Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB MATERI GAYA
INTERMOLEKUL BERDASARKAN WAWANCARA PROBING
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana
Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kimia
Oleh
Nadea Kharisma Fauziah
0905728
JURUSAN PENDIDIKAN KIMIA
FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu NADEA KHARISMA FAUZIAH
PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB MATERI GAYA
INTERMOLEKUL BERDASARKAN WAWANCARA PROBING
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I,
Wiji, M.Si
NIP. 1972 0430 2001 12 1001
Pembimbing II,
Dr. Sri Mulyani, M. Si NIP. 196111151986012001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA UPI
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
==========================================================
PROFIL MODEL MENTAL SISWA PADA SUB MATERI GAYA
INTERMOLEKUL BERDASARKAN WAWANCARA PROBING
Oleh
Nadea Kharisma Fauziah
0905728
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kimia Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
© Nadea Kharisma Fauziah 2014
Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2014
Hak Cipta dilindungi Undang-Undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian,
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK
Penelitian yang telah dilakukan berjudul “Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing”. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh profil model mental siswa pada sub materi pokok gaya intermolekul. Subjek dalam penelitian ini adalah enam orang siswa kelas XII di salah satu SMA Negeri di kota Bandung. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dengan instrumen tes diagnostik model mental berdasarkan wawancara probing . Hasil penelitian menunjukan bahwa model mental siswa yang tidak sesuai dengan model mental target setelah diberikan pertanyaan probing muncul pada konsep gaya dipol, gaya dipol-dipol terimbas, gaya dispersi London, ikatan hidrogen dan gaya intermolekul itu sendiri. Model mental siswa yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi pertanyaan probing muncul pada konsep gaya intermolekul, hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa, gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terimbas, ikatan hidrogen serta perbedaan kekuatan gaya intermolekul dan gaya intramolekul. Model mental siswa yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan probing muncul pada semua konsep, yaitu konsep gaya intermolekul, hubungan gaya intermolekul dengan titik didih senyawa, gaya dipol-dipol, gaya dipol-dipol terimbas, gaya dispersi London, ikatan hidrogen dan perbedaan kekuatan gaya intermolekul dan gaya intramolekul. Model mental siswa yang sesuai dengan seluruh model mental target tanpa diberikan pertanyaan probing hanya muncul pada konsep gaya dipol-dipol saja.
Kata Kunci : model mental, probing, gaya intermolekul
ABSTRACT
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
force and intermolecular force. Students’ mental models corresponding to the entire mental model given of the target without probing questions appeared only on the concept of dipole-dipole force.
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI
PERNYATAAN ... Error! Bookmark not defined.
KATA PENGANTAR ... Error! Bookmark not defined.
UCAPAN TERIMA KASIH ... Error! Bookmark not defined.
ABSTRAK ... Error! Bookmark not defined.
DAFTAR ISI ... 1
DAFTAR TABEL ... 3
DAFTAR GAMBAR ... 4
BAB I PENDAHULUAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Latar Belakang Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Rumusan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
C. Pembatasan Masalah ... Error! Bookmark not defined.
D. Tujuan Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
E. Manfaat Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Struktur Organisasi Skripsi ... Error! Bookmark not defined.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... Error! Bookmark not defined.
A. Model Mental ... Error! Bookmark not defined.
B. Hubungan Model Mental dengan Reprentasi Kimia Error! Bookmark not
defined.
C. Cara Menggali Model Mental Berdasarkan Tes Diagnostik Wawancara
Probing ... Error! Bookmark not defined.
D. Deskripsi Materi Gaya intermolekul ... Error! Bookmark not defined.
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
A. Metode Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
B. Desain Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
C. Lokasi dan Subjek Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
D. Definisi Operasional ... Error! Bookmark not defined.
E. Instrumen Penelitian ... Error! Bookmark not defined.
F. Teknik Pengumpulan Data ... Error! Bookmark not defined.
G. Analisis Data ... Error! Bookmark not defined.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... Error! Bookmark not
defined.
A. Profil Model Mental Siswa Pada Konsep Hubungan Gaya intermolekul
dengan Titik Didih Senyawa ... Error! Bookmark not defined.
B. Profil Model Siswa Mental pada Konsep Gaya Dipol-Dipol ... Error!
Bookmark not defined.
C. Profil Model Mental pada Konsep Gaya Dipol-Dipol Terimbas ... Error!
Bookmark not defined.
D. Profil Model Mental pada Konsep Gaya Dispersi London ... Error!
Bookmark not defined.
E. Profil Model Mental pada Konsep Ikatan Hidrogen Error! Bookmark not
defined.
F. Profil Model Mental pada Konsep Definisi Gaya Intermolekul ... Error!
Bookmark not defined.
G. Profil Model Mental pada Konsep Kekuatan Gaya Intremolekul ... Error!
Bookmark not defined.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... Error! Bookmark not defined.
A. Kesimpulan ... Error! Bookmark not defined.
B. Saran ... Error! Bookmark not defined.
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1. Perbandingan Titik Didih HCl, HBr dan HI dengan Massa Molekul
Relatifnya ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 2. Model Mental Target Sesuai dengan Indikator Soal pada Sub Materi
Gaya Intermolekul. ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 3. 3. Tipe Model Mental Siswa Pada Sub Materi Gaya Intermolekul
Berdasarkan Jawaban yang diberikan Siswa. ... Error! Bookmark not
defined.
Tabel 4. 1. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Hubungan Gaya Intermolekul
dengan Titik Didih Senyawa ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 2. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Gaya Dipol-Dipol ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 3. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Gaya Dipol-Dipol Terimbas
... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 4 Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Gaya Dispersi London .. Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 5. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Ikatan Hidrogen ... Error!
Bookmark not defined.
Tabel 4. 6. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Definisi Gaya Intermolekul
... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 7. Tipe Model Mental Siswa pada Konsep Perbedaan Kekuatan Gaya
Intermolekul dan Gaya Intramolekul ... Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 8. Hasil Model Mental Siswa pada Submateri Gaya Intermolekul .. Error!
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Hubungan Model Mental dengan Tiga Level Representasi ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2. 2 Keterkaitan antara Tiga Level Representasi dalam Konsep Ilmu
Pengetahuan ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 3 Analogi Kerja Dokter dengan Guru dalam Tes Diagnostik
(Depdiknas, 2007) ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 4. Model Simbolik dari Titik Didih Senyawa-Senyawa Kovalen
Hibrida Golongan 4A-7A. ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 5. Model Simbolik dari Level Sub-Mikroskopik Ikatan Hidrogen yang
terjadi Antar Molekul H2O. (a) Molekul Polar, H2O ; (b) Ikatan
Hidrogen yang terjadi Antar Molekul Air. ... Error! Bookmark not
defined.
