• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP SWASTA PELITA T.A 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP SWASTA PELITA T.A 2013/2014."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII

SMP SWASTA PELITA T.A 2013/2014

Oleh: Netti Padang NIM 4103311034

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

Judul Skripsi : Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecaban Masalab Matematis Siswa Kelas VIII SMP Swasta Pelita T.A 2013/2014.

Nama Mahasiswa : Netti Padang N I M : 4103311034

Program Studi : Pendidikan Matematika Jurusan : Matematika

Menyetujui Dosen Pembimbing Skripsi,

I!

T--J,

Dra. Ida Karnasih, M. Sc, Ph. D NIP. 19500914 197903 2 002

Mengetabui:

Tanggal Lulus: 16 Juli 2014

Jurusan Matematika Ketua,

Drs. Syafari, M.Pd

(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala anugrah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sesuai dengan yang direncanakan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada : Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar, M.Si, selaku Rektor UNIMED beserta seluruh Pembantu Rektor, Bapak Prof. Drs. Motlan, M.Sc, Ph.D, selaku Dekan beserta seluruh Pembantu Dekan di FMIPA UNIMED, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Matematika dan pegawai di jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry, M.Si selaku Ketua Program Studi Jurusan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris Jurusan Matematika. Ucapan terima kasih juga diucapkan kepada Ibu Dra. Katrina Samosir, M.Pd selaku Dosen Pendidikan Akademik. Ucapan terima kasih sebesar-besarnya penulis ucapkan kepada Ibu Dra. Ida Karnasih, M.Sc, Ph.D sebagai Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis sejak awal sampai dengan selesainya penulisan skripsi ini. Juga terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dra. N. Manurung, M.Pd, Bapak Drs. Togi, M.Pd, dan Bapak Prof. Dr. Hasratuddin, M.Pd selaku dosen pemberi saran dan penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari rencana penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini dan seluruh Bapak/Ibu Dosen serta Staf Pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang sudah banyak membantu penulis.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. N. Julianto selaku kepala sekolah SMP Swasta Pelita Medan, Ibu Indrawati Pasaribu, S.Pd selaku Guru Matematika SMP Swasta Pelita Medan, Guru/Staf Pegawai SMP Swasta Pelita Medan yang telah banyak membantu penulis dan mengarahkan penulis selama penelitian.

(4)

v

penulis, Abang Jhon Wesly Padang dan Adek Santo Christian Padang yang senantiasa memberikan dukungan dan semangat untuk penulis.

Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada teman-teman selama awal perkuliahan hingga penyusunan skripsi ini Ekstensi 2010 serta kepada sahabat-sahabat Lita Yustina Butar-butar, Novita Sembiring, dan Sary Pratiwi yang telah memberikan semangat, dukungan serta doa kepada penulis dalam menyelesaikan studi di Universitas Negeri Medan. Terima kasih juga kepada Sriwati Padang, Natalia Sihombing, Luciana Sihombing, Yanti Octavia dan secara khusus buat Johannes Pardosi serta teman-teman lainnya yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

Penulis telah berupaya dalam penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya namun penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari sempurna untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memperkaya khasanah ilmu pendidikan kita.

Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih atas semua dukungan dan bantuan dari berbagai pihak penyempurnaan skripsi ini.

Medan, juni 2014 Penulis

Netti Padang NIM.4103311034

(5)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION BERBANTUAN ALAT PERAGA UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII

SMP SWASTA PELITA T.A 2013/2014

Netti Padang (NIM 4103311034)

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa kelas VIII SMP Swasta Pelita Medan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi Kubus dan Balok. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa Kelas VIII-C SMP Swasta Pelita Medan Tahun Ajaran 2013/2014 yang berjumlah 40 orang. Objek dari penelitian ini adalah kemampuan pemecahan matematis siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe group investigation pada materi Kubus dan Balok. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.

