PENGARUH FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL TERHADAP LABA ASURANSI JIWA SYARIAH
(Studi Pada Unit Usaha Syariah Asuransi Jiwa di Indonesia Periode 2016-2020)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Oleh:
Zakiyyatun Nafilah 11170860000079
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
1443/2021
Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Terhadap Laba Asuransi Jiwa Syariah
(Studi Pada Unit Usaha Syariah Asuransi Jiwa di Indonesia Periode 2016-2020)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun oleh : Zakiyyatun Nafilah NIM: 11170860000079
Di bawah Bimbingan Pembimbing
RR. Tini Anggraeni, ST, M.Si NIDN. 2010088001
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2021 M / 1443 H
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF
Hari ini, Selasa Tanggal 15 Bulan Juni Tahun Dua Ribu Dua Puluh Satu telah dilakukan Ujian Komprehensif atas mahasiswa :
1. Nama : Zakiyyatun Nafilah 2. NIM : 11170860000079 3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal
Terhadap Laba Asuransi Jiwa Syariah (Studi Pada Unit Usaha Syariah Asuransi Jiwa di Indonesia Periode 2016-2020)
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian komprehensif, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Pamulang, 15 Juni 2021
1. Prof. Dr. Muhammad Nur Rianto Al-Arif M.Si
NIP. 198110132008011006 (……….)
Penguji I
2. Ady Cahyadi, M.Si
NIDN. 2015038202 (……….)
Penguji II
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH Yang bertanda tangan di bawah ini
Nama : Zakiyyatun Nafilah NIM : 11170860000079 Jurusan : Ekonomi Syariah Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:
1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan dan mempertanggungjawabkan.
2. Tidak melakukan plagiasi terhadap naskah karya orang lain.
3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli atau tanpa izin pemilik karya.
4. Tidak melakukan pemanipulasian dan pemalsuan data.
5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas karya ini.
Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah melalui pembuktian yang dapat dipertanggung jawabkan, ternyata memang ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.
Pamulang, 24 Oktober 2021
Zakiyyatun Nafilah
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI
Hari ini, Rabu Tanggal 22 Bulan Desember 2021 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:
1. Nama : Zakiyyatun Nafilah 2. NIM 11170860000079 3. Jurusan : Ekonomi Syariah
4. Judul Skripsi : Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Terhadap Laba Asuransi Jiwa Syariah (Studi Pada Unit Usaha Syariah Asuransi Jiwa di Indonesia Periode 2016-2020.
Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa tersebut diatas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 22 Desember 2021
1. Dr. Nofrianto, M.Ag. ( )
NIP. 197611112003121002 Ketua Penguji
2. RR. Tini Anggraeni, S.T, M.Si ( )
NIDN. 2010088001 Pembimbing
3. Dwi Nur’aini Ihsan, M.M. ( )
NIP. 197710212014112001 Penguji Ahli
VI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. IDENTITAS PRIBADI
a. Nama : Zakiyyatun Nafilah b. Tempat, Tanggal Lahir : Cirebon, 06 Juni 1999 c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Email : [email protected]
II. PENDIDIKAN
1. SD (2005-2011) : SDN 1 Sindangmekar
2. MTS (2011-2014) : MTS.S Manbaul-Ulum Cirebon
3. MA (2014-2017) : MANU Putri Buntet Pesantren Cirebon 4. S1 (2017-2021) : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. PENGALAMAN ORGANISASI
1. HMJ Ekonomi Syariah (2018/2019) : Anggota Departemen Eksternal
2. LiSEnSi UIN Jakarta (2019/2021) : Anggota 3. FORSILA BPC (2017/2019) : Anggota
VII ABSTRACT
This research aims to analyze the Influence of Internal Factors and External Factors on Sharia Life Insurance Profits (Study on Shariah Life Insurance Business Unit Period 2016-2020). The data used is monthly data from each variable. The methods used in this study are Regression Data Panel and Autoregressive Distributed Lag (ARDL) through the Eviews 10 program.
The results obtained in panel data regression are known to have the impact of premiums, investment returns, inflation and exchange rates on sharia life insurance profits on each company, namely PT. Asuransi Allianz Life Indonesia, BRI Life, PT. Life Insurance Manulife Indonesia, PT. Prudential Life Assurance, and PT. Life Insurance Sinar Mas MSIG. From the panel data test results, it is known that the company that has the most influence on premiums, investment returns, inflation and exchange rates on sharia life insurance profits is PT.
Prudential Life Assurance. In the ARDL test the variables that have an effect in the short term are Premiums, Investment Returns, Inflation and Exchange Rates and have a significant effect on Sharia Life Insurance Profits. While in the long term Premiums and Exchange rates have a significant effect on Profits for Sharia Life Insurance, while Inflation and Investment Returns have no significant effect on Profits for Sharia Life Insurance.
Keywords: Profit, Premium, Investment Return, Inflation, and Exchange Rate.
VIII ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Terhadap Laba Asuransi Jiwa Syariah (Studi pada Unit Usaha Syariah Asuransi Jiwa Periode 2016-2020). Data yang digunakan merupakan data bulanan dari masing-masing variabel. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Regresi Data Panel dan Autoregressive Distributed Lag (ARDL) melalui program Eviews 10.
Hasil Penelitian yang didapatkan dalam regresi data paneldiketahui dampak premi, hasil investasi, inflasi dan kurs terhadap laba asuransi jiwa syariah terhadap masing-masing perusahaan yaitu perusahaan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia, BRI Life, PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT. Prudential Life Assurance, dan PT. Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG. Dari hasil uji data panel diketahui perusahaan yang memiliki pengaruh paling besar premi, hasil investasi, inflasi dan kurs terhadap laba asuransi jiwa syariah yaitu PT. Prudential Life Assurance. Pada uji ARDL variabel yang berpengaruh dalam jangka pendek yaitu Premi, Hasil Investasi, Inflasi dan Kurs dan berpengaruh signifikan terhadap Laba Asuransi Jiwa Syariah. Sementara dalam jangka panjang Premi dan Kurs berpengaruh signifikan terhadap Laba Asuransi Jiwa Syariah, sedangkan Inflasi dan Hasil Investasi tidak berpengaruh signifikan terhadap Laba Asuransi Jiwa Syariah.
Kata Kunci: Laba, Premi, Hasil Investasi, Inflasi, dan Kurs.
IX
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Faktor Internal dan Faktor Eksternal Terhadap Laba Asuransi Jiwa Syariah (Studi Pada Unit Usaha Syariah Asuransi Jiwa Periode 2016-2020)”. Sholawat dan salam, senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi besar Muhammad SAW, sebagai telan bagi setiap manusia di bumi ini.
Tujuan dari penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak pihak yang telah membantu. Oleh karena itu, syukur Alhamdulillah penulis haturkan atas kekuatan dan kehendak Allah SWT. Sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Selain itu, penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada semua pihak telah membantu dalam penyusunan skripsi terutama kepada:
1. Kedua orang tua saya, Bapak dan Mamah, yang selalu memberi dukungan dan semangat, serta pengingat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik.
2. Kakak dan adik saya, Ang Ipin dan Iim, yang juga sebagai sumber semangat dan pelipur di waktu-waktu sulit ketika penulis sedang mengerjakan skripsi.
3. Bapak Prof. Dr. Amilin, M.Si., Ak., CA., QIA., BKP., CRMP selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Dr. Erika Amelia, SE., M.Si. selaku Ketua Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
5. Ibu Dwi Nur'aini Ihsan, M.M. selaku Sekretaris Prodi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
X
6. Ibu RR. Tini Anggraeni, ST., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu serta dengan sabar memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.
7. Ibu Endra Kasni Laila Yuda, S.Ag., M.Si, selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu dan mengarahkan penulis selama menempuh masa studi.
8. Seluruh dosen dan staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah banyak memberikan ilmu pengatahuannya dan bantuan pelayanan selama penulis melaksanakan masa studi.
9. Kepada Ust. Endang Husna Hadiawan dan Ibu Hj. Arbiyah Mahfudz yang telah memberikan motivasi, dukungan dan tak lelah memberikan pengajaran keagamaan bagi penulis selama di Ponpes Nurmedina.
