• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sofariah Rahmawaty, Ayu Prawesti, Sari Fatimah 2. Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Bekerja di Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sofariah Rahmawaty, Ayu Prawesti, Sari Fatimah 2. Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Bekerja di Bandung"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Volume 4 | Nomor 2 | Desember 2017

1. Pengaruh Nesting terhadap Saturasi Oksigen dan Berat Badan pada Bayi Prematur di Ruang Perinatologi RSUP dr Hasan Sadikin Bandung

Sofariah Rahmawaty, Ayu Prawesti, Sari Fatimah 2. Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Bekerja di Bandung

Upik Rahmi, Eva Ashriprillia

3. Penerapan Teknik Pijat Effleurage terhadap Penurunan Skala Nyeri Saat Menstruasi (Dismenorea) pada Siswi Kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung

Astri Dwi Lestari, Nandang J N, Sajodin, Heri Kurniawan

4. Kesiapan Perawat Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung dalam Menghadapi Bencana

Diah Ayu Sri Lestari, Ayu Prawesti Priambodo, Valentina Belinda Marlianti Lumbantobing

5. Pengaruh Metoda Ceramah dan Demonstrasi terhadap Pengetahuan Kader Kesehatan mengenai Perawatan Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) dan Deteksi Dini Pneumonia pada Balita

Fanny Adistie, Ikeu Nurhidayah, Ai Mardhiyah, Sri Hendrawati, Nenden Nur Asriyani Maryam 6. Dampak Kemoterapi pada Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Bandung

Ridha Ranailla, Ai Mardhiyah, Nur Oktavia Hidayati

7. Kebutuhan Psikososial Pasien Paska Stroke pada Fase Rehabilitasi Sri Hartati Pratiwi, Eka Afrima Sari, Ristina Mirwanti

8. Pengaruh Edukasi terhadap Tingkat Pengetahuan Kader Kesehatan dalam Pencegahan Gangguan Gizi Balita

Tetti Solehati, Nuroktavia Hidayati, Cecep Eli Kosasih

9. Pengaruh Patient Safety Human Patient Simulation (PS-HPS) terhadap Capaian Pembelajaran Keselamatan Pasien pada Mahasiswa Profesi Ners STIKep PPNI Jabar

Eva Supriatin, Suci Noor Hayati

10. Implementasi Fungsi Keluarga dan Self Care Behavior Lanjut Usia Penderita Hipertensi Inggriane Puspita Dewi, Salami, Sajodin

Alamat Redaksi:

STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6 Bandung 40264 Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269

(2)

JURNAL KEPERAWATAN ‘AISYIYAH (JKA)

Volume 4 | Nomor 2 | Desember 2017

Pelindung:

Ketua STIKes ‘Aisyiyah Bandung

Penanggung Jawab:

Santy Sanusi, S.Kep.Ners., M.Kep.

Ketua:

Sajodin, S.Kep., M.Kes., AIFO.

Sekretaris/Setting/Layout:

Aef Herosandiana, S.T., M.Kom.

Bendahara:

Riza Garini, A.Md. Penyunting/Editor :

Perla Yualita, S.Pd., M.Pd. Triana Dewi S, S.Kp., M.Kep.

Pemasaran dan Sirkulasi :

Nandang JN., S.Kp., M.Kep.,Ns., Sp.Kep., Kom.

Mitra Bestari :

Dewi Irawati, MA., Ph.D. Suryani, S.Kp., MHSc., Ph.D. DR. Kusnanto, S.Kp., M.Kes. Iyus Yosep, S.Kp., M.Si., MN. Irna Nursanti, M.Kep., Sp. Mat.

Erna Rochmawati, SKp., MNSc., M.Med.Ed. PhD. Mohammad Afandi, S.Kep., Ns., MAN.