Instrumen yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah tes kemampuan pemecahan masalah, dan lembar observasi. Penelitian ini terdiri dari 4 siklus dan di akhir setiap siklus diberikan tes kemampuan pemecahan masalah. Sebelum diberikan, tes terlebih dahulu divalidkan ke validator.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dapat meningkatkan kemampuan pemecahan matematis siswa. Hal ini dilihat dari hasil tindakan pemberian tes kemampuan pemecahan masalah matematis 1 pada siklus I hanya sebanyak 11 siswa (27,5%) yang mencapai nilai ≥75 dengan nilai rata-rata kelas 62,97, pada tes kemampuan pemecahan masalah matenatis 2 pada siklus II terdapat 23 siswa (57,5%) yang mencapai nilai ≥75 dengan nilai rata-rata kelas 69,53, tes kemampuan pemecahan masalah matematis 3 pada siklus III terdapat 27 siswa (67,5%) yang mencapai nilai ≥75 dengan nilai rata-rata kelas 70,31, dan dari analisis data tes kemampuan pemecahan masalah matematis 4 pada siklus IV diperoleh bahwa dari 40 siswa terdapat 35 siswa (87,5%) dengan nilai rata-rata kelas 83,13.

Berdasarkan hasil observasi, pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan peneliti pada siklus I, termasuk kriteria baik dengan rata-rata hasil pengamatan 2,6, pada siklus II termasuk kriteria baik dengan rata-rata hasil pngamatan 2,8, pada siklus III termasuk kriteria baik dengan rata-rata pengamatan 3,1. Akan tetapi pada siklus IV, tingkat kemampuan peneliti mengelola kelas termasuk kriteria sangat baik dengan rata-rata hasil pengamatan 3,6.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan ...i

Riwayat Hidup...ii

Abstrak...iii

Kata Pengantar...iv

Daftar Isi...vi

Daftar Gambar......ix

Daftar Tabel....x

Daftar Lampiran...xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah...1

1.2 Identifikasi Masalah...5

1.3 Batasan Masalah...6

1.4 Rumusan Masalah...6

1.5 Tujuan Penelitian...7

1.6 Manfaat Penelitian...7

Bab II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis...8

2.1.1 Belajar dan Pembelajaran Matematika...8

2.1.2 Kesulitan Belajar Siswa dalam Pemecahan Masalah MatematiS...11

2.1.3 Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis...13

(7)

vii

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif...16

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation...21

2.1.7 Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation...25

2.1.8 Teori Belajar yang Mendukung... 25

2.2 Materi Kubus dan Balok ...29

2.2.1 Unsur-Unsur Kubus dan Balok...29

2.2.2 Luas permukaan Kubus dan Balok...41

2.2.3 Volume Kubus dan Volume Balok...45

2.3 Penelitian Relevan...49

2.4 Kerangka Konseptual ... 50

2.5 Hipotesis Tindakan ... 51

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 53

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 53

3.3 Jenis Penelitian ... 53

3.4 Prosedur Penelitian ... 53

3.5 Alat Pengumpulan Data ... 57

3.6 Teknik Analisa Data ... 58

3.7 Penarikan Kesimpulan ... 61

3.8 Indikator Keberhasilan Penelitian ... 61

(8)

viii

4.2 Temuan Penelitian...114

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian...115

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan...118

5.2 Saran...119

(9)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 Sintaks Model Pembelajaran Kooperatif 20

Tabel 3.1 Panduan Skor Jawaban 59

Tabel 3.2 Tingkat Penguasaan Siswa 60 Tabel 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa Dari Aspek Pemecahan Masalah

Siklus I 64

Tabel 4.2 Hasil Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan

PemecahanMasalah Siklus I 66

Tabel 4.3 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus I 66 Tabel 4.4 Hasil Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus I 69 Tabel 4.5 Hasil Persentase Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus I 70 Tabel 4.6 Refleksi Keberhasilan Pembelajaran Pada Siklus I 73 Tabel 4.7 Tingkat Kemampuan Siswa Dari Aspek Pemecahan Masalah

Siklus II 75

Tabel 4.8 Hasil Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan

PemecahanMasalah Siklus II 77

Tabel 4.9 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus II 77 Tabel 4.10 Hasil Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus II 80 Tabel 4.11 Hasil Persentase Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus II 81 Tabel 4.12 Refleksi Keberhasilan Pembelajaran Pada Siklus II 88 Tabel 4.13 Tingkat Kemampuan Siswa Dari Aspek Pemecahan Masalah

Siklus III 90

Tabel 4.14 Hasil Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan

PemecahanMasalah Siklus III 92 Tabel 4.15 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus III 92 Tabel 4.16 Hasil Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus III 94 Tabel 4.17 Hasil Persentase Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam

(10)

xi

Tabel 4.18 Refleksi Keberhasilan Pembelajaran Pada Siklus III 102 Tabel 4.19 Tingkat Kemampuan Siswa Dari Aspek Pemecahan Masalah

