• Tidak ada hasil yang ditemukan

“Silabus Bahasa Indonesia Kelas 5 SD” SILABUS-B-Indonesia-5-soalujian.net.zip – ed 117 times – 563 KB

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan " “Silabus Bahasa Indonesia Kelas 5 SD” SILABUS-B-Indonesia-5-soalujian.net.zip – ed 117 times – 563 KB"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

6. SILABUS

Nama Sekolah : ... Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia. Kelas/Semester : V ( lima) / I (satu) Alokasi waktu : 10 X 35 menit

Tema : Ayo, Kita Bercocok Tanam

I. Standar Kompetensi :

1. Mendengarkan : Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan.

2. Berbicara : Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta secaralisan dengan menanggapisuatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara.

2. Membaca : Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata permenit, dan membaca puisi.

II. Kompetensi Dasar

1.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya. 2.2 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa yang runtut, baik

dan benar.

3.2 Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata permenit.

Berbicara:

2.3.Berwawancara sederhana dengan narasumber (petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll.) dengan memperhatikan pilihan kata dan santun berbahasa.

Membaca: 3.2 Menemukan gagasan

utama suatu teks yang dibaca dengan

kecepatan 75 kata permenit.

Tema: Ayo, Kita Bercocok

Tanam Mendengarkan:

1.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang

didengarnya.

(2)

III. Materi Pokok/Pembelajaran

 Teks bacaan “Menanam Kangkung”

 Teks contoh laporan hasil kunjungan.

 Teks yang diperdengarkan ”Asal Usul Beras Ketan”

IV. Kegiatan Pembelajaran

Membaca:

 Membaca bacaan “Menanam kangkung”

 Menjawab pertanyaan bacaan.

 Mencatat hal-hal penting tentang bacaan. Berbicara:

 Membaca laporan hasil kunjungan.

 Menjawab pertanyaan bacaan.

 Menceritakan kembali laporan hasil kunjungan.

Mendengarkan:

 Mendengarkan cerita rakyat “Asal Usul Beras Ketan”.

 Mencatat pokok-pokok cerita “Asal Usul Beras Ketan” secara kelompok.

 Membacakan pokok-pokok cerita mewakili kelompok.

 Menuliskan unsur-unsur cerita yang mencakupi: tempat cerita, nama-nama tokoh, dan sifat-sifat tokoh

 Menanggapi isi cerita dan pelajaran yang terkandung dalam cerita.

V. Indikator

Membaca:

 Siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan.

 Siswa mampu menemukan pokok-pokok pikiran dari bacaan yang dibaca. Berbicara:

 Siswa mampu menyusun persiapan kunjungan/pengamatan secara kelompok.

 Siswa mampu menceritakan hasil pengamatan secara lisan. Mendengarkan

 Siswa mampu menuliskan unsur cerita dari cerita rakyat yang didengarnya.

 Siswa mampu menemukan pelajaran yang terkandung dalam cerita rakyat yang didengaranya.

VI. Penilaian  tertulis

 kinerja

 penilaian produk

VII. Alokasi Waktu o10 X 35 menit

VIII. Sumber Belajar

(3)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PELAJARAN VI

Sekolah Dasar :

Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Kelas/Semester : V/1

Alokasi Waktu : 10 × 35 (6 × pertemuan) Minggu 11, 12

I. Tema : Ayo, Kita Bercocok Tanam

II. Standar Kompetensi : 1. Mendengarkan

Memahami penjelasan narasumber dan cerita rakyat secara lisan.

2. Berbicara:

Mengungkapkan pikiran, pendapat, perasaan, fakta, secara lisan dengan menanggapi suatau persoalan, menceritakan hasil pengamatan, atau berwawancara 3. Membaca:

Memahami teks dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata/menit, dan membaca puisi

III. Kompetensi Dasar :

Mendengarkan:

1.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang didengarnya. Indikator:

a. Siswa mampu menuliskan unsur cerita dari cerita rakyat yang didengarnya. b. Siswa mampu menemukan pelajaran yang terkandung dalam cerita rakyat

yang didengaranya.