Alamat Redaksi:

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan ‘Aisyiyah Jl. KH. Ahmad Dahlan Dalam No. 6, Bandung Telp. (022) 7305269, 7312423 - Fax. (022) 7305269

e-mail: jka.aisyiyahbdg@gmail.com

DEWAN REDAKSI

(3)

DAFTAR ISI

1. Pengaruh Nesting terhadap Saturasi Oksigen dan Berat Badan pada Bayi Prematur di Ruang Perinatologi RSUP dr Hasan Sadikin Bandung

Sofariah Rahmawaty, Ayu Prawest, Sari Fatimah ... 1 - 8 2. Kualitas Hidup Lanjut Usia yang Bekerja di Bandung

Upik Rahmi, Eva Ashriprillia ... 9 - 15 3. Penerapan Teknik Pijat Effleurage terhadap Penurunan Skala Nyeri Saat Menstruasi

(Dismenorea) pada Siswi Kelas XI di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung

Astri Dwi Lestari, Nandang J N, Sajodin, Heri Kurniawan ... 17 - 22 4. Kesiapan Perawat Gawat Darurat Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Bandung

dalam Menghadapi Bencana

Diah Ayu Sri Lestari, Ayu Prawesti Priambodo, Valentina Belinda Marlianti

Lumbantobing ... 23 - 31 5. Pengaruh Metoda Ceramah dan Demonstrasi terhadap Pengetahuan Kader

Kesehatan mengenai Perawatan Infeksi Saluran Nafas Akut (ISPA) dan Deteksi Dini Pneumonia pada Balita

Fanny Adistie, Ikeu Nurhidayah, Ai Mardhiyah, Sri Hendrawati, Nenden Nur

Asriyani Maryam ... 33 - 40 6. Dampak Kemoterapi pada Anak Penderita Kanker di Rumah Cinta Bandung

Ridha Ranailla, Ai Mardhiyah, Nur Oktavia Hidayati ... 41 - 53 7. Kebutuhan Psikososial Pasien Paska Stroke pada Fase Rehabilitasi

Sri Hartati Pratiwi, Eka Afrima Sari, Ristina Mirwanti ... 55 - 61 8. Pengaruh Edukasi terhadap Tingkat Pengetahuan Kader Kesehatan dalam

Pencegahan Gangguan Gizi Balita

Tetti Solehati, Nuroktavia Hidayati, Cecep Eli Kosasih ... 63 - 69 9. Pengaruh Patient Safety Human Patient Simulation (PS-HPS) terhadap Capaian

Pembelajaran Keselamatan Pasien pada Mahasiswa Profesi Ners STIKep PPNI Jabar

Eva Supriatin, Suci Noor Hayati ... 71 - 77 10. Implementasi Fungsi Keluarga dan Self Care Behavior Lanjut Usia Penderita

Hipertensi

(4)
(5)

55

ARTIKEL PENELITIAN

JKA.2017;4(2):55-61

KEBUTUHAN PSIKOSOSIAL PASIEN PASKA STROKE PADA FASE REHABILITASI

Sri Hartati Pratiwi1, Eka Afrima Sari2, Ristina Mirwanti3

ABSTRAK

Pasien paska stroke sering mengalami masalah psikososial yang dapat memperberat kondisi kesehatannya. Pemenuhan kebutuhan psikososial sangat diperlukan untuk mengatasi masalah tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan psikososial pasien paska stroke di Poliklinik saraf dan stroke centre salah satu Rumah Sakit di Bandung. Teknik sample yang digunakan adalah consecutive sampling dengan jumlah sampel sebanyak 83 orang. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dikembangkan dari konsep kebutuhan pasien paska stroke Kevitt (2009) dan Moreland (2009) dengan koefisien validitas 0,73 dan r 0,75. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kebutuhan psikososial yang paling dibutuhkan pasien paska stroke adalah dukungan teman, keluarga, dan kelompok (x= 1,76), mendapatkan konseling (x = 1,39), mendapatkan dukungan emosi (x = 1,20), bantuan untuk menjalankan aktivitas sebagaimana sebelum sakit (x = 1,16), berinteraksi dengan pasien paska stroke lainnya (x = 1,11), mengatasi perasaan terpuruk (x= 1,07), mengatasi kecemasan (x=1,05) dan mengatasi perasaan menjadi beban keluarga (x = 1,02). Berdasarkan hasil tersebut, pasien membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah psikologis yang dialaminya. Petugas kesehatan diharapkan dapat memfasilitasi dengan melakukan konseling dan mendorong keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien paska stroke.

