• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja - Pengaruh Promosi Jabatan dan Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "2.1 Kinerja 2.1.1 Pengertian Kinerja - Pengaruh Promosi Jabatan dan Pemberian Insentif Terhadap Kinerja Karyawan (Studi Pada Bank Sumut Kantor Cabang Utama Medan)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Kinerja

2.1.1 Pengertian Kinerja

Kinerja merupakan bagian dari produktivitas kerja, produktivitas berasal

dari kata " Produktif " Artinya sesuatu yang mengandung potensi untuk digali,

sehingga produktivitas dapatlah dikatakan sesuatu proses kegiatan yang

terstruktur guna menggali potensi yang ada dalam sebuah komoditi atau objek.

Filosofi produktivitas sebenarnya dapat mengandung arti keinginan dan udaha

dari setiap manusia ( individu maupun kelompok) untuk selalu meningkatkan

mutu kehidupan dan penghidupannya.

Kinerja SDM menurut Mangkunegara (2005 : 9) merupakan istilah yang

berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Pada dasarnya motivasi kerja

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dirinya

(internal) maupun motivasi di luar dirinya (eksternal). Motivasi internal akan

mempengaruhi pikiran dan selanjutnya akan mengarahkan perilaku dan sikap

seseorang. Sedang motivasi eksternal menjelaskan kekuatan-kekuatan yang ada di

dalam diri individu yang dipengaruhi oleh faktor-faktor luar yang sifatnya tidak

dapat dikendalikan, dimana faktor tersebut yang dikendalikan oleh pimpinan,

yaitu meliputi kepuasan kerja, gaji, kondisi kerja, kebijaksanaan organisasi dan

hubungan kerja seperti penghargaan dan kenaikan pangkat atau jabatan struktural.

Di samping itu, ada faktor eksternal lain di lingkungan organisasi yang

(2)

berhasil tidaknya suatu organisasi, yaitu kesempatan mengembangkan karir, dan

nilai-nilai atau budaya organisasi yang dianut oleh perusahaan itu sendiri.

Mathis dan Jackson (2006 : 78) menyatakan bahwa, Kinerja

(performance) pada dasarnya adalah apa yang dilakukan atau tidak dilakukan oleh

karyawan. Kinerja karyawan yang umum untuk kebanyakan pekerjaan meliputi

elemen sebagai berikut: (1) kuantitas dari hasil, (2) kualitas dari hasil, (3)

ketepatan waktu dari hasil, (4) kehadiran, dan (5) kemampuan bekerja sama..

Menurut Simanjuntak (2005), Kinerja adalah tingkat pencapaian hasil

atas pelaksanaan tugas tertentu. Simanjuntak juga mengartikan kinerja individu

sebagai tingkat pencapaian atau hasil kerja seseorang dari sasaran yang harus

dicapai atau tugas yang harus dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu.

Menurut Rivai dan Basri (2005 : 14) Kinerja adalah hasil atau tingkatan

keberhasilan seseorang secara keseluruhan selama periode tertentu di dalam

melaksanakan tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan seperti, standar

hasil kerja, target, sasaran, atau kriteria yang telah ditentukan terlebih dahulu dan

telah disepakati bersama.

2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja

Menurut Mathis dan Jackson (2001 : 82) faktor-faktor yang memengaruhi

kinerja individu tenaga kerja, yaitu kemampuan mereka, motivasi, dukungan yang

diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, dan hubungan mereka

dengan organisasi. Berdasarkaan pengertian di atas, penulis menarik kesimpulan

(3)

individu maupun kelompok dalam suatu aktivitas tertentu yang diakibatkan oleh

kemampuan alami atau kemampuan yang diperoleh dari proses belajar serta

keinginan untuk berprestasi.

Siagian (2000) menyatakan bahwa, Kinerja dipengaruhi oleh dua faktor,

yaitu: 1). Faktor Kemampuan. a). Pengetahuan: pendidikan, pengalaman, latihan

dan minat, b). Ketrampilan: kecakapan dan kepribadian, 2). Faktor Motivasi. a).

Kondisi sosial: organisasi formal dan informal, kepemimpinan dan serikat kerja,

b). Kebutuhan individu: fisiologis, sosial dan egoistik, c). Kondisi fisik:

lingkungan kerja.

Dari pendapat ahli di atas, maka dapat dikatakan bahwa kinerja pegawai

dinilai oleh atasan langsung berdasarkan faktor-faktor yang telah ditentukan

terlebih dahulu.

2.1.3 Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna

mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien. Karena adanya

kebijakan atau program penilaian kinerja, berarti organisasi telah memanfaatkan

secara baik sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja

individu sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara

keseluruhan. Melalui penilaian tersebut, maka dapat diketahui bagaimana kondisi

riil pegawai dilihat dari kinerja. Dengan demikian data-data ini dapat dijadikan

(4)

Menurut Sofyandi (2008 : 122), Penilaian kinerja (performance

appraisal) adalah proses organisasi dalam mengevaluasi pelaksanaan kerja

karyawan. Mondy and Noe (2005 : 5) menyatakan bahwa, “Performance

appraisal is a formal system of review and evaluation of individual or team task

performance”. (Penilaian Kinerja adalah satu sistem formal dari review dan

evaluasi individu atau kinerja tugas tim).

