei 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dengan materi pelajaran macam-macam perpindahan energi panas.
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakan yaitu pertama guru membuka pelajaran dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab bersama siswa seputar panas yang berpindah yang kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan mengenai perpindahan energi panas dan kemudian bertanya jawab bersama siswa apasaja contoh nyata dari perpindahan energi panas dan macam-macam perpindahan energi panas.
Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, guru memanggil
masing-masing ketua kelompok untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat materi tugas yang berbeda dari kelompok lain, kemudian masing-masing kelompok membahas materi macam-macam perpindahan energi panas yang berisi penemuan. Setelah diskusi selesai, salah satu anggota perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan presentasi didepan kelas dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan penjelasan singkat dan kesimpula seputar materi dan tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dalam kelompok. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang kurang mengerti atau kurang jelas mengenai materi macam-macam perpindahan energi panas
3) Kegiatan Akhir
Pada akhir pelajaran siswa bersama guru merangkum pelajaran yang telah dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa setelah melakukan proses pembelajaran mengenai Energi Panas.
Tabel 4.2
Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus 1
Hasil Observasi Observer 1 Observer 2
Hasil Observasi Guru 80 91
Hasil Observasi Siswa 64 67
Jumlah 144 158
Rata-rata 72 79
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus I terhadap hasil belajar siswa diperoleh data nilai siswa sebagai berikut
Tabel.4.3
Hasil perolehan Nilai Siklus 1
Keterangan Jumlah Siswa Presentasi
Tuntas 8 50%
Tidak Tuntas 8 50%
Jumlah 16 100%
Nilai Rata-rata 67
KKM 70
Berdasarkan tabel 4.3 menunjukkan bahwa hasil belajar siklus I siswa kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 sebanyak 5 siswa yang mandapat nilai ≤61dengan presentase 31,25%, sebanyak 3 siswa yang mendapat nilai 62 – 69 dengan persentase 18,75, sebanyak 3 siswa mendapat nilai 70 – 77dengan persentase 18,75 %, sebanyak 5 siswa mendapat nilai 78 – 85dengan persentase 31,25%, dan sebanyak 0 siswa mendapat nilai ≥86 dengan persentase 0%. Dengan persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar 50%.Walaupun sudah terjadi kenaikan, namun hasil tersebut belum optimal karena target keberhasilan ketuntasan siswa harus mencapai 85%.Selain itu, dapat dilihat juga pada tabel, nilai rata-rata pada siklus I adalah 67.
Diagram 4.2
Hasil Belajar Siswa IPA Kelas 4 Siklus I
1. Refleksi
1. Penerapan pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru
Berdasarkan hasil temuan pada penggunaan model pembelajaran tipe Group Investigationoleh guru pada siklus I pertemuan I terdapat kekurangan guru dalam proses pembelajaran yaitu guru tidak melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa, untuk yang lainnya sudah cukup. Selanjutnya dalam pertemuan II terdapat kekurangan guru dalam proses pembelajaran yaitu guru tidak menyampaikan tujuan pembelajaran.
2. Hasil belajar siswa
Selain itu juga, berdasarkan evaluasi hasil tes yang diperoleh di siklus I pada pertemuan II menunjukkan adanya peningkatan juga. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang semula pada pra siklus 39%, meningkat menjadi 50% dan nilai ketuntasan siswa dari pra siklus yang hanya 65% menjadi 67%.
50% 50%
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
Siklis 1
Tuntas Tidak Tuntas
3. Tindak lanjut
Dari hasil observasi, dapat diketahui bahwa penggunaan pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru dari cukup baik pada pertemuan I dan baik pada pertemuan II, tingkat hasil belajar siswa menunjukkan peningkatan. Kekurangan yang ada pada penerapan pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru, hasil belajar siswa pada siklus I akan diperbaiki pada pelaksanaan pembelajar siklus II dan kelebihan yang ada akan dipertahankan.
4.2.2 Siklus II
Setelah melakukan analisis, evaluasi dan refleksi, kemudian diperoleh data dari siklus I mengenai hasil belajar siswa dan tingkat kreatifitas siswa, maka peneliti melanjutkan dengan melakukan perencanaan penelitian pada siklus II.
1. Perencanaan
Dalam kegiatan perencanaan pada siklus II ini terdiri dari 2 kali pertemuan yaitu pertemuan 1, dan pertemuan 2. Setelah diperoleh informasi pada siklus I, maka dilakukan diskusi dengan guru kelas 4 mengenai materi pembelajaran yang akan disajikan serta alat penunjang lain yang perlu digunakan. Sebelum melakukan penelitian dengan mengajar pada pertemuan pertama, peneliti menyiapkan perlengkapan untuk mengajar antara lain Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan alat peraga yang diperlukan untuk menunjang kegiatan model pembelajaran Group Investigation (GI), Lembar Kerja dan Lembar Observasi yang sudah didiskusikan bersama guru kelas 4.
