commit to user
DAMPAK PADA RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2003 – 2008
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi Universitas Sebelas Maret
Oleh:
FITRI AGUS SUSANTI F 1 2 0 6 0 2 1
FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
commit to user
commit to user
MOTTO
” Wahai orang-orang yang beriman! Mohonlah pertolongan (kepada ALLOH) dengan sabar dan salat. Sungguh, ALLOH beserta orang-orang yang sabar.”
(QS. Al- Baqarah: 153)
”Hidup adalah perbuatan baik atau buruknya hanyalah sebuah pilihan. Bukan cari siapa yang salah tapi apa masalahnya, berjuanglah dengan hati walau berat
pasti akan tercapai” (…….Aku……)
“All our dream can come true, if we have the courage to pursue them”. (Walt Disney)
”Keramahtamahan dalam perkataan menciptakan keyakinan, keramahtamaan dalam pemikiran menciptakan kedamaian, ketamahtamahan dalam memberi
commit to user
PERSEMBAHAN
Skripsi ini Penulis persembahkan kepada : Ayah dan Ibuku
commit to user
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Allah SWT, karena hanya atas ridho dan rahmat-Nya penulisan skripsi dengan judul ” Dampak Pemecahan Saham Pada Perbedaan Return dan Likuiditas Saham Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdapat di BEI Tahun 2003 – 2008” dapat terselesaikan dengan baik.
Skripsi ini disusun dalam rangka melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan, bimbingan, serta kerjasama yang baik dari berbagai pihak tidak dapat mewujudkan skripsi ini. Maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :
1. Prof. Dr. Bambang Sutopo, M.Com, Ak, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Dra. Endang Suhari, MSi, selaku Ketua Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Wiyono, MM., selaku Sekretaris Program Non Reguler Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
commit to user
5. Lilik Wahyudi, SE.,MSi, selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan saran – saran kepada penulis setiap semester. 6. Seluruh Dosen Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas
Maret Surakarta yang telah mendidik dengan ilmu dan pengetahuan, serta berbagi pengalaman hidupnya.
7. Bapak dan Ibu serta keluargaku tercinta, yang selalu memberikan do’a, kasih sayang, perhatian, kesabaran, motivasi untuk menjadikan penulis melakukan yang benar dan terbaik.
8. Segenap sahabat-sahabatku angkatan 2006 Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
9. Semua pihak yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan perlindungan kepada semua pihak atas perbuatan baik yang telah diberikan kepada penulis.
Dunia keuangan akan terus mengalami berbagai perubahan penting. Sungguh menarik bagi penulis untuk dapat ikut berpartisipasi dalam perbaikan, penyempurnaan dan pengembangan skripsi ini dimasa mendatang. Penulis sangat mengharapkan masuknya komentar dan saran dari berbagai kalangan pembaca. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Surakarta,11 Maret 2011
commit to user
Special thanks to::
Satu fase telah berlalu, tapi didalamnya bukan hanya ada cerita singkat tanpa makna, melainkan sebuah perjuangan panjang yang penuh dengan tetesan keringat, canda tawa, duka, serta doa...
Saya dedikasikan buah karya tangan ini untuk :
Mama & alm Nenek ( I Love U)…. Terimakasih atas smua
perjuangan & kesabaranmu yang telah menyayangiku, selalu mendukung,
dan selalu mendoakan setiap langkahku untuk menjadi yang terbaik, Fitri
bangga punya mama (My Mom is My Hero).
Mas Pur, Teteh Yenni ku yang Cerewet & Adik ku
yang keras kepala (jgn bandel y)….Tetaplah jadi bagian dari
hidupku.
Aang (paman) & 2 keponakan aku yang lucu Febri &
Meisya…. Kalian yang selalu bikin aku tersenyum J
Pipi Tofa….Thanks buat semua support yang telah kamu berikan
selama ini.
Forever Love (Dian & Rizty) Aang…T’best Friends, semoga
kita jadi orang sukses, AMIEN.
Farida makasih JMna dah nganterin aku kemana2, Intan (Surty)
seneng klo lihat kamu lebay,,,Anak kos Putri Ayu ( Ima, Diah, Destia,
Septi, Dian, Sinthia) salam lebay deh J
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL... i
ABSTRAK ... ii
HALAMAN PERSETUJUAN... iii
HALAMAN PENGESAHAN... iv
HALAMAN MOTTO ... v
2. Faktor Penentu Pengembalian Saham... 11
3. Dasar Keputusan Investasi dan Pengembalian Saham ... 13
4. Pemecahan Saham ... 15
5. Dampak Pemecahan Saham bagi Pemegang Saham... 21
6. Hubungan antara Stock Split dengan Harga Saham dan Pengembalian Saham (Return saham) ... 26
7. Hubungan antara Stock Split dengan Likuiditas Saham... 29
B. Hasil Penelitian Terdahulu ... 30
commit to user
D. Hipotesis... 33
BAB III METODE PENELITIAN ... 34
A. Jenis Penelitian... 34
B. Populasi dan Sampel ... 34
C. Data dan Sumber Data ... 36
D. Teknik Pengumpulan Data... 37
E. Teknik Analisis Data... 37
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN... 41
A. Deskripsi Data... 41
B. Analisis Deskriptif ... 42
1. Return Saham ... 42
2. Abnormal Return... 45
3. Trading Volume Activity... 47
C. Pengujian Hipotesis... 49
1. Hasil Pengujian Reaksi Pasar Modal Sebelum dan SesudahPeristiwa Stock Split Terhadap Return ... 50
2. Hasil Pengujian Reaksi Pasar Modal Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split Terhadap Abnormal Return... 52
3. Hasil Pengujian Reaksi Pasar Modal Sebelum dan Sesudah Peristiwa Stock Split Terhadap Trading Volume Activity... 55
D. Pembahasan... 58 Trading Volume Activity ... 60
BAB V PENUTUP... 61
A. Kesimpulan ... 61
B. Keterbatasan Penelitian... 62
commit to user
commit to user
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 4.1 Hasil Analisis Deskriptif Return di SekitarTanggal
Pengumuman Stock split haria ... 43 Tabel 4.2 Hasil Analisis Deskriptif Return di SekitarTanggal
Pengumuman Stock split rata-rata ... 44 Tabel 4.3 Hasil Analisis Deskriptif Abnormal Return di SekitarTanggal
Pengumuman Stock split harian ... 45 Tabel 4.4 Hasil Analisis Deskriptif Abnormal Return di SekitarTanggal
Pengumuman Stock split rata-rata ... 46 Tabel 4.5 Hasil Analisis Deskriptif Tranding Volume Activity di Sekitar
Tanggal Pengumuman Stock Split harian... 48 Tabel 4.6 Hasil Analisis Deskriptif Tranding Volume Activity di Sekitar
Tanggal Pengumuman Stock Split rata-rata ... 49 Tabel 4.7 Hasil Paried Sampel t Test Return saham di Seputar Tanggal
Pengumuman Stock Split (Secara Harian)... 51 Tabel 4.8 Hasil Paried Sampel t Test Return di Seputar Tanggal
Pengumuman Stock Split (Secara Rata-Rata) ... 52 Tabel 4.9 Hasil Paried Sampel t Test Abnormal Return di Seputar
Tanggal Pengumuman Stock Split (Secara Harian) ... 53 Tabel 4.10 Hasil Paried Sampel t Test Abnormal Return di Seputar
Tanggal Pengumuman Stock Split (Secara Rata-Rata) ... 54 Tabel 4.11 Hasil Paried Sampel t Test Trading Volume Activity di
Seputar Tanggal Pengumuman Stock Split Secara Harian)... 56 Tabel 4.12 Hasil Paried Sampel t Test Trading Volume Activity di
commit to user
DAFTAR GAMBAR
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Tabel Daftar Perusahaan Sampel yang Melakukan Publikasi
Stock Split Tahun 2003-3008 ... 69
Lampiran 2 Return Saham Selama Windows Period... 71
Lampiran 3 Abnormal Return Selama Windows Period... 75
Lampiran 4 Trading Volume Activity Selama Windows Period... 79
Lampiran 5 Output SPSS Descriptives... 84
commit to user
ABSTRAK
DAMPAK PERBEDAAN RETURN DAN LIKUIDITAS SAHAM SEBELUM DAN
SESUDAH STOCK SPLIT PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR
DI BEI TAHUN 2003-2008. Skripsi, Surakarta: Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta, April 2011.
