BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Kondisi Pra Siklus (Kondisi Awal)
Penelitian dilakukan di kelas 5 SD Negeri Watuagung 01 Kabupaten
Semarang semester 2 tahun ajaran 2016/2017 yang memiliki peserta didik
berjumlah 15 orang pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan
Kompetensi Dasar 6.2 Cahaya dan Sifat-sifatnya. Peserta didik pada awalnya
yang memberikan respon baik pada saat pembelajaran hanya mencapai 20% saja.
Pembelajaran yang tidak memberikan hasil memuaskan dapat berdampak pada
hasil belajar peserta didik itu sendiri, karena itu hasil belajar peserta didik tidak
mengalami ketuntasan dengan standar nilai kriteria ketuntasan mengajar pada
mata pelajaran IPA ≥67.
Destribusi perolehan skor hasil dari pretes sebelum diadakan penelitian
dapat di lihat pada table berikut ini.
Tabel 4.1
Destribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Pra Siklus No Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Skor Ketuntasan Belajar
1 ≥67 Tuntas 3 20%
2 <67 Tidak Tuntas 12 80%
Jumlah 15 100%
Berdasarkan tabel destribusi skor IPA kondisi Pra Siklus diatas, data hasil
pra siklus menunjukkan sebagian besar perserta didik belum mancapai kentutasan
belajar. Peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥67 hanya
sebanyak 3 peserta didik atau sebesar 20% sedangkan peserta didik yang belum
mencapai ketuntasan belajar sebanyak 12 pseserta didik atau sebesar 80%, dengan
ketercapaian nilali tertinggi adalah 76 sedangkan nilai terendah 32. Untuk lebih
jelasnya dapat melihat data destribusi persentase perolehan hasil belajar IPA dapat
Gambar 2
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Kondisi Pra Siklus
Berdasarkan gambar diagram lingkaran diatas menunjukkan perbandingan
dari hasil pembelajaran IPA saat pra siklus yang hanya mencapai ketuntasan
belajar dengan KKM ≥67 hanya 20% sedangkan pserta didik yang belum memenuhi kriteria ketuntasan belajar sebanyak 80%.
Skor hasil pra siklus ini disebabkan karena saat mengajar pembelajaran IPA,
guru masih menggunakan model konvensional, dimana metode ceramah masih
mendominasi saat proses kegiatan pembelajaran. Penyampaian materi masih
cenderung membuat anak untuk menghafal, sehingga membuat pembelajaran
menjadi kurang menarik bagi siswa yang berakibat bosan, tidak aktif, kurang
memperhatikan saat pelajaran, dan malas mengerjakan tugas yang diberikan guru
pada saat pembelajaran. Maka peneliti mengambil Penelitian Tindakan Kelas pada
siklus 1.
4.2 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 1 4.2.1Perencanaan Tindakan Penelitian
Sebelum dilaksanakanya proses pembelajaran siklus 1, peneliti telah
menetukan model yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan.
Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran siklus 1 untuk mata pelajaran IPA
20%
80%
tuntas
dengan matarei Cahaya dan Sifat-sifatnya. Dalam melaksanakan perbaikan
pembelajaran peneliti menerapkan pembelajaran model kooperatif tipe Teams
Game Tournament (TGT), adapun langkah-langkah pembelajaran terlampir.
Peneliti kemudian menyiapakan lembar observasi kinerja guru untuk dalam
pelaksanaan pembelajaran untuk diamati oleh observer dan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik memehami materi selama pembelajaran, peneliti
merancang sebuah alat evaluasi berupa soal tes yang akan menguji peserta didik
dengan materi yang diajarkan.
Perencanaan yang telah dilakukan tersebut telah mampu sebagai pedoman
yang sistematis dalam proses pembelajaran, susatu progam yang struktur dapat
mempermudah pembelajaran materi sehingga pelaksanaannya dapat berjalan
dengan lancar.
