PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PENGELOLAAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN
ORGANISASI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN PADANG LAWAS
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ASTRI NOVIA SIREGAR NIM. 8126132004
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
PENGARUH BUDAYA SEKOLAH, KECERDASAN EMOSIONAL, DAN PENGELOLAAN STRES KERJA TERHADAP KOMITMEN
ORGANISASI GURU SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI KABUPATEN PADANG LAWAS
TESIS
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Administrasi Pendidikan
Oleh :
ASTRI NOVIA SIREGAR NIM. 8126132004
PRODI ADMINISTRASI PENDIDIKAN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
ii ABSTRACT
Astri Novia Siregar, 8126132004. The Effect of School Culture, Emotional Quotient and Stress Management on Teacher’s Organizational Commitment in Senior High School in District of Padang Lawas.
analysis with inferential data analysis techniques. The population in this study are all teachers of senior high school in the district of Padang Lawas, amounting to 214 teachers. The research sample was determined by using a proportional stratified random sampling technique to obtain a sample of 137 teachers. The research instrument used for data collection was a questionnaire. The results of this study found: (1) there is a direct and significant effect of school culture on teachers' organizational commitment with the R41 correlation coefficient = 0,233 with a contribution effect of 5% (2) there is a direct and significant influence of emotional intelligence on organizational commitment of teachers with a correlation coefficient R42 = 0,094; (3) there is a direct and significant effect of work stress management on organizational commitment of teachers are direct and significant effect of stress management on organizational commitment of teachers working with a correlation coefficient of 0,217 with a contribution of R43 = the effect of 5%; (4) there is a direct and significant effect of school culture on the management of work stress with R31 correlation coefficient = 0,253 with a contribution of direct effect of 6%, and (5) there is a direct and significant impact of emotional intelligence on work stress management with a correlation coefficient r32 = 0,313 with contribution of the direct effect by 10%.
iii ABSTRAK
Astri Novia Siregar. NIM. 8216132004. Pengaruh Budaya Sekolah, Kecerdasan Emosional, dan Pengelolaan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan mengetahui: (1) pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Komitmen Organisasi Guru; (2) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Komitmen Organisasi Guru; (3) Pengaruh Pengelolaan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru; (4) Pengaruh Budaya Sekolah Terhadap Pengelolaan Stres Kerja; (5) Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Pengelolaan Stres Kerja Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, model yang digunakan adalah analisis jalur dengan teknik analisis data inferensial. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh guru Sekolah Menengah Atas yang ada di Kabupaten Padang Lawas yang berjumlah 214 guru. Sampel penelitian ditentukan dengan
menggunakan teknik stratified proportional random sampling sehingga
didapatkan sampel sebanyak 137 orang guru. Instrumen penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah angket. Hasil dari penelitian ini ditemukan: (1) terdapat pengaruh langsung dan signifikan budaya sekolah terhadap komitmen organisasi guru dengan koefisien korelasi 41= 0,233 dengan sumbangan pengaruhnya sebesar 5% (2) tidak terdapat pengaruh langsung dan signifikan kecerdasan emosional terhadap komitmen organisasi guru dengan koefisien korelasi 42= 0,094 ; (3) terdapat pengaruh langsung dan signifikan pengelolaan stres kerja terhadap komitmen organisasi guru dengan koefisien korelasi 43= 0,217 dengan sumbangan pengaruhnya sebesar 5%; (4) terdapat pengaruh langsung dan signifikan budaya sekolah terhadap pengelolaan stres kerja dengan koefisien korelasi 31 = 0,253 dengan sumbangan pengaruh langsung sebesar 6%; dan (5) terdapat pengaruh langsung dan signifikan kecerdasan emosional terhadap pengelolaan stres kerja dengan koefisien korelasi 32 = 0,313 dengan sumbangan pengaruh langsung sebesar 10%.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dimana
selalu memberikan rahmat dan Hidayat-Nya, sehingga Tesis ini dapat diselesaikan
dengan baik. Tesis ini bertujuan untuk memenuhi sebagian besar persyaratan
mendapatkan gelar Magister Pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas
Negeri Medan. Tesis ini berjudul “Pengaruh Budaya Sekolah, Kecerdasan Emosional, dan Pengelolaan Stres Kerja Terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas”.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang ada di dalam
tesis ini, meskipun demikian penulis telah berupaya melakukan usaha maksimal,
tentu saja hal ini disertai bantuan dari berbagai pihak. Atas bantuan yang
diberikan, maka Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Bapak Rektor Universitas Negeri Medan, Prof. Dr. H. Ibnu Hajar Damanik,
M.Pd yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti
pendidikan pada program Pascasarjana selama ini. Bapak Dr. Irsan Rangkuti,
M.Pd.,M.Si dan Prof. Dr. Sri Milfayetty, M.S.Kons, selaku pembimbing I
dan II yang telah banyak meluangkan waktu dalam mengarahkan, memotivasi
serta memberi nasihat kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.
2. Bapak Direktur, Asisten Direktur, Ketua dan Sekretaris, Bapak/Ibu Dosen
serta Pegawai Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan yang telah membimbing dan memberikan
iv
3. Bapak Dr. Darwin, M. Pd, dan Dr. Paningkat Siburian, M. Pd sebagai Ketua
dan Sekretaris Program Studi Administrasi Pendidikan Program Pascasarjana
Universitas Negeri Medan.
4. Kepada Prof. H. Syaiful Sagala, M.Pd, Dr. Zulkifli Matondang, M. Si dan
Dr. Yasaratodo Wau, M. Pd, selaku narasumber yang telah banyak
memberikan saran dan masukan kepada Penulis dalam penyelesaian tesis ini.