10. Kepada Perusahaan PT. Asuransi Allianz Life Indonesia, BRI Life, PT.
Asuransi Jiwa Manulife Indonesia, PT. Prudential Life Assurance dan PT.
Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG yang telah membantu penulis meneliti dengan memberikan data laporan keuangan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
11. Sepupu-sepupu penulis yaitu Ihab, Ang Kiki dan Abid yang selalu memberikan motivasi dan dukungan, serta teman berbagi.
12. Sahabat seperjuangan semasa penulis kuliah. Muthmay, Ethna, Adibah, yang selalu ada 24/7 untuk penulis. Mereka mewarnai perjalanan semasa penulis kuliah. Nurul, Frili, Rojana, Inayah, Darin dan April teman seperjuangan yang siap bertukar pikiran dan juga meluangkan waktunya di momen-momen semasa di bangku kuliah.
13. Seluruh anak kamar Shofiyah yang telah membersamai penulis dan memberikan dukungan dalam penulisan skripsi ini.
14. Seluruh teman-teman Ekonomi Syariah 2017, baik kelas A dan kelas B yang telah menorehkan banyak kenangan dan juga teman seperjuangan penulis.
15. Seluruh teman-teman, baik teman Kuliah, MTS, dan juga MA penulis yang turut serta menjadi sumber semangat penulis.
XI
16. Semua pihak terlibat yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, yang telah banyak membantu dan memberikan masukan serta inspirasi bagi penulis.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Pamulang, 25 Oktober 2021
Zakiyyatun Nafilah
XII DAFTAR ISI
SAMPUL………..………I LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI………...………..………..II LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF……...………..III LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH……..………..IV DAFTAR RIWAYAT HIDUP………...……...…….VI ABSTRACT……….……..VI ABSTRAK………...………..………..VII KATA PENGANTAR………..……….IX DAFTAR ISI………..……...………X1 DAFTAR GAMBAR………...……….XV DAFTAR TABEL………..……….………XVI BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...1
B. Identifikasi Masalah………..………….10
C. Pembatasan Masalah………..………11
D. Rumusan Masalah………..………11
E. Tujuan Penelitian………...……….11
F. Manfaat Penelitian………...………...11
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori………...………13
1. Asuransi………..……….………23
2. Asuransi Jiwa Syariah………...………...…26
3. Laba………...………...…27
4. Premi………..………..…29
XIII
5. Hasil Investasi………..………....………31
6. Inflasi………..……….………33
7. Kurs………...………...………36
B. Penelitian Terdahulu………...………40
C. Kerangka Penelitian………..……….………41
D. Keterkaitan Antar Variabel……….………42
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data………...……….………45
B. Populasi dan Sampel………...………45
C. Definisi Operasional Variabel………..…………..…………46
1. Variabel Dependen………..……….…………46
• Laba………...………...……46
2. Variabel Independen………...………..………47
• Premi………..………..…47
• Hasil Investasi………..………47
• Inflasi………..……….…47
• Kurs………...………...………48
D. Teknik Analisis………...………48
1. Regresi Data Panel………...……….…………48
2. Autoregressive Disributed Lag (ARDL) …………...………...………55
E. Hipotesis………...………..………58
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Perusahaan………..………..………59
1. PT. Asuransi Allianz Life Indonesia (Unit Syariah)…….………59
2. PT. BRI Life (Unit Syariah)……….. ………..…60
3. PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia (Unit Syariah) ……....………61
4. PT. Prudential Life Assurance (Unit Syariah) ………..………62
5. PT. Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG (Unit Syariah) ……….……63
B. Deskriptif Data………..……….………63
XIV
1. Laba………...………...………63
2. Premi………..………..………65
3. Hasil Investasi………..…………....………66
4. Inflasi………..……….………67
5. Kurs………...………...…………68
C. Analisis dan Pembahasan………..……….………70
1. Regresi Data Panel………...……….……70
a. Common Effect………..………..………70
b. Fixed Effect Model………...………70
c. Random Effect Model………..………71
d. Uji Chow………..………71
e. Uji Hausman………...………..……71
Pembahasan………...………...………73
a. Uji Simultan………..………...………73
b. Koefisien Determinasi………...……...………73
c. Hasil Uji Signifikansi………..……….…………74
d. Pembahasan Hasil Penelitian………..………74
2. Autoregressive Distributed Lag (ARDL) ……..………...……79
a. Uji Stasioneritas………...………80
b. Uji Johansen Cointegration………..…………80
c. Uji Autoregressive Distributed Lag………...……...……81
d. Output Hubungan Dinamis Jangka Pendek………..….………82
1). Uji Signifikansi………..………...…..…82
2). Pembahasan Hasil Penelitian………...……...…82
e. Output Hubungan Dinamis Jangka Panjang…………..…...…84
1). Uji Signifikansi………..………...…..…84
2). Pembahasan Hasil Penelitian………...…..……..…85
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan………..………..…90
B. Saran………...………..………..…91
XV
DAFTAR PUSTAKA………...………..……92
LAMPIRAN Lampiran Data Bulanan ………...………..…………94
Lampiran Data Bulanan (LN)………...………..…..…………102
Laporan Keuangan………...……..………..……110
Lampiran Output Penelitian ………...………..………125
• Regresi Data Panel ………...………..…………125
• Autoregressive Distributed Lag (ARDL) ………...………..………128
XVI
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 (Jumlah Perusahaan Asuransi)………..………...……….……3 Gambar 1.2 (Perkembangan Keuangan Asuransi Jiwa Syariah)…………..….……5 Gambar 2.1 (Risk Transfer dan Risk Sharing dalam Asuransi)………...……19 Gambar 4.1 (Laba Unit Usaha Asuransi Jiwa Syariah)………...……64 Gambar 4.2 (Premi Unit Usaha Asuransi Jiwa Syariah)..………...……65 Gambar 4.3 (Hasil Investasi Unit Usaha Asuransi Jiwa Syariah)……….…...……66 Gambar 4.4 (Perkembangan Inflasi Tahun 2016-2020)……...………...……68 Gambar 4.5 (Perkembangan Kurs Tahun 2016-2020)………….…………...……69
XVII
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 (Jumlah Perusahaan Asuransi)………...………...………3
Tabel 1.2 (Data Perkembangan Keuangan Asuransi Syariah)……….…… 4
Tabel 2.1 (Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional)………14
Tabel 4.1 (Uji Chow)………....…..………71
Tabel 4.2 (Uji Hausman)………...……...…..………72
Tabel 4.3 (Uji F)……….………...……..………73
Tabel 4.4 (Koefisien Determinasi)……….………...…………..………73
Tabel 4.5 (Output Regresi Data Panel)………...………..………75
Tabel 4.6 (Pengaruh Pada Masing-Masing Perusahaan)...……….…….79
Tabel 4.7 (Uji Stasioneritas)………..……...………..…81
Tabel 4.8 (Hasil Uji Johansen Cointegration)………...………..81
Tabel 4.9 (Output Jangka Pendek)………….…………...………..…82
Tabel 4.10 (Output Jangka Panjang)………...…86
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Kehidupan modern saat ini sangat berpengaruh terhadap perkembangan global. Sejalan dengan pengaruh tersebut maka perekonomian pun ikut berkembang dengan meningkatnya jenis dan berbagai macam kebutuhan dan jasa. Dengan perkembangan perekonomian dan teknologi yang terjadi memunculkan kekhawatiran akan risiko yang membahayakan harta benda bahkan dirinya sendiri serta risiko lainnya yang dapat menghilangkan manfaat dan keuntungan. Risiko yang terjadi dapat disebabkan oleh kelalaian pribadi maupun lingkungan usaha (Nasution & Nanda, 2020).
