• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

7 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori

1. Pengertian Bulutangkis

Menurut tony Grice (2007:1), “permainan bulutangkis merupakan salah satu cabang olahraga yang terkenal di dunia”. Olahraga ini menarik minat berbagai kelompok umur, berbagai tingkat keterampilan, baik pria maupun wanita memainkan olahraga ini di dalam atau di luar ruangan untuk rekreasi juga sebagai persaingan. . Bulutangkis adalah olahraga yang dimainkan dengan menggunakan net, raket, dan shuttlecock dengan teknik pukulan yang bervariasi mulai dari yang relative lambat hingga sangat cepat disertai dengan gerakan tipuan.

Menurut Herman Subardjah (2000: 13), “bulutangkis merupakan sebuah permainan yang bersifat individual yang dapat dilakukan dengan cara satu orang melawan satu orang atau dua orang melawan dua orang”. Permainan ini menggunakan raket sebagai alat pemukul dan shuttlecock sebagai objek pukul, lapangan permainan berbentuk segi empat dan dibatasi oleh net untuk memisahkan antara daerah permainan sendiri dan daerah permainan lawan.

Tujuan permainan bulutangkis adalah berusaha untuk menjatuhkan kok di daerah permainan lawan dan berusaha agar lawan tidak dapat memukul kok dan menjatuhkannya di daerah permainan sendiri. Pada saat permainan berlangsung, masing-masing pemain berusaha agar kok tidak menyentuh lantai di daerah permainan sendiri.

(2)

8

Bulutangkis dapat dimainkan secara tunggal putra dan putri, ganda putra dan putrid, dan ganda campuran. Sebagai karakteristik permainan bulutangkis

(3)

mengandung unsur keterampilan gerak, yaitu berupa teknik dasar memegang raket, pukulan pertama (service), pukulan melampaui kepala (everhead stroke), dan pukulan dengan ayunan rendah (underhead stroke) di dalam permainan bulutangkis. Macam-macan teknik pukulan diantaranya : overhead, lob, dropshot, smash, netting, backhand, forehand.

2. Teknik Dasar Bulutangkis

Teknik dasar yang dimaksud bukan hanya pada penguasaan teknik memukul saja, akan tetapi melikabatkan teknik-teknik yang berkaitan dengan permainan bulutangkis. Menurut Sapta Kunta Purnama (2010: 13-15), menjelaskan bahwa:

Ada empat macam teknik dasar keterampilan bulutangkis yang harus dikuasai oleh seorang atlet bulutangkis, antara lain sikap berdiri (stance), teknik memegang raket, teknik memukul bola, dan teknik langkah kaki (foot work).

3. Teknik Pukulan Bulutangkis

Ada enam macam teknik dasar pukulan dalam permainan bulutangkis antara lain:

a. Servis

Servis merupakan pukulan yang sangat menentukan dalam awal perolehan nilai, karena pemain yang melakukan servis dengan baik dapat mengendalikan jalannya permainan. Dalam permainan bulutangkis ada dua macam servis, yaitu servis panjang dan servis pendek.

b. Pukulan Lob

Pukulan lob merupakan suatu pukulan dalam permainan bulutangkis yang dilakukan untuk menerbangkan shuttlechock setinggi mungkin mengarah jauh ke

(4)

belakang garis lapangan lawan. Untuk melakukan pukulan lob ada dua cara yaitu overhead lob dan underhead lob.

c. Pukulan Smash

Pukulan smahs merupakan pukulan overhead yang mengandalka kekuatan dan kecepatan lengan serta lecutan pergelangan tangan agar bola meluncur tajam menukik. Baik smash lurus maupun smash menyilang, keduanya dapat dipukul dengan ayunan yang sama.

d. Drop Shot

Drop shot merupakan pukulan menyerang dengan menempatkan bola tipis dekat dengan jarring pada lapangan lawan. Drop shot mengandalkan kemampuan feeling dalam memukul bola sehingga arah dan ketajaman bola tipis di atas net serta jatuh dekat dengan net.

e. Pukulan Drive

Pukulan drive adalah pukulan yang dilakukan dengan cara menerbangkan shuttlechock secara mendatar, ketiggiannya menyusur di atas net dan sejajar dengan lantai.

f. Netting

Netting adalah pukulan pendek yang dilakukan di depan net dengan tujuan untuk mengarahkan bola setipis mungkin jaraknya dengan net di daerah lawan.

4. Pengertian Servis

Servis merupakan modal awal untuk bisa memenangkan pertandingan.

Seorang pemain yang tidak bisa melakukan servis dengan benar akan terkena fault. Pukulan servis adalah pukulan dengan raket yang memukul shuttlecock

(5)

kebidang lapangan lain secara diagonal dan bertujuan sebagai pembuka permainan dan merupakan suatu pukulan yang penting dalam permainan bulutangkis.