5. Bapak Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Padang Lawas yang telah
memberikan izin untuk melakukan penelitian bagi penulis.
6. Bapak/ Ibu Kepala Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas
yang telah membantu dalam pelaksanaan uji coba instrumen sampai
pengumpulan data penelitian ini.
7. Teristimewa buat keluarga, orangtua yang paling tersayang, Ayahanda Ali
hakim Siregar, M.Pd dan Ibunda Salmawati Pohan, S.Pd yang selalu
memberikan kasih sayang, motivasi, serta do’a disepanjang sujudnya (terima
kasih Ayah dan Ibu Penulis ucapkan semoga selalu disertai kemuliaan dan
perlindungan Allah SWT Amin). Dan kepada Abang, Kakak, Adik-adik
penulis Jhony Khawaldy, Rika Hannum,S.Pd, Sri Oktalisa, dan Utcok
Alfarizi, yang selalu memberi motivasi, pengertian dan doa, sehingga Penulis
dapat menyelesaikan tesis ini tepat pada waktunya.
8. Khusus kepada someone spesial yang telah memberikan dukungan, motivasi
dan doanya selama ini sehingga Penulis dapat menyelesaikan tesis ini.
9. Sahabat Penulis Fitrianti hrp, Dian Pertiwi, Ira Ariani, Ridhamy, Aiko, noni,
v
10. Keluarga besar SDIT Ummi Aida tempat Penulis belajar dan bekerja. Kepala
Yayasan Bapak H. Abdul Kadir, S.H beserta ibu Hj. Siti Aida, B.A, Bapak
Kepala Sekolah Ayahanda Abdul Haris Harahap, S.Pd beserta bunda yang
sudah menjadi orang tua bagi Penulis, dan sahabat Penulis Julhanuddin, Iva
Irani, Wilda Handayani, Syarifadani, Halimatusya’diah, Akmal Fuadi, dan
Gembira Hati Harahap.
11. Teman-teman Penulis, mahasiswa AP khususnya angkatan XXI kelas A,
Hilmi, Wulan, Novi, Kak Sri, Yuni, Yani, Yenny, Ramli, Fitri, kak Dame,
dan Eka yang telah banyak memberikan motivasi dan kenangan terindah
yang tak akan terlupakan.
Akhirnya kepada semua pihak yang tidak dapat Penulis sebutkan satu
persatu, yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian pendidikan dan
penyusunan tesis ini, Penulis berharap kiranya seluruh perhatian, kebaikan, dan
bantuan yang telah diberikan kepada penulis menjadi amal kebajikan dan
mendapat barakah dari Allah SWT. Semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi
pengembangan khasanah pengetahuan.
Medan, Agustus 2014 Penulis
vi
BAB II KAJIAN TEORITIK, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS ... 13
D. Paradigma Penelitian... 45
vii
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 47
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian ... 47
B. Metode Penelitian ... 47
C. Populasi dan Sampel ... 48
D. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ... 54
E. Teknik Pengumpulan Data dan Kisi-Kisi Instrumen ... 56
F. Uji Coba Instrumen... 59
G. Teknik Analisis Data ... 64
H. Hipotesis Statistik ... 74
BAB IV HASIL PENELITIAN ... 76
A. Deskripsi Data Penelitian ... 76
B. Tingkat Kecenderungan Variabel Penelitian... 82
C. Uji Prasyarat Analisis Data ... 85
D. Pengujian Hipotesis... 91
E. Pengujian Kesesuaian Model ... 95
F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 99
G. Keterbatasan Penelitian ... 105
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 108
A. Kesimpulan ... 108
B. Implikasi ... 109
C. Saran ... 111
viii
3.5 Penentuan Sampel Penelitian Setiap Unit ... 54
3.6 Kisi-kisi Instrumen Komitmen Organisasi Guru ... 57
3.7 Kisi-kisi Instrumen Budaya Sekolah ... 58
3.8 Kisi-kisi Instrumen Kecerdasan Emosional ... 59
3.9 Kisi-kisi Instrumen Pengelolaan Stres Kerja ... 59
3.10 Interpretasi Koefisisen Nilai r ... 63
3.11 Rekapitulasi Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian... 64
3.12 Tingkat kecenderungan Variabel Penelitian ... 67
4.1 Data Masing-masing Variabel ... 76
4.2 Distribusi Frekuensi Variabel Komitmen Organisasi Guru… 77
4.3 Distribusi Frekuensi Variabel Budaya Sekolah ... 78
4.4 Distribusi Frekuensi Variabel Kecerdasan Emosional ... 80
4.5 Distribusi Frekuensi Variabel Pengeloaan Stres Kerja ... 81
4.6 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Komitmen Organisasi 82 4.7 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Budaya Sekolah ... 83
4.8 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Kecerdasan Emosional 84 4.9 Distribusi Frekuensi dan kategori skor Pengelolaan Stres Kerja 85 4.10 Ringkasan Hasil Uji Normalitas ... 86
4.11 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atasX1 ... 87
4.12 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atasX2 ... 87
4.13 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X4 atasX3 ... 88
4.14 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atasX1 ... 89
4.15 Rangkuman Hasil ANAVA Variabel X3 atasX2 ... 90
4.16 Ringkasan Hasil Koefisien Korelasi (r) ... 90
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Faktor-Faktor Penentu Komitmen Organisasi ... 13
