LAPORAN PEN GABD I AN KEPAD A M ASYARAKAT
W ORKSH OP M URAL UN TUK SI SW A
SM AN TALUN D AN SM AN GARUM
KABUPATEN BLI TAR
Ole h :
D r s. Su k ir n o, M .Sn
N I P: 1 9 5 3 0 2 2 8 1 9 8 6 0 3 1 0 0 2
D ibia ya i D I PA I SI Su r a k a r t a N om or : 0 1 6 5 .0 / 0 2 3
-0 4 .2 / XI I I / 2 -0 -0 9 Ta h u n An gga r a n 2 -0 -0 9 , D ir e k t or a t
Je n de r a l Pe n did ik a n Tin ggi, D e pa r t e m e n Pe n didik a n
N a sion a l, N om or Kon t r a k : 9 5 / 1 6 .2 / PM / 2 0 0 9
JURUSAN SENI RUPA MURNI
H ALAM AN PEN GESAH AN
Ket ua Lem baga Pengabdian Masyarakat
RI N GKASAN D AN SUM M ARY
Mural dalam perj alananan seni rupa t idak bisa dilepaskan dar i j am an prasej arah k ira- kira 31.500 t ahun silam , ket ika ada luk isan gua di Lascaux , selat an Prancis. Mural- m ural abad pert engahan at au periode Baroque m em perlihat kan lom pat an besar pada t em a dan t eknik . I nt er ior gerej a- gerej a di I t alia, m isalnya, diper indah dengan rerupaan bergaya surealis, kar ya Michaelangelo dan Leonardo da Vinci, yang bersum ber pada kisah- k isah Al Kit ab. Di negara- negara konflik, sepert i I rlandia Ut ara, m ural sangat m udah dit em ui di sem ua dinding kot a. Tercat at sekit ar 2000 m ural dihasilkan dar i sej ak t ahun 1970 hingga sekarang dan dengan dem ik ian I r landia Ut ara- lah negara yang sangat produkt if m enghasilkan m ural. Propaganda polit ik m enj adi t em a sent ral dalam m ural t ersebut .
Mural pada perkem bangannya t elah m enj adi bagian dar i seni publik yang m elibat kan kom unikasi dua arah. Senim an m ural m elakukan kom unikasi secara v isual kepada m asyarakat t erhadap apa yang ingin dicurahkannya, sedangkan m asyarakat sebagai penik m at dalam prakt iknya m am pu ber int eraksi langsung kepada senim an.
Hal ini sem ak in m enunj ukkan dalam seni m ural, bahwa int erak si t idak hanya dilakukan secara v isual yang m enganut pandangan ‘seni adalah seni’ t anpa pert anggungj awaban yang past i, nam un m ural j uga m am pu m endekat kan dir inya sebagai seni yang ber int erak si j uga secara verbal. Dalam hal ini, m asyarak at m em peroleh pencerahan dalam dunia seni rupa dan secara t eknis, m asyarakat awam dapat m engam bil peran sebagai senim an j uga.
Fakt or karakt er inilah yang akhirnya belakangan ini m ural sem akin m endapat kan perhat ian dar i m asyarakat luas yang awam t erhadap perkem bangan m aupun keber langsungan hidup seni rupa, lebih khusus lagi adalah anak m uda. Fakt a inilah yang m enj adi dasar penulis unt uk m elakukan pengabdian m asyarakat dengan bent uk kegiat an workshop m ural bagi siswa SMAN Garum dan SMAN Talun Kabupat en Blit ar. Mat eri workshopnya sendir i t idak hanya prakt ik at au pengenalan t eknik m em buat m ural t et api j uga sej arah, definisi, karakt er, dan m et ode pencipt aannya.
PRAKATA
Dengan m enghat urkan puj i syukur kehadirat Tuhan Yang Maha
Esa at as sem ua berkah- Nya, m aka peny usunan laporan pengabdian
m asyarakat ” Workshop Mural di SMAN Garum dan SMAN Talun
Kabupat en Blit ar ” ini dapat diselesaikan.
Laporan PPM ini m erupakan pengabdian m asyarakat dengan
t arget sasaran siswa SMA. Dengan m at eri sej arah, definisi, karakt er
dan m et ode pencipt aan sert a prakt ik pem buat an m ural, diharapkan
para pesert a yang m asih rem aj a ini dapat m enyalur kan bakat m ereka
secara posit if.
Unt uk sem ua kesem pat an yang t elah diberikan, kam i ucapkan
banyak t er im a kasih. Sem oga laporan PPM yang sederhana ini dapat
berm anfaat bagi k it a sem ua.
Surakart a, 20 Novem ber 2009
D AFTAR I SI
B. Realisasi dan Pem ecahan Masalah...22
D AFTAR TABEL
D AFTAR LAM PI RAN
La m pir a n 0 1 Pesert a dar i SMAN Garum La m pir a n 0 2 Daft ar pesert a dari SMAN Talun
La m pir a n 0 3 Daft ar pesert a guru kesenian SMA & SMP Blit ar La m pir a n 0 4 Mat eri Workshop
BAB I PEN D AH ULUAN
A. La t a r Be la k a n g
Mural sepert i halny a keberadaan m edia seni rupa lainnya,
belakangan ini sem akin m endapat kan per hat ian dar i m asyarak at luas
yang awam t erhadap perkem bangan m aupun keberlangsungan hidup
seni rupa. Sej ak ber langsungnya proj ek Mural Kot a Jogj akart a yang
diprakarsai oleh walikot a set em pat sert a m elibat kan senim an m ural
dari Jogj a, Jakart a dan kom unit as dar i kot a lain bahkan dar i Am erika
Serikat , m asyarakat sem akin t erbuka t erhadap seni rupa ( Ant ok,
2003) .
Ket ika m asyarakat yang awam di kam pung- kam pung Jogj a j uga
diikut kan dalam proyek m ural dengan cara m eluk is t em bok- t em bok
kam pung m ereka sendir i yang t idak t erpakai, bahkan m enj adi
sant apan liar graffit i yang t idak m em edulikan keindahan, m aka
sebenarnya ada usaha berkom unikasi ant ara senim an dengan
m asyarakat . Pada akhirnya, m ural j ust ru m enj adi seni publik yang
t idak hanya dim ilik i oleh senim an m ural saj a, nam un m asyarakat yang
t idak paham m enggam bar dengan indah pun dapat diikut kan dalam
rangka keindahan kot a ini.
Tingginya gem pur an produk- produk kapit alism e publik, sepert i
m enj adi keprihat inan di sat u sisi, karena dengan dem ikian sem akin
m em persem pit ruang publik sebagai m edia unt uk saling ber int eraksi.
Konsum si m at a t erhadap keindahan kot a j uga seakan- akan dirusakkan
oleh sem akin banyak nya gedung- gedung bert ingkat , penem pat an yang
kurang t epat m edia- m edia ber ik lan m aupun aksi v andalism e sepert i
graffit i.
Belum lagi ik lim t ropis yang sem ak in rusak j uga oleh efek rum ah
kaca, j alur hij au yang dipakai perkant oran, penebangan pohon unt uk
m em beri ruang bagi gedung- gedung m ewah dan bert ingkat sem ak in
m em persem pit peluang m asyarakat m enikm at i keindahan kot a yang
j auh dari kebisingan.
Ket erkait an kult ur kot a, lingkungan dan m ural it u sendiri
bersifat ant it esis. Apalagi bila disem pit kan lagi m enj adi ket er kait an
ant ara seni rupa dan kot a, m aka hubungan yang saling m enolak it u
sem akin t erlihat . Kot a, bagi perupa t idak ada esensi seni yang bisa
digali dalam kehidupan kot a yang penuh warna nam un kehilangan
keasliannya. Bagi m ereka kot a t idak lebih dar i sem angat rom ant ik
yang t ersisa. Karena it ulah dalam m enggali ide biasanya perupa
m em buat j arak dengan kot a m aupun kehidupan urban.
Dalam hubungannya dengan ruang publik kot a, m ural m encoba
m engkrit isi ruang publik kot a yang t elah m enj adi aj ang pert ar ungan
berbagai m acam kepent ingan. Para senim an m ural ini ber m aksud
dij adikan salah sat u m edium unt uk m erekat kan hubungan- hubungan
sosial ant ar m asyarak at .
Di Surakart a, m ur al pert am a kali m asuk program resm i Pem k ot
Surakart a pada t ahun 2002, dalam progr am Bengawan Solo Fest ival
( BSF) V. Mural ini k em udian berkem bang dan populer di kalangan
m ahasiswa seni rupa di Surakart a ( FKI P dan FSSR UNS sert a Jurusan
Seni Rupa I SI Surakart a) .
Tidak hanya di lingk ungan kam pus, t et api kegiat an m ahasiswa
ini t elah m elebar ke ruang – ruang publik yang ada di Sur akart a.
Term asuk salah sat u program m ereka yang cukup m enarik dan
m enam bah keindahan kot a yait u m ural y ang ada di bak- bak sam pah
di Surakart a.