Gambar 2. 6. Level Makroskopik Gaya Dipol-Dipol yang Terjadi Antar Molekul
HCl. ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 7. Model Simbolik dari Level Sub-Mikroskopik Gaya Dipol-Dipol
pada Padatan (a) dan Cairan (b). ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 8. Level Makroskopik Ikan dalam Air Menunjukkan Adanya Oksigen
dalam Air. ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 9. Model Simbolik dari Level Sub-Mikroskopik Proses Terjadinya
Gaya Dipol-Dipol Terimbas ... Error! Bookmark not defined.
Gambar 2. 10. Model Simbolik dari Level Sub-Mikroskopik Skema Proses
Terjadinya Gaya Dispersi London. (Zumdahl, 2007) ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2. 11. Level makroskopik dari Oksigen Cair pada Suhu 90,20 K. ... Error!
Bookmark not defined.
Gambar 2. 12. Struktur n-Propana dan n-Heksana Error! Bookmark not defined.
1
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Ilmu kimia merupakan cabang dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mengkaji zat dari segi sifat, komposisi, struktur, ikatan, perubahan, dan
pembuatannya serta perubahan energi yang terlibat (Mulyono, 2007). Taber
(Sihran, 2007) mengemukakan bahwa kimia adalah satu dari cabang ilmu
pengetahuan yang paling penting, karena dengan ilmu kimia kita dapat memahami
apa yang terjadi di sekitar kita. Depdiknas (2003) juga mengemukakan bahwa
ilmu kimia merupakan salah satu cabang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang
mempelajari tentang gejala-gejala alam, khususnya yang berkaitan dengan
struktur, susunan, sifat dan perubahan materi. Adanya kajian mengenai struktur
dan susunan materi tersebut membuat kimia bersifat abstrak.
Sunyono (2009) mengungkapkan bahwa banyak siswa menganggap kimia
itu terlalu abstrak, terlalu sulit dan terlalu matematikal serta hanya dapat dipahami
oleh siswa yang memiliki kemampuan kognitif di atas rata-rata. Selain itu,
pengajaran guru pada materi-materi kimia didominasi oleh level simbolik
sehingga konsep yang diterima siswa bersifat hafalan. Dengan kata lain banyak
guru di sekolah yang tidak mengintegrasikan ketiga level representasi kimia yaitu
makroskopik, sub-mikroskopik, dan simbolik di dalam pembelajaran. Seringkali
ditemukan guru yang hanya menekankan level simbolik saja, tanpa dikaitkan
dengan fenomena alam dan pengalaman siswa sehari-hari sebagai level
makroskopik, serta penjelasannya sebagai level mikroskopik. Level
sub-mikroskopik dan simbolik adalah dua level yang bersifat abstrak dan tidak dialami
secara langsung oleh siswa. Hal inilah yang mengakibatkan ilmu kimia dianggap
sebagai ilmu yang tidak mudah dipahami sehingga cenderung dihafal oleh siswa
(Dhindsa dan Treagust, 2009). Selain itu kimia dianggap sebagai pelajaran yang
2
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa penelitian telah mengungkapkan fakta-fakta yang menunjukkan
kesulitan siswa dalam memahami materi kimia. Sebagian besar siswa mampu
menjawab soal kimia dengan benar, tanpa mengetahui atau menggunakan konsep
yang dimilikinya. Beall dan Prescottt, 1994; Bunce, Gabel, dan Samuel, 1991;
Lythcott, 1990; Robinson, 2003 (Jansoon et al., 2009) mengemukakan bahwa
siswa seringkali menggunakan persamaan matematika tanpa memahami konsep
kimia atau keilmuan yang mendasarinya. Oleh karena itu, untuk menyelesaikan
soal-soal kimia siswa terbiasa untuk mengingat atau menghafal rumus matematika
yang diberikan oleh guru. Padahal Dahsah dan Coll (Jansoon et al., 2009)
mengemukakan bahwa siswa akan lebih baik dalam menyelesaikan soal kimia jika
mereka memahami konsep dasar kimia.
Dari beberapa hasil penelitian di atas tersirat bahwa untuk dapat
mengerjakan soal-soal kimia diperlukan pemahaman materi kimia yang utuh.
Salah satu cara untuk memahami kimia secara utuh yaitu dengan menyajikan
kimia dalam beberapa level, yaitu level makroskopik, sub-mikroskopik, dan
simbolik yang dikenal dengan istilah representasi (Johnstone, 1993). Tingkat
pemahaman siswa terhadap suatu konsep dapat terlihat dari model mental siswa
itu sendiri. Chittleborough (2002) mengemukakan model mental sebagai sebuah
ide, pengalaman, representasi, model dan sumber-sumber lain yang ada dalam
pikiran siswa dan siswa telah mengalami sebelumnya. Hasil kajian Chittleborough
(2004) juga mengungkapkan bahwa model mental siswa dibentuk melalui
pengalaman mereka, penjelasan dan interpretasi yang mereka ungkapkan
menggambarkan pemahaman mereka mengenai level sub-mikroskopik terhadap
suatu materi. Dengan kata lain model mental siswa terhadap suatu fenomena
kimia dapat diungkapkan melalui representasi kimia. Pada umumnya guru
memulai pembelajaran kimia tanpa mengetahui model mental siswa terlebih
dahulu dan menganggap siswa memiliki kemampuan yang sama. Padahal menurut
kajian yang dilakukan oleh Ellis dan Maidan-Gilad (Nguyen, 2006), model mental
dibentuk dan dibangun dalam konteks sosial. Artinya siswa yang berbeda dapat
memiliki model mental yang berbeda ketika mengamati suatu kejadian atau
3
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Beberapa hasil penelitian Fensham dan Kass (1988); Harrison dan
Treagust (1996); Raghavan dan Glaser (1995); Stephens, McRobbie dan Lucas
(Coll, 2002) mendukung pernyataan tersebut yaitu banyak siswa yang telah
membangun pengetahuan tentang suatu konsep dengan model mental yang
dimilikinya menjadi kebingungan kembali ketika memperoleh penjelasan dari
guru. Hal ini menunjukkan bahwa seolah-olah penggunaan model mental siswa
dibatasi oleh model mental guru. Oleh karena itu, penelitian mengenai model
mental yang dimiliki siswa bagi seorang guru sangat penting baik untuk
menemukan miskonsepsi siswa terhadap suatu konsep tertentu agar guru dapat
memperbaiki miskonsepsi yang ada, menentukan strategi pembelajaran, bahan
ajar, dan media apa yang dapat disusun agar pemahaman siswa terhadap konsep
kimia menjadi sebuah kesatuan yang utuh.