Menurut Robbins (2001 : 260), ada lima pihak yang dapat melakukan

penilaian kinerja karyawan, yaitu :

1. Atasan langsung

Hampir 96 % evaluasi kinerja pada tingkat bawah dan menengah dalam

suatu organisasi dijalankan oleh atasan langsung karyawan karena atasan

langsung yang memberikan pekerjaan dan paling tahu kinerja karyawannya.

2. Rekan sekerja

Penilian kinerja yang dilakukan oleh rekan sekerja dilaksanakan dengan

pertimbangan bahwa rekan sekerja dengan dengan tindakan. Interaksi sehari-hari

dapat memberikan pandangan menyeluruh terhadap kinerja seseorang karyawan

(5)

4. Evaluasi diri

Evaluasi ini cenderung mengurangi kedefensifan para karyawan mengenai

proses penilaian, dan evaluasi ini merupakan sarana yang unggul untuk

merangsang pembahasan kinerja karyawan dan atasan karyawan.

4. Bawahan langsung.

Penilaian kinerja karyawan oleh bawahan langsung dapat memberikan

informasi yang tepat dan rinci mengenai perilaku seseorang atasan karena

lazimnya penilai mempunyai kontak yang sering dengan yang dinilai.

5. Pendekatan menyeluruh

Penilaian kinerja karyawan dilakukan oleh atasan, pelanggan, rekan

sekerja dan bawahan. Penilaian ini biasanya dilakukan di dalam organisasi yang

memperkenalkan tim.

Berdasarkan uraian mengenai yang biasanya menilai kinerja karyawan

dalam organisasi dan dengan mempertimbangkan berbagai hal, maka dalam

penelitian ini, penilaian kinerja pegawai dilakukan berdasarkan evaluasi diri.

2.1.4 Manfaat Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan alat yang bermanfaat tidak hanya untuk

mengevaluasi kinerja dari para karyawan, tetapi juga untuk mengembangkan dan

memotivasi karyawan. Menurut Rivai (2008 : 19) bahwa, Beberapa manfaat

(6)

melakukan negosiasi yang objektif dan rasional dengan serikat buruh atau

langsung dengan karyawan, 2). Perbaikan kinerja. Umpan balik pelaksanaan kerja

yang bermanfat bagi karyawan, manajer, dan spesialis personil dalam bentuk

kegiatan untuk meningkatkan atau memperbaiki kinerja karyawan, 3).

Penyesuaian kompensasi. Penilaian kinerja membantu pengambil keputusan

dalam penyesuaian ganti-rugi, menentukan siapa yang perlu dinaikkan upah,

bonus, atau kompensasi lainnya, 4). Keputusan penempatan. Membantu dalam

promosi, keputusan penempatan, perpindahan, dan penurunan pangkat pada

umumnya didasarkan pada masa lampau atau mengantisipasi kinerja, 5). Pelatihan

dan pengembangan. Kinerja buruk mengindikasikan adanya suatu kebutuhan

untuk latihan, 6). Perencanaan dan pengembangan karir. Umpan balik prestasi

mengarahkan keputusan-keputusan karir, yaitu tentang jalur karir tertentu yang

harus diteliti, 7). Ketidakakuratan informasi. Prestasi kerja yang jelek mungkin

menunjukkan kesalahan-kesalahan dalam informasi analisis jabatan, rencana

sumberdaya manusia, atau komponen-komponen lain sistem informasi

manajemen personalia, 8). Evaluasi proses staffing. Prestasi kerja yang baik atau

buruk adalah mencerminkan kekuatan atau kelemahan prosedur staffing

departemen personalia, 9). Menjamin kesempatan kerja yang adil. Penilaian

prestasi kerja yang akurat akan menjamin keputusan-keputusan penempatan

internal diambil tanpa diskriminasi, 10). Mengatasi tantangan - tantangan ekternal.

Kadang-kadang prestasi seseorang dipengaruhi oleh faktor - faktor diluar

lingkungan kerja, seperti keluarga, kesehatan, dan masalah-masalah pribadi

(7)

2.1.5 Metode Penilaian Kinerja

Penilaian kinerja merupakan salah satu tugas penting untuk dilakukan

oleh seorang manajer atau pimpinan. Walaupun demikian, pelaksanaan kinerja

yang obyektif bukanlah tugas yang sederhana. Penilaian harus dihindarkan adanya

"like dan dislike" dari penilai, agar obyektivitas penilaian dapat terjaga.

Ada beberapa metode penilaian kinerja karyawan (Panggabean, 2002 :

15) yaitu:

1. Rating Scales (Skala Rating)

Dengan menggunakan metode ini hasil penilaian kinerja karyawan dicatat

dalam suatu skala. Evaluasi hanya didasarkan pada pendapat penilai, yang

membandingkan hasil pekerjaan karyawan dengan kriteria yang dianggap penting

bagi pelaksanaan kerja.

