BAB 3
KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1 Kerangka Teori
Dispesia Non Organik
Diagnosa Penunjang
Pengobatan H. pylori Tes CLO Biopsi
Urea Breath Test(UBT) Endoskopi
Dispesia Dispepsia Organik
Triple therapy
Quadraple therapy
Infeksi (+)
Leukosit meningkat
3.2.Kerangka Konsep Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian adalah:
Dispepsia
(+)Infeksi H.Pylori
Terdapat peningkatan leukosit atau tidak
Terdapat peningkatan neutrofil atau tidak
(-)Infeksi H.Pylori
Terdapat peningkatan leukosit ataupun
tidak Terdapat peningkatan neutrofil ataupun
3.2. Variabel dan Definisi Operasional 3.2.1 Variabel
Variabel yang diamati terdiri dari variabel bebas/independen dan variabel terikat/independen.
Variabel bebas/independen : Infeksi H. pylori.
Variabel Terikat/dependen : Peningkatan kadar leukosit dan neutrofil dalam darah. 3.2.2. Definisi Operasional
3.2.2.1. Infeksi H. pylori
Definisi : Infeksi yang akan menyebabkan gastritis kronis pada pasien dispepsia
Cara ukur : Observasi Alat ukur : Rekam medik
Hasil ukur : Infeksi (+) – Tes CLO positip Infeksi (-) – Tes CLO negatip Skala pengukuran : Nominal
3.2.2.2. Leukosit
Definisi : Agen pertahanan tubuh yang akan meningkat apabila terdapat infeksi
Cara ukur : Observasi Alat ukur : Rekam medik
3.2.2.3. Neutrofil
Definisi : Sejenis leukosit granular yang akan meningkat apabila terdapat infeksi bakteri.
Cara ukur : Observasi Alat ukur : Rekam medik
Hasil ukur : Diftel =neutrofil normal ( 2.0 – 7.0 x10 9 ) / l (40 – 80 %) Infeksi (+) –>( 2.0 – 7.0 x10 9 ) / l (40 – 80 %)
Skala pengukuran : Nominal
3.3.Hipotesis
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Metode penelitian ini bersifat analitik retrospektif dengan rancangan penelitian studi potong lintang (Cross Sectional Study). Dengan menggunakan data sekunder berupa rekam medis yang lengkap dari RSU Permata Bunda Medan.
4.2 Waktu Dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dari bulan Maret sampai Desember 2012. 4.2.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Poliklinik Ilmu Penyakit Dalam RSU Permata Bunda Medan.
4.3 Populasi Dan Sampel Penelitian
4.3.1 Kriteria Inklusi Dan Eksklusi 1. Kriteria Inklusi
(a). Mengambil data pasien dispepsia yang telah dilakukan pemeriksaan CLO. (b). Pasien telah dilakukan pemeriksaan darah rutin.
(c). Pasien umur di antara 18-80 tahun. 2. Kriteria Eksklusi
(a).Pasien dispepsia dengan penyakit penyerta seperti riwayat gagal ginjal, hipertensi dan juga pasien yang hamil
(b).Pasien dengan riwayat infeksi yang lain sebelumnya.
4.3.2 Besar Sampel
Besar sampel penelitian ini adalah sebanyak 55 pasien yang menderita dispepsia dengan infeksi H. pylori dari 1 Januari – 31 Disember 2012.
4.4 Teknik Pengumpulan Data
4.5. Pengolahan Dan Analisis Data
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian
5.1.1.Deskripsi Lokasi Penelitian
RSU Permata Bunda Medan merupakan rumah sakit kelas B dengan SK Menkes No.717/MENKES/SK/VI/2010. Rumah sakit ini mempunyai visi untuk menyelenggarakan pelayanan spesialistik, sub spesialistik yang lengkap, bermutu, aman, terjangkau dan berasaskan kekeluargaan pada tahun 2015. Misinya adalah untuk menyediakan pelayanan prima. Selain itu adalah untuk meningkatkan kualitas seluruh askep pelayanan. Visi lain adalah untuk meningkatkan pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan.
