• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PENGELOLAAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN PADANG LAWAS.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PENGELOLAAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN ORGANISASI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN PADANG LAWAS."

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PENGELOLAAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN

ORGANISASI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN PADANG LAWAS

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

ASTRI NOVIA SIREGAR NIM. 8126132004

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)

PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PENGELOLAAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN

ORGANISASI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN PADANG LAWAS

TESIS

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Administrasi Pendidikan

Oleh :

ASTRI NOVIA SIREGAR NIM. 8126132004

PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(5)
(6)
(7)
(8)

ii ABSTRACT

Astri Novia Siregar, 8126132004. The Effect of School Culture, Emotional Quotient and Stress Management on Teacher’s Organizational Commitment in Senior High School in District of Padang Lawas.

analysis with inferential data analysis techniques. The population in this study are all teachers of senior high school in the district of Padang Lawas, amounting to 214 teachers. The research sample was determined by using a proportional stratified random sampling technique to obtain a sample of 137 teachers. The research instrument used for data collection was a questionnaire. The results of this study found: (1) there is a direct and significant effect of school culture on teachers' organizational commitment with the R41 correlation coefficient = 0,233 with a contribution effect of 5% (2) there is a direct and significant influence of emotional intelligence on organizational commitment of teachers with a correlation coefficient R42 = 0,094; (3) there is a direct and significant effect of work stress management on organizational commitment of teachers are direct and significant effect of stress management on organizational commitment of teachers working with a correlation coefficient of 0,217 with a contribution of R43 = the effect of 5%; (4) there is a direct and significant effect of school culture on the management of work stress with R31 correlation coefficient = 0,253 with a contribution of direct effect of 6%, and (5) there is a direct and significant impact of emotional intelligence on work stress management with a correlation coefficient r32 = 0,313 with contribution of the direct effect by 10%.

(9)

iii ABSTRAK

Astri Novia Siregar. NIM. 8216132004. Pengaruh Budaya Sekolah, Kecerdasan Emosional, dan Pengelolaan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1) pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Komitmen Organisasi Guru; (2) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Organisasi Guru; (3) Pengaruh Pengelolaan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru; (4) Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Pengelolaan Stres Kerja; (5) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pengelolaan Stres Kerja Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah analisis jalur dengan teknik analisis data inferensial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Menengah Atas yang ada di Kabupaten Padang Lawas yang berjumlah 214 guru. Sampel penelitian ditentukan dengan

menggunakan teknik stratified proportional random sampling sehingga

didapatkan sampel sebanyak 137 orang guru. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket. Hasil dari penelitian ini ditemukan: (1) terdapat pengaruh langsung dan signifikan budaya sekolah terhadap komitmen organisasi guru dengan koefisien korelasi 41= 0,233 dengan sumbangan pengaruhnya sebesar 5% (2) tidak terdapat pengaruh langsung dan signifikan kecerdasan emosional terhadap komitmen organisasi guru dengan koefisien korelasi 42= 0,094 ; (3) terdapat pengaruh langsung dan signifikan pengelolaan stres kerja terhadap komitmen organisasi guru dengan koefisien korelasi 43= 0,217 dengan sumbangan pengaruhnya sebesar 5%; (4) terdapat pengaruh langsung dan signifikan budaya sekolah terhadap pengelolaan stres kerja dengan koefisien korelasi 31 = 0,253 dengan sumbangan pengaruh langsung sebesar 6%; dan (5) terdapat pengaruh langsung dan signifikan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan stres kerja dengan koefisien korelasi 32 = 0,313 dengan sumbangan pengaruh langsung sebesar 10%.

(10)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana

selalu memberikan rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan

dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan

mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Pengaruh Budaya Sekolah, Kecerdasan Emosional, dan Pengelolaan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas”.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada di dalam

tesis ini, meskipun demikian penulis telah berupaya melakukan usaha maksimal,

tentu saja hal ini disertai bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang

diberikan, maka Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik,

M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti

pendidikan pada program Pascasarjana selama ini. Bapak Dr. Irsan Rangkuti,

M.Pd.,M.Si dan Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S.Kons, selaku pembimbing I

dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi

serta memberi nasihat kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

2. Bapak Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen

serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan

(11)

iv

3. Bapak Dr. Darwin, M. Pd, dan Dr. Paningkat Siburian, M. Pd sebagai Ketua

dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana

Universitas Negeri Medan.

4. Kepada Prof. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Dr. Zulkifli Matondang, M. Si dan

Dr. Yasaratodo Wau, M. Pd, selaku narasumber yang telah banyak

memberikan saran dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.

5. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Lawas yang telah

memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi penulis.

6. Bapak/ Ibu Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas

yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai

pengumpulan data penelitian ini.