Berbicara:

2.2 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

Indikator:

a. Siswa mampu menyusun persiapan kunjungan/pengamatan secara kelompok.

b. Siswa mampu menceritakan hasil pengamatan secara lisan.

Membaca:

3.2 Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan kecepatan 75 kata permenit.

Indikator:

a. Siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan.

b. Siswa mampu menemukan pokok-pokok pikiran dari bacaan yang dibaca.

Berbicara: 2.2 Menceritakan hasil

(4)

IV. Kegiaan Pembelajaran: Bagian I

1. Membaca

Pertemuan pertama:

a. Siswa diminta membuka Buku Sasebi hal. 51.

b. Siswa diminta membaca cepat bacaan “Menanam Kangkung”.

c. Siswa diminta menjawab pertanyaan bacaan.

d. Siswa diminta menemukan gagasan utama dalam bacaan “Menanam Kangkung”.

Bagian II 2. Menulis

Pertemuan kedua:

a. Siswa diminta membuka Buku Sasebi hal. 53.

b. Siswa diminta mencari arti kata yang tercetak miring dalam kamus.

c. Siswa diminta membuat kalimat menggunakan kata tersebut.

d. Siswa diminta membaca contoh kalimat dan membuat kalimt yang menggunakan kata tanya: berapa, apakah, adakah.

e. Siswa diminta membaca contoh dan membuat kalimat yang menggunakan tanda titik dua ( : )

Bagian III 3. Berbicara

Pertemuan ketiga:

a. Siswa diminta membuka Buku Sasebi hal. 55.

Membaca: 3.2 Menemukan gagasan

utama suatu teks yang dibaca dengan

kecepatan 75 kata permenit.

Tema: Ayo, Kita Bercocok

Tanam Mendengarkan:

1.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang

didengarnya.

(5)

b. Siswa diminta membaca contoh laporan hasil kunjungan “Berkunjung ke Kebun Buak Kakek Warso”.

c. Siswa diminta menjawab pertanyaan bacaan.

d. Siswa diminta membuat persiapan kunjungan/pengamatan dengan tema pertanian.

Pertemuan keempat :

a. Siswa diminta melaporkan hasil kunjungan/pengamatan secara lisan mewakili kelompok.

b. Siswa diminta menanggapi laporan kelompok lain.

Bagian IV

4. Mendengarkan

Pertemuan kelima:

a. Siswa diminta mendengarkan cerita rakyat “Asal Usul Beras Ketan”.

b. Siswa diminta menjawab pertanyaan bacaan.

c. Siswa diminta mencatat pokok-pokok cerita “Asal Usul Beras Ketan” secara kelompok.

d. Siswa diminta membacakan pokok-pokok cerita mewakili kelompok.

Pertemuan keenam:

a. Siswa diminta menuliskan unsur-unsur cerita yang mencakupi: tempat cerita, nama-nama tokoh, dan sifat-sifat tokoh.

b. Siswa diminta menanggapi isi cerita dan pelajaran yang terkandung dalam cerita.

V. Alat dan Sumber Bahan

1. Alat : Gambar tentang pertanian.

2. Sumber : Buku Pelajaran Bahasa Inonesia “Saya Senang Berbahasa Indonesia ”Penerbit Erlangga, Jakarta, halaman 51-60.

VI. Penilaian

Penilaian dilakukan untuk mengetahui kompetensi siswa apakah setelah proses pemberian pengalaman belajar kepadanya, peserta didik miliki kompetensi dasar sebagaimana ditetapkan dalam rancangan pembelajaran.

