• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. SejarahTerbentuknya Desa Nuruwe - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tiga Batu Tungku: Untuk meningkatkan Kerjasama Lembaga Gereja, Adat, dan Pemerintah dari Pendekatan Konseling Pastoral dan Masyarakat di Nuruwe

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "1. SejarahTerbentuknya Desa Nuruwe - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Tiga Batu Tungku: Untuk meningkatkan Kerjasama Lembaga Gereja, Adat, dan Pemerintah dari Pendekatan Konseling Pastoral dan Masyarakat di Nuruwe"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

30

BAB III

TIGA BATU TUNGKU DALAM BUDAYA DI NURUWE

Bab ini berisikan hasil penelitian terhadap Tiga Batu Tungku dalam busaya di Desa Nuruwe.Data

diperoleh melalui teknik wawancara. Bab ini akan disajikan sebagai berikut:

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. SejarahTerbentuknya Desa Nuruwe

Desa Nuruwe adalah desa adat yang turun dari NUNUSAKU dan awalnya terpancar dari

desa induk yang berada di pegunungan yang bernama Neniari, dengan nama Teongnya ”Nuruwe

Luma A Batoi”1

yang artinya menjadi pelayan di Tiga Batang Air Tala, Eti dan Sapalewa dengan

Tiga Soa2 yaitu Soa Rumasoal, Soa Matital dan Soa Akollo.Desa Nuruwe berada dan mendiami

tempat ini tahun 1965 pada tanggal 24 Oktober yang berada di tengah Desa Waesamu dan Desa

Kamal.Desa Nuruwe awalnya dipimpin oleh wakil dari Soa Matital sesuai mandat yang

diberikan dari raja karena tahunya pemerintahan yang harus turun naik sehingga mandat itu

diberikan untuk mempermudah kelancaran pemerintahan.3Setelah mendiami desa beberapa tahun

kemudian maka diberikan kewenangan untuk dapat mengangkat seorang raja yang sesuai dengan adat istiadat setempat.Awalnya Desa Nuruwe jumlahnya sedikit saja berkisar 225 jiwa dengan 72

KK, namun perkembangan yang begitu membuat penduduk semakin bertambah karena Desa

1“Nuruwe Luma A Batoi”

bahasa tanah seram (Maluku), artinya yang menjadi pelayan dari ketiga batang air dari pegunungan seram ialah ketiga Soa tersebut.

2Soa” adalah sebutan bagi masyarakat di Maluku yang merupakan bentuk kelompok kecil dari setiap mata rumah (rumah-rumah).

3

(2)

31 Nuruwe sifatnya terbuka maka banyak orang luar yang datang dan tinggal menetap dengan masyarakat Nuruwe saat ini.Sehingga jumlah keseluruhan penduduk saat ini yang tercatat di

Kantor Desa Nuruwe adalah 1.962 jiwa (Data Sumber 2016).4

2. Letak dan Luas Geografis

Desa Nuruwe merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Kairatu Barat,

Kabupaten Seram Bagian Barat yang mempunyai batas-batas wilayah sebagai berikut :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kamal

- Sebelah Sealatn berbatasan dengan Desa Waesamu

- Sebelah Timur berbatasan dengan Perkebunan/Hutan Lindung

- Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Seram

Mengenai luas Desa Nuruwe sesuai data yang diperoleh dari kantor Desa Nuruwe adalah 2.500

(Ha), yang mana digunakan untuk keperluan masyarakat Desa Nuruwe sebagai berikut5 :

- Lahan pertanian sebesar 150 ha

- Lahan perumahan sebesar 7 ha

- Lahan pekuburan sebesar 2 ha

- Lahan olahraga sebesar 3 ha

4

Didapat dari data Desa tahun 2016 yang tercatat di Kantor Desa Nuruwe.

5

(3)

32

3. Iklim

Tipe iklim yang mendominasi Desa Nuruwe ada dua musim yaitu musim Barat dan

musimTimur. Musim timur disertai dengan musim basah (hujan) musim ini terjadi sekitar bulan Juli sampai dengan bulan Agustus, sedangkan musim barat terjadi sekitar bulan Februari sampai bulan Mei, selain kedua musim ini terjadi juga musim pancarobah yaitu pergantian musim barat

ke musim timur ataupun sebaliknya yang berlangsung selama 1 bulan yaitu terjadi pada bulan Desember.

4. Keadaan Penduduk

Berdasarkan data statistik dari kantor Desa Nuruwe tahun 2016, penduduk Desa Nuruwe berjumlah 1962 jiwa dengan jumlah Kepala Keluarga 460 dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

Tabel 1

Jumlah Penduduk Desa Nuruwe Menurut Umur dan Jenis Kelamin

No Umur

(4)

33 Data tabel di atas menunjukan bahwa penduduk Desa Nuruwe yang berjenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 1063 orang dengan presentase 54,17%, jika dibandingkan dengan perempuan

yang berjumlah 899 orang dengan presentase 45,82%.

5. Tingkat Pendidikan

Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengetahuan yang luas dan sangat berorientasi ke masa depan selanjutnya. Pendidikan merupakan salah satu

faktor yang dapat membentuk dirinya dan kehidupannya memasuki taraf yang lebih baik. Pemerintah selalu berupaya membangun sarana dan prasarana untuk menunjang pendidikan. Pendidikan adalah faktor yang sangat dominan dalam upaya peningkatan Sumber Daya Manusia,

maka masyarakat Desa Nuruwe merupakan salah satu bagian integral dari Negara ini yang secara nyata tidak tertingggal dalam bidang pendidikan mulai dari Sekolah Dasar sampai Tingkat

Perguruan Tinggi, lebih jelas mengenai tingkat pendidikan di Desa Nuruwe dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Tingkat Pendidikan Desa Nuruwe

No Tingkat Pendidikan Frekuensi Presentase %

(5)

34

6 Belum Sekolah 782 39,86

Jumlah 1962 100%

Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 20167

Dari tabel 2 di atas, di ketahui penduduk Desa Nuruwe sebagian besar berada pada belum

sekolah yaitu 782 orang dengan presentase 39,86% dan 514 orang dengan presentase 26,19% berada pada putus sekolah, sedangkan 418 orang dengan presentase 21,31% berada pada sekolah dasar, maupun 97 orang dengan presentase 4,94% berada pada sekolah lanjutan tingkat pertama,

dan 86 orang dengan presentase 4,38% berada pada sekolah tingkat atas, sisanya berada pada tingkat perguruan tinggi 65 orang dengan presentase 3,32%.