2.2 Stressor and their Appraisal ... 36
2.3 Model Teoretik Variabel Penelitian ... 45
4.1 Histogram Skor Komitmen Organisasi Guru … ... 78
4.2 Histogram Budaya Sekolah... 79
4.3 Histogram Skor Kecerdasan Emosional ... 80
4.4 Histogram Skor Pengelolaan Stres Kerja ... 82
4.5 Paradigma Variabel X1, X2 dan X3 Terhadap X4 ... 95
4.6 Paradigma Variabelsetelah ditrimming ... 96
x
C. Pengelolaan Stres Kerja………... 122
D. Komitmen Organisasi……….. 125
2. Uji Coba Validitas dan Reabilitas Angket……… 128
A. Variabel Komitmen Organisasi Guru………. 128
B. Variabel Budaya Sekolah……… 130
C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 132
D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 134
3. Data Hasil Penelitian... 136
4. Analisis Hasil Uji Coba Instrumen………... 142
A. Hasil Uji Coba Instrumen Komitmen Organisasi……… 142
B. Hasil Uji Coba Instrumen Budaya Sekolah……… 148
C. Hasil Uji Coba Instrumen Kecerdasan Emosional………….. 154
D. Hasil Uji Coba Instrumen Pengelolaan Stres Kerja………… 160
5. Perhitungan Uji Coba Validitas Secara Manual………... 167
A. Variabel Komitmen Organisasi………... 167
B. Variabel Budaya Sekolah……… 167
C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 168
D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 169
6. Perhitungan Uji Reliabilitas Secara Manual ... 170
A. Variabel Komitmen Organisasi Guru………. 170
B. Variabel Budaya Sekolah……… 171
C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 172
xi
7. Analisis Data Deskriptif...…... 175
A. Variabel Komitmen Organisasi Guru……….. 175
B. Variabel Budaya Sekolah……… 176
C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 178
D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 179
8. Identifikasi Tingkat Kecenderungan Data Hasil Penelitian...… 181
A. Variabel Komitmen Organisasi Guru………. 181
B. Variabel Budaya Sekolah……… 182
C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 182
D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 183
9. Uji Normalitas...………. 184
A. Variabel Komitmen Organisasi Guru………. 185
B. Variabel Budaya Sekolah……… 186
C. Variabel Kecerdasan Emosional……….. 187
D. Variabel Pengelolaan Stres Kerja……… 188
10. Uji Linearitas...……….…… 189 11. Perhitungan Koefisien Korelasi Antar Variabel Penelitian………. 225
12. Perhitungan Koefisisen Jalur... ……… 229
13. Perhitungan Uji Hipotesis...………. 234
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancang untuk
mencapai tujuan yang telah di tetapkan. Pendidikan juga bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Sekolah sebagai institusi
pengelola pelayanan pendidikan diharapkan dapat memfungsikan seluruh sumber
daya yang ada secara efektif dalam mencapai tujuan dan efisien dalam
menggunakan sumber daya tersebut. Sebagai institusi pendidikan, sekolah
merupakan suatu sistem tempat proses pendidikan berlangsung, yang memiliki
berbagai perangkat dan unsur-unsur yang saling berkaitan misalnya guru.
Guru sebagai pelaksana pendidikan memegang peranan penting dan
strategis dalam penentuan tercapainya tujuan pembelajaran. Guru tidak hanya
bertanggung jawab menyampaikan pelajaran, tetapi juga harus dapat menciptakan
suasana belajar yang menyenangkan. Betapapun baik dan lengkapnya sarana dan
prasarana pendidikan, kurikulum, media, sumber atau hebatnya teknologi
pendidikan, semua itu tidak akan berarti apa-apa jika tidak dibarengi dengan
komitmen guru.
Dalam bekerja guru harus memiliki rasa tanggung jawab dan dedikasi
yang tinggi terhadap pekerjaan itu sendiri maupun terhadap lingkungan
pekerjaannya. Guru akan bekerja dengan penuh rasa tanggung jawab dan dedikasi
yang tinggi jika memiliki komitmen organisasi. Keberhasilan seseorang dalam
2
suatu tugas yang diberikan kepadanya dapat ditentukan oleh bagaimana komitmen
mereka pada tugas dan tingkat pendidikan atau pengetahuannya. Tanpa adanya
suatu komitmen, tugas-tugas yang diberikan kepadanya akan sukar untuk
dilaksanakan dengan baik.
Guru sebagai bagian penting dari penyelenggaran pendidikan harus
mempunyai komitmen yang tinggi. Komitmen menjadi sangat penting karena
komitmen merupakan hal yang paling mendasar dalam melaksanakan suatu
pekerjaan. Guru akan kesulitan melakukan peran dan tanggung jawabnya sebagai
pendidik apabila tidak memiliki komitmen. Komitmen guru terhadap lembaga
sekolah sebagai organisasi pada dasarnya merupakan suatu kondisi yang dirasakan
oleh guru yang dapat menimbulkan perilaku positif yang kuat terhadap organisasi
kerja yang dimilikinya. Komitmen terhadap organisasi berkaitan dengan
identifikasi dan loyalitas pada organisasi dan tujuan-tujuannya. Seseorang yang
telah berkomitmen tidak akan ragu menentukan sikap dan tanggung jawab
terhadap keputusan yang diambilnya.