4.2.2Pelaksanaan Tindakan Penelitian dan Observasi
Pelaksanaan pembelajarang yang telah dilakukan pada siklus 1 sesuai
dengan yang direncanakan dalam rencana pembelajaran, langgkah-langkah
pembelajaran terlaksana sangat baik, terlihat pada kegiatan awal peneliti
menyiapkan peserta didik dan kondisi kelas untuk mengikuti pembelajaran
selanjutnya.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada tanggal 07 April 2017 untuk melakukan kegiatan
perbaikan belajar dalam kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diajarkan, guru menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan,
guru membagi peserta didik dalam sebuah kelompok, guru membagikan materi
pelajaran dalam bentuk teks yang sudah dibagi per sub pokok bahasan, guru
menyuruh setiap anggota kelompoknya membaca teks yang telah dibagikan dan
bertanggung jawab untuk mempelajarinya, peserta didik dan guru melakukan
percobaan bersama-sama tentang sifat-sifat cahaya, membantu peserta didik
memberi informasi jika diperlukan, siswa melihat demonstrasi percobaan yang
dilakukan guru, guru membagikan kartu perkelompok untuk menantukan siapa
membacakan sebuah pertanyaan dan perwakilan kelompok bagian pertama
berebut untuk menjawab dengan mengacungkan tangan terlebih dahulu, kegiatan
ini trus berlangsung dengan merolling anggotanya sampai pertanyaan yang
dibacakan guru habis, guru mengumpulkan point setiap kelompok untuk
diakumulasi dan dijadikan poin sementara. Sedangkan kegiatan akhir diisi dengan
membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, tanya jawab,
tindak lanjut.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada tanggal 08 April 2017 untuk melakukan kegiatan
perbaikan belajar. Pada awal pertemuan kedua ini guru mengingatkan pelajaran
yng sudah di pelajari sebelumnya, dalam kegiatan inti guru menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan diajarkan, guru menjelaskan materi pembelajaran yang
akan diajarkan, guru membagi peserta didik dalam sebuah kelompok yang sama
saat pertemuan pertama, guru membagikan materi pelajaran dalam bentuk teks
yang sudah dibagi per sub pokok bahasan, guru menyuruh setiap anggota
kelompoknya membaca teks yang telah dibagikan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya, peserta didik dan guru melakukan percobaan bersama-sama
tentang sifat-sifat cahaya, membantu peserta didik memberi informasi jika
diperlukan, siswa melihat demonstrasi percobaan yang dilakukan guru, guru
membagikan kartu perkelompok untuk menantukan siapa yang mendapat posisi
P1 P2 dan P3 dalam kelompoknya, guru menempatkan P1 dalam kelompok P1
untuk saling melakukan tournament sama halnya dengan P2 dan P3, setelah
tournament pesrta didik kembali kekelompoknya semula, guru mengumpulkan
point setiap kelompok untuk diakumulasi dan dijadikan poin akhir yang sudah
digabungkan dengan poin sementara pada pertemuan pertama, guru memberikan
reward pada kelompok yang memenangkan tournament. Dalam kegiatan akhir
diisi dengan membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan,
Pengamatan terhadap tindakan siklus 1 dilakukan selama proses kegiatan
berlangsung. Peneliti meminta guru kelas II sebagai obsever, dengan alasan
karena guru kelas II lebih memahami pembelajaran dengan menggunakan model
Teams Game Tournament. Keseluruhan proses perbaikan pembelajaran tindakan
siklus 1 dan siklus 2 dilaksanakan di kelas V SD Negeri Watuagung 01
Kabupaten Semarang yang dilakukan selama 4 kali pertemuan.
Hasil pengamatan dibedakan menjadi dua, yaitu pengamatan terhadap hasil
belajar berupa data kuantitatif yang diperoleh dari skor hasil tes formatif peserta
didik pada akhir tindakan siklus 1 dan pengamatan terhadap proses belajar yang
diperoleh dari hasil peskoran proses belajar yang meliputi peskoran menyimak
dan peskoran diskusi. Sedangkan data kualitatif meliputi pengamatan aktivitas
peserta didik dan guru selama kegiatan siklus 1. Pengamatan terhadap hasil
belajar ini dilakukan sendiri oleh peneliti, sedangkan pengamatan terhadap proses
aktifitas peserta didik dan guru dilakukan oleh guru kelas II yaitu Ayuk Septiana
Dewi,S.Pd sebagai obsever.