Adapun kegiatan pelaksanaan tindakan pada siklus II adalah sebagai berikut:
1. Pelaksanaan Pertemuan I
Pada pelaksanaannya, tindakan ini dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajar dikelas dengan berpedoman pada yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti.
Tindakan pada siklus II dilaksanakan pada pelajaran IPA materi Energi Bunyi, dan Pertemuan I dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 24 Mei 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran) dengan materi pelajaran sumber energi bunyi.
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakan yaitu pertama guru membuka pelajaran dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran. Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab bersama siswa seputar bunyi yang dihasilkan dari benda yang bergetar, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan mengenai sumber energi bunyi dan kemudian bunyi. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat materi tugas yang berbeda dari kelompok lain, kemudian masing-masing kelompok membahas materi sumber-sumber energi bunyi yang berisi penemuan. Setelah diskusi selesai, salah satu anggota perwakilan kelompok menyampaikan hasil diskusi dengan presentasi didepan kelas dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan penjelasan singkat dan kesimpula seputar materi dan tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dalam kelompok. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang kurang mengerti atau kurang jelas mengenai materi sumber-sumber energi bunyi.
3) Kegiatan Akhir
Pada akhir pelajaran siswa bersama guru merangkum pelajaran yang telah dilaksanakan dan guru memberi motivasi kepada siswa agar lebih giat belajar.
Pertemuan II
Pada siklus II pertemuan II, pelaksanaan tindakan dilakukan oleh peneliti sebagai guru yang mengajarkan dikelas dengan berpedoman pada yang termuat dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang sudah dibuat oleh peneliti. Tindakan pada siklus II pertemuan II dilaksanakan pada pelajaran IPA materi Macam-Macam Perambatan Bunyi, dan dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 25 Mei 2016 dengan alokasi waktu 2 x 35 menit (2 jam pelajaran).
1) Kegiatan Awal
Pada kegiatan awal yang telah dilaksanakan yaitu pertama guru membuka pelajaran dan menanyakan kesiapan siswa untuk mengikuti pelajaran.
Selanjutnya guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab bersama siswa seputar bunyi yang dapat didengar oleh telinga dikarenakan adanya perambatan bunyi, kemudian dilanjutkan dengan menjelaskan tujuan pembelajaran.
2) Kegiatan Inti
Pada kegiatan inti, guru menjelaskan mengenai perambatan pada bunyi dan kemudian bertanya jawab bersama siswa apa saja contoh nyata dari perambatan bunyi dan macam-macam perambatan pada bunyi. Selanjutnya guru membagi siswa kedalam kelompok heterogen dan menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok, guru memanggil masing-masing ketua kelompok untuk satu materi tugas sehingga satu kelompok mendapat materi tugas yang berbeda dari kelompok lain, kemudian masing-masing kelompok membahas materi macam-macam perpindahan energi panas yang berisi penemuan. Setelah diskusi selesai, salah satu anggota perwakilan kelompok
menyampaikan hasil diskusi dengan presentasi didepan kelas dan kelompok lain dapat memberikan tanggapan. Selanjutnya guru memberikan penjelasan singkat dan kesimpula seputar materi dan tugas yang telah dikerjakan oleh siswa dalam kelompok.Siswa diberi kesempatan untuk bertanya jika masih ada yang kurang mengerti atau kurang jelas mengenai materi macam-macam perambatan bunyi.
3) Kegiatan Akhir
Pada akhir pelajaran siswa bersama guru merangkum pelajaran yang telah. Kemudian siswa diminta untuk mengerjakan soal evaluasi untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa setelah melakukan proses pembelajaran dari pertemuan I dan pertemuan II mengenai Energi Bunyi.
Tabel 4.4
Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus 2
Hasil Observasi Observer 1 Observer 2
Hasil Observasi Guru 94 100
Hasil Observasi Siswa 61 76
Jumlah 155 176
Rata-rata 77,5 88
Berdasarkan hasil pelaksanaan pembelajaran pada siklus II terhadap hasil belajar siswa diperoleh data nilai siswa sebagai berikut.