Fitri Agus Susanti.
F1206021.
Informasi merupakan kebutuhan yang mendasar bagi para investor dalam mengambil keputusan berinvestasi. Informasi dapat mengurangi ketidakpastian yang terjadi, sehingga keputusan yang diambil diharapkan akan sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Salah satu informasi tersebut adalah pengumumn stock split atau pemecahan saham. Informasi tersebut dapat memiliki makna atau nilai jika keberadaan informasi tersebut menyebabkan investor melakukan trasaksi di pasar modal, yang akan tercermin pada perubahan return, abnormal return
dan aktivitas volume perdagangan saham.
Permasalah pokok dalam penelitian ini adalah apakah pengumuman stock split akan mempengaruhi return, abnormal return dan trading volume activity baik untuk masing – masing saham maupun keseluruhan saham di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini merupakan penelitian event study. Data yang digunakan adalah data historis dan pemilihan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive sampling. Sedangkan model yang digunakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah market model. Untuk mengetahui adanya pengaruh pengumuman stock split terhadap return, abnormal return
dan trading volume activity masing–masing maupun keseluruhan saham di Bursa Efek Indonesia dilakukan dengan menggunakan uji statistik t-test.
Berdasarkan hasil penelitian ini ditemukan bahwa return untuk keseluruhan saham tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split, meskipun pada pengujian secara individual pada return ada satu emiten pada period ke t-9 & t+9 yang menunjukan pengaruh yang signifikan.Sedangkan pada Abnormal return untuk keseluruhan saham tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split. Sedangkan pada pengujian trading volume activity untuk keseluruhan saham menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split, meskipun pada pengujian secara individual ada enam emiten pada period ke t-10, t-9, t-7, t-4, t-3, t-2 & t+2, t+3, t+4, t+7, t+9, t+10 yang menunjukan ada pengaruh yang signifikan terhadap pengumuman stock split.
commit to user
ABSTRACT
THE IMPACT OF DIFFERENCES IN RETURN AND LIQUIDITY OF STOCKS BEFORE AND AFTER THE STOCK SPLIT ON MANUFACTURING CAMPINIES LISTED ON THE BEI DURING IN THE YEAR 2003-3008. Thesis, Surakarta: Economy
Faculty of Surakarta Sebelas Maret University, July 2010.
Fitri Agus Susanti.
F1206021.
Information is investor’s basic need for investing decision. It can decrease the uncertainty, so decision that has been made will achieve the purpose. Including such of information is the announcement of stock split. It will be so much valuable in the existence of the information cause the investor makes trading in the stock market and that will be reflected from stock price changing and stock trading activity.
The main issue of this research is the stock split announcement effect on return, abnormal return and trading volume activity on each and all stock in Indonesia Stock Exchange.
The methodology of this research explored by event study which using historical data series implemented in purposive sampling method. The model used in this research is market model and to measure the effect of stock split announcement on return, abnormal return and
trading volume activity on each and all stock in Indonesia Stock Echange used statistic test, t-test.
Based on the results of this study found that the overall return for shares no significant effect on stock split announcement, although the test individually in a single issuer return in period to t-9 & t +9 showing signifikan.Sedangkan influence on abnormal returns to whole shares no significant effect on stock split announcement. While the trading volume test for the overall stock activity showed a significant influence on stock split announcement, although the individual tests there are six listed companies in period t-10, t-9, t-7, t-4, t-3, t-2 & t +2, t +3, t +4, t +7, t +9, t +10 that showed no significant effect on stock split announcement.
commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pasar modal sangat bermanfaat bagi para investor dan dunia usaha pada umumnya. Pasar modal berperan sebagai sumber dana yang bersifat jangka panjang, alternatif investasi, wahana untuk melakukan restrukturisasi permodalan perusahaan, dan media untuk melakukan divestasi. Manfaat pasar modal bagi investor adalah memberikan kesempatan atau hak kepada masyarakat untuk memiliki perusahaan yang sehat dan mempunyai prospek yang baik dimasa depan, dan merupakan alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang bisa diperhitungkan.
Di Indonesia, pasar modal merupakan wahana yang penting dalam penyaluran dana dari pemodal (pihak yang kelebihan dana) kepada perusahaan (pihak yang kekurangan dana) secara efisien. Tanpa ada pasar modal maka akses ke sumber dana yang tersedia secara efisien akan berkurang. Akibatnya perusahaan akan menanggung biaya kapital yang lebih tinggi, atau bahkan mengurangi kegiatan usahanya, yang pada akhirnya akan menyebabkan kegiatan perekonomian nasional menjadi terganggu.
commit to user
sebenarnya, dibutuhkan suatu kondisi pasar modal yang efisien. Kondisi pasar modal yang efisien diantaranya berkaitan dengan kesadaran dari para emiten untuk menerbitkan informasi yang berkualitas, baik dari sisi keanekaragaman, kecepatan, frekuensi, kebenaran serta ketepatan informasi.
Pada pasar modal, informasi merupakan kebutuhan utama para investor, karena informasi tersebut digunakan oleh mereka untuk mengambil keputusan invetasi. Tingkat kecepatan pasar modal dalam merespon atau menyerap informasi baru telah lama menjadi perhatian para ahli ekonomi keuangan di seluruh dunia. Mereka sepakat bahwa tingkat kecepatan pasar dalam merefleksikan informasi baru ke dalam perubahan nilai sekuritas merupakan salah satu indikator tingkat efisiensi. Semakin cepat pasar modal melakukan reaksi terhadap informasi baru, maka pasar tersebut semakin efisien.
Pasar dikatakan efisien apabila memenuhi dua kriteria, yaitu harga saham mencerminkan semua informasi yang relevan saat itu dan karena informasi menyebar secara merata maka reaksi harga terhadap informasi baru terjadi seketika karena semua pemain di pasar telah memiliki antisipasi cukup. Kunci utama untuk mengukur pasar modal adalah hubungan antara harga sekuritas dengan informasi (Jogiyanto, 2000: 370).
commit to user
yang tercatat di bursa. Keputusan perusahaan melakukan corporate action (tindakan korporat) adalah dalam rangka memaksimumkan nilai perusahaannya.
Di Indonesia corporate action diajukan oleh dewan direksi perusahaan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk mendapatkan persetujuan dari pemegang saham. Selanjutnya emiten wajib melaporkan rencana corporate action tersebut kepada Bapepam dan Bursa Efek.
Dalam banyak penelitian kandungan informasi efesiensi pasar, banyak obyek studi corporate action yang dapat diambil dalam penelitian untuk menerangkan dampak yang ditimbulkan dari corporate action yang dilakukan. Obyek-obyek tersebut antara lain right issue, merger dan akuisisi, stock split, stock repurchase, pembagian dividen tunai atau dividen bonus, serta yang lainya. Pengumuman-pengumuman dari corporate action tersebut, banyak mengandung informasi yang dapat mempengaruhi reaksi investor di BEI.
commit to user
abnormal return kepada pasar, volume perdagangan, dan atau indikator atau karakteristik pasar lain dari sekuritas bersangkutan.