4.2.3Refleksi
Berdasarkan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus
1 pertemuan pertama dan kedua diperoleh data kuantitatif melalui tes formatif
yaitu pada aspek kognitif di dalam siklus 1 yang menggunakan model
pembelajaran Teams Game Tournament.
Destribusi perolehan skor tes IPA pada siklus 1 dapat diketahui pada tabel
Tabel 4.2
Data Nilai Hasil Pembelajaran IPA Siklus 1 No Hasil Tes Jumlah Siswa Persentase
1 46 1 7%
2 60 3 20%
3 73 3 20%
4 80 7 46%
5 86 1 7%
Jumlah 15 100%
Ketuntasan hasil belajar pada siklus 1 dapat dilihat pada table berikut ini :
Tabel 4.3
Distribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1 No Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Skor Ketuntasan Belajar
1 ≥67 Tuntas 11 73%
2 <67 Tidak Tuntas 4 27%
Jumlah 15 100%
Berdasarkan tabel destribusi skor IPA kondisi Siklus 1 diatas, data hasil uji
tes siklus 1 menunjukkan sebagian besar perserta didik mancapai kentutasan
belajar dan ada beberapa peserta didik yang belum mencapai ketuntasan belajar.
Peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥67 sebanyak 11
peserta didik atau sebesar 73% sedangkan peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar hanya sebanyak 4 pseserta didik atau sebesar 27%, dengan
ketercapaian nilali tertinggi adalah 86 sedangkan nilai terendah 46. Untuk lebih
jelasnya dapat melihat data destribusi persentase perolehan hasil belajar IPA dapat
Gambar 3
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 1
Berdasarkan gambar diagram lingkaran diatas menunjukkan perbandingan
dari hasil pembelajaran IPA saat pra siklus yang hanya mencapai ketuntasan
belajar dengan KKM ≥67 hanya 20% sedangkan pserta didik yang belum
memenuhi kriteria ketuntasan belajar sebanyak 80%, setelah melakukan perbaikan
belajar pada siklus 1 yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥67
sebanyak 73% sedangkan yang belum tuntas sebanyak 27%.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
tindakan siklus 1 di kelas 5 SD Negeri Watuagung 01 Kabupaten Semarang
prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik diketahui nilai yang dicapai : nilai
terendah 46, nilai tertinggi 86. Dengan demikian dapat disimpulkan perbaikan
pembelajaran yang dilakukan di siklus 1 dengan model pembelajaran Teams
Game Tournament sudah ada kemajuan, tetapi belum dapat muntaskan semua
hasil belajar peserta didik. Karena itu, di rencanakan perbaikan pembelajaran
siklus 2.
73% 27%
tuntas
4.3 Deskripsi Pelaksanaan Siklus 2 4.3.1Perencanaan Tindakan Penelitian
Pada pembelajaran perbaikan belajar siklus 2 yang dilaksanakan pada
tanggal 12 April-13 April 2017 yang terdiri dari dua pertemuan. Sebelum
pembelajaran dilaksanakan, peneliti dan observer berdiskusi untuk membuat
proses belajar lebih kondusif. Peneliti menyiapkan rencana pembelajaran siklus 1
untuk mata pelajaran IPA dengan matarei Cahaya dan Sifat-sifatnya. Dalam
melaksanakan perbaikan pembelajaran peneliti menerapkan pembelajaran model
kooperatif tipe Teams Game Tournament (TGT), adapun langkah-langkah
pembelajaran terlampir.
Peneliti kemudian menyiapakan lembar observasi kinerja guru untuk dalam
pelaksanaan pembelajaran untuk diamati oleh observer dan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik memehami materi selama pembelajaran, peneliti
merancang sebuah alat evaluasi berupa soal tes yang akan menguji peserta didik
dengan materi yang diajarkan.