Berbagai hasil penelitian di atas menarik perhatian peneliti untuk
memperoleh gambaran mengenai model mental siswa pada konsep-konsep dalam
submateri pokok gaya intermolekul. Alasan pemilihan topik tersebut karena
sebagian besar bahasannya mengenai interaksi antar atom atau molekul yang
bersifat abstrak. Hal ini diperkuat dengan kajian yang dilakukan oleh De Posada
(1997); Peterson dan Treagust (1989) dalam Coll (2002) menyatakan banyak
siswa yang mengalami miskonsepsi tentang perbedaan kekuatan antara gaya
intermolekuler dengan intramolekuler. Sebagian besar siswa menganggap bahwa
ikatan yang terjadi antar molekul lebih kuat dibandingkan ikatan antar atom dalam
suatu molekul. Butts dan Smith (1987); Taber (1995,1998) dalam Coll (2002)
juga mengungkapkan bahwa siswa menganggap bahwa gaya intermolekul itu
hanya terjadi pada molekul polar saja. Selain itu penelitian ini juga didasarkan
pada penelitian sebelumnya mengenai pengembangan strategi pembelajaran
intertekstual pada sub materi pokok gaya intermolekul oleh Zakiyah, (2006). Pada
penelitian sebelumnya masih mengalami kesulitan dalam hal menggali profil
model mental siswa pada sub materi pokok gaya intermolekul.
Informasi mengenai model mental siswa dapat digali dengan berbagai
cara. Menurut Wang (2007) untuk menggali profil model mental siswa dilakukan
4
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
(Two Tier Multiple Choice Test), pertanyaan terbuka, wawancara dengan
pertanyaan penuntun (probing), wawancara dengan menggunakan gambar atau
model, wawancara dengan disajikan masalah, wawancara berbasis fenomena dan
model Prediction-Observation-Explanation (POE). Berbagai macam bentuk tes
diagnostik tersebut memiliki karakteristik serta kelebihan dan kekurangan
masing-masing. Pada penelitian ini digunakan tes diagnostik model mental melalui teknik
wawancara dengan pertanyaan penuntun (probing). Melalui wawancara probing
ini diharapkan mampu memfasilitasi siswa agar semua pengetahuan yang ada
dalam pikiran mereka tentang suatu konsep dapat terungkap.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan
masalah penelitian ini difokuskan pada upaya untuk memperoleh gambaran
tentang, "Bagaimana profil model mental siswa pada materi gaya intermolekul
berdasarkan wawancara probing?". Untuk lebih rinci, rumusan masalah dalam
penelitian ini diungkapkan dalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut :
1. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep hubungan gaya
intermolekul dengan sifat fisik suatu senyawa?
2. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol?
3. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol
terimbas?
4. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep gaya dispersi London?
5. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep ikatan hidrogen?
6. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep gaya intermolekul?
7. Bagaimana profil model mental siswa pada konsep perbedaan kekuatan
antara gaya intermolekul dengan gaya intramolekul?
C. Pembatasan Masalah
Agar penelitian lebih terarah maka perlu adanya ruang lingkup masalah
5
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Profil model mental siswa yang diteliti adalah model mental siswa yang telah
mendapatkan pembelajaran mengenai submateri gaya intermolekul.
2. Materi gaya intermolekul yang menjadi fokus perhatian dalam penelitian ini
adalah materi gaya intermolekul yang disesuaikan dengan kurikulum yang
diterapkan pada jenjang SMA kelas XI.
D. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan uraian rumusan masalah di atas maka tujuan dari penelitian
ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang model mental siswa pada
sub-materi gaya intermolekul melalui alat evaluasi berupa tes diagnostik model mental
berdasarkan wawancara probing.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi guru, informasi model mental siswa dalam materi gaya intermolekul,
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan strategi
yang dikembangkan dalam kegiatan belajar dan mengajar.
2. Bagi peneliti lain, sebagai bahan rujukan dalam melakukan penelitian terkait
yaitu pengembangan tes diagnostik model mental dengan materi dan
instrumen penelitian yang berbeda.
F. Struktur Organisasi Skripsi
Skripsi ini terdiri dari lima bab, yaitu pendahuluan, kajian pustaka, metode
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, serta kesimpulan dan saran. Bab
pendahuluan memaparkan alasan serta manfaat dilakukannya penelitian ini. Bab
kajian pustaka memaparkan landasan teoritik serta penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang dilakukan. Bab metode penelitian memaparkan
penyusunan dan penggunaan instrumen penelitian, serta cara mengolah dan
6
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
memaparkan data yang diperoleh serta kesimpulan profil model mental dari setiap
siswa pada materi kimia tertentu. Bab kesimpulan dan saran memaparkan
kesimpulan akhir model mental siswa pada setiap materi yang diteliti serta saran
untuk mengembangkan penelitian yang dilakukan.
Setiap bab terdiri dari bagian-bagian. Bab I pendahuluan, terdiri dari lima
bagian, yaitu : latar belakang, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, serta struktur organisasi skripsi. Bab II kajian
pustaka, terdiri dari tiga bagian, yaitu : tinjauan umum model mental, cara
menggali model mental, serta deskripsi materi yang digunakan untuk menggali
model mental. Bab III metode penelitian, terdiri dari delapan bagian, yaitu :
metode penelitian, desain penelitian, lokasi dan subjek penelitian, definisi
operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik
pengumpulan data, serta analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan,
terdiri dari tujuh bagian, yaitu : profil model mental siswa pada konsep hubungan
gaya intermolekul dengan titik didih senyawa, profil model mental siswa konsep
gaya dipol-dipol, profil model mental siswa pada gaya dipol-dipol terimbas, profil
model mental siswa pada konsep gaya dispersi London, profil model mental siswa
pada konsep ikatan hidrogen, profil model mental siswa pada konsep gaya
intermolekul serta profil model mental siswa pada konsep perbedaan kekuatan
gaya intermolekul dengan gaya intramolekul. Bab V Kesimpulan dan Saran,
25
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Metode penelitian secara umum dapat diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Setiap penelitian
mempunyai tujuan dan kegunaan tertentu. Tujuan penelitian ada tiga macam,
yaitu yang bersifat penemuan, pembuktian dan pengembangan. Penemuan berarti
data yang diperoleh dari penelitian itu adalah data yang benar-benar baru yang
sebelumnya belum pernah diketahui. Pembuktian berarti data yang diperoleh itu
digunakan untuk membuktikan adanya keragu-raguan terhadap informasi atau
pengetahuan tertentu, dan pengembangan berarti memperdalam dan memperluas
pengetahuan yang telah ada. Melalui penelitian, manusia dapat menggunakan
hasilnya. Secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian dapat digunakan
untuk memahami, memecahkan dan mengantisipasi masalah (Sugiyono, 2009).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif. Penelitian deskriptif adalah suatu bentuk penelitian yang paling dasar
yang ditujukan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan fenomena-fenomena
yang ada, baik fenomena yang bersifat alamiah ataupun rekayasa manusia
(Sukmadinata, 2005).