Selain itu kehidupan manusia tidak terlepas dari berbagai macam ancaman keselamatan. Ancaman tersebut ditujukan terhadap jiwa dan kekayaan yang dapat menimbulkan kehilangan maupun kerugian. Maka dari itu perlunya suatu insutrumen yang dapat memberikan jaminan untuk mengurangi tingkat kerugian di masa mendatang. (Asril, 2019)
Industri keuangan saat ini telah berkembang dengan pesat, ditandai dengan banyaknya lembaga keuangan yang muncul baik milik swasta maupun milik pemerintah. Hadirnya perusahaan jasa keuangan tentunya diharapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat. Perusahaan jasa asuransi merupakan perusahaan yang menawarkan jasa pengalihan risiko dari nasabah kepada perusahaan. Untuk menghadapi risiko yang terjadi di masa mendatang yang tak terduga maka saat ini perusahaan maupun perseorangan mempertanggungjawabkan atau menjaminkan barang-barangnya, harta- hartanya bahkan dirinya sendiri. Sehingga dari hal tersebut muncullah konsep asuransi dalam perekonomian untuk memperkecil risiko terhadap kerugian.
(Siswanto, 2020)
Perusahaan asuransi merupakan lembaga keuangan non bank yang bergerak dibidang jasa yang dapat dijadikan sebagai pilar perekonomian, karena perkembangannya dapat memberikan pengaruh pada perekonomian negara.
2
Asuransi merupakan sarana finansial dalam tata kehidupan yang baik untuk menghadapi risiko baik dari segi kematian maupun risiko atas harta benda yang dimiliki. Selain dapat menanggulangi risiko, industri asuransi berperan sebagai sarana investasi bagi individu maupun perusahaan guna memberikan jaminan atas suatu kerugian ataupun lainnya.
Besarnya pangsa pasar di Indonesia memberikan peluang bagi industri untuk berkembang termasuk juga industri asuransi syariah. Dalam perkembangannya memenuhi pasar dan kebutuhan masyarakat, industri asuransi meningkatkan inovasi dengan membuka cabang di lingkungan masyarakat. Dalam perkembangannya asuransi berkembang tidak hanya sebatas asuransi secara konvensional namun berkembang pula jenis asuransi yang berbasis syariah.
Meningkatnya minat masyarakat terhadap produk syariah memungkingkan perusahaan-perusahaan asuransi konvensional untuk membuka unit-unit asuransi syariah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat serta untuk menghadapi persaingan-persaingan di pasar asuransi. Hal tersebut didukung pula dengan kondisi Indonesia dimana mayoritas masyarakatnya beragama islam. Maka dari itu perusahaan-perusahaan asuransi membuka unit- unit syariah dan tentunya dengan hal tersebut memunculkan perusahaan- perusahaan asuransi syariah guna menghadapi persaingan ekonomi di pasar asuransi. Asuransi syariah mempunyai prinsip yang bersumber dari Al-Quran dan hadist, dimana dalam kegiatannya asuransi syariah menerapkan sistem tolong- menolong dan bekerjasama antar anggotanya.
Di Indonesia usaha asuransi telah berkembang dengan cukup baik, dimana perusahaan asuransi telah banyak berdiri di Indonesia baik dalam asuransi syariah maupun konvesional. Pada tahun 2019 Badan Pusat Statistika (BPS) merilis data jumlah perusahaan asuransi di Indonesia yaitu sebagai berikut:
3
Tabel 1.1
Jumlah Perusahaan Asuransi 60 Asuransi Jiwa 78 Asuransi Kerugian 150 Perusahaan Asuransi 7 Reasuransi
2 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
3 Penyelenggara Asuransi Wajib Sumber: (www.bps.go.id, 2019).
Sementara itu dalam segi syariahnya, menurut data Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) per Desember 2019 jumlah perusahaan asuransi syariah terdapat 13 perusahaan asuransi syariah terdiri dari 7 perusahaan asuransi jiwa syariah, 5 perusahaan asuransi umum syariah dan 1 reasuransi syariah. Sementara dalam unit usaha syariah (UUS) terdapat 49 perusahaan, terdiri dari 23 asuransi jiwa syariah, 24 asuransi umum syariah dan 2 reasuransi syariah.
Gambar 1.1
Jumlah Perusahaan Asuransi Syariah
Sumber: (www.kneks.go.id, 2019) Asuransi Jiwa Syari'ah
(7)
Asuransi Umum Syariah (5)
Reasuransi Syariah (1)
Unit Usaha Syariah (49)
Terdiri dari 23 asuransi jiwa, 24 asuransi umum dan 2 reasuransi
syariah . Asuransi Syariah
13
4 Tabel 1.2
Perkembangan Data Keuangan Asuransi Syariah Tahun 2016-2020 (Dalam Miliaran Rupiah)
Nama Akun
2015 2016 2017 2018 2019 2020
Aset 26,519 33,244 40,520 41,959 45,453 44,440 Kontribusi
Bruto
10,489 12,028 14,001 15,369 16,704 17,345
Klaim Bruto
3,342 4,336 4,947 7,583 10,605 12,921
Total Investasi
23,070 28,807 35,310 36,969 39,846 37,338
Hasil Investasi
(376) 2,475 2,346 66 2,193 656
Sumber: (www.ojk.go.id, 2020)
Pada tabel diatas disebutkan bahwa pertumbuhan asuransi syariah dari tahun ke tahun mengalami kenaikan yang cukup signifkan terutama pada bagian aset, kontribusi bruto (premi) dan investasi dari tahun 2015-2019 mengalami peningkatan yang cukup signifkan. Kenaikan aset, premi dan investasi pada asuransi syariah diikuti pula oleh kenaikan klaim, dimana klaim pada tahun 2015 sebesar 3,3 triliun dan terus meningkat hingga pada tahun 2019 sebesar 10,6 triliun. Sementara pada hasil investasi yang diperoleh mengalami naik turun pada tahun 2015 hasil investasi rugi sebesar 376 miliar dan pada tahun 2016 hasil investasi tumbuh meningkat menjadi 2,4 triliun hingga pada tahun 2019 perolehan hasil investasi sebesar 2,2 triliun.
Sementara di tahun 2020 pertumbuhan asuransi syariah mengalami penurunan dimana tingkat aset, investasi, dan hasil investasi mengalami penurunan. Sedangkan pada premi dan kalim mengalami kenaikan.
5
Gambar 1.2
Perkembangan Keuangan Asuransi Jiwa Syariah (2015-2020) (Dalam Miliaran Rupiah)
Sumber: (www.ojk.go.id, 2020)
Pada tahun 2015-2019 perkembangan asuransi syariah terutama industri asuransi jiwa syariah pertumbuhan aset, premi, dan investasi terus meningkat meningkat secara signifikan. Peningkatan tersebut diikuti pula oleh peningkatan pada tingkat klaim yang terjadi tiap tahunnya. Sementara pada hasil investasi dan laba mengalami kenaikan dan penurunan dalam pertumbuhannya. Hasil investasi mengalami kenaikan pada tahun 2016 yaitu sebesar 2.2 triliun dan pada tahun 2017-2018 hasil investasi mengalami penurunan hingga mencapai angka -198 miliar dan meningkat kembali di tahun 2019 sebesar 1.8 triliun.
Sementara pada laba pada tahun 2015 sebesar 1.6 triliun meningkat pada tahun 2016 sebesar 7.7 triliun, dan menurun hingga pada tahun 2018 sebesar 3 triliun dan mengalami peningkatan pada tahun 2019 menjadi 3.3 triliun.
Sementara pada tahun 2020 pertumbuhan asuransi jiwa syariah menurun akibat adanya pandemi. Dimana tingkat aset, investasi, hasil investasi dan laba mengalami penurunan. Sementara klaim dan premi mengalami kenaikan di tahun 2020.
Penurunan yang terjadi bukan hanya berdampak pada sektor asuransi jiwa syariah saja melainkan hampir pada seluruh sektor industri mengalami penurunan atas kinerjanya. Bahkan pandemi tersebut bukan hanya berdampak
21,164 27,079 33,484 34,474 37,487 36,317
8,813 9,488 11,337 12,695 13,922 14,845
2,597 3,324 3,530 6,201 9,176 11,441
19,756 24,565 30,417 31,882 34,327 31,677
-566 2,270 2,039 -198 1,848 2881,677 7,794 7,477 3,032 3,347 585
2 0 1 5 2 0 1 6 2 0 1 7 2 0 1 8 2 0 1 9 2 0 2 0
D A T A K E U A N G A N A S U R A N S I J I W A S Y A R I A H
Aset Kontribusi Bruto Klaim Bruto Investasi Hasil Investasi Laba
6
di Indonesia saja melainkan berdampak secara global sehingga industri dan dan perekonomian di hampir setiap negara pada tahun 2020 mengalami penurunan.