6. Struktur organisasi dalam pendidikan di Nuruwe8

7

Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April 2017.

8

Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.H.Birahy, di SD YPPK Nuruwe pada tanggal 19 April 2017.

KEPALA DESA KEPALA SEKOLAH

KURIKULUM KESISWAAN GURU URUSAN

BENDAHARA

WALI KELAS

GURU MATAPELAJARAN

GURU PIKET PERPUSTAKAAN

PROGRAM 7K

PENJAGA SEKOLAH

(6)

35

7. Agama dan Kepercayaan

Desa Nuruwe Kecamatan Kairatu Barat Kabupaten Seram Bagian Barat pada umumnya tingkat

kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa merupakan faktor utama dalam kehidupan masyarakat, tentang suatu agama dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 3

Jumlah penduduk Desa Nuruwe Menurut Agama dan Kepercayaan

No Agama Frekuensi Presentase %

banyak dengan jumlah sebanyak 1621 orang dengan presentase 82% sedangkan yang menganut aliran GBI sebanyak 338 orang dengan presentase 17% dan juga yang menganut agama Kristen

Katolik sebanyak 3 orang dengan presentase 01%.

9

(7)

36

8. Mata Pencaharian

Masyarakat Desa Nuruwe menggantungkan hidupnya pada usaha di bidang pertanian di samping

memiliki tanaman umur panjang seperti kelapa, cengki, pala dan coklat. Jenis tanaman pangan

Untuk lebih jelas tentang mata pencaharian penduduk Desa Nuruwe dapat di lihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 5

Pekerjaan/Mata Pencaharian Penduduk Desa Nuruwe

No Mata Pencaharian Frekuensi Presentase %

1

Sumber Data : Kantor Desa Nuruwe Tahun 201510

10

(8)

37 Dari tabel di atas menunjukan bahwa masyarakat Desa Nuruwe menggantungkan hidupnya pada usaha pertanian. Dari 1448 orang maka jumlah besar mata pencaharian adalah pertanian yang

berjumlah 571 orang dengan presentase 39,4% dan di susul oleh yang belum bekerja berjumlah 540 orang dengan presentase 37,3%.

9. Dinamika Sosial dan Budaya

a. Konteks jemaat Nuruwe merupakan jemaat pesisir yang memiliki pola hidup sosial

masyarakat yang terjalin baik, sekalipun dari sisi budaya memiliki keberagaman sesuai

asal-usul keluarga yang datang Maluku Tenggara, Maluku Utara, dan juga dari provinsi lain sekalipun dalam prosentasi yang kecil dan untuk dari Maluku Utara (Bacan) merupakan masyarakat pengungsi yang telah hidup 15 tahun. Dalam kebersamaan itu

juga hidup diantara jemaat GPM warga gereja: Advent 1 KK, Sidang Jemaat Allah 1 KK, Khatolik 3 KK, Pentakosta 1 KK, GBI 7 KK. Mereka hidup saling peduli serta tidak

menimbulkan kecurigaan satu terhadap yang lain.

b. Dalam menyikapi kemajuan teknologi dengan alat komunikasi yang dapat dimiliki oleh

semua anggota masyarakat maka dibangun percakapan pastoral dalam mengatasi korban

teknologi yakni trejadi kehancuran Rumah Tangga, pencurian, penyebaran gambar porno di kalangan anak-anak.

c. Sejak tahun 2008 terjadi pemekaran wilayah kecamatan Kairatu menjadi Kecamatan

Kairatu Barat. Pemekaran ini berdampak positif bagi kehidupan bermasyarakat dan berjemaat, antara lain:

- Memperpendek rentang kendali

(9)

38

- Mempermudah urusan birokrasi pelayanan masyarakat.

10.Keadaan Kesehatan

a. Gambaran Sanitasi Lingkungan

Sanitasi lingkungan desa Nuruwe masih tergolong sangat buruk.Hal ini terlihat dari kurangnya

kepedulian umat untuk membersihkan halaman rumah maupun lingkungan sekitar.Sistem

drainase/saluran buangan juga belum tertata dengan baik sehingga masih terdapat genangan air

pada beberapa tempat yang memungkinkan nyamuk berkembang biak. Sistim MCK juga

tergolong minim karena terbukti dari masih banyak warga jemaat yang belum memiliki sarana

MCK keluarga.Belum tersedianya tempat pembuangan sampah keluarga juga turut menunjang

buruknya sanitaasi lingkungan karena sampah dibuang ke pantai dan laut.

b. Jenis Penyakit

Jenis penyakit yang umum diderita warga jemaat termasuk jenis penyakit akut yang umumnya

sama dengan dibanyak tempat lainnya yaitu : batuk, pilek, malaria, anemia, Ispa dan maag.

c. Sarana kesehatan yang tersedia

Sarana pelayanan kesehatan yang tersedia berupa POSKESDES juga PUSKESMAS di

Kecamatan Kairatu dan Kairatu Barat.

d. Ketersediaan tenaga medis

Di desa ada Posyandu untuk Balita dan Lansia, dengan 2 tenaga medis yaitu bidan desa.Anggota

jemaat Nuruwe juga memiliki jaminan pemeliharaan kesehatan sebagai bentuk kesadaran pentingnya

kesehatan sekaligus mengantisipasi pembiayaan kesehatan. Bagi PNS dan pensiunan memiliki ASKES

(10)

39 jemaat yang tidak memiliki asuransi kesehatan sehingga menggunakan biaya sendiri dan jika sudah

sampai pada perawatan nginap selalu diberi keterangan kurang mampu dari desa.11

Tabel 6

Jaminan Pemeliharaan Kesehatan

No. Jaminan Kesehatan Frekuensi Presentase

1. ASKES 112 7%

Rencana Strategi (RenStra) Jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM) Nuruwe Tahun 2016-2020, 16-17.

