• Tidak ada hasil yang ditemukan

DOSEN PEMBIMBING : Prof.Dr.Ir.Indarto,DEA NIP OLEH : ADI PRAYITNO

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DOSEN PEMBIMBING : Prof.Dr.Ir.Indarto,DEA NIP OLEH : ADI PRAYITNO"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

DOSEN PEMBIMBING :

Prof.Dr.Ir.Indarto,DEA

NIP 19501011 198203 1 002

OLEH :

ADI PRAYITNO

31102 040 511

(2)

• Tanah ekspansif mempunyai keunikan yaitu pada

kemampuan tanah pada saat kembang susut.

• Jika lingkungan tanah ekspansif tidak berubah

pengembangan atau swelling tidak akan terjadi.

• Menurut pengamatan Chen (1975) tanah ekspansif

yang dibiarkan mengering sampai kadar air inisial

kemudian dijenuhkan lagi menunjukkan adanya

penurunan pengembangan.

(3)

• Bagaimana sifat dan karateristik

tanah ekspansif ?

• Berapakah potensi pengembangan

tanah ekspansif sebelum dan

sesudah

mengalami

siklus

pembasahan

dan

pengeringan

secara berulang ?

• Apakah tanah ekspansif yang

mengalami siklus pembasahan dan

pengeringan

akan

mengalami

penurunan pengambangan seperti

pengamatan yang dilakukan oleh

Chen (1975) ?

(4)

• Lokasi Pengambilan Tanah di Daerah Citraland

Surabaya.

• Benda uji yang diambil kedalaman -3m dan -5m.

• Menganalisa potensi pengembangan pada tanah

ekspansif pada kondisi asli dan sesudah mengalami

siklus.

• Siklus pembasahan benda uji dijenuhkan sampai

jenuh 100 % dan siklus pengeringan dikeringkan

sampai kadar air inisial 11,5 %

(5)

• Untuk mengetahui karateristik tanah ekspansif

• Untuk mengetahui perubahan angka pori

tanah ekspansif sebelum dan sesudah

mengalami siklus pembasahan dan

pengeringan.

• Untuk mengetahui pengembangan tanah

ekspansif sebelum dan sesudah mengalami

siklus pembasahan dan pengeringan.

(6)

MANFAAT

• Mengetahui karateristik tanah ekspansif

setelah dilakukan uji parameter tanah di

Laboratorium.

• Mengetahui potensi pengembangan tanah

ekspansif sebelum dan sesudah mengalami

proses pembasahan dan pengeringan secara

berulang.

• Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan

sebagai acuan dalam memprediksi potensi

besarnya pengembangan tanah ekspansif.

(7)

TINJAUAN PUSTAKA

Karateristik Tanah Ekspansif

Karateristik tanah ekspansif terletak pada kemampuan tanah saat

kembang susut. Kembang susut tanah ekspansif sangat dipengaruhi

oleh :

• Kadar air.

Kadar air inisial tanah ekspansif mengendalikan besarnya

pengembangan yang terjadi, ini bila kondisi tanah dalam

kondisi undisturbed. Holtz dan gibb (1956)

• Indeks plastis.

Nilai batas – batas atteberg merupakan identifikasi penting untuk

memperkirakan kelakuan teknis tanah ekspansif.

Chen membuat hubungan antara indeks plastis dan swelling

potential adalah sebagai berikut :

(8)

TINJAUAN PUSTAKA

Tabel Korelasi antara swelling potential dan indeks plastis

Plasticity index Swelling potential

0 – 15 Low

10 – 35 Medium

20 – 55 High

(9)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengujian Pengembangan dengan Konsolidasi 𝑆𝑝 = 𝑒 𝑎𝑘ℎ𝑖𝑟+1𝑒𝑎𝑤𝑎𝑙 𝑥 100 % 𝑅𝑢𝑚𝑢𝑠 ∶ 𝐾𝑒𝑡𝑒𝑟𝑎𝑛𝑔𝑎𝑛: Sp = Swelling Potential eawal = Void Ratio Awal

(10)

TINJAUAN PUSTAKA

Prediksi Pengembangan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Chen

(1975) Pada suatu siklus pengulangan percobaan

pengembangan benda uji dari tanah lempung

yang telah diuji pengembangan dalam alat

konsolidometer dibiarkan mengering sampai

kadar air inisial, kemudian dijenuhkan lagi.

Kemudian siklus ini diulang beberapa kali.

Ternyata pengamatan menunjukkan adanya

tanda-tanda fatik (kelelahan) pengembangan setelah

setiap siklus pengeringan dan pembasahan.