Dalam pertumbuhannya asuransi syariah masih tertinggal dengan asuransi konvesional. Pada dasarnya Indonesia sejauh ini merupakan negara dimana mayoritas penduduk muslimya terbesar didunia, namun dalam penetapan sistem syariah dalam perekonomiannya masih cukup minim dan masih cukup tertinggal dengan negara tetangga kita Malaysia. Kurangnya minat masyarakat serta kurangnya sosialisasi terkait produk-produk berbasis syariah contohnya seperti dalam perkembangannya dalam perasuransian, dimana asuransi konvensional masih jauh mengungguli dibanding asuransi syariah di masyarakat. (Mapuna, 2019)
Pada jenis asuransi jiwa jumlah perusahaan pada asuransi jiwa konvensional jauh lebih banyak dibandingkan asuransi jiwa syariah. Menurut data dari OJK pada tahun 2019 jumlah perusahaan asuransi jiwa syariah terdapat 7 perusahaan sedangkan pada perusahaan asuransi jiwa konvensional terdapat 53 perusahaan (www.ojk.go.id, 2020). Dalam hal tersebut terlihat pula bahwa premi yang dikumpulkan jumlahnya tentu lebih besar asuransi jiwa konvensional dibandingkan dengan asuransi jiwa syariah. Dalam aspek investasi pun tertinggal pula.
Secara umum perkembangan asuransi syariah terutama pada industri asuransi jiwa syariah menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik dilihat pada data keuangan yang diterbitkan OJK serta dari sumber-sumber penelitian yang menunjukkan peningkatan petumbuhan industri asuransi jiwa syari’ah. Namun, pada kenyataannya industri takaful sampai saat ini belum memiliki pangsa pasar yang signifikan, banyak juga masyarakat muslim yang masih belum percaya sepenuhnya dengan takaful, karena mereka masih menganggap takaful itu sama tidak adanya bedanya dengan praktik asuransi konvensional biasa. (Asril, 2019) Hal inipun diperparah dengan adanya kasus gagal bayar sejumlah perusahaan asuransi konvensional perusahaan asuransi jiwasraya yang menyatakan tidak sanggup membayar polis JS Saving Plan milik nasabah sebesar 12,4 triliun yang jatuh tempo pada bulan Oktober-Desember 2019.
7
Kegagalan ini disebabkan karena tidak mampunya mengelola investasi dengan baik. (KNEKS, 2020)
Selain itu masih banyaknya masyarakat Indonesia yang belum menyadari pentingnya memiliki perencanaan keuangan untuk masa depan berupa asuransi.
Karena masih banyaknya masyarakat Indonesia yang lebih memilih menginvestasikan pada sektor yang berwujud seperti tanah, emas dan property.
Dikarenakan asuransi masih belum menjadi prioritas utama dalam mempersiapkan warisan. (Mapuna, 2019)
Dalam perkembangannya asuransi syariah masih kekurangan Sumber Daya Insani (SDI) yang unggul dan professional temasuk profesi-profesi pendukungnya seperti broker asuransi, agen dan adjuster. Tidak dipungkiri bertambahnya perusahaan asuransi syariah di Indonesia tidak diikuti dengan bertambahnya SDI yang unggul baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebutlah yang menyebabkan asuransi syariah masih tertinggal jauh dengan pasar asuransi konvensional. (Asril, 2019)
Selain itu ketidaktersediaannya modal yang cukup pada asuransi syari’ah.
Minimnya modal pada asuransi syari’ah menjadi salah satu penyebab pula rendahnya pasar asuransi di masyarakat. Minimnya ketersediaaan dana menyebabkan terhambatnya dalam melakukan promosi, sosialisasi, dan edukasi bagi masyarakat. Ditambah dengan persyaratan modal untuk meningkatkan size dari unit syari’ah menjadi perusahaan asuransi syari’ah yang menyebabkan minimnya jumlah perusahaan asuransi syari’ah di Indonesia. (KNEKS, 2020)
Dalam meningkatkan pertumbuhan pasar asuransi syari’ah terutama pada industri asuransi jiwa syari’ah perlu dilakukan inovasi produk dan layanan atas manfaat keterjangkauan untuk seluruh lapisan masyarakat. Peningkatan inovasi pada industri asuransi syariah utamanya yaitu menyediakan produk asuransi syariah yang dibutuhkan masyarakat sehingga mampu bersaing dengan asuransi konvensional dengan memberikan layanan yang mudah dan digital based.
(Nasution & Nanda, 2020)
Selain itu perlunya mendorong insentif agar industri asuransi syari’ah dapat berekspansi dan berkembang lebih cepat. Insentif ini terutama terkait
8
dengan beban iuran yang diterapkan OJK yang diharapkan penghitungannya tidak berdasarkan total aset dan aturan perpajakan yang mewajibkan pembayaran pajak ditambah pembayaran zakat sebesar 2,5% dari total laba yang didapat. Terlebih lagi industri asuransi syariah perlu mendorong tersediannya sumber dana pembiayaan jangka panjang. Maka dari itu diharapkan insentif dapat diberikan kepada perusahaan dan nasabah melalui pemotongan pajak atas kupon surat utang dan pemotongan pajak penghasilan (Pph). (KNEKS, 2020)
Seiring berjalannya waktu industri asuransi syariah tentunya mengalami pasang surut dalam pertumbuhannya. Salah satu faktor untuk menentukan apakah suatu usaha tersebut berjalan dengan baik atau tidak yaitu dengan menggunakan faktor laba yang dihasilkan oleh suatu usaha tersebut. Faktor laba menentukan tingkat keberhasilan perusahaan tersebut dalam usahanya. Dalam menentukan apakah laba suatu usaha tersebut tentunya ada faktor-faktor pendukung yang mempengaruhi tumbuhnya laba perusahaan tersebut. Dalam kaitannya mengukur seberapa besar laba dapat dihasilkan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut salah satunya yaitu dari faktor internal asuransi nya itu sendiri, yaitu seperti faktor premi, hasil investasi dan faktor eksternal seperti inflasi dan kurs. (Faoziyah & Laila, 2020)
Pada awal tahun 2020 terjadi pandemi covid 19, pandemi tersebut memberikan dampak yang besar tidak hanya berdampak pada kesehatan tetapi berdampak pula pada perekonomian (Babuna,dkk 2020). Dimasa pandemi asuransi merupakan lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan untuk menghadapi resiko-resiko yang memungkinkan akan terjadi, asuransi jiwa berperan untuk memberikan jaminan hilangnya pendapatan dan risiko tak terduga seperti hilangnya nyawa selain itu asuransi jiwa pun dapat berfungsi sebagai tabungan di masa depan. Maka dari itu asuransi jiwa syariah hadir untuk membantu menghadapi risiko-risiko atas kerugian di masa mendatang.
Di tahun 2020 kinerja industri asuransi jiwa menurun, namun pada tingkatan premi yang dihasilkan pada industri asuransi jiwa syariah meningkat dimana pada tahun 2019 sebesar 13,9 triliun dan pada tahun 2020 meningkat
9
menjadi 14, 8 miliar. Kenaikan premi terjadi juga dalam perusahaan unit usaha syariah asuransi jiwa syariah yaitu pada PT. Asuransi Allianz Life Indonesia, BRI Life dan PT. Prudential Life Assurancce. Kenaikan tersebut tidak serta merta merata pada tiap perusahaan ada juga beberapa perusahaan yang mengalami penurunan pada premi yang diperolehnya pada tahun 2020 yaitu seperti PT. Asuransi Jiwa Manulife Indonesia dan PT. Asuransi Jiwa Sinar Mas MSIG. (www.ojk.go.id, 2020)
Investasi merupakan sebuah instrumen keuangan yang penting dalam perusahaan. Pertumbuhan investasi di pasar asuransi cukup berkembang dengan baik. Tingkat investasi dari tahun ke tahunnya terus meningkat. Namun seiring dengan terus meningkatnya nilai investasi hal tersebut tidak dibarengi dengan terus meningkatnya hasil dari investasi tersebut. Dimana pada pertumbuhannya hasil investasi jiwa syariah mengalami kenaikan dan penurunan dan bahkan pernah mengalami kerugian atas kinerja investasi yang dilakukannya. Dapat dikatakan kenaikan nilai investasi tidak selalu berujung pada kenaikan hasil investasi yang didapat.