2. Checklist

Metode ini adalah untuk mengurangi beban penilai. Penilai tinggal

memilih kalimat-kalimal atau kata-kata yang menggambarkan kinerja karyawan.

Penilai biasanya atasan langsung. Pemberian bobot sehingga dapat di skor.

Metode ini bias memberikan suatu gambaran prestasi kerja secara akurat, bila

daftar penilaian berisi item-item yang memadai.

(8)

Penilaian yang berdasarkan catatan-catatan penilai yang menggambarkan

perilaku karyawan sangat baik atau jelek dalam kaitannya dengan pelaksanaan

kerja. Catatan-catatan ini disebut peristiwa kitis. Metode ini sangat berguna dalam

memberikan umpan balik kepada karyawan, dan mengurangi kesalahan kesan

terakhir.

4. Ranking

Penilai membandingkan satu dengan karyawan lain siapa yang paling baik

dan menempatkan setiap karyawan dalam urutan terbaik sampai terjelek.

5. Work Standard (Standar Kerja)

Metode ini membandingkan kinerja karyawannya dengan standar yang

ditetapkan terlebih dahulu. Standar mencerminkan hasil yang normal dari rata-rata

pekerja dalam usaha yang normal.

6. Management By Objective (Manajemen Berdasarkan Sasaran)

Dalam pendekatan ini, setiap karyawan dan penyelia secara bersama-sama

menentukan sasaran organisasi, tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran untuk

meningkatkan produktivitas organisasi.

7. Field Review (Peninjauan Lapangan)

Seorang ahli departemen turun ke lapangan dan membantu para penyelia

dalam penilaian mereka. Spesialis personalia mendapatkan informasi khusus dari

(9)

evaluasi atas dasar informasi tersebut. Evaluasi dikirim kepada penyelia untuk di

review, perubahan, persetujuan dan serubahan dengan karyawan yang dinilai.

Spesialis personalia bisa mencatat penilaian pada tipe formulir penilaian apapun

yang digunakan perusahaan.

2.2 Promosi

2.2.1 Pengertian dan Tujuan Promosi

Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa promosi (promotion)

memberikan peran penting bagi setiap karyawan, bahkan menjadi idaman yang

selalu dinanti-nantikan. Dengan promosi berarti ada kepercayaan dan pengakuan

mengenai kemampuan serta kecakapan karyawan bersangkutan untuk menduduki

suatu jabatan yang lebih tinggi. Dengan demikian, promosi akan memberikan

status sosial, wewenang (authority), tanggung jawab (responsibility), serta

penghasilan (outcomes) yang semakin besar bagi karyawan (Hasibuan, 2003 : 10)

Menurut Manullang (2001 : 153), Promosi berarti kenaikan jabatan,

yakni menerima kekuasaan dan tanggung jawab lebih besar dari kekuasaan dan

tanggung jawab sebelumnya. Abdurahman (2006 : 101), mengatakan promosi

jabatan merupakan perkembangan yang positif dari seorang pekerja atau pegawai

karena tugasnya dinilai baik oleh pejabat yang berwenang.

Menurut Siagian (2005 : 169), menyatakan bahwa Promosi ialah apabila

seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke pekerjaan lain yang tanggung

jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hirarki jabatan lebih tinggi dan

(10)

Di samping itu promosi di perusahaan juga bertujuan untuk memberikan

kepuasan dan pengakuan atas pekerjaan yang selama ini dilakukan oleh karyawan.

Hasibuan (2005 : 113) menjelaskan tujuan dari promosi adalah sebagai berikut:

1. Untuk memberikan pengakuan, jabatan dan imbalan jasa yang semakin

besar kepada karyawan yang berprestasi kerja tinggi.

2. Dapat menimbulkan kepuasan dan kebanggan pribadi, status sosial yang

semakin tinggi dan penghasilan yang semakin besar.

3. Untuk merangsang agar karyawan lebih bergairah bekerja, berdisiplin

tinggi dan memperbesar produktivitas kerjanya.

4. Untuk menjamin stabilitas kepegawaian dengan direalisasikan promosi

kepada karyawan dengan dasar dan pada waktu yang tepat serta penilaian

yang jujur.

5. Kesempatan promosi dapat menimbulkan keuntungan berantai

(multiplier effect) dalam perusahaan karena timbulnya lowongan berantai.

6. Memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengembangkan

kreativitas dan inovasinya yang lebih baik demi keuntungan optimal

perusahaan.

7. Untuk menambah dan memperluas pengetahuan serta pengalaman kerja

(11)

8. Untuk mengisi kekosongan jabatan karena pejabatnya berhenti. Agar

jabatan itu tidak lowong maka dipromosikan karyawan lainnya.

9. Karyawan yang dipromosikan kepada jabatan yang tepat, semangat,

kesenangan dan ketenangannya dalam bekerja semakin meningkat

sehingga produktivitas kerjanya juga meningkat.