Selain terdapat abnormal return, reaksi pasar dapat diukur dengan indikator atau karakteristik pasar yang lain seperti dengan adanya perubahan volume perdagangan saham. Perubahan volume perdagangan saham dipasar modal menunjukkan aktivitas perdagangan saham di bursa dan mencerminkan keputusan investasi keputusan para investor di pasar modal.
Pemecahan Saham merupakan salah satu bentuk corporate action (tindakan yang dilakukan perusahaan yang berhubungan dengan aktivitas perusahaan) yang dilakukan emiten. Secara sederhana pemecahan saham berarti memecahkan saham menjadi perlembar saham (Marwata, 2001:150). Pemecahan saham mengakibatkan bertambahnya jumlah lembar saham yang beredar dipasaran. Harga perlembar saham setelah pemecahan saham lebih rendah dari harga sebelum pemecahan saham. Pemecahan saham telah menjadi alat yang digunakan untuk membentuk harga pasar saham perusahaan.
Tujuan dilakukannya pemecahan saham antara lain agar saham lebih menarik dimata investor, karena secara psikologis investor lebih tertarik membeli saham yang murah. Lebih banyaknya investor yang tertarik pada saham tersebut maka kemungkinan harga naik akan lebih besar.
commit to user
peristiwa pemecahan saham di pasar modal memberikan indikasi bahwa pemecahan saham merupakan alat yang penting dalam praktik pasar modal. Pemecahan saham telah menjadi salah satu alat yang digunakan oleh manajemen untuk membentuk harga pasar perusahaan.
Harga pasar dari saham akan mencerminkan nilai suatu perusahaan, semakin tinggi harga saham, maka semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut dan terjadi sebaliknya. Oleh karena itu setiap perusahaan yang menerbitkan saham akan sangat memperhatikan harga sahamnya. Harga saham yang terlalu rendah sering dikaitkan dengan kinerja perusahaan yang kurang baik
Dengan pemecahan saham diharapkan harga saham berada pada trading range yang terjangkau investor sehingga permintaan akan saham yang bersangkutan meningkat dan pada akhirnya likuiditasnya pun akan meningkat. Pemecahan saham yang diikuti dengan pemberian bonus share ataupun stock dividend akan menyebabkan jumlah saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harga saham lebih murah sehingga terjangkau oleh investor. Selain itu pemecahan saham diharapkan akan membawa perubahan pada return pemegang saham.
commit to user
Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Stock Split Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI Tahun 2003 - 2008”.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, peneliti merumuskan pokok permasalahan penelitian ini adalah :
1. Apakah terjadi perbedaan return saham sebelum dan sesudah pemecahan saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.
2. Apakah terjadi perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pemecahan saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.
3. Apakah terjadi perbedaan Aktivitas perdagangan saham yang dijelaskan dalam trading volume aktivity sebelum dan sesudah pemecahan saham pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasar perumusan masalah, tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
commit to user
2. Untuk memperoleh bukti empiris ada tidaknya perbedaan abnormal return sebelum dan sesudah pengumuman stock split.
3. Untuk memperoleh bukti empiris ada tidaknya perbedaan tranding volume activity pengumuman stock split.
D. MANFAAT PENELITIAN
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi pihak-pihak yang berkepentiangan, yaitu:
1. Bagi Investor
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi investor dan emiten untuk pengambilan keputusan, antara lain keputusan untuk melakukan investasi dan keputusan untuk melakukan pemecahan saham.
2. Bagi Perusahaan
commit to user
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
commit to user 9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. LANDASAN TEORI
1. Pengembalian Saham
Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi
investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47).
Tingkat pengembalian atau keuntungan yang minus berarti investasi tersebut
mengalami kerugian, sedangkan tingkat pengembalian yang positif berarti
untung. Apabila dilakukan suatu pengamatan, maka akan tampak bahwa pada
saat pasar membaik yang ditunjukkan oleh indeks pasar yaitu indeks harga
saham-saham individual juga meningkat, demikian pula sebaliknya pada saat
harga saham-saham turun. Hal ini menunjukkan tingkat keuntungan suatu
saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar, perubahan pasar dapat
dinyatakan sebagai tingkat indeks pasar atau IHSG. (Husnan, 2003:84)
Pengembalian diharapkan berkaitan dengan perkiraan atau pengharapan
dari investor secara subyektif tentang pengembalian yang akan diperoleh dari
investasinya dimasa yang akan datang. Perkiraan tentang pengembalian ini
biasanya didasarkan pada faktor-faktor yang mempengaruhi, terutama kondisi
baik atau buruk, sehingga pada setiap kondisi investor mempunyai perkiraan
commit to user
pengembalian yang diharapkan,maka hal ini merupakan keharusan untuk
menggunakan suatu pengukuran variabilitas relatife untuk mengindikasikan
risiko perunit dari pengembalian yang diharapkan.
Bagi para pemodal keuntungan yang diharapkan dari pembelian saham
perusahaan adalah (Sitompul,1996;18) :
1) Dividen adalah bagian laba yang diberikan emiten kepada para pemegang
saham. Jadi bila bisnis yang dijalankan perusahaan baik dan menghasilan
keuntungan maka para pemegang saham akan mendapat bagian
keuntungan.
2) Capital gain (nilai lebih modal,keuntungan modal),keuntungan yang
diperoleh dari penjualan aktiva modal yang telah dimilikinya selama dua
belas bulan atau lebih.
Untuk mengetahui tingkat pengembalian saham dapat dirumuskan
sebagai berikut (Widoatmodjo,1996;63) :
R = D1+P1-P0
P0
Keterangan :
R = Rate of return
D1 = Dividen
P1 = Harga pasar pada tahun pertama
commit to user
2. Faktor Penentu Pengembalian Saham
Tingkat pengembalian merupakan salah satu faktor yang memotivasi
investor berinvestasi dan juga merupakan imbalan atas keberanian investor
menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya (Tandelilin, 2001:47).
Tingkat pengembalian atau keuntungan yang minus berarti investasi tersebut
mengalami kerugian, sedangkan tingkat pengembalian yang positif berarti
untung. Apabila dilakukan suatu pengamatan, maka akan tampak bahwa pada
saat pasar membaik yang ditunjukkan oleh indeks pasar yaitu indeks harga
saham-saham individual juga meningkat, demikian pula sebaliknya pada saat
harga saham-saham turun. Hal ini menunjukkan tingkat keuntungan suatu
saham nampaknya berkorelasi dengan perubahan pasar, perubahan pasar dapat
dinyatakan sebagai tingkat indeks pasar atau IHSG (Husnan dan Pujdiati,
2003:84).
Pemilihan dari indeks pasar tidak tergantung dari suatu teori tetapi
lebih tergantung dari hasil empirisnya, indeks pasar yang dapat dipilih untuk
pasar BEI misalnya adalah IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) atau
indeks untuk saham-saham yang aktif saja, (misalnya LQ-45). IHSG adalah
gabungan berbagai jenis saham yang nilainya telah dirata-rata, dalam periode
tertentu IHSG dapat digunakan untuk membaca situasi pasar, jika digunakan
commit to user
R = Tingkat pengembalian modal
t
IHSG = Indeks harga saham gabungan pada periode yang bersangkutan
1 -t
IHSG = Indeks harga saham gabungan pada periode sebelumnya
Risiko sering dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari
outcome yang diterima dengan yang diekspektasi (Jogiyanto, 2000:124).
Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar risiko
yang harus ditanggung, semakin besar return yang harus dikompensasikan
dan begitu juga sebaliknya.
Husnan (2003:53) menyatakan deviasi standar adalah pengukuran
statistik terhadap varians atau penyimpangan suatu distribusi di sekitar
rata-ratanya juga merupakan akar kuadrat dari varians. Semakin besar deviasi
standar pengembalian, semakin besar penyimpangan hasil pengembalian dan
semakin besar risiko investasi, untuk menghitung risiko menggunakan deviasi
standar yang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
commit to user
R = Tingkat pengembalian pasar modal
)
E(Rm = Tingkat pengembalian rata-rata pasar modal
n = Banyaknya periode pengamatan
Sumber risiko dapat dibagi menjadi dua kelompok (Husnan, 2003:200) :
a. Risiko sistematis yaitu risiko yang timbul karena faktor-faktor yang
bersifat makro dan mempengaruhi semua perusahaan atau industri serta
tidak dapat dikurangi walaupun dengan cara diversivikasi. Faktor-faktor
tersebut antara lain pertumbuhan ekonomi, tingkat bunga deposito, tingkat
inflasi dan kebijakan pemerintah dibidang ekonomi.
b. Risiko tidak sistematis yaitu risiko yang timbul karena faktor-faktor mikro
yang dijumpai pada perusahaan atau industri tertentu, sehingga
pengaruhnya terbatas pada perusahaan atau industri tersebut. Faktor-faktor
tersebut nampak antara lain pada struktur modal, struktur aktiva dan
tingkat likuiditas perusahaan.
3. Dasar Keputusan Investasi dan Pengembalian Saham
Investasi merupakan penempatan uang atau dana dengan financial
asset harapan untuk memperoleh tambahan atau keuntungan tertentu atas uang
atau dana tersebut (Kamaruddin;2004:3). Pada umumnya investasi
commit to user
pada real assets atau asset riil adalah bersifat berwujud seperti
gedung-gedung, kendaraan dan sebagainya. Sedangkan asset keuangan merupakan
dokumen (surat-surat) klaim tidak langsung pemegangnya terhadap aktiva riil
pihak yang menerbitkan sekuritas tersebut.
Para investor yang bertransaksi di lantai bursa bertujuan
menghimpun dana dari keuntungan sebesar mungkin dari dirinya ataupun
perusahaanya. Agar dapat membuat suatu keputusan dalam memilih
portofolio investasi yang menguntungkan, investor memerlukan informasi.
Suatu informasi memiliki makna bila informasi tersebut menyebabkan
investor melakukan transaksi di pasar modal yang akan tercermin dalam
indikator atau karakteristik pasar seperti volume perdagangan, harga saham
dan lain-lain. Di pasar modal banyak sekali informasi yang dapat di
manfaatkan. Selain memiliki fungsi ekonomi dan keuangan, pasar modal juga
mempunyai beberapa daya tarik dari berbagai lender maupun borrower
adapun daya tarik pasar modal tersebut antara lain :
a. Diharapkan pasar modal ini akan menjadi alternatif penghimpun dana
selain sistem perbankan.
b. Pasar modal mempunyai beberapa pilihan investasi yang sesuai dengan
resiko mereka, seandainya tidak ada pasar modal para lender mungkin
commit to user
Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan,
tingkat resiko, serta hubungan antara return dan risiko. Berikut ini akan
dibahas masing-masing dasar keputusan investasi tersebut.
a. Return
Alasan utama orang berinvestasi adalah untuk memperoleh keuntungan.
Dalam konteks manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut
sebagai return. Suatu hal yang sangat wajar jika investor menuntut tingkat
return tertentu atas dana yang telah diinvestasikannya. Return merupakan
hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa, return realisasi
(realized return) yang sudah terjadi atau return ekspektasi (expected
return) yang belum terjadi tapi diharapkan akan terjadi dimasa yang akan
datang(Jogiyanto,2003:109).
b. Risiko
Sudah sewajarnya jika investor mengharapkan return yang
setinggi-tingginya dari investasi yang dilakukannya. Tetapi, ada hal penting yang
harus selalu dipertimbangkan, yaitu berapa besar risiko yang harus
ditanggung dari investasi tersebut. Umumnya semakin besar risiko, maka
semakin besar pula tingkat return yang diharapkan.
4. Pemecahan Saham
Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran saham
adalah tingkat harga saham tersebut. Semakin tinggi nilai pasar sebuah saham,
commit to user
perusahaan menginginkan sahamnya dimiliki secara luas untuk menjaga
hubungan dengan masyarakat yang lebih baik. Karenanya mereka berharap
memiliki nilai pasar yang cukup rendah sehingga termasuk dalam batas
kemampuan mayoritas investor potensial. Untuk mengurangi nilai pasar
saham, cara yang biasa dipakai agar sahamnya tetap berada dalam rentang
perdagangan optimal adalah pemecahan saham, sehingga daya beli investor
terutama kecil akan meningkat.
Tujuan pemecahan sahammenurut Darmadji dan Fakhruddin (2001:131)
adalah agar perdagangan suatu saham menjadi lebih likuid, karena jumlah
saham yang beredar menjadi lebih banyak dan harganya menjadi lebih murah.
Hal ini, akan sangat efektif bila dilakukan terhadap saham-saham yang
harganya sudah cukup tinggi. Pemecahan saham akan mengakibatkan jumlah
saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak
dengan nilai nominal per saham yang lebih kecil, tapi bersamaan dengan itu
pula harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara proporsional.
Menurut Ewijaya dan Indriantoro (1998:55) Pemecahan saham (stock
split) adalah perubahan nilai per lembar saham dan menambah jumlah saham
yang beredar sesuai dengan faktor pemecahan (split factor). Pemecahan
saham biasanya dilakukan pada saat harga saham mulai dinilai terlalu tinggi
sehingga akan mengurangi kemampuan investor untuk membelinya. Pada
dasarnya ada dua jenis pemecahan saham yang dapat dilakukan yaitu
commit to user
Pemecahan naik adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang
mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar, misalnya
pemecahan saham dengan faktor pemecahan 2:1,3:1,4:1. Sedangkan
pemecahan saham menurun adalah peningkatan nilai nominal per lembar
saham dan mengurangi jumlah saham yang beredar, misalnya pemecahan
saham dengan faktor pemecahan 1:2,1:3,1:4.
Ewijaya dan Indriantoro (1998) dalam Suntoro (2004:13) menjelaskan
bahwa pemecahan saham dibagi ke dalam dua jenis, yaitu:
a. Split-up (pemecahan naik)
Split-up merupakan penurunan nilai nominal perlembar saham
mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Pada saat
harga saham dijual dengan harga yang terlalu tinggi maka diusulkan
dilakukan split-up, dengan demikian harga saham bisa berada pada range
perdagangan yang optimal sehingga dapat meningkatkan likuiditas saham.
b. Split-down atau Reverse Split (pemecahan turun)
Split-down atau reverse split merupakan peningkatan nilai nominal
perlembar saham mengakibatkan berkurangnya jumlah saham yang
beredar. Reverse split merupakan suatu indikasi bahwa perusahaan
menginginkan suatu kenaikkan harga atas saham yang
diperdagangkannya, atau perusahaan menginginkan untuk tetap
mempertahankan suatu tingkat harga yang tinggi atas saham beredarnya
commit to user
atau reverse split diusulkan pada saat harga saham dijual dengan harga
yang terlalu rendah, dengan demikian harga saham dapat kembali ke
tingkat yang optimal sehingga saham tampil lebih menarik dan dapat
mencerminkan kinerja perusahaan yang baik. Reverse split justru akan
menjadi suatu indikasi negatif bahwa perusahaan sedang mengalami
masalah keuangan.