Pukulan servis merupakan pukulan yang mengawali atau sajian bola pertama sebagai permulaan permainan. Pukulan ini yang sangat menentukan dalam awal perolehan nilai karena kalau peraturan yang lama hanya pemai yang melakukan servis yang dapat memperoleh angka. Namun sekarang ini peraturan pada permainan bukutangkis ditetapkan oleh IBF sudah ada perubahan, pada pertandingan resmi sekarang sudah menggunakan sistem rallypoint. Jadi tidak selalu pemain melakukan servis yang mendapat nilai. Servis yaitu gerakan untuk memulai, sehingga shuttlecock berada dalam keadaan di mainkan, yaitu dengan memukul shuttlecock kelapangan lawan.

“Servis harus dilakukan dengan pukulan underhand (gerak dari bawah keatas), akan tetapi setiap jenis pukulan dapat digunakan dalam rally, pukulan long servis forehand harus dilakukan dengan cara memukul shuttlecock dengan

kekuatan yang penuh. Shuttlecock yang dipukul harus diusahakan jatuh menurunsecara tegak lurus ke bawah disuatu tempat di garis belakang dan perpotongan antara garis tengah dengan garis belakang untuk servis permainan tunggal.

“Dengan demikian bola lebih sulit untuk diperkirakan jatuhnya dan sulit untuk dipukul sehingga pengembalian lawan kurang efektif” Grice, (2007 : 25).

a. Servis Pendek (Short Service)

Servis pendek pada umumnya dilakukan untuk menentukan arah dan jatuhnya shuttlecock sedekat mungkin dengan garis serang pemain lawan. Selain

(6)

itu shuttlecock sedapat mungkin melayang relative dekat diatas jaring.

Penempatan ini akan membuat pemain lawan mengembalikan bola naik ke atas.

“Jenis pukulan backhand adalah pukulan yang lazim digunakan untuk melakukan servis pendek”. Arisbowo (2008:34).

b. Servis Panjang (Long Service)

Servis panjang dilakukan dengan memukul shuttlecock dari bawah dan di arahkan ke bagian belakang lapangan lawan. Shuttlecock dipukul dengan tenaga penuh agar melayang tinggi dan jauh tegak lurus dibagian belakang garis lawan.

Servis ini sering digunakan dalam permainan tunggal. Sutrisno dan Yani Marlani, (2009: 19).

c. Servis Datar (Drive service)

Pukulan servis ini dilakukan dengan cara memukul shuttlecock secara keras, cepat mendatar dan setipis mungkin melewati net secara sejajar dengan lantai.

Arah pukulan di tempatkan di titik-titik perpotongan antara garis belakang dengan garis tengah lapangan.

d. Servis Kedut (Flick Service)

Pukulan servis ini dilakukan dengan cara cambukan yang bertujuan untuk mengecoh lawan. Dengan demikian lawan akan kesulitan untuk membaca arah datangnya bola. Gerakan dalam melakukan pukulan adalah sama dengan cara melakukan servis biasa, tetapi setelah terjadi persentuhan raket dengan shuttlecock (Impack), secara mendadak pukulan itu di cambukan atau dikedutkan. Biasanya servis digabungkan ke dalam jenis atau bentuk servis forhand atau backhand.

(7)

Masing-masing jenis ini bervariasi pelaksanaannya sesuai dengan situasi permainan dilapangan. Menurut Grice, (2007:26) bahwa :

Berat badan dipindahkan ke depan, tangan di ayunkan dari belakang kedepan dan disentakkan pergelangan tangan, lakukan kontak pada ketinggian lutut, shuttlecock akan melambung tinggi dan jatuh digaris kotak belakang.

e. Servis Forehand

1) Servis Forehand Pendek (short forehand service)

i. Variasi arah dan sasaran servis pendek ini dapat dilatih secara misterius dan sistematis.

ii. Shuttlecock harus dipukul dengan ayunan raket relative pendek.

iii. Pada saat perkenaan dengan daun raket dan shuttlecock, sikut dalam keadaan posisi bengkok, untuk menghindari tenaga dari pergelangan tangan, dan perhatikan peralihan titik berat badan.

iv. Cara latihannya adalah dengan sejumlah shuttlecock dan dilakukan secara berulang-ulang.

2) Servis forehand panjang (long foehand service)

i. Jenis servis ini terutama sering dilakukan pada permainan tunggal.

ii. Shuttlecock dipukul dengan menggunkan tenaga supaya melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian garis lapangan paling belakang.

iii. Pada saat memukul shuttlecock, kedua kaki terbuka selebar bahu dan kaki kiri berada di depan kemudian kedua telapak kaki senantiasa berkontak dengan lantai.

(8)

iv. Perhatikan gerakan ayunan raket, kebelakang, kedepan dan setelah melakukan pukulan, harus dilakukan dengan sempurna serta diikuti perihal titik berat kaki belakang ke kaki depan yang harus berlangsung kontinyu dan harmonis.

v. Biasakan selalu berkonsentarasi sebelum memukul shuttlecock.

vi. Hanya berlatih tekun dan berulang-ulang tanpa mengenal lelah, dapat menguasai teknik servis forehand tinggi dan sebaik-baiknya.