Ga m ba r 0 1
Mural yang berkem bang sekarang, dalam kont eks seni rupa
m erupakan salah sat u j enis st reet art yang banyak dim inat i kalangan
anak m uda, sepert i halny a graffit i. Sem angat m ural dan graffit i yang
m em punyai karakt er ekspresi krit is dan ekperim ent at if inilah yang
m enj adi dasar Program Pengabdian pada Masyarakat ( PPM) yang t elah
penulis lakukan dengan m em buat Workshop Mural di SMAN I Garum
dan SMAN I Talun Kabupat en Blit ar pada t anggal 18 – 20 Mei 2009
lalu.
Pem ilihan t arget workshop adalah siswa SMA karena m engingat
dalam usia rem aj a sepert i it u m erupakan m asa- m asa di m ana m ereka
baru berusaha m em bangun ident it as dir inya. Oleh karena it u,
pengenalan m ural ini m enj adi pent ing agar m ereka m engenal lebih
awal apa it u m ural dan konsep ruang publik, sehingga m ereka dapat
m em buat m ural dengan baik dan bert anggung j awab.
B. Ru m usa n Ke gia t a n
Bagaim ana m eningkat kan apresiasi dan k em am puan m eluk is dinding
bagi siswa SMA di Blit ar?
C. Tu j u an da n M a n fa a t Ke gia t a n 1 . Tu j u an
Tuj uan pengabdian m asyarakat y ang berbent uk “ Workshop
unt uk m eningkat kan apresiasi dan kem am puan m eluk is dinding
( m ural) bagi siswa SMA di Blit ar.
2 . M a n fa a t
Manfaat yang dapat diam bil dar i program workshop ini bagi
penulis sebagai pengem bangan int erper sonal sk ill. Bagi lem baga
adalah t erj alinya hubungan yang erat ant ara lem baga dan sekolah
yang dit uj u. Bagi Sekolah yang dit uj u, penget ahuan m ereka t ent ang
seni rupa khususnya ” Mural” m enj adi bert am bah, baik secara t eknik
m aupun penget ahuan. Bagi m asyarakat Blit ar secara um um , workshop
BAB I I
KAJI AN PUSTAKA
A. D e fin isi da n Se j a r a h
Mural berasal dar i k at a ‘murus’, kat a dari Bahasa Lat in yang
m em ilik i art i dinding. Dalam pengert ian kont em porer, m ural adalah
luk isan berukur an besar yang dibuat pada dinding ( int er ior at aupun
ekst erior) , langit - langit , at au bidang dat ar lainnya (Yuliawan, 2008)
Mural j uga berart i lukisan yang dibuat langsung m aupun t idak
langsung pada perm ukaan dinding suat u bangunan, yang t idak
langsung m em ilik i kesam aan dengan luk isan. Perbedaannya t erlet ak
.
Akar m uasal m ural dim ulai j auh sebelum peradaban m odern, bahkan
diduga sej ak 30.000 t ahun sebelum Masehi. Ham pir senada, m enurut
Susant o ( 2002: 76) m ural adalah luk isan besar yang dibuat unt uk
m endukung ruang arsit ekt ur .
Definisi t ersebut bila dit erj em ahkan lebih lanj ut , m aka m ural
sebenarnya t idak bisa dilepaskan dar i bangunan dalam hal ini dinding.
Dinding dipandang t idak hanya sebagai pem bat as ruang m aupun
sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rum ah at au gedung,
nam un dinding j uga dipandang sebagai m edium unt uk m em perindah
ruangan. Kesan m elengkapi arsit ekt ur bisa dilihat pada bangunan
gerej a Kat olik yang bercorak Barok yang m eluk is at ap gerej a yang
pada persyarat an khusus yang harus dipenuhi oleh luk isan dinding,
yait u ket erkait annya dengan arsit ekt ur/ bangunan, baik dar i segi
desain ( m em enuhi unsur est et ika) , m aupun usia sert a perawat an dan
j uga dari segi kenyam anan pengam at annya ( 2002: 76) .
Mural dalam perj alananan seni rupa t idak bisa dilepaskan dar i
j am an prasej arah kir a- kira 31.500 t ahun silam , ket ika ada luk isan gua
di Lascaux, selat an Pr ancis. Mural yang dilukis oleh orang- orang j am an
prasej arah ini m enggunakan cat air yang t erbuat dari sar i buah lim un
sebagai m edianya. Lukisan m ural pada j am an prasej arah ini paling
banyak dit em ukan di Prancis. Di Prancis, ada sekit ar 150 t em pat m ural
dit em ukan, kem udian di Spanyol ada 128 t em pat dan di I t alia m ural
dit em ukan di 21 t em pat .
Ga m ba r 0 2 . M u ra l Pra Se j a r a h Lu k isa n gu a di La sca u x , se la t a n Pra n cis Fot o: dia m bil da ri t u lisa n Yu lia w a n ( 2 0 0 8 )
Pencit raan serupa t ernyat a dit em ukan pula di I ndonesia.
Sej um lah gua kapur di Maros dan dinding- dinding kapur di Kolonodale,
Sulawesi Tengah j uga m eny im pan gam bar dinding dar i m asa
i-im aj i pada dinding piram id di Mesir , bangunan- bangunan pada m asa
Rom awi, Yunani, Maya, j uga t em pat - t em pat pem uj aan di I ndia dan
Tibet .
Mural- m ural abad pert engahan at au periode Baroque
m em perlihat kan lom pat an besar pada t em a dan t eknik . I nt erior
gerej a- gerej a di I t alia, m isalnya, diper indah dengan rerupaan bergaya
surealis, karya Michaelangelo dan Leonardo da Vinci, yang bersum ber
pada k isah- k isah Al Kit ab. Pada m asa it u, rum ah orang- orang kaya di
Prancis, I nggr is, dan Jerm an dianggap t rendy j ika int eriornya
dilengkapi dengan m ural. Teknik yang populer digunakan saat it u
adalah yakni m eluk is dinding dengan cara m encam purkan
pewarna dengan pelapis dinding ( sem acam sem en) , sehingga m ural
bert ahan lam a.
Ga m ba r 0 3
Sej arah seni rupa j uga m encat at , luk isan m ural yang t erm ashur
adalah Guernica at au Guernica y Luno karya Pablo Picasso. Picasso
m em buat m ural ini unt uk m em peringat i pengebom an t ent ara Jerm an
di sebuah desa kecil dengan m ayor it as m asyarakat Spanyol. Karya
t ersebut dihasilkan saat perang sipil Spanyol berkecam uk di t ahun
1937.
Di negara- negara konflik, sepert i I r landia Ut ara, m ural sangat
m udah dit em ui di sem ua dinding kot a. Tercat at sekit ar 2000 m ural
dihasilkan dar i sej ak t ahun 1970 hingga sekarang dan dengan
dem ik ian I r landia Ut ara- lah negar a yang sangat produkt if
m enghasilkan m ural. Propaganda polit ik m enj adi t em a sent ral dalam
m ural t ersebut .
Ga m ba r 0 4
Mural pada perkem bangannya t elah m enj adi bagian dar i seni
publik yang m elibat kan kom unikasi dua arah. Senim an m ural
m elakukan kom unikasi secara visual kepada m asyarakat t erhadap apa
yang ingin dicurahkannya, sedangkan m asyarakat sebagai penik m at
dalam prakt iknya m am pu ber int eraksi langsung kepada senim an. Hal
ini sem ak in m enunj ukkan dalam seni m ural, bahwa int eraksi t idak
hanya dilakukan secara v isual yang m enganut pandangan ‘seni adalah
seni’ t anpa pert anggungj awaban yang past i, nam un m ural j uga
m am pu m endekat kan dir inya sebagai seni yang ber int erak si j uga
secara verbal. Dalam hal ini, m asyarak at m em peroleh pencerahan
dalam dunia seni rupa dan secara t eknis, m asyarakat awam dapat
m engam bil peran sebagai senim an j uga.
B. M e lu k is D in din g
Melukis adalah m em v isualkan at au m engeksekusi secara est et ik
kaidah- kaidah dalam seni rupa. Meluk is di dinding ( m ural) secara
prinsip berbeda halnya dengan m eluk is di kanvas. Luk isan di at as
kanvas, sej ak pert am a m ulai diprakt ekkan di m asa Renaisans
dianggap m em bawa sert a sem angat pem baharuan dan cit a- cit a
m odern.
Hal t ent u saj a berbeda dengan t radisi m ur al yang sarat dengan
pesan dan nilai keyak inan adat bersam a m aupun pem aham an
indiv idual. Sej ak saat it u pula nam a pem buat nya ( sang peluk is) j adi
dikenal, nam a it u dianggap pent ing: sebagai pencipt a.
