• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Peningkatan Peran Komite Sekolah dalam Penyusunan Rencana Anggaran Kegiatan Sekolah (RAKS) dengan Model in House Training di Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

31

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1

Setting Penelitian

Penelitian ini dilakukan Kelompok Kerja Guru

Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung Kabupa

ten Temanggung, dengan sekretariat Gugus SD

Negeri Manding Kecamatan Temanggung. SD Imbas

yang ada di Gugus Lokantara ada empat (4) Sekolah

Dasar diantaranya adalah: 1) SD Negeri Tlogorejo, 2)

SD Negeri Joho, 3) SD Negeri Kebonsari dan 4) SD

Negeri Gilingsari. Sekolah Dasar yang tergabung

pada Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung

sejumlah lima (5) Sekolah itu terdiri satu (1) SD Inti

sebagai pusat Kegiatan dan empat (4) SD Imbas.

Sekolah Dasar yang tergabung di Gugus Lokantara

berada di pinggiran kota Temanggung.

Tabel 3.1 Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

No Tahapan Kegiatan

Bulan

Feb Mar Apr Mei 1 Persiapan

Penelitian 2 Pelaksanaan

Penelitian 6 Penyusunan

(2)

32

3.2

SubjekPenelitian

Subyek pada kegiatan penelitian ini adalah

komite sekolah yang ada di setiap SD yang tergabung

dalam Gugus Lokantara meliputi Ketua komite

Sekolah, Sekretaris, Bendahara dan Sekretaris

Bidang lainnya. Kegiatan penelitian berfokus pada

“Peran Badan Pertimbangan Komite Sekolah”. Salah

satu peran Badan pertimbangan komite sekolahh

adalah bidang Perencanaan Sekolah meliputi: 1)

Mengidentifikasi sumber daya pendidikan dalam

sekolah, 2) Memberikan masukan untuk penyusunan

RAPBS, 3) Menyelenggarakan rapat RAPBS/RAKS

(sekolah, orangtua siswa, masyarakat), 4) Memberi

kan pertimbangan perubahan RAPBS/RAKS, 5) Ikut

mengesahkan RAPBS bersama kepala sekolah.

3.3

Jenis Penelitian

Kegiatan penelitian ini merupakan penelitian

tindakan dengan permasalahan penelitian yang

diambil. Batasan dari penelitian ini adalah Peran

badan pertimbangan komite sekolah pada

masing-masing sekolah di Gugus Lokantara UPT Dinas

Pendidikan Kecamatan Temanggung Kabupaten

(3)

33

3.4

Sumber Data

Untuk memproleh data dalam penelitian ini

bersumber dari dokumen, hasil wawancara dan

observasi peleksanaan kegiatan In House Training.

Sumber data tersebut terinci sebagai berikut:

1) Dokumen yang berhubungan dengan keberadaan

Komite Sekolah antara lain:

a.Keputusan MenteriPendidikan Nasional Nomor

044/u/2002 tentang Dewan Pendidik an dan

Komite Sekolah.

b.Program Komite Sekolah di lingkungan Gugus

Lokantara Kecamatan Temanggung,

c. Rencana Anggaran Kerja Sekolah (RAKS) dari

lima (5) Sekolah di lingkungan Gugus Lokan

tara

2) Wawancara: Wawancara dimaksudkan untuk

memperoleh data yang bersumber dari Kepala

Sekolah dan Ketua Komite Sekolah se Gugus

Lokantara Kecamatan Temanggung

3) Observasi: Observasi dilakukan pada kegiatan

pelatihan (IHT), dimana para pengurus Komite

Sekolah menerima materi Keputusan Menteri

Pendidikan Nasional Nomor 044/u/2002 tentang

(4)

34

3.5

Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah pelaksa

naan pendidikan dan pelatihan dengan model IHT

untuk meningkatkan peran badan pertimbangan

komite sekolah. Kenyataan kondisi dilapangan peran

tersebut masih randah. Sehingga perlu adanya

kegiatan untuk mengatasi kesenjangan tersebut.