Hal-hal yang harus diingat dalam melalukan long forehand servis:

a) Tahap persiapan

Menurut (Tony Grice, 1996:26), Bahwa menggunakan raket harus dengan cara :

Peganglah raket dengan pegangan grip handshake atau pistol, berdiri dengan posisi kaki direnggangkan selebar bahu dengan satu didepan dan satu di belakang, shuttlecock di pegang pada ketinggian pinggang , berat badan pada kaki bagian belakang, tangan yang memegang raket pada posisi belakang.

b) Tahap pelaksanaan

Menurut (Tony Grice, 1996:26), Mengatakan Bahwa:

Berat badan dipindahkan kedepan, gunakan gerakan menelungkupkan tangan bagian bawah dan sentakkan pergelangan tangan, lakukan kontak pada ketinggian lutut, shuttlecock akan melambung tinggi dan jatuh di garis kotak belakang.

5. Pengertian Servis Forhand Panjang

Menurut (Tony Grice:25) “servis panjang adalah servis dasar. Servis ini mengarahkan boala tinggi dan jauh, dan bola harus berbalik dan jatuh sedekat mungkin dengan garis batas belakang”.

(9)

Menurut icuk (2002:39) “long servis adalah servis tinggi yang biasanya digunakan dalam permainan tunggal. Sedapat mungkin memukul shuttlecock sampai dekat garis belakang dan menukik tajam lurus ke bawah”.

Menurut Sapta Kunta Purnama (2010:18), tujuan servis forehand panjang yang baik antara lain:

a. Untuk menghindari permainan depan yang bagus bermain netting.

b. Untuk mempercepat kelelahan fisik lawan.

c. Mengukur kemampuan smash lawan, dan d. Membuka posisi depan lawan.

Servis panjang ini termasuk jenis pukulan underhand stroke, yaitu sebuah pukulan yang dilakukan dengan ayunan raket dari bawah ke atas. Servis panjang sering digunakan untuk permainan tunggal, sehingga diharapkan dengan laju shuttlecock yang melambung ke arah lapangan lawan, permainan akan terjadi rally

yang lama dan panjang. Dilakukan dengan cara memukul shuttlecock yang dipukul jauh menukik tajam ke bawah, daerah garis sasaran servis forhand panjang adalah daerah belakang lapangan yaitu daerah yang mempunyai perbatasan antara garis batas belakang untuk permainan tunggal dan garis belakang untuk servis ganda dengan garis batas tengah dan garis batas tepi untuk pemainan tunggal.

Mengenai urutan-urutan dalam melakukan servis forehand panjang adalah sebagai berikut :

a. Pegangan Raket Pada Pukulan Servis Forehand Panjang

Seperti halnya permainan bulutangkis pada umumnya, cara memegang raket pada pukulan servis forhand panjang adalah pegangan berjabat tangan. Cara pegangan seperti ini dinamakan shakehand grip, caranya adalah memegang raket

(10)

seperti orang yang sedang berjabat tangan. “Caranya hampir sama dengan pegangan inggris, tetapi setelah raket di miringkan tangkai pegang dengan ibu jari melekat bagian dalam yang kecil, sedangkan jari-jari lain mlekat pada bagian dalam yang lebar”. (Tohar, 1992:36).

Gambar 1. Pegangan Raket pada Pukulan Servis Forehand.

Sumber : http://infopenjaskes.blogspot.com b. Sikap Berdiri pada Pukulan Servis Forhand Panjang

Menurut (Subarjah, 2004:29), Sikap berdiri pada saat pukulan servis forehand panjang itu adalah:

Dilakukan dengan cara pemain berdiri di sudut depan garis tengan pada daerah servis kira-kira setengah meter dibelakang garis servis pendek, kaki kiri berada di depan dan kaki kanan berada di belakang, sementara berat badan bertumpu pada kaki belakang, pada saat shuttlecock dipukul, pindahkan berat badan ke depan.

Gambar 2. Sikap Berdiri pada Pukulan Forehand Panjang Sumber : Subarjah (2004:29)

(11)

c. Gerakan Ayunan Raket pada Pukulan Servis Forehand Panjang

Ayunan raket pada pukulan servis forehand panjang, dimulai dengan menahan tangan yang memegang raket pada posisi backswing (ayunan ke belakang) dengan tangan dan pergelangan tangan berada pada posisi menekuk, pada saat melepaskan bola dan berat badan dari kaki yang di belakang ke kaki yang di depan, gunakan gerakan menelungkupkan tangan bagian bawah dan sentakkan pergelangan tangan. Menurut (Tony Grice, 1996:26), “Lakukan kontak pada ketinggian lutut, pada saat melambung tinggi dan jauh, akhiri dengan gerakan raket yang mengarah ke atas lurus dengan gerakan bola, sehingga raket di depan dan di atas bahu tangan yang tidak memegang raket”.