(11)

Penelitian hanya dilakukan di Laboratorium

Pengambilan sample

Pengujian sifat dan karakteristik tanah ekspansif :  Volumetri Gravimetri

 Atterberg Limit  Analisa Ayakan

Pengujian Swelling Ked -5m

Dengan 7 Siklus Pembasahan Dan Pengeringan

Analisa Pengujian Swelling Ked -3m

(12)
(13)

(14)

skema siklus pembasahan dan pengeringan

Wawal 100 % Swelling

W

awal

= Kadar Air Kondisi Asli

W

inisial

= Kadar Air 11,5 %

100 % = Jenuh (Pembasahan)

Siklus 1

Winisial 100 % Swelling

Siklus 2

Winisial 100 % Swelling

Siklus 3

Winisial 100 % Swelling

Siklus 7

Seterusnya Sampai

(15)
(16)

(17)

(18)

• Sp =

(𝑒𝑜−𝑒𝑎)

(𝑒𝑜+1)

x 100

Perhitungan

Log tegangan

e

0

e

1 2 σ0 σ0 Log tegangan

e

0

e

e

a

SwP

1 = Dari angka pori (eo) awal ditarik memotong pada garis angka pori konsolidasi.

2 = Kemudian ditarik kebawah memotong tegangan (σs’).

(19)

ANALISA DAN PEMBASAHAN

Hasil Pengujian Fisik

(20)

• ACked-3m = PI/(CF-10)

= 75,01/(90,42-10)

= 0,932

• ACked-5m = PI/(CF-10)

= 76,51/(84,46-10)

= 1,027

ANALISA DAN PEMBASAHAN

Aktifitas

Ked -5m

Ked -3m

Bagan Hubungan Aktifitas dengan Prosentase Fraksi Lempung ≤ 0,002 mm (Sumber: Nelson dan Miller,1991)

(21)

Berdasarkan

hasil

pengamatan

Chen

disamping

terlihat

terjadi

penurunan

pengembangan

sampai

dengan

siklus ke 6.

ANALISA DAN PEMBASAHAN

Pengembangan Berdasarkan Pengamatan

(22)

Dari hasil penelitian pengembangan tanah ekspansif ciputra setelah

dilakukan siklus pembasahan dan pengeringan mengalami

penurunan. Pada siklus 6 dan ke 7 mulai menunjukkan kestabilan.

ANALISA DAN PEMBAHASAN

Pengembangan Berdasarkan Penelitian di

Laboratorium

(23)

ANALISA DAN PEMBASAHAN

Tekanan Pengembangan Berdasarkan

(24)

Kondisi Asli A n al isa A ya ka n Saringan Persentase Lolos H id ro me ter Diameter mm Persentase Lolos 0,0093 96,58 100 100 0,0068 96,58 200 100 0,0048 94,53 0,0034 90,42 0,0025 86,31 0,0010 82,20 Sesudah Siklus 7 A n al isa A ya ka n Saringan Persentase Lolos H id ro me ter Diameter mm Persentase Lolos 0,0096 87,34 100 100 0,0071 86,31 200 100 0,0050 86,31 0,0036 82,20 0,0026 73,98 0,0011 66,79

ANALISA DAN PEMBASAHAN

Analisa Perubahan Fisik Setelah Mengalami Siklus Pembasahan Dan

Pengeringan Berdasarkan Penelitian di Laboratorium ked-3m

(25)

Sebelum Siklus Ana lis a Ay aka n Saringan Persentas e Lolos H id ro m et er Diameter mm Persentas e Lolos 0,0094 90,50 10 100 0,0069 90,50 20 100 0,0049 88,48 40 100 0,0035 86,47 100 99,84 0,0025 84,46 200 99,50 0,0010 82,45 Sesudah Siklus Ana lis a Ay aka n Saringan Persentas e Lolos H id ro m et er Diameter mm Persentas e Lolos 0,0093 94,57 10 100 0,0069 90,54 20 100 0,0049 88,53 40 100 0,0036 82,49 100 99,79 0,0026 74,45 200 99,55 0,0011 64,39

ANALISA DAN PEMBASAHAN

Analisa Perubahan Fisik Setelah Mengalami Siklus Pembasahan Dan

Pengeringan Berdasarkan Penelitian di Laboratorium ked-5m

Dari hasil penelitian analisa ayakan terjadi perubahan fisik pada butiran tanah halus (<0,002mm), diindikasikan mempengaruhi penurunan pengembangan.