Colquitt, LePine, dan Wesson (2009:67) mengatakan, “Organizational
commitment is defined as the desire on the part of an employee to remain a
member of the organization.” (komitmen organisasi sebagai keinginan karyawan
untuk menjadi atau terikat pada organisasi). Ini berarti komitmen organisasi
merupakan dorongan atau kemauan seseorang anggota untuk selalu bersatu
dengan kelompok atau organisasinya. Hal mendasar dalam melaksanakan suatu
pekerjaan adalah komitmen, karena akan sulit menyelesaikan pekerjaan dengan
3
dan bersedia menerima setiap resiko dari tindakan yang dilakukannya,
bertanggung jawab terhadap resiko yang timbul, dan tidak ragu untuk menentukan
sikap.
Dalam organisasi sekolah, guru merupakan tenaga professional yang
berhadapan dengan siswa. Maka guru menjalankan tugasnya sebagai pendidik
harus mampu menjalankan kebijakan-kebijakan dengan tujuan-tujuan tertentu dan
mempunyai komitmen yang kuat terhadap sekolah tempat ia bekerja. Guru yang
memiliki komitmen yang tinggi terhadap tugasnya akan bekerja keras, hal ini
dilakukan bukan hanya untuk dirinya sendiri tetapi juga untuk orang lain.
Komitmen guru dapat diukur melalui peran guru dalam dunia pendidikan
yang mengalami perubahan terus-menerus dan dipengaruhi oleh budaya sekolah,
kecerdasan emosional, dan pengelolaan stres. Kaitannya dengan pelaksanaan
tugas di sekolah, guru selalu berinteraksi dengan lingkungan kerjanya yang terdiri
dari siswa dan komponen sekolah lainnya. Melaksanakan monitoring dan menilai
kegiatan siswa sehari-hari.
Dampak negatif yang ditimbulkan akibat guru yang tidak memiliki
komitmen yaitu: (1) guru tidak bekerja dengan sungguh-sungguh, (2) guru tidak
memberikan pelayanan terbaik, (3) tanggung jawab kerja guru rendah, (4) tingkat
kedisiplinan guru rendah, serta (5) keinginan berprestasi dan pengembangan diri
guru masih rendah. Sedangkan dampak positif dari guru yang memiliki komitmen
yaitu: (1) bekerja dengan sungguh-sungguh, (2) bangga sebagai profesi guru, (3)
4
menjaga nama baik guru, dan (5) memberikan pelayanan terbaik terhadap peserta
didik.
Guru yang memiliki komitmen organisasi adalah guru yang mempunyai
kemampuan dalam menjalankan tugas dan kewajiban terhadap organisasinya
dengan bekerja sungguh-sungguh, memberikan pelayanan terbaik terhadap peserta
didik, proaktif membenahi diri sesuai dengan visi, misi dan tujuan sekolah,
menerima tugas tambahan selain tugas pembelajaran, memberi pelayanan terbaik
terhadap peserta didik, tetap setia menjadi seorang guru, selalu menjaga nama
baik guru, menghindari diri dari perbuatan tercela, dan bangga berprofesi sebagai
guru.
Pada kenyataannya hal tersebut jauh dari harapan. Berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan pada bulan Januari 2014 terhadap 124 orang guru
pada empat Sekolah Menengah Atas (SMA) di Kabupaten Padang Lawas yaitu:
SMA Negeri 1 Barumun 45 orang guru, SMA Negeri 1 Sosa 35 orang guru, SMA
Negeri 1 Barumun Tengah 35 orang guru, dan SMA Negeri 1 Sosopan 29 orang
guru. Ditemukan masalah pada komitmen organisasi guru.
Tabel 1.1 Rendahnya Komitmen Organisasi Guru di SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas
No Uraian Jumlah Guru Presentase
1 Guru tidak bekerja dengan sungguh-sungguh 56 45%
2 Guru tidak memberikan pelayanan terbaik 62 50%
3 Tanggung jawab kerja guru rendah 56 45%
4 Tingkat kedisiplinan guru rendah 56 45%
5 Keinginan guru untuk berprestasi dan
mengembangkan diri rendah
5
Fenomena yang menunjukkannya antara lain: (1) guru tidak bekerja
dengan sungguh-sungguh (45%), ditunjukkan dengan masih banyaknya guru yang
tidak memiliki media pembelajaran untuk mengajar dikelas. (2) Guru tidak
memberikan pelayanan terbaik (50%), ditunjukkan dengan masih banyaknya guru
yang mengajar tidak sesuai dengan isi Rencana Program Pembelajaran (RPP),
tidak memiliki buku panduan mengajar selain dari buku yang dibagikan oleh
pihak sekolah. (3) Tanggung jawab kerja rendah (45%), ditunjukkan dengan
banyaknya tugas-tugas guru belum dilaksanakan sebagaimana yang seharusnya.
(4) Tingkat kedisiplinan guru rendah (45%), ditunjukkan dengan masih banyak
guru yang sampai ke sekolah ketika bel sudah berbunyi, tidak langsung masuk ke
kelas ketika bel sudah berbunyi, dan menutup pelajaran dengan keluar dari kelas
sebelum bel berbunyi. (5) Keinginan berprestasi dan mengembangkan diri masih
rendah (40%), ditunjukkan dengan rendahnya keinginan guru untuk melanjutkan
pendidikannya karena faktor usia, sibuk dengan pekerjaan sampingan untuk
menopang kehidupan ekominya, ketiadaan waktu, atau karena penghasilan dari
kerja sampingan cukup menjanjikan.