10. Untuk mempermudah penarikan pelamar, sebab dengan adanya

kesempatan promosi merupakan daya dorong serta perangsang bagi

pelamar-pelamar untuk memasukkan lamarannya.

11. Promosi akan memperbaiki status karyawan dari karyawan sementara

menjadi karyawan tetap setelah lulus dalam masa percobaannya.

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa promosi pada suatu perusahaan

bertujuan untuk menjamin kestabilan perusahaan, mengisi lowongan, untuk

menaikan semangat atau moral pegawai dan untuk membebaskan pegawai dari

situasi atau keadaan yang bersifat statis (tetap). Jadi promosi merupakan suatu hal

yang penting bagi suatu perusahaan.

2.2.2 Azas dan Dasar Promosi

(12)

1. Kepercayaan

Promosi hendaknya berasaskan pada kepercayaan atau keyakinan

mengenai kejujuran, kemampuan dan kecakapan karyawan yang bersangkutan

dalam melaksanakan tugas-tugasnya dengan baik pada jabatan tersebut.

2. Keadilan

Promosi berasaskan keadilan terhadap penilaian kejujuran, kemampuan

dan kecakapan semua karyawan. Penilaian harus jujur dan objektif, tidak pilih

kasih. Karyawan yang mempunyai peringkat terbaik hendaknya mendapatkan

kesempatan pertama untuk dipromosikan tanpa melihat suku, golongan dan

keturunannya.

5. Formasi

Promosi harus berdasarkan formasi yang ada, karena promosi karyawan

hanya mungkin dilakukan jika ada formasi jabatan yang lowong. Untuk itu harus

ada uraian pekerjaan/jabatan yang akan dilaksanakan karyawan. Program promosi

hendaknya memberikan informasi yang jelas, apa yang dijadikan sebagi dasar

pertimbangan untuk mempromosikan seseorang karyawan dalam perusahaan

tersebut. Hal ini penting supaya karyawan dapat mengetahui dan memperjuangkan

nasibnya.

Menurut Handoko (2000 : 89) ada beberapa pedoman yang dijadikan

(13)

1. Pengalaman (senioritas)

Promosi yang didasarkan pada lamanya pengalaman kerja karyawan

merupakan promosi yang menghargai Kecakapan karyawan. Kebaikannya adalah

penghargaan dan pengakuan bahwa pengalaman merupakan penilaian yang

berharga.

2. Kecakapan (keterampilan)

Seseorang akan dipromosikan berdasarkan atas penilaian kecakapan yaitu

ketrampilan dan keahlian kerja yang didukung dengan prestasi kerja yang baik.

Kecakapan merupakan total dari semua keahlian yang dimiliki untuk mencapai

hasil yang bisa dipertanggungjawabkan.

3. Kombinasi pengalaman dan kecakapan

Kombinasi ini menggabungkan antara pengalaman dan kecakapan.

Promosi ini didasarkan atas lamanya dinas, ijasah pendidikan formal yang

dimiliki dan hasil ujian kenaikan golongan. Cara ini merupakan cara yang terbaik

untuk menempatkan orang dengan pengalaman dan kecakapan yang mendukung.

2.2.3 Jenis Promosi

Menurut Hasibuan (2005 : 114) jenis promosi yang umum dikenal adalah

sebagai berikut:

(14)

Seorang karyawan dinaikkan jabatannya untuk sementara karena adanya

jabatan yang kosong, dan harus segera diisi, misalnya jabatan Personalia.

2. Promosi Tetap

Seorang karyawan dipromosikan dari suatu jabatan ke jabatan yang lebih

tinggi karena karyawan tersebut telah memenuhi syarat untuk dipromosikan. Sifat

promosi ini adalah tetap.

3. Promosi Kecil

Menaikkan jabatan seorang karyawan dari jabatan yang tidak sulit

dipindahkan ke jabatan yang sulit, yang membutuhkan keterampilan tertentu,

tetapi tidak disertai dengan kenaikan gaji atau upah.

4. Promosi Kering

Seorang karyawan dinaikkan ke jabatan yang lebih tinggi disertai dengan

peningkatan pangkat, wewenang dan tanggungjawab, tetapi tidak disertai dengan

kenaikan gaji atau upah.

2.2.4 Prosedur Promosi

Prosedur pelaksanaan promosi yang biasa dianut perusahaan menurut

(15)

1. Promosi dari dalam Perusahaan

Merupakan suatu tradisi untuk mencari calon yang akan menduduki

jabatan manajer pada suatu hierarki perusahaan diantara jajaran tenaga kerja yang

ada merupakan kebiasaan umum yang tampaknya hampir membudaya.

2. Promosi melalui prosedur pencalonan

Pencalonan oleh manajer adalah proses penunjang guna mengajukan

bawahan tertentu untuk dipromosikan. Tidak dapat disangsikan bahwa prosedur

ini tidak sistematis dan mudah keliru, tetapi bagaimanapun juga inilah yang paling

luas digunakan dalam perusahaan untuk menyelidiki tenaga kerja yang akan

dipromosikan.