Lukisanpun punya 't em pat ' khusus dan m andir i ( yait u kanvas) ,
j adi 'obj ek', hingga bisa bergerak dipindahkan dar i sat u t em pat
ket em pat lain; luk isan t ak lagi t er ikat pada t em pat yang sudah punya
cerit a dan pesan ( m isalnya, gerej a) . Lukisan t ercipt a m andir i. Maka
art i yang bisa dik andung sebuah luk isan pun dianggap m andir i,
berhubungan dengan kebebasan sang senim annya ( Zaelani, 2004) .
Hal lainnya adalah pada kerj asam a t im y ang ada dalam proyek
m ural. Ham pir t idak ada karya m ural hasil dar i sat u orang senim an,
hal dem ik ian t idak hanya m elibat kan orang lain dalam m em persiapkan
kerj a kasar saj a, nam un j uga m elibat kan orang lain dalam m elakukan
brainst orm ing sert a sekaligus m engeksek usi. Dalam perspekt if seni
rupa populer at au seni rupa m assa, m aka m ural m am pu m em bent uk
m asyarakat hom ogen yang bisa dengan cukup m em ilik i solidarit as
bersam a hingga bisa m em ilik i cit a rasa dom inan.
Dinding yang dipakai sebagai m edia dalam m ural yang biasa
dipakai adalah dinding penyangga j em bat an layang, t em bok sisi sungai
dan t em bok rum ah pinggir j alan yang dibiarkan t idak t eraw at . Di
Jogj a, dinding yang dipakai adalah t em bok di gang- gang kam pung
yang dikerj akan dengan cara beram ai- ram ai oleh m asyarakat
set em pat , sedangkan di Solo, Mural m asih banyak m enggunakan
t em bok rum ah at au kant or di pinggir j alan yang dibiarkan t idak
Sebelum ada m ural t em bok- t em bok t ersebut t erlihat kot or,
m eskipun bersih pun warna put ih t er lihat m encolok m at a t erut am a
pada siang har i dan t erkesan m onot on. Nam un dengan adany a m ural
m ulai t erbent uk cit ra ke arah pem baharuan v isual sehingga berkesan
fresh dan lebih berwarna.
Ga m ba r 0 5
M u r a l di din din g r a dio PTPN Su r a k a r t a . Fot o: Ja uh a r i
C. Te k n ik M e m bu a t M u r a l
Teknik yang digunakan dalam pencipt aan m ural t erus
berkem bang sesuai dengan perkem bangan t eknologi yang ada.
Sekarang, secara garis besar t eknik pem buat an m ural dapat dibagi
m enj adi em pat j enis, yait u: m anual, grid ( garis bant u) , st ensil, m al
1 . Te k n ik M an u a l
Teknik m anual adalah t eknik yang pert am a kali digunakan
dalam proses pem buat an m ural. Teknik m anual y ang dim aksud dalam
proses penciipt aan m ural, yait u dalam proses pencipt aan m ural
senim annya, dar i proses sket s sam pai hasil akhir karyany a langsung di
dinding t anpa alat at au m edia bant u apapun. Biasanya, t eknik m anual
ini digunakan oleh senim an y ang m em punyai t eknik dan pengalam an
m eluk is at au m em buat m ural dengan baik.
2 . Te k n ik Gr id ( ga r is ba n t u )
Teknik grid yait u dalam proses pem buat an m ural, senim an
m enggunakan gar is bant u yang didasarkan pada perbandingan ukuran
( skala) ant ara sket s awal di kert as dengan dinding yang akan
digunakan ( Yuliawan, 2008) . Hal ini dilakukan unt uk m endapat kan
kom posisi dan propor si at au perbandingan ant ar bagian bent uk obj ek
dengan benar.
Ga m ba r 0 6
3 . Te k n ik St ensil
Teknik ini diadopsi dari t eknik seni grafis, yait u dalam
pencipt aan seni grafis m enggunakan cet ak saring yang dikenal j uga
dengan sablon at au serigrafi.
Teknik st ensil ini m am pu m encipt akan warna padat . Mula- m ula
senim an m enggam bar berkas pada selem bar kert as at au plast ik
( kadang- kadang dipakai j uga film ) . Gam bar kem udian dilubangi unt uk
m encipt akan st ensil ( bagian yang ber lubang adalah bagian yang akan
diwarnai) , set elah it u kert as yang berlubang t ersebut kem udian di
t em pelkan ke dinding dan disem prot cat . Oleh karena it u, dalam
proses pencipt aan m ural, t eknik ini ser ing digunakan unt uk m em buat
obj ek visual secara repet it if.
Ga m ba r 0 7
Ga m ba r 0 8
Te k n ik st e n sil digu na k a n un t u k m e m bu a t m ot if ba t ik y a n g r e pe t it if Fot o: Ja uh a r i
4 . Te k n ik M a l
Teknik ini m uncul seir ing dengan perk em bangan t eknologi,
karena t eknik ini m enggunakan OHP at au LCD proj ect or unt uk
m em buat m al di dinding. Pert am a kali y ang dulakukan oleh senim an
ket ika ak an m em buat m ural dengan t eknik ini adalah m em buat sket s
di kert as. Set elah j adi kem udian discan at au dipot ret dan diolah
dikonput er m enggunakan soft ware phot oshop.
Set elah gam bar selesai diolah di phot oshop, kem udian disim pan
dengan form at JPG at au GI F, set elah it u dit em bak kan di dinding
m enggunakan proj ect or, dan senim an m ulai m em buat sket dari m al
Ga m ba r 0 9
Te k n ik m a l m e n ggun a k a n LCD Pr oj e ct or Fot o: Tom m y Bj e ou
Kelebihan dar i t eknik ini adalah kem udahan yang berkait an
dengan ket epat an proporsi dan kom posisi desain/ sket karya dengan
bidang gam bar at au dalam hal ini adalah dinding yang akan diluk is
( sehingga orang awam pun dapat m elakuk an hal ini) . kelebihan kedua
adalah kecepat an. Menggunakan t eknik ini proses pem buat an sket nya
j auh lebih cepat dar i t eknik grid at au bahkan t eknik m anual.
5 . Te k n ik Kolase
Teknik ini adalah t ek nik t erbaru dalam m ural. Teknik ini m uncul
seir ing dengan perkem bangan seni rupa k ont em porer yang berkait an
dengan m edia cam puran yang digunakan dalam proses pencipt aan
karya. Oleh karena it u, dalam t eknik ini senim an dalam m em buat
m ural t idak hanya m enggunakan m edium cat di dinding t et api j uga
m encam pur dengan m edia yang lain dengan t eknik kolase
Ga m ba r 1 0
Ta m pa k figu r be be r a pa pe r e m pua n y a n g dibu a t da r i loga m ya ng dit e m pe l di dindin g Fot o: Ja uh a r i
D . M e diu m M u r a l
Medium dalam kont eks senirupa, m enurut Susant o ( 2003)
m eliput i bahan ( m at erial) , alat ( t ool) , dan t eknik ( t echnique) . Oleh
karena it u, kalau m em bicarakan m edium apa yang digunakan t idak
hanya m elulu m em bicarakan m at er ial at au bahan apa yang dipakai
karena it u akan sangat berkait an dengan t eknik dan alat yang
digunakan. Sebagai cont oh t eknik st ensil t ent u saj a t idak akan dapat
m aksim al ket ik a m enggunakan m at er ial cat gent ing at au cat t em bok
basah yang dikuaskan, hasil t ersebut akan berbeda ket ika
m enggunakan cat sem prot .
Secara um um dalam pencipt aan m ural, sebagian besar t eknik
sebagai alat nya. Dengan pert im bangan k et ahanan warna, m aka cat
yang digunakan dalam m ural m enggunak an cat gent ing. Penggunaan
cat gent ing ini berdasarkan pada kandungan acry lic yang ada di
dalam nya. Dengan cat gent ing, warna ak an t et ap awet t idak m udah
pudar m esk ipun t erkena t eriknya sinar m at ahari at au diguyur huj an.
Hal ini berbeda ket ik a m enggunakan cat t em bok. Warna yang
dihasilkan oleh cat t em bok lebih soft dan cepat pudar. Sedangkan
m enggunakan cat besi disam ping m ahal j uga akan m enghasilkan
warna yang t erlalu t erang. Karakt er cat besi yang m em ant ulkan
cahaya cukup kuat ket ika t erkena t erik m at ahari, akan m em buat m at a
m enj adi silau dan kur ang nikm at ket ika m enik m at inya.
Unt uk m em buat sket di dinding, biasanya para pem buat m ural
m enggunakan kapur warna. Hal ini dilak ukan dengan pert im bangan
m ural dan ket ika proses pewarnaan but iran kapur di dinding t ersebut
akan hilang t ersapu cat . Sedangkan alat yang digunakan dalam
pencipt aan m ural biasanya m enggunakan kuas. Karena bidang
gam barnya besar, m aka kuas yang digunakanpun j uga yang
berukuran besar, m isal: kuas t em bok ukuran 5 ½ dim at au kuas roll
unt uk m em buat blok warna. Sedangkan unt uk det il biasanya
m enggunakan kuas berukuran 2 ¼ dim at au kuas luk is ukuran 12- 8.
