PROPOSAL PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PENGAJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX
PENYUSUN:
Nama : Abi Rizal Muhammad
NIM : D.111.11.0030
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN UNIVERSITAS SEMARANG
LEMBAR PENGESAHAN I
1. Judul : Teknologi Pengolahan Sirup Pala di PT. Perkebunan Nusantara IX (Persero)Kebun Ngobo Desa Wringin Putih, Kec. Bergas,
Kab. Semarang, Jawa Tengah 2. Nama : Abi Rizal Muhammad
3. NIM : D.111.11.0030
4. Pelaksanaan PKL : Bulan Januari 2013
Menyetujui,
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
(Ir. Sri Budi Wahjuningsih, MP)
Mengetahui,
Ketua Program Studi S-1 Teknologi Hasil Pertanian
(Ir. Bambang Kunarto, MP)
Semarang, 2 Januari 2014
Pelaksana
PROPOSAL KEGIATAN
PROPOSAL PENGAJUAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN
KEPADA PT. PERKEBUNAN NUSANTARA IX
A. Pendahuluan
Dalam rangka mewujudkan cita-cita sebuah perguruan tinggi yang berorientasi
pada penciptaan sarjana yang intelektual, profesional, mampu berbicara secara teoritis
maupun dalam bentuk prakteknya, maka perlu adanya kajian-kajian yang diaplikasikan
dalam bentuk praktek kerja baik di perusahaan swasta maupun instansi pemerintah.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademik yang dilaksanakan oleh
mahasiswa, disusun atas dasar visi dan misi yang termuat dalam tujuan Universitas
Semarang dan merupakan perpaduan antara kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL),
penelitian dan pengabdian masyarakat dalam jangka waktu yang telah ditetapkan dengan
prinsip belajar berkelanjutan yang memberikan makna langsung bagi mahasiswa.
PKL yang dimaksud untuk mendidik dan mempersiapkan mahasiswa menjadi
tenaga profesional dengan membekali pengalaman kerja sesuai dengan bidang
profesinya, dengan memadukan antara wawasan teoritis dan praktek kerja secara riil
dilapangan yang memiliki kompetensi, yaitu : (1) kompetensi personal (2) kompetensi sosial (3) kompetensi profesional dan (4) kompetensi layanan.
Menghadapi era global ini, mahasiswa harus mampu menjadi tenaga yang terampil dalam
bidang yang ditekuninya. Karena PKL merupakan upaya integratif dari pendidikan
keilmuan dan pengalaman lapangan. Dengan kata lain, PKL bukan hanya sekedar
pengalaman lapangan bagi mahasiswa, akan tetapimerupakan konsep integratif dari teori,
praktekdan penelitian yang akan memberikan manfaat besar bagi mahasiswa khususnya
Telah diketahui bersama bahwa dalam menempuh studi di perkuliahan harus
didukung adanya kemampuan aplikasi keilmuan dalam praktek dunia kerja. Meskipun
kegiatan ini hanya bersifat orientasi dari pengenalan namun memberikan motivasi dan
pengalaman yang baru, yang nantinya dapat dijadikan sebagai bekal dalam dunia kerja.
Dengan pengalaman Praktek Kerja Lapangan (PKL) diharapkan mahasiswa dapat
mengambil manfaat dan memahami arti pentingnya keahlian atau keprofesionalan dalam
penerapan dunia kerja yang setiap tahunnya mengalami perubahan. Selain itu menjadi
nilai tambah untuk berkompetisi dibidangnya.
Berkaitan dengan latar belakang di atas, kami selaku mahasiswa Universitas
Semarang (Fakultas Teknologi Pertanian, Jurusan Teknologi Pangan) memilih PT.
Perkebunan Nusantara IX sebagai tempat PKL.
PT. Perkebunan Nusantara IX merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
B. Latar Belakang
Pala dikenal Myristica frangansHoutt (Myristicaceae), sebagai tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan multiguna. Setiap bagian tanaman dapat dimanfaatkan dalam berbagai industri. Biji, fuli dan minyak pala merupakan komoditas ekspor dan digunakan dalam industri makanan dan minuman. Selain itu minyak yang berasal dari biji, fuli dan daun banyak digunakan untuk industri obat-obatan, parfum dan kosmetik. Sampai saat ini Indonesia menjadi pemasok biji dan fuli pala terbesar ke pasar dunia (sekitar 60%). Sebagai komoditas ekspor, pala mempunyai prospek yang baik karena selalu dan akan selalu dibutuhkan secara kontinyu baik dalam industri makanan, minuman, obat-obatan dan lain-lain. Sampai saat ini, kebutuhan dalam negeri untuk pala juga cukup tinggi.