7. Teristimewa buat keluarga, orangtua yang paling tersayang, Ayahanda Ali

hakim Siregar, M.Pd dan Ibunda Salmawati Pohan, S.Pd yang selalu

memberikan kasih sayang, motivasi, serta do’a disepanjang sujudnya (terima

kasih Ayah dan Ibu Penulis ucapkan semoga selalu disertai kemuliaan dan

perlindungan Allah SWT Amin). Dan kepada Abang, Kakak, Adik-adik

penulis Jhony Khawaldy, Rika Hannum,S.Pd, Sri Oktalisa, dan Utcok

Alfarizi, yang selalu memberi motivasi, pengertian dan doa, sehingga Penulis

dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.

8. Khusus kepada someone spesial yang telah memberikan dukungan, motivasi

dan doanya selama ini sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Sahabat Penulis Fitrianti hrp, Dian Pertiwi, Ira Ariani, Ridhamy, Aiko, noni,

(12)

v

10. Keluarga besar SDIT Ummi Aida tempat Penulis belajar dan bekerja. Kepala

Yayasan Bapak H. Abdul Kadir, S.H beserta ibu Hj. Siti Aida, B.A, Bapak

Kepala Sekolah Ayahanda Abdul Haris Harahap, S.Pd beserta bunda yang

sudah menjadi orang tua bagi Penulis, dan sahabat Penulis Julhanuddin, Iva

Irani, Wilda Handayani, Syarifadani, Halimatusya’diah, Akmal Fuadi, dan

Gembira Hati Harahap.

11. Teman-teman Penulis, mahasiswa AP khususnya angkatan XXI kelas A,

Hilmi, Wulan, Novi, Kak Sri, Yuni, Yani, Yenny, Ramli, Fitri, kak Dame,

dan Eka yang telah banyak memberikan motivasi dan kenangan terindah

yang tak akan terlupakan.

Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu

persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan

penyusunan tesis ini, Penulis berharap kiranya seluruh perhatian, kebaikan, dan

bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan

mendapat barakah dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi

pengembangan khasanah pengetahuan.

Medan, Agustus 2014 Penulis

(13)

vi

BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ... 13

D. Paradigma Penelitian... 45

(14)

vii

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47

A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 47

B. Metode Penelitian ... 47

C. Populasi dan Sampel ... 48

D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 54

E. Teknik Pengumpulan Data dan Kisi-Kisi Instrumen ... 56

F. Uji Coba Instrumen... 59

G. Teknik Analisis Data ... 64

H. Hipotesis Statistik ... 74

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 76

A. Deskripsi Data Penelitian ... 76

B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 82

C. Uji Prasyarat Analisis Data ... 85

D. Pengujian Hipotesis... 91

E. Pengujian Kesesuaian Model ... 95

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99

G. Keterbatasan Penelitian ... 105

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Implikasi ... 109

C. Saran ... 111

(15)

viii

3.5 Penentuan Sampel Penelitian Setiap Unit ... 54

3.6 Kisi-kisi Instrumen Komitmen Organisasi Guru ... 57

3.7 Kisi-kisi Instrumen Budaya Sekolah ... 58

3.8 Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ... 59

3.9 Kisi-kisi Instrumen Pengelolaan Stres Kerja ... 59

3.10 Interpretasi Koefisisen Nilai r ... 63

3.11 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 64

3.12 Tingkat kecenderungan Variabel Penelitian ... 67

4.1 Data Masing-masing Variabel ... 76

4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi Guru… 77

4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Sekolah ... 78

4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional ... 80

4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Pengeloaan Stres Kerja ... 81

4.6 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Komitmen Organisasi 82 4.7 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Budaya Sekolah ... 83

4.8 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Kecerdasan Emosional 84 4.9 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Pengelolaan Stres Kerja 85 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 86

4.11 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atasX1 ... 87

4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atasX2 ... 87

4.13 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atasX3 ... 88

4.14 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atasX1 ... 89

4.15 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atasX2 ... 90

4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r) ... 90

(16)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Faktor-Faktor Penentu Komitmen Organisasi ... 13

2.2 Stressor and their Appraisal ... 36

2.3 Model Teoretik Variabel Penelitian ... 45

4.1 Histogram Skor Komitmen Organisasi Guru … ... 78

4.2 Histogram Budaya Sekolah... 79

4.3 Histogram Skor Kecerdasan Emosional ... 80

4.4 Histogram Skor Pengelolaan Stres Kerja ... 82

4.5 Paradigma Variabel X1, X2 dan X3 Terhadap X4 ... 95

4.6 Paradigma Variabelsetelah ditrimming ... 96

(17)
(18)

x

C. Pengelolaan Stres Kerja………... 122

D. Komitmen Organisasi……….. 125

2. Uji Coba Validitas dan Reabilitas Angket……… 128

A. Variabel Komitmen Organisasi Guru………. 128

B. Variabel Budaya Sekolah……… 130

C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 132

D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 134

3. Data Hasil Penelitian... 136

4. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen………... 142

A. Hasil Uji Coba Instrumen Komitmen Organisasi……… 142

B. Hasil Uji Coba Instrumen Budaya Sekolah……… 148

C. Hasil Uji Coba Instrumen Kecerdasan Emosional………….. 154

D. Hasil Uji Coba Instrumen Pengelolaan Stres Kerja………… 160

5. Perhitungan Uji Coba Validitas Secara Manual………... 167

A. Variabel Komitmen Organisasi………... 167

B. Variabel Budaya Sekolah……… 167

C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 168

D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 169

6. Perhitungan Uji Reliabilitas Secara Manual ... 170

A. Variabel Komitmen Organisasi Guru………. 170

B. Variabel Budaya Sekolah……… 171

C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 172

(19)

xi

7. Analisis Data Deskriptif...…... 175

A. Variabel Komitmen Organisasi Guru……….. 175

B. Variabel Budaya Sekolah……… 176

C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 178

D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 179

8. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Data Hasil Penelitian...… 181