Colquitt, LePine, dan Wesson (2009:64) mengatakan bahwa komitmen
dipengaruhi oleh banyak faktor. Mekanisme organisai diantaranya mencakup
struktur persepsi guru terhadap kepemimpinan, budaya organisasi (organizational
culture), struktur organisasi (organizational structure). Mekanismen tim
mencakup perilaku dan gaya kepemimpinan (leadership style and behavior),
kekuasaan dan pengaruh kepemimpinan (leadership power and influence), proses
6
individu mencakup kepribadian dan nilai-nilai etika/budaya (personaity and
cultural values), dan kemampuan (ability). Mekanisme individu termasuk
kepuasan kerja (job satisfaction), stres/tekanan (stress), motivasi (motivation),
kepercayaan, keadilan, dan etika (trust, justice, and ethics), dan pengambilan
keputusan (learning and decision making). Sedangkan hasil yang diharapkan
adalah kinerja (job performance), dan komitmen organisasi (Organizational
Commitment.
Selanjutnya komitmen organisasi menurut Colquitt, LePine, dan Wesson
(2009:68) dibedakan atas tiga komponen, yaitu komitmen afektif (affective
commitment), komitmen normatif (normative commitment), dan komitmen
berkelanjutan (continuance commitment). Komitmen afektif berkaitan dengan
keinginan individu secara emosional untuk tetap (want to) terikat dengan
profesinya. Hal ini dikarenakan individu merasa bahwa nilai-nilai dan tujuan yang
ada dalam dirinya sama dengan nilai-nilai dan tujuan profesi yang dimasukinya.
Komitmen normatif merupakan komitmen dengan dasar kewajiban (ought to)
untuk tetap bertahan pada suatu profesi karena memang itu adalah suatu hal yang
harus dilakukannya. Dalam hal ini, terjadi juga internalisasi nilai-nilai suatu
profesi di dalam diri individu. Komitmen berkelanjutan merupakan komitmen
yang didasari oleh kesadaran akan sejumlah biaya yang akan ditanggung jika
bertahan atau jika meninggalkan profesi tertentu.
Diduga budaya sekolah turut mempengaruhi di dalam komitmen organisasi
guru, karena budaya membantu tercapainya tujuan sekolah. Menurut Kythreotis
7
peran dan tugasnya sesuai dengan keyakinan, nilai dan norma di sekolah. Dampak
negatif yang ditimbulkan jika guru tidak mengikuti budaya sekolah yaitu: (1) guru
tidak mampu bekerja sama dengan teman guru lainnya, (2) guru tidak memiliki
rasa kekeluargaan terhadap sekolah tempat ia bekerja, (3) tidak ada rasa saling
menghormati sesama guru, dan (4) kurangnya disiplin guru . Sedangkan dampak
positif yang ditimbulkan dari guru yang mengikuti budaya sekolah yaitu: (1) guru
mampu bekerja sama dengan rekan guru lainnya, (2) guru memiliki rasa
kekeluargaan terhadap sekolah tempat ia bekerja, (3) saling menghormati sesama
guru, dan (4) disiplin terhadap aturan-aturan yang berlaku di sekolah.
Kecerdasan emosional juga diduga turut mempengaruhi komitmen
organisasi guru, karena guru yang memiliki kecerdasan emosional mampu
mengontrol emosi ketika berhadapan dengan orang lain. Menurut Goleman
(2002:21) kecerdasan emosional 80% mempengaruhi keberhasilan seseorang,
sedangkan 20% lagi dipengaruhi oleh kecerdasan intelektual. Ini menunjukkan
bahwa apabila guru sudah memiliki kecerdasan emosional sudah pasti guru
tersebut memiliki komitmen. Terlihat dari bentuk perwujudan sikap dan perilaku
guru di dalam mengabdikan diri di sekolah. Dampak negatif yang ditimbulkan
apabila guru tidak memiliki kecerdasan emosional yaitu: (1) guru tidak memiliki
kesadaran diri, (2) guru tidak mampu mengelola emosi diri sehingga
menimbulkan perkelahian, (3) guru tidak memiliki motivasi mengajar, dan (4)
guru tidak memiliki keterampilan sosial. Sedangkan dampak positif yang
ditimbulkan dari guru yang memiliki kecerdasan emosional yaitu: (1) guru
8
sekolah, (3) guru mampu memotivasi dirinya dan orang lain, dan (4) guru
memiliki keterampilan sosial.
Faktor lain yang diduga turut mempengaruhi komitmen organisasi guru
adalah stres kerja. Dikarenakan terlalu banyaknya tekanan kerja yang dihadapi
guru seperti minimnya gaji, bertambahnya beban kerja, kesulitan yang ditemukan
ketika berhadapan dengan siswa dan gagal dalam sertifikasi. Hal ini memicu guru
untuk stres. Robbins (2007:793) menjelaskan stres adalah kondisi dinamik yang di
dalamnya individu menghadapi peluang, kendala atau tuntutan yang terkait
dengan apa yang sangat diinginkannya. Untuk itu guru perlu mengelola stres kerja
supaya stres tidak berdampak negatif pada dirinya. Adapun solusi terbaik agar
guru terhindar dari stres yaitu: (1) guru harus mampu memanajemen waktu, (2)
guru bersedia memaafkan, (3) guru menjaga pola hidup sehat, (4) guru
memperbaiki persepsi.
Berdasarkan temuan pada beberapa Sekolah Menengah Atas Negeri
Kabupaten Padang Lawas tersebut, dapat dilakukan eksplorasi terhadap beberapa
variabel yang mempengaruhi komitmen organisasi guru secara empiris dan
konseptual. Sebagaimana dijelaskan di atas, diduga bahwa budaya sekolah,
kecerdasan emosional, dan pengelolaan stres kerja berpengaruh terhadap
komitmen organisasi guru.