Bagian Buah Pala
Tempurung 15,1
-Biji 13,1 8,4
Biji pala terdiri dari dua bagian utama yaitu 30–45% minyak dan 45–60% bahan padat termasuk selulosa. Minyak terdiri atas dua jenis yaitu minyak atsiri (essential oil) dan minyak lemak (fixed oil) yang disebut nutmeg butter. Perbedaan komponen tersebut bervariasi tergantung pada letak geografis dan tempat tumbuhnya maupun jenis (varietas) dari tanaman tersebut. Walaupun kandungan minyak atsiri dalam biji lebih rendah dari
fixed oil, tetapi komponen minyak atsiri lebih berperan penting sebagai pemberi rasa pada industri makanan, minuman, dan dalam industri farmasi. Biji dan fuli pala kering merupakan dua bentuk komoditas pala di pasar intenasional. Keduanya dapat diolah menjadi minyak pala yang memberikan nilai ekonomi, sedangkan daging buahnya dapat dibuat berbagai macam produk pangan.
Minyak Atsiri
Penelitian terhadap minyak atsiri tanaman pala telah banyak dilakukan. Hal ini disebabkan karena fakta bahwa minyak atsiri mempunyai kandungan senyawa atau zat yang lebih banyak, sehingga banyak digunakan sebagai bahan baku industri. Selain itu, minyak atsiri mengandung senyawa yang mempunyai pengaruh sebagai psikotropika yang bersifat farmakologis. Minyak atsiri pala ini berupa cairan yang tidak berwarna atau kuning pucat serta memiliki rasa dan bau yang menyerupai pala, diperoleh dengan proses distilasi. Minyak ini dapat larut dalam alkohol, namun tidak larut dalam air pada suhu 250C, sensitif pada cahaya dan udara, sehingga tempat penyimpanannya harus terlindung
serangga (Marcelle dalam Nurdjannah 2007). Persentase minyak atsiri pada tanaman pala lebih rendah bila dibandingkan dengan fixed oil (minyak lemak). Menurut Rismunandar
dalam Nurdjannah (2007), biji pala mengandung minyak atsiri sekitar 2-16% dengan rata-rata 10% dan fixed oil (minyak lemak) sekitar 25-40%, karbohidrat sekitar 30% dan protein sekitar 6%.
Minyak atsiri pala dapat diperoleh dari penyulingan biji pala, sedangkan minyak fuli dari penyulingan fuli pala. Minyak atsiri dari biji pala maupun fuli mempunyai susunan kimiawi dan warna yang sama. Minyak fuli baunya lebih tajam daripada minyak biji pala. Rendemen minyak biji pala berkisar antara 2-15% (rata-rata 12%), sedangkan minyak fuli antara 7-18% (rata-rata 11%). Bahan baku biji dan fuli pala yang digunakan biasanya berasal dari biji pala muda dan biji pala tua yang rusak (pecah). Rendemen dan mutu minyak dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat digolongkan menjadi dua yaitu pra panen dan pasca panen. Faktor pra panen meliputi jenis (varietas) tanaman, cara budidaya, waktu dan cara panen. Faktor pascapanen meliputi cara penanganan bahan, cara penyulingan, pengemasan dan transportasi. Biji pala yang akan disuling minyaknya sebaiknya dipetik pada saat menjelang terbentuknya tempurung yaitu berusia sekitar 4-5 bulan. Pada umur tersebut warna fuli masih keputih-putihan dan daging buahnya masih lunak. Fuli yang tua dan sudah merah warnanya, kandungan minyak atsirinya relatif rendah dan dimanfaatkan untuk ekspor (Somaatmaja, dalam Nurdjannah. 2007). Penyulingan dapat dilakukan dengan cara penyulingan uap pada tekanan rendah, sedangkan penyulingan dengan tekanan tinggi dapat menyebabkan terbawanya minyak lemak sehingga akan menurunkan mutu minyak atsiri (Guenther dalam Nurdjannah 2007).
Komponendan Kegunaan Minyak Atsiri
camphene dan sabinene saling bergantian dan mempunyai kandungan 50% dari minyak atsiri pala.