(26)

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa :

Berdasarkan hasil pengujian parameter tanah ekspansif di

ciputra didapatkan data sebagai berikut :

• Kedalaman -3m :

Indeks plastis (IP) = 74,99 %

Activity

= 0,932

• Kedalaman -5m :

Indeks plastis (IP) = 76,51 %

Activity

= 1,027

Dengan data tersebut diatas menurut Chen (1988)

digolongkan sebagai tanah ekspansif yang mempunyai potensi

pengembangan sangat tinggi dan menurut Atterberg

digolongkan sebagai tanah yang mempunyai plastisitas tinggi.

(27)

• Berdasarkan pengujian pengembangan (swelling) menggunakan metode

consolidated – swell test di Laboratorium dengan siklus pembasahan (jenuh 100%) dan pengeringan (sampai kadar air inisial 11,5%) secara berulang. Didapatkan nilai swelling potential pada siklus 1 kedalaman -3m adalah 10,00 % sampai dengan 13,60 % kemudian turun pada siklus ke 7 dengan nilai swelling potential 3,67% sampai dengan 3,84 %. Sedangkan pada kedalaman -5m siklus 1 didapatkan nilai swelling potential 12,00 % sampai dengan 13,20 % dan turun pada siklus ke 7 dengan nilai swelling potential 4,00 % sampai dengan 4,04 %. Maka dari hasil penelitian diatas setelah sampel mengalami penurunan pengembangan sampai dengan siklus ke 6 dan siklus ke 7 terjadi proses fatik seperti pengamatan yang dilakukan oleh Chen (1975). Dimana pada siklus ke 6 dan siklus ke 7 mulai

menunjukkan kestabilan (tidak menunjukkan tanda – tanda pengembangan lagi). • Berdasarkan hasil analisa hidrometer terjadi kehilangan butiran halus (<0,002mm)

dari kondisi asli (undisturbed) ke kondisi setelah mengalami siklus ke 7. Pada kedalaman -3m kehilangannya sebesar 14 % sedangkan pada kedalaman -5m sebesar 13 %. Kehilangan butiran halus (<0,002mm) ini diindikasikan sebagai penyebab terjadinya penurunan pengembangan (swelling potential) pada tanah ekspansif.

(28)

• Dalam penelitian pengujian pengembangan tanah

ekspansif yang mengalami siklus pembasahan

dan pengeringan ini perlu dilakukan penelitian

lebih lanjut pada lokasi yang berbeda dengan

kedalaman sampel yang sama. Apakah juga akan

terjadi penurunan pengembangan seperti

pengamatan yang pernah dilakukan oleh chen

(1975). Dan dari penelitian ini bisa dikembangkan

lebih lanjut yaitu penelitian mencari besarnya

kohesi dan sudut geser pada tanah ekspansif

sesudah mengalami siklus pembasahan dan

pengeringan.

Gambar

Tabel Korelasi antara swelling potential  dan  indeks plastis

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana meminimalisir tegangan kedip dengan penempatan peralatan kompensator yang di harapkan memberikan alternatif yang lebih baik kompensator yang di harapkan memberikan

Fitoremediasi Tanah Tercemar Logam Berat Timbal (Pb) dengan Menggunakan Tumbuhan Bunga Kana (Canna indica ) di Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan

Fitoremediasi tanah tercemar logam berat timbal (Pb) dengan menggunakan Tumbuhan Lidah Mertua (Sansivieria trifasciata) di Kelurahan Tambak Wedi, Kecamatan Kenjeran,

ANALISIS PENGARUH PEMASANGAN MINI CAPACITOR BANK TERHADAP KUALITAS LISTRIK DI RUMAH TANGGA SERTA PERANCANGAN FILTER AKTIF MENGGUNAKAN KONTROLER PI SEBAGAI PELINDUNG KAPASITOR

 Salah satu cara mengatasi korosi yang terjadi pada baja tersebut adalah dengan pelapisan logam menggunakan logam lain yang lebih anodik yaitu dengan cara Hot Dip Galvanizing..

Silika presipitasi dalam bentuk powder atau bubuk memiliki struktur yang lebih terbuka dengan volume pori yang lebih tinggi daripada silika gel dalam bentuk yang

Sedangkan fungsi keanggotaan berjumlah 8 memiliki respon yang mencapai setpoint namun dengan overshoot yang sangat tinggi dan settling yang lebih lama dengan nilai RPM

• Hal inilah yang menyebabkan kebutuhan arus proteksi ICCP spesimen dengan kondisi cacat coating yang sama pada penelitian meningkat seiring dengan naiknya temperatur