Untuk itu dilakukan penilaian dengan teknik dan alat penilaian sebagai berikut:

Kompetensi Dasar Indikator Teknik

Penilaian

Alat Penilaian

1.2 Mengidentifikasi unsur cerita tentang cerita rakyat yang

didengarnya.

a. Siswa mampu menuliskan unsur cerita tentang cerita rakyat yang

didengarnya.

b. Siswa mampu menemukan pelajaran yang terkandung dalam cerita rakyat yang didengaranya.

Tertulis

Tertulis

Teks yang

(6)

Berbicara:

2.2 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungan dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

a. Siswa mampu merencanakan persiapan

pengamatan/kunjun gan bersama teman kelompoknya. b. Siswa mampu

menceritakan secara lisan hasil

pengamatan/kunjun gan dengan bahasa yang runtut, baik dan benar.

Kinerja

Kinerja

Perintah untuk mempersiapkan pengamatan/kunjun gan.

Perintah untuk menceritakan hasil pengamatan secara lisan.

Membaca:

3.1 Menemukan gagasan utama suatu teks yang dibaca dengan

kecepatan 75 kata permenit.

gagasan utama dari teks yang dibaca.

Tertulis

Produk

Bacaan dan pertanyaan bacaan.

Perintah untuk menemukan gaagsan utama dari teks yang dibaca.

Adapun alat penilaian dan kriterianya adalah sebagai berikut:

1. Aspek mendengarkan dengan indikator:

a. Siswa mampu menuliskan unsur cerita rakyat yang didengarnya.

Dengarkan cerita yang dibacakan gurumu, tulislah unsur-unsur cerita dari cerita tersebut!

Loro Jonggrang

Alkisah, pada dahulu kala terdapat sebuah kerajaan besar yang bernama Prambanan. Tetapi kemudian,Kerajaan Prambanan diserang dan dijajah oleh negeri Pengging. Ketentraman Kerajaan Prambanan menjadi terusik. Para tentara tidak mampu menghadapi serangan pasukan Pengging. Akhirnya, kerajaan Prambanan dikuasai oleh Pengging, dan dipimpin oleh Bandung Bondowoso.

Bandung Bondowoso seorang yang suka memerintah dengan kejam. Bandung Bondowoso adalah seorang yang sakti dan mempunyai pasukan jin. Tidak berapa lama berkuasa, Bandung Bondowoso suka mengamati gerak-gerik Loro Jonggrang, putri Raja Prambanan yang cantik jelita. "Cantik nian putri itu. Aku ingin dia menjadi permaisuriku," pikir Bandung Bondowoso.

Esok harinya, Bondowoso mendekati Loro Jonggrang. "Kamu cantik sekali, maukah kau menjadi permaisuriku ?", Tanya Bandung Bondowoso kepada Loro Jonggrang. Loro Jonggrang tersentak, mendengar pertanyaan Bondowoso. "Laki-laki ini lancang sekali, belum kenal denganku langsung menginginkanku menjadi permaisurinya", ujar Loro Jongrang dalam hati. "Apa yang harus aku lakukan ?". Loro Jonggrang menjadi kebingungan. Pikirannya berputar-putar. Jika ia menolak, maka Bandung Bondowoso akan marah besar dan membahayakan keluarganya serta rakyat Prambanan. Untuk mengiyakannya pun tidak mungkin, karena Loro Jonggrang memang tidak suka dengan Bandung Bondowoso.

(7)

mendapatkan ide. "Saya bersedia menjadi istri Tuan, tetapi ada syaratnya," Katanya. "Apa syaratnya? Ingin harta yang berlimpah? Atau Istana yang megah?". "Bukan itu, tuanku, kata Loro Jonggrang. Saya minta dibuatkan candi, jumlahnya harus seribu buah. "Seribu buah?" teriak Bondowoso. "Ya, dan candi itu harus selesai dalam waktu semalam." Bandung Bondowoso menatap Loro Jonggrang, bibirnya bergetar

menahan amarah. Sejak saat itu Bandung Bondowoso berpikir bagaimana caranya membuat 1000 candi. Akhirnya ia bertanya kepada penasehatnya. "Saya percaya tuanku bias membuat candi tersebut dengan bantuan Jin!", kata penasehat. "Ya, benar juga usulmu, siapkan peralatan yang kubutuhkan!"