Gambar 3. Ayunan Raket Sumber: Tony Grice(1996:28) d. Saat Inpack pada Pukulan Servis Forehand Panjang

Saat inpack adalah pada saat raket bertemu dengan shuttlecock, gerakan ayunan lengan dari belakang ke depan tidak berhenti dan tetap bergerak dengan kecepatan yang sama dengan ayunan yang semula. Sudut permukaan raket arah shuttlecock. “Pada saat kontak putaran tangan bagian bawah dan gerakan

(12)

pergelangan tangan merupakan sumber dari tenaga yang dikeluarkan” (Tony Grice, 1996:26).

Gambar.4

Sumber: Tony Grice (1996:30)

e. Gerakan Lanjutan pada Pukulan Servis Forehand Panjang

“Gerakan akhir atau gerakan lanjutan servis forehand panjang adalah ke arah atas dengan arahyang sejalan dengan bola dan berakhir di atas bahu tangan yang tidak memegang raket” (Tony Grice, 1996:26). Gerakan lengan lanjutan dimulai dari gerakan kaki, badan, ayunan tangan dan terakhir dilanjut dengan mencambukkan pergelangan tangan.

Gambar.5

Sumber: Tony Grice (1996:27) f. Penerbangan Shuttlecock pada Pukulan Servis Forehand Panjang

(13)

Lintas penerbangan atau perjalanan shuttlecock dipengaruhi atau dihasilkan oleh gerak ayunan raket yang memukul. Pada pukulan servis forehand panjang, shuttlecock dipukul ke atas sehingga penerbangan shuttlecock tinggi mengarah

jauh ke belakang lapangan mengenai penerbangan shuttlecock, melayang tinggi dan jatuh tegak lurus di bagian belakang garis lapangan lawan.

Gabar.6

Sumber: James Poole, 1986 g. Daerah Sasaran pada Pukulan Servis Forehand Panjang

Sasaran tes servis forehand panjang ini adalah daerah back boundary atau daerah belakang lapangan, yaitu daerah yang mempunyai perbatasan antara garis batas belakang untuk permainan tunggal dan garis batas belakang untuk servis ganda dengan garis batas tengah dan garis batas tepi untuk permainan tunggal.

Gambar 7. Lapangan Sumber : James Poole, 1986

server Ne

t

(14)

Menurut Purnama,Kunta,Sapta(2010:19), menjelaskan bahwa “untuk menguasai tekni servis forehand panjang yang baik adalah ditentukan oleh ketepatan sasan servis dan lambungan yang tinggi sehingga dapat meredam pukulan yang keras atau untuk mendorong posisi kearah belakang bidang lapangan lawan”. Karena dalam servis forehand panjang memerlukan tenaga yang lumayan besar maka teknik-teknik latihan yang tepat adalah diulang-ulang dengan frekuensi yang banyak namun ada saat istirahat diantara pukulan servis. Sasaran diberi target, posisi pada saat servis baik di sisi kiri atau kanan lapangan harus kosisten agar hasil servis juga maksimal sesuai arah yang dituju seperti 30 servis forehand panjang pada setiap sesi latihan.

6. Ketepatan Servis

Menurut Mochamad Sajoto (1988:59), “ketepatan sebagai kemampuan seseorang dalam mengendalikan gerak-gerak terhadap suatu sasaran”. Ketepatan servis forehand panjang dalam bulutangkis merupakan faktor yang diperlukan seseorang untuk mencapai suatu target yang diinginkan. Ketepatan berhubungan dengan keinginan seseorang umtuk member arah kepada sasaran dengan maksud dan tujuan tertentu. Di dalam penelitian ini pengertian ketepatan lebih diartikan pada ketepatan sasaran dalam melakukan pukulan servis forehand panjang. Hal ini dikarenakan pertimbangan faktor teknik penilaian (scoring) pada subjek dalam melakukan pukulan servis forehand panjang tersebut, tepat pada bidang sasaran atau tidak. Karena hanya indikator ketepatan saja yang paling mudah diamati secara kasat mata dari pukulan servis panjang subjek.

(15)

Menurut Suharno HP (1983:33), faktor-faktor penentu baik dan tidaknya ketepatan ialah :

a. Koordinasi tinggi berarti ketepatan tinggi, korelasinya sangat tinggi.

b. Besar dan kecilnya (luas dan sempitnya) sasaran.

c. Ketajaman indera dan pengaturan syaraf.

d. Penguasaan teknik yang benar akan mempunyai sumbangan baik terhadap ketepatan menggerakan gerakan.

Cara-cara pengembangan ketepatan adalah sebagai berikut : a) Harus ada target tertentu untuk sasaran gerak.

b) Kecermatan atau ketelitian gerak sangat menonjol dalam gerakan (ketenangan).

c) Waktu dan prekuensi gerak tertentu sesuai dengan peraturan.

d) Adanya suatu penilaian dalam target dan latihan mengarahkan gerakan secara teratur dan terarah.

Cara-cara pengembangan ketepatan adalah :

a) Frekuensi gerakan diulang-ulang sebanyak mungkin akan menjadi gerak otomatis (terbiasa).

b) Jarak sasaran dari dekat kemudian dipersulit dengan menjauhkan jarak.

c) Gerakan dari lambat menjadi cepat.

d) Setiap gerakan perlu adanya kecermatan dan ketelitian yang tinggi dari anak.

e) Sering diadakan penilaian dalam pertandingan ujicoba maupun resmi.