Tabel.4.5
Hasil perolehan Nilai Siklus 2
Keterangan Jumlah Siswa Presentasi
Tuntas 14 87,5
Tidak Tuntas 2 12,5
Jumlah 16 100%
Nilai Rata-rata 78
KKM 70
Berdasarkan tabel 4.5 terlihat bahwa setelah dilakukan lagi tindakan pada siklus II dengan menggunakan model seperti siklus I dengan materi yang berbeda, siswa yang tidak tuntas yaitu mendapat nilai di bawah KKM dari jumlah siswa 16 orang yang tidak tuntas sebanyak 8 siswa dan siswa yang tuntas yaitu mendapat nilai sesuai KKM dan diatas KKM sebanyak 8 siswa, dengan nilai maksimal 90 dan nilai minimal 50
Berdasarkan tabel 4.5 menunjukkan bahwa hasil belajar siklus II siswa kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03, sebanyak 3 siswa yang mandapat nilai ≤61 dengan persentase 18,75%, tidak ada siswa yang mendapat nilai 62 – 69, sebanyak 2 siswa mendapat nilai 70 – 77 dengan persentase 12,5%, sebanyak 7 siswa mendapat nilai 78 – 85 dengan persentase 43,75%, dan sebanyak 4 siswa mendapat nilai ≥86 dengan persentase 25%. Dengan persentase keberhasilan atau ketuntasan hasil belajar 87,5% yang sudah mencapai target yang ditetapkan oleh peneliti.
Diagram4.3
Hasil Belajar Siswa IPA Kelas 4 Siklus II
87,5%
12,5%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
siklus 2
Tuntas Tidak Tuntas
2. Refleksi
1. Penerapan pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru
Berdasarkan hasil observasi penerapan pembelajaran tipe Group Investigation oleh guru pada siklus II diperoleh hasil penerapan yang dilakukan oleh guru sangat baik karena hampir semua indikator telah terlaksana dan hanya ada 1 indikator yang baik.
2. Hasil belajar
Selain itu juga, berdasarkan evaluasi hasil tes yang diperoleh di siklus I pada pertemuan II menunjukkan adanya peningkatan juga. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari nilai rata-rata kelas yang semula pada siklus I 67 meningkat menjadi 78 pada siklus II dan persentase ketuntasan siswa dari siklus I yang hanya 50% menjadi 87% yang mana telah mencapai kriteria ketuntasan minimal yang peneliti tetapkan yaitu tuntas jika 85% siswa mendapat nilai sesuai KKM 70 pada siklus II. Pada siklus II mayoritas siswa sudah dapat mencapai nilai sesuai dengan KKM yang telah ditetapkan dan hanya ada 2 siswa yang masih di bawah KKM dikarenakan siswa tersebut mengalami gangguan dalam belajar yaitu kurang fokus dalam belajar.
3. Tindak lanjut
Berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan guru kelas 4 yang bersangkutan, maka guru dapat membuat hasil dari siklus II sebagai bahan acuan bagi guru kelas 4 dalam merancang rencana pembelajaran selanjutnya agar lebih baik lagi pada pertemuan materi yang berbeda.
4.3 Perbandingan Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II Tabel 4.6
Hasil Belajar Siswa Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Keterangan
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siswa % Siswa % Siswa %
Tuntas 7 39% 8 50% 14 87,5%
Tidak Tuntas 11 61% 8 50% 2 12,5%
Jumlah 18 100% 16 100% 16 100%
Nilai Rata-rata 65 67 78
KKM 70
Berikut ini dapat dilihat tabel 4.6 hasil belajar siswa sebelum tindakan (pra siklus), siklus I dan siklus II serta rekapitulasi perbandingan hasil belajar dalam tabel dibawah ini.
Dari tabel rekapitulasi pengelompokkan hasil belajar siswa dari Pra Siklus, Siklus I, dan Siklus II, terlihat bahwa adanya peningkatan jumlah siswa untuk hasil belajar yang masuk dalam Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM = 70) dalam mata pelajaran IPA. Untuk klasifikasi Tuntas, pada Pra Siklus terdapat 7 siswa yang mendapat nilai tuntas, sedangkan pada Siklus I terdapat 8 siswa yang mendapat nilai tuntas dan pada Siklus II terdapat 14 siswa yang mendapat nilai tuntas. Hal ini membuktikan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa. Pada klasifikasi tidak tuntas, pada Pra Siklus terdapat 11 siswa yang mendapat nilai tidak tuntas, sedangkan pada Siklus I terdapat 8 siswa yang mendapat nilai tidak tuntas dan pada Siklus II terdapat 2 siswa yang mendapat nilai tidak tuntas. Dari data jumlah siswa yang mendapat nilai tidak tuntas dari pra siklus, siklus I dan siklus II, terlihat bahwa dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI) dapat mengurangi jumlah siswa
yang mendapat nilai tidak tuntas dalam artian hampir keseluruhan siswa mendapat nilai tuntas.
Untuk lebih jelasnya perolehan hasil belajar dapat dilihat pada gambar berikut.