Kata kunci : kebutuhan, psikososial, stroke, rehabilitasi Abstract

Post-stroke patients often have psychosocial problems that can aggravate their health condition. Fulfillment of psychosocial needs is indispensable to overcome the problem. This study is a quantitative descriptive study conducted to identify the psychosocial needs of post-stroke patients in neurological polyclinic and post-stroke center one of the Hospital in Bandung. The sample technique used was consecutive sampling with 83 samples. The instrument used in this study was developed from the concept of post-stroke Kevitt (2009) and Moreland (2009) with a validity coefficient of 0.73 and r 0.75. The results of this study indicate that the most needed psychosocial needs of post-stroke patients is support of friends, family, and group (x= 1.76), get counseling (x= 1.39), gain emotional support (x= 1.20), help to run (x= 1.16), interacting with other post-stroke patients (x= 1.11), coping with feelings (x= 1.07), overcoming anxiety (x= 1.05) and overcoming feelings of being a family burden (x= 1.02). Based on these results, patients need help in overcoming the psychological problems they experienced. Health workers are expected to facilitate by counseling and encouraging families to provide support to post-stroke patients.

Keywords: need, psychosocial, stroke, rehabilitation

(6)

56 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 4 | Nomor 2 | Desember 2017 LATAR BELAKANG

Stroke tidak menular yang dapat menyebabkan kematian atau kecacatan. Angka kejadian stroke di Indonesia terus meningkat Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, angka kejadian stroke di Indonesia terus meningkat menjadi 12,1 per 1000 penduduk jika dibandingkan dengan riskesdas tahun 2007 yang hanya mencapai 8,3 per 1000 penduduk. Stroke telah menjadi penyebab kematian utama di hampir semua rumah sakit di Indonesia yaitu mencapai 15,4 persen (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2014). Berdasarkan hasil riskesdas pada tahun 2013, Provinsi Jawa Barat memiliki estimasi jumlah penderita stroke terbanyak di Indonesia yaitu sebanyak 533.895 orang (16,6%0 ). Angka kejadian stroke di Jawa Barat juga meningkat dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya, yaitu mencapai 12,0 setiap 1000 penduduk (Kementerian Kesehatan Indonesia, 2014).

Stroke disebabkan oleh gangguan oksigenasi pada jaringan otak karena adanya sumbatan ataupun pecahnya pembuluh darah. Kondisi tersebut mengakibatkan jaringan otak mengalami iskemik sehingga fungsinya terganggu. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini beragam sesuai dengan area jaringan otak yang mengalami iskemik. Hal tersebut dapat menyebabkan gangguan fisik, psikologis, kognitif bahkan kematian. Gejala fisik yang biasa dialami pasien paska stroke adalah paralisis, parestesi, disfagia, afasia, dan lain-lain (Mir, et.al., 2014). Sedangkan gejala psikologis yang sering dialami pasien stroke adalah kecemasan dan depresi (Gallian,et. al., 2016;Shin, Lee,et.al., 2016; Broomfield, et.al., 2014).

Pasien paska stroke mengalami berbagai gejala sisa sehingga harus menjalani perawatan dalam jangka waktu yang panjang.Perawatan

pasien paska stroke terdiri dari beberapa fase yaitu fase akut dan rehabilitasi. Fase akut perawatan pasien dilakukan di rumah sakit dengan tujuan untuk penanganan gangguan oksigenasi pada jaringan otak. Fase rehabilitasi dilakukan setelah kondisi pasien stabil. Perawatan pasien paska stroke pada fase rehabilitasi ditujukan untuk penanganan gejala sisa yang dialami pasien. Pada fase ini, perawatan pasien paska stroke lebih banyak dilakukan di rumah. Pasien paska stroke hanya kontrol ke rumah sakit untuk melakukan berbagai terapi rehabilitasi dan untuk mengambil obat yang harus mereka konsumsi. Kondisi tersebut dapat menyebabkan pemenuhan kebutuhan pasien paska stroke lebih berfokus pada masalah fisik bila dibandingkan dengan masalah psikologis.

Kebutuhan psikologis yang tidak terpenuhi dapat menyebabkan pasien paska stroke mengalami berbagai masalah seperti depresi. Masalah psikososial yang dialami pasien paska stroke dapat memperberat kondisinya dan menyebabkan pencapaian outcome perawatan pada fase rehabilitasi membutuhkan waktu lebih lama. Selain itu, kecemasan, depresi dan rendahnya dukungan sosial terhadap pasien paska stroke dapat menurunkan kualitas hidupnya (Oros et.al.,2016).