3. Promosi Melalui Prosedur Seleksi

Prosedur lain yang ditempuh dalam rangka promosi tenaga kerja adalah

melalui proses seleksi. Biasanya proses seleksi bagi perusahaan-perusahaan besar

menggunakan berbagai jenis ujian psikologis untuk tujuan ini. Cara ini

sebenarnya kurang mendapatkan tanggapan positif dari para tenaga kerja karena

prosedur dianggap terlalu berbelit-belit, akibatnya banyak waktu dan tenaga yang

terbuang dengan sia-sia.

2.2.5 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Promosi

Beberapa indikator dari promosi jabatan yang dapat dijadikan pedoman

(16)

1. Kejujuran.

Khusus pada jabatan-jabatan yang berhubungan dengan finansial,

produksi, pemasaran, dan sejenisnya, kejujuran dipandang amat penting. Hal ini

dimaksudkan untuk menjaga jangan sampai kegiatan promosi malah merugikan

perusahaan, karena ketidakjujuran tenaga kerja yang dipromosikan.

2. Loyalitas.

Tingkat loyalitas tenaga kerja terhadap perusahaan seringkali menjadi

salah satu kriteria untuk kegiatan promosi. Loyalitas yang tinggi akan berdampak

pada tanggung jawab yang lebih besar.

3. Tingkat Pendidikan.

Saat ini, manajemen perusahaan umumnya mempunyai kriteria minimum

tingkat pendidikan tenaga kerja yang bersangkutan untuk dapat dipromosikan

pada jabatan tertentu. Alasan yang melatarbelakanginya adalah dengan pendidikan

yang lebih tinggi diharapkan tenaga kerja memiliki daya nalar yang tinggi

terhadap prospek perkembangan perusahaan diwaktu mendatang.

4. Pengalaman Kerja.

Pengalaman kerja seringkali digunakan sebagai salah satu standar untuk

kegiatan promosi. Dengan alasan lebih senior, pengalaman yang dimilikipun

(17)

yang bersangkutan memiliki kemampuan lebih tinggi, gagasan lebih banyak, dan

kemampuan manajerial yang baik.

5. Inisiatif.

Untuk kegiatan promosi pada jenis pekerjaan tertentu, barangkali karsa

dan daya cipta (inisiatif) merupakan salah satu syarat yang tidak perlu ditawar

lagi. Hal ini disebabkan untuk jenis pekerjaan tertentu sangat memerlukan karsa

dan daya cipta demi kelangsungan perusahaan. Dengan demikian, pelaksanaan

promosi bagi tenaga kerja berdampak pada meningkatnya laba yang tinggi

daripada waktu sebelumnya.

2.3 Insentif

2.3.1 Pengertian Insentif

Insentif merupakan salah satu sarana motivasi yang dapat mendorong

para karyawan untuk bekerja dengan kemampuan yang maksimal, yang dikatakan

sebagai pendapatan ekstra di luar gaji atau upah yang telah di tentukan.Pemberian

insentif bertujuan agar dapat memenuhi kebutuhan para karyawan dan keluarga

mereka.Istilah sistem insentif pada umumnya digunakan untuk menggambarkan

rencana - rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau tidak

langsung dengan berbagai standar kinerja karyawan atau profitabilitas organisasi.

Menurut Simamora (2004 : 514) yang dimaksud insentif adalah suatu

program yang mengaitkan bayaran dengan produktivitas kerja. Selanjutnya

(18)

diberikan oleh pihak pemimpin organisasi kepada karyawan agar mereka bekerja

dengan motivasi yang tinggi dan berprestasi dalam mencapai tujuan - tujuan

organisasi”.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa insentif

merupakan salah satu bentuk rangsangan atau motivasi yang sengaja diberikan

kepada karyawan untuk mendorong semangat kerja karyawan agar mereka dapat

meningkatkan produktivitas kerja dalam mencapai tujuan organisasi.

2.3.2 Tujuan dan Manfaat Insentif

Pada prinsipnya pemberian insentif harus memenuhi kejelasan tujuan dan

sasaran, prinsip keadilan dan prinsip kompensasi itu sendiri yang bersifat

penghargaan dan keterbukaan, dan prinsip kejelasan skala waktu. Bila bentuk

insentif sesuai dengan kebutuhan atau harapan tenaga kerja, serta dapat menutupi

kekurangan pada kondisi geografi, sarana dan fasilitas, maka insentif tersebut

dapat meningkatkan minat dan motivasi karyawan untuk dapat meningkatkan

produktivitas kerjanya. Sistem insentif disusun dan dikelola untuk memastikan

tercapainya tujuan. Tujuan yang paling utama adalah efisiensi, keadilan dan

pemenuhan. Pengembangan tujuan pembayaran insentif sangat tergantung pada

masing-masing perusahaan dan jenis usaha.

