• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN Perusahaan Asuransi Umum dengan Prinsip Syariah Perusahaan Asuransi Jiwa yang memiliki Unit Syariah"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

Industri asuransi jiwa syariah kian berkembang di Indonesia. Perkembangan industri tersebut ditunjukkan dengan pertumbuhan jumlah perusahaan dalam 8 tahun terakhir. Jumlah perusahaan asuransi yang semula hanya berjumlah 14 dengan 2 perusahaan asuransi jiwa yang berjalan dengan prinsip syariah dan 12 perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah, kini menjadi berjumlah 21 pada tahun 2014 dengan 3 perusahaan asuransi jiwa yang berjalan dengan prinsip syariah dan 18 perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah.

Tabel 1.1

Pertumbuhan Perusahaan Asuransi Syariah Tahun 2008 -2014 Keterangan 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Perusahaan Asuransi Jiwa

dengan Prinsip Syariah 2 2 3 3 3 3 3

Perusahaan Asuransi Umum

dengan Prinsip Syariah 1 1 2 2 2 2 2

Perusahaan Asuransi Jiwa

yang memiliki Unit Syariah 13 17 21 17 17 17 18 Perusahaan Asuransi Umum

yang memiliki Unit Syariah 19 19 22 18 20 24 23 Perusahaan Reasuransi yang

memiliki Unit Syariah 3 3 3 3 3 3 3

Jumlah 38 42 51 43 45 49 49 Sumber: Data Diolah (BAPEPAM-LK/OJK, dan AASI)

Kebangkitan sektor keuangan kedua setelah perbankan ini menunjukkan pentingnya perencanaan keuangan untuk masa depan (Sumanto dkk., 2009). Salah satu pilihan untuk mendapatkan perlindungan selain perencanaan keuangan adalah dengan mengikuti program asuransi jiwa syariah. Asuransi islam beroperasi sesuai dengan prinsip syariat islam dengan cara menghilangkan sama sekali kemungkinan terjadinya unsur unsur gharar, maisir, dan riba (Wirdyaningsih dkk., 2005, hlm. 208).

Pengamat asuransi syariah, M. Syakir Sula menjelaskan bahwa sampai

September 2014 industri asuransi syariah di indonesia mencatat aset sebesar

Rp.20,6 trilyun dan kontribusi bruto Rp.8,8 trilyun. Sampai kuartal tiga 2014,

(2)

pangsa pasar asuransi syariah dari sisi aset sekitar lima persen dari total aset industri (diakses pada www.mysharing.co). Data dari Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia pun menunjukkan bahwa ada peningkatan aset asuransi syariah hingga mencapai Rp22,36 trilyun dengan aset asuransi jiwa syariah sebesar Rp.18,05 trilyun, market share asuransi jiwa syariah menunjukkan angka 5,25% pada industri asuransi jiwa di Indonesia (diakses pada www.aasi.or.id).

Tabel 1.2

Perbandingan Total Aset Asuransi dan Reasuransi Syariah Vs Total Aset Asuransi dan Reasuransi Konvensional TW IV Tahun 2014 Keterangan

Asuransi &

Reasuransi Syariah (dalam Milyar

Rupiah)

Asuransi &

Reasuransi Konvensional (dalam

Milyar Rupiah)

Market Share Asuransi

Syariah

asuransi jiwa 18.051,63 323.150,84 5,29%

asuransi umum

dan reasuransi 4.312,72 117.679,90 3,54%

jumlah asuransi

dan reasuransi 22.364,35 440.830,74 4,83%

Sumber: Data Bisnis Asuransi dan Reasuransi Syariah AASI TW IV 2014

Di tahun 2011 dan 2012, market share asuransi jiwa menunjukkan masing- masing sebesar 3,2% dan 3,7% (Berdasarkan Statistik Perasuransian Otoritas Jasa Keuangan 2012). Peningkatan market share dari 2011 ke 2014 tidak diikuti dengan laba yang didapatkan oleh perusahaan asuransi jiwa syariah. Laba merupakan tujuan utama atas berdirinya suatu perusahaan yang sifatnya sensitif bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti pemilik perusahaan, manajer, investor (penanam modal jangka panjang), kreditur, pemerintah, karyawan dan masyarakat umum (Abdullah Amrin, 2009, hlm. 180).