Jika dugaan ini teruji, maka konsep tentang hubungan keempat variabel ini
dapat digunakan untuk menjelaskan, meramalkan, dan menemukan alternatif
untuk mengatasi masalah komitmen organisasi guru di sekolah tersebut. Beranjak
9
“Pengaruh Budaya Sekolah, Kecerdasan Emosional, dan Pengelolaan Stres kerja
terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten
Padang Lawas”.
B. Identifikasi Masalah
Komitmen organisasi guru merupakan suatu masalah yang kompleks
karena meliputi banyak hal, seperti jenis komitmen, faktor yang mempengaruhi
komitmen organisasi, upaya peningkatan komitmen organisasi, dan sebagainya.
Berdasarkan uraian diatas, maka diidentifikasi beberapa masalah yang
berhubungan dengan komitmen organisasi guru, antara lain: (1) apakah gaya
kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru
Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?, (2) apakah kepuasan
kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas
Negeri Kabupaten Padang Lawas?, (3) Apakah pengambilan keputusan
berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri
Kabupaten Padang Lawas?, (4) Apakah komunikasi interpersonal berpengaruh
terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten
Padang Lawas?, (5) Apakah kepercayaaan dan keadilan berpengaruh terhadap
komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang
Lawas?, (6) Apakah iklim organisasi sekolah berpengaruh terhadap komitmen
organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?, (7)
Apakah motivasi kerja guru berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru
10
sekolah berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas
Negeri Kabupaten Padang Lawas?, (9) Apakah Kecerdasan Emosional
berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri
Kabupaten Padang Lawas?, (10) Apakah pengelolaan stres kerja berpengaruh
terhadap komitmen organisasi guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten
Padang Lawas?
C. BatasanMasalah
Mencermati beragamnya variabel yang mempengaruhi komitmen
organisasi guru, penelitian yang berhubungan dengan komitmen organisasi guru
dibatasi pada variabel budaya sekolah, Kecerdasan Emosional, dan pengelolaan
stres kerja. Pembatasan ini bukan mengabaikan pengaruh variabel lain, tapi lebih
pada pertimbangan fenomena awal. Penelitian dibatasi hanya pada Sekolah
Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas, dikarenakan fenomena
berkaitan dengan masalah komitmen organisasi guru ditemui di sekolah ini, dan
juga karena keterbatasan kemampuan dana dan waktu yang belum memungkinkan
untuk meneliti keseluruhan variabel. Berdasarkan hal tersebut, maka penelitian ini
mengambil judul “Pengaruh Budaya Sekolah, Kecerdasan Emosional, dan
Pengelolaan Stres kerja terhadap Komitmen Organisasi Guru Sekolah Menengah
11
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan di atas, maka masalah
penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:
1. Apakah budaya sekolah berpengaruh terhadap pengelolaan stres kerja guru
Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?
2. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap pengelolaan stres
kerja guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?
3. Apakah budaya sekolah berpengaruh terhadap komitmen organisasi guru
Sekolah Menengah Atas Negeri di Kabupaten Padang Lawas?
4. Apakah kecerdasan emosional berpengaruh terhadap komitmen organisasi
guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?
5. Apakah pengelolaan stres kerja berpengaruh terhadap komitmen organisasi
guru Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas?
E. TujuanPenelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:
1. Pengaruh budaya sekolah terhadap pengelolaan stres kerja guru Sekolah
Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas.
2. Pengaruh kecerdasan emosional terhadap pengelolaan stres kerja guru
Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas.
3. Pengaruh budaya sekolah terhadap komitmen organisasi guru Sekolah
12
4. Pengaruh kecerdasan emosinal terhadap komitmen organisasi guru
Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Palas.
5. Pengaruh pengelolaan stres kerja terhadap komitmen organisasi guru
Sekolah Menengah Atas Negeri Kabupaten Padang Lawas.
F. Manfaat Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat:
1. Secara Teoritis
Memberi kontribusi yang baik secara teoritis untuk pengembangan teori
yang berkaitan dengan perilaku organisasi, khususnya teori komitmen
organisasi guru, budaya sekolah, kecerdasan emosional, dan pengelolaan
stres kerja.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi kepala dinas pendidikan dan stakeholder lainnya, sebagai
informasi untuk menentukan kebijakan dalam peningkatan komitmen
organisasi guru.
b. Bagi kepala sekolah, sebagai bahan informasi untuk dapat
meningkatkan komitmen organisasi guru.
c. Bagi guru, sebagai upaya pengembangan dan peningkatan komitmen
organisasi guru.
d. Bagi peneliti lainnya, sebagai bahan pertimbangan dan acuan dalam
penelitian selanjutnya yang mendukung di kemudian hari.
108
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka
dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Terdapat pengaruh langsung antara budaya sekolah (X1) terhadap
komitmen organisasi guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
budaya sekolah mengakibatkan terjadinya peningkatan komitmen
organisasi guru SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas.
2. Tidak terdapat pengaruh langsung antara kecerdasan emosional (X2)
terhadap komitmen organisasi guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan kecerdasan emosional belum tentu mengakibatkan terjadinya
peningkatan komitmen organisasi guru SMA Negeri Kabupaten Padang
Lawas.
3. Terdapat pengaruh langsung antara Pengelolaan stres kerja (X3) terhadap
komitmen organisasi guru (X4). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
pengelolaan stres kerja mengakibatkan terjadinya peningkatan komitmen
organisasi guru SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas.