Jarang yang m enggunakan kuas luk is ukur an kecil ( 1- 4) .
Hal ini dilakukan karena unt uk m enikm at i karya m ural j araknya
t idak sedekat ket ika m enikm at i karya luk is. Oleh karena it u, biasanya
digunakan dalam pencipt aan m ural dengan t eknik st ensil adalah cat
sem prot . Kalau bidang st ensil yang digunakan lebar , senim an biasanya
BAB I I I
M ATERI D AN M ETOD E
A. M a t e r i da n Pe r soa la n
Sudah disinggung di at as bahwa m at eri workshop dalam
program pengabdian pada m asyarakat y ang penulis lakukan adalah
m em buat m ural at au luk is dinding. Mural sendir i dalam prakt iknya
m em ang sudah banyak yang m elakukan, t et api unt uk m enget ahui
bagaim ana konsep, k arakt er dan m et ode pencipt aannya belum banyak
yang paham , pun oleh kalangan perupany a sendir i.
Oleh karena it u, per soalan pert am a yang m uncul t ent u saj a
pem aham an pesert a workshop t erhadap m ural. Andai saj a hal ini
dikesam pingkan, t ent u saj a dalam prakt ik nya nant i para pesert a akan
sangat kesulit an, m inim al pada penguasaan ruang di m ana dinding
yang akan digam bar it u berada. Karena sepert i apa yang sudah
diuraikan di at as, bahwa m em buat m ural t idak hanya sekedar m eluk is
di dinding seper t i halnya m eluk is, t et api j uga harus
m em pert im bangkan r uang yang ada di sekit arnya, baik fisik (lanscape)
m aupun sosial ( m asy arakat yang ada di sekit ar dinding t ersebut ) .
Perm asalahan kedua adalah penget ahuan t ent ang m et ode
pencipt aan kary a m ural. Sebet ulnya m et ode yang digunakan t idak
berbeda dengan m et ode pencipt aan kary a seni rupa lainnya, t et api
m engingat para pesert a adalah siswa sekolah yang m asih awam
pent ing unt uk diber ikan. Sangat pent ing karena, para siswa set elah
m engikut i workshop ini diharapkan dapat m em buat m ural secara
t erst rukt ur dan m enghasilkan karya m ural secara m aksim al dan efisien
( baik t enaga, wakt u m aupun beaya) .
Persoalan ket iga yang m uncul t ak kalah pent ingnya, yait u
pem berian bekal t ek nik pem buat an m ur al. Hal ini sangat pent ing,
karena sudah sangat berkait an dengan eksekusi k arya at au v isualisasi
karya. Sedangkan pem aham an est et ika at au rasa keindahannya,
penulis t idak m em beri bekal apapun. Hal ini berdasarkan asum si
bahwa, yang m engik ut i workshop m ural ini adalah siswa sekolah yang
m engam bil m inat pada bidang seni rupa. Unt uk lebih j elasny a lihat
t abel 01 di bawah ini:
N o M a sa la h Pe m e ca h a n m a sa la h
1 Penulis kurang m enget ahui kondisi lingkungan fisik dan sosial yang akan digunakan unt uk w ork shop
Penulis m elakukan observasi pendahuluan ke t em pat w orkshop dan brainst orm ing dengan sisw a pesert a w orkshop dengan m at eri : a) konsep dan karakt er m ural, b) m et ode pem buat an m ural, c) t eknik pem buat an m ural 3 Para pesert a w or kshop
m em punyai ket erbat asan t eknik dalam m em buat m ural
5 Ket erbat asan dana Penulis m enggunakan m at erial alt ernat if.
Ta be l 0 1
B. Re a lisa si da n Pe m e ca h a n M a sa la h
1 . Obse r va si La pa nga n
Realisasi yang dilak ukan oleh penulis, yang pert am a adalah
observasi lapangan. Dari observasi t ersebut dapat dit em ukan beberapa
dat a yang dapat m enj adi acuan m at er i pem berian workshop m ural di
SMAN Garum dan SMAN Talun Blit ar. Pert am a adalah dinding yang
akan digunakan work shop m ural ini.
Ga m ba r 1 1
D inding a w a l di SM AN Ga ru m ( k ir i) da n SM AN Ta lun Blit a r ( k a n a n ) Fot o: Sa t r ia n a D idie k
Dari observasi awal t ersebut t erlihat bahw a dinding yang akan
digunakan unt uk workshop m ural di SMAN Garum adalah dinding
park ir sekolah, kondisinya sudah baik dan siap digunakan unt uk m ural.
Hal ini berbeda dengan kondisi dinding pagar SMAN t alun yang
berlum ut , sehingga harus dibersihkan t er lebih dahulu. Hal ini pent ing
Dari wawancara dan diskusi dengan pihak sekolah yait u Dra.
Regreat Suasm iat i guru kesenian SMAN Garum dan Dra. Unt ari
Hadiw inot o guru kesenian SMAN Talun, m uncul persoalan baru yang
berkait an dengan ket erbat asan dana. Unt uk pelaksanaan wor kshop
m ural ini, kalau m enggunakan m at er ial yang ideal ( cat gent ing) sangat
m ahal. Akhirnya persoalan ini dipecahkan dengan m enggunakan m edia
at au m at erial alt ernat if, yait u cat t em bok yang dicam pur dengan
binder dan pigm en warna. Set elah kary a m ural t ersebut j adi, harus
dilapisi dengan fixat if unt uk ekst erior. Hal ini berfungsi unt uk
m em unculkan w arna dan ket ahanan cat lebih lam a.
Dalam proses observasi awal ini, penulis j uga m elakukan
wawancara m endalam berkait an dengan keinginan dan kebut uhan
sekolah unt uk peningkat an proses pendidikan di SMA t uj uan. Salah
sat u t em uan yang didapat penulis adalah Kepala Sekolah SMAN Talun
adalah seorang pem eluk I slam konservat if, dia sangat t idak set uj u
dengan pencipt aan cit ra m anusia dalam karya seni. Persoalan ini
dipecahkan penulis dengan m em beri m at eri m em buat desain or nam en
khas Blit ar. Di sam ping t idak m enim bulk an m asalah dengan kepala
sekolah, sekaligus dapat m em beri pem belaj aran ornam en t radisi
dengan m edia m ural.
Sedangkan di SMAN Garum , t idak ada persoalan. Hanya saj a,
unt uk pendidikan et ika dan m oral siswa, akhirnya disepakat i t em a
yang akan diangkat dalam workshop m ural t ersebut adalah ant i
ant i narkoba t ersebut siswa- sisw i SMAN Garum dapat m enget ahui
akan bahaya dan m er ugikannya nar koba bagi kehidupan m erek a.
2 . Ta h a p Pe m be k a la n
Dalam t ahapan ini penulis m elakukan sesi pem bekalan. Mat eri
yang diber ikan pada sesi ini adalah seluruh hal yang berkait an dengan
m ural. Unt uk m enghem at wakt u, sesi pem bekalan ini dilakukan selam a
delapan j am , dan diik ut i oleh seluruh pesert a workshop m ural ini, yait u
36 siswa dar i SMAN Talun dan 32 siswa SMAN Garum , sert a 18 guru
guru seni rupa SMA dan SMP di Blit ar.
Met ode yang digunak an oleh penulis dalam sesi pem bekalan ini
adalah m et ode SAVI , yait u pem belaj aran yang m enekankan bahwa
belaj ar haruslah m em anfaat kan sem ua alat indera yang dim ilik i
pesert a. I st ilah SAVI sendir i adalah kependekan dar i: Som at ic yang
berm akna gerakan t ubuh (hands- on, akt ivit as fisik) di m ana belaj ar
dengan m engalam i dan m elakukan; Audit ory yang berm akna bahwa
belaj ar haruslah dengan m elalui m endengarkan, m eny im ak , ber bicara,
present asi, argum ent asi, m engem ukakan pendepat , dan m enanggapi.
Visualizat ion yang berm akna belaj ar haruslah m enggunakan
indera m at a m elalui m engam at i, m enggam bar, m endem onst rasikan,
m em baca, m enggunbakan m edia dan alat peraga; dan I nt ellect ualy
yang berm akna bahawa belaj ar haruslah m enggunakan kem am puan
berpik ir ( m inds- on) . Belaj ar haruslah dengan konsent rasi pik ir an dan
m engident ifikasi, m enem ukan, m encipt a, m engkonst ruksi,
m em ecahkan m asalah, dan m enerapkan ( Rosadi, 2009) .
Dengan m enggunakan m et ode SAVI ini, penulis dalam workshop
t idak hanya m enerangkan at au m em aparkan m at eri, t et api j uga
m enunt ut seluruh pesert a workshop unt uk akt if. Langkah pert am a
yang dilakukan oleh penulis adalah m em berikan seluruh m at er i yang
ada selam a dua j am . Mat eri t ersebut adalah; definisi dan sej arah
m ural, konsep dan karakt er m ural, m et ode pencipt aan m ural dan yang
t erakhir adalah t eknik pem buat an m ural.