Pertumbuhan laba pada tahun 2011 hingga 2014 mengalami fluktuasi, baik

untuk perusahaan asuransi jiwa dengan prinsip syariah maupun perusahaan

asuransi jiwa yang memiliki unit syariah. Untuk perusahaan asuransi jiwa dengan

prinsip syariah tercatat PT. Asuransi Takaful Keluarga mengalami naik turun laba

dari Rp.10,1 milyar pada tahun 2011 menjadi Rp.5,97 milyar pada tahun 2012,

lalu naik kembali pada tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar Rp.13,97

milyar dan Rp.15,61 milyar. Perusahaan asuransi jiwa yang memiliki unit syariah

juga mengalami fluktuatif laba, sebagai contoh, PT. AXA Mandiri Financial

(3)

Services yang mengalami kerugian sebesar Rp.127 milyar pada tahun 2011 menjadi untung sebesar Rp.127 milyar pada tahun 2012. Di tahun 2013, laba yang didapatkan menurun menjadi Rp.69 milyar pada tahun 2013 dan naik kembali menjadi Rp.83,9 milyar pada tahun 2014.

Tabel 1.3

Rekapitulasi Laba(Rugi) Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2011-2014 (dalam jutaan rupiah)

Perusahaan Tahun

Perusahaan asuransi jiwa dengan

prinsip syariah 2011 2012 2013 2014

PT. Asuransi Takaful Keluarga 10.145 5.973 13.970 15.611 Jumlah Total 10.145 5.973 13.970 15.611

Perusahaan Tahun

Perusahaan asuransi jiwa yang

memiliki unit syariah 2011 2012 2013 2014

PT. Asuransi Allianz Utama

Indonesia 6.658 5.178 1.356 3.146

PT. Asuransi Jiwa BRIngin Jiwa

Sejahtera 1.965 1.770 509 1.058

PT. Asuransi Jiwa Central Asia

Raya 2.639 1.327 6.831 7.444

PT. Asuransi Jiwa Sinarmas

MSIG 861 19.132 19.044 57.699

PT. BNI Life Insurance 4.918 12.358 17.945 20.174 PT. Prudential Life Assurance 492.723 560.386 694.446 915.210 PT. AXA Mandiri Financial

Services (127.617) 127.616 69.056 83.907

PT. Asuransi Jiwa Manulife

Indonesia 7.466 9.455 24.357 34.771

PT. Panin Dai-ichi Life 3.402 10.022 1.987 10.307 PT. AIA Financial 6.969 101.731 119.760 227.180 PT. Sun Life Financial Indonesia (43) (17.557) (8.642) (9.822)

Jumlah Total 399.943 831.418 946.649 1.351.074 Sumber: Data Diolah (BAPEPAM-LK/OJK dan Laporan Keuangan Perusahaan)

Laba bersih perusahaan berasal dari transaksi pendapatan, beban,

keuntungan dan kerugian yang diikhtisarkan dalam laporan laba rugi (Kieso,

2008, hlm.143). Abbas Salim (2007, hlm.47) menjelaskan bahwa penerimaan

(pendapatan) perusahaan asuransi berasal dari penerimaan premi, hasil investasi,

denda, ganti rugi, dan lain-lain. Biro Perasuransian Badan Pengawas Pasar Modal

dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) dalam Rosiana Puspaningrum Wijaya

(4)

(2013), menjelaskan bahwa laba bersih yang dicapai oleh perusahaan asuransi disumbang oleh pencapaian atas premi bruto, klaim bruto, hasil investasi dan beban. Berdasarkan fenomena laba yang fluktuatif di atas, konsep laba menurut Kieso dan Abbas Salim, dan informasi tentang laba yang disumbang oleh premi dan investasi dapat disimpulkan bahwa pendapatan premi dan hasil investasi nantinya akan dapat mempengaruhi laba yang dicapai oleh perusahaan asuransi jiwa syariah.