4. Terdapat pengaruh langsung antara Budaya sekolah (X1) terhadap
pengelolaan stres kerja guru (X3). Hal ini menunjukkan bahwa
peningkatan budaya sekolah mengakibatkan terjadinya peningkatan
Pengelolaan stres kerja guru SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas.
109
5. Terdapat pengaruh langsung antara kecerdasan emosional (X2) terhadap
Pengelolaan stres kerja (X3). Hal ini menunjukkan bahwa peningkatan
kecerdasan emosional mengakibatkan terjadinya peningkatan pengelolaan
stres kerja guru SMA Negeri Kabupaten Padang Lawas.
B. Implikasi
Berdasarkan kesimpulan yang telah diuraikan di atas, akan membawa
implikasi sebagai berikut:
1. Budaya sekolah memiliki pengaruh yang positif dengan komitmen
organisasi guru. Berdasarkan hasil uji kecenderungan data variabel
budaya sekolah diperoleh data mayoritas guru pada kategori cukup yaitu
77 responden atau 56,20% dan 43 responden atau 31,39% dalam
kategori kurang. Berdasarkan hal ini perlu adanya upaya perbaikan
Budaya sekolah yang ada di sekolah. Dalam hal ini berarti kepala sekolah
dan para guru harus terus bekerjasama dalam memperbaiki kualitas
budaya sekolah agar pada masa yang akan datang secara keseluruhan para
guru akan merasa nyaman dalam bekerja dan memungkinkan akan
meningkatkan komitmen organisasi guru dalam menjalankan tugasnya.
2. Kecerdasan emosional guru di sekolah belum tentu memiliki pengaruh
yang positif dengan komitmen organisasi guru. Berdasarkan hasil uji
kecenderungan data variabel kecerdasan emosional diperoleh data
mayoritas guru pada kategori cukup yaitu 84 responden atau 61,32% dan
110
perlu adanya upaya perbaikan kecerdasan emosional guru agar pada masa
yang akan datang secara keseluruhan akan dapat meningkatkan komitmen
organisasi guru.
3. Pengelolaan Stres Kerja memiliki pengaruh yang positif dengan komitmen
organisasi guru. Dari hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa
kecenderungan Pengelolaan Stres Kerja guru adalah 84 responden
(61,32%) dalam kategori cukup atau sedang dan 17 responden (12,41%)
dalam kategori kurang.
4. Budaya sekolah, dan Pengelolaan Stres Kerja memiliki pengaruh secara
bersama dengan komitmen organisasi guru. Hal ini bermakna bahwa guru
masih perlu mencermati dua unsur penting dalam meningkatkan komitmen
organisasi guru di sekolah tempat ia bekerja. Kedua unsur tersebut adalah
budaya sekolah, dan Pengelolaan Stres Kerja. Untuk itu agar dapat
meningkatkan komitmen organisasi guru maka budaya sekolah yang baik,
111
C. Saran
Berdasarkan temuan penelitian, maka diajukan beberapa saran berikut
untuk meningkatkan komitmen organisasi guru:
1. Kepala sekolah hendaknya:
a) Bersama dengan guru merumuskan nilai, norma, dan keyakinan yang
diterapkan di sekolah, dan senantiasa memberi teladan bagi seluruh
warga sekolah, khususnya bagi guru.
b) Menciptakan suasana kekeluargaan di sekolah, solidaritas,dan empati
sehingga guru merasa nyaman untuk terbuka mengenai kesulitan yang
dihadapi, dan selalu membantu mengatasi kendala yang dihadapi guru.
c) Rutin melakukan evaluasi terhadap diri sendiri dengan cara meminta
kritik dan saran dari guru mengenai kepemimpinan kepala sekolah.
d) Melibatkan guru dalam mencari solusi bagi permasalahan yang sedang
dihadapi oleh sekolah serta memberikan kesempatan yang merata bagi
guru untuk mengembangkan diri.
2. Guru hendaknya:
a) Membangun budaya terbuka bagi sesama guru, sehingga apabila salah
seorang guru menghadapi kendala yang tidak dapat diselesaikan
sendiri, kesulitan tersebut bisa didiskusikan bersama dengan guru lain.
b) Berpikir positif (positive thingking) terhadap kritik dan saran dari
kepala sekolah rekan dan guru, sehingga sikap yang terbentuk adalah
kritik dan saran tersebut sebagai suatu bentuk perhatian yang sifatnya
112
c) Menyadari kewajiban sebagai guru untuk membuat persiapan matang
sebelum melakukan KBM di kelas, dengan sadar mematuhi berbagai
nilai, norma, dan keyakinan yang diterapkan di sekolah sehingga
menjadi budaya sekolah yang tertanam kuat dalam diri masing-masing
guru, dan bersedia menerima sanksi dari kesalahan yang dilakukan.
d) Aktif mengembangkan diri, menambah wawasan dan pengetahuan
yang mendukung pekerjaannya, saling membagi pengalaman dan
informasi baru mengenai hal-hal yang mendukung kegiatan PBM, dan
membangun empati dan solidaritas dengan sesama guru.
3. Dinas pendidikan hendaknya:
a) Rutin melakukan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kemampuan
guru yang dikombinasikan dengan pengetahuan pengelolaan stres
kerja guru.
b) Mendukung dan memberi kesempatan yang merata bagi guru untuk
mengembangkan diri (melanjutkan pendidikan).
c) Memberikan reward kepada guru yang berprestasi, sebagai motivasi
bagi guru yang bersangkutan dan bagi guru yang lain.