7. Permainan Target

Docket dan fleer dalam Yuliani (2009:144) berpendapat bahwa “bermain merupakan kebutuhan bagi anak, karena melalui bermain anak akan memperoleh pengetahuan yang dapat mengembangkan kemampuan dirinya”.

(16)

Permainan target adalah suatu bentuk permainan yang memfokuskan pada aktivitas permainan yang membutuhkan kecermatan, akurasi yang tinggi dalam memperoleh nilai. Cirri khas permainan target yaitu: konsentrasi, ketenangan, focus, no bdy contack, dan akurasi yang tinggi. Menurut Stephen A Mitchell, Judit L. Oslin, dan Linda L Griffin (2003: 21) dalam Aris Fajar Pambudi (2011:

37), menjelaskan “in target games, players score bythrowing or striking a ball to a target”. Target games merupakan permainan menuntut konsentrasi ketenangan,

focus, dan ketepatan yang tinggi dalam permainan.

Permainan ini sebenanrnya menjadi dasar bagi permainan-permainan yang lain, karena setiap permainan memiliki target yang dijadikan sasarannya.

Misalnya, permainan bola basket, sepak bola, futsal, pukulan-pukulan pada bulutangkis memiliki sasaran yang bermacam-macam. Misalnya permainan target terhadapat ketepatan servis forehand panjang dalam permainan bulutangkis usia 12-15 tahun.

Urgensi permainan target ini sebenarnya menjadi dasar bagi permainan- permainan yang lain, karena hampir setiap permainan memiliki target atau goal yang dijadikan sasarannya. Bentuk permainan target antara lain: panahan, golf, bowling, billiars, snooker, frisebee, teknik dalam cabor, dan permainan target yaitu: kemandirian sikap, kemandirian belajar, dan pembentukan karakter.

Sifat perhatian, konsentrasi, ketenangan, focus pada sasaran, dan akurasi yang tinggi, apabila aktivitas target games dilakukan berulang-ulang maka akan terbentuk sifat-sifat yang terdapat dalam target games. “Konsep diri anak dapat terbentuk dari aktivitas target games memberikan kekuatan mental yang

(17)

mendorong terjadinya proses pembentukan karakter yang kuat”. (Wibowo Ari, 2013:5).

Dapat disimpulkan permainan target adalah suatu permainan yang pemainnya akan mendapat skor apabila bola atau proyektil lain yang jenis dilempar atau dipukul dengan terarah mengenai sasaran yang telah ditentukan dan semakin sedikin pukulan menuju sasaran semakin baik, serta memfokuskan pada aktivitas permainan yang membutuhkan kecermatan, akurasi yang tinggi dalam memperoleh nilai.

8. Permainan Target Terhadap Ketepan Servis Forehand Panjang

Tidak dipungkiri bahwa perkembangan anak-anak tidak dapat dipisahkan dengan bermain, karena pada dasarnya anak-anak sangat menyukai bermain dalam segala hal. Peranan metode bermain dalam latihan bulutangkis adalah salah satu upaya untuk meningkatkan minat anak untuk melakukan latihan supaya tidak jenuh. Hal ini sangat penting karena untuk meningkatkan minat anak terhadap bulu tangkis secara langsung maupun tidak langsung akan berakibat meningkatkan motivasi anak untuk latihan secara optimal.

Dalam latihan bulutangkis dengan menggunakan target atau sasaran itu mampu melatih ketepatan servis forehand panjang terhadap sasaran maka diharapkan ketepatan servis forehand panjang anak semakin bagus yang berakibat pada semakin akurat penempatan servis forehand panjang bulutangkis yang dicapai.

(18)

9. Hakikat Latihan a. Hakikat Latihan

Menurut Sukadiyanto (2005:5) “istilah latihan berasal dari dalam bahasa inggris yang dapat mengandung beberapa makna seperti practice, exercises, dan training”. Latihan berasal dari kata practice, adalah aktivitas untuk meningkatkan

keterampilan (kemahiran) berolahraga dengan menggunakan berbagai peralatan sesuai dengan tujuan dan kebutuhan cabang olahraga. Latihan berasal dari kata exercises adalah perangkat utama dalam proses latihan harian umtuk

meningkatkan kualitas fungsi system organ tubuh manusia, sehingga mempermudah olahragawan dalam menyempurnakan geraknya. Latihan dari kata training adalah penerapan dari suatu perencanaan untuk meningkatkan

kemampuan berolahraga yang berisikan materi teori dan praktek, metode, dan aturan pelaksanaan sesuai dengan tujuan dan sasaran yang akan dicapai.