Pemenuhan kebutuhan psikososial pasien paska stroke pada fase rehabilitasi harus dipenuhi melalui kerjasama antara petugas kesehatan dengan keluarga di rumah. Agar perawatan sesuai dengan kebutuhan yang dirasakan pasien paska stroke, maka perawat harus melakukan pengkajian terhadap kebutuhan psikososial yang dibutuhkan oleh pasien paska stroke. Penelitian terkait kebutuhan pasien paska stroke di Indonesia masih terbatas. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi kebutuhan psikososial pasien paska stroke pada fase rehabilitasi.

(7)

Kebutuhan Psikososial Pasien Paska Stroke pada Fase Rehabilitasi 57

JKA | Volume 4 | Nomor 2 | Desember 2017 METODOLOGI

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan pendekatan crossectional survey. Penelitian ini dilakukan kepada pasien paska stroke yang datang kontrol ke poliklinik saraf di salah satu Rumah Sakit di Bandung. Tekhnik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah consecutive sampling, dengan jumlah sampel 83 orang . Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah pasien paska stroke yang memiliki kesadaran penuh dan tidak mengalami aphasia. Kriteria eklusi dalam penelitian ini adalah pasien stroke yang tidak stabil dengan tekanan darah tinggi.

Pengambilan data pada penelitian ini menggunakan kuesioner kebutuhan pasien paska stroke yang didasarkan pada konsep kebutuhan pada pasien stroke Smeltzer and Bare (2010), Kevitt et.al. (2009) dan Moreland et. al. (2009). Sebelum digunakan instrumen ini telah dilakukan uji validitas dan reliabilitas dengan koefisien validitasnya > 0,632 dan r > 0,75 sehingga dinyatakan valid dan reliable. Kuesioner kebutuhan psikososial pasien paska stroke ini menggunakan skala likert yang terdiri dari pertanyaan tertutup dengan 4 opsi jawaban (0= tidak dibutuhkan, sudah terpenuhi ; 1= sedikit dibutuhkan; 2 = dibutuhkan (sedang); 3 = sangat dibutuhkan). Klasifikasi kebutuhan didasarkan kepada : hal tersebut tidak menjadi masalah dan pasien tidak membutuhkan bantuan atau kebutuhan tersebut telah bisa diatasi oleh pasien (diberi nilai 0). Kebutuhan tingkat rendah berarti pasien merasakan ketidaknyamanan dengan hal tersebut dan membutuhkan sedikit bantuan tambahan untuk mengatasinya (nilai 1). Kebutuhan tingkat menengah berarti pasien merasakan ketidaknyamanan dengan hal tersebut dan membutuhkan beberapa bantuan untuk mengatasinya (diberi nilai 2). Kebutuhan tingkat

tinggi apabila pasien merasakan ketidaknyamanan dengan hal tersebut dan membutuhkan banyak bantuan untuk mengatasinya (diberi nilai 3). Sehingga item kebutuhan dikatakan dibutuhkan apabila memiliki mean > 1.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Data responden dikumpulkan untuk melihat karakteristik responden. Data tersebut terdiri dari usia, pekerjaan, status pernikahan, lama menderita stroke, jenis stroke, dan tingkat ketergantungan pasien. Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1.

Tabel 1. Karakteristik Responden

Karakteristik (f)F (%)P Usia 17 – 25 tahun 26 – 35 tahun 36 – 45 tahun 46 – 55 tahun >55 tahun 0 0 3 42 38 0 0 3,6 50,6 45,8 Pekerjaan Tidak bekera PNS TNI/POLRI Wiraswasta Buruh/pekerjaan yang memerlukan banyak tenaga 29 21 7 21 5 34,9 25,3 8,4 25,3 6,1 Status Pernikahan Menikah Tidak menikah Janda/duda 75 0 8 90,4 0 9,6 Lama Stroke < 3 Bulan 3 – 6 bulan 7 – 12 bulan 1-2 tahun >2 tahun 13 10 21 15 24 15,7 12 25,3 18,1 28,9 Jenis stroke Stroke Iskemik Stroke Hemoragik 785 946