Siklus IV 104

Tabel 4.20 Hasil Tingkat Penguasaan Siswa Pada Tes Kemampuan

PemecahanMasalah Siklus IV 106

Tabel 4.21 Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah Siklus IV 106 Tabel 4.22 Hasil Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus IV 109 Tabel 4.23 Hasil Persentase Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus IV 110 Tabel 4.24 Refleksi Keberhasilan Pembelajaran Pada Siklus IV 113 Tabel 4.25 Rangkuman Hasil Tes Evaluasi Pada Siklus I Sampai Siklus IV

(11)

ix

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 3.1 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas 57 Gambar 4.1 Tingkat Kemampuan Siswa dari Aspek Pemecahan

Masalah Siklus I 65

Gambar 4.2 Hasil Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus I 69 Gambar 4.3 Hasil Persentase Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus I 70 Gambar 4.4 Tingkat Kemampuan Siswa dari Aspek Pemecahan

Masalah Siklus II 76

Gambar 4.5 Hasil Lembar Observasi Untuk Siswa dalam Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus II 80 Gambar 4.6 Hasil Persentase Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus II 82 Gambar 4.7 Kesalahan Dalam Memahami Masalah Pada Siklus II 84 Gambar 4.8 Kesalahan Dalam Melaksanakan rencana Pada Siklus II 85 Gambar 4.9 Kesalahan Yang Dilakukan Siswa Pada Perhitungan Siklus II 86 Gambar 4.10 Tingkat Kemampuan Siswa dari Aspek Pemecahan

Masalah Siklus III 91

Gambar 4.11 Hasil Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus III 95 Gambar 4.12 Hasil Persentase Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam

Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus III 96 Gambar 4.13 Kesalahan Dalam Memahami Masalah Siklus III 97 Gambar 4.14 Kesalahan Dalam Merencanakan Penyelesaian Masalah Pada

Siklus III 98

Gambar 4.15 Kesalahan Dalam Melaksanakan Rencana Siklus III 100 Gambar 4.16 Kesalahan Dalam Memeriksa Hasil dan Proses

(Menarik Kesimpulan) Siklus III 101 Gambar 4.17 Tingkat Kemampuan Siswa dari Aspek Pemecahan

Masalah Siklus IV 105

Gambar 4.18 Hasil Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam Pembelajaran

Kooperatif Tipe Group Investigation Siklus IV 109 Gambar 4.19 Hasil Persentase Lembar Observasi Untuk Siswa Dalam

(12)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Silabus 123

Lampiran 2. RPP 1 (Siklus I) 128

Lampiran 3. RPP 2 (Siklus II) 139

Lampiran 4. RPP 3 (Siklus III) 148

Lampiran 5. RPP 4 ( Siklus IV) 157

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa 1 166

Lampiran 7. Lembar Aktivitas Siswa 2 168

Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa 3 171

Lampiran 9. Lembar Aktivitas Siswa 4 174

Lampiran 10. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa 1 178

Lampiran 11. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa 2 181

Lampiran 12. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa 3 184

Lampiran 13. Alternatif Penyelesaian Lembar Aktivitas Siswa 4 187

Lampiran 14. . Kisi-Kisi Tes kemampuan pemecahan masalah 1 190

Lampiran 15. Lembar Validitasi Tes kemampuan pemecahan masalah 1 191

Lampiran 16. Tes kemampuan pemecahan masalah 1 194

Lampiran 17. Alternatif Penyelesaian Tes kemampuan pemecahan masalah 1 195

Lampiran 18. . Kisi-Kisi Tes kemampuan pemecahan masalah 2 198

Lampiran 19. Lembar Validitasi Tes kemampuan pemecahan masalah 2 199

Lampiran 20. Tes kemampuan pemecahan masalah 2 202

Lampiran 21. Alternatif Penyelesaian Tes kemampuan pemecahan masalah 2 203

Lampiran 22. . Kisi-Kisi Tes kemampuan pemecahan masalah 3 206

(13)