Handoko (2001 : 176) menyatakan bahwa: “Tujuan insentif pada

hakekatnya adalah untuk meningkatkat motivasi karyawan dalam berupaya

(19)

diatas dan melebihi upah dan gaji dasar”. Sedangkan menurut Nawawi (2001 :

373) menyatakan bahwa tujuan pemberian insentif adalah :

1. Sistem insentif didesain dalam hubungannya dengan sistem balas jasa

(merit system), sehingga berfungsi dalam memotivasi pekerja agar terus

menerus berusaha memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam

melaksanakan tugas-tugas yang menjadi kewajiban/tanggung jawabnya.

Sistem insentif merupakan tambahan bagi upah/gaji dasar yang diberikan

sewaktu-waktu, dengan membedakan antara pekerja yang berprestasi

dengan yang tidak/ kurang berprestasi dalam melaksanakan tugas

-tugasnya.

Dengan demikian, insentif akan sangat mempengaruhi motivasi

seseorang dalam bekerja. Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk dapat memenuhi

kebutuhannya, individu membutuhkan uang yang diperolehnya sebagai imbalan

dari tempat ia bekerja, dan hal ini juga akan mempengaruhi semangatnya dalam

bekerja. Selain tujuan, pemberian insentif kepada karyawan bermanfaat untuk

memberikan tanggungjawab dan dorongan kepada karyawan untuk dapat

meningkatkan produktivitas kerja.

Nawawi (2001:382) menyatakan bahwa manfaat pemberian insentif

adalah sebagai berikut:

1. Insentif merupakan satu paket yang dapat saling menunjang dalam

meningkatkan motivasi yang berdampak pada peningkatan produktivitas

(20)

2. Insentif dapat dijadikan suatu struktur ganjaran yang fleksibel, yang

diselenggarakan untuk merefleksikan posisi/kekuatan nyata organisasi

secara ekonomis.

3. Insentif dapat meningkatkan jaminan kesejahteraan bagi para pekerja.

4. Insentif berfungsi untuk memudahkan penarikan (rekrutmen) dan

mempertahankan pekerja yang potensial.

5. Insentif dapat mendidik pekerja secara individual untuk memahami

kedudukannya dalam memberikan kontribusi sebagai faktor yang

menentukan sukses organisasi.

2.3.3 Jenis-jenis Insentif

Menurut Sarwoto (1996 : 155) Pada dasarnya ada dua jenis insentif yang

umum diberikan yaitu :

1. Insentif Finansial

Insentif Finansial merupakan insentif yang diberikan kepada karyawan

atas hasil kerja mereka dan biasanya diberikan dalam bentuk uang berupa bonus,

komisi, pembagian laba, dan kompensasi yang ditangguhkan, serta dalam bentuk

jaminan sosial berupa pemberian rumah dinas, tunjangan lembur, tunjangan

(21)

2. Insentif Non Finansial

Insentif non financial dapat diberikan dalam berbagai bentuk, antara lain:

(a). Pemberian piagam penghargaan ; (b). Pemberian pujian lisan ataupun tertulis,

secara resmi ataupun pribadi ; (c). Ucapan terima kasih secara formal maupun

informal ; (d). Promosi jabatan kepada karyawan yang baik selama masa tertentu

serta dianggap mampu. ; (e). Pemberian tanda jasa/mendali kepada karyawan

yang telah mencapai masa kerja yang cukup lama dan mempunyai loyalitas yang

tinggi ; (f). Pemberian hak untuk menggunakan sesuatu atribut jabatan (misalnya

pada mobil atau lainnya) ; (g). Pemberian perlengkapan khusus pada ruangan

kerja.

Sedangkan menurut Plowman (dalam Manullang, 1996 : 32) Insentif

dapat digolongkan kedalam 3 golongan yaitu:

1. Financial Incentive

Financial Incentive merupakan pemberian sesuatu sebagai rangsangan

atau daya pendorong yang bersifat keuangan yang bukan saja meliputi upah atau

gaji yang pantas tetapi termasuk keinginan untuk memperoleh bagian dari

keuntungan yang diperoleh perusahaan, kesejahteraan, kesehatan dan rekreasi

serta jaminan hari tua. Dengan demikian yang termasuk kedalam financial

incentive antara lain adalah: (a). Upah insentif ; (b). Kesejahteraan ; (c).

Pemeliharaan kesehatan ; (d). Program rekreasi/hiburan ; (e). Sarana olahraga ;

(22)

2. Non financial Incentive

Non financial incentive merupakan rangsangan yang tidak dinilai dengan

uang, yang termasuk dengan non financial incentive adalah: (a). Pemempatan

yang tetap bagi seorang pegawaib : (b). Adanya pendidikan dan pelatihan bagi

karyawan ; (c). Promosi yang berhubungan erat dengan kemanpuan para

karyawan ; (d). Pekerjaan yang terjamin ; (e). Turut sertanya pegawai dalam

pengambilan keputusan ; (f). Kondisi pekerjaan yang menyenangkan.