Di tahun 2020 inflasi mengalami ketidakstabilan. Tingkat inflasi yang tidak stabil menunjukkan sebagai kelesuan ekonomi. Pelaku usaha sulit menaikkan harga demi mempertahankan permintaan, dan hal tersebut bukanlah ciri ekonomi yang sehat. Kelesuan permintaan tergambar dari laju inflasi inti.
Pada Desember 2020, inflasi inti tercatat 1,68% (yoy). Dan angka tersebut merupakan angka terendah inflasi sejak BPS melaporkan data inflasi sejak tahun 2004. (www.bps.go.id, 2021)
Dari segi kurs di akhir penutupan tahun 2020 nilai tukar rupiah terhadap dollar menguat. Menurut data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan stagnan di Rp.14.100/US$. Tidak lama setelah itu langsung masuk ke zona hijau dan apresiasi terus berlanjut hingga 0,5% ke Rp.14.040/US$. Walaupun begitu sepanjang tahun 2020 kinerja rupiah masih negatif melemah 1,66% dari posisi akhir 2012. Menguatnya rupiah dikarenakan karena tertekannya dollar. Sebab tertekannya yaitu karena maraknya penjualan dollar yang marak terjadi hingga
10
nilai posisi jual (short) terhadap dollar sebesar US$ 30,15 miliar. Alhasil indeks dollar makin merosot hingga 0,31%. (Theresa,dkk 2020)
Faktor internal yaitu premi dan hasil investasi serta faktor eksternal yaitu inflasi dan kurs dalam penelitian ini dijadikan sebagai acuan dalam menentukan pengaruhnya terhadap laba yang didapatkan oleh perusahaan asuransi jiwa syariah periode 2016-2020. Dalam penelitian akan membahas mengenai pengaruh masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen, apakah masing-masing variabel independen mempunyai hubungan yang positif atau negatif terhadap variabel dependen. Selain itu dalam penelitian ini akan membandingkan bagaimana pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen dalam jangka panjang maupun jangka pendek, apakah dalam perkembangannya memiliki pengaruh yang signifikan atau tidak dalam mempengaruhi laba asuransi jiwa syariah.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka dapat diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1. Masih rendahnya pasar asuransi jiwa syariah dibandingkan asuransi konvensional
2. Minimnya dana yang dimiliki untuk mengembangkan industri asuransi syari’ah.
3. Penurunan kinerja industri asuransi di tahun 2020
4. Peningkatan nilai investasi dalam suatu perusahaan tidak menentu menaikkan hasil investasi yang didapat dalam suatu perusahaan
5. Fluktuasi tingkat inflasi yang tidak stabil.
6. Melemahnya kinerja rupiah di tahun 2020.
C. Pembatasan Masalah
Pembatasan masalah ini dimaksudkan sebagai patokan dalam penelitian.
Hal ini dimaksudkan agar penelitian tidak membias dan mencapai tujuan yang dikehendaki. Pembatasan masalah di fokuskan pada pengaruh premi, hasil
11
investasi, inflasi, dan kurs terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2016-2020.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang diuraikan, maka dalam penelitian ini dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana dampak premi, hasil investasi, inflasi dan kurs terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2016-2020?
2. Bagaimana pengaruh premi, hasil investasi, inflasi, dan kurs terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia dalam jangka pendek?
3. Bagaimana pengaruh premi, hasil investasi, inflasi, dan kurs terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia dalam jangka panjang?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang disebutkan, maka tujuan penelitian ini adalah:
1. Menganalisis dampak premi, hasil investasi, inflasi dan kurs terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia periode 2016-2020
2. Menganalisis pengaruh premi, hasil investasi, inflasi, dan kurs terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia dalam jangka pendek
3. Menganalisis pengaruh premi, hasil investasi, inflasi, dan kurs dan terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia dalam jangka panjang.
F. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Bagi Pemerintah, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan dalam membuat kebijakan guna meningkatkan industri asuransi jiwa syariah dalam perkembangannya
2. Bagi pihak perusahaan asuransi syariah, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk terus meningkatkan kinerja keuangan serta kegiatan sehingga laba akan terus meningkat.
3. Bagi peneliti, dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan dan memberikan informasi serta
12
dijadikan rujukan dalam penelitian analisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia.
4. Bagi masyarakat, diharapkan dengan adanya penelitian ini dijadikan bahan referensi dalam menentukan keputusan menggunakan jasa asuransi suatu perusahaan.
5. Bagi mahasiswa, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bagi para mahasiswa jurusan ekonomi syariah untuk menjadikan rujukan dalam penelitian analisis pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap laba asuransi jiwa syariah di Indonesia.
13 BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Asuransi
Asuransi dalam bahasa arab secara etimologi berasal dari kata At-ta’min yang secara bahasa tuma’niatun nafsi wa zawalul khauf, yang berarti tenangnya jiwa dan hilangnya rasa takut. Dalam hal ini maka dapat dikatakan bahwa orang yang mengikuti asuransi dirinya akan merasa tenang dan tidak merasa takut akan suatu kerugian atau kehilangan, dirinya akan tidak was-was karena dengan mengikuti kegiatan asuransi tentunya ada pihak yang akan menjamin atas segala kerugian maupun kehilangan tersebut. Kata asuransi berasal dari bahasa Belanda Assurantie, yang dalam hukum Belanda disebut Verzekering yang artinya pertanggungan. (Ghazaly, dkk, 2018)
Menurut C. Arthur William Jr, asuransi adalah perlindungan terhadap risiko finansial oleh penanggung terhadap tertanggung. Sedangkan menurut Wirjono Prodjodikoro mengatakan bahwa asuransi adalah suatu persetujuan dimana pihak yang menjamin untuk menerima sejumlah uang premi sebagai pengganti kerugian yang mungkin akan diderita oleh yang dijamin, karena akibat dari suatu peristiwa yang belum jelas akan terjadi. (Ghazaly, dkk, 2018)
Menurut PMK No. 18 dan No. 10 (2010), asuransi berdasarkan prinsip syariah adalah usaha yang dilandasi prinsip tolong-menolong (ta'awuni) dalam kegiatannya dan melindungi (takafuli) pihak atau peserta asuransi syariah.
Mengumpulkan dana tabarru yang dikelola sesuai dengan prinsip asuransi syariah. Menangani risiko tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip hukum syariah.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa asuransi adalah jasa keuangan yang pola kerjanya menghimpun dana masyarakat melalui pengumpulan premi asuransi, dan memberi perlindungan kepada anggotanya terhadap kemungkinan timbulnya kerugian karena suatu peristiwa di masa mendatang atau terhadap hidup matinya seseorang.
14
Asuransi syari’ah secara teoritis menginduk pada kajian ekonomi islam.
Oleh karena itu asuransi syariah harus mematuhi dan tunduk dalam aturan- aturan syari’ah. Dari hal tersebut maka dapat dibedakan asuransi syariah memiliki karakteristik yang berbeda dengan asuransi konvensional. Berikut beberapa perbedaan asuransi syari’ah dengan asuransi konvensional: (Sula, 2004)
Tabel 2.1
Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional No Prinsip Asuransi Syariah Asuransi Konvensional 1 Konsep Sekumpulan orang yang
saling membantu, menjamin dan bekerjasama dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru.
Perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri dengan tertanggung dengan menerima pembayaran premi sebagai uang pergantian kerugian tertanggung.
2 Asal-usul Praktek Aqilah di Arab. Perjanjian Hamurabi di Babilonia.
3 Sumber hukum Al-Qur’an, Sunnah, Ijma, Qiyas, Fatwa sahabat, Urf, Maslahah Mursalah.
Pikiran manusia dan kebudayaan.