Ada beberapa hal yang perlu diketahui sehubungan dengan pemecahan
saham (Darmadji dan Fakhruddin, 2001:132), yaitu:
a. Rasio pemecahan saham yaitu perbandingan jumlah saham baru dengan
saham lama. Misal rasio 2:1 berarti 2 saham baru ditukar dengan setiap
saham lama.
b. Tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa
efek.
c. Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di
bursa efek.
d. Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai
nominal lama.
e. Tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan
distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening efek
Perusahaan Efek atau Bank Kustodian.
Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai sinyal yang positif
commit to user
baik dari perusahaan ke publik yang belum mengetahuinya. Alasan sinyal ini
didukung dengan kenyataannya bahwa perusahaan yang melakukan
pemecahan saham merupakan perusahaan yang mempunyai kinerja yang baik.
Jika pasar bereaksi pada waktu pengumuman pemecahan saham bukan
berarti bahwa pasar bereaksi karena informasi pemecahan saham tersebut
yang tidak mempunyai nilai ekonomis, tetapi bereaksi karena mengetahui
prospek perusahaan di masa depan yang di sinyalkan melalui pemecahan
saham. Supaya suatu sinyal dianggap valid dan dapat dipercaya oleh pasar,
maka tidak semua perusahaan dapat melakukannya. Hanya perusahaan yang
benar-benar mempunyai kondisi sesuai yang disinyalkan yang akan
mendapatkan reaksi positif.
Pasar modal yang efisien merupakan suatu bentuk pasar yang terdiri dari
banyak penjual dan pembeli yang saling berinteraksi di dalamnya dan
memiliki karakter yang bersifat bebas (free market), cukup mudah bagi para
investor baru untuk masuk dan mengadakan transaksi dan sebaliknya, juga
cukup mudah bagi lainnya untuk meninggalkan pasar setiap saat.
Beberapa aspek tambahan lainnya yang merupakan syarat utama
terbentuknya suatu pasar modal yang efisien adalah aspek-aspek :
a. Ketersediaan dan penyebaran informasi
Informasi tersedia bagi masyarakat secara bebas dan relatif tanpa
biaya. Pentingnya ketersediaan dan penyebaran informasi ini disebabkan
commit to user
menerus untuk melakukan penilaian harga saham, sehingga informasi
tersebut dapat dengan segera tercermin pada harga saham.
b. Harga saham berfluktuasi bebas
Harga saham tidak dapat dikendalikan oleh penjual dan pembeli di
pasar modal. Investor individu tidak cukup kuat untuk mempengaruhi
pergerakan harga saham. Ada beberapa investor institusi yang cukup kuat
mempengaruhi harga. Investor ini dikendalikan melalui peraturan pasar
modal sehingga tidak dapat melakukan manipulasi harga.
c. Terdapat analis investasi dalam jumlah besar di pasar modal
Dikenal adanya dua tipe analis investasi yang membantu terjadinya
perubahan harga saham secara acak di pasar modal Pertama, para analis
fundamental berusaha mempelajari kondisi perekonomian secara umum.
Kedua, para analis teknikal yang berusaha mempelajari pergerakan harga
saham di masa lalu dan mencari suatu pola-pola tertentu dari perubahan
harga di masa lalu tersebut.
Secara singkat dapat dikatakan bahwa semakin banyak analis investasi
dan maraknya persaingan antar mereka akan membuat pasar modal setiap
saat menunjukkan harga saham yang mencerminkan semua informasi
yang relevan.
commit to user
Dampak split terhadap keuntungan investor dijelaskan oleh Grinblatt,
Masulis dan Titman (1984), dalam Sutrisno, dkk (2000), bahwa disekitar
pengumuman split menunjukkan adanya perilaku harga saham yang
abnormal. Sedangkan Nicholas dan Mc Donald dalam Sutrisno, dkk (2000),
menyimpulkan dengan adanya anomali akibat split akan mengakibatkan laba
perusahaan menjadi bertambah besar.
Secara teoritis, motivasi yang melatarbelakangi perusahaan melakukan
stock split serta dampak yang ditimbulkannya sejalan dengan teori-teori
dibawah ini menurut Sutoro dan Subekti (2003:119)
a. Trading range theory
Randing range theory menyatakan bahwa pemecahan saham akan
meningkatkan likuiditas perdagangan saham. Menurut teori ini, harga
saham yg selalu tinggi (overprice) menyebabkan kurang aktifnya saham
tersebut diperdagangkan sehingga mendorong perusahaan melakukan
stock split. Dengan adanya pemecah saham, harga saham menjadi tidak
terlalu tinggi, sehingga akan semakin banyak investor yang mampu
bertransaksi.
Stock split adalah kebijakan yang dilakukan dari perusahaan
go-public untuk menaikkan jumlah saham yang beredar, dengan melakukan
pemecahan nominal saham tersebut. Hal ini dilakukan apabila harga
saham itu terlalu tinggi sehingga mengurangi minat investor untuk
commit to user
Pada dasarnya ada dua jenis stock split yang bisa dilakukan,
yaitupemecahan naik (split-up) dan pemecahan turun (split-down).
Split-up adalah penurunan nilai nominal per lembar saham sehingga
mengakibatkan jumlah saham yang beredar bertambah. Sedangkan
split-down adalah peningkatkan nilai nominal saham perlembar dan
mengurangi jumlah saham yang beredar. Perusahaan juga dapat
melakukan pendistribusian tambahan saham dalam bentuk stock devidens
dan split-up kepada investor tanpa adanya pembayaran perolehan saham.
Ini sebabnya karena stock split tidak berpengaruh kepada arus kas
perusahaan dan proporsi kepemilikan investor terhadap sahamnya.
Dengan demikian perusahaan tidak dapat mempengaruhi nilai pasar dan
tingkat kesejahteraan investor dan kebanyakan perusahaan – perusahaan
dalam membagikan laba yang diperoleh kepada pemegang saham dalam
bentuk cash dividens.
Melihat kenyataan tersebut, beberapa penelitian menggambarkan
adanya efek lain akibat dari stock split dan split – up. Adanya beberapa
pandangan kontraversi mengenai spilt – up mempengaruhi kesejahteraan
atau keuntungan pemegang saham.
b. Signalling theory
Signalling theory menyatakan bahwa pemecahan saham memberikan
informasi kepada investor tentang prospek peningkatkan return yang akan
commit to user
sinyal tentang laba jangka pendek dan jangka panjang. Pengumuman
pemecahan sham dianggap sebagai sinyal yangdiberikan oleh manajemen
kepada public bahwa perusahaan memiliki prospek yang bagus dimasa
depan. Analisa ini akan menangkap sinyal tersebut dan kemudian
menggunakannya untuk memprediksi peningkatan earning jangka
panjang. Reaksi pasar terhadap tindakan pemecahan saham yang tidak
memiliki nilai ekonomis itu sendiri, melainkan terhadap prospek
perusahaan dimasa depan yang disinnyalkan oleh pemecahaan saham
tersebut.