Langkah-langkah yang digunakan dalam pelaksana

an kegiatan pendidikan dan pelatihan dengan model

In House Training (IHT) adalah langkah-langkah

yangg dikemukakan oleh Goad (2006:12) sebagai

berikut :

1) Analisis kebutuhan pelatihan (analyze to deter

mine training requirements),

2) Desain pendekatan pelatih an (design the training

approach),

3) Pengembangan materi pelatihan (develop the train

ing materials),

4) Pelaksanaan pelatihan (conduct the training), dan

5) Evaluasi dan pemutakhiran pelatihan (evaluate

and update the training).

3.6

ProsedurPenelitian

Pada prosedur penelitian ini peneliti menjabar

(5)

35 pada kegiatan peningkatan peran badan pertim

bangan komite sekolah dengan model In House

Training (IHT).

1) Pra pelatihan

Pada tahap ini langkah pertama yang dilakukan

mengadakan studi dokumen dengan mengkaji

dokumen yang berhubungan dengan keberada

an dan kegiatan komite sekolah antara lain :

a. Keputusan MenteriPendidikan Nasional

Nomor 044/u/2002 tentang Dewan Pendidik

an dan Komite Sekolah.

b. Rencana Anggaran Kerja Sekolah (RAKS) dari

lima (5) Sekolah di lingkungan Gugus Lokan

tara

c. Program Komite Sekolah di lingkungan

Gugus Lokantara Kecamatan Temanggung.

2) Tahap pelaksanaan penelitian.

Pada tahap ini peneliti melaksanakan kegiatan

dari persiapan sampai pelaksanaan pelatihan.

Tahapan tersebut memuat langkah-langkah yang

diperlukan dalam pelatihan antara lain:

a.Analisis kebutuhan pelatihan (analyze to deter

(6)

36 Pada langkah ini peneliti menganalisis kebutuh

an-kebutuhan yang diperlukan dalam pelaksa

naan pelatihan antara lain sebagai berikut:

(1) Penyusunan panitia penyelenggara

(2) Mendata peserta pelatihan.

(3) Mempersiapkan daftar hadir (nara sumber,

peserta pelatihan, panitia penyelenggara

pelatihan).

(4) Memastikan jumlah kebutuhan untuk

anggaran kegiatan (anggaran administrasi,

anggaran nara sumber, anggaran untuk

penggandaan materi, anggaran konsumsi).

(5) Menentukan waktu dan tempat pendidikan

dan latihan.

b.Desain pendekatan pelatihan (design the

training approach)

Pada langkah ini peneliti menentukan pende

katan pelatihan yang sesuai dengan kebutuhan

para komite sekolah yaitu pendekatan In

House Training.

c. Pengembangan materi pelatihan (develop the

train ing materials),

Pada langkah ini peneliti menentukan materi

yang akan disajikan dalam kegiatan pendidik

an dan latihan dengan pendekatan In House

(7)

37 Materi tersebut tercantum pada tabel di bawah

ini.

Tabel: 3.2

Pengembangan Materi Kegiatan pendidikan dan pelatihan Dengan pendekatan In House Train ing Untuk meningkatkan peran komite sekolah Gugus Lokantara kecamatan Temanggung

NO PENGEMBANGAN MATERI

1 Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 044/u

/2002 tentang Dewan Pendidikan dan Komite Sekolah.

2 Rencana Anggaran Kerja Sekolah (RAKS) dari lima (5)

Sekolah di lingkungan Gugus Lokantara

3 Program Komite Sekolah di lingkungan Gugus Lokantara

Kecamatan Temanggung.

4 Implementasi Diskusi penyusunan RAKS dan Program

Komite Sekolah di masing-masing sekolah

5 Validasi hasil diskusi komite sekolah dengan dewan

guru dari masing-masing sekolah

d.Pelaksanaan pelatihan (conduct the training)

Pada tahap ini kegiatan yangg dilaksanakan

antara lain:

(1) Mengisi daftar hadir

(2) Menerima materi pelatihan

(3) Penyampaian materi

(4) Pengurus komite Sekolah dan dewan guru

di masing-masing sekolah mengadakan

diskusi menyusun RAKS dan Program

(8)

38 (5) Pemvalidasian hasil diskusi kelompok dari

masing-masing sekolah di gugus lokantara

ke camatan Temanggung

e. Evaluasi dan pemutakhiran pelatihan (evalu

ate and update the training).