3. Social Incentive

Social Incentive merupakan rangsangan yang berbentuk sikap dan tingkah

laku yang diberikan oleh anggota kelompok.

Selain itu, jenis-jenis insentif dapat dibagi menjadi 3 bagian yaitu:

1. Meterial Insentif, terdiri dari: (a). Uang ; (b). Barang yang dinilai

dengan uang ; (c). Barang-barang lain.

2. Non-Material Insentif, terdiri dari: (a). Pujian ; (b). Penempatan yang

sesuai dengan keahlian ; (c). Kesempatan promosi ; (d). Rasa berpartisipasi ; (e).

Kondisi kerja yang menyenangkan ; (f). Kesehatan ; (g). Keamanan ; (h).

Perumahan ; (i). Rekreasi

3. Semi material, terdiri dari : (a). Piagam penghargaan ; (b). Diundang

pada pertemuan khusus karena keistimewaannya ; (c). Pemberian tanda

(23)

2.3.4 Pedoman Pemberian Insentif

Menurut Cascio, yang dikutip Panggabean (2002 : 92), syarat - syarat

yang patut dipenuhi dalam pemberian insentif agar dapat digunakan tujuan

pemberian insentif dapat diwujudkan terdiri atas hal - hal berikut:

1) Sederhana, peraturan dari sistem insentif haruslah singkat, jelas, dan dapat

dimengerti.

2) Spesifik, tidak cukup hanya dengan mengatakan, hasilkan lebih banyak

atau jangan terjadikecelakaan. Karyawan perlu tahu dengan tepat apa yang

diharapkan untuk mereka lakukan.

3) Dapat dicapai, setiap karyawan seharusnya mempunyai kesempatan yang

masuk akal untuk memeperoleh sesuatu.

4) Dapat diukur, sasaran yang dapat diukur merupakan dasar untuk

menentukan rencana insentif. Program dolar akan sia - sia (dan program

evaluasi akan terhambat), jika prestasi tertentu tidak dapat dikaitkan

dengan dolar yang dibebankan.

2.5 Pengaruh Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan

Promosi jabatan merupakan salah satu hal yang dapat meningkatkan

kinerja karyawan agar karyawan memberikan kinerja terbaik bagi perusahaan.

Hasibuan (2012) mengatakan jika kesempatan untuk dipromosikan relatif kecil

atau hampir tidak ada maka gairah kerja, semangat kerja, disiplin, dan prestasi

(24)

dipromosikan berdasarkan asas keadilan dan objektivitas, karyawan akan

terdorong bekerja giat, disiplin, dan berprestasi kerja sehingga sasaran perusahaan

dapat dicapai. Kesarinaldi (2010) mengemukakan bahwa promosi sangat

berpengaruh terhadap motivasi dan kepuasan kerja karyawan yang berdampak

langsung kepada kinerja yang dihasilkan karyawan.

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Chandra Bayu pada tahun

2014 dalam skripsinya yang berjudul, “Pengaruh Kompensasi Dan Promosi

Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT Granesia” diperoleh hasil penelitian

bahwa kompensasi dan promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan

terhadap kinerja karyawan PT Granesia.

2.6 Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Karyawan

Di dalam perusahaan sangatlah penting diterapkan atau diberikannya

insentif terhadap karyawan, hal ini dapat berguna untuk mendorong kinerja dan

dengan adanya insentif yang baik dan adil menurut karyawan sanagat membantu

perusahaan di dalam proses pencapaian sasaran yang telah ditetapkan perusahaan.

Dengan adanya pemberian insentif yang diberikan oeh perusahaan kepada

karyawan akan sangat membantu di dalam menganalisis kinerja karyawan dan

membantu perusahaan dalam peningkatan dan kinerja yang tinggi dalam bekerja.

Insentif merupakan salah satu alat pendorong dalam meningkatkan semangat kerja

karyawan. Oleh sebab itu, pemberian insentif kepada seorang karyawan

hendaknya sesuai dengan apa yang telah dilakukan oleh karyawan tersebut cukup

(25)

Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Dynta Arimurti pada tahun

2003 di dalam skripsinya yang berjudul,” Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja

Sumber Daya Manusia (Menurut Persepsi Karyawan) Pada PT Telekomunikasi

Tbk Bandung” diperoleh hasil penelitian bahwa insentif mempunyai pengaruh

cukup besar terhadap kinerja Sumber Daya Manusia pada PT. Telekomunikasi

Indonesi Tbk Bandung di mana pemberian insentif yang diselenggarakan selama

ini oleh PT. Telekomunikasi Indonesi Tbk Bandung merupakan salah satu upaya

peningkatan produktivitas kerja dan efisiensi biaya sehingga laba bersih yang

dihasilkan perusahaan terus meningkat. Dan dalam pelaksanaannya di perusahaan

ini telah berjalan dengan baik dan tepat. Hal ini dibuktikan dengan melihat hasil

pengolahan data berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada karyawan

sebagai responden di mana pemberian insentif yang telah dilakukan perusahaan

bukan hanya disesuaikan dengan kemampuan perusahaan tetapi juga disesuaikan

dengan kebutuhan karyawan dan kemampuan kerja karyawan itu sendiri, sehingga

pelaksanaan pemberian insentif menjadi lebih efektif.