4 Maysir, Gharar dan Riba
Tidak mengandung maysir gharar dan riba.
Mengandung maysir, gharar dan riba.
5 DPS Mempunyai DPS yang
berfungsi mengawasi operasional perusahaan agar terhindar dari praktek-praktek
muamalah yang
bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah.
Tidak mempunyai DPS.
15
6 Akad Akad tabarru dan akad tijaroh.
Akad jual beli, akad idz’aan, akad gharar dan akad mulzim.
7 Jaminan risiko Sharing of risk dimana saling menanggung satu sama lain.
Transfer of risk dimana adanya pemindahan risiko tertanggung kepada penanggung.
8 Pengelolaan Dana
Terdapat pemisahan dana yaitu dana tabarru, dana peserta dan derma sehingga tidak mengenal dana hangus.
Tidak ada pemisahan dana, sehingga besar risiko terjadinya dana hangus.
9 Investasi Berinvestasi sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Bebas berinvestasi tidak mengenal halal dan haramnya obyek investasi yang digunakan.
10 Kepemilikan dana
Dana premi peserta merupakan milik peserta. Perusahaan hanya sebagai
pemegang dan pengelola dana tersebut.
Dana yang yang terkumpul dari peserta seluruhnya menjadi milik perusahaan.
11 Unsur Premi Unsur kontribusi berunsur tabarru dan tabungan (tidak mengandung riba), tabarru juga dihitung dari tabel mortalitas namun tanapa perhitungan bunga.
Unsur premi terdiri dari tabel mortalitas, bunga, serta biaya-biaya asuransi.
12 Klaim Pembayaran klaim berasal dari rekening dana tabarru.
Pembayaran klaim berasal dari rekening perusahaan.
13 Loading Pada sebagai asuransi syariah, loading tidak dibebankan pada peserta
Loading cukup besar terutama untuk komisi agen. Oleh sebab itu,
16
tetapi dari pemegang saham. Sedangkan sebagian lagi
mengambil sekitar 20- 30% dari premi tahun pertama. Dengan demikian nilai tahun pertama sudah ada.
nilai tunai di awal-awal tahun biasanya kecil atau belum ada.
14 Keuntungan Diperoleh dari surplus underwiriting, komisi reasuransi, serta hasil investasi.
Namun seluruh
keuntungan bukan milik perusahaan semata tetap terhadap bagi hasil dengan peserta.
Diperoleh dari surplus underwriting, komisi reasuransi, dan hasil investasi.
Menurut Al-Arif (2012) asuransi Syariah memiliki beberapa ciri utama yaitu:
a. Akad asuransi bersifat Tabarru.
b. Akad asuransi tidak bersifat mulzim (perjanjian yang wajib dilaksanakan) bagi kedua belah pihak.
c. Dalam asuransi terdapat kesetaraan tidak ada yang pihak yang lebih kuat dikarenakan keputusan dan aturan diambil menurut izin peserta.
d. Bersih dari maysir, gharar dan riba.
e. Bernuansa kekeluargaan.
Dalam asuransi syari’ah terdapat 3 unsur praktik yang dilarang yaitu gharar (ketidakpastian), maysir (judi atau spekulasi) dan riba. Ibnu Hazm menyatakan bahwa gharar adalah manakala pembeli tidak tau apa yang ia beli, atau penjual tidak tau apa yang ia jual. Sedangkan menurut Al-Shirazi gharar adalah sesuatu yang sifat dan konsekuensinya tersembunyi. Sifat gharar dalam asuransi tradisional adalah praktik pengalihan risiko, di mana risiko dialihkan dari pemilik kepada perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan asuransi menerima
17
premi, dan terjadi pertukaran antara risiko dan premi. Dan itu bisa dipahami sebagai transaksi ba'i. Risiko dalam asuransi adalah tentang ketidakpastian akan terjadinya kerugian. Asuransi adalah kontrak untuk membeli dan menjual ketidakpastian, di mana ketidakpastian adalah risiko yang diambil. (Ghazaly, 2018)
Sifat gharar dalam transaksi tidak diperbolehkan, dan ambiguitas menjadi subjek atau substansi transaksi. Selain itu unsur gharar dalam asuransi konvensional yaitu apabila bayaran premi telah dibuat dan risiko diterima oleh pihak pengasuransi, uang premi tidak boleh dikembalikan jika tidak lunas sesuai tempo yang ditetapkan atau tidak terjadi peristiwa. Banyak kasus yang mana pihak yang diasuransikan tidak mendapat kembali bayaran preminya.
Menurut hukum islam hal tersebut merupakan suatu sifat gharar karena tidak jelas pengembaliannya. Sedangkan dalam takaful premi merupakan modal (mudharabah) yang nantinya uang itu dikembalikan beserta keuntungan yang didapatnya. Maka dari itu dalam takaful premi pada takaful tidak hangus.
(Ichsan, 2014)
Riba terbagi mejadi dua yaitu riba nasiah dan riba fadhal. Riba nasiah merupakan tambahan baik berupa tunai, benda, maupun jasa yang mengharuskan pihak peminjam untuk membayar selain daripada jumlah yang dipinjam kepada pihak yang meminjamkan pada hari jatuh tempo. Sedangkan riba fadhal menurut para fuqaha yaitu kelebihan yang terdapat dalam tukar menukar antara benda-benda sejenis seperti emas dengan emas, perak dengan perak dan lain sebagainya (Ghazaly, 2018).
Riba dalam asuransi yaitu riba fadl. Riba fadl dalam asuransi tradisional yaitu karena adanya pertukaran premi dengan pembayaran klaim dengan kata lain uang dengan uang. Dalam syariah pertukaran dua benda yang sama maka ukuran atau kuantitasnya harus sama, jika ada kelebihan maka kelebihan tersebut merupakan riba. Kenyataannya yang terjadi pada sistem asuransi konvensional pembayaran klaim selalu lebih besar daripada premi. Selisih inilah yang merupakan riba. Selain itu dalam asuransi tradisional riba didapat
18
pula dari kegiatan berinvestasi pada instrumen-instrumen berbasis bunga baik pada perbankan maupun pasar modal. (Ichsan, 2014)
Maysir yaitu judi atau spekulasi, implementasi maysir dalam asuransi konvensional yaitu tertanggung membeli asuransi dengan harapan mendapatkan kompensasi atau ganti rugi yang lebih besar daripada premi yang dibayarkan. Perusahaan asuransi pasti sangat mengharapkan tidak terjadi kerugian/bencana sehingga premi yang diterimanya lebih banyak dibanding klaim yang dibayarkan agar bisa mendapatkan keuntungan yang berlebih.
Dalam hal ini perusahaan asuransi menyandarkan bisnisnya pada sesuatu yang tidak pasti. Sedangkan keuntungan yang diperoleh takaful diambil berdasarkan perolehan keuntungan perjanjian mudharabah. (Ichsan, 2014)
Dari pembahasan gharar, maysir dan riba diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pokok persoalan tersebut berasal dari sistem transfer risk dalam asuransi konvensional dalam mengelola risiko. Sedangkan riba, gharar, maysir merupakan turunan sistem transfer risk dalam asuransi konvensional, dimana transfer risiko dihukumkan sebagai kontrak pertukaran atau jual beli. Maka dari itu dalam asuransi syari’ah sistem transfer risk diganti dengan risk sharing (berbagi risiko). Sistem risk sharing tidak lagi dipindahkan tertanggung kepada perusahaan tetapi ditanggung bersama oleh semua pemilik risiko. Risk sharing tidak dihukumkan sebagai jual beli atau kontrak komersil tetapi masuk kepada kontrak non-profit. Dengan demikian riba, gharar, dan maysir tidak wujud lagi.
(KNEKS, 2020)
Asuransi konvensional dan asuransi syariah memiliki perbedaan pada sistem yang digunakan. Dimana sistem risk transfer pada asuransi konvensional dan risk sharing pada asuransi syari’ah. Sistem risk transfer pada asuransi konvensional, tertanggung membayarkan premi kepada perusahaan yang berperan sebagai penanggung risiko. Sebaliknya apabila terjadi klaim pihak perusahaan membayarkan kepada tertanggung. Dalam proses transfer risiko terdapat unsur gharar dan maysir.