Beberapa cirri latihan menurut Sukadiyanto, (2005:7) adalah sebagai berikut:

a) Suatu proses untuk pencapaian tingkat kemampuan yang lebih baik dalam berolahraga, yang memerlukan waktu tertentu (pentahapan) serta memerlukan perencanaan yang tepat dan cermat.

b) Proses latihan harus teratur dan progresif. Teratur maksudnya latihan harus dilakukan secara ajeg dan berkelanjutan (kontinyu). Sedangkan bersifat progresif maksudnya materi latihan diberikan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang lebih sulit (kompleks), dari yang ringan ke yang berat

c) Pada setiap kali tatap muka (satu sesi latihan) harus punya tujuan dan sasaran.

d) Materi latihan harus berisikan materi teori dan praktek, agar pemahaman dan penguasaan keterampilan menjadi relative perman

e) Menggunakan metode tertentu, yaitu cara paling efektif yang direncanakan secara bertahap dengan memperhitungkan faktor kesulitan, gerak, dan menekan pada sasaran latihan.

(19)

Russell R.Pate dalam Wirga Nurlatifa (2016) mengatakan bahwa “idealnya, program latihan harus dibangun pada intensitas maksimum 1/2 sampai 2/3 bagian selama masa ini, sehingga penampilan puncak dicapai selam pertandingan kejuaraan di akhir musim kompetisi”. Jadi, masa latihan yang dilakukan sebanyak 12 pertemuan ditambah satu kali pretest dan satu kali posttest.

b. Prinsip-prinsip Latihan

Pada dasarnya, latihan yang dilakukan pada setiap cabang olahraga harus mengacu dan berpedoman pada prinsip-prinsip latihan. Proses latihan yang menyimpang seringkali mengakibatkan kerugian bagi atlet maupun pelatih.

Prinsip-prinsip latihan memiliki peranan penting terhadap aspek fisiologis dan psikologis olahragawan, dengan memahaminpri prinsip-prinsiplatihan akan mendukung dalam upaya dalam meningkatkan kualitas latihan.

Prinsip-prinsip latihan menurut Bompa (1994:29-48) adalah sebagai berikut:

(1) prinsip partisipasi aktif mengikuti latihan. (2) prinsip pengembangan menyeluruh. (3) prinsip spesialisasi. (4) prinsip individual. (5) prinsip bervariasi. (6) model dalam proses latihan, dan (7) prinsip peningkatan beban.

10. Pelatihan Kemampuan Teknik Olahraga Bulutangkis

Menurut Santoso Giriwijoyo dan Tahir Djie dalam Sumintarsih, (2012:11)

“bahwa pelatihan kemampuan teknik sifatnya khusus (spesifik) sesuai cirri cabang olahraga yang bersangkutan. Aplikasi pelatihan teknik pada dasarnya dibagi menjadi tiga tahap sesuai tingkat kemampuan atlet”:

a. Tahap Pemula (9-11 tahun)

(20)

Pada tahap ini tiga aspek yang sangat penting dikuasai dengan benar oleh peserta latihan adalah: pegangan raket (grip), foot work (gerakan dan sikap kaki), dan pembiasaan perkenaan shuttlecock dan raket (touch and feeling).

b. Tahap Lanjutan (12-15 tahun)

Keterampilan memukul shuttlecock sudah lebih baik. Semua bentuk pukulan sudah mereka kenal, namun masih perlu selalu diperhatikan hal-hal yang berkenaan dengan ayunan raket (kebelakang dan kedepan). Pada kelompok latihan ini ada kecenderungan mereka inngin cepat menikmati suasana bertanding atau bermain. Oleh karena itu, tingkat pengayaan gerak teramat penting dikenalkan pada usia atau kelompok latihan.

c. Tahap Prestasi (15 tahun keatas)

Pada tahap ini diharapkan atlet menguasai semua jenis pukulan secara baik.

Oleh karena itu tujuan latihan pada tahap ini adalah: akurasi pukulan, kecepatan bergerak dan memukul, timing dan daya intersepsi, dan gerak tipu.

11. Bentuk Latihan dengan Metode Permainan Target

Dalam permainan target, permainan akan ditemukan oleh diri sendiri karena kecermatan, kejelian, dan akurasi tanpa adanya gangguan dari pihak lain (lawan).

Jadi, hanya dengan kemampuan diri sendiri yang akan menentukan hasilnya.

Semakin akurat maka hasilnya semakin baik. Komari Amat, (2008:11) mengemukakan “memukul shuttlecock menuju sasaran, mengajarkan anak untuk mengembangkan perasaan gerak dan melatih kecermatan yang termasuk unsure penting dalam permainan bulutangkis”. Kecermatan harus dilatih sejak dini agar anak dibiasakan dapat mengukur seberapa besar kekuatan yang digukankan untuk

(21)

memukul shuttlecock agar tidak keluar lapangan tetapi juga jauh dari jangkauan lawannya.

Bentuk permainannya sebagai berikut:

a. Get Pocary

Permainan ini membutuhkan raket, shuttlecock, dan lapangan bulutangkis yang sebenarnya. Subjek berusaha memukul shuttlecock kea rah target, yaitu botol bocari sweat. Setiap subjek memiliki kesempatan memukul sebanyak 30 dilakukan secara bertahap kali. Tujuan dari permainan ini agar subjek memahami konsep ketepatan.