(11)

40

Berdasarkan gambaran struktur organisasi pemerintahan desa di atas12, dapat

dijelaskan bahwa dalam melaksanakan tugas pihak yang berwjib dan ditugaskan untuk

memimpin desanya ialah pihak Pemerintahan Desa yang disingkat sebagai PemDes merupakan

lembaga pemerintah yang bertugas mengelola wilayah tingkat desa. Lembaga ini ini diatur melalui Peraturan Pemerintah No. 72 Tahun 2005 tentang pemerintahann desa yang diterbitkan

untuk melaksanakan ketentuan pasal 216 ayat (1) UUD Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Pemimpin pemerintah desa, seperti yang tertuang dalam paragraph 2 pasal

14 ayat (1), adalah kepala desa13 yang berkedudukan sebagai kepala pemerintah desa yang

memimpin penyelenggaraam pemerintahan desa.Bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan pembangunan, pembinaan kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat.

Dengan berfungsi sebagai:

a. menyelenggarakan pemerintahan desa, seperti tata praja pemerintahan, penetapan

peraturan di desa, pembinaan masalah pertanahan, pembinaan ketentraman dan ketertiban, melakukan upaya perlindungan masyarakat, adiministrasi kependudukan dan

penataan serta pengelolaan wilayah.

b. melaksanakan pembangunan, seperti pembangunan sarana prasarana perdesaan, dan

pembangunan bidang pendidikan dan kesehatan.

c. pembinaan kemasyarakatan, seperti pelaksanaan hak dan kewajiban masyarakat,

partisipasi masyarakat, sosial budaya masyarakat, keagamaan, dan ketenagakerjaan.

12

Sumber data penulis dapatkan dari Bpk. Bpk. R. Matital, di kantor desa nuruwe pada tanggal 21 April 2017.

13

(12)

41

d. pemberdayaan masyarakat, seperti tugas sosialisasi dan motivasi masyarakat di bidang

budaya, ekonomi, politik, lingkungan hidup, pemberdayaan keluarga, pemuda, olahraga.

e. menjaga hubungan kemitraan dengan lembaga masyarakat dan lembaga lainnya.14

Kemudian ada juga Saniri Negeri yang berperan mengayomi adat-istiadat dan hukum

adat yang berlaku.Saniri negeri berperan membantu raja atau kepala desa dalam menyelesaikan setiap perselisihan di lingkungan negeri atau desa. Yang beranggotakan sekelompok orang yang

terdiri dari beberapa marga atau fam15merupakan apa yang telah ditentukan secara

turun-temurun. Struktur saniri negeri akan digambarkan dan dijelaskan di point berikut.

Sekretaris Desa merupakan pembantu Kepala Desa selaku pemegang kekuasaan pengelolaan

keuagam desa atau coordinator keuangan desa, yang bertugas:

a. melaksanakan urusan ketatausahaan seperti tata naskah, administrasi syrat menyurat,

arsip, dan ekspedisi.

b. melaksanakan urusan keuangan seperti pengurusan administrasi sumber-sumber

pendapatan dan pengeluaran, verifikasi administrasi keuangan, dan administrasi kepala desa, perangkat desa, BPD, dan lembaga-lembaga pemerintahan desa lainnya.

c. melaksanakan urusan perencanaan seperti menyusun rencana anggaran pendapatan dan

belanja desa, menginventarisir data-data dalam rangka pembangunan, melakukan monitoring dan evaluasi program serta penyusunan laporan.

14

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Desa.Diakses dari http:www.masawah.desa.id/2016/04/tugas-pokok-dan-fungsi-kepala-desa-dan.html?m=1.

15“Fam”

(13)

42 Meskipun dalam pemerintahan desa sudah ada sekretaris desa, ada juga yang namanya Kaur Umum, singkatan dari Kepala Urusan Umum untuk membantu pekerjaan seorang sekretaris

desa (sekdes).16 Bisa dikatakan tugas dan fungsinya adalah sebagai TU (tata usaha) dalam suatu

kantor, untuk mengatur ketepatan dan kerapihan administrasi kantor sehingga file-file dan data

kantor desa akan mudah diakses dan dicari bila sewaktu-waktu dibutuhkan. Rukun Tetangga

merupakan pembagian wilayah di Indonesia di bawah rukun warga, yang dipimpin oleh ketua

RT yang dipilih oleh warganya.17Rukun tetangga merupakan merupakan organisasi masyarakat

yang diakui dan dibina oleh pemerintah untuk memelihara dan melestarikan nilai-nilai kehidupan masyarakat Indonesia yang berdasarkan kegotong royongan dan kekeluargaan serta untuk membantu meningkatkan kelancaran tugas dari pemerintah, pembangunan, dan kemasyarakatan

di desa dan kelurahan.Dalam kehidupan masyarakat di pedesaan Indonesia mempunyai sistem

kehidupan pada umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan.Masyarakat pedesaan

bersifat homogen18 seperti dalam hal mata pencaharian, agama, adat-istiadat, dan sebagainya.

Kehidupan masyarakat pedesaan juga identik dengan istilah gotong royong yang merupakan

kerja sama untuk mencapai kepentingan-kepentingan bersama.

16

Tugas dan Fungsi Kepala Urusan.Diakses dari https://www.pedekik.com/tugas-dan-fungsi-kepala-urusan-umum-di-pemerintahan-desa/.

17

Rukun Tetangga-Wikipedia Bahasa.Diakses dari https://id.m.wikipedia.org/wiki/rukun-tetangga.

18

(14)

43

12. Struktur Kerja Dalam Adat

Setelah penjelasan mengenai struktur pemerintahan desa di atas19, penulis sudah

menyinggung sedikit mengenai saniri negeri yang merupakan bagian dari struktur kerja dalam

adat, di dalamnya akan dijelaskan demikian. “Upu Latu” berdasarkan cerita zaman dahulu,

masyarakat Maluku Tengah berasal dari Nusa Ina yang artinya Pulau Ibu, yakni Pulau Seram.

Bermula karena mereka bermukim di puncak gunung yang namanya Gunung Nunusaku. Nama Nunusaku bagi masyarakat Maluku Tengah yang masih menghayati adat-istiadatnya adalah lambing persatuan yang bersifat sakral. Tatkala nenek moyang masih bermukim di puncak

Nunusaku, mereka bernaung di bawah satu pemerintahan adat yang dipimpin oleh suatu kepala adat namanya Upu Latu. Upu artinya tuan (bersifat kebapaan), dan Latu artinya kekuasaan atau

19

Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.J.Tukane, di nuruwe pada tanggal 23 April 2017.