A. Variabel Komitmen Organisasi Guru………. 181

B. Variabel Budaya Sekolah……… 182

C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 182

D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 183

9. Uji Normalitas...………. 184

A. Variabel Komitmen Organisasi Guru………. 185

B. Variabel Budaya Sekolah……… 186

C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 187

D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 188

10. Uji Linearitas...……….…… 189 11. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian………. 225

12. Perhitungan Koefisisen Jalur... ……… 229

13. Perhitungan Uji Hipotesis...………. 234

(20)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk

mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk

meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sekolah sebagai institusi

pengelola pelayanan pendidikan diharapkan dapat memfungsikan seluruh sumber

daya yang ada secara efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam

menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah

merupakan suatu sistem tempat proses pendidikan berlangsung, yang memiliki

berbagai perangkat dan unsur-unsur yang saling berkaitan misalnya guru.

Guru sebagai pelaksana pendidikan memegang peranan penting dan

strategis dalam penentuan tercapainya tujuan pembelajaran. Guru tidak hanya

bertanggung jawab menyampaikan pelajaran, tetapi juga harus dapat menciptakan

suasana belajar yang menyenangkan. Betapapun baik dan lengkapnya sarana dan

prasarana pendidikan, kurikulum, media, sumber atau hebatnya teknologi

pendidikan, semua itu tidak akan berarti apa-apa jika tidak dibarengi dengan

komitmen guru.

Dalam bekerja guru harus memiliki rasa tanggung jawab dan dedikasi

yang tinggi terhadap pekerjaan itu sendiri maupun terhadap lingkungan

pekerjaannya. Guru akan bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi

yang tinggi jika memiliki komitmen organisasi. Keberhasilan seseorang dalam

(21)

2

suatu tugas yang diberikan kepadanya dapat ditentukan oleh bagaimana komitmen

mereka pada tugas dan tingkat pendidikan atau pengetahuannya. Tanpa adanya

suatu komitmen, tugas-tugas yang diberikan kepadanya akan sukar untuk

dilaksanakan dengan baik.

Guru sebagai bagian penting dari penyelenggaran pendidikan harus

mempunyai komitmen yang tinggi. Komitmen menjadi sangat penting karena

komitmen merupakan hal yang paling mendasar dalam melaksanakan suatu

pekerjaan. Guru akan kesulitan melakukan peran dan tanggung jawabnya sebagai

pendidik apabila tidak memiliki komitmen. Komitmen guru terhadap lembaga

sekolah sebagai organisasi pada dasarnya merupakan suatu kondisi yang dirasakan

oleh guru yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi

kerja yang dimilikinya. Komitmen terhadap organisasi berkaitan dengan

identifikasi dan loyalitas pada organisasi dan tujuan-tujuannya. Seseorang yang

telah berkomitmen tidak akan ragu menentukan sikap dan tanggung jawab

terhadap keputusan yang diambilnya.

Colquitt, LePine, dan Wesson (2009:67) mengatakan, “Organizational

commitment is defined as the desire on the part of an employee to remain a

member of the organization.” (komitmen organisasi sebagai keinginan karyawan

untuk menjadi atau terikat pada organisasi). Ini berarti komitmen organisasi

merupakan dorongan atau kemauan seseorang anggota untuk selalu bersatu

dengan kelompok atau organisasinya. Hal mendasar dalam melaksanakan suatu

pekerjaan adalah komitmen, karena akan sulit menyelesaikan pekerjaan dengan

(22)

3

dan bersedia menerima setiap resiko dari tindakan yang dilakukannya,

bertanggung jawab terhadap resiko yang timbul, dan tidak ragu untuk menentukan

sikap.

Dalam organisasi sekolah, guru merupakan tenaga professional yang

berhadapan dengan siswa. Maka guru menjalankan tugasnya sebagai pendidik

harus mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan

mempunyai komitmen yang kuat terhadap sekolah tempat ia bekerja. Guru yang

memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya akan bekerja keras, hal ini

dilakukan bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain.

Komitmen guru dapat diukur melalui peran guru dalam dunia pendidikan

yang mengalami perubahan terus-menerus dan dipengaruhi oleh budaya sekolah,

kecerdasan emosional, dan pengelolaan stres. Kaitannya dengan pelaksanaan

tugas di sekolah, guru selalu berinteraksi dengan lingkungan kerjanya yang terdiri

dari siswa dan komponen sekolah lainnya. Melaksanakan monitoring dan menilai

kegiatan siswa sehari-hari.