Gambar 8. Get Pocary

Sumber : Khalis Agung Sadewa, 2016 Keterangan :

: Subjek :Target : Posisi subjek

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

1. Subjek memukul shuttlecock dengan teknik servis forehand

(22)

2. Subjek berusaha mengarahkan shuttlecock kearah target berupa botol pocari swet.

3. Subjek mendapat kesempatan memukul secara bertahap dengan durasi tiga kali pertemuan.

4. Jika shuttlecock mengenai sasaran, subjek boleh memiliki pocari swet tersebut.

b. Jembatan Nilai

permainan ini membutuhkan raket, shuttlecock, dan lapangan bulutangkis yang sebenarnya. subjek memukul shuttlecock dengan teknik servis forehand.

Target berjarak 6,5 meter dan 7 meter. Di setiap bingkai, subjek mempunyai 30 kesempatan dengan durasi 3 kali pertemuan. Tujuan permainan ini agar subjek melatih pergelangan tangan dan memahami konsep ketepatan.

Gambar 9.

Sumber : Khalis Agung Sadewa, 2016 Keterangan :

:Target

: Arah pukulan : Jarak (meter) Cara melakukannya sebagai berikut :

1. subjek memukul dari kertas “1” dengan berdiri menginjak kertas, membawa sebuah raket dan shuttlecock.

(23)

2. subjek menukul dengan teknik servis forehand.

3. Subjek memukul shuttlecock kebingkai urutan 2 di depannya. Shuttlecock harus dipukul melambung kearah sasaran. Subjek mendapat kesempatan memukul secara bertahap dengan durasi 3 kali pertemuan.

4. Subjek melalukan pukulan sampai bingkai warna terakhir.

c. Kotak Nilai

Permainan ini membutuhkan raket, shuttlecock, dan lapangan bulutangkis yang sebenarnya. Subjek berusaha memukul shuttlecock kea rah target, yaitu kotak dengan 60cm di ujung lapangan. Setiap subjek memiliki kesempatan memukul subjek sebanyak 30 kali. Tujuan dari permainan ini agar subjek memahami konsep ketepata.

Gambar 10. Kotak Nilai

Sumber : Khalis Agung Sadewa, 2016 Keterangan :

: Subjek

: Arah memukul 28eknik28cock : Target

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

1. Subjek memukul shuttlecock dengan 28eknik servis forehand.

(24)

2. Subjek mengarahkan shuttlecock kea rah target, yaitu kotak dengan lebar 60cm.

3. Subjek mendapat kesempatan memukul secara bertahap dengan durasi 3 kali pertemuan.

e. Bingkai Target

Permainan ini menggunakan raket, shuttlecock, dan kotak target di dinding yang diberi batas setinggi 7 meter, dengn lebar 50cm. subjek memukul shuttlecock dengan 29eknik forehand. Shuttlecock diarahkan menuju ke target, yaitu harus mengenai kotak target. Subjek memiliki 30 kali kesempatan memukul dengan secara bertahap. Tujuan dari permainan ini agar subjek memahami konsep ketepatan.

Gambar 11. Bingkai Target Sumber : Khalis Agung Sadewa, 2016 Keterangan :

: Bingkai Target : Jarak (meter) : Arah pukulan : Subjek

(25)

Cara melakukannya adalah sebagai berikut :

1. Subjek memukul dengan menggunakan teknik servis forehand panjang.

2. Subjek berusaha memukul shuttlecock kearah target, yaitu bingkai yang menempel di dinding yang di gunakan bingkai pentilasi udara.

3. Jarak subjek dengan target sejauh 6 meter, jarak dari lantai 7 meter.

4. Subjek mendapat kesempatan memukul secara bertahap dengan durasi 3 kali pertemuan.

12. Perkembangan Perilaku Anak Usia 12-15 Tahun

Anak usia 12-15 tahun merupakan tahapan pertumbuhan dan pekembangan anak sbelumnya. Anak dalam usia ini biasa disebut denngan masa remaja awal dan masih akan berlanjut ke tahap pertumbuhan dan perkembangan masa remaja akhir. Anak pada masa ini merupakan anak yang sedang mencari jati diri atau anak yang sedang gemar mencari tahu dirinya serta ingin mengenal dunia luar yang sebelumnya belum pernah iya kenal.

B. Penelitian Yang Relevan

1. Akhmad Ngusman (2013) dengan judul “Kemampuan Servis Panjang dalam Permainan Bulutangkis Siswa Peserta Ekstrakulikuler Bulutangkis SD Negeri Krasak 2 Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang.” Penelitian bertujuan untuk mengetahui kemampuan servis panjang dalam permainan bulutangkis peserta ekstrakulikuler bulutangkis SD Negeri Krasak 2 Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa SD Negeri Krasak 2 Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang yang aktif dalam mengikuti kegiatan ekstrakulikuler bulutangkis. Instrumen yang digunakan

(26)

dalam penelitian ini adalah Long Service Test (tes servis panjang) dari Scott dalam Collin and Patrick (1949:44) yang dibagi menjadi lima kategori yaitu

“baik sekali”, “baik”, “cukup”, “kurang”, dan “kurang sekali”.