Setelah perlengkapan di siapkan. Bandung Bondowoso berdiri di depan altar batu. Kedua lengannya dibentangkan lebar-lebar. "Pasukan jin, Bantulah aku!" teriaknya dengan suara menggelegar. Tak lama kemudian, langit menjadi gelap. Angin menderu-deru. Sesaat kemudian, pasukan jin sudah mengerumuni Bandung

Bondowoso. "Apa yang harus kami lakukan Tuan ?", tanya pemimpin jin. "Bantu aku membangun seribu candi," pinta Bandung Bondowoso. Para jin segera bergerak ke sana kemari, melaksanakan tugas masing-masing. Dalam waktu singkat bangunan candi sudah tersusun hampir mencapai seribu buah.

Sementara itu, diam-diam Loro Jonggrang mengamati dari kejauhan. Ia cemas, mengetahui Bondowoso dibantu oleh pasukan jin. "Wah, bagaimana ini?", ujar Loro Jonggrang dalam hati. Ia mencari akal. Para dayang kerajaan disuruhnya berkumpul dan ditugaskan mengumpulkan jerami. "Cepat bakar semua jerami itu!" perintah Loro Jonggrang. Sebagian dayang lainnya disuruhnya menumbuk lesung. Dung... dung...dung! Semburat warna merah memancar ke langit dengan diiringi suara hiruk pikuk, sehingga mirip seperti fajar yang menyingsing.

Pasukan jin mengira fajar sudah menyingsing. "Wah, matahari akan terbit!" seru jin. "Kita harus segera pergi sebelum tubuh kita dihanguskan matahari," sambung jin yang lain. Para jin tersebut berhamburan pergi meninggalkan tempat itu. Bandung Bondowoso sempat heran melihat kepanikan pasukan jin.

Paginya, Bandung Bondowoso mengajak Loro Jonggrang ke tempat candi. "Candi yang kau minta sudah berdiri!". Loro Jonggrang segera menghitung jumlah candi itu. Ternyata jumlahnya hanya 999 buah!. "Jumlahnya kurang satu!" seru Loro Jonggrang. "Berarti tuan telah gagal memenuhi syarat yang saya ajukan". Bandung Bondowoso terkejut mengetahui kekurangan itu. Ia menjadi sangat murka. "Tidak mungkin...", kata Bondowoso sambil menatap tajam pada Loro Jonggrang. "Kalau begitu kau saja yang melengkapinya!" katanya sambil mengarahkan jarinya pada Loro Jonggrang. Ajaib! Loro Jonggrang langsung berubah menjadi patung batu. Sampai saat ini candi-candi tersebut masih ada dan terletak di wilayah Prambanan, Jawa Tengah dan disebut Candi Loro Jonggrang. (dikutip dari Smart Scool)

Judul cerita : ________________________________ Latar cerita : ________________________________ Tokoh cerita : 1.____________________, sifatnya _____________________________

2.____________________, sifatnya _____________________________

3.____________________, sifatnya _____________________________

b. Siswa mampu menemukan pelajaran yang terkandung dalam cerita rakyat yang didengaranya.

Menurut pendapatmu, pelajaran apakah yang dapat dipetik dari cerita tersebut?

___________________________________________________________________

___________________________________________________________________

(8)

2. Aspek berbicara dengan indikator:

a. Siswa mampu menyusun persiapan kunjungan/pengamatan secara kelompok.