Dampak negatif yang ditimbulkan akibat guru yang tidak memiliki

komitmen yaitu: (1) guru tidak bekerja dengan sungguh-sungguh, (2) guru tidak

memberikan pelayanan terbaik, (3) tanggung jawab kerja guru rendah, (4) tingkat

kedisiplinan guru rendah, serta (5) keinginan berprestasi dan pengembangan diri

guru masih rendah. Sedangkan dampak positif dari guru yang memiliki komitmen

yaitu: (1) bekerja dengan sungguh-sungguh, (2) bangga sebagai profesi guru, (3)

(23)

4

menjaga nama baik guru, dan (5) memberikan pelayanan terbaik terhadap peserta

didik.

Guru yang memiliki komitmen organisasi adalah guru yang mempunyai

kemampuan dalam menjalankan tugas dan kewajiban terhadap organisasinya

dengan bekerja sungguh-sungguh, memberikan pelayanan terbaik terhadap peserta

didik, proaktif membenahi diri sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah,

menerima tugas tambahan selain tugas pembelajaran, memberi pelayanan terbaik

terhadap peserta didik, tetap setia menjadi seorang guru, selalu menjaga nama

baik guru, menghindari diri dari perbuatan tercela, dan bangga berprofesi sebagai

guru.

Pada kenyataannya hal tersebut jauh dari harapan. Berdasarkan studi

pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2014 terhadap 124 orang guru

pada empat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Padang Lawas yaitu:

SMA Negeri 1 Barumun 45 orang guru, SMA Negeri 1 Sosa 35 orang guru, SMA

Negeri 1 Barumun Tengah 35 orang guru, dan SMA Negeri 1 Sosopan 29 orang

guru. Ditemukan masalah pada komitmen organisasi guru.

Tabel 1.1 Rendahnya Komitmen Organisasi Guru di SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas

No Uraian Jumlah Guru Presentase

1 Guru tidak bekerja dengan sungguh-sungguh 56 45%

2 Guru tidak memberikan pelayanan terbaik 62 50%

3 Tanggung jawab kerja guru rendah 56 45%

4 Tingkat kedisiplinan guru rendah 56 45%

5 Keinginan guru untuk berprestasi dan

mengembangkan diri rendah

(24)

5

Fenomena yang menunjukkannya antara lain: (1) guru tidak bekerja

dengan sungguh-sungguh (45%), ditunjukkan dengan masih banyaknya guru yang

tidak memiliki media pembelajaran untuk mengajar dikelas. (2) Guru tidak

memberikan pelayanan terbaik (50%), ditunjukkan dengan masih banyaknya guru

yang mengajar tidak sesuai dengan isi Rencana Program Pembelajaran (RPP),

tidak memiliki buku panduan mengajar selain dari buku yang dibagikan oleh

pihak sekolah. (3) Tanggung jawab kerja rendah (45%), ditunjukkan dengan

banyaknya tugas-tugas guru belum dilaksanakan sebagaimana yang seharusnya.

(4) Tingkat kedisiplinan guru rendah (45%), ditunjukkan dengan masih banyak

guru yang sampai ke sekolah ketika bel sudah berbunyi, tidak langsung masuk ke

kelas ketika bel sudah berbunyi, dan menutup pelajaran dengan keluar dari kelas

sebelum bel berbunyi. (5) Keinginan berprestasi dan mengembangkan diri masih

rendah (40%), ditunjukkan dengan rendahnya keinginan guru untuk melanjutkan

pendidikannya karena faktor usia, sibuk dengan pekerjaan sampingan untuk

menopang kehidupan ekominya, ketiadaan waktu, atau karena penghasilan dari

kerja sampingan cukup menjanjikan.

Colquitt, LePine, dan Wesson (2009:64) mengatakan bahwa komitmen

dipengaruhi oleh banyak faktor. Mekanisme organisai diantaranya mencakup

struktur persepsi guru terhadap kepemimpinan, budaya organisasi (organizational

culture), struktur organisasi (organizational structure). Mekanismen tim

mencakup perilaku dan gaya kepemimpinan (leadership style and behavior),

kekuasaan dan pengaruh kepemimpinan (leadership power and influence), proses

(25)

6

individu mencakup kepribadian dan nilai-nilai etika/budaya (personaity and

cultural values), dan kemampuan (ability). Mekanisme individu termasuk

kepuasan kerja (job satisfaction), stres/tekanan (stress), motivasi (motivation),

kepercayaan, keadilan, dan etika (trust, justice, and ethics), dan pengambilan

keputusan (learning and decision making). Sedangkan hasil yang diharapkan

adalah kinerja (job performance), dan komitmen organisasi (Organizational

Commitment.

Selanjutnya komitmen organisasi menurut Colquitt, LePine, dan Wesson

(2009:68) dibedakan atas tiga komponen, yaitu komitmen afektif (affective

commitment), komitmen normatif (normative commitment), dan komitmen

berkelanjutan (continuance commitment). Komitmen afektif berkaitan dengan

keinginan individu secara emosional untuk tetap (want to) terikat dengan

profesinya. Hal ini dikarenakan individu merasa bahwa nilai-nilai dan tujuan yang

ada dalam dirinya sama dengan nilai-nilai dan tujuan profesi yang dimasukinya.