xiii

Lampiran 24. Tes kemampuan pemecahan masalah 3 210

Lampiran 25. Alternatif Penyelesaian Tes kemampuan pemecahan masalah 3 211

Lampiran 26 . Kisi-Kisi Tes kemampuan pemecahan masalah 4 215

Lampiran 27. Lembar Validitasi Tes kemampuan pemecahan masalah 4 216

Lampiran 28. Tes kemampuan pemecahan masalah 4 219

Lampiran 29. Alternatif Penyelesaian Tes kemampuan pemecahan masalah 4 220

Lampiran 30. Panduan Pensekoran Pemecahan Masalah 223

Lampiran 31. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 1 224

Lampiran 32. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 2 227

Lampiran 33. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 3 230

Lampiran 34. Hasil Tes Kemampuan Pemecahan Masalah 4 234

Lampiran 35. Lembar Observasi Model Group Investigation Untuk Guru

(Siklus I) 237

Lampiran 36. Lembar Observasi Model Group Investigation Untuk Siswa

(Siklus I) 240

Lampiran 37. Lembar Observasi Model Group Investigation Untuk Guru

(Siklus II) 256

Lampiran 38. Lembar Observasi Model Group Investigation Untuk Siswa

(Siklus II) 259

Lampiran 39. Lembar Observasi Model Group Investigation Untuk Guru

(Siklus III) 274

Lampiran 40. Lembar Observasi Model Group Investigation Untuk Siswa

(Siklus III) 277

Lampiran 41. Lembar Observasi Model Group Investigation Untuk Guru

(Siklus IV) 293

Lampiran 42. Lembar Observasi Model Group Investigation Untuk Siswa

(Siklus IV) 296

Lampiran 43. Tes Diagnostik 314

Lampiran 44. Alternatif Penyelesaian Tes Diagnostik 316

Lampiran 45. Hasil Tes Diagnostik 318

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi diri. Agar nantinya memiliki kekuatan spiritual keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan merupakan suatu wadah kebutuhan yang harus dipenuhi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bertanah air. Selain itu, pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi.

Menurut Buchori (dalam Trianto, 2009: 5) bahwa “pendidikan yang baik adalah pendidikan yang tidak hanya mempersiapkan siswanya untuk sesuatu profesi atau jabatan, tetapi untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapainya dalam kehidupan sehari-hari”.

Suatu masalah biasanya memuat situasi yang mendorong siswa untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya. Bruner (dalam Trianto, 2009: 7) menyatakan bahwa:

berusaha sendiri untuk mencari pemecahan masalah serta pengetahuan yang menyertainya, menghasilkan pengetahuan yang benar-benar bermakna. Sesuatu konsekuen logis, karena dengan berusaha untuk mencari pemecahan masalah secara mandiri akan memberikan suatu pengalaman konkret, dengan pengalaman tersebut dapat digunakan pula memecahkan masalah-masalah serupa, karena pengalaman itu memberikan makna tersendiri bagi peserta didik.

(15)

2 pentingnya peranan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Besarnya peran matematika tersebut menuntut siswa harus mampu menguasai pelajaran matematika. Cockroft (dalam Abdurrahman, 2009: 253) mengemukakan bahwa:

matematika perlu diajarkan kepada siswa karena: (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan; (2) semua bidang studi memerlukan keterampilan matematika yang sesuai; (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas; (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara; (5) meningkatkan kemampuan berpikir logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan; dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan masalah yang menantang.

Bahkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, ditetapkan juga salah satu tujuan mata pelajaran matematika agar peserta didik memiliki kemampuan memecahkan masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi. Namun berbeda dari harapan, kemampuan siswa dalam pemecahan masalah matematika masih sangat kurang. Siswa mengalami kesulitan dalam memecahkan masalah matematika, sedangkan guru menghadapi kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan persoalan tersebut. Sehingga dapat menyebabkan matematika termasuk pelajaran yang tidak disukai banyak siswa. Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang dilakukan pada tanggal 25 Januari 2014 dengan Indrawati Pasaribu, S.Pd sebagai guru matematika kelas VIII di SMP Swasta Pelita menyatakan bahwa hasil ulangan siswa pada materi kubus dan balok semester genap tahun ajaran 2012/2013 dari 40 siswa kelas VIII-C SMP Swasta Pelita hanya 40% yang mencapai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) yaitu 75.