Berdasarkan data dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)/Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), pertumbuhan premi bruto asuransi jiwa syariah mengalami fluktuasi pada tahun 2011-2014. Premi bruto pada tahun 2011 mengalami kenaikan dari periode sebelumnya sebesar 82,08%. Di tahun 2012, terjadi penurunan sebesar 55,11% menjadi 26,97%. Tahun 2013, pertumbuhan premi bruto mengalami peningkatan kembali menjadi 37,66%. Dan pada tahun 2014, premi bruto turun kembali ke 4,53%.

Tabel 1.4

Pertumbuhan Premi Bruto Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2011-2014 Tahun Jumlah (dalam Milyaran Rupiah) Pertumbuhan

2011 5,080 82,08%

2012 6,450 26,97%

2013 8,879 37,66%

2014 9,281 4,53%

Sumber: Data Diolah (BAPEPAM-LK/OJK, dan AASI)

Dalam hal konsep, asuransi konvensional mengakui premi adalah pendapatan yang ditransfer dari peserta ke perusahaan, sehingga diakui oleh perusahaan di laporan laba rugi. Sedangkan asuransi syariah, premi takaful dibayar peserta dimasukkan ke dalam rekening khusus tidak pada rekening perusahaan. Rekening khusus peserta berfungsi sebagai sumbangan (tabarru) untuk menutup klaim jika terjadi musibah pada peserta takaful (Wirdyaningsih, 2005, hlm. 211-212).

Selain dari ujrah pengelolaan, perusahaan juga mendapatkan pendapatan

dari hasil investasi yang dilakukan perusahaan. Berdasarkan data dari Badan

(5)

Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK)/Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), pertumbuhan investasi perusahaan asuransi jiwa syariah mengalami fluktuasi. Pertumbuhan investasi pada tahun 2011 mengalami peningkatan sebesar 31,48% dibandingkan tahun sebelumnya. Pada tahun 2012, pertumbuhan investasi naik menjadi 44,40%.

Di tahun 2013 pertumbuhan investasi turun menjadi 27,41%.

Tabel 1.5

Pertumbuhan Investasi Asuransi Jiwa Syariah Tahun 2011-2014 Tahun Jumlah (dalam Milyaran Rupiah) Pertumbuhan

2011 7,770 31,48%

2012 11,220 44,40%

2013 14,295 27,41%

2014 19,457 36,11%

Sumber: Data Diolah (BAPEPAM-LK, OJK, dan AASI)

Hendrisman Rahim, Ketua Umum AAJI menjelaskan karena kinerja investasi yang dikelola dengan baik, maka total pendapatan industri asuransi jiwa terdongkrak (diakses pada bisniskeuangan.kompas.com). Dalam kurun waktu empat tahun, yaitu 2011 hingga 2014, industri asuransi jiwa syariah mengalami fluktuasi pada pencapaian premi bruto dan investasi. Dari data yang ditunjukkan di atas yang bersumber dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Asosiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI), yaitu fluktuatif pencapaian premi dan investasi yang diikuti juga dengan fluktuatif laba. Didukung tentang konsep premi menurut wirdyaningsih serta pendapat dari Ketua Umum Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mengenai pengelolaan investasi oleh perusahaan asuransi jiwa, dapat disimpulkan kembali bahwa pendapatan premi dan hasil investasi mempengaruhi atas laba yang diperoleh perusahaan asuransi jiwa syariah.