UPU LATU

SOA

WARIWAA

MALESI

MAUWENG

KEWANG

AMANUPUI

JURU TULIS

(15)

44

keperintahan.20“Soa” Soa atau marga adalah orang yang paling dituakan dalam suatu soa atau

merga tertentu.“Marinyo” sebagai juru bicara raja kepada rakyatnya atau kepada negeri lain dan

bertugas juga untuk mengumpulkan warga ketika akan dilangsungkan kegiatan-kegiatan

bersejarah. “Kewang” suatu jabatan dalam tradisi Maluku yang tugasnya untuk melakukan

perlindungan dan konservasi terhadap sumber daya alam yang ada di dalam negeri.“Mauweng”

sebagai pemuka agama yang sangat dihormati dan disegani bahkan segala pertimbangan Raja

harus meminta dulu nasehat darinya.“Juru Tulis” merupakan perangkat pemerintah desa yang

membantu kepala desa.21

13.Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan

Keadaan jemaat GPM Nuruwe terdiri dari 6 sektor pelayanan yang mawadahi 13 unit pelayanan adalah

sebagaimana tergambar dalam tabel di bawah ini.

Tabel 4

Keadaan Sektor dan Unit Pelayanan

SEKTOR UNIT

JUMLAH JUMLAH

STATUS GEREJAWI Jumlah Pelayan

BAPTIS SIDI NIKAH

KK JIWA

1 2 3 4 5 6 7 8

Zaitun I 34 159 151 87 56

Pengurus 8 + 2

MJ = 10

20Sejarah Bangsa Maluku. Diakses dari http”//rocknrollstargaze.blogspot.co.id./2011/12/sejarah

-bangsa-maluku.html?m=1.

21

(16)

45

Sumber :Pendataan Jemaat 201622

22

(17)

46 Dari data yang disampaikan pada tabel diatas, jumlah KK pada sektor dan Unit masing-masing, ternyata

tidak semua KK dan jiwa yang terdata tinggal di desa/jemaat Nuruwe. Ada 100 jiwa atau 6,59.% dari

jumlah jiwa yang berada diluar jemaat karena tuntutan pekerjaan dan pendidikan. Terkait status gerejawi

maka dapat disampaikan bahwa jumlah yang belum baptis 126 anak,yang belum sidi 659 orang dan yang

belum nikah 15 pasang.

14.Struktur kerja dalam lembaga gereja23

23

Sumber data penulis dapatkan dari Bpk.Pdt.M.Mamulaty, di kantor jemaat nuruwe pada tanggal 25 Agustus 2017.

KETUA MAJELIS JEMAAT

SEKRETARIS WAKIL SEKRETARIS

WAKIL KETUA

SEKTOR

UNIT

KK

(18)

47

B. PEMAHAMAN ORANG DI NURUWE MENGENAI TIGA BATU TUNGKU

B.1 Asal-usul Tiga Batu Tungku

Dalam masyarakat Desa Nuruwe, Tiga Batu Tungku ini merupakan salah satu wadah penting di desa yang bekerja sama dalam bidang masing-masing untuk kepentingan masyarakat. Sesuai dengan pemahaman masyarakat di Desa Nuruwe dikenal dengan Tiga Batu Tungku yang

melambangkan tiga tokoh penting di masyarakat yaitu, Kepala Desa, Pendeta dan Guru. Ketiga tokoh tersebut sangat menentukan perkembangan suatu desa, dengan prinsip masing-masing

tokoh dengan peran tersendiri dari pada bidang dan tugasnya yang saling pengertian dan kerja sama yang utuh di antara tokoh puncak di desa.Namun secara historisnya dapat dikatakan bahwa asal mula munculnya budaya ini tidak dapat ditentukan kepastiannya, karena secara

turun-temurun sudah diwariskan dari leluhur kepada generasi penerus sampai kepada kami saat ini.24

Ketika proses penelurusan yang terus berlangsung mengenai asal mulanya budaya Tiga Batu

Tungku ini, memang benar sudah ada sejak dahulu (sejak zaman leluhur) di Maluku saat

terjadinya peperangan Antar-suku yakni suku Waemale dan suku Alune. Terjadinya perpecahan

antara kedua suku tersebut dengan dibentuklah kelompok-kelompok kecil dalam satu masyarakat dari berbagai keluarga sehingga membentuk satu persekutuan mata rumah yang disebut sebagai soa.Kemudian dari setiap soa mengadakan musyawarah maka dibentuklah Tiga Batu Tungku

sebagai sarana untuk membangun desa.25Dalam hal ini Tiga Batu Tungku di Nuruwe tidaklah

memiliki dokumen secara tertulis sehingga tidak jelas seperti apa dan bagaimana asal mulanya

budaya tersebut. Akan tetapi asal-usul budaya tersebut bisa dipertahankan dan diwariskan

24

Hasil wawancara dengan Bpk. J. Tukane (Kepala Desa Nuruwe), pada tanggal 20 April 2017.

25

(19)

48 melalui tuturan sejarah sampai saat ini di Nuruwe sebagai bukti penghargaan akan suatu budaya dari leluhur yang memang dianggap penting.

B.2. Realitas Keberadaan Tiga Batu Tungku

Dengan adanya proses penelitian yang berlangsung, maka peneliti menemukan berbagai pemahaman dari masyarakat di Nuruwe mengenai realitas keberadaan tiga batu tungku tersebut.