Pada langkah ini peneliti mengadakan evaluasi

dari semua elemen peleksanaan pendidikan

dan pelatihan dengan In House Training antara

lain:

(1) Mengevaluasi panitia penyelenggara,

(2) Mengevaluasi nara sumber,

(3) Mengevaluasi peserta pendidikan dan

pelatihan,

(4) Mengevaluasi kesesuaian materi pelatihan.

3.7

Teknik dan Alat Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini

peneliti menggunakan data primer yang bersumber

dari Kepala sekolah se Gugus Lokantara Kecamatan

Temanggung serta Ketua Komite sekolah sebagai

peserta pelatihan.Cara memperolehnya dengan meng

gunakan instrumen wawancara dan observasi/

pengamatan yang terprogram menjadi empat kelom

pok pelaksanaan.

Pertama, studi dokumentasi dilaksanakan pada

pra pelatihan dengan maksud untuk mencari data

(9)

39

Kedua, data diperoleh pada awal kegiatan pelatihan

dengan maksud untuk mengumpulkan data kesiap

an peserta pelatihan dan kesiapan instruktur dalam

pelaksanaan pelatihan.

Ketiga, data diperoleh pada pertemuan kedua

kegiatan pelatihan, dengan maksud untuk mengum

pulkan data kondisi peserta pelatihan hubungnnya

dengan kegiatan dan tugas yang diberikan oleh

instruktur.

Keempat, pada pertemuan ketiga ini peneliti mengum

pulkan data keberhasilan dalam penyusunan RAKS/

RAPBS bagi para peserta pelatihan dengan jalan

mengadakan memvalidasi hasil kerja .

3.8

Teknik

Analisis Data

Analisis data merupakan proses mencari dan

menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari

hasil pengamatan dan wawancara dan dokumentasi.

Sehingga peneliti dalam proses menganalisa data

menggunakan proses sebagai berikut:

1) data yang diperoleh dari studi dokumentasi yang

dilaksanakan pada pra pelatihan dianalisa untuk

dijadikan landasan kegiatan pelatihan sesuai

dengan kebutuhan para peserta pelatihan.

2) pada tahap pertama pertemuan pertama, instruk

tur dan peserta pelatihan akan dianalisis tentang

(10)

40 yang disajikan oleh instruktur sesuai dengan

harapannya atau tidak.

3) pada pertemuan kedua pelaksanaan diskusi

kelompok diantara komite sekolah dan dewan

guru di sekolah masing-masing di Gugus

Lokantara Kecamatan Temanggung.

4) pada pertemuan ketiga yang dianalisis adalah

hasil pengamatan tentang validasi penyusunan

RAKS/RAPBS.

3.9

Teknik Validasi Data

Validitas merupakan derajat ketepatan antara

data yang terjadi pada objek penelitian dengan data

yang dapat dilaporkan oleh peneliti. Data yang

diperoleh dinyatakan valid apabila data yang dilapor

kan oleh peneliti sama dengan data yang sesung

guhnya terjadi pada di lapangan sebagai obyek pene

litian.

Selanjutnya uji validitas dalam penelitian ini

peneliti menggunakan triiangulasi dengan tujuan

bukan hanya mencari kebenaran tentang berapa

fenomena yang ada, tetapi lebih pada peningkatan

pemahaman peneliti terhadap apa yang telah

ditemukan. Uji validasi dengan triiangulasi akan

lebih meningkatkan kekuatan data, bila dibanding

(11)

41 Atas dasar uraian diatas maka uji validitas

yang digunakan peneliti adalah dwiangulasi. Antara

lain sebagi berikut:

1. Triangulasi data dengan cara membandingkan

data hasil pengamatan dengan hasil wawancara,

data hasil wawancara dengan dokumentasi dan

data hasil pengamatan dengan dokumentasi.