Untuk mengetahui kinerja keuangan, khususnya perusahaan asuransi dapat

diukur dengan menggunakan analisis rasio keuangan yang dibuat oleh National

Association of Insurance Commisioners (NAIC) atau yang dikenal dengan

analisis rasio keuangan early warning system. Munawir (2007, hlm. 82)

menjelaskan bahwa early warning system merupakan suatu sistem yang

menghasilkan rasio-rasio keuangan dari perusahaan asuransi yang dibuat

(6)

berdasarkan informasi dari laporan keuangan perusahaan dan bertujuan untuk memudahkan melakukan identifikasi terhadap hal-hal penting yang berkaitan dengan kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti ingin mengukur kinerja keuangan perusahaan asuransi jiwa syariah dengan menggunakan rasio keuangan early warning system dengan tolak ukur premium growth ratio (rasio pertumbuhan premi) dan investment yield ratio (rasio pengembalian investasi.

Beberapa penelitian yang sama telah dilakukan oleh beberapa peneliti, salah satunya oleh Rosiana Puspaningrum Wijaya (2013) dengan judul “Pengaruh pendapatan Premi, Hasil Investasi dan Klaim terhadap Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Asuransi Jiwa yang Memiliki Unit Syariah”. Akan tetapi, penelitian tersebut memiliki kekurangan dalam analisis data. Analisis data yang dilakukan Rosiana Puspaningrum Wijaya tidak melihat bahwa data tersebut merupakan data yang bersifat cross section dan time series. Oleh karena itu, peneliti bermaksud melakukan penelitian yang sejenis namun dengan alat analisis yang berbeda yaitu menggunakan analisis regresi data panel (pool data).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penyusun menyimpulkan bahwa pengaruh antara pendapatan premi dan pendapatan hasil investasi terhadap laba, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Pengaruh Pendapatan Premi dan Pendapatan Hasil Investasi terhadap Laba (Studi Kasus pada Perusahaan Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah yang diajukan oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana pendapatan premi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?

2. Bagaimana pendapatan hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?

3. Bagaimana laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?

(7)

4. Bagaimana pengaruh pendapatan premi terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?

5. Bagaimana pengaruh pendapatan hasil investasi terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pendapatan premi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia

2. Untuk mengetahui pendapatan hasil investasi perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia

3. Untuk mengetahui laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia

4. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan premi terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia

5. Untuk mengetahui pengaruh pendapatan hasil investasi terhadap laba perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia

1.4 Manfaat Penelitan 1. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih referensi mengenai faktor faktor apa saja yang mempengaruhi laba pada perusahaan asuransi jiwa syariah di Indonesia

2. Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi bagi perusahaan

asuransi jiwa syariah untuk nantinya dapat digunakan dalam pengambilan

kebijakan tata kelola perusahaan

Referensi

Dokumen terkait

(sebelas) kelas yaitu kelas VII A hingga VII K dari populasi tersebut terdapat dua guru mata pelajaran matematika, kemudian dipilih satu guru secara

Limfosit b dari tubuh dapat diartikan sebagai potongan-potongan rantai antibodi yang diletakkan bersama-sama dalam urutan yang tepat oleh penyusunan ulang genom yang terjadi selama

Demikian laporan pertanggung jawaban pengurus KPRI Bina Citra Husada periode tutup buku 2018, semoga laporan kami dapat membuka wawasan dan pandangan anggota

Hal ini menun- jukkan bahwa mayoritas mahasiswa memiliki smartphone sebagai penunjang kegiatannya dan smartphone menjadi perangkat yang paling banyak digunakan

Pada akhir penelitian didapaknat bahwa tukik yang diberi perlakuan pakan yang mengandung ikan tuna lebih banyak dari udang memberikan konsumsi pakan tidak berbeda nyata

Gadai motor melalui makelar sangat membantu sekali untuk masyarakat yang membutuhkan dana ndadakan, khususnya di Desa Gadung karena dengan cara tersebut mereka berpikir berada

Dengan mengucapkan alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahnya, sehingga penulis dapar menyelesaikan karya tulis (skripsi) sebagai

Bentuk Musik Krumpyung disajikan dalam bentuk ansambel atau penyajian musik secara bersama-sama, pada kesenian musik Krumpyung merupakan ansambel perkusi dengan vokal