Komitmen normatif merupakan komitmen dengan dasar kewajiban (ought to)

untuk tetap bertahan pada suatu profesi karena memang itu adalah suatu hal yang

harus dilakukannya. Dalam hal ini, terjadi juga internalisasi nilai-nilai suatu

profesi di dalam diri individu. Komitmen berkelanjutan merupakan komitmen

yang didasari oleh kesadaran akan sejumlah biaya yang akan ditanggung jika

bertahan atau jika meninggalkan profesi tertentu.

Diduga budaya sekolah turut mempengaruhi di dalam komitmen organisasi

guru, karena budaya membantu tercapainya tujuan sekolah. Menurut Kythreotis

(26)

7

peran dan tugasnya sesuai dengan keyakinan, nilai dan norma di sekolah. Dampak

negatif yang ditimbulkan jika guru tidak mengikuti budaya sekolah yaitu: (1) guru

tidak mampu bekerja sama dengan teman guru lainnya, (2) guru tidak memiliki

rasa kekeluargaan terhadap sekolah tempat ia bekerja, (3) tidak ada rasa saling

menghormati sesama guru, dan (4) kurangnya disiplin guru . Sedangkan dampak

positif yang ditimbulkan dari guru yang mengikuti budaya sekolah yaitu: (1) guru

mampu bekerja sama dengan rekan guru lainnya, (2) guru memiliki rasa

kekeluargaan terhadap sekolah tempat ia bekerja, (3) saling menghormati sesama

guru, dan (4) disiplin terhadap aturan-aturan yang berlaku di sekolah.

Kecerdasan emosional juga diduga turut mempengaruhi komitmen

organisasi guru, karena guru yang memiliki kecerdasan emosional mampu

mengontrol emosi ketika berhadapan dengan orang lain. Menurut Goleman

(2002:21) kecerdasan emosional 80% mempengaruhi keberhasilan seseorang,

sedangkan 20% lagi dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual. Ini menunjukkan

bahwa apabila guru sudah memiliki kecerdasan emosional sudah pasti guru

tersebut memiliki komitmen. Terlihat dari bentuk perwujudan sikap dan perilaku

guru di dalam mengabdikan diri di sekolah. Dampak negatif yang ditimbulkan

apabila guru tidak memiliki kecerdasan emosional yaitu: (1) guru tidak memiliki

kesadaran diri, (2) guru tidak mampu mengelola emosi diri sehingga

menimbulkan perkelahian, (3) guru tidak memiliki motivasi mengajar, dan (4)

guru tidak memiliki keterampilan sosial. Sedangkan dampak positif yang

ditimbulkan dari guru yang memiliki kecerdasan emosional yaitu: (1) guru

(27)

8

sekolah, (3) guru mampu memotivasi dirinya dan orang lain, dan (4) guru

memiliki keterampilan sosial.

Faktor lain yang diduga turut mempengaruhi komitmen organisasi guru

adalah stres kerja. Dikarenakan terlalu banyaknya tekanan kerja yang dihadapi

guru seperti minimnya gaji, bertambahnya beban kerja, kesulitan yang ditemukan

ketika berhadapan dengan siswa dan gagal dalam sertifikasi. Hal ini memicu guru

untuk stres. Robbins (2007:793) menjelaskan stres adalah kondisi dinamik yang di

dalamnya individu menghadapi peluang, kendala atau tuntutan yang terkait

dengan apa yang sangat diinginkannya. Untuk itu guru perlu mengelola stres kerja

supaya stres tidak berdampak negatif pada dirinya. Adapun solusi terbaik agar

guru terhindar dari stres yaitu: (1) guru harus mampu memanajemen waktu, (2)

guru bersedia memaafkan, (3) guru menjaga pola hidup sehat, (4) guru

memperbaiki persepsi.

Berdasarkan temuan pada beberapa Sekolah Menengah Atas Negeri

Kabupaten Padang Lawas tersebut, dapat dilakukan eksplorasi terhadap beberapa

variabel yang mempengaruhi komitmen organisasi guru secara empiris dan

konseptual. Sebagaimana dijelaskan di atas, diduga bahwa budaya sekolah,

kecerdasan emosional, dan pengelolaan stres kerja berpengaruh terhadap

komitmen organisasi guru.

Jika dugaan ini teruji, maka konsep tentang hubungan keempat variabel ini

dapat digunakan untuk menjelaskan, meramalkan, dan menemukan alternatif

untuk mengatasi masalah komitmen organisasi guru di sekolah tersebut. Beranjak

(28)

9

“Pengaruh Budaya Sekolah, Kecerdasan Emosional, dan Pengelolaan Stres kerja

terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten

Padang Lawas”.