Hasil perbandingan ini diharapkan dapat menya

tukan persepsi atas data yang diperoleh.

2. Triangulasi metode, dengan cara mencari data

lain tentang sebuah fenomena yang diperoleh

dengan menggunakan metode yang berbeda yaitu

pengamatan, wawancara dan dokumentasi. Kemu

dian hasil yang diperoleh dengan menggu nakan

metode ini dibandingkan dan disimpulkan sehing

ga memperoleh data yang bisa dipercaya.

Pengecekan keabsahan data penelitian ini,

penulis melakukan tiga hal tersebut diatas sebagai

penyatuan persepsi dari hasil data yang diperoleh

penulis dari pihak dinas, kepala sekolah, guru

maupun semua hal yang diperoleh penulis dalam

observasi atau pengamatan.

3.10

Indikator Kinerja

Keberadaan Komite Sekolah harus bertumpu

pada landasan partisipasi masyarakat dalam mening

(12)

42 sekolah. Bentuk pelayanan komite sekolah tersebut

tertuang dalam Peran komite sekolah.

Peran komite sekolah itu antara lain sebagai beri

kut: 1) Pemberi pertimbangan (advisory agency)

dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendi

dikan di satuan pendidikan, 2) Pendukung (suppor

ting agency), baik yang berwujud finansial, pemikir

an, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidik

an di satuan pendidikan, 3)Pengontrol (controlling

agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas

penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan

pendidikan, 4) Mediator antara pemerintah (ekseku

tif) dengan masyarakat di satuan pendidikan.

Indikator kinerja dalam kegiatan penelitian ini

adalah penelitian dikatakan berhasil apabila komite

sekolah melaksanakan peran sertanya sebagai badan

pertimbangan khususnya dalam penyusunan RAKS/

RAPBS dengan memasukkan delapan (8) Standar

Nasional Pendidikan (SNP). Dalam lingkungan gugus

lokantara ada lima (5) Sekolah Dasar yang terga

bung, sehingga dikatakan berhasil apabila minimal

tiga (3) Sekolah Dasar di lingkungan gugus lokantara

melaksanakan perannya komite sekolah sebagai

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Pengumpulan Data Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Komite Sekolah dalam peningkatan mutu pendidikan di Sekolah Dasar se Gugus Irawan Kecamatan Masaran Kabupaten Sragen melalui peran dan fungsinya sebagai: 1) pemberi arahan

“Komite sekolah tidak pernah menjalankan tugas dan fungsinya dengan baik terutama dilihat dari kinerja komite sekolah yang masih sangat rendah. Komunikasi dengan sekolah

Melihat beberapa fenomena yang terjadi di kabupaten Temanggung maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian mengenai peningkatan mutu pendidikan di Gugus Jayabaya

Terdapat 5 aspek yang berperan pada peningkatan mutu pendidikan pada Gugus Jayabaya Kecamatan Gemawang Kabupaten Temanggung yaitu : (1) PBM (Proses Belajar Mengajar), (2) Guru,

6 Reynolds mendefinisikan Manajemen Berbasis Sekolah yang dia sebut juga sebagai Site-Based management dengan 3 komponen penting, yaitu: (1) Delegasi Kewenangan

Berdasarkan tabel 4.5 peran Komite Sekolah sebagai pemberi pertimbangan ( advisory agency) dari instrumen angket terdiri dari 8 indikator diperoleh total skor 1.480

Pendidikan dan pelatihan dengan model In House Train ing (IHT) akan berjalan dengan baik dan membuahkan hasil sesuai dengan harapan manakala menggunakan

Peran Komite Sekolah dalam Pengelolaan Dana BOS Di Sekolah Dasar Negeri Se Gugus 1 Kecamatan Kalikajar Kabupaten Wonosobo Secara keseluruhan peran komite sekolah dalam pengelolaan