4. Bagi peneliti lain, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang penelitian
ini dengan variabel yang berbeda yang turut memberikan pengaruh
terhadap komitmen organisasi guru, mengingat adanya keterbatasan dalam
113
DAFTAR PUSTAKA
Allen, Alexander. Jean. 2004. Strategi Membangun Tim Tangguh. Cetakan Pertama. Jakarta: Publisher.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian, suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Atkinson, Jacqueline. 2002. Mengatasi Stres di Tempat Kerja. Jakarta: Binarupa Aksara.
Azizi, Yahya. 2005. “Faktor-faktor yang Mempengaruhi Stres di Kalangan Guru Sekolah Menengah Di Malaysia”. Journal Of Educational Enquiry.
Berg, B.J. 2009. Budaya Sekolah: Apa itu? Bagaimana kita
memperbaikinya?http://mespa.net/School_Culture_What_is_it_How_do_
we_improve_it.html (Diakses 05 Desember 2013)
Chairy, Liche Seniati. Seputar Komitmen Organisasi. Arisan Angkatan ’86 F.Psi.UI. Jakarta: 8 September 2002.
Cochran, William. 1974. Tehnik Penarikan Sampel (Terjemahan).
Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
Colquitt, Jason A, Jeffery A. LePine, dan Michael J. Wesson. 2009.
Organizational Behavior, Improving Performance and Commitment in the Workplace.New York: McGraw Hill.
Cooper, Robert, K dan Ayman Syawaf. 1998. Executive EQ Kecerdasan
Emosional dalam Kepemimpinan dan Organisasi. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.
Echols, John M. 2003. Kamus Inggris Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Engkoswara. 2002. Lembaga Pendidikan sebaai Pusat Pembudayaan,Cetakan
Pertama. Bandung: Yayasan Amal Keluarga.
Gibson, James L, J.M. Ivancevich, James H. Donelly Jr. 1997. Organisasi (Edisi Kelima, Jilid 2). Jakarta: Erlangga
Goleman, D.2003. Emotional Intelligence: Mengapa emotional intelligence lebih penting daripada Intelectual Quotient. Alih Bahasa: Hermaya. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
114
Hardjana, Agus M. 1994. Stres tanpa Distress. Yogyakarta: Kanisius.
Hikmat. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia.
Ivancevich, Jhon M, Robert K, and Michael T.M. 2005.Perilaku Manajemen Organisasi. Alih Bahasa : Gina Gania. Jakarta: Erlanga.
Kythreotis, Andreas dan Petros Pashiardis.(2004). “The influence of School Leadership Styles and Culture on Students' Achievement in Cyprus Primary Schools”. Emerald, Journal of Educational Administration.
Levy, Lois. 2010. Tanggalkan Stres Anda. Jakarta: Interaksara.
Lumbangaol, Masdiana. 2010. “Pengaruh Persepsi Guru tentang Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, dan Pengendalian Stres Terhadap Komitmen Guru (Studi Empiris di Sub Rayon SMP Negeri 41 Medan)”,
Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Luthans, F. 2006. Perilaku organisasi. Alih Bahasa: Vivin Andika Y., Shekar P., Arie P., dan Winong R. Yogyakarta: ANDI.
Martin. 2008. Emotional Quality Managemen. Jakarta: HR Excellency.
Masaong, Abdul Kadim dan Arjan A. Tiloni. 2011. Kepemimpinan Berbasis Multiple Intelligence (Sinergi Kecerdasan Intelektual, Emosional, dan Spritual untuk Meraih Kesuksesan yang Gemilang). Bandung: Alfabeta.
Muslim, Sri Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru. Bandung: Alfabeta.
Newstrom, John W. 2007. Organizational Behavior (Twelfth Edition).New York: McGraw Hill.
Nurkholis. 2003. Manajemen Berbasis Sekolah (Teori, Model, dan Aplikasi).
Jakarta: Grasindo.
Purba, Sukarman. 2010. Kinerja Pimpinan Jurusan di Perguruan Tinggi.
Yogyakarta: Laksbang Pressindo.
Rivai, Veithzal dan Dedy Mulyadi. 2011. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi (Edisi ketiga). Jakarta: Raja Grafindo Persada.
115
Safaria, Triantoro. 2012. Stres Kerja Pendidik. Suara Merdeka, 19 Januari 2012.
Sagala, Syaiful. 2006. Manajemen Strategik dalam Peningkatan Mutu
Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
---. 2013. Memahami Organisasi Pendidikan Budaya dan
Reinventing Organisasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Schatz, K. And Schatz L. 1995.Managing by Influence. New Jersey: Prentice Hall, Inc.
Siwi, Tri. 2005. “Pengaruh Komitmen Profesi, Partisipasi Anggaran dan Self -Efficacy Terhadap Konflik Peran (Studi Empiris Pada Wanita Karir di Yogyakarta)”,Simposium Riset Ekonomi II.Surabaya: Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI).
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta: Andi.
Sudjana. 2005. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan, Pendekatan Kuantitatif,
Pendekatan Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta
---. 2010. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta
Suharsaputra, Uhar. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.
Sunyoto, Danang. 2013. Teori, Kuesioner, dan Proses Analisis Data Perilaku Organisasional. Jakarta: CAPS.
Ukur, Jumpa. 2011. “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kepala Sekolah, Kepuasan Kerja, dan Pengendalian stres terhadap Komitmen Kepala Sekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri/MI di Kota Tebing Tinggi”. Tesis. Medan: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan.
Yukl, Gary. 2007. Kepemimpinan Dalam Organisasi. Alih Bahasa : Budi Suprianto. Indeks : Jakarta.
Quinn, Andrea Jean. 2005. “School Leadership, Culture, and Teacher