4.3.2Pelaksanaan Tindakan Penelitian dan Observasi
Pelaksanaan perbaikan belajar pada siklus 2 telah sesuai dengan yang
direncanakan pada langkah-langkah pembelajaran. Tahap pelaksanaan siklus 2
merupakan tahap penerapan dari perencanaan yang telah dibuat setelah siklus 1
dilaksanakan. Pada siklus 2 ini terdapat dua pertemuan.
a. Pertemuan Pertama
Pertemuan pertama pada tanggal 12 April 2017 untuk melakukan kegiatan
perbaikan belajar dalam kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran
yang akan diajarkan, guru menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan
yaitu pembiasan cahaya dan penguraian cahaya, guru membagi peserta didik
dalam sebuah kelompok, guru membagikan materi pelajaran dalam bentuk teks
yang sudah dibagi per sub pokok bahasan, guru menyuruh setiap anggota
kelompoknya membaca teks yang telah dibagikan dan bertanggung jawab untuk
mempelajarinya, peserta didik dan guru melakukan percobaan bersama-sama
guru yaitu penguraian cahaya, guru membagikan kartu perkelompok untuk
menantukan siapa yang mendapat giliran pertama kedua dan ketiga dalam
kelompoknya, guru membacakan sebuah pertanyaan dan perwakilan kelompok
bagian pertama berebut untuk menjawab dengan mengacungkan tangan terlebih
dahulu, kegiatan ini trus berlangsung dengan merolling anggotanya sampai
pertanyaan yang dibacakan guru habis, guru mengumpulkan point setiap
kelompok untuk diakumulasi dan dijadikan poin sementara. Sedangkan kegiatan
akhir diisi dengan membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah
dilaksanakan, tanya jawab, tindak lanjut.
b. Pertemuan Kedua
Pertemuan kedua pada tanggal 13 April 2017 untuk melakukan kegiatan
perbaikan belajar. Pada awal pertemuan kedua ini guru mengingatkan pelajaran
yng sudah di pelajari sebelumnya pada siklus pertama dan pertemuan pertama
pada siklus 2, dalam kegiatan inti guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang
akan diajarkan, guru menjelaskan materi pembelajaran yang akan diajarkan, guru
membagi peserta didik dalam sebuah kelompok yang sama saat pertemuan
pertama, guru membagikan materi pelajaran dalam bentuk teks yang sudah dibagi
per sub pokok bahasan, guru menyuruh setiap anggota kelompoknya membaca
teks yang telah dibagikan dan bertanggung jawab untuk mempelajarinya, peserta
didik dan guru melakukan percobaan bersama-sama tentang penguraian cahaya,
siswa melihat demonstrasi percobaan yang dilakukan guru, guru membagikan
kartu perkelompok untuk menantukan siapa yang mendapat posisi P1 P2 dan P3
dalam kelompoknya, guru menempatkan P1 dalam kelompok P1 untuk saling
melakukan tournament sama halnya dengan P2 dan P3, setelah tournament pesrta
didik kembali kekelompoknya semula, guru mengumpulkan point setiap
kelompok untuk diakumulasi dan dijadikan poin akhir yang sudah digabungkan
dengan poin sementara pada pertemuan pertama, guru memberiakan reward pada
kelompok yang memenangkan lomba tournament. Dalam kegiatan akhir diisi
dengan membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan, tanya
Pengamatan dilakukan selama pembelajaran berlangsung, pelaksanaan
pengamatan meminta bantuan observer dari guru kelas II untuk mengamati
jalannya pembelajaran dari awal hingga akhir pembelajaran degan cara mengisi
centang pada kolom observasi yang telah disediakan. Pengamatan ini dilakukan
untuk mengamati aktivitas peserta didik selama kegiatan pembelajaran
berlangsung melalui model pembelajaran Teams Game Tournament (TGT).
4.3.3Refleksi
Berdasarkan dari kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan pada siklus
1 pertemuan pertama dan kedua diperoleh data kuantitatif melalui tes formatif
yaitu pada aspek kognitif di dalam siklus 2 yang menggunakan model
pembelajaran Teams Game Tournament mengalami peningkatan.