2. Penelitian Nindy Eka Wahyuningtyas (2014) Pengaruh permainan target (Target Games) Terhadap Peningkatan Ketepatan Pukulan Smash Siswa Peserta Ekstrakurikuler Bulutangkis di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta.

Desain penelitian yang digunakan adalah eksperimen one grup pretest-posttest desigen. Subjek penelitian ini adalah siswa peserta ekstrakurikuler bulutangkis di SMP Pangudi Luhur Yogyakarta sebanyak 20 siswa. Tes ketepatan pukulan smash diukur menggunakan instrument kemampuan ketepan pukulan smash oleh Saleh Anasir (2010: 26-28) dengan validitas 0,926 dari criterion round robin tournament dan realibilitas 0,90 dari test-ritest. Teknik analisis data menggunakan analisis uji-t dan sebelumnya telah diuji normalitas dan homogenitas terlebih dahulu. Berdasarkan analisis hasil penelitian dan pembahasan diperoleh nilai t hitung 13,534 dengan nilai signifikansi sebesar 0,000 < 0,005. Nilai rata-rata hasil ketepatan pukulan smash awal atau pretest sebesar 29,35 sedangkan ketepatan prottest naik menjadi 33,90.

3. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh latihan permainan target terhadap passingatas pada siswa putra peserta ekstrakurikuler bolavoli di SMP Negeri 38 Merangin Provinsi Jambi. Jenis penelitian ini adalah one group pre test and post test design. Populasi penelitian ini dilakukan dengan subjek yang berjumlah 20 siswa putra. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan tes keterampilan passing atas (widiastuti, 2017). Analisis

(27)

data dalam penelitian ini menggunakan one sample t test (uji t) .Berdasarkan hasil uji statistik variabel diperoleh nilai uji-t antara pre test dan post test pengaruh metode latihan permainan target terhadap keterampilan passing atas, diperoleht hitung lebih besar dari t-tabel, maka ada perbedaan yang signifikan. Dilihat dari nilai rata-rata antara pre test dan post test terdapat peningkatan yang cukup signifikan yaitu 13.33 %.

C. Kerangka Berpikir

Tidak dipungkiri bahwa perkembangan anak-anak tidak dapat dipisahkan dengan bermain, karena pada dasarnya anak-anak sangat menyukai bermain dalam segala hal. Peranan metode bermain dalam latihan bulutangkis adalah salah satu upaya untuk meningkatkan minat anak untuk melakukan latihan supaya tidak jenuh. Hal ini sangat penting karena untuk meningkatkan minat anak terhadap bulu tangkis secara langsung maupun tidak langsung akan berakibat meningkatkan motivasi anak untuk latihan secara optimal.

Dalam latihan bulutangkis dengan menggunakan target atau sasaran itu mampu melatih ketepatan servis forehand panjang terhadap sasaran maka diharapkan ketepatan servis forehand panjang anak semakin bagus yang berakibat pada semakin akurat penempatan servis forehand panjang bulutangkis yang dicapai.

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori, kerangka berpikir dan penelitian yang relevan seperti di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

(28)

“Terdapat pengaruh permainan target terhadap peningkatan pukulan servis forehand panjang pemain usia 12-15 tahun di PB Paster Subang.”

Referensi

Dokumen terkait

10 Meskipun kesulitan dalam mengerjakan tugas, saya tetap akan menyelesaikan sesuai dengan kemampuan.. 11 Apabila diberi tugas yang sulit, saya akan

Berdasarkan pendapat para ahli di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa penilain kenerja karyawan adalah prestasi kerja atau hasil kerja (output) baik kualitas

Kepada Penyedia Barang/Jasa yang mempunyai bidang/sub bidang usaha Kegiatan Usaha : Perdagangan Barang dan Jasa Kelembagaan : Supplier. Jenis Barang/Jasa Dagang Utama:

Judul Skripsi :Sumbangan Nilai Mata Pelajaran Penjas dan Tingkat Kesegaran Jasmani dengan Nilai UAS Semester Gasal Siswa Kelas XI SMAN 3 Wonogiri Tahun

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat serta karunia- Nya yang melimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan Penulisan Hukum (Skripsi) yang berjudul

Mikhael Fernandez pada Puncak Acara Perayaan Hari Ulang Tahun Kota Kefamenanu yang ke-92 di Kefamenanu.. Sejatinya, Timor Tengah Utara (TTU) memang adalah Ume Naek -

The least limiting water range (LLWR) is de®ned as the range in soil water content within which limitations to plant growth associated with water potential, aeration and soil

Kelompok Kerja ULP Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Padang Lawas Tahun Anggaran 2017 mengundang Penyedia Pekerjaan Konstruksi sesuai dengan Kualifikasi dan Klasifikasi untuk