Diagram 4.4
Diagram Perolehan Hasil Belajar IPA Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
Pada Tabel 4.5 dan diagram 4.4 menunjukkan bahwa pembelajaran menggunakan model Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas 4.
4.4 Pembahasan Hasil Penelitian 1. Prasiklus
Berdasarkan hasil observasi pada pra siklus yang dilakukan di kelas 4 SD Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga, ditemukan bahwa hasil belajar IPA siswa dapat dikatakan rendah, hal ini terbukti dari 18 siswa kelas 4 terdapat 7 siswa tuntas dengan persentase 39% dan 11 siswa belum tuntas dengan persentase 61%. Meskipun ada sebagian siswa yang tuntas, tetapi rata-rata kelas yang didapat hanya sebesar 65 karena jumlah siswa yang tuntas tidak begitu jauh banyaknya dari jumlah siswa yang tidak tuntas dari nilai KKM yang ditetapkan.
39%
50%
88%
61%
50%
12%
0%
20%
40%
60%
80%
100%
Prasiklus Siklus 1 Siklus 2
Tuntas Tidak Tuntas
Hal ini disebabkan karena cara guru dalam mengajar hampir sebagian menggunakan metode konvensional atau ceramah sehingga lebih berpusat pada guru dan kurang memperhatikan siswa dan kurang melibatkan siswa dalam proses pembelajaran sehingga siswa pasif mengakibatkan hasil belajar siswa rendah. Proses pembelajaran sebelum adanya tindakan siswa lebih cenderung mendengarkan ceramah dari guru dan siswa tidak terlibat secara langsung dalam proses belajar mengajar sehingga pembelajaran terkesan kurang berkualitas dalam memperlihatkan sisi kreatif siswa. Adanya perbandingan antara siswa tuntas dan siswa belum tuntas dikarenakan 7 siswa yang tuntas sudah mencapai ketuntasan mampu menangkap materi yang disajikan oleh guru meskipun dengan metode yang sederhana yaitu konvensional. Akan tetapi untuk 11 siswa yang belum tuntas karena ketidakmampuan dan belum bisa menerima materi yang disajikan oleh guru hanya dengan menggunakan metode konvensional, sehingga guru perlu untuk memperhatikan akan kelemahan dari siswa yang mendapat nilai tidak tuntas dengan menggunakan metode pembelajaran yang sesuai sehingga mudah untuk dipahami dan dimengerti oleh siswa dan siswa dapat lebih cepat tanggap akan materi pembelajaran.
2. Siklus I
Siklus I dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada pokok bahasan “energi panas” diperoleh siswa yang mencapai KKM yaitu 70 sebanyak 8 siswa atau 50% dan 8 siswa atau 50% yang mendapat nilai di bawah dari KKM. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 67 dengan nilai tertinggi adalah 85 dan nilai terendah adalah 55.
3. Siklus II
Siklus II dengan penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) pada pokok bahasan “energi bunyi” diperoleh siswa yang mencapai KKM yaitu 70 sebanyak 14 siswa atau 87,5% dan 2 siswa atau 12,5% yang mendapat nilai di bawah dari KKM. Adapun nilai rata-rata siswa adalah 78,09 dengan nilai tertinggi adalah 90 dan nilai terendah adalah 60.
Sesuai dengan teori H. Isjoni yang mengatakan bahwa pembelajaran Group Investiagation (GI) ini dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri, melibatkan siswa untuk aktif dalam pembelajaran dengan memberi peluang kepada siswa untuk lebih mempertajam gagasan. Oleh karena itu sangat tepat digunakan dalam proses pembelajaran IPA SD karena siswa dapat memperoleh pengalaman belajar secara aktif, mampu berpikir secara mandiri dan dapat membantu siswa untuk lebih mempertajam gagasan yang diperolehnya dalam kegiatan pembelajaran.
Teori di atas juga sama dengan yang peneliti terapkan pada saat melaksanakan tindakan di kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03 Salatiga menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Siswa tidak lagi terlihat pasif tetapi siswa dapat terlibat langsung dalam proses belajar dalam kegiatan berkelompok untuk menyelidiki dan pembuktian sesuatu yang diberikan oleh guru. Akhirnya hal tersebut sangat mempengaruhi hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri Kumpulrejo 03.
Selain itu juga, dengan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, maka didapat perolehan nilai dari hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II sebagai berikut.
Berdasarkan pembahasan di atas, maka didapatkan bahwa melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif Tipe Group Investigation (GI) dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas 4 mata pelajaran IPA Semester II pada pokok bahasan “energi panas” dan melalui peningkatan hasil belajar siswa kelas IV mata pelajaran IPA Semester II pada pokok bahasan “energi bunyi” juga mengalami peningkatan.