Ga m ba r 1 2
Pe n u lis seda ng m e m be r i m a t e r i ( k ir i) da n su a sa n a pem be k a la n ( k a n a n ) Fot o: Am ir Gh oz a li
Langkah kedua adalah m em bent uk kelom pok yang t erdir i dar i
3-5 orang. Set iap individu dalam kelom pok dim int a unt uk m em buat
desain m ural dan dipresent asikan at au dideskusikan dalam
kelom poknya. Dar i hasil diskusi t ersebut akhirnya m uncul sat u desain
m ural yang siap unt uk div isualisasikan di dinding. Sesi ini dilakukan
Ga m ba r 1 3
Be be r a pa de sa in m u r a l y a n g dibu a t oleh pe se rt a Fot o: H en r i Ch olis
Langkah ket iga dar i sesi pem bekalan ini adalah konsult asi.
Set iap desain yang t erpilih dalam brainst orm ing at au diskusi di set iap
kelom pok t ersebut kem udian dikonsult asikan kepada inst rukt ur.
Konsult asi ini berkait an dengan t eknik yang digunakan dalam proses
m at eri gr id dan t ek nik m al m enggunak an LCD Proj ect or dan para
pesert a dim int a unt uk langsung m em prakt ikkannya. Karena t eknik m al
ini harus dilakukan dalam gelap, m aka sesi ini dilakukan pada m alam
harinya.
Ga m ba r 1 4
Pr ose s m a l di dinding m enggun a k a n LCD Pr oj e ct or di SM AN Ga r um Fot o: H en r i Ch olis
Ga m ba r 1 5
Pr ose s sk e t m e nggun a k a n t e k nik gr id ( pem bu a t a n ga r is ba n t u ) di SM AN Ta lu n Fot o: H en r i Ch olis
3 . Ta h a p Ek sek usi Ka r ya
Pada t ahap ini penulis m asih m enggunakan m et ode SAVI . Oleh
karena it u, penulis m em beri m at er i seluruh t ahapan eksekusi karya
m encam pur warna. Karena m enggunakan m at erial alt ernat if, m aka
persoalan ut am a yang harus diperhat ikan adalah proses pem buat an
warna. Kom posisi ant ara cat t em bok, binder dan pigm en harus t epat .
Perbandingan ant ar a cat t em bok dengan binder adalah 1: 10,
sedangkan pigm en sesuai kebut uhan. Maksudnya kalau ingin waran
ayng dihasilkan adalah warna gelap m aka pigm en yang digunakan
lebih banyak, dem ik ian sebaliknya.
Ga m ba r 1 6
Pr ose s pen ca m pu ra n w a rna di SM AN Ga ru m Fot o: H en r i Ch olis
Ga m ba r 1 7
Set elah t ahap pencam puran warna, dilanj ut kan dengan t ahap
pewarnaan at au m ewarnai di dinding. Karena pesert a workshop sangat
banyak, m aka penulis m em int a dua inst rukt ur unt uk m em bant u
workshop ini, yait u Drs. Henri cholis, M.Sn dan Am ir Gozali, S.Sn.
m ulai t ahapan ini, penulis m enggunakan m et ode asist ensi, yait u
m endam pingi pesert a dan siap m em bant u m em ecahkan persoalan
yang dihadapi oleh pesert a.
Ga m ba r 1 8
Ga m ba r 1 9
Pr ose s pew a rn a a n di SM AN Ta lun Fot o: H en r i Ch olis
Set elah t ahap pewarnaan selesai, dilanj ut kan pada t ahap
finishing. Tahap akhir ini selain m enyelesaikan v isual secara det il j uga
dilanj ut kan dengan pelapisan dinding m ur al dengan bahan pelindung
Ga m ba r 2 0
Pr ose s pew a rn a a n se ca r a de t il di SM AN Ga r um Fot o: H en r i Ch olis
Ga m ba r 2 1
Pr ose s pe la pisa n a t a u pe m be r ia n fix a t if di SM AN Ga r um Fot o: H en r i Ch olis
Unt uk SMAN Talun, karena desain m ural yang dipilih sangat
rum it , m em buat durasi penyelesain m ural ini m enj adi m olor. Bahkan,
pada saat whorkshop m ural ini t elah selesai pada j adwal yang t elah
direncanakan, yait u t iga lim a har i, proj ek m ural yang ada di SMAN
Talun belum selesai secara keseluruhan.
Menyiasat i persoalan di at as, akhirnya penulis m em buat sat u
keput usanm enyelesaikan sat u dinding dulu sebagai proj ect
m inim al pesert a m ural di SMAN Talun sudah m em punyai bekal
penget ahuan dan t eknik yang nant inya dapat dipergunakan unt uk
m enyelesaikan progr am ini, bahkan kalau m em ungk inkan unt uk
BAB I V
H ASI L D AN PEM BAH ASAN
Secara garis besar pengabdian m asyarakat yang dilakukan oleh
penulis dengan m engadakan workshop m ural di SMAN Garum dan
SMAN Talun Kabupat en Blit ar ini berj alan dengan baik. Hal ini
berdasarkan pada pr oses pelaksanaannya sendir i t elah sesuai dengan
t ahapan- t ahapan yang t elah direncanak an dan sesuai j adw al yang
dit ent ukan. Dar i t arget j um lah pesert a, k egiat an ini m elebihi t arget
sam pai 150% . Dari t arget awal hanya 30 siswa, t ernyat a yang ikut
lebih dar i 60 siswa. Bahkan t idak hanya it u saj a, workhop ini j uga
m elibat kan 18 guru k esenian dar i SMA dan SMP di Kab. Blit ar.
Dari t arget j um lah m ural y ang diselesaikan j uga m elebihi t arget
yang dit ent ukan. Pada awalnya penulis hanya m enarget kan hanya dua
m ural dengan r incian sat u m ural di SMAN Garum dan sat u di SMAN
Talun sebagai proj ek percont ohan, t ernyat a m ural yang t elah selesai
Kalau m elihat karya m ural yang dihasilkan dalam workshop ini,
penulis dapat berharap banyak. Dit inj au dari est et ika, apa yang
dihasilkan oleh pesert a sudah m em enuhi kaidah- kaidah seni yang
ada. Ant ara figur yang digam bar, dengan warna dan susunan kat a
sudah m em bent uk sat u kesat uan ( unit y) .
Ga m ba r 2 2
Perwuj udan “ seni” senant iasa t erkait dengan penggunaan
kaidah dan sim bol. Penggunaan sim bol dalam seni sebagaim ana dalam
bahasa, m enyirat kan suat u bent uk pem aham an bersam a di ant ara
warga m asyarakat pendukungnya. Perwuj udan “ seni” , sebagai suat u
kesat uan karya dapat m enj adi ekspresi yang berm at ra indiv idual,
sosial, m aupun buday a, sebagai subst ansi ekspresi yang m eruj uk pada
berbagai t em a, int erpret asi, at au pengalam an hidup pencipt anya.
Hal ini sepert i pendapat Langer ( 1950) yang m engat akan bahwa
” Art is t he Creat ion of Form Sym bolic of Hum an Feeling” , at au
kesenian adalah pencipt aan wuj ud- wuj ud y ang m erupakan sim bol dar i
perasaan m anusia yang dit uangkan senim an dalam karyanya adalah
adalah sim bol dar i im presinya, sesuat u yang m ewak ili perasaannya.
Hal ini berbanding lurus dengan karakt er m ural. Sebagai salah
sat u seni pulik , m ur al j uga harus m am pu m enj adi ekspresi indiv idu
senim an dan m asyar akat sosial di sekit ar nya. Dari hasil kary a yang
dihasilkan, t em a yang dipilih sudah sesuai dengan persoalan- persoalan
yang dihadapi oleh rem aj a I ndonesia sekarang yait u nar koba.
Di sisi yang lain, sim bol- sim bol yang dipilih oleh pesert a m ural
j uga t elah m am pu m enj adi bahasa v isual yang berbicara. Art inya
sim bol yang dipilih t elah m am pu m ewak ili pik iran senim anny a dan
apresian yang m enik m at inya j uga m am pu m enangkap m aksud yang
ingin disam paikan oleh pencipt any a ( bisa dilihat pada gam bar 20) .
Meskipun pilihan- pilihan sim bol yang dit awarkan t idak
sering digunakan. Hal ini t idak m engurangi penilaian, karena m enurut
penulis persoalan ini hanya m asalah referensi. Mengingat pesert a
workshop ini adalah siswa SMA bukan seorang perupa profesional,
m asalah ini dapat dim ak lum i. Sim bol yang sering digunakan it u sepert i
t engkorak dan hant u yang m eny im bolk an neraka, at au ik on- ikon
sepert i j arum sunt ik dan pil yang m erepresent asikan narkoba. Mungk in
persoalan ini yang sedik it m engurangi k ualit as karya yang m ereka
hasilkan.