Dalam penelitian deskriptif, peneliti tidak melakukan manipulasi atau
memberikan perlakuan-perlakuan tertentu terhadap variabel atau merancang
sesuatu yang diharapkan terjadi pada variabel. Penelitian deskriptif hanya
mencoba mendeskripsikan dan menginterpretasikan sebagaimana adanya
(Moleong, 2006). Penelitian deskriptif ini tidak berhenti hanya pada pengumpulan
data, pengorganisasian, analisis dan penarikan interpretasi serta penyimpulan,
tetapi dilanjutkan dengan membandingkan, mencari persamaan dan perbedaan dan
26
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu B. Desain Penelitian
Prosedur yang dipakai pada penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu,
tahap persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap akhir. Berikut ini adalah uraian
langkah-langkah yang dilakukan pada setiap tahapnya :
1. Tahap I : Tahap Persiapan
Pada tahap persiapan peneliti merancang tes diagnostik untuk menggali
model mental siswa berdasarkan indikator soal yang telah dibuat pada penelitian
sebelumnya (Zakiyah, 2006). Tes diagnostik yang digunakan sebagai instrumen
utama berupa pengembangan tes dignostik dengan format wawancara probing
atau menggunakan pertanyaan penuntun untuk menjawab pertanyaan yang
diberikan. Setelah instrumen selesai dibuat selanjutnya dilakukan validasi
instrumen. Validasi dilakukan oleh validator yaitu dua orang dosen ahli yang
ditinjau dari beberapa aspek, yaitu kesesuaian indikator soal dengan standar
kompetensi dan kompetensi dasar, kesesuaian soal dengan indikator soal, dan
kesesuaian jawaban dengan soal. Selanjutnya instrumen hasil validasi tersebut
dilakukan uji coba. Instrumen tes diagnostik yang telah selesai di revisi kemudian
diuji cobakan secara terbatas kepada dua orang siswa. Uji coba ini bertujuan untuk
melihat keterbacaan soal dari instrumen tersebut.
2. Tahap II: Tahap Pelaksanaan
Pada tahap ini dilakukan pengambilan data model mental siswa pada
submateri pokok gaya intermolekul dengan memberikan tes diagnostik yang telah
direvisi pada subjek penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan cara
melakukan wawancara pada setiap siswa sesuai dengan urutan pertanyaan baik itu
pertanyaan umum atau pertanyaan khusus atau penyelidik. Oleh karena itu,
peneliti menggunakan panduan wawancara probing sebagai acuan agar
wawancara berjalan dengan baik dan sistematis.
Sebelum wawancara dimulai peneliti melakukan tahap pendekatan terlebih
dahulu dengan siswa dengan cara membicarakan tentang hal-hal di luar materi
kimia. Hal ini bertujuan agar siswa tidak merasa canggung dan gugup pada saat
wawancara sehingga dapat menjawab pertanyaan secara optimal. Setiap siswa
27
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
antara peneliti dan siswa yang diwawancara pada saat itu saja. Sedangkan siswa
lain yang belum mendapat urutan untuk diwawancara berada di tempat yang lain
agar tidak mempengaruhi jawaban mereka nanti pada saat diwawancara.
3. Tahap III : Tahap Akhir
Rekaman percakapan hasil wawancara probing tersebut kemudian
ditranskripsikan atau ditulis ulang sesuai dengan yang dilakukan. Setelah
ditranskripsikan jawaban-jawaban siswa tersebut diubah ke dalam bentuk yang
lebih sederhana dan singkat tanpa mengurangi makna dari jawaban sebelumnya.
Hal ini dilakukan agar peneliti lebih mudah untuk menganalisis serta
mengelompokkan jawaban siswa.
Tahap akhir yang dilakukan yaitu. mengelompokkan jawaban-jawaban
siswa tersebut sesuai dengan kecocokkan jawaban dari konsepsi target serta
kemiripan makna ke dalam kelompok-kelompok tertentu Jawaban-jawaban siswa
yang diperoleh kemudian dianalisis dan dideskripsikan untuk memperoleh profil
model mental siswa pada pokok bahasan gaya intermolekul. Secara rinci,
tahapan-tahapan pelaksanaan peelitian ini dapat diuraikan melalui alur penelitian dapat
28
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3. 1 Alur Penelitian
Transkripsi hasil wawancara
Profil model mental siswa pada sub materi gaya intermolekul melalui wawancara
probing
Penyederhanaan hasil wawancara Tahap Persiapan Tahap Pelaksanaan Tahap Akhir atau Analisis data Pengambilan Data
melalui Wawancara Probing
Revisi Tidak Valid
Ya
Uji Coba Tes
Pengembangan Tes Diagnostik Model Mental Melalui Wawancara Probing ()
Perumusan Indikator dan Konsep pada Submateri Gaya Intermolekul (Zakiyah,
2006)
Revisi
Pengelompokkan jawaban siswa sesuai dengan tipe model mental 2 siswa
kelompok tinggi
2 siswa kelompok sedang
2 siswa kelompok rendah Pengembangan Tes Diagnostik Model Mental
Melalui Wawancara Probing () Perumusan Indikator dan Konsep pada Submateri Gaya Intermolekul (Zakiyah,
2006)
Pengembangan Tes Diagnostik Model Mental Melalui Wawancara Probing
Perumusan Indikator dan Konsep pada Submateri Gaya Intermolekul (Zakiyah,
2006)
29
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Lokasi dan Subjek Penelitian
Subjek penelitian yang dipilih adalah 6 orang siswa dari kelas XII
jurusan IPA di salah satu SMA Negeri di Kota Bandung. Masing-masing kelas
dari kelompok tinggi, sedang dan rendah kelas diwakili masing-masing oleh dua
orang siswa, sehingga jumlah total subjek dalam penelitian ini adalah 6 orang.
D. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran terhadap definisi yang digunakan
dalam penelitain ini, maka berikut ini definisi beberapa istilah.
1. Profil adalah ikhtisar yang memberikan fakta-fakta tentang hal-hal khusus.
2. Model mental adalah sebuah ide, pengalaman, gambaran, model dan
sumber-sumber lain yang ada dalam pikiran siswa mengenai suatu konsep yang dihasilkan
dari proses pembelajaran.