2.7 Penelitian Terdahulu

Terdapat beberapa penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian

(26)

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

Nama/T ahun

Judul Tujuan Penelitian Teknik Analisis

Data

Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh insentif terhadap kinerja Sumber Daya Manusia

Teknik RankSpearman (RS).

Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner, didapat hasil yang menunjukan bahwa insentif mempunyai pengaruh cukup besar terhadap kinerja Sumber Daya Manusia

padaPT.TelekomunikasiI ndonesia TbkBandung. Yunita

Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis sistem promosi jabatan pada Divisi HR&GA PT ITP, Tbk Citeureup.

2. Menganalisis kinerja karyawan Divisi HR&GA PT ITP, Tbk Citeureup.

3. Menganalisis pengaruh sistem promosi jabatan terhadap kinerja karyawan pada Divisi HR&GA PT ITP, Tbk Citeureup.

4. Memberikan implikasi manajerial dari pengaruh sistem promosi jabatan bagi peningkatan kinerja karyawan pada Divisi HR&GA PT ITP, Tbk Citeureup.

Tekinik analisi Sistem promosi jabatan berpengaruh terhadap peningkatan kinerja karyawan, secara berturut-turut dari yang paling besar, yaitu asas promosi jabatan, dasar promosi jabatan, prosedur promosi jabatan, syarat promosi jabatan, dan tujuan promosi jabatan.

M.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Kebijakan Promosi Jabatan Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. ASKRINDO Cabang Medan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh antara variabel Pengaruh

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kebijakan promosi jabatan terhadap peningkatan kinerja karyawan pada bagian Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Hasil analisis regresi linear sederhana menunjukkan bahwa hasil pada uji-t menunjukkan bahwa promosi jabatan berpengaruh positif terhadap peningkatan kinerja pada bagian Kantor Direksi PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

Hari

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan promosi jabatan terhadap kinerja karyawan pada PT. Taspen (persero) Kantor Cabang Utama Medan.. secara serempak budaya organisasi dan promosi jabatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan PT. Taspen (persero) Kantor Cabang Utama Medan.

(27)

Kinerja SDM menurut Mangkunegara (2005 : 9) merupakan istilah yang

berasal dari kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau

prestasi sesungguhnya yang dicapai seseorang). Pada dasarnya motivasi kerja

seseorang dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam dirinya

(internal) maupun motivasi di luar dirinya (eksternal).

Menurut Hasibuan (2005 : 113) salah satu faktor yang mempengaruhi

kinerja adalah promosi. Menurut Siagian (2005 : 169), menyatakan bahwa

promosi ialah apabila seorang pegawai dipindahkan dari satu pekerjaan ke

pekerjaan lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatannya dalam hirarki

jabatan lebih tinggi dan penghasilannya pun lebih besar.

Menurut Nawawi (2001 : 382) faktor lain yang mampu meningkatkan

kinerja adalah pemberian insentif. menurut Panggabean (2004 : 89) insentif

merupakan penghargaan dalam bentuk uang yang diberikan kepada mereka yang

dapat bekerja melampaui standart yang telah ditentukan.

Kerangka pemikiran yang diterjemahkan dalam diagram struktur seperti

pada gambar 2.1

Sumber : Hasibuan (2005:113), Nawawi (2001:382) Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

BAB III

METODE PENELITIAN

Promosi Jabatan (X1)

Gambar

Gambar 2.1 Kerangka Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

(1) Apabila terjadi pemberhentian sekretaris jurusan sebelum masa jabatannya berakhir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (3), Rektor mengangkat dan menetapkan

hipokalsemia hiperurisemia Kelebihan cairan intravaskulair Edema MK: Kelebihan volume cairan MK: -Gangguan keseimbangan elektrolit -Penurunan curah jantung -Resiko Aritmia

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG TAHUN

Tinjauan hukum Islam dan Undang-Undang Nomor 08 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen terhadap klausula baku di Pertokoan Pasar Karanggede Kabupaten Boyolali

Hasil penelitian yang berkaitan dengan penilaian tingkat kecemasan pada PUS infertil menunjukkan dari 42 responden di wilayah kerja UPT Puskesmas Babat Kabupaten

Setelah Archandra Tahar diangkat menjadi menteri ESDM berdasarkan The Immigration and Nationality Act (INA), pasal 349a ayat (4) seorang warga negara Amerika

Misalnya beberapa keuntungan bermain Game OL yaitu Mendapat banyak teman apabila kita melakukannya dengan benar dan baik contoh: saya dapat banyak sahabat dari game, dapat

Use Case Diagram: Device Control UC1: Unlock UC2: Lock UC3: AddUser UC4: RemoveUser UC5: InspectAccessHistory UC6: SetDevicePrefs UC7: AuthenticateUser UC8: Login