(8)

58 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 4 | Nomor 2 | Desember 2017

Karakteristik (f)F (%)P Barthel Indeks Ketergantungan total Ketergantungan berat Ketergantungan sedang Ketergantungan ringan Mandiri 2 4 4 18 55 2,4 4,8 4,8 21,7 66,3

Dari hasil penelitian dapat dilihat bahwa sebagian besar responden berada pada usia 46-55 tahun (50,6%), tidak bekerja (29%), berstatus menikah (90,4%), menderita stroke lebih dari 2 tahun (28,9%), menderita stroke iskemik (94%), dan mandiri (66,3%). Kebutuhan psikososial pada pasien paska stroke dapat dilihat pada tabel 2.

Tabel 2. Kebutuhan Psikososial Pasien Paska Stroke

No Pasien stroke membutuhan bantuan untuk Mean

Tidak membutuh-kan/ Sudah terpenuhi F(%) Kebutuhan tingkat rendah F(%) Kebutuhan tingkat me-nengah F(%) Kebutuhan tingkat tinggi F(%)

1 Mendapatkan dukungan teman,

keluarga dan kelompok 1,76 20 (24,1%) 7 (8,4%) 29 (34,9%) 27 (32,5%) 2 Menjalankan aktivitas seperti

sebelum sakit 1,16 33(39,8%) 17 (20,5%) 20(24,1%) 13 (15,7%)

3 Berinteraksi dengan pasien

paksa stroke lainya 1,11 37 (44,6%) 15 (18,1%) 16 (19,3%) 15 (18,1%) 4 Berkomunikasi dengan orang

lain 0,90 21 (25,3%) 14 (16,9%) 11 (13,3%) 13 (15,7%)

5 Mendapatkan dukungan emosi 1,20 30 (36,1%) 19 (22,9%) 21 (25,3%) 13 (15,7%) 6 Menerima kondisi kesehatan 1,01 33 (39,8%) 22 (26,5%) 22 (26,5%) 6 (7,2%) 7 Memahami orang lain 0,86 38 (45,8%) 25 (30,1%) 14 (16,9%) 6 (7,2%) 8 Mendapatkan konseling 1,39 23 (27,7%) 20 (24,1%) 25 (30,1%) 15 (18,1%) 9 Mengatasi perasaan menjadi

beban keluarga 1,02 32 (38,6%) 25 (30,1%) 18 (21,7%) 8 (9,6%) 10 Mengatasi rasa bosan 0,90 36 (43,4%) 25 (30,1%) 16 (19,3%) 6 (7,2%) 11 Mengatasi stress yang

dira-sakan 1,04 32 (38,6%) 21 (25,3%) 25 (30,1%) 5 (6%)

12 Menjalankan hobi 0,80 42 (50,6%) 20 (24,1%) 17 (20,5%) 4 (4,8%) 13 Mengatasi kecemasan 1,05 32 (38,6%) 22 (26,5%) 21 (25,3%) 8 (9,6%) 14 Mengatasi perasaan terpuruk

atau tertekan 1,07 30 (36,1%) 27 (32,5%) 16 (19,3%) 10 (12%)

15 Mengatasi kesedihan 1,06 30 (36,1%) 28 (33,6%) 15 (18,1%) 10 (12%) 16 Mengatasi kecemasan terkait

hasil perawatan yang tidak memuaskan

1,06 28 (33,7%) 30 (36,1%) 17 (20,5%) 8 (9,6%)

Dari data tersebut didapatkan hasil bahwa pasien paska stroke membutuhkan berbagai bantuan dalam memenuhi kebutuhan psikososial diantaranya adalah dukungan teman,

keluarga, dan kelompok (x= 1,76), mendapatkan konseling (x = 1,39), mendapatkan dukungan emosi (x = 1,20), bantuan untuk menjalankan

(9)

Kebutuhan Psikososial Pasien Paska Stroke pada Fase Rehabilitasi 59

JKA | Volume 4 | Nomor 2 | Desember 2017

aktivitas sebagaimana sebelum sakit (x = 1,16), berinteraksi dengan pasien paska stroke lainnya (

x= 1,11), mengatasi perasaan terpuruk (x= 1,07), mengatasi kecemasan (x=1,05) dan mengatasi perasaan menjadi beban keluarga (x= 1,02).