Bahkan ada cit ra v isual yang m uncul t idak ada hubungannya
dengan pesan yang ingin disam paikan, t et api t et ap dim unculkan.
Anehnya, cit ra v isual ini t idak hanya m uncul di sat u karya m ur al saj a,
t et api beberapa, sebagai cont oh ” t em bok ret ak” . Tem bok ret ak ini
sebet ulnya t idak ada hubungannya dengan pesan yang ingin
disam piakan, t et api karena referensi est et ika v isual rem aj a secara
um um sering digunak an, m aka dalam m ur al ini j uga m uncul.
Ga m ba r 2 3
Cit r a v isua l ”t e m bok r e t a k ”
Dari sedik it kelem ahan est et ika dan m iskinya referensi v isual
para pesert a t ersebut m enurut penulis t idak m engurangi kualit ashasil
workshop m ural ini. Apalagi, set elah workshop m ural ini selesai, SMAN
Garum dan SMAN Talun t elah m engem bangkan proj ek m ural di
sekolah m asing- m asing. Di SMAN Talun m asih fokus pada or nam en
nusant ara, sedangkan SMAN Garum m am pu m engem bangkan t em a
sesuai dengan kebut uhan pendidikan et ika, m ent al dan m oral
siswanya.
Dari hasil m ural yang dikem bangk an di SMAN Talun, sangat
t erlihat bahw a m at er i m ural yang t elah diber ikan oleh penulis t elah
m ereka paham i dan kuasai. Khususnya yang berkait an dengan
karakt er m ural yang harus m enyesuaikan ruang yang ada di
sekit arnya.
Ga m ba r 2 4
M ur a l di t e m bok k a nt in se k ola h SM AN Ta lun Blit a r y a ng k e liha t a n m e n y a t u de nga n r ua ng y a ng a da dise k it a r ny a .
Sedangkan di SMAN Garum , pengem bangan proj ek m ural ini
dilakukan dengan j alan m engadakan lom ba at au kom pet isi m ural yang
dibuka unt uk seluruh siswa SMAN Garum . Dengan t em a t ert ib lalu
lint as, disiplin dan cint a lingkungan, kary a yang dihasilkanpun cukup
beragam .
Ga m ba r 2 5
Sua sa na lom ba m ur a l u nt uk se m ua sisw a y a ng dia da k a n SM AN Ga r um Fot o: Re gr e a t
Kegiat an lom ba Mur al yang diadakan selam a lim a har i dari
t anggal 19 – 24 Juni 2009 ini m endapat point plus lebih karena diikut i
penyelenggaraan ini j uga m elibat kan pihak dar i luar sebagai j ur i. Dewan
j uri t erdir i dar i t iga orang. Sat u j uri dar i pihak SMAN garum , dan dua
j uri dar i luar sekolah. Pert am a adalah Kapolres Kabupat en Blit ar dan
seorang lagi dar i prak t isi seni rupa.
Ga m ba r 2 6
Selain keberlanj ut an program workshop m ural yang t erbangun
at as inisiat if para pesert a secara swadaya, program ini j uga berlanj ut
lewat program ” Pest a Pelaj ar 2009” yang diadakan oleh LPPM I SI
Surakart a pada t anggal 20 Okt ober 2009. Dalam acara ini, SMAN
Garum dan SMAN Talun m engir im kan 25 orang yang t erdir i dari 4
orang guru pem bim bing dan 21 siswa.
Mereka m em buat m ural sebesar delapan t riplek , dengan r incian
lim a t r ipleks ( 1 desain) dikerj akan pada t anggal 19 Okt ober 2009 yang
digunakan sebagai background panggung, dan t iga t ripleks
dilaksanakan pada hari H (act ion paint ing) .
Ga m ba r 2 7
Ga m ba r 2 8
BAB V
KESI M PULAN D AN SARAN
A. Ke sim pu la n
Kesim pulan yang dapat dit ar ik dar i kegiat an pengabdian pada
m asyarakat dalam bent uk workshop m ural ini ada beberapa hal. Secara
um um apa yang m asih m enj adi dugaan awal penulis bahwa
perkem bangan prakt ik dan wacana seni rupa yang ada di I ndonesia
t idak berbanding lur us dengan pem aham an m asyarakat nya, t ernyat a
t erbukt i.
Hal ini t er lihat dar i m at eri yang diber ikan oleh penulis t ernyat a
bet ul- bet ul hal baru bagi para pesert a, t idak hanya bagi pesert a siswa
SMAN Garum at au SMAN Talun saj a, t et api j uga guru- guru kesenian
yang berkesem pat an t erlibat sebagai pesert a workshop ini.
Kedua, m at eri yang diberikan sesuai kaidah- kaidah ilm iah
t ernyat a cukup m am pu m em bant u kelancaran proses workshop ini.
Tahapan- t ahapan yang ada dalam m et ode pencipt aan karya yang
dit erapkan oleh penulis t ernyat a m am pu dit angkap dan dipr akt ikkan
oleh pesert a dengan baik.
Hal ini t ak lepas dar i m et ode pem belaj aran yang dit erapkan oleh
penulis yang m engharuskan pesert a unt uk selalu akt if t idak hanya pada
pendapat dan m engeksplorasi ide gagasan berkait an dengan karya yang
akan dicipt akan.
B. Sa r a n - Sa r a n
Kegiat an PKM Dosen yang diselenggar akan oleh LP3M I SI
Surakart a sangat berm anfaat bagi m asyar akat . Dengan t erj un langsung
ke m asyarakat , sem ua t em uan penget ahuan dan t eknologi sert a prakt ik
yang dikem bangkan inst it usi pendidikan t inggi m em punyai m anfaat
nyat a. Apalagi m at er i yang diber ikan sesuai dengan kebut uhan sasaran
PPM.
Hal ini pent ing dan pat ut m enj adi cat at an, karena kalau t idak
sesuai dengan kebut uhan hasilnya akan sia- sia. Kalau hal t ersebut
sesuai dengan sasaran m aka apa yang diber ikan akan t erus
dikem bangkan oleh pesert a sasaran, dengan begit u akan ber m anfaat
bagi sem ua. Oleh kar ena it u, alangkah baiknya kalau m at er i PKM Dosen
ini yang m enent ukan bukan dar i lem baga I SI t et api j ust ru dit awarkan
D AFTAR PUSTAKA Lukis”, dalam Sem inar Nasional Met odologi Pencipt aan Seni, di Jurusan Seni Rupa, I nst it ut Seni I ndonesia Surakart a.
N u gr oh o, H er u, Mural Proyek Elit is, Kom pas, 7 Mei 2003.
La m pir a n 0 4
M ATERI W ORKSH OP M URAL
Oleh:
Drs. Sukirno, M.Sn
Sedikit tentang
MURAL
Jaman prasejarah kira-kira 31.500 tahun silam,
telah ada lukisan gua di Lascaux, selatan
Prancis.
Media:
cat air yang terbuat dari sari buah limun.
(Bima, 2007)
Sedikit tentang
MURAL
Jaman prasejarah kira-kira 31.500 tahun silam,
telah ada lukisan gua di Lascaux, selatan
Prancis.
Media:
cat air yang terbuat dari sari buah limun.
La m pir a n 0 4
M ATERI W ORKSH OP M URAL
Prancis, ada sekitar
150
tempat
Spanyol ada sekitar
28
tempat
Italia ada sekitar
21
tempat.
Sedikit tentang
MURAL
Prancis, ada sekitar
150
tempat
Spanyol ada sekitar
28
tempat
Italia ada sekitar
21
tempat.
Sedikit tentang
MURAL
Guernicaatau Guernica y Luno karya Pablo Picasso
La m pir a n 0 4
M ATERI W ORKSH OP M URAL
Sedikit tentang
MURAL
Sejak tahun 1970- sekarang sekitar
2000 mural
dihasilkan, di Irlandia Utara
(Propaganda Politik)
Definisi
MURAL
Lukisan besar yang dibuat untuk mendukung
ruang arsitektur
(Susanto, 2002:76)La m pir a n 0 4
M ATERI W ORKSH OP M URAL
Lukisan yang dibuat langsung maupun
tidak langsung pada permukaan dinding
suatu bangunan, yang tidak langsung
memiliki
kesamaan
dengan
lukisan
(konvensional)
.Definisi
MURAL
Definisi
MURAL
Melukis
adalah
memvisualkan
atau
mengeksekusi
objek
secara
estetik
kaidah-kaidah dalam seni rupa.
La m pir a n 0 4
M ATERI W ORKSH OP M URAL
Karakter
MURAL
Keterkaitannya
dengan
arsitektur/bangunan,
baik
dari
segi
desain
(memenuhi
unsur
estetika), maupun usia serta perawatan dan
juga dari segi kenyamanan pengamatannya.
(Susanto, 2002: 76)
ekspresi kritis
dan
ekperimentatif
La m pir a n 0 4
M ATERI W ORKSH OP M URAL
Karakter
MURAL
Coba mengkritisi ruang publik kota yang telah
menjadi ajang pertarungan berbagai macam
kepentingan.