Signalling theory menjelaskan bahwa pemecahan sahm dengan
menggunakan penjelasan asimetri informasi (Suntoro dan Subekti,
2003:121). Manajemen memiliki informasi yang lebih tentang prospek
perusahaan dibandingkan pihak luar (investor). Pemecahan saham
merupakan upaya untuk menarik investor dengan memberikan sinyal
bahwa perusahaan memiliki kondisi bagus. Pemecahan saham
memerlukan biaya, oleh karena itu hanya perusahaan yang mempunyai
prospek bagus saja yang mampu melakukannya (Sutoro dan Imam
Subekti, 2003:121). Jika kondisi perusahaan tidak bagus, maka tidak akan
melakukan pemecahan saham. Signalling theory menyatakan bahwa stock
split memberikan sinyal yang positif karena manajer perusahaan akan
menginformasikan prospek masa depan yang baik dari perusahaan kepada
commit to user
Dampak stock split bagi pemegang saham adalah bahwa jumlah
saham yang dimiliki oleh pemegang saham menjadi bertambah banyak
dengan nilai nominal per lembar saham yang lebih kecil. Bersamaan
dengan itu pula harga saham tersebut secara teoritis akan turun secara
proporsional. Dengan demikian secara keseluruhan nilai kapasitas saham
tersebut tidak mengalami perubahan.
Dengan adanya stock split maka pemegang saham harus menukarkan
sahamnya terlebih dahulu dengan saham baru hasil stock split agar dapat
diperdagangkan di Bursa. Setelah batas periode pertukaran yang
ditetapkan lewat, saham dengan nominal lama tidak bisa diperdagangkan
di Bursa.
Ada beberapa alasan yang dapat digunakan perusahaan untuk
melakukan stock split (Kieso dan Weygandt, 1995:368). Alasan-alasan
tersebut antara lain adalah:
a. Untuk menyesuaikan harga pasar dari saham perusahaan pada tingkat
dimana lebih banyak individu dapat menginvestasikan dalam saham,
b. Untuk menyebarkan dasar pemegang saham dengan meningkatkan
jumlah saham yang beredar dan membuatnya lebih dapat dipasarkan,
c. Untuk menguntungkan pemegang saham yang ada dengan
memungkinkan mereka untuk mengambil manfaat dari suatu
commit to user
Keputusan pemecahan saham merupakan kesepakatan antara para
pemegang saham yang dicapai melalui Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS). Emiten harus menyampaikan kepada BAPEPAM dan segera
mengumumkannya kepada masyarakat. Sebagian besar manajer perusahaan
yang melakukan split percaya bahwa stock split akan mengembalikan harga
saham pada kisaran perdagangan yang optimal. Hal ini akan mengubah
investor add lot menjadi round lot. Secara teoritis, motivasi yang melatar
belakangi perusahaan melakukan stock split serta efek yang ditimbulkannya
tertuang dalam beberapa hipotesis yakni hipotesis signaling dan liquidity.
Perusahaan yang melakukan stock split akan menambah daya tarik investor
akibat semakin rendahnya harga saham.
6. Hubungan antara stock split dengan harga saham dan pengembalian
saham (Return Saham)
a. Harga Saham
Salah satu faktor yang mempengaruhi permintaan dan penawaran
saham adalah tingkat harga saham tersebut. Bila harga saham tersebut
dinilai terlalu tinggi oleh pasar, maka jumlah permintaanya akan
berkurang. Sebaliknya bila pasar menilai bahwa harga saham tersebut
terlalu rendah, jumlah permintaanya akan meningkat. Tingginya harga
saham akan mengurangi kemampuan para investor untuk membeli harga
commit to user
Hukum permintaan dan penawaran kembali berlaku dan sebagai
konsekuensinya harga saham yang tinggi tersebut akan menurun sampai
tercipta posisi keseimbangan yang baru (Ewijaya, 1999 : 53-54). Para
pelaku pasar modal khususnya para investor sangat dipengaruhi oleh
pergerakan harga saham suatu perusahaan dan informasi yang
menyebabkan perubahan harga saham tersebut. Beaver mengatakan
bahwa harga saham menjadi sangat penting bagi investor, karena
mempunyai konsekuensi ekonomi secara umum perubahan harga saham
dapat mengakibatkan perubahan perilaku konsumsi dari investor-investor
(Ewijaya, 1999 : 56).
Cara yang dilakukan emiten untuk mempertahankan agar
sahamnya tetap berada dalam rentang perdagangan yang optimal,
sehingga daya beli investor meningkat terutama untuk investor kecil, yaitu
dengan melakukan pemecahan saham. Karena pemecahan saham (stock
split) dapat menurunkan harga saham yang dinilai terlalu tinggi menjadi
rendah.
b. Keuntungan (Return)
Investor yang ingin memaksimalkan keuntungan yang diharapkan
harus juga menoleransi risiko (Fischer, 1996 : 65). Investasi yang efisien a
dalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan tingkat keuntungan
commit to user
(Husnan,1997 : 169). Return merupakan motivasi dan prinsip penting
dalam investasi serta merupakan kunci yang memungkinkan investor
memutuskan pilihan alternatif investasinya.
Ada dua istilah dalam return yaitu (Fischer, 1996 : 67) :
1) Realized return (return realisasi), merupakan return yang terjadi. Return
realisasi dihitung berdasarkan data historis. Return realisasi penting
karena digunakan sebagai salah satu pengukur kinerja dari perusahaan.
2) Expeted return (return ekspektasi), adalah return yang diharapkan akan
diperoleh oleh investor dimasa mendatang. Berbeda dengan return
realisasi yang sifatnya sudah terjadi, return ekspektasi sifatnya belum
terjadi.
Return dalam investasi mempunyai dua komponen yaitu :
1) Tingkat keuntungan yang normal atau diharapkan tingkat keuntungan
ini merupakan bagian dari tingkat keuntungan aktual yang diperkirakan
(atau diharapkan) oleh pemegang saham, tingkat keuntungan tersebut
dipengaruhi oleh informasi yang dimiliki oleh para pemodal.
2) Tingkat keuntungan yang tidak pasti atau berisiko, bagian tingkat
keuntungan ini berasal dari informasi yang bersifat tidak terduga.
3) Risiko merupakan kemungkinan penyimpanan tingkat keuntungan yang
sesungguhnya (aktual return) dari tingkat keuntungan yang diharapkan
commit to user
yang rasional, perhatian investor akan diarahkan pada tingkat return
(rate of return) investasi.
Return dan risiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar
risiko suatu sekuritas, semakin besar return yang diharapkan. Sebaliknya
juga benar yaitu semakin kecil return yang diharapkan semakin kecil risiko
yang harus ditanggung.
Begitu juga dengan stock split yang mempunyai hubungan yang
positif terhadap return. Dari harga saham stock split tersebut, emiten
berharap memperoleh return yang besar, karena harga saham setelah yang
dipecah nilainya menjadi lebih kecil, sehingga para investor menanamkan
modal semakin besar para investor menanamkan modalnya akan semakin
banyak return yang akan diperoleh oleh emiten.
7. Hubungan antara Stock Split dengan Likuiditas Saham
Likuiditas saham merupakan suatu indikator dari reaksi pasar
terhadap suatu pengumuman yang diukur dengan menggunakan indikator
tranding volume activity (TVA). Aktivitas Volume Paerdagangan Saham
(Tranding Volume Activity) merupakan salah satu ukuran yang dipakai untuk
mengetahui investor secara individual untuk menilai pengumuman Stock
Split tersebut informatif atau tidak, dalam pengertian apakah informasi
terseebut memuat keputusan perdagangan yang normal dan untuk
commit to user
batas normal ini akan tercermin dalam rata-rata diluar pengumuman yang
berbeda secara signifikan.
Dalam pasar modal terdapat banyak sekali informasi-informasi
yang dapat mempengaruhi situasi didalamnya. Reaksi pasar modal terhadap
suatu informasi dapat dilihat dengan menggunakan suatu pendekatan yaitu
dengan pendekatan Tranding Volume Activity yang juga disebut dengan
aktivitas volume perdagangan saham.