(16)

3 Siswa tidak terbiasa memecahkan suatu masalah secara bebas dan tidak terbiasa mencari solusi dengan cara siswa sendiri. Siswa hanya bisa memecahkan masalah yang berbentuk sama dengan contoh yang diberikan guru. Apabila diberikan suatu masalah yang berbeda sedikit dengan contoh siswa tidak memahami langkah-langkah dalam memecahkan suatu masalah tersebut. Sebagai contoh, terlihat dari jawaban siswa yang mengukur pemecahan masalah matematik siswa mengenai materi bangun datar dikelas VIII SMP Swasta Pelita tahun pelajaran 2013/2014 sebagai berikut: Lokasi taman rumah Pak Anton berbentuk lingkaran dengan diameter 24 m dengan = 3,14. Didalam taman tersebut terdapat sebuah kolam renang yang berukuran 9 × 6 . Diluar kolam tersebut Pak Anton ingin menanami rumput. Harga rumput tersebut adalah 6000/ dan jika harga ongkos mengantar rumput tersebut adalah 4000/ , berapakah biaya yang dibutuhkan Pak Anton untuk menanam rumput di luar dari kolam tersebut? Banyak siswa kelas VIII SMP Swasta Pelita mengalami kesulitan untuk menjawab pertanyaan tersebut. Kasus lain pada materi lingkaran di kelas VIII SMP Swasta Pelita yaitu: Perhatikan gambar dibawah ini!

Dalam dua contoh kasus diatas ada 37 orang siswa dari 40 siswa yang kesulitan dalam memahami masalah, merencanakan strategi untuk memecahkan masalah, menghitung masalah dan menyelidiki pemecahan masalah apakah sudah benar.

Menurut Aunurrahman (2012: 176) bahwa:

(17)

4 Permasalahan diatas menunjukkan bahwa pembelajaran matematika perlu diperbaiki untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis. Dalam peningkatan kemampuan pemecahan masalah tersebut, siswa harus mampu memenuhi berbagai indikator. Polya (dalam Marlina, 2013: 44) menetapkan bahwa “empat langkah dalam menyelesaikan masalah matematika, yaitu memahami masalah, membuat perencanaan, melaksanakan rencana, dan melihat kembali hasil yang diperoleh”. Dan untuk memenuhi indikator kemampuan pemecahan masalah tersebut dapat diterapkan model pembelajaran group investigation. Model pembelajaran group investigation merupakan model pembelajaran yang menggunakan pendekatan scientific. Model pembelajaran group investigation adalah model pembelajaran yang melibatkan peserta didik secara aktif dalam pembelajarannya, karena pada model pembelajaran ini menuntut peran serta masing-masing anggota kelompok dalam suatu penyelidikan.

(18)

5 Dalam model pembelajaran ini, peserta didik diharapkan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran group investigation pada materi kubus dan balok dapat meningkatkan kemampuan pemecahan matematis siswa dengan menggunakan alat peraga berbetuk kubus dan balok yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari. Adapun judul penelitian yang akan dilakukan yaitu: ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Berbantuan Alat Peraga Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kelas VIII SMP Swasta Pelita T.A 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran matematika, sebagai berikut:

1. Matematika merupakan mata pelajaran yang tidak disukai siswa karena guru masih menggunakan metode ceramah dan jarang menggunakan alat peraga. Guru hanya menyuruh siswa mencatat dan mengerjakan soal-soal matematika yang sesuai dengan contoh sehingga apabila siswa dihadapkan permasalah baru siswa tidak dapat memecahkan permasalahan tersebut.

2. Kemampuan dalam memecahkan masalah matematika masih rendah yang ditunjukkan dari hasil belajar siswa semester ganjil dan tes diagnostik. Pada tes diagnostik siswa mengalami kesulitan dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana dan memeriksa proses dan hasil.

3. Guru belum memahami model-model pembelajaran sehingga guru mengalami kesulitan dalam memilih model pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan.

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan masalah diatas, penelitian ini dibatasi agar lebih fokus dan mencapai tujuan yang diharapkan maka dibatasi masalahnya pada:

(19)

6 pada materi kubus dan balok kelas VIII SMP Swasta Pelita yang diukur melalui pemberian tes, meliputi: kemampuan dalam memahami masalah, merencanakan penyelesaian, melaksanakan rencana, dan memeriksa proses dan hasil.

2. Model pembelajaran group investigation yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada minat siswa dalam belajar matematika dengan bantuan alat peraga berbentuk kubus dan balok, sehingga mengakibatkan adanya peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis. Hal ini diukur dari lembar observasi terhadap siswa.

3. Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas di kelas VIII SMP Swasta Pelita.