Menurut Dorman et al. dalam Nurdjannah (2007) komponen utama minyak biji pala adalah terpen, terpen alcohol dan fenolik eter. Komponen monoterpen hidrokarbon yang merupakan komponen utama minyak pala terdiri atas β-pinene (23,9%), α-pinene (17,2%), dan limonene (7,5%). Sedangkan komponen fenolik eter terutama adalah myristicin (16,2%), diikuti safrole (3,9%) dan metil eugenol (1,8%). Selanjutnya Dorman
et al., (2004) menyatakan terdapat 25 komponen yang teridentifikasi dalam minyak pala (sejumlah 92,1% dari total minyak) yang diperoleh dengan cara penyulingan (hydrodistillation) menggunakan alat penyuling minyak. Pada prinsipnya komponen minyak tersebut teridentifikasi sebagai α-pinen (22,0%) dan β– pinen (21,5%), sabinen (15,4), myristicin (9,4), dan terpinen–4-ol(5,7). Minyak fuli mengandung lebih banyak myristicin daripada minyak pala. Kegunaan senyawa penyusun minyak atsiri pala antara lain sebagai berkut :
1. Camphene dan turunannya memiliki sifat antibakteri, antijamur, dan insektisida yang kuat, banyak digunakan dalam industri dan manufaktur. Camphene dapat dikonversi menjadi senyawa lain, digunakan dalam pembuatan kapur barus, obat dalam farmasi, dan camphene sendiri telah terbukti dapat mencegah atheromatosis pada aorta beberapa hewan.
2. d-pinene digunakan dalam pembuatan kapur barus (kamper), pelarut, plastik, dasar parfum dan minyak pinus sintetis.
3. Dipentene digunakan sebagai bahan pelarut, juga digunakan dalam pembuatan resin. 4. d-linalool juga disebut coriandrol, digunakan dalam wewangian.
5. d-borneol digunakan dalam pembuatan wewangian dan dupa.
6. i-terpineol digunakan sebagai antiseptik, pembuatan parfum dalam sabun. 7. Geraniol digunakan dalam wewangian.
10. Eugenol dan iso-eugenol digunakan dalam pembuatan wewangian, selain minyak cengkeh, dapat juga digunakan sebagai analgesik gigi.
Berdasarkan informasi diatas diketahui bahwa semua bagian buah pala dapat dijadikan bahan olahan yang mempunyai nilai ekonomis, baik di pasar nasional maupun pasar internasional. Pemanfaatan buah pala yang belum optimal, hendaknya perlu dilakukan inovasi agar dapat menghasilkan produk yang dapat dipasarkan, sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani pala dan tidak hanya tergantung pada penjualan biji pala saja.
C. Tujuan dan Manfaat
Tujuan
Mempelajari produksi minyak atsiri biji dan fuli pala pada PT Perkebunan Nusantara
IX :
1. Mempelajari teknologi proses minyak atsiri biji dan fuli pala pada PT Perkebunan
Nusantara IX.
2. Mempelajari pengendalian mutu minyak atsiri biji dan fuli pala PT. Perkebunan
3. Mempelajari sanitasi industri minyak atsiri biji dan fuli pala PT. Perkebunan
Nusantara IX.
Manfaat
1. Menambah pengetahuan tentang manajemen produksi termasuk di dalamnya prinsip
manajemen produksi kebun PT Perkebunan Nusantara IX Mengetahui pelaksanaan
manajemen suatu perusahaan
2. Sumberinformasiuntukpenelitiandanpenulisanilmiah
D. Metode Praktek Kerja Lapangan
1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Tempat :
Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan di PT. Perkebunan Nusantara IX, Jawa
Tengah.
Praktek Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013
2. Materi Praktek Kerja Lapangan
Materi yang dikaji dalam pelaksanaan praktek kerja lapangan di PT Perkebunan
Nusantara IX meliputi aspek produksi pengolahan minyak atsiri biji dan fuli pala.
3. Metode Pelaksanaan
a. Metode Observasi
Metode pengambilan data baik dengan praktek langsung atau dengan cara
langsung mengamati dan mencatat pada objek yang dipelajari
b. Metode Interview
Metode pengumpulan data dengan cara melakukan tanya jawab langsung kepada
pihak petugas perusahaan dilapangan
c. Metode Bimbingan
Melakukan konsultasi dan bimbingan dalam mendokumentasikan bidang
keilmuan yang diperoleh selama Praktek Kerja Lapangan (PKL), pembimbingan
ini dilakukan pada pembimbing lapangan di Kebun Getas Pabrik Kopi Banaran
dan kepada pembimbing dari Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Semarang
4. Kewajiban Mahasiswa selama PKL
a. Mentaati semua peraturan yang ditetapkan, mengikuti semua petunjuk dan saran
yang diberikan oleh petugas lapangan, pembimbing lapangan maupun
penanggung jawab PKL
c. Membuat laporan PKL sebagai syarat penyusunan proyek akhir
E. Penutup
Demikian proposal pengajuantempatPraktekKerjaLapangan (PKL) ini kami buat,
semogadenganbantuandanpartisipasidarisemuapihak,
kegiataninidapatberjalandenganlancarsesuaidengan target dantujuan yang dicapai. Dan
taklupa kami mengucapkanbanyakterimakasihkepadasemuapihakterutamapadatempat