Berdasarkan hasil penelitian ini, hampir semua item dari kebutuhan dukungan sosial dibutuhkan pasien paska stroke. Kebutuhan terkait dukungan sosial yang dibutuhkan pasien paska stroke diantaranya adalah mendapatkan dukungan teman, keluarga, dan kelompok, membutuhkan bantuan untuk menjalankan aktivitas seperti sebelum sakit, membutuhkan bantuan dalam berinteraksi dengan pasien paska stroke lainnya, dan bantuan untuk mendapatkan dukungan emosi. Gangguan fisik, psikologis, dan kognitif menyebabkan pasien paska stroke membutuhkan dukungan dari sosial. Pasien paska stroke sering mengalami kecemasan dan depresi (Mir, et.al., 2014). Kecemasan dan depresi dapat disebabkan oleh rendahnya kualitas dukungan sosial yang diterima pasien paska stroke (Kim, Jong., 2016). Interaksi antar sesama pasien paska stroke sangat dibutuhkan sebagai dukungan sosial. Dukungan sosial yang baik dapat meningkatkan status fungsional dan efektivitas rehabilitasi (Hui, et.al., 2013). Selain dukungan sosial, pasien paska stroke juga membutuhkan dukungan emosi. Dukungan emosi dapat meningkatkan kemampuan adaptasi dan penerimaan pasien terhadap kondisi kesehatannya.

Sebagian besar item kebutuhan psikologis dibutuhkan oleh pasien paska stroke. Kebutuhan tersebut diantaranya adalah bantuan untuk konseling, menerima kondisi kesehatannya, bantuan untuk mengatasi perasaanya menjadi beban keluarga, mengatasi stress yang dirasakan, mengatasi kecemasan, mengatasi perasaan terpuruk atau tertekan, mengatasi kesedihan dan mengatasi kecemasan terkait hasil perawatan yang

belum memuaskan. Hal ini disebabkan oleh pasien stroke dapat mengalami gangguan emosional seperti depresi. Berbagai penelitian menyebutkan bahwa pasien stroke iskemik beresiko lebih besar mengalami depresi dibandingkan dengan stroke hemoragik (Robinson and Jorge, 2016). Hal ini sesuai dengan karakteristik sebagian responden dalam penelitian ini mengalami stroke iskemik. Kondisi tersebut menyebabkan pasien paska stroke membutuhkan bantuan untuk konseling, berbagi perasaan terkait kondisi kesehatannya. Sebagian besar pasien paska rawat membutuhkan konseling (Ding, et.al., 2013). Kelemahan yang dialami menyebabkan pasien mengalami gangguan dalam menjalankan aktivitasnya sehari-hari sehingga ada perasaan menjadi beban bagi keluarga. Perasaan stress, tertekan dan terpuruk yang dirasakan pasien paska stroke harus diatasi karena akan memperberat kondisinya dan outcome dari perawatan fase rehabilitasi mengalami penurunan. Selain itu, status emosional pasien dapat mempengaruhi kualitas hidup pasien paska stroke (Serda, et.al., 2015).

Dukungan teman, keluarga dan kelompok sesama pasien stroke merupakan kebutuhan psikososial yang paling banyak dibutuhkan oleh pasien paska stroke pada penelitian ini. Sesama pasien paska stroke dapat saling memberikan dukungan dan motivasi dalam menjalankan perawatan yang sedang dijalani. Selain itu, sesama pasien paska stroke dapat bertukar informasi terkait proses dan tempat rehabilitasi yang baik. Mereka dapat berbagipengalaman dalam merasakan dan menghadapi kondisi kesehatan yang disebabkan oleh penyakit stroke yang mereka jalani.

Pasien paska stroke sering mengalami kecemasan, kesedihan, tertekan dan merasa menjadi beban keluarga. Kondisi tersebutdapat disebabkan oleh kelemahan anggota gerak yang mereka alami sehingga mereka tergantung

(10)

60 Jurnal Keperawatan ‘Aisyiyah

JKA | Volume 4 | Nomor 2 | Desember 2017

kepada keluarga. Dalam kondisi tersebut, pasien membutuhkan bantuan untuk mengurasi kecemasan yang dialaminya. Petugas kesehatan dapat memberikan konseling secara langsung untuk memfasilitasi pasien paska stroke dalam mencurahkan semua perasaan yang dialami oleh pasien paska stroke. Selain itu, tenaga kesehatan dapat memberikan dukungan kepada keluarga pasien paska stroke agar keluarga dapat memberikan dukungan serta meyakinkan pasien bahwa merawat pasien paska stroke tidak menjadi beban bagi mereka.