1.4 Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas, diperoleh rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu:

1. Bagaimanakah peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dilihat berdasarkan siklus I sampai siklus IV di kelas VIII SMP Swasta Pelita pada materi kubus dan balok dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan alat peraga?

2. Bagaimana efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan alat peraga dalam memecahkan masalah?

3. Bagaimana respon belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan alat peraga?

1.5 Tujuan Penelitian

Sejalan dengan rumusan masalah diatas, penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk:

(20)

7 2. Meningkatkan efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe group

investigation berbantuan alat peraga dalam memecahkan masalah.

3. Meningkatkan respon belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe group investigation berbantuan alat peraga.

1.6 Manfaat Penelitian

Sesuai dengan tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah:

1. Sebagai bahan masukan bagi guru matematika SMP Swasta Pelita Medan dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis siswa. 2. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk bekal ilmu pengetahuan

dalam mengajar matematika pada masa yang akan datang.

3. Bagi peneliti lain, sebagai bahan studi banding penelitian yang relevan dikemudian hari.

4. Bagi siswa, melalui model pembelajaran group investigation siswa semakin aktif untuk belajar matematika yang akan berdampak pada peningkatan kemampuan pemecahan masalah matematis.

(21)

118

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1

Kesimpulan

Berdasarkan hasil dan pembahasan pada bab IV dan temuan selama

pelaksanaan pembelajaran melalui model pembelajaran kooperatif tipe

group

investigation

berbasis teknik pemecahan masalah menurut Polya, diperoleh

beberapa kesimpulan yang merupakan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan dalam rumusan masalah. Kesimpulan-kesimpulan tersebut adalah:

1.

Meningkatnya kemampuan pemecahan masalah matematis siswa dengan

menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation

berbantuan alat peraga pada materi kubus dan balok di kelas VIII SMP Swasta

Pelita. Hal ini dilihat dari hasil evaluasi pada siklus I sampai siklus IV. Hasil

evaluasi pada akhir siklus I menunjukkan rata-rata kelas mencapai 62,97

dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 27,5%, pada siklus II

menunjukkan rata-rata kelas mencapai 69,53 dengan persentase ketuntasan

klasikal sebesar 57,5%, pada siklus III menunjukkan rata-rata kelas mencapai

70,31 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 67,5%, dan pada siklus IV

menunjukkan rata-rata kelas mencapai 83,13 dengan persentase ketuntassan

klasikal sebesar 87,5%. Dengan demikian terjadi peningkatan persentase

ketuntasan klasikal pada siklus I ke siklus II sebesar 30%, siklus II ke siklus III

sebesar 10%, dan siklus III ke siklus IV sebesar 20%.

2.

Meningkatnya efektivitas model pembelajaran kooperatif tipe

group

investigation

berbantuan alat peraga dalam memecahkan masalah. Hal ini dapat

dilihat dari ketuntasan belajar klasikal siswa pada akhir siklus mencapai 87,5%.

Secara tidak langsung tujuan pembelajaran sudah mencapai ketuntasan.

Selanjutnya hasil pengamatan dari kedua pengamatan terhadap aktivitas siswa

bahwa nilai rata-rata kedua pengamat terhadap aktivitas siswa pada akhir siklus

adalah 3,3 dengan kriteria sangat baik dengan persentase rata-rata kemampuan

siswa dalam mengikuti pembelajaran adalah 83,75% dengan kriteria tinggi,

(22)

119

kriteria sangat baik dan persentase kemampuan guru dalam mengelola kelas

adalah sebesar 89,77% dengan kriteria tinggi.

3.

Meningkatnya respon belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran

kooperatif tipe

group investigation

berbantuan alat peraga. Hal ini dilihat dari

hasil observasi pada akhir siklus memperoleh nilai rata-rata sebesar 3,3 dengan

kriteria sangat baik, hasil evaluasi proses juga menyatakan siswa sangat senang

belajar, dan hasil belajar siswa memperoleh nilai rata-rata kelas yang positif

yaitu 83,13.

5.2

Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat

diberikan adalah sebagai berikut:

1.

Bagi guru, supaya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe

group

investigation

untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematis

siswa. Agar model pembelajaran kooperatif tipe

group investigation

dapat

meningkat kemampuan pemecahan masalah dan terlaksana dengan baik, maka

guru harus:

a.

Menguasai materi pelajaran.

b.

Memahami model pembelajaran kooperatif tipe group investigation dengan

teknik pemecahan masalah menurut Polya.

c.