19
Hal berbeda ditunjukkan pada sistem asuransi syariah yaitu risk sharing.
Risk sharing dalam asuransi syari’ah memiliki konsep ta’awun (tolong- menolong). Perusahaan akan menanggung risiko peserta dengan menggunakan akad wakalah maupun mudharabah dimana apabila peserta asuransi menghadapai risiko, perusahaan akan menanggung dan memberikan klaim sesuai dengan jenis risiko kepada peserta asuransi. (Wardhani & Arifah, 2021)
Gambar 2.1
Risk Transfer dan Risk Sharing dalam Asuransi
Sumber: (Wardhani & Arifah, 2021)
Konsep dasar asuransi syari’ah yaitu tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan. Konsep tersebut dijadikan sebagai landasan dalam asuransi syariah yang menjadikan semua peserta asuransi sebagai keluarga dan saling menanggung satu sama lain dalam menghadapi risiko, sebagaimana dalam Al- Qur’an QS. Al-Maidah ayat 2 Allah SWT berfirman:
Risk Transfer dan Risk Sharing
Asuransi Konvensional – Risk Transfer – Terdapat unsur gharar dan maysir
Tertanggung
Tertanggung
Tertanggung
Transfer Risiko (Membayar Premi)
Menanggung Risiko ( Membayar Klaim)
Perusahaan Asuransi (Penanggung Risiko)
Asuransi Syariah – Risk Sharing – Tidak terdapat unsur gharar dan maysir
Perusahaan Asuransi (Perusahaan
Takaful)
Akad Wakalah atau Akad Mudharabah
Peserta
Peserta
Peserta Ta’awun (Membayar Premi dan Menerima
Klaim
Dana Tabarru
20
ِا ۗ َ هاللّٰ اوُقَّت ا َو ۖ ِن ا َوْدُعْل ا َو ِمْث ِ ْلَا ىَلَع ا ْوُن َواَعَت َلَ َو ۖ ى ٰوْقَّتل ا َو ِ رِبْلا ىَلَع ا ْوُن َواَعَت َو َّن
ب اَقِعْلا ُدْيِدَش َ هاللّٰ
ِِ
Artinya: "Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksa-Nya."(QS. Al- Ma'idah 5: Ayat 2).
Konsep tolong menolong tersebut diwujudkan dengan pelaksanaan perjanjian. Premi yang dibayarkan peserta akan dikumpulkan dan ditempatkan dalam satu wadah yaitu dana tabarru’ yang kemudian apabila terjadi pengambilan klaim maka dana yang diambil berasal dari dana tabarru’.
Perusahaan bertindak sebagai penghimpun dana dan pengelola dana. Sehingga peserta saling tolong menolong dalam kebaikan. (Wardhani Arifah, 2021)
Asuransi syariah mempunyai beberapa prinsip syariah dalam kinerjanya.
Menurut KNEKS (2020) Prinsip syari’ah dalam asuransi syari’ah:
1. Akad tolong menolong antar pemegang polis.
2. Risiko dibagi antara perusahaan dan peserta.
3. Berbentuk dana hibah dalam rekening tabarru’.
4. Peserta asuransi berperan pula menjadi penanggung dan penerima dana tabarru’.
5. Transparan, tidak mengandung maysir, gharar dan riba.
6. Klaim dicairkan dari tabungan bersama (tabarru’).
7. Investasi dilakukan kepada lembaga keuangan berbasis syari’ah.
Dana yang terkumpul dari peserta asuransi (dana tabarru’) akan dikelola secara professional dan baik dengan menginvestasikan dana tersebut sesuai dengan prinsip syariah dengan menginvestasikannya melalui investasi syar’i.
Menurut Sula (2004) pengelolaan dana asuransi dikelola dengan prinsip syariah yang tentunya terhindar dari gharar (ketidakjelasan), riba, dan maysir (judi).
Dalam hal ini perusahaan asuransi syariah memegang amanah untk menginvestasikan dana peserta sesuai dengan syariah.
21
Asuransi syariah memiliki akad-akad dalam bekerjasama. Akad-akad dalam asuransi syariah sebagai berikut: (Abdullah, 2018)
1. Akad Tabarru’ digunakan oleh sesama anggota peserta asuransi syariah.
Setiap peserta memberikan hibah berupa kontribusi (premi) melalui dana tabarru’ yang akan digunakan untuk peserta lain yang terkena musibah. Perusahaan asuransi berperan sebagai pengelola dana hibah tersebut.
2. Akad Tijarah adalah akad antara peserta dengan perusahaan dengan tujuan komersil.
Dalam akad Tijarah dan Tabarru’ terdapat akad yang mengikuti dalam pelaksanaannya, akad-akad tersebut yaitu:
1. Akad Wakalah bil ujrah adalah akad yang digunakan sebagai dasar peserta menyerahkan pengelolaan keuangan kepada pihak perusahaan asuransi syariah dengan imbalan berupa fee (ujrah).
2. Akad Mudharabah yaitu akad tijarah dimana peserta memberikan kuasa perusahaan asuransi syariah (mudharib) untuk mengelola investasi dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah) yang telah disepakati keduanya.
3. Akad Mudharabah Musytarakah yaitu dimana peserta memberikan kuasa kepada perusahaan untuk mengelola dana tabarru atau dana investasi peserta yang digabungkan dengan kekayaan perusahaan dengan imbalan berupa bagi hasil (nisbah)yang besarnya ditentukan berdasarkan komposisi kekayaan yang digabungkan dan telah disepakati sebelumnya. (Abdullah, 2018)
Menurut pasal 3 UU No.2 Tahun 1992 tentang Undang-Undang usaha perasuransian dibagi atas dua macam yaitu usaha asuransi dan usaha penunjang asuransi (Ichsan, 2016). Adapun usaha asuransi terdiri tiga macam yaitu:
1. Asuransi kerugian, yaitu sebuah usaha asuransi yang memberikan jasa penanggulangan risiko kerugian, kehilangan, dan tanggung jawa hukum kepada pihak ketiga yang timbul dari peristiwa yang tidak pasti.
22
2. Asuransi jiwa, yaitu sebuah usaha asuransi untuk menanggulangi risiko yang dikaitkan dengan jiwa atau wafatnya seseorang yang dipertanggungkan.
3. Reasuransi, reasuransi yaitu perjanjian asuransi yang memberikan jasa dan petanggungan ulang terhadap risiko yang dihadapi perusahaan asuransi kerugian dan perusahaan asuransi jiwa.
Adapun tiga jenis usaha asuransi tersebut yang wujudnya sesuai dan disamakan dengan tiga jenis usaha asuransi di atas, yaitu Takaful Keluarga (asuransi jiwa), Takaful Umum (asuransi kerugian), dan Retakaful (reasuransi).
(Ichsan, 2016)
Dalam Asuransi syari’ah risiko diklasifikasikan menjadi beberapa jenis yaitu: (Wardhani & Pratami, 2017)
1. Risiko Murni (Pure Risk)
Pure risk yaitu risiko yang apabila terjadi dapat menimbulkan kerugian dan apabila tidak terjadi tidak akan menimbulkan kerugian dan tidak menimbulkan keuntungan. Contoh dari pure risk yaitu seperti kebakaran, kecelakaan, bangkrut dan lain sebagainya.
2. Risiko Khusus (Particular Risk)
Suatu risiko yang dampak maupun penyebabnya hanya mempengaruhi diri sendiri baik secara kuantitas maupun kualitas.
Contoh dari pada particular risk yaitu adalah pengangguran atau pencuri. Ketika seseorang mencuri maka risiko yang ditimbulkan hanya mempengaruhi individu tersebut saja.
3. Risiko Fundamental
Risiko fundamendal yaitu risiko yang menimbulkan dampak yang luas. Risiko ini bisa terjadi disebabkan oleh faktor atau pihak tertentu seperti bencana alam, kebijakan pemerintah dan lain sebagainya.