Penilaian Kriteria Skor

Buatlah persiapan kunjungan/pengamatan bersama teman

kelompokmu!

a. Persiapan kunjungan/pengamatan menunjukkan penggalian

informasi secara lengkap dan sistematis.

b. Persiapan kunjungan/pengamatan menunjukkan penggalian

informasi secara lengkap, tetapi kurang sistematis.

c. Persiapan kunjungan/pengamatan menunjukkan penggalian

informasi kurang lengkap dan kurang sistematis..

Baik sekali (9-10)

Baik (7-8)

Sedang (5-6)

b. Siswa mampu menceritakan hasil pengamatan secara lisan.

Penilaian Kriteria Skor

Dengan panduan catatan, ceritakan hasil

pengamatanmu secara lisan!

a. Mampu menceritakan hasil kunjungan/pengamatan secara lengkap dan sistematis.

b. Mampu menceritakan hasil kunjungan/pengamatan secara lengkap, tetapi kurang sistematis. c. Ceritakan hasil

kunjungan/pengamatan kurang lengkap dan kurang sistematis.

Baik sekali (9-10)

Baik (7-8)

Sedang (5-6)

3. Aspek membaca dengan indikator:

a. Siswa mampu menjawab pertanyaan bacaan.

Bukalah Buku Sasebi hal. 59 dan bacalah bacaan ”Kerja Sedikit, Hasil Banyak”. Jawablah pertanyaan berikut!

1. Dari siapa Pak Bani belajar bertanam kangkung dengan cara hidroponik?

2. Di nama Pak Bani menanam kangkung dengan cara hidroponik? 3. Mengapa Bu Bani tidak memasak tumis kangkung setiap hari? 4. Mengapa bertanam kangkung dengan cara hidroponik lebih

menguntungkan?

Masing-masing jawaban yang benar diberi skor 2,5.

b. Siswa mampu menemukan pokok-pokok pikiran dari bacaan yang dibaca. Tulislah pokok-pokok pikiran dari bacaan yang kamu baca!

1. ____________________________________________________________ 2. _____________________________________________________________ 3. _____________________________________________________________ 4. _____________________________________________________________ Masing-masing jawaban yang benar diberi skor 2,5.

(9)

Kepala Sekolah Guru kelas 5

____________ _______________

KUNCI JAWABAN

1. a. Judul cerita : Roro Jonggrang

Latar cerita : Prambanan, Jawa Tengah

Tokoh cerita : 1.Roro Jonggrang, sifatnya cerdik, tidak menepati janji. 2.Bandung Bondowoso, sifatnya sakti, menindas. 3.Dayang-dayang, sifatnya penurut.

b. Cerita tersebut mengajarkan kepada kita untuk menepati janji.

2. a. – b.

-3. a. 1. Pak Kamil. 2. Di sekitar rumah. 3. Supaya tidak bosan.

4. Dapat ditanam di bak atau pot.

b.1. Pak Bani menanam kangkung dengan cara hidroponik. 2. Hasilnya sangat baik

3. Keluarga Pak Bani suka tumis kangkung.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis biaya operasi kendaraan mobil penumpang umum dan tarif berdasarkan hasil perhitungan biaya operasi kendaraan

[r]

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh bubuk biji kopi Arabika (Coffea arabica L) dalam mempersingkat durasi penyembuhan luka pada mencit model DM.. Penelitian

Mataair dengan debit besar dijumpai pada daerah vulkanik berumur Kuarter dengan batuan penyusun berupa aliran lahar Lawu dan batuan piroklastik Gunungapi Lawu, yang berasosiasi

Universitas

Berdasarkan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di MI Nurul Huda Krian Sidoarjo, agar proses kegiatan pembelajaran berjalan efektif dengan penerapan permainan puzzle dan

Berdasarkan surat ini perang antar sesama muslim diyariatkan karena dua hal. Pertama, dilanggarnya kesepakatan yang telah dibuat antarabdua belah pihak oleh salah

Putra Phung Mandiri mengalami penumpukkan persediaan akan produk balon lampu Philips tipe Essential 14 watt yang disebabkan oleh metode perhitungan yang digunakan