Hobi merupakan salah satu cara yang biasa dilakukan serta dapat merasakan semangat saat mengerjakannya. Dengan melakukan hobi, kecemasan, rasa kesedihan dan kebosanan yang dirasakan pasien paska stroke dapat berkurang. Selain itu, sebagian besar pasien paska stroke pada penelitian ini mandiri sehingga masih bisa menjalankan hobi yang mereka miliki. Hobi dapat mengurangi kecemasan seseorang (Takeda, et.al., 2015). Meskipun demikian, mereka masih membutuhkan bantuan dalam menjalankannya.

SIMPULAN DAN SARAN

Pasien paska stroke sering mengalami gangguan psikososial seperti kecemasan dan kesedihan bahkan depresi. Dalam kondisi tersebut, pasien paska stroke membutuhkan bantuan dalam memenuhi kebutuhan psikososialnya. Berdasarkan penelitian ini, pasien paska stroke membutuhkan dukungan dari dukungan teman, keluarga, dan kelompok (x= 1,76), mendapatkan konseling (x = 1,39), mendapatkan dukungan emosi (x = 1,20), bantuan untuk menjalankan aktivitas sebagaimana sebelum sakit (x = 1,16), berinteraksi dengan pasien paska stroke lainnya (

x= 1,11), mengatasi perasaan terpuruk (x= 1,07), mengatasi kecemasan (x=1,05) dan mengatasi perasaan menjadi beban keluarga (x= 1,02).

Berdasarkan hasil tersebut, pasien membutuhkan bantuan dalam mengatasi masalah psikologis yang dialaminya. Petugas kesehatan diharapkan dapat memfasilitasi kebutuhan pasien tersebut dengan melakukan konseling dan mendorong keluarga untuk memberikan dukungan kepada pasien paska stroke

DAFTAR PUSTAKA

Broomfield, N.M. Quinn,T.,Abdul-Rahim,A.H., Walters, M.R. et.al. (2014). Depression and Anxiety Symptoms Post-Stroke/TIA : Pevalence and Associations In Cross- Sectional Data From A Regional Stroke Registry. BMC Neurology. Vol.14: 198 . ISSN 7477-2377 diunduh dari www. search.proquest.com diakses tanggal 25 Januari 2018.

Ding, Shih-Tan, Wang Chuan-Lan, Huang Yu-Han. Shu Chin Chung, Tseng- Yu, Tzu et.al. (2013). Demand and Predictor Post-Discharged Medical Counceling In Home Care Patients : A Prospective Cohort Study. Plos One. Vol : 8 (5) : e64274. diunduh dari www.serach.proquest.com

Gallian, Hevey., Davis, Robert. (2016). Clarifiying The Associations Between Anxiety, Depression and Fatigue Following Stroke. Journal Of Health Psychology. Vol (21) : 12 diunduh dari www.search.proquest.com. diakses tanggal 25 Januari 2018.

Hui, Wang., Kun, Chan., Yfeng, Pan,. Fangyuan Jing, Liu He. (2013). Associations and Impact Factors Between Living Arrangements and Functional Disability Among Older Chinese Adults. Plos One. Vol. 8 (1). diunduh dari www.search.proquest.com diakses taggal 25 Januari 2018.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2014. InfoDatin. Situasi Kesehatan

(11)

Kebutuhan Psikososial Pasien Paska Stroke pada Fase Rehabilitasi 61

JKA | Volume 4 | Nomor 2 | Desember 2017

Jantung. Jakarta : Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI.

Kevitt, Fudge, Redfern, Sheldenkar, Chrichton, Wolfe. 2009. The Stroke Survivor Needs Survey. London : King’s College London. diunduh dari www.nao.org.uk

Kim, Jong. (2016). Post- Stroke Mood and Emotional Disturbances : Pharmacological Therapy Based on Mechanism. Journal of Stroke. Vol . 18 (3) : 233 – 255. diunduh dari www.j-stroke.org diakses tanggal 25 Januari 2018.