Unsur Tiga Batu Tungku ini merupakan salah satu wadah penting di desa yangbekerja sama dalam bidang masing-masing untuk kepentingan masyarakat, dalam bentuk Tiga Batu Tungku

itu yakni Kepala Desa, Guru dan Pendeta. Ketiga Batu Tungku ini harusberjalan serasi untuk memiliki keterkaitan antara satu dengan lainnya untuk kepentingan masyarakat Desa Nuruwe.Tiga Batu Tungku bertanggung jawab bersama untuk membangun desa dalam suasana

kebersamaan sebagai implementasi dalam membangun hidup kegotong-royongan yang merupakan budaya masyarakat yang di bangun dan di pelihara berdasarkan Adat Istiadat yang

memilki kapasitas intelektual yang baik.Tiga Batu Tungku mempunyai kesepakatan bersama dalam masyarakat Desa Nuruwe dengan membangun pembangunan Baileu Desa, membangun sarana pendidikan dan membangun sarana tempat ibadah. Dilihat bahwa, dalam pembangunan

yang di buat ini tiga batu Tungku mempunyai kesepakatan dan kerja sama dengan masyarakat

Desa Nuruwe dengan baik.26 Dengan penjelasan diatas mau dikatakan bahwa Tiga Batu Tungku

bertanggung jawab bersama untuk membangun desa dalam suasana kebersamaan sebagai implementasi sifat gotong-royong dengan jiwa dan semangat Tiga Batu Tungku.

26

(20)

49 Ditambahkan dengan apa yang dipahami oleh seorang tokoh masyarakat pendatang di Nuruwe bahwa, Tiga Batu Tungku ini memiliki tanggung jawab bersama dalam mempersiapkan

Kader atau calon-calon pemimpin yang memiliki jiwa intelektual dan spiritual atau iman. Tiga Batu Tungku ini sangat penting dalam masyarakat, ketiga tokoh tersebut sangat menentukan perkembangan suatu desadengan prinsip masing-masing tokoh berdasarkan perannya.Namun

kesatuan yang di susun bersama dengan pemahaman bermasalah yang sangat menentukan keberhasilan pembangunan dan pelayanan di desa.Adapun masalah-masalah yang terjadi dalam

masyarakat Desa Nuruwe, seperti Pemabukan (Miras) yang di lakukan oleh pemuda-pemudi sehingga dapat menimbulkan keributan yang dapat membuat keamanan dalam masyarakat tidak aman. Tetapi di lihat bahwa, dengan adanya Tiga Batu Tungku ini kerja sama yang di lakukan

dalam masalah tersebut dapat di tanggulangi dan di selesaikan secara bersama dengan

baik.27Dapat disimpulkan bahwa sebagian besar masyarakat meyakini dan mengetahui bahwa

peranan Tiga Batu Tungku ini saling berkaitan dan mempunyai peranan penting dalam roda kepemimpinan.

Kemudian juga berlanjut dengan tambahan dari seorang tokoh masyarakat asli di Nuruwe, mengatakan bahwa dalam melaksanakan tanggung jawabnya pada bidang masing-masing. Tiga Batu Tungku bertanggung jawab membina masyarakat, mengatur pembangunan

desa dan ketertiban masyarakat sesuai ketentuan adat yang berlaku di desa, karena adat dapat mencerminkan jiwa suatu masyarakat atau bangsa dan merupakan suatu kepribadian dari suatu

masyarakat atau bangsa, sehingga adat itu tetap kekal, karena adat selalu menyesuaikan diri dengan kemajuan masyarakat dan kehendak zaman.Tiga Batu Tungku merupakan pemimpin dari

27

(21)

50 pola tradisional yang diatur dalam sistem adat istiadat setempat pada masyarakat Desa Nuruwe. Jiwa dan kerja sama dan nilai budaya dalam perencanaan pembangunan desa dan jemaat di

semua bidang antara ketertiban masyarakat dilaksanakan dengan penuh rasa kebersamaan dengan semangat yang dijiwai oleh filosofi Tiga Batu Tungku. Tiga Batu Tungku mempunyai perhatian yang baik terhadap masyarakat dalam menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi

dan juga perhatian Tiga Batu Tungku terhadap kebersihan lingkungan dengan penuh tanggung

jawab dan kerja sama.28Tiga Batu Tungku bertanggung jawab membina masyarakat, mengatur

pembangunan desa dan ketertiban masyarakat sesuai ketentuan adat yang berlaku di desa.

Dengan demikian diperjelas oleh kedua tokoh penting, bahwa dalam rencana untuk melaksanakan suatu kegiatan dalam bidang keagamaan di desa harus dilandasi dengan doa yang

di pimpin oleh unsur gereja, sehingga yang di yakini bahwa keagamaan sangat penting dan bermakna bagi masyarakat melalui hidup kebersamaan di desa dan jemaat demi kepentingan

pembangunan dan pelayanan di jemaat agar dapat menghasilkan perencanaan yang terencana terukur serta tertanggung jawab atas pembentukan intelektualitas yang bertakwa dan takut akan

Tuhan.Bidang keagamaan mempunyai nilai budaya dalam hidup beragama dengan mempunyai nilai rohani dan jasmani, sehingga dengan adanya bidang keagamaan sangat penting bagi

masyarakat Desa Nuruwe.29 Dapat disimpulkan bahwa bidang keagamaan penting di dalam

masyarakat untuk membangun kesatuan perencanaan dan kerja sama yang baik dalam desa untuk membina mental spiritual umat melalui iman yang memiliki kapasitas intelektual yang baik.

Oleh karena itu, peran pendeta sebagai Tiga Batu Tungku antara Kepala Desa, Pendeta dan

28

Hasil wawancara dengan Bpk.M.Akollo, pada tanggal 25 Agustus 2017.

29

(22)

51 Kepala Sekolah sangatlah penting dalam membangun dan memajukan kehidupan masyarakat Desa Nuruwe, serta partisipasi dari masyarakat dalam mendukung program yang dilaksanakan

oleh Tiga Batu Tungku.Tiga Batu Tungku mempunyai peran dalam bidang keagamaan dengan membina generasi-generasi muda dalam membentuk kepribadian masing-masing dalam masa perkembangan dengan baik.

Masing-masing unsur khususnya pendidikan bertanggung jawab di bidangnya dengan baik, di lihat dari ketiga batu tungku ini saling bekerja sama dalam melihat dan memperhatikan

jalannya jam belajar anak dalam masyarakat Desa Nuruwe dengan baik.Peranan Tiga Batu Tungku ini, dilihat dalam bidang pendidikannya sangat penting bagi anak-anak dalam pendidikannya meraih cita-citanya, sehingga dengan adanya bidang pendidikan dalam

masyarakat Desa Nuruwe dapat membantu dan melihat jalannya jam belajar pada masing-masing anak.Dilihat bahwa pendidikan sangat penting bagi anak-anak masa kini, sehingga pembelajaran

menjadi mudah dan bermakna bagi anak.30 Memang benar pendidikan sangat penting dalam

masyarakat bagi anak-anak dalam Desa Nuruwe, dengan adanya bidang pendidikan ini dapat

membantu orang tua dalam memperhatikan jam belajar anak dengan baik.