3. Tes diagnostik adalah salah satu jenis tes yang dapat digunakan untuk
melihat/mengevaluasi kemampuan siswa dalam menggunakan ketiga level
representasi kimia untuk menggambarkan dan menjelaskan suatu fenomena kimia
4. Model mental target adalah salah satu tipe model mental siswa yang sudah
memiliki konsep yang lengkap dan benar secara keilmuan serta sesuai dengan
model mental yang dimiliki oleh dosen
5. Model mental siswa dijadikan sebagai model mental alternatif dalam penelitian
ini.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes diagnostik model
mental berdasarkan wawancara probing (TDMWP). Tes diagnostik ini dilakukan
untuk mengetahui deskripsi model mental siswa berdasarkan pengetahuan mereka
pada submateri gaya intermolekul. Tes ini berupa tes wawancara dengan bantuan
pertanyaan penuntun (probing) untuk membantu dalam menjawab pertanyaan
utama. Tes wawancara ini berisikan dua jenis pertanyaan yaitu pertanyaan umum
30
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Adapun indikator soal untuk setiap konsep diantaranya:
1. Menjelaskan hubungan gaya intermolekul dengan sifat fisik senyawa (titik
didih senyawa).
2. Menjelaskan proses terjadinya gaya intermolekul
2.a Menjelaskan konsep gaya dipol-dipol
2.b Menjelaskan konsep gaya dipol-dipol terimbas
2.c Menjelaskan konsep gaya dispersi London
2.d Menjelaskan konsep ikatan hidrogen
3. Menyebutkan definisi gaya intermolekul
4. Menjelaskan perbedaan kekuatan gaya intermolekul dengan gaya
intermolekul
Pertanyaan umum adalah pertanyaan utama yang berikan kepada siswa
mengenai konsep-konsep dalam pokok bahasan gaya intermolekul. Apabila siswa
tidak mampu menjawab pertanyaan utama maka siswa dibantu dengan
pertanyaan-pertanyaan probing yang akan membantu siswa untuk mengingat
kembali pemahaman-pemahaman yang mendukung untuk menjawab pertanyaan
utama.
Instrumen penelitian ini terdiri dari tujuh pertanyaan utama tentang
sub-materi pokok gaya intermolekul yang masing-masing dilengkapi dengan
pertanyaan khusus sebagai pertanyaan probing yang disusun secara sistematis.
Pada pertanyaan utama untuk indikator hubungan gaya intermolekul dengan titik
didih senyawa disediakan sebuah tabel mengenai perbandingan titik didih
senyawa dengan massa molekul relatifnya seperti terlihat pada Tabel 3.1.
Tabel 3. 1. Perbandingan Titik Didih HCl, HBr dan HI dengan Massa Molekul
Relatifnya
Senyawa Massa Molekul relatif (g/mol)
Titik Didih (ºC)
HCl 36,5 -85,05
HBr 80,91 -66,8
31
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Pertanyaan utama untuk indikator ini berbunyi “bagaimanakah urutan titik didih dari ketiga senyawa tersebut?”. Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi?”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan pada pertanyaan utama kedua. Namun, apabila jawaban siswa dirasa belum optimal, maka diberi
pertanyaan probing (penuntun) terkait dengan konsep-konsep pendukung yang
dapat membantu siswa dalam menjawab pertanyaan utama. Pertanyaan probing
yang diberikan oleh peneliti pada konsep hubungan gaya intermolekul dengan
titik didih senyawa mencakup tentang konsep perubahan wujud zat, perbedaan
jarak antar molekul saat terjadi perubahan wujud beserta alasan mengenai hal
tersebut, kecenderungan antar molekul jika saling berdekatan serta hubungan titik
didh senyawa dengan energi yang dibutuhkan untuk memutuskan interaksi antar
molekul. Pertanyaan probing lebih rinci dapat dilihat di lampiran B.
Pertanyaan utama kedua merupakan pertanyaan untuk indikator
menjelaskan konsep gaya dipol-dipol, berbunyi “coba Anda jelaskan mengenai
konsep gaya dipol-dipol !”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan
pada pertanyaan utama ketiga. Namun, apabila jawaban siswa dirasa belum
optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun) .Pertanyaan probing untuk
konsep gaya dipol-dipol diantaranya meliputi pengamatan wujud HCl pada
tekanan yang berbeda pada tabel, alasan HCl dapat berubah wujud pada tekanan
yang lebih besar, perubahan jarak antar molekul HCl pada tekanan yang tinggi,
kecenderungan antar molekul jika saling berdekatan dan kepolaran molekul.
Pertanyaan probing yang sistematis untuk konsep gaya dipol-dipol lebih rinci
dapat dilihat di lampiran B.
Pertanyaan utama ketiga merupakan pertanyaan untuk indikator
menjelaskan konsep gaya dipol-dipol terimbas, berbunyi “coba Anda jelaskan
mengenai konsep gaya dipol-dipol terimbas!”. Jika jawaban siswa sudah optimal
maka dilanjutkan pada pertanyaan utama keempat. Namun, apabila jawaban siswa
dirasa belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan
probing untuk menggali model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol
32
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dan molekul oksigen, jarak antara molekul air dan oksigen dalam air laut,
pengaruh molekul air terhadap molekul oksigen yang berdekatan dan kepolaran
senyawa. Pertanyaan probing untuk konsep gaya dipol-dipol lebih rinci dan
lengkap dapat dilihat di lampiran B.
Pertanyaan utama keempat merupakan pertanyaan untuk indikator
menjelaskan konsep gaya dispersi London, berbunyi “coba Anda jelaskan mengenai konsep gaya dispersi London!”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan pada pertanyaan utama kelima. Namun, apabila jawaban siswa dirasa
belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing
untuk kosnep gaya dispersi London terdiri dari pengamatan tentang oksigen yang
berwujud cair pada suhu rendah, jarak antar molekul oksigen dalam wujud cair,
kepolaran senyawa dan polarizability yang disebabkan mobilitas elektron dalam
suatu atom dan molekul. Pertanyaan probing untuk konsep gaya dispersi London
lebih rinci dan lengkap dapat dilihat di lampiran B.