Perhitungan Tranding Volume Activity dilakukan dengan
membandingkan jumlah saham perusahaan yang diperdagangkan dalam
suatu periode tertentu dengan keseluruhan jumlah saham yang beredar dari
perusahaan tersebut pada kurun waktu yang sama, menurut Ambarwati dan
Damas (2007) didapat persamaan sebagai berikut:
Volume perdagangan saham dihitung menggunakan Total Volume
Activity, yang penghitungannya dari jumlah lembar saham yang
diperdagangkan dibagi dengan jumlah lembar saham yang beredar.
B. Hasil Penelitian Terdahulu
Rachmawati (2002), melakukan penelitian mengenai pemecahan saham
terhadap harga saham pada perusahaan manufaktur yang Go Publik di BEJ. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa variabel pemecahan saham mempunyai pengaruh
commit to user
dividen perusahaan dan harga saham memberikan pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen yang dalam hal ini adalah harga saham relatif.
Septa (2003) melakukan penelitian tentang pengaruh stock split terhadap
harga saham, abnormal return dan trading volume activity. Penelitian tersebut
menggunakan periode estimasi selama satu tahun dan periode pengamatan selama
10 hari sebelum dan 10 hari sesudah adanya kebijakan stock split. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa kebijakan stock split berpengaruh secara signifikan terhadap
tingkat harga saham dan sebaliknya tidak berpengaruh terhadap abnormal return
dan trading volume activity.
Penelitian yang dilakukan oleh Andrijanto (2000). mengenai Dampak
Pengumuman Stock Split Terhadap Abnormal Return dan Tranding Volume
Activity, yang menyimpulkan bahwa stock split tidak berpengaruh signifikan
terhadap perubahan Abnormal Return. Sedangkan pengujian pada tranding
volume activity untuk keseluruhan saham menunjukkan adanya pengaruh yang
signifikan terhadap pengumuman stock split.
C. KERANGKA PEMIKIRAN
Stock split adalah memecah selembar saham menjadi n lembar saham
(Jogianto, 1998:752). Abnormal return adalah selisih antara tingkat keuntungan
sebenarnya dengan tingkat keuntungan yang diharapkan (Husnan, 2001:274).
Investasi yang efisien adalah investasi yang memberikan risiko tertentu dengan
commit to user
risiko terkecil. (Husnan, 1997 : 169). Return merupakan motivasi dan prinsip
penting dalam investasi serta merupakan kunci yang memungkinkan investor
memutuskan pilihan alternatif investasinya. Signaling theory menyatakan bahwa
pemecahan saham merupakan upaya emiten untuk menarik perhatian investor
dengan memberikan sinyal bahwa perusahaan memiliki kondisi yang bagus,
sehingga diharapkan keuntungan yang didapat pemegang saham akan meningkat.
Jika keuntungan yang diperoleh pemegang saham meningkat maka tingkat
kemakmuran pemegang saham juga meningkat.
Tingkat Kemakmuran pemegang saham tersebut dapat diukur dari
besarnya abnormal return yang diperoleh setelah dilakukannya pemecahan saham
(Rachmawati dan Tandelilin 2001:155). Berdasarkan pengertian tersebut maka
dapat digambarkan kerangka pikir penelitian sebagai berikut:
commit to user
D. HIPOTESIS
Signalling theory menyatakan bahwapemecahan saham memberikan
informasi kepada investortentang prospek peningkatan return yang subtansial.
Return yang meningkat tersebut dapat diprediksi dan merupakan sinyal tentang
laba jangka pendek dan laba jangka panjang (Baker dan Powell, 1993 dalam
Sebekti dan Sutoro, 2003). Pengumuman pemecahan saham dianggap sebagai
sinyal yangt diberikan oleh manajemen kepada public bahwa perusahaan
memiliki prospek yang bagus dimasa depan. Secara teori semakin tinggi harga
saham semakin rendah frekuensi perdagangan saham yang terjadi, begitu juga
sebaliknya. Jadi setelah stock split, diharapkan frekuensi perdagangan saham ikut
meningkat.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka dapat disusun suatu hipotesissebagai
berikut :
H1 : Terdapat perbedaan return yang diperoleh investor sebelum dan sesudah
stock split.
H2 : Terdapat perbedaan abnormal return saham sebelum dan sesudah stock
split.
H3 : Terdapat perbedaan frekuensi volume perdagangan saham dan tingkat
commit to user 33
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini termasuk penelitian yang menggunakan metodologi studi
peristiwa (event study). Studi peristiwa merupakan studi yang mempelajari reaksi
pasar terhadap suatu peristiwa (event) yang informasinya di publikasikan sebagai
suatu pengumuman. Dan menguji reaksi investor dan pasar terhadap peristiwa
pengumuman stock split.
B. POPULASI DAN SAMPEL
Populasi merupakan keseluruhan dari obyek yang diteliti, sedangkan sampel
merupakan sebagian dari populasi yang dipilih atau diambil sebagai obyek
penelitian. Penelitian ini menggunakan populasi perusahaan-perusahan
manufaktur di Bursa Efek Indonesia.
Metode pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode non random sampling atau non probability sampling. Metode non
probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan
peluang atau kesempatan yanga sama bagi setiap unsur atau anggota populasi
untuk dipilih menjadi sampel (Sugiyono, 2002:77). Adapun jenis metode
pengambilan sampel yang dipilih dalam penelitian ini adalah jenis purposive
commit to user
sampel dimana sampel dipilih dan diseleksi berdasarkan
pertimbangan-pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian (Sugiyono,
2002:94).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur
yang melakukan stock split di BEI antara tahun 2003-2008 dengan
kriteria-kriteria pengambilan sebagai berikut:
1) Perusahaan-perusahaan tersebut terdaftar pada BEI periode tahun 2003 sampai
dengan tahun 2008.
2) Perusahaan yang melakukan pemecahan saham periode tahun 2003 sampai
dengan tahun 2008.
3) Perusahaan mempunyai data yang diperlukan dalam penelitian, seperti closing
price stock.
4) Ketika mengumumkan stock split, perusahaan tidak bersamaan mengeluarkan
kebijakan lain sehingga tidak terjadi confounding effect. Kebijakan lain
seperti, penggumuman, right issu, dan lain sebagainya.
5) Jika sebelumnya data perusahaan telah dimasukkan kedalam sampel,
kemudian perusahaan juga mengeluarkan kebijakan lain, maka data
perusahaan tersebut dikeluarkan dari sampel yang telah terpilih.
Dalam sempel tersebut juga ditentukan periode jendela (window period), dan
periode pengamatan (event window), dalam penelitian ini diambil selama 21 hari
disekitar tanggal pengumuman, yang terdiri dari 10 hari sebelum pengumuman
commit to user
sesudah pengumuman stock split (post-event). Window period dan event window
penelitian ini ditunjukkan pada gambar berikut:
Event Period
Gambar 3.1
Event Window dan Estimation Periode Penelitian
C. DATA DAN SUMBER DATA
Pada penelitian ini menggunakan jenis data sekunder. Data sekunder adalah
merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui
media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain) dan umumnya berupa
bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun dalam arsip (data
dokumenter) yang dipublikasikan (Indriantoro, 2002:146-147). Data tersebut
bersifat kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka atau data kualitatif yang
diangkakan (Sugiyono, 2002:13).