30

(23)

52

B.3. Kontribusi Tiga Batu Tungku Dalam Membangun Desa Nuruwe

Mengenai realitas Tiga Batu Tungku di Desa Nuruwe sendiri, telah ditemukan

pengupayaan dalam membangun dan mensejahterakan keadaan masyarakat.Raja Nuruwe mengatakan bahwa dalam berbagai kegiatan masyarakat peran pemerintah sangatlah penting,

namun masih terdapat kekurangan pada kehidupan masyarakat Desa Nuruwe. Adanya fasilitas atau sarana dan prasarana yang ada di pedesaan tergantung pada aksebilitas yang ada di lingkungan desa tersebut. Jika aksebilitas bagus maka akan sangat mungkin untuk memperbaiki

fasilitas di pedesaan. Sarana dan prasarana yang ada pada masyarakat Desa Nuruwe belum lengkap khususnya pada masyarakat Desa Nuruwe seperti Air Bersih, saluran (Got) ataupun

jalan rebat.31Disimpulkan bahwa sarana dan prasarana penunjang yang diberikan oleh

pemerintah belum lengkap.

Kemudian terungkap juga oleh anggota masyarakat, Tiga Batu Tungku pun ikut serta

dalam memberikan bantuan biaya seperti kelompok pertanian dan kelompok rumput laut pada masyrakat Desa Nuruwe mendapatkan bantuan dana, tidak hanya dalam bantuan biaya saja namun juga dalam bentuk pemeriksaan kesehatan dari dinas kesehatan, namun tidak secara rutin

dalam memberikan bantuan berupa biaya. Dilihat bahwa, Tiga Batu Tungku membantu memberikan bantuan dalam meningkatkan keberdayaan masyarakat di bidang pendidikan yaitu

pendirian PAUD, Pemerintah Desa membantu memberikan sarana penunjang seperti meningkatkan sektor home industri rumput laut dan gentheng untuk membangun kantor baileu

desa, dibidang keagamaan membantu memberikan biaya untuk renovasi gedung Gereja dan doa

31

(24)

53

bersama.32Disimpulkan bahwa peranan dari Tiga Batu Tungku sangat diperlukan dalam

menunjang segala kegiatan yang dilakukan, namun ada kekurangan bantuan berupa biaya.

Tiga Batu Tungku merupakan unsur yang sangat menentukan dalam keberlangsungan dan perkembangan suatu organisasi atau pemerintahan.Dalam era yang penuh dinamika serta

perubahan yang cepat seperti sekarang ini, kepemimpinan Tiga Batu Tungku yang peka terhadap perubahan sangat di perlukan dalam memberdayakan semua potensi yang dimiliki masyarakat.Dalam mewujudkan pembangunan desa tidak hanya di butuhkan peranan

kepemimpina Tiga Batu Tungku saja, namum harus ada hubungan yang sinergis antara kepemimpina pemerintah Desa dengan partisipasi masyarakat Desa Nuruwe. Tiga Batu Tungku mengatur dan menghidupkan kesejahteraan hidup masyarakat di desa dengan penuh rasa

bertanggung jawab dan kebersamaan dengan semangat dalam pelaksanaan program yang pula diikutsertakan unsur-unsur terkait, antara lain: Gereja dan Pendidikan agar ada sinergi program

pemerintah untuk pembangunan menyeluruh di desa.33Tiga Batu Tungku bertanggung jawab dan

mampu meningkatkan keberdayaan masyarakat, sehingga kehidupan masyarakat Desa Nuruwe terjamin dalam kebutuhan hidup masing-masing dengan sejahtera.

Dalam setiap pertemuan yang di lakukan oleh Tiga Batu Tungku ini selalu ada kesepakatan suatu program yang di susun terencana dalam tugas dan fungsi pada bidang

masing-masing, sehingga kerja sama yang di lakukan pada perannya selalu berjalan dan terprogram

32

Hasil wawancara dengan Bpk. W. Maail, pada tanggal 26 April 2017.

33

(25)

54 dengan segala baik. Dengan adanya Tiga Batu Tungku ini dapat membangun kehidupan Desa Nuruwe dengan keharmonisan dan jiwa raga yang penuh kebersamaan.

Dalam setiap pertemuan Tiga Batu Tungku ini juga ada perhatian khusus terhadap ibadah Tiga Batu Tungku. Pertemuan Tiga Batu Tungku sangat penting, sehingga program-program

kerja yang telah dibuat oleh Tiga Batu Tungku dalam masyarakat Desa Nuruwe selalu dijalankan dengan penuh tanggung jawab dan kerja sama dengan partisapi yang ada pada masyarakat, mengingat pertemuan ini sebagai sarana untuk bertemu dan berkumpul bagi tiga kekuatan utama

yaitu tokoh adat, agama dan pemerintahan guna memberikan pikiran dan solusi serta menyamakan persepsi bagaimana membangun Desa Nuruwe dan mensejahterahkan kehidupan masyarakat Desa Nuruwe lebih berkembang dengan kemajuan-kemajuan pada kehidupan

bersama untuk jangka waktu yang cukup lama, sehingga menghasilkan budaya-budaya dan tradisi-tradisi yang ada pada kehidupan masyarakat Desa Nuruwe.