B. Identifikasi Masalah

Komitmen organisasi guru merupakan suatu masalah yang kompleks

karena meliputi banyak hal, seperti jenis komitmen, faktor yang mempengaruhi

komitmen organisasi, upaya peningkatan komitmen organisasi, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian diatas, maka diidentifikasi beberapa masalah yang

berhubungan dengan komitmen organisasi guru, antara lain: (1) apakah gaya

kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru

Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?, (2) apakah kepuasan

kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas

Negeri Kabupaten Padang Lawas?, (3) Apakah pengambilan keputusan

berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri

Kabupaten Padang Lawas?, (4) Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh

terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten

Padang Lawas?, (5) Apakah kepercayaaan dan keadilan berpengaruh terhadap

komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang

Lawas?, (6) Apakah iklim organisasi sekolah berpengaruh terhadap komitmen

organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?, (7)

Apakah motivasi kerja guru berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru

(29)

10

sekolah berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas

Negeri Kabupaten Padang Lawas?, (9) Apakah Kecerdasan Emosional

berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri

Kabupaten Padang Lawas?, (10) Apakah pengelolaan stres kerja berpengaruh

terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten

Padang Lawas?

C. BatasanMasalah

Mencermati beragamnya variabel yang mempengaruhi komitmen

organisasi guru, penelitian yang berhubungan dengan komitmen organisasi guru

dibatasi pada variabel budaya sekolah, Kecerdasan Emosional, dan pengelolaan

stres kerja. Pembatasan ini bukan mengabaikan pengaruh variabel lain, tapi lebih

pada pertimbangan fenomena awal. Penelitian dibatasi hanya pada Sekolah

Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas, dikarenakan fenomena

berkaitan dengan masalah komitmen organisasi guru ditemui di sekolah ini, dan

juga karena keterbatasan kemampuan dana dan waktu yang belum memungkinkan

untuk meneliti keseluruhan variabel. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini

mengambil judul “Pengaruh Budaya Sekolah, Kecerdasan Emosional, dan

Pengelolaan Stres kerja terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Menengah

(30)

11

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah budaya sekolah berpengaruh terhadap pengelolaan stres kerja guru

Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?

2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap pengelolaan stres

kerja guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?

3. Apakah budaya sekolah berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru

Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Padang Lawas?

4. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap komitmen organisasi

guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?

5. Apakah pengelolaan stres kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi

guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?

E. TujuanPenelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

1. Pengaruh budaya sekolah terhadap pengelolaan stres kerja guru Sekolah

Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas.

2. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan stres kerja guru

Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas.

3. Pengaruh budaya sekolah terhadap komitmen organisasi guru Sekolah

(31)

12

4. Pengaruh kecerdasan emosinal terhadap komitmen organisasi guru

Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Palas.

5. Pengaruh pengelolaan stres kerja terhadap komitmen organisasi guru

Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas.

F. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat:

1. Secara Teoritis

Memberi kontribusi yang baik secara teoritis untuk pengembangan teori

yang berkaitan dengan perilaku organisasi, khususnya teori komitmen

organisasi guru, budaya sekolah, kecerdasan emosional, dan pengelolaan

stres kerja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi kepala dinas pendidikan dan stakeholder lainnya, sebagai

informasi untuk menentukan kebijakan dalam peningkatan komitmen

organisasi guru.

b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat

meningkatkan komitmen organisasi guru.

c. Bagi guru, sebagai upaya pengembangan dan peningkatan komitmen

organisasi guru.

d. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam

penelitian selanjutnya yang mendukung di kemudian hari.

(32)

108

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka

dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh langsung antara budaya sekolah (X1) terhadap

komitmen organisasi guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

budaya sekolah mengakibatkan terjadinya peningkatan komitmen

organisasi guru SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas.

2. Tidak terdapat pengaruh langsung antara kecerdasan emosional (X2)

terhadap komitmen organisasi guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan kecerdasan emosional belum tentu mengakibatkan terjadinya

peningkatan komitmen organisasi guru SMA Negeri Kabupaten Padang

Lawas.

3. Terdapat pengaruh langsung antara Pengelolaan stres kerja (X3) terhadap

komitmen organisasi guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

pengelolaan stres kerja mengakibatkan terjadinya peningkatan komitmen

organisasi guru SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas.

4. Terdapat pengaruh langsung antara Budaya sekolah (X1) terhadap

pengelolaan stres kerja guru (X3). Hal ini menunjukkan bahwa

peningkatan budaya sekolah mengakibatkan terjadinya peningkatan

Pengelolaan stres kerja guru SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas.

(33)

109

5. Terdapat pengaruh langsung antara kecerdasan emosional (X2) terhadap

Pengelolaan stres kerja (X3). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan

kecerdasan emosional mengakibatkan terjadinya peningkatan pengelolaan

stres kerja guru SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas.