5.1.2. Karakteristik Sampel
5.1. Tabel Karakteristik Sampel
Kategori H. pylori (+) H. pylori (-) Jumlah
N % N % n %
JenisKelamin
Laki-laki 15 65.2 12 37.5 27 49.1
Perempuan 8 34.8 20 62.5 28 50.9
Jumlah 23 100 32 100 55 100
Umur (tahun)
<20 2 8.7 0 0 2 3.6
20-39 7 30.4 9 28.1 16 29.1
40-59 10 43.5 17 53.1 27 49.1
70-79 4 17.4 6 18.8 10 18.2
Jumlah 23 100 32 100 55 100
5.1.3. Analisa Uji Hipotesa menggunakan Uji T Tabel 5,2. Hasil Analisa Uji T
H. pylori (+) H. pylori (-) p value
mean ± SD mean ± SD
Lekosit 6967 ± 1772.94 6080.66 ± 338.50 0.08
Netrofil 58.8 ± 5.06 55.38 ± 3.88 0.06
Berdasarkan tabel 5,2, kadar leukosit pada sampel positif infeksi H. pylori adalah rata-rata 6967. Kadar leukosit pada sampel negatif infeksi H. pylori adalah rata-rata 6080,66. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar leukosit antara golongan sampel yang infeksi positif dan negatif. Seterusnya kadar neutrofil pada sampel positif infeksi H. pylori adalah rata-rata 58,5. Jika dilihat pada pasien yang negatif infeksi H. pylori rata-rata nilai neutrofil adalah 55,38. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar neutrofil antara golongan sampel dengan hasil infeksi positif dan negatif.
5.2.Pembahasan
5.2.1. Karakteristik Sampel
Sebagian besar pasien positif infeksi H. pylori pada penelitian ini adalah pasien laki-laki yaitu sebanyak (65,2%). Hal ini seiringan dengan penelitian Xiao-Qing Xu et al(2012) yang mendapati populasi pasien laki-laki terinfeksi H. pylori lebih besar dari pasien perempuan yang terinfeksi H. pylori.
infeksi H. pylori adalah rata-rata 41 tahun. Namun demikian, prevalensi H. pylori meningkat sesuai dengan usia pasien.(Graham DY et al,1991)
5.2.2. Analisa Uji Hipotesa
Penumpukan neutrofil pada intraepitel mukosa lambung mempunyai hubungan yang erat dengan kerusakan pada mukosa lambung dan intensitas infeksi H. pylori. Jadi, semakin tinggi derajat kerusakan pada mukosa lambung semakin banyak neutrofil yang menumpuk pada daerah tersebut. Infiltrasi neutrofil pada mukosa gastrik pada pemeriksaan histologi menunjukkan assosiasi yang kuat dengan infeksi H. pylori.
Mekanisme yang menyebabkan peningkatan pada kadar leukosit dan kadar neutrofil pada infeksi H. pylori masih belum terdeteksi. Mengevaluasi kadar leukosit dan neutrofil sebelum dan selepas pengobatan H. pylori bisa memperbaik nilai prognosis infeksi H. pylori.
Infeksi H.Pylori dapat memicu pelepasan sel-sel mediator inflamasi seperti neutrofil, eosinofil, dan limfosit. H.Pylori dapat menyebabkan degranulasi sel mast pada mukosa lambung yang terinfeksi. Di dalam jurnal Pathology of Nepal, 2011 dijumpai penumpukan sel mast pada mukosa antrum lambung pada penderita positif infeksi H.Pylori dibandingkan orang yang negatif infeksi H.Pylori.
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
a. Kebanyakan pasien yang didiagnosa dengan infeksi H. pylori melalui pemeriksaan CLO adalah laki-laki yaitu sebanyak 15 orang (65,2%).
b. Infeksi H. pylori mempunyai prevalensi tertinggi pada kelompok umur 40- 59 tahun sebanyak 10 orang ( 43,5%).
c. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar leukosit antara golongan sampel dengan hasil infeksi positif dan negatif.
d. Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada kadar neutrofil antara golongan sampel dengan hasil infeksi positif dan negatif.
6.2. Saran
Dari hasil penelitian, dapat disertakan beberapa saran dari peneliti yang diharapkan bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat khususnya dalam bidang kesehatan dan mahasiswa fakultas kedokteran. Antara saran yang dapat diberikan adalah:
1. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi kontribusi sebagai sumber informasi dalam penerapan pengalaman ilmiah untuk peneliti di masa akan datang.
2. Penelitian tentang H.pylori juga harus ditingkatkan karena kurangnya penelitian tentang kasus ini di negara-negara berkembang.