Para seniman mural ini bermaksud untuk
mengembalikan kembali ruang publik kepada
masyarakat
untuk
dijadikan
salah
satu
medium
untuk
merekatkan
hubungan-hubungan sosial antar masyarakat.
Sarat dengan pesan dan nilai keyakinan adat
bersama maupun pemahaman karakteristik
sosial.
Melibatkan komunikasi dua arah. Seniman
mural melakukan komunikasi secara visual
kepada masyarakat terhadap apa yang ingin
dicurahkannya, sedangkan masyarakat
sebagai penikmat dalam praktiknya mampu
berinteraksi langsung kepada seniman.
La m pir a n 0 4
M ATERI W ORKSH OP M URAL
Karakter
MURAL
Kolektif:
kerjasama tim dalam proyek mural.
Hampir tidak ada karya mural hasil dari
satu orang seniman, hal demikian tidak
hanya
melibatkan
orang
lain dalam
mempersiapkan kerja kasar saja, namun
juga
melibatkan
orang
lain
dalam
melakukan
brainstorming
serta sekaligus
mengeksekusi.
•
OBSERVASI
(lokasi, keadaan dinding, dan kondisi sosial)
•
EKSPLORASI
(ide visual, gagasan yang bersumber pada
kondisi sosial-brainstorming, teknik
visualisasi)
•
EKSEKUSI/ VISUALISASI
(persiapan alat & bahan, perwujudan karya)
La m pir a n 0 4
M ATERI W ORKSH OP M URAL
STRATEGI PENCIPTAAN
MURAL
Persiapan Bahan:
Cat Genting
(ideal)
Cat tembok+ pigmen+ Binder+fixatif
Mixed Media
(alternatif)
STRATEGI PENCIPTAAN
MURAL
tEKNIK:
Manual
Teknik Stensil
La m pir a n 0 5
M e t ode Pe m be la j a r a n SAVI da la m W or k sh op M u r a l
Un t u k Sisw a SM AN Ga r u m da n SM AN Ta lu n
Ka bu pa t e n Blit a r Ja w a Tim u r
Ole h : D r s. Suk ir n o, M .SnRI N GKASAN / SUM M ARY
Mural dalam perj alananan seni rupa t idak bisa dilepaskan dar i j am an prasej arah k ira- kira 31.500 t ahun silam , ket ika ada luk isan gua di Lascaux , selat an Prancis. Mural- m ural abad pert engahan at au periode Baroque m em perlihat kan lom pat an besar pada t em a dan t eknik . I nt er ior gerej a- gerej a di I t alia, m isalnya, diper indah dengan rerupaan bergaya surealis, kar ya Michaelangelo dan Leonardo da Vinci, yang bersum ber pada k isah- k isah Al Kit ab.
Di negara- negara konflik, sepert i I r landia Ut ara, m ural sangat m udah dit em ui di sem ua dinding kot a. Tercat at sekit ar 2000 m ural dihasilkan dar i sej ak t ahun 1970 hingga sekarang dan dengan dem ik ian I r landia Ut ara- lah negara yang sangat produkt if m enghasilkan m ural. Propaganda polit ik m enj adi t em a sent ral dalam m ural t ersebut .
Mural pada perkem bangannya t elah m enj adi bagian dar i seni publik yang m elibat kan kom unikasi dua arah. Senim an m ural m elakukan kom unikasi secara v isual kepada m asyarakat t erhadap apa yang ingin dicurahkannya, sedangkan m asyarakat sebagai penik m at dalam prakt iknya m am pu ber int eraksi langsung kepada senim an.
Hal ini sem ak in m enunj ukkan dalam seni m ural, bahwa int erak si t idak hanya dilakukan secara v isual yang m enganut pandangan ‘seni adalah seni’ t anpa pert anggungj awaban yang past i, nam un m ural j uga m am pu m endekat kan dir inya sebagai seni yang ber int erak si j uga secara verbal. Dalam hal ini, m asyarak at m em peroleh pencerahan dalam dunia seni rupa dan secara t eknis, m asyarakat awam dapat m engam bil peran sebagai senim an j uga.
Fakt or karakt er inilah yang akhirnya belakangan ini m em buat m ural sem ak in m endapat kan perhat ian dari m asyarakat luas yang awam t erhadap perkem bangan m aupun keberlangsungan hidup seni rupa, lebih khusus lagi adalah anak m uda. Fakt a inilah yang m enj adi dasar penulis unt uk m elakukan pengabdian m asyarakat dengan bent uk kegiat an workshop m ural bagi siswa SMAN Garum dan SMAN Talun Kabupat en Blit ar. Mat eri workshopnya sendir i t idak hanya prakt ik at au pengenalan t eknik m em buat m ural t et api j uga sej arah, definisi, karakt er, dan m et ode pencipt aannya.
I . PEN D AH ULUAN
Mural sepert i halnya keberadaan m edia seni rupa lainnya,
belakangan ini sem akin m endapat kan per hat ian dar i m asyarak at luas
yang awam t erhadap perkem bangan m aupun keberlangsungan hidup
seni rupa. Sej ak berlangsungnya proj ek Mural Kot a Jogj akart a yang
diprakarsai oleh walikot a set em pat sert a m elibat kan senim an m ural
dari Jogj a, Jakart a dan kom unit as dar i kot a lain bahkan dar i Am erika
Serikat , m asyarakat sem ak in t erbuka t erhadap seni rupa ( Ant ok,
2003) .
Dalam hubungannya dengan ruang publik kot a, m ural m encoba
m engkrit isi ruang publik kot a yang t elah m enj adi aj ang pert ar ungan
berbagai m acam kepent ingan. Para senim an m ural ini ber m aksud
unt uk m engem balikan kem bali ruang publik kepada m asyarakat unt uk
dij adikan salah sat u m edium unt uk m erekat kan hubungan- hubungan
sosial ant ar m asyarak at .
Di Surakart a, m ural pert am a kali m asuk program resm i Pem kot
Surakart a pada t ahun 2002, dalam program Bengawan Solo Fest ival
( BSF) V. Mural ini kem udian berkem bang dan populer di kalangan
m ahasiswa seni rupa di Surakart a ( FKI P dan FSSR UNS sert a Jurusan
Seni Rupa I SI Surakart a) .
Tidak hanya di lingk ungan kam pus, t et api kegiat an m ahasiswa
ini t elah m elebar ke ruang – ruang publik yang ada di Surakart a.
Term asuk salah sat u program m ereka yang cukup m enarik dan
di Surakart a.
Ga m ba r 0 1
Con t oh k e gia t a n m u r a l m a h a sisw a SR M u rn i I SI Su ra k a r t a di k a m pu s Ke pa t ih a n. Fot o: MS. Za r k a si
Mural yang ber kem bang sekarang, dalam kont eks seni rupa
m erupakan salah sat u j enis st reet art yang banyak dim inat i kalangan
anak m uda, sepert i halnya graffit i. Sem angat m ural dan graffit i yang
m em punyai karak t er ekspresi kr it is dan ekperim ent at if inilah yang
m enj adi dasar Program Pengabdian pada Masyarakat ( PPM) yang t elah
penulis lakukan dengan m em buat Workshop Mural di SMAN I Garum
dan SMAN I Talun Kabupat en Blit ar pada t anggal 18 – 20 Mei 2009
lalu.
Pem ilihan t arget workshop adalah siswa SMA karena m engingat
dalam usia rem aj a sepert i it u m erupakan m asa- m asa di m ana m ereka
baru berusaha m em bangun ident it as dir inya. Oleh karena it u,
awal apa it u m ural dan konsep ruang publik, sehingga m ereka dapat
m em buat m ural dengan baik dan bert anggung j awab.
Tuj uan pengabdian m asyarakat yang berbent uk “ Workshop
Mural unt uk Siswa SMAN Takun dan SMAN Garum Blit ar ” ini adalah
unt uk m eningkat kan apresiasi dan kem am puan m eluk is dinding
( m ural) bagi siswa SMA di Blit ar. Manfaat yang dapat diam bil dar i
program workshop ini bagi penulis sebagai pengem bangan
int erpersonal sk ill. Bagi lem baga adalah t er j alinya hubungan yang erat
ant ara lem baga dan sekolah yang dit uj u. Bagi Sekolah yang dit uj u,
penget ahuan m ereka t ent ang seni rupa khususnya ” Mural” m enj adi
bert am bah, baik secara t eknik m aupun penget ahuan. Bagi m asyarakat
Blit ar secara um um , workshop ini akan m em percant ik kot a m ereka.
BAB I I . KAJI AN PUSTAKA
Mural berasal dar i k at a ‘murus’, kat a dari Bahasa Lat in yang
m em ilik i art i dinding. Dalam pengert ian kont em porer, m ural adalah
luk isan berukuran besar yang dibuat pada dinding ( int er ior at aupun
ekst erior) , langit- langit , at au bidang dat ar lainnya (Yuliawan, 2008)
Definisi t ersebut bila dit erj em ahkan lebih lanj ut , m aka m ural
sebenarnya t idak bisa dilepaskan dar i bangunan dalam hal ini dinding.