Pertanyaan utama kelima merupakan pertanyaan untuk indikator
menjelaskan konsep ikatan hidrogen, berbunyi “coba Anda jelaskan mengenai
konsep ikatan hidrogen!”. Jika jawaban siswa sudah optimal maka dilanjutkan
pada pertanyaan utama keenam. Namun, apabila jawaban siswa dirasa belum
optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing pada
konsep ikatan ikatan hidrogen diawali dengan pengamatan grafik perbandingan
titik didih beberapa senyawa kovalen pada golgan 4A-7A, alasan senyawa NH3,
H2O dan HF tidak mengikuti kecenderungan titik didih dalam satu golongan,
kepolaran senyawa NH3, H2O dan HF, persamaan dan perbedaan atom-atom
penyusun pada senyawa NH3, H2O dan HF, nilai keelektronegatifan atom N, O
dan F dibandingkan atom yang lain dan pengaruh atom-atom yang memiliki nilai
keelektronegatifan yang besar bila berikatan dengan atom H terhadap kepolaran
ikatannya.
Pertanyaan utama keenam merupakan pertanyaan untuk indikator
33
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing
untuk konsep gaya intermolekul yaitu dengan mengulas seluruh jenis gaya
intermolekul yang telah dibahas sebelumnya mulai dari gaya dipol-dipol, gaya
dipol-dipol terimbas, gaya dispersi London dan ikatan hidrogen. Siswa diminta
untuk menyimpulkan pengertian gaya intermolekul dari ulasan tersebut.
Pertanyaan utama ketujuh merupakan pertanyaan untuk indikator
menjelaskan perbedaan kekuatan gaya intermolekul dengan gaya intramolekul,
berbunyi “menurut Anda manakah yang lebih kuat antara gaya intermolekul dengan gaya intramolekul!”. Apabila jawaban siswa dirasa belum optimal, maka diberi pertanyaan probing (penuntun). Pertanyaan probing untuk konsep
perbedaan gaya intermolekul dengan gaya intramolekul diawali dengan konsep
gaya intramolekul. Konsep tersebut digali melaui pengamatan fenomena
pendidihan air dalam panci. Pertanyaan selanjutnya mengenai molekul apa saja
yang terdapat dalam panci tersebut, kemungkinan jumlah molekul H2O dalam
panci, perbandingan jarak antar molekul H2O dalam panci dengan jarak antara
atom H dan O dalam molekul H2O, hal yang terjadi saat H2O cair berubah wujud
menjadi gas apakah terpecah menjadi H dan O atau tetap dalam molekul H2O
serta perbandingan energi yang dibutuhkan untuk memutus ikatan antara atom H
dan O dalam molekul H2O dengan gaya atau interaksi antar molekul H2O.
Instrumen tersebut dikembangkan berdasarkan indikator soal yang sudah
dibuat dan divalidasi pada penelitian sebelumnya. Pada penelitian sebelumnya
indikator soal tersebut diperoleh berdasarkan hasil analisis atas kajian pustaka
beberapa buku teks general chemistry dan hasil analisis standar isi berdasarkan
peraturan pemerintah nomor 22 tahun 2003, Standar Isi KTSP 2006 terdiri dari
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) pada sub-materi pokok
gaya intermolekul.
Instrumen penelitian yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh
validator yaitu dua orang dosen dan diujicobakan secara terbatas kepada beberapa
siswa. Validasi ini dimaksudkan untuk memperoleh koreksi dan masukan
terhadap instrumen penelitian yang telah dibuat. Sedangkan pelaksanaan uji coba
34
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
koreksi hasil validasi, maka dilakukan diskusi dengan dosen pembimbing untuk
merumuskan kembali tes diagnostik model mental siswa pada submateri gaya
intermolekul melalui wawancara probing.
F. Teknik Pengumpulan Data
Wawancara ini dilakukan pada siswa yang sebelumnya telah mempelajari
materi gaya intermolekul. Siswa yang dipilih sebagai subjek dalam penelitian
penelitian ini terbagi ke dalam tiga tingkatan kemampuan kognitif, yaitu tingkat
tinggi, tingkat sedang dan tingkat rendah. Pemilihan siswa berdasarkan tingkat
kemampuan kognitifnya ini dilakukan oleh guru kimia yang bersangkutan.
Pada awal wawancara, peneliti berusaha untuk mengenal siswa secara
personal dengan cara membicarakan tentang hal-hal di luar materi kimia. Hal ini
bertujuan agar siswa merasa nyaman selama proses wawancara berlangsung serta
siswa dapat memberikan jawaban secara optimal. Wawancara dilakukan secara
bergantian setiap siswa serta siswa yang belum mendapatkan giliran tidak
diperbolehkan untuk mengetahui pertanyaan yang akan diajukan. Hal ini
dilakukan untuk menjaga pemahaman mereka rentang konsep yang akan
ditanyakan. Pertanyaan probing diberikan saat siswa merasa kesulitan dalam
menjawab pertanyaan utama. Pertanyaan probing disusun secara sistematis
berdasarkan kemungkinan jawaban yang akan diberikan oleh siswa. Model mental
yang dimiliki oleh siswa akan tergambar dari jawaban-jawaban yang diberikan
pada saat proses wawancara berlangsung.
G. Analisis Data
Berdasarkan data hasil penelitian dengan menggunakan instrumen yang
dikembangkan maka akan dilakukan pengolahan data melalui analisis deskriptif
pada jawaban siswa. Pertama hasil jawaban siswa melalui wawancara
ditranskripsikan ke dalam bentuk tulisan tanpa merubah makna. Jawaban yang
diberikan siswa mungkin bermacam-macam karena model mental yang dimiliki
setiap individu adalah khas. Kedua, jawaban-jawaban siswa hasil transkripsi
tersebut disederhanakan menjadi jawaban dengan kalimat yang singkat tanpa
35
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Hal ketiga yang dilakukan pada analisis data adalah mengelompokkan
jawaban-jawaban siswa tersebut sesuai dengan kecocokkan jawaban dari konsepsi
target serta kemiripan makna ke dalam kelompok-kelompok tertentu. Jawaban
dikatakan benar apabila sesuai dengan hasil validasi oleh dosen. Jawaban yang
benar untuk setiap pertanyaan utama. Jawaban siswa ini tidak hanya ditinjau dari
jawaban akhir saja melainkan juga ditinjau dari keseluruhan jawaban yang
diberikan oleh siswa pada saat wawancara.
Dari berbagai macam jawaban yang diperoleh itu dikelompokkan berdasarkan
jawaban yang memiliki kemiripan yang kemudian dimasukkan ke dalam tipe
model mental tertentu. Berikut ini adalah tipe model mental yang
mengindikasikan tingkat pemahaman siswa, menurut Sendur (2010):
1. Tidak ada jawaban/ tanggapan (No Response/ NR), yaitu siswa yang tidak
menjawab dan tidak membuat alasan, ataupun yang menjawab dengan
penjelasan yang tidak berkaitan dengan pertanyaan. Istilah untuk tipe ini yaitu
tidak ada konsep.