4. Risiko Individual
23
Risiko individual adalah kemungkinan-kemungkinan yang terjadi pada kehidupan sehari-hari yang dapat mempengaruhi finansial seseorang. Contoh risiko pribadi adalah kecacatan, kehilangan pekerjaan meninggal dunia dan lain sebagainya.
5. Risiko Harta (Property Risk)
Risiko harta merupakan kerugian terkait dengan kepemilikan harta baik akibat pencurian ataupun kerusakan.
6. Risiko Tanggung-Gugat (Liability Risk)
Risiko tanggung jawab atas orang lain. Dengan kata lain risiko ini menanggung kerugian orang lain yang disebabkan oleh kita.
Contohnya yaitu peristiwa kecelakaan yang disebabkan oleh kelalaian kita.
Terkait dengan dengan risiko-risiko yang telah dijelaskan di atas, hanya risiko fundamental dan risiko murni saja yang bisa diasuransikan dengan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Risiko terjadi karena terjadi ketidaksengajaan dan tidak terprediksi 2. Risiko yang ditanggung bersifat homogen atau umum terjadi 3. Dampak yang terjadi atas risiko tersebut bisa dinilai dengan uang 4. Ada obyek yang diasuransikan
5. Obyek yang diasuransikan tidak bertentangan dengan hukum 6. Premi yang dibayarkan sesuai dengan tingkat risiko yang
diasuransikan. (Wardhani & Pratami, 2017) 2. Asuransi Jiwa Syariah
Asuransi jiwa adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, yang mana pihak penanggung mengaitkan dirinya kepada tertanggung dengan menerima premi untuk memberikan suatu pembayaran atas meninggal atau hidupnya seseorang yang ditanggungkan. Sementara asuransi jiwa syariah yaitu pengolahan risiko berdasarkan prinsip syariah untuk saling tolong menolong dan melindungi dengan memberikan pembayaran yang didasarkan pada meninggal atau hidupnya seseorang yang ditanggungkan (Ajib, 2019).
24
Asuransi jiwa mempunyai tujuan yaitu menjamin biaya hidup orang- orang yang ditinggalkan bila pemegang polis meninggal dunia, menjamin biaya kesehatan pemegang polis danuntuk memenuhi kebutuhan hidupnya atau keluarganyaapabila pemegang polis usianya panjang melewati masa kontrak berakhir (Ghazaly, 2018).
Dalam akad peserta takaful dan perusahaan takaful mengikatkan diri dalam akad mudharabah, mudharabah musyarakah dan wakalah bil ujroh, serta menikmati hak dan kewajiban berdasarkan akad tersebut.
a. Mekanisme Asuransi Jiwa Syariah
Dalam mekanisme asuransi jiwa syariah dapat dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem pada produk saving (ada unsur tabungan)
Setiap peserta wajib membayar premi secara teratur kepada perusahaan. Setiap pembayaran premi akan dipisah dalam dua rekening yaitu rekening tabungan peserta dan rekening tabarru’.
Rekening Tabungan merupakan dana peserta yang dibayarkan apabila perjanjian berakhir, peserta mengundurkan diri dan peserta meninggal dunia. Sedangkan Rekening Tabarru’ merupakan kumpulan dana kebajikan dengan tujuan untuk saling tolong menolong, yang dibayarkan apabila peserta meninggal dunia dan perjanjian berakhir (jika ada surplus dana).
Selanjutnya kumpulan dana peserta ini akan diinvestasikan setelah dikurangi dengan beban asuransi (klaim dan premi reasuransi), akan dibagi menurut prinsip mudharabah dengan menggunakan perbandingan. Persentase pembagian mudharabah dibuat berdasarkan perjanjian kerjasama antara perusahaan dan peserta, misalnya dengan 70:30, 60:40 dan seterusnya. (Ajib, 2019)
2. Sistem pada produk non saving (tidak ada unsur tabungan)
Setiap premi yang dibayarkan oleh peserta akan dimasukkan dalam rekening tabarru’ perusahaan. yaitu kumpulan dana peserta yang ditujukan untuk saling tolong menolong. Kumpulan dana tersebut akan
25
diinvestasikan sesuai dengan syariah dan dibayarkan apabila peserta meninggal dunia dan perjanjian telah berakhir.
Dapat disimpulkan bahwa perusahaan asuransi sebagai pemegang amanah oleh peserta dengan mengelola premi yang terkumpul dan mengembangkan dengan jalan halal serta memberikan santunan kepada yang mengalami musibah sesuai isi dalam polis.
Semua premi yang masuk merupakan dana peserta sesuai setelah dikurangi fee perusahaan atas jasa pengelolaan dana. Ketika terjadi klaim, pembayaran klaim diambil dari dana tabarru’ peserta. (Ajib, 2019)
b. Sumber Biaya Operasional Asuransi Jiwa Syariah
Menurut Muhammad Syakir Sula sumber operasional asuransi jiwa syariah ada 4 sumber yaitu: (Ajib, 2019)
1. Bagi hasil surplus underwriting
Bagi hasil yang diperoleh dari surplus underwriting dibagi antara peserta dan pengelola sesuai dengan kesepakatan. Sedangkan, untuk produk non saving surplus diperoleh dari dana peserta yang diinvestasikan, lalu dikurangi biaya-biayaatau beban asuransi seperti reasuransi dan klaim.
2. Bagi hasil investasi
Profit yang diperoleh dari kegiatan investasi akan dilakukan bagi hasil antara peserta dan pengelola atau perusahaan asuransi sesuai dengan jumlah besaran dana yang diinvestasikan dan sesuai dengan kesepakatan.
3. Dana Pemegang Saham
Dana yang disiapkan pemegang saham sebagai modal setor bagi perusahaan atau dapat dikatakan akumulasi laba ditambah modal yang disetor oleh pemegang saham.
4. Loading (Kontribusi biaya)
Pada asuransi syariah loading adalah kontribusi biaya yang diambil dari sebagian kecil premi pada tahun pertama. Contohnya yaitu 20-30%
26
dari tahun pertama diambil, biaya tersebut diperuntukkan untuk komisi agen dan biaya penagihan.
c. Jenis-Jenis Asuransi Jiwa Syariah
1. Asuransi Kematian, nominal asuransi dibayarkan kepada ahli waris atau orang yang ditunjuk dalam polis setelah nasabah meninggal dunia.
2. Asuransi Hidup, peserta memperoleh dana asuransi dalam bentuk kontan atau dalam bentuk pemasukan bulanan (sesuai kesepakatan).
3. Asuransi Kematian dan Jaminan Hari Tua, peserta akan memperolah pemasukan bulanan dari nilai-nilai asuransinya jika pihak peserta telah pensiun, sementara sisanya akan diberikan kepada ahli waris jika peserta meninggal dunia.
3. Laba
Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan perusahaan. Menurut Darsono dan Purwanto (2008), laba adalah kinerja karyawan dalam perusahaan, yang dinyatakan dalam bentuk angka, yaitu selisih angka positif yang didapat dari pendapatan dikurangi biaya. Menurut Kasmir (2012) laba merupakan tujuan utama perusahaan dalam aktivitasnya.
Sedangkan dalam ilmu ekonomi laba dapat diartikan sebagai keuntungan yang didapat dalam suatu bisnis yang dijalankan. Dan dapat dikatakan pula bahwa laba merupakan selisih antara harga penjualan dan biaya yang dikeluarkan saat produksi. (Kasmir, 2012)
Laba merupakan suatu faktor yang dijadikan sebagai ukuran kesuksesan dalam suatu usaha dalam mengelola manajemen perusahaannya. Berhasil atau tidaknya suatu perusahaan dilihat dari kemampuan manajemen perusahaan dalam menghasilkan laba perusahaan baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Informasi mengenai laba yang didapatkan perusahaan atas kinerjanya dapat dilihat pada laporan keuangan perusahaan dan dapat digunakan secara luas oleh pemegang saham, penanam modal maupun masyarakat luas dalam mengevaluasi kemampuan perusahaan. Laba yang diperoleh perusahaan digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan pemilik dan karyawan suatu perusahaan atas kinerjanya. Laba dipakai sebagai alat pengukur efisiensi kinerja