Adapun sumber data diperoleh dari Bursa Efek Indonesia, melalui Pojok BEI
UNS berupa Annual Report yang dikeluarkan perusahaan yang melakukan
aktivitas pemecahan saham. Meliputi data perubahan harga saham penutupan,
IHSG penutupan, jumlah lembar saham yang diperdagangkan dan jumlah lembar
saham perusahaan di BEI yang melakukan stock split selama tahun 2003 sampai
dengan tahun 2008.
commit to user
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan dokumentasi.
Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang lengkap dan diperlukan,
dengan jalan mengambil data dari dokumen-dokumen yang sudah ada. Data
dokumenter yang digunakan dalam penelitian ini yakni dengan cara melihat
catatan-catatan berupa laporan keuangan yang diperoleh dari pojok BEI selama
priode tahun 2003 sampai dengan tahun 2008.
E. TEKNIK ANALISIS DATA
Metode yang digunakan untuk menguji hipotesis ini adalah metode statistik,
dimana tahap analisisnya menggunakan software Microssoft Excel 2003 dan SPSS
for Windows 16.0.
a. Perhitungan Return Saham
Harga saham akan digunakan untuk menghitung return saham (Rit) aktual
individual (actual return) yang secara matematis dapat dirumuskan sebagai
commit to user
b. Perhitungan Abnormal Return
Untuk menghitung abnorm return (ARit) akan digunakan rumus
IHSG = IHSG pada periode tertentu
1
-t
commit to user
c. Trading Volume Activity
Trading Volume Activity adalah satu model yang dikemukakan oleh
Beaver (1968) dalam penelitian RM. Adrijanto Surjo Sudiro (2000) yang
digunakan untuk menentukan perubahan volume perdagangan seharian.Satuan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah lembar saham dan rumus
untuk mencari TVA yang digunakan adalah :
t
d. Uji hipotesis yang digunakan adalah uji beda (t-test),
Teknik analisa yang digunakan untuk mengetahui dampak pemecahan
saham terhadap return saham adalah uji t untuk dua sampel yang
berpasangan (paired sample t test).
Uji beda t digunakan untuk menentukan apakah dua sampel yang
berhubungan memiliki rata-rata yang berbeda. Uji Beda t dilakukan dengan
cara membandingkan perbedaan antara dua nilai rata-rata dengan standar
error dari perbedaan rata-rata dua sample atau secara rumus dapat ditulis :
t =
Pengujian Hipotesis yang digunakan untuk mengetahui dampak return
saham sebelum dan sesudah stock split digunakan uji beda t
commit to user
1) Menentukan formulasi H0 dan Ha
H0 = H01 = H02 = H03 = tidak terdapat perbedaan Return, Abnormal
return, dan Tranding Volume Activity pada perusahaan
manufaktur di BEI yang melakukan stock split.
Ha≠ Ha1 ≠ Ha2≠ Ha3 = terdapat perbedaan Return, AbnormalReturn, dan
Tranding Volume Activity pada perusahaan manufaktur di BEI
yang melakukan stock split.
2) Menentukan level of significance (a) yaitu sebesar 5% (0,05) dengan
derajat kebebasan (df) sebesar n-1.
3) Uji statistik yang dilakukan adalah uji dua sisi
4) Membandingkan probabilitas (r) t-hitung dengan a = 5% (0,05).
5) Penarikan kesimpulan pada uji didasarkan pada:
Jika probabilitas (r) < 0,05, maka H0 ditolak.
Jika Probabilitas (r) = 0,05, maka H0 ditolak
commit to user 40
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menganalisis ada atau tidaknya perbedaan yang terjadi pada
return saham, abnormal return dan tranding volume activity sebelum dan sesudah
pencatatan stock spilt di Bursa Efek Indonesia. Dalam bab ini akan dijelaskan
mengenai deskripsi data, pengolahan data serta pengujian hipotesis penelitian.
Setelah seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini terkumpul dan telah
memenuhi kriteria yang telah ditentukan (purposive sampling), maka selanjutnya
dilakukan pengolahan data dengan menggunakan bantuan program SPSS for windows
16.0. Hasil yang diperoleh dalam pengolahan tersebut selanjutnya akan di analisis
untuk mengetahui adanya perbedaan untuk setiap variable yang diteliti sebelum dan
sesudah pencatatan stock split.
A. Deskripsi Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang
diperoleh dari laporan keuangan atau ICMD di pojok BEI UNS. Sampel yang
diambil dalam penelitian ini adalah perusahaan yang melakukan pengumuman
stock spilt pada periode pengamatan, yaitu antara tahun 2003-2008. Dari
commit to user
dilakukan penyaringan untuk mendapatkan data yang sesuai dengan kriteria yang
telah ditentukan sebelumnya.
Data yang diperoleh sebelum melakukan penyaringan adalah 63
perusahaan yang terdaftar di BEI, dan melakukan pengumuman stock split pada
periode pengamatan. Namun setelah dilakukan penyaringan, hanya 58 perusahaan
yang sesuai dengan kriteria telah yang ditentukan. Sedangkan sisanya 5
perusahaan, dikeluarkan dari sampel karena tidak sesuai dengan kriterian sampel
yang akan diteliti.
Daftar sampel perusahaan yang melakukan stock split selama tahun
2003-2008 dapat dilihat pada lampiran 1.
B. Analisis Diskriptif
Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai
karakteristik data. Dalam penelitian ini analisis deskriptif disajikan dalam nilai
minimum, maximum, mean, dan standar deviation disekitar tanggal pengumuman
stock split. Hasil analisis deskriptif untuk masing-masing variabel ditunjukkan
sebagai berikut:
1. Return Saham
Return total atau sering disebut dengan return saja, merupakan return
keseluruhan yang diperoleh investor dalam suatu investasi pada periode
tertentu. Para investor tentunya mengharapkan return yang akan diterima
commit to user
prakteknya tidak selalu demikian, Seringkali investor dihadapkan pada
kenyatan dimana return yang diharapkan tidak sesuai dengan return yang
diterima. Hasil analisis deskriptif data return dari periode sepuluh hari
sebelum dan sesudah tanggal pengumuman stock split disajikan dalam tabel
berikut ini:
1. Statistik deskriptif variable penelitian return saham secara harian.
Tabel 4.1
Hasil Analisis Deskriptif Return di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock split
Periode Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t-10 -0.125 0.0705 -0.001949 0.0270091
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows
commit to user
Hasil Analisis Deskriptif Return di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock split
Periode Minimum Maximum Mean Std. Deviation
t+6 -0.1184 0.1154 -0.007582 0.0430485
t+7 -0.0811 0.1099 -0.001486 0.0291399
t+8 -0.2222 0.093 -0.005822 0.0394235
t+9 -0.0909 0.0563 -0.004213 0.0254139
t+10 -0.2157 0.1071 -0.000291 0.0378908
Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16.0 for Windows
2. Statistik deskriptif variable penelitian saham secara rata-rata.
Tabel 4.2
Hasil Rata- rata Analisis Deskriptif Return di Sekitar Tanggal Pengumuman Stock split
Para investor tentunya mengharapkan return yang akan
diterima proposional dengan pengorbanan yang dikeluarkan. Akan
tetapi dalam prakteknya, tidaklah selalu demikian. Seringkali investor
dihadapkan pada kenyataan dimana return yang diharapkan tidak
sesuai dengan return yang diterima.
Hasil pengolahan pada Tabel 4.2 dapat ditinjau dari besarnya
rata-rata return saham, dapat diamati bahwa pada periode sebelum
tanggal peristiwa stock split menunjukkan nilai minimal -0,1349 dan
Minimum Maximum Mean Std. Devition
Return Sebelum -0.1349 0.0338 -0.005251 0.0282999
Return Sesudah -0.0478 0.0717 -0.001116 0.01635