Destribusi perolehan skor tes IPA pada siklus 2 dapat diketahui pada tabel
berikut ini :
Tabel 4.4
Data Nilai Hasil Pembelajaran IPA Siklus 2 No Hasil Tes Jumlah Siswa Persentase
1 73 2 13%
2 80 2 13%
3 86 6 41%
4 93 3 20%
5 100 2 13%
Jumlah 15 100%
Tabel 4.5
Destribusi Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2 No Kriteria Frekuensi Persentase (%)
Skor Ketuntasan Belajar
1 ≥67 Tuntas 15 100%
2 <67 Tidak Tuntas 0 0%
Jumlah 15 100%
Berdasarkan tabel destribusi skor IPA kondisi Siklus 2 diatas, data hasil uji
soal siklus 2 menunjukkan seluruh perserta didik mancapai kentutasan belajar.
Peserta didik yang mencapai ketuntasan belajar dengan KKM ≥67 sebanyak 15
peserta didik atau sebesar 100% sedangkan peserta didik yang belum mencapai
ketuntasan belajar tidak ada atau sebesar 0%, dengan ketercapaian nilali tertinggi
adalah 100 sedangkan nilai terendah 73. Untuk lebih jelasnya dapat melihat data
destribusi persentase perolehan hasil belajar IPA dapat disajikan pada gambar
diagram lingkaran berikut ini :
Gambar 4
Diagram Lingkaran Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siklus 2
100% 0%
tuntas
Berdasarkan gambar diagram lingkaran diatas menunjukkan perbandingan
dari hasil pembelajaran IPA saat siklus 1 yang mencapai ketuntasan belajar
dengan KKM ≥67 sebanyak 73% dan yang belum mencapai ketuntasan belajar
sebanyak 27%, sedangkan pada siklus 2 peserta didik yang memenuhi kriteria
ketuntasan belajar sebanyak 100% dan yang tidak tuntas 0%.
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran
tindakan siklus 2 di kelas 5 SD Negeri Watuagung 01 Kabupaten Semarang
prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik diketahui nilai yang dicapai : nilai
terendah 73, nilai tertinggi 100. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa
sebanyak 16 peserta didik yang melakukan perbaikan pembelajaran di siklus 2
dengan model pembelajaran Teams Game Tournament sudah mencapai KKM dan
peserta didik 100% tuntas dalam melakukan perbaikan belajar.
4.4 Hasil Analisis Data Penelitian
4.4.1Perbandingan Hasil Belajar Kondisi Pra siklus, Siklus 1, Siklus 2
Perbandingan dari keberhasilan hasil belajar pada kondisi pra siklus, siklus
1, siklus 2 dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 4.6
Perbandingan Hasil Belajar Pada Pra Siklus ,Siklus 1,Siklus 2
No KKM Ketuntasan
Kondisi
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Persentase
1 ≥67 Tuntas 3 20% 11 73% 15 100%
2 <67 Tidak Tuntas 12 80% 4 27% - 0%
Jumlah 15 100% 15 100% 15 100%
Berdasarkan pada gambar tabel diatas menunjukkan peningkatan dari pra
siklus yang tuntas hanya 3 peserta didik atau 20% dan yang tidak tuntas sebanyak
12 peserta didik atau 80% dengan nilai tertinggi 76 dan terendah 32. Pada siklus 1
hasil belajar siswa mengalami peningkatan terlihat pserta didik yang tuntas
dengan nilai tertinggi 86 dan terendah dengan nilai 46, sedangkan pada siklus 2
mengalami peningkatan hasil belajar yang signifikan yaitu dimana seluruh peserta
didik tuntas dalam hasil belajar 100% dengan nilai tertinggi 100 dan terendah 73.
Tujuan penelitian yang dicapai selama ini dilaksanakan sudah tercapai dilihat dari
persentase ketuntasan mencapai 100% yang melebihi dari 90% oleh karena itu,
proses perbaikan pembelajaran dianggap selesai. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada diagram batang dan diagram lingkaran berikut ini :
Gambar 5
Diagram Batang Perbandingan Nilai Terendah dan Nilai Tertinggi Hasil Belajar IPA saat Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
Gambar 6
Diagram Lingkaran Perbandingan Ketuntasan Hasil Belajar IPA saat Pra Siklus, Siklus 1, dan Siklus 2
20%
73%
100% Pra Siklus
Siklus 1