Berkonsultasi dengan alhi yang memahami model pembelajaran kooperatif

tipe

group investigation

dengan teknik pemecahan masalah menurut polya.

d.

Mempunyai keinginan dan keberanian untuk menerapkan model

pembelajaran kooperatif tipe

group investigation

untuk meningkatkan

kemampuan pemecahan matematis siswa.

2.

Bagi siswa, pembelajaran harus berfokus pada siswa atau

student centered

dengan tujuan meningkatkan kemampuan pemecahan matematis. Dengan

demikian apabila aktivitas ini terjadi seperti yang diharapkan maka dapat

meningkatkan kualitas belajar.

3.

Bagi sekolah, agar mendukung terhadap perkembangan inovasi pembelajaran

(23)

120

kualitas pembelajaran dan meningkatkan kemampuan pemecahan matematis

(24)

121 DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2009). Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta : Rineka Cipta.

Adinawan, C. (2007). Matematika untuk SMP Kelas VIII. Jakarta: Erlangga. Anggraini, dkk. (2010). Penerapan Model Pembelajaran Investigasi Kelompok

Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa Kelas VIII-4 SMP Negeri 27 Palembang. Jurnal Pendidikan Matematika4: 33-44.

Arikunto, S, dkk. (2009). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Aunurrahman, Dr. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Cunayah, C, dkk. (2010). Pelajaran Matematika Bilingual untuk SMP/MTs Kelas VIII. Bandung: Yrama Widya.

Firdaus, A. (2009). Pemecahan Masalah. http://madfirdaus.wordpress.com/2009/ 11/23/kemampuan-pemecahan-masalah-matematika/ (accessed 28 Januari 2014)

Hudojo, H. (2005). Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika. Malang: Universitas Negeri Malang (UM Press).

Isjoni. (2009). Pembelajaran Kooperatif Meningkatkan Kecerdasan Komunikasi Antar Peserta Didik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Istarani. (2012). 58 Model Pembelajaran. Medan: Media Persada.

Khotimah, H. (2013). Meningkatkan Hasil Belajar Geometri Dengan Teori Van Hiele. http://eprints.uny.ac.id/10723/1/G%20-%202.pdf (accessed 19 Maret 2014).

Marlina, L. (2013). Penerapan Langkah Polya Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Keliling dan Luas Persegi Panjang. Jurnal Elektronik Pendidikan Matematika Tadulako01: 43-51.

Mulyadi. (2010). Diagnosis Kesulitan Belajar dan Bimbingan Terhadap Kesulitan Belajar Khusus. Malang: Nuta Litera.

Mulyasa, H.E. (2013). Pengembangan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

(25)

122 Suprijono, A. (2012). Cooperative Learning Teori dan Aplikasi PAIKEM.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Trianto. (2009). Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Yamin, M. (2012). Strategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi. Jambi: Referensi.

(26)

ii

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 4.18 Refleksi Keberhasilan Pembelajaran Pada Siklus III

Referensi

Dokumen terkait

Sistem JPKM ini merupakan sistem asuransi bagi keluarga mampu sehingga kedepan diharapkan akan mengurangi beban Pemerintah daerah Kabupaten Polewali Mandar di bidang kesehatan

Peneliti berupaya memperoleh data dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Partai Perindo sebagai pembuat pesan, namun berbagai upaya yang sudah dilakukan tidak membuahkan hasil,

Berdasarkan penjabaran sebelumnya, diduga karakteristik contoh, karakteristik keluarga, kuantitas dan kualitas konsumsi pangan, penyakit infeksi (malaria), sanitasi

Fakta bahwa Perancis merupakan negara dengan kapabilitas serangan nuklir tentunya menguatkan argumen bahwa Perancis memang memerlukan untuk mengembangkan sendiri

Dari satu stasiun GPS Singapura NTUS dapat dikembangkan model TEC ionosfer di atas Sumatra dan sekitarnya yang mana cakupan model tersebut tergantung pada sudut elevasi minimum

dengan garam dan konsentrasi gula terhadap mutu manisan basah pare. ( Momordica charantia

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION) BERBANTUAN SIMULASI KOMPUTER UNTUK MEMINIMALISIR MISKONSEPSI HUKUM NEWTON..

Berkelakuan baik dan tidak pernah terlibat dalam tindak pidana yang dibuktikan dengan Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK).. Sehat jasmani