B. Implikasi

Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa

implikasi sebagai berikut:

1. Budaya sekolah memiliki pengaruh yang positif dengan komitmen

organisasi guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel

budaya sekolah diperoleh data mayoritas guru pada kategori cukup yaitu

77 responden atau 56,20% dan 43 responden atau 31,39% dalam

kategori kurang. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan

Budaya sekolah yang ada di sekolah. Dalam hal ini berarti kepala sekolah

dan para guru harus terus bekerjasama dalam memperbaiki kualitas

budaya sekolah agar pada masa yang akan datang secara keseluruhan para

guru akan merasa nyaman dalam bekerja dan memungkinkan akan

meningkatkan komitmen organisasi guru dalam menjalankan tugasnya.

2. Kecerdasan emosional guru di sekolah belum tentu memiliki pengaruh

yang positif dengan komitmen organisasi guru. Berdasarkan hasil uji

kecenderungan data variabel kecerdasan emosional diperoleh data

mayoritas guru pada kategori cukup yaitu 84 responden atau 61,32% dan

(34)

110

perlu adanya upaya perbaikan kecerdasan emosional guru agar pada masa

yang akan datang secara keseluruhan akan dapat meningkatkan komitmen

organisasi guru.

3. Pengelolaan Stres Kerja memiliki pengaruh yang positif dengan komitmen

organisasi guru. Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa

kecenderungan Pengelolaan Stres Kerja guru adalah 84 responden

(61,32%) dalam kategori cukup atau sedang dan 17 responden (12,41%)

dalam kategori kurang.

4. Budaya sekolah, dan Pengelolaan Stres Kerja memiliki pengaruh secara

bersama dengan komitmen organisasi guru. Hal ini bermakna bahwa guru

masih perlu mencermati dua unsur penting dalam meningkatkan komitmen

organisasi guru di sekolah tempat ia bekerja. Kedua unsur tersebut adalah

budaya sekolah, dan Pengelolaan Stres Kerja. Untuk itu agar dapat

meningkatkan komitmen organisasi guru maka budaya sekolah yang baik,

(35)

111

C. Saran

Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut

untuk meningkatkan komitmen organisasi guru:

1. Kepala sekolah hendaknya:

a) Bersama dengan guru merumuskan nilai, norma, dan keyakinan yang

diterapkan di sekolah, dan senantiasa memberi teladan bagi seluruh

warga sekolah, khususnya bagi guru.

b) Menciptakan suasana kekeluargaan di sekolah, solidaritas,dan empati

sehingga guru merasa nyaman untuk terbuka mengenai kesulitan yang

dihadapi, dan selalu membantu mengatasi kendala yang dihadapi guru.

c) Rutin melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dengan cara meminta

kritik dan saran dari guru mengenai kepemimpinan kepala sekolah.

d) Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang

dihadapi oleh sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi

guru untuk mengembangkan diri.

2. Guru hendaknya:

a) Membangun budaya terbuka bagi sesama guru, sehingga apabila salah

seorang guru menghadapi kendala yang tidak dapat diselesaikan

sendiri, kesulitan tersebut bisa didiskusikan bersama dengan guru lain.

b) Berpikir positif (positive thingking) terhadap kritik dan saran dari

kepala sekolah rekan dan guru, sehingga sikap yang terbentuk adalah

kritik dan saran tersebut sebagai suatu bentuk perhatian yang sifatnya

(36)

112

c) Menyadari kewajiban sebagai guru untuk membuat persiapan matang

sebelum melakukan KBM di kelas, dengan sadar mematuhi berbagai

nilai, norma, dan keyakinan yang diterapkan di sekolah sehingga

menjadi budaya sekolah yang tertanam kuat dalam diri masing-masing

guru, dan bersedia menerima sanksi dari kesalahan yang dilakukan.

d) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan

yang mendukung pekerjaannya, saling membagi pengalaman dan

informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM, dan

membangun empati dan solidaritas dengan sesama guru.

3. Dinas pendidikan hendaknya:

a) Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan

guru yang dikombinasikan dengan pengetahuan pengelolaan stres

kerja guru.

b) Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk

mengembangkan diri (melanjutkan pendidikan).

c) Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi

bagi guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain.

4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian

ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh

terhadap komitmen organisasi guru, mengingat adanya keterbatasan dalam

(37)

113

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Alexander. Jean. 2004. Strategi Membangun Tim Tangguh. Cetakan Pertama. Jakarta: Publisher.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Atkinson, Jacqueline. 2002. Mengatasi Stres di Tempat Kerja. Jakarta: Binarupa Aksara.

Azizi, Yahya. 2005. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres di Kalangan Guru Sekolah Menengah Di Malaysia”. Journal Of Educational Enquiry.

Berg, B.J. 2009. Budaya Sekolah: Apa itu? Bagaimana kita

memperbaikinya?http://mespa.net/School_Culture_What_is_it_How_do_

we_improve_it.html (Diakses 05 Desember 2013)

Chairy, Liche Seniati. Seputar Komitmen Organisasi. Arisan Angkatan ’86 F.Psi.UI. Jakarta: 8 September 2002.

Cochran, William. 1974. Tehnik Penarikan Sampel (Terjemahan).

Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.

Colquitt, Jason A, Jeffery A. LePine, dan Michael J. Wesson. 2009.