2. Miskonsepsi khusus pada hal tertentu (Specific Misconceptions/ SM), yaitu
ketika jawaban dan penjelasan tidak dapat diterima secara keilmuan.
3. Benar sebagian (Partially Correct/ PC), yaitu jawaban benar secara keilmuan,
namun penjelasan/alasan tidak benar, jawaban tidak benar secara keilmuan,
namun penjelasan benar. Tipe ini dikenal dengan istilah model mental
alternatif.
4. Benar secara keilmuan (Scientifically Correct/ SC), yaitu jawaban dan
penjelasan benar secara keilmuan.
Model mental tipe ke-1 sampai 3 dikenal dengan istilah model mental
alternatif. Sedangkan untuk tipe ke-4 dapat diuraikan menjadi benar secara
keilmuan menurut guru (model mental konsensus) ataupun benar sesuai dengan
jawaban dosen (model mental target). Untuk lebih memudahkan dalam hal
pengolahan data, dilakukan pengkodean untuk masing-masing jawaban siswa
mulai dari model mental tipe 1 sampai 4, yaitu NR, SM, PC, dan SC.
Sebagaimana yang telah disebutkan oleh Sendur (2010) mengenai tipe model
36
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
diberikan oleh siswa pada penelitian ini dapat dikelompokkan ke dalam tipe-tipe
tertentu. Pengelompokkan ini mengacu pada jawaban siswa yang kemudian
dibandingkan dengan model mental target seperti yang terlihat pada Tabel 3.3.
37
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3. 2. Model Mental Target Sesuai dengan Indikator Soal pada Sub Materi Gaya Intermolekul.
Indikator Soal Pertanyaan Utama Model Mental Target
Menjelaskan hubungan gaya intermolekul dengan sifat fisik senyawa (titik didih senyawa).
Senyawa
Massa Molekul relatif (g/mol)
Titik Didih (ºC)
HCl 36,5 -85,05
HBr 80,91 -66,8
HI 127, 90 -35,36
Tabel. Perbandingan Titik Didih HCl, HBr dan HI dengan Massa Molekul Relatifnya
“Berdasarkan data pada tabel tersebut, bagaimanakah urutan titik didih dari ketiga senyawa tersebut? Jelaskan mengapa hal tersebut dapat terjadi? “
38
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Menjelaskan proses
terjadinya gaya dipol-dipol
“ Jelaskan bagaimana proses terjadinya gaya dipol-dipol ?
Gaya dipol-dipol terjadi saat molekul-molekul yang memiliki dipol (dwikutub) berdekatan satu sama lain. Ujung parsial positif suatu molekul tertarik ke ujung parsial negatif dari molekul yang lain.
Menjelaskan proses
terjadinya gaya dipol-dipol terimbas
“Coba jelaskan proses terjadinya gaya dipol -dipol terimbas! “
Gaya dipol-dipol terimbas terjadi ketika atom dari suatu molekul yang memiliki dipol (dwikutub) atau molekul polar mengimbas atom pada molekul non dipol atau nonpolar yang ada di dekatnya sehingga elektron-elektron dari molekul nonpolar akan berkumpul di sisi yang dekat dengan kutub positif dari molekul polar, dan membentuk dipol sesaat (sementara). Setelah membentuk dipol sesaat, akan terjadi gaya tarik menarik antara molekul dipol dan molekul dipol sesaat yang disebut gaya dipol-dipol terimbas.
Menjelaskan proses terjadinya gaya dispersi London
“Jelaskan bagaimana proses terjadinya gaya dispersi London!”
39
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
molekul nonpolar yang lain menghasilkan dipol terimbas. Akibatnya, terjadi gaya antaraksi antara dipol sesaat-dipol terimbas atau disebut gaya dispersi London.
Menjelaskan proses terjadinya ikatan hidrogen
“Coba Anda jelaskan proses terjadinya ikatan hidrogen!”
Ikatan hidrogen terjadi pada atom hidrogen yang terikat pada atom-atom yang sangat elektronegatif yaitu fluor (F), oksigen (O), atau nitrogen (N) akan membentuk molekul-molekul yang sangat polar. Atom Hidrogen (H) yang bermuatan parsial positif akan mengalami gaya tarik menarik yang sangat kuat terhadap atom-atom yang bermuatan parsial negatif dengan nilai kelektronegatifitas yang sangat tinggi, yaitu atom F, O dan N.
Menyebutkan definisi gaya intermolekul
“ Gaya dipol-dipol, dipol-dipol terimbas, dispersi London dan Ikatan hidrogen merupakan jenis-jenis dari gaya intermolekul. Menurut Anda apakah yang dimaksud dengan gaya
intermolekul? “
Gaya intermolekul merupakan gaya tarik menarik antar satu molekul dengan molekul yang lain yang disebabkan oleh adanya perbedaan muatan parsial molekul yang satu dengan yang lainnya.
Menjelaskan perbedaan kekuatan gaya
intermolekul dengan gaya intremolekul
Menurut Anda manakah yang lebih kuat antara gaya intremolekul dengan gaya intermolekul? Jelaskan! “
40
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jawaban siswa yang telah dibandingkan dengan model mental target
kemudian mengahasilkan tiga tipe model mental secara umum seperti yang
terlihat pada Tabel 3.3. Pengelompokkan ini merupakan hasil adaptasi dari
pengelompokkan model mental yang diungkapkan oleh Sendur (2010). Beberapa
tipe model mental tersebut akan memudahkan peneliti pada bagian pembahasan di
[image:32.595.118.544.243.630.2]BAB IV.
Tabel 3.3. Tipe Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul
Berdasarkan Jawaban yang diberikan Siswa.
Tipe Model
Mental Keterangan
Tipe 1 Model mental siswa tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing
Tipe 2
a. Model mental siswa sesuai dengan sebagian model mental
target setelah diberi pertanyaan probing
b. Model mental siswa sesuai dengan seluruh model mental
target setelah diberi pertanyaan probing
82
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan terhadap data
penelitian, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Profil model mental siswa pada konsep hubungan gaya intermolekul dengan
titik didih senyawa menunjukkan bahwa sebanyak dua orang siswa memiliki
model mental yang sesuai hanya dengan sebagian model mental target setelah
diberi pertanyaan probing, sedangkan empat orang siswa yang lain memiliki
model mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi
pertanyaan probing.
2. Profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol menunjukkan bahwa
terdapat tiga orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan
model mental target setelah diberi pertanyaan probing. Tiga orang siswa yang
lain masing-masing satu orang siswa memiliki model mental yang berbeda
yaitu, model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah
diberi pertanyaan probing, model mental yang sesuai dengan seluruh model
mental target setelah diberi pertanyaan probing serta model mental yang sesuai
seluruhnya dengan model mental target tanpa diberi pertanyaan probing.