Dilihat bahwa, adanya kerja sama yang di lakukan oleh Tiga Batu Tungku dengan program yang ada dalam masyarakat seperti bersih desa, penataan kerapian desa, acara hiburan dan doa bersama, bahwa dengan program yang dibuat ini maka Tiga Batu Tungku mempunyai

kerja sama dan tanggung jawab yang baik dalam masyarakat Desa Nuruwe.34 Disimpulkan

bahwa di dalam setiap pertemuan Tiga Batu Tungku untuk memiliki kerja sama yang baik

dengan menekankan pada perannya yang ada dalam masyarakat. Adanya kerja sama yang dilakukan pihak desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dalam mengembangan lembaga

kemasyarakatan baik dalm bentuk materil maupun pengawasan terhadap perkembangan

34

(26)

55

kesejahteraan hidup masyarakat.35 Disimpulkan bahwa ada kerja sama yang dilakukan pihak

desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dengan baik. Dilihat bahwa, kerja sama yang di

lakukan pihak desa, pihak pendidikan dan pihak keagamaan dalam masyarakat Desa Nuruwe mempunyai tanggung jawab yang dilakukan dengan penuh kebersamaan. Oleh karena itu, peran ketiga bidang ini sangatlah penting dalam membangun dan memajukan kehidupan masyarakat

Desa Nuruwe.

C. Pemaknaan Tiga Batu Tungku

Pada dasarnya istilah Tiga Batu Tungku ini menjadi bagian dari budaya orang-orang Maluku, karena batu identik sebagai unsur material menjadi tanda budaya yang memiliki nilai sakral bagi orang-orang Maluku sendiri.Sedangkan tungku selalu identik dengan tempat

memasak tradisional bagi orang-orang Maluku. Memang di beberapa negeri (daerah) di Maluku, Tiga Batu Tungku sendiri disebut dalam ragam istilah seperti TBT, TiBaKu, Batu Tungku Tiga,

Tiga Tungku, Tiga Batu Satu Tungku, Tungku Tiga, Satu Tungku Tiga Batu.36 Beragam

penyebutan itu pun yang bersumber dari masing-masing negeri, namun memiliki arti yang sama yang bertumpu pada sistem kerjasama antara Kepala Desa (Raja), Pendeta, dan Guru.

Mengenai arti dari istilah itu sendiri, dengan adanya proses penelitian dan pengamatan yang dilakukan, kemudian seiring dengan perkembangan zaman sehingga terjadinya pergeseran

makna dalam istilah atau budaya TIGA BATU TUNGKU yang dimiliki di Desa Nuruwe dan

35

Hasil wawancara dengan Bpk. U. Hitipeuw, pada tanggal 28 April 2017.

36

E.T.Maspaitella. Kuti Kata: TIGA BATU TUNGKU.Diakses dari

(27)

56 juga negeri-negeri (daerah) lain. Dengan berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di Desa Nuruwe, jika dibandingkan dengan daerah-daerah lain bahkan di perkotaan, ternyata Tiga Batu

Tungku itu tidaklah asing bagi masyarakat Maluku.Namun karena adanya perkembangan zaman yang terjadi, adanya pengaruh-pengaruh dari luar daerah, dan bermacam-macam alasan yang didengarkan, maka masyarakat tidak lagi mempedulikan budaya Tiga Batu Tungku itu lagi.

Padahal mereka tidak sadar bahwa Tiga Batu Tungku merupakan suatu peninggalan dari leluhur yang sangat baik, untuk menjadi suatu tata cara bagu kehidupan orang Maluku. Hasil penelitian

membuktikan bahwa, jika dilakukan perbandingan ternyata kehidupan masyarakat di daerah-daerah pelosok (terpencil) dengan masyarakat perkotaan di Maluku zaman dahulu dan zaman sekarang sangatlah berbeda jauh, kebanyakan diakibatkan karena adanya berbagai pengaruh dari

luar daerah (Maluku) yang akhirnya merusak jati diri dan budaya bangsa itu sendiri. Karena budaya juga bisa mempengaruhi realitas seseorang yang ada hubungannya dengan persepsi dan

perilaku.37Berarti setiap daerah di Maluku masih mempertahankan budayanya sebaik mungkin,

memiliki kehidupan yang lebih baik berbeda dengan kehidupan masyarakat yang tidak lagi

mempertahankan budayanya karena dianggap tidaklah penting.

Mengenai pengertian dan asal-usul dari Tiga Batu Tungku sudah diungkapkan oleh beberapa orang di Desa Nuruwe dan sudah dijabarkan dengan sejelasnya.Namun mengenai

makna dari Tiga Batu Tungku itu sendiri juga memiliki makna berbeda-beda yang diungkapkan dari berbagai informan. Tanggapan mengenai Tiga Batu Tungku, sepertinya tidak asing bagi masyarakat di Nuruwe dan itu merupakan unsur kerja nyata dari tiga unsur (Gereja, Pemerintah

37

(28)

57 Desa, dan Adat (Saniri Negeri) yang dianggap sangat bermakna bagi kehidupan dan spiritualitas masyarakatnya, karena ketiganya bekerjasama karena saling mengisi dan saling melengkapi,

demi kepentingan dan kesejahteraan bersama dalam masyarakat Nuruwe.38 Terlihat pada saat

ketika salah satu unsur (Gereja) selalu memperhatikan waktu untuk beribadah, dalam proses beribadah yang dilakukan oleh tiap anggota masyarakat (Angkatan Muda) untuk

pemuda-pemudi, (Pelwata) untuk kaum perempuan dengan jenjang usia yang sudah dewasa dikatakan dewasa yang sudah mengikuti pengakuan imannya (Sidi Gereja) dihadapan Yesus Kristus,

Pendeta dan anggota jemaat yang menyaksikannya, kemudian (Pelpri) juga untuk kaum pria sama halnya dengan kaum perempuan. Ada juga (Tunas Pekabaran Injil dan Sekolah Minggu) bagi anak-anak dengan kategori usia 1 tahun sampai 16 tahun, dan (Katekisasi) bagi anak yang

sudah melewati proses pendidikan selama 16 di Sekolah Minggu Tunas Pekabaran Injil (SMTPI). Dalam setiap ibadah yang dilaksanakan kegiatan-kegiatan yang bermutu sebagai

bentuk pelayanan yang mendidik, membina dan membangun setiap orang yang hadir dalam ibadahnya.