Organizational Behavior, Improving Performance and Commitment in the Workplace.New York: McGraw Hill.

Cooper, Robert, K dan Ayman Syawaf. 1998. Executive EQ Kecerdasan

Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Echols, John M. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Engkoswara. 2002. Lembaga Pendidikan sebaai Pusat Pembudayaan,Cetakan

Pertama. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.

Gibson, James L, J.M. Ivancevich, James H. Donelly Jr. 1997. Organisasi (Edisi Kelima, Jilid 2). Jakarta: Erlangga

Goleman, D.2003. Emotional Intelligence: Mengapa emotional intelligence lebih penting daripada Intelectual Quotient. Alih Bahasa: Hermaya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

(38)

114

Hardjana, Agus M. 1994. Stres tanpa Distress. Yogyakarta: Kanisius.

Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.

Ivancevich, Jhon M, Robert K, and Michael T.M. 2005.Perilaku Manajemen Organisasi. Alih Bahasa : Gina Gania. Jakarta: Erlanga.

Kythreotis, Andreas dan Petros Pashiardis.(2004). “The influence of School Leadership Styles and Culture on Students' Achievement in Cyprus Primary Schools”. Emerald, Journal of Educational Administration.

Levy, Lois. 2010. Tanggalkan Stres Anda. Jakarta: Interaksara.

Lumbangaol, Masdiana. 2010. “Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Pengendalian Stres Terhadap Komitmen Guru (Studi Empiris di Sub Rayon SMP Negeri 41 Medan)”,

Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Luthans, F. 2006. Perilaku organisasi. Alih Bahasa: Vivin Andika Y., Shekar P., Arie P., dan Winong R. Yogyakarta: ANDI.

Martin. 2008. Emotional Quality Managemen. Jakarta: HR Excellency.

Masaong, Abdul Kadim dan Arjan A. Tiloni. 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence (Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang). Bandung: Alfabeta.

Muslim, Sri Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.

Newstrom, John W. 2007. Organizational Behavior (Twelfth Edition).New York: McGraw Hill.

Nurkholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model, dan Aplikasi).

Jakarta: Grasindo.

Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi.

Yogyakarta: Laksbang Pressindo.

Rivai, Veithzal dan Dedy Mulyadi. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Edisi ketiga). Jakarta: Raja Grafindo Persada.

(39)

115

Safaria, Triantoro. 2012. Stres Kerja Pendidik. Suara Merdeka, 19 Januari 2012.

Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu

Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

---. 2013. Memahami Organisasi Pendidikan Budaya dan

Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Schatz, K. And Schatz L. 1995.Managing by Influence. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Siwi, Tri. 2005. “Pengaruh Komitmen Profesi, Partisipasi Anggaran dan Self -Efficacy Terhadap Konflik Peran (Studi Empiris Pada Wanita Karir di Yogyakarta)”,Simposium Riset Ekonomi II.Surabaya: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).

Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.

Sudjana. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,

Pendekatan Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

---. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta

Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner, dan Proses Analisis Data Perilaku Organisasional. Jakarta: CAPS.

Ukur, Jumpa. 2011. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Kerja, dan Pengendalian stres terhadap Komitmen Kepala Sekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri/MI di Kota Tebing Tinggi”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.

Yukl, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Alih Bahasa : Budi Suprianto. Indeks : Jakarta.

Quinn, Andrea Jean. 2005. “School Leadership, Culture, and Teacher

Gambar

Tabel    3.1   Distribusi Populasi Penelitian ..................................................
Gambar    2.1  Faktor-Faktor Penentu Komitmen Organisasi .......................  13
Tabel 1.1 Rendahnya Komitmen Organisasi Guru di SMA Negeri Kabupaten

Referensi

Dokumen terkait

Maka dari itu penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian sediaan kurkumin- MSN khususnya terhadap jumlah sel total dan diameter pulau langerhans

Tesis utamanya adalah analisa tindakan ( operari ) manusia yang konkret yang menyatakan sifatnya secara penuh sebagai subjektivitas pribadi yang unik dan tidak dapat

 Untuk dosen pembimbing saya yang sangat berjasa dalam penyelesaian skripsi saya, Bapak Dr.. Emmanuel Kritijiadi, M.M atau pak

Penelitian ini terdiri dari 1 variabel independen yaitu variabel Work-life balance dan 2 variabel dependen yaitu variabel kepuasan kerja dan pengambilan keputusan etis.

The other expert states derivational is suffix which is added to a steam, the resultant from is not closed, but open, because it can take another suffix ; e.g the verb agree,

Berdasarkan penggunaan beberapa tumbuhan obat ini secara tradisional maka dilakukan penelitian untuk mengetahui aktivitas antihiperurisemia dengan pemberian ekstrak

A Needs Analysis For Designing An Esp-Based Syllabus In An Islamic Studies Education Program.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Diberit ahukan bahwa set el ah diadakan penel it ian ol eh Kel ompok Kerj a (Pokj a) Lel ang Fisik Pembangunan Gedung Area St udent Cent er di MAN Insan Cendekia Jambi menurut ket