Mir, Manzoor, Al-Baradie, Raid. Alhussainawi, Malik. (2014). Pathophysiology of Stroke. Kingdom of Saudi Arabia: Nova Science Publishers. diunduh dari www. researchgate.net diakses tanggal 25 Januari 2018.

Moreland, Depaul, Amy, Pangliuso, Yip, Pollock, Wilkins. 2009. Needs Assessment of Individuals with Stroke After Discharge From Hospital Stratified ny Acute Functional Independence Measure Score. Disability and Rehabilitation. Vol. 31, No 26. Hal 2185-2195. available at www. heart.org.

Oros. Popesco. Iova. Mihancea.Iova,C. (2016). Depression, Activities of Daily Living and Quality of Life In Elderly Stroke Patients.

International Journal of The Bioflux Society. Vol:8(1): 24-28. Available at www.hvm. bioflux.com.ro

Robinson, Robert., Jorge Ricardo. (2016). Post-stroke Depression : A Review. Am J. Psychiatry. Vol. 1772 :3. diunduh dari www.ajp.psychiatryonline.org. diakses tanggal 25 Januari 2018

Serda., Bozkurt,M. Karakoc, mehmet, Caglayon,Mehmet. Aledeniz, Dicle., Oktayoglu, Varol, Kemal. (2015). Determining Quality of Life and Associated Factors In Patients With Stroke. Turk J Phys Med Rehab. 2015 : 16 : 148-154. diunduh dari www.ftrdergisi.com. diakses tanggal 25 Januari 2018.

Shin,sin., Lee Eunice, Lee Jongwon, An Kyungeh, et.al. (2016). Depression and Anxiety One Month After Stroke. Asian/Pacific Island Nursing Journal. Vol 1 (3): 82-90. diunduh dari www.digitalscholarship.univ.edu diakses tanggal 25 Januari 2018.

Takeda, Fumi, Noguchi, Haruko, et.al. (2015). How Possibly Do Leisure and Social Activities Impact Mental Health of Middle-Aged Adults in Japan? : An Evidence From a National Longitudinal Survey. Plos One. Oktober 2015 diunduh dari www.search. proquest.com

(12)

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden Karakteristik (f)F (%)P Usia 17 – 25 tahun 26 – 35 tahun 36 – 45 tahun 46 – 55 tahun &gt;55 tahun 003 4238 00 3,6 50,645,8 Pekerjaan Tidak bekera PNS TNI/POLRI Wiraswasta Buruh/pekerjaan yang  memerlukan banyak  tenaga 2921

Referensi

Dokumen terkait

Bahan-bnhan yang aangandung Hltrogon aabagal Aaina atau aalda dapat dltantukan aaeara tapat dangan aanggu- nakan aatoda Kjaldahl, aadang dales bentuk yang lain

Murâbahah yang dipraktikkan di perbankan syariah adalah murâbahah li al-amir bi al-syirâ’ , yaitu transaksi jual beli di mana seorang nasabah pengajukan permohonan

Puji syukur peneliti haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan anugerah-Nya, peneliti akhirnya berhasil menyelesaikan skripsi yang berjudul:

Sampel yang diberi perlakuan freeze dry dan evaporasi menghasilkan nilai gula reduksi dan konsentrasi oligosakarida yang lebih tinggi serta kromatogram HPLC dengan

GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PASIEN STROKE DI PUSKESMAS PADASUKA Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu.. GAMBARAN DUKUNGAN KELUARGA

Pokja Bidang Konstruksi I ULP Kabupaten Klaten akan melaksanakan [Pelelangan Umum/Pemilihan Langsung] dengan pascakualifikasi untuk paket pekerjaan konstruksi secara

Dalam klarifikasi/verifikasi dan pembuktian tersebut diminta agar Saudara membawa dokumen/surat/bukti-bukti otentik (asli/sah beserta copy/salinan) atas semua

Jenis penelitian ini menggunakan tipe explanatory research yang bertujuan untuk menjelaskan pengaruh disiplin kerja (disiplin waktu, disiplin peraturan, disiplin terhadap