Dilanjutkan dengan pemahaman mengenai makna Tiga Batu Tungku, yang berarti

perpaduan antara tiga unsur terpenting di Nuruwe (Pemerintah Desa, Gerea, dan Adat) sebagai bentuk penghargaan budaya dari leluhur. Sejak dulu jika tidak adanya kerja dari ketiga unsur ini,

maka kehidupan masyarakat dianggap tidak berkembang. Jika terlihat dengan sistem kerja dari pemerintah desa yang telah berjalan dan terbukti sukses hanya untuk kepentingan dan kemajuan

38

(29)

58

akan desa ini,39“supaya orang bisa tau katong pung negri nih biar akang seng bae tapi palang

-palang katong sandiri yang bisa biking bae akang, karna kalo bukang katong sandiri sapa lai? memang batul dar luar lia negeri nih seng bae karna rumpu-rumpu su nae tinggi amper dapa

langit, tapi coba masu dalam negri su bagus deng barsih macam bagini nih!”40

Ungkapan tersebut mau dikatakan bahwa secara langsung dari pihak pemerintah negeri (desa) sudah

menggerakan masyarakatnya untuk memperhatikan lingkungannya demi suatu kesejahteraan bersama. Kepentingan yang sama juga dampak bagi pemerintah negeri yang bekerja sama

dengan pihak lembaga gereja, pada saat pemerintah negeri mempedulikan kebersihan secara utuh di dalam negeri, kemudian membersihkan halaman gereja sementara, lokasi pembangunan gereja yang sementara dikerjakan bersama dalam masyarakat, juga membersihkan halaman rumah

Pendeta (Pastori). “anam September41 su dekat jadi katong musti karja karas, biking barsih

katong pung kintal-kintal rumah deng kintal gareja deng kintal pastori tuh musti barsih. Bapa pendeta bilang par katong, ada mo lomba kalesang kintal deng lomba-lomba antar sektor pelayanan nih jadi katong musti barlomba-lomba karja. Mangkali katong di sektor sini yang

dapa juara, sapa yang seng bangga?”42

Penulis beranggapan bahwa, berkaitan dengan tindakan

39

Hasil wawan cara dengan Bpk. J. Tukane, pada tanggal 1 September 2017.

40

Dialog dalam bahasa daerah Maluku yang diungkapkan oleh Bpk.J.Tukane selaku Raja Nuruwe, yang artinya: Supaya orang lain mengetahui negeri (desa) yang kita tempati tidak bagus dan indah tetapi perlahan kita sendiri yang bisa perbaikinya sebaik mungkin, karena kalau bukan kit sendiri yang memperbaikinya siapa lagi? Memang benar kalau terlihat dari depan negeri terlihat kotor (rumput-rumpunya seumpama tumbuh setinggi-tingginya mendekati langit, tetapi jika dilihat ke dalam negeri sudah dikategorikan indah dan bersih.

41“Anam September”

dialog Maluku yang artinya Enam September, sebagai Hari Ulang Tahun Gereja Protestan Maluku.

42

(30)

59 untuk mempedulikan setiap halaman dari masing-masing rumah bahkan daerah memang dinggap sangat penting dan itu memang suatu kewajiban untuk hidup sehat. Tetapi untuk hal ini

kemungkinan berbeda dengan tindakan kepedulian yang dilakukan tidaklah sama. Perbedaanya, kehidupan masyarakat di Maluku khususnya di pelosok daerah (perkampungan), lebih mempedulikan perkataan dari seorang (sosok pendeta), mereka menganggap bahwa pendeta

adalah wakil Tuhan Allah sehingga mereka tidak melawan apa yang dikatakan atau diperintahkan oleh pendeta sebagai pemimpin mereka dibandingkan dengan sosok Raja sebagai

pemimpin dalam negeri (desa).

(31)

60

Rangkuman

Berdasarkan hasil penelitian, penulis menemukan hal penting sehubungan dengan Tiga Batu

Tungku bagi masyarakat Nuruwe, yaitu:

1. Berdasarkan pemahaman orang Nuruwe, Tiga Batu Tungku merupakan wadah terpenting

di desa yang bekerja sama dalam bidang masing-masing untuk kepentingan

masyarakatnya. Tiga Batu Tungku memang sudah ada sejak zaman leluhur, sebagai penopang bagi masyarakat ketika adanya permasalahan.

2. Pemaknaan Tiga Batu Tungku yang awalnya dipahami kebanyakan orang sebagai sistem

kerjasama yang dilakukan oleh kepemimpinan raja, pendeta, dan guru. Namun setelah dilakukan penelitian yang lebih lanjut, ternyata ada lembaga-lembaga swadaya

masyarakat yang dilaksanakan oleh pemerintah desa. Sehingga pemahaman mengenai makna tiga batu tungku sendiri telah mengalami perubahan, menjadi sistem kerjasama

yang dilakukan oleh ketiga unsur penting dalam masyarakat yaitu lembaga gereja (yang di dalamnya pendeta dan struktur organisasi terkait dalam gereja), adat (yang di dalamnya termasuk saniri negeri, upu latu, dan struktur organisasi terkait adat-istiadat),

dan pemerintah desa (yang di dalamnya kepala desa dan struktur organisasi terkait pemerintah desa, juga yang berkaitan dengan lembaga-lembaga swadaya termasuk

Gambar

Tabel 1 Jumlah Penduduk Desa Nuruwe Menurut Umur dan Jenis Kelamin
tabel di bawah ini.
Tabel 3 Jumlah penduduk Desa Nuruwe Menurut Agama dan Kepercayaan
Tabel 5 Pekerjaan/Mata Pencaharian Penduduk Desa Nuruwe
+3

Referensi

Dokumen terkait

22 Dalam pekerjaan di kantor ini, saya merasa senang dengan jumlah beban kerja atau tanggung jawab yang saya miliki dalam pekerjaan ini.. 23 Seandainya ada pilihan, saya

Penilitian dilakukan di pasar Rumah Tiga terhadap pedagang perantau etnis Buton untuk melihat hubungan yang terbangun antara sesama mereka, hubungan dengan pemberi

1 Gereja Masehi Injili di Timor (selanjutnya disebut dengan GMIT) adalah salah satu gereja yang diharapkan mampu untuk menghasilkan pendeta-pendeta yang

dibuat di Indonesia dalam kasus Megaupload sendiri dengan mengikatkan tanggung. jawab yang jelas agar menjadi dasar hukum yang kuat dan tak dapat

Adat Mangantar bisa terlaksana karena adanya dukungan dari masyarakat suku Lauje yang dalam diri mereka masing-masing memiliki kesadaran akan tanggung jawab