3. Profil model mental siswa pada konsep gaya dipol-dipol terimbas
menunjukkan bahwa sebanyak dua orang siswa memiliki model mental yang
tidak sesuai dengan model mental target setelah diberi pertanyaan probing, satu
orang siswa memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental
target setelah diberi pertanyaan probing dan tiga orang siswa memiliki model
mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi
pertanyaan probing.
4. Profil model mental siswa pada konsep gaya dispersi London menunjukkan
bahwa sebanyak empat orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai
83
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
orang siswa yang lain memiliki model mental yang sesuai dengan seluruh
model mental target setelah diberi pertanyaan probing.
5. Profil model mental siswa pada konsep ikatan hidrogen menunjukkan bahwa
satu orang siswa memiliki model mental yang tidak sesuai dengan model
mental target setelah diberi pertanyaan probing. Dua orang siswa memiliki
model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target setelah diberi
pertanyaan probing, sedangkan tiga orang siswa lainnya memiliki model
mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberikan
pertanyaan probing.
6. Profil model mental siswa pada konsep definisi gaya intermolekul
menunjukkan bahwa satu orang siswa model mental yang tidak sesuai dengan
model mental target setelah diberi pertanyaan probing. Tiga orang siswa
memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target
setelah diberi pertanyaan probing, sedangkan dua orang siswa memiliki model
yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi pertanyaan
probing.
7. Profil model mental siswa pada konsep perbedaan kekuatan gaya intramolekul
dengan gaya intermolekul menunjukkan bahwa sebanyak lima orang siswa
memiliki model mental yang sesuai dengan sebagian model mental target
setelah diberi pertanyaan probing serta satu orang siswa memiliki model
mental yang sesuai dengan seluruh model mental target setelah diberi
pertanyaan probing.
B. Saran
Beberapa saran yang diajukan peneliti berdasarkan kesimpulan di atas
adalah :
1. Profil model mental yang terungkap dapat dijadikan acuan dalam
pengembangan model dan metode pembelajaran yang lebih baik.
2. Penelitian selanjutnya akan lebih baik jika dapat menggali faktor penyebab
84
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Wawancara probing dapat digunakan sebagai salah satu alternatif alat evaluasi.
Karena dengan alat evaluasi ini siswa dapat dengan bebas menggali
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2002). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Boo, H. (1998). Students Understanding of Chemical Bonds and The Energetics of Chemical Reactions. Journal of Research in Science Teaching. 35(5): 569-581
Brady, E. J. (1999). Kimia Universitas Asas & Strukutur Jilid I. (edisi kelima). Jakarta: Binarupa Aksara.
Chang, R. (2005). Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti Jilid I, Edisi Ketiga. Jakarta:Erlangga
Chittleborough, G. D. (2002). “Constraints To The Development Of First Year University Chemistry Student’s Mental Model of Chemical Fenomena”. Teaching and Learning Forum.
Chittleborough, G. (2004). Models and Modeling in Science Education Multiple Representations in Chemical Education. Thesis Doctor Curtin University Australia: tidak diterbitkan.
Coll, R., dan Taylor, N. (2002). “Mental Models in Chemistry: Senior Chemistry Students’ Mental Models of Chemical Bonding.” Chemistry Education. 3, (2), 175-184.
Departemen Pendidikan Nasional. (2007). Tes Diagnostik. Jakarta: Depdikbud.
Depdiknas. (2003). KTSP Mata Pelajaran Kimia untuk SMA. Jakarta: Depdiknas
Devetak, I., Vogrinc, J, dan Glazar, S.A. (2007). “Assessing 16- Year- Old Students` Understanding of Aqueous Solution at Submicroscopic Level”. Research in Science Education. 39, (2), 157-179.
Dhindsa, H. S. Dan Treagust, D. F. (2009). “Conceptual Understanding of Brunenian Tertiary Students : Chemical Bonding and Structure”. Brunei Int Journal of Science and Math Education. 1, (1), 33-51
Gilbert, J dan Treagust, D. (2009). Multiple Representations in Chemical Education. Springer.
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jansoon, N.,Coll, R.K., Somsook, E., (2009). “Understanding Mental Models of Dilution in Thai Students ”. International Journal of Environmental & Science Education. 4. (2). 147-168.
Khanthavy, H dan Yuenyong, C. (2009). “The Grade 1 Student’s Mental Model of Force anda Motion Through Predict-Observe-Explain (POE) Strategy”. Science Education International.
Mulyono, HAM. (2007). Kamus Kimia. Jakarta: Bumi Aksara
Nguyen, T., Henderson., dan Baskin, C. (2006 ). First Year Bachelor of Education’s Students Mental Models of Themshelves as Learners. Australia: James Cook University.
Mc Murry, J & Fay, R. (2005). Chemistry 4th Edition. USA:Wiley.
Şendur, G., Toprak, M., Pekmez, E. (2010). “Analyzing of Students’ Misconceptions about Chemical Equilibrium.” Paper on International Conference on New Trends in Education and Their Implications. Antalya-Turkey.
Sihran, G. (2007). “Learning Difficulties in Chemistry: An Overview”. TUFED-TUSED. 4(2), 2-20
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta
Sunyono. (2002). “Identifikasi Masalah Kesulitan dan Pembelajaran Kimia SMA
Kelas X di Provinsi Lampung.” Jurnal Pendidikian MIPA-FKIP Universitas
Lampung.
Sukmadinata, N. S. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Tim Penyusun KBBI. (2007). Kamus Besar Bahasa Indoneia. Jakarta: Balai Pustaka.
Tim Penyusun. (2010). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia
Treagust, D., Chittleborough, G., dan Mamiala, T. (2002). “Students’ Understanding of The Role of Scientific Models in Learning Science.” International Journal Science Education. 24, (4), 367-368.
Nadea Kharisma Fauziah, 2014
Profil Model Mental Siswa pada Sub Materi Gaya Intermolekul Berdasarkan Wawancara Probing
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Whiten. (2008). Chemistry 7th Edition. USA: Wiley.
Wu, H.K. Krajcik J.S, and Soloway, E. (2000). “Promoting Conceptual Understanding of Chemical Representations: Students’ Use of a Visualization Tool in the Classroom”. Makalah pada Pertemuan Tahunan The National Association of Research in Science Teaching, New Orleans, LA
Zakiyah, E. (2006). Pengembangan Strategi Pembelajaran Intertekstual Pada Submateri Pokok Interaksi Antar Partikel. Bandung: Universitas Pendidikan Indonesia.