.
Akar m uasal m ural dim ulai j auh sebelum peradaban m odern, bahkan
diduga sej ak 30.000 t ahun sebelum Masehi. Ham pir senada, m enurut
Susant o ( 2002: 76) m ural adalah luk isan besar yang dibuat unt uk
Dinding dipandang t idak hanya sebagai pem bat as ruang m aupun
sekedar unsur yang harus ada dalam bangunan rum ah at au gedung,
nam un dinding j uga dipandang sebagai m edium unt uk m em perindah
ruangan. Kesan m elengkapi arsit ekt ur bisa dilihat pada bangunan
gerej a Kat olik yang bercorak Barok yang m eluk is at ap gerej a yang
biasanya berupa kubah dengan luk isan awan dan cerit a di Alk it ab.
Mural j uga berart i lukisan yang dibuat langsung m aupun t idak
langsung pada per m ukaan dinding suat u bangunan, yang t idak
langsung m em ilik i kesam aan dengan luk isan. Perbedaannya t erlet ak
pada persyarat an khusus yang harus dipenuhi oleh luk isan dinding,
yait u ket erkait annya dengan arsit ekt ur/ bangunan, baik dar i segi desain
( m em enuhi unsur est et ika) , m aupun usia sert a perawat an dan j uga
dari segi kenyam anan pengam at annya ( 2002: 76) .
Mural dalam perj alananan seni rupa t idak bisa dilepaskan dar i
j am an prasej arah k ira- kira 31.500 t ahun silam , ket ika ada luk isan gua
di Lascaux, selat an Prancis. Mural yang dilukis oleh orang- orang j am an
prasej arah ini m enggunakan cat air yang t erbuat dar i sar i buah lim un
sebagai m edianya. Lukisan m ural pada j am an prasej arah ini paling
banyak dit em ukan di Prancis. Di Prancis, ada sekit ar 150 t em pat m ural
dit em ukan, kem udian di Spanyol ada 128 t em pat dan di I t alia m ural
Ga m ba r 0 2 . M u ra l Pra Se j a r a h Lu k isa n gu a di La sca u x , se la t a n Pra n cis Fot o: dia m bil da ri t u lisa n Yu lia w a n ( 2 0 0 8 )
Pencit raan serupa t ernyat a dit em ukan pula di I ndonesia. Sej um lah gua kapur di Maros dan dinding- dinding kapur di Kolonodale, Sulawesi Tengah j uga m enyim pan gam bar dinding dar i m asa prasej arah. Term asuk dalam m ural generasi pert am a ant ara lain im aj i-im aj i pada dinding piram id di Mesir, bangunan- bangunan pada m asa Rom awi, Yunani, Maya, j uga t em pat- t em pat pem uj aan di I ndia dan Tibet .
Mural pada perkem bangannya t elah m enj adi bagian dar i seni publik yang m elibat kan kom unikasi dua arah. Senim an m ural m elakukan kom unikasi secara v isual kepada m asyarakat t erhadap apa yang ingin dicurahkannya, sedangkan m asyarakat sebagai penik m at dalam prakt iknya m am pu ber int eraksi langsung kepada senim an.
Hal ini sem ak in m enunj ukkan dalam seni m ural, bahwa int erak si t idak hanya dilakukan secara v isual yang m enganut pandangan ‘seni adalah seni’ t anpa pert anggungj awaban yang past i, nam un m ural j uga m am pu m endekat kan dir inya sebagai seni yang ber int erak si j uga secara verbal. Dalam hal ini, m asyarak at m em peroleh pencerahan dalam dunia seni rupa dan secara t eknis, m asyarakat awam dapat m engam bil peran sebagai senim an j uga.
1 . Te k n ik M e m bu a t M u r a l
berkem bang sesuai dengan perkem bangan t eknologi yang ada.
Sekarang, secara garis besar t eknik pem buat an m ural dapat dibagi
m enj adi em pat j enis, yait u: m anual, grid ( garis bant u) , st ensil, m al
dan kolase.
a . Te k n ik M an u a l
Teknik m anual adalah t eknik yang pert am a kali digunakan dalam
proses pem buat an m ural. Teknik m anual yang dim aksud dalam proses
penciipt aan m ural, yait u dalam proses pencipt aan m ural senim annya,
dari proses sket s sam pai hasil akhir kar yanya langsung di dinding
t anpa alat at au m edia bant u apapun. Biasanya, t eknik m anual ini
digunakan oleh senim an yang m em punyai t eknik dan pengalam an
m eluk is at au m em buat m ural dengan baik .
2 . Te k n ik Gr id ( ga r is ba n t u )
Teknik grid yait u dalam proses pem buat an m ural, senim an
m enggunakan gar is bant u yang didasarkan pada perbandingan ukuran
( skala) ant ara sket s awal di kert as dengan dinding yang akan
digunakan ( Yuliawan, 2008) . Hal ini dilakukan unt uk m endapat kan
kom posisi dan proporsi at au perbandingan ant ar bagian bent uk obj ek
Ga m ba r 0 3
Ta m pa k ga r is ba n t u da la m pr ose s sk e t s di din din g Fot o: Ch olis
3 . Te k n ik St ensil
Teknik ini diadopsi dar i t eknik seni grafis, yait u dalam
pencipt aan seni grafis m enggunakan cet ak sar ing yang dikenal j uga
dengan sablon at au serigrafi.
Teknik st ensil ini m am pu m encipt akan warna padat . Mula- m ula
senim an m enggam bar berkas pada selem bar kert as at au plast ik
( kadang- kadang dipakai j uga film ) . Gam bar kem udian dilubangi unt uk
m encipt akan st ensil ( bagian yang ber lubang adalah bagian yang akan
diwarnai) , set elah it u kert as yang ber lubang t ersebut kem udian di
t em pelkan ke dinding dan disem prot cat . Oleh karena it u, dalam
proses pencipt aan m ural, t eknik ini ser ing digunakan unt uk m em buat
Ga m ba r 0 4
Te k n ik st e n sil, m a l disem pr ot ca t ( k ir i) se t e la h pe n uh ba r u dilepa s ( k a n a n ) Fot o: Sa t r ia n a didie k
Ga m ba r 0 5
Te k n ik st e n sil digu na k a n un t u k m e m bu a t m ot if ba t ik y a n g r e pe t it if Fot o: Ja uh a r i
4 . Te k n ik M a l
Teknik ini m uncul seir ing dengan perkem bangan t eknologi,
karena t eknik ini m enggunakan OHP at au LCD proj ect or unt uk
m em buat m al di dinding. Pert am a kali yang dulakukan oleh senim an
di kert as. Set elah j adi kem udian discan at au dipot ret dan diolah
dikonput er m enggunakan soft ware phot oshop.
Set elah gam bar selesai diolah di phot oshop, kem udian disim pan
dengan form at JPG at au GI F, set elah it u dit em bakkan di dinding
m enggunakan proj ect or, dan senim an m ulai m em buat sket dari m al
t ersebut .
Ga m ba r 0 6
Te k n ik m a l m e n ggun a k a n LCD Pr oj e ct or Fot o: Tom m y Bj e ou
Kelebihan dar i t eknik ini adalah kem udahan yang berkait an
dengan ket epat an pr oporsi dan kom posisi desain/ sket karya dengan
bidang gam bar at au dalam hal ini adalah dinding yang akan diluk is
( sehingga orang awam pun dapat m elakuk an hal ini) . kelebihan kedua
adalah kecepat an. Menggunakan t eknik ini proses pem buat an sket nya
j auh lebih cepat dar i t eknik grid at au bahkan t eknik m anual.
5 . Te k n ik Kolase
Teknik ini adalah t eknik t erbaru dalam m ural. Teknik ini m uncul
seir ing dengan perkem bangan seni rupa kont em porer yang berkait an
karya. Oleh karena it u, dalam t eknik ini senim an dalam m em buat
m ural t idak hanya m enggunakan m edium cat di dinding t et api j uga
m encam pur dengan m edia yang lain dengan t eknik kolase
( m enem pel) .
Ga m ba r 0 7
Ta m pa k figu r be be r a pa pe r e m pua n y a n g dibu a t da r i loga m ya ng dit e m pe l di dindin g Fot o: Ja uh a r i
BAB I I I . M ATERI D AN M ETOD E
A. M a t e r i da n Pe r soa la n
Sudah disinggung di at as bahwa m at eri workshop dalam
program pengabdian pada m asyarakat yang penulis lakukan adalah
m em buat m ural at au luk is dinding. Mural sendir i dalam prakt iknya
m em ang sudah banyak yang m elakukan, t et api unt uk m enget ahui
bagaim ana konsep, karakt er